MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah...

59
MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI (Kasus pada pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Cikole) SALWA NURHANIFAH DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah...

Page 1: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA

DI KOTA SUKABUMI

(Kasus pada pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Cikole)

SALWA NURHANIFAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima
Page 3: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Motivasi Wanita

Berwirausaha di Kota Sukabumi (Kasus pada pelaku usaha kecil dan menengah di

Kecamatan Cikole) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Salwa Nurhanifah

NIM H34124052

Page 4: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima
Page 5: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

ii

ABSTRAK

SALWA NURHANIFAH. Motivasi Wanita Berwirausaha di Kota Sukabumi (Kasus

pada pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Cikole) Dibimbing oleh

TINTIN SARIANTI.

Wirausaha wanita merupakan potensi sumberdaya manusia yang perlu

diberdayakan dan ditingkatkan kualitasnya. Salah satu bentuk keterlibatannya yaitu

sebagai pelaku ekonomi berskala mikro, kecil dan menengah. Dalam menjalankan

usaha, seseorang harus memiliki karakterisitik wirausaha, seperti memiliki

pengetahuan dalam berwirausaha, berkeinginan merubah nasib, memiliki keberanian

dalam mengambil keputusan dan adanya dukungan keluarga/suami. Terselenggaranya

perekonomian tersebut tidak terlepas dari adanya motivasi. Motivasi merupakan

aspek utama dalam mendorong berdirinya kegiatan kewirausahaan. Terdapat tiga

variabel penting yang dapat mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu kebutuhan

eksistensi, kebutuhan hubungan, dan kebutuhan berkembang. Tujuan penelitian ini

untuk mengkaji hubungan antara karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi

berwirausaha. Hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa variabel

yang memiliki korelasi atau hubungan nyata positif yaitu variabel berkeinginan

merubah nasib dan adanya dukungan keluarga/suami berhubungan dengan kebutuhan

eksistensi dan kebutuhan berkembang serta keberanian dalam mengambil keputusan

dengan kebutuhan akan berhubungan.

Kata kunci : Motivasi, Karakteristik Wirausaha Wanita

ABSTRACT

SALWA NURHANIFAH. Motivation of Women Enterpreneurship in Sukabumi (A

case in the act of micro scale, small and middle enterprise at Kecamatan Cikole)

advised by TINTIN SARIANTI.

Women enterpreneurship is a human resource potential which is needed to be

empowered and enhanced. One of the involving form is as the act of economic micro

scale, middle and small. In running the business, someone should have an

enterpreneur characteristic, such as having knowledge in enterpreneurship, have a

desire to change the fate, dare to make a decision and supported by her

family/husband. Its economic implementation can not be separated with the

motivation. Motivation is a major aspect in supporting the development of

enterpreneur activity. There are three important variables which can affect

someone’s motivation, existence needs, relationship needs, and growth needs. The

aims of this research is to assess the relation between women’s enterpreneur

characteristic and enterpreneur motivation. The rank spearman corelation result

shows that the variable which has a corelation or real positive relation is the variable

of desire to change the fate and supported by family/husband related to the needs of

existence and needs of growth also dare to take a decision with needs will also

related.

Keywords : Motivation, Women’s Enterpreneurship Characteristic

Page 6: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima
Page 7: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

iii

MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA

DI KOTA SUKABUMI

(Kasus pada pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Cikole)

SALWA NURHANIFAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima
Page 9: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

iv

Judul Skripsi: Motivasi Wan ita Berwirausaha di Kota Sukabumi (Kasus pada

Nama NTM

pelaku usaha kecil dan menengah di Kecamatan Cikole) : Salwa Nurhanifah : H34124052

Disetujui oleh

Tintin Sarianti, SP. MM Pembimbing

Diketahui oleh

Tanggal Lulus: 1 B SEP 2014

Page 10: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima
Page 11: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah

Motivasi Wanita Berwirausaha di Kota Sukabumi (Kasus pada pelaku usaha kecil

dan menengah di Kecamatan Cikole)

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Tintin Sarianti SP. MM selaku

pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf Dinas

Koperasi Industri dan Perdagangan Bagian UKM Kota Sukabumi, dan wanita

wirausaha pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kota Sukabumi. Serta pihak

– pihak yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih

juga disampaikan kepada ayah, ibu serta seluruh keluarga dan teman – teman atas

segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Salwa Nurhanifah

Page 12: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 5

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 7

Ruang Lingkup Penelitian 7

TINJAUAN PUSTAKA 7

KERANGKA TEORI 9

Kerangka Pemikiran Teoritis 9

Motivasi 9

Wirausaha 11

Berbagai Macam Profil Wirausaha 12

Karakteristik Individu 13

Karakteristik Wirausaha 13

Wirausaha Wanita (Women Enterpreneur) 13

Kerangka Pemikiran Operasional 14

METODE PENELITIAN 16

Lokasi dan Waktu 16

Metode Penentuan Sampel 17

Data dan Instrumentasi 17

Metode Pengumpulan Data 18

Metode Pengolahan Data 18

Analisis Statistik Deskriptif 18

Analisis Korelasi Rank Spearman 19

Definisi Operasional 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 21

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 21

Keadaan Geografis 21

Karakteristik responden 22

Analisis Karakteristik Wirausaha Wanita dan Motivasi Berwirausaha 27

Karakteristik Wirausaha Wanita 27

Motivasi Berwirausaha 28

Hubungan Karakteristik Wirausaha Wanita dengan Motivasi Berwirausaha 29

SIMPULAN DAN SARAN 34

Simpulan 34

Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36

RIWAYAT HIDUP 45

Page 13: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

vii

DAFTAR TABEL

1 Sebaran jumlah sentra UKM Jawa Barat tahun 2012 2

2 Penentuan kategori skor berdasarkan kategori jawaban responden 19

3 Kelompok umur responden 23

4 Tingkat pendidikan responden 23

5 Latar belakang keluarga responden 24

6 Jumlah tanggungan keluarga responden 24

7 Rataan skor karakteristik wirausaha wanita di Kota Sukabumi menurut

indikator motivasi 27

8 Rataan skor motivasi berwirausaha di Kota Sukabumi menurut indikator

motivasi 28

9 Koefisien korelasi karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi

berwirausaha 30

DAFTAR GAMBAR

1 Persentase pekerja wanita yang bekerja di sektor formal dan informal di Jawa

Barat pada tahun 2013 1

2 Persentase jumlah UKM kota sukabumi pada tahun 2008-2012 3

3 Jumlah UKM wanita per sektor industri kota sukabumi Tahun 2013 4

4 Partisipasi angkatan kerja wanita di kota sukabumi tahun 2012 5

5 Jumlah UKM wanita kota sukabumi tahun 2013 6

6 Motivasi sebagai proses psikologis 10

7 Kerangka pemikiran operasional 16

8 Macam-macam produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) kota sukabumi 26

DAFTAR LAMPIRAN

1 Foto-foto bersama responden pengelola Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

kota sukabumi 39

2 Data identitas responden 41

3 Hasil analisis korelasi rank spearman 44

Page 14: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

viii

Page 15: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kewirausahaan di Indonesia merupakan topik yang sedang marak

dibicarakan, namun demikian jarang diakui bahwa enam puluh persen

wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang

bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima persen, usaha

menengah tiga belas persen, dan hanya dua persen yang memiliki usaha besar.

Wanita wirausaha memiliki andil dalam mendorong peranan wanita sebagai

agen perubahan, hal tersebut merupakan sumber kegiatan ekonomi yang cukup

besar dalam penciptaan lapangan kerja baru, oleh karenanya layak untuk

mendapat perhatian (Tinaprilla 2007). Kondisi wirausahawan wanita di

Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, kondisi tersebut dapat terlihat

dari banyaknya koperasi-koperasi wanita baru dan beragam bisnis usaha kecil

dan menengah yang terbentuk dan sukses (SMECDA 2006). Sektor informal

di Jawa Barat menjadi salah satu penyedia lapangan kerja yang potensial.

Kaum wanita pun terlibat besar dalam mewujudkan tatanan ekonomi di

masyarakat.

Gambar 1 Persentase pekerja wanita yang bekerja di sektor formal dan

informal di Jawa Barat pada tahun 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah

pekerja wanita yang bekerja di sektor informal di Jawa Barat lebih besar

daripada jumlah pekerja wanita di sektor formal, yaitu sebanyak 52,58 persen

bekerja di sektor informal, sedangkan di sektor formal tercatat sebanyak 47,42

persen. Dhefira (2014) mengatakan bahwa sektor formal adalah usaha yang

memiliki izin dan terdaftar di kantor pemerintahan. Adapun ciri-cirinya yaitu

adanya izin mendirikan usaha dari pemerintah (SIUP), ada akta pendirian oleh

notaris, memiliki pembukuan/laporan keuangan yang jelas dan rutin

melaporkan keuangan ke kantor pajak. Sedangkan sektor ekonomi informal

adalah usaha yang tidak memiliki ijin dan tidak terdaftar di lembaga

pemerintahan. Adapun ciri-cirinya yaitu : tidak memiliki izin usaha, modal

relative kecil, peralatan yang digunakan sederhana, tidak terkena pungutan

Page 16: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

2

pajak dan administrasi tidak punya/sangat sederhana. Sethurahman (1981)

menambahkan bahwa yang membedakan sektor formal dengan informal adalah

skala dan asal pekerjanya. Sebagian besar UKM (Usaha Kecil dan Menengah)

merupakan salah satu sektor informal dengan subsektor umumnya adalah

perdagangan dan jasa (Dini 2010). Bentuk keterlibatan wanita dalam sektor

informal salah satunya sebagai pelaku ekonomi berskala mikro, kecil dan

menengah. Keberadaan industri kecil terutama industri rumah tangga banyak

melibatkan tenaga kerja wanita, baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Terselenggaranya perekonomian tersebut tidak terlepas dari adanya

motivasi. Motivasi merupakan aspek utama dalam mendorong berdirinya

kegiatan kewirausahaan. Terdapat tiga variabel yang dapat mempengaruhi

motivasi seseorang dalam berwirausaha guna memenuhi kebutuhan, yaitu

kebutuhan eksistensi (existence needs), kebutuhan berhubungan (relatedness

needs), dan kebutuhan berkembang (growth needs) (Winardi 2011). Selain itu,

lingkungan juga dapat mendorong timbulnya motivasi seperti lingkungan kerja

dan sekolah yang memberikan mata pelajaran kewirausahaan yang dapat

membangkitkan minat berwirausaha. Dorongan lain yang dapat membentuk

seseorang memiliki jiwa wirausaha juga datang dari teman sepergaulan,

lingkungan keluarga dan sahabat, dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide

wirausaha serta masalah yang dihadapi dalam berwirausaha dan cara-cara

mengatasi masalah tersebut.

Ada beberapa alasan wanita terlibat menjadi pengusaha, pertama adalah

karena tekanan ekonomi yaitu memperoleh pendapatan untuk menambah

penghasilan suami, secara alamiah usaha terebut sudah terbentuk dari orang

tuanya sehingga mereka mewarisi usaha tersebut dan adanya keinginan wanita

untuk menjalankan usaha pribadinya dimana suami mereka memiliki pekerjaan

lain dan mereka sendiri sudah memiliki pengalaman (Machfud et al 1994).

Kondisi inilah yang mendorong, memotivasi wanita untuk memutuskan

berwirausaha. Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya wanita

cenderung memilih bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan agar dapat

membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Menurut Septianingsih (2011),

pengusaha wanita cenderung mengutamakan keamanan keluarga dan control

diri mereka.

Sektor perkoperasian dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

mempunyai kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Jawa Barat.

Jumlah UKM yang terdapat di Jawa Barat menurut Dinas Koperasi Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) dengan jumlah sentra UKM yang

tersebar di lima wilayah yakni Wilayah Priangan Barat, Wilayah Priangan

Timur, Wilayah Bogor, Wilayah Purwakarta dan Wilayah Cirebon.

Tabel 1 Sebaran jumlah sentra UKM Jawa Barat tahun 2012

Wilayah Jumlah Sentra (%)

Wilayah Priangan Barat

Kota Bandung 30

Kota Cimahi 18

Wilayah Priangan Timur

Kota Tasikmalaya 18

Kota Banjar 6

Page 17: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

3

Wilayah Bogor

Kota Sukabumi 20

Kota Bogor 9

Depok 9

Wilayah Purwakarta

Kota Bekasi 13

Wilayah Cirebon

Kuningan 18

Kota Cirebon 12 Sumber : Dinas KUMKM Jawa Barat, 2012

Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jawa Barat ini mampu

menyerap tenaga kerja serta dapat memberikan sumbangan terhadap Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan berkontribusi terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat. Peranan UKM yang sangat penting

menunjukkan bahwa UKM, merupakan sektor ekonomi yang tidak hanya

memberikan kegiatan usaha pada rakyat kecil saja, namun juga dapat berperan

sebagai alternatif pemecahan masalah sosial yakni pengangguran. Dari tabel

diatas dapat disimpulkan, sebesar dua puluh persen Kota Sukabumi menjadi

sentra UKM setelah Kota Bandung. Hal ini menjelaskan bahwa sektor informal

yaitu UKM khususnya di Kota Sukabumi, memberikan kontribusi positif untuk

Provinsi Jawa Barat. Perkembangan dunia Usaha Kecil Dan Menengah

(UKM), terus meningkat di Kota Sukabumi.

Gambar 2 Persentase jumlah UKM Kota Sukabumi pada tahun 2008-2012 Sumber : Pemerintah daerah Kota Sukabumi, 2013

Berdasarkan data Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban-Akhir Masa

Jabatan (LKPJ-AMJ) Kota Sukabumi tahun 2008-2013, bahwa terjadi

peningkatan jumlah UKM baik yang dijalankan oleh kaum lelaki dan wanita di

Kota Sukabumi. Setyanti (2013) memaparkan bahwa, ada perbedaan perilaku

sukses berwirausaha berdasarkan jenis kelamin, perbedaan tersebut dapat

dilihat dari pola pikir dan definisi sukses, dimana laki-laki cenderung lebih

rumit dibanding wanita. Meskipun laki-laki dan wanita sama-sama punya

keinginan untuk jadi wirausaha sukses, namun laki-laki cenderung memikirkan

Page 18: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

4

jenis bisnis atau produk jualan yang rumit sedangkan wanita, lebih cenderung

berpikir dan memulai usaha dari hal-hal yang simpel. Menurut Anggarwati

(2012) Wanita berpotensi untuk melakukan berbagai kegiatan produktif yang

menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga, dan lebih luas lagi

ekonomi nasional. Wanita sangat potensial dan memiliki kompetensi dalam

pengembangan usaha kecil, menengah, maupun koperasi, baik wanita tersebut

sebagai pelaku bisnis, pengelola/pendamping, atau sebagai tenaga kerja. Tentu

saja masih terus ditingkatkan kualitas dan profesionalismenya dengan

meningkatan kemampuan dan keterampilannya.

Terciptanya pembangunan perekonomian dapat diwujudkan melalui

upaya peningkatan peran aktif wanita. Kemandirian wanita memiliki arti yang

dapat dikembangkan dan dicirikan oleh pengembangan kewirausahaan

diberbagai sektor industri.

Gambar 3 Jumlah UKM yang diusahakan wanita per sektor industri Kota

Sukabumi Tahun 2013 Sumber : Dinas koperasi industri dan perdagangan Kota Sukabumi, 2013

Berdasarkan data Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kota

Sukabumi 2013, Ada enam Kategori usaha di sektor yang berbeda diantaranya

sektor kuliner, sektor aksesories&batu alam, sektor fashion&konveksi, sektor

furniture, sektor alat rumah tangga dan sektor hasil bumi. Dari grafik diatas

dapat disimpulkan bahwa sektor kuliner merupakan sektor yang paling unggul

dibandingkan dengan sektor lainnya. Sebanyak 275 pelaku UKM wanita

menjalankan usaha di bidang kuliner di Kota Sukabumi.

Keterlibatan wanita dalam bidang kuliner secara tidak langsung

menunjukkan identitas seorang wanita yang dapat membuktikan bahwa tugas

seorang ibu rumah tangga tidak hanya menyajikan makanan untuk keluarganya

saja, dengan keterampilan, kreatifitas dan inovasi menjadikan makanan

menjadi sesuatu yang berharga dan berdaya saing. Menurut Yusuf (2014),

Pemerintah Jawa Barat mempunyai rencana untuk menjadikan Kota Sukabumi

sebagai tempat wisata kuliner utama untuk Jawa Barat. Selain Kota Bandung,

Kota Sukabumi adalah kota lainnya yang berpotensi menjadi pusat kuliner

untuk wilayah Jawa Barat karena sejak lama Kota Sukabumi telah menyimpan

segudang kuliner yang mungkin tidak terdapat di kota-kota lainnya.

Page 19: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

5

Kecamatan Cikole merupakan salah satu kecamatan di Kota Sukabumi

dengan jumlah wirausaha wanita paling banyak dibandingkan kecamatan yang

lain. Letak Kecamatan Cikole berada di pusat Kota Sukabumi dekat dengan

pusat pemerintahan, kemudahan memperoleh informasi usaha seperti

penyuluhan yang dilakukan Dinas Koperindag dan akses perekonomian yang

mudah mendukung perkembangan jumlah UKM yang semakin meningkat di

kecamatan ini. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian tentang motivasi

wanita dalam berwirausaha perlu dikaji, sehingga secara tepat dapat

mengetahui hubungan antara karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi

wanita berwirausaha di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

Perumusan Masalah

Peran wanita di bidang ekonomi sudah menunjukkan adanya

peningkatan, baik yang bekerja disektor formal maupun informal. Menurut

Mar’atus, (2011), banyak sektor kehidupan dimana wanita sudah dapat bebas

bekerja dan bersaing dengan kaum laki–laki. Kewirausahaan

(entrepreneurship) merupakan salah satu yang menjadi pilihan wanita untuk

pembuktian dirinya bahwa, wanita mampu berusaha yakni menciptakan usaha

kecil.

Saat ini mayoritas penelitian kewirausahaan yang dilakukan banyak yang

terfokus pada pengusaha laki-laki. Pada penelitian yang dilakukan oleh Deputi

Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK (2006), jumlah wanita pengusaha

lebih sedikit daripada laki-laki. Namun sejak tahun delapanpuluhan, jumlah

wanita karier dan wanita pengusaha telah meningkat tajam dan sejak saat itu,

wanita bekerja menjadi topik penelitian yang menarik. Meskipun dunia

wirausaha dan bisnis didominasi oleh kaum laki-laki, dalam dekade ini, situasi

tersebut mulai berubah. Sudah sangat banyak wanita yang menjadi pengusaha

dari tingkat mikro, kecil, menengah, dan besar, dengan maksud untuk

membantu suami mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam hal ini

motivasi sangat erat kaitannya dalam pengambilan keputusan untuk bekerja

atau berwirausaha.

Gambar 4 Partisipasi angkatan kerja wanita di Kota Sukabumi tahun 2012 Sumber : Pemerintah daerah Kota Sukabumi, 2012

Page 20: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

6

Berdasarkan data Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Kota Sukabumi tahun 2012 menunjukkan dari tujuh kecamatan yang

berada di Kota Sukabumi. Jumlah angkatan kerja wanita di Kota Sukabumi

tertinggi adalah di Kecamatan Cikole dengan persentase 37,14 persen

diantaranya wanita yang bekerja di sektor formal dan sektor non formal. Pada

sektor informal dapat dilihat dari jumlah pelaku UKM di Kota Sukabumi,

kaum wanita sudah memperlihatkan perannya sebagai wanita yang juga

memberikan kontribusi dalam bidang perekonomian khususnya perekonomian

dalam rumah tangganya.

Gambar 5 Jumlah UKM wanita Kota Sukabumi tahun 2013 Sumber : Dinas koperasi industri dan perdagangan Kota Sukabumi, 2013

Berdasarkan data Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kota

Sukabumi tahun 2013, Dari Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa dari tujuh

Kecamatan yang ada di Kota Sukabumi, jumlah UKM wanita dengan jumlah

terbesar yaitu di Kecamatan Cikole. Sebesar dua puluh enam persen atau

sebanyak sembilan puluh dua adalah pelaku UKM yang berada di Kecamatan

Cikole. Jumlah tersebut paling besar dibandingkan jumlah pelaku UKM di

kecamatan lainnya. Lokasi Kecamatan Cikole yang berada di pusat Kota

membuat kecamatan ini unggul di bidang perekonomian, diantaranya akses

pemasaran yang mudah, perolehan informasi usaha yang cepat seperti adanya

penyuluhan, pemantauan, pendampingan usaha dari Dinas Koperindag Kota

Sukabumi yang juga selalu memfokuskan pada wilayah kecamatan yang

berada dekat dengan pusat pemerintahan.

Suksesnya pembangunan perekonomian, khususnya di Kota Sukabumi

bukan hanya di tentukan oleh tersedianya fasilitas/sarana prasarana, barang

modal dan alat bantu lainnya, tetapi juga motivasi para wanita pelaku UKM

untuk berperan secara aktif dan produktif. Keberadaan wanita dalam Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) mengindikasikan bahwa kaum wanita memiliki

potensi untuk melakukan kegiatan produktif dan dapat membantu

perekonomian keluarga, bahkan mungkin perekonomian nasional. Hal tersebut

menjadi daya tarik untuk dikaji dan diteliti lebih dalam mengenai bagaimana

hubungan antara karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi berwirausaha

di Kecamatan Cikole Kota Sukabumi.

Page 21: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

7

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan yang

ada. Secara spesifik tujuan penelitian di Kota Sukabumi ini adalah

menganalisis hubungan karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi

berwirausaha di Kecamatan Cikole Kota Sukabumi.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan untuk :

1. Sebagai masukan khususnya bagi wirausaha wanita di Kota

Sukabumi untuk lebih meningkatkan motivasi dalam berwirausaha.

2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan dan

pengalaman mengenai motivasi yang ada dalam diri wanita dalam

berwirausaha.

3. Sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai

motivasi dan wirausaha wanita.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai Motivasi Wanita Berwirausaha di Kota

Sukabumi. Penelitian di fokuskan kepada pelaku Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) wanita khusus yang bergerak dibidang kuliner. Lokasi penelitian di

Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Jumlah responden sebanyak empat puluh

delapan pelaku UKM wanita. Alat analisis yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman.

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu faktor yang memotivasi wanita berwirausaha adalah adanya

karakteristik seorang wirausaha. Seorang wirausaha memiliki hal-hal khusus

mengenai sikap, watak, dan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan dibentuk

oleh keadaan lingkungan dan pengalaman yang khusus pula. Hal ini akan

menyebabkan para wirausaha wanita tersebut memiliki motivasi kerja yang

berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Mereka membawa harapan,

kepercayaan, keinginan, dan kebutuhan personalnya kedalam lingkungan kerja

mereka sehingga memungkinkan mereka untuk berupaya memenuhinya

melalui berwirausaha. (Suprayitno, 2004).

Berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wanita

dalam pengambilan keputusan untuk berwirausaha, penelitan yang dilakukan

oleh Pristiana, dkk. (2009) menemukan sejumlah situasi yang berhubungan

dengan keputusan wanita untuk berwirausaha. Hal yang menyebabkan wanita

Page 22: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

8

memutuskan untuk berwirausaha antara lain karena faktor internal (minat,

pemberdayaan diri, motivasi) dan faktor eksternal (peran suami dan sumber

modal). Pengambilan keputusan wanita untuk berwirausaha semata-mata hanya

didasarkan pada minat dan motivasi saja, hal tersebut belum menunjukkan

esensi yang sebenarnya bahwa mereka memang mau dan mampu untuk

memberdayakan diri dengan berwirausaha Selain itu, modal untuk

berwirausaha tidak begitu dipermasalahkan oleh wanita, namun peran suami

tetap dipertimbangkan saat wanita (istri) akan memutuskan untuk

berwirausaha. Dalam penelitian Orhan dan Scott (2011) betujuan untuk

mengembangkan model yang berkaitan dengan faktor yang memotivasi wanita

untuk memulai bisnis. Ada sejumlah situasi yang berhubungan dengan

keputusan wanita untuk berwirausaha, hal yang menyebabkan wanita

memutuskan untuk berwirausaha antara lain karena keturunan, tidak ada

pilihan lain, kebetulan, bakat, terpaksa, sengaja dibentuk, dan wirausaha murni.

Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar wanita berwirausaha karena

alasan kebutuhan dan karena hal-hal yang secara umum disebut faktor push,

pull dan faktor lingkungan. Kesimpulan yang diperoleh bahwa secara khusus

penelitian ini menunjukkan interaksi antara dominasi pria dan faktor yang

mendorong wanita berwirausaha karena beberapa keadaan.

Keberadaan wirausahawan wanita dalam usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) adalah realitas kehidupan ekonomi sebagian besar

masyarakat Indonesia. Penelitian Nurhayati (2011) hasil penelitian pada

wirausaha wanita pada UKM agroindustri perikanan di Kabupaten Sukabumi,

menunjukkan bahwa faktor pendorong kegiatan usaha dikategorikan sebagai

motivasi berwirausaha dikelompokkan menjadi empat, yaitu meringankan

beban keluarga, menciptakan lapangan kerja dan merubah nasib serta ingin

mandiri. Faktor pendorong lain yaitu keinginan untuk merubah nasib,

keinginan untuk menciptakan lapangan kerja juga menjadi motivasi/faktor

pendorong dalam berwirausaha. Keterlibatan wanita dalam pembangunan dapat

dilihat dengan semakin banyaknya yang bekerja di beberapa sektor.

Penelitian mengenai keterlibatan wanita dalam usahaternak ayam buras,

menunjukkan bahwa karakteristik peternak berhubungan signifikan dengan

keterlibatannya dalam usahaternak ayam buras Yuliani (2002). Motivasi wanita

dideskripsikan menjadi dua indikator diantaranya motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Dimana motivasi intrinsik meliputi kebutuhan akan

prestasi dan kebutuhan akan kekuasaan, sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi

sistem kekerabatan, pengambilan keputusan, stabilitas harga, dukungan

keluarga dan pergeseran norma. Hasil yang diperoleh bahwa semua variabel

yang di uji berhubungan positif dengan motivasi yang dimiliki oleh wanita

peternak untuk mampu mendorong dan terlibat secara aktif dalam kegiatan

berusaha ternak (Nursulasiah 2004). Selain itu, penelitian mengenai pengaruh

motivasi dan kompetisi terhadap kesuksesan pengusaha wanita, menunjukkan

bahwa motivasi dan kompetensi berpengaruh signifikan secara simultan

terhadap kesuksesan pengusaha wanita dan motivasi memiliki pengaruh

dominan terhadap kesuksesan pengusaha wanita (Prabandari SP dan Rosita NH

2013).

Wanita miskin di daerah pedesaan perlu diberdayakan melalui

pengembangan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif. Komponen

Page 23: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

9

utama pemberdayaan wanita miskin adalah adanya dukungan seluruh

stakeholders (baik pemerintah, swasta, LSM maupun perguruan tinggi) untuk

melakukan program-program penanggulangan kemiskinan yang responsif

gender. Adanya Achievement Motivation Training untuk menumbuhkan

kesadaran (keberdayaan) akan pentingnya mengembangkan kewirausahaan

keluarga menuju ekonomi kreatif, pemantapan jejaring antar sesama wanita

miskin pelaku usaha serta pengusaha lokal sebagai media learning by doing,

pembentukan kelompok-kelompok usaha bersama atas dasar kesamaan jenis

usaha, pengembangan kreativitas melalui capacity building agar produk yang

dihasilkan menarik bagi pembeli dan sesuai selera pasar dan memperhitungkan

potensi pasar dan perluasan sistem bapak angkat dengan melibatkan sebanyak

mungkin usahawan lokal sehingga dapat memperkuat modal usaha dan pasar

bagi wanita miskin pelaku usaha (Sri M, Ismi DA 2011). Adanya potensi

kesuksesan wirausahawan wanita tersebut, maka perlu dan penting bagi

pemerintah untuk merumuskan strategi dan mengembangkan program

pemberdayaan wanita dibidang ekonomi khususnya sebagai wirausaha.

Penelitian yang akan dilakukan ini tidak jauh berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Objek yang diteliti adalah pelaku Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) wanita di Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Penelitian ini, akan

menganalisis hubungan antara karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi

berwirausaha. Karakteristik wirausaha yang diamati yaitu memiliki

pengetahuan dalam berwirausaha, berkeinginan merubah nasib, keberanian

dalam mengambil keputusan, dan adanya dukungan keluarga/suami serta

motivasi berwirausaha menggunakan teori motivasi ERG yaitu kebutuhan

eksistensi (existence needs), kebutuhan berhubungan (related needs), dan

kebutuhan berkembang (growth needs). Alat analisis yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi rank

spearman.

KERANGKA TEORI

Kerangka Pemikiran Teoritis

Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yaitu

movere yang berarti menggerakkan (Winardi 2011). Menurut Robbins (1999)

motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkap upaya yang tinggi kea

rah tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk

memenuhi kebutuhan individual tertentu. Sedangkan Ghiselli dan Brown

(1959), Manusia seperti makhluk hidup lainnya memiliki kebutuhan dan

harapan yang mendorong mereka menuju ke suatu tujuan tertentu, hal ini yang

membentuk perilaku manusia menjadi perilaku yang berorientasi pada tujuan

tertentu pula. Proses dimana kebutuhan atau harapan timbul dapat dikatakan

motivasi, sedangkan kebutuhan serta harapan tersebut adalah sebagai motifnya.

Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja

seseorang, agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan

Page 24: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

10

keterampilannya untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Motivasi menjadi

penting karena dengan motivasi, diharapkan seseorang mau bekerja keras dan

antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Menurut Wahjosumidjo

(1987), Motivasi adalah kekuatan internal yang menyebabkan seseorang

melakukan suatu tindakan. Motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau

psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu dengan respon dan

juga merupakan proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap,

kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Gambaran

mengenai motivasi sebagai proses psikologis disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6 Motivasi sebagai proses psikologis

Sumber : Wahjosumidjo (1987)

Teori Motivasi ERG

Teori motivasi ERG dimunculkan oleh Clayton Alderfer. Kebutuhan

manusia tersusun dalam suatu hirarki berjenjang. Jenjang tersebut tidak bersifat

kaku sehingga unsur keterkaitan akan selalu dominan dalam mengarahkan

individu untuk selalu memenuhi kebutuhannya, baik yang sudah terpenuhi

maupun yang terhambat pemenuhannya (Mosher 1991). Menurut Winardi

(2011), Jenjang kebutuhan manusia menurut Clayton Alderfer adalah sebagai

berikut :

1. Eksistensi (Existence needs)

Semua tipe keinginan-keinginan fisiologikal dan material. Ketersedian

kebutuhan dasar seperti adanya modal usaha.

2. Berhubungan (Relatedness needs)

Stimulus

Perilaku

Stimulus

Faktor

Intrinsik

Faktor

Ekstrinsik

Alternatif

Perilaku

Penentuan

Perilaku

Page 25: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

11

Kebutuhan untuk memiliki hubungan-hubungan berarti dengan pihak-

pihak penting lainnya. Kepuasan akan dicapai karena berbagi pemilikan dan

perasaan-perasaan secara bersama, seperti hubungan antara individu dan

lingkungan sosial yang bermanfaat.

3. Berkembang (Growth needs)

Kebutuhan untuk tumbuh sebagai manusia, dan memanfaatkan

kemampuan-kemampuan kita hingga mencapai potensi maksimal, seperti

mendapat tambahan pendapatan dari berwirausaha.

Masing-masing kebutuhan tersebut tidak sama kekuatan tuntutan-

tuntutan pemenuhannya. Tumbuhnya kekuatan itu satu sama lain juga berbeda-

beda waktunya. Seluruh kebutuhan tidak timbul dalam waktu yang bersamaan,

walaupun kadang-kadang beberapa kebutuhan dapat muncul sekaligus,

sehingga seorang wirausaha harus menentukan pilihannya yang mana yang

harus dipenuhinya terlebih dahulu.

Teori Motivasi David Mc Clelland

Dalam bukunya, Kristianto dan Heru (2009), teori motivasi juga mampu

menjelaskan motivasi orang melakukan kegiatan usaha sebagai seorang

wirausaha. Motif berprestasi kewirausahaan teori David McClelland yaitu

seorang wirausaha melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan untuk

berprestasi, hubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan

baik secara finansial maupun secara sosial. Wirausaha melakukan kegiatan

usaha dimotivasi oleh :

1. Motif berprestasi (Need for achievement)

Orang melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan

mendapatkan prestasi dan pengakuan dari keluarga.

2. Motif berafiliasi (Need for affiliation)

Orang melakukan kewirausahaan didorong oleh keinginan untuk

berhubungan dengan orang lain secara sosial kemasyarakatan.

3. Motif kekuasaan (Need for power)

Orang melakuakn kewirausahaan didorong oleh keinginan

mendapatkan kekuasaan atas sumberdaya yang ada. Peningkatan kekayaan,

penguasaan pasar sering menjadi pendorong utama wirausaha melakukan

kegiatan usaha.

Dari bebereapa definisi motivasi diatas, dapat disimpulkan motivasi

adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu

perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat diartikan sebagai

pendorong perilaku seseorang. Motivasi orang melakukan wirausaha sering

bereda. Keanekaragaman ini menyebabkan perbedaan dalam perilaku yang

berkaitan dengan kebutuhan dan tujuan.

Wirausaha

Wirausaha adalah self-employee yaitu orang yang bekerja sendiri dengan

cara menjalankan usaha milik sendiri, ada orang yang bekerja untuknya,

menciptakan kerja bagi orang lain, ada sistem yang digunakan dan ada

penghasilan yang dapat diperolehnya (Soesarsono dan Sarma M. 2002).

Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan

mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan

Page 26: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

12

pertumbuhan bisnis dengan cara mengidentifikasikan peluang dan

menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya

(Zimmerer dan Scarborough 2008). Menurut (Robbins 2001), Pengambilan

keputusan dipengaruhi oleh dasar-dasar perilaku individual, persepsi, motivasi

dan pembelajaran individu, selain itu juga perubahan yang terjadi dapat

mempengaruhi nilai dan sikap seseorang dan pada akhirnya mempengaruhi

pula pengambilan keputusan yang dibuatnya.

Berbagai Macam Profil Wirausaha

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008), jika diperhatikan

entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang ini, maka dijumpai berbagai

macam profil, diantaranya :

1. Women Entrepreneur

Banyak wanita yang terjun ke dalam bidang bisnis. Alasan mereka

menekuni bidang bisnis ini didorong oleh faktor-faktor antara lain ingin

memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah tangga,

frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya dan sebagainya.

2. Minority Entrepreneur

Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki

kesempatan kerja di lapangan pemernitahan sebagaimana layaknya warga

negara pada umumnya. Oleh sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan

bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula para perantau dari daerah

tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga

berniat mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka ini makin lama makin

maju dan mereka membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.

3. Immigrant Entrepreneurs

Kaum pedagang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk

memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun

dalam pekerjaan yang bersikap non-formal yang dimulai dari berdagang kecil-

kecilan sampai berkembang menjadi perdagangan tingkat menengah.

4. Part Time Entrepreneurs

Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part-time

merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja

part-time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seorang

pegawai pada sebuah kantor mencoba mengembangkan hobinya untuk

berdagang atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Hobi ini akhirnya

mendatangkan keuntungan yang lumayan. Ada kalanya orang ini beralih

profesi, dan berhenti menjadi pegawai dan beralih ke bisnis yang merupakan

hobinya.

5. Home-Based Entrepreneurs

Ada pula ibu-ibu rumah tangga yang memulai kegiatan bisnisnya dari

rumah tangga misalnya ibu-ibu yang pandai membuat kue dan aneka masakan,

mengirim kue-kue ke toko eceran di sekitar tempatnya. Akhirnya usaha makin

lama makin maju. Usaha catering banyak dimulai dari rumah tangga yang bisa

masak, kemudian usaha ini berkembang melayani pesanan untuk pesta.

6. Family-Owned Business

Sebuah keluarga dapat memulai membuka berbagai jenis cabang dan

usaha, mngkin saja usaha keluarga ini dimulai lebih dulu oleh bapak setelah

Page 27: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

13

usaha bapak ini maju, dibuka cabang baru dan dikelola oleh ibu. Kedua

perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain mungkin jenis

usahanya berbeda atau lokasinya berbeda. Masing-masing usahanya ini bisa

dikembangkan atau dipimpin oleh anak anak mereka. Dalam keadaan sulitnya

lapangan kerja pada saat ini maka kegiatan semacam ini perlu dikembangkan.

7. Copreneurs

Copreneurs are entrepreneurial couples who work together as co-

ownners of their businesses. (Copreneurs adalah pasangan wirausaha yang

bekerja bersama sama sebagai pemilik bersama dari usaha mereka).

Copreneurs ini berbeda dengan usaha keluarga yang disebut sebagai usaha

Mom and Pop ( Pop as “boss” and Mom as “subordinate” / Ayah sebagai

pemimpin dan Ibu berada di bawah kekuasaan Ayah). Copreneurs dibuat

dengan cara menciptakan pembagian pekerjaan yang didasarkan atas keahlian

masing-masing orang. Orang-orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi

penanggung jawab divisi-divisi tertentu dari bisnis-bisnis yang sudah ada.

Karakteristik Individu

Pada dasarnya ciri-ciri seorang wirausaha adalah rasa percaya diri dan

mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan orang-orang pada

umumnya. Para wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih dan

bertindak menurut persepsinya mengenai tindakan yang akan membuahkan

kesuksesan. Ciri-ciri wirausaha tersebut ditunjukkan dengan karakter

pribadinya. Karakteristik individu adalah sifat atau ciri-ciri yang dimiliki

seseorang.

Karakteristik terbentuk oleh faktor-faktor biologis dan faktor

sosiopsikologis (Rakhmat 2000). Faktor biologis mencakup genetik, sistem

syaraf dan system hormonal, sedangkan faktor sosiopsikologis terdiri dari

komponen-komponen kognitif (intelektual), konatif yang berhubungan dengan

kebiasaan dan afektif (faktor emosional). Ada sejumlah variabel penting dan

menarik yang digunakan orang untuk menerangkan perbedaan-perbedaan

motivasi, antara lain : umur, pendidikan dan latar belakang keluarga (Winardi

2011).

Karakteristik Wirausaha

Seorang harus memiliki karakteristik dalam menjalankan usahanya.

Zimmerer dan Scarborough (2008) mengemungkakan delapan karakteristik

yang meliputi : (1) Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang

dilakukannya, (2) Lebih memilih risiko yang moderat, (3) Percaya akan

kemampuan dirinya untuk berhasil, (4) Selalu menghendaki umpan balik yang

segera, (5) Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke

depan, (6) Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan

keinginannya demi masa depan yang lebih baik, (7) Memiliki keterampilan

dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah, (8)

Selalu menilai prestasi dengan uang.

Wirausaha Wanita (Women Enterpreneur)

Wirausaha wanita didefinisikan sebagai pemilik dari bisnis yang

memiliki inisiatif, menerima segala resiko dan keuangan, bertanggung jawab

Page 28: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

14

secara administrasi dan sosial dan efektif memimpin dalam manajemennya

(Meng dan Liang 1996). Definisi umum dari wirausahawan wanita adalah

pemilik bisnis yang juga menjalankan bisnisnya sendiri atau bersama rekan

bisnisnya, baik yang membayar maupun yang tidak membayar pegawai (Meng

dan Liang 1996).

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008), Bisnis kecil merupakan

pelopor dalam menawarkan peluang di bidang ekonomi baik kewirausahaan

maupun pekerjaan. Kewirausahaan dapat membuat wanita mengembangkan

impian maupun harapan terbesarnya, semakin banyak wanita yang menyadari

bahwa menjadi wirausaha adalah cara terbaik untuk menembus dominasi laki-

laki yang menghambat peningkatan karir waktu ke puncak organisasi melalui

bisnis mereka sendiri (Zimmerer dan Scarborough 2008).

Wirausaha wanita dan Wirausaha Pria

Mengenai karakteristik wirausaha, menurut Alma (2013) walaupun antara

wirausaha pria dan wirausaha wanita pada umumnya sama, namun dalam

beberapa hal ada perbedaan tingkat motivasinya dalam membuka bisnis.

Perbedaan - perbedaan ini antara lain :

1. Pengusaha wanita di motivasi untuk membuka bisnis karena ingin

berprestasi dan adanya frustasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa

terkekang tidak dapat menampilkan kebolehannya dan mengembangkan bakat-

bakat yang ada pada dirinya.

2. Dalam hal permodalan bisnis pengusaha pria lebih leluasa memperoleh

sumber modal sedangkan pengusaha wanita memperoleh sumber modal dari

tabungan, harta pribadi, dan pinjaman pribadi. Agak sulit pengusaha wanita

memperoleh pinjaman perbankan dibandingkan kaum pria.

3. Mengenai karakteristik kepribadian pengusaha wanita mempunyai

sifat toleransi dan fleksibel, realistis dan kreatif, antusias dan enerjik dan

mampu berthubungan dengan lingkungan masyarakat dan memilikin medium

level of self confidence, kaum pria self confidencenya lebih tinggi dari

kebanyakan wanita.

4. Usai memulai usaha pria rata-rata umur 25-35, sedangkan wanita di

usia 35-45.

5. Kerabat yang menunjang pada pengusaha wanita adalah keluarganya,

suami, organisasi wanita dan kelompok-kelompok sepergaulannya.

6. Bentuk bisnis yang dibuka pada pria pengusaha lebih banyak

ragamnya akan tetapi pada wanita pengusaha kebanyakan berhubungan dengan

bisnis jasa, pendidikan, konsultasi dan public relation.

Kerangka Pemikiran Operasional

Keterlibatan wanita di bidang ekonomi sudah menunjukkan adanya

peningkatan, baik yang bekerja disektor formal maupun informal. Keterlibatan

wanita dalam sektor informal salah satunya sebagai pelaku ekonomi berskala

mikro, kecil dan menengah. Motivasi dan karakteristik wirausaha sangat

berpengaruh terhadap kemandirian yang dimiliki oleh seorang wanita dalam

berwirausaha, hal ini guna meningkatkan pendapatan rumahtangga dan

Page 29: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

15

menurunkan tingkat kemiskinan bahkan menigkatkan pendapatan per kapita

suatu daerah. Jumlah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dikelola oleh

kaum wanita di Kota Sukabumi khususnya di Kecamatan Cikole paling banyak

dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Hal ini didorong oleh adanya pola

pendampingan usaha, pelatihan keterampilan, penyuluhan kewirausahaan yang

merupakan upaya guna peningkatan pertumbuhan ekonomi dan mendorong

motivasi dalam berwirausaha. Dalam hal ini, perlu di analisis karakteristik wirausaha wanita dan

motivasi berwirausaha. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik

wirausaha wanita dengan motivasi berwirausaha terlebih dahulu harus

melakukan identifikasi terhadap karakteristik wirausaha wanita sendiri.

Karakteristik wirausaha wanita yang diamati yaitu memiliki pengetahuan

dalam berwirausaha, berkeinginan merubah nasib, keberanian dalam

mengambil keputusan, adanya dukungan keluarga/suami serta motivasi

berwirausaha menggunakan teori motivasi ERG yaitu kebutuhan eksistensi

(existence needs), kebutuhan berhubungan (related needs), dan kebutuhan

berkembang (growth needs). Kemudian karakteristik wirausaha wanita akan

dihubungkan dengan motivasi berwirausaha.

Karakteristik wirausaha wanita merupakan bagian penting dalam

kewirausahaan. Karakteristik wirausaha akan menentukan pengambilan

keputusan berwirausaha guna mencapai keberhasilan dalam menjalankan dan

mengembangkan usaha. Setiap pelaku UKM di Kecamatan Cikole Kota

Sukabumi memiliki karakteristik sendiri dalam menjalankan usahanya.

Kerangka pemikiran tersebut disajikan pada Gambar 7.

Page 30: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

16

Gambar 7 Kerangka pemikiran operasional

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian berada di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa Kecamatan Cikole merupakan salah satu kecamatan di

Kota Sukabumi yang memiliki jumlah wirausaha wanita lebih banyak

dibandingkan kecamatan yang lain hal ini dikarenakan lokasi berada di pusat

Kota Sukabumi, dekat dengan pusat pemerintahan dan akses perekonomian

yang mudah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014

untuk pengambilan dan pengolahan data.

Analisis mengenai karakteristik wirausaha

wanita dan motivasi berwirausaha

Keputusan Berwirausaha

Jumlah pelaku usaha wanita di Kecamatan

Cikole Kota Sukabumi paling banyak

dibandingkan dengan Kecamatan lainnya

Karakteristik wirausaha

wanita

1. Memiliki Pengetahuan

dalam Berwirausaha

2. Berkeinginan Merubah

Nasib

3. Keberanian dalam

Mengambil Keputusan

4. Adanya Dukungan

Keluarga/Suami

Motivasi berwirausaha

Didorong oleh kebutuhan :

1. Eksistensi

2. Berhubungan

3. Berkembang

Keterlibatan wanita di bidang ekonomi sudah

menunjukkan adanya peningkatan. Salah satunya

yang bekerja di sektor informal sebagai pelaku

ekonomi berskala mikro, kecil dan menengah.

Page 31: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

17

Metode Penentuan Sampel

Sample adalah bagian dari jumlah populasi (Sugiyono, 2005). Sample

dalam penelitian ini adalah wirausaha wanita pelaku UKM di Kecamatan

Cikole, Kota Sukabumi. Pengambilan sample menggunakan metode simple

random sampling yaitu semua populasi mempunyai peluang yang sama untuk

menjadi sample. Data diolah menggunakan Microsoft Exel 2007. Teknik

pengambilan sample menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008) sebagai

berikut:

n =

Keterangan:

n = Jumlah sample

N = Ukuran populasi

E = Taraf kesalahan yaitu 10% atau 0.1

= 47,92

Jumlah sample yg akan diambil sebesar 47,92 atau 48 wirausaha wanita

pelaku UKM di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi

Data dan Instrumentasi

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari wawancara

langsung dengan responden menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah

data yang telah terdokumentasi sebelumnya, seperti data yang berasal dari

Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi,

Badan Pusat Statistika (BPS) dan lembaga-lembaga penelitian atau publikasi

yang relevan dengan tujuan penelitian. Data harus relevan, dan dapat

dipercaya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen dalam

mengumpulkan data dari responden, karena metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah survey. Kuesioner berisikan sejumlah item pertanyaan dan

pernyataan tertulis, dimana responden diminta untuk memberikan tanggapan

sesuai dengan persepsi mereka tentang karakteristik wirausaha wanita dengan

motivasi berwirausaha. Untuk mengkuantitatifkan data yang diperoleh dari responden yang

bersifat kualitatif, maka diperlukan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi berwirausaha.

Page 32: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

18

Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan item untuk menyusun item-

item instrumen yang berbentuk pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2005).

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan survey.

Untuk keperluan pengumpulan data disusun sebuah instrumen berupa

kuesioner. Kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup.

Pertanyaan terbuka dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi

mengenai karakteristik wirausaha wanita dan motivasi wanita berwirausaha di

Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

Metode Pengolahan Data

Ada dua jenis alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini,

yaitu Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Korelasi Rank Spearman.

Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif digunakan untuk

memberi gambaran secara kualitatif mengenai karakteristik wirausaha wanita

pelaku UKM dan motivasi berwirausaha di Kecamatan Cikole, Kota

Sukabumi. Data dan informasi berasal dari kuesioner yang akan diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang

sama. Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah

responden. Persentase terbesar dari setiap hasil merupakan faktor dominan dari

masing-masing variabel yang dianalisis.

Untuk mewakili keseluruhan skor yang terdapat dalam data, digunakan

ukuran nilai pusat. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-rata hitung

(mean). Mean adalah nilai yang mewakili himpunana atau kelompok data.

Nilai rata-rata umumnya cenderung terletak ditengah suatu kelompok data

yang disusun menururt besar kecilnya nilai (Sudjana,2005).

Rumus rata-rata ( X ) :

x = ∑xi

Keterangan:

X = Rata-rata

∑xi = Jumlah pengamatan ke-i

n = Jumlah data

Page 33: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

19

Berdasarkan hasil perhitungan nilai tengah, untuk menentukan kriteria

pengklasifikasian yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan (Umar,

2008), diamana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:

Rs = (m - n)

Keterangan:

Rs = Rentang Skor

m = Skor tertinggi item

n = Skor terendah item

b = Jumlah kelas

Kemudian untuk mengetahui kategori skor tersebut, dilihat dari hasil

rentang skor yang diperoleh dalam persen, dengan demikian kategori jawaban

responden ditentukan berdasarkan skala, seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Penentuan kategori skor berdasarkan kategori jawaban responden

No. Skala kategori jawaban

(%)

Kategori skor

1 1 – 25 Kurang baik

2 26 – 50 Cukup baik

3 51 – 75 Baik

4 76 – 100 Sangat baik Sumber : Riduan, 2004.

Analisis Korelasi Rank Spearman

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan

antara karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi berwirausaha. Analisis

korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat

hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dua variabel

dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu variabel akan diikuti oleh

perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama atau arah yang berbeda

(Suliyanto, 2005).

Menurut (M. Firdaus, et al. 2013) Nilai rs bisa bertanda positif bisa pula

bertanda negative, dan nilai mutlaknya maksimal 1 dan minimal 0. Secara

umum, nilai rs diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Bila nilai | rs| = 0, berarti kedua variabel tidak berkorelasi

2. Bila nilai | rs| = 1, berarti kedua variabel berkorelasi sempurna.

Semakin tinggi nilai | rs|, berarti semakin kuat hubungan kedua

variabel

3. Tanda positif pada rs menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi

searah, yakni bila variabel X semakin tinggi maka variabel Y akan

cenderung semakin tinggi pula, atau sebaliknya.

4. Tanda negatif pada rs menunjukkan bahwa kedua variabel berkorelasi

berlawanan arah, yakni bila variabel X semakin tinggi maka variabel

Y akan cenderung semakin rendah, atau sebaliknya.

Page 34: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

20

Secara deskriptif, nilai rs dapat dikategorikan menjadi beberapa kategori.

Pilihan banyak kategori ditentukan secara subjektif, namun pada umumnya

nilai rs dikategorikan menjadi lima kategori berikut ini:

1. Bila 0<| rs|<0,2, maka kedua variabel dikategorikan berkolrelasi

sangat lemah

2. Bila 0,2≤| rs|<0,4, maka kedua variabel dikategorikan berkolrelasi

lemah

3. Bila0,4≤| rs|<0,6, maka kedua variabel dikategorikan berkolrelasi

sedang

4. Bila 0,6≤| rs|<0,8, maka kedua variabel dikategorikan berkolrelasi

kuat

5. Bila 0,8<| rs|<1, maka kedua variabel dikategorikan berkolrelasi

sangat kuat

Berdasarkan rs yang diperoleh dari sample, kita ingin mengetahui apakah

kedua variabel berkorelasi signifikan di populasinya. Untuk itu, diperlukan uji

signifikasi rs yang dilakukan melalui uji hipotesis statistik. Hipotesis yang

digunakan yaitu:

H0 : Kedua variabel tidak berkorelasi

H1 : kedua variabel berkorelasi

Analisis korelasi Rank Spearman dilakukan dengan alat bantu berupa

software Microsoft Excel 2007 dan IBM SPSS Statistics 20. Rumus Rank

Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

rs : Nilai korelasi antara beberapa karakteristik individu dengan motivasi

berwirausaha.

di : Selisih nilai peringkat ke-i antara variabel karakteristik individu dengan

variabel faktor motivasi berwirausaha.

N : Jumlah sampel wirausaha wanita.

Definisi Operasional

1. Memiliki pengetahuan dalam berwirausaha adalah kemampuan

seseorang dalam berfikir dan bertindak mengenai usaha yang dijalankan.

Pengetahuan yang dimaksud adalah cara memperoleh bahan baku untuk

diproduksi hingga memasarkan produk tersebut. Indikator ini dibagi menjadi

empat kategori, yaitu kurang baik (total 0-25), cukup baik (total skor 26-50),

baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total skor 76-100).

2. Berkeinginan merubah nasib adalah harapan wanita yang dituangkan

dengan cara berwirausaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Indikator

Page 35: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

21

ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang baik (total 0-25), cukup baik (total

skor 26-50), baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total skor 76-100).

3. Pengambilan keputusan adalah pengambilan keputusan untuk bekerja

sendiri/berwirausaha sebagai salah satu cara untuk memperoleh penghasilan

dan pengambilan keputusan dalam menghadapi resiko. Bentuk keputusan

Indikator ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang baik (total 0-25), cukup

baik (total skor 26-50), baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total skor 76-

100).

4. Dukungan keluarga/suami adalah respon suami terhadap pengambilan

keputusan yang dilakukan kaum wanita untuk berwirausaha. Indikator ini dibagi

menjadi empat kategori, kurang baik (total 0-25), cukup baik (total skor 26-50),

baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total skor 76-100).

5. Kebutuhan eksistensi (existence needs), yaitu Kebutuhan wirausaha

wanita yang dapat terpuasi oleh ketersediaan kebutuhan dasar, seperti adanya

modal usaha. Indikator ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang baik (total

0-25), cukup baik (total skor 26-50), baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total

skor 76-100).

6. Kebutuhan berhubungan (related needs), yaitu Kebutuhan wirausaha

wanita yang terpuasi oleh hubungan antara individu dan lingkungan sosial yang

bermanfaat. Indikator ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang baik (total

0-25), cukup baik (total skor 26-50), baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total

skor 76-100).

7. Kebutuhan berkembang (growth needs), yaitu Kebutuhan wirausaha

wanita yang terpuasi dengan cara melakukan peran atau kontribusi yang kreatif

dan produktif, seperti mendapat tambahan pendapatan dari berwirausaha.

Indikator ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu kurang baik (total 0-25), cukup

baik (total skor 26-50), baik(total skor 51-75) dan sangat baik (total skor 76-

100).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kota Sukabumi terletak pada bagian tengah sisi selatan Provinsi Jawa

Barat di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango dengan ketinggian 584

meter diatas permukaan laut, yang berjarak 120 km dari Ibukota Negara

(Jakarta) dan dan 96 km dari Ibukota Provinsi (Bandung). Secara geografis

Kota Sukabumi terletak diantara 106045’50’’ BT dan 106

045’10’’ BT dan

6049’29’’ LS dan 6

050’44’’LS. Kota Sukabumi terdiri dari tujuh Kecamatan

yaitu:

1. Kecamatan Cikole

2. Kecamatan Cibeureum

3. Kecamatan Gunung Puyuh

4. Kecamatan Warudoyong

5. Kecamatan Citamiang

Page 36: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

22

6. Kecamatan Lembur Situ

7. Kecamatan Baros

Kecamatan Cikole yang terletak dijantung Kota Sukabumi. Sesuai

dengan rencana umum tata ruang Kota Sukabumi, Kecamatan Cikole ini,

termasuk wilayah pembangunan yang diarahkan untuk perdagangan umum

dan pendidikan serta pemukiman. Visi Kota Sukabumi sendiri yaitu, sebagai

pusat pelayanan berkualitas di bidang pendidikan, kesehatan dan perdagangan

dengan berlandaskan iman dan taqwa.

Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2012 tercatat 58.685 orang

dengan perincian jumlah laki-laki 29.148 orang dan perempuan 29.437 orang.

Sebagian besar, mata pencaharian penduduk adalah Pegawai Negeri Sipil

(PNS) dan pengrajin industri rumah tangga. Kegiatan usaha penduduk menurut

struktur mata pencaharian pokok cukup bervariasi antara lain di sektor

perdagangan dan jasa sedangkan untuk usaha pertanian cenderung menurun,

hal ini disebabkan berkurangnya lahan pertanian yaitu dari lahan pertanian

menjadi lahan pemukiman. Sesuai dengan uraian diatas, Kecamatan Cikole

mempunyai ciri khusus yaitu :

1. Masyarakat Kecamatan Cikole adalah masyarakat yang heterogen

2. Menjadi Pusat Perdagangan untuk Wilayah Kota Sukabumi,

Kabupaten Sukabumi, Cianjur Selatan dan Sebagian Propinsi Banten

3. Kompleksitas permasalahan sangat tinggi antara lain Permasalahan

Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Tertib Lalu Lintas

Kecamatan Cikole memiliki luas areal 708.280 Ha. Secara administratif

terdiri dari enam kelurahan, 68 RW dan 327 RT yaitu :

1. Kelurahan Selabatu

2. Kelurahan Cikole

3. Kelurahan Gunung Parang

4. Kelurahan Kebonjati

5. Kelurahan Cisarua

6. Kelurahan Subangjaya

Kecamatan Cikole merupakan sentral perdagangan di Kota Sukabumi,

dimana pusat perdagangan terkonsentrasi pada satu kawasan yaitu Jalan R.E.

Martadinata, Jalan Ciwangi, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Kapten Harun Kabir.

2. Karakteristik responden

Karakteristik responden yang dikaji merupakan karakteristik demografi

terdiri dari umur, pendidikan, latar belakang keluarga dan jumlah tanggungan

keluarga. Responden dalam penelitian ini adalah kaum wanita pelaku Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak dibidang kuliner di Kecamatan

Cikole, Kota Sukabumi. Jumlah responden dalam penelitan ini adalah 48 orang

responden. Keseluruhan responden memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu

rumahtangga yang merangkap sebagai pelaku usaha.

Wirausaha wanita di Kota Sukabumi pada penelitian ini dengan umur

berkisar antara 26 sampai 60 tahun dengan rata-rata umur 47 tahun. Pada

penelitian ini, umur responden dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak

20 orang (41,67 persen) berada pada kisaran umur 38 sampai 49 tahun.

Kelompok umur responden dapat dilihat pada Tabel 3. Secara keseluruhan,

Page 37: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

23

responden tergolong pada usia produktif 26 sampai 60 tahun hal ini

menunjukkan bahwa kegiatan UKM yang dilakukan di rumah responden

merupakan salah satu pilihan mata pencaharian pada golongan umur produktif

di kalangan kaum wanita. Selain dapat mengembangkan usaha yang

dijalankan, para responden juga memiliki kontribusi yang besar dalam

membuka lapangan pekerjaan.

Tabel 3 Kelompok umur responden

No. Kelompok Umur Frekuensi

(Orang) Persentase (%)

1 26-37 Tahun 9 18,75

2 38-49 Tahun 20 41,67

3 50-60 Tahun 19 39,58

Jumlah 48 100,00

Sumber : Data Primer, 2014

Sementara itu dilihat dari tingkat pendidikan responden, seperti pada

Tabel 4 dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai tingkat Sarjana (S1).

Dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA), yaitu sebanyak 20 orang (41,67 persen). Sesuai dengan data

potensial Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, mayoritas penduduk hanya

sampai lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) hal ini disebabkan kemampuan

orang tua untuk membiayai anaknya sekolah rendah karena pendapatan

keluarga yang diperolehpun rendah. Walaupun demikian, mereka memiliki

keinginan untuk tetap menjadi wanita yang produktif dengan cara memperoleh

pendapatan melalui keterampilan yang dimilikinya.

Tabel 4 Tingkat pendidikan responden

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi

(Orang) Persentase (%)

1 Lulus SD 7 14,58

2 Lulus SMP 12 25

3 Lulus SMA 20 41,67

4 Diploma 5 10,42

5 Sarjana 4 8,33

Jumlah 48 100,00

Sumber : Data primer, 2014

Sejarah latar belakang keluarga responden sebagaimana tercantum pada

Tabel 5, sebanyak 33 orang (68,75 persen) atau lebih dari 50 persen responden

dengan latar belakang keluarga yang juga berwirausaha. Dari data potensial

Kecamtan Cikole Kota Sukabumi bahwa sebagian besar mata pencaharian

pokok penduduknya adalah pengrajin industri rumah tangga atau wiraswasta.

Hal ini menunjukkan bahwa keinginan menjadi wirausaha sangat

dimungkinkan oleh dorongan lingkungan sosial keluarga yang mereka miliki.

Jiwa-jiwa wirausaha kemungkinan juga diturunkan dari kultur keluarganya.

Page 38: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

24

Tabel 5 Latar belakang keluarga responden

No. Latar Belakang

Keluarga

Frekuensi

(Orang) Persentase (%)

1 Petani 1 2,08

2 Pegawai swasta 5 10,45

3 PNS 7 14,58

4 Wiraswasta 33 68,75

5 Pensiunan ABRI 2 4,12

Jumlah 48 100

Sumber : Data primer, 2014

Jika dilihat dari jumlah tanggungan keluarga responden berkisar antara

2-10 orang, dengan rata-rata 5 orang. Jumlah tanggungan keluarga responden

dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu kecil (2-5 orang) dan besar (6-10

orang). Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebanyak 33 orang (68,75 persen)

jumlah tanggungan keluarga responden lebih banyaknya pada kategori kecil.

Jumlah tanggungan keluarga responden adalah anak, suami dan orangtua.

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan responden bahwa keluarga

merupakan alasan utama mereka untuk bersungguh-sungguh berwirausaha

karena rasa tanggung jawab dalam menghidupi anggota keluarganya.

Diharapkan dengan tanggung jawab tersebut maka semangat dalam

berwirausaha juga tinggi.

Tabel 6 Jumlah tanggungan keluarga responden

No. Kategori Frekuensi

(Orang) Persentase (%)

1 2-5 orang 33 68,75

2 6-10 orang 15 31,25

Jumlah 48 100,00

Sumber : Data primer, 2014

Jenis usaha yang dijalankan oleh kaum wanita yaitu dalam bidang

usaha makanan dan minuman (kuliner). Responden berpendapat bahwa mereka

menjalankan usaha dikarenankan berawal dari hobby dalam mengolah

makanan. Hobby ini kemudian ditindaklanjuti dengan pengembangan usaha

yang juga berbasis pada hobbynya. Hal ini juga menunjukkan bahwa kaum

wanita cenderung menjalankan usaha dengan basis sektor rumahan, sehingga

mampu berperan ganda dalam keluarga. Adapun macam-macam usahanya

yaitu usaha kue mochi, kue brownies, kue jahe, kue bika ambon, kue soes, kue

ladu, kue kering, sagon bakar, dodol, simping, sumpiah, pangsit, lantak pisang,

keripik singkong, kerupuk kulit, pepes ikan mas, pengolahan tahu, baby fish

chrispy, minuman herbal, permen jahe, asem dan minuman bandrek, bajigur.

Macam-macam produk dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 39: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

25

Kue mochi dalam kemasan Kue mochi berbagai rasa Kue mochi

Kue mochi siap jual Kue brownies kukus

Brosur kue brownies amalia

Kerupuk kulit Keripik lantak pisang Kue kering dan sagon

Permen asem Permen jahe Kue Dodol

Page 40: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

26

Pangsit Jeng Rini Keripik Singkong SEHI Kue Bika Ambon

Kue sumpia Kemasan kue sumpia Aika Pepes ikan mas

Minuman Bandrek dan Bajigur Brosur Bandrek dan Bajigur RISD

Gambar 8 Macam-macam produk UKM di Kota Sukabumi

Jenis produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang dijalankan oleh

kaum wanita cukup beragam. Omzet yang diperolehpu cukup beragam. Dari

empat puluh delapam UKM yang berada di Kecamatan Cikole, rata-rata omzet

yang diperoleh sebesar Rp 77.000.000 dengan kisaran terendah Rp 10.000.000

dan tertinggi Rp 150.000.000 per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha

yang di jalankan oleh kaum wanita cukup menjanjikan. Responden

berpendapat bahwa besar kecilnya keuntungan yang diperoleh tidak

mengurangi semangat mereka untuk berwirausaha.

Page 41: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

27

Analisis Karakteristik Wirausaha Wanita dan Motivasi Berwirausaha

1. Karakteristik Wirausaha Wanita

Karakteristik wirausaha wanita yang dikaji merupakan karakteristik

psikologis (mencerminkan watak dan sikap wirausaha). Karakteristik

psikologis tersebut meliputi memiliki pengatahuan dalam berwirausaha,

berkeinginan merubah nasib, keberanian dalam mengambil keputusan dan

adanya dukungan keluarga/suami. Indikator tersebut paling banyak dikaji pada

berbagai penelitian. Keempat karakteristik idealnya dimiliki oleh seorang

wirausaha sehingga membentuk karakter yang positif. Jika seseorang memiliki

karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha maka seseorang

tersebut berpotensi untuk menjadi wirausaha yang baik.

Karakteristik wirausaha wanita di Kota Sukabumi secara umum

termasuk dalam kategori sangat baik, yang ditunjukkan dari hasil rataan skor

sebesar 84,20 persen. Hal ini menjelaskan bahwa karakteristik wirausaha

wanita yang dimiliki mampu medorong kaum wanita untuk terlibat aktif dalam

kegiatan wirausaha di Kota Sukabumi. Penyajian data mengenai rataan skor

karakteristik wirausaha wanita di Kota Sukabumi menurut indikator motivasi

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Rataan skor karakteristik wirausaha wanita di Kota Sukabumi

No. Keterangan Rataan skor

(%) Kategori *)

1. Memiliki pengetahuan dalam

berwirausaha 76,04 Sangat Baik

2. Berkeinginan merubah nasib 85,07 Sangat Baik

3. Keberanian dalam mengambil

keputusan 90,97 Sangat Baik

4. Adanya dukungan keluarga/suami 84,72 Sangat Baik

Total Rataan Skor 84,20 Sumber: Data primer, 2014

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa sebagian besar pelaku UKM di

Kota Sukabumi memiliki keberanian dalam mengambil keputusan, dengan

rataan skor yang lebih besar dibandingkan dengan tiga indikator yang lain

yakni sebesar 90,97 persen termasuk dalam kategori sangat baik dengan kata

lain bahwa responden sangat termotivasi dalam mengambil keputusan untuk

berwirausaha. Keberanian dalam mengambil keputusan yang dimaksukan

adalah pengambilan keputusan untuk bekerja sendiri/berwirausaha sebagai

salah satu cara untuk memperoleh penghasilan dan pengambilan keputusan

dalam menghadapi resiko. Menurut Kasmir (2007), seorang wirausahawan

(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk

membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko

artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut

atau cemas, sekaligus dalam kondisi tidak pasti. Selain berani dalam

mengambil keputusan untuk berwirausaha, responden juga berkeinginan untuk

merubah nasib dengan cara berwirausaha, rataan skor sebesar 85,07 persen

termasuk dalam kategori sangat baik. Sebagian besar responden berpendapat,

Page 42: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

28

melihat kondisi perekonomian rumahtangga yang tidak hanya bisa

mengandalkan penghasilan suami, maka sebagai kaum wanita haruslah terlibat

untuk membatu meningkatkan perekonomian rumahtangga. Hal ini membuat

responden sangat termotivasi untuk berwirausaha.

Keterlibatan wanita dalam perekonomian rumahtanggapun tidak

terlepas dari adanya dukungan keluarga/suami, tercermin dari penilaian rataan

skor sebesar 84,72 persen termasuk dalam kategori sangat baik, hal ini

menunjukkan seorang wanita yang sudah berumah tangga tentu tidak bisa

begitu saja meninggalkan keluarga baik anak-anak maupun suami untuk

melakukan keinginannya. Menekuni suatu bidang usaha tentu akan menyita

banyak waktu dalam mengelolanya, oleh sebab itu peran keluarga/suami

sangatlah penting dalam memutuskan untuk berwirausaha. Adanya dukungan

dari keluarga/suami membuat responden sangat termotivasi untuk

berwirausaha. Pengetahuan dalam berwirausaha yang dimiliki oleh responden

didapatkan dari pelatihan kewirausahan dan keluarga terutama orang tua

responden selaku perintis usaha yang saat ini sedang dikembangkan oleh

anaknya (responden). Berdasarkan rataan skor sebesar 76,04 persen termasuk

dalam kategori sangat baik hal tersebut menunjukkan mayoritas responden

sudah mengetahui informasi mengenai usaha yang dijalankannya. Pengetahuan

yang dimaksud adalah cara memperoleh bahan baku untuk diproduksi hingga

memasarkan produk tersebut. Dengan bekal pengetahuan yang sudah

diperoleh, responden sangat termotivasi untuk berwirausaha.

Dari hasil analisis mengenai karakteristik wirausaha wanita di Kota

Sukabumi, seluruh variabel termasuk pada kategori sangat baik yang berarti

karakteristik yang dimiliki oleh para wanita pelaku Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) menjadi modal awal dalam mengambil keputusan berwirausaha.

2. Motivasi Berwirausaha

Motivasi wanita berwirausaha di Kota Sukabumi secara umum termasuk

kategori baik. Hal ini dilihat dari rataan skor sebesar 62,09. Tiga indikator

dalam penelitian ini meliputi kebutuhan eksistensi, kebutuhan berhubungan

dan kebutuhan berkembang. Hasil rataan skor motivasi berwirausaha di Kota

Sukabumi disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Rataan skor motivasi berwirausaha di Kota Sukabumi menurut

indikator motivasi

No. Keterangan Rataan skor

(%) Kategori *)

1. Kebutuhan eksistensi 65,45 Baik

2. Kebutuhan berhubungan 56,08 Baik

3. Kebutuhna berkembang 64,76 Baik

Total rataan skor 62,09 Sumber: Data primer, 2014

Motivasi wanita berwirausaha untuk memenuhi kebutuhan eksistensi

yaitu, kepuasan akan ketersediaan kebutuhan dasar, seperti adanya modal

usaha. Rataan jumlah skor adalah 65,45 termasuk dalam kategori baik. Hal ini

menunjukkan bahwa ketersedian modal usaha yang terdiri dari modal berupa

Page 43: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

29

uang, keterampilan dan niat berwirausaha yang dimiliki oleh responden

memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan usaha yang dijalankan.

Dilihat dari kebutuhan berhubungan, yaitu kebutuhan untuk memiliki

hubungan yang dapat diterima oleh pihak-pihak seperti, hubungan antara

individu dan lingkungan sosial tempat responden menjalankan usaha. Rataan

jumlah skor adalah 56,08 termasuk dalam kategori baik untuk memenuhi

kebutuhan ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan berhubungan memotivasi

untuk berwirausaha. Dari hasil wawancara dengan responden, adapun yang

dilakukan diantaranya bertukar informasi mengenai usaha atau pengalaman dalam

menjalankan usaha.

Motivasi untuk memenuhi kebutuhan berkembang yaitu, kebutuhan untuk

tumbuh sebagai manusia, dan memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang

dimiliki hingga mencapai potensi maksimal, seperti mendapat tambahan

pendapatan dari berwirausaha. Rataan jumlah skor adalah 64,76 termasuk dalam

kategori baik, yang berarti responden termotivasi untuk memenuhi kebutuhan ini.

Hasil wawancara dengan responden bahwa keinginan saat ini adalah

meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dan berharap

agar pemerintah membantu dalam hal pemasaran produk yang dihasilkannya,

seperti menyediakan gallery khusus produk UKM Kota Sukabumi. Selain itu

kegiatan pendampingan usaha seperti pelatihan maupun penyuluhan yang merata

kepada seluruh pelaku UKM, karena selama ini instansi terkait hanya mengundang

kepada pelaku UKM yang sudah memiliki brand saja.

Dari hasil analisis mengenai motivasi berwirausaha wirausaha di Kota

Sukabumi, seluruh variabel termasuk pada kategori baik, maka dapat

disimpulkan bahwa para wanita sebagai pelaku Usaha Kecil dan Menengah

(UKM) termotivasi untuk mewujudkan segala kebutuhan-kebutuhan yang

diinginkannya. Hal ini juga menjadi alasan para wanita untuk memutuskan

berwirausaha.

Hubungan Karakteristik Wirausaha Wanita dengan Motivasi

Berwirausaha

Karakteristik wirausaha wanita terdiri dari memiliki pengetahuan dalam

berwirausaha, berkeinginan merubah nasib, keberanian dalam mengambil

keputusan dan adanya dukungan keluarga/suami yang akan dihubungkan

dengan motivasi berwirausaha meliputi kebutuhan eksistensi, kebutuhan

berhubungan dan kebutuhan berkembang.

Page 44: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

30

Tabel 9 Koefisien korelasi karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi

berwirausaha

Motivasi Karakteristik wirausaha wanita

MPDB BMN KDMK ADKS

Kebutuhan Akan

Eksistensi

Correlation

Coefficient .063 .288

* -.017 .306*

Sig. (2-tailed) .671 .047 .909 .034

N 48 48 48 48

Kebutuhan Akan

Berhubungan

Correlation

Coefficient .153 -.024 .312* .100

Sig. (2-tailed) .299 .871 .031 .499

N 48 48 48 48

Kebutuhan Akan

Berkembang

Correlation

Coefficient -.003 .294* -.239 .359*

Sig. (2-tailed) .985 .042 .102 .012

N 48 48 48 48

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

* . Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Data Primer, 2014

Keterangan:

* = Berhubungan nyata dengan taraf signifikan α = 0,05

** = Berhubungan nyata dengan taraf signifikan α = 0,01

MPDB = Memiliki pengetahuan dalam berwirausaha

BMN = Berkeinginan merubah nasib

KDMK = Keberanian dalam mengambil keputusan

ADKS = Adanya dukungan keluarga/suami

Hubungan Antara Berkeinginan merubah nasib dengan

Kebutuhan Eksistensi

Berdasarkan hasil analisis korelasi Rank Spearman seperti pada Tabel 9

menunjukkan bahwa koefisien korelasi rs antara keinginan responden untuk

merubah nasib dengan motivasi kebutuhan eksistensi sebesar 0.288, secara

deskriptif dapat disimpulkan semakin tinggi keinginan responden untuk

merubah nasib maka motivasi akan kebutuhan eksistensi juga cenderung

semakin tinggi, dengan kekuatan hubungan termasuk kategori lemah. Hasil uji

signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0.047 masih lebih kecil bila

dibandingkn dengan taraf nyata 5 persen. Sehingga disimpulkan tolak Ho. Hal

tersebut berarti hubungan antara keinginan merubah nasib dengan motivasi

kebutuhan eksistensi signifikan pada taraf nyata 5 persen.

Sebagian besar responden berpendapat bahwa dari usaha yang sedang

dijalankan, mereka hanya berkeinginan sebatas hanya untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari saja, hal tersebut menjadi kelemahan dalam memotivasi

Page 45: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

31

untuk memenuhi kebutuhan eksistensi. Kebutuhan eksistensi dalam hal ini

adalah adanya modal usaha yang terdiri dari modal berupa uang, keterampilan

dan niat berwirausaha.

Hubungan Antara Adanya Dukungan Keluarga/Suami dengan

Kebutuhan Eksistensi

Koefisien korelasi rs antara adanya dukungan keluarga/suami dengan

motivasi kebutuhan eksistensi sebesar 0.306, hal ini menunjukkan semakin

tinggi dukungan keluarga/suami maka motivasi akan kebutuhan eksistensi juga

cenderung semakin tinggi, dengan kekuatan hubungan termasuk kategori

lemah. Hasil uji signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0.034 masih lebih

kecil bila dibandingkn dengan taraf nyata 5 persen. Sehingga disimpulkan tolak

Ho. Hal tersebut berarti hubungan antara antara adanya dukungan

keluarga/suami dengan motivasi kebutuhan eksistensi signifikan pada taraf

nyata 5 persen.

Peran keluarga sangatlah penting demi keberlangsungan usaha yang

sedang dijalankan. Bagi responden, dukungan yang paling penting yang

diberikan oleh keluarga adalah dukungan moral, namun pada awal merintis

usaha masih banyak keluarga yang setengah hati mengizinkan para wanita

turun tangan membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga,

hal inilah yang memberikan pengaruh kecil dalam memenuhi kebutuhan

eksistensi.

Hubungan Antara Memiliki Pengetahuan Dalam Berwirausaha

dan Keberanian Dalam Mengambil Keputusan dengan Kebutuhan

Eksistensi

Sementara itu, koefisien korelasi rs antara responden yang memiliki

pengetahuan dalam berwirausaha dan keberanian dalam mengambil keputusan

dengan motivasi kebutuhan eksistensi menunjukkan tidak adanya hubungan.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-

tailed) lebih tinggi bila dibandingkan dengan taraf nyata 5 persen, dapat

disimpulkan terima H0. Hal tersebut berarti hubungan antara responden yang

memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dan keberanian dalam mengambil

keputusan dengan motivasi kebutuhan eksistensi tidak signifikan pada taraf

nyata 5 persen.

Tidak ada pengaruh antara responden yang memiliki pengetahuan

dalam berwirausaha dengan motivasi eksistensi. Menurut hasil wawancara

dengan responden mereka berpendapat bahwa, dalam menjalankan usaha

faktor penting yang harus dimiliki adalah niat, tekad dan keterampilan. Bagi

mereka modal berupa uang mudah diperoleh sedangkan modal selain uang

yang sulit diperoleh. Begitu juga responden yang memiliki keberanian dalam

mengambil keputusan dengan kebutuhan eksistensi. Responden berpendapat

bahwa seorang pengusaha selalu akan dihadapkan dengan risiko usaha, jika

pengusaha tersebut telah mampu dan berani dalam mengambil keputusan maka

pemenuhan kebutuhan modal usaha tidak akan sulit diperoleh.

Page 46: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

32

Hubungan Antara Keberanian Dalam Mengambil Keputusan dengan

Kebutuhan Berhubungan

Dilihat dari nilai Koefisien korelasi rs antara keberanian responden

untuk mengambil keputusan dengan motivasi kebutuhan berhubungan sebesar

0.321, menunjukkan semakin tinggi keberanian responden untuk mengambil

keputusan maka motivasi akan kebutuhan berhubungan juga cenderung

semakin tinggi, dengan kekuatan hubungan termasuk kategori lemah. Hasil uji

signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0.031 masih lebih kecil bila

dibandingkn dengan taraf nyata 5 persen. Sehingga disimpulkan tolak Ho. Hal

tersebut berarti hubungan antara keberanian responden untuk mengambil

keputusan dengan motivasi kebutuhan berhubungan signifikan pada taraf nyata

5 persen. Kebutuhan berhubungan yang dimaksud adalah adanya hubungan

baik dan bermanfaat antara responden dengan lingkungan masyarakat tempat

tinggalnya.

Dalam menjalankan usahanya, tentu banyak risiko yang akan dihadapi

responden. Sebagian besar responden berpendapat bahwa ketika responden

mengalami risiko dalam usahanya ada saja perkataan tidak baik yang diterima

dari lingkungan sekitarnya hal ini memberikan pengaruh kecil dalam

memenuhi kebutuhan berhubungan. Sejatinya responden yang memiliki

keberanian dalam mengambil keputusan khususnya keputusan berwirausaha

ini, didorong karena adanya hubungan yang baik dan bermanfaat antara

responden dengan lingkungan masayarakat tempat tinggalnya. Keharmonisan

di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya juga dapat mendukung responden

untuk mengambil keputusan berwirausaha.

Hubungan Antara Memiliki Pengetahuan Dalam Berwirausaha dengan

Kebutuhan Berhubungan

Koefisien korelasi rs antara responden yang memiliki pengetahuan

dalam berwirausaha dengan motivasi kebutuhan berhubungan menunjukkan

tidak adanya hubungan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji signifikasi rs

diperoleh nilai Sig. (2-tailed) lebih tinggi bila dibandingkn dengan taraf nyata 5

persen. Sehingga disimpulkan terima H0. Hal tersebut berarti hubungan antara

responden yang memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dengan motivasi

kebutuhan berkembang tidak signifikan pada taraf nyata 5 persen. Artinya

tidak ada pengaruh antara responden yang memiliki pengetahuan dalam

berwirausaha dengan motivasi berhubungan.

Dari hasil wawancara dengan responden, mereka menganggap bahwa

semakin tinggi pengetahuan tanpa bisa diamalkan akan menjadi tidak berguna.

Lebih baik memiliki pengetahuan sedikit namun dapat diamalkan dan

disebarkan kepada lingkungan masyarakat tempat usaha. Selain dapat menjaga

keharmonisan antar tetangga dan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan

guna membantu perekonomian di lingkungan tersebut.

Page 47: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

33

Hubungan Antara Keinginan Merubah Nasib dan Adanya Dukungan

Keluarga/Suami dengan Kebutuhan Berhubungan

Kebutuhan berhubungan yaitu adanya pandangan baik kepada

responden dari lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Nilai koefisien

korelasi rs antara responden yang berkeinginan merubah nasib dan adanya

dukungan keluarga/suami dengan motivasi kebutuhan berhubunganpun

menunjukkan tidak adanya hubungan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji

signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-tailed) lebih tinggi bila dibandingkn dengan

taraf nyata 5 persen. Sehingga terima H0 hal tersebut berarti, hubungan antara

responden yang memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dan keberanian

dalam mengambil keputusan dengan motivasi kebutuhan berkembang tidak

signifikan pada taraf nyata 5 persen. Artinya tidak ada pengaruh antara

responden yang berkeinginan merubah nasib dan adanya dukungan keluarga

dengan motivasi kebutuhan berhubungan. Responden berpendapat lingkungan

masyarakat tempat tinggalnya tidak begitu mempengaruhi atau memberikan

perubahan terhadap usaha yang dijalankannya.

Hubungan Antara Keinginan Merubah Nasib dengan Kebutuhan

Berkembang

Nilai koefisien korelasi rs antara keinginan responden untuk merubah

nasib dengan motivasi kebutuhan berkembang yaitu sebesar 0.294, dapat

disimpulkan semakin tinggi keinginan responden untuk merubah nasib maka

motivasi akan kebutuhan berkembang juga cenderung semakin tinggi, dengan

kekuatan hubungan termasuk kategori lemah. Hasil uji signifikasi rs diperoleh

nilai Sig. (2-tailed) = 0.042 masih lebih kecil bila dibandingkn dengan taraf

nyata 5 persen. Sehingga disimpulkan tolak Ho. Hal tersebut berarti hubungan

antara keinginan responden untuk merubah nasib dengan motivasi kebutuhan

berkembang signifikan pada taraf nyata 5 persen.

Kebutuhan berkembang yang dimaksud adalah upaya seseorang dengan

memanfaatkan potensi yang dimilikinya guna mendapat tambahan pendapatan

dari berwirausaha. Para responden yang berkeinginan merubah nasib sangat

memahami bahwa dari usaha yang dijalankan, dapat memberikan peluang

untuk menigkatkan pendapatan. Umumnya para responden memiliki cita-cita

untuk mengembangkan usahanya dan dapat menjadi pengusaha besar. Namun

sebagian besar responden berpendapat bahwa dari usaha yang dijalankan,

mereka hanya berkeinginan sebatas hanya untuk mencukupi kebutuhan sehari-

hari saja, hal tersebut menjadi kelemahan dalam memotivasi untuk memenuhi

kebutuhan berkembang.

Hubungan Antara Adanya Dukungan Keluarga/Suami dengan

Kebutuhan Berhubungan

Koefisien korelasi rs antara adanya dukungan keluarga/suami dengan

motivasi kebutuhan berkembang sebesar 0.359, yang menunjukkan semakin

tinggi dukungan keluarga/suami maka motivasi akan kebutuhan berkembang

juga cenderung semakin tinggi, dengan kekuatan hubungan termasuk kategori

Page 48: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

34

lemah. Hasil uji signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-tailed) = 0.012 masih lebih

kecil bila dibandingkn dengan taraf nyata 5 persen. Sehingga disimpulkan tolak

Ho. Hal tersebut berarti hubungan antara antara adanya dukungan

keluarga/suami dengan motivasi kebutuhan eksistensi signifikan pada taraf

nyata 5 persen.

Seorang wanita yang sudah berumah tangga tentu tidak bisa begitu saja

mengenyampingkan keluarga baik anak-anak maupun suami untuk melakukan

keinginannya. Menekuni suatu bidang usaha tentu akan menyita banyak waktu

dalam mengelolanya, oleh sebab itu peran keluarga dan suami sangatlah

penting. Pada awal merintis usaha masih banyak keluarga yang setengah hati

mengizinkan para wanita turun tangan membantu keluarga untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga, hal inilah yang memberikan pengaruh kecil dalam

memenuhi kebutuhan berkembang. Namun seiring berjalannya waktu,

keluarga/suami memberikan dukungan penuh terhadap usaha yang dijalankan

responden. Responden menyadari karena semakin besar dukungan yang

diberikan maka semakin memotivasi responden untuk melakukakan

pengembangan usahanya.

Hubungan Antara Memiliki Pengetahuan Dalam Berwirausaha

dan Keberanian Dalam Mengambil Keputusan dengan Kebutuhan

Berkembang

Koefisien korelasi rs antara responden yang memiliki pengetahuan

dalam berwirausaha dan keberanian dalam mengambil keputusan dengan

motivasi kebutuhan berkembang menunjukkan tidak adanya hubungan. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil uji signifikasi rs diperoleh nilai Sig. (2-tailed)

lebih tinggi bila dibandingkn dengan taraf nyata 5 persen. Sehingga

disimpulkan terima H0. Hal tersebut berarti hubungan antara responden yang

memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dan keberanian dalam mengambil

keputusan dengan motivasi kebutuhan berkembang tidak signifikan pada taraf

nyata 5 persen. Artinya tidak ada pengaruh antara responden yang memiliki

pengetahuan dalam berwirausaha dengan motivasi berkembang. Menurut

responden, pengetahuan dalam berwirausaha usaha itu hanya dapat diperoleh

dari pendidikan formal saja. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin

luas juga pengetahuan yang dimiliki. Dari tingkat pendidikan respon yang

hanya lulusan SMA, hal ini yang menyebabkan tidak adanya pengaruh antara

memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dengan kebutuhan berkembang.

Sama halnya dengan responden yang memiliki keberanian dalam mengambil

keputusan dengan kebutuhan berkembang.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Karakteristik kewirausahaan erat kaitannya dengan motivasi

berwirausaha. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha

Page 49: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

35

wanita secara umum termasuk dalam kategori sangat baik. Karakteristik yang

dimiliki wirausaha wanita yaitu memiliki pengetahuan dalam menjalankan

usahanya dan memiliki keberanian dalam mengambil keputusan khususnya

keputusan berwirausaha. Hal tersebut juga didorong dengan adanya keinginan

untuk merubah nasib. Karakteristik wirausaha wanita yang dimiliki tersebut,

mampu medorong kaum wanita untuk terlibat aktif dalam kegiatan wirausaha

di Kota Sukabumi, hal ini juga tidak terlepas dari adanya dukungan

keluarga/suami. Sementara motivasi wanita berwirausaha secara umum

termasuk kategori baik. Ada tiga indikator kebutuhan yang memotivasi wanita

untuk berwirausaha yaitu kebutuhan eksistensi, berhubungan dan berkembang.

Dari hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan bahwa variabel

yang memiliki korelasi atau hubungan nyata positif berkategori lemah yaitu

variabel berkeinginan merubah nasib dan adanya dukungan keluarga/suami

berhubungan dengan kebutuhan eksistensi dan kebutuhan berkembang serta

keberanian dalam mengambil keputusan dengan kebutuhan akan berhubungan.

Sedangkan variabel lainya yang tidak memiliki hubungan nyata yaitu

variabel memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dengan kebutuhan

eksistensi dan kebutuhan berhubungan, variabel adanya dukungan

keluarga/suami dengan kebutuhan berhubungan. Variabel keberanian dalam

mengambil keputusan dengan kebutuhan eksistensi dan kebutuhan

berkembang, variabel berkeinginan merubah nasib dengan kebutuhan

berhubungan serta variabel memiliki pengetahuan dalam berwirausaha dengan

kebutuhan berkembang.

Saran

Pembentukan karakteristik kewirausahaan sangatlah penting diupayakan

karena karakteristik kewirausahaan memiliki peran dalam memudahkan

seseorang untuk mengasah kompetensinya dan mengembangkan usahanya.

Oleh karena itu perlu dibudayakan karakteristik-karakteristik kewirausahaan

tersebut dalam semua aspek kehidupan. Dari hasil analisis, hubungan antara

motivasi dan karakteristik wirausaha cenderung lemah, ini disebabkan oleh

banyak faktor. Peran pemerintah khususnya Dinas Koperasi dan Perdagangan

Kota Sukabumi selaku instansi yang seharusnya membina para pelaku UKM

(Usaha Kecil dan Menengah) perlu memberikan motivasi melalui berbagai

program-program pelatihan, seminar dan bahkan mengadakan acara pameran

produk UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Selain menjadikan ajang promosi

sekaligus memberikan penghargaan guna mendorong keberlangsungan usaha

yang dijalankan oleh seluruh pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah)

khususnya yang berada di Kecamatan Cikole Kota Sukabumi. Selain itu

baiknya dilakukan penelitian selanjutnya mengetahui kinerja dari UKM (Usaha

Kecil dan Menengah) itu sendiri.

Page 50: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

36

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2013. Persentase Pekerja Wanita Yang

Bekerja Di Sektor Formal dan Informal Di Jawa Barat Pada Tahun 2013.

Badan Pusat Statistik. Jakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2013. Tingkat partisipasi angkatan kerja

(TPAK) Tahun 2011-2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

[PEMDA] Pemerintahan Daerah Kota Sukabumi (ID). 2012. Partisipasi

Angkatan Kerja Wanita di Kota Sukabumi Tahun 2012. Dinas

Pemerintahan Daerah. Sukabumi.

[PEMDA] Pemerintahan Daerah Kota Sukabumi (ID). 2012. Persentase Jumlah

UKM Kota Sukabumi Pada Tahun 2008-2012. Dinas Pemerintahan

Daerah. Sukabumi.

[Dinas Koperindag] Dinas Koperasi Dan Perdagangan (ID). 2013. Jumlah

UKM Wanita per Sektor Industri Kota Sukabumi Tahun 2013. Dinas

Koperasi Dan Perdagangan. Sukabumi.

[Dinas Koperindag] Dinas Koperasi Dan Perdagangan (ID). 2013. Jumlah

UKM Wanita Kota Sukabumi Tahun 2013. Dinas Koperasi Dan

Perdagangan. Sukabumi.

[Dinas UMKM] Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Jawa

Barat (ID). 2012. Sebaran Jumlah Sentra UKM Jawa Barat Tahun 2012.

Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bandung.

Alma B. 2013. Kewirausahaan. Bandung (ID): Alfabeta.

Anggarwati MB. 2012. Analisis Faktor – Faktor Pendorong Seorang Wanita

Mendirikan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Wilayah

Kota Depok. [Skripsi]. Depok (ID): Universitas Gunadarma.

Dhefira. 2014. Perbedaan antara sektor usaha formal dengan informal dalam

sistem perekonomian Indonesia itu apa?. brainly.co.id. [Internet].

[diunduh 2014 September 12]. Tersedia pada :

http://brainly.co.id/tugas/222412.

Dini A. 2010. Fleksibelitas Usaha Kecil dan Menengah Rakyat Sebagai Salah

Satu Sektor Informal. Wordpress.com. [Internet]. [diunduh 2014

September 12 ]. Tersedia pada:

http://diniadelina.wordpress.com/2010/03/23/fleksibelitas-usaha-kecil-

dan-menengah-rakyat-sebagai-salah-satu-sektor-informal/.

Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK. 2006. Studi Peran Serta

Wanita Dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi.

Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM. 1(1): 136.

Firdaus M, Harmini, Farid MA. 2013. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk

Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.

Ghiselli Ee, Brown Cw. 1959. Personnel and Industrial Psychology.Edisi ke-2.

Tokyo: McGraw-Hill Book Company, Inc-Kogakusha Company ltd.

Hasibuan MSP. 1999. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Kasmir. 2007. Kewirausahaan edisi 1. Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.

Mosher AT. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian : Syarat-syarat

Pokok Pembangunan dan Modernisasi. Cetakan ke-13. Terjemahan:

Krisnandhi dan Bahrin Samad (Ed): Yasaguna, Jakarta.

Page 51: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

37

Machfud Sugiah Anita VV, Ines S. 1994. Different Women Different Work :

Gender and Industrialisation in Indonesia. Avebury (ID) : Hans and

Vermont.

Mar’atus S. 2011. Studi Komparasi Kemampuan Wirausaha (Analisis

Komparasi Kemampuan Wirausaha Antara Pria dan Wanita Pada Usaha

Kecil Makanan Ringan di Pasar Peterongan Jombang). [Skripsi]. Malang

(ID) : Program Sarjana Universitas Islam Negeri Malang.

Meng LA, Liang TW. 1996. Entrepreneurs, Entrepreneurship and

Entreprising Culture. Paris (ID): Addison-Wisley Publishing Company.

Nurhayati P. 2011. Karakteristik dan Kinerja Wirausaha Wanita pada UKM

AgroindustriPerikanan di Kabupaten Sukabumi. Prosiding Seminar

Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis. 271-285.

Nursulasiah. 2004. Motivasi Wanita Dalam Kegiatan Usaha Ternak Sapi

Potong (Kasus Desa Mangaran Kecamatan Ajung Kabupaten Jember).

[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Orhan M, Scott D. 2011. Why Women enter into Entrepreneurship A

Explanatory Model. Woman and Management Review. 16(5):232-243.

Prabandari SP, Rosita NH. 2013 Motivasi dan Kompetensi Pengaruhnya

Terhadap Kesuksesan Pengusaha Wanita. Prosiding Seminar Nasional

Dan Call For Papers Sancall Peran Perbankan Syariah Dalam

Penguatan Kapasitas Umkm Menuju Kemandirian Ekonomi Nasional.

ISBN: 978-979-636-147-2.

Pristiana U, Kusmaningtyas A, Mujanah S. 2009. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Wanita Berwirausaha Di Kota

Surabaya. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, 9(1):52-65.

Rakhmat J. 2000. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung (ID): Remaja

Rosdakarya.

Riduan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung (ID): Alfabeta.

Robbins SP. 2001. Perilaku Organisasi, jilid I. Jakarta (ID): Prenhallindo.

Sri M, Ismi DA. 2011. Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Melalui

Pengembangan Kewirausahaan Keluarga Menuju Ekonomi Kreatif di

Kabupaten Karanganyar. Jurnal SEPA. 9(1):134-144.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung (ID): Tarsito.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedelapan. Bandung (ID):

Alfabeta.

Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia

Indonesia.

Suprayitno, AR. 2004. Hubungan Karakteristik Individu dan Iklim Komunikasi

Organisasi dengan Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pendidikan dan

Latihan Kehutanan Makassar. [Tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pasca Sarjana

Institut Pertanian Bogor.

Septianingsih L. 2011. Analisis Perbandingan Kemampuan Entrepreneurship

anatar pengusaha wanita dan pria pada Usaha Kecil dan Menengah di

Kecamatan Kota Kudus. [Tesis]. Kudus (ID): Unika Soegijapranata.

Setyanti CA. 2013. Beda Pola Pikir Pria dan Wanita Saat Berbisnis.

female.kompas.com. [Internet]. [diunduh 2014 September 12]. Tersedia

Page 52: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

38

pada:http://female.kompas.com/read/2013/08/23/1626063/Beda.Pola.Piki

r.Pria.dan.Wanita.Saat.Berbisnis.

Sethuraman SU. 1993. The Urban Informal Sector in Developing Countries.

Geneva (ID): International Labor Organization.

Soesarsono, Sarma M. 2002. Sekilas Kewirausahaan Tantangan Mandiri.

Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Umar H. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua.

Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.

Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta (ID): Ghalia

Indonesia

Winardi J. 2011. Motivasi & Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta (ID):

Raja Grafindo Persada.

Tinaprilla N. 2007. Jadi Kaya Dengan Berbisnis di Rumah. Jakarta (ID): Elex

Media.

Yuliani L. 2002. Keterlibatan Wanita Dalam Usahaternak Ayam Buras (Kasus

Kelompok “Tanjung” Desa Taman Sari, Kecamatan Ciomas, Kabupaten

Bogor). [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Yusuf M. 2014. Kota Sukabumi Akan Menjadi Destinasi Wisata Kuliner.

Kompas.com [Internet]. [diunduh 2014 Maret 5]. Tersedia pada:

http//travel.kompas.com/read/2014/02/14/1619074.

Zimmerer T dan Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha

Kecil. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Page 53: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

39

Lampiran 1 Foto-foto bersama responden pengelola Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) kota sukabumi

a b

c d

e f

g h

Page 54: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

40

i j

Keterangan :

a. Foto bersama Ibu Lia yayah herlina pemilik UKM kue brownies amalia

b. Foto bersama Ibu Tini Sutini pemilik UKM keripik singkong

c. Foto bersama karyawan UKM sagon ciaul

d. Foto bersama Ibu Kulsum pemilik UKM permen jahe dan asem

e. Foto bersama Ibu Mimin pemilik UKM kue sumpia

f. Foto bersama Ibu Titoh pemilik UKM kue soes

g. Foto banner UKM sumpia alika milik Ibu Elly meliawati

h. Foto bersama pemilik UKM dodol maryati

i. Foto kegiatan produksi UKM pangsit Jeng Rini

j. Foto bersama Ibu Rini pemilik UKM pangsit Jeng Rini

Page 55: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

41

Lampiran 2 Data identitas responden

Kelompok Kue

No Nama Alamat Usia Pendidikan

Latar

belakang

beluarga

Jumlah

tanggungan

keluarga *)

Jenis usaha

1 Nenden

marliah

Jl.

Bhayangkara

gang kaswari

2 no.17

36 SMP Wiraswasta Kecil Kue mochi

2 Sri

sulastri Jl. Kenari 50 DIPLOMA ABRI Kecil Kue mochi

3 Purwati

Jl. Ra.

Kosasih gang

mesjid

56 SD Wiraswasta Kecil Kue mochi

4 Cecep

Jl. Pemuda 1

gang hikmat

1

55 SMA Wiraswasta Kecil Kue mochi

5 Isop

sopiah

Jl. Ra.

Kosasih gang

limus

36 SD Wiraswasta Kecil Kue mochi

6 Titoh Jl.ciaul gang

uben 36 SMA Wiraswasta Kecil Kue soes

7 Hani

kustriani

Jl. A.yani

gang cereme

2 no.30

47 DIPLOMA PNS Kecil Kue bolu

dan soes

8 Juju

juariah

Jl. Cikiray

gang mesjid 56 SMA Wiraswasta Besar Kue bolu

9 Ai rodiah Jl. Pelabuhan

2 gang murni 52 SMP Wiraswasta Besar Kue bolu

10 Nina Jl. Stasiun

timur 42 SMA Wiraswasta Besar

Kue bolu

dan cilok

11 Tutia

susan

Jl. Ra.

Kosasih gang

limus

32 SMA Wiraswasta Besar Kue bika

ambon

12 Eli kartika

Jl.

Bhayangkara

gang h.obing

37 SMP Wiraswasta Kecil Kue bika

ambon

13 Wida

Jl.

Suryakencana

gang karimin

45 S1 Wiraswasta Kecil Kue kering

14 Cucu

Jl.

Bhayangkara

gang merak

no. 4

48 SMP Wiraswasta Besar Kue kering

dan ladu

15 Ria Jl. Ciaul baru

no. 16 34 SMA ABRI Besar

Kue kering

dan sagon

16 Eti Jl. Cikiray

gang masjid 60 SMP PNS Besar Kue ladu

17 Ida

hosidah

Jl. Siliwangi

gang mansur

no.7

56 S1 Wiraswasta Kecil Kue jahe

18 Nurromah

Jl. Siliwangi

gang haji

mochtar

56 SMA PNS Kecil Kue jahe

19 Lia yayah Jl. Rs. Bunut 45 SMA PNS Kecil Kue

Page 56: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

42

herlina no. 113 brownies

20 Wiwi Jl. Safir no.

257 50 SMA Wiraswasta Kecil

Kue

brownies

21 Yayah

rohayati

Jl. Lio

babakan 48 SMP

Pegawai

swasta Kecil Kue Ali

22 Nana

sumpena

Jl. Pemuda 1

gang hikmat

1

58 SMP Wiraswasta Besar Kue Dodol

23 Butih Jl. Ciaul pasir

ipis no. 29 46 SMA Wiraswasta Besar

Kue

Sumpia

udang

24 Mimin Jl.ciaul gang

uben no.45 46 SMP PNS Kecil

Kue

Sumpia

udang

25 Elly

meliawati

Jl. Pelda

suryanta gang

swadaya

45 SMA Wiraswasta Kecil

Kue

Sumpia

udang

Kelompok Keripik, Pangsit dan Simping

No Nama Alamat Usia Pendidikan

Latar

belakang

beluarga

Jumlah

tanggungan

keluarga *)

Jenis usaha

1 Iis sutijah

Jl. Veteran 1

gang

persatuan 2

51 SMA Wiraswasta Kecil Lantak

pisang

2 Rosyati Jl. Ciaul pasir

ipis 44 SD

Pegawai

swasta Kecil

Lantak

pisang

3 Titin

Jl. Ra.

Kosasih gang

djuli no. 4

60 SMP Wiraswasta Besar Lantak

pisang

4 Ade

sumiati

Jl.

Selabintana

gang

cimanggah

55 DIPLOMA Wiraswasta Kecil Keripik

baby fish

5 Tini sutini

Jl.

Bhayangkara

gang titiran 1

no. 15

45 SMP Pegawai

swasta Besar

Keripik

singkong

6 Kuswanda Jl. Pemuda

no. 27 47 SMA Wiraswasta Kecil

Keripik

singkong

7 Jenab Jl.

Selabintana 44 SD Petani Besar Rangginang

8 Rini

Jl.

Bougenvile

perum

tanjung sari

44 DIPLOMA Pegawai

swasta Kecil

Pangsit

aneka rasa

sayur dan

buah

9 Halimah Jl. Subang

jaya 51 SMP Wiraswasta Kecil Simping

10 Deti Jl. Parigi 34 SMA Wiraswasta Kecil Kerupuk

kulit

Kelompok Makanan Berat

No Nama Alamat Usia Pendidikan

Latar

belakang

beluarga

Jumlah

tanggungan

keluarga *)

Jenis usaha

Page 57: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

43

1 Lantie

malati k

Jl. Gotong

royong tegal

pari no. 64

45 S1 Wiraswasta Kecil Pepes ikan

mas

2 Erti

suzane

Jl. A.yani

gang cereme

3

30 S1 Wiraswasta Kecil Katering

nasi

3 Sri puji

rahayu

Jl. Baros

jembatan

merah no. 28

42 DIPLOMA PNS Kecil Telor asin

4 Rina

marliana

Jl. Pajagalan

gang surya 47 SMA Wiraswasta Kecil Tahu

5 Bobbi Jl. Pemuda 2

kopti 26 SMA Wiraswasta Besar Tahu

6 Ayi

Jl. A.yani

gang cereme

1

60 SMA PNS Besar Tahu sutera

Kelompok Minuman dan Permen

No Nama Alamat Usia Pendidikan

Latar

belakang

beluarga

Jumlah

tanggungan

keluarga *)

Jenis usaha

1 Rumnah

Jl.

Ir.H.Djuanda

gang adireja

no. 8

57 SMP Pegawai

swasta Kecil

Minuman

banrek dan

bajigur

2 Renti

hendriani

Jl. Cikiray

gang masjid 41 SMA Wiraswasta Besar

Minuman

herbal

3 Titin

Fatimah

Jl. Dwikora

no. 31 51 SMA Wiraswasta Kecil

Minuman

herbal

4 Asep

robiana

Jl. Sina resmi

no.76 52 SMA Wiraswasta Kecil

Minuman

yoghurt

5 Ade

Jl. Siliwangi

babakan

jampang

48 SD Wiraswasta Kecil

Permen

Jahe

6 Eti suherti

Jl. Siliwangi

babakan

jampang

45 SD Wiraswasta Kecil

Permen

jahe dan

asem

7 Kulsum Jl.

Parungseah 55 SD Wiraswasta Kecil

Permen

jahe dan

asem

Sumber : Data primer, 2014

Keterangan :

*) Jumlah tanggungan keluarga : Kecil (2-5 orang)

Besar (6-10 orang)

Page 58: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

44

Lampiran 3 Hasil analisis korelasi rank spearman

Korelasi karakteristik wirausaha wanita dengan motivasi berwirausaha

Memiliki pengetahuan

dalam berwirausaha

Berkeinginan

merubah nasib

Keberanian dalam

mengambil keputusan

Adanya dukungan

keluarga/suami

Spearman's rho

Kebutuhan

eksistensi

Correlation

Coefficient .063 .288

* -.017 .306

*

Sig. (2-tailed) .671 .047 .909 .034

N 48 48 48 48

Kebutuhan

berhubungan

Correlation

Coefficient .153 -.024 .312

* .100

Sig. (2-tailed) .299 .871 .031 .499

N 48 48 48 48

Kebutuhan

berkembang

Correlation

Coefficient -.003 .294

* -.239 .359

*

Sig. (2-tailed) .985 .042 .102 .012

N 48 48 48 48

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

44

Page 59: MOTIVASI WANITA BERWIRAUSAHA DI KOTA SUKABUMI · wirausaha mikro, kecil, dan menengah adalah wanita. Wanita wirausaha yang bergerak di bidang usaha kecil yaitu delapan puluh lima

45

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 11 Juni 1991. Penulis adalah

anak pertama dari tiga bersaudara dari ayah Usman Gumanti dan ibu Hani

Kustriani. Jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis dari SD Negeri

Ir. H. Djuanda Kota Sukabumi pada tahun 1997-2003. Pendidikan tingkat

menengah penulis, dimulai pada tahun 2003-2006 di SMP Negeri 2 Kota

Sukabumi. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Muhammadiyah Kota Sukabumi

dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi Diploma IPB melalui jalur test

dan diterima di Program Keahlian Manajemen Agribisnis. Setelah lulus dari

Diploma IPB pada tahun 2012, penulis melanjutkan kuliah dengan mengikuti

seleksi di Program Alih Jenis IPB dan diterima di Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Departemen Agribisnis.