MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI...

121
MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PISANGAN DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Nabilah Ulfah NIM 11151030000038 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Transcript of MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI...

Page 1: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI

YANG BEROBAT DI PUSKESMAS PISANGAN

DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Nabilah Ulfah

NIM 11151030000038

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

LEMBAR PERI{YATAAN KEASLIAi\ KARYA

Dengan ini sayamenyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah J akarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahvra karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dat', katya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 25 Oktober 2018

Nabilah Ulfah

Page 3: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Motivasi Pasien Penderita Hipertensi yang Berobat di Puskesmas PisanganDalam Pengendalian Ilipertensi

Laporan PenelitianDiaiukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Mernenuhi Persyaratan Memperoleh GelarSarj ana Kedokteran (S.Ked)

OlehNabilah Ulfah

NIM: 11151030000038

Pembimbing I Pembimbing II

Wdr. Risahmawati, Dr. Med. Sc.

NIP. 1 9770913200604200r

vvdr. Nurmila Sari, M.Kes.

NIP. 198503152011 01201 0

PROGRAM STUDI KEDOKTERANF'AKI]LTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1440H/2018M

|ll

Page 4: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

. I-,EM I}AR I'ENGESAIIAN

[-aporan Penelitian berjudul N{ot'r,asi I'asictr Pcltderita I'lipcrtensi yangBcrobat di Puskcsnr:rs I'isangan Dirlant l)cngcndalian llipcrtcnsi yang

cliajukan oleh Nabi!ah Ultah (NlM ll1510300003ti), telah diujikan dalarri siclang

cli Fakultas Kedokteran pada Oktober 201ti. Laporan penelitian ini telah diterimasebagai salah satu syarat mernperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada

Program Studi Keclokteran.

Ciputat, 25 Oktober 201 8

DEWAN PENGUJIKetua Sidang

Pembimbing Iw,dr. Risahmawati, Dr. Med. Sc

NIP. 1 97709t32006042001

Penguji I

dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD- KGEh.NIP. I 97 3 1 00s2006042041

FK UIN

,fto, Sp.PD-KEMD,

NiP. 1 97 7 091 32c)06042041Pembimbing II

dr. Nurmila Sari, M.KesNIP. 198s03 15201 10i2010

dr.Erwii ,M.A.R.SNIP. 197 1 09200501 I 005

PIMPINAN FAKULTAS

Kaprodi Kedokteran

Ph.D,FINASIM dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OTNrP. 19780507200501 100511232003 12 1 003

Page 5: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat dan umatnya.

Alhamdulillah saya mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh

karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD,Ph.D,FINASIM selaku dekan FK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid., Sp.OT selaku Kaprodi Kedokteran Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Risahmawati, Dr. Med.Sc selaku pembimbing 1 saya yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, arahan dan masukan untuk

membimbing saya sejak awal memulai penelitian ini hingga akhir

penyusunan dan penyelesaian laporan penelitian ini.

4. dr. Nurmila Sari, M.Kes selaku pembimbing 2 saya yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing saya dan

memberikan masukan serta arahan dalam penelitian.

5. dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD-KGEH dan dr. Erwin Hermawan, MARS

selaku penguji pada sidang yang memberi banyak masukan untuk

perbaikan laporan penelitian ini.

6. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D. selaku penanggung jawab (PJ) modul

riset FK UIN 2015.

7. Kedua orang tua saya, Prof.Dr.H.Armai Arief, MA dan Drs Latifah,S.Ag

yang selalu memberikan doa yang tidak pernah putus, dukungan,

semangat, motivasi dan pengorbanan jiwa yang dilakukan untuk saya

sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian ini pada waktunya.

8. Kakak saya, Dwi Andayani, Arifawati, Ari Kurnia dan seluruh anggota

keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima

Page 6: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

vi

kasih atas doa, dukungan, motivasi yang tak henti mengalir selama penulis

menjalani masa pendidikan.

9. Pihak administrasi Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang membantu

dalam proses pembuatan surat perizinan penelitian.

10. Pihak Puskesmas Pisangan yang telah memberikan perizinan untuk

pengambilan data penelitian.

11. Teman saya Luthfi, Salsa, Fitria, Wulan, Rizka, Sabrina, Rona yang selalu

mendukung saya dan mendoakan saya dalam mengerjakan penelitian ini.

12. Teman-teman satu kelompok riset saya, Fitmika dewi dan Sarah Azizah.

Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, semangat dalam proses

penelitian hingga laporan penelitian ini selesai.

13. Seluruh responden riset yang telah bersedia membantu meluangkan waktu

nya untuk mengisi kuesioner pada penelitian ini.

14. Semua mahasiswa FK UIN 2015

Saya menyadari dalam laporan penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak agar laporan penelitian ini menjadi lebih baik.

Demikian laporan penelitian ini saya tulis, semoga dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 25 Oktober 2018

Nabilah Ulfah

Page 7: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xvi

ABSTRAK

Nabilah Ulfah. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Motivasi

Pasien Penderita Hipertensi yang Berobat di Puskesmas Pisangan Dalam

Pengendalian Hipertensi. 2018.

Hipertensi menempati urutan ke lima dari tujuh penyakit penyebab kematian

dengan angka 42,1 juta (25,8%) penduduk di Indonesia dan merupakan salah

satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Hanya 9,5% yang

terkendali. Kondisi ini akan mengakibatkan komplikasi, kecacatan hingga

kematian dini. Untuk itu, diperlukan upaya pengendalian hipertensi agar tetap

terkontrol. Dalam melakukan upaya pengendalian diperlukan motivasi yang

tinggi agar tujuan tercapai. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

motivasi masyarakat terhadap upaya pengendalian hipertensi di Puskesmas

Pisangan. Metode penelitian ini menggunakan desain observasional dengan

pendekatan potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pisangan.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 96 orang. Pengambilan data

menggunakan metode consecutive sampling dan dilakukan dengan cara

membagikan lembar kuesioner kepada responden. Hasil pada karakteristik

responden penelitian didapatkan mayoritas responden adalah wanita (64,4%),

usia 56-65 tahun (55%), pensiunan (28%), pendidikan terakhir S1&lebih tinggi

(28,1% ), (46%) responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan terhadap

hipertensi yang cukup, (77%) responden memiliki kualitas hidup yang baik,

(62,5%) responden dalam penelitian ini memiliki riwayat keluarga hipertensi,

(68%) responden dalam penelitian ini memiliki kepatuhan berobat yang baik,

(43%) responden dalam penelitian ini memiliki gaya hidup yang baik, (98%)

responden dalam penelitian ini memiliki motivasi yang baik. Kesimpulan:

Masyarakat hipertensi di Puskesmas Pisangan memiliki motivasi yang cukup

terhadap upaya pengendalian hipertensi.

Kata kunci : Motivasi, Pengendalian, Hipertensi.

Page 8: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xvii

ABSTRACT

Nabilah Ulfah. Medical Education. Patients Motivation Againts

Hypertension Who Seek Treatment at Pisangan Health Center to Control

Hypertension. 2018.

Hypertension ranks fifth of the seven causes of death with a figure of 42.1

million (25.8%) of the population in Indonesia and is one of the main causes of

mortality and morbidity in Indonesia. Only 9.5% controlled. This condition will

lead to complications, disability, premature death and impact on increasing

economic burden. One way to deal with hypertension to stay stable is to control

hypertension regularly. In making control efforts, high motivation is needed so

that the goal is achieved. Objective this research was conducted to find out the

motivation of the community to control hypertension in Pisangan Health Center.

Method this study uses an observational design with a cross-sectional approach.

This research was conducted at Pisangan Health Center. Respondents in this

study amounted to 96 people. Data retrieval using consecutive sampling method

and carried out by distributing questionnaires to respondents. Results in the

characteristics of the study respondents, the majority of respondents were women

(64.4%), ages 56-65 years (55%), pensioners (28%), final education S1 & higher

(28.1%), (46%) respondents in the study this has sufficient knowledge of

hypertension, (77%) respondents have a good quality of life, (62.5%)

respondents in this study had a family history of hypertension, (68%)

respondents in this study had good treatment compliance, (43 %) respondents in

this study had a good lifestyle, (98%) respondents in this study had good

motivation. Conclusion hypertension community at Pisangan Health Center has

enough motivation to control hypertension.

Keywords: Motivation, Control, Hypertension

Page 9: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xviii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................................... xvi

ABSTRACT.................................................................................................................. xvii

DAFTAR ISI................................................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xxi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xxiv

DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................................xxv

BAB I 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 3

1.3.1 Umum ......................................................................................................... 3

1.3.2 Khusus ........................................................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3

1.4.1 Bagi peneliti ................................................................................................ 3

1.4.2 Bagi Institusi ............................................................................................... 3

1.4.3 Bagi Masyarakat ......................................................................................... 3

1.4.4 Bagi Pelayanan Primer ................................................................................ 4

BAB II 5

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................... 5

2.1 Motivasi 5

2.1.1 Definisi Motivasi ......................................................................................... 5

2.1.2 Teori Motivasi ............................................................................................. 5

2.1.3 Tingkat Motivasi ......................................................................................... 8

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ......................................................... 8

Page 10: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xix

2.1.5 Jenis-Jenis Motivasi .................................................................................. 10

2.1.6 Motivasi dan Perilaku Kesehatan ............................................................. 12

2.2 Pengendalian Hipertensi ................................................................................. 13

2.3 Hipertensi ........................................................................................................ 14

2.3.1 Definisi Hipertensi .................................................................................... 14

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi ................................................................................. 14

2.3.3 Etiologi Hipertensi .................................................................................... 15

2.3.4 Faktor Risiko Hipertensi ............................................................................ 15

2.3.5 Patofisiologi Hipertensi ............................................................................ 18

2.3.6 Pengukuran Tekanan Darah ..................................................................... 22

2.3.7 Tatalaksana Hipertensi ............................................................................. 23

2.3.8 Komplikasi Hipertensi ............................................................................... 29

2.4 Kerangka Teori ................................................................................................ 30

30

2.5 Kerangka Konsep ............................................................................................. 31

2.6 Definisi Operasional ........................................................................................ 32

BAB III ............................................................................................................................35

METODE PENELITIAN .................................................................................................35

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 35

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 35

3.3.1 Populasi Target ......................................................................................... 35

3.3.2 Populasi Terjangkau ................................................................................. 35

3.3.3 Sampel ...................................................................................................... 35

3.4 Besar Sampel ................................................................................................... 35

3.5 Cara Pengambilan Sampel ............................................................................... 36

3.6 Kriteria Sampel ................................................................................................ 36

3.6.1 Kriteria Inklusi ........................................................................................... 36

3.6.2 Kriteria Eksklusi........................................................................................ 36

3.7 Alur Penelitian ................................................................................................. 37

3.9 Manajemen Data ............................................................................................. 37

3.8.1 Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 37

3.8.2 Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................................. 38

Page 11: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xx

BAB IV ............................................................................................................................40

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................40

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................................ 40

4.1.1 Puskesmas Pisangan ................................................................................. 40

4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 41

4.2.1 Hasil Uji Validitas Data .............................................................................. 41

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas Data ............................................................................ 43

4.3 Hasil 44

4.3.1. Karakteristik Responden................................................................................. 44

4.4 Pembahasan .................................................................................................... 76

4.4.1 Karakteristik Responden ........................................................................... 76

4.4.2 Pengetahuan Responden Terhadap Hipertensi ........................................ 80

4.4.3 Kualitas Hidup Responden ........................................................................ 81

4.4.5 Riwayat Keluarga Responden ................................................................... 82

4.4.6 Kepatuhan Berobat .................................................................................. 83

4.4.7 Gaya Hidup Responden ............................................................................ 84

4.4.8 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Responden ............................................ 84

4.5 Keterbatasan Peneliti ...................................................................................... 85

BAB V .............................................................................................................................86

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................86

5.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 86

5.2. Saran 86

BAB VI ............................................................................................................................87

KERJASAMA RISET......................................................................................................87

Daftar Pustaka ..................................................................................................................88

LAMPIRAN.....................................................................................................................92

Page 12: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xxi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 .......................................................................................................... 6

Gambar 4.1 .......................................................................................................... 36

Gambar 4.2 .......................................................................................................... 37

Gambar 4.3 .......................................................................................................... 37

Gambar 4.4 .......................................................................................................... 38

Gambar 4.5 .......................................................................................................... 38

Gambar 4.6 .......................................................................................................... 39

Gambar 4.7 .......................................................................................................... 39

Gambar 4.8 .......................................................................................................... 40

Gambar 4.9 .......................................................................................................... 41

Gambar 4.10 ........................................................................................................ 41

Gambar 4.11 ........................................................................................................ 42

Gambar 4.12 ........................................................................................................ 42

Gambar 4.13 ........................................................................................................ 43

Gambar 4.14 ........................................................................................................ 43

Gambar 4.15 ........................................................................................................ 44

Gambar 4.16 ........................................................................................................ 44

Gambar 4.17 ........................................................................................................ 45

Gambar 4.18 ........................................................................................................ 45

Gambar 4.19 ........................................................................................................ 46

Gambar 4.20 ........................................................................................................ 46

Gambar 4.21 ........................................................................................................ 47

Gambar 4.22 ........................................................................................................ 47

Gambar 4.23 ........................................................................................................ 48

Gambar 4.24 ........................................................................................................ 48

Gambar 4.25 ........................................................................................................ 49

Gambar 4.26 ........................................................................................................ 49 Gambar 4.27 ........................................................................................................ 50

Gambar 4.28 ........................................................................................................ 50

Gambar 4.29 ........................................................................................................ 51

Gambar 4.30 ........................................................................................................ 51

Gambar 4.31 ........................................................................................................ 52

Gambar 4.32 ........................................................................................................ 52

Gambar 4.33 ........................................................................................................ 53

Gambar 4.34 ........................................................................................................ 53

Gambar 4.35 ........................................................................................................ 54

Gambar 4.36 ........................................................................................................ 54

Gambar 4.37 ........................................................................................................ 55

Gambar 4.38 ........................................................................................................ 55

Gambar 4.39 ........................................................................................................ 56

Gambar 4.40 ........................................................................................................ 56

Gambar 4.41 ........................................................................................................ 57

Gambar 4.42 ........................................................................................................ 57

Page 13: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xxii

Gambar 4.43 ........................................................................................................ 58

Gambar 4.44 ........................................................................................................ 58

Gambar 4.45 ........................................................................................................ 59

Gambar 4.46 ........................................................................................................ 59

Gambar 4.47 ........................................................................................................ 60

Gambar 4.48 ........................................................................................................ 60

Gambar 4.49 ........................................................................................................ 61

Gambar 4.50 ........................................................................................................ 61

Gambar 4.51 ........................................................................................................ 62

Gambar 4.52 ........................................................................................................ 62

Gambar 4.53 ........................................................................................................ 63

Gambar 4.54 ........................................................................................................ 63

Gambar 4.55 ........................................................................................................ 64

Gambar 4.56 ........................................................................................................ 64

Gambar 4.57 ........................................................................................................ 65

Gambar 4.58 ........................................................................................................ 65

Gambar 4.59 ........................................................................................................ 66

Gambar 4.60 ........................................................................................................ 66

Gambar 4.61 ........................................................................................................ 67

Gambar 4.62 ........................................................................................................ 67

Gambar 4.63 ........................................................................................................ 68

Page 14: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xxiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah .................................................................. 14

Tabel 2.2 Krisis Hipertensi ................................................................................. 15

Tabel 2.3 Langkah – langkah untuk pengukuran tekanan darah secara tepat ..... 22

Tabel 2.4 Indeks Massa Tubuh ........................................................................... 24

Tabel 2.5 Contoh Aktivitas Fisik Tingkat Sedang .............................................. 25

Tabel 2.6 Rencana makan menurut DASH ......................................................... 26

Tabel 2.7 Kebutuhan Kalori untuk Wanita ......................................................... 27

Tabel 2.8 Kebutuhan kalori untuk Pria ............................................................... 28

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data ...................................................................... 33

Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Data ..................................................................... 35

Page 15: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat perizinan penelitian ............................................................... 75

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian ....................................................................... 77

Lampiran 3: Gambar Proses Penelitian ............................................................... 84

Lampiran 4: Riwayat Penulis .............................................................................. 85

Page 16: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

xxv

DAFTAR SINGKATAN

ACE: Angiotensin Converting Enzyme

AHA: American Hearth Association

DASH: Dietary Approach to Stop Hypertension

DINKES: Dinas Kesehatan

PAD : Peripheral Artery Disease

POSBINDU: Pos Pembinaan Terpadu

PROLANIS: Program Pengelolaan Penyakit Kronis

PTM: Penyakit Tidak Menular

PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat

RISKESDAS: Riset Kesehatan Dasar

WHO : World Health Organization

Page 17: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan

morbiditas di Indonesia, sehingga penyakit ini merupakan intervensi yang sangat

umum dilakukan di berbagai tingkat fasilitas kesehatan. Menurut World Health

Organization (WHO) hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun di

seluruh dunia dan Asia Tenggara. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.1

Berdasarkan pedoman dari American Hearth Association (AHA) 2017 di

Amerika Serikat 75,3 juta orang dengan usia 45-75 tahun menderita hipertensi,

mewakili 63% dari populasi dalam kelompok usia ini. Di China 280,8 juta orang

atau 55 % dari kelompok usia yang sama juga menderita hipertensi. Terdapat 8,1

juta orang di Amerika dengan hipertensi yang tidak diobati dan diperkirakan akan

meningkat menjadi 15,6 juta.2

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 prevalensi hipertensi di

Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %,

tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%),

Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Proyeksi jangka panjang

menunjukkan bahwa pada tahun 2025, 29 % orang dewasa di seluruh dunia

memiliki hipertensi sebesar 1,56 miliar orang di seluruh dunia.3

Dinas Kesehatan (DINKES) 2016 menunjukan bahwa hipertensi

merupakan penyakit dengan kasus terbanyak di Puskesmas se-Kota Tangerang

Selatan yaitu sebanyak 72.069 kasus baru. Puskesmas Pisangan merupakan

Puskesmas dengan angka hipertensi tertinggi se-Kota Tangerang Selatan yaitu

sebesar 49,7%.

Dalam menghadapi tingginya angka kejadian hipertensi di Indonesia,

pemerintah Indonesia sudah melakukan upaya untuk mengatasi kejadian

hipertensi yaitu dengan mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini

secara aktif, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini

melalui kegiatan Posbindu untuk kelompok Penyakit Tidak Menular (PTM),

Page 18: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

2

meningkatkan akses pasien terhadap pengobatan hipertensi melalui revitalisasi

puskesmas untuk pengendalian PTM, membuat Program Pengelolaan Penyakit

Kronis (PROLANIS) berupa edukasi, pemantauan kesehatan, aktivitas klub,

kunjungan rumah dan monitoring.4

Hipertensi memang penyakit berbahaya, namun bukan berarti orang yang

terkena penyakit ini akan menderita seumur hidup, karena hipertensi dapat

dikontrol. Untuk itu, dibutuhkan pengendalian tekanan darah yang tepat dan

berkesinambungan. Pada beberapa penderita, hipertensi bisa dikontrol dengan

terapi non-farmakologis berupa pengendalian perilaku penderita hipertensi seperti

merubah gaya hidup, menjalankan pola makan sesuai diet hipertensi, tidak

merokok, mengendalikan stress, olahraga teratur dan menjaga berat badan dalam

kisaran normal. Perilaku dalam pengendalian hipertensi erat kaitannya dengan

motivasi.

Motivasi adalah sesuatu yang mendorong atau pendorong seseorang

bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu.5 Motivasi penderita hipertensi

mempengaruhi perilaku penderita tersebut untuk melakukan pengendalian,

sehingga kita bisa menilai motivasi penderita hipertensi berdasarkan perilaku nya

dalam mengendalikan hipertensi.

Tingkat motivasi penderita hipertensi tergolong masih rendah.

Berdasarkan survey di Amerika Serikat dari 50 penderita hipertensi, hanya 25

penderita yang berobat dan hanya 12 penderita yang berhasil terkontrol.6 Dari

survey tersebut dapat dilihat masih rendahnya perilaku dan keinginan atau

motivasi penderita untuk melakukan pengendalian hipertensi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk

mengetahui motivasi masyarakat terhadap upaya pengendalian penyakit hipertensi

di Puskesmas Pisangan. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang belum

pernah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana motivasi masyarakat terhadap upaya pengendalian hipertensi di

Puskesmas Pisangan?

Page 19: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi pasien

penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Pisangan dalam

pengendalian hipertensi

1.3.2 Khusus

1. Mengetahui gambaran karakteristik pasien hipertensi di

Puskesmas Pisangan.

2. Mengetahui gambaran pengetahuan pasien terhadap hipertensi

di Puskesmas Pisangan.

3. Mengetahui gambaran kualitas hidup pasien hipertensi di

Puskesmas Pisangan.

4. Mengetahui gambaran riwayat keluarga pasien hipertensi di

Puskesmas Pisangan.

5. Mengetahui gambaran kepatuhan berobat pasien hipertensi di

Puskesmas Pisangan.

6. Mengetahui gambaran gaya hidup pasien hipertensi di

Puskesmas Pisangan.

7. Mengetahui gambaran motivasi intrinsik dan ekstrinsik pasien

hipertensi di Puskesmas Pisangan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Mendapatkan pengalaman dalam membuat penelitian.

1.4.2 Bagi Institusi

1. Menambah referensi penelitian mengenai motivasi masyarakat

terhadap upaya pengendalian hipertensi di Puskesmas

Pisangan.

2. Dapat menjadi informasi untuk dilakukan penelitian lebih

lanjut dan mendalam terkait motivasi masyarakat terhadap

upaya pengendalian hipertensi di Puskesmas Pisangan.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Menambah wawasan mengenai motivasi terhadap pengendalian

hipertensi.

Page 20: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

4

1.4.4 Bagi Pelayanan Primer

Dapat memberikan informasi kepada Puskesmas Pisangan

mengenai gambaran motivasi bagi penderita hipertensi dalam

pengendalian penyakit. Sehingga dapat diadakan rencana

tindakan promotif dan preventif di Puskesmas Pisangan.

Page 21: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi

2.1.1 Definisi Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat. Motif mencakup penggerak, keinginan,

rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan dan dorongan dalam diri

manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motivasi merupakan suatu

proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri

individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan

akhir daripada gerakan atau perbuatan.5

Motivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau fikiran yang

mendorong seseorang untuk berprilaku, beraktivitas dalam mencapai

tujuan.

2.1.2 Teori Motivasi

Tahun 1950 merupakan periode perkembangan konsep-konsep

motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah teori Maslow

Herzberg, Vroom dan Clayton Alderfer ERG. 7

A. Teori Motivasi Maslow

Teori ini merupakan teori yang paling terkenal di dunia dan

menjadi salah satu titik awal yang baik untuk memeriksa motivasi

yang berbeda. Maslow beranggapan bahwa manusia selalu

cenderung menginginkan sesuatu dan apa yang mereka inginkan

tergantung pada apa yang sudah mereka miliki.7 Maslow

mengusulkan terdapat lima tingkat kebutuhan yang berbeda yang

dimiliki orang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan dasar

mereka. Ia menunjukannya dalam lima tingkatan yang berbentuk

piramida. Manusia memulai dorongan dari tingkatan terbawah.

Page 22: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

6

Gambar 2.1 Tingkat Kebutuhan Motivasi Menurut Maslow

Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki

kebutuhan Maslow. Tingkat pertama atau terendah adalah

kebutuhan fisiologis meliputi makanan, air, tempat tinggal dan

pakaian. Ketika manusia tidak merasa lapar, haus, atau dingin,

kebutuhan mereka akan naik pada kebutuhan kedua. Tingkat

terendah kedua adalah kebutuhan keamanan. Dalam tingkat ini,

seseorang perlu merasa aman di dalam keluarga dan masyarakat,

merasa terlindungi. Kebutuhan kasih sayang atau cinta adalah level

ketiga hirarki Maslow. Setelah merasa aman, manusia perlu merasa

bahwa mereka menerima dan memberikan kasih sayang, mereka

diterima oleh orang lain.7

Tingkat keempat adalah kebutuhan penghargaan yang

merupakan kebutuhan dengan harga diri dan menikmati

penghargaan dari orang lain. Manusia ingin mengevaluasi diri

mereka sendiri berdasarkan pencapaian mereka dan menerima

penghargaan dari orang lain. Kurang nya kebutuhan ini dapat

menyebabkan inferioritas, ketidakberdayaan dan kelemahan.

Hirarki kebutuhan Maslow tingkat tertinggi adalah kebutuhan

Page 23: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

7

aktualisasi diri. Pengembangan kebutuhan ini didasarkan pada

kepuasan di empat tingkat yang lebih rendah. Kebutuhan ini

meliputi kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami; kebutuhan

estetik: keserasian, keteraturan, keindahan; kebutuhan aktualisasi

diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya.7

B. Teori Motivasi Herzberg

Menurut Herzberg, yang membuat orang bahagia adalah

berdasarkan apa yang mereka lakukan atau cara mereka

dimanfaatkan dan apa yang membuat orang tidak bahagia adalah

cara mereka diperlakukan. Ada dua jenis faktor yang mendorong

seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri

dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebut faktor higiene (faktor

ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene

memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk

didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan dan kondisi

lingkungan. Sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya

adalah pengakuan dan kemajuan tingkat kehidupan.7

C. Teori Motivasi Vroom

Teori ini menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya,

meskipun seseorang menginginkannya.7 Menurut Vrom, tinggi

rendahnya motivasi ditentukan oleh tiga komponen, yaitu :

1. Ekspetasi (harapan) keberhasilan pada sesuatu. Harapan

didefinisikan sebagai keyakinan sesaat mengenai kemungkinan

bahwa tindakan tertentu akan diikuti oleh hasil tertentu.

2. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi

jika berhasil dalam melakukan sesuatu.

3. Valensi, yaitu respon terhadap instrumentalis berupa perasaan

positif, netral atau negatif.

Motivasi dikatakan tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang

melebihi harapan. Motivasi rendah jika usaha menghasilkan

sesuatu yang kurang dari harapan.7

Page 24: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

8

D. Teori Motivasi Clayton Alderfer ERG

Teori ini didasarkan pada kebutuhan manusia akan

keberadaan, hubungan dan pertumbuhan. Teori ini sedikit berbeda

dengan teori Maslow. Alderfer mengemukakan bahwa jika

kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi, maka

manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan

kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi.7

2.1.3 Tingkat Motivasi

Suatu perbuatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat rendah,

akan dilakukan dengan tidak bersungguh sungguh, tidak terarah dan tidak

akan membawakan hasil. Sebaliknya apabila motifnya sangat besar, maka

akan dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat.

Oleh karena itu motivasi dibagi menjadi 3 (tiga) tingakatan, yaitu :

1. Motivasi takut atau fear motivation yaitu individu melakukan

suatu perbuatan karena takut. Pada tingkatan ini, mereka

melakukan sesuatu bukan karena kesadaran dan ingin mencapai

tujuan tertentu tapi lebih disebabkan karena ketakutan.

2. Motivasi insentif atau incentive motivation yaitu individu

melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan suatu insentif.

Bentuk insentif seperti: mendapatkan hadiah, bonus, piagam,

tanda jasa, kenaikan gaji dan kenaikan pangkat.

3. Self motivation yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri

individu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya.

Seseorang yang mempunyai sikap positif terhadap sesuatu akan

menunjukkan motivasi yang besar terhadap hal tersebut.

Motivasi ini datang dari dirinya sendiri karena adanya rasa

senang atau suka.8

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor yang mempengaruhi motivasi diklasifikasikan menjadi dua

faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.8

A. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam

individu itu sendiri, biasanya timbul dari perilaku yang dapat

Page 25: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

9

memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal

meliputi:

1. Faktor fisik

Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan kondisi fisik, misal status kesehatan pasien. Fisik

yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan

dapat membahayakan diri. Pasien yang mempunyai

hambatan fisik karena kesehatannya buruk menyebabkan

mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya.8

2. Faktor proses mental

Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi

begitu saja, namun terdapat kebutuhan yang mendasari

munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi mental

yang normal akan positif terhadap diri. Seperti halnya

adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian

dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikirian dan

pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi

terhadap pengendalian akan meningkatkan penerimaan diri

serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan

dan selalu berfikir optimis untuk kesembuhannya.8

3. Keinginan dalam diri sendiri

Keinginan yang dimaksud adalah keinginan untuk

lepas dari keadaan sakit yang menganggu aktivitas sehari-

hari, atau merasa belum sepenuhnya mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki.8

4. Kematangan usia

Kematangan usia akan mempengaruhi proses

berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan

pengobatan yang menunjang kesembuhan.8

B. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari

luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau

lingkungan.8 Faktor eksternal meliputi :

Page 26: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

10

1. Faktor lingkungan

Lingkungan adalah keadaan yang berada disekitar

pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial. Lingkungan

sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien untuk

pengendalian penyakit. Lingkungan yang tidak mendukung

dan kurang kondusif akan membuat stress bertambah.

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial berupa verbal dan non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

orang-orang yang akrab dengan penderita di dalam

lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal

yang dapat memberikan dukungan emosional yang

berpengaruh pada tingkah laku penderita.8

3. Dukungan keluarga

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang

terdiri atas dua orang atau lebih, adanya ikatan

persaudaraan atau pertalian darah, hidup dalam satu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dan mempertahankan

satu kebudayaan. Dukungan keluarga merupakan bagian

yang penting dalam pengendalian penyakit. Penderita akan

merasa senang dan tentram bila mendapat perhatian dan

dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan

tersebut akan menimbulkan kepercayaan diri dalam

menghadapi atau mengelola penyakitnya dengan baik.

Dukungan keluarga ditujukan melalui sikap yaitu dengan

mengingatkan, misalnya kapan penderita harus minum

obat, kapan istirahat dan kapan saatnya kontrol.8

2.1.5 Jenis-Jenis Motivasi

Terdapat tiga jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik, ekstrinsik dan

motivasi.9

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah suatu dorongan yang ada

dalam diri individu dimana individu tersebut merasa senang

Page 27: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

11

setelah melakukan serangkaian aktifitas. Terdapat tiga

macam motivasi intrinsik yaitu pengetahuan, stimulasi dan

kecakapan. Pengetahuan adalah motivasi yang terjadi

karena adanya kesenangan dan kepuasan terhadap

penguasaan pengetahuan. Stimulasi adalah motivasi yang

timbul karena adanya kesenangan merasakan suatu sensasi.

Kecakapan adalah motivasi yang terjadi karena adanya

kesenangan dan kepuasan terhadap penguasaan

kemampuan. Motivasi intrinsik memiliki unsur-unsur

seperti suatu ketertarikan, kesenangan dan kepuasan.9

2. Motivasi Ekstrinsik

Merupakan motivasi yang bersumber dari

rangsangan atau dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik

muncul karena adanya harapan yang baik berupa imbalan

ataupun menghindari konsekuensi. Terdapat empat macam

motivasi ekstrinsik yaitu Identification Regulation,

Introjected Regulation, Integrated Regulation, External

Regulation. Identification Regulation adalah motivasi yang

timbul karena individu merasakan kesadaran akan manfaat

yang ditimbulkan dari suatu tindakan atau perilaku.

Introjected Regulation adalah motivasi yang muncul atas

dasar kewajiban, kontrol diri, tanggung jawab dan adanya

dorongan internal. Integrated Regulation adalah motivasi

yang muncul karena adanya kesadaran dan mampu

menyesuaikan diri serta melibatkan diri dengan

kepentingan orang lain. External Regulation adalah

motivasi yang muncul untuk mendapatkan penghargaan.9

3. Amotivasi

Amotivasi adalah tidak adanya niat dan motivasi

dari dalam diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal dari individu tersebut. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya niat, ketidakmampuan,

kurang kontrol terhadap suatu perilaku sehingga dapat

Page 28: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

12

dengan mudah terpengaruh oleh faktor internal dan

eksternal.9

2.1.6 Motivasi dan Perilaku Kesehatan

Motivasi merupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia

yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku

(perilaku). Perilaku timbul karena adanya dorongan faktor internal dan

faktor eksternal. Perilaku juga dipandang sebagai reaksi atau respons

terhadap suatu stimulus.10

Perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan yang

mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau

tujuan yang ingin dicapai. Sehingga motivasi seseorang bisa dilihat dari

perilakunya.

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system

pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Respon atau reaksi

manusia dapat bersifat pasif ( pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun

bersifat aktif (tindakan yang nyata).10

Perilaku kesehatan mencakup :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana

manusia berespon, baik secara pasif maupun aktif. Perilaku

terhadap sakit dan penyakit ini sesuai dengan tingkat-tingkat

pencegahan penyakit, yakni :

1. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan (health promotion behavior). Misalnya makan

makanan yang bergizi, olahraga, dan sebagainya.

2. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior),

yaitu respon untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya

imunisasi, tidur menggunakan kelambu untuk mencegah

gigitan nyamuk, tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

3. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health

seeking behavior), yaitu perilaku untuk melakukan atau

mencari pengobatan. Misalnya usaha-usaha mengobati sendiri

penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan.

Page 29: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

13

4. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health

rehabilitation behavior), yaitu perilaku yang berhubungan

dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

suatu penyakit. Misalnya mematuhi anjuran-anjuran dokter

dalam rangka pemulihan kesehatannya.

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu respon

seseorang terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun

tradisional. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas

pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatan.

c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior) yaitu respon

seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi

kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap,

praktik kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung

didalamnya.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health

behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai

determinan kesehatan manusia.

Perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap

lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada

sesuatu yang merangsang atau mendorong untuk menimbulkan reaksi,

yakni berupa motivasi. Dengan demikian suatu rangsangan atau dorongan

akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu untuk bertindak dalam

rangka mencapai suatu tujuan.10

2.2 Pengendalian Hipertensi

Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah terjadinya

mortalitas dan morbiditas akibat komplikasi yang berhubungan dengan

pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 130/80 mmHg.

Pengendalian hipertensi dilakukan dengan pengelolaan diri atau perubahan

gaya hidup penderita seperti diet, istirahat, olahraga dan konsumi obat

teratur.

Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat

dikendalikan menurut upaya pengendalian hipertensi meliputi:

1. Mengatur diet hipertensi

Page 30: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

14

2. Menjaga berat badan normal

3. Melakukan olahraga secara teratur

4. Mengendalikan stress.

5. Mengkonsumsi obat-obatan secara teratur.

Gambaran umum yang didapat dari teori diatas dapat dikatakan

bahwa upaya-upaya dalam mengendalikan hipertensi terutama dilakukan

dengan pengelolaan diri atau life style penderita. Menurut data dari The

Surgeon General, Health People menekankan bahwa modifikasi gaya

hidup merupakan perubahan yang paling penting yang diperlukan untuk

pencapaian prestasi kesehatan.11

Secara umum indikator keberhasilan pengendalian tekanan darah

pada penderita hipertensi dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Tekanan darah terkendali atau terkontrol.

b. Tidak terjadi komplikasi pada penderita.

c. Kualitas kesehatan hidup menjadi lebih baik dan tetap produktif.

2.3 Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah yang tinggi secara

konsisten. Jaringan dan organ memerlukan darah yang mengandung

oksigen yang dibawa oleh sistem sirkulasi ke seluruh tubuh. Ketika

jantung berdetak, ia menciptakan tekanan yang mendorong darah melalui

jaringan pembuluh darahyang meliputi arteri, vena dan kapiler. Tekanan

darah adalah hasil dari gaya pertama (tekanan sistolik) terjadi ketika darah

memompa keluar dari jantung dan masuk ke arteri yang merupakan bagian

dari sistem sirkulasi. Gaya kedua (tekanan diastolik) diciptakan saat

jantung beristirahat di antara denyut jantung. Kedua kekuatan ini masing-

masing diwakili oleh angka-angka dalam pembacaan tekanan darah.12

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan data dari American Hearth Association (AHA) tahun

2017, hipertensi dikategorikan sebagai berikut13

:

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah. Klasifikasi ini berdasarkan

American Hearth Association. 2017. Klasifikasi ini terbagi atas normal,

meningkat, hipertensi derajat 1, hipertensi derajat 2

Page 31: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

15

Kategori Tekanan Darah Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Meningkat 120-129 <80

Hipertensi derajat 1 130-139 80-89

Hipertensi derajat 2 140 / lebih 90/lebih

Tabel 2. 2 Krisis Hipertensi. Klasifikasi ini berdasarkan AHA 2017.

Klasifikasi krisis hipertensi terbagi menjadi hipertensi urgensi dan

hipertensi emergensi

Krisis Hipertensi Tekanan Sistolik (mm Hg) Tekanan Diastolik (mm Hg)

Hipertensi Urgensi >180 >120

Hipertensi

Emergensi

>180 + kerusakan organ > 120 + kerusakan organ

2.3.3 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan etiologi nya, 80-95% penderita hipertensi digolongkan

sebagai hipertensi primer atau esensial yaitu ketika penyebab hipertensi

tidak dapat diidentifikasikan (idiopatik) dan sebagian besar merupakan

interaksi yang kompleks antara genetik dan interaksi lingkungan.14

Sementara itu 5-20% lainnya digolongkan sebagai hipertensi

sekunder, yang diakibatkan adanya penyakit yang mendasari seperti

gangguan ginjal, gangguan adrenal, penyempitan jantung, obstructive

sleep apneu, gangguan neurogenik, endokrin, dan obat-obatan. 14

Selain itu hipertensi disebabkan karena lingkungan dan genetik.

Obesitas, diabetes dan penyakit jantung juga memiliki komponen genetik

penyebab hipertensi. Studi epidemiologis dari Framingham Heart Study

mengungkapkan bahwa 33-57% penyebab hipertensi adalah genetik. 14

2.3.4 Faktor Risiko Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang timbul terutama

karena interaksi faktor-faktor risiko yang menimbulkan peningkatan

Page 32: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

16

tekanan darah. Faktor risiko hipertensi terbagi dua yaitu faktor yang tidak

dapat dirubah dan faktor yang dapat dirubah.

Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat dirubah :

1. Usia

Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya

usia. Pembuluh darah mengalami perubahan fungsi. Lapisan

pembuluh darah mengalami kerusakan dari waktu ke waktu

disebabkan oleh stres oksidatif atau kerusakan DNA. Dengan

bertambahnya usia, kadar hormon angiotensin juga meningkat,

memicu peradangan di pembuluh darah. Pada saat yang sama,

pembuluh darah perlahan kehilangan kemampuan untuk

melepaskan zat yang melindungi atau memperbaiki lapisan. Ketika

lapisan pembuluh darah tidak bekerja, tekanan darah diastolik yang

lebih tinggi dapat terjadi.15

2. Riwayat Keluarga

Banyak penelitian tentang sistem tubuh yang terlibat dalam

tekanan darah tinggi berasal dari genetik. Penelitian menunjukkan

bahwa perubahan DNA tertentu selama perkembangan janin juga

dapat menyebabkan perkembangan tekanan darah tinggi. Anak

dengan riwayat hipertensi pada orang tua memiliki risiko 25%

menderita hipertensi juga.16

3. Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian dari jurnal ncbi tahun 2016, di

Indonesia tekanan darah sistolik secara keseluruhan lebih tinggi

pada wanita (141 mmHg) dibandingkan laki-laki (137 mmHg) dan

meningkat secara progresif dengan usia pada kedua jenis

kelamin.16

Faktor risiko hipertensi yang dapat dirubah :

1. Merokok

Merokok merupakan faktor risiko utama untuk penyakit

jantung dan penyakit peripheral artery disease (PAD) atau

penyakit arteri perifer yang merupakan kondisi di mana plak

menumpuk di arteri yang membawa darah ke kepala, organ, dan

Page 33: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

17

anggota badan. Orang yang memiliki PAD berada pada

peningkatan risiko untuk penyakit jantung, serangan jantung, dan

stroke.17

Setiap satu batang rokok merusak jantung dan pembuluh

darah. Untuk beberapa orang, seperti wanita yang menggunakan pil

KB dan orang yang menderita diabetes, merokok menimbulkan

risiko yang lebih besar terhadap jantung dan darah.17

Asap rokok juga bisa membahayakan jantung dan

pembuluh darah. Asap rokok adalah asap yang berasal dari ujung

rokok, cerutu, atau pipa yang terbakar. Perokok pasif juga mengacu

pada asap yang dihembuskan oleh seseorang yang merokok.17

Asap rokok mengandung banyak bahan kimia berbahaya

yang sama yang dihirup orang ketika mereka merokok. Asap rokok

dapat merusak jantung dan pembuluh darah orang yang tidak

merokok dengan cara yang sama seperti merokok aktif yang

melukai orang yang merokok. Asap rokok sangat meningkatkan

risiko orang dewasa terhadap serangan jantung dan kematian.17

2. Obesitas

Massa tubuh yang besar membutuhkan lebih banyak darah

untuk menyediakan oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Darah

mengalir ke pembuluh darah semakin banyak sehingga dinding

arteri mendapatkan tekanan lebih besar. Kelebihan berat badan

membuat frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah

meningkat sehingga terjadi retensi natrium dan air.17

Lemak jenuh yang berlebihan masuk ke dalam tubuh

menyebabkan penumpukan lemak di dalam pembuluh darah.

Akibatnya arteri menyempit dan perlu tekanan yang lebih besar

untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Untuk menentukan

apakah seseorang memiliki berat badan berlebih yaitu dengan

indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang.17

3. Kurangnya Latihan Fisik

Aktivitas fisik memacu vasodilatasi pembuluh darah.

Olahraga dapat mengembangkan pembuluh darah dan

Page 34: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

18

mengoptimalkan otot jantung untuk bekerja efisien memompa

darah.17

4. Konsumsi Alkohol

Penggunaan alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan

masalah kesehatan, termasuk gagal jantung, stroke, detak jantung

yang tidak teratur (aritmia). Hal ini dapat menyebabkan tekanan

darah meningkat secara progresif.17

5. Stress

Stress mengakibatkan terjadi pelepasan hormon epinefrin

atau adrenalin. Hormon ini meningkatkan tekanan darah secara

berkala. Selain itu, terlalu banyak stress dapat mendorong perilaku

yang meningkatkan tekanan darah seperti pola makan yang buruk,

aktivitas fisik, merokok, alkohol, dan lain lain. Sosial ekonomi dan

stress psikososial dapat mempengaruhi akses ke kebutuhan hidup

dasar, obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan kemampuan untuk

melakukan perubahan gaya hidup sehat. 17

6. Kopi

Kopi yang masuk kedalam tubuh akan di distribusikan ke

seluruh tubuh oleh aliran darah dari traktus gastro intestinal dalam waktu

sekitar lima belas menit. Kandungan kafein pada setiap cangkir kopi

adalah 60,4 – 80,1 mg. kafein merupakan kandungan terbesar dalam kopi

yang memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut, terutama pada

penderita hipertensi. Peningkatan tekanan darah ini terjadi melalui

mekanisme biologi antara lain kafein mengikat reseptor adenosine,

mengaktifkan system saraf simpatik dengan meningkatkan konsentrasi

katekolamin dalam plasma, dan menstimulasi kelenjar adrenalin serta

meningkatkan produksi kortisol. Hal ini berdampak pada vasokontriksi dan

meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan tekanan

darah naik.17

2.3.5 Patofisiologi Hipertensi

Belum diketahui secara pasti patofisiologi hipertensi. Sejumlah

kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit ginjal atau adrenal

yang mendasari sebagai penyebab tekanan darah meningkat. Namun, tidak

Page 35: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

19

ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi sehingga disebut hipertensi

essensial.18

Ada kemungkinan bahwa banyak faktor yang saling berkaitan

berkontribusi terhadap peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi,

yang mungkin berbeda antar individu. Di antara faktor-faktor yang telah

dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas , resistensi insulin,

sistem renin-angiotensin, dan sistem saraf simpatik. Dalam beberapa tahun

terakhir, faktor-faktor lain telah dievaluasi, termasuk genetika, disfungsi

endotel (seperti yang dimanifestasikan oleh perubahan endotelin dan

oksida nitrat), berat lahir rendah dan nutrisi intrauterin, dan anomali

neurovaskular.18

Terdapat beberapa mekanisme yang berkaitan dengan hipertensi :

a. Cardiac Output dan Resistensi Rerifer

Sebagian besar pasien dengan hipertensi esensial memiliki

curah jantung yang normal tetapi resistensi perifer yang meningkat.

Resistensi perifer tidak ditentukan oleh arteri atau kapiler tetapi

oleh arteriol, dinding yang mengandung sel otot polos. Kontraksi

sel-sel otot polos dianggap berkaitan dengan peningkatan

konsentrasi kalsium intraseluler, yang dapat menjelaskan efek

vasodilatasi obat-obatan yang menghalangi saluran kalsium.

Penyempitan otot polos yang berkepanjangan dianggap

menyebabkan perubahan struktural dengan penebalan dinding

pembuluh arteriolar yang mungkin dimediasi oleh angiotensin,

yang mengarah ke kenaikan yang tidak dapat diperbaiki pada

resistensi perifer.18

b. Sistem Renin-Angiotensin

Sistem renin-angiotensin berperan dalam patofisiologi

hipertensi. Sistem renin-angiotensin merupakan sistem yang paling

penting dari sistem endokrin yang mempengaruhi kontrol tekanan

darah. Renin disekresikan dari aparat juxtaglomerular ginjal dalam

menanggapi glomerular underperfusion atau pengurangan asupan

garam. Hal ini juga dilepaskan sebagai respons terhadap

rangsangan dari sistem saraf simpatik. Renin bertanggung jawab

Page 36: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

20

untuk mengubah renin substrat (angiotensinogen) menjadi

angiotensin I, zat yang tidak aktif secara fisiologis dengan cepat

diubah menjadi angiotensin II di paru-paru oleh angiotensin

converting enzyme (ACE).18

Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat dan dengan

demikian menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu

sistem renin-angiotensin merangsang pelepasan aldosteron dari

zona glomerulosa dari kelenjar adrenal, yang menghasilkan

peningkatan lebih lanjut dalam tekanan darah terkait dengan retensi

natrium dan air. Sistem renin-angiotensin yang bersirkulasi tidak

dianggap bertanggung jawab secara langsung untuk peningkatan

tekanan darah pada hipertensi esensial.18

Secara khusus, banyak pasien hipertensi memiliki tingkat

renin dan angiotensin II yang rendah (terutama orang lanjut usia

dan orang kulit hitam), dan obat-obatan yang menghambat sistem

renin-angiotensin tidak terlalu efektif. Namun demikian, semakin

banyak bukti bahwa ada sistem epinrin renin-angiotensin atau

parakrinin lokal yang tidak bersirkulasi, yang juga mengontrol

tekanan darah. Sistem renin lokal telah dilaporkan di ginjal,

jantung, dan arteri. Mereka mungkin memiliki peran penting dalam

mengatur aliran darah secara regional.18

c. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf simpatik dapat menyebabkan

penyempitan arteriol dan dilatasi arteriol. Dengan demikian sistem

saraf otonom memiliki peran penting dalam menjaga tekanan darah

normal. Ini juga penting dalam mediasi perubahan jangka pendek

dalam tekanan darah dalam menanggapi stres dan latihan

fisik.Namun, ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa epinefrin

(adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) memiliki peran yang

jelas dalam etiologi hipertensi. Namun demikian, efeknya penting,

paling tidak karena obat-obatan yang menghalangi sistem saraf

simpatik melakukan tekanan darah rendah dan memiliki peran

terapeutik yang baik. Ada kemungkinan bahwa hipertensi terkait

Page 37: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

21

dengan interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-

angiotensin, bersama dengan faktor lain, termasuk natrium, volume

sirkulasi, dan beberapa hormon yang baru-baru ini dijelaskan.18

d. Disfungsi endotel

Sel endotel vaskular memainkan peran dalam regulasi

kardiovaskular dengan menghasilkan sejumlah agen vasoaktif lokal

yang kuat, termasuk molekul nitrat oksida vasodilator dan

endotelin peptida vasokonstriktor. Disfungsi endotelium telah

terlibat dalam hipertensi esensial manusia. Modulasi fungsi endotel

adalah pilihan terapeutik yang menarik dalam upaya

meminimalkan beberapa komplikasi penting dalam hipertensi.

Terapi antihipertensi yang efektif secara klinis dapat memulihkan

produksi oksida nitrat yang terganggu, tetapi tidak mengembalikan

endotelium yang tergantung pada endotelium yang bergantung

pada relaksasi vaskular atau respons vaskular terhadap agonis

endotelial. Hal ini menunjukkan bahwa disfungsi endotel semacam

itu adalah yang utama dan menjadi tidak dapat diubah kembali

setelah proses hipertensi telah terbentuk.18

e. Pengaruh intrauterin

Ada semakin banyak bukti bahwa pengaruh janin, terutama

berat lahir, menjadi penentu tekanan darah dalam kehidupan

dewasa. Misalnya, bayi yang kecil saat lahir lebih cenderung

memiliki tekanan darah tinggi selama masa remaja dan menjadi

hipertensi saat dewasa. Bayi yang kecil untuk usia mereka juga

lebih mungkin memiliki kelainan metabolik yang telah dikaitkan

dengan perkembangan hipertensi dan penyakit kardiovaskular,

seperti resistensi insulin, diabetes melitus,hiperlipidemia, obesitas.

Resistensi insulin berkontribusi terhadap peningkatan prevalensi

penyakit koroner yang terlihat pada orang dewasa dengan berat

badan lahir rendah.18

Page 38: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

22

2.3.6 Pengukuran Tekanan Darah

Tabel 2.3 Langkah – langkah untuk pengukuran tekanan darah secara tepat

menurut American Hearth Association. 20172

Langkah - langkah Instruksi Utama

1. Siapkan pasien Minta pasien untuk santai, tenang,

duduk di kursi (kaki di lantai, gunakan

sandaran punggung) selama >5 menit.

Pastikan sebelumnya pasien sedang

tidak minum kopi, olahraga dan

merokok, setidaknya 30 menit sebelum

pengukuran.

2. Gunakan teknik yang tepat untuk

pengukuran tekanan darah

Letakkan lengan pasien diatas meja

yang datar

Gunakan ukuran manset yang sesuai,

posisikan bagian tengah manset pada

lengan atas pasien sejajar dengan

jantung.

3. Lakukan pengukuran yang diperlukan

untuk diagnosis dan pengobatan

Pada kunjungan pertama, ukur tekanan

darah pada kedua lengan, catat hasil

pengukuran yang paling tinggi

Raba arteri radialis untuk tekanan

darah sistolik, kembangkan sampai

ateri radialis tidak teraba, kemudian

pompakan manset 20-30 mmHg.

Turunkan pompa manset secara

perlahan dan dengarkan suara

korotkoff pada arteri brakhialis

4. Catat hasil pengukuran tekanan darah

secara akurat

Catat hasil berdasarkan ≥2

pemeriksaan, jarak antara dua

pengukuran selama satu menit dengan

melepaskan manset pada lengan.

Apabila hasil pengukuran pertama dan

kedua terdapat selisih >10 mmHg,

ulangi pengukuran ketiga setelah

istirahat selama 10 menit dengan

melepaskan manset pada lengan.

5. Infokan kepada pasien Informasikan kepada pasien hasil pemeriksaan

tekanan darah.

Sebelum melakukan pemeriksaan tekanan darah, sebaiknya:

a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih)

Page 39: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

23

b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol dan tidak

merokok

c. Tenangkan fikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai

selama lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di

lantai atau di injakan kaki dan sandarkan punggung. Injakan

kaki dan sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan

memberikan hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat.

Apabila pasien ingin melakukan pemeriksaan tekanan darah

dirumah, maka pasien harus melakukan pemeriksaan dua kali setiap pagi

sebelum pengobatan dan setiap malam sebelum makan malam. Pasien juga

harus melakukan pemeriksaan satu minggu sebelum kunjungan.2

2.3.7 Tatalaksana Hipertensi

a. Non Farmakologis

Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat

menurunkan tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan

dalam menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular. Pada pasien yang

menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular lain,

maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang

harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu

tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang diharapkan atau

didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat dianjurkan

untuk memulai terapi farmakologi.19

Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines

adalah :

1. Penurunan berat badan

Mengganti makanan tidak sehat dengan memperbanyak asupan

sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih

selain penurunan tekanan darah, seperti menghindari diabetes dan

dislipidemia. 19

Pengukuran berat badan dapat dilakukan dengan mengukur

indeks massa tubuh (IMT). Indeks massa tubuh adalah ukuran

berat badan terhadap tinggi badan. IMT memberikan perkiraan

lemak tubuh total. Perlu diperhatikan untuk orang yang memiliki

Page 40: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

24

tubuh yang berotot atau sedang terjadi pembengkakan pada tubuh,

IMT akan menjadi berbeda. Sebaliknya, pada lansia yang memiliki

otot yang kurang, hasil IMT pun akan berbeda. Untuk itu,

pengukuran lingkar pinggang juga harus diperiksa.19

Tabel 2.4 Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT Interpretasi

Normal 18,5 – 24,9 Bagus. Pertahankan berat

badan ideal

Berat badan berlebih 25-29,9 Sangat dianjurkan untuk

menurunkan berat badan

terutama bagi pasien yang

memiliki dua atau lebih

faktor risiko penyakit

jantung.

Obesitas 30 atau lebih Sangat dianjurkan untuk

menurunkan berat badan.

Turunkan berat badan

perlahan-lahan sekitar ½

pounds hingga 2 pounds

seminggu. 1 pounds

setara dengan 3.500

kalori

Obesitas didefinisikan sebagai indeks massa tubuh sama

dengan atau lebih besar dari 30. National heart, lung, and blood

institute (NHLBI) merekomendasikan untuk menurunkan berat

badan 10 % dari berat badan saat ini selama seminggu dengan cara

mengurangi asupan kalori dari biasanya.19

2. Mengurangi asupan garam

Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak merupakan

makanan yang tidak bisa di hindari. Tidak jarang pula pasien tidak

menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan

kaleng, daging olahan dan sebagainya. Satu sendok teh garam

mengandung sekitar 2.300 mg sodium. Sodium adalah mineral

yang sangat penting untuk kehidupan. Ketika kita mengkonsumsi

sodium berlebih, maka kadar sodium akan berlebih di dalam aliran

darah. Hal ini dapat menarik air ke pembuluh darah dan

Page 41: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

25

meningkatkan jumlah volume darah di dalam pembuluh darah

sehingga tekanan darah akan meningkat.19

American Hearth Association merekomendasikan untuk

penderita hipertensi dapat mengkonsumi garam kurang dari 1.500

mg per hari atau setara dengan 1 sendok teh. Selain itu terdapat

beberapa senyawa yang mengandung natrium yang harus dibatasi

yaitu garam ( natrium klorida atau NaCl), monosodium glutamate

(MSG), baking soda dan baking powder, disodium fosfat dan

senyawa apapun yang memiliki natrium atau Na.2

3. Olahraga

Olahraga merupakan salah satu hal terpenting untuk mencegah

atau mengendalikan hipertensi dan dapat membantu

mengurangi risiko penyakit jantung. Pada penderita hipertensi,

cukup dengan aktivitas fisik tingkat sedang selama 30 menit

selama seminggu. Kegiatan tersebut meliputi berjalan cepat,

bersepeda, menyapu, berkebun.19

Tabel 2.5 Contoh Aktivitas Fisik Tingkat Sedang

Kegiatan Aktivitas Olahraga

Mencuci mobil selama 45-60 menit Bermain voli selama 45-60 menit

Mengepel lantai selama 45 menit Berjalan sejauh 2 mil dalam 30

menit (1 mil dalam 15 menit)

Berkebun selama 30-45 menit Bersepeda 5 mil dalam 30 menit

Berjalan menaiki tangga selama 15

menit

Berenang selama 20 menit

Membersihkan halaman rumah

selama 30 menit

Aerobik selama 30 menit

Menyapu lantai selama 45 menit Berjalan 1 ½ mil dalam 15 menit

4. Mengurangi konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol belum menjadi pola hidup yang umum di

negara kita, namun konsumsi alkohol semakin hari semakin

meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya

hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas

per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat

meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau

Page 42: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

26

menghentikan konsumsi alkohol sangat membantu dalam

penurunan tekanan darah.19

5. DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension )

DASH adalah rencana makan yang fleksibel dan seimbang

yang dapat membantu menciptakan gaya makan yang sehat untuk

jantung seumur hidup. Rencana makan DASH tidak memerlukan

makanan khusus, melainkan menyediakan tujuan nutrisi harian dan

mingguan. Rencana ini merekomendasikan20

:

a) Mengkonsumsi sayur, buah, gandum. Termasuk produk

susu bebas lemak atau rendah lemak.

b) Mengkonsumsi ikan, kacang, minyak nabati

c) Membatasi makanan yang tinggi lemak jenuh seperti daging

berlemak, produk susu berlemak tinggi, minyak kelapa, minyak

sawit.

Page 43: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

27

d) Membatasi minuman manis

Tabel 2.6 Rencana makan menurut DASH. Rencana makanan yang

ditampilkan berdasarkan 2000 kalori per hari. Jumlah porsi harian

dalam kelompok makanan dapat bervariasi dari yang terdaftar

dibawah ini, tergantung pada kebutuhan kalori pasien.20

Kelompok

Makanan

Porsi Harian Contoh

Ukuran porsi

Kelompok biji-

bijian, makanan

berserat

7-8 Roti gandum,

oatmeal,

beras merah

1 slice roti

½ cup sama

dengan 95 gram

Sayuran 4-5 Brokoli,

wortel, sawi,

kentang,

bayam, labu,

tomat

1 ikat sayur

6 ons atau 0,17 kg

Buah-buahan 4-5 Apel, pisang,

kurma,

anggur,

manga,

melon, nanas,

stroberi,

kismis

1 buah berukuran

sedang

½ sendok makan

buah kaleng

Susu rendah lemak

atau bebas lemak

2-3 Susu rendah

lemak, yogurt

250 ml atau setara

dengan 1 gelas

Daging tanpa

lemak dan ikan,

ayam

Maksimal 2 Ayam tanpa

kulit, daging

tanpa lemak

yang di

panggang

atau di rebus

1 ons daging sama

dengan 100 gram

Kacang-kacangan,

buncis

4-5 per minggu Kacang

tanah, kuaci,

kacang

merah,

kacang

polong

2 sendok makan

Minyak 2-3 Margarine,

minyak

sayur,

mayonnaise

rendah lemak

1 sendok makan

Jumlah makanan yang dijelaskan pada tabel 2.5 sesuaikan

dengan kebutuhan kalori masing-masing yang disesuaikan dengan

Page 44: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

28

usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik. Aktivitas fisik terbagi atas

aktivitas fisik menetap, aktivitas fisik cukup aktif dan aktivitas

fisik aktif. Aktivitas fisik menetap, yaitu pasien hanya melakukan

aktivitas fisik ringan sebagai bagian dari rutinitas harian. Aktivitas

fisik cukup aktif, yaitu sama dengan berjalan sekitar 1 hingga tiga

mill sehari ditambah aktivitas ringan. Aktivitas fisik aktif, yaitu

sama dengan berjalan lebih dari tiga mil per hari ditambah aktivitas

ringan.20

Tabel 2.7 Kebutuhan Kalori untuk Wanita20

Usia Kalori yang

dibutuhkan untuk

aktivitas fisik

yang menetap

Kalori yang

dibutuhkan untuk

aktivitas fisik

cukup aktif

Kalori yang

dibutuhkan untuk

aktivitas fisik aktif

19-30 2000 2000-2.200 2.400

31-50 1800 2000 2.200

>51 1600 1800 2000-2.200

Tabel 2.8 Kebutuhan kalori untuk Pria20

Usia Kalori yang

dibutuhkan untuk

aktivitas fisik

yang menetap

Kalori yang

dibutuhkan untuk

aktivitas fisik

cukup aktif

Kalori yang

dibutuhkan untuk

aktivitas fisik aktif

19-30 2400 2.600-2.800 3000

31-50 2.200 2.400-2.600 2.800-3000

>51 2000 2.200-2.400 2.400-2.800

b. Farmakologis

Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada

pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah

setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan

hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa prinsip dasar terapi farmakologi yang

perlu diperhatikan untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek

samping, yaitu2 :

1. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal

Page 45: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

29

2. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat

mengurangi biaya

3. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun )

seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor

komorbid

4. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting

enzymeinhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor

blockers (ARBs)

5. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai

terapifarmakologi. Lakukan pemantauan efek samping obat

secara teratur.

Lini pertama obat antihipertensi2 :

Diuretik Tiazid

Calcium Channel Blockers

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau

Angiotensin-receptor blockers (ARBs).

2.3.8 Komplikasi Hipertensi

Penderita hipertensi yang tidak diobati, akan mengalami

komplikasi yang menimbulkan terjadinya penyakit berikut18

:

1. Gagal jantung

2. Iskemia dan infark miokard

3. Stroke iskemik

4. Aneurisma dan diseksi aorta

5. Stroke hemoragik

6. Retinopati

Page 46: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

30

2.4 Kerangka Teori

Faktor Risiko

Dapat dirubah15

1.Riwayat

Hipertensi

di Keluarga

2. Keluarga

meninggal

karena

hipertensi

Pola

makan

1.Merokok

2. Berada di

lingkungan

perokok

3.Tidak

olahraga

4.Kurang

aktivitas

fisik

5.Tidur

malam <6

jam

6. Obesitas

7. Stress

1. Konsumsi

garam >1cth

2. konsumsi

lemak

berlebih

3. konsumsi

kalori

berlebih

4. konsumsi

kopi >2

cangkir/hari

5. konsumsi

alkohol

berlebih

1.Dukungan

keluarga

kurang

2. Keluarga

tidak

mengingatkan

kontrol

&minum obat

Tatalaksana

farmakologi Non farmakologi

Kepatuhan

minum

obat

1.Menurunkan

berat badan

berlebih

2. Batasi asupan

garam

3.Meningkatkan

konsumsi

buah&sayur

4.Tidak

konsumsi

alkohol

5.Meningkatkan

aktivitas fisik

6. Tidak

merokok Kontraktilitas

meningkat

Hipertensi

Tidak

berobat

Berobat ke PKM Pisangan

Komplikasi

Kualitas hidup menurun

Motivasi (dorongan/keinginan) pengendalian

penyakit

Mencari tau

mengenai

hipertensi

Aktivitas terganggu

Tidak dapat dirubah15

Genetik Umur Gaya Hidup

17 Lingkungan Obat anti

hipertensi

Modifikasi

gaya hidup17

Motivasi

intrinsik

Motivasi

intrinsik Motivasi

ekstrinsik

Motivasi

intrinsik

Pengendalian

hipertensi Curah jantung

meningkat Pengetahuan

terhadap

hipertensi

Motivasi

intrinsik

Baik Cukup Kurang baik Tidak baik

Page 47: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

31

2.5 Kerangka Konsep

Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah di paparkan, kerangka konsep

dalam penelitian ini digambarkan dalam bagan berikut :

Pasien dengan riwayat

hipertensi

Kualitas

hidup

Pengetahuan

Hipertensi

Kepatuhan

Berobat

Motivasi terhadap upaya

pengendalian hipertensi

Riwayat

Keluarg

a

Baik Tidak

Baik

Cukup Kurang

Baik

Gaya Hidup

(konsumsi

garam,sayur,

buah,kopi,

alkohol,

olahraga)

Motivasi

Intrinsik &

Ekstrinsik

Page 48: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

32

2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

Pengukuran

1. Motivasi Suatu keadaan di

dalam diri seseorang

yang mendorong,

mengaktifkan/mengge

rakkan dan yang

mengarahkan atau

menyalurkan perilaku

ke arah tujuan.5

Peneliti

menanyakan

kepada responden.

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak baik

Ordinal

2. Usia Satuan waktu yang

mengukur waktu

keberadaan suatu

makhluk yang diukur

sejak dia lahir hingga

waktu usia dihitung. 25

Peneliti

menanyakan

kepada responden.

Kuesioner 1. 26-35

tahun

2. 36-45

tahun

3. 46-55

tahun

4. 56-65

tahun

5. >66

tahun.25

Nominal

3. Pengetahuan Merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi

setelah orang

melakukan

penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. 31

Peneliti

menanyakan

kepada responden

mengenai

pengetahuan

terhadap hipertensi.

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak

Baik

Ordinal

4. Kualitas

Hidup

Persepsi individu

mengenai posisi

mereka dalam hidup

dan hubungannya

dengan tujuan,

harapan, standar yang

ditetapkan dan

perhatian seseorang.37

Peneliti

menanyakan

kepada responden

mengenai kualitas

hidup

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak Baik

Ordinal

Page 49: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

33

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

5. Riwayat

Keluarga

Pasien dengan riwayat

keluarga yang

memiliki hipertensi.

Peneliti

menanyakan

kepada responden

mengenai riwayat

keluarga

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak Baik

Ordinal

6. Kepatuhan

Berobat

Tingkatan perilaku

seseorang dalam

mendapatkan

pengobatan,

melakukan perubahan

gaya hidup sesuai

dengan rekomendasi

oleh dokter.43

Peneliti

menanyakan

kepada responden

mengenai

kepatuhan berobat

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak Baik

Ordinal

7. Gaya Hidup Gambaran gaya hidup

responden berdasarkan

kebiasaan makan,

kebiasaan merokok,

makan asin, makan

makanan yang di

goreng dengan

minyak, minuman

berkafein, berdasarkan

aktivitas fisik, keadaan

stress dan waktu tidur

responden. 31

Peneliti

menanyakan

kepada responden

mengenai gaya

hidup

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak Baik

Ordinal

8. Motivasi

Intrinsik dan

Ekstrinsik

Suatu dorongan yang

ada dalam diri

individu dimana

individu dan motivasi

yang bersumber dari

rangsangan atau

dorongan dari luar. 9

Peneliti

menanyakan

kepada responden

mengenai motivasi

intrinsik dan

ekstrinsik

Kuesioner 1. Baik

2. Cukup

3. Kurang

Baik

4. Tidak Baik

Ordinal

Page 50: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

34

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengukuran

9. Pasien

dengan

riwayat

hipertensi

Pasien yang memiliki

riwayat hipertensi atau

tekanan darah sistolik

>130 mmHg dan

diastolik 80mmHg

atau lebih tinggi, pada

dua kali hingga tiga

kali pengukuran

dengan selang waktu

lima menit dalam

keadaan istirahat atau

tenang.2

Melihat dari rekam

medis berdasarkan

hasil dari

pemeriksaan yang

dilakukan oleh

petugas kesehatan

yang terlatih.

Rekam

medis

Pasien dengan

tekanan darah

>130/80 mmHg.

Nominal

Page 51: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode

potong lintang (cross-sectional).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pisangan pada bulan Mei hingga

September 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Target

Populasi target adalah pasien yang memiliki riwayat hipertensi.

3.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah pasien yang memiliki riwayat

hipertensi yang datang ke Puskesmas Pisangan pada bulan Mei hingga

September 2018.

3.3.3 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang memiliki riwayat

hipertensi di Puskesmas Pisangan yang bersedia menjadi responden.

3.4 Besar Sampel

Peneliti mendapatkan bahwa belum ada penelitian sebelumnya. Oleh

karena belum ada penelitian sebelumnya, maka peneliti menetapkan nilai P

sebesar 0,5, ini dimaksudkan untuk memperoleh besar sampel yang maksimal.

Besar sampel yang maksimal diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang

lebih valid. Untuk nilai yang ditetapkan peneliti, peneliti menetapkan alfa sebesar

5% sehingga nilai Z alfa 1,96 , dengan nilai presisi (d) 10%. Dengan demikian

besar sampel yang diperlukan adalah :

n = Zα2 x P x Q

d2

Page 52: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

36

Keterangan rumus:

n : jumlah/ besar sampel

α : tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti

menentukan α = 0,5 sehingga Zα penelitian ini sebesar 1,96

P : proporsi keadaan yang akan dicari (ditetapkan peneliti) = 0,5

Q : 1-P = 0,5

d : tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki peneliti. Dalam penelitian ini,

peneliti menetapkan = 10%

Angka-angka di atas di masukkan kembali ke rumus besar sampel:

= (1,96)

2 x 0,5 x 0,5

0,1

2

= 96,04

Berdasarkan rumus besar sampel di atas, didapatkan jumlah sampel yang

dibutuhkan sebesar 96 responden.

3.5 Cara Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilan sampel penelitian ini adalah consecutive sampling

yaitu dengan cara non probabilty sampling. Maka peneliti mengambil semua

sampel yang memiliki riwayat hipertensi sampai jumlah sampel minimum yang

dibutuhkan terpenuhi.

3.6 Kriteria Sampel

3.6.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien yang memiliki riwayat hipertensi dilihat dari data

sekunder berupa rekam medis.

2. Pasien dengan riwayat hipertensi yang datang ke Puskesmas

Pisangan untuk berobat dan kontrol.

3.6.2 Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang memiliki kelainan mental, kognitif, psikiatri.

2. Pasien hipertensi yang baru pertama kali datang dan

pertama kali mendapatkan pengobatan.

3. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.

Page 53: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

37

3.7 Alur Penelitian

3.9 Manajemen Data

3.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari

responden yang memiliki riwayat hipertensi yang datang ke Puskesmas

Pisangan.

Menentukan tema dan judul penelitian

Menentukan desain dan metode penelitian

Menentukan subjek yang diteliti

Memperhitungkan besar sampel

Permohonan izin penelitian ke

dinkes

Validasi kuesioner

Informed consent

Bersedia

Pengolahan data dengan Excel

Tidak memenuhi syarat

Dikeluarkan

Menentukan kuesioner

Tidak bersedia

Pengisian kuesioner

Pengambilan data dari kuesioner

Sortir data

Memenuhi syarat

Penulisan laporan penelitian

Page 54: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

38

Pengumpulan data dimulai pada bulan Mei 2018 sampai

September 2018. Pasien dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh

dokter dan di diagnosis sebagai hipertensi dengan tekanan darah lebih dari

130/80 mmHg yang dicatat di rekam medis. Setelah itu pasien diberikan

pengobatan oleh dokter. Selain itu, peneliti melakukan pengambilan data

dengan cara door to door ke rumah pasien yang memiliki riwayat

hipertensi di daerah cakupan Puskesmas Pisangan, yaitu Cirendeu dan

Pisangan. Dalam mengambil data tersebut instrumen yang digunakan

berupa kuesioner yang dilakukan dengan teknik wawancara oleh peneliti.

3.8.2 Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan

Microsoft Excel 2016. Berikut beberapa tahap yang dilakukan dalam

pengolahan data, yaitu :

3.8.2.1 Coding Data

Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas

beberapa kategori. Penialaian jawaban pada pernyataan positif

diberi skor 1, dan skor 0 untuk pernyataan negative.

3.8.2.2 Editing Data

Mengecek konsistensi data dan juga kelengkapannya.

3.8.2.3 Entry Data

Melakukan pemasukan data yang telah diberi kode ke

dalam Microsoft Excel 2016.

3.8.2.4 Analisis Data

Data dianalisis menggunakan analisis univariat, hasil

penelitian ini berupa presentase dari variable motivasi yang terdiri

dari motivasi baik, cukup, kurang baik, tidak baik.

3.8.3 Rencana Penyajian Data

Penyajian data akan dilakukan dalam bentuk narasi dan diagram.

3.8.4 Interpretasi Data

Data diperoleh dan di interpretasikan secara deskriptif.

Pengukuran motivasi menggunakan skala Weims (Work Extrinsic

Intrinsic Motivation Scale) yang dimodifikasi oleh peneliti. Skala untuk

motivasi :

Page 55: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

39

76-100 % = Baik

50-75 % = Cukup

40-49 % = Kurang baik

<40% = Tidak baik

3.8.5 Jenis Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yaitu

data primer dan sekunder.

a. Data Primer

Peneliti memperoleh data primer dari kuesioner yang

disebarkan oleh peneliti sebanyak sembilan puluh enam dan

dijawab oleh responden.

b. Data Sekunder

Peneliti mendapatkan data pasien hipertensi dengan tekanan

darah lebih dari 130/80 mmHg dari rekam medis di

Puskesmas Pisangan

3.8.6 Pelaporan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan

penelitian yang dipresentasikan dihadapan staff pengajar Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 56: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian bertujuan untuk melihat motivasi masyarakat terhadap upaya

pengendalian hipertensi di puskesmas. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas

Pisangan.

4.1.1 Puskesmas Pisangan

Puskesmas Pisangan terletak di Jalan Hijau Lestari VII, Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan, Banten 15419, Indonesia dan rata – rata jumlah pasien

perharinya mencapai 50 pasien/hari. Cakupan wilayah kerja puskesmas pisangan

terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu.

Page 57: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

41

4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Validitas Data

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Pengujian kuesioner pada penelitian ini sebanyak tiga puluh

responden yang memiliki riwayat hipertensi yang dilakukan dengan analisis

Rasch Model, dan menggunakan program Winstep. Penelitian ini

menggunakan Pada analisis Rasch, tingkat kesesuaian item digunakan

untuk melihat ketepatan item dengan model atau item fit. Jika ada item

yang tidak fit, hal ini mengindikasikan adanya miskonsepsi subjek dalam

menjawab soal tersebut.

Menurut Boone, Staver, & Yale (2014), nilai outfit means-square,

outfit z-standard, dan point measure correlation adalah kriteria yang

digunakan untuk melihat tingkat kesesuaian butir. Apabila item tersebut

tidak memenuhi kriteria ada baiknnya item tersebut diperbaiki atau diganti.

Panduan untuk menilai kriteria kesesuaian butir menurut Boone, et

al (2014) adalah sebagai berikut :

1. Nilai Outfit Mean Square (MNSQ) yang diterima : 0,5 < MNSQ < 1,5

2. Nilai outfit Z-standard (ZSTD) yang diterima: -2,0 < ZSTD < +2,0

3. Nilai Point Measure Correlation yang diterima: 0,4 < pt measure corr

< 0,85

Karena point measure correlation pada prinsipnya sama dengan

korelasi point-biserial pada teori tes klasik, Alagumalai, Curtis, & Hungi

(2005) mengklasifikasikan nilai Point Measure Correlation tersebut

menjadi sangat bagus (>0,40), bagus (0,30–0,39), cukup (0,20-0,29), tidak

mampu mendiskriminasi (0,00-0,19), dan membutuhkan pemeriksaan

terhadap butir (<0,00).

Page 58: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

42

Setelah data dimasukkan kedalam Winsteps didapatkan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data

Item Outfit means-square Outfit z-standard Point measure

correlation

Keterangan

Q5 1.56 2.40 0.00 Tidak mempu mendiskriminasi

Q10 1.47 0.8 0.05 Tidak mampu mendiskriminasi

Q9 1.20 0.8 0.08 Tidak mampu mendiskriminasi

Item Output means-square Output z-standard Point measure

correlation

Keterangan

Q22 1.14 0.9 0.17 Tidak mampu mendiskriminasi

Q23 1.09 0.4 0.12 Tidak mampu mendiskriminasi

Q4 1.11 0.7 0.16 Tidak mampu mendiskriminasi

Q7 1.13 0.7 0.18 Tidak mampu mendiskriminasi

Q6 1.09 0.6 0.19 Tidak mampu mendiskriminasi

Q21 1.09 0.6 0.21 Cukup

Q20 0.94 -0.1 0.24 Cukup

Q13 1.05 0.4 0.24 Cukup

Q8 0.99 0.0 0.33 Bagus

Q11 0.99 0.0 0.35 Bagus

Q12 0.97 -0.2 0.34 Bagus

Q18 0.93 -0.4 0.37 Bagus

Q24 0.93 -0.4 0.38 Bagus

Q3 0.95 0.0 0.35 Bagus

Q2 0.86 -0.5 0.42 Sangat bagus

Q16 0.87 -0.4 0.40 Sangat bagus

Q17 0.91 -0.6 0.43 Sangat bagus

Q14 0.82 -1.2 0.51 Sangat bagus

Q19 0.81 -1.3 0.52 Sangat bagus

Q1 0.78 -0.7 0.51 Sangat bagus

Q15 0.74 -1.3 0.58 Sangat bagus

Q25 0.73 -1.9 0.63 Sangat bagus

Page 59: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

43

Tabel 4.1 menunjukan outfit means-square pada item Q5 mendapat

nilai lebih dari 1.5 dan dari kriteria output z-standard lebih dari 2.0, namun

pada kriteria point measure correlation masih memenuhi syarat meskipun

lebih sedikit nilainya dari range yang telah ditetapkan. Nilai point measure

correlation mendapatkan keterangan yang bervariasi, setiap item

menunjukkan keterangan yang berbeda mulai dari tidak bisa

mendiskriminasi hingga itemnya sangat bagus, namun semua item

mendapat nilai lebih besar dari 0.00 yang merupakan batas akhir kesesuaian

item menurut point measure correlation. Hal ini menunjukkan semua

pertanyaan layak dan dapat diandalkan untuk penelitian.

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas Data

Uji reabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Dalam teori klasik, koefisien reabilitas bisa ditentukan dengan

banyak pendekatan, dan salah satu yang paling populer digunakan adalah

dengan Alpha Cronbach. Pada Rasch Model, reabilitas digambarkan

dengan adanya indeks separasi.

Reabilitas separasi menjelaskan seberapa jauh alat ukur mampu

menghasilkan rentang measure pada penggaris logit. Reabilitas separasi

(reabilitas butir atau person) akan tinggi apabila sampel penelitian dan taraf

kesukaran butir memikili jangkauan luas serta memproduksi eror

pengukuran yang kecil. Butir yang luas artinya butir tersebut memiliki

tingkat kesulitan dari mulai yang paling mudah hingga paling sulit.

Pada sampel penelitian, sampel yang luas artinya sampel memiliki

abilitas yang tersebar dari yang paling pandai sampai paling tidak pandai.

Pada reabilitas yang rendah dikarenakan sampel terlalu sedikit sehingga

variasi hierarki pada penggaris logit hanya sedikit (Linacre, 2016).

Reabilitas dikatakan tinggi apabila menghasilkan harga diatas 3.00

(Linacre, 2016).

Page 60: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

44

Tabel 4.2 Hasil Uji Reabilitas Data

Item Reabilty Person Reabilty

0.73 0.61

Tabel 4.2 menunjukkan nilai item reability sebesar 0.73 dan nilai

person reability sebesar 0,61. Nilai reabilitas yang tinggi apabila

menghasilkan harga diatas 3,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa nilai item reability dan person reability pada kuesioner ini rendah.

Hal tersebut menujukkan taraf kesukaran butir dan sampel penelitian

memiliki jangkauan yang sempit, dan kurang mampu memperoleh data

yang konsisten, yang berarti bila pertanyaan itu diajukan kembali kurang

bisa diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang

sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena sampel yang terlalu sedikit.

4.3 Hasil

4.3.1. Karakteristik Responden

4.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil yang didapat menunjukan sebanyak 62 orang (64,6%)

berjenis kelamin perempuan, dan sebanyak 34 (35,4%) berjenis kelamin

35.4

64.6

0

10

20

30

40

50

60

70

Laki laki Perempuan

Pre

senta

se (

%)

Page 61: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

45

laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden adalah

perempuan.

4.3.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Didapatkan mayoritas responden adalah responden yang berusia

antara 56-65 tahun sebanyak 53 orang (55%) Minoritas responden

berusia 26-35 tahun sebanyak 1 orang (1%) dengan total responden

sebanyak 96 orang.

1 2

26

55

16

0

10

20

30

40

50

60

26-35 36-45 46-55 56-65 >66

Pre

sen

tase

(%

)

Page 62: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

46

4.3.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Terakhir

Didapatkan mayoritas responden adalah responden yang

pendidikan terakhir S1 dan lebih tinggi sebanyak 27 ( 28,1%).

Minoritas responden tidak sekolah sebanyak 1 (1%) dengan total

responden sebanyak 96 orang.

4.3.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Gambar 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Didapatkan mayoritas responden adalah responden yang

pensiunan sebanyak 27 (28%) responden. Minoritas responden pegawai

swasta dan ojek sebanyak 3 (3,1%) responden dengan total responden

sebanyak 96.

11.4

3.1 6.2 6.2

28 24

3.1

18

0

5

10

15

20

25

30

Pre

sen

tase

(%

) 17.8

11.4

24

8.3 9.4

28.1

1

0

5

10

15

20

25

30

Tamat SD Tamat

SMP

Tamat

SMA

Tamat

SLTA

D3 S1&lebih

tinggi

Tidak

Sekolah

Pre

sen

tase

(%

)

Page 63: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

47

4.3.1.5 Distribusi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4.5 Distribusi Pekerjaan Berdasarkan Jenis Kelamin

Didapatkan mayoritas responden adalah responden berjenis kelamin

laki laki yang pensiunan sebanyak 27 orang (28%) dengan total

responden sebanyak 96.

4.3.1.5 Pengetahuan Responden Terhadap Hipertensi

Gambar 4.6 Responden Mengetahui Dirinya Menderita Hipertensi

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 96 (100 %) responden

mengetahui dirinya menderita hipertensi, dan (0%) responden tidak

mengetahui dirinya menderita hipertensi

96

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

4 3 3

25

0 3

0

7

0 3 3

24

0

17

0

5

10

15

20

25

30

Pre

sen

tase

(%

)

Page 64: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

48

.

Gambar 4.7 Responden Mengetahui Hipertensi Adalah Penyakit

dengan Tekanan Darah > (lebih dari )130/80 mmHg

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 70 (73%) responden

mengetahui hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah >130/80

mmHg, dan 26 (27%) responden tidak mengetahui hipertensi adalah

penyakit dengan tekanan darah >130/80 mmHg.

Gambar 4.8 Responden Mengetahui Hipertensi Menjadi

Penyebab Munculnya Penyakit Lain yang Lebih Berat

73

27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

74

26

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 65: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

49

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 71 (74%) responden

mengetahui hipertensi menjadi penyebab munculnya penyakit lain yang

lebih berat, dan 25 (26%) responden tidak mengetahui hipertensi

menjadi penyebab munculnya penyakit lain yang lebih berat.

Gambar 4.9 Responden Menderita Hipertensi Selama < ( kurang dari) 5

Tahun

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 53 (55%) responden

menderita hipertensi selama kurang dari 5 tahun, dan 43 (45%)

responden menderita hipertensi tidak kurang dari 5 tahun.

Gambar 4.10 Responden Menderita Hipertensi > (lebih dari) 5

Tahun

45

55

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

55

45

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 66: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

50

Didapatkan bahwa dari 96 responden, 43 (45%) responden

menderita hipertensi selama lebih dai 5 tahun, dan 53 (55%) responden

menderita hipertensi tidak lebih dari 5 tahun.

Gambar 4.11 Responden Memiliki Penyakit Kronis Selain

Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 65 (68%) responden memiliki

penyakit kronis selain hipertensi dan 31 (32%) responden tidak

memiliki penyakit kronis selain hipertensi.

Gambar 4.12 Pengetahuan Hipertensi Responden

Dari 96 responden, terdapat 43 responden dengan pengetahuan

terhadap hipertensi baik, 44 responden dengan pengetahuan hipertensi

cukup, 0 repsonden dengan pengetahuan hipertensi kurang baik dan 9

43 44

0

9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Jum

lah

Res

po

nd

en

68

32

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 67: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

51

responden dengan pengetahuan terhadap hipertensi tidak baik. Dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan hipertensi responden mayoritas

cukup.

4.3.1.6 Kualitas Hidup

Gambar 4.13 Responden Terganggu dengan Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 43 (45%) responden merasa

terganggu dengan penyakit hipertensi dan 53 (55%) responden

tidak merasa terganggu dengan penyakit hipertensi.

Gambar 4.14 Responden Belum Terganggu dengan Penyakit

Hipertensi

45

55

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

55

45

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 68: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

52

Didapatkan dari 96 responden, 53 (55%) responden belum

merasa terganggu dengan penyakit hipertensi dan 43 (45%)

responden merasa terganggu dengan penyakit hipertensi.

Gambar 4.15 Penyakit Hipertensi Menganggu Sebagian Aktivitas

Responden

Didapatkan dari 96 responden, 25 (26%) responden merasa

hipertensi sudah menganggu sebagian aktivitas dan 85 (74%)

respoden merasa hipertensi tidak menganggu sebagian aktivitas.

Gambar 4.16 Penyakit Hipertensi Menganggu Seluruh Aktivitas

Responden

26

74

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

11

89

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 69: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

53

Didapatkan dari 96 responden, 11 (11%) responden merasa

hipertensi sudah menganggu seluruh aktivitas dan 85 (89%)

responden merasa hipertensi tidak menganggu seluruh aktivitas.

Gambar 4.17 Penyakit Hipertensi Membuat Responden Ingin

Lebih Menjaga Pola Makan

Didapatkan dari 96 responden, 76 (79%) responden lebih

menjaga pola makan dan 20 (21%) responden tidak ingin menjaga

pola makan.

Gambar 4.18 Penyakit Hipertensi Menghalangi Responden Untuk

Bepergian Jauh

79

21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

19

81

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 70: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

54

Didapatkan dari 96 responden, 18 (19%) menghalangi

responden untuk bepergian jauh dan 78 (81%) tidak menghalangi

responden untuk bepergian jauh.

Gambar 4.19 Responden Ikhlas Menerima Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden ikhlas

menerima penyakit hipertensi dan 0 (0%) tidak ikhlas menerika

penyakit hipertensi.

Gambar 4.20 Responden Berdoa (Sesuai Agama) Agar Diberikan

Kesembuhan

100

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

100

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 71: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

55

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden berdoa

sesuai agama agar diberikan kesembuhan dan 0 (0%) responden tidak

berdoa sesuai agama agar diberikan kesembuhan.

Gambar 4.21 Keikhlasan Responden Dalam Menerima Penyakit

Hipertensi Mempengaruhi Keteraturan Dalam Minum Obat

Didapatkan dari 96 responden, 68 (71%) keikhlasan responden

dalam menerima penyakit hipertensi mempengaruhi keteraturan minum

obat dan 28 (29%) keiklasan responden dalam menerima penyakit

hipertensi tidak mempengaruhi keteraturan minum obat.

Gambar 4.22 Kualitas Hidup Responden

Dari 96 responden, terdapat 74 responden dengan kualitas hidup

baik, 16 responden degan kualitas hidup cukup, 6 repsonden dengan

71

29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%)

74

16

6

0 0

10

20

30

40

50

60

70

80

Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Jum

lah

Res

po

nd

en

Page 72: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

56

kualitas hidup kurang baik dan 0 responden dengan kualitas hidup tidak

baik. Dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup responden mayoritas baik.

4.3.1.7 Riwayat Keluarga

Gambar 4.23 Keluarga Responden Menderita Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 60 (62,5%) responden memiliki keluarga

yang menderita hipertensi dan 36 (37,5%) responden tidak memiliki keluarga

yang menderita hipertensi.

Gambar 4.24 Keluarga Responden Meninggal Akibat Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 21 (22%) responden memiliki keluarga

yang meninggal akibat hipertensi dan 75 (78%) responden tidak memiliki

keluarga yang meninggal akibat hipertensi.

62.5

37.5

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

22

78

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%)

Page 73: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

57

Gambar 4.25 Lingkungan Tempat Tinggal Responden Terdapat Orang yang

Meninggal Akibat Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 26 (27%) responden memiliki orang yang

meninggal di lingkungannya karena hipertensi dan 70 (73%) responden tidak

memiliki orang yang meninggal di lingkungannya karena hipertensi.

Gambar 4.26 Responden Mencari Informasi Lebih Dalam Mengenai Hipertensi

Karena Keluarga Meninggal Akibat Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 33 (34%) responden mencari informai lebih

dalam mengenai hipertensi karena keluarga ada yang meninggal dan 63 (66%)

responden tidak mencari informasi lebih dalam mengenai hipertensi karena

keluarga ada yang meninggal.

27

73

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

34

66

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%)

Page 74: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

58

Gambar 4.27 Riwayat Keluarga Responden

Dari 96 responden, terdapat 60 (62,5%) responden yang memiliki riwayat

keluarga hipertensi dan 36 (37,5%) responden yang tidak memiliki riwayat

keluarga hipertensi.

4.3.1.8 Kepatuhan Berobat

Gambar 4.28 Responden Rutin Periksa Tekanan Darah 1 Bulan 1 Kali

Didapatkan bahwa dari 96 responden, terdapat 76 (79%) responden rutin

memeriksa tekanan darah 1 bulan 1 kali dan 20 (21%) responden tidak rutin

memeriksa tekanan darah 1 bulan 1 kali.

62.5

37.5

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

79

21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 75: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

59

Gambar 4.29 Responden Hanya Memeriksa Tekanan Darah Apabila Merasakan

Keluhan – Keluhan Tertentu

Didapatkan dari 96 responden, 20 (21%) responden hanya memeriksa

tekanan darah apabila merasakan keluhan – keluhan tertentu dan 76 (79%)

responden tidak hanya memeriksa tekanan darah apabila merasakan keluhan –

keluhan tertentu.

Gambar 4.30 Responden Sangat Jarang Memeriksa Tekanan Darah

Didapatkan dari 96 responden, 20 (21%) responden sangat jarang

memeriksa tekanan darah dan 76 (79%) responden rutin memeriksa tekanan

darah.

21

79

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

21

79

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 76: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

60

Gambar 4.31 Responden Mengkonsumsi Obat Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 93 (97%) responden mengkonsumsi obat

hipertensi dan 3 (3%) responden mengkonsumi obat hipertensi.

Gambar 4.32 Responden Rutin dan Patuh Mengkonsumsi Obat Sesuai Anjuran

Dokter

Didapatkan dari 96 responden, 68 (71%) responden rutin dan patuh

mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan 28 (29%) responden tidak rutin dan

patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter.

97

3

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

71

29

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

ssen

tase

(%

)

Page 77: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

61

Gambar 4.33 Responden Sudah Tidak Mengkonsumsi Obat Hipertensi

Walaupun Masih Menderita Hipertensi.

Didapatkan dari 96 responden, 21 (22%) responden sudah tidak

mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih menderita hipertensi dan 75

(78%) responden tetap mengkonsumsi obat hipertensi karena masih menerita

hipertensi.

Gambar 4.34 Pengendalian Hipertensi Responden

Dari 96 responden, terdapat 65 responden dengan kepatuhan pengobatan

yang baik, 18 responden dengan kepatuhan pengobatan cukup, 0 repsonden

dengan kepatuhan pengobatan kurang baik dan 13 responden dengan kepatuhan

65

18

0

13

0

10

20

30

40

50

60

70

Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

Jum

lah

Res

po

nd

en

22

78

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 78: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

62

pengobatan tidak baik. Dapat disimpulkan bahwa kepatuhan pengobatan

responden mayoritas baik.

4.3.1.9 Gaya Hidup

Gambar 4.35 Responden Mengkonsumsi Minimal Salah Satu Buah (Apel, Jeruk,

Mangga, Anggur, Melon, Nanas, Pisang, Strawberi) 1 Kali Sehari

Didapatkan dari 96 responden, 65 (68%) responden mengkonsumsi

minimal salah satu buah (apel, jeruk, manga, anggur, melon, nanas, pisang,

strawberi) 1x sehari dan 31 (32%) responden tidak mengkonsumi minimal salah

satu buah (apel, jeruk, manga, anggur, melon, nanas, pisang, strawberi) 1x sehari.

Gambar 4.36 Responden Mengkonsumsi Sayur Minimal 1 Mangkuk Sehari

Secara Rutin

82

18

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

68

32

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 79: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

63

Didapatkan dari 96 responden, 79 (82%) responden mengkonsumsi sayur

minimal 1 mangkuk sehari secara rutin dan 17 (18%) responden tidak

mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin.

Gambar 4.37 Responden Makan Makanan yang di Goreng Dengan Minyak Setiap

Hari (Bakwan, Tempe, Tahu, Pisang Goreng)

Didapatkan dari 96 responden, 60 (62,5%) responden makan makanan

yang di goreng dengan minyak setiap hari dan 36 (37,5 %) responden tidak makan

makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari.

Gambar 4.38 Total Garam yang Responden Konsumsi Dalam Semua Makanan

Kurang Dari 1 Sendok Teh Per Hari

62.5

37.5

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

52

48

46

47

48

49

50

51

52

53

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 80: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

64

Didapatkan dari 96 responden, 50 (52%) responden mengkonsumi garam

dalam semua makanan kurang dari 1 sendok teh dan 46 (48%) responden

mengkonsumsi garam dalam semua makanan lebih dari 1 sendok teh.

Gambar 4.39 Responden Membatasi Asupan Garam Dengan Cara Memasak

Sendiri Makanan di Rumah

Didapatkan dari 96 responden, 57 (59%) responden membatasi asupan

garam dengan cara memasak sendiri makanan dirumah dan 39 (41%) responden

tidak membatasi asupan garam dengan cara memasak makanan sendiri dirumah.

Gambar 4.40 Responden Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji Lebih Dari 3x

Seminggu

59

41

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

6

94

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 81: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

65

Didapatkan dari 96 responden, 6 (6%) responden mengkonsumsi makanan

cepat saji lebih dari 3x seminggu ( ayam goring, daging sapi panggang, burger,

dll) dan 90 (94%) responden tidak mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari

3x seminggu ( ayam goring, daging sapi panggang, burger, dll).

Gambar 4.41 Responden Minum Kopi

Didapatkan dari 96 responden, 38 (40%) responden minum kopi dan 58

(60%) responden tidak minum kopi.

Gambar 4.42 Responden Minum Kopi > 2 Cangkir per Hari

Didapatkan dari 96 responden, 11 (12%) responden minum kopi lebih dari

2 cangkir per hari dan 85 ( 88%) responden tidak minum kopi lebih dari 2 cangkir

per hari.

40

60

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

12

88

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 82: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

66

Gambar 4.43 Responden Konsumsi Alkohol 1 Gelas Dalam Seminggu

Didapatkan dari 96 responden, 0 (0%) responden konsumsi alkohol 1 gelas

dalam seminggu dan 96 (100%) responden tidak mengkonsumsi alkohol 1 gelas

dalam seminggu.

Gambar 4.44 Responden Menjaga Berat Badan Dalam Kisaran Normal

Didapatkan dari 96 responden, 83 (86%) responden menjaga berat badan

dalam kisaran normal dan 13 (14%) responden tidak menjaga berat badan dalam

kisaran normal.

0

96

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se

86

14

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 83: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

67

Gambar 4.45 Responden Mengetahui Berat Badan Berlebih Dapat Mempengaruhi

Tekanan Darah

Didapatkan dari 96 responden, 56 (58%) responden mengetahui berat

badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah dan 40 (42%) responden tidak

mengetahui berat badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah.

Gambar 4.46 Responden Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari (Berkebun,

Menyapu, Mencuci, Mengepel)

Didapatkan dari 96 responden, 56 (58%) responden melakukan aktivitas

fisik setiap hari (berkebun, menyapu, mencuci, mengepel) dan 40 (42%)

responden tidak responden melakukan aktivitas fisik setiap hari (berkebun,

menyapu, mencuci, mengepel).

58

42

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

58

42

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

sen

tase

(%

)

Page 84: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

68

Gambar 4.47 Responden Berjalan Kaki Selama 30 Menit Dalam Satu Hari

Didapatkan dari 96 responden, 73 (76%) responden berjalan kaki selama

30 menit dalam satu hari dan 23 (24%) responden tidak berjalan kaki selama 30

menit dalam satu hari.

Gambar 4.48 Responden Olah Raga 3 – 4 kali Dalam Seminggu Selama 30 Menit

Didapatkan dari 96 responden, 62 (65%) responden berolahraga 3 – 4 kali

dalam seminggu selama 30 menit (lari, jogging, main bola, berenang, senam,

bersepeda, dll) dan 34 (35%) responden tidak berolahraga 3 – 4 kali dalam

seminggu selama 30 menit (lari, jogging, main bola, berenang, senam, bersepeda,

dll).

76

24

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

65

35

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

Page 85: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

69

Gambar 4.49 Responden Merokok Satu Batang per Hari Dalam Satu Bulan

Terakhir

Didapatkan dari 96 responden, 18 (19%) responden merokoksetidaknya

satu batang per hari dalam satu bulan terakhir dan 78 (81%) responden tidak

merokoksetidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir.

Gambar 4.50 Responden Tinggal Satu Rumah dengan Orang yang Merokok

Didapatkan dari 96 responden, 45 (47%) responden tinggal satu rumah

dengan orang yang merokok dan 51 (51%) responden tidak tinggal satu rumah

dengan orang yang merokok.

19

81

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

47

53

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

Page 86: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

70

Gambar 4.51 Responden Memiliki Keluarga yang Merokok di Rumah

Didapatkan dari 96 responden, 54 (56%) responden memiliki keluarga

yang merokok di rumah dan 42 (44%) responden tidak memiliki keluarga yang

merokok di rumah.

Gambar 4.52 Responden Berada di Lingkungan Orang yang Merokok

Didapatkan dari 96 responden, 56 (58%) responden berada di lingkungan

orang yang merokok dan 40 (42%) responden tidak berada di lingkungan orang

yang merokok.

56

44

0

10

20

30

40

50

60

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

58

42

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

Page 87: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

71

Gambar 4.53 Responden Mudah Stress

Didapatkan dari 96 responden, 33 (34%) responden mudah stress dan 63

(66%) responden tidak mudah stress.

Gambar 4.54 Responden Tidur Selama < (kurang dari) 6 Jam Pada Malam

Hari

Didapatkan dari 96 responden, 45 (47%) responden tidur kurang dari 6

jam pada malam hari dan 51 (53%) responden tidur lebih dari 6 jam pada malam

hari.

34

66

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

senta

se(%

)

47

53

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 88: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

72

Gambar 4.55 Responden Istirahat Ketika Merasa Lelah

Didapatkan dari 96 responden, 93 (97%) responden istirahat ketika merasa

lelah dan 3 (3%) responden tidak istirahat ketika merasa lelah.

Gambar 4.56 Gaya Hidup Responden

Dari 96 responden, terdapat 41 responden dengan gaya hidup yang baik,

37 responden dengan gaya hidup yang cukup, 11 repsonden dengan gaya hidup

yang kurang baik dan 7 responden dengan gaya hidup yang tidak baik. Dapat

disimpulkan bahwa gaya hidup responden mayoritas baik.

97

3

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

41

37

11

7

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Jum

lah

Res

po

nd

en

Page 89: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

73

4.3.1.10 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Gambar 4.57 Responden Ingin Terkontrol Dari Penyakit Hipertensi Karena

Keluarga Ada yang Menderita Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 60 (62,5%) responden ingin terkontrol dari

penyakit hipertensi karena keluarga ada yang menderita hipertensi dan 36 (37,5%)

responden tidak ingin terkontrol dari penyakit hipertensi karena keluarga tidak ada

yang menderita hipertensi.

Gambar 4.58 Responden Tidak Ingin Keturunannya Ada yang Menderita

Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden tidak ingin

keturunannya ada yang menderita hipertensi dan 0 (0%) responden ingin

keturunannya ada yang menderita hipertensi.

62.5

37.5

0

10

20

30

40

50

60

70

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

100

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 90: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

74

Gambar 4.59 Responden Ingin Memiliki Penyakit Hipertensi Terkontrol

dan Hidup Sehat

Didapatkan dari 96 responden, 96 (100%) responden ingin memiliki

penyakit hipertensi yang terkontrol dan 0 (0%) responden tidak ingin memiliki

penyakit hipertensi yang terkontrol.

Gambar 4.60 Responden Mengetahui Penyakit Hipertensi Bisa Terkontrol

Apabila di Kontrol dan Teratur Minum Obat

Didapatkan dari 96 responden, 93 (97%) responden mengetahui bahwa

penyakit hipertensi bias terkontrol apabila di kontrol dan teratur minum obat dan 3

(3%) responden tidak mengetahui bahwa penyakit hipertensi bias dikontrol

apabila di kontrol dan teratur minum obat.

100

0 0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

97

3

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 91: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

75

Gambar 4.61 Responden Mempunyai Keluarga yang Mengingatkan Untuk

Kontrol Tekanan Darah dan Minum Obat Secara Teratur

Didapatkan dari 96 responden, 92 (96%) responden mempunyai keluarga

yang mengingatkan untuk control tekanan darah dan minum obat secara teratur

dan 4 (4%) responden tidak mempunyai keluarga yang mengingatkan untuk

control tekanan darah dan minum obat secara teratur.

Gambar 4.62 Responden Mempunyai Keluarga dan Teman yang Mendukung

Untuk Mengontrol Penyakit Hipertensi

Didapatkan dari 96 responden, 94 (98%) responden mempunyai keluarga

dan teman yang mendukung untuk mengontrol penyakit hipertensi dan 2 (2%)

responden tidak mempunyai keluarga dan teman yang mendukung untuk

mengontrol penyakit hipertensi.

96

4

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

98

2

0

20

40

60

80

100

120

Ya Tidak

Pre

senta

se (

%)

Page 92: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

76

Gambar 4.63 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Responden

Dari 96 responden, terdapat 94 responden dengan motivasi yang baik, 2

responden dengan motivasi yang cukup, 0 repsonden dengan motivasi yang

kurang baik dan 0 responden dengan motivasi tidak baik. Dapat disimpulkan

bahwa motivasi intrinsic dan ekstrinsik responden mayoritas baik.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Karakteristik Responden

4.4.1.2 Jenis Kelamin

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa hipertensi lebih

banyak pada jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 62 (64,6%) dibandingkan

dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 34 (35,4%). Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Peltzer K (2018) di Indonesia, yang menunjukan bahwa hipertensi

lebih banyak pada jenis kelamin perempuan. Hal ini juga dibuktikan dari hasil

penelitian Isroul (2017), yang menunjukan bahwa hipertensi lebih banyak pada

perempuan dibandingkan laki-laki. 21

Hasil penelitian Apriliyya (2017), yang menunjukan bahwa mayoritas

responden perempuan (56 responden) dibandingkan laki-laki (34 responden).22

Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan RISKESDAS (2013), yang

menyatakan bahwa perempuan lebih banyak mengalami hipertensi dibandingkan

dengan laki-laki.3

94

2 0 0 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Baik Cukup Kurang Baik Tidak Baik

Jum

lah

Res

po

nd

en

Page 93: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

77

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Yossi (2014), bahwa mayoritas

responden hipertensi yang berada di Puskesmas Talang Solok berjenis kelamin

laki-laki, yaitu sebanyak 53 orang.23

Hal ini juga berbeda dengan jumlah

responden penderita di Puskesmas Pisangan, bahwa mayoritas responden

hipertensi adalah laki-laki.

Berdasarkan pernyataan Bruner (2005) hipertensi cenderung lebih banyak

dijumpai pada perempuan dibandingkan laki-laki.24

Hal ini terjadi karena

perempuan yang belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen, hormon

estrogen dapat meningkatkan konsentrasi HDL dan dapat menurunkan konsentrasi

LDL. Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah terjadinya

aterosklerosis. Namun, setelah perempuan itu mengalami masa menopause,

dimana hormon estrogen mengalami penurunan yang dialami oleh perempuan

usia lanjut. Sehingga tekanan darah pada perempuan usia lanjut cenderung

tinggi.15

Pada penelitian ini mayoritas responden yang memiliki motivasi

pengendalian hipertensi adalah perempuan dibandingkan laki-laki, dikarenakan

perempuan lebih telaten dan mau menerima masukan yang baik dalam menjaga

kesehatan dibandingkan pria. Selain itu, jiwa keibuan juga merupakan salah satu

penyebab kenapa perempuan lebih cenderung memiliki motivasi kesehatan. Jiwa

keibuan akan memberikan pengaruh terhadap watak ibu dalam mencintai hidup

sehat terhadap dirinya dan keluarganya sehingga akan memunculkan perilaku dan

dorongan untuk hidup sehat. Oleh sebab itu, dorongan motivasi terhadap upaya

pengendalian hipertensi lebih besar pada perempuan dibangingkan laki-laki.

4.4.1.3 Usia

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa sebagian besar

responden berusia 56-65 tahun, yaitu sebanyak 53 (55%) mengalami hipertensi.

Berdasarkan kategori umur menurut Depkes, usia 56-65 tahun merupakan masa

lansia akhir, dimana pada usia lansia akhir merupakan usia yang memiliki risiko

tinggi terkena hipertensi.25

Hasil penelitian ini sesuai dengan jumlah responden

penderita hipertensi di Puskesmas Pisangan, bahwa mayoritas responden berusia

lebih dari 55 tahun.

Page 94: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

78

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rustiana (2014), yang menunjukan

bahwa hipertensi lebih dominan pada rentang usia 57-66 dengan jumlah 56

(46%).26

Hasil penelitian ini juga didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya,

Sugiharto (2007) menyatakan bahwa usia mempunyai hubungan yang bermakna

dengan kejadian hipertensi dan merupakan salah satu faktor risiko hipertensi

dimana semakin tua usia, semakin beresiko terserang hipertensi.27

Hasil penelitian berbeda dengan Yossi (2014), bahwa mayoritas responden

yang menderita hipertensi di Solo terjadi pada usia dewasa muda, yaitu sebanyak

98 responden.23

Didapatkan hasil penelitian bahwa usia 56-65 tahun beresiko 4,76 kali

dibandingkan usia yang lebih muda. Hal ini terjadi karena insiden hipertensi

meningkat dengan bertambahnya usia yang disebabkan oleh perubahan dalam

tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Perubahan

struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab

pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut

meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat pembuluh darah, terjadi

penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah, sehingga menurunkan

kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Pada akhirnya kemampuan

jantung untuk mempa volume darah berkurang, mengakibatkan penurunan curah

jantung dan peningkatan perifer. Sehingga tekanan darah pada lansia akhir

didapatkan lebih tinggi.28

Menurut WHO (2002), usia merupakan lamanya seseorang hidup mulai

dari sejak dilahirkan hingga saat ini. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin

matang seseorang itu dalam berfikir dan bertindak, sehingga hal ini

mempengaruhi perilaku dan motivasi responden dalam pengendalian agar

terkontrol. Selain itu, usia 55-65 tahun merupakan masa lansia akhir, dimana pada

lansia akhir memiliki pengalaman yang banyak. Sehingga dapat dikatakan bahwa

usia lansia atau kematangan usia dapat menimbulkan dorongan atau motivasi

pengendalian hipertensi yang baik.25

4.4.1.4 Pendidikan Terakhir

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas

responden memiliki pendidikan terakhir S1 dan lebih tinggi, yaitu sebanyak 27

Page 95: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

79

(28,1%) responden. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sefriami (2010) bahwa

karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pada penderita hipertensi

mayoritas berpendidikan S1 yaitu 46,2%.29

Seiring dengan tingginya tingkat

pendidikan seseorang maka tuntutan peran yang ada pada diri seseorang juga

tinggi sehingga tingkat stress juga akan meningkat. Apabila stress meningkat

maka tekanan darah juga dapat meningkat yang bersifat sementara. Jika hal ini

berlangsung lama dan terus menerus maka peningkatan tekanan darah pun akan

menetap. Sehingga banyak responden dengan tingkat pendidikan S1 dan lebih

tinggi banyak yang mengalami hipertensi.

Hasil penelitian berbeda dengan Qorry (2015), bahwa mayoritas responden

yang menderita hipertensi di Puskesmas Kedumungdu Semarang memiliki

pendidikan yang rendah (42%).30

Menurut Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa pendidikan adalah suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian kemampuan di dalam dan luar sekolah

yang berlangsung seumur hidup.31

Semakin tinggi pendidikan seseorang, makin

tinggi pula kesadaran tentang hak yang dimiliki. Pendidikan seseorang

dikategorikan kurang apabila seseorang hanya memperoleh ijazah SMP atau SMA

dan ke bawah, dimana pendidikan hanya mencukupi pendidikan dasar 9 tahun.

Pada penelitian ini responden yang berpendidikan S1& lebih tinggi lebih

termotivasi dalam upaya pengendalian hipertensi dibandingkan responden yang

memiliki pendidikan yang rendah. Dikarenakan responden yang berpendidikan

tinggi memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai bagaimana mengontrol

hipertensinya, dan lebih mudah memahami informasi dibandingkan responden

yang berpendidikan rendah.

4.4.1.5 Pekerjaan

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas

responden pensiunan, yaitu sebanyak 27 (28,1%) responden. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian Qorry (2015), bahwa mayoritas responden hipertensi sudah tidak

bekerja.30

Orang yang bekerja cenderung memiliki sedikit waktu bahwa tidak ada

waktu untuk mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mengontrol penyakitnya,

tidak teratur minum obat karena padatnya aktivitas sehingga lupa untuk minum

Page 96: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

80

obat. Responden yang sudah tidak bekerja atau pensiun cenderung termotivasi

melakukan pengobatan dibandingkan dengan responden yang bekerja

4.4.2 Pengetahuan Responden Terhadap Hipertensi

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas

responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap hipertensi, yaitu sebanyak 43

responden. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan seseorang.31

Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurfadillah (2018) didapatkan

sebanyak 41 responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap

hipertensi.31

Pengetahuan yang baik terhadap hipertensi menunjukan pemahaman

responden tentang hipertensi. Jika seseorang memiliki pengetahuan tentang

hipertensi seperti mengetahui angka normal hipertensi, mengatahui bahwa

hipertensi dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat maka penderita akan

berusaha untuk mengendalikan agar tidak terjadi komplikasi atau akibat yang

lebih buruk. Sebaliknya, mereka yang memiliki pengetahuan rendah tentang

hipertensi maka mereka tidak merasa takut akan komplikasi karena mereka tidak

tahu.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Qarry (2015), bahwa

responden yang memiliki pengetahuan tentang hipertensi cenderung lebih banyak

melakukan perilaku positif demi kelangsungan hidupnya agar tetap terkontrol

dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki pengetahuan terhadap

hipertensi.30

Hal tersebut dikarenkan responden yang memiliki pengetahuan

terhadap hipertensi lebih memahami apa itu penyakit hipertensi, bagaimana

bahaya hipertensi apabila tidak rutin kontrol tekanan darah sehingga lebih

terdorong atau termotivasi untuk melakukan pengendalian hipertensi.

Menurut penelitian Widyatuti (2014), semakin tinggi pengetahuan yang

diperoleh maka akan semakin tinggi motivasi lansia dalam pengobatan hipertensi.

Pengetahuan dapat diperoleh melalui institusi pendidikan.33

Pada penelitian ini,

mayoritas responden berpendidikan tinggi yaitu S1&lebih tinggi. Tingkat

pendidikan akan mempengaruhi kemampuan penyerapan informasi. Informasi

inilah yang menjadi pengetahuan bagi seseorang.

Page 97: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

81

Notoatmodjo (2010) memaparkan bahwa pengetahuan merupakan domain

yang penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.34

Zaprulkhan (2015),

memaparkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diperoleh karena kebiasaan

sehari-hari melalui pengalaman, kesadaran, informasi dan lain-lain. Pengetahuan

merupakan faktor intern yang mempengaruhi terbentuknya perilaku. Perilaku

seseorang tersebut akan berdampak pada status kesehatannya.35

Hal ini diperkuat

dengan hasil penelitian Wulansari, dkk (2013) mendapatkan bahwa semakin

meningkatnya pengetahuan pasien mengenai hipertensi, maka akan memotivasi

atau mendorong seseorang untuk berperilaku yang lebih baik dalam pengendalian

hipertensi sehingga tekanan darahnya tetap terkendali. 36

4.4.3 Kualitas Hidup Responden

Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka dalam

hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan

perhatian seseorang. Kualitas hidup yang dimaksudkan disini adalah gambaran

kesejahteraan penderita hipertensi dan gambaran kesejahteraan spiritual penderita

hipertensi.37

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas

responden memiliki kualitas hidup yang baik, yaitu sebanyak 74 responden. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Marco (2017),

bahwa kualitas hidup penderita hipertensi kurang baik.38

Penelitian ini tidak

sejalan dengan penelitian tersebut dikarenakan jenis penelitian tersebut adalah

kuantitatif, sedangkan penelitian ini kualitatif. Sampel dalam penelitian tersebut

diambil secara multistage random sampling, sedangkan penelitian ini

menggunakan consecutive sampling Selain itu dalam penelitian tersebut

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner EQ-5D, sedangkan

dalam penelitian ini, peneliti lebih terfokus kepada motivasi bukan kualitas hidup,

sehingga kuesioner mengenai kualitas hidup hanya dijadikan sumber bacaan oleh

peneliti.

Namun hasil yang didapat pada penelitian ini masih mungkin terjadi.

Menurut Kartini (2014) mengemukakan bahwa orang dengan hipertensi yang

memiliki optimisme, keyakinan, serta dorongan yang kuat dapat mengurangi

perasaan dan pandangan negative terhadap masalah berdasarkan cara pandang

yang lebih positif sehingga menimbulkan perasaan mampu menghadapi masalah

Page 98: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

82

kesehatan fisik dan psikis yang dialami untuk mencapai kualitas hidup yang lebih

baik.39

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fithria (2016), mendapatkan bahwa

gambaran kesejahteraan penderita hipertensi di kecamatan Kuta baik. Hasil

penelitian Fithria (2016) juga mengatakan bahwa gambaran kesejahteraan

spiritual penderita hipertensi baik. Apabila seseorang sudah merasa sejahtera,

tidak terganggu aktivitasnya karena penyakit yang dideritanya, menandakan

bahwa ia memiliki motivasi yang baik.40

Gambar 4.19 menjelaskan bahwa responden ikhlas menerima penyakit ini,

dan gambar 4.20 responden berdoa sesuai agama agar diberi kesembuhan. Hal ini

menunjukan bahwa apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan

dengan Allah pun semakin dekat mengingat seseorang dalam kondisi sakit

menjadi lemah dalam segala hal tidak ada yang mampu membangkitkannya dari

kesembuhan kecuali sang pencipta. Hal ini juga menunjukan bahwa apabila

seseorang mendekatkan diri kepada Allah, menandakan bahwa perilakunya baik

dan memiliki motivasi yang baik.

4.4.5 Riwayat Keluarga Responden

Riwayat keluarga yang dimaksudkan disini adalah responden dengan

riwayat keluarga yang memiliki hipertensi. Hasil penelitian terhadap 96

responden, didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki riwayat keluarga

yang menderita hipertensi, artinya mayoritas keluarga responden memiliki

penyakit hipertensi yang menjadi faktor risiko sehingga menurun kepada

responden. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yoon (2016) bahwa sistem tubuh

yang terlibat dalam tekanan darah berasal dari genetik. Hal ini diperkuat dengan

hasil penelitian Anggun (2016) bahwa 70-80% kasus hipertensi didapatkan

riwayat hipertensi didalam keluarga.41

Teori Triyanto (2014), juga menyebutkan risiko menderita hipertensi

sangat tinggi apabila dalam keluarga memiliki riwayat atau keturunan hipertensi.

Riwayat keluarga merupakan masalah yang memicu terjadinya hipertensi. Jika

seorang dari orangtua kita memiliki riwayat hipertensi maka sepanjang hidup kita

memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi. 42

Penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki keluarga

yang menderita hipertensi. Hal ini akan menimbulkan kesadaran penderita untuk

Page 99: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

83

mengontrol motivasinya. Hal ini sesuai dengan teori fear motivation, yaitu

individu melakukan suatu perbuatan karena kekhawatiran atau rasa takut.8

Kekhawatiran yang dimaksudkan disini adalah penderita yang memiliki riwayat

keluarga hipertensi merasa khawatir atau takut akan mengalami hal serupa atau

yang lebih parah sehingga responden akan lebih terdorong atau termotivasi untuk

mengontrol tekanan darahnya. Selain itu, faktor eksternal motivasi yaitu faktor

lingkungan juga berperan. Lingkungan adalah keadaan yang berada disekitar

pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial. Lingkungan sangat berpengaruh

terhadap motivasi pasien untuk mengendalikan penyakitnya. Apabila di

lingkungan pasien ada yang menderita hipertensi, maka akan mempengaruhi

motivasi pasien dalam mengendalikan penyakitnya.8

4.4.6 Kepatuhan Berobat

Kepatuhan secara umum merupakan tingkatan perilaku seseorang dalam

mendapatkan pengobatan, melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan

rekomendasi oleh dokter.43

Seseorang dikatakan patuh apabila memenuhi tiga

kriteria, yaitu keteraturan berobat sesuai jadwal dan anjuran dokter, keteraturan

minum obat dan keteraturan dalam pemeriksaan ulang penyakit atau kontrol.44

Kepatuhan terjadi jika didasari oleh adanya kesadaran seseorang. Hak ini berarti

dengan adanya kesadaran untuk patuh dan kontrol yang baik maka motivasi

pasien untuk melakukan upaya pengendalian juga akan baik.

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas

kepatuhan pengobatan hipertensi responden baik. Hal ini menunjukan bahwa

pasien memiliki perilaku dan dorongan yang baik sehingga motivasi nya baik. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan kepatuhan konsumsi obat dan

kontrol pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gatak tinggi.

Menurut asumsi peneliti bahwa kepatuhan seseorang dalam berobat

dipengaruhi oleh faktor keyakinan dan dorongan berupa motivasi dari dalam diri.

Jika seseorang memiliki motivasi yang baik, maka ia akan mengusahakan

kesembuhannya yang berpengaruh terhadap kepatuhannya dalam menjalani

pengobatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyu (2015) yang

menunjukan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kepatuhan seseorang dengan

pengobatannya.45

Page 100: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

84

4.4.7 Gaya Hidup Responden

Gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat

yang pada akhirnya akan tercapai atau tidaknya derajat kesehatan masyarakat.

Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa derajat kesehatan seseorang

dapat diukur dari beberapa aspek salah satunya adalah dari segi health behavior.31

Health behavior merupakan perilaku nyata dari seseorang yang secara langsung

berkaitan dengan kesehatan orang itu sendiri.31

Artinya, penyakit hipertensi dapat

disebabkan oleh perilaku seseorang itu sendiri, dalam hal ini adalah gaya hidup. 46

Gaya hidup merupakan salah satu penyebab hipertensi yang masih dapat

dikontrol.47

Adapun gaya hidup yang dimaksudkan disini adalah gambaran gaya

hidup responden berdasarkan kebiasaan makan, kebiasaan merokok, frekuensi

kebiasaan makan asin, frekuensi kebiasaan makan makanan yang di goreng

dengan minyak, kebiasaan minuman berkafein, berdasarkan aktivitas fisik,

keadaan stress dan berdasarkan waktu tidur responden.

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas

responden memiliki gaya hidup yang baik, dikarenakan mayoritas karakteristik

responden adalah responden yang berpendidikan dan memiliki pengetahuan yang

baik terhadap hipertensi yang membuat responden faham dan sadar akan bahaya

pola hidup yang tidak sehat sehingga responden lebih termotivasi untuk

menerapkan pola hidup yang baik.

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Indah (2016) yang menyebutkan

bahwa gambaran gaya hidup responden hipertensi buruk.48

Hasil penelitian

Ahmad (2016) juga menyebutkan bahwa gambaran gaya hidup responden

hipertensi buruk.46

4.4.8 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Responden

Motivasi atau motif adalah kebutuhan atau desakan atau keinginan dan

dorongan adalah kata yang sering digunakan untuk menyebut kata motivasi.49

Hasil penelitian terhadap 96 responden, didapatkan bahwa mayoritas responden

memiliki motivasi yang baik dengan tekanan darah rata rata yaitu 128/80 mmHg.

Hal ini tergambar dari adanya keinginan dalam diri responden itu sendiri untuk

control pengobatan dan bias beraktifitas secara baik. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Harsoyo (2016) yang menyebutkan bahwa pasien hipertensi memiliki

motivasi instrinsik dan ekstrinsik yang baik.49

Page 101: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

85

Gambar 4.61 didapatkan hasil bahwa responden memiliki keluarga yang

mengingatkan untuk kontrol tekanan darah dan minum obat secara teratur. Hal ini

menunjukan bahwa responden memiliki dukungan dari orang terdekat atau

keluarga sehingga mempengaruhi motivasi pasien. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Qorry (2015) bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat motivasi untuk patuh dalam kontrol berobat.30

Dukungan dari anggota keluarga pada penderita hipertensi sangat

mempengaruhi tingkat kepatuhan untuk berobat rutin, penderita hipertensi yang

mendapat dukungan keluarga akan lebih rutin berobat dan minum obat sehingga

tekanan darahnya dapat terkendali. 51

4.5 Keterbatasan Peneliti

Pada penelitian ini, peneliti merasa memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Keterbatasan waktu peneliti.

2. Tempat penelitian hanya dilakukan di satu tempat.

Page 102: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa:

1. Pada karakteristik pasien penelitian didapatkan mayoritas pasien adalah

wanita (64,4%), usia 56-65 tahun (55%), pensiunan (28%), pendidikan

terakhir S1&lebih tinggi (28,1% ).

2. Mayoritas (46%) pasien dalam penelitian ini memiliki pengetahuan

terhadap hipertensi yang cukup.

3. Mayoritas (77%) pasien memiliki kualitas hidup yang baik.

4. Mayoritas (62,5%) pasien dalam penelitian ini memiliki riwayat

keluarga hipertensi.

5. Mayoritas (68%) pasien dalam penelitian ini memiliki kepatuhan

berobat yang baik.

6. Mayoritas (43%) pasien dalam penelitian ini memiliki gaya hidup yang

baik.

7. Mayoritas (98%) pasien dalam penelitian ini memiliki motivasi intrinsik

dan ekstrinsik yang baik.

8. Dapat disimpulkan secara keseluruhan, 53 (55%) pasien penderita

hipertensi yang berobat di Puskesmas Pisangan memiliki motivasi yang

cukup dalam pengendalian hipertensi.

5.2. Saran

1. Diperlukan penyuluhan mengenai pentingnya pengendalian hipertensi

untuk pasien di Puskesmas Pisangan.

2. Puskesmas sebaiknya mengadakan PROLANIS setiap bulan secara

teratur.

3. Puskesmas sebaiknya melatih tenaga kesehatan untuk memberikan

penyuluhan kepada pasien mengenai hipertensi.

4. Tenaga kesehatan di Puskesmas sebaiknya menganjurkan pasien hipertensi

untuk kontrol secara teratur.

Page 103: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

87

BAB VI

KERJASAMA RISET

Riset ini merupakan bagian kerja sama riset mahasiswa dengan kelompok

riset diabetes kronik, regenerasi jantung dan ginjal Program Studi Kedokteran

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibawah bimbingan dr.

Flori Ratna Sari, Ph.D dan dr.Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, Ph.D, FINASIM.

Page 104: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

88

Daftar Pustaka

1. World Health Organization. A global brief on hypertension. Geneva:

WHO.2013.

2. Paul K. Whelton, et al. 2017 Guideline for The Prevention, Detection,

Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. American

College of Cardiology. 2017.

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar

(RISKESDAS). 2013

4. Permenkes no. 71 tahun 2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak

Menular. Tersedia dari :

https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk712015.pdf

5. Sunaryo. Psikologi. Jakarta : EGC;2004

6. Hyman DJ, Pavlik VN. Characteristics of patients with incompliant

hypertension in the United States. N Engl J Med. 2001;345:479–86.

7. Motivational Theories. Tersedia dari :

https://www.researchgate.net/publication/306255973_Motivational_Theories_

-_A_Critical_Analysis [Diakses 12 Maret 2018]

8. Handoko, M. Motivasi : daya penggerak tingkah laku ed 1. Yogyakarta :

kanisius;2002

9. Ryan, R.M. Self determination theory and facilitation of intrinsic motivation.

American psychologist; 2002

10. Wawan, A. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia :

perilaku kesehatan. Yogyakarta : Nuha medika;2010

11. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (US):

Centers for Disease Control and Prevention (US), 2014:411-45.

12. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Pedoman

Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular ; 2015.

13. American Heart Association. Tersedia dari: http://www.heart.org

/HEARTORG/Support/Resources/WhatisCardiovascularDisease/What-

isCardiovascular-Disease_UCM_301852_Article.js p.WRABldw3PZ4.

[Diakses 13 Maret 2018]

Page 105: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

89

14. Cowley AW Jr. The genetic dissection of essential hypertension. Nat Rev

Genet;2006

15. Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis

Proses-proses Penyakit. Edisi 6 (terjemahan). Peter Anugrah. EGC:

Jakarta;2006

16. Matheww Alexander. Hypertension. 14, januari 2018. Diambil dari :

https://emedicine.medscape.com/article/241381-overview#a4

17. American Hearth Association. 2018. Risk factor of hypertension. Dikutip dari

:

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/GettheFact

sAboutHighBloodPressure/Five-Simple-Steps-to-Control-Your-Blood-

Pressure_UCM_301806_Article.jsp#.WtMPsloxWf0

18. Amal, Andi Sri Suriati; Andini, Putri. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI

volume II : Hipertensi. Jakarta : Interna Publishing ; 2016.

19. National Institute of Health National Heart, Lung, and Blood Institute.

Tersedia dari : https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/public/heart/hbp_low.pdf

20. National Institute of Health National Heart, Lung, and Blood Institute.

Tersedia dari : https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/dash-eating-plan

21. K, Peltzer. The Prevalence and Social Determinants of Hypertension among

Adults in Indonesia: A Cross-Sectional Population-Based National Survey.

Dikutip dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30174948

22. M, Aprillya. Hubungan antara umur, aktivitas fisik dan stress dengan

kejadian hipertensi di puskesmas kawangkoan; 2017

23. Fitriana, Yossi. Huhungan karakteristik dan motivasi pasien hipertensi

terhadap kepatuhan dalam menjalani pengobatan di puskesmas talang

kabupaten solok; 2014

24. Brunner&Suddarth. Medikal bedah edisi 8. Jakarta : EGC;2005

25. Depkes RI. Kategori usia;2009

26. Rustiana. Gambaran faktor risiko pada penderita hipertensi di puskesmas

ciputat timur;2014

27. Sugiharto. Faktor-faktor risiko hipertensi pada masyarakat;2007

Page 106: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

90

28. Azhar, Isroul. Gambaran karakteristik hipertensi di puskesmas gamping

sleman Yogyakarta; 2017

29. Sefriami. Hubungan tingkat pengetahuan dengan pengelolaan hipertensi pada

penderita hipertensi di rt 01-12 kelurahan pandeyan umbulharjo;2010

30. Putri, Qarry. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pengobatan

pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas kedungmungu;2015

31. Notoadmodjo, soekidijo. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta :

Rineka cipta;2007

32. R, Nurfadhillah. Gambaran pengetahuan dan sikap pencegahan kekambuhan

hipertensi pada klien riwayat hipertensi di wilayah kerja puskesmas batu-

batu;2018

33. Widyatuti. Pengetahua lansia dengan motivasi mengunjungi posbindu;2014

34. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka

cipta;2010

35. Alexander, M., Gordon, N.P., Davis, C.C., & Chen, R.S. Patient Knowledge

and Awerness of Hypertension Is Suboptimal : Result from a Large Health

Maintenance Organization. The Journal of Clinical Hypertension. Dikutip

dari : 254-

60.http://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/j.1524.6175.2003.01963.x .

36. Wulansari, Jayanti. Hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan

pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di poliklinik penyakit

dalam rsud dr.moewardi Surakarta;2013

37. Anbarasan SS. Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Rendang pada Periode 27 Februari-14 Maret

2015. Jurnal Kedokteran. Vol 4 (1): 113-124.

38. Marco, A. Hubungan antara hipertensi dengan kualiras hidup pada penduduk

di kelurahan kinilow kecamatan tomohon utara kota tomohon;2017

39. Fitria, Kartini. Optimisme dan kualitas hidup orang dengan hipertensi; 2014

40. Fithria. Kualitas hidup responden hipertensi; 2016

41. Suprihatin, Anggun. Hubungan antara kebiasaan merokok, aktivitas fisik,

riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas

nguter;2016

Page 107: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

91

42. Triyanto, Endang. Pelayanan keperawatan bagi penderita hipertensi secara

terpadu. Yogyakarta : Graha ilmu;2014

43. Amartiwi HA. Evaluasi tingkat kepatuhan penggunaan obat pada pasien

hipertensi di instalasi rawat jalan. [tesis]. Surakarta: Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta; 2012

44. Asti TI. Kepatuhan pasien: faktor penting dalam keberhasilan terapi.

InfoPOM. 7(5):1–12.;2006

45. Pratama, Wahyu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan

hipertensi pada lansia binaan puskesmas klungkung; 2015

46. Hanafi, Ahmad. Gambaran gaya hidup penderita hipertensi di kecamatan

sumowono kabupaten semarang; 2016

47. Nuryati S. Gaya hidup dan status gizi serta hubungannya dengan hipertensi

dan diabetes melitus pada pria dan wanita dewasa di DKI Jakarta;2009.

48. Pusparini, Indah. Gambaran gaya hidup pada penderita hipertensi di

puskesmas ciangsana kecamatan gunung putri kabupaten bogor;2016

49. Nursalam. Asuhan keperawatan bayi & anak. Jakarta : Salemba medika;2009

50. Harsoyo. Hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi untuk

memeriksakan diri pasien hipertensi pada lanjut usia di puskesmas kerjo

karanganyar;2016

51. Mubarak dan Chayatin. Ilmu kesehatan masyarakat : teori dan aplikasi.

Salemba medika : Jakarta ; 2009

Page 108: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

92

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat perizinan penelitian

Gambar 7.1 Surat Perizinan Penelitian Oleh Dinas Kesehatan

Page 109: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

93

Gambar 7.2 Surat Perizinan Penelitian Oleh Ketua RW

Page 110: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

94

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

KUESIONER “MOTIVASI PENGENDALIAN HIPERTENSI / PENYAKIT

DARAH TINGGI DI PUSKESMAS PISANGAN”

AssalamualaikumWr. Wb.

Yth. Bapak/Ibu,

Untuk memenuhi kelengkapan penyusunan skripsi, kami bermaksud

mengadakan penelitian di Puskesmas Pisangan dengan judul skripsi “Motivasi

Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Puskesmas

Pisangan”. Maka dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah kami meminta

kesediaan Bapak, Ibu, Saudara/i untuk sedikit meluangka nwaktu dalam mengisi

kuesioner yang terlampir.Untuk itu, diharapkan responden dapat memberikan

jawaban yang sebenar-benarnya demi membantu penelitian. Penelitiani ini tidak

akan menimbulkan kerugian untuk responden. Kami menjamin kerahasiaan

identitas dan seluruh jawaban responden. Atas waktu dan kesediaannya, kami

ucapkan terimakasih, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Hormat kami,

Nabilah Ulfah

11151030000038

Page 111: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

95

PENGANTAR

Definisi Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi adalah peningkatan

tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari

80 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

keadaan cukup istirahat / tenang. (info dantinbuletin “Hipertensi”, Kemenkes RI)

FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Tekanan Darah : / /

Berat Badan : Tinggi Badan :

Page 112: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

96

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan ini,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, memberikan persetujuan dan bersedia

untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti sampai akhir. Saya mengerti

bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini untuk mengetahui “Motivasi

Masyarakat Terhadap Upaya Pengendalian Penyakit Hipertensi di Puskesmas

Pisangan”. Saya telah dijelaskan oleh peneliti, bahwa jawaban kuesioner ini

bersifat sukarela dan hanya dipergunakan untuk penelitian dan dijaga

kerahasiaannya oleh peneliti. Oleh karena itu saya bersedia untuk menjadi

responden.

Ciputat, 2018

……………………….

( )

Page 113: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

97

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Beri Tanda Centang () pada kolom YA atau TIDAK sesuai jawaban Anda.

Setiap pertanyaan hanya boleh diisi 1 jawaban.

No. Pertanyaan YA TIDAK

PENGETAHUAN HIPERTENSI (PENYAKIT DARAH TINGGI)

1 Saya mengetahui diri saya menderita hipertensi (penyakit darah tinggi)

2 Saya mengetahui bahwa hipertensi adalah penyakit dengan tekanan darah >

130/90 mmHg (satuan tekanan darah)

3 Saya mengetahui bahwa hipertensi menjadi penyebab munculnya penyakit lain

yang lebih berat

4 Saya menderita hipertensi < (kurang dari ) 5 tahun

5 Saya menderita hipertensi > (lebih dari ) 5 tahun

6 Saya memiliki penyakit kronis selain hipertensi (*beri tanda ceklist bila ada,

boleh lebih dari 1):

Diabetes (sakit gula)

Penyakit ginjal

Gagal ginjal

Penyakit jantung

Kolestrol tinggi

Retinopati

Stroke

KUALITAS HIDUP

7 Saya merasa terganggu dengan penyakit hipertensi

8 Penyakit hipertensi saya belum mengganggu aktivitas fisik saya (masih bekerja

Page 114: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

98

seperti seperti biasa)

9 Penyakit hipertensi saya sudah menganggu sebagian aktivitas saya (performa

menurun)

10 Penyakit hipertensi saya sudah menganggu seluruh akrivitas saya (sudah tidak

bekerja/ istirahat total)

11 Penyakit hipertensi saya membuat saya ingin lebih menjaga pola makan

12 Penyakit hipertensi menghalangi saya dari rencana bepergian jarak jauh

13 Saya ikhlas menerima penyakit hipertensi

14 Saya berdoa (sesuai agama saya) agar diberi kesembuhan

15 Keikhlasan saya dalam menerima penyakit mempengaruhi keteraturan dalam

minum obat

RIWAYAT KELUARGA

16 Di keluarga saya, ada yang menderita hipertensi

17 Di keluarga saya, ada yang meninggal karena hipertensi

18 Di lingkungan tempat tinggal saya, ada yang meninggal karena hipertensi

19 Saya mencari tahu lebih dalam tentang hipertensi karena keluarga saya ada yang

hipertensi

KEPATUHAN BEROBAT

20 Saya rutin memeriksa tekanan darah 1 bulan sekali

21 Saya hanya memeriksakan tekanan darah saya apabila saya merasakan keluhan-

keluhan tertentu

22 Saya sangat jarang memeriksa tekanan darah

23 Saya mengkonsumsi obat hipertensi

Page 115: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

99

24 Saya rutin dan patuh mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter

25 Saya sudah tidak mengkonsumsi obat hipertensi walaupun masih menderita

hipertensi

GAYA HIDUP

26 Saya mengkonsumsi minimal salah satu buah (apel, jeruk, anggur, mangga,

melon, nanas, pisang, strawberry) 1x sehari

27 Saya mengkonsumsi sayur minimal 1 mangkuk sehari secara rutin

28 Saya makan makanan yang di goreng dengan minyak setiap hari

(bakwan, tahu, tempe, pisang goreng)

29 Total garam yang saya konsumsi dalam semua makanan saya < (kurang dari) 1

sendok teh per hari

30 Saya membatasi asupan garam dengan cara memasak sendiri makanan saya di

rumah

31 Saya mengkonsumsi makanan cepat saji lebih dari 3x seminggu

(mis: ayam goreng tepung, daging sapi panggang, burger,dll)

32 Saya minum kopi

33 Saya minum kopi > (lebih dari) 2 cangkir / hari

34 Saya mengkonsumsi alkohol setidaknya 1 gelas dalam seminggu

35 Saya menjaga berat badan saya agar tetap dalam kisaran normal

36

Saya mengetahui bahwa berat badan berlebih dapat mempengaruhi tekanan darah

37 Saya melakukan aktivitas fisik setiap hari (cth: berkebun, menyapu, mencuci,

mengepel lantai)

38 Saya berjalan kaki setidaknya selama 30 menit dalam satu hari

39 Saya berolahraga 3 – 4 kali dalam seminggu selama 30 menit (lari, jogging, main

bola, berenang, senam, bersepeda, dll)

Page 116: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

100

40 Saya merokok setidaknya satu batang per hari dalam satu bulan terakhir

41 Saya tinggal serumah dengan orang yang merokok meskipun saya bukan perokok

42 Saya memiliki keluarga yang merokok dalam rumah saya

43 Saya berada di lingkungan orang yang merokok, meskipun saya bukan perokok

44 Saya mudah stress

45 Saya tidur selama < (kurang dari) 6 jam pada malam hari

46 Saya istirahat ketika saya merasa lelah

MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

47 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol karena keluarga saya ada yang

menderita dan / meninggal

48 Saya tidak ingin keturunan saya ada yang menderita hipertensi

49 Saya ingin penyakit hipertensi saya terkontrol dan hidup sehat

50 Saya tahu bahwa penyakit saya bisa terkontrol jika saya mengontrol tekanan

darah saya dan teratur minum obat

51 Saya mempunyai keluarga yang mengingatkan saya untuk kontrol tekanan darah

dan minum obat secara rutin

52 Saya mempunyai keluarga dan teman yang mendukung saya untuk mengontrol

penyakit hipertensi saya

Page 117: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

101

Lampiran 3: Gambar Proses Penelitian

Gambar 7.3 Responden Menyetujui Informed Consent Penelitian

Page 118: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

102

Lampiran 4 : Data Tekanan Darah Responden

No Jenis Kelamin Usia Tekanan Darah (mmHg)

1 P 64 tahun 130/80 mmHg

2 P 68 tahun 130/80 mmHg

3 P 63 tahun 130/80 mmHg

4 L 70 tahun 120/90 mmHg

5 P 60 tahun 110/70 mmHg

6 P 63 tahun 110/70 mmHg

7 P 70 tahun 125/90 mmHg

8 P 42 tahun 180/90 mmHg

9 P 61 tahun 150/80 mmHg

10 L 56 tahun 130/90 mmHg

11 L 52 tahun 120/70 mmHg

12 P 49 tahun 130/90 mmHg

13 L 53 tahun 120/90 mmHg

14 P 65 tahun 110/70 mmHg

15 P 62 tahun 110/70 mmHg

16 L 58 tahun 140/80 mmHg

17 P 48 tahun 110/70 mmHg

18 P 51 tahun 120/70 mmHg

19 L 65 tahun 110/70 mmHg

20 P 43 tahun 120/100 mmHg

21 P 59 tahun 120/70 mmHg

22 L 58 tahun 130/90 mmHg

23 P 53 tahun 130/70 mmHg

24 L 48 tahun 130/110 mmHg

25 P 62 tahun 120/80 mmHg

26 L 60 tahun 110/70 mmHg

27 L 67 tahun 130/90 mmHg

28 P 54 tahun 200/120 mmHg

29 L 51 tahun 130/100 mmHg

30 L 49 tahun 130/90 mmHg

31 P 35 tahun 130/90 mmHg

32 L 63 tahun 130/90 mmHg

Page 119: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

103

33 L 56 tahun 170/110 mmHg

34 P 48 tahun 120/70 mmHg

35 P 65 tahun 110/70 mmHg

36 P 49 tahun 120/100 mmHg

37 P 54 tahun 120/95 mmHg

38 P 64 tahun 110/60 mmHg

39 P 69 tahun 120/70 mmHg

40 P 64 tahun 155/80 mmHg

41 L 68 tahun 150/70 mmHg

42 P 76 tahun 110/80 mmHg

43 P 65 tahun 120/70 mmHg

44 L 62 tahun 130/90 mmHg

45 P 64 tahun 120/70 mmHg

46 P 69 tahun 120/70 mmHg

47 P 50 tahun 110/70 mmHg

48 P 63 tahun 130/80 mmHg

49 P 60 tahun 120/80 mmHg

50 P 63 tahun 110/70 mmHg

51 P 66 tahun 110/80 mmHg

52 P 62 tahun 120/70 mmHg

53 P 60 tahun 120/70 mmHg

54 L 56 tahun 130/100 mmHg

55 L 67 tahun 120/70 mmHg

56 P 65 tahun 110/80 mmHg

57 L 49 tahun 130/80 mmHg

58 L 58 tahun 120/70 mmHg

59 P 55 tahun 120/60 mmHg

60 P 60 tahun 190/100 mmHg

61 P 64 tahun 120/70 mmHg

62 L 69 tahun 140/80 mmHg

63 L 64 tahun 140/90 mmHg

64 L 65 tahun 130/80 mmHg

65 L 57 tahun 130/80 mmHg

66 L 51 tahun 130/80 mmHg

Page 120: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

104

67 P 64 tahun 120/80 mmHg

68 L 65 tahun 135/80 mmHg

69 P 59 tahun 130/80 mmHg

70 P 65 tahun 140/80 mmHg

71 P 53 tahun 130/80 mmHg

72 P 57 tahun 130/90 mmHg

73 P 48 tahun 120/70 mmHg

74 L 56 tahun 180/80 mmHg

75 P 53 tahun 130/80 mmHg

76 P 58 tahun 130/90 mmHg

77 L 68 tahun 140/80 mmHg

78 L 65 tahun 120/70 mmHg

79 P 47 tahun 130/90 mmHg

80 P 58 tahun 130/80 mmHg

81 P 54 tahun 130/80 mmHg

82 P 62 tahun 130/80 mmHg

83 P 62 tahun 120/70 mmHg

84 P 57 tahun 120/70 mmHg

85 P 59 tahun 130/80 mmHg

86 L 63 tahun 120/80 mmHg

87 L 63 tahun 135/80 mmHg

88 L 65 tahun 130/90 mmHg

89 P 63 tahun 130/80 mmHg

90 L 87 tahun 140/70 mmHg

91 P 53 tahun 130/80 mmHg

92 L 62 tahun 120/80 mmHg

93 L 70 tahun 130/80 mmHg

94 P 66 tahun 130/80mmHg

95 L 63 tahun 120/90 mmHg

96 P 52 tahun 150/80 mmHg

Page 121: MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47880... · 2019-10-28 · MOTIVASI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT

105

Lampiran 5: Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Nabilah Ulfah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 4 Agustus 1997

Agama : Islam

Alamat : Jalan h.Nipan no.133 RT 01/08 Pisangan Ciputat

e-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2000-2001 : TK Muharram Tangerang Selatan

2001-2009 : SD Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

2009-2012 : Tsanawiyah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

2012-2015 : MAN 4 Jakarta

2015-Sekarang :Fakultas Kedokteran Program Studi Profesi dan

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta