motivasi belajar

25
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata motion” yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari kata motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat diperlukan. Ngalim Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat, bahwa setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna atau fungsi dari motif-motif itu adalah: a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. b. Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh. c. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan- perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai

description

ya gitu

Transcript of motivasi belajar

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motif dalam bahasa Inggris adalah motive berasal dari kata

“motion” yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Berawal dari

kata motif itu motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif. Motif dapat menjadi aktif pada saat-saat tertentu

terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat diperlukan.

Ngalim Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat, bahwa setiap motif

itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga

tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga

motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna

atau fungsi dari motif-motif itu adalah:

a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif

itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang

memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan

suatu tugas.

b. Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan

suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari

jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas

tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

c. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-

perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai

9

tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat

bagi tujuan itu.

Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198),

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini

mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa motivasi itu

mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi

seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah sesuatu yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri

individu yang mempengaruhi gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi

untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh adanya tujuan, kebutuhan

atau keinginan.

Menurut Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan

Sunarto (2010 : 16), belajar adalah suatu proses perubahan perubahan

didalam manusia, ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitan dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,

sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain.

Jadi dalam kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang

menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung. Hal ini juga dikemukakan oleh Dimyati

10

Mahmud (1989 : 121-122) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati maupun yang tidak

dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri seseorang karena

pengalaman.

Dari beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan, belajar dapat

diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku baik

yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung

dan terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan

dan mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri Astuti, 2010 : 67).

Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa

disekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan

peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik

membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan

memperkuat respon yang telah dipelajari (TIM Pengembang Ilmu

Pendidikan FIP-UPI, 2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin

dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses

meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Motivasi yang ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan

belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat

berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Seperti

11

dikemukakan oleh Sardiman AM (2003 : 83) motivasi memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu

yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai).

c. Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang

dewasa. (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,

keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak

kriminal, amoral dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu)

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang siswa berarti siswa

tersebut memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang dibutuhkan

dalam aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan

menunjukkan hal-hal sebagai berikut:

12

a. Keinginan mendalami materi

b. Ketekunan dalam mengerjakan tugas

c. Keinginan berprestasi

d. Keinginan untuk maju

3. Jenis-jenis motivasi belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan hal yang

penting setidaknya para siswa memiliki motivasi untuk belajar karena

kegiatan akan berhasil baik apabila anak yang bersangkutan mempunyai

motivasi yang kuat.

Sri Hapsari (2005 : 74) membagi motivasi membagi dua jenis yaitu

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan mendefinisikan kedua

jenis motivasi itu sebagai berikut yaitu Motivasi instrinsik adalah bentuk

dorongan belajar yang datang dari dalam diri seseorang dan tidak perlu

rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan

belajar yang datangnya dari luar diri seseorang.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi terdiri

dari dua macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Berkenaan dengan kegiatan belajar motivasi instrinsik mempunyai sifat

yang lebih penting karena daya penggerak yang mendorong seseorang

dalam belajar dari pada motivasi ekstrinsik. Keinginan dan usaha belajar

atas dasar inisiatif dirinya sendiri akan membuahkan hasil belajar yang

maksimal, sedang motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang mendorong

belajar itu timbul dari luar dirinya. Apabila keinginan untuk belajar

13

hanya dilandasi oleh dorongan dari luar dirinya maka keinginan untuk

belajar tersebut akan mudah hilang.

a. Motivasi Intrinsik

Menurut Singgih (2008 : 50), motivasi intrinsik merupakan

dorongan yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan

John W Santrock (2003 : 476) mengatakan motivasi intrinsik adalah

keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi konpeten, dan

melakukan sesuatu demi usaha itu sendiri. Thursan (2008 : 28)

mengemukakan motif intrinsik adalah motif yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan

motivasi intrinsik adalah motivasi yang kuat berasal dari dalam diri

individu tanpa adanya pengaruh dari luar yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu kegiatan. Semakin kuat motivasi intrinsik

yang dimiliki, semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat

untuk mencapai tujuan (Singgih, 2008 : 50).

Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) motivasi Intrinsik pada

umumnya terkait dengan bakat dan faktor intelegensi dalam diri

siswa. Motivasi intrinsik dapat muncul sebagai suatu karakter yang

telah ada sejak seseorang dilahirkan, sehingga motifasi tersebut

merupakan bagian dari sifat yang didorong oleh faktor endogen,

faktor dunia dalam, dan sesuatu bawaan (Singgih, 2008 : 50),

14

Menurut Thursam (2008 : 29), seorang siswa yang memiliki

motivasi intrinsik akan aktif belajar sendiri tanpa disuruh guru

maupun orang tua. Motivasi intrinsik yang dimiliki siswa dalam

belajar akan lebik kuat lagi apa bila memiliki motivasi eksrtrinsik.

1. faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik

Menurut Sri Hapsari (2005 : 74) faktor yang

mempengaruhi motivasi intrinsik pada umumnya terkait dengan

faktor intelegensi dan bakat dalam diri siswa. Sri Esti

berpendapat, bahwa motivasi intrinsik dipengaruhi oleh faktor

pribadi seperti kepuasan.

Singgih (2008 : 50-51), mengemukakan bahwa motivasi

intrinsik dipengaruhi oleh faktor endogen, faktor konstitusi,

faktor dunia dalam, sesuatu bawaan, sesuatu yang telah ada yang

diperoleh sejak dilahirkan. Selain itu, motivasi intrinsik dapat

diperoleh dari proses belajar. Seseoran yang meniru tingkah

orang lain, yang menghasilkan sesuatu yang menyenangkan

secara bertahap, maka dari proses tersebut terjadi proses

internalisasi dari tingkah laku yang ditiru tersebut sehingga

menjadi kepribadian dari dirinya.

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik antara lain :

1) keinginan diri

2) kepuasan

15

3) kebiasaan baik

4) kesadaran

b. motivasi ekstrinsik

Menurut Supandi (2011 : 61), motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul manakala terdapat rangsangan dari luar

individu. Menurut Thomas (2010 : 39) motivasi ekstrinsi adalah

motivasi penggerak atau pendorong dari luar yang diberikan dari

ketidak mampuan individu sendiri. Menurut Jhon W Santrock (2003

: 476) berpendapat, motivasi ekstrinsik adalah keinginan mencapai

sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan eksternal atau

mendapat hukuman eksternal.

John W Santrock (2003 : 476), motivasi ekstrinsik adalah

keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin

mendapatkan penghargaan eksternal atau menghindari hukuman

eksternal. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan untuk berprestasi

yang diberikan oleh orang lain seperti semangat, pujian dan nasehat

guru, orang tua, dan orang lain yang dicintai.

Dari berbagai pendapat diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa motivasi ektrinsik dipengaruhi atau dirangsang dari luar

individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik

antara lain:

1) pujian

2) nasehat

16

3) semangat

4) hadiah

5) hukuman

6) meniru sesuatu

4. Fungsi motivasi belajar

Motivasi berhubungan erat dengan suatu tujuan. Dengan demikian

motivasi dapat mempengaruhi adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan

belajar motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan belajar.

Sardiman AM (2003 : 85), mengemukakan bahwa motivasi

mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi motivasi sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi motivasi dalam hal ini

merupakan motor penggerak yang akan digerakkan.

b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai.

Jadi motivasi dapat memberi arah kegiatan yang harus dikerjakan

agar sesuai dengan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus

dikerjakan yang sesuai untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Ngalim purwanto (2006 : 70-71) berpendapat bahwa setiap motif

itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga

tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehingga

17

motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang. Guna

atau fungsi dari motif-motif itu adalah:

a. Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu

berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan

energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.

b. Motif itu menentukan arah perbuatan.yakni ke arah perwujudan

suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari

jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas

tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang harus ditempuh.

c. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-

perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai

tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat

bagi tujuan itu.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai pendorong dan

pengarah seseorang atau siswa pada aktifitas mereka dalam pencapaian

tujuan belajar.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Prestasi dalam bahasa Inggris adalah kata “achievement”. Tetapi

kata tersebut berasal dari kata “to achieve” yang berarti mencapai maka

dapat juga kita artikan sebagai pencapaian atau apa yang dicapai.

Menurut Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 895),

18

prestasi diartikan sebagai yang telah dicapai (telah dilakukan, dikerjakan

dan sebagainya).

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan

hasil usaha yang telah dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan suatu

kegiatan sedang prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh

seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu

tertentu.

2. Pengertian Belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali

dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa

pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach dalam

bukunya Sardiman A.M (2003 : 20) memberikan definisi : “Learning is

shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar

adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman”. Harold Spears dalam bukunya Sardiman A.M (2003 :

20)memberikan batasan: “Learning is to observe, to read, to initiate, to

try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah

mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Geoch dalam bukunya

Sardiman A.M (2003 : 20), mengatakan : “Learning is a change in

performance as a result of practice”.Belajar adalah perubahan dalam

penampilan sebagai hasil praktek.

19

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih

baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak

bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya

merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh

lingkungan.Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan

oleh seorang individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan

lingkungan.

MenurutMustaqim (2001 : 34) :

“Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih

rinci belajar adalah : (a) suatu aktivitas atau usaha yang disengaja,

(b) aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang

baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya

berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari, (c)

perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani,

kecepatan perceptual, isi ingatan, abilitas berfikir, sikap terhadap

nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang

berkenaan dengan aspek psikis dan fisik), (d) perubahan tersebut

relative bersifat konstan”

Menurut Winarno Surakmad (1982 : 74-75) belajar dapat diartikan

: a) sebagai produk atau hasil, b) sebagai proses, dan c) sebagai fungsi.

Sebagai produk terutama yang dilihat dalam bentuk akhir dari berbagai

pengalaman interaksi edukatif, seperti dalam bentuk ketrampilan, kosep-

konsep dan sikap. Adapun belajar sebagai proses terutama yang dilihat

adalah apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuk

20

sesuatu tujuan, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pola-pola

perubahan tingkah laku, selama pengalaman berlangsung. Sedang belajar

sebagai fungsi dapat menyebabkan terjadinya aspek-aspek yang dapat

menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam pengalaman

edukatif.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang

ingin dicapai.Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu

diperhatikan kondisi internal dan eksternal.Kondisi internal adalah

kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan,

keterampilan, kemampuan dan sebagainya.Kondisi eksternal adalah

kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar

yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan

siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya

untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung.

Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya

aktivitas belajar yang telah dilakukan.Memahami pengertian prestasi

belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu

sendiri.Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-

21

beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.Namun dari pendapat

yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai selama mengikuti

pelajaran pada periode tertentu dalam suatu lembaga pendidikan dimana

hasilnya dinyatakan dengan melalui penilaian yang dapat diwujudkan

dengan angka atau simbol yang lain. Menurut Winarno Surakmad (1982 :

25) menilai bahwa hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti

ulangan, ujian atau tes dan maksud ulangan tersebut adalah untuk

memperoleh suatu indeks dalam menentukan berhasil tidaknya siswa

dalam belajar.Bercermin dari pandangan ini maka keberhasilan belajar

siswa dapat dilihat dalam bentuk indeks prestasi yang dicapainya terhadap

berbagai mata pelajaran yang di ikutinya.

Menurut Winkel (1984 : 23) yang dimaksud dengan “Prestasi

adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai, dan belajar

adalah suatu aktivitas mental psikis yang belangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Dari teori-teori tersebut dapat diambil kesimpulan mengenai

prestasi belajar. Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan kemampuan

belajar individu melalui berbagai perubahan tingkah laku yang diperoleh

dari usaha-usaha, latihan dan pengalaman dalam kegiatan belajar

mengajar.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan

psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Prestasi belajar

22

merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi

faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang

relevan.

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang

diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor

intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan

faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga,

sekolah, masyarakat dan sebagainya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu

itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern

yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

1) Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya

intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai

dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan

ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu

23

anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada

usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas

bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak

diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan

sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Menurut

Femi Olivia, (2009 : 15). keberhasilan dalam belajar 50%

ditentukan oleh faktor kecerdasan. Menurut Henderson dan

Dweck (1990) dalam bukunya Jhon W Santrock (2003 : 478).,

siswa yang yakin dengan intelejensi dan kemampuannya lebih

berprestasi daripada yang tidak yakin akan intelejensi dan

kemampuannya Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi

yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang

sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.

2) Bakat

Menurut Conny Semiawan (1997 : 11) bakat adalah

kemampuan yang merupakan sesuatu yang “inhern” dalam diri

seseorang sejak lahir dan terikat dengan struktur otak. Bakat

adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, jika kemampuan

tersebut dikembangkan dengan belajar maka akan menjadi

kecakapan yang nyata (Rudi Mulyatiningsih, dkk, 2004 : 91). Dari

pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

24

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya

sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar

terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting

dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi

seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan

sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak

keinginan anak tersebut.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek

untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa

senang berkecimpung dalam bidang itu (Winkel, 1984 : 30).

Selanjutnya Witherington (1985 : 35), mengatakan bahwa minat

merupakan kesadaran suatu obyek, seseorang, suatau hal situasi

yang mendukung sangkut paut dengan dirinya. Prestasi belajar

secara umum dapat dipengaruhi beberapa faktor, yang salah

satunya adalah minat belajar. Hal ini sesuai pendapat Sumadi

Suryabrata (1983 : 10-11), yang mengatakan bahwa kalau

seseorang tidak berminat pada sesuatu, maka tidak dapat

dihasilkan belajar yang baik.

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar

pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan.Bahkan pelajaran

yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan

25

karena minat menambah kegiatan belajar.Untuk menambah minat

seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa

diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya

sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila

seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal

maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang

dInginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Keberadaan minat selalu bertalian dengan hadirnya motif

dan perhatian, menurut Skiner bahwa minat merupakan motif

yang menunjukan arah perhatian individu pada obyek yang

menarik (Skiner dalam Nurdjito, 1989 : 6).Motif sebagai daya

penggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi tercapainya tujuan. Sedangkan perhatian

merupakan pemusatan kesadaran individu terhadap suatu

obyek.Individu yang secara sadar menaruh perhatian terhadap

suatu obyek tetapi tidak disertai dengan laihirnya kekuatan dari

dalam dirinya yang mendorong untuk melakukan aktivitas-

aktivitas guna mencapai tujuan, belum dikatakan bahwa individu

tersebut mempunyai minat terhadap obyek yang diperhatikan.

4) Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang menggerakan seseorang atau

kelompok untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu (Anton

26

Iranto, 2005 : 53). Motivasi dalam belajar merupakan faktor yang

penting, karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong

keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai

motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar

motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan

belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai

motivasi untuk belajar.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya

dan sebagainya.

Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan

tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Thursam Hakim

(2008 : 17) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat,

dan faktor waktu

1) Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat

tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.Keluarga yang sehat

besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan

dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan

dunia.Thursam Hakin (2008 : 17) mengatakan, faktor lingkungan

27

rumah atau keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama

dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang dan

merupakan factor utama dan pertama pula dalam menentukan

keberhasilan belajar seseorang.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa

pendidikan dimulai dari keluarga.Sedangkan sekolah merupakan

pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-

lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang

tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil

belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana

orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara

belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan

dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan

tekun.karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang

baik untuk belajar.

2) Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar

siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong

untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi

carapenyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa

kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut

28

Thursan Hakim (2008 : 18) mengemukakan yang dapat

mempengaruhi kindisi belajar di sekolah adalah adanya guru

yang baik dan jumlahnya memadai, sesuai dengan jumlah bidang

studi yang ada, adanya teman yang baik dan adanya

keharmonisan hubungan antara semua personil di sekolah.

3) Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah

satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan

alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan

pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih

banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Lingkungan yang dapat yang dapat menunjang keberhasilan

belajar yaitu lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang

melaksanakan kursus-kursus tertentu seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes dan lain-lain, sedangkan yang dapat yang dapat

menghambat keberhasilan belajar adalah tempat hiburan tertentu

yang mengutamakan hura-hura seperti bioskop, tempat

perbelanjaan dan lain-lain, (Thursan Hakim, 2008 : 19).

4) Faktor waktu

Waktu sangatlah berpengaruh dalam keberhasilan belajar

seseorang (Thursan Hakim, 2008 :2 0). Banyak siswa yang sulit

mengatur waktu sebaik-baiknya dalam belajar, seluruh waktu

29

luang tidak hanya digunakan untuk bermain tetapi digunakan

pula untuk belajar. Sehingga terjadi keseimbangan antara belajar

dan bermain.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Adiputra (2010) dengan judul

hubungan antara motivasi belajar dan disiplin belajar sisiwa SMA dengan

prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran

2008/2009, terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan prestasi belajar Ekonomi siswa SMA Negeri 1 Wonogiri tahun ajaran

2008/2009. Hal ini di tunjukan dengan r hitung sebesar 0,177 dengan

signifikansi 0,015 dan t hitung 2,456.

Penelitian yang dilakukan oleh Joko Indarto (2010) dengan judul

hubungan lingkungan belajar, kebiasaan belajar dan motivasi belajar dengan

preastasi belajar akutansi siswa kelas XI IPS SMA Negri 6 Yogyakarta

Tahun ajaran 2009/2010, hubungan antara motivasi belajar (X3) dengan

prestasi belajar akutansi (Y) mempunyai koefisien korelasi sebesar rhitung

0,609 > rtabel 0,297 pada N = 52 dengan taraf signifikasi 5% dari hasil

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar mempunyai

korelasi positif dan signifikan terhadap prestasi belajar akutansi siswa kelas

XI IPS SMA Negri 6 Yogyakarta Tahun ajaran 2009/2010.

Penelitian yang dilakukan oleh Adrian Candra Mudrianto (2010)

dengan judul hubungan motivasi belajar, kemandirian belajar, dan disiplin

belajar dengan preastasi belajar akutansi siswa kelas XII IPS SMA Islam 1

30

Sleman Tahun ajaran 2010/2011, hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar akutansi mempunyai koefisien korelasi sebesar rhitung 0,284 >

rtabel 0,279 dengan taraf signifikasi 5% dari hasil tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa motivasi belajar mempunyai korelasi positif dan

signifikan terhadap prestasi belajar akutansi siswa kelas XII IPS SMA Islam

1 Sleman Tahun ajaran 2010/2011.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik Siswa Terhadap Prestasi

Belajar Siswa.

Menurut Singgih (2008 : 50), motivasi intrinsik merupakan

dorongan yang kuat berasal dari dalam diri seseorang. Sedangkan John W

santrock (2003 : 476) mengatakan motivasi intrinsik adalah keinginan dari

dalam diri seseorang untuk menjadi konpeten, dan melakukan sesuatu

demi usaha itu sendiri. Dalam kaitannya dengan prestasi belajar, apabila

seorang peserta didik mempunyai motivasi belajar intrinsik maka aktifitas

belajarnya akan menjadi lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajarnya.

2. Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik Dan Ekstrinsik Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

John W Santrock (2003 : 476), motivasi ekstrinsik adalah

keinginan untuk mencapai sesuatu didorong karena ingin mendapatkan

penghargaan eksternal atau menghindari hukuman eksternal. Motivasi

ekstrinsik adalah dorongan untuk berprestasi yang diberikan oleh orang

31

lain seperti semangat, pujian dan nasehat guru, orang tua, dan orang lain

yang dicintai, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik Dan Ekstrinsik Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Rasa ingin tahu dari dalam diri siswa untuk mempelajari mata

pelajaran dan pengetahuan memberikan dampak positif kepada setiap

siswa. Tingkat keseriusan belajar ini dapat diartikan sebagai motivasi

belajar, semangat yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri untuk

mencapai target tertentu yaitu prestasi belajar. Semangat yang tumbuh dari

dalam diri siswa itu sendiri diperkuat dengan motivasi dari luar diri seperti

nasehat, pujian nasehat gutu, nasehat orangtua dan orang lain yang

dicintainya. Sehingga dapat diduga bahwa motivasi belajar intrinsik dan

ekstrinsik siswa berpengruh terhadap prestasi belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Dari kajian pustaka dan kerangka berfikir di atas maka dapat diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

intrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X kompetensi keahlian

Teknik Audio Video SMK Ma’arif 1 Wates.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

ekstrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X kompetensi

keahlian Teknik Audio Video SMK Ma’arif 1 Wates.

32

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

intrinsik dan ekstrinsik siswa dengan prestasi belajar siswa kelas X

kompetensi keahlian Teknik Audio Video SMK Ma’arif 1 Wates.