M.osteoporosis
-
Upload
zieraf-arek-oblo -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of M.osteoporosis
-
8/2/2019 M.osteoporosis
1/16
MAKALAH
MEDICAL SURGICAL NURSING
ENDOCRINE
OSTEOPOROSIS
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
1. FARIZ ADITYA .P. ( 0901.14201.003)2. INDAH KURNIA .S.N.( 0901.14201.004)3. MIRAWAN ADI .S. ( 0901.14201.013)4. RISTI AYU SAPUTRI ( 0901.14201.011)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYAGAMA HUSADA MALANG
2011
-
8/2/2019 M.osteoporosis
2/16
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT, karena dengan
segala keagungan-Nya yang telah melimpahkan begitu banyak kenikmatan
sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Osteoporosis .
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Laily Amie, MMRS, selaku Direktur STIKES Widyagama HusadaMalang.
2. Hevi Mulia Putri, S.Kep, Ners selaku pembimbing.3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril.4. Teman teman kelompok 4 yang telah membantu dalam proses pembuatanmakalah ini sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang sangat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 14 Mei 2011
Penulis
-
8/2/2019 M.osteoporosis
3/16
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 11.3 Tujuan ................................................................................................................. 2BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Osteoporosis .......................................................................................... 32.2 Etiologi Osteoporosis .......................................................................................... 42.3 Patofisiologi Osteoporosis................................................................................... 52.4 Manifestasi klinis ................................................................................................ 52.5 Pemeriksaan diagnostik dan penunjang .............................................................. 72.6 Penatalaksanaan .................................................................................................. 8BAB III : TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan pada klien dengan GERD ......................................................... 13
BAB IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 17
4.2 Saran ..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
-
8/2/2019 M.osteoporosis
4/16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangSecara harfiah, kata osteo berarti berlubang. Istilah populernya adalah
tulang keropos. Zat kapur, kalk atau kalsium adalah mineral terbanyak dalam
tubuh, kurang lebih 98% kalsium dalam tubuh terdapat dalam tullang.
Penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang disebut demineralisasi. Proses
mineralisasi dan demineralisasi berlangsung seumur hidup. Osteoporosis terjadi
jika proses demineralisasi melebihi mineralisasi. Pencegahan dan pengobatan
osteoporosis ditujukan untuk menyaimbangkan proses demineralisasi.
Kelompok kerja World Health Organisation (WHO) dan consensus ahli
mendefinisikan osteoporosis menjadi penyakit yang ditandai dengan rendahnya
massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, yang
menyebabakan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur.
Dimana keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah
terjadi fraktur (tief in the night).
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik, dan fraktur osteoporosis
dapat terjadi pada setiap tempat. Meskipun fraktur yang berhubungan dengan
kelainan ini meliputi torak dan tulang belakang (lumbal), radius distal dan femur
proksimal, definisi tersebut tidak berarti bahwa semua fraktur pada tempat yang
berhubungan dengan osteoporosis disebabkan oleh kelainan ini.interaksi antara
geometri tulang dan dinamika terjatuh atau kacelakaan (trauma), keadaan
lingkungan sekitar, juga merupakan factor penting yang menyebabkan fraktue. Ini
semua dpat berdiri sendiri atau berhubungan dengan rendahnya densitas tulang.
Dengan demikian, penyakit osteoporosis adalah berkuramgnya kepadatan
tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah, tulang
terdiri dari aklsium kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan
padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, mak
tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
Meskipun kalsium diluar tulang ahnya kurang lebih 2%dari kalsium
dalam tubuh, perannya sangat vital, terutama untuk kegiatan enzim, hormone,
saraf, otot, dan pembekuan darah. Kalsium yang beredar dalam darah menjadi
patokan keseimbangan kalsium diseluruh tubuh. Keseimbangan dan kestabilan
-
8/2/2019 M.osteoporosis
5/16
kadar kalsium darah terutama ditentukan oleh hormone paratiroid. Kalau kadar
kalsium dalam darah normal, maka proses mineralisasi berlangsung seimbang.
Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai
dengan rendahnya massa tulang yang disertai mikro arsitektur tulang dan
penurunan kwalitas jaringan tulang yang dapat menimbulakn kerapuhan tulang.
Keadaan ini berisiko tinggi, karena tulang menjadi rapuh dan mudah ratak,
bahkan patah. Banyak orang tidak menyadari jika osteoporosis merupakan
pembunuh tersembunyi. Penyakit ini hamper tidak menimbulkan gejala yang
jelas. Sering kali, osteoporosis justru diketahui ketika sudah parah.
1.2.Rumusan MasalahBagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoporosis yang meliputi:
1. Apakah yang dimaksud dengan osteoporosis?2. Apakah etiologi yang dapat menimbulkan osteoporosis?3. Bagaimana klasifikasi osteoporosis?4. Bagaimanakan manifestasi klinis dari osteoporosis?5. Bagaimanakah patofisiologi osteoporosis?6. Apa sajakah pemeriksaan diagnostik osteoporosis?
1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan umumAgar mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan asuhan
keperawatan pada klien dengan diagnosa carsynoma of oral cavity secara
tepat.
1.3.2. Tujuan KhususMahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan tentang:
a. Definisi osteoporosis.b. Etiologi osteoporosis.c. Klasifikasi osteoporosis.d. Manifestasi klinis osteoporosis.e. Patofisiologi osteoporosis.f. Pemeriksaan diagnostik osteoporosis.
-
8/2/2019 M.osteoporosis
6/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DefinisiOsteoporosis adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan
jaringan tulang per unit volume,sehingga tidak mampu melindungi atau
mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma minimal.pengurangan massa
tulang tersebut tidak disertai dengan adanya perubahan perbandingan antara
substansi mineral dan organic tulang. Secara histopatologis osteoporosis
ditandai oleh berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya
jumlah maupun ukuran trabekula tulang ( Noer, Prof.dr. H.M Sjafoellah,1996,
Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I, Jakarta : Balai Penerbit FKUI ).
Osteoporosis adalah kondisi dimana terjadi peningkatan porositas dari
tulang. Atau dengan kata lain adalah sugresif dari masa tulang, sehingga
memudahkan terjadinya patah tulang (Albright JA, 1979).
2.2 EtiologiAda 2 penyebab utama osteoporosis yaitu:
A. Pembentukan massa tulang yang kurang baik:selama masa pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan masaa tulang
setelah menopuse. Massa tulang meningkat secara konstan dan mencapai
puncak sampai usia 40 tahun, pada wanita lebih muda sekitar 30-35 tahun.
Walaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan
selalu mengadakan remodelling dan memperbaharui cadangan mineralnya
sepanjang garis beban mekanik. Faktor pengatur formasi dan resorpsi tulang
dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu berada dalam keadaan seimbang
dan disebut coupling. Proses coupling ini memungkinkan aktivitas formasi
tulang sebanding dengan aktivitas resorpsi tulang. Proses ini berlangsung 12
minggu pada orang muda dan 16-20 minggu pada usia menengah atau lanjut.
Remodelling rate adalah 2-10% masa skelet per tahun. Proses remodelling
ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor lokal yang menyebabkan
terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep Activation-Resorption-
Formation (ARF). Proses ini dipengaruhi oleh protein mitogenik yang
berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah menjadi
osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh osteoklas. Faktor lain yang
-
8/2/2019 M.osteoporosis
7/16
mempengaruhi proses remodelling adalah faktor hormonal. Proses
remodelling akan ditingkatkan oleh hormon akan ditingkatkan oleh hormon
paratiroid, hormon pertumbuhan dan 1,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang
menghambat proses remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan
glukokortikoid. Proses-proses yang mengganggu remodelling tulang inilah
yang menyebabkan osteoporosis.
B. Gangguan pengaturan metabolisme kalsium dan fosfat :Gangguan metabolisme dan fosfat dapat terjadi karena kurangnya asupan
kalsium, sedangkan menurut RDA konsumsi kalsium untuk remaja dewasa
muda 1200 mg, dewasa 800 mg, wanita pasca menopause 1000-1500 mg,
sedangkan pada lansia tidak terbatas walaupun secara normal pada lansia
dibutuhkan 300-500 mg. Oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan
ekspresi kalsium lebih yang lebih cepat dari ginjal ke urin, menyebabkan
lemahnya penyerapan kalsium.
C. Osteoporosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara faktorgenetik dan faktor lingkungan.
1. Faktor genetik meliputi :a) Usiab) Jenis kelaminc) Ras keluargad) Bentuk tubuhe) Tidak pernah melahirkan.
2. Faktor Lingkungana) Merokokb) Alkoholc) Kopid) Defisiensi vitamin dan gizie) Gaya hidupf) Mobilitasg) Anoreksia nervosah) Pemakaian obat-obatan
2.3 KlasifikasiA. Osteoporosis Primer
1) Tipe 1 adalah tipe yang terjadi pada wanita pascamenopause.
-
8/2/2019 M.osteoporosis
8/16
2) Tipe 2 adalah tipe yang terjadi pada orang usia lanjut baik pria maupunwanita.
B. Osteoporosis SekunderOsteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit
tulang erosif misalnya : mieloma multiple, hipertiroidisme,
hiperparatiroidisme dan akibat obat-obatan yang toksik untuk tulang
(misalnya: glukokortikoid). Jenis ini ditemukan pada kurang lebih 2-3
juta klien.
C. Osteoporosis Idiopatik1) Osteoporosis yang tidak diketahui2) Osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya dan ditemukan
pada :
Usia kanak-kanak (juvenile)
- Usia remaja (adolesen)
- Wanita pra-menopause
- Pria usia pertengahan
2.4 Manifestasi Klinisa) Nyeri tulang akutb) Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa
fraktur yang nyata dan nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata
dan nyeri timbul mendadak.
c) Nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur.d) Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila melakukan
aktivitas.
e) Deformitas tulang.f) Dapat terjadi fraktur traumatik pada vertebra dan menyebabkan kifosis
angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi
paraparesis.
g) Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua) biasanyadatang dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause
sedangkan gambaran klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya
datang dengan keluhan punggung terasa sangat nyeri (nyeri punggung
akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak
h) pada pergelangan tangan setelah jatuh
-
8/2/2019 M.osteoporosis
9/16
i) Kecenderungan penurunan tinggi badanj) Postur tubuh kelihatan memendek.
2.5 Pemeriksaan Diagnostika) Pemeriksaan laboratorium.
Misalnya : kalsium serum, fosfat serum, fosfatase alkali, ekskresi
kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine, LED)
b) Pemeriksaan x-rayc) Pemeriksaan absorpsiometrid) Pemeriksaan Computer Tomografi (CT).
Dengan alat ini dapat diukur densitas tualgn secara kunatitatif yang
mempunyai nilai penting dalam dignostik dan follow up terapi.
Vertebral mineral di atas 110 mg/cm3 biasanya tidak menimbulkan
fraktur vertebrae atau penonjolan, sedangkan dibawah 65 mg/cm3
hampir semua penderita mengalami fraktur.
e) Pemeriksaan biopsi.
-
8/2/2019 M.osteoporosis
10/16
2.6 Patofisiologi
Penurunan masa total tulang atau
Osteoporosis
Penyerapan tulang lebih banyak dari
pada pembentukan tulang baru
Tidak tercapainya masa tulang yang
maksimal dengan resobsi tulang menjadi
lebih cepat.
Peningkatan pengeluaran Ca
bersama Urin
Melemahnya daya serap terhadap Ca
dari darah ke tulang
Interaksi yang menahun
Faktor genetik:
1. Usia2. Jenis kelamin3. Ras tubuh4. Bentuk tubuh5. Tidakpernah melahirkan
Faktor lingkungan:
1. Merokok2. Alkohol3. Kopi4. Defisiensi vitamin dan gizi5. Gaya hidup6. Mobilitas7. Anorexia nervosa8. Pemakaian obat-obatan
-
8/2/2019 M.osteoporosis
11/16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN pada PASIEN dengan DIAGNOSA
OSTEOPOROSIS
3.1. Pengkajian
a. Biodata klien meliputi nama klien,jenis kelamin,umur,ras,status,alamat.b. keluhan utama mengarahkan ke diagnosis, misalnya fraktur kolum femoris
pada osteoporosis.
c. Riwayat Kesehatan Lalustatus haid,fraktur pada trauma minimal. Penyakit lain yang harus ditanyakan
juga berhubungan dengan osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran cerna,
hati, endokrine, dan isufisiensi pankreas.
Riwayat haid, umur menarche dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi
juga diperhatikan.
d. Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan karena adabeberapa penyakit tulang metabolik yang bersifat herediter.
e. Riwayat pengobatan saat sakitObat-obatan yang diminum jangka panjang harus diperhatikan, seperti
kortikosteroid, hormon tiroid, anti konvulsan, antasida yang mengandung
alumunium, sodium florida, dan bifosfonat etidronat.
f. Mobilitas : imobilitas lamag. Nutrisi
Penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari,
asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D, latihan teratur dan bersifat weight
bearing.
alkohol dan merokok juga merupakan faktor resiko terjadinya osteoporosis.
h. Pengkajian PsikososialGambaran klinik penderita dengan osteoporosis adalah wanita post menopause
dengan keluhan nyeri punggung yang merupakan faktor predisposisi adanya
multiple fraktur karena trauma. Perawat perlu mengkaji konsep diri penderita
terutama body image khususnya kepada penderita kiposis berat. Klien
mungkin membatasi interaksi sosial sebab adanya perubahan tampak atau
keterbatasan fisik, tidak mampu duduk di kursi, dan lain-lain. Perubahan
-
8/2/2019 M.osteoporosis
12/16
seksual bisa terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi
intercoitus. Osteoporosis bisa menyebabkanfraktur berulang maka perlu dikaji
perasaan cemas dan takut bagi penderita.
i. Pola Aktivitas Sehari-hari.Pola aktivitas dan latihan biasanya behubungan dengan olahraga. Pengisian
waktu luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toliet. Olah raga
dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik.
Selain itu mempertahankan tonus otot dan gerakn sendi. Untuk usia lanjut
perlu aktivitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi tubuh. Aktivitas
tubuh memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan muskuloskeletal.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak
persendian adalah agifity (kemampuan gerak cepat dan lancar menurun),
stamina menurun, koordinasi menurun dan dexterity (kemampuan
memanipulasi keterampilan motorik halus menurun).
j. Pemeriksaan Fisik Sistem Pernafasan.
Terjadi perubahan pernafasan pada kasus kiposis berat, karena penekanan
pada fungsional paru.
Sistem Kardiovaskuler. Sistem persyarafan.
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari
dan halus merupakan indikasi adanya fraktur satu atau lebih fraktur
kompresi vertebral.
Sistem Perkemihan Sistem Pencernaan
Pembatasan pegerakan dan deformitas spinal mungkin menyebabkan
konstipasi, abdominal disatance.
Sistem Muskuloskeletal.Inspeksi dan palpasi pada daerah columna vertebralis, penderita dengan
osteoporosis sering menunjukkan kiposis atau gibbus (dowagers hump)
dan penurunan tinggi badan dan berat badan. Adanya perubahan gaya
berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality, nyeri spinal. Lokasi
fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebrae thorakalis 8 dan lumbalis.
-
8/2/2019 M.osteoporosis
13/16
3.2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
2. Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan prosos osteoklas
3. Risiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahan
skletal dan ketidakseimbangan intake nutrisi.
3.3. Rencana Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari
fraktur vertebrae.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri
klien berkurang.
Kriteria Hasil :
Klien akan mengekspresikan perasaan nyerinya. Klien dapt tenang dan istirahat yang cukup. Klien dapat mandiri dalam perawatan dan penanganan secara sederhana.
Rencana Intervensi :
a. Pantau tingkat nyeri pada punggung, terlokalisisr atau nyeri menyebar padaabdomen atau pingang.
Rasional : Tulang dalam peningkatan jumlah trabekuler, pembatasan gerak
spinal.
b. Ajarkan pada klien tentang alternatif lain untuk mengatasi dan mengurangirasa nyerinya.
Rasional : Alternatif lain mengatasi nyeri yaitu pengaturan posisi, kompres
hangat dan sebagainya.
c. Kaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri.Rasional : Keyakinan klien tidak dapat mentolelir akan obat yang adekuat
atau tidak adekuat untuk mengatasi nyerinya.
d. Rencanakan pada klien tentang periode istirahat adekuat dengan berbaringdengan posisi terlentang selama kurang lebih 15 menit.
-
8/2/2019 M.osteoporosis
14/16
Rasional : Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas
sehari-hari.
1. Perubahah mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder terhadapperubahan skletal (kiposis), nyeri sekunder atau frakatur baru.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jamdiharapkan klien
mampu melakukan mobilitas fisik secara mandiri.
Kriteria Hasil :
Klien dapat meningkatkan mobilitas fisik. Klien mampu melakukan ADL secara independent.
Rencana Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.Rasional : Dasar untuk memberikan alternatif dan latihan gerak yang
sesuai dengan kemampuannya.
b. Rencanakan tentang pemberian program latihan : Bantu klien jikadiperlukan latihan.
Rasional : Latihan akan meningkatkan pergrakan otot dan stimulasi
sirkulasi darah.
c. Ajarkan klien ADL yang bisa dikerjakan dan ajarkan pentingnya latihan.ADL secara independent.
Bantu kebutuhan untuk beradaptasi dan melakukan ADL, rencanaokupasi
Peningkatan latihan fisik secara adequat :Dorong latihan dan hindari tekanan pada tulang seperti berjalan
Instruksikan klien latihan selama kurang lebi 30 menit dan selingi
dengan isitirahat dengan berbaring selam 15 menit
Rasional : Program latihan merangsang pembentukan tulang
d. Hindari latihan fleksi, membungkuk dengan tiba-tiba danmengangkatbeban berat.
Rasional : Gerakan menibulkan kompresi vertikal dan risiko fraktur
vertebrae.
-
8/2/2019 M.osteoporosis
15/16
2. Risiko injury (cedera) berhubungan dengan dampak sekunder perubahanskletal dan ketidakseimbangan tubuh.
Tujuan : Mengurangi resiko injuri
Kriteria Hasil :
Klien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadi. Klien tidak menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur.
Rencana Intervensi :
a. Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya : Tempatkan klien pada tempat tidur rendah. Amati lantai yang membahayakan klien. Berikan penerangan yang cukup. Tempatkan klien pada ruangan yang tertutup dan mudah untuk di
observasi.
Ajarkan klien tentang pentingnya menggunakan alat pengaman diruangan.
Rasioal : Menciptkan lingkungan yang aman danmengurangi resiko
terjadinya kecelakaan.
b. Berikan support ambulansi sesuai dengan kebutuhan : Kaji kebutuhan untuk berjalan. Konsultasi dengan ahli terapis. Ajarkan klien untuk meminta bantuan bila diperlukan. Ajarkan klien waktu berjalan.Rasional : Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa dapat menyebabkan
mudah jatuh.
c. Bantu klien untuk melakukan ADL secara hati-hati.Rasional : Penarikan yang terlaluk keras akanmenyebakan terjadinya
fraktur.
d. Ajarkan pada klien untuk berhenti secara pelan-pelan, tidak naik tanggadan mengangkat beban berat.
Rasional : Pergerakan yang cepat akan lebih mudah terjadinya fraktur
kompresi vertebrae pada klien dengan osteoporosis.
e. Ajarkan pentingnya diet untuk mencegah osteoporosis :
-
8/2/2019 M.osteoporosis
16/16
Rujuk klien pada ahli gizi. Ajarkan klien diet yang mengandung banyak kalsium.Rasional : Diet kalsium dibutuhkan untuk mempertahankan kalsium
dalam serum, mencegah bertambahnya kehilangan kalsium dalam tulang.f. Ajarkan klien untuk mengurangi atau berhenti menggunakan rokok atau
kopi.
Rasional : Kelebihan kafein akan meningkatkan kehilangan kalsium
dalam urine. Alkohol akan meningkatkan asioddosis yang meningkatkan
resorpsi tulang. Rokok dapat meningkatkan terjadinya asidosis.
g. Observfasi efek samping dari obat-obatan yang digunakan.Rasional : Obat-obatan seperti deuritik, phenotiazin dapat menyebabkan
dizzines, drowsiness dan weaknes yang merupakan predisposisi klien
untuk jatuh.