Morfologi FIX
-
Upload
nini-ci-enduutt -
Category
Documents
-
view
224 -
download
0
Transcript of Morfologi FIX
-
8/2/2019 Morfologi FIX
1/19
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada
tahun 1884. Dengan metode ini bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
bakteri gram positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri
terhadap zat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel (Tryana, S.T, 2008).
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil, kokus, dan spirilum. Bakteri
dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan tersebut
dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan
pewarnaan merah, sedangkan yang positif berwarna ungu (Jawetz, 2005).
Teknik pewarnaan gram harus sesuai dengan prosedur karena dapat
mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif,
sehingga diperlukan adanya praktikum ini agar mengetahui jalannya mekanisme
pewarnaan gram.
B. Tujuan1. Memahami dan melakukan pewarnaan gram terhadap jenis bakteri.2. Mengidentifikasi suatu jenis bakteri termasuk bakteri gram positif dan gram
negatif.
3. Mengamati berbagai morfologi bakteri.
-
8/2/2019 Morfologi FIX
2/19
II. MATERI DAN METODEA. Materi
Alat- alat yang digunakan pada praktikum morfologi adalah object glass,
pembakar spiritus, pipet tetes, dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan
pada praktikum morfologi adalah isolat bakteri, zat warna kristal violet/ ungu
(gram A), zat warna lugols iodin/ kalium iodida (gram B), zat warna alkohol 95 %
(gram C), zat warna safranin (gram D), dan aquades.
B. Metode
-
8/2/2019 Morfologi FIX
3/19
III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil
Gambar 1. 1 Salmonella pengamatan kelompok
Gambar 1.2 Salmonella di laboratorium
-
8/2/2019 Morfologi FIX
4/19
Gambar 2.1 Staphylococcus sp pada mikroskop
Gambar 2.2 Staphylococcus pada pustaka
B. Pembahasan
1. Perbedaan1.1 Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal, tidak berklorofil
dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Ukuran bakteri lebih kecil
-
8/2/2019 Morfologi FIX
5/19
dari protozoa maupun fungsi satu sel. Pengamatan-pengamatan yang dilakukan
Leewenhoek merupakan pengamatan yang menampakan penampilan kasar
bakteri yang hanya menampakan sel bulat, seperti batang atau spiral.
(Purnomo, 2005)
Perkembangan pengamatan sel bakteri sampai dengan sebelum tahun
1940-an meliputi teknik pewarnaan ternyata dapat memperbaiki apa yang
diamati Leewenhoek sehingga dapat lebih tepat mengamati morfologi bakteri
yang meliputi : bentuk, ukuran, struktur luar, dan pola penataan bakteri.
Morfologi bakteri dapat berupa morfologi koloni dan morfologi sel bakteri.
Berikut ini beberapa contoh morfologi koloni bakteri. (Purnomo, 2005)
Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi
yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri
pada kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel
bakteri. Beberapa kelompok bakteri menunjukan ciri-ciri koloni yang saling
berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun bentuk tepi koloni.
Ukuran, bentuk, dan penataan sel merupakan ciri morfologi kasar sel bakteri.
(Purnomo, 2005)
Setelah ditemukan mikroskop elektron dan teknik-teknik memotong sel
menjadi irisan-irisan bagian sel, serta teknik isolasi senyawa sel maka
kemudian ditemukan ciri morfologi dan ciri biokimiawi yang lebih detail lagi.
Ciri morfologi dari irisan-irisan bagian sel ini kemudian kita sebut morfologi
struktur halus dari sel bakteri. (Purnomo, 2005).
Satuan ukuran bakteri menggunakan mikrometer (m) yang setara
dengan 10-3
milimeter (mm). Bakteri yang sering kita pelajari dalam
mikrobiologi umumnya berukuran 0,5-1,0 x 2,0-5,0 m, meskipun ada
beberapa yang di luar range ini, bahkan sampai lebih dari 100 m dan
sebaliknya bakteri pleomorfik seperti mikoplasma ukurannya berkisar 0,1 0,3
m. Oleh karena itu kalau kita melihat ukuran bakteri secara keseluruhan
lebarnya dapat berukuran 0,1 m dan panjangnya mencapai lebih dari 100 m.
(Purnomo, 2005)
Meskipun ukuran sel bakteri sangat kecil, tetapi dapat diukur
menggunakan mikrometer mikroskop biasa. Pengukur sel menggunakan
-
8/2/2019 Morfologi FIX
6/19
mikrometer okuler yang memiliki garis-garis berjarak sama (gambar kiri).
Jarak antar garis dalam mikrometer okuler dapat diukur menggunakan
mikrometer obyektif (mikrometer pentas) yang berfungsi sebagai mistar pada
proses pengukuran mikroskopis (gambar kanan). Oleh karena itu, mikroskop
yang dilengkapi dengan mikrometer okuler dapat digunakan tidak hanya
mengukur panjang-lebar bakteri tetapi juga dapat digunakan untuk mengukur
panjang-lebar sel organisme lainnya. (Purnomo, 2005).
Sel-sel bakteri dapat berbentuk seperti bola , elips (coccus), batang
(bacillus) dan spiral (heliks). Spesies-spesies tertentu bakteri menunjukan
adanya pola penataan sel, misalnya : berpasangan, bergerombol, membentuk
rantai atau filamen. Bakteri bentuk bola dan elips biasa disebut bentuk kokus
(kokus= buah beri). Kokus ada beberapa penataan yang berbeda- beda yang
dapat mencerminkan marga yang berbeda juga. Ada lima penataan kokus,
yaitu: diplokokus, tetrakokus, sarcina, streptokokus, dan stafilakokus.
(Purnomo, 2005).
Umumnya bakteri patogen tanaman berbentuk batang. Diantara bakteri
terdapat golongan yang mempunyai alat gerak yang disebut flagellum dan ada
yang tidak mempunyai alat gerak (atrichus). Bakteri yang hanya mempunyai
satu alat gerak disebut 'monotrichus', satu berkas alat gerak pada salah satu
ujung disebut 'lofotrichus', terdapat di kedua ujungnya disebut amphitrichus,
dan bila di seluruh tubuh disebut 'peritrichus'. (Purnomo, 2005)
Sebagian besar bakteri berkembangbiak secara aseksual, dengan cara
memanjangkan sel diikuti dengan pembelahan sel menjadi dua bagian sel
anakan. Pembelahan demikian kita sebut pembelahan biner melintang.
Pembelahan biner melintang merupakan suatu proses reproduksi aseksual.Pembelahan biner lebih banyak terjadi pada bakteri yang berkaitan dengan
tumbuh manusia. Bakteri-bakteri lain dapat berproduksi dengan proses
pembentukan spora, fragmentasi filamen, dan pertunasan. Pelajaran ini akan
dibahas lebih lajut pada bab pertumbuhan mikroorganisme. (Purnomo, 2005).
-
8/2/2019 Morfologi FIX
7/19
1.2 Khamir (Yeast)Tubuh atau talus khamir berupa sel tunggal. Khamir bersifat
mikroskopik sebagai sel bebas yang sederhana. Biasanya berbentuk bulat atau
lonjong, termasuk sel eukariotik. Berkembang biak secara seksual maupun
aseksual. Cara seksual yang umum dilakukan yaitu dua sel khamir melebur
(fusi) menjadi sel tunggal berbentuk kantong yang disebut askus. Di dalam
askus terbentuk satu sampai delapan spora, yang disebut askospora. Dalam
kondisi yang cocok, askus akan pecah selanjutnya askospora akan tumbuh
membentuk sel khamir baru. (Purnomo, 2005).
Cara aseksual yang biasa untuk pembiakan khamir menggunakan proses
aseksual yang disebut blastospora. Sel khamir pada awalnya akan terjadi
benjolan-benjolan (tunas) berbagai ukuran yang semakin membesar, kemudian
berangsur-angsur menyempit pada bagian yang berhubungan dengan dinding
sel induk sehingga akhirnya terpotong dari sel induknya.
Proses pertunasan (blastospora) berbeda dengan pembelahan biner yang
didahului oleh terbelahnya inti. Semua kelompok khamir dapat
berkembangbiak secara aseksual, tetapi tidak semua khamir dapat
berkembangbiak secara seksual. Khamir yang hanya berkembangbiak secara
aseksual dikelompokan ke dalam Deuteromycetes, sedangkan khamir yang
membentuk spora seksual dikelompokan sesuai dengan spora seksual yang
dibentuknya. Umumnya khamir yang berkembangbiak secara seksual
membentuk askospora sehingga dikelompokan ke dalam Ascomycetes.
Beberapa contoh khamir misalnya : Saccharomyces cerevisiae merupakan
khamir permukaan memproduksi gas sangat cepat, S. carsbergensis merupakan
khamir dasar karena memproduksi gas sangat lamban, Hansenula anomala(Ascomycetes), Candida albicans merupakan khamir yang tidak membentuk
spora seksual. (Purnomo, 2005)
1.3 JamurFungi merupakan organisme heterotrofik absorbtik yang memerlukan
senyawa organik untuk sumber tenaganya. Fungi dapat hidup pada benda
organik mati maupun organisme hidup. Mereka yang hidup dari bahan organik
-
8/2/2019 Morfologi FIX
8/19
mati disebut saprofit dan yang hidup pada organisme hidup disebut parasit.
Fungi saprofitik berperan penting dalam merombak sisa-sisa bahan organik
menjadi senyawa-senyawa yang sederhana dan dapat dimanfaatkan oleh
organisme lain. Selain sebagai perombak (dekomposer), fungi saprofitik juga
berperan penting dalam fermentasi industri, misalnya dalam industri minuman
anggur, antibiotik, tape, kecap dan masih banyak lagi. Sebagai dekomposer,
fungi juga merugikan manusia jika bahan organik yang dirombak merupakan
bahan yang kita butuhkan, misalnya : kayu, tekstil, makanan, produk pasca
panen pertanian dan bahan-bahan lain. (Purnomo, 2005)
Sebagai parasit, fungi dapat menyerang manusia, hewan dan tumbuhan.
Fusarium oxysporum, Phytophthora infestan, Coleto-trichum gloeosporoides
merupa-kan contoh fungi parasit yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
(Purnomo, 2005)
Jamur memerlukan kelembaban yang tinggi, persediaan bahan organik,
dan oksigen untuk pertumbuhannya, meskipun akan tumbuh terbaik pada suhu
sekitar suhu kamar (20 320C). Kebanyakan bersifat saprofit atau hidup dari
bahan organik mati, lingkungan mengandung gula dan tidak asam.
Mekanisme reproduksi jamur disebut pembentukan spora. Spora jamur
harus dipikirkan sebagai sesuatu yang analog dengan biji pada tumbuhan yaitu
sebagai alat pertumbuhan, meskipun semua bagian jamur mampu tumbuh.
Spora jamur dapat terbentuk karena proses perkawinan (seksual) maupun tidak
(aseksual). Spora seksual diproduksi dengan terjadinya peleburan (fusi) dua
sel, sedangkan spora aseksual dibentuk oleh satu sel tanpa adanya pembuahan
(fertilisasi) oleh individu kedua. (Purnomo, 2005)
Table 1. Perbedaan Morfologi Bakteri, Yeast dan Jamur
No Pembeda Bakteri Yeast Jamur
1. Bentuk Tidak terlalu bulat
dan circular
Seperti kapas dan
circular
Bulat
-
8/2/2019 Morfologi FIX
9/19
2. Permukaan Mengkilap dan
halus
Tidak rata Permukaan kusam
dan licin
3. Sifat Uniseluler Seluler Uniseluler
2. Morfologi2.1 Staphylococcus sp
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak,
tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus
dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada
gambar 2.4. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media
pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus
memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya
mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya.
Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asamteikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).
2.2 Salmonella spSalmonella berbentuk batang, tidak berspora dan tidak bersimpai tetapi
mempunyai flagel feritrik (fimbrae), pada pewarnaan gram bersifat gram
negatif, ukuran 2- 4 mikrometer x 0,5- 0,8 mikrometer dan bergerak. Pada
biakan agar koloninya besar, bergaris tengah 2- 3 milimeter, bulat, agak
cembung, jernih, lucin, dan tidak menyebabkan hemolisis (Gupte, 1990).
2.3 Candida spCandida tampak sebagai ragi lonjong, bertunas, merupakan gram
positif, berukuran 2-3 x 4-6 mikron dan sel-sel bertunas bersifat gram positif
yang memanjang menyerupai hifa disebut pseudohifa (Jawetz, 1986). Candida
tumbuh pada suhu 37 C. Pertumbuhan pada media Sabaroud Glukosa Agar
-
8/2/2019 Morfologi FIX
10/19
sesudah 3 hari berbentuk koloni telah dapat dilihat dengan jelas, tampak koloni
yang halus dan licin serta berbau ragi yang khas. (Dumilah S, 1982)
Table 2. Data Rombongan Morfologi Mikroorganisme
Kel Isolat
Morfologi
Ukuran Bentuk Deviasi Permukaan Margin
1 Salmonella thypii
Warna ungu
Gram positif
Moderate Irregular Flat Halus
mengkilap
Lobate
2 Salmonella thypii
Warna merah
Gram negative
Small Irregular Flat Halus
mengkilap
Lobate
3 Staphylococcus
aureus
Pin
point
Circular Flat Halus
mengkilap
Lobate
-
8/2/2019 Morfologi FIX
11/19
Warna ungu
Gram positif
4 Staphylococcus
aureus
Warna ungu
Gram positif
Pin
point
Circular Flat Halus dan
Keruh
Entire
5 Salmonella thypii
Warna merah
Gram negatif
Pin
point
Circular Flat Kasar Entire
6 Salmonella thypii
Large Circular Flat Kusam Undulate
-
8/2/2019 Morfologi FIX
12/19
Warna merah
Gram negatif
7 Staphylococcus
aureus
Warna ungu
Gram positif
Pin
point
Circular Flat Halus
mengkilap
Entire
8 Staphylococcus
aureus
Warna ungu
Gram positif
Pin
point
Circular Flat Halus
mengkilap Entire
-
8/2/2019 Morfologi FIX
13/19
3. Fungsi ReagenZat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu
ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan
negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berfungsi untuk membedakan bakteri-bakteri
karena reaksinya dengan sel bakteri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan
inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri (Sutedjo , 1991).
Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri (mikroorganisme). Zat warna yang digunakan pada
pengecatan Gram meliputi crystal violet , yodium , alkohol dan safranin. Fungsi
dari masing-masing zat warna tersebut adalah :
3.1 Kristal VioletBerwarna ungu. Merupakan pewarna primer (utama) yang akan
memberi warna mikroorganisme target. Crystal Violet bersifat basa sehingga
mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam , dengan
begitu sel mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna (Ungu).
3.2 YodiumMerupakan pewarna Mordan , yaitu pewarna yang berfungsi
memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme target. Pemberian
yodium pada pengecatan Gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan
warna oleh bakteri.
3.3 AlkoholSolven organik yang berfungsi untuk membilas atau melunturkan
kelebihan zat warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Pemberian alkohol
pada pengecatan ini dapat mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan :
1. Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu
2. Bakteri menjadi tidak berwarna
-
8/2/2019 Morfologi FIX
14/19
3.4 SafraninSafranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini
berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna
utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain , memberikan warna
pada mikroorganisme non target. (Wahyuningsih , 2008)
Zat -zat warna tersebut dapat berikatan dengan komponen dinding sel
bakteri dalam waktu singkat. Karena itulah rentang waktu pemberian zat warna
yang satu ke yang lainnya tidak lama sehingga proses identifikasi bakteri
berlangsung cepat (efisiensi waktu). Prosedur (tahap) diatas dapat dilakukan
sesuai dengan waktu yaitu:
(1) Waktu 30 detik 1 menit untuk pewarnaan dengan larutan crystal violet
kemudian dibilas dengan air mengalir selama 2 detik. Pewarnaan selama 1
menit bertujuan agar cat ini dapat melekat sempurna pada dinding bakteri
(2) Waktu 1 menit untuk penambahan larutan Yodium kemudian juga dibilas
dengan air yang mengalir , dilakukan selama 1 menit agar pengikatan
warna oleh bakteri menjadi lebih kuat.
(3) Waktu 1 menit dilakukan pembilasan dengan alkohol kemudian dibilas
dengan air yang mengalir , dilakukan selama 1 menit agar zat warna dapat
luntur secara sempurna dan tidak ada yang tersisa.
(4) Waktu 30-60 detik dilakukan penambahan larutan safranin, kemudian
dibilas dengan air yang mengalir.
(Prescott,2002)
Table 3. Urutan pewarnaan pada pengecatan Gram beserta hasilnya
no Pewarna Reaksi dan Penampakan pada Sel Bakteri
Gram Positif Gram Negatif
1 Crystal
Violet(UK)
Sel berwarna ungu Sel berwarna ungu
2 Yodium (Y) KomplekUK-Y terbentuk di
dalam sel, sel tetap berwarna
KomplekUK-Y terbentuk di
dalam sel, sel tetap berwarna
-
8/2/2019 Morfologi FIX
15/19
(Pelczar , 2007).
ungu. ungu
3 Alkohol Dindind sel terdehidrasi ,
pori-pri menciut , daya
rembes dinding sel dan
membrane menurun.
Komplek UK-Y tidak dapat
keluar sel , sel tetap ungu.
Lipid terekstraksi dari
dinding sel , pori-pori
mengembang sehingga
komplek UK-Y keluar sel.
Sel tidak berwarna.
4 Safranin Sel tidak terpengaruh. Sel Tetap
berwarna ungu.
Sel menyerap zat warna dan sel
berwarna merah
-
8/2/2019 Morfologi FIX
16/19
IV.KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan
Percobaan kali ini didapatkan kesimpulan sebgai berikut:
1. Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaantersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif
ditandai dengan pewarnaan merah, sedangkan yang positif berwarna ungu.
2. Salmonella sp dari isolate ikan mentah termasuk bakteri gram negative,karena hasil pengamtan secara mikroskopis berwarna merah.
3. Sel- sel bakteri secara khas berbentuk kokus, basil, dan spiral. Kokus adalahbakteri yang serupa bola- bola kecil. Kokus yang bergandeng dua disebut
diplokokus, yang mengelompok berempat disebut tetrakokus. Basil adalah
bakteri panjang berbentuk batang, yang bergandengan panjang disebut
streptobasil dan yang bergandeng dua disebut diplobasil. Spiral adalah
baktreri yang bengkok yang menyerupai spiral.
B. SaranPelaksanaan praktikum sebaiknya para praktikan memperhatikan
penjelasan asisten supaya dalam pelaksanaanya dapat berlangsung sesuai tujuan
yang diinginkan.
-
8/2/2019 Morfologi FIX
17/19
DAFTAR REFERENSI
Boyd, Rf. And Marr, JJ. 1980. Medical Microbiology. Little, Brown and Co.,
Boston.
Dumilah S. Suprihatin, DIP. Bact. 1982. Candida dan Candidiasis Pada
Manusia. FKUI. Jakarta
Gupte S. 1990. Mikrobiologi Dasar. Binarupa Aksara. Jakarta.
Jawets, Melnick. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :Salemba Medika
Jawetz, Melnick, dkk. 1986. Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta.
Pelczar ,M.J . 2007 . Dasar-Dasar Mikrobiologi . Universitas Indonesia Press :
Jakarta.
Prescott, H. K., 2002. Microbiology. Mc Graw Hill : New York.
Purnomo, Bambang. 2005. Bahan Bacaan Kuliah : Dasar-dasar Mikrobiologi.
PS. IHPT. Faperta Unib.
Sutedjo , M . 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta : Jakarta
Todar, K. 2002. Growth of bacterial population.
http://www.textbookofbakteriology.net.Diakses 7 April 2012
Tryana, S.T. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan
Wahyuningsih . 2008 . Pengecatan Gram . Universitas Jenderal Soedirman ,
Fakultas Pertanian : Purwokerto.
http://www.textbookofbakteriology.net/http://www.textbookofbakteriology.net/http://www.textbookofbakteriology.net/ -
8/2/2019 Morfologi FIX
18/19
-
8/2/2019 Morfologi FIX
19/19