Morbus Hansen presentasi

17
MORBUS HANSEN Kelompok 3 Kelas 2B/DIV KEPERAWATAN Intan pransiska rahman Lestari lapradja Meldi dehi Nur oktavin tamu’u Ririn i.u tarif Sri rizky samatowa Wahyu latinapa

description

penyakit kulit

Transcript of Morbus Hansen presentasi

MORBUS HANSEN

MORBUS HANSEN

Kelompok 3Kelas 2B/DIV KEPERAWATANIntan pransiska rahmanLestari lapradjaMeldi dehiNur oktavin tamuuRirin i.u tarifSri rizky samatowaWahyu latinapaA.KONSEP MEDISPENGERTIAN Morbus Hansen adalah penyakit infeksi kronis yg disebabkan oleh mycobacterium leprae, pertama kali menyerang saraf tepi, setelah itu menyerang kulit dan organ-organ tubuh lain kecuali susunan saraf pusat

ETIOLOGIMycobacterium Leprae yg ditemukan pertama kali oleh akmuer Hasen di norwegia GH Armouer Hansen pada tahun 1873. Kuman ini bersifat tahan asam berbentuk batang dengan ukuran 1,8 micron, lebar 0,2-0,5 micron. Biasanya ada yang berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat di kultur dalam media buatan. Kuman ini dapat mengakibatkan infeksi sistemik pada binatang Armadillo.

3. KLASIFIKASI MORBUS HANSEN

Menurut Ridley dan Joplin membagi klasifikasi kusta berdasarkan gambaran klinis, bakteriologik, histo patologik, dan status imun penderita menjadi :

Tipe tuberkuloid-tuberkuloid (TT)

Tipe Borderline tuberkuloid (BT).

Tipe Borderline-Borderline (BB).

Tipe Borderline Lepromatous (BL).

Tipe Lepromatous-Lepromatous (LL).

LANJUTAN!!!Untuk para petugas kesehatan di lapangan, bentuk klinis penyakit kusta cukup dibedakan atas dua jenis yaitu:Kusta bentuk kering (tipe tuberkuloid)Merupakan bentuk yang tidak menular

Kusta bentuk basah (tipe lepromatosa)Merupakan bentuk menular karena banyak kuman dapat ditemukan baik di selaput lendir hidung, kulit maupun organ tubuh lain

PATOFISIOLOGI

Meskipun cara masuk M. Leprae ke tubuh belum diketahui pasti, beberapa penelitian, tersering melalui kulit yang lecet pada bagian tubuh bersuhu dingin dan melalui mukosa nasal.kemampuan hidup M. Leprae pada suhu tubuh yang rendah, waktu regenerasi lama, serPengaruh M. Leprae ke kulit tergantung factor imunitas seseorang, ta sifat kuman yang Avirulen dan non toksis.M. Leprae ( Parasis Obligat Intraseluler ) terutama terdapat pada sel macrofag sekitar pembuluh darah superior pada dermis atau sel Schwann jaringan saraf, bila kuman masuk tubuh tubuh bereaksi mengeluarkan macrofag ( berasal dari monosit darah, sel mn, histiosit ) untuk memfagosit. Tipe LL ; terjadi kelumpuha system imun seluler tinggi macrofag tidak mampu menghancurkan kuman dapat membelah diri dengan bebas merusak jaringan. Tipe TT ; fase system imun seluler tinggi macrofag dapat menghancurkan kuman hanya setelah kuman difagositosis macrofag, terjadi sel epitel yang tidak bergerak aktif, dan kemudian bersatu membentuk sel dahtian longhans, bila tidak segera diatasi terjadi reaksi berlebihan dan masa epitel menimbulkan kerusakan saraf dan jaringan sekitar.

Manifstasi KLINIS Menurut klasifikasi Ridley dan JoplingTipe Tuberkoloid ( TT )Tipe Borderline Tuberkoloid ( BT )Tipe Mid Borderline ( BB )Tipe Borderline Lepromatosus ( BL )Tipe Lepromatosa ( LL )Tipe Interminate ( tipe yang tidak termasuk dalam klasifikasi Redley & Jopling)

PENULARAN

Cara penularannya belum diketahui dengan jelas, tapi diduga menular melalui salura pernapasan (droplet infection), pendapat lain mengatakan bahwa penularannya melalui kontak langsung, erat dan berlangsung lama.Faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyakit morbus hansen adalah 1. Umur2. Jenis kelamin3. Ras4. Genetik5. Iklim6. Lingkungan/sosio ekonomi7. Kekebalan > ( 93 95 % kekebalan pada penyakit lepra)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A.Pemeriksaan BakteriologisKetentuan pengambilan sediaan adalah sebagai berikut:Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif.Kulit muka sebaiknya dihindari karena alasan kosmetik kecuali tidak ditemukan lesi ditempat lain.Pemeriksaan ulangan dilakukan pada lesi kulit yang sama dan bila perlu ditambah dengan lesi kulit yang baru timbul.Lokasi pengambilan sediaan apus untuk pemeriksaan mikobakterium leprae ialah:Cuping telinga kiri atau kananDua sampai empat lesi kulit yang aktif ditempat lainSediaan dari selaput lendir hidung sebaiknya dihindari karena:Tidak menyenangkan pasien LANJUTAN!!!Positif palsu karena ada mikobakterium lain Tidak pernah ditemukan mikobakterium leprae pada selaput lendir hidung apabila sedian apus kulit negatif.Pada pengobatan, pemeriksaan bakterioskopis selaput lendir hidung lebih dulu negatif dari pada sediaan kulit ditempat lain. Indikasi pengambilan sediaan apus kulit:Semua orang yang dicurigai menderita kusta Semua pasien baru yang didiagnosis secara klinis sebagai pasien kusta Semua pasien kusta yang diduga kambuh (relaps) atau karena tersangka kuman resisten terhadap obatSemua pasien MB setiap 1 tahun sekaliPemerikaan bakteriologis dilakukan dengan pewarnaan tahan asam, yaitu ziehl neelsen atau kinyoun gabettCara menghitung BTA dalam lapangan mikroskop ada 3 metode yaitu cara zig zag, huruf z, dan setengah atau seperempat lingkaran. Bentuk kuman yang mungkin ditemukan adalah bentuk utuh (solid), pecah-pecah (fragmented), granula (granulates), globus dan clumps.

8. PENATALAKSANAAN

TERAPI MEDIKTujuan utama program pemberantasan kusta adalah penyembuhan pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insiden penyakit.Jenis-jenis obat kusta:1) obat primer : dapsone, clofasimin, rifampisin, etionamide, prothionamide2) obat sekunder: INH, streptomycineDosis menurut rekomendasi WHO :1. Kusta Paubacillary (tipe I, BT, TT)1) Dapsone : 1 x 100 mg tiap hari2) Rifampisin : 1 x 600 mg tiap bulanPengobatan harus diberikan 6 bulan berturut-turut atau 6 dosis dalam 9 bulan dan diawasi selam 2 tahun

LANJUTAN!!!2.PERAWATAN UMUMPerawatan pada morbus hansen umumnya untuk mencegah kecacatan. Terjadinya cacat pada kusta disebabkan oleh kerusakan fungsi saraf tepi, baik karena kuman kusta maupun karena peradangan sewaktu keadaan reaksi netral.Perawatan mata dengan lagophthalmos1) Penderita memeriksa mata setiap hari apakah ada kemerahan atau kotoran2) Penderita harus ingat sering kedip dengan kuat3) Mata perlu dilindungi dari kekeringan dan debuPerawatan tangan yang mati rasa 1) Penderita memeriksa tangannya tiap hari untuk mencari tanda- tanda luka, melepuh2) Perlu direndam setiap hari dengan air dingin selama lebih kurang setengah jam3) Keadaan basah diolesi minyak4) Kulit yang tebal digosok agar tipis dan halus5) Jari bengkok diurut agar lurus dan sendi-sendi tidak kaku6) Tangan mati rasa dilindungi dari panas, benda tajam, luka

LANJUTAN!!!Perawatan kaki yang mati rasa1) Penderita memeriksa kaki tiap hari2) Kaki direndam dalam air dingin lebih kurang jam3) Masih basah diolesi minyak4) Kulit yang keras digosok agar tipis dan halus5) Jari-jari bengkok diurut lurus6) Kaki mati rasa dilindungi

Perawatan luka 1) Luka dibersihkan dengan sabun pada waktu direndam2) Luka dibalut agar bersih3) Bagian luka diistirahatkan dari tekanan 4) Bila bengkak, panas, bau bawa ke puskesmas5) Tanda penderita melaksanakan perawatan diri:6) Kulit halus dan berminyak7) Tidak ada kulit tebal dan keras8) Luka dibungkus dan bersih9) Jari-jari bengkak menjadi kaku

b.Asuhan keperawatanPengkajian

Identitas KlienMencakup Nama, umur Jenis Kelamin alamat, pekerjaan pendidikan agama dll.Riwayat KesehatanRKD (dahulu)Biasanya klien pernah menderita penyakit atau masalah dengan kulit misalnya: penyakit panu.kurab. dan perawatan kulit yang tidak terjaga atau dengan kata lain personal higine klien yang kurang baikRKS (sekarang)Biasanya klien dengan morbus hansen datang berobat dengan keluhan adanya lesi dapat tunggal atau multipel, neuritis (nyeri tekan pada saraf) kadang-kadang gangguan keadaan umum penderita (demam ringan) dan adanya Komplikasi pada organ tubuh dan gangguan perabaan ( mati rasa pada daerah yang lesi )RKK (keluarga)Morbus hansen merupakan penyakit menular yang menahun yang disebabkan oleh kuman kusta ( mikobakterium leprae) yang masa inkubasinya diperkirakan 2-5 tahun. Jadi salah satu anggota keluarga yang mempunyai penyakit morbus hansen akan tertularKnpa tidak ada intervensi pencegahan penularan?Manifestasi klinis? LANJUTAN!!!Riwayat PsikososialKlien yang menderita morbus hansen akan malu karena sebagian besar masyarakat akan beranggapan bahwa penyakit ini merupakan penyakit kutukan, sehingga klien akan menutup diri dan menarik diri, sehingga klien mengalami gangguan jiwa pada konsep diri karena penurunan fungsi tubuh dan komplikasi yang dideritaRiwayat Sosial EkonomiBiasanya klien yang menderita penyakit ini kebanyakan dari golongan menengah kebawah terutama pada daerah yang lingkungannya kumuh dan sanitasi yang kurang baikPola Aktifitas Sehari-hariAktifitas sehari-hari terganggu karena adanya kelemahan pada tangan dan kaki maupun kelumpuhan. Klien mengalami ketergantungan pada orang lain dalam perawatan diri karena kondisinya yang tidak memungkinkan.Pemeriksaan fisikKeadaan umum klien biasanya dalam keadaan demam karena reaksi berat pada tipe I, reaksi ringan, berat tipe II morbus hansen. Lemah karena adanya gangguan saraf tepi motorik.a. Sistem penglihatanAdanya gangguan fungsi saraf tepi sensorik, kornea mata anastesi sehingga reflek kedip berkurang jika terjadi infeksi mengakibatkan kebutaan, dan saraf tepi motorik terjadi kelemahan mata akan lagophthalmos jika ada infeksi akan buta. Pada morbus hansen tipe II reaksi berat, jika terjadi peradangan pada organ-organ tubuh akan mengakibatkan irigocyclitis. Sedangkan pause basiler jika ada bercak pada alis mata maka alis mata akan rontokLANJUTAN!!!b. Sistem pernafasanKlien dengan morbus hansen hidungnya seperti pelana dan terdapat gangguan pada tenggorokan.c. Sistem Persyarafan Kerusakan Fungsi SensorikKelainan fungsi sensorik ini menyebabkan terjadinya kurang/ mati rasa. Alibat kurang/ mati rasa pada telapak tangan dan kaki dapat terjadi luka, sedang pada kornea mata mengkibatkan kurang/ hilangnya reflek kedip. Kerusakan fungsi motorikKekuatan otot tangan dan kaki dapat menjadi lemah/ lumpuh dan lama-lama ototnya mengecil (atropi) karena tidak dipergunakan. Jari-jari tangan dan kaki menjadi bengkok dan akhirnya dapat terjadi kekakuan pada sendi (kontraktur), bila terjadi pada mata akan mengakibatkan mata tidak dapat dirapatkan (lagophthalmos). Kerusakan fungsi otonomTerjadi gangguan pada kelenjar keringat, kelenjar minyak dan gangguan sirkulasi darah sehingga kulit menjadi kering, menebal, mengeras dan akhirnya dapat pecah-pecah.d. Sistem musculoskeletalAdanya gangguan fungsi saraf tepi motorik adanya kelemahan atau kelumpuhan otot tangan dan kaki, jika dibiarkan akan atropi.e. Sistem Integumen.Terdapat kelainan berupa hipopigmentasi (seperti panu), bercak eritem (kemerah-merahan), infiltrat (penebalan kulit), nodul (benjolan). Jika ada kerusakan fungsi otonom terjadi gangguan kelenjar keringat, kelenjar minyak dan gangguan sirkulasi darah sehingga kulit kering, tebal, mengeras dan pecah-pecah. Rambut: sering didapati kerontokan jika terdapat bercak.B. Diagnosa Keperawatan1) Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan lesi dan proses inflamasi2) Gangguan rasa nyaman, nyeri yang berhubungan dengan proses inflamasi jaringan 3) Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik4) Gangguan cita tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan dan kehilangan fungsi tubuh