Morbus Hansen

16
MORBUS HANSEN

description

penyakit kulit

Transcript of Morbus Hansen

Page 1: Morbus Hansen

MORBUS HANSEN

Page 2: Morbus Hansen

PENDAHULUANPenyakit menahun yang menyerang

saraf dan mengakibatkan

cacat tubuh

Menimbulkan masalah

psikososial akibat stigma masyarakat

Masalah kesehatan di negara

berkembang, termasuk Indonesia

Page 3: Morbus Hansen

DEFINISI MORBUS Hansen merupakan penyakit

infeksi kronik yang penyebabnya adalah Mycobacterium leprae yang merupakan bakteri tahan asam dan bersifat intraseluler obligat.

Saraf perifer merupakan afinitas pertama -> kulit -> mukosa tr respirasi atas -> organ lain kec. SSP

Page 4: Morbus Hansen

SINONIM Morbus hansen Hansen’Ds Hanseniasis Lepra Kusta

Page 5: Morbus Hansen

ETIOLOGI Mycobacterium Leprae Batang 3-8Um x 0,5 Um. Paralel ujung

bundar, obligat intraseluler, gram positif, tahan asam dan alkohol

Masa inkubasi 40 hari-40 tahun Hanya kuman solid yang menimbulkan

infeksi

Page 6: Morbus Hansen

PENULARAN PENYAKIT Sumber penularan: ulkus, squama,

keringat, sebum, dan sekret. Cara penularan:1. Inhalasi2. Kontak lama dan erat

Page 7: Morbus Hansen

GEJALA KLINIS1. Kelainan kulit: Khas: makula

anestetica Lesi kulit: papul,

nodul, kulit kering Pada telapak kaki

dapat terjadi komplikasi (malperforant du pied)

Rontoknya alis rambut (Madarosis)

2. kelainan urat saraf tepi:

Penebalan nervus perifer ( auricularis magnus, ulnaris, proneus lateralis, radialis, facialis, poplitea lareralis, dan tibialis posterior

Pad keadaan tertentu didapatkan nyeri hebat dan pembengkakan saraf

Page 8: Morbus Hansen

TANDA KARDINAL KUSTA Makula anestesi Penebalan saraf tepi dan gangguan

fungsi Lesi kulit BTA (+) pada skin smear

Diagnosa leprae dibuat bila ditemukan 2 dari 3 (1,2,3) kardinal, atau tanda yang ke 4 saja

Page 9: Morbus Hansen

DIAGNOSA KLINIS MENURUT WHO PB (Pauci

Basiller)1. 1-5 lesi2. Distribusi tidak

simetris3. Hilangnya

sensasi yang jelas

4. Kerusakan saraf hanya satu cabang saraf

MB (Multi Basiller)

1. >5 lesi2. Distribusi lebih

simetris3. Hilangnya

sensasi kurang jelas

4. Banyak cabang sarafLama pengobatan 6-9

bulanLama pengonatan 12-18

bulan

Page 10: Morbus Hansen

PEMERIKSAAN LAB1. tes bakteriologis 1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP 2+ Bila 1-10 BTA dalam 10 LP 3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP 4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP 6+ bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP2. Indeks Morfologi (IM) Berguna untuk evaluasi pengobatan pasien yaitu jumlah bakteri

yang viabel per 100 bakteri pada jaringan lepra3. Lepromin tes Lepromin adalah suspensi yang berisi M.Lepra yang dimatikan

diambil dari manusia yang terinfeksi dan jaringan Armadillo. Setelah terjadi inokulasi intradermal,akan timbul reaksi cepat (48 jam, reaksi Fernandez) juga reaksi lambat (3-4 minggu,reaksi mitsuda).Reaksi Mitsuda merupakan respon granulomatosis terhadap antigen adalah lebih tepat. Tes ini merupakan petunjuk untuk mengetahui fungsi sistem imunitas seluler seseorang.

Page 11: Morbus Hansen

TATALAKSANA

Lama pengobatan minimal 6 paket dalam 6-9 bln

Lama pengobatan minimal 12 paket dalam 12-18 bulan

PB1. Rifampisin :

600mg/bln (450 mg/bln untk anak)

2. Dapson: 100mg/hr (anak: 1-2mg/BB/hr)

MB1. Rifampisin:

600mg/bln ( 450 mg/bln untk anak)

2. Lampren: 300mg/bln, dilanjutkan 50 mg/hr

3. Dapson: 100mg/hr ( anak: 1-2mg/BB/hr)

Page 12: Morbus Hansen

GAMBAR OBAT

Page 13: Morbus Hansen

PRINSIP PENGOBATAN Istirahat/ imobilisasi Pemberian analgetik/ antipiretik Pemberian obat anti reaksi MT diteruskan dengan dosis sama

Page 14: Morbus Hansen

KOMPLIKASI Komplikasi fisik:

cacat kusta1. Cacat primer:

cacat pada fungsi saraf dan infiltrasi kuman pada kulit

2. Cacat sekunder: anestesi->luka->osteomyelitis->jari putus (mutilasi)

Komplikasi imunologis: reaksi kusta

Page 15: Morbus Hansen

FOTO KOMPLIKASI

Page 16: Morbus Hansen