Morbus Hansen

34
Oleh : Aulia Kurnia Fanani 201320401011123 Pembimbing : dr Andri Catur Jatmiko Sp.KK

description

Kusta

Transcript of Morbus Hansen

Page 1: Morbus Hansen

Oleh : Aulia Kurnia Fanani201320401011123

Pembimbing :dr Andri Catur Jatmiko Sp.KK

Page 2: Morbus Hansen
Page 3: Morbus Hansen

Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah

Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat.

Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian

atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Page 4: Morbus Hansen
Page 5: Morbus Hansen
Page 6: Morbus Hansen
Page 7: Morbus Hansen
Page 8: Morbus Hansen
Page 9: Morbus Hansen
Page 10: Morbus Hansen

Klasifikasi Zona Spektrum Kusta

Ridley &

Jopling

TT BT BB BL LL

Madrid Tuberkulo

id

Borderline Lepromat

osa

WHO Pausibasilar

(PB)

Multibasilar

(MB)

Puskesmas PB MB

Page 11: Morbus Hansen
Page 12: Morbus Hansen

Utk menegakkan diagnosis harus dijumpai salah satu dr tanda2 kardinal tsb, dimana

dignosis pasti adalah BTA(+)dijaringan kulit.

Bila ada kasus yg ragu-ragu, orang tersebut dianggap sbg suspect dan diperiksa ulang setiap tiga bulan sampai diagnosa kusta

dapat ditegakkan atau disingkirkan.

Page 13: Morbus Hansen
Page 14: Morbus Hansen

N. ulnaris - anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis

- clawing kelingking dan jari manis

- atrofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis

medial

N. medianus - anestesia pada ujung jari anterior ibu jari, telunjuk dan jari tengah

- tidak masuk aduksi ibu jari

- clawing ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah

- ibu jari kontraktur

- atrofi otot tenar dan otot lumbrikalis lateral

N. radialis - anestesia dorsum manus serta ujung proksimal jari telunjuk

- tangan gantung (wrist drop)

- tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan

N. poplitea lateralis - anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis

- kaki gantung (foot drop)

- kelemahan otot peroneus

Page 15: Morbus Hansen

N. tibialis posterior - anestesia telapak kaki

- claw toes

- paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis

N. Fasialis - cabang zigomatik dan temporal menyebabkan lagoftalmus

- cabang bukal, mandibular dan servikal menyebabkan kehilangan

ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir

N. Trigeminus - anestesia kulit wajah, kornea dan konjugtiva mata

Page 16: Morbus Hansen

SIFAT LL: lepromatosa

polar

BL: borderline lepromatous

BB: mid

borderlineLesi

Bentuk

 

 

Jumlah

 

 

Distribusi

Permukaan

Batas

Anestesia

 

Makula, Infiltrat Difus, Papul,

Nodul

Tidak terhitung, praktis tidak

ada kulit sehat

 

Simetris

Halus Berkilat

Tidak Jelas

Biasanya Tak Jelas

 

Makula, Plakat, Papul

 

Sukar dihitung, masih ada

kulit sehat

Hampir simetris

Halus Berkilat

Agak Jelas

Tak Jelas

 

Plakat, Dome Shaped

(Kubah), Punched Out

Dapat dihitung, kulit sehat

jelas ada

Asimetris

Agak Kasar/berkilat

Agak Jelas

Lebih Jelas

BTA

Lesi kulit

Sekret hidung

 

Banyak (ada globus)

Banyak (ada globus)

 

Banyak

Biasanya Negatif

 

Agak Banyak

Negatif

Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif

Page 17: Morbus Hansen

SIFAT TT: tuberkuloid

polar

BT: borderline tuberculoid

Li: lepromatosa indefinite

Lesi

Bentuk

 

 

Jumlah

 

 

Distribusi

Permukaan

Batas

Anestesia

 

Makula saja, makula dibatasi

infiltrat

 

Satu, dapat beberapa

 

 

asimetris

kering bersisik

Jelas

Biasanya Tak Jelas

 

Makula dibatasi infiltrat

 

Beberapa, atau satu dengan

satelit

 

Masih asimetris

Kering bersisik

Jelas

Tak Jelas

 

Hanya makula

 

 

Satu atau beberapa

 

 

variasi

halus agak berkilat

jelas/tidak

tidak ada sampai tidak jelas

BTA

Lesi kulit

Sekret hidung

 

Negatif

Banyak (ada globus)

 

Negatif/positif 1

Biasanya Negatif

 

Biasanya negatif

Negatif

Tes Lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Positi lemah sampai negatif

Page 18: Morbus Hansen

Pausibasilar (PB)

Multibasilar (MB)

Page 19: Morbus Hansen
Page 20: Morbus Hansen
Page 21: Morbus Hansen
Page 22: Morbus Hansen
Page 23: Morbus Hansen
Page 24: Morbus Hansen
Page 25: Morbus Hansen
Page 26: Morbus Hansen
Page 27: Morbus Hansen
Page 28: Morbus Hansen

1.Immobilisasi / istirahat2.Pemberian analgesik dan sedatif3.Pemberian obat-obat anti reaksi4.MDTditeruskan dengan dosis yang tidak diubah

Page 29: Morbus Hansen
Page 30: Morbus Hansen
Page 31: Morbus Hansen
Page 32: Morbus Hansen

Cacat pada kaki dan tanganTingkat 0 Tidak ada gangguan sensibilitas, tidak ada deformitas atau kecacatan yang

terlihat.

Tingkat 1 Ada gangguan sensibilitas, tanpa kecacatan ata deformitas yang terlihat.

Tingkat 2 Terdapat kerusakan atau deformitas

Cacat pada mata

Tingkat 0 Tidak ada gangguan pada mata akibat kusta, tidak ada gangguan penglihatan

Tingkat 1 Ada gangguan pada mata akibat kusta, tidak ada gangguan yang berat pada

penglihatan. Visus 6/60 atau lebih baik (dapat menghitung jari pada jarak 6

meter)

Tingkat 2 Gangguan penglihatan berat (visus kurang dari 6/60; tidak dapat menghitung

jari pada jarak 6 meter)

Page 33: Morbus Hansen

Bergantung pada seberapa luas lesi dan tingkat stadium penyakit. Kesembuhan

bergantung pula pada kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Terkadang pasien dapat mengalami kelumpuhan bahkan kematian, serta kualitas hidup pasien

menurun.

Page 34: Morbus Hansen

TERIMAKASIH

dr Andri Catur Jatmiko Sp.KK

DanTeman teman semuanya.....

Semoga SLIDE ini bisa bermanfaat dan maaf kalau ada kekurangan nya...

Karena saya hanya manusia biasa yang banyak kekurangan nya, karena kelebihan

hanya milik ALLAH S.W.T