Monitoring Sistem Jaringan Komputer

23
Monitoring Sistem Jaringan Komputer 1. Pendahuluan Mengenai Sistem Monitoring Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic jaringan, kondisi jaringan pun harus dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan utilitas ping. Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada umumnya merupakan data yang real-time, baik data yang diperoleh dari sistem yang hard real-time maupun sistem yang soft real-time. Sistem yang real-time merupakan sebuah sistem dimana waktu yang diperlukan oleh sebuah komputer didalam memberikan stimulus ke lingkungan eksternal adalah suatu hal yang vital.

description

Monitoring Sistem Jaringan Komputer

Transcript of Monitoring Sistem Jaringan Komputer

Page 1: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

Monitoring Sistem Jaringan Komputer

1. Pendahuluan Mengenai Sistem Monitoring

Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna untuk

menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu tambahan

kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain ulang jaringan

yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu diantaranya

load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface komputer. Monitoring

dapat dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic jaringan, kondisi jaringan pun

harus dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah peralatan jaringan. Hal ini

dapat dilakukan dengan utilitas ping.

Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya

sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk

memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada umumnya

merupakan data yang real-time, baik data yang diperoleh dari sistem yang hard real-time

maupun sistem yang soft real-time. Sistem yang real-time merupakan sebuah sistem dimana

waktu yang diperlukan oleh sebuah komputer didalam memberikan stimulus ke lingkungan

eksternal adalah suatu hal yang vital. Waktu didalam pengertian tersebut berarti bahwa sistem

yang real-time menjalankan suatu pekerjaan yang memiliki batas waktu (deadline). Di dalam

batas waktu tersebut suatu pekerjaan mungkin dapat terselesaikan dengan benar atau dapat

juga belum terselesaikan. Sistem yang real-time mengharuskan bahwa suatu pekerjaan harus

terselesaikan dengan benar. Sesuatu yang buruk akan terjadi apabila komputer tidak mampu

menghasilkan output tepat waktu. Hal ini seperti yang terjadi pada embedded system untuk

kontrol suatu benda, seperti pesawat terbang, dan lain-lain. Sistm yang soft real-time tidak

mengharuskan bahwa suatu pekerjaan harus terselesaikan dengan benar. Seperti sistem

multimedia dimana tidak akan memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap output yang

dihasilkan apabila untuk beberapa batasan waktu yang ditetapkan terjadi kehilangan data.

Page 2: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga

proses besar, yaitu:

1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring,

2. Proses di dalam analisis data monitoring,

3. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.

Proses di dalam sistem monitoring

Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar. Sumber data dapat berupa network

traffic, informasi mengenai hardware, dan lain sebagainya. Proses dalam analisis data dapat

berupa pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul atau bisa juga berupa

manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap

menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan

keputusan atau kebijakan terhadap sisetm yang sedang berjalan dapat berupa sebuah tabel,

gambar, kurva, atau animasi.

Aksi yang terjadi diantara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem monitoring

adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu

tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data dari objek yang di-monitor

atau melakukan analisis data yang telah diperoleh dan menampilkannya. Proses yang terjadi

tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang berbeda. Contoh interval waktu didalam

pengumpulan data dapat terjadi tiap lima menit sekali. Namun pada proses analisis data

terjadi tiap satu jam sekali untuk menghasilkan informasi yang diharapkan membutuhkan

Pengumpulan data

Pengumpulan data

Pengumpulan data

A service A service

Network traffic, hardware information, population, economy, etc.

Selecting, filtering, updating

As a table curva, image, image animation

Page 3: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

lebih dari satu sampel data, misal untuk nilai rataan data (average) dengan sebanyak 60

sampel data.

2. SNMP (Simple Network Management Protocol)

Kebutuhan akan Simple Network Management Protocol pada sebuah sistem

monitoring disebabkan oleh kebutuhan akan pemerolehan data monitoring dari sumber daya

komputer lain.

SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP, yaitu

untuk melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP, seperti

pengubahan dari IP address ke suatu alamat fisik, jumlah data incoming dan outgoing IP

datagram, atau tabel informasi mengenai koneksi TCP yang mungkin terjadi. Namun

selanjutnya berkembang dengan memberikan dukungan informasi pada berbagai protokol

jaringan, seperti DECne, AppleTalk, dan NetWare IPX/SPX. Dukungan SNMP juga sampai

pada berbagai fungsi yang terdapat di dalam sebuah multiprotocol routers.

Model manajemen yang baku pada jaringan internet didesain agar dapat

memgoiberikan kebebasan suatu manajer jaringan (network manager) untuk dapat melakukan

analisis data dari suatu peralatan jaringan. Manajer jaringan juga dapat melakukan perubahan

konfigurasi dari suatu peralatan jaringan yang ada.

Sebuah software agent perlu di-install pada masing-masing peralatan jaringan.

Agent tersebut menerima pesan dari manajer jaringan. Pesan tersebut umumnya berupa

permintaan (request) untuk membaca data dari peralatan jaringan atau menulis data ke

peralatan jaringan. Selanjutnya si agent mengurus request tersebut dan memberikan

respons balik ke manajer jaringan. Sebuah agent tidak harus selalu menunggu suatu

request dari manajer jaringan akan suatu informasi. Ketika terjadi masalah yang serius

(significant event), si agent dapat mengirimkan pesan notifikasi yang disebut dengan trap

ke satu atau lebih manajer jaringan. Protokol yang sesuai untuk semua pesan antara

agent dan manajer jaringan adalah User Datagram Protocol (UDP), namun semua

protokol pembawa pesan yang lain masih tetap dimungkinkan dan dapat diterapkan

[FEI1995]. Gambaran secara lengkap mengenai sistem manajemen jaringan dapat dilihat

pada gambar berikut.

Page 4: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

Gambar interaksi antara manajer jaringan dan agent

SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan

kepada pengguna untuk memantau dan mengatur jaringan komputernya secara sistematis dari

jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Dengan menggunakan protokol ini kita bisa

mendapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Pengolahan ini

dijalankan dengan menggumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-variabel

dalam elemen jaringan yang dikelola.

SNMP adalah protokol populer untuk melakukan network manajemen. SNMP

digunakan untuk mengumpulkan informasi, dan mengkonfigurasi, peralatan jaringan, seperti,

server, printer, hub, switch, dan router di jaringan berbasis Internet Protocol (IP). SNMP

dapat mengumpulkan informasi seperti kondisi CPU, temperatur chasis, dan hampir tidak ada

batas akan apa yang dapat dikonfigurasi oleh SNMP.

Protokol SNMP di rancang untuk memberikan metoda “sederhana” untuk memanage

jaringan TCP/IP secara terpusat. Jika anda ingin memanaged peralatan dari komputer pusat,

protokol SNMP akan memfasilitasi transfer data dari sisi client sampai sisi server dimana

data secara terpusat di catat, di lihat dan di analisa. SNMP tersediri dari sekumpulan standard

manajemen jaringan, termasuk di dalamnya definisi aplikasi di lapisan aplikasi, schema

database dan sekumpulan objek data. Tujuan utama dari protokol SNMP hanya pada satu

Page 5: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

tujuan saja, dan masih digunakan hingga hari ini, yaitu, melakukan remote manajemen dari

peralatan. SNMP banyak digunakan untuk memanage peralatan di jaringan komputer.

Protokol ini menggunakan transport UDP pada port 161. Protocol UDP sebagai pilihan

dan direkomendasikan sebagai protocol transport untuk SNMP karena UDP sangat mudah

diimplementasikan dan dijalankan tidak seperti TCP yang cukup rumit dan selalu

membutuhkan sejumlah memory dan sumber daya CPU. Suatu vendor dapat membuat IP

yang sederhana dan memasukkan UDP ke dalam jaringan mereka seperti repeater dan

modem. Jumlah total software transport yang diperlukan kecil dan mudah dipaketkan ke

dalam read-only memory (ROM). User Datagram Protocol sangat rendah overhead-nya, cepat

dan tidak reliabel. UDP di definisikan di RFC 768. UDP lebih mudah di gunakan daripada

menggunakan protokol yang lebih kompleks seperti TCP. Walau demikian, UDP mampu

memberikan banyak fungsi yang memungkinkan komputer pusat manajemen untuk

berkomunikasi dengan agen remote yang terdapat pada managed device. Unreliabilitas dapat

di kompensasi dengan menggunakan proses cek-and-recek, sementara pada TCP selalu di

tunggu paket acknowlege. Sementara yang terjadi dalam pencatatan di peralatan biasanya

pada siklus waktu periodik, tidak masalah jika ada data yang hilang karena nantinya akan

tetap di update dengan data yang baru. Hal lain yang menyebabkan UDP menarik untuk

digunakan adalah karena sangat sederhana, tidak memakan bandwidth jaringan terlalu besar

tidak seperti TCP.

Sebuah jaringan yang dapat di manage menggunakan SNMP pada dasarnya memiliki

tiga (3) komponen, yaitu:

1.Managed Device. 2.Agen. 3.Network-management System (NMS).

Sebuah managed device adalah sebuah node di jaringan yang berisi agen SNMP yang

berada di jaringan yang dapat di manage. Managed device akan mengumpulkan dan

menyimpan informasi manajemen dan membuat informasi ini tersedia bagi NMS

menggunakan SNMP. Managed device, kadang kala di sebut elemen jaringan, dapat berupa

router dan akses server, switch dan bridge, hub, host komputer atau printer.

Agen adalah sebuah modul software network manajemen yang berada di dalam

managed device. Agen ini mengetahui tentang informasi manajemen dan dalam

menterjemahkan ke informasi yang kompatibel dengan SNMP.

Page 6: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

Aplikasi NMS menjalankan aplikasi yang dapat memonitor dan mengontrol managed

device. NMS memberikan resource memory dan prosesor yang dibutuhkan untuk manajemen

network. Satu atau lebih NMS harus ada dalam sebuah jaringan yang di manage.

Ada beberapa versi SNMP, diantaranya yaitu SNMP versi 1 (SNMPv1) adalah

implementasi awal dari protokol SNMP. SNMPv1 beroperasi di atas protokol lain, seperti,

User Datagram Protocol (UDP), Internet Protocol (IP), OSI Connectionless Network Service

(CLNS), AppleTalk Datagram-Delivery Protocol (DDP), dan Novell Internet Packet

Exchange (IPX). SNMPv1 banyak digunakan dan menjadi de-facto protokol untuk

manajemen jaringan di komunitas Internet. Beberapa RFC pertama untuk SNMP, yang

sekarang di kenal sebagai Simple Network Management Protocol versi 1, muncul di tahun

1998.

Lalu SNMP Versi 2, Versi 2 tidak di adopsi secara luas karena ke tidak sepakatan

mengenak kerangka keamanan di dalam standard. Simple Network Management Protocol

versi 2 (RFC 1441–RFC 1452), yang juga di kenal sebagai SNMP v2 atau SNMP v2p,

merevisi versi 1 dan memasukan beberapa perbaikan masalah performance, keamanan,

kerahasian, dan komunikasi antar manager. SNMP v2 memperkenalkan GETBULK, sebuah

alternatif dari iterasi GETNEXT untuk data manajemen dalam jumlah besar melalui satu

perintah saja. Akan tetapi, kebanyakan melihatnya terlalu rumit, sehingga tidak secara luas di

adopsi.

SNMP versi 3, IETF mengakui Simple Network Management Protocol versi 3 seperti

di definisikan oleh RFC 3411–RFC 3418 (juga di kenal sebagai STD0062) sebagai standard

SNMP sejak 2004. IETF menganggap versi sebelumnya sebagai “Obsolete" atau "Historical".

Di sisi praktis, implementasi SNMP biasanya memberikan dukungan bagi banyak versi,

terutama SNMPv1, SNMPv2c, dan SNMPv3. Ada baiknya membaca RFC 3584

"Coexistence between Version 1, Version 2, and Version 3 of the Internet-standard Network

Management Framework". SNMPv3 memberikan tiga (3) servis yang penting, yaitu,

authentikasi, privasi dan access control.

Page 7: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

2.1 Eelemen SNMP

1. Manajer

Merupakan software yang berjalan di sebuah host di jaringan.

Bertugas meminta informasi ke Agent.

Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen-

agennya dan dalam jaringan.

Manajer akan mengumpulkan informasi dari agen tidak meminta semua informasi

yang dimiliki oleh agen, tetapi hanya meminta informasi tertentu saja yang akan

digunakan untuk mengamati unjuk kerja jaringan.

Manager biasanya menggunakan komputer yang memiliki tampilan grafis dan

berwarna sehingga selain dapat menjalankan fungsinya sebagai Manager, juga untuk

melihat grafik unjuk kerja dari suatu elemen jaringan yang dihasilkan oleh proses

monitoring.

2. Agent

Agent merupakan perangkat lunak yang dijalankan disetiap elemen jaringan yang

dikelola.

Setiap agen mempunyai basis data variabel yang bersifat lokal yang menerangkan

keadaan dan berkas aktivitasnya dan pengaruhnya terhadap operasi.

3. MIB (Management Information Base)

Management Information Base, merupakan struktur basis data variabel dari elemen

jaringan yang dikelola.

Struktur ini bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga informasi

setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah.

Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang mendefinisikan

karakteristik interface diantaranya :

ifInOctets mendefinisikan jumlah total byte yang diterima,

ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim,

ifInErrors mendefinisikan jumlah paket diterima yang dibuang karena rusak,

ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena rusak, dan

variable

Page 8: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

MIB di akses menggunakan protokol network-manajemen seperti SNMP. MIB terdiri

dari managed objek dan di identifikasi oleh object identifier (pengidentifikasi objek).

Sebuah managed object, kadang kala di sebut sebagai MIB object, objek, atau MIB,

adalah satu dari banyak karakteristik spesifik dari peralatan yang di manaje. Managed

object berisi satu atau lebih objek, yang pada dasarnya berupa variabel. Ada dua (2)

jenis managed object yang ada, yaitu, 1.Scalar object, yang mendefinisikan sebuah

objek saja. 2.Tabular object (objek tabel), mendefinisikan banyak objek terkait yang

di kumpulkan dalam tabel MIB. Sebagai contoh, sebuah managed object – atInput,

adalah sebuah scalar object yang berisi satu buah objek kejadian, bernilai bilangan

bulat yang mengindikasikan jumlah total paket yang masuk ke sebuah interface

jaringan. Sebuah object identifier (atau object ID atau OID) akan secara unik

mengidentifikasi sebuah managed object di hirarki MIB.

Gambar pesan-pesan antar manajer jaringan dan agent

Page 9: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

2.2 Arsitektur SNMP

Framework dari SNMP terdiri dari:

1. Master Agent : Master Agent Merupakan perangkat lunak yang berjalan pada

perangkat yang mendukung SNMP, fungsinya merespon permintaan dari SNMP

management station. Master agent kemudian meneruskan kepada sub agent untuk

memberikan informasi tentang management dengan fungsi tertentu. Sebagai contoh,

sebuah router dapat menjawab permohonan SNMP dari management station. Oleh

karenanya sebetulnya berfungsi sebagai server dalam arsitektur client-server atau

sebagai daemon dalam terminologi sistem operasi. Sebuah master agen bergantung

pada subagen untuk memperoleh oleh informasi manajemen dari sebuah fungsi yang

spesifik. Master agen juga sering di sebut sebagai managed object.

2. Sub Agent : Subagent merupakan perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang

mendukung SNMP dan mengimplementasikan MIB. Fungsinya mengumpulkan

informasi untuk selanjutnya diproses oleh management stations. Subagen adalah

sebuah software yang jalan di komponen jaringan yang mampu SNMP yang

mengimplementasikan fungsi untuk informasi dan manajemen seperti di definisikan

oleh MIB dari subsistem yang spesifik, contoh Ethernet link layer. Beberapa

kemampuan subagen adalah: Mengumpulkan informasi untuk managed object.

Mengkonfigurasi parameter dari managed object. Merespon kepada permintaan /

request dari manager.

3. Management Stations : Management Station merupakan client dan melakukan

permintaan serta mendapatkan trap dari SNMP server. Management Stations adalah

komponen akhir dari arsitektur SNMP. Fungsinya equivalen dengan clent di arsitektur

client-server. Stasiun managemen akan mengirimkan request untuk operasi

manajemen atas nama administrator jaringan atau aplikasi dan menerima tangkapan

dari agen-agen.

Page 10: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

2.3 Jenis SNMP

Network Management Station, yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan untuk

pengumpulan dan analisa dari data manajemen jaringan.

Manajer juga disebut Network Management Station atau NMS. Perangkat lunak yang

digunakan untuk membuat NMS bervariasi dalam fungsi serta beban. Fungsi lain dari

NMS termasuk fitur pelaporan, pemetaan topologi jaringan dan mendokumentasikan,

alat untuk memungkinkan Anda untuk memonitor lalu lintas pada jaringan Anda, dan

sebagainya. Beberapa konsol manajemen juga dapat menghasilkan laporan analisis trend.

Jenis laporan dapat membantu Anda melakukan perencanaan kapasitas dan menetapkan

tujuan jangka panjang.

Peralatan yang dimanage menjalankan SNMP agent, yaitu proses background yang

memonitor peralatan tersebut dan mengkomunikasikannya ke network management

station.

2.4 Jenis-jenis Pesan SNMP

3. Round Robin Database Tool (RRDTool)

Kebutuhan akan Round Robin Database Tool (RRDTool) pada sebuah sistem

monitoring disebabkan oleh kebutuhan akan proses analisis data monitoring dan proses di

dalam pembentukan grafik hasil monitoring dari data monitoring yang telah dikumpulkan

sebelumnya. Dengan mengunakan RRDTool juga akan diperoleh kemudahan didalam

penyimpanan data monitoring dan proses pengambilan kembali data monitoring tersebut

Page 11: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

karena RRDTool bekerja dengan sebuah database yang dikenal dengan nama database

round robin (Round Robin Database – RRD).

Round Robin merupakan sebuah teknik yang bekerja pada sejumlah data yang

tetap dan memiliki pointer ke elemen data yang sedang aktif (current element). Hal

ini dapat dianalogikan sebagai sekumpulan titik-titik pada garis yang membentuk

sebuah lingkaran, titik-titik tersebut merupakan data yang tersimpan. Sedangkan

pointer ke current element dapat dianalogikan sebagai suatu garis yang berpangkal di

titik pusat lingkaran dan di salah satu titik pada lingkaran tersebut. Ketika pointer

menunjuk ke suatu data untuk dibaca atau ditulis, maka selanjutnya pointer tersebut

bergerak ke data berikutnya. Pada sebuah lingkaran tidak ditemukan ujung dan pangkal

sehingga pointer akan terus berputar. Pada tahap awal, semua data akan mengisi

tempat yang kosong. Selanjutnya, setelah tempat yang kosong telah terisis semua

dengan data maka secara otomatis data yang baru akan ditempatkan pada lokasi yang lama

menimpa data yang sudah ada. Oleh karena itu, ukuran database tidak akan pernah

bertambah dan tidak memerlukan manajemen tertentu untuk mengatur database tersebut

seperti lazimnya sebuah database yang lain.

Mungkin beberapa orang cukup mudah memperoleh suatu data atau informasi

dari suatu peralatan jaringan, seperti suhu ruangan atau jumlah octets yang melalui

interface FDDI pada suatu router. Namun, bukan suatu hal yang mudah untuk

menyimpan data tersebut secara efisien pada suatu tempat yang terstruktur. RRDTool

memberikan kemudahan di dalam melakukan log data dan analisis data dari berbagai

sumber data yang berbeda. Termasuk di dalam analisis data yang mampu dilakukan oleh

RRDTool adalah secara cepat dapat me-generate grafik yang mewakili sejumlah data yang

telah dikumpulkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.

Fitur-fitur RRDTool adalah sebagai berikut:

1. Data Acquisition, di dalam monitoring suatu sistem diperlukan ketersediaan data pada

interval waktu yang konstan. Namun, sayangnya kita tidak mungkin selalu mampu

untuk mengambil data pada interval waktu yang tepat. Oleh karena itu, RRDTool

memberikan kemudahan di dalam melakukan log data dengan tidak terikat pada

Page 12: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

interval waktu tersebut. RRDTool secara otomatis akan melakukan interpolasi nilai

dari sumber data tersebut pada slot waktu terakhir (latest official time-slot).

2. Consolidation, dengan menggunakan fungsi konsolidasi RRDTool secara otomatis

akan melakukan analisis data ketika suatu data baru dimasukkan ke dalam RRD. Hal

ini memberikan keuntungan bagi kita, seperti misalnya apabila kita menyimpan

data dengan interval waktu 1 menit. Maka akan memerlukan tempat di dalam disk

yang tidak kecil apabila kita menginginkan suatu grafik yang merupakan hasil analisis

data dalam kurun waktu 1 tahun. Termasuk di dalam fungsi konsolidasi RRDTool

adalah AVERAGE, MINIMUM, MAXIMUM dan LAST.

3. Round Robin Archives (RRA), memberikan jaminan bahwa ukuran dari RRD tidak

akan mengalami pertambahan dan data yang lama secara otomatis akan dibuang. Data

dengan consolidation yang sama akan disimpan ke dalam sebuah RRA.

4. Unknown Data, di dalam data acquisition sangat dimungkinkan bahwa tidak diperoleh

suatu data untuk disimpan ke dalam RRD. RRDTool memberikansolusi akan hal

tersebut dengan secara otomatis memasukkan nilai UNKNOWN ke dalam database.

5. Graphing, merupakan fitur dari RRDTool untuk mampu me-generate laporan dalam

bentuk grafik atas semua data yang tersimpan di dalam satu atau lebih RRD.

Beberapa fungsi yang didukung oleh RRDTool adalah: create, update, graph,

dump, restore, fetch, tune, last, info, rrdresize, dan xport. Dari beberapa fungsi tersebut

akan dijelaskan beberapa sebagai berikut:

– create, fungsi untuk membuat RRD yang baru.

Beberapa parameter penting di dalam pembentukan sebuah RRD adalah:

1. Data Source Type, merupakan tipe dari suatu nilai data dari data-source

yang ada, antara lain: GAUGE, COUNTER, DERIVE, dan ABSOLUTE.

GAUGE, dipergunakan untuk sesuatu seperti suhu atau jumlah orang di dalam suatu

ruangan.

COUNTER, dipergunakan untuk counter yang terus menaik seperti counter inOctets pada

router. Asumsi bahwa counter tidak akan pernah menurun, kecuali terjadi overflows.

DERIVE, dipergunakan untuk menyimpan nilai turunan dari nilai terakhir yang telah

dimasukkan dengan nilai yang baru dari data-source. Hal ini berguna untuk gauges,

Page 13: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

seperti contoh, untuk mengukur perubahan jumlah orang yang keluar dan masuk ke

ruangan. Secara internal, cara kerja DERIVE mirip dengan COUNTER, namun

tanpa ada pengechekan overflows.

ABSOLUTE, dipergunakan untuk counter yang cenderung me-reset nilai yang telah

diperoleh ketika dalam proses membaca input. Contoh dipergunakan untuk sesuatu

yang ingin dihitung seperti jumlah pesan sejak terakhir di-update.

2. Round Robin Archives (RRA), RRD menyimpan data ke dalam RRA.

Masing-masing RRA menyimpan sejumlah data dari semua data-source yang telah

didefinisikan. Data yang tersimpan juga harus dikonsolidasikan dengan salah satu

fungsi konsolidasi yang ada.

3. Interval waktu, default adalah tiap 300 detik.

4. Network Monitoring

Network Monitoring System menggambarkan sebuah sistem yang terus menerus

memonitor jaringan komputer sehingga jika terjadi gangguan dapat secepatnya melakukan

notifikasi kepada seorang network administrator atau system administrator. Sebagai contoh

untuk mengetahui status dari sebuah webserver, software monitoring secara periodik

mengirim request http; atau untuk email server, pesan tes di kirimkan melalui sebuah SMTP

untuk kemudian di ambil melalui IMAP ataupun POP3.

Yang biasa dijadikan variabel dalam NMS ini adalah waktu respon dan ketersediaan

(uptime), dan konsistensi serta reliability juga di perhatikan. Status request yang failure,

seperti ketika koneksi tidak bisa berhubungan (established), yang kemudian terputus, yang

kemudian sistem monitoring menghasilkan suatu pesan/notifikasi, notifikasi ini bermacam-

macam : sebuah alarm suara mungkin di kirimkan kepada seorang net/sys admin.

Network Monitoring penggunaan tool pencatatan dan analisis yang secara akurat

menentukan arus trafik, penggunaan, dan indikator kinerja di jaringan lainnya. Tool

monitoring yang baik memberi anda baik angka maupun representasi grafik dari kondisi

jaringan. Ini menolong anda untuk menvisualisasikan secara akurat apa yang terjadi, agar

Page 14: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

anda tahu di mana perlu dilakukan penyesuaian.

Ada beberapa keuntungan melakukan sistem monitor yang baik untuk jaringan anda:

1. Anggaran jaringan dan sumber daya di justifikasi. Tool monitor yang baik bisa

memperlihatkan tanpa ragu-ragu bahwa infrastruktur jaringan (bandwidth, hardware, dan

software) cocok dan bisa menangani kebutuhan pengguna jaringan.

2. Penyusup jaringan dideteksi dan disaring. Dengan menonton trafik jaringan anda, anda

bisa mendeteksi penyerang dan mencegah akses ke server dan layanan yang penting.

3. Virus jaringan dengan mudah dideteksi. Anda akan diberitahu akan adanya virus

jaringan, dan melakukan tindakan sebelum mereka memakan bandwidth Internet dan

mendestabilisasi jaringan anda.

4. Troubleshooting masalah jaringan sangat disederhanakan. Daripada mencoba untuk men-

debug masalah jaringan, anda dengan segera bisa diberitahukan mengenai masalah

spesifik. Beberapa masalah bahkan bisa diperbaiki secara otomatis.

5. Kinerja jaringan bisa sangat di optimisasi. Tanpa monitoring efektif, mustahil untuk

mengkonfigurasi alat dan protokol anda untuk mencapai kinerja yang terbaik.

6. Perencanaan kapasitas lebih mudah. Dengan catatan kinerja sejarah, anda tidak harus

"mengira-ngira" berapa banyak bandwidth yang anda perlukan sewaktu jaringan anda

bertambah besar.

7. Penggunaan jaringan secara layak bisa ditekankan. Ketika bandwidth adalah sumber

daya yang susah didapat, satu-satunya cara untuk menjadi adil kepada semua user adalah

menjamin kalau jaringan dipakai sesuai dengan maksudnya.

4.1 Tipe Tool Monitoring

Kita sekarang akan melihat beberapa kelas tool monitoring. Tool pendeteksi jaringan

memperhatikan beacon yang dikirim oleh akses point nirkabel, dan menampilkan informasi

seperti nama jaringan, kekuatan signal yang didapat, dan channel. Tool spot check di disain

untuk troubleshooting dan biasanya dikelola secara interaktif selama periode waktu yang

singkat. Program seperti ping mungkin dianggap sebagai tool spot check aktif, karena dia

mengeluarkan trafik dan melakukan polling ke mesin tertentu. Tool spot check pasif

termasuk protokol analyzer, yang memeriksa setiap paket di jaringan dan menyediakan

perincian secara detail mengenai percakapan jaringan (termasuk alamat sumber dan tujuan,

Page 15: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

informasi protokol, dan bahkan data aplikasi). Tool trending menjalankan monitor tanpa

operator dalam periode lama, dan biasanya menyiapkan hasil menjadi grafik. Tool monitor

realtime menjalankan monitor yang sama, tetapi segera memberitahu administrator jika

mereka mengetahui masalah. Tool penguji throughput memberitahu anda bandwidth

sebenarnya yang ada di antara dua ujung di jaringan. Tool Intrusion detection mengamati

trafik jaringan yang tidak diinginkan, dan mengambil keputusan yang tepat (biasanya

menolak akses dan/atau memberitahu seorang network administrator). Akhirnya, tool

benchmarking memperkirakan kinerja maksimum dari sebuah layanan atau sambungan

jaringan.

Tool monitor nirkabel yang paling sederhana hnya memberikan daftar jaringan yang

tersedia, di dampingi oleh informasi dasar (seperti kekuatan sinyal dan kanal). Mereka

memungkinkan anda mendeteksi jaringan yang dekat dengan cepat dan menentukan bila

mereka ada dalam jangkauan atau mengakibatkan gangguan.

Built-in client. Semua sistem operasi modern mempunyai built-in support untuk

jaringan nirkabel. Ini biasanya termasuk kemampuan untuk scan jaringan yang

tersedia, membantu user untuk memilih sebuah jaringan dari daftar. Hampir semua

alat nirkabel biasanya mempunyai alat scan sederhana, fungsi bisa berbeda di setiap

implementasi. Alat-alat ini biasanya hanya berguna untuk mengatur sebuah komputer

di konfigurasi rumah atau kantor. Mereka biasanya hanya menyediakan sedikit

informasi selain dari nama jaringan dan sinyal yang tersedia sampai dengan akses

point yang sedang dipakai.

Netstumbler (http://www.netstumbler.com/). Ini adalah tool yang paling populer

karena mendeteksi jaringan nirkabel menggunakan Microsoft Windows. Dia

mendukung beberapa jenis wireless card, dan sangat mudah digunakan. Dia akan

mendeteksi jaringan-jaringan yang terenkripsi dan yang terbuka, tetapi tidak bisa

mendeteksi jaringan-jaringan nirkabel “tertutup”. Dia juga menampilkan kekuatan

sinyal / noise dan menggambarkan sinyal yang di terima sebagai fungsi waktu. Dia

juga dapat berintegrasi dengan beberapa jenis GPS, untuk mencatatkan informasi

lokasi dan kekuatan sinyal secara tepat. Ini membuat Netstumbler menjadi sebuah alat

berguna untuk site survey informal.

Ministumbler (http://www.netstumbler.com/). Dari pembuat Netstumbler,

Ministumbler memberikan fungsi yang sama dengan versi Windows nya, tapi bekerja

Page 16: Monitoring Sistem Jaringan Komputer

di Pocket PC Ministumbler nyaman digunakan di handheld PDA dengan sebuah

wireless card untuk mendeteksi akses point.

Macstumbler (http://www.macstumbler.com/). Biarpun tidak terkait langsung dengan

Netstumbler, Macstumbler memberi banyak fungsi yang sama tetapi untuk platform

Mac OSX. Dia bekerja dengan semua Apple Airport cards.

Wellenreiter (http://www.wellenreiter.net/). Wellenreiter adalah sebuah pendeteksi

jaringan nirkabel grafik untuk Linux. Dia membutuhkan Perl dan GTK, dan

menyokong port Prism2, Lucent, dan Cisco wireless cards.