Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring...

50
1 Laporan Akhir Penelitian LAPORAN KEGIATAN Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan Tanaman Rakyat Oleh: IR. Hj. EMMY WINARNI, MS IR. DAMARIS PAYUNG, MS Hj. DINA NAEMAH, S.HUT, MP DIBIAYAI BOPTN (BIAYA OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI) DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NO SPK 778/UN8.1.24/SPK/2012 30 Nopember 2012 FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2012

Transcript of Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring...

Page 1: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

1

Laporan Akhir Penelitian

LAPORAN KEGIATAN

Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman

Pada Areal Hutan Tanaman Rakyat

Oleh:

IR. Hj. EMMY WINARNI, MS

IR. DAMARIS PAYUNG, MS

Hj. DINA NAEMAH, S.HUT, MP

DIBIAYAI BOPTN (BIAYA OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI)

DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN NO SPK

778/UN8.1.24/SPK/2012 30 Nopember 2012

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2012

Page 2: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

2

Laporan Akhir Penelitian

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

RINGKASAN .................................................................................................. iv

PRAKATA ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3

A. Kesehatan Hutan Dan Tanaman ........................................................ 3

A.1. Gangguna Karena Penyakit…………………………………… 5

A.2. Gangguan Serangga Hama…………………………………………. 7

A.3. Gangguan Gulma…………………………………………………… 8

A.4. Penggembalaan Ternak Dan Satwa Liar……………………… 10

A.5. Kebakaran Hutan………………………………………………... 10

A.6. Kerusakan Abiotik………………………………………………… 12

B. Tiga Jenis Tanaman Hutan Rakyat .................................................... 12

B.1. Karet (Hevea Braziliensis)……….………………………… 12

B.2. Mahoni (Swietenia macrophylla)……………………………… 14

B.3. Kayu Afrika ( Maesopsis eminii)…………..………………… 16

C. Keadaan Umum Lokasi Penelitian..................................................... 17

C.1. Letak Dan Luas ……………………..…….……………..… 17 C.2. Jenis Dan

Kesuburan Tanah……………….……………….. 18

C.3. Tipe Iklim Dan Curah Hujan…..………………………….… 18

C.4. Ketinggian Tempat Dan Topografi…………………………………. 19

Page 3: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

3

Laporan Akhir Penelitian

C.5. Sosial , Ekonomi Dan Budaya…….………………………….. 20

C.6. Kelembagaan Kelompok Tani………………………………………. 22

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ............................................ 24

IV. METODE PENELITIAN ......................................................................... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian………….……….……….….............. 25

B. Alat,Bahan dan Objek Penelitian…………………………………… 25

C. Metodologi………………………………………………………….. 26

D. Analisis Data………………………………………………………… 26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 30

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 39

A. Kesimpulan ........................................................................................ 39

B. Saran .................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 41

Page 4: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

4

Laporan Akhir Penelitian

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN

1. Judul : Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman

Pada Areal Hutan Tanaman Rakyat

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Ir. Hj. Emmy Winarni, MP

b. NIP : 195403301980032001

c. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Tk I/IV c

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

e. Fakultas/Jurusan : Kehutanan/Budidaya Hutan

f. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat

g. Alamat Kantor : Jl. A. Yani Km 36 Simpang Empat Banjarbaru

h. Telepon/Faks :0511- 4772290/0511-4772290

i. Alamat Rumah/Telpon : Jl. Taman Gembira Selatan No 4 Banjarbaru

3. Jumlah Peneliti : 3 (Tiga) Orang

4. Lokasi Penelitian : Desa Telaga Langsat Tanah Laut Kal-Sel

5. Masa Penelitian : 1 (satu) bulan

6. Biaya : Rp. 15.000.000 (Lima belas juta rupiah)

Banjarbaru, Desember 2012

Mengetahui,

Dekan, Ketua Peneliti,

Ir. Sunardi, MS Ir. Hj. Emmy Winarni, MS

NIP.195701121982031001 NIP. 195403301980032001

Menyetuji,

Ketua Lembaga Penelitian

Dr. Ahmad Alim Bachri,SE, M.Si

NIP.196712311995121002

Page 5: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

5

Laporan Akhir Penelitian

RINGKASAN

Penelitian ini berjudul Kandungan Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada

Hutan Tanaman Rakyat, dilakukan di desa Telaga Langsat Kecamatan Takisung Kabupaten

Tanah Laut Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab

kerusakan dan tipe kerusakan ketiga jenis tanaman tersebut yang ditanam secara

bersamaan pada satu areal dengan luasan kurang lebih 1 ha. Tujuan yang lain adalah untuk

mengetahui besarnya intensitas serangan baik hama maupun penyakit. Manfaat dari

penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan panduan bagi pengelola

khususnya dan para pihak umumnya dalam melaksanakan pengelolaan lahan mereka.

Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa intensitas kerusakan baik hama

maupun penyakit berkisar antara 11% - 28%, hal ini menunjukkan bahwa intensitas

serangan dalam kategori rendah, sehingga tidak perlu penangan yang terlalu khusus.

Bentuk serangan yang paling dominan ditemui adalah kerusakan pada bagian daun yang

disebabkan oleh tekanan dari faktor lingkungan. Penyebab kerusakan tertinggi brasal dari

tekanan lingkungan selain karena serangga dan gejala penyakit. Tipe kerusakan terbesar

ditunjukkan pada bagian daun. Kisaran besar kerusakan pada angka 20%-39%.

Dari tiga jenis tanaman yang diamati, tanaman karet mempunyai tingkat kerusakan

yang paling parah, hal ini disebabkan oleh umur tanaman yang relative masih muda seingga

masih memerlukan adaptasi di lapangan, sedangkan tanaman mahoni sudah tumbuh bagus

di lapangan. Kayu afrika menunjukkan pertumbuhan yang relatif baik hal ini ditunjukkan

oleh ukuran tinggi dan diameter serta kenampakan bagian dari tanaman tersebut seperti

daun, percabangan serta batangnya lebih segar dan sangat sedikit terlihat gejala serangan

baik hama maupun penyakit.

Page 6: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

6

Laporan Akhir Penelitian

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat

dan karunia-Nya jualah sehingga penelitian yang berjudul Monitoring Kesehatan

Tiga Jenis Tanaman Pada Hutan Tanaman Rakyat dapat diselesaikan tepat pada

waktu yang ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan

Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Teman-teman sejawat yang

membantu pekerjaan penelitian, Penyandang dana sehingga penelitian ini dapat

dilaksanakan serta rekan-rekan yang mendorong dan memotivasi penelitian ini,

semoga segala bantuan mendapat balasanNYA.

Segala bentuk kritik dan saran yang dapat menyempurnakan hasil penelitian

ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

berguna bagi kita semua. Aamiin.

Banjarbaru, Desember 2012

Ir. Hj. Emmy Winarni,MS

Page 7: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

7

Laporan Akhir Penelitian

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Penyebab

kerusakan…………………………………………………….. 27

2. Keadaan Tajuk…………………………….……………………………… 27

3. Bagian Pohon Yang Rusak………………………………………………. 28

4. Tipe Kerusakan .................................................................................. 28

5. Tingkat Keparahan…………………………………………….………. 29

6. Intensitas Kesehatan Tiga Jenis Tanaman……………………………….. 30

7. Kodefikasi penilaian tingkat kesehatan tanaman Karet…………….. 33

8. Kodefikasi penilaian tingkat kesehatan tanaman Mahoni……………….. 34

9. Kodefikasi penilaian tingkat kesehatan tanaman Kayu Afrika

(Maesopsis eminii)……………………………………………………….. 35

10. Penyebab dan Tipe Kerusakan Tiga jenis Tanaman………………………. 36

Page 8: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

8

Laporan Akhir Penelitian

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Skema lokasi kerusakan

pada tanam................………………………….. 26

2. Tanaman sehat (a) Kayu Afrika (b) Mahoni..…………………………… 31

3. Kerusakan di lapangan (a) Daun mengeriting, (b) Pembengkakan batang (c ) Karat daun…………………………………………………………… 32

4. Jalur Pengamatan Kesehatan Tanaman di Areal Hutan Tanaman Rakyat (Jalur 1 – 10)…………………………………………………………….. 37

5. Jalur Pengamatan Kesehatan Tanaman di Areal Hutan Tanaman Rakyat

(Jalur 11 – 17)…………………………………………………………… 38

Page 9: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

9

Laporan Akhir Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 1…….. 42

2. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 2.......... 44

3. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 3 .............. 46

4. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 4 …..… 47

5. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 5 .............. 48

6. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 6 ............. 50

7. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 7………… 52

8. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 8…………. 54

9. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 9…………. 56

10. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 10……….. 58

11. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 11……….. 60

12. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 12……….. 62

13. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 13……….. 64

14. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 14……….. 66

15. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 15……….. 68

16. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 16………. 70

17. Rekapitulasi Data Pengamatan Kesehatan Tanaman Jalur 17………. 72

18. Surat Tugas Dinas Penelitian………………………………………… 74

19. Dokumentasi Penelitian (Seminar)…………………………………... 75

Page 10: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

10

Laporan Akhir Penelitian

I. PENDAHULUAN

Tidak dipungkiri daerah Kalimantan Selatan khususnya keberadaan hutan

sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di

sekitar hutan. Mereka banyak menggantungkan hidupnya pada hasil yang dapat

diperoleh dari dalamnya. Seiring dengan pembukaan hutan yang dilakukan baik

secara legal maupun tidak, menyebabkan perlunya pengelolaan yang memperhatikan

kepentingan lingkungan dan masyarakat disekitarnya.

Pengelolaan hutan yang melibatkan peran serta masyarakat baik secara

perorangan atau kelompok untuk produksi diharapkan akan menjadi sebuah program

yang akan menyebabkan peningkatan pendapatan petani, menigkatkan pengelolaan

lahan-lahan yang tidak produktif dengan demikian juga akan mempercepat

rehabilitasi lahan. Keberhasilan pembangunan hutan tanaman rakyat tentunya tidak

terlepas dari peran pemerintah.

Dalam perjalananya tentu saja pengelolaan hutan tanaman rakyat mengalami

beberapa kendala yang berbeda pada tiap daerah seperti, kawasan yang ditetapkan

tidak selalu menjadi kepastian usaha, lokasi yang keliri sehingga tapak yang ada

tidak sesuai dengan pilihan jenis yang ditanam, kemampuan sumberdaya manusia

dalam pengelolaan, pembiayaan dan peralatan, kelembagaan serta serangan hama

dan penyakit.

Page 11: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

11

Laporan Akhir Penelitian

Perkembangan hama dan penyakit sangat bergantung pada kondi serta jenis

tanaman yang cepat tumbuh, homogen dan monokultur sehingga menimbulkan

kondisi yang tidak seimbang, hal ini biasanya terjadi pada tanaman monokultur.

Upaya mendapatkan pertumbuhan tanaman yang baik perlu dilakukan

perlindungan terhadap tanaman dari hama dan penyakit, kebakaran, penggembalaan

ternak dan pencurian hasil hutan. Pengelolaan hutan tanaman rakyat yang baik

diharapkan menjadi satu titik awal yang baik pula untuk pembangunan hutan di

Indonesia.

Berdasarkan beberapa kendala yang mungkin tersebut diatas maka dirasa

perlu untuk mengevaluasi kesehatan beberapa jenis tanaman yang sudah dikelola

pada hutan tanaman rakyat didaerah tanah laut Kalimantan Selatan.

Page 12: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

12

Laporan Akhir Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Hutan dan Tanaman

Hutan semakin banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

dalam perkembangan kehidupan dan peradaban manusia. Pemanfaatan hutan

dilakukan dengan cara dan intensitas yang sangat bervariasi, mulai dari pemanfaatan

yang tidak banyak mempengaruhi kondisi klimaks hutan sampai pada tidakan-

tindakan yang menimbulkan perubahan komposisi hutan yang sangat mencolok

Banyak faktor yang diketahui dapat menyebabkan kerusakan bagi hutan dan

tanaman penyusunnya. Kerusakan itu baik bisa dari lingkungan hutan yang ada yang

sangat berhubungan dengan faktor penyusunnya maupun berasal dari luar hutan itu

sendiri. Penyebab-penyebab kerusakan hutan dapat dikenali dan dievaluasi,

kemudian ditekan sedini mungkin sebelum kerusakan yang besar terjadi dan kondisi

menjadi semakin parah. (Sumardi, Widyaastuti, 2004).

Faktor-faktor penyebab kerusakan itu sendiri terdiri atas organisme hidup

atau faktor-faktor lingkungan fisik seperti :

1. Patogen

2. Serangan hama, serangga dan penyakit

3. Faktor lingkungan abiotik.

4. Tumbuhan Pengganggu

5. Kebakaran

Page 13: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

13

Laporan Akhir Penelitian

6. Satwa liar, penggembalaan ternak dan aktifitas manusia yang dapat merugikan

tanaman.

Dahulu program-program pengelolaan kesehatan berasumsi bahwa masalah

dianggap ada ketika agens kerusakan menimbulkan kerugian ekonomi yang berarti.

Program kesehatan diarahkan untuk menurunkan laju reproduksi dan meningkatkan

kematian organisme pengganggu tumbuhan dan dalam jangka panjang mengurangi

ledakan organisme tersebut. Dengan kata yang lain pengelolaan kesehatan hutan

secara modern adalah berusaha untuk mengendalikan kerusakan tetap di bawah

ambang ekonomi yang masih dapat diterima. Sehingga diperlukannya suatu

pengelolaan yang baik bagi tanaman.

Pengelolaan kesehatan tanaman yang efektif memerlukan kejelian terhadap

tanda dari organisme pengganggu tumbuhan tertentu yang dapat merugikan semua

pihak. Pengelolaan kesehatan tanaman bila perlakuan dilakukan sejak dini atau tepat

waktu akan dapat mengurangi ancaman kerusakan. Sehingga pengelolaan akan

memasukan beberapa parameter untuk dapat menjaga kesehatan tanaman dan kondisi

volume tegakan dan memastikan peremajaan tanaman sebelum pohon-pohon

mencapai masak tebang.

Tanaman dikatakan tidak sehat apabila tanaman itu tumbuh dalam keadaan

yang tertekan, ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan semai (anakan tanaman)

dalam keadaan tertekan bahkan mati seperti kekeringan, kekurangan unsur hara,

suhu yang terlalu tinggi, pencekikan pada batang akibat gulma, karena serangan

hama atau penyakit, dan api yang dapat menyebabkan kebakaran bagi hutan.

Page 14: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

14

Laporan Akhir Penelitian

Tanaman baik, jika tanaman sehat yakni tumbuh segar, batang lurus, tajuk rimbun,

tidak terserang hama dan penyakit.

Tanaman tidak baik, jika tanaman tidak sehat yakni tidak segar/pucat, batang

bengkok, tajuk kurus dan terserang hama dan penyakit.

Konsep penilaian kesehatan hutan menurut kerusakannya menilai kesehatan

hutan berdasarkan kesehatan pohon penyusunnya sedangkan konsep penilaian

kesehatan tanaman/pohon dipengaruhi oleh kerusakan yang terjadi pada pohon

tersebut. Kerusakan atau cacat yang dimaksud dalam penilaian ini adalah segala

macam kerusakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman itu selanjutnya.

Di mana tipe kerusakan biasanya sangat spesifik yang masing-masingnya

mempunyai nilai yang spesifik pula.

Kesadaran tentang pentingnya perlindungan dan pengelolan hutan baru

muncul ketika pembangunan hutan tanaman dilakukan dalam sekala besar. Masalah

perlindungan hutan tidak hanya dihadapkan dengan cara bagaimana mengatasi

krusakan pada saat terjadi, melainkan lebih diarahkan untuk mengenali dan

mengevaluasi semua sumber kerusakan yang potensial, agar kerusakan yang besar

dapat dihindari. Hutan sebagai suatu ekosistem seperti yang dikemukakan Sumardi

(2004), tidak hanya terdiri atas komunitas tumbuhan dan hewan semata, akan tetapi

meliputi juga keseluruhan intraksinya dengan faktor tempat tumbuh dan lingkungan.

A.1. Gangguan Karena Penyakit

Penyakit tanaman merupakan suatu perubahan dan penyimpangan dalam satu

atau lebih bagian dari rangkaian proses fisiologis penggunaan enregi yang

Page 15: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

15

Laporan Akhir Penelitian

mengakibatkan hilangnya koordinasi dalam tubuh inang. Termasuk didalamnya

gangguan dan kemunduran aktivitas seluler yang biasanya ditunjukan oleh perubahan

morfologi tanaman inang (Sumardi, 2004).

Tingkat kesehatan pohon atau kelompok pohon, pada setiap saat, pada

dasarnya merupakan hasil akhir intraksi antara pohon dengan faktor lingkungan

biotik dan abiotik yang saling bereaksi. Pada kondisi tertentu intraksi dengan faktor-

faktor lingkungan dapat menyebabkan kerusakan pohon penyusun hutan dan banyak

diantaranya berupa kerusakan fisiologis.

Proses penyakit didalam hutan tidak terbatas pada perkembangan patogen

dalam individu pohon sebagai inang, tetapi lebih kepada perkembangan dan

penyebaran patogen dari satu pohon ke pohon lain. Praktek budidaya termasuk

penyiapan tapak, penanaman, pemupukan, pembakaran, seleksi jenis dan sistem

penanaman dapat mempengaruhi perkembangan penyakit. Secar khusus tanaman

tahunan dan pohon-pohon hutan peka terhadap praktek-praktek silvikultur yang

mengubah keseimbangan ekosistem alami dan merusak profil kehutanan alami

(Widyastuti, 2005).

Page 16: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

16

Laporan Akhir Penelitian

A.2. Gangguan Serangga Hama

Hama tanaman adalah semua binatang yang dapat menimbulkan kerusakan

pada tegakan dan hsail hutan. Dalam kenyataannya sebagian besar hama perusak

hutan dan hasil hutan adalah binatang-binatang yang termasuk ke dalam golongan

serangga karena hampir 90% jumlahnya dibandingkan dengan hama yang lain

(Sindusuwarno, 1981)

Kerusakan hutan dapat terjadi oleh adanya aktifitas berbagai serangga yang

hidup di dalamnya dan memanfaatkan tanaman hutan sebagai tempat

berkembangbiak dan sumber makanan. Tinggi rendahnya derajat kerusakan yang

dapat ditimbulkan oleh serangga perusak di tentukan oleh jumlah individunya.

Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh suatu hama pada suatu pohon atau tegakan

hutan dapat digolongkan menjadi kerusakan langsung dan kerusakan tidak langsung

Populasi serangga hama yang merusak tidak timbul dengan sendirinya,

merupakan akibat dari hasil intraksi antara populasi itu dengan berbagai unsur dan

faktor yang ada dilingkungan, maupun adanya tindakan yang dilakukan oleh manusia

yang tidak berasal dari dalam lingkungan hama (Untung, 1993).

Pembagian hama hutan berdasarkan bagian tanaman yang diserang adalah :

a. Serangga Perusak Daun (Defoliating Insect)

Page 17: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

17

Laporan Akhir Penelitian

b. Serangga Pengebor Kulit (Inner Dark Boring Insect)

c. Serangga Penghisap Cairan Pohon (Sap Sucking Insect)

d. Serangga Perusak Anakan (Seedling Insect)

e. Serangga Pengebor Batang Pohon dan Kayu (Wood Boring Insect)

f. Serangga Perusak Akar (Root Insect)

g. Serangga Perusak Pucuk dan Cabang (Bud and Twig Insect)

A.3. Gangguan Gulma

Jenis-jenis penyusun vegetasi yang tidak di inginkan dan merupakan

tumbuhan pengganggu bagi tanaman pokok melalui kompetisi pada umumnya

disebut gulma. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak pada tempatnya dan

melakukan kompetisi dengan tanaman pokok atau tumbuhan yang nilai negatifnya

melebihi nilai fositifnya (Nasif dan Pratiwi, 1989).

Aspek yang penting dalam manipulasi suksesi ekosistem hutan adalah

pengelolaan intraksi antar tanaman yang diusahakan dengan tanaman yang tidak

diusahakan. Persaingan antar tanaman tersebut meliputi persaingan mendapatkan

cahaya, nutrisi, air dan ruang. Gulma bersaing untuk hidup dengan lingkungannya

baik diatas maupun di bawah tanah (Moenandir, 1988)

Menurut Tjitrosoedirdjo (1984) perubahan-perubahan yang dilakukan

manusia/iklim menyebabkan ekosistem lebih peka terhdap kerusakan yang

ditimbulkan oleh jasat pengganggu. Perubahan-perubahan atau pengaturan sendiri

gulma ditentukan oleh banyak faktor seperti :

Page 18: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

18

Laporan Akhir Penelitian

a. Karakteristik gulma

b. Faktor lingkungan

c. Aktivitas manusia

Gulma yang terdapat pada dataran tinggi, relatif berbeda dengan gulma yang

ada di dataran rendah. Pada dataran tinggi bertambahnya keanekaragaman jenis,

tidak diikuti dengan penambahan individunya, sedangkan pada dataran rendah

jumlah individu bertambah tidak diikuti dengan penambahan jumlah jenis.

Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh gulma adalah sebagai berikut :

a. Pohon/tanaman tertekan pertumbuhannya

b. Perubahan bentuk (tajuk/batang)

c. Pohon/tanaman mati

d. Jumlah tegakan menurun.

Kelompok gulma yang ada dihutan antara lain :

b. Liana, merupakan kelompok tanaman merambat dan menjalar keatas pada pohon

serta merupakan ciri khas pada beberapa ekosistem hutan didaerah tropik dan

daerah iklim sedang.

c. Pencekik, secara umum pencekik dikatakan sebagai tanaman hemi-epifit atau

semi-hefipit. Jenis tumbuh-tumbuhan ini hidup dengan cara mengandalkan

tumbuhan lain untuk mendapatkan nutrisi.

d. Gulma penutup tanah, terjadi karena adanya pertumbuhan tumbuhan bawah yang

cepat sehingga menyebabkan terjadinya kompetisi hidup antara tumbuhan bawah

dengan tanaman yang ditanam. Gulma penutup tanah akan tumbuh lebih baik

pada sistem tanam dengan tajuk terbuka.

Page 19: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

19

Laporan Akhir Penelitian

A.4. Penggembalaan Ternak dan Satwa Liar

Sebagaimana Manusia, ternak juga memerlukan makanan dalam

mempertahankan kehidupannya. Potensi makanan ternak diluar kawasan hutan dan

lahan pertanian di dapat dari limbah hasil pertanian.

Derajat kerusakan yang di derita hutan tergantung pada jenis serta jumlah

ternak, intensitas penggembalaan dan jenis pohon penyusun hutan. Menurut

Suratmo (1980) kerugian yang disebabkan oleh kegiatan penggembalaan dalam

kawasan hutan adalah :

a. Kerusakan terhadap tanah hutan

b. Kerusakan pada tanaman muda

c. Kerusakan pada tanaman yang sudah melewati masa muda.

Dalam tinggkat populasi normal margasatwa tidak menimbulkan kerusakan

ekosistem hutan yang berarti dibandingkan penyebab kerusakan yang lain, bahkan

dapat memberikan keuntungan. Apabila populasi margasatwa tersebut berlebihan,

maka akan menimbulkan kerusakan dalam ekosistem hutan.

A.5. Kebakaran Hutan

Kebakaran merupakan faktor ekologi potensial yang mempengaruhi hampir

seluruh ekosistem daratan, walaupun hanya terjadi pada frekwensi yang sangat

jarang. Kerusakan yang berlangsung selama kebakaran hutan bersifat eksposif yang

artinya terjadi dalam waktu relatif cepat pada areal yang luas (Purhowaseso 2004).

Page 20: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

20

Laporan Akhir Penelitian

Pengaruh api terhadap ekosistem dipengaruhi oleh frekwensi, intensitas dan tipe

kebakaran yang terjadi serta kondisi lingkungan.

Kebakaran dalam hutan dapat terjadi bila tersedia tiga komponen yaitu bahan

bakar yang potensial, oksigen atau udara dan penyalaan api. Apabila kondisi

memungkinkan terjadinya kebakran, maka dikenal tiga tipe kebakaran hutan yaitu

api permukaan, api tajuk dan api dalam tanah.

Menurut Suratmo (2003) hal - hal yang spesifik tentang kebakaran hutan

adalah:

a. Mengkonsumsi mineral kayu karena api merupakan alat yang paling mudah,

murah dan cepat dalam melenyapkan kayu dan material tanaman dengan potensi

yang sangat besar.

b. Panas api menyebabkan matinya tanaman hidup/hewan karena terbakar/luka,

serta tanah akan kena dampaknya

c. Menghasilkan abu mineral sisa hasil pembakaran yang berdampak terhadap

kesuburan tanah

Pengaruh kebakaran hutan sangat bervariasi, pengaruh kebakaran hutan yang

merugikan adalah :

a. kerusakan vegetasi

b. Kerusakan tanah hutan

c. Kerusakan margasatwa

d. kerusakan ekosistem

Page 21: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

21

Laporan Akhir Penelitian

e. kerusakan lain yang merugikan

A.6. Kerusakan Abiotik

Hutan dikatakan sakit apabila pohon yang ada didalamnya mengalami

tekanan secara terus menerus oleh faktor biotik atau oleh faktor abiotik (fisik/kimia)

lingkungan. Kelangkaan atau ketersediaan faktor abiotik yang berlebihan dapat

menyebabkan penyimpangan atau kerusakan pertumbuhan tanaman. Lingkungan

abiotik juga dapat mempengaruhi interaksi faktor biotik dengan tanaman penyusun

hutan

Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, apabila tidak

terdapat satu hara tanaman maka kegiatan metabolisme akan terganggu/berhenti

sama sekali. Apabila tanaman kekurangan/kelebihan hara akan menunjukkan gejala

pada organ tertentu yang spesifik (Rosmarkam, 2002). Banyak bahan kimiawi yang

oleh karena sifat senyawanya atau tingkat konsentrasinya dapat menyebabkan

kerusakan terhadap pohon-pohon penyusun hutan.

Suhu rata-rata tinggi tanpa adanya musim dingin, selalu lembab dan curah

hujan tinggi. Merupakan karakteristik iklim daerah tropis Karakteristik tersebut

menyebabkan proses penguraian dan mineralisasi berlangsung cepat. Pada hutan

tanaman yang dibangun pada lahan-lahan marginal dengan jenis eksotik maka faktor

iklim atau tempat tumbuh dapat merupakan pembatas bagi pertumbuhan tanaman.

B. Tiga Jenis Tanaman Hutan Rakyat

B.1. Karet (Hevea braziliensis)

Page 22: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

22

Laporan Akhir Penelitian

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada

awalnya hanya tumbuh di daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad

18 mulai dilakukan penanaman di daerah India namun tidak berhasil. Lalu

dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya

termasuk tanah Jawa. Pohon karet dibudidayakan dengan tujuan utamanya

untuk diambil getahnya sebagai bahan utama karet, hingga sekarang.

Pohon karet bisa tumbuh hingga ketinggian 30 meter dan akan mulai

diambil getahnya pada umur 5-6 tahun. Secara ekonomis kayu karet sangat

efisien karena hanya akan ditebang dan dijadikan bahan baku industri

furniture ketika sudah tidak menghasilkan karet. Setelah berumur 25 tahun

pohon karet tidak lagi menghasilkan 'latex' sehingga sudah saatnya harus

ditebang dan digantikan dengan pohon baru.

Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah

atau dipotong. Ketika sudah mulai mengering akan berubah sedikit

kecoklatan. Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal

dengan kayu teras. Bisa dikatakan hampir tidak terdapat kayu teras pada

rubberwood.

Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan

densitas antara 435-625 kg/m3 dalam level kekeringan kayu 12%. Dengan

sistem kiln dry konvensional, pengeringan kayu karet terhitung cepat dengan

jarak waktu antara 10-14 hari. Tidak terdapat banyak masalah pada kayu

melengkung sejauh penyusunan kayu di dalam KD teratur dengan baik.

Page 23: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

23

Laporan Akhir Penelitian

Secara keseluruhan, penyusutan kayu karet terhitung kecil, di bawah 2%

terutama pada arah Radialnya.

Kayu karet banyak digunakan sebagai bahan baku furniture di dalam

ruangan terutama furniture di ruang dapur, top table, kitchen set, peralatan

dapur misalnya tatakan pisau, alat masak dan kursi makan sangat cocok

menggunakan bahan baku kayu karet. Oleh karena itu kebanyakan produsen

peralatan dapur memiliki stok kayu karet yang sangat besar. Dengan kondisi

minimnya kayu teras pada kayu karet, penanganan jenis kayu ini harus hati-

hati dan tepat waktu. Sangat penting sebagai sebuah proses utama pada kayu

karet adalah dengan melakukan pengawetan menggunakan bahan kimia agar

menghindarkan kayu karet dari blue stain atau serangga pemakan kayu. Oleh

karena itulah setelah penebangan, kayu karet harus segera direndam atau

diawetkan dengan bahan kimia tertentu (dikenal dengan nama Borax) agar

terhindar dari jamur dan serangga.

B.2. Mahoni (Swietenia macrophylla)

Mahoni adalah anggota suku Meliaceae. Mahoni termasuk pohon

besar dengan tinggi pohon mencapai 35-40 m dan diameter mencapai 125 cm.

Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna

cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang

berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua,

beralur dan mengelupas setelah tua. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7

tahun. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat

lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon

Page 24: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

24

Laporan Akhir Penelitian

pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Baratini, dapat tumbuh subur

bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69%

sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah

tangkapan air. Buah mahoni memiliki zat bernama flavonolds dan saponins.

]Flavonolds sendiri dikenal berguna untuk melancarkan peredaran darah

sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran

darah disarankan memakai buah ini sebagai obat. Khasiat flavonolds ini juga

bisa untuk mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah,

mengurangi rasa sakit, pendarahan dan bertindak sebagai antioksidan untuk

menyingkirkan radikal bebas.

Sejak 20 tahun terakhir ini, tanaman mahoni mulai dibudidayakan

karena kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas

kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran

dan kerajinan tangan. Pemanfaatan lain dari tanaman mahoni adalah kulitnya

dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit

mahoni akan menjadi kuning dan tidak mudah luntur. Sedangkan getah

mahoni yang disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku

lem, dan daun mahoni untuk pakan ternak.

Mahoni dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat dengan

pantai dan menyukai tempat yang cukup sinar matahari langsung.Tanaman ini

termasuk jenis tanaman yang mampu bertahan hidup di tanah gersang

sekalipun. Syarat lokasi untuk budi daya mahoni diantaranya adalah

Page 25: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

25

Laporan Akhir Penelitian

ketinggian lahan maksimum 1.500 meter dpl, curah hujan 1.524-5.085

mm/tahun, dan suhu udara 11-36 C. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mahoni)

B.3. Kayu Afrika ( Maesopsis eminii)

Kayu Afrika dikenal dengan nama lokal pohon paying, musizi . Tumbuh

alami di Afrika dari Kenya sampai Liberia antara 8°LU dan 6°LS, kebanyakan

ditemukandi hutan tinggi dalam ekozona antara hutan dansabana. Merupakan

jenis suksesi yang tumbuhpada areal hutan yang terganggu ekosistemnya.Mulai

ditanam di Asia Tenggara dan AmerikaTengah. Pada sebaran alami, jenis ini

tumbuh didataran rendah sampai hutan sub pegunungansampai ketinggian 1.800

m dpl. Pada pertanaman, biasanya ditanam di dataran rendah dan tumbuh baik

pada ketinggian 600 - 900 m dpl. Menyukai daerah dengan curah hujan 1.200 -

3.600mm/tahun dengan musim kering sampai 4 bulan. Menyukai solum tanah

dalam dengan drainase baik, namun dapat tumbuh pada solum tipis asalkan

terdapat air cukup.

Pohon meranggas, tinggi mencapai 45 m dengan bebas cabang 2/3 tinggi

total. Kulit batang abuabu pucat, beralur dalam, kulit dalam merah tua. Daun

sederhana, duduk daun saling berhadapan, panjang 6 - 15 cm dengan tepi daun

bergerigi. Tandan terdiri banyak bunga, sepanjang ketiak daun, panjang 1 - 5 cm.

Bunga kecil, berkelamin ganda, mahkota putih kekuningan.

Merupakan jenis pohon cepat tumbuh dan serbaguna berkekuatan sedang

sampai kuat, untuk konstruksi, kotak, dan tiang. Banyak ditanam untuk sumber

kayu bakar. Daunnya digunakan untuk pakan ternak karena kandungan bahan

keringnya mencapai 35% dan dapat dicerna dengan baik oleh ternak. Pulp dari

jenis ini sebanding dengan pulp sebagai jenis kayu keras umumnya. Pada pola

Page 26: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

26

Laporan Akhir Penelitian

agroforestry ditanam sebagai penaung coklat, kopi, kapulaga dan teh, juga

ditanam untuk pengendali erosi. Walaupun merupakan koloni yang agresif di

areal semak dan areal terganggu di hutan, jenis ini kurang dapat bersaing dengan

alang-alang tingg.

Pembungaan dan pembuahan dimulai ketika pohon berumur 4 - 5 tahun.

Panen benih berlimpah setiap tahun. Di Uganda, pembuahan terjadi bulan April –

Agustus, di Tanzania bulan Juni – Nopember dengan puncak berbuah bulan Juli

– Agustus. Pertanaman di Malaysia berbunga dua kali, yaitu bulan Februari –

Mei dan Agustus – September. Benih akan masak 2 bulan setelah pembungaan.

Buah disebarkan oleh burung, monyet dan binatang pengerat.

(www.dephut.go.id/.../RRL/.../Maesopsis_eminii.pd)

C. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

C.1. Letak dan Luas

Lokasi yang diusulkan menjadi areal hutan kemasyarakatan adalah Desa

Telaga Langsat yang terletak di Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut. Desa

Telaga Langsat memiliki luas 2559,5 Ha. Desa Telaga Langsat berjarak 25 Km dari

ibukota kabupaten Tanah Laut dengan waktu tempuh ± 1 jam. Keseluruhan areal

rencana hutan kemasyarakatan terletak pada kawasan hutan lindung.

Secara administrasi, Desa Telaga Langsat berbatasan:

Sebelah Utara dengan Desa Takisung dan Gunung Makmur

Sebelah timur dengan Desa Panyipatan, Kec. Panyipatan

Sebelah Selatan dengan Desa Kuala Tambangan, Kec. Panyipatan

Sebelah Barat dengan Laut Jawa

Page 27: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

27

Laporan Akhir Penelitian

C.2. Jenis dan Kesuburan Tanah

Berdasarkan Peta Tanah Propinsi Kalimantan Selatan Skala 1 : 500.000 dan hasil

survey lapangan, Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Tanah Laut adalah termasuk

jenis tanah podsolik merah kuning, tekstur lempung berpasir dan termasuk tipe tanah

ultisol, dengan tingkat kesuburan tanah sedang.

Berdasarkan hasil analisa dan pengamatan di lapangan menunjukan bahwa

tingkat kerusakan tanah termasuk kategori kritis, hal ini apabila tidak ditangani

secara cepat dan professional akan membahayakan kehidupan alam baik hayati

maupun hewani.

C.3. Tipe Iklim dan Curah Hujan

Berdasarkan curah hujan bulanan selama 10 tahun terakhir (1997- 2006) yang

diambil dari pengamatan alat pengukur curah hujan Stasiun Curah Hujan Bati-bati,

bahwa rata-rata bulan basah terjadi sebanyak 84 bulan atau rata-rata 8,4 bulan dan

rata-rata bulan kering terjadi sebanyak 15 bulan atau rata-rata 1,5 bulan, sehingga

nilai Q atau perbandingan antara bulan kering dengan bulan basah adalah sebesar

0,179. Dari tabel nilai Q yang telah dikembangkan oleh Scmidt dan Fergusson

bahwa Wilayah Desa Telaga Langsat termasuk tipe iklim B dengan klasifikasi Basah

karena nilai Q Ratio berada pada kisaran antara 0,143 < Q < 0,333.

Pada sebagian wilayah ini terdapat kawasan hutan lindung seluas 400 Ha, dengan

Curah Hujan Tahunan 200-300 mm/th, dengan rata-rata hari hujan 8 bulan.

Temperature 30oC. Kelembaban 20 % Dalam kawasan hutan lindung hasil hutan

bukan kayu yang dapat dimanfatkan antara lain damar, rotan, sarang burung, getah

Page 28: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

28

Laporan Akhir Penelitian

karet, madu lebah, dan lain-lain. Selain itu kondisi hutan di wilayah desa Telaga

Langsat masih baik, sehingga diharapkan dngan adanya kegiatan hutan

kemasyarakatan, pendapatan masyarakat dapat meningkat serta kelestarian hutan

dapat terjaga.

C.4. Ketinggian Tempat dan Topografi

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari BAKOSURTANAL,

lokasi berada pada ketinggian antara 25 sampai 153 meter di atas permukaan laut.

Sedangkan keadaan topografi di wilayah ini pada umumnya adalah datar, karena

wilayah ini merupakan wilayah bagian hilir yang sudah berdekatan dengan laut.

Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Skala 1 : 50.000 Edisi I Tahun

1991 oleh Bokusrtanal Cibinong-Bogor, serta didukung hasil survey lapangan

didapati bahwa pada Desa Telaga Langsat bertofogrfi relatif datar sampai berbukit .

Secara garis besar ketinggian tempat antara 14 meter sampai dengan 123 meter dari

permukaan laut. Dengan bentang wilayah yang didominasi oleh perbukitan.

Analisis jenis tanah dilakukan berdasarkan hasil analisa data sekunder dan Peta

Jenis Tanah. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa jenis tanah di wilayah di

Desa Telaga Langsat pada umumnya didominasi oleh tanah jenis ultisol dengan

tingkat kesuburan tanah sedang, peka terhadap erosi, dan kedalaman effektif

(ketebalan solum) antara 30 hingga 60 cm.

Berdasarkan Peta Fungsi Kawasan Propinsi Kalimantan Selatan bahwa wilayah

Desa Telaga Langsat termasuk kawasan APL, kawasan hutan lindung dan fungsi

kawasan Walaupun di wilayah ini terdapat fungsi kawasan berstatus dalam kawasan

Page 29: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

29

Laporan Akhir Penelitian

hutan, namun kenyataan di lapangan bahwa kawasan tersebut telah terdapat

pemukiman masyarakat, perladangan, maupun aktivitas lainnya.

Berdasarkan curah hujan bulanan selama 10 tahun terakhir (1997 – 2007) yang

diambil dari Stasiun Klimatologi Pelaihari diketahui bahwa rata-rata bulan basah

terjadi sebanyak 85 bulan atau rata-rata 8,5 bulan dan rata-rata bulan kering terjadi

sebanyak 19 bulan atau rata-rata 1,9 bulan, sehingga nilai Q atau perbandingan

antara bulan kering dengan bulan basah adalah sebesar 0,223. Dari tabel nilai Q

yang telah dikembangkan oleh Scmidt dan Ferguson bahwa Wilayah di desa Telaga

Langsat termasuk kedalam tipe iklim B dengan klasifikasi Basah.

C.5. Sosial Ekonomi dan Budaya

Desa Telaga Langsat berpenduduk 1275 jiwa dengan 671 jiwa laki-laki dan

604 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk di desa tersebut adalah 1,49 jiwa/Km2

dengan tingkat pendidikan yang cukup beragam yaitu 354 jiwa tamatan SD, 218 jiwa

tamatan SMP, 218 jiwa tamatan SMA, dan 58 jiwa sarjana. Adapun mata

pencaharian penduduk Desa Telaga Langsat adalah TNI/PNS, wiraswasta, petani,

pedagang, dan pertukangan dan jasa.

Secara umum sebagian penduduk adalah sebagai petani. Dengan demikian

ada hubungan yang sangat erat antara manusia dan alam khususnya tanah.

Ketergantungan penduduk terhadap tanah inilah yang menjadikan seluruh upaya

Rehabilitasi Hutan dan Lahan ini menjadi penting. Seperti kita ketahui bahwa

kemampuan sumber daya alam berproduksi itu terbatas, bahkan pada jenis-jenis

tanah tertentu kurang menghasilkan, di lain pihak sering manusia memaksanakan

Page 30: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

30

Laporan Akhir Penelitian

kehendaknya untuk memenuhi kebutuhannya. Kontradiktif yang demikianlah yang

menjadikan permasalahan semakin rumit. Dengan mayoritas penduduk sebagai

petani/pekebun menunjukkan bahwa ekonomi masyarakat lebih banyak bergeak dan

tergantung pada lahan. Sehingga tekanan penduduk terhadap lahan cukup tinggi.

Dengan Kegiatan Hutan Kemyarakatan diharapkan mayarakat dapat memanfaatkan

kawasan hutan, dan menjadikannya sebagai salah satu tempat untuk bercocok tanam

dan memanfaatkan kawasan hutan.

Pemerintahan Desa di Desa Telaga Langsatdi pimpin oleh seorang Kepala

Desa (saat ini bernama pembekal Yamani Agus). Dalam menjalankan tugasnya

pembekel dibantu oleh seorang wakil dan beberapa orang kepala urusan, yaitu

Kepala Urusan Pemerintahan, Umum, dan Pembangunan. Namun dalam aksinya

dalam rangka menjalankan roda pemerintahan, maka lurah selalu aktif bekerjasama

dengan RW (Rukun Warga) dan RT (Rukun Tetangga) se Desa Telaga Langsat .

Kegiatan Pemerintahan Desa berjalan cukup baik, organisasi kemasyarakatan seperti

LMD. Untuk Calon Pengelola (HKm) adalah kelompok Tani telah dibentuk dan di

Kukuhkan oleh Kepala Desa. Masyarakat Desa Telaga Langsat secara umum

beragama Islam, dengan penduduk mayoritas didominasi oleh banjar, dan

masyarakat Trans dari Jawa.

Perkembangan ekonomi suatu wilayah akan sangat tergantung pada (1)

potensi pengembangan lahan dan kemampuan lingkungan, (2) potensi sumberdaya

manusia dan (3) potensi dan kapasitas sarana dan prasarana wilayah. Melihat pada

profil desa seperti tersebut di atas dapat kita lihat bahwa dari aspek perekonomian

ketergantungan masyarakat Desa terhadap lahan/tanah sangat tinggi. Kondisi

semacam itu menjadi potensi kerawanan bagi keberadaan dan daya dukung

Page 31: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

31

Laporan Akhir Penelitian

lingkungan mengingat jumlah angkatan kerja yang terus meningkat tanpa dibarengi

dengan ketersediaan lapangan kerja baru.

Secara umum kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana perekonomian di

desa belum cukup baik dan memadai. Sarana kegiatan ekonomi angkutan,

pertokoan, industri rumah tangga, bahan bangunan, warung kelontong, usaha

pertenakan, perikanan dan perkebunan belum mendukung kegiatan perekonomian di

Desa Telaga Langsat . Disamping itun kualitas SDM masih relatif Sedang.

Ketersediaan Sekolah berupa 2 Sekolah Dasar dan 1 Sekolah Menengah Pertama.

Secara umum masyarakat berpendidikan Menengah kebawah, meskipun sudah ada

yang lulusan Perguruan Tinggi dan SMU.

Tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan dan lingkungan di wilayah ini

masih kurang baik. Sarana dan prasarana air bersih sudah cukup baik

C.6. Kelembagaan Kelompok Tani

Kelembagaan kelompok tani telah ada karena sebelumnya telah ada

program-program kehutanan seperti Seed for People yang dilaksanakan oleh BPTH

Kalimantan. Namun saat ini kurang aktif mengingat masih minimnya bantuan dan

kegiatan yang dapat mendorong aktivitas kelompok Tani. Untuk Itu dalam

pengusulan Hutan Kemasyarakatn telah dilakukan fasilitasi pembentukan kelompok

dan pengembangan kelompok, penyusunan proposal permohonan Hutan

Kemasyarakatan.

Kelembagaan Kelompok Tani yang siap untuk melaksankan hutan

kemasyarakatan adalah Kelompok Tani “BINA BERSAMA” yang dibentuk pada

Page 32: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

32

Laporan Akhir Penelitian

Bulan Februari 2011 dengan difasilitasi penyuluh kehutanan, Dinas Kehutanan Kab.

Tanah Laut dan Fakultas Kehutanan Unlam. Tenaga Penyuluh Kehutanan dari

BP4K Tanah Laut untuk Kecamatan Takisung telah ada satu orang termasuk

ditugaskan di wilayah Desa Telaga Langsat.

Page 33: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

33

Laporan Akhir Penelitian

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan

tanaman dalam hal :

1. Penyebab kerusakan tanaman karet, mahoni dan kayu afrika pada areal hutan

tanaman rakyat

2. Tipe kerusakan tanaman tanaman karet, mahoni dan kayu afrika pada areal

hutan tanaman rakyat

3. Persentase serangan hama dan penyakit pada ketiga jenis tanaman tersebut

berdasarkan jumlah tanaman yang diamati.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi para

pengelola dan pelaku hutan tanaman rakyat terkait tentang dalam rangka menjaga

kesehatan tanaman, serta memberikan informasi kepada pengelola hutan tanaman

padaumumnya.

Page 34: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

34

Laporan Akhir Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal Hutan Tanaman Rakyat di desa Telaga

Langsat Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Waktu penelitian selama satu

bulan mulai awal bulan Desember sampai dengan akhir Desember 2012, meliputi

pengumpulan data, pengolahan dan penyusunan laporan penelitian.

B. Alat, Bahan dan Objek Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Alat tulis menulis untuk mencatat data

2) Kalkulator

3) Peta lokasi.

4) Kamera sebagai alat dokumentasi

5) Piban

6) GPS

7) Galah

8) Thally sheet

9) Binokuler

Selain menggunakan peralatan tersebut penelitian ini memerlukan beberapa

orang tenaga bantu.

Page 35: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

35

Laporan Akhir Penelitian

Objek penelitian ini adalah tiga jenis tanaman yang terdapat pada Hutan

Tanaman Rakyat yaitu Mahoni, Kayu Afrika dan Karet.

C. Metodologi

Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : Data Primer dan data

sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung ke

lokasi penanaman. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan

semua data yang ada dalam kriteria dan standar hasil penilaian tanaman menurut

standar baku dari Environmental Monitoring and Assessment Program. EMAP

Center International (1995). Dalam data primer ini termasuk data pengukuran tinggi

dan diameter tanaman. Pengambilan data sekunder diperoleh dari instansi terkait,

termasuk di dalamnya data-data mengenai lokasi, iklim, dan curah hujan.

D. Analisis Data.

Cara penilaian tanaman adalah dengan menggunakan kodefikasi menurut

standar Environmental Monitoring and Assessment Program (EMAP).

D. Keterangan : 1. Akar

E. 2. Akar dengn batang

bawah

F. 3. Batang bawah

G. 4. Batang atas dan bawah

H. 5. Batang atas

I. 6. Batang tajuk

7. Cabang

8. Tunas & Pucuk

9. Daun

Gambar 1. Skema lokasi kerusakan pada tanam

Page 36: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

36

Laporan Akhir Penelitian

Dengan Kodefikasi Penilaian pada tabel berikut :

Tabel 1. Penyebab Kerusakan

Kode Keterangan

001

100

210

200

300

400

500

600

700

800

999

Mati

Serangga

Luka

Penyakit

Api

Binatang

Cuaca

Persaingan tumbuhan

Kegiatan manusia

Tidak diketahui penyebabnya

Selain kriteria yang sudah ada.

Tabel 2. Keadaan Tajuk

Kode Keterangan

1

2

3

80 - 100% Tajuk dipenuhi daun

21 - 79% Daun normal

1 - 20% Tajuk dan keadaan daun normal.

Page 37: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

37

Laporan Akhir Penelitian

Tabel 3. Bagian Pohon Yang Rusak

Kode Keterangan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Tidak terjadi kerusakan

Akar

Akar dan batang sebelum cabang

Akar dan batang sampai cabang pertama

Batang bawah

Batang atas

Batang dalam tajuk

Cabang

Pucuk

Daun

Tabel 4. Tipe Kerusakan

Kode Keterangan

01

02

03

04

11

12

13

21

22

23

24

25

31

Kanker

Tubuh buah jamur

Luka

Gomusis

Batang atau akar patah

Tunas air

Akar patah lebih dari 0,9 m

Pucuk mati

Patah dan mati

Tunas air berlebihan

Daun Rusak

Perubahan warna daun

Kerusakan lain.

Page 38: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

38

Laporan Akhir Penelitian

Tabel 5. Tingkat Keparahan

Kode Keterangan

2

3

4

5

6

7

8

9

20 – 29%

30 – 39%

40 – 49%

50 – 59%

60 – 69%

70 – 79%

80 - 89%

90 – 99%

Setelah semua data-data didapatkan, barulah diadakan suatu perbandingan

dengan kodefikasi nilai penting kerusakan tanaman yang terjadi ditentukan oleh jenis

kerusakan yang dinilai pada bagian tanaman kemudian akan dimasukkan dalam tally

sheet hasil penilaian kesehatan tanaman sesuai dengan kriteria penilaian standar

Environmental Monitoring and Assessment Program EMAP (1995). Jadi semua data

yang diperlukan dalam penelitian ini baik itu data primer maupun data sekunder akan

dianalisa secara deskriptif dengan mengikuti standar penilaian baku.

Page 39: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

39

Laporan Akhir Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan di areal Hutan tanaman rakyat dengan luasan

kurang lebih 1 ha terdiri dari banyak tanaman berkayu dan tan juga tanaman

pertanian sebagai campuran seperti kacang tanah dan terong. Tanaman berkayu yang

diamati dalam penelitian ini adalah Karet (Hevea brazilensis) sebanyak 324 pohon,

Kayu Afrika (Maesopsis eminii) sebanyak 30 pohon dan Mahoni (Swietenia

macrophylla) sebanyak 409 pohon. Jumlah keseluruhan tanaman yang diamati

sebanyak 763 pohon.

Tabel 6. Intensitas Kesehatan Tiga Jenis Tanaman

No Jenis

Tanaman

Jumlah

Tanaman

Serangan

Hama

Serangan

Penyakit

Intensitas

Serangan (%)

1 Karet 324 86 90 26,5 – 27,8

2 Mahoni 409 110 70 26,9 – 17,1

3 Kayu Afrika 30 0 0 0

Total 763

Dari tabel tersebut diatas intensitas serangan lebih banyak berasal dari hama

dibandingkan penyakit, namun demikian serangan secara keseluruhan masih dapat

ditoleransi karena tidak mencapai angka yang terlalu tinggi sebagian kerusakan yang

lain seperti warna daun kecokelatan dan beberapa ranting yang patah, lebih

diakibatkan oleh kondisi ekstrim lingkungan seperti sinar matahari dan asupan hara.

Beberapa tanaman mati pada saat dijumpai akan tetapi jumlahnya cukup kecil yaitu

13 tanaman untuk karet dan 4 tanaman mahoni .

Page 40: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

40

Laporan Akhir Penelitian

Beberapa bentuk kerusakan terbesar ditemui pada bagian daun berupa warna

kecokelatan, berlubang, menggulung sedangkan pada bagian tanaman yang ditemui

luka pada batang, ranting patah dan pada tanaman karet ada gejala membengkak

pada batang kemungkinan besar akan menyebabkan gall atau pembusukan.

(a) (b)

Gambar 2. Tanaman sehat (a) Kayu Afrika (b) Mahoni

Pertumbuhan tanaman disebabkan oleh faktor genetik yang bersifat tetap dan

faktor lingkungan yang selalu berubah-ubah. Faktor pertama biasanya disebut faktor

dalam (internal), sedangkan faktor kedua disebut faktor luar (eksternal). Kedua

faktor pertumbuhan ini secara bersama-sama sangat efektif mempengaruhi

kehidupan suatu masyarakat tumbuhan. (Soekotjo, 1976). Hal inilah yang sangat

mempengaruhi kesehatan tanaman. Apabila kedua faktor tersebut tidak dipenuhi

maka bisa terjadi beberapa gejala kerusakan yang pada akhirnya bisa menyebabkan

tanaman mati.

Page 41: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

41

Laporan Akhir Penelitian

(a)

(b)

(c )

Gambar 3. Kerusakan di lapangan (a) Daun mengeriting, (b) Pembengkakan batang

(c ) Karat daun

Page 42: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

42

Laporan Akhir Penelitian

Dari beberapa gejala yang diamati dilapangan kemudian dimasukkan

kedalam bentuk penggolongan yang meliputi penyebab kerusakan dan tipe kerusakan

yang ada serta mencoba melihat tingkat keparahan dari beberapa kerusakan tersebut.

Tabel 7. Kodefikasi penilaian tingkat kesehatan tanaman Karet (Hevea braziliensis)

Rangking 1 2 3 4 5

Penyebab kerusakan 500 100 200 210 001

Keadaan tajuk 3 2 1 - -

Bagian pohon yang rusak 9 7 6 0 -

Tipe kerusakan 24 25 22 03 -

Tingkat keparahan 2 3 4 5 9

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penyebab kerusakan tertinggi pada

Jenis Karet disebabkan oleh faktor abiotik seperti cuaca yang bisa berupa intensitas

penyinaran, iklim, suhu dan lain-lain bisa juga disebabkan oleh tindak pemeliharaan

seperti penyiraman dan pemupukan. Menurut Dwijoseputro (1990), faktor-faktor

yang mempengaruhi perkembangan pertumbuhan pada tingkat semai adalah :

1. Cahaya: energi yang diperlukan oleh tumbuhan untuk mengadakan fotosintesis

hanya 0,5 % - 2 % saja dari jumlah energi sinar yang tersedia, tergantung pada

kualitas (panjang gelombang), intensitas dan waktu penyinaran

2. Air: banyaknya air yang dipakai untuk pertumbuhan relatif kecil, biasanya

kurang dari 5 % dari jumlah total air yang diserap. Fungsi air untuk

pertumbuhan tanaman antara lain sebagai bahan pembangun, pelarut, pengisi

dan bahan transpirasi

Page 43: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

43

Laporan Akhir Penelitian

3. Nutrisi: suplai nutrisi mineral sangat penting bagi pertumbuhan tanaman yang

sempurna. Menurut kebutuhannya dapat diklasifikasikan atas elemen yang

dibutuhkan dalam jumlah banyak (unsur hara makro), yaitu C, H, O, N, P, K, S,

Mg dan Ca, sedangkan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (Unsur hara

mikro), yaitu Fe, B, Cu, Zn, Mo, Mn dan Cl

4. Temperatur: mempengaruhi pertumbuhan karena efeknya terhadap semua

aktifitas metabolisme seperti translokasi, respirasi, pembangunan protoplasma

baru dan bahan dinding sel.

Tabel 8. Kodefikasi penilaian tingkat kesehatan tanaman Mahoni

Rangking 1 2 3

Penyebab kerusakan 500 100 200

Keadaan tajuk 2 1 -

Bagian pohon yang rusak 9 6 7

Tipe kerusakan 25 24 03

Tingkat keparahan 2 3 -

Dari hasil penilaian kesehatan tanaman Mahoni, penyebab kerusakan selain

faktor abiotik lingkungan juga beberapa disebabkan oleh serangga dan gejala

penyakit, keadaan tajuknya sudah cukup bagus hal ini dipengaruhi oleh masa

adaptasi sejak penanaman. Tipe kerusakan terbesar masih disekitar daun baik, bolong

karena serangga maupun beberapa menunjukkan gejala karat pada daun yang bisa

jadi disebabkan karena kekurangan unsure hara tertentu.

Perlu difahami bahwa jika ditemui gejala penyakit sebaiknya perlu perhatian

khusus, karena kemungkinan bisa berkembang menjadi epidemi. Proses penyakit

Page 44: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

44

Laporan Akhir Penelitian

didalam hutan tidak terbatas pada perkembangan patogen dalam individu pohon

sebagai inang, tetapi lebih kepada perkembangan dan penyebaran patogen dari satu

pohon ke pohon lain. Praktek budidaya termasuk penyiapan tapak, penanaman,

pemupukan, pembakaran, seleksi jenis dan sistem penanaman dapat mempengaruhi

perkembangan penyakit. Secar khusus tanaman tahunan dan pohon-pohon hutan

peka terhadap praktek-praktek silvikultur yang mengubah keseimbangan ekosistem

alami dan merusak profil kehutanan alami (Widyastuti, 2005).

Tabel 9. Kodefikasi penilaian tingkat kesehatan tanaman Kayu Afrika

(Maesopsis eminii)

Rangking 1 2

Penyebab kerusakan 500 -

Keadaan tajuk 1 -

Bagian pohon yang rusak 9 -

Tipe kerusakan 25 24

Tingkat keparahan 2 -

Jenis kayu Afrika ini sudah sangat adaptif di lapangan, sehingga baik

penyebab maupun tipe kerusakan hampir tidak ditemui kecuali bagian daun yang

sedikit membercak tetapi dalam tingkat keparahan yang sangat rendah, hal ini tidak

akan banyak berpengaruh pada pertumbuhannya. Kerusakan ini bisa disebabkan

karena masa regenerasi pada bagian tersebut.

Secara keseluruhan dari ketiga jenis yang diamati maka jenis tanaman karet

cukup memprihatinkan karena penyebab maupun tipe kerusakan sangat bervariasi

sehingga jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan gagalnya pertumbuhan jenis ini,

Page 45: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

45

Laporan Akhir Penelitian

meskipun jumlah kematian jenis ini hanya berjumlah 13 tanaman dari 324 tidak

mengkhawatirkan namun gejala kerusakan yang ada cukup parah.

Secara garis besar penyebab dan tipe kerusakan yang diamati pada tiga jeni

tanaman dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 10. Penyebab dan Tipe Kerusakan Tiga jenis Tanaman

No Kategori

Pengamatan

Jumlah Tanaman

Karet Mahoni Kayu Afrika

1 Sehat 63 131 29

2 Gejala Penyakit 90 70 -

3 Serangga 86 110 -

4 Stress Lingkungan 120 192 1

5 Mati 13 4 -

Dari pengamatan, tidak ada penyebab kerusakan yang berasal dari persaingan

pertumbuhan satu dan lainnya meskipun tanaman ditanam secara campuran dan

dipadukan dengan tanaman pertanian lainnya seperti kacang tanah, terong dan

jagung ( Gambar 4 dan 5). Hal ini menunjukkan bahwa tanaman campuran tidak

menyebabkan cepatnya berkembang penyebab penyakit yang sudah ada dilapangan.

Page 46: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

46

Laporan Akhir Penelitian

Gambar 4. Jalur Pengamatan Kesehatan Tanaman di Areal Hutan Tanaman Rakyat

(Jalur 1 – 10)

Page 47: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

47

Laporan Akhir Penelitian

Gambar 5. Jalur Pengamatan Kesehatan Tanaman di Areal Hutan Tanaman Rakyat

(Jalur 11 – 17)

Page 48: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

48

Laporan Akhir Penelitian

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan di lapangan dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1) Penyebab kerusakan utama pada tanaman karet, mahoni dan kayu

afrika adalah stress lingkungan yang berakibat terhadap kerusakan

daun dengan gejala yang beragam seperti daun berkarat kecokelatan,

menggulung, keriting dan berubah warna

2) Tipe kerusakan yang terdapat pada karet, mahoni dan kayu afrika

tertinggi adalah pada daun, meskipun dalam tingkat keparahan yang

rendah

3) Intensitas Kerusakan karena serangga (hama) berturut-turut adalah

Karet, 26,5 %; Mahoni 26,9 %; sedangkan intensitas serangan

penyakit pada tanaman karet 27,8 % dan mahoni 17,1 %.

B. Saran

Sebaiknya kegiatan pemantauan kesehatan tanaman dilakukan secara rutin

sehingga penyebab kerusakan dapat diamati secara lebih terarah kepada

organisme pengganggunya. Pemantauan kesehatan tanaman sebaiknya

menjadi program yang harus disertakan dalam setiap bentuk pengelolaan

lahan.

Page 49: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

49

Laporan Akhir Penelitian

40

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A.L. 1997. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.

Center Research Triangle Park Internasional Revision. 1995. Forest Health

Monitoring Field Methods Guide. Us. Environmental Protection Agency

Departemen Kehutanan Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

2003. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL).

Banjarbaru.

Dwijoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Pohon. PT. Gramedia, Jakarta.

Martawijaya. 1972. Atlas Kayu Indonesia. Badan Penelitian dan pengembangan

Hutan. Depatemen Kehutanan Bogor.

Moenandir, Jody. 1988. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Rajawali Press.

Jakarta

Nasif, M., Pratiwi. 1989. Teknik Pengendalian Gulma Mahoni (Swetenia

macrophylla). Informasi Teknis No. 18 1981. Pusat penelitian dan

Pengembangan Hutan. Bogor.

Setyamidjaja, Djoehana. 1993. Karet Budidaya dan Pengelolaan. Penerbit

Kanisius, Jakarta.

Soekotjo. 1976. Silvika. Proyek Pendekatan/Pengembangan Perguruan Tinggi.

Sumardi, S.M, Widiaastuti. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Gadjah Mada

University.

Suratmo, F.G, Dkk. 2003. Pengendalian Kebakaran Hutan. Fakultas Kehutanan

IPB. Bogor.

Suratmo, G. 1980. Forest Protection (Ilmu Perlindungan Hutan). Pusat Pendidikan

Cepu. Cepu

Tjitrosoedirdjo, S, Dkk. 1984. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Gramedia.

Jakarta.

Widyastuti, S.M, Dkk. 2005. Patologi Hutan. Gajah Mada University Press.

Yogyakarta

Page 50: Monitoring Kesehatan Tiga Jenis Tanaman Pada Areal Hutan ...eprints.ulm.ac.id/157/1/Monitoring Kesehatan Tanaman .pdf · TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ... Dari pengamatan yang dilakukan

50

Laporan Akhir Penelitian