Moekarto PENGUJIAN Teknologi Pembuatan BC Kain17!10!2011
-
Upload
moekarto-moeliono-annom -
Category
Documents
-
view
144 -
download
0
Transcript of Moekarto PENGUJIAN Teknologi Pembuatan BC Kain17!10!2011
PERTENUNAN (WEAVING)
Moekarto Moeliono
JENIS KAIN Kain Tenun (Woven Fabric) :
Dibentuk oleh SILANGAN anyaman
anyaman benang (BENANG LUSI DAN
PAKAN TEGAK LURUS)
Kain Rajut (Knitting Fabric)
Dibentuk oleh LENGKUNG Jeratan
jeratan benang (RAJUT PAKAN DAN
RAJUT LUSI)
Kain Kempa (Non Woven) Dibentuk oleh
lapisan-lapisan serat
JENIS KAIN
Kain Tenun Kain Rajut
Kain Kempa (Non Woven)
Kain Tenun terdiri dari benang-benang sejajar dan searah dengan pinggir kain dan benag-benang yang melintang.
Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut benang lusi.
Benang-benang yang melintang disebut benang pakan.
Penyilangan antara benang lusi dan benang pakan dihasilkan kain tenun
KAIN TENUN
TEKNOLOGI PERTENUNAN (WEAVING)
Definisi :
Pertenunan (Weaving) adalah metode pembuatan kain melalui proses silangan antara benang lusi dan benang pakan.
Prinsip Pertenunan :
1. Pembukaan mulut lusi, yaitu proses menaikan atau menurunkan sebagian benang lusi.
2. Pemasukan benang pakan, yaitu proses memasukkan benang pakan ke dalam mulut lusi.
3. Pengetekan benang pakan, yaitu proses merapatkan benang pakan.
ATBM (CONTOH)
Bill-C reation-Loom.flv
ANIMASI
PROSES PERTENUNAN
1. Persiapan Pertenunan (Weaving
Preparation)
2. Pertenunan (Weaving Process)
PERSIAPAN PERTENUNAN
Tujuan :
1. Memperbaiki sejauh mungkin kualitas
benang, sehingga dalam proses
pertenunan tidak mengalami kesulitan.
2. Membuat gulungan benang yang
sesuai dengan persyaratan proses
selanjutnya, baik dalam bentuk
maupun volumenya.
Pada umumnya proses persiapan
pertenunan meliputi :
1. Proses Pengelosan (Winding)
2. Proses Perangkapan (Doubling)
3. Proses Penggintiran (Twisting)
4. Proses Penghanian (Warping)
5. Proses Pencucukan (Drawing-in)
6. Proses Pemaletan (Pirn Rewinding)
Persiapan Pertenunan
Proses Pengelosan (Winding)
Proses Perangkapan (Doubling)
Proses Penggintiran (Twisting)
Proses Penggintiran (Twisting)
Urutan Proses Pertenunan
Bahan Baku
Pengelosan Pengelosan
Perangkapan Pemaletan
Penggintiran
Penghanian
Pencucukan
Pertenunan
Benang Lusi Benang Pakan
Mutu Benang :
Keseragaman Nomor Benang
Keseragaman Twist Benang
Kekuatan Tarik
Grade
Kerataan
Bahan Baku (Benang)
Penomoran Benang Penomoran Benang Tidak Langsung
(Makin besar diameter benang/makin kasar, makin kecil nomornya)
Macamnya : Ne (1, 2, 3, dan 4) dan Nm
Ne1 20 artinya benang tersebut tiap pound
panjangnya 20 hanks (1 Hank = 840 yards
= 768 meter dan 1 pound = 453,6 gram)
Nm 50 artinya benang tersebut 1 gram
panjangnya 50 meter
Bahan Baku (Benang)
Ne1 = Panjang Benang (hanks)/Berat Benang (pound)
Nm = Panjang Benang (meter)/Berat Benang (gram)
Penomoran Benang Penomoran Benang Langsung
(Makin kecil diameter benang/makin halus, makin kecil nomornya)
Macamnya : Tex dan Td (D)
100 Tex artinya benang tersebut tiap
1.000 meter, beratnya 100 gram.
150 D artinya benang tersebut tiap 9.000
meter, beratnya 150 gram.
Bahan Baku (Benang)
Tex = 1000 x Berat (gram)/Panjang (meter)
Td = 9000 x Berat (gram)/Panjang (meter)
Tujuan :
1. Penggulungan Benang dalam bentuk
kelosan.
2. Memperbaiki mutu benang yang akan
diproses, yang meliputi : kekuatan,
kerataan, kebersihan dan sambungan-
sambungan yang kurang baik.
3. Memperbaiki gulungan benang.
4. Meningkatkan efisiensi produksi.
PROSES PENGELOSAN
Mesin Kelos (Winding Mc.)
MESIN KELOS
Tujuan :
1. Merangkap benang sesuai dengan
kebutuhan proses selanjutnya
2. Mempersiapkan benang yang akan
diproses gintir (twisting)
Pada dasarnya dalam proses perangkapan,
baik mesin yang digunakan maupun
prosesnya sama dengan proses pengelosan.
Hanya pada proses perangkapan benang
yang disuapkan lebih dari satu helai.
PROSES PERANGKAPAN
Proses penggintiran adalah merangkap beberapa helai benang yang kemudian diberi puntiran (twist) yang tertentu untuk setiap panjang tertentu
TPC : Twist per cm TPI : Twist per Inchi TPM : Twist per meter
Tujuan dari proses penggintiran adalah untuk meningkatkan mutu dan kenampakan (oerformance) dari benang maupun kain yang ditenun dari benang tersebut, yang meliputi :
- Keseimbangan puntiran - Kekuatan tarik - Tahan gosok - Efek hias - Kilau kain - Efek garis keper (pada hasil desain tenun)
PROSES PENGGINTIRAN
Macam Proses Penggintiran :
1. Penggintiran Turun (Down Twisting)
2. Penggintiran Naik (Up Twisting)
3. TFO
Proses Penggintiran
Penggintiran Turun
(Down Twisting)
Keterangan :
1. Rak kelos
2. Bar Penahan
3. Rol Penyuap
4. Lapet
5. Bobbin
6. Spindel
7. Tin Rol
8. Pita Spindel
9. Ring Rail
10. Traveler
Penggintiran Naik
(Up Twisting)
Keterangan :
1. Tin Rol
2. Pita Spindel
3. Spindel
4. Bobbin Cakra
5. Lapet
6. Traverse
7. Penggulung Benang
Penggintiran TFO
CONTOH BENANG HIAS
Tujuan :
Menggulung benang ke dalam boom
lusi/tenun, yaitu boom yang dipasang
pada mesin tenun, dengan gulungan
yang sejajar.
PROSES PENGHANIAN
Hasil Penghanian yang Baik : 1. Benang yang digulung harus sama panjang
2. Letak benang-benang yang digulung harus sejajar.
3. Benang yang digulung pada beam tenun tidak boleh terlalu penuh.
4. Lebar benang pada beam tenun harus lebih lebar dari lebar sisir.
5. Panjang benang harus lebih panjang dari panjang kain yang akan ditenun.
6. Permukaan benang pada beam tenun harus rata.
7. Cakra Beam tidak boleh miring.
Proses Penghanian
Macam Alat Penghanian
1. Alat Hani Tangan
2. Mesin Hani Seksional
3. Mesin Hani Lebar
Proses Penghanian
1
2
3
5 6 7 8
9
4
Proses Penghanian
Skema Mesin Hani Seksional
Keterangan :
1. Rak Kelosan benang 6. Rol Pengantar
2. Rol Pengantar 7. Tambur
3. Sisir Silangan 8. Rol Pengatur Tegangan
4. Sisir Hani 9. Beam tenun
5. Pengukur Panjang Hanian
Proses Penghanian
Contoh Gbr. Mesin Hani Lebar
Benang dalam boom tenun sebelum
ditenun diperlukan proses pencucukan.
Yang termasuk proses pencucukan,
antara lain :
- Memasukkan benang lusi pada gun-gun.
- Memasukkan benang lusi pada sisir tenun.
- Memasukkan benang lusi pada dropper
(alat penjaga lusi putus).
PROSES PENCUCUKAN
Pencucukan dengan Mesin
Proses Pencucukan
PENYAMBUNGAN BENANG LUSI
TANGAN
ALAT
PORTABLE
ELEMENT
MESIN
Tujuan :
Menggulung kembali benang-benang
dari bentuk untaian, bentuk bobin
kerucut atau silinder lainnya, menjadi
bentuk bobin pakan atau palet (pirn).
PROSES PEMALETAN
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Makin panjang benang yang dapat
digulung pada palet dalam ukuran
tertentu, makin baik karena
meningkatkan efesiensi.
2. Harus dapat memilih macam palet yang
sesuai dengan macam teropong yang
dipakai
Proses Pemaletan
Posisi Penggulungan
Proses Pemaletan
KONSEP PERTENUNAN
Gerakan Primer
&
Gerakan Sekunder
Gerakan Primer
Pembukaan Mulut Lusi
(Shedding Motion)
Peluncuran Benang Pakan
(Picking Motion)
Pengetekan
(Beating Motion)
MEKANISASI
Pembukaan Mulut Lusi
(Shedding Motion)
ROL
DOBBY JACQUARD
(M DAN E)
BENTUK MULUT LUSI
MULUT ATAS
MULUT BAWAH
MULUT ATAS - BAWAH
Peluncuran Benang Pakan
(Picking Motion)
TEROPONG (SHUTTLE)
TANPA TEROPONG
(SHUTTLELESS)
ATBM DAN ATM
ATM :
GRIPPER
RAPIER (FLEXIBLE DAN RIGID)
PROJECTILE
AIR JET LOOM
WATER JET LOOM
Pengetekan (Beating Motion)
MULUT TERTUTUP
MULUT TERBUKA
MULUT BERSILANG
Gerakan Sekunder
Penguluran Lusi
(Let - off Motion)
Penggulungan Kain
(Take - up Motion)
Bagian-bagian Mesin Tenun Shuttle (Teropong) dan Terjadinya Tenunan
Keterangan :
1. Boom Lusi
2. Boom Kain
3. Poros Utama
4. Rangka Gun
5. Rol kerekan
6. Injakan
7. Lade
8. Poros Lade
9. Benang Lusi
10.Kain Tenunan
11. Teropong
1
5
4
3
2
6
7
8
9 10
11
SKEMATIS PEMBUKAAN MULUT LUSI
PCW V.4.1/SILVER
Kontruksi & Anyaman
1. Nomor benang
2. Tetal benang Jumlah benang per satuan panjang
– Tetal lusi – Tetal pakan
Kontruksi Kain Tenun
3. Anyaman
- Anyaman Polos
- Anyaman Keper
- Anyaman Satin
BESAR PRODUKSI
• TERUTAMA KECEPATAN MOTOR
MESIN (RPM) ATM
• TETAL LUSI ATAU PAKAN
• NOMOR BENANG
• JENIS ANYAMAN
PRODUKSI MESIN TENUN
(PER 8 JAM EFEKTIF)
• PRODUKSI ATBM (2 - 5 KG)
• ATM shuttle (5 - 10 KG )
• MESIN MODERN (Shuttleless)
(DIATAS 10 KG)