Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

54

Click here to load reader

Transcript of Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Page 1: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

BUKU PANDUAN SELAYANG PANDANGPENGEMBANGAN PRODUK PERAJUTAN

(PAKAN DAN LUSI)(Edisi Revisi 1 - 2012)

Moekarto Moeliono

BALAI BESAR TEKSTIL - PDDCKEMENTRIAN PERINDUSTRIAN

BANDUNG2012

Page 2: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

BAB IPENDAHULUAN

A. SEJARAH PERAJUTAN

Perajutan merupakan salah satu cabang teknologi tersendiri yang berdiri

sejajar dengan teknologi pembuatan kain lainnya, dan secara umum klasifikasi jenis

kain dapat dibagi sebagai berikut :

1. Kain tenun (woven fabric) yang dibentuk oleh anyaman-anyaman benang

2. Kain rajut (knitted fabric) yang dibentuk oleh jeratan-jeratan benang dan

3. Kain yang tidak termasuk kedua jenis kain di atas yaitu kain non woven (non

woven fabric). Kain ini pada dasarnya dibentuk oleh suatu lapisan serat-serat

tekstil yang dikempa.

Sejarah perajutan telah dimulai sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

Merajut pertama kali dilakukan oleh kaum pria di Jazirah Arab, Timur Tengah.

Adapun tujuannya adalah untuk membuat permadani yang diperdagangkan oleh

para pedagang Arab. Keterampilan merajut berikut hasil akhirnya yaitu permadani

kemudian disebar ke berbagai belahan dunia. Di Asia pada awalnya dikenal di

daerah Tibet, sedangkan untuk Eropa mulai dikenal di Spanyol kemudian ke daerah

pelabuhan di wilayah Mediterania. Selanjutnya oleh bangsa Spanyol, keterampilan

merajut tersebut disebar ke wilayah Eropa lainnya. Lambat laun karena ada

kolonisasi Eropa di berbagai wilayah dunia, keterampilan ini menyebar hingga ke

Amerika, Afrika, dan Asia.

Merajut dan merenda disebarluaskan di Indonesia oleh bangsa Belanda,

sehingga lebih sering dikenal dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut).

Saat ini kegiatan merajut, yang tadinya pekerjaan kaum pria, banyak diminati kaum

wanita, dimana pekerjaan merajut pada umumnya dilakukan dengan cara membuat

jeratan-jeratan benang yang terangkai satu sama lain, hingga membentuk kain.

Peralatan yang digunakanpun masih sangat sederhana. Pada mulanya

pekerjaan ini dilakukan cukup dengan bantuan dua batang kayu, bambu atau besi

yang bentuknya bulat kecil sepanjang kira-kira 40 cm (breien). Perkembangan

selanjutnya ialah menggunakan sepotong batang bulat kecil yang pada salah satu

ujungnya mempunyai kain sedang bagian tengahnya berbentuk pipih (hakken).

Dengan gerakan-gerakan tertentu yang cukup sederhana, alat-alat ini digerakkan

dengan tangan, mengambil benang dan selanjutnya membentuknya menjadi jeratan.

1

Page 3: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Gambar 1. Merajut dengan TanganRajut Tangan.flv Hand Knitting by Hands on Learning 4 All.com.flv

Gambar 2. Merajut dengan Alat Bantu (Breien)

Mesin rajut pertama diciptakan pada abad ke 16 di Inggris oleh William Lee.

Sebagai pembentuk jeratan, mesin ini menggunakan jarum yang bergerak naik turun

mengambil benang dan membentuknya menjadi lengkung jeratan (stitch/loop). Alat

ini kemudian berkembang ke negara lain dan semakin mendapatkan

perbaikan/penyempurnaan hingga saat ini kita kenal ada berbagai jenis mesin rajut.

B. ISTILAH DAN PENGERTIAN

Baik kain tenun maupun kain rajut, keduanya terbuat dari benang yang

masing-masing diproses dengan cara yang berbeda sehingga membentuk kain.

Sebagai pembanding dengan kain rajut, maka kain tenun merupakan pembanding

yang paling tepat mengingat bahwa keduanya dibuat dari bahan yang sama yaitu

benang.

Kain tenun merupakan kain yang terbentuk dari benang-benang yang berasal

dari dua arah yaitu, dari arah panjang kain, disebut benang lusi (warp yarn) dan arah

lebar kain yang disebut benang pakan (weft yarn). Benang-benang ini saling

menganyam satu sama lain dan letak benang-benang relatif lurus, sehingga secara

teori benang lusi dan pakan saling tegak lurus. Anyaman pada kain tenun dapat

dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Anyaman Pada Kain Tenun

Sedangkan kain rajut, adalah kain yang dibentuk oleh jeratan-jeratan benang

yang bersambung satu sama lain yang dapat terdiri dari satu macam benang atau

2

Page 4: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

lebih dan dapat searah dengan lebar kain atau searah dengan panjang kain. Letak

jeratan-jeratan ini selalu teratur dan merupakan suatu deretan, yang dapat dilihat

pada Gambar 4 berikut ini.

Course dan Wale

Gambar 4. Jeratan Pada Kain Rajut

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam perajutan diantaranya adalah :

- Course (Deret Jeratan) adalah suatu deret jeratan rajut ke arah lebar kain

- Wale (Baris Jeratan) adalah suatu deret jeratan ke arah panjang kain

- Knit adalah jeratan yang terjadi apabila sebuah jarum dalam satu periode

gerakan akan mengambil benang baru dan melepaskan benang lama

- Tuck adalah jeratan yang terjadi apabila sebuah jarum dapat mengambil benang

baru tetapi tidak dapat melepaskan jeratan lama yang telah terbentuk

sebelumnya

- Welt/Float/Miss adalah jeratan yang terjadi apabila suatu jarum menahan jeratan

lama, tetapi tidak naik mengambil benang baru

Gambar 5. Jenis Jeratan Pada Kain Rajut03. Knit Tuck Float.flv - MOEK.flv

- Jeratan kanan (face loop) adalah jeratan yang posisinya berada di atas atau di

depan jeratan sebelumnya

- Jeratan kiri (back loop) adalah jeratan yang posisinya berada di bawah atau di

belakang jeratan sebelumnya (pada wale yang sama) yang dapat dilihat pada

Gambar 6 berikut ini.

3

course

wale

knit welttuck

Page 5: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Gambar 6. Jeratan Kanan (Face Loop) dan Jeratan Kiri (Back Loop)

- Single knit , adalah kain rajut yang dihasilkan oleh satu kelompok susunan jarum.

Kain yang dihasilkan biasanya adalah kain ringan.

- Double knit , adalah kain rajut yang dihasilkan oleh dua kelompok susunan jarum

yang saling berhadapan. Kain yang dihasilkan lebih tebal dan lebih berat

dibandingkan dengan kain single knit

- Technical Face adalah bagian luar dari kain berbentuk pipa yang dihasilkan oleh

Mesin Rajut Bundar. Bagian tersebut dapat pula menjadi bagian luar dari

pakaian jadi yang dibuat dari kain tersebut

- Technical Back adalah bagian dalam dari kain berbentuk pipa yang dihasilkan

oleh Mesin Rajut Bundar. Bagian tersebut dapat pula menjadi bagian dalam dari

pakaian jadi yang dibuat dari kain tersebut

- Inlay Stitch adalah kombinasi antara jeratan welt/float dan tuck. Pada anyaman

inlay 3x1, berarti terdapat tiga jarum melakukan welt/float dan satu melakukan

jarum tuck. Biasanya digunakan pada pembuatan kain handuk.

- Jersey Fabric adalah konstruksi dasar kain single knit (kain T-shirt) dengan

tampilan huruf “V” kecil pada permukaan depan dan deret jeratan course yang

bergelombang pada permukaan belakang (permukaan kain depan dan belakang

berbeda).

- Rib Fabric adalah kain double knit yang menarik beberapa baris jeratan (wales)

ke depan dan yang lainnya ke belakang untuk memberikan kesan menonjol. Kain

rib memiliki kelenturan yang lebih tinggi dibandingkan jenis anyaman lainnya dan

kain ini biasanya digunakan untuk pinggiran pakaian, dan produk pakaian yang

ketat (permukaan kain depan dan belakang sama).

- Interlock Fabric (double rib fabric) adalah kain rajut yang dibuat dengan

persyaratan dua helai benang harus disuapkan untuk membuat satu deret jeratan

(course). Kain rajut pada permukaan depan dan belakang tampak halus. Jarum-

jarum tertentu dapat didorong keluar untuk memberi kesan jarang.

4

Jeratan kanan Jeratan kiri

Page 6: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

- Lacoste Fabric adalah konfigurasi jeratan asli yang digunakan kaos Lacoste.

Motif tuck menghasilkan motif seperti sarang lebah madu kecil pada permukaan

belakang kain rajut (technical back), yang digunakan sebagai bagian muka pada

pakaian jadinya.

- Pique Fabric adalah kombinasi dari jeratan knit dan tuck yang memberikan

penampilan motif berlian kecil pada permukaan kain. Kain ini adalah kain yang

popular digunakan untuk kaos berkerah.

C. PENJELASAN SINGKAT

Karena konstruksi kain rajut sangat jauh berbeda dengan kain tenun, maka

sifat-sifatnyapun jelas sangat berbeda. Salah satu sifat yang paling menonjol

perbedaannya ialah elastisitas dan kestabilan dimensi kain. Kain tenun memiliki

elastisitas yang sangat rendah namun stabilitas dimensi kain yang tinggi. Hal ini

terutama disebabkan oleh karena letak benang pada kain tenun relatif lurus, dan

kerapatan benang membatasi kemungkinan bergesernya benang meskipun

mendapat beban/gaya tarikan.

Kain rajut memiliki elastisitas yang sangat tinggi, namun stabilitas dimensinya

sangat rendah, terutama pada kain rajut polos (plain). Hal ini disebabkan konstruksi

kain rajut yang berbentuk jeratan/lengkungan, adanya suatu beban/tarikan masih

memungkinkan terjadinya perubahan jeratan. Disamping itu, benang satu sama lain

tidak padat seperti pada kain tenun dan antara jeratan satu dengan lainnya sama

sekali tidak terdapat ikatan mati. Pada kain rajut polos (plain) tidak terdapat satupun

ikatan antara jeratan satu dengan berikutnya, sehingga masing-masing jeratan masih

dapat bergeser dari jeratan berikutnya atau sebelumnya.

Sehubungan dengan sifat elastisitas dan stabilitas kain rajut, maka

penggunaannya harus disesuaikan dengan sifat-sifat tersebut. Untuk penggunaan

yang memerlukan elastisitas yang tinggi maka kain rajut akan jauh lebih baik dari

pada kain tenun, misalnya untuk pakaian dalam, atau pakaian yang melekat pada

tubuh, kaos kaki dan Iain-lain. Tetapi untuk penggunaan yang memerlukan

kestabilan kain yang tinggi, maka penggunaan kain tenun akan jauh lebih baik dari

pada kain rajut, misalnya untuk kain kemeja, tirai jendela (vitrace), sarung dan lain-

lain.

Apabila dibandingkan dengan kain rajut pakan, kain rajut lusi mempunyai sifat

elastisitas yang lebih rendah namun stabilitas dimensi kain yang lebih tinggi. Sifat

kain rajut lusi sudah mendekati sifat kain tenun. Hal ini karena pada kain rajut lusi

(warp knit) letak dan arah benang-benang relatif lebih lurus dari pada kain rajut

pakan. Karena itu penggunaan kain rajut lusi lebih luas dari pada kain rajut pakan,

5

Page 7: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

misalnya untuk sprei, kain tirai jendela, kain celana pria, jas dan sebagainya.

Perkembangan teknologi perajutan menunjukkan bahwa beberapa jenis kain rajut

pakan pun saat ini, terutama kain rajut pakan rangkap, telah dapat dipakai sebagai

bahan celana, jas dan sebagainya setelah perkembangan yang cukup pesat di

bidang serat-serat buatan dan di bidang penyempurnaan tekstil.

6

Page 8: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

BAB II

BAHAN YANG DIPERLUKAN

A. BENANG RAJUT

1. Persyaratan Untuk Benang Rajut

Persyaratan untuk benang rajut, pada dasarnya di tentukan oleh dua faktor

yaitu mesin yang akan digunakan dan tujuan penggunaan kain.

Faktor mesin berkaitan dengan persyaratan benang tersebut harus dapat

diproses dan diolah pada mesin rajut dan memberikan hasil kain yang baik. Faktor

tujuan penggunaan kain maksudnya adalah bahwa benang yang digunakan dan kain

yang dihasilkan harus dapat digunakan dan memberikan kepuasan baik ditinjau dari

segi teknis maupun ekonomis. Dengan kemajuan teknologi yang dicapai saat ini

terlihat bahwa pada penentuan tujuan pemakaian kain makin terjadi spesialisasi. Hal

ini dapat terjadi karena adanya perkembangan di bidang serat yang mampu

menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Sebagai contohnya adalah serat-serat buatan yang daya serapnya terhadap

air sangat rendah, cukup baik untuk daerah dingin. Serat-serat tersebut banyak

digunakan di daerah-daerah dingin sebagai bahan pakaian yang dihasilkan dari

benang filamen yang diolah pada mesin rajut lusi, sedangkan untuk mendapatkan

pakaian-pakaian hangat dari serat buatan digunakan benang-benang texturizing

yang diolah pada mesin rajut pakan. Pada faktor proses dan mesin dalam

hubungannya dengan sifat-sifat benang yang diperlukan, maka sifat yang diperlukan

adalah :

1) Benang harus lembut, lentur dan tidak kaku

2) Koefisien pergeseran antara benang dan logam harus serendah mungkin

Persyaratan diperlukannya benang lembut, karena pada proses

pembentukan jeratan, benang akan mengalami tekukan secara terus menerus

sehingga apabila benangnya kaku, maka kemungkinan untuk putus akan lebih besar.

Di dalam praktiknya, untuk mendapatkan benang yang lembut pada benang pintal,

diperlukan serat yang lebih panjang dan twist (antihan /gintiran) yang kecil. Sebagai

gambaran perbandingan, yaitu : Twist per inci = k . Ne1

Dimana : K adalah nilai koefisien

Ne1 adalah nomor benang

untuk benang lusi, k = 4,00 - 4,75

untuk benang pakan, k = 3.50 - 4,00

untuk benang rajut, k = 2,75 – 3,25 STITCH DASAR.gif stitch-1.gif TINGGI STITCH.gif

7

Page 9: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Untuk benang-benang filament atau texturized, biasanya ditambahkan bahan

kimia khusus (anti static agent) yang akan mengurangi kekakuan dan atau muatan

listrik statis dari benang tersebut.

Koefisien pergeseran antara benang dan logam harus sekecil mungkin

karena di dalam proses pembentukan jeratan, benang secara terus menerus akan

bersentuhan dengan logam, misalnya jarum atau bagian lain dari mesin. Karena

benang dalam persentuhan tadi juga bergerak/ditarik, maka pada benang timbul

tegangan sebagai akibat pergeseran dengan logam. Makin tinggi koefisien

pergeseran antara keduanya makin tinggi pula tegangan benang. Apabila besarnya

tegangan ini melampaui kekuatan per helai benang, maka benang akan putus.

Untuk mengurangi koefisien pergeseran ini biasanya dilakukan dengan memberi lilin

pada benang.

Disamping syarat-syarat diatas maka khusus untuk serat-serat buatan,

pergeseran dengan logam dapat menimbulkan listrik statis yang akan mempersulit

proses. Karenan itu pada umumnya benang-benang yang berasal dari serat buatan

diberi pula bahan-bahan pembantu anti listrik statis.

2. Jenis Serat Untuk Benang Rajut

Saat ini benang-benang rajut dibuat dari hampir semua jenis serat, baik

sebagai benang spun, filament ataupun texturized.

Pada mesin rajut pakan umumnya menggunakan benang kapas, wool, rayon,

polyester, polypropilena, polyamida, dan polyacrylic serta menggunakan benang-

benang texturized, misalnya Agilon Orion, Ban-lom, Kelanca, Taslan dan lain-lain,

sedangkan untuk benang filamen jarang digunakan pada mesin rajut pakan. Pada

mesin rajut lusi umumnya menggunakan benang-benang filament, dan sangat jarang

benang-benang texturized.

3. Jenis Benang

Benang yang digunakan biasanya adalah benang tunggal, rangkap dan gintir

dan hal ini disesuaikan dengan kebutuhan proses akhir kain jadinya (final product).

B. MESIN

8

Page 10: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

1. Klasifikasi Mesin Rajut

Secara skematis klasifikasi mesin rajut paradigma baru (atas dasar

pergerakan jarum), adalah, sebagai berikut :

Gambar 7a. Klasifikasi Mesin Rajut

(Aplikasi Penggunaan Sandang dan Non Sandang Susah dibedakan)

KLASIFIKASI MESIN RAJUT (PARADIGMA LAMA)

Gambar 7b. Klasifikasi Mesin Atas dasar Aplikasi Sandang dan Non-sandang

Berdasarkan arah deretan jeratannya , mesin rajut pakan terbagi menjadi:

a. Mesin Rajut Pakan

PAKAN(SANDANG

)

9

GERAK JARUM SECARA INDIVIDU (PAKAN)

MESIN RAJUT

GERAK JARUM SECARA

KELOMPOKLOOP WHEEL

STRAIGHT BAR

DATAR

BUNDAR KAOS KAKI

LUSI

MESIN RAJUT

LUSI(NON

SANDANG)

Page 11: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Mesin Rajut Pakan adalah mesin rajut yang dalam pembentukan jeratannya

jalannya benang searah dengan lebar kain (arah horizontal). Mesin Rajut Pakan ini

dapat dikelompokkan menjadi Mesin Rajut Datar, Mesin Rajut Kaos Kaki dan Mesin

Rajut Bundar.

Berdasarkan posisi jarum-jarumnya, mesin rajut pakan terbagi menjadi :

- Mesin Rajut Datar

Mesin Rajut Datar, adalah mesin rajut yang mempunyai bak jarum (needle

bed) berbentuk datar atau horizontal. Mesin Rajut Datar ini terbagi menjadi Mesin

Rajut Datar Single Bed dan Mesin Rajut Datar Double Bed, atau lebih dikenal

dengan istilah V-Bed karena bentuknya mirip dengan huruf V terbalik. Mesin Rajut

Datar Single Bed Manual dan Mesin Rajut Datar Double Bed Manual serta contoh

produknya dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.

Mesin Rajut Datar Single Bed Contoh Kain

Gambar 8. Mesin Rajut Datar Single Bed Manual dan Contoh ProduknyaPROSES MERAJUT-MOEK.flv

Mesin Rajut Datar V-Bed Contoh Kain

Gambar 9. Mesin Rajut Datar V- Bed Manual dan Contoh Produknya 11617.mpg V-BED PINDAH JERATAN.mpg

Dalam perkembangannya, Mesin Rajut Datar Double Bed (V-Bed) mengalami

kemajuan yang sangat pesat hingga saat ini, yang ditandai dengan adanya Mesin

10

Page 12: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Rajut Datar Komputerisasi dengan desain-desain yang lebih bervariasi. Mesin Rajut

Datar Komputerisasi dan contoh produknya dapat dilihat pada Gambar 10.

Mesin Rajut Datar V-Bed Komputerisasi Contoh Produk

Gambar 10. Mesin Rajut Datar V-Bed Komputerisasi

Selain pakaian, produk lain yang dihasilkan oleh Mesin Rajut Datar adalah :

Syal topi tas

Gambar 11. Contoh Produk Lainnya dari Mesin Rajut Datar

- Mesin Rajut Bundar

Mesin Rajut Bundar terdiri dari Mesin Rajut Kaos Kaki dan Mesin Rajut

Bundar. Mesin Rajut Kaos Kaki adalah mesin rajut yang memiliki bak jarum (needle

bed) berbentuk bundar yang khusus digunakan untuk membuat kaos kaki. Ukuran

diameter silindernya adalah sesuai ukuran kaki, serta dilengkapi dengan peralatan-

peralatan khusus untuk membuat tumit dan Iain-lain. Mesin Rajut Kaos Kaki manual

dapat dilihat pada Gambar 12, sedangkan Mesin Rajut Kaos Kaki Komputer dapat

dilihat pada Gambar 13.

11

Page 13: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Mesin Rajut Kaos Kaki Manual Contoh Produk Kaos Kaki

Gambar 12. Mesin Rajut Kaos Kaki Manual dan Contoh ProduknyaMESIN KAOS KAKI MANUAL-MOEK-M6.mpg

Mesin Rajut Kaos Kaki Komputer Contoh produk

Gambar 13 . Mesin Rajut Kaos Kaki Komputer11615.mpg

Mesin Rajut Bundar adalah mesin rajut yang memiliki bak jarum (needle

cylinder) berbentuk bundar yang tersedia dalam berbagai ukuran diameter. Mesin

rajut bundar ini dapat dikelompokkan menjadi :

- Mesin Rajut Single Jersey, memiliki satu needle cylinder (Gambar 14)

- Mesin Rajut Bundar Seamless/Jacquard (Gambar 17)

- Mesin Rajut Double Jersey, memiliki dua tempat kedudukan jarum, yaitu

needle cylinder dan needle dial. Adapun mesin rajut ini dapat dibagi menjadi :

Mesin Rajut Rib (Gambar 15)

Mesin Rajut Interlock (Gambar 16)

12

Page 14: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Mesin Rajut Bundar Diagram Proses Plain Contoh Baju Jadi

Gambar 14. Mesin, Anyaman, dan Contoh Kain Rajut Single Jersey11615.mpg

Mesin Rajut Rib Diagram Proses Rajut

Rib

Contoh Baju Jadi

Gambar 15. Mesin, Anyaman, dan Contoh Kain Rajut Bundar Rib 11614.mpg 05. Rib Gating.flv - MOEK.flv

Mesin Rajut Bundar Diagram Proses

Interlock

Contoh Baju Jadi

Gambar 16. Mesin, Anyaman dan Contoh Kain Rajut Interlock06. Interlock Gating.flv - MOEK.flv

13

Page 15: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Mesin Rajut Bundar Seamless Contoh Kain Jadi

Gambar 17 . Mesin Rajut Bundar Jacquard Seamless

Pengertian jacquard :

Desain jacquard, adalah desain kompleks yang melibatkan beberapa jenis jeratan knit, tuck, dan welt (miss) dan kombinasinya dengan pengulangan (repeat) yang besar. Berikut ini pada Gambar 18 merupakan contoh beberapa desain jacquard dasar.

Gambar 18. Desain Jacquard

Desain Rajut Bundar SeamlessDesain yang digunakan pada mesin rajut seamless ini hanya

menggunakan kombinasi knit dan welt (miss), karena disini hanya ada silinder saja. Gambar 19 menunjukkan salah satu diagram jeratan dasar desain jacquard yang digunakan pada saat penelitian.

Gambar 19. Desain Jacquard pada Mesin Rajut Bundar Seamless

14

Page 16: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Produk mrb seamless :

a. Bra b. Bra dan Legging

c. Legging Biasa dan Terusan

d. Rok e. Baju Renang dan Pakaian Dalam (CD) f. Camisol

Gambar 20. Hasil Baju (Kain) Jadi MRB Seamless

b. Mesin Rajut Lusi

Mesin Rajut Lusi adalah mesin rajut dimana dalam pembentukan jeratannya,

jalannya benang searah dengan panjang kain. Pada mesin rajut lusi, blok-blok yang

berisi jarum (masing-masing blok berisi beberapa jarum) diletakkan pada suatu

batang yang disebut "needle bar”. Dengan perantaraan sistem tertentu maka batang

ini bergerak naik dan turun, sehingga pada mesin rajut lusi semua jarum bekerjanya

adalah bersamaan. Berbeda dengan mesin rajut pakan istilah loop yang digunakan,

sedangkan pada mesin rajut lusi istilah lap yang digunakan.Mengapa disebut lap,

karena ”guide bar” mengitari jarum sambil membawa benang agar terbentuk

lengkung jeratan (loop) dan bentuk loop ini bisa open atau closed. open closed lap.docx

15

Page 17: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Berdasarkan klasifikasi mesin secara umum, maka Mesin Rajut Lusi (MRL)

terbagi menjadi:

- Mesin Rajut Lusi Raschel (Gambar 21)

- Mesin Rajut Lusi Tricot (Gambar 22)

- Mesin Rajut Lusi Jacquard (Gambar 23)

Gambar Mesin Rajut Raschel Contoh kain

Gambar 21. Mesin Rajut Rachel dan Contoh Kainnya PRINSIP RASCHEL.mpg

Gambar Mesin Rajut Tricot Contoh kain

Gambar 22. Mesin Rajut Tricot dan Contoh Kainnya 13613.mpg

Gambar Mesin Rajut Lusi Jacquard Contoh Kain Jadi

Gambar 23. Mesin Rajut Lusi Jacquard dan Contoh Kainnya ANIMATION\jacquard.rm

16

Page 18: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Adapun contoh produk Mesin Rajut Lusi yang banyak ditemukan sehari-hari

adalah sebagai berikut :

Pembungkus buah Spacer pada jok mobil Renda

Gambar 24. Contoh Pengembangan Produk Dari Mesin Rajut Lusi11621.mpg

2. Peralatan-peralatan pada mesin rajut secara umum

Sejak diketemukannya mesin rajut yang pertama oleh William Lee pada abad

ke XVI di Inggris, perkembangan mesin rajut mengalami kemajuan yang sangat

pesat. Namun demikian sebagai unsur utama pembentukan jeratan tetap adalah

jarum.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, pada mulanya pekerjaan merajut

dilakukan dengan alat-alat sederhana. Sekalipun sampai saat ini alat-alat tersebut

masih tetap digunakan, namun hanya untuk kerajinan tangan saja. Sejak

ditemukannya mesin rajut maka orang umumnya mempergunakan alat pembentuk

jeratan yang disebut jarum.

Gambar 25. Jenis Jarum Rajut

Beberapa jenis jarum yang sering digunakan yaitu diantaranya :

- Jarum janggut (beard needle)

- Jarum lidah (latch needle)

- Jarum gabung (compound needle)

- jarum kepala ganda (link-link needle)

- jarum lancip (untuk non woven)

17

Page 19: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Selain jarum, dengan sendirinya dibutuhkan pula peralatan-peralatan lain dan

pada umumnya ialah :

a. Tempat kedudukan atau meluncurnya jarum-jarum (Needle-Bed)

b. Peralatan yang menggerakkan jarum

c. Peralatan yang menyuap benang

d. Peralatan yang menarik atau mendorong jeratan yang terjadi

e. Peralatan penggulung kain

f. Tempat kedudukan benang-benang

Umumnya mesin-mesin rajut dewasa ini dilengkapi pula dengan peralatan-

peralatan otomatis misalnya peralatan otomatis untuk benang putus, tegangan

benang, pelumasan mesin dan Iain-lain, sedangkan untuk mesin-mesin yang mampu

menghasilkan kain bercorak dilengkapi pula dengan peralatan-peralatan khusus

untuk membuat corak.

a. Tempat Kedudukan dan Bergeraknya Jarum (Needle-Bed)

Pada mesin rajut pakan umumnya alat ini merupakan plat logam yang

mempunyai alur. Didalam alur inilah jarum diletakkan dan dapat bergerak lurus maju

mundur atau naik turun.

Jumlah alur setiap centimeter atau setiap inchi menentukan kehalusan dari

mesin. Ini biasanya dinyatakan dalam jumlah jarum per inci atau per centimeter.

Pada mesin rajut pakan tertentu, misalnya mesin rajut bundar Tompkins, alur

ini tidak dikenal sebab jarum selalu diam dan jarum ini secara bersama-sama

(sejumlah beberapa batang) diletakkan pada suatu blok. Jika pada mesin rajut pakan

yang memakai alur, kehalusan mesin sudah tertentu, maka pada mesin Tompkins

kehalusan mesin selalu dapat dirubah dengan merubah jumlah jarum yang

diletakkan pada blok jarum. Bak jarum pada Mesin Rajut Datar dan bak jarum pada

Mesin Rajut Bundar dapat dilihat pada Gambar 26.

Bak Jarum Pada Mesin Rajut Datar Bak Jarum Pada Mesin Rajut Bundar

Gambar 26. Bak Jarum Pada Mesin Rajut Datar dan Bundar

18

Page 20: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Pada mesin rajut lusi jarum-jarum terletak pada blok-blok dan selanjutnya

blok-blok ini diletakkan pada suatu batang yang bergerak naik dan turun secara

bersama-sama.

b. Peralatan Yang Menggerakkan Jarum

Pada mesin rajut pakan yang jarumnya bergerak naik dan turun atau maju

dan mundur dalam membentuk jeratan, gerakan jarum disebabkan oleh "cam" yang

mendorong jarum melalui kontak dengan kaki jarum. Banyak nama yang diberikan

pada cam sesuai dengan fungsinya tetapi dua macam cam yang paling perlu ialah

cam yang mendorong jarum naik/maju biasanya disebut "raising cam" dan cam yang

mendorong jarum turun/mundur, biasanya disebut “stitch cam".

Gambar 27. Diagram Raising Cam dan Stitch Cam dan Contoh Cam Track Pada Mesin Rajut Bundar

11611.mpg

Pada mesin rajut lusi, jarum bergerak naik secara bersama-sama dan tidak

satu per satu seperti halnya pada mesin rajut pakan, sehingga lebih mudah dalam

pengaturannya dan biasanya dengan menggunakan perantaraan cam atau

eksentrik.

c. Peralatan Penyuap Benang

Pada mesin rajut pakan peralatan ini merupakan satu logam yang

memiliki lubang, tempat yang dilewati benang sebelum dijerat oleh jarum. Letak

peralatan ini berada dekat jarum, sehingga setiap jarum yang bekerja melewatinya,

dapat mengambil benang tersebut. Jumlah penyuap benang ini antara 1 sampai

dengan 110, tergantung dari tipe mesinnya.

Pada mesin rajut lusi, penyuap benang ini berupa suatu plat logam yang

berlubang, tempat benang dilewatkan. Penyuap ini jumlahnya adalah sebanyak

jumlah jarum dan masing-masing penyuap membawa sehelai benang dan akan

19

Page 21: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

bergerak mengelilingi dan menyuapkannya ke masing-masing jarum. Jadi penyuap

ini harus cukup tipis untuk lewat diantara dua buah jarum.

Penyuap Benang dengan Irotape Pada

Mesin Rajut Bundar

Penyuap Benang Pada

Mesin Rajut Lusi

Gambar 28. Peralatan Penyuap Benang Pada Mesin Rajut

d. Peralatan Yang Menarik Atau Mendorong Jeratan Yang Terbentuk

Pada mesin-mesin yang sederhana jeratan yang baru terjadi akan ditarik oleh

tegangan yang terjadi karena adanya pemberat, Cara lain ialah dengan perantaraan

roda-roda gigi yang akan menarik setiap terjadinya jeratan baru.

Cara yang paling baik ialah dengan peralatan "sinker" yang akan mendorong

setiap jeratan yang baru terjadi. Sinker ini terletak diantara dua buah jarum sehingga

jumlah sinker sama dengan jumlah jarum.

Gambar 29. Prinsip Kerja Sinker dan Contoh-Contoh Sinker 11615.mpg SINGLE KNIT DAN SINKER HORIZONTAL.mpg

e. Peralatan Penggulung Kain

Pada beberapa mesin rajut pakan misalnya mesin rajut kaos kaki atau mesin

rajut datar, kain yang dihasilkan tidak digulung namun dibiarkan menumpuk dibawah

mesin, yang penting ialah bahwa ada tegangan yang tetap dan cukup besar untuk

selalu menarik kain yang baru terbentuk.

20

Page 22: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Pada mesin-mesin lainnya terutama peda mesin rajut lusi kain yang telah

dihasilkan digulung pada suatu rol yang bekerja dengan perantaraan roda-roda gigi.

Penggulung Kain di M. Rajut Bundar Penggulung Kain di M. Rajut Lusi

Gambar 30. Peralatan Penggulung Kain

f. Tempat Kedudukan Benang-Benang

Pada mesin rajut pakan, benang yang akan diproses, digulung dalam kelos

yang terbuat dari kertas, kayu atau plastik. Kelosan ini umumnya diletakkan secara

vertikal pada bagian atas mesin. Pada beberapa mesin tertentu misalnya mesin rajut

kaos kaki dan mesin rajut datar, kelosan benang ini diletakkan diatas mesin namun

adapula yang kelos benangnya diletakkan di bawah mesin. Jumlah kelos benang ini

ialah sebanyak jumlah penyuap (feeder).

Pada mesin rajut lusi, benang yang diolah digulung pada suatu beam lusi.

Biasanya seluruh benang yang diperlukan tidak digulung pada satu beam tetapi

dibagi pada beberapa beam lusi ini diletakkan pada bagian belakang dari mesin.

3. Hubungan Antara Kehalusan Mesin dan Benang Rajut

Pada mesin rajut tidak ada pembatasan mengenai besar kecilnya (diameter)

benang yang digunakan, selama benang tersebut masih cukup kuat untuk diproses,

dan tidak ada hubungan yang mutlak antara kehalusan mesin dan ukuran benang

yang digunakan. Hal ini berbeda-beda untuk jarum yang berbeda, karakteristik

jeratan, konstruksi mesin, jenis kain dan Iain-lain. Umumnya setiap pembuat mesin

akan memberikan rekomendasi, misalnya untuk mesin rajut bundar keluaran pabrik

"Supreme" mereka menganjurkan bahwa nomor benang kapas yang digunakan

(Ne1) = kehalusan mesin (cut).

21

Page 23: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Selain itu rumus-rumus dibawah ini secara umum dapat digunakan :

mesin rajut bundar plain, Ne1 benang

mesin rajut bundar Rib, untuk Rib 1x1 Ne1 benang

untuk Rib 2x2 Ne1 benang

mesin rajut bundar kaos kaki untuk plain Ne1 benang

mesin rajut datar Ne1 benang

22

Page 24: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

BAB III

PROSES

Karena kain rajut dibentuk oleh jeratan-jeratan maka letak benang tidaklah

lurus seperti benang-benang pada kain tenun, tetapi merupakan lengkungan-

lengkungan yang membentuk jeratan benang (yarn loop). Pada pembentukan jeratan

dapat terjadi secara satu arah atau bolak-balik dan untuk ini sebagai contoh

pembentukan jeratan selalu searah terjadi pada rajut bundar, sedangkan yang bolak-

balik terjadi pada mesin rajut datar. Secara umum proses pembentukan jeratan ini

dapat dibedakan 2 (dua) macam, yaitu kain rajut pakan (weft knitted fabric) dan kain

rajut lusi (warp knitted fabric).

Pada kain rajut pakan seperti yang terlihat pada Gambar 3 pembentukan

jeratan terjadi berturut-turut ke arah lebar kain (sama dengan arah pakan pada kain

tenun) dan ini dimulai dengan jarum pertama dan seterusnya bertahap kearah lebar

kain, sedangkan pada pembentukan jeratan rajut lusi terjadi secara berkelompok.

Seperti pada proses pertenunan, proses perajutan juga memerlukan proses

persiapan. Untuk lebih jelasnya proses persiapan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 31 berikut ini.

Gambar 31. Gambar Diagram Proses Pembuatan Kain Rajut

23

Page 25: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

1. Proses Persiapan

Proses persiapan yang pertama dilakukan yaitu proses pengelosan.

Pengelosan adalah proses penggulungan benang dari bentuk gulungan cones

menjadi bentuk gulungan bobbin silinder ataupun sebaliknya sesuai kebutuhan.

Proses perangkapan adalah proses penggabungan beberapa gulungan benang

menjadi satu gulungan benang. Proses penggintiran adalah proses pemberian

antihan (twist) pada benang.

Proses perangkapan dan penggintiran dapat dilihat pada gambar dan

animasi berikut ini:

ANIMATION\dt_basic.swf A NIMATION\dt_directwist1.swf

Gambar 32. Proses Perangkapan dan Penggintiran

Seperti pada proses pertenunan, proses pada Mesin Rajut Lusi ini

menggunakan gulungan benang berbentuk beam. Oleh sebab itu diperlukan proses

persiapan yaitu proses penghanian (warping process) untuk menggulung benang ke

dalam bentuk beam (Gambar 26).

Gambar 33. Mesin Hani Untuk Persiapan Beam Lusi

2. Prinsip Merajut

2.1. Rajut pakan

Pada dasarnya knit, tuck, welt dan lubang merupakan hasil gabungan antara

gerakan jarum dan penyuapan benang pada jarum tersebut. Apabila sebuah jarum

secara terus menerus bergerak naik turun mencapai posisi tertinggi dan

24

Page 26: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

terendahnya, serta secara terus menerus disuapkan benang, maka akan terbentuk

jeratan yang disebut "knit". Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jeratan

knit_terjadi_apabila sebuah jarum dalam satu periode gerakan, mengambil benang

baru dan melepaskan jeratan lama.

Gambar 34. Gambar Jeratan dan Proses Pembentukan Jeratan Knit 03. Knit Tuck Float.flv - MOEK.flv

Tuck terjadi apabila sebuah jarum dapat mengambil benang baru tetapi tidak

dapat melepaskan jeratan lama yang telah terbentuk sebelumnya. Gambar 35

menunjukkan bagaimana terjadinya tuck tersebut.

Gambar 35. Gambar Jeratan dan Proses Pembentukan Jeratan Tuck

Welt (float) terjadi apabila suatu jarum menahan jeratan lama, tetapi tidak

naik mengambil benang baru

Gambar 36. Gambar Jeratan dan Proses Pembentukan Jeratan Welt

25

67

8

5332

1

J

JJJ

J J

J

jl

jl

jl

jl

J

4

Page 27: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa kain rajut dibedakan atas kain

rajut lusi dan kain rajut pakan. Ini sesuai dengan arah pembentukan jeratan-

jeratannya. Khusus untuk kain rajut pakan dapat dibedakan menjadi:

Gambar 37. Klasifikasi Kain Rajut Pakan

Kain rajut single knit adalah kain rajut yang dibentuk oleh sepihak jarum. Kain

rajut double knit adalah kain rajut yang dibentuk oleh sepasang (dua pihak) jarum

yang letaknya saling berhadapan dan biasa disebut kain rajut Rib.. Kain rajut

Interlock adalah kain rajut double Rib dimana pada kedua permukaannya akan

terlihat jeratan kanan. Kain rajut Rib adalah kain rajut double knit dimana pada

permukaannya terlihat berganti-ganti wales yang terdiri dari jeratan kiri dan jeratan

kanan. Apabila pergantian wale tersebut 1 kiri 1 kanan,. maka disebut rib 1x1.

Apabila 1 kiri 2 kanan disebut 1x2, apabila 2 kiri 2 kanan disebut 2x2 dan

seterusnya.

(a) ( b ) ( c )

Taken from : www.mini knitting stuff.com

Gambar 38. (a) Diagram Jeratan Kain Rajut Polos (Plain)

(b) Diagram Jeratan Kain Rajut Rib 1X1

(c) Diagram Jeratan Kain Rajut Interlock

Anyaman dasar rajut pakan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kain Rajut Pakan

Kain Rajut Single Knit

Kain Rajut Double Knit

Bercorak Tanpa Corak Bercorak Tanpa Corak

26

Page 28: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Interlock

Gambar 39. Anyaman Dasar Rajut Pakan

27

Page 29: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

2.2. Rajut lusi

- Diagram jeratan rajut lusi

Berikut ini merupakan contoh tampilan diagram jeratan rajut lusi.

Gambar 40. Diagram Jeratan Rajut Lusi

- Proses pembentukan jeratan

Pembentukan jeratan pada proses rajut lusi secara umum dapat dibagi 4

(empat) tahap, yaitu :

- Ayun (Swing ke-1)

- Geser depan jarum (Underlap)/U

- Ayun (Swing ke-2

- Geser di belakang jarum (Overlap)/O

Gambar 41. Pembentukan Jeratan Rajut Lusi

Berikut ini merupakan 5 (lima) variasi lapping diagram yang cukup penting

untuk diketahui sebagai dasar pembuatan desain pada mesin rajut lusi (MRL).

28

Page 30: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

- Tipe dadu (Link) pembuat desain

Gambar 42. Dadu Pembuat Desain

- Jenis lap

Gambar 43. Jenis Lap - Open lap (a) dan Closed Lap (b)

- Gerak guide bar

29

Page 31: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

- 5 (lima) variasi dasar lapping

30

Page 32: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

(d)

Gambar 44. Lima Variasi Dasar Gerak Guide Bar

2.3. Variasi Anyaman (Desain)

DOUBLE TRICOT TERTUTUP

31

Page 33: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

TUCH TERTUTUP DAN TRICOT TERTUTUP (ADA JARUM BERSAMA)

32

Page 34: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

TRICOT TERTUTUP DAN TUCH TERBUKA

33

Page 35: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

TRICOT TERBUKA DAN TUCH TERTUTUP

TUCH TERTUTUP DAN TRICOT TERTUTUP (JARUM SENDIRI-SENDIRI)

34

Page 36: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

TRICOT TERTUTUP DAN TUCH TERTUTUP (JARUM SENDIRI-SENDIRI)

TRICOT TERTUTUP DAN SAMT TERTUTUP

35

Page 37: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

TRICOT TERTUTUP DAN SATIN TERTUTUP

PILLAR TERBUKA DAN INLAY

Gambar 45. Variasi Anyaman (Desain) Rajut Lusi

36

Page 38: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

BAB IV

INOVASI PRODUK

Berbagai inovasi telah dilakukan dalam pengembangan produk perajutan

dewasa ini, baik menggunakan mesin sederhana maupun mesin modern. Hal ini

sangat mengedepankan kreatifitas, dan penguasaan teknologi proses dalam

pembuatannya. Beberapa contoh inovasi produk perajutan antara lain adalah :

1. Pembuatan Kain Non Sandang Dengan Metode Sisipan

Secara umum metoda pembuatan kain rajut sisipan yang digunakan

dalam teknologi perajutan adalah kain rajut dengan posisi sisipan yang terikat

dengan jeratan dasar. Namun metoda yang digunakan adalah pembuatan kain

rajut dengan sisipan yang tidak terikat dengan benang jeratan dasar. Mesin yang

digunakan adalah Mesin Rajut Datar V-Bed yang menggunakan sistem manual.

Untuk lebih jelasnya posisi sisipan pada proses merajut dapat dilihat seperti pada

Gambar 34 berikut ini.

Gambar 46. Posisi Sisipan Dalam Kain Rajut

Berikut ini ditampilkan beberapa hasil pembuatan table mat dengan

metode sisipan :

motif geser (racking) motif pindah jeratan motif rib polos

Gambar 47. Contoh Produk Menggunakan Metode Sisipan

2. Pembuatan Kain Rajut Fully Fashioned

Kain fully fashioned adalah kain rajut tanpa sambungan yang dihasilkan oleh

mesin rajut yang tidak memerlukan proses pemolaan dan penjahitan, sehingga hasil

dari Mesin Rajut Fully Fashioned ini sudah berupa pakaian jadi siap pakai. Hal ini

dapat dilakukan karena menggunakan mesin rajut yang dilengkapi dengan program

37

Jeratan dasar

sisipan

Page 39: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

software dimana desain dan bentuk produk yang akan dibuat dapat diatur sesuai

sesuai pesanan.

Gambar 48. Contoh Produk Kain Rajut Fully

Fashioned (whole garment)

38

Page 40: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

BAB V

PENILAIAN BAHAN BAKU DAN PRODUK

Penilaian bahan baku dalam hal ini benang, dapat dilakukan sebelum proses

perajutan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya cacat kain

karena perbedan benang.

Caranya adalah dengan mengambil beberapa contoh benang dari lot yang

sama, kemudian diproses rajut dengan menggunakan Mesin Rajut Mesdan Lab Dye

Scanner. Kain yang dihasilkan dilanjutkan ke proses pencelupan untuk kemudian

dinilai kerataannya.

Dengan adanya proses ini, maka bahan baku yang tidak sesuai dapat segera

dipisahkan, dapat menghindari terjadinya cacat seperti kain belang, dan mengurangi

waste kain karena cacat tersebut.

Gambar 49. Mesin Mesdan Lab Dye Scanner

Penilaian produk dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik pada kain rajut

yang dihasilkan. Pada industri yang berskala besar, penilaian kualitas kain dilakukan

dengan cara pemeriksaan terhadap cacat kain dengan standard penilaian tertentu

dengan menggunakan meja Inspecting yang dapat dilihat pada Gambar 47 berikut

ini.

39

Page 41: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

Gambar 50. Pemeriksaan di Meja Inspecting

Pengujian kain rajut, dilakukan untuk menilai sifat-sifat dari kain rajut tersebut.

Hal-hal yang diuji umumnya sebagai berikut :

a. Konstruksi kain rajut (course/inci dan wale/inci), dengan menggunakan

standard SNI 08-0458-1989

b. Kekuatan jebol cara diafragma (SNI 08-0458-1989)

c. Perubahan warna karena pencucian ( SNI 08-0285-1998)

d. Perubahan warna terhadap keringat (SNI 08-0287-1996)

e. Perubahan warna terhadap gosokan (SNI 08-0288-1989)

f. Perubahan warna terhadap cahaya (SNI 08-0289-1989)

g. Perubahan dimensi dalam pencucian kain tenun dan rajut kecuali wol (SNI

08-0293-1996)

Karena sifat kain rajut yang kurang stabil, maka pengujian dan pengukuran

dapat dilakukan setelah kain rajut diproses relaksasi. Hal ini dimaksudkan agar

keadaan kain relatif lebih stabil pada waktu pengukuran/pengujian.

40

Page 42: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

DAFTAR PUSTAKA

1. Alamac American Knits LLC, "Knitting Basics", 2004

2. Karl Mayer, The Karl Mayer Guide To Technical Textiles

3. Operation Manual of Santoni Seamless Circular Machine

4. Operation Manual of Brother Knitting Machine Mod 600/700

5. Marjorie A. Taylor, “Technology of Textile Propertises”, Forbes

Publications Ltd, London, 1990

6. Moeliono M., “ Pengembangan Desain Rajut dan Model Kain

Renda Mesin Rajut Datar Manual “, Laboratorium Perajutan Balai

Besar Tekstil Bandung, 1988

7. Moeliono M., Yusniar Siregar, Dermawati S., “ Pembuatan Kain

Non Sandang Dengan Menggunakan Metode Sisipan Pada Mesin

Rajut Datar V-Bed ”, Arena Tekstil Vol. 25/No.2 hal. 57-64, Balai

Besar Tekstil Bandung, 2010

8. Moeliono M., “Diversifikasi Produk Fully Fashioned Kain Tenun-

Rajut Bahan Rami dan Sutera”, Arena Tekstil Vol. 2/No.2 hal 52-62,

Balai Besar Tekstil Bandung, 2006

9. Moeliono M., “Terminologi Rajut Pakan”, Laboratorium Perajutan

Balai Besar Tekstil Bandung, 1998

10. Raz Samuel, “Flat Knitting Technology”, Universal

Maschinenfabrik Dr Rudolf Schieber Flachstrickmaschinen, D-

73641 Westhausen Germany, 1993

11. Spencer D. , “Knitting Technology”, A Comprehensive Handbook

and Practical Guide, Woodhead Publishing Ltd., Cambridge

England 3, 2001

41

Page 43: Moekarto Moeliono Revisi Panduan Rajut PDDC-Oktober 2012

42