Diklat Moekarto Pengujian Kain Rajut Dan Tenun 24-4-2012 Final
Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera
-
Upload
moekarto-moeliono-annom -
Category
Documents
-
view
80 -
download
8
Transcript of Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera
![Page 1: Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5572103f497959fc0b8ce14a/html5/thumbnails/1.jpg)
PROPOSALPENGEMBANGAN PRODUK DAN DESAIN SUTERA
BESERTA CAMPURANNYA
I. LATAR BELAKANG
Posisi Indonesia saat ini sebagai penghasil benang sutera mentah masih kalah jauh
dibandingkan China dan India bahkan dengan Jepang dan Thailand sekalipun, padahal
dibandingkan Jepang dan Thailand potensi alam Indonesia untuk pengembangan sutera
sangat strategis, baik luas wilayah maupun kondisi iklimnya dan geografisnya. Produksi
benang sutera Indonesia per tahun rata-rata baru mencapai 90,275 ton (tahun 2005).
Melihat potensi tersebut melalui Rencana Induk Pengembangan Sutera Alam Nasional yang
ditandatangani oleh Menteri Perindustrian, Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Koperasi
mentargetkan produksi benang sutera naik menjadi 625 ton per tahun pada tahun 2010
sehingga impor komoditas benang sutera dari China dapat ditekan menjadi 275 ton dari
618,8 ton per tahun. Sedangkan saat ini kebutuhan benang sutera mencapai 450 ton per
tahun.
Besarnya produksi benang sutera tersebut akan dapat diserap oleh industri pertenunan
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah ekonomi yang jauh lebih tinggi. Selain itu
produk dari serat sutera merupakan produk yang digemari serta mempunyai pangsa pasar
(domestik dan ekspor) yang cukup besar pula. Nilai tambah yang dihasilkan apabila telah
menjadi kain sutera bisa mencapai 100% dari nilai tambah saat masih menjadi benang dan
semakin tinggi apabila telah dilakukan proses penyempurnaan seperti kain warna, kain batik
dan lain-lain.
Atas dasar hal tersebut di atas, salah satu program PDDC adalah melaksanakan kegiatan
Pengembangan Produk dan Desain Sutera Beserta Campurannya, Hal ini dipilih karena
potensi persuteraan di Indonesia yang begitu besar. Namun selama ini ragam desain dan
produk penggunaan sutera sebagai bahan baku tekstil sandang dan non sandang masih
diperlukan pengembangan kreativitas dan inovasi sehingga mempunyai nilai tambah
ekonomi yang tinggi. Dengan kegiatan ini, PDDC dapat melakukan processing sutera
secara kontinyu dengan tujuan mendapatkan produk berbahan baku sutera dengan
berbagai macam inovasi yang dihasilkan baik berupa inovasi produk, proses maupun
intrepreuneurship.
![Page 2: Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5572103f497959fc0b8ce14a/html5/thumbnails/2.jpg)
II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan Pengembangan Produk dan Desain
Sutera Beserta Campurannya dengan membuat kain tenun sutera beserta produk jadi yang
inovatif dan kreatif serta bernilai tambah, baik menggunakan mesin tenun ATBM maupun
ATM yang meliputi perencanaan produksi, persiapan produksi, dan proses produksi di
Gedung PDDC Balai Besar Tekstil.
III. MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan Pengembangan Produk dan Desain Sutera Beserta Campurannya di PDDC Balai
Besar Tekstil memiliki maksud dan tujuan, yaitu :
a. Mendukung tujuan kegiatan processing di PDDC untuk melakukan kegiatan processing
sepanjang tahun (bukan insidentil seperti yang selama ini dilakukan untuk kepentingan
litbang)
b. Produk hasil kegiatan ini digunakan sebagai salah satu sarana promosi, khususnya
ditujukan bagi IKM dan industri kreatif TPT.
c. Inovasi yang dihasilkan dari kegiatan ini baik berupa inovasi produk, proses maupun
entrepreneurship dapat dikomersialisasikan kepada IKM maupun industri kreatif TPT.
IV. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN
a. Indikator Keluaran
1) Didapatkan ragam produk hasil processing sutera beserta campurannya berupa kain
sutera maupun produk jadi untuk keperluan sandang maupun non sandang. Adapun
rencana produksi kain beserta produk jadinya adalah sebagai berikut:
Produksi Kain Sutera dari hasil produksi empat unit Alat Tenun Mesin (ATM)
adalah sebesar 12.000 meter yang dialokasikan untuk kebutuhan sandang
sebesar 7.200 meter dan kebutuhan non sandang seperti untuk cinderamata,
interior, dan lain-lain sebesar 4.800 meter.
Produksi Kain Sutera dari hasil produksi empat unit Alat Tenun Bukan Mesin
(ATBM) adalah sebesar 3.600 meter yang dialokasikan untuk kebutuhan
sandang sebesar 2.160 meter dan kebutuhan non sandang seperti untuk
cinderamata, interior, dan lain-lain sebesar 1.440 meter.
![Page 3: Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5572103f497959fc0b8ce14a/html5/thumbnails/3.jpg)
Dari produk yang dihasilkan tersebut di atas, 40% diperuntukkan bagi
Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah, dan 60% diperuntukkan bagi
Balai Besar Tekstil sebagai salah satu sarana promosi ke IKM.
2) Didapatkan inovasi, baik berupa inovasi produk, proses maupun entrepreneurship.
b. Keluaran
1) Terlaksananya kegiatan processing sutera dan campurannya di PDDC.
2) Terlaksananya inovasi pengembangan produk-produk sutera baik untuk keperluan
sandang maupun non sandang yang mempunyai nilai tambah secara ekonomi
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Perencanaan
Perencanaan meliputi : survey benang sutera yang berkualitas baik yang dapat
dijadikan bahan baku untuk diproses pada pertenunan dengan ATBM atau ATM,
identifikasi kebutuhan bahan baku/alat/mesin-mesin produski yang diperlukan,
termasuk diantaranya mencari SDM yang kompeten dan cocok untuk melaksanakan
proses persiapan produksi dan produksi.
b. Persiapan Produksi
Persiapan produksi meliputi : persiapan tempat produksi kain tenun, persiapan
alat/mesin yang digunakan (perbaikan, penyempurnaan kondisi mesin) dan penyediaan
bahan baku benang sutera serta bahan kimia penolong yang dibutuhkan.
c. Proses Produksi
Proses produksi dilakukan dimulai dari proses persiapan benang sutera untuk lusi dan
pakan dilanjutkan dengan produksi pada mesin tenun ATBM atau ATM.
Proses produksi pembuatan kain tenun sutera meliputi : oiling (pelumasan), hank to
bobbin (penggunlungan ke bentuk bobbin), doubling (perangkapan), twisting
(penggintiran), heat setting (pemantapan twist), hank reeling, degumming
(penghilangan gum), sizing (penganjian), winding (pengggulungan ke dalam cones),
warping (penghanian), drawing-in (pencucukan), pirn winding (pemaletan) dan weaving
(pertenunan). Proses pembuatan kain tenun sutera yang dilakukan secara berurutan
mengikuti alur seperti tersaji pada halaman berikut :
![Page 4: Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5572103f497959fc0b8ce14a/html5/thumbnails/4.jpg)
Gambar Urutan Proses Produksi Kain Sutera
WARP WEFT
Oiling
Hank to Bobbin
Doubling
Twisting
Heat Setting
Hank Reeling
Degumming
Sizing
Hank to Bobbin
Winding
Warping
Drawing in
Oiling
Hank to Bobbin
Doubling
Twisting
Heat Setting
Hank Reeling
Degumming
Hank to Bobbin
Pirn Winding
Weaving
Silk Yarn
Silk Fabric
![Page 5: Moekarto Moeliono-contoh Proposal-2010-Proposal Pengembangan Sutera](https://reader030.fdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5572103f497959fc0b8ce14a/html5/thumbnails/5.jpg)
d. Proses Pembuatan Produk
Proses ini dilakukan dimulai dari penyempurnaan dan finishing kain sutera, samapai
dengan pembuatan ragam dan jenis produk berbahan baku kain sutera yang dihasilkan
baik untuk keperluan sandang maupun non sandang.
VI. TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pembuatan kain sutera dilaksanakan di Gedung PDDC Balai Besar Tekstil,
dengan menggunakan peralatan dan fasilitas yang ada di Balai Besar Tekstil.
Penyempurnaan produk dan pembuatan produk dilakukan di luar Balai Besar Tekstil.
VII. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini dilakukan pada tahun 2011 selama satu tahun.
VIII. BIAYA