[MODULVI_JUMAT3_12213099]
-
Upload
eric-chandra-junianto -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of [MODULVI_JUMAT3_12213099]
1
MODUL IV
ANALISA KUANTITATIF AIR
Laporan Praktikum
Mata Kuliah Fluida Reservoir
Nama : Eric Chandra Junianto
NIM : 12213099
Kelompok : 3 / shift 3
Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2014
Tanggal Penyerahan : 31 Oktober 2014
Dosen : Zuher Syihab, S.T., M.Sc., Ph.D.
Asisten : Handita Reksi (12211030)
Fariz Adriansyah Putra (12211050)
LABORATORIUM ANALISIS FLUIDA RESERVOIR PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 2
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
1.1 JUDUL PERCOBAAN ...................................................................................... 4
1.2 TUJUAN PERCOBAAN .................................................................................... 4
1.3 PRINSIP PERCOBAAN .................................................................................... 4
1.4 TEORI DASAR .................................................................................................. 4
1.5 ALAT DAN BAHAN ......................................................................................... 6
BAB II PENGOLAHAN DATA .............................................................................. 8
2.1 DATA PENGAMATAN ................................................................................... 8
2.1.1 Nilai API air formasi ................................................................................. 8
2.1.2 Data Penentuan TDS .................................................................................. 8
2.1.3 Data Penentuan Ion Sulfat ......................................................................... 8
2.1.4 Data Volume Titrasi Ion-Ion yang Dibutuhkan ......................................... 8
2.2 DATA PENGOLAHAN ..................................................................................... 9
BAB III ANALISIS ................................................................................................. 13
3.1 ASUMSI PERCOBAAN .................................................................................. 13
3.2 ANALISIS PERCOBAAN ............................................................................... 13
3.3 ANALISIS DATA ............................................................................................ 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 15
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 15
KESAN DAN PESAN ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Ion-ion Penyusun ....................................................................... 5 Tabel 2.1 Tabel Data Titrasi Ion-Ion .................................................................. 8 Tabel 2.2 Tabel Literatur Data Ion ..................................................................... 10
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Judul Praktikum
Analisis Kuantitatif Air.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Menentukan specific gravity dari air formasi
2. Menentukan jumlah kandungan ion-io dalam air formasi
3. Dapat memperkirakan terbentuknya scale oleh air formasi
1.3. Prinsip Percobaan
1. Specific Gravity dari air formasi pada percobaan ditentukan dengan
menggunakan hydrometer. Hidrometer menggunakan prinsip gaya
Archimedes yaitu gaya angkat oleh fluida terhadap benda yang
dilingkupinya sebesar berat fluida yang dipindahkan, sehingga
perbandingan densitas hidrometer dengan fluida dapat ditentukan dari
ketinggian hydrometer yang tercelup dalam air.
2. Jumlah kandungan ion-‐ion air dapat ditentukan secara stoikiometrik
dengan metode titrasi. Digunakan indicator dengan range pH tertentu
untuk mengetahui titik konsentrasi ekivalen
3. Terbentuknya scale oleh air formasi bergantung pada suhu, tekanan, dan
jenis serta konsentrasi ion dalam air formasi. Kecenderungan
pembentukan scale ditentukan dengan scale index . Nilai scale index
kurang dari nol menyatakan air formasi tidak membentuk scale.
1.4. Teori Dasar
Dalam reservoir, selain terdapat minyak dan gas, juga terdapat satu
fasa lain yaitu air formasi. Karakteristik dari air formasi ini jauh berbeda dari
air biasanya. Hal ini dikarenakan sifat air sebagai pelarut universal. Di
reservoir, saat air mengalami kontak dengan tanah dan batuan formasi, air
berusaha melarutkan zat-zat yang menempel di tanah dan batuan formasi.
Akibatnya, air ini mengandung sejumlah zat hasil kontak dengannya, selain itu
biasanya air ini mengandung padatan yang tersuspensi dan gas yang larut.
5
Pada saat minyak diproduksi, umumnya air juga ikut terproduksi.
Karena perubahan tekanan dan temperatur dalam tubing, kelarutan ion-ion
dalam air mengalami penurunan, sedangkan kelarutan air terhadap zat lain ada
batasnya. Akibatnya, zat yang semula larut dalam air ini menjadi tidak larut,
kemudian bereaksi membentuk padatan yang memisahkan diri dengan air. Zat
padatan ini disebut scale. Scale ini dapat menyebabkan penyumbatan pada
pipa-pipa tubing. Akibatnya dapat menurunkan angka produksi minyak. Selain
itu, terdapat juga zat-zat padatan lain yang terpisahkan dari air dapat
menyebabkan korosi pada peralatan permukaan dan bawah permukaan.
Sifat-sifat fisik yang perlu diketahui untuk mengatasi masalah-
masalah yang ditimbulkan dari air formasi adalah sebagai berikut:
a. Ion-ion penyusun dalam air dan sifat-sifatnya
b. Keterangan tentang ion-ion penyusunan tersebut
c. Metode analisis yang digunakan
Karenanya, perlu dilakukan analisa karakeristik dari air tersebut dan
jumlah-jumlah ion didalamnya. Mulai dari analisa spesific gravity, ion sulfat,
TDS, hingga analisa ion-ion. Setelah mendapatkan data dari hasil analisa,
barulah dapat kita tentukan apakah dari air formasi tersebut berpotensi
membentuk scale atau tidak.
Ion-ion penyusun yang perlu diketahui adalah:
Kation Anion
Natrium (𝑁𝑎!!) Klorida (𝐶𝑙!)
Kalsium (𝐶𝑎!!) Bikarbonat (𝐻𝐶𝑂!!)
Magnesium (𝑀𝑔!!) Sulfat (𝑆𝑂!!)
Besi (𝐹𝑒!!) Karbonat (𝐶𝑂!!)
Tabel 1.1 Ion-ion penyusun air formasi
Spesific Gravity dari air dapat ditentukan dengan menggunakan
Hydrometer, SG Balance, atau Picnometer tergantung dari ketelitian yang
dikehendaki. Hydrometer tidak seteliti SG Balance dan Picnometer namun
ketelitiannya cukup dapat diterima. Hydrometer dan SG Balance
membutuhkan koreksi dari temperature. Hydrometer menggunakan prinsip
kerja arcimedes. Adanya minyak dalam sampel mempengaruhi pengukuran
specific gravity air formasi, jadi sampel yang dapat digunakan adalah sampel
6
yang telah di filtrasi atau bebas minyak.Ion sulfat diendapkan dengan BaI2
dalam larutan asam, disaring dan ditimbang sebagai BaSO4. Dalam prakteknya
unsur-unsur pengganggu hanya sedikit berpengaruh terhadap sulfat dalam air
formasi. Walaupun begitu perlu diingat bahwa ion-ion ferric silica ammonium
dan logam-logam berat dapat mengganggu penentuan ini.
Penentuan TDS ini digunakan sebagai pengecekan terhadap SG dan
resistivity. Kebanyakan air formasi merupakan NaCl dengan jumlah yang
lebih besar daripada CaCl2, MgCl2, SrCl2, dan garam-garam lain. Ada empat
cara untuk menentukan TDS dari air formasinya, yaitu:
1. Perkiraan dari penentuan SG
2. Perkiraan dari penentuan resistivity
3. Penguapan sampel sampai penimbangan residu yang konstan
4. Perhitungan dari jumlah konsentrasi ion-ion
1.5. Alat Dan Bahan
6.3.1. Alat-alat
1) Buret dan Standar
2) Gelas ukur
3) Gelas kimia
4) Pipet
5) Timbangan
6) Pengaduk
7) Cawan
8) Tabung kimia dasar
9) Kertas saring
10) Kertas saring bebas abu
11) Hydrometer atau picnometer
6.3.2. Bahan-bahan
1) Air formasi
2) Complexon III 0.02 N
3) NaOH 1 N
4) Murexide
5) Eriochrome Black T
7
6) Larutan Buffer
7) Phenolpthalein
8) HCl 0.1 %
9) Methyl Orange 0.1 %
10) Photassium Chromate 5 %
11) AgNO3 0.1 %
12) BaCl2
13) Air Suling
8
BAB II
PENGOLAHAN DATA
2.1. Data Percobaan 2.1.1. Nilai API air formasi
°𝐴𝑃𝐼 = 7,8°
2.1.2. Data penentuan TDS Massa cawan kosong = 24,63 gram Massa cawan + residu = 25 gram Massa residu = 0,37 gram
2.1.3. Data penentuan ion sulfat Massa cawan kosong = 45,27 gram
Massa cawan+residu = 45,50 gram
Massa residu = 0,23 gram
2.1.4. Data volume titrasi yang dibutuhkan
Jenis
Ion Nama Ion Penitrasi
Warna Volume
(ml) Sampel+Indikator Akhir
Titrasi
Anion
CO3-
HCl 0,05
%
Merah muda Bening 0.3 mL
HCO3- HCl 0,1 % Kuning Jingga 1.7 mL
Cl- AgNO3 Kuning Jingga 0.1 mL
Kation
Total
Hardness
Complexon
0.02 N Ungu Biru 4.7 mL
Ca2+ Complexon
0.02 N Merah jambu Ungu 1.5 mL
Mg2+ Complexon
0.02 N
Tabel 2.1 Tabel Data Titrasi Ion-Ion
9
2.2. Pengolahan Data
2.2.1. Penentuan Specific Gravity 𝐴𝑃𝐼 = !"!,!
!− 131,5 (pers 2.1)
𝛾 = 141,5
𝐴𝑃𝐼 + 131,5
𝑆𝐺 = 𝛾 = 141,5
7,8+ 131,5 = 1,0158
jadi SG dari sampel air formasi adalah 1,0158
2.2.2. Penentuan Ion Sulfat (galvanimetric method)
𝑀!"#"$ !"#"$% = 45,27𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀!"#"$!!"#$%& = 45,50 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀!"#$%& = 𝑀!"#"$!!"#$%&-
𝑀!"#"$ !"#"$% = 45,50− 45,27 = 0,23 𝑔𝑟𝑎𝑚
Massa BaSO4 = 0,23 gram
Mol BaSO4 = !"##"!"#$% !"#$%&#
= !,!"!""
= 9,87 × 10!! mol
Mol SO42- = Mol BaSO4
M SO42- = ! !"#$!
!" !"#$! 𝑥 𝑀𝑟 SO4
- = 9,87 × 10!!× 96 = 0,09476 𝑔𝑟𝑎𝑚
M sampel =
𝜌 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 = 1,0158 !"!"𝑥 100 𝑚𝑙 = 101,58 𝑔𝑟𝑎𝑚
[ SO42- ] = !"# !"!
!!!"#!"!!!!!"""!"#$%&'(!"#$%& !"#$%&'()
(pers 2.2)
[ SO42- ] = !,!" × !"
!! !!"!!"""!!!" ! !,!"#$
= 18,66 𝑝𝑝𝑚
2.2.3. Total Dissolved Solid
𝑀!"#"$ !"#"$% = 24,63 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀!"#"$!!"#$%& = 25 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑀!"#$%& = 𝑀!"#"$!!"#$%&= 𝑀!"#"$ !"#"$% = 25− 24,63 = 0,37 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑇𝐷𝑆 = !"##" !"#$%×!"""!!"#$%! × !"
= !,!"×!"""!" × !,!"#$
= 36,4245 !!
10
2.2.4. Analisa Ion-ion
1) Analisa CO32-
𝑪𝑶𝟑 𝟐! + 𝟐𝑯𝑪𝒍 ↔ 𝑯𝟐𝑪𝑶𝟑 + 𝟐𝑪𝒍!
Volume titrasi = Volume HCl = 0,3 mL
0N (HCl)= 0,05% = 0,05 N
𝐶𝑂!!! =
!!"#×!!"#×!"""×!"!"!!!
!!"#$%&×!"#$%&'×! (Pers 2.3)
𝐶𝑂!!! =0,3×0,05×1000× 12+ 48
10×2×1.0158
𝐶𝑂!!! = 44,30 𝑝𝑝𝑚
2) Analisa HCO3-
𝑯𝑪𝑶𝟑 ! +𝑯𝑪𝒍 ↔ 𝑯𝟐𝑪𝑶𝟑 + 𝑪𝒍!
Volume titrasi = Volume HCl = 1,7 mL
[HCl] = 0,1 N
𝐻𝐶𝑂!! ppm = !!"#×!!"#×!"""×!"!"#!!
!!"#$%&×!"#$%&'×! (Pers 2.4)
𝐻𝐶𝑂!! ppm = !,!×!,!×!"×!"""!" ×!× !.!"#$
= 1020,87 ppm
3) Analisa 𝑪𝒍!
𝑪𝒍! + 𝑨𝒈𝑵𝑶𝟑 ↔ 𝑨𝒈𝑪𝒍+𝑵𝑶𝟑 !
Nama ion M
(gr/mol) Valensi
CO32- 60 2
HCO3- 61 1
Cl- 35.5 1
SO42- 96 2
BaSO4 233 2
Ca2+ 40 2
Mg2+ 24 2
Na+ 23 1
TABEL 2.2 Literatur Data Ion
11
Volume titrasi = Volume AgNO3 = 0,1 mL
[AgNO3] = 0,1% = 0,1 N
𝐶𝑙! ppm = !!"!×!!"!×!"""×!"!"!
!!"#$%&×!"#$%&'×! (Pers 2.4)
[𝐶𝑙!]= !,! ! !,!!!",!!!"""!" ! !.!"#$ ! !
= 34.95 ppm
4) Analisa Total Hardness (Kesadahan Total)
Volume titrasi = 4,7 mL
Volume titrasi = volume titrasi Ca2+ + volume titrasi Mg2+
𝐶𝑎!! + 𝑀𝑔!! =! !"#$%&'"( !!! ! ! !"#$%&'"( !!! ! !" !"!! ! !"!!
! !"#$%& ! ! !"#$%& 𝑥 10! (Pers 2.4)
𝐶𝑎!! + 𝑀𝑔!! = !,!" ! !,! ! !" ! !"""!" ! !.!"#$
= 592,24 ppm
5) Analisa 𝑪𝒂𝟐!
Volume Complexon III = 1,5 ml
𝐶𝑎!! ppm = !!"!!×!!"!!×!"""×!"!"
!!
!!"#$%&×!"#$%&'×! (Pers 2.5)
[𝐶𝑎!!]ppm = !,! ! !,!" ! !" ! !""" !" ! ! ! !.!"#$
= 59,066 ppm
6) Penentuan 𝑴𝒈𝟐!
Volume Mg!!= Volume TH – Volume 𝐶𝑎!! = 4,7 – 1,5 = 3,2 ml
𝑀𝑔!! ppm = !!"!!×!!"!!×!"""×!"!"
!!
!!"#$%&×!"#$!"#×! (Pers 2.5)
𝑀𝑔!! ppm = 3,2×0,02×1000×2410 × 2 × 1,0158 = 75,605 𝑝𝑝𝑚
7) Penentuan 𝑵𝒂!
Jumlah Anion = [SO42-] + [CO3
2-] + [HCO3-] + [Cl-]
= 18,66+ 44,3 + 1020,87+ 34,95
= 1118,78 𝑝𝑝𝑚
Jumlah Kation = [Ca2+] + [Mg2+]
= 59,066+ 75,605
= 134,67 𝑝𝑝𝑚
12
[Na+] = jumlah anion – jumlah kation = 1118,78 – 134,67 = 984,108 ppm
2.2.5. Scaling Index
Kita anggap pada awalnya ρair = 1 g/L
Palkali = 4,8139 – 0,4375ln[CO32-+ HCO3
-]
Didapatkan Palkali = 5,644
PCa2+ = 4,5997 – 0.4327ln[Ca2+]
Didapatkan PCa2+
= 6,292
Nilai K = 2,22
Maka:
SI (Scaling Index ) = pH – (Palkali + PCa + K )
= 7 – (5,644 + 6,292 + 2,22)
= -7,156
13
BAB III ANALISIS
a. Asumsi-Asumsi Percobaan
1. Alat percobaan dalam keadaan baik dan bekerja dengan baik.
2. Cawan dalam keadaan bersih dan tidak ada pengotor yang tersisa.
3. Tidak ada gaya gesek antara hydrometer dan gelas ukur
4. Tekanan dan temperature dalam keadaan standar.
5. Berat udara diabaikan saat mengukur massa.
6. Air formasi tidak mengandung unsur pengotor yang bukan merupakan
bagian dari air formasi itu sendiri.
7. Tidak terjadi kesalahan paralaks dalam penentuan API, volume titrasi dan
massa sampel air formasi.
8. Larutan yang digunakan memiliki konsentrasi sesuai yang tertera di label.
9. Tekanan dan suhu ruangan konstan.
b. Analisis Perobaan
Selama keberjalanan praktikum hal yang menjadi kesulitan adalah
pada percobaan titrasi untuk pengujian ion-ion yang terlarut dalam air
formasi.. Kesulitan tersebut adalah dalam pengamatan perubahan warna saat
titrasi mencapai eqivalen. Pengamatan yang dilakukan terkadang tidak
memberikan perubahan warna apa-apa, padahal pada air formasi sudah diberi
indicator sesuai prosedur yang berlaku di modul. Hal ini bisa terjadi karena
perubahan warna yang terjadi saat titrasi mencapai nilai eqivalennya terhadapa
ion yang terlarut dalam air formasi yang diamati berlangsung singkat dan
sangan sulit sekali mendapatkan perubahan warna yang jelas. Setelah
perbuhan warna pada larutan air formasi dan indicator, larutan tersebut
berubah kembali ke tidak berwana (mula-mula). Sehingga pengamatan
perubahan warna seakan-akan tidak bisa diamati.
Sehingga percobaan dalam analisa Ca2+ tidak mendapatkan data
pengamatan karena kesulitan dalam penentuan volume yang eqivalen.
Sehingga data analisa Ca2+ didapat dari referensi data assisten.
Dalam praktikum kali ini juga dilakukan percobaan menghitung
konsentrasi ion sulfat. Hal ini penting karena ion sulfat dapat menyebabkan
14
kebocoran pipa di lapangan karena ion sulfat itu bersifat korosif. Dengan kita
mengetahui konsentrasinya, maka dapat memperkirakan metode apa yang
paling tepat untuk menanggu
Dalam percobaan ini juga dilakukan percobaan penentuan Total
Dissolve Solid. Hal ini penting karena,jika terdapat padatan yang terlarut
(scale) tersebut dapat menyebabkan terjadinya sumbatan. Nilai TDS sendiri
dapat diprediksi dengan melihat SG nya. Semakin besar SG maka air formasi
tersebut semakin berat.
c. Analisis Data
Air formasi memiliki SG yang lebih besar mengingat bahwa dalam air
formasi terdapat banyak ion-ion terlarut sehingga massa air formasi itu sendiri
menjadi lebih berat., yang kemudian menyebabkan SG dari air formasi > air
biasa, yaitu sebesar 1,0158 . Dari hasil percobaan, didapati bahwa ion HCO3-
memiliki konsentrasi terbesar dari air formasi tersebut sebesar 1020,87 ppm.
Tingginya konsentrasi ion HCO3- menandakan bahwa ion klorida memiliki
potensi paling besar dalam pembentukan scale, dimana scale tersebut dapat
memicu terbentuknya padatan yang dapat menyebabkan terjadinya
penyumbatan.
Ion Ca2+ yang apabila bereaksi dengan ion CO32- , akan berpeluang
untuk membentuk senyawa karbonat. Senyawa karbonat memiliki sifat yang
sulit untuk larut dalam air. Pada saat dilakukan produksi minyak dari
sumur,dimana temperatur dan tekanan turun, dapat memungkinkan
terbentuknya scale dari senyawa-senyawa ini. Namun, karena konsentrasi ion-
ion ini kecil, pada prakteknya di lapangan, tidak diperlukan perlakuan yang
detail terhadap pengaruh scale yang ditimbulkan ion-ion ini.
Scale Index yang didapatkan jika besarnya postif, maka terbentuk scale
pada air formasi. Sebalikny jika besarnya negatif, berarti tidak terbentuk scale.
Dari hasil percobaan kandungan yang ada di air formasi, didapatkan besar scale
index adalah negatif sesuai perhitungan. Hal ini mengindikasikan tidak
terbentuknya scale pada air formasi.
15
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN 1. Specific Gravity dari air formasi yang digunakan sebesar 1,0158, yang nilainya sama
dengan nilai densitas dari sampel tersebut karena nilai densitas fluida
referensinya (air) sama dengan 1 (satu). [diukur menggunakan hidrometer.]
2. Konsentrasi dari hasil analisis i o n - i o n y a i t u :
3. Nilai scale index ternyata menunjukkan nilai negatif (SI = -7,156) yang
menandakan bahwa mungkin tidak terbentuk scale dari air formasi yang diuji.
Ion [Ion] (ppm)
Na+ 984,108
Ca2+ 59,066
Mg2+ 75,605
Cl- 34,95
CO32- 44,30
HCO3- 1020,87
SO42- 18,66
16
KESAN DAN PESAN
Kesan
Asisten praktikum yaitu Bang Handita dan Bang Fariz memahami konsep
dengan sangat baik dan mereka menerangkannya secara jelas tanpa membuat
bingung. Praktikum ini pun sangat seru karena tes awal sangat berbeda dengan moduk
modul yang sebelumnya saya lakukan. Jadi tes awalnya adalah seperti cerdas cermat,
dimana setiap tim akan berebut untuk menjawab. Dan kedua asisten juga baik karena
tidak ada dari kami yang di kick.
Pesan
Mungkin dalam praktikum ini ada beberapa alat dan bahan yang tidak baik
secara kualitatif seperti air formasi yang mungkin tidak terlalu disaring dengan baik.
Apabila memungkinkan tolong diperbaharui alat dan bahan tersebut agar hasil
pengamatan dan perhitungan data efektif dan akurat. Dan sejujurnya pembuatan
laporan ini cukup membingungkan dalam proses pengolahan data, mungkin untuk
kedepannya saat selesai praktikum dapat diberikan contoh perhitungan dan rumus
yang dipakai.