modul8 ustan

25
TUGAS TERSTRUKTUR USAHA TANI BIAYA, PENERIMAAN, DAN KEUNTUNGAN Disusun oleh : kelompok 5 1. Tiffany Rahma A 115040100111155 2. Susi Susanti 115040100111024 3. Tiara Shahnaz I 115040100111019 4. Vika Sari 115040101111165 5. Tamsil Aris W 115040100111098 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Transcript of modul8 ustan

Page 1: modul8 ustan

TUGAS TERSTRUKTUR

USAHA TANI

BIAYA, PENERIMAAN, DAN KEUNTUNGAN

Disusun oleh :

kelompok 5

1. Tiffany Rahma A 115040100111155

2. Susi Susanti 115040100111024

3. Tiara Shahnaz I 115040100111019

4. Vika Sari 115040101111165

5. Tamsil Aris W 115040100111098

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: modul8 ustan

Pengertian Biaya

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi,

yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah

terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya

implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang.

Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara

langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang modal.

Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumberdaya yang

dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar persediaan,

jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya yang digunakan untuk keperluan

bisnis atau kepentingan lainnya. Sementara biaya kesempatan merujuk pada setiap alternatif

yang dikorbankan untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih bernilai. Misalnya, seorang

guru dibayar sebesar Rp. 500.000 per bulan. Jika kemudian ia memutuskan untuk berhenti

bekerja dan mencoba berwirausaha, maka ia akan kehilangan pekerjaannya sebagai guru dan

mengorbankan kesempatan mendapatkan gaji Rp. 500.000. Dapat disimpulkan bahwa—bagi

guru itu—biaya kesempatan untuk menjadi wirausahawan adalah Rp. 500.000 per bulan.

Biaya dapat dikatakan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan oleh pihak produsen

untuk menghasilkan produk. Terdapat beberapa biaya dalam aktivitas produksi, namun pada

intinya biaya produksi terdiri atas dua bagian utama, yakni biaya tetap (fixed cost) dan biaya

variabel (variable cost).

Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau

digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai

sebagai pengurang penghasilan.

Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang

dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini

atau di masa mendatang bagi organisasi.

Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis  yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumberdaya atau nilai

ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.

Page 3: modul8 ustan

Menurut Halim dan Supomo (2005:6), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang

dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini

atau di masa mendatang bagi organisasi.

Menurut Hansen dan Mowen (2005:66), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas

yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. 

Menurut Atkinson et al (2007:89), biaya adalah nilai moneter dari barang dan jasa

yang dikeluarkan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang maupun di

masa mendatang. Biaya dapat juga digunakan untuk membuat suatu produk, sehingga

dapat dijual dan menghasilkan keuntungan kas. 

Menurut Carter (2009:2), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan

yang dikeluarkan untuk menjamin memperoleh manfaat. 

Menurut Riduwan (2007:4), biaya dapat diartikan pula sebagai harga pokok atau

bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.

Dari definisi atau pengertian biaya tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya

dapat didefinisikan atau diartikan dalam dua kategori, yaitu secara sempit dan luas. Dalam

arti sempit, definisi atau pengertian biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh aktiva, sedangkan dalam arti luas, definisi atau pengertian biaya merupakan

pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau

secara potensial akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Biaya produksi merupakan seluruh pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktor-

faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi

perusahaan tersebut. Besarnya biaya produksi jelas berhubungan dengan banyak sedikitnya

jumlah produk yang dihasilkan. Dengan menambah jumlah barang yang dihasilkan, maka

biaya produksi akan ikut bertambah. Bertambahnya jumlah produk menyebabkan biaya per

satuan menjadi semakin rendah karena beban biaya tetap dibagi atas banyaknya jumlah

produk, sehingga hasilnya menjadi lebih kecil. Selama cara berproduksi masih sederhana,

dengan modal tetap yang sedikit pun akan membuat biaya produksi rendah.

Macam-macamBiaya

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung atas besar

kecilnya kuantitas produksi yang dikeluarkan. Apabila produksi barang dalam jangka waktu

Page 4: modul8 ustan

sementara dihentikan, maka biaya tetap ini harus dibayar dalam jumlah yang sama misalnya

sewa gedung, pajak, penyusutan alat-alat, gaji pegawai, dan sebagainya.

Gambar 1 : Kurva Biaya Tetap (FC)

Keterangan:

Pada saat biaya tetap sebesar FC0 produksi yang dihasilkan Q1 , Q2 , dan seterusnya.

Biaya Variabel (Variable Cost)

Biaya variable (Variable Cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai

dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar kuantitas produksi makin

besar pula jumlah biaya variabel seperti bahan mentah, biaya tenaga kerja dan sebagainya.

Gambar 2 : Kurva Biaya Variabel (VC)

Page 5: modul8 ustan

Biaya total atau total cost (TC) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya

variabel, yang dibutuhkan untuk memproduksi tiap tingkat output.

Gambar 3 : Kurva Biaya Total (TC)

Total cost dapat dirumukan sebagai berikut.

TC = FC + VC atau cukup ditulis C = FC + VC

Contoh Faktor Produksi Usahatani yang Termasuk di dalam Struktur Biaya Variabel

Biaya jangka pendek terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost),

sedangkan dalam jangka panjang semua biaya dianggap/diperhitungkan sebagai biaya

variabel (Hernanto, 1988). Biaya usahatani akan dipengaruhi oleh jumlah pemakaian input,

harga dari input, tenaga kerja, upah tenaga kerja, dan intensitas pengelolaan usahatani.

Biaya variabel (variabel cost –vc)

Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan perubahan

volume produksi atau penjualan. Artinya biaya variabel berubah menurut tinggi rendahnya

ouput yang dihasilkan, atau tergantung kepada skala produksi yang dilakukan. Yang

termasuk biaya variabel dalam usahatani serta termasuk ongkos tenaga kerja yang dibayar

berdasarkan penghitungan volume produksi, biaya tenaga kerja langsung, bahan baku

meliputi biaya bibit, biaya pupuk, biaya obat-obatan, bahan bakar, listrik dsb.

1. Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting

dan perludiperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja

dilihat daritersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu

Page 6: modul8 ustan

puladiperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga

kerjaadalah :

a. Tersedianya tenaga kerja. Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup

memadai. Jumlah tenaga kerjayang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang

diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas

tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upahtenaga kerja.

b. Kualitas tenaga kerja. Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-

barang pertanian atau bukan,selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja

spesialisasi ini diperlukan sejumlahtenaga kerja yang mempunyai spesialisasi

pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya adalahdalam jumlah yang terbatas. Bila

masalah kualitas tenaga kerja ini tidak diperhatikan,maka akan terjadi kemacetan

dalam proses produksi. Sering dijumpai alat-alat teknologicanggih tidak dioperasikan

karena belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyaiklasifikasi untuk

mengoperasikan alat tersebut.

c. Jenis kelamin. Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi

dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam

bidang pekerjaan tertentuseperti mengolah tanah, dan tenaga kerja wanita

mengerjakan tanam.

d. Tenaga kerja musiman pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan

tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman. Bila terjadi

pengangguran semacam ini, makakonsekuensinya juga terjadi migrasi atau urbanisasi

musiman (Soekartawi, 2003). Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal

dari keluarga petani sendiri. Tenagakerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga

pada produksi pertanian secarakeseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi

terkadang juga membutuhkantenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan

tanah baik dalam bentuk pekerjaanternak maupun tenaga kerja langsung sehingga

besar kecilnya upah tenaga kerjaditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria

umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita. Upah

tenaga kerja ternak umumnya lebihtinggi daripada upah tenaga kerja manusia

( Mubyarto, 1995).

Biaya tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika

digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC) dan

biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:

Page 7: modul8 ustan

Rp

Q

TFCn

0

Biaya Tetap Total (TFC)

Biaya tetap total (TFC) dilukiskan sebagai garis lurus (horizontal) sejajar dengan

sumbu kuantitas. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun jumlah output yang dihasilkan,

besarnya biaya tetap total (TFC) tidak berubah yaitu sebesar n.

Biaya variabel total (TVC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak

sedikitnya output yang dihasilkan. Gambar yang menunjukkan bahwa kurva biaya variabel

total terus menerus naik. Jadi semakin banyak output yang dihasilkan maka biaya variabel

akan semakin tinggi.

Misalnya adalah pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Semakin banyak barang

yang dihasilkan, maka semakin besar pula pengeluaran untuk pembelian bahan baku. Namun

demikian laju peningkatan biaya tersebut berbeda-beda (tidak konstan ) . Laju peningkatan

mula-mula dari titik asal adalah menurun hingga titik A. Pada titik A ini tidak terjadi

peningkatan sama sekali. Kemudian sesudah titik A laju kenaikannya terus menerus naik.

Biaya Variabel Total (TVC)

Page 8: modul8 ustan

Rp

Q

TVC

A

0

Rp

TVC

A

0

n

TC

Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut biaya

total (TC). Jadi, TC = TFC + TVC. Total Cost (TC) berada pada jarak vertikal di semua titik

antara biaya tetap total (TFC) dan biaya berubah total (TVC), yaitu sebesar n.

Total Cost (TC)

Contoh Faktor Produksi Usahatani yang Termasuk di dalam Struktur Biaya Tetap

beserta Analisis Penghitungan

Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk dapat memproduksi

barang dan jasa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Fair dan Ray (2006)

Page 9: modul8 ustan

semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan

dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang

akan terjadi. Biaya total per periode Bina Lembu Manunggal merupakan penjumlahan biaya

tetap dengan biaya variabel, yaitu Rp. 161.800.500,00.

Biaya tetap

Biaya tetap meliputi gaji karyawan, biaya pembelian kandang dan peralatan, serta

biaya beli tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sigit (1982) yang menyatakan bahwa contoh

biaya tetap antara lain biaya sewa, depresiasi, bunga dan gaji. Semakin besar volume

produksinya semakin kecil biaya tetap per unitnya, semakin turun produksinya semakin besar

biaya tetap perunitnya. Gaji karyawan sebesar Rp 24.000,00 per hari, jadi per periode gaji

karyawan sebesar Rp. 2.880.000. rincian biaya tetap Bina Lembu Manunggal per periode

sebagai berikut :

Tabel 1. Penghitungan Total Biaya Tetap per Periode (4 bulan)

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Biaya tetap

Gaji Karyawan 2.880.000,00

Penyusutan kandang 4.500.000,00

Peralatan kandang 9.000.000,00

Total biaya tetap 15.880.500,00

Biaya variabel

Terdiri dari biaya untuk pembelian bakalan, biaya pakan, biaya obat obatan, biaya

listrik dan biaya pemasaran dimana jumlah totalnya berubah sebanding dengan kegiatan

perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sigit (1982) yang menyatakan bahwa Jika

volume produksi naik maka naiklah biaya variabel, volume produksi turun maka turunlah

biaya variabel. Rincian biaya variabel dari Bina Lembu Manunggal yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Penghitungan Total Biaya Variabel Per Periode (4 bulan)

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Biaya Variabel

Pembelian bakalan 144.000.000,00

Biaya pakan 720.000,00

Biaya obat-obatan dan vitamin 400.000,00

Biaya listrik 200.000,00

Biaya transportasi 600.000,00

Total biaya variabel 145.920.000,00

Page 10: modul8 ustan

Biaya pakan di Bina Lembu Manunggal ini tidak terlalu banyak, yaitu biaya

konsentrat sebesar Rp. 6000,00 setiap hari. Jika dihitung per periode maka biaya pakan

sekitar Rp 720.000,00. Sedangkan pakan seperti rumput dan jerami tidak memerlukan biaya

karena di Bina Lembu Manunggal tersebut juga menanam sendiri rumput dengan pupuk

organik hasil kotoran kambing yang dipelihara disana. Biaya listrik, air dan lain-lain sekitar

Rp. 800.000.00 per periode. Sehingga biaya variabel Bina Lembu Manunggal per periode

adalah Rp. 145.920.000,00.

Hasil Penelitian Usahatani yang Menganalisis Biaya dan Pendapatan Usahatani

Judul skripsi : Analisis Usahatani dan Strategi Bauran Pemasaran (Marketing

Mix) Sayuran Organik

Oleh : Condro Puspo Nugroho

Ringkasan :

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat banyak membantu dalam memberikan

mata pencaharian masyarakat di Indonesia. Memasuki abad ke 21 masyarakat dunia mulai

sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian.

Salah satu jenis tanaman yang sering dan mudah dalam pembudidayaan secara

organik yaitu tanaman jenis sayur- sayuran. Tanaman sayuran sawi- sawian merupakan jenis

sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Mengingat produk yang

dihasilkan merupakan produk yang umur penggunaannya relatif singkat, memiliki pangsa

pasar yang luas, serta memiliki persaiangan yang sangat ketat maka penentuan bauran

pemasaran sangat berperan penting dalam penentuan strategi yang akan digunakan dalam

memasarkan produk sayuran organic Pak Choy dan Caisim.

Pracaya (2007) menyatakan bahwa produk-produk tanaman organic harganya mahal.

Produk ini lebih sering ditemui di supermarket atau pada agen khusus produk pertanian

organic, dan sangat jarang tersedia di pasar-pasar tradisional sebab harganya yang lebih

tinggi dibanding sayuran pada umumnya. Dengan kata lain wilayah pemasaran sayuran

organic masih sempit sebab tingginya permintaan terhadap sayuran organic terutama berasal

dari kalangan menengah ke atas dan kelompok konsumen yang sadar akan pentingnya

mengkonsumsi makanan organic.

Potensi dan peluang pasar sayuran organic yang cukup menjanjikan ternyata belum

mampu dimaksimalkan oleh sebagian pelaku pasar terutama petani. Hal ini erat kaitannya

dengan karakter segmen pasar yang spesifik, dimana petani tidak mampu mengaksesnya

Page 11: modul8 ustan

secara terbuka. Tidak semua petani sayur organic memasarkan langsung hasil panen

sayurannya. Selain itu dari petani yang memasarkan hasil panen secara langsung sangat

sedikit diantaranya yang mampu mengakses jaringan pasar potensial disebabkan karena

keterbatasan informasi dan jejaring pemasaran.

Meski segmen pasar sayuran oriental bersifat spesifik, perkembangan terakhir

menunjukkan bahwa sayuran oriental juga mulai dijual secara meluas di pasar-pasar

tradisional dengan harga relative lebih murah. Peluang ini seharusnya dapat direspon oleh

petani sayur organic, sebab dari aspek teknis sayur organic dapat dibudidayakan dengan

biaya minimal. Petani sayuran oriental-organik dapat dimanfaatkan keunggulan dari aspek

efisiensi biaya usahatani ini untuk bersaing di pasar tradisional. Sayur organic yang murah

dan diyakini memiliki daya simpan lebih lama tentunya akan memiliki posisi tawar yang

lebih kuat dibandingkan dengan sayuran non organic.

Penyusunan dan penetapan strategi pemasaran yang tepat mempunyai peranan yang

penting melalui penerapan bauran pemasaran. Oleh karena itu, diperlukan analisi bauran

pemasaran meliputi price, promotion, place, dan product. Di dalam analisis bauran pemasaran

yang terdiri dari unsur 4 P tersebut dapat menghasilkan strategi-strategi yang dapat

diterapkan dalam melakukan pemasaran sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim.

Dimana kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan hasil respon yang diberikan terhadap

pemasaran dan peluang sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim.

Analisis Usahatani:

1. Analisis Biaya Produksi

Usahatani sayuran organic yang ditanam di lahan Organic Mini Garden

(OMG) system penanamannya dalam 500 polybag yang terletak dalam 4 bedengan, yang

tiap-tiap bedengan berisi 125 polybag. Jenis sayuran yang diusahakan yaitu jenis sayuran

Pak Choy Hijau dan Caisim, dimana setiap varietas sayuran masing-masing 2 bedeng,

yaitu varietas sayuran sebanyak 250 polybag pada setiap kali musim tanam. Perhitungan

biaya dalam penelitian usaha sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim meliputi biaya

variabel dan biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi

oleh jumlah produksi. Biaya variabel adalah biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya

volume produksi. Secara umum besar kecilnya biaya variabel untuk usahatani sayuran

organic Pak Choy Hijau dan Caisim juga sama. Yang membedakan keduanya adalah

pada biaya penyediaan benih.

Page 12: modul8 ustan

Tabel 1. Biaya Produksi Sayuran Organik Pak Choy Hijau dan Caisim

Biaya Produksi

Rp/Bedengan/Musim Tanam

Pak Choy Hijau Caisim

Biaya Tetap:

1. Sewa polybag

2. Penyusutan

peralatan

12.500,00

1.807,81

Jumlah 14.307,81

Biaya Variabel:

1. Tenaga kerja

2. Benih

3. Pupuk organic

4. Pengairan

5. Plastic kemasan

35.205,00

2.250,00

26.000,00

18.750,00

5.450,00

35.205,00

1.500,00

26.000,00

18.750,00

4.750,00

Jumlah 88.105,00 86.655,00

Biaya tetap + biaya

variabel 102.412,81 100.962,81

2. Biaya Total

Biaya total merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga

sayuran siap untuk dipasarkan, dan merupakan penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya

variabel usahatani sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim.

Tabel 2. Perincian Biaya Total Usahatani Sayuran Organik Pak Choy HIjau dan

Caisim pada 2 Musim Tanam

Biaya Produksi Rp/Bedengan/ Musim

Tanam

Nilai (Rp)

Pak Choy:

1. Biaya Tetap

2. Biaya Variabel

14.307,81

88.105,00

57.231,24

352.420,00

Jumlah 102.412,81 409.651,24

Page 13: modul8 ustan

Caisim:

1. Biaya Tetap

2. Biaya variabel

14.307,81

86.655,00

57.231,24

346.620,00

Jumlah 100.962,81 403.851,24

Biaya total usahatani sayuran organic Pak Choy Hijau yang dikeluarkan selama 2 kali

musim tanam dimana setiap musim tanam terdapat 2 bedeng tanaman sayuran organic Pak

Choy Hijau. Biaya yang dikeluarkan untuk setiap bedengan dengan 125 polybag sebesar Rp.

102.412,81. Sehingga biaya total yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organic Pak

Choy Hijau selama 2 kali musim tanam adalah sebesar Rp. 409.651,24 yang terdiri dari biaya

tetap Rp. 57.231,24 dan biaya variabel sebesar Rp. 352.420,00.

Biaya total usahatani sayuran organic Caisim yang dikeluarkan selama 2 kali musim

tanam dimana setiap musim terdapat 2 bedeng tanaman sayuran organic Caisim. Biaya yang

dikeluarkan untuk setiap bedengan dengan 125 polybag sebesar Rp. 100.962,81. Sehingga

biaya total tanam adalah sebesar Rp. 403.851,24 yang terdiri dari biaya tetap Rp. 57.231,24

dan biaya Variabel sebesar Rp. 346.620,00.

3. Analisis Penerimaan Usahatani Sayuran Organik

Penerimaan usahatani sayuran organic merupakan nilai dari produksi yang dihasilkan,

yaitu perkalian antara harga jual dengan total produksi. Besarnya penerimaan dipengaruhi

oleh besar kecilnya produksi, dimana semakin besar produksi maka akan semakin besar pula

penerimaannya yang akan diterima. Penerimaan juga akan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

harga jual dari produk yang akan diterima petani. Apabila harga jual dan jumlah produksi

yang tinggi maka penerimaan yang diperoleh akan tinggi pula, begitu pula sebaliknya apabila

harga dan produksi rendah maka penerimaan yang akan diperoleh juga akan rendah.

Tabel 3. Total Penerimaan Usahatani Sayuran Organik Pak Choy Hijau dan

Caisim.

Sayuran

Organik

Produksi (Kg)

Total

Penerimaan

(Rp)

Musim

Tanam 1

Musim

Tanam 2

Total

1. Pak choy 15,35 16,02 31,37 552.500,00

Page 14: modul8 ustan

hijau

2. Caisim 12,90 14,53 27,43 492.500,00

Jumlah 28,25 30,55 58,80 1.045.000,00

4. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya

produksi yang dikeluarkan selama proses produksi hingga produk sayuran organic siap untuk

dipasarkan. Tinggi rendahnya pendapatan yang akan diterima oleh petani akan

mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Apabila penerimaan lebih besar daripada biaya

total produksi maka mendapatkan keuntungan dan apabila sebaliknya maka mengalami

kerugian.

Usahatani sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim mengalami keuntungan seperti pada

table berikut ini.

Tabel 4. Pendapatan Usahatani Sayuran Organik Pak Choy Hijau dan Caisim.

Uraian Biaya

Nilai (Rp)

Pak Choy Hijau Caisim

1. Penerimaan Sayuran

Organik

552.500,00 492.500,00

2. Biaya total usahatani 409.651,24 403.851,24

3. Biaya pemasaran 39.318,96 38.680,73

Total Pendapatan 103.529,80 49.968,03

5. Analisis BEP

Perbedaan volume produksi dan harga pada sayuran organic Pak Choy Hijau dan

Caisim diukur dengan analisis break even point (BEP). Pada saat BEP produsen tidak

mendapat keuntungan atau kerugian yang dapat disebut juga impas. Melalui analisis BEP ini

produsen dapat melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan atau menurunkan volume

produksi sehingga nantinya produsen memperoleh keuntungan yang sesuai dengan

pengeluaran yang dilakukan untuk usahatani sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim.

Page 15: modul8 ustan

Tingkat BEP ditunjukkan dengan harga penjualan produk dan volume produksi minimal yang

disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Perhitungan BEP Usahatani Sayuran Organik Pak Choy Hijau dan Caisim.

Komoditi

Nilai BEP

BEP Produksi (Kg) BEP Harga (Rp)

1. Pak Choy Hijau 29,91 14.299,64

2. Caisim 29,52 16.140,36

Pada tabel ditunjukkan apabila produsen berproduksi dan menjual sayuran organic

Pak Choy Hijau lebih tinggi dari nilai BEP sebesar 29,91 Kg dengan harga Rp. 14.299,64

maka produsen mendapatkan keuntungan, tetapi apabila produsen berproduksi dan menjual

lebih rendah dari nilai BEP maka produsen akan mengalami kerugian. Sedangkan untuk

sayuran organic Caisim apabila produsen berproduksi dan menjualnya lebih tinggi dari nilai

BEP sebesar 29,52 kg dengan harga Rp. 16.140,36 maka produsen meendapatkan

keuntungan, tetapi apabila produsen berproduksi dan menjual lebih rendah dari nilai BEP

maka produsen akan mengalami kerugian. Dengan menganalisis nilai BEP, diharapkan

produsen akan dapat menentukan langkah yang tepat supaya tetap mendapatkan keuntungan

dalam usahatani sayuran organic.

6. Analisis R/C Ratio

Dengan perhitungan R/C Ratio dapat mengetahui tingkat kelayakan usahatani sayuran

organic Pak Choy Hijau dan Caisim. R/C Ratio merupakan perbandingan antara total

penerimaan dan total biaya usahatani sayuran organic seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Perhitungan R/C Ratio Usahatani Sayuran Organik Pak Choy Hijau dan

Caisim.

Uraian Tingkat Kelayakan Usaha

Pak Choy Hijau Caisim

Total Penerimaan 552.500,00 492.500,00

Total Biaya (Usahatani

dan Pemasaran)

448.651,24 442.851,24

R/C Ratio 1.23 1.11

Page 16: modul8 ustan

Pada tabel ditunjukkan bahwa nilai tingkat kelayakan usahatani sayuran organic Pak

Choy Hijau sebesar 1,23 sehingga biaya dalam usahatani tersebut efisiensi karena nilai R/C

Rationya >1. Sedangkan nilai R/C Ratio untuk Usahatani sayuran organic Caisim sebesar

1,11 yang artinya menunjukkan bahwa usahatani sayuran organic Caisim biaya dalam

usahatani sudah efisien karena nilai R/C Rationya >1.

Selain itu dengan perhitungan R/C Ratio ini juga dapat mengetahui tingkat kelayakan

suatu usaha, dan berdasarkan perhitungan R/C Ratio pada tabel di atas dapat dinyatakan

bahwa usahatani sayuran organic Pak Choy Hijau dan Caisim layak untuk dikembangkan

atau diusahakan karena total penerimaan mampu menutupi biaya yang harus dikeluarkan.

Page 17: modul8 ustan

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. http://fiqolbiaris.blogspot.com/2012/09/ilmu-usaha-tani.html Diakses

tanggal 7 Oktober 2012

Anonymous. 2012. Perencanaan

Agribisnis.http://frengkiblog.blogspot.com/2009/10/perencanaan-agribisnis_10.htm

Diakses tanggal 7 Oktober 2012

Anonymous. 2012. http://blog.ub.ac.id/sitimursiyam/Diakses tanggal 7 Oktober 2012

MODUL 8 USAHA TANI Hernanto, Fadholi. 1991, Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya:

Jakarta