Modul6_Kamis2_12213099
-
Upload
eric-chandra-junianto -
Category
Documents
-
view
151 -
download
36
description
Transcript of Modul6_Kamis2_12213099
MODUL VI
PENENTUAN PERMEABILITAS GAS/OIL –
GAS/WATER DENGAN METODE PENDESAKAN LAPORAN PRAKTIKUM
Nama : Eric Chandra Junianto
NIM : 12213099
Kelompok : Kamis 2
Tanggal Praktikum : Kamis, 12 Maret 2014
Tanggal Penyerahan : Kamis, 19Maret 2014
Dosen : Prof.Dr.Ir. Pudji Permadi
Asisten : 1. Wardana Saputra 12211031
2. Ilham 12211056
LABORATORIUM PETROFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
I. TUJUAN
1. Menentukan permeabilitas relatif Krg/Kro dengan sistem gas-minyak dan
permeabilitas relatif Krg/Krw dalam sistem gas-air.
2. Menentukan hubungan antara saturasi dengan permeabilitas relative.
II. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip percobaan ini adalah pendesakan sample core yang terjenuhi oleh
minyak dengan menggunakan gas sehingga terjadi aliran multifasa pada sample core
dan didapatkan laju alir minyak terhadap waktu, kemudian gas yang dipakai untuk
pendesakan akan mengalir ke alat VMS guna mengetahui laju alir pendesakan air oleh
gas terhadap waktu. Data-data tersebut akan dipakai untuk mencari harga Krg/Kro dan
Krg/Krw juga pengaluran hubungannya dengan harga saturasi air.
III. TEORI DASAR
Permeabilitas suatu formasi reservoir adalah hal yang sangat penting dalam
memperhitungkan nilai ekonomi suatu reservoir. Berbeda seperti porositas dan saturasi
yang hanya memperhitungkan isi atau kandungan dari formasi reservoir, permeabilitas
adalah salah satu sifat fisik suatu batuan yang menyatakan kemampuannya untuk
mengalirkan suatu fluida. Berhubungan dengan penilaian suatu formasi reservoir, dengan
nilai porositas dan saturasi hidrokarbon yang baik, suatu formasi reservoir tidak akan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi apabila kemampuannya untuk mengalirkan fluida yang
ada di dalamnya rendah.
Dalam analoginya dengan suatu rangkaian listrik, permeabilitas dapat dianalogikan
dengan konduktivitas suatu bahan untuk mengalirkan arus listrik, kebalikan dari nilai
resistivitas suatu bahan.
Perlu diperhatikan bahwa ada 3 macam permeabilitas yang dapat diukur dari suatu
batuan, yaitu :
1. Permeabilitas Absolut
Adalah permeabilitas suatu batuan yang dialiri oleh fluida satu fasa.
2. Permeabilitas Efektif
Adalah permeabilitas suatu batuan yang dialiri oleh dua fasa fluida atau lebih.
3. Permeabilitas Relatif
Adalah perbandingan antara nilai permeabiilitas absolut dan permeabilitas relatif.
Pada Percobaan-‐Percobaan sebelum modul VI, harga permeabilitas yang dicari
adalah permeabilitas absolut dari suatu batuan. Padahal suatu formasi reservoir biasanya
tersaturasi lebih dari satu fasa fluida. Jadi sebenarnya harga permeabilitas absolut kurang
dapat merepresentasikan harga permeabilitas suatu formasi reservoir. Jika permeabilitas
absolut dilambangkan dengan k, maka permeabilitas efektif untuk air, minyak dan gas
berturut-‐turut dinyatakan dengan kw, ko, dan kg.
Pada permeabilitas absolut, harga saturasi fluida tidak akan mempengaruhi nilai
permeabilitas absolut itu sendiri, karena batuan tersaturasi 100% dengan satu fasa fluida
sehingga harga permeabilitas absolut akan tetap. Sedangkan pada sistem 2 fasa atau lebih,
saturasi merupakan fungsi dari permeabilitas efektif. Sehingga harga permeabilitas efektif
suatu fasa fluida akan berubah seiring dengan perubahab harga saturasi fluida tersebut.
Pada suatu formasi reservoir, harga permeabilitas efektif dinyatakan bersamaan dengan
harga saturasi fasa fluida-‐fluida yang terkandung di dalamnya. Misalnya saja ko(60,30),
maksudnya adalah harga permeabilitas efektif fasa minyak pada suatu formasi yang
tersaturasi dengan 60% minyak, 30% air, dan sisanya 10% gas.
Mengingat banyaknya variasi saturasi fasa fluida yang dapat muncul pada suatu
formasi reservoir, maka pelaporan harga permeabilitas suatu formasi dirangkum dalam
bentuk permeabilitas relatif, yang merupakan perbandingan antara harga permeabilitas
efektif dengan harga permeabilitas absolut dari fasa fluida tersebut. Harga permeabilitas
relatif dapat dianggap sebagai harga permeabilitas suatu media berpori karena pada
keadaan absolut atau tersaturasi 100% oleh suatu fasa fluida, harga permabilitas efektifnya
akan tetap.
kk
k oro
)30,50()30,60( =
kk
k wrw
)30,50()30,60( =
kk
k grg
)30,50()30,60( =
Di laboratorium, harga permabilitas efektif dapat diukur dengan berbagai metode
dan alat. Pada percobaan modul VI ini dipakai Hassler Permeemeter untuk menentukan
harga krg/kro yang terhubung dengan Volumetric Measurement System (VMS) untuk
menentukan harga krg/krw. Prinsip kerja dari alat ini adalah pendesakan core sample yang
tersaturasi 100% oleh fasa minyak oleh gas. Pada percobaan ini digunakan gas yang bersifat
inert agar struktur internal dari batuan tidak berubah. Gas yang telah mendesak minyak akan
mengalir ke VMS untuk kemudian mendesak air. Data yang diperoleh dari percobaan ini
adalah laju alir dari minyak dan air terhadap waktu. Melalui proses perhitungan data ini
kemudian dikonversikan menjadi krg/kro dan krg/krw.
Peralatan lain yang biasa digunakan di laboratorium antara lain adalah Penn State
Relative-‐Permeameter, Hafford Relative-‐Permeameter, dan Dispersed Relative-‐Permeameter.
Kegunaan dari penentuan harga permeabilitas relatif dari suatu formasi reservoir
antara lain adalah :
1. Penentuan free water level atau water table,
2. Salah satu parameter untuk Drill-‐Stem dan Production Test suatu formasi,
3. Penentuan saturasi fluida residual,
4. Kalkulasi fractional flow dan frontal advance untuk mengetahui distribusi fluida
dalam suatu formasi,
5. Prediksi produksi ke depan untuk formasi reservoir dengan sistem aliran dua
fasa atau lebih.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat
1. Tabung Nitrogen 2. Kompresor 3. Pompa vakum 4. Hassler core holder 5. Volumetric Measurement
System 6. Stopwatch 7. Flask berskala 8. Jangka sorong 9. Picnometer 10. Neraca analisis 11. Manometer
4.2 Bahan
1. Air (aquades) 2. Crude oil (paraffin) 3. Core
V. DATA PERCOBAAN
Data viskositas
µparafin = 22.49 cP
µudara kering = 0.0185 cP
Data core sample
k(mD) 23,68
Wkering = 41.5 gram
Wjenuh = 43.9 gram
d = 2.54 cm
t = 3.94 cm
k = 23.68 mD
Data picnometer
Wpicno+parafin = 17 gram
Wpicno = 12.10 gram
Vpicno = 5 mL
Data dimensi core
d = 2.54 cm
t = 3.94 cm
W = 43.99 gram
Data tekanan
PPCP = 15 psig
PN2 = 100 psig
Data Hassler core holder-Volumetric Measurement System
Waktu, t
(s)
Volume displaced
fluid, Vi (cc)
Volume flask, f (cc)
6 90 0.1
56.9 182 0.3
151.02 575 0.75
471 1118 1
700 1745 1.1
VI. PENGOLAHAN DATA
1) Tentukan Densitas Parafin
ρ!"#"$%& =W!"#$%!!"#"$%& − W!"#$%
𝑉!"#$%
2) Tentukan Luas Penampang Core (A), Volume Bulk (Vb) dan Volume Pori
(Vp)
𝐴!"#$ =!!𝜋𝑑𝑎𝑣𝑔!
𝑉! =!!𝜋𝑑𝑎𝑣𝑔!𝑡𝑎𝑣𝑔
𝑉𝑝 = ∅ .𝑉𝑏
3) Tentukan Penambahan Volume Pendesakan Air olleh Gas pada Tekanan
Atmosfir (cc)
∆𝑉𝑖 = 𝑉𝑛 − 𝑉𝑛 − 𝑖
4) Tentukan Penambahan Volume Produksi Minyak/Parafin (cc)
∆O! = O! − O!!!
5) Tentukan Penambahan Volume Produksi Gas pada Ujung Akhir Sampel
pada Tekanan Atmosfer (cc)
∆G! = ∆V! − ∆O
6) Tentukan Gas-Water Ratiio Produksi rata-rata pada tekanan atmosfer
untuk suatu interval produksi (cc/cc)
R! =∆G!∆𝑂
7) Tentukan perbedaan tekanan pendesakan (psia)
∆P = P!"! − P!"#$%
8) Tentukan factor koreksi hokum Boyle untuk harga rata-rata tekanan
C! =14,7
14,7 + ∆P2
9) Tentukan Gas-Oil Ratio aliran rata-rata dalam core pada tekanan rata-rata
untuk masing-masing interval produksi (cc/cc)
Rf = R! x C!
10) Tentukan viskositas absolute (𝜇!) gas yang mendesak (dalam cp) pada
temperature atmosfer (T) dekat core holder.
𝜇!"#$# !"#$%& (𝜇!)
11) Tentukan viskositas absolute minyak (𝜇!) pengisi core (dalam cp) pada
temperature atmosfer (T) dekat core holder.
𝜇!"#"$$%&' (𝜇!)
12) Tentukan rasio viskositas 𝜇!/𝜇! (perbandingan antara viskositas gas
terhadap viskositas minyak) µμ!
µμ!
13) Tentukan permeabilitas relative
K!K! =
∆V! − ∆O!∆O!
×C!×µμ!
µμ!
14) Tentukan rata-rata mean-logaritma dari penambahan volume air dan gas
untuk suatu interval produksi ddiukur pada kondisi atmosfer (cc)
∆V! !"# = 0,414×∆V!
15) Tentukan volume total produksi gas dan air rata-rata pada suatu interval
produksi diukur pada tekanan atmosfer (cc)
V! = (V!)!!! + ∆V! !"#
16) Tentukan penambahan aliran rata-rata (arithmetic average) untuk suatu
interval produksi (cc)
∆O !"# = 0,5×∆O
17) Tentukan volume total oil yang diproduksi pada suatu interval produksi
(cc).
O = O !!! + ∆O !"#
18) Tentukan volume gas total rata-rata yang diproduksikan diujung sampel
pada suatu langkah produksi, berhubungan dengan kondisi atmosfer (cc)
G! = V! − O
19) Tentukan volume gas total yang diproduksikan rata-rata pada suatu interval
produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-rata (cc).
G = G!×C!
20) Tentukan volume gasas dan minyak total yang diproduksikan rata-rata
pada suatu interval produksi, berhubungan dengan kondisi tekanan rata-
rata (cc)
V = G+ O
21) Tentukan perbabandingan volume minyak dan gas total dengan volume air
(cc/cc)
1f! =
∆G!×C! + ∆O∆O = R! + 1
22) Tentukan penambahan saturasi antara saturasi gas rata-rata dan saturasi gas
terminal yang diperoleh dekat ujung akhir sampel (cc) dan saturasi gas terminal
yang diperoleh dekat ujung akhir sampel (cc)
∆S = f! G+ O = V f!
23) Tentukan saturasi gas pada ujung akhir sampel (cc)
V! = O− ∆S
24) Tentukan saturasi gas pada ujung akhir atau terminal, dinyatakan dalam fraksi
volume pori
S!" =V!V!
25) Tentukan penambahan waktu pada suatu langkah produksi (detik)
∆θ = θ! − θ!!!
26) Tentukan konstanta aliran dari sampel (detik/cc)
C! =µμ!×L×14,7×1000×C!
A×K!"#×∆P=0.0185x2.557x14.7x1000x0.658
5.181x2.54x15.3 = 2.2725detikcc
27) Tentukan laju aliran gas (cc/detik)
Q! =∆G!∆θ
28) Tentukan permeabilitas relative gas, fraksi terhadap permeabilitas udara pada
saturasi gas 100%
K!" = Q! C!
29) Tentukan saturasi oil rata-rata, fraksi terhadap volume pori.
S!" =OV!
30) Tentukan permeabilitas relative oil (Kro)
K!" =K!"
K!K!
∗
K!K!
∗ diperoleh dari plot data S!" vs (K! K!)
Waktu, t (s)
Volume displaced fluid, Vi
(cc)
Volume flask, f
(cc)
6 90 0.1 56.9 182 0.3
151.02 575 0.75 471 1118 1 700 1745 1.1
Interval ΔVi (cc) ΔOi (cc) ΔGi (cc) Ri ( Rfi (Ri x C1) (kg/ko)
0 90 0,1 89,9 899 595,2279 0,489628518
1 92 0,2 91,8 459 303,9039 0,249988309
2 393 0,45 392,55 872 577,5719 0,475104869
3 543 0,25 542,75 2171 1437,4191 1,182406577
4 627 0,1 626,9 6269 4150,7049 3,414328344
(ΔV1)ave (ΔO1)ave Gi G fo 37,26 0 0,05 0 0 0 0 0,001677211
38,088 38,088 0,1 0,1 37,988 25,1518548 25,2518548 0,003279722
162,702 200,79 0,225 0,325 200,465 132,7278765 132,9528765 0,001728394
224,802 425,592 0,125 0,45 425,142 281,4865182 281,6115182 0,000695208
259,578 685,17 0,05 0,5 684,67 453,320007 453,370007 0,000240865
iV iO V
ΔS Vg Sgl Δθi (s)
Qg krg Sot Sgt
0 0 0 6 14,9833333 5,78956 0 1
0,082819061 0,182819061 0,074653543 50,9 1,80353635 0,696886444 0,04083466 0,959166667
0,229967747 0,454967747 0,185784535 94,12 4,17073948 1,611573736 0,132712646 0,867291667
0,196004432 0,321004432 0,13108107 319,98 1,69619976 0,655411588 0,183755972 0,81625
0,109309312 0,159309312 0,065053417 229 2,73755459 1,057791092 0,204173302 0,795833333
Sgt (kg/ko) x y 1 0,48967319 1 100
0,959166667 0,25001112 2 200 0,867291667 0,47514821 3 350
0,81625 1,18251445 4 600 0,795833333 3,41463984 5 1200
(Kg/Ko)* diperoleh dari plot kurva (kg/ko) vs Sgt dari tabel pengolahan data di atas.
Berdasarkan grafik di atas didapatkan persamaan :
y = 2451e-9,11x
Nilai kro didapatkan dengan persamaan berikut :
*⎟⎠⎞⎜
⎝⎛
=
kokgk
k rgro
Akhirnya didapatkan data sebagai berikut :
Interval (kg/ko)* kro
y = 2451.1e-‐9.118x R² = 0.6421
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
(kg/ko)
0 0,2688 21,53854167 1 0,3900431 1,786690933 2 0,9013637 1,787928433 3 1,4355033 0,456572676 4 1,7292025 0,611721926
K!K!
∗= b×e!×!!"
VII. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini juga diperlukan beberapa asumsi agar hasil dari percobaan ini
valid. Beberapa asumsi ini antara lain adalah :
⇒ Gas yang dipakai untuk pendesakan adalah gas yang inert agar struktur internal
batuan tidak berubah dan permeabilitas yang terukur adalah permeabilitas asli dari
batuan tersebut. Pada percobaan ini dipakai udara kering sebagai fluida pendesak.
Sebenarnya hal ini kurang ideal untuk percobaan ini, karena di dalam udara kering
masih terkandung unsur-‐unsur yang dapat bereaksi dengan batuan. Tetapi karena 78%
udara kering terdiri dari N2 yang inert, maka hal ini dapat diabaikan.
⇒ Alat yang digunakan, yaitu Hassler Permeameter dan VMS tidak bocor, sehingga tidak
ada loss yang terjadi pada aliran fluida.
⇒ Bentuk sample core silinder sempurna, karena apabila bentuk tidak sempurna
akan sulit untuk praktikan menentukan volumenya.
⇒ Tekanan yang diberikan oleh kompresor dan tabung N2 tetap agar tidak terjadi
perubahan laju alir saat dilakukan pendesakan.
⇒ Fluida yang dipakai adalah fluida yang immiscible (tidak saling melarut satu sama lain).
Sehingga aliran kedua fasa fluida dalam sample core berada pada jalur terpisah.
Asumsi ini bertujuan agar persamaan Darcy masih dapat dipakai, dan langkah-‐langkah
perhitungan pada pengolahan data menghasilkan data yang valid. Hal ini secara lebih
jelas diungkapkan oleh Kazemi.
Pada percobaan modul enam ini, perhitungan permeabilitas dilakukan dengan
dua buah alat utama yaitu Hassler Core Holder dan Volumetric Measurement System
(VMS).Pada percobaan ini dilakukan metode pendesakan untuk menentukan harga
permeabilitas gas/oil. Metode pendesakan ini menggunakan gas sebagai fluida yang
mendesak pada sampel core yang telah terjenuhi satu fasa sebelumnya. Akibat dari
metode pendesakan ini terdapat aliran dua fasa yaitu fluida wetting phase dan non
wetting phase. Proses yang terjadi pada praktikum ini adalah proses drainage di mana
fluida wetting phase didesak oleh fluida non wetting phase.
Untuk keberjalanan praktikum terdapat kesalahan pada praktikan. Praktikan terlambat dalam perhitungan laju alir. Sehingga dari percobaan ini hanya didapatkan lima data percobaan. Kesalahan dalam praktikan lain adalah penafsiran dalam volume yang terukur di dalam flask. Karena saat volume dibawah satu ml tidak terdapat skala. Hal ini akan membuat galat semakin besar dalam proses penghitungan.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, kami mendapatkan:
Sot kro Sgt krg 0 21,54121 1 5,790739835
0,040833333 1,786861 0,959166667 0,69702846 0,132708333 1,787983 0,867291667 1,611902153
0,18375 0,45657 0,81625 0,655545152 0,204166667 0,61171 0,795833333 1,058006655
0
1
2
3
4
5
6
7
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Krg
So
Krg vs So
krg
0
5
10
15
20
25
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Kro
So
Kro vs So
kro
Berdasarkan perolehan data dan hasil dari perhitungan sesuai dengan modul, dapat diperoleh nilai dari Krg dan Kro. Namun hasil yang didapatkan oleh kelompok kami tidak masuk akal. Hal ini terlihat dari nilai Kr yang menunjukan adanya hasil diatas satu. Padahal kita ketahui bahwa Kr yang merupakan nilai perbandingan permeabilitas efektf pada saturasi tertentu dan permeabilitas efektif pada saturasi jenuh yang nilaiya seharusnya tidak lebih dari satu. Namun berdasarkan referensi, dimana berdasarkan pendekatan dari Darcean mengenai Viscous Coupling Effect yang menyatakan adanya transfer momentum antara fasa-fasa dalam media berpori. Transfer momentum inilah yang diasumsikan tidak ada ketika kita menghitung permeabilitas melalui hukum Darcy.
Dari grafik kurva tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai dari permeabilitas
relative minyak dan gas. menurun ketika saturasi gas meningkat dan nilai dari
permeabilitas relative gas meningkat. Padahal seperti yang kita ketahui Secara
konseptual permebilitas relatif fluida meningkat jika saturasi dalam batuan meningkat
dan berlaku sebaliknya.
VIII. KESIMPULAN
1) Pada praktikum ini nilai dari permeabilitas relative yang diperoleh adalah
(kg/ko)* kro 0,2688 21,53854167
0,3900431 1,786690933 0,9013637 1,787928433 1,4355033 0,456572676 1,7292025 0,611721926
2) Secara konseptual permebilitas relatif fluida meningkat jika saturasi dalam batuan meningkat dan berlaku sebaliknya. Konsep ini sesuai dengan hukum Darcy dengan asumsi tidak terjadi interaksi dengan fasa fluida lain saat suatu fasa fluid mengalir. Namun pada percobaan ini gagal didapatkan hubungan ini.