modul.mercubuana.ac.id€¦ · Web viewTransformasi ekonomi merupakan salah satu indikator...
Transcript of modul.mercubuana.ac.id€¦ · Web viewTransformasi ekonomi merupakan salah satu indikator...
MODUL PERKULIAHAN
Perekonomian Indonesia
Transformasi Struktural Perekonomian IndonesiaDosen Pembimbing :Mochammad Rosul, Ph.D, M.Ec
Disusun Oleh : Kelompok 91. Amri Wisana (43114110141)2. Siggih Irawan (43114110099)3. Dito Yuda Perwira (43114110045)4. Nur Iksan (43113120154)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Dosen Pembimbing
FEB S1.Manajemen 9 Mochammad Rosul, Ph.D, M.Ec
Abstract Kompetensi
Mampu mengenal Perekonomian Indonesia.
Mampu menjelaskan Transformasi Struktural
TRANSFORMASI STRUKTURAL
I. TRANSFORMASI STRUKTURAL.Pertumbuhan ekonomi yang terjadi secara terus-menerus dapat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur perekonomian wilayah.
Transformasi struktural berarti suatu proses perubahan struktur perekonomian dari
sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dimana masing-masing sektor akan
mengalami proses transformasi yang berbeda-beda.
Proses perubahan struktur ekonomi terkadang diartikan sebagai proses
industrialisasi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui kenaikan kontribusi
sektor industri manufaktur dalam permintaan konsumen, total Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), ekspor dan kesempatan kerja.
Selanjutnya Chenery dalam Tambunan (2001) juga menyatakan bahwa
perubahan struktur ekonomi yang umum disebut dengan transformasi struktural
diartikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang
lainnya dalam komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri (ekspor dan
impor), Agregat Supply (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi seperti
tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Transformasi ekonomi merupakan salah satu indikator terjadinya
pembangunan perekonomian wilayah. Jika terjadi proses transformasi ekonomi
maka dapat dinyatakan bahwa telah terjadi pembangunan ekonomi dan perlu
pengembangan lebih lanjut, akantetapi jika tidak terjadi proses transformasi maka
pemerintah daerah perlu mengadakan perbaikan dalam penyusunan perencanaan
2012 2 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
wilayahnya, sehingga kebijakan pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah
agar tujuan pembangunan dapat tercapai.
II. FAKTOR PENYEBAB TRANSFORMASI STUKTURAL.Adapun beberapa faktor penyebab terjadinya transformasi ekonomi yaitu,
pertama disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya. Sesuai
dengan Hukum Engels bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka makin
sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian,
sebaliknya proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli barang-barang
produksi industri menjadi bertambah besar. Dengan demikian peranan sektor
industri akan semakin besar dibandingkan sektor pertanian. Kedua, perubahan
struktur ekonomi disebabkan pula oleh perubahan teknologi yang berlangsung
secara terus–menerus. Proses transformasi struktural akan berjalan cepat jika terjadi
pergeseran pola permintaan domestik kearah output industri manufaktur diperkuat
oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri atau ekspor.
III. TERJADINYA TRANSFORMASI STRUKTURAL.Sukirno (2006) menjelaskan bahwa, berdasarkan lapangan usaha maka
sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan dalam tiga
kelompok utama yaitu:
1. Sektor primer, yang terdiri dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan,
perikanan, pertambangan dan penggalian.
2. Sektor sekunder, terdiri dari industri pengolahan, listrik, gas dan air, bangunan.
3. Sektor tertier, terdiri dari perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, jasa-jasa lain (termasuk
pemerintahan) Pada umumnya, transformasi yang terjadi di negara berkembang
adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri, atau terjadinya
transformasi dari sektor primer kepada sektor non primer (sekunder dan tertier).
Seperti yang terlihat pada Gambar 1.1 berikut ini, dimana berdasarkan hasil studi
Chenery dan Syrquin bahwa perubahan kontribusi sektoral terhadap pembentukan
Produk Domestik Bruto Regional dalam jangka panjang akan menunjukkan pola
sebagai berikut:
2012 3 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan Ekonomi
Sumber: Tulus Tambunan (2001)
Terlihat pada Gambar tersebut bahwa kontribusi output dari sektor primer
terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) semakin mengecil sedangkan
pangsa Produk Domestik Bruto (PDB) dari sektor sekunder dan tertier mengalami
peningkatan seiring dengan peningkatan pendapatan nasional perkapita. Dengan
demikian, transformasi ekonomi menunjukkan terjadinya peralihan kegiatan ekonomi
dari perekonomian tradisional menjadi perkonomian yang modern.
IV. PERBEDAAN TRANSFORMASI STRUKTURAL NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG.
Transformasi struktural merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Hampir seluruh negara mengawali
pertumbuhan ekonominya dengan suatu transformasi struktural. Namun demikian,
2012 4 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
pola transformasi struktural mungkin saja tidak sama antar satu negara dengan
negara lain
Ø Transformasi Struktural di Negara Maju Pada bagian awal dari paper ini El-hadj Bah memaparkan penemuan dari
penelitian penelitian sebelumnya tentang transformasi struktural. Dalam hal ini El-
hadj Bah mendasarkan penelitiannya pada penelitian Kuznets (1971). Kuznets
menemukan bahwa proses transformasi struktural negara maju cenderung seragam
antara satu negara dengan negara lain, dimana proses tersebut terdiri dari 2 tahap.
Pertama, pada awalnya sumber-sumber daya ekonomi sebagian besar dialokasikan
pada sektor pertanian, yang kemudian seiring dengan pertumbuhan ekonomi alokasi
ekonomi bertransformasi ke sektor industri dan jasa. Kedua, alokasi sumber-sember
daya ekonomi kembali bertransformasi dari sektor pertanian dan industri ke sektor
jasa.
Berarti dengan adanya kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB), hasil dari
sektor pertanian akan menurun, hasil dari sektor industri pada awalnya akan naik
tetapi kemudian turun, dan hasil dari sektor jasa akan selalu meningkat.Negara-
negara maju ini mengalami proses pertumbuhan yang panjang dalam
perekonomiannya terutama terkait dengan pertumbuhan PDBnya. Menurut Duarte
dan Restuccia (2008), sebagian besar negara-negara maju mengalami peningkatan
PDB yang sangat signifikan karena mereka mengalami pergeseran alokasi sumber
daya ekonomi dari yang tadinya mayoritas dialokasikan ke sektor pertanian menjadi
teralokasi ke sektor jasa.
Ø Transformasi Struktural di Negara Berkembang Selanjutnya El-hadj Bah mencoba meneliti transformasi struktural yang terjadi
di negara berkembang. Dalam hal ini El-hadj Bah ingin melihat apakah transformasi
struktural di negara berkembang memiliki pola yang sama dengan di negara maju.
Dalam analisa ini, El-hadj Bah memilih 38 negara berkembang yang terletak di Sub-
Saharan Afrika, Asia Timur dan Tenggara serta Amerika Latin sebagai sampel.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata teori Kuznets tidak berlaku di negara
berkembang. Penelitian dalam paper ini memberikan kesimpulan bahwa negara
berkembang memiliki pola transformasi struktural yang berbeda dengan negara
maju walaupun memang ada beberapa negara yang mengikuti pola negara maju.
2012 5 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Perbedaannya terletak di dua dimensi, yaitu (1) slope atau efek transisi,
dimana menunjukkan sifat hubungan antara perubahan dalam bagian output
sektoral dengan perubahan log GDP per kapita; (2) efek level, dimana menunjukkan
level bagian output sektoral pada GDP per kapita tertentu. Selain itu, kesimpulan
yang dapat diambil berkaitan dengan pola transformasi struktural, terdapat
heterogenitas yang besar akan pola transformasi struktural yang ada di negara
berkembang. Pada intinya, penelitian dalam paper ini memperlihatkan perbedaan
pola transformasi struktural pada negara berkembang, baik dengan negara maju
maupun dengan sesama negara berkembang. Perbedaan transformasi struktural
antara negara-negara berkembang itu kemudian penulis jabarkan dalam golongan-
golongan berdasarkan perbedaan geografis menjadi negara-negara di Asia, Afrika
dan Amerika Latin.
Ø Transformasi Struktural di Asia Penelitian transformasi struktural di Asia dilakukan penulis dengan mengambil
sampel 10 negara Asia periode 1965 – 2000. Secara umum transformasi struktural
di Asia memiliki kemiripan dengan negara maju, yaitu terjadi dari sektor pertanian ke
sektor industri dan jasa. Nemun demikian, keunikan transformasi struktural di Asia
terletak pada tahap transformasi pertama yaitu dari sektor pertanian ke sektor
industri. Latar belakang dari fenomena ini coba kami analisa dengan melihat
berbagai faktor yang ada. Salah satu hal yang kami nilai menjadi faktor tingginya
tingkat transformasi struktural ke sektor industri adalah terjadinya manufacturing
export boom di Asia sekitar tahun 1980an hingga sekarang[1]. Dalam hal ini, Asia
menjadi pilihan utama negara-negara di dunia untuk memperoleh barang-barang
hasil industri. Hal ini mungkin disebabkan oleh ketersediaan bahan baku serta harga
faktor produksi yang murah.
Hal ini kemudian mengarah kepada suatu liberalisasi perdagangan. Perdagangan
ekspor di Asia ini kemudian berkembang menjadi yang paling terdiversifikasi di
antara negara berkembang lain di dunia dikarenakan faktor perkembangan
teknologi[2]. Selain itu, faktor lainnya adalah kebijakan pemeritah beberapa negara
yang meningkatkan privatisasi. Hal ini kemudian meningkatkan foreign direct
investment khususnya pada sektor manufaktur yang berorientasi ekspor. Di samping
itu, liberalisasi finansial juga berperan pada transformasi struktural di Asia. Dalam
hal ini bank-bank mulai berperan aktif dalam memberikan pinjaman untuk investasi.
2012 6 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Ø Transformasi Struktural di Afrika Penelitian transformasi struktural di Afrika dilakukan El-hadj Bah dengan
mengambil sampel 16 negara yang terletak di Sub-Saharan Afrika periode 1965 –
2000. Transformasi struktural di Afrika dapat dikatakan ’anomali’ bila dibandingkan
dengan penelitian Kuznets pada negara maju. Gambaran antara GDP per kapita
dengan jumlah output seperti misleading, karena beberapa waktu GDP per kapita
nya mengalami penurunan sementara output sektor jasa tetap tinggi. Kemudian
secara keseluruhan terlihat bahwa jumlah output sektor bernilai konstan antara 1965
– 2000.
Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan tidak proporsionalnya masing-masing
proses transformasi struktural yang terjadi. Jumlah output masing-masing sektor
yang konstan menunjukkan proses akumulasi dan alokasi yang tidak berjalan secara
kontinyu. Masing-masing sektor berjalan sendiri-sendiri tanpa dipengaruhi langsung
oleh peningkatan GDP per kapita. Pergerakan output yang konstan ini tidak
menggambarkan adanya pergerakan pengalihan dari sektor pertanian ke sektor
industri kemudian ke sektor jasa. Hal ini dapat terjadi karena karakteristik negara
Afrika yang tingkat permintaannya cenderung stabil. Tidak terdapat permintaan yang
fluktuatif yang dapat menyebabkan perubahan pada struktur penawaran produksi
yang akan berakibat pada pergeseran pada lapangan pekerjaan maupun output
produksi.
Ø Transformasi Struktural di Amerika Latin Penelitian transformasi struktural di Amerika Latin dilakukan penulis dengan
mengambil sampel 12 negara yang terletak di Amerika Latin periode 1965 – 2000.
Sementara pada Amerika Latin, polanya berada di “tengah-tengah”, dalam artian
hubungan peningkatan dan penurunannya cukup menyerupai pola negara maju,
namun jumlahnya cenderung tidak sesuai. Penurunan jumlah output sektor
pertanian diikuti oleh peningkatan jumlah output sektor jasa telah bernilai tinggi
walaupun di awal-awal proses transformasi berjalan serta jumlah output sektor
industri yang cenderung masih di batas bawah kurva negara maju di sebagian besar
negara. Beberapa hal mempengaruhi pola transformasi struktural di Amerika
Selatan. Salah satunya krisis hutang yang terjadi di sebagian negara Amerika Latin
pada tahun 1982. Hal ini menyebabkan pergeseran subsitusi impor ke promosi
2012 7 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
ekspor. Selain itu, kebijakan stabilisasi serta penyesuaian struktural yang dilakukan
pemerintah di sebagian negara pun turut mempengaruhi transformasi struktural yang
terjadi di Amerika Latin.
Ø Transformasi Struktural dan Stagnasi Ekonomi Dengan terjadinya transformasi struktural, akan merubah struktur ekonomi
berupa sumber daya dan output yang digunakan untuk membangun. Menurut
Syrquin (1994) terdapat hubungan yang kuat antara struktur ekonomi dengan tingkat
pembangunan tertentu dan pertumbuhan dan perubahan strukturnya. Hal ini terjadi
sejak periode stagnasi ekonomi dan penurunan ekonomi. Misalnya saja di Amerika
Latin terjadi struktural transformasi dari pertanian ke industri, di Brazil shares output
jasa meningkat ketika per kapita GDP stagnan $ 5000, di negara Afrika GDP
perkapita tahun 2000 sama atau lebih rendah dari tahun 1965 walaupun
pengalaman struktur transformasinya telah terjadi pada tahun 1965-2000.
Hal tersebut mendeskripsikan substansi dari struktur transformasi dengan
penurunan besar GDP per kapita, kebalikan dari apa yang kita ekpsktasikan. Ketika
negara sedang tumbuh (berkembang) dalam output sektoral maka akan mengikuti
arah yang benar. Tetapi ketika negara mengalami stagnan atau penurunan ekonomi
maka menjadi arah yang salah.
Ø Efek Perubahan HargaAnalisis sebelumnya, share dari output sektoral diperoleh dengan membagi
nilai tambah sektoral harga berlaku dibagi GDP harga berlaku. Oleh karena itu
perubahan share output sektoral dapat menyebabkan perubahan pada output dan
harga relatif. Agar harga relatif tidak berubah, maka kita harus merekonstruksi nilai
tambah dari share output sektoral berdasarkan harga konstan dan nilai tambah
sektoral. Untuk negara berkembang hanya sedikit sekali yang memiliki data tentang
indikator dalam US$ dengan tahun dasar 2000. Kebanyakan negara berkembang
memiliki data dari 1970, sedangkan untuk negara maju data yang dijadikan sampel
pada penelitian ini dimulai dari tahun 1971. Dengan menggunakan regresi panel,
ternyata transformasi struktural negara berkembang antara tahun 1970-2000 tidak
sama dengan proses transformasi negara maju. Hal ini bisa dilihat pada contoh
kasus 5 negara yang hasil regresinya menunjukkan hasil regresi dari nilai tambah
2012 8 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
dan GDP dengan harga konstan berbeda jika dibandingkan dengan hasil regresi
harga berlaku.
Hasilnya menunjukkan dengan harga konstan ternyata nilai R square untuk
ketiga sektor (pertanian, industri dan jasa) lebih kecil, sehingga terlihat terdapat
perbedaan proses transformasi struktural. Dari pola perbedaan dari lima negara
berkembang, ada satu hal yang unik. Polanya menyerupai pola proses trasnsformasi
yang memiliki sektor jasa yang besar (Senegal, Brazil, Palistan, Korea, dan Ghana),
negara dengan share output jasa yang tinggi dalam harga berlaku memiliki nilai
tambah share jasa yang tinggi pula pada harga konstan.
Untuk kasus negara maju proses transformasi strukturalnya sama dengan Kuznets,
apalagi negara maju telah berada dalam tahap kedua proses transformasi struktural.
Seperti disebutkan sebelumnya, tidak terdapat satupun perbedaan yang besar
antara series yang diperoleh dengan menggunakan harga tetap dan mengunakan
harga berlaku. Oleh karena itu semua penemuan yang sebelumnya secara lebih
lanjut untuk dijadikan ”pegangan”.
Saluran Transformasi Struktural Indonesia
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu motor penggerak utama dalam proses
transformasi struktural ekonomi di Indonesia. Orang yang berpendidikan tinggi,
memungkinkan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik. Selain itu
pemerintah juga harus mampu menutup kekurangan keterampilan di Indonesia yang
akan meningkatkan mutu pendidikan di semua tingkatan, serta memperluas dan
meningkatkan mutu pusat-pusat pelatihan. Para lulusan lembaga pendidikan dan
tenaga kerja perlu dibekali dengan keterampilan teknis dan perilaku yang tepat
(disiplin, kehandalan, kerjasama, dan kepemimpinan). Semua program peningkatan
taraf pendidikan yang dicanangkan pemerintah merupakan prioritas utama dari
pembangunan pendidikan di Indonesia.
2. Migrasi Pekerjaan
Supply tenaga kerja di sektor pertanian meningkat menyebabkan tingkat upah yang
rendah. Untuk itu peralihan tenaga kerja di sektor pertanian ke sektor industri
manufaktur/jasa akan membuat tingkat upah lebih tinggi.
3. Sistem Pemerintahan
2012 9 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Dalam pemerintahan Orde Baru yang memiliki sistem pola pikir totaliter dengan
adanya transformasi struktural ekonomi berubah menjadi pemerintahan yang
demokrasi. Dimana hal ini dapat kita lihat dalam implementasinya bahwa kepala
daerah dipilih langsung oleh rakyat.
Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita Di Indonesia
Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu negara meningkat dalam jangka
panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Memasuki dekade 1960-an akhir
dan awal dekade 1970-an, pembangunan ekonomi mengalami redefinisi.
Mulai muncul pandangan bahwa tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi
bukan lagi menitikberatkan pada aspek pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi bagaimana
mengurangi angka kemiskinan dan ketimpangan. Dan pada akhir dekade 1970-an
pemerintah mengubah strategi pembangunan dalam PELITA III yang tak lagi hanya terfokus
pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi
tujuan utama pembangunan. Secara umum pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain menaikkan standar hidup,
memperbaiki tingkat pendidikan, kesehatan dan persamaan hak untuk memiliki kesempatan
dalam memperoleh semua komponen-komponen penting dari hasil pembangunan ekonomi.
Usaha yang dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan program-program
pemerintah bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan.
Program tersebut antara lain : Inpres Desa Tertinggal (IDT), pengembangan industri kecil
dan rumah tangga, transmigrasi, pelatihan/pendidikan, dll. Pemerintah terus berupaya
meningkatkan perekonomian Indonesia dan tentunya mensejahterakan rakyat Indonesia.
Salah satu konsep yang baru dicanangkan adalah melalui proyek Master Plain Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Gerald Meier menyatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses di mana
pendapatan per kapita penduduk suatu negara secara riil cenderung naik secara terus
menerus dalam jangka panjang, dengan syarat utama bahwa jumlah penduduk yang berada
dalam “garis kemiskinan absolut” tidak bertambah dan distribusi pendapatan tidak menjadi
lebih timpang.
2012 10 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Todaro dan Smith menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara
ditunjukkan oleh tiga nilai pokok yaitu :
1. Berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
(sustence)
2. Meningkatnya rasa harga diri (self-esteem) masyarakat sebagai manusia
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memilih (freedom for servitude) yang
merupakan salah satu hak asasi manusia
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan ekonomi mempunyai
unsur-unsur pokok dan sifat sebagai berikut :
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus-menerus
2. Usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita
3. Peningkatan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang
4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang. Misalnya ekonomi, politik, hukum,
sosial dan budaya
Indonesia telah membuat rencana pembangunan jangka panjang untuk tahun 2005-2025.
Rencana ini dibagi menjadi ke dalam periode lima tahun, masing-masing dengan prioritas
pembangunan yang berbeda. Rencana pembangunan jangka menengah untuk tahun 2009-
2014 merupakan tahap kedua dan memberi fokus pada:
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
memperkuat daya saing ekonomi
Pembangunan ekonomi ditandai dengan :
1. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat
2. Pertambahan GDP > Tingkat Pertambahan Penduduk
3. Peningkatan GDP suatu negara disertai dengan perombakan struktur ekonomi
tradisional ke modernisasi (transformasi struktural).
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang di produksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi menerangkan
atau mengukur prestasi dari perkembangan ekonomi atau sebagai kenaikan GDP atau GNP
tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi itu terjadi atau tidak. Pertumbuhan
2012 11 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih
menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita.
Pendapatan Per Kapita Di Indonesia Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga merefleksikan PDB
per kapita. Pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang
ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan
pendapatan per kapita, kontribusi sektor manufaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan
nasional akan meningkat terus.
Ketika pendapatan per kapita pada suatu perekonomian meningkat, maka mengakibatkan terjadinya
perubahan pada sektor-sektor ekonominya.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), memperkirakan Indonesia
masih berpeluang meningkatkan pendapatan per kapita pada 2030 di angka 16.618 asalkan
syarat pertumbuhan terpenuhi yaitu dengan peningkatan 10% setiap tahun. Sebaliknya, jika
rata-rata pertumbuhan ekonomi setiap tahun hanya 6%, pertumbuhan pendapatan per
kapita Indonesia pada 2030 diperkirakan hanya US$8.531. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik, pendapatan perkapita Indonesia 2013 tercatat Rp36,5 juta atau tumbuh 9% dari
tahun 2012 Rp33,5 juta. Adapun, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia
tahun lalu sebesar 5,78%. Wakil Kepala Bappenas, Lukita Dinarsyah mengatakan
pendapatan per kapita Indonesia saat ini masih tertinggal dibandingkan negara Asean
lainnya. Menurutnya, Indonesia cuma unggul dari Vietnam, Myanmar dan Filipina.
Lukita juga menuturkan jalan terbaik meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah
mendorong perkembangan industri pengolahan atau manufaktur. Artinya, tenaga kerja yang
ada di sektor primer seperti pertanian maupun tambang harus mulai dikurangi. Kendati
demikian, pergeseran sektor industri pengolahan terhambat dari sisi pendidikan. Seperti
diketahui, lebih dari 50% tenaga kerja Indonesia berpendidikan SD. Menurut Ketua Badan
Supervisi Bank Indonesia (BSBI) dalam Tribunnews.com, pertumbuhan ekonomi Indonesia
secara makro selama 10 tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Pendapatan per
kapita yang pada tahun 2004 hanya mencapai 2.000 Dollar AS, pada tahun 2013 telah
mengalami peningkatan dua kali lipat menjadi 4.000 dolar AS.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pendapatan : Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pendapatan per kapita di
Indonesia.
1. Pendidikan dan produktivitas
2012 12 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
2. Investasi
3. Pertumbuhan penduduk
Faktor-faktor Yang Menyertai Pertumbuhan Pendapatan Per Kapita : Peningkatan pendapatan per kapita akan mendorong terjadinya transformasi struktural
melalui 4 proses. Yaitu :
1. Proses akumulasi : Pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan kapasitas
produksi.
2. Proses alokasi : Penggunaan sumber daya untuk kegiatan produksi maupun
konsumsi.
3. Proses demografi : Perkembangan kependudukan.
4. Proses distribusi : Pemerataan pendapatan.
Proses Akumulasi Dan Alokasi Sumber Daya Produksi Proses akumulasi merupakan proses pemanfaatan sumber daya untuk meningkatkan
kapasitas produksi secara terus-menerus seiring dengan pendapatan per kapita suatu
negara.
Indikator adanya proses akumulasi sumber daya produksi ditandai dengan :
Pola Investasi : pendapatan per kapita naik, % investasi dan tabungan DN naik, arus modal
LN turun. Rasio investasi meningkat disebabkan meningkatnya investasi asing dan pinjaman
asing yang keduanya dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Implikasi dari meningkatnya
investasi adalah semakin membaiknya sarana dan prasarana serta pelayanan publik,
seperti transportasi dan telekomunikasi.
Indikator Pendidikan : pendapatan per kapita naik, % belanja pendidikan naik, School
Enrollment naik. Adanya perbaikan dalam tingkat pendidikan akan meningkatkan
keterampilan tenaga kerja. Hal ini pula akan meningkatkan penguasaan, penggunaan dan
pengembangan teknologi.
Indikator Keuangan Pemerintah : pendapatan per kapita naik, % penerimaan pajak naik.
% penduduk yang membayar pajak meningkat dan pajak yang diterima dari barang yang
bukan kebutuhan pokok akan meningkat. Dalam hal ini pemerintah semakin mampu untuk
membiayai investasi dalam infrastruktur, baik fisik maupun pendidikan dan kesejahteraan.
2012 13 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Proses Alokasi Proses alokasi merupakan proses interaksi antara proses akumulasi dan pergeseran
konsumsi masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita.
Indikator adanya proses alokasi sumber daya produksi ditandai dengan :
Indikator Permintaan Domestik : pendapatan per kapita naik, menyebabkan investasi
dalam negeri naik, % konsumsi (Swasta, pemerintah, non-makanan) naik, % konsumsi
makanan turun.
Indikator Perdagangan Internasional : pendapatan per kapita naik (manufaktur dan jasa)
naik, % impor naik, % ekspor barang primer turun.
Indikator Produksi : pendapatan per kapita naik, menyebakan produksi (industri, utility,
jasa) naik, % produksi barang primer turun.
2012 14 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka1. Santosa, Iwan.(2013). Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan Alternatif
Solusi. Graha Ilmu.
2. Tambunan, Tulus.(2012). Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan analisis
empiris. Ghalia Indonesia.
3. Basri, Faisal.(2010). Perekonomian Indonesia. Erlangga. Indonesia.
4. Boediono, Dr. (1994). Ekonomi Internasional, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
5. www.bps.co.id
6. “Structural Transformation in Developed and Developing Countries”oleh El-hadj Bah (W.P. Carey School of Business, Arizona State University, October 2007)
2012 15 Perekonomian indonesia
Pusat Bahan Ajar dan eLearningOleh: Kelompok 4 http://www.mercubuana.ac.id