Modul Tpb-2015 Praktikum

39
MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PENGUJIAN BENIH Oleh : Team dosen TPB LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN - FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 1

description

Modul praktikum teknologi produksi tanaman fakultas pertanian universitas brawijaya malang.

Transcript of Modul Tpb-2015 Praktikum

ANATOMI DAN MORFOLOGI BENIH

MODUL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

PENGUJIAN BENIH

Oleh :Team dosen TPB

LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN - FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG 2015

FotoLEMBAR PENGESAHAN

NoMATERIASISTENLAPORANKETERANGAN

TanggalDiserahkanTanggalDisetujui

ABSENSI KEGIATAN PRAKTIKUMNoHari /TglKegiatanAsisten

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Catatan : Nilai :

DAFTAR ISI

Daftar Isi.i

Kata Pengantar.ii

Tata Tertib Praktikum Teknologi Benih.iv

PENDAHULUAN.1

I. Pengenalan Anatomi dan Morfologi Biji Tanaman.2

II. Penetapan Kadar Air Benih.6

III.Analisis Kemurnian Benih.9

IV.Pengujian Daya Kecambah.13

V. Tipe-tipe Perkecambahan Benih.20

VI.Pemecahan Dormansi.22

VII. Ekstraksi dan Pengeringan Benih.24

TATA TERTIB PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH

A. Ketentuan Sebelum Praktikum Praktikan datang tepat waktu, bagi yang terlambat lebih dari 10 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu. Setiap kali praktikum, praktikum, praktikan membawa jas lab dan petunjuk praktikum. Sebelum masuk ruang praktikum, praktikan menyerahkan laporan praktikum sementara.

B.Ketentuan Selama Dan Sesudah Praktikum Setelah praktikum, setiap kelompok membereskan semua alat yang dipakai dan mengembalikannya pada laboran sesuai dengan jumlahnya. Setiap praktikan atau kelompok mengganti alat yang rusak atau hilang selama dipinjam sebelum ujian akhir praktikum (UAP). Post test/pre test diadakan sebelum atau sesudah praktikum Hasil pengamatan selama praktikum dilaporkan segera setelah praktikum selesai hari itu sebagai laporan sementara. Untuk pengamatan yang melibatkan kelompok lain (kolektif) setiap kelompok harus menempelkan hasil pengamatannya di papan pengumuman yang telah disediakan.

C. Laporan Praktikum dan Tugas Laporan praktikum dikerjakan di rumah dan dikumpulkan 1 (satu) minggu setelah pengamatan terakhir dilakukan, Dikumpulkan secara kolektif menurut asisten yang membimbing pada saat praktikum Laporan sementara praktikum boleh ditulis tangan dengan syarat tulisan harus rapi, dan asisten berhak mengembalikan laporan tsb jika laporan dianggap tidak layak untuk dikumpulkan dan dikoreksi. Laporan dan tugas yang diberikan dikumpulkan tepat waktu, keterlambatan dalam mengumpulkan akan dikenai sanksi pengurangan nilai.

D. Tidak Dapat Mengikuti Praktikum Praktikan yang dengan terpaksa tidak dapat mengikuti praktikum yang sudah dijadwalkan pada kelompoknya, harus melapor ke koordinator asisten untuk mendapatkan ijin mengikuti praktikum pada kelompok lain. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum sampai 2 (dua) kali tanpa keterangan dianggap mengundurkan diri dan praktikumnya dianggap gugur

E. Mengikuti Praktikum pada Kelompok Lain1. Mahasiswa yang mengikuti praktikum pada kelompok lain harus sudah seijin asisten kelompok yang diikuti, setelah sebelumnya sudah melapor ke asisten kelompok asal, dan telah mengkonfirmasi pada koordinator asisten.2. Praktikan yang sudah selesai mengikuti praktikum pada kelompok lain, melapor kembali pada asisten kelompok asal dan menyerahkan laporan pada asisten kelompok asal.

F. Mahasiswa Dilarang : Membawa buku laporan praktikum mahasiswa angkatan sebelumnya kedalam ruang praktikum. Makan, minum dan merokok didalam ruang praktikum.

G. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam tata tertib ini diatur kemudian

Malang, September 2011

Koordinator Praktikum Teknologi Produksi Benih

PENDAHULUAN

Berdasarkan sistem UU Republik Indonesia No 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, benih didefinisikan sebagai berikut : Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembang-biakan tanaman.Berdasarkan definsi diatas maka yang dimaksud dengan benih adalah hasil perkembang-biakan secara generatif maupun vegetatif yang akan dipakai untuk memperbanyak tanaman atau dipakai untuk usaha tani.

PENGUJIAN BENIH

Tujuan analisis benih adalah untuk mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas genetis, fisik atau morfologis, dan fisiologis benih. Pengujian atau analisis benih dilaksanakan dalam rangka pemberian sertifikat sebelum benih tersebut dipasarkan, agar petani pengguna benih memperoleh benih yang baik dan benar serta bermutu.

I. PENGENALAN ANATOMI DAN MORFOLOGI BIJI TANAMAN

1. PENDAHULUAN

Menurut bentuknya, biji terbentuk dari suatu bakal biji (ovule) masak, yang mengandung embrio dan cadangan makanan serta dibagian luarnya terdapat pelindung biji atau kulit biji.

Embrio:Embrio yang perkembangannya sempurna pada umumnya terdiri dari struktur-struktur sebagi berikut :Epikotil atau plumula, yaitu calon pucukKotiledon, yaitu keping bijiHipokotil, yang merupakan daerah transisi antara akar dan pucukRadikel, yaitu calon akar.

Cadangan makanan :Pada umumnya cadangan makanan pada biji tanaman terdiiri dari karbohidrat, lemak, protein atau mineral. Struktur yang berfungsi sebagai jaringan penyimpanan cadangan makanan antara lain : emdosperm, kotiledon dan perisperm.

Pelindung biji :Pada umumnya kulit biji berasal dari integumen bakal biji yang mengalami modifikasi selama berlangsungnya proses pembentukan biji.Fungsinya untuk melindungi biji terutama dari faktor luar yang dapat merugikan kelangsungan hidup embrio. Oleh karena itu biasanya bagian luar kulit biji terdiri dari jaringan yang kuat atau keras, sedangkan bagian dalamnya tipis dan berselaput. Pengetahuan dasar tentang struktur biji sangat penting untuk menangani berbagai masalah di bidang teknologi benih, misalnya benih keras dalam perkecambahan.

2. TUJUAN PRAKTIKUMMahasiswa dapat mengenal sifat-sifat anatomi dan morfologi dari biji-biji tanaman sub-kelas monokotiledon dan dikotiledon, yang diamati secara makroskopis dan mikroskopis atau dengan mencari dan melihat dari pustaka.

3. ALAT DAN BAHANAlat yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum antara lain : cawan petri pisau skalpel / cutter pinset

kaca pembesar mikroskop binokulerBahan yang dipergunakan antara lain : sub-kelas monokotiledon : jagung, padi, sorghum, gandum sub-kelas dikotiledon : kacang hijau, kedelai, kacang tanah

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUMPelaksanaan secara makroskopis :1. Contoh biji yang disediakan diletakkan diatas cawan petri, kemudian lakukan pengamatan makroskopis dengan bantuan kaca pembesar.2. Catat bentuk, ukuran, tekstur permukaan dan warna3. Buat gambar berdasarkan pengamatan makroskopis terutama mengenai bentuk biji. Dapat diperbesar untuk kejelasan gambar4. Potong biji, buat gambar penampang melintang dan membujur dari biji contoh, sebutkan bagian-bagiannya.

Pelaksanaan secara mikroskopis :1. Contoh biji diletakkan dibawah mikroskop dengan pembesaran yang sesuai2. Buat gambar berdasarkan pengamatan mikroskopis mengenai : bentuk, tekstur permukaan dan ciri-ciri lain yang ada3. Lakukan irisan melintang dan membujur pada contoh biji. Amati dibawah mikroskop dan gambarkan serta sebutkan bagian-bagiannya.

5. HASIL PENGAMATAN

A. Pelaksanaan secara makroskopis

Gambar 1 DikotilMonokotil

Irisan Melintang

Irisan Membujur

Benih Utuh

B. Pelaksanaan secara mikroskopis

Gambar 2DikotilMonokotil

Irisan Melintang

Irisan Membujur

Benih Utuh

II. PENETAPAN KADAR AIR BENIH

1. PENDAHULUANKadar air benih selalu berubah tergantung kadar air lingkungannya, karena benih mempunyai sifat selalu berusaha mencapai kondisi yang equilibrium dengan keadaan sekitarnya. Kadar air benih yang selalu berubah dengan keadaan sekitarnya teersebut sangat membahayakan kondisi benih karena berkaitan dengan laju deteriorasi (kemunduran) benih yang pada akhirnya akan berpengaruh pada viabilitas benih. Untuk mengatasi masalah perubahan kadar air benih, setelah benih diproses dengan kadar air tertentu maka benih tersebut harus dikemas dengan bahan pengemas yang dapat mempertahankan kadar airnya untuk jangka waktu tertentu. Benih tersebut harus disimpan di ruangan dengan kelembaban udara relatif (RH) tertentu dengan tujuann agar kadar air benih tetap stabil.Definisi kadar air benih adalah berat air yang hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih.Prinsip dalam metode yang digunakan untuk penetapan kadar air benih adalah metode yang ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan penguapan air sebanyak mungkin tetapi dapat menekan terjadinya oksidasi, dekomposisi atau hilangnya zat-zat yang mudah menguap.

2. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum penetapan kadar air benih bertujuan agar mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan penetapan kadar air benih dengan menggunakan metode yang sesuai bagi keperluan pengujian.

3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM Berbagai jenis benih (padi, kacang hijau, kacang tanah dan jagung) Mortar dan pestle Timbangan digital Oven Wadah porselen + tutup Penjepit dan sarung tangan Saringan (0.50 mesh; 1.00 mesh; dan 4.00 mesh)

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUMA. Persiapan 1. Penentuan kadar air dilakukan dengan 2 (dua) ulangan dari contoh benih yang ada. 2. Pengambilan contoh kerja dilakukan secara terpisah. Berat yang ditetapkan tergantung dari ukuran wadah yang digunakan.

Tabel 1. Hubungan antara wadah dengan berat contoh kerjaUkuran diameter wadahBerat contoh kerja (g)

< 8 cm4-5

> 8 cm10

Sumber : ISTA Rules (2004)

3. Benih contoh kerja tersebut kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik, dilakukan dalam satuan gram dengan ketelitian 3 desimal4. Benih besar harus dijadikan bagian-bagian (partikel) yang lebih kecil dengan cara digiling. Pengecualian bagi benih yang kandungan minyaknya sangat tinggi sehingga sulit digiling atau minyaknya yang mengandung iodium tinggi, karena kemungkinan akan terjadi penambahan berat akibat oksidasi dari minyak selama proses pemanasan, sehingga dapat menyebabkan kesalahan pada penetapan kadar air benih. 5. Benih-benih tanaman keras yang berukuran besar (tiap kg berjumlah > 5000 benih) dan benih tanaman dengan kulit benih yangsangat keras dapat dipotong atau diiris lebih kecil

B. Pengeringan benih Metode Oven suhu rendah konstan (1032)CMetode oven suhu rendah konstan dilakukan pada benih kacang tanah dan kedelai Wadah (cawan) dan tutup yang akan digunakan dipanaskan terlebih dahulu dengan dioven selama 1 jam pada suhu 130C, kemudian didinginkan dalam desikator. Oven dinyalakan kemudian atur suhunya hingga mencapai (1032)C Timbang cawan + tutup sebelum digunakan (M1) Lakukan penghancuran benih dengan cara digiling atau diiris Timbang contoh kerja sesuai diameter wadah Masukkan contoh kerja ke dalam cawan dan ditimbang beserta tutupnya (M2) Masukkan cawan beserta contoh kerja dan tutupnya ke dalam oven Buka tutup cawan, kemudian letakkan masing-masing tutup cawan disamping cawan Keringkan pada suhu (1032)C selama (171) jam Apabila sudah pengovenan sudah selesai, cawan ditutup dan dikeluarkan dari oven dan didinginkan dalam desikator selama (30-45) menit. Kemudian timbang cawan beserta isi dan tutup yang telah dioven tersebut (M3) Hitunglah kadar air benihnya

Catatan : saat mengerjakan penetapan kadar air benih ini, kelembaban udara relatif (RH) laboratorium harus kurang dari 70%

C. Pengeringan benih Metode Oven suhu tinggi konstan (130-133C)Metode oven suhu rendah konstan dilakukan pada benih padi, jagung dan kacang hijau Prosedur penetapan kadar air benih dengan suhu tinggi konstan sama dengan metode oven dengan suhu rendah, namun untuk benih jagung dilakukan selama 4 jam, dan untuk benih serealia 2 jam, untuk jenis tanaman lain 1 jam.

D. Penetapan kadar air benih dengan metode cepatPenetapan kadar air benih dengan metode cepat dilakukan dengan menggunakan moisture meter (alat pengukur akadar air).

Pengamatan PraktikumPengamatan praktikum penetapan kadar air benih dilakukan dengan menghitung kadar air masing-masing benih yang digunakan dalam praktikkum ini. Perhitungan untuk penetapan kadar air benih adalah sebagai berikut :

Perhitungan Kadar Air Benih1. Kadar air benih dinyatakan dalam persentase terhadap berat semula dengan ketelitian satu desimal. Apabila menggunakan metode oven, rumus yang digunakan adalah :Kadar air benih =(M2 M3) x 100%(M2 M1)

keterangan :M1= berat wadah + tutup (g)M2= berat wadah + isi sebelum dikeringkan (g)M3= berat wadah + tutup + isi setelah dikeringan (g)

2. Apabila memerlukan pengeringan pendahuluan, maka penghitungan kadar air menggunakan rumus sebagai berikut :Kadar air benih =S1 + S2 [S1 x S2] 100keterangan :S1= kadar air pada pengeringan 1S2= kadar air pada pengeringan II

Toleransi antara kedua contoh kerja tidak lebih dari 0,2%, apabila perbedaannya > 0,2% maka pengerjaannya harus diulang dengan menggunakan contoh kerja yang baru.

5. HASIL PENGAMATAN

Tabel . Penetapan kadar air berdasarkan metode ovenNoJenis BenihKadar air benih ulangan(%)Toleransi beda ulangan 1 dan 2 (%)

12

1.Jagung

2.Padi

3. Kacang hijau

4.Kedelai

Tabel . Penetapan kadar air berdasarkan metode cepatNoJenis BenihKadar air benih ulangan(%)Toleransi beda ulangan 1 dan 2 (%)

12

1.Jagung

2.Padi

3. Kacang hijau

4.Kedelai

III. ANALISIS KEMURNIAN BENIH

1. PENDAHULUANPengujian kemurnian benih sebaiknya merupakan analisis yang pertama kali dilakukan. Benih murni yang diperoleh dari hasil pengujian tersebut untuk kemudian digunakan untuksebagai bahan benih dalam pengujian yang lain, yaitu penetapan kadar air benihh dan daya kecambah benih (viabilitas).Definisi benih murni adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim benih atau secara dominan ditemukan di dalam contoh benih termasuk benih-benih varietas lain dalam jenis benih tersebut, seperti :a. Benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut dan benih sedikit rusakb. Benih terserang penyakit atau benih yang mulai berkecambah tetapi benih tersebut masih bisa dikenali sebagai benih yang dimaksud. Jika sudah berubah karena sclerotia, smut balls atau nematoda galls, maka termasuk kotoran benihc. Pecahan benih dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran semula. Khusus untuk familli Fabaceae (Leguminoceae), Brassicaceae (Cruciferaceae), Cupressaceae; Pinaceae, Taxaceae dan Taxodiaceae yang terkelupas kulit benihnya, termasuk kriteria kotoran benih. Pada leguminoceae jika kotiledon terpisah termasuk kriteria kotoran benih.d. Benih tanaman lain; benih tanaman lain adalah benih tanaman selain yang dimaksudkan oleh pengirim. Penentuan benih tanaman lain sebagai kotoran benih sama seperti pada penentuan benih murnie. Kotoran benih meliputi benih dan bagian dari benih serta bahan-bahan lain yang bukan dari benih antara lain : Pecahan benih dengan ukuran atau < ukuran normal Benih rusak tanpa lembaga (sudah hancur/rusak berat) Gabah hampa, floret steril (pada Composiate) Sekam, cangkang benih, kulit benih dan lain-lainf. Bahan lain yang bukan merupakan bagian dari benih seperti : tanah, pasir, batu, batang jerami, daun, tangkai bunga, nematoda galls, sclerotia, smut balls, lemma, palea dan jamur

2. TUJUAN PRAKTIKUM :1. Mahasiswa mampu menentukan komponen benih berdasarkan persentase komponen dalam contoh benih yang mencerminkan komposisi benih dalam lot. 2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi benih tanaman lain dan kotoran pada contoh benih

3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM Berbagai jenis benih (jagung, padi, kacang tanah, kedelai, cabe) Pembagi mekanis (mechanical divider) Pinset Sendok dan spatula Meja kerja kemurnian Kaca pembesar Timbangan analitik

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUMA. Pengambilan contoh kerja kemurnian1. Contoh kerja kemurnian diambil dari contoh kirim dengan menggunakan alat pembagi benih atau dengan metode sendok atau dengan cara parohan yang dimodifikasi.2. Apabila akan dilakukan analisis simplo, maka pengambilan contoh kerja hanya dilakukan satu kali. Sedangkan bila duplo maka pengambilan contoh kerja dilakukan 2 x berat contoh kerja dengan cara mengulangi langkah pengambilan contoh kerja dari awal.B. Penimbangan contoh kerja Timbang contoh kerja yang sudah diperoleh dalam satuan g (gram) baik simplo maupun duplo, dengan ketentuan desimal penimbangan pada tabel

Analisis kemurnianMelakukan analisis kemurnian dengan memisahkan contoh kerja dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih dengan cara sebagai berikut :a. Contoh kerja kemurnian disebarkan di meja kerjab. Setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual berdasarkan penampakan morfologi (bentuk, ukuran, warna, kemengkilapan, tekstur bagian luar) dan atau penampakan dibawah cahaya.c. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih yang ditemukan diambil dan dipisahkan dari benih murni.d. Setiap komponen ditimbang dalam satuan gram dengan tingkat ketelitian sama dengan contoh kerja dan hasilnya dicatat di buku kemurnian analisis. Kemudian datanya dimasukkan ke kartu analisis.e. Komponen-komponen tersebut disimpan sebagai arsip contoh kerja sampai batas waktu yang telah ditentukan.

Perhitungan.1. Satu contoh kerja (Simplo)a. Jumlahkan berat ketiga komponen yang ditemukan. Bandingkan dengan berat contoh kerja awal. Jika terdapat kehilangan berat lebih besar dari 5% dari berat contoh kerja awal, maka harus dilakkan pengulangan analisis;b. Buat persentase masing-masing komponen dalam 1 desimal.c. Jumlahkan persentase ketiga komponen tersebut. Jumlah total harus 100,0%. Jika jumlah tersebut tidak 100,0% (misalkan 99,9% atau 100,1%) maka harus dilakukan penambahan atau pengurangan 0,1% pada persentase tertinggi (biasanya pada fraksi benih murni). Apabila lebih dari 0,1% maka perlu dilakukan pengecekan terhadap kesalahan.2. Contoh kerja parohan (Duplo)a. Gunakan cara seperti pada Simplo untuk masing-masing contoh kerja;b. Buat persentasenya untukn masing-masing komponen dalam kedua contoh kerja tersebut dalam 2 desimal;c. Gunakan tabel toleransi untuk melihat variasi antara 2 ulangan seperti pada Bab Toleransi Dalam Pengujian.d. Untuk pelaporan hasil jumlahkan berat keseluruhan benih murni, berat keseluruhan benih tanaman lain, dan berat keseluruhan kjotoran benih serta berat keseluruhan contoh kerja, kemudian buat persentasenya berdasarkan jumlah total dari setiap komponen tersebut.

Rumus perhitungan persentase

% BM = BM ---------------------------- x 100% ( BM + BTL + KB )

% BTL = BTL ---------------------------- x 100% ( BM + BTL + KB )

% KB = KB ---------------------------- x 100% ( BM + BTL + KB )

Faktor kehilangan yang diperbolehkan maksimal 5% dihitung dengan rumus :

CK (BM + BTL + KB )--------------------------------- x 100% 5% ( CK )

Semua penimbangan dinyatakan dalam satuan gramKeterangan :BM = Benih MurniBTL = Benih Tanaman LainKB = Kotoran BenihCK = Contoh Kerja

5. HASIL PENGAMATAN :Hasil analisis kemurnian ditulis dalam persentase dengan 1 desimal (1 angka dibelakang koma), Jumlah persentase berat dan semua komponen harus 100,0%. Komponen yang beratnya kurang dari 0,05% ditulis trace yang berarti ada tetapi jumlahnya sedikit. Apabila ditemukan hasil nihil dari suatu komponen harus ditulis dengan angka 0,0% pada kolom yang disediakan (kolom kolom pada kartu analisis tidak boleh dibiarkan kosong).Bila total komponen tidak 100,0% (misalnya 99,9% atau 100,1%), maka tambahkan atau kurangkan 0,1% pada komponen yang nilainya terbesar, biasanya pada fraksi benih murni.Nama ilmiah dari benih murni dan benih tanaman lain serta macam kotoran benih harus dilaporkan.

IV. PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH

1. PENDAHULUANPerkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berhubungan dengan kualitas benih. Namun perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari beniih yang telah mengalami penuaan. Tujuan pengujian daya kecambah benih antara lain : untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan nilai penanaman benih, yaitu persentase perkecambahan dan jumlah benih yang dapat tumbuh ke permukaan tanah, melihat penurunan viabilitas benih dalam penyimpanan, menghitung kebutuhan benih dalam usaha tani, menilai kualitas benih serta menentukan batas daluarsa sertifikat benih.Pengujian daya berkecambah bertujuan untuk menentukan potensi perkecambahan maksimum dari suatu lot benih, yang dapat digunakan untuk membandingkan mutu benih dari lot yang berbeda, dan untuk menduga the field planting value daya tumbuh dilapang.Pengujian pada kondisi lapang biasanya tidak memberikan hasil yang memuaskan karena tidak dapat diulang dengan hasil yang akurat. Oleh karena itu metode pengujian di laboratorium telah dikembangkan dimana kondisi lingkungan dikendalikan sedemikian rupa untuk mendapatkan tingkat perkecambahan yang optimal pada lot benih jenis tanaman tertentu.

2. TUJUAN Mahasiswa akan mengetahui cara melakukan dan mengevaluasi pengujian daya perkecambahan dan kekuatan tumbuh berbagai jenis benih tanaman.

Definisi :1. Perkecambahan.Adalah proses perkembangan struktur esensial kecambah melalui tahapan-tahapan dimana struktur esensial menunjukkan kemampuan untuk berkembang secara normal dalam kondisi lingkungan yang sesuai (Favourable).2. Persentase daya berkecambah.Proporsi berdasarkan jumlah (dinyatakan dalam persentase) yang menghasilkan kecambah normal dalam kondisi yang sesuai selama periode tertentu.3. Struktur esensial kecambah.Struktur esensial kecambah yang akan berkembang menjadi tanaman normal meliputi ; sistem perakaran, tunas, kotiledon, titik tumbuh dan koleoptil (Poaceae/Gramineae).

4. Kecambah normal.Kecambah normal memperlihatkan potensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang normal dalam kondisi yang optimum (kelembaban, suhu dan cahaya yang sesuai)Untuk dapat diklasifikasikan sebagai kecambah normal, harus memenuhi salah satu kategori berikut :1. Kecambah sempurnaKecambah yang semua struktur esensialnya berkembang dengan baik, lengkap, proporsional dan sehat.2. Kecambah dengan kerusakan ringanKecambah memperlihatkan terjadinya kerusakan ringan tertentu pada struktur esensialnya dengan kerusakan yang dapat diperbaiki sehingga kecambah berkembang normal dan seimbang sebagaimana kecambah normal pada pengujian yang sama.3. Kecambah dengan infeksi sekunderKecambah yang masuk kriteria 1 dan 2 diatas, tetapi kecambah ini terserang cendawan atau bakteri yang bukan berasal dari benih tersebut.4. Kecambah Abnormal.Kecambah tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal, jika ditumbuhkan di media yang berkualitas baik dan di bawah kondisi kelembaban, suhu dan cahaya yang sesuai.Kecambah dikategorikan abnormal bila :a. Kecambah rusak.Kecambah yang struktur esensialnya hilang atau mengalami kerusakan yang berat, sehingga tidak dapat berkembang menjadi tanaman normal.b. Kecambah cacatKecambah dengan perkembangan yang lemah atau struktur esensialnya tidak terbentuk sempurna/tidak proporsional.c. Kecambah busukKecambah yang struktur esensialnya terkena infeksi primer atau busuk yang menghambat perkembangan kecambah untuk menjadi kesambah normal.

5. Unit benih berkecambah banyak (Multi germ seed unit)Satu unit benih yang dapat menghasiulkan lebih dari satu kecambah.

6. Benih-benih tidak berkecambahBenih-benih yang tidak berkecambah sampai proses akhir periode pengujian dalam kondisi yang optimum, diklasifikasikan menjadi :

a. Benih keras.Benih yang tetap keras sampai akhir periode pengujian yang telah ditetapkan, jika diakibatkan oleh kekerasan atau kekedapan kulitnya hingga tidak mampu berimbibisi (menyerap air).Benih keras merupakan salah satu bentuk dormansi, misalnya benih dari Fabaceae (Leguminoceae)b. Benih segarBenih-benih yang tidak dapat berkecambah dalam kondisi perkecambahan yang optimum, mampu berimbi bisi dan masih bersih, kuat serta memiliki potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal.c. Benih matiBenih yang pada akhir pengujian tidak termasuk benih keras atau segar, biasanya ditandai dengan benih busuk, lunak, berubah warna atau bercendawan dan tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan kecambah.

Kategori-kategori lainKategori ini dapat ditemukan pada semua jenis tanaman, khususnya benih tanaman pohon 1.Benih hampaBenih yang benar-benar kosong atau hanya berisi jaringan sisa/residu;2. Benih tidak berembrioBenih yang tidak berisi endosperma segar atau jaringan gametofit yang tidak memperlihatkan aktivitas sebagai embrio;3. Benih rusak karena seranggabenih yang berisi larva serangga atau memperlihatkan bentuk-bentuk serangan serangga lainnya yang mempengaruhi kemapuan benih berkecambah;

c.PrinsipPengujian daya berkecambah harus dilakukan pada benih murni kecuali pada pengujian berdasarkan berat benih. Benih murni dapat diambil dari fraksi benih murni pada analisis kemurnian atau fraksi yang mewakili contoh kirimBenih yang diuji sebaiknya tidak diberi perlakuan kecuali benih-benih yang direkomendasikanUji ulang dapat dilakukan, jika uji ulang dilakukan setelah pemberian perlakuan benih maka hasil uji dan perlakuan benih harus dilaporkan pada laporan hasil ujiDalam pengujian daya berkecambah, contoh kerja dibagi dalam beberapa ulangan dan diuji pada kondisi yang optimum. 3. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang diperlukan untuk daya berkecambah adalah: 1. Alat penghitung2. Alat Pengecambahan benih3. Meja daya berkecambah

Bahan yang diperlukan :1. Benih Jagung, padi dan kedele

Alat Penghitung BenihDua tipe penghitung benih yang sering digunakan : Counting boards dan Vacuum counters.a.Counting Boards.Sering digunakan untuk menghitung benih-benih besar seperti jagung dan kacang-kacangan. Alat ini biasnya terbuat dari stainless, bentuk persegi panjang atau bujur sangkar yang terdiri dari dua plat. Plat I bagian bawah tidak berlubang dan Plat II bagian atas berlubang sebesar ukuran biji yang dimaksud.Ukuran plat II kecil dari plat I sehingga dapat ditarik.Jumlah lubang pada plat II biasanya 50 untuk benih ukuran besar seperti kedelai, jagung dan kacang-kacangan lainnya, sedang bila untuk padi dan gandum biasnya berjumlah 100 lubang.Cara pengoperasian : Plat I dan II pada posisi sejajar dengan plat II diatas plat I, hamparkan benih diatasnya agar lubang-lubang tersebut terisi penuh. Setelah lubang terisi penuh, buang sisa benih dan plat II ditarik keluar sedemikain rupa sehingga benih tersebut tertata rapi diatas substrat yang akan digunakan.b. Vacuum CountersUmumnya alat ini digunakan untuk benih yang bentuknya seragam seperti serealia (misalnya gandum atau padi, Brassica (kubis-kubisan) dan TrifoliumAlat ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :1.System Vacuum, termasuk pipa;2.Ring penghitung (kepala/head) untuk menempatkan ring penghitung benih yang ukurannya sedikit lebih kecil dibanding dengan ukuran/ luas substrat. Ring penghitung berisi 50 100 lubang.3.Knop Vacuum release. Untuk keperluan ini maka vacuum cleaner juga dapat digunakan sebagai system vaccum.Cara penggunaan:Taburkan benih pada bak plastik, taruh alat diatasnya dan hidupkan system vacuum. Kelebihan benih ditaruh kembali, isi lubang-lubang kosong, hanya satu benih tiap lubang. Selanjutnya alat diletakkan diatas substrat dan tekan tombol vacuum-release sehingga benih jatuh beraturan diatas substrat.

Alat Pengecambahan beniha.Germinator cabinet/Electric germinatorAlat ini dapat digunakan untuk pengujian benih tanaman yang memerlukan cahaya ataupun tidak. Alat ini dilengkapi pengatur suhu kelembaban, sistem pemanasan dan pendinginan. Alat ini disebut juga Germinator Listrik / Electric Germinator

b. Ruang Perkecambahan (Germinator room)Ruang ini merupakan modifikasi dari Germinator Cabinet yang dibangun dengan prinsip yang sama, tetapi berukuran besar sehingg analis dapat masuk kedalamnya.Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan bak transparan yang tertutup rapat dan diletakkan pada meja dorong /trolley atau rak pengujian.Dipergunakan AC dan Humidifier untuk mengendalikan suhu dan kelembaban

c. Copenhagen Tank (Bell jar atau Alat Jacobsen)Alat ini terdiri dari bak air dan tempat perkecambahan untuk pengujian dengan metode Pada kertas/PK (Top of Paper). Kelembaban substrat selalu terjaga karena diberi sumbu yang dihubungkan dengan air serta ditutup dengan tudung transparan berbentuk seperfti lonceng yang bagian pusatnya mengecil dan berlubang (Bell-jar).Suhu tempat pengujian dikondisikan baik secara tidak langsung dengan pemanasan/pendinginan air didalam waterbath atau dikendalikan secara otomatis. Alat ini dapat digunakan untuk semua suhu konstan atau suhu berganti, tergantung pada desainnya.

4. PELAKSANAAN1. Contoh kerja; 400 benih diambil secara acak dari traksi benih murni. Jika sebelumnya tidak melakukan pengujian kemurnian benih, maka 400 benih diambil secara acak dari contoh kirim. Benih yang terambil tersebut sesuai dengan klasifikasi benih murni.2. Metode tanam; benih ditabur dalam 4 ulangan @100 butir. Jika ukuran substrat tidak mencukupi maka jumlah benih per 1 ulangan dapat ditabur dalam beberapa sub ulangan, masing-masing 25 atau 50 butir. Pada kondisi benih terinfeksi parah perlu dilakukan penggantian media kertas pada saat pengamatan antaraUntuk tiap komoditi membutuhkan persyaratan berkecambah atau perlakuan lainnya seperti ditetapkan pada tabel 16, antara lain :a. Metode menggunakan media kertas1. Pada Kertas/PK (Top of Paper)Benih diletakkan pada permukaan kertas basah yang terdiri dari satu atau beberapa lapis kertas (tergantung jenis kertas) yang telah diletakkan pada alat Jacobsen, cawan petri, boks perkecambahan yang tertutup atau baki-baki perkecambahan yang langsung diletakkan dalam germinator yang dijaga kelembabannya.Kertas berpori dan lembab atau kapas penghisap dapat digunakan sebagai dasar media.2.Antara Kertas/AK (Between Paper)Benih ditaburkan antara dua lapis kertas basah lalu dilipat atau digulung kemudian dimasukkan dalam boks atau kantong plastik atau diletakkan di baki dalam germinator dalam posisi mendatar atau berdiri.3.Antara Kertas Kipas (Plated Paper)Kertas dibuat seperti kipas atau akordion. Benih diletakkan diantara lipatan kertas kemudian diletakkan dalam kotak dan ditutup dengan plastik. Selanjutnya diletakkan dalam germinator. Metode ini dapat digunakan sebagai metode alternatif selain PK dan AK yang telah ditetapkan.

b. Metode menggunakan pasir1. Pada Pasir (Top of Sand / TS)Benih ditabur merata dan ditekan kedalam permukaan pasir yang telah diatur kelembabannya, kemudian diletakkan dalam germinator atau ruang yang kelembaban diatur.2. Dalam pasir (In Sand/S)Caranya seperti TS diatas, hanya kemudian ditimbun dengan pasir lembab setebal 1-2 cm, tergantung ukuran banih. Untuk menjamin aerasi yang baik, disarankan dilakukan penggarukan sebelum benih ditabur.Pasir lebih baik digunakan apabila;a.Terjadi kontaminasi pada media kertasb.Evaluasi kecambah meragukanc.Untuk tujuan pemeriksaan

c. Metode menggunakan tanah, komposMedia tanah dan kompos pada umumnya tidak direkomendasikan sebagai media pengujian primer, tetapi metode ini dapat digunakan apabila :1.Kecambah menampakkan gejala keracunan2.Evaluasi kecambah meragukan bila menggunakan media kertas/pasir;Penggunaan tanah dan kompos biasanya untuk tujuan pembanding atau pemeriksaan.

Evaluasi KecambahEvaluasi kecambah dilaksanakan terhadap kecambah yang tumbuh dengan kondisi optimum di laboratorium.Kecambah yang dievaluasi terbagi dalam 5 (lima) kategori:1.Kecambah normalTiga kategori yang termasuk kecambah normal a.Kecambah dengan pertumbuhan sempurnaTergantung jenis benih yang diuji, kecambah sempurna menunjukkan kombinasi spesifik pertumbuhan struktur penting seperti tersebut dibawah ini :1. Sistem perakaran berkembang baika). Akar primer- Panjang dan ramping- Dipenuhi dengan bulu akar- Ujung akar sehat/runcingb). Akar sekunder - Merupakan tambahan akar primer - Tumbuh selama periode pengujian (Zea mays, Cucurbitae)c) Beberapa akar seminal Dapat dianggap sebagai pengganti akar primer pada beberapa genera (Triticum, Cyclamen, Avena, Hordeum, Secale, Triticosecale)

2.Batang yang berkembang baika). Hipokotil yang lurus dan langsing pada perkecambahan epigealb). Hipokotil pendek atau tidak terlihat. Tapi dengan perkembangan epikotil yang baik (Pisum, Asparagus) pada kecambah dengan perkecambahan hipogeal.c). Hipokotil dan epikotil memanjang pada beberapa genera perkecambahan epigeald. Mesokotil yang pendek atau memanjang pada beberapa genera tertentu (Poaceae / Gramineae)

3. Jumlah tertentu pada kotiledona). Satu kotiledon- Pada monokotil- Warna hijau atau berbentuk seperti daun (Allium)

b. Dua kotiledon- Pada dikotil- Warna hijau, berkembang seperti daun- Ukuran dan bentuk sesuai jenisnya, menunjukkan pertumbuhan epigeal- Atau setengah bulatan dan berdaging serta tetap tinggal di kulit biji di dalam tanah pada perkecambahan hipogeal

c. Jumlah kotiledon berbeda (2-18)- Pada konifera- Warna hijau, panjang dan sempit)

6. HASIL PENGAMATANV. TIPE-TIPE PERKECAMBAHAN BENIH

1. PENDAHULUANProses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian perubahan perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia. Proses perkecambahan secara umum berkaitan dengan kecepatan maupun karakterisitik benih yang dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan dormansi benih. Tipe pertumbuhan awal suatu perkecambahan benih tanaman terbagi menjadi dua, yaitu : epigeal dan hipogeal. Dengan mengetahui tipe perkecambahan suatu benih tanaman akan sangat bermanfaat dalam aplikasi budidaya tanaman, salah satunya adalah cara penanaman benih dan kedalaman tanam.

2.TUJUAN PRAKTIKUMMahasiswa dapat mengetahui dan membedakan tipe-tipe perkecambahan beberapa jenis tanaman serta dapat mengamati perubahan dalam fase-fase perkecambahan benih.

3. ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan : cetok bak plastik ember

Bahan yang digunakan : pasir benih jagung, padi, kacang tanah, kedele air

4.PELAKSANAAN PRAKTIKUM1. Isi bak plastik dengan pasir sampai tinggi bak, siram dengan air sampai lembab, jangan terlalu basah/tergenang.2. Tanam benih sekitar 20 butir tiap jenis yang disediakan pada bak tersebut dengan kedalaman sekitar 1 2 cm dari permukaan pasir.3. Siram kembali dengan sedikit air agar lembab (JANGAN SAMPAI TERGENANG !!!)4. Siram bila media pasir mengering setiap hari5. Amati setiap hari selama 10 hari dengan cara mencabut 1-2 benih yang ditanam dengan hati-hati. Jaga jangan sampai rusak akar dan tunasnya.6.Parameter pengamatan pada tipe perkecambahan benih :- kondisi benih- panjang akar- panjang tunas- letak benih ( didalam media, dipermukaan, atau diatas media pasir)- gambarkan fase-fase perkecambahan benih mulai saat tanam sampai hari ke-10

4. HASIL PENGAMATAN

VI. PEMECAHAN DORMANSI

1. PENDAHULUANBenih tanaman mengalami dormansi apabila benih tersebut sebenarnya benih masih hidup, namun belum juga berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang telah memenuhi persyaratan untuk perkecambahan benih. Dormansi benih tanaman beragam tergantung jenis tanaman dan lamanya mulai dari beberapa hari, musiman bahkan sampai tahunan.Dormansi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :a. Keadaan embrio ketidakmasakan embrio dan after ripeningb. Keadaan fisik benih impermeabilitas terhadap air, ketahanan mekanis terhadap pertumbuhan embrio, permeabilitas rendah terhadap O2 dan CO2.c. Pengaruh faktor fisiologis keperluan akan cahaya, suhu rendah, zat penghambat perkecambahand. Kombinasi dari beberapa faktor diatasKeadaan dormansi pada benih dapat mengurangi nilai uji perkecambahan benih. Oleh karena itu diperlukan cara-cara untuk dapat memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih tanaman.

2. TUJUAN PRAKTIKUMMahasiswa akan mempelajari beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk memecahkan atau mempersingkat masa dormansi benih tanaman.

3. ALAT DAN BAHANAlat yang diperlukan : pinset skalpel / pisau cutter kertas gosok/amplas gunting cawan petri stop-watch panci alumunium kompor listrik beaker glass termometer

Bahan yang diperlukan, antara lain : substrat kertas merang bahan kimia H2SO4, HCl, KNO3 benih tanaman pangan : padi, sorghum benih tanaman hortikultura : bayam, sawi, jambu biji, flamboyan

4. PELAKSANAAN PRAKTIKUMPerlakuan mekanis1. Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir, lakukan pengguntingan pada bagian ujung kulit benih (clipping) atau pengikisan kulit biji (scratching) dengan menggunakan kertas gosok/amplas.2. Benih dengan perlakuan (1) diuji perkecambahan dengan metode UDK masing-masing perlakuan diulang 4 kali3. Buat satu ulangan tanpa perlakuan sebagai kontrol4. Bandingkan antara perlakuan dengan kontrol5. Lakukan pengamatan setiap hari

Perlakuan fisik, perendaman air panas / stratifikasi1. Benih contoh uji diambil masing-masing 100 butir. Masukkan contoh uji kedalam kantong kemudian masukkan dalam air mendidih suhu 40C selama 1-2 menit untuk benih padi dan sorghum.2. Kantong diangkat selama beberapa menit, kemudian dicelupkan dalam air dingin selama 10 menit.3. Benih dengan perlakuan (1) di uji daya perkecambahan dengan metode UDK, masing-masing perlakuan diulang 4 kali.Pengamatan dilakukan setiap hari sampai semua benih yang diberi perlakuan berkecambah atau dalam waktu tertentu Benih padi dan sorghum = 10 hariBenih bayam / sawi= 15 hariBenih Flamboyan= 21 hari 4. Pengamatan dan penilaian sama seperti pengamatan pada UDK5. Buat satu ulangan tanpa perlakuan sebagai kontrol

Buat :1. Grafik persentase perkecambahan untuk masing-masing kriteria normal, abnormal dan mati2. Grafik laju perkecambahan3. Gambar kecambah normal abnormal dan mati untuk masing-masing perlakuan

5. HASIL PENGAMATAN

VII. EKSTRAKSI DAN PENGERINGAN BENIH

1. PENDAHULUANBiji tanaman yang akan dipergunakan sebagai benih, pada saat pemanenan melalui tahapan pengolahan (prosesing). Pengolahan benih meliputi : perontokan, ekstraksi dan pengeringan benih. Perontokan dan ekstraksi benih dilakukan untuk memisahkan biji dari bagian buah atau bagian tanaman lainnya. Perontokan merupakan pengolahan benih pada tipe buah kering, sedangkan untuk tipe buah basah sistem pengolahan benih dilakukan dengan cara ekstraksiPengeringan benih dilakukan untuk menurunkan kadar air dalam biji sampai batas yang telah ditentukan. Biji-biji yang mengalami proses ekstraksi basah, pengeringan harus secepatnya dilakukan agar biji tidak menjadi rusak, karena selama proses ekstraksi kandungan air dalam benihnya dapat bertambah.Tingkat kemasakan benih dan metode ekstraksinya dapat mempengaruhi viabilitas benih. Benih yang terlalu muda atau terlalu tua biasanya bervigor rendah, demikian pula dengan metode prosesing benih. Pengolahan benih yang tidak tepat dapat merusak viabilitas benih

2. TUJUAN PRAKTIKUMMahasiswa mengetahui, dapat membedakan serta dapat melakukan pengolahan benih dengan cara perontokan dan ekstraksi

3. ALAT DAN BAHANAlat yang dipergunakan dalam praktikum ini : wadah untuk ekstraksi pisau / cutter saringan pengaduk / skalpel meja pengeringan

Bahan yang diperlukan Cara perontokan : kacang tanah, jagung Cara ekstraksi basah : tomat, ketimun, jambu biji Cara ekstraksi kering : cabe besar, cabe kecil, labu, lengkeng

4. PELAKSANAANEkstraksi Kering :1. Dipilih buah yang telah masak, kemudian dibelah menjadi dua bagian dengan menggunakan pisau pemotong.2. Ambil biji yang terdapat pada bagian dalam buah tersebut dan letakkan dalam suatu wadah.3. Bila biji cukup bersih dapat langsung dikering anginkan. Apabila belum bersih maka perlu dicuci dengan air kemudian disaring dan dikering-anginkan

Ekstraksi Basah : 1. Buah yang telah masak dan masih segar, (misal tomat) dipotong kecil-kecil dengan pisau sampai halus. Dapat juga dipergunakan alat penghancur/pencacah2. Dilakukan proses fermentasi :a. Biasa:Hancuran daging buah dan biji letakkan dalam suatu wadah yang tidak mudah berkarat, kemudian ditutup. Biarkan selama beberapa hari ( 1-5 hari atau lebih).Pemeriksaan dilakukan setiap hari untuk melihat cairan berlendir yang melekat pada biji telah terurai hancur serta dilakukan pengadukan secara merata.

b. Bahan kimia: Hancuran daging buah dan biji letakkan dalam suatu wadah yang tidak mudah berkarat dan bereaksi dengan bahan kimia.Hati-hati tambahkan HCL sebanyak 50-80 ml untuk setiap 1 kg hancuran tomat, biarkan selama jam.Tambahkan air untuk mengencerkan HCl, dan buang airnya dengan hati-hati, saring biji yang tertinggal.Cuci biji dengan air beberapa kali sampai bersih, pilih biji yang tenggelam ke dasar wadah dan tidak keriput lalu diletakkan diatas baki untuk dikeringkan.

PengeringanPengeringan dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari atau dengan menggunakan pengering buatan. Lama pengeringan tergantung pada tingkat kadar air yang dikehendaki. Pengeringan dengan sinar matahari Biji diletakkan diatas baki pengering dengan ketebalan lapisan biji tidak lebih dari 2 x tebal biji. Baki kemudian ditempatkan dibawah sinar matahari selama beberapa waktu sampai biji-biji tersebut kering dengan kadar air yang sesuai dengan yang ditentukan Pengeringan dengan pengering buatan Apabila menggunakan pengering buatan dengan hembusan udara panas, maka suhu udara panas yang dipergunakan sekitar 30C 43 C dengan kecepatan yang disuaikan dengan ukuran biji yang dikeringkan

5. HASIL PENGAMATAN

A. Ekstraksi Basah

B. Ekstraksi Kering

33