Modul Teknik Pendingin

download Modul Teknik Pendingin

of 200

Transcript of Modul Teknik Pendingin

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    1/200

    MODUL PLPG

    TEKNIK PENDINGIN

    KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU2013

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    2/200

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji serta syukur kami panjatkan kepada Illahi Robbi yang telah memberikan

    kekuatan dan kelapangan kepada kami, sehingga kami mampu menyusun buku ajar ini.

    Buku ajar ini berisi tentang pengetahuan teknik pendingin yang meliputi: dasar-dasar

    refrigerasi dan tata udara, komponen utama refrigerasi dan tata udara, refrigeran dan

    minyak pelumas, sistem kompresi uap, psychrometric, estimasi beban pendingin, sistem

    air conditioning, dan peralatan kerja refrigerasi dan tata udara.

    Buku ajar tentang teknik pendingin yang diperlukan di Indonesia masih langka,

    apalagi yang ditulis dalam bahasa Indonesia lebih sukar lagi mendapatkannya.

    Berdasarkan hal tersebut penulis menyusun buku ajar tentang teknik pendingin guna

    menambah perbendaharaan buku tentang teknik pendingin dalam bahasa Indonesia.

    Buku ajar ini dipersiapkan dalam waktu yang relatif singkat dan juga karena

    keterbatasan pada kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis, sehingga isi buku

    ini masih jauh dari baik dan sempurna. Namun demikian penulis telah berusaha sekuat

    tenaga agar dapat menyajikan sesuatu yang kiranya cukup memadai untuk dibaca. Besar

    harapan penulis agar buku ini dapat menambah pengetahuan, meningkatkan kecerdasan

    dan memperdalam kepandaian kita dalam bidang teknik pendingin.

    Kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan sehingga

    buku ini dapat tersusun dengan rapih, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-

    besarnya. Segala saran dan kritik demi kesempurnaan buku ini akan penulis terima

    dengan senang hati.

    Jakarta , 27 April 2013

    Penulis,

    Ega Taqwali Berman

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    3/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    4/200

    iv

    Q. Gas ideal atau gas sempurna 16

    R. Proses-proses untuk gas ideal 16

    1. Proses volume konstan 17

    2. Proses tekanan konstan 18

    3. Proses temperatur konstan 18

    4. Proses adiabatik 18

    5. Proses politropik 20

    6. Hubungan PVT selama proses adiabatik 21

    S. Titik didih 21

    T. Temperatur jenuh 22

    U. Uap Jenuh 22

    V. Uap panas lanjut dan Cairan dingin lanjut 23

    W. Pengaruh tekanan pada temperatur jenuh 24

    BAB II KOMPONEN UTAMA REFRIGERASI DAN TATA UDARA 27

    A. Kompresor 27

    1. Jenis kompresor berdasarkan letak motornya 27

    a. Kompresor open type 27

    b. Kompresor semi hermetic 29

    c. Kompresor hermetic 30

    2. Jenis kompresor berdasarkan cara kerjanya 30

    a. Kompresor Reciprocating (Torak) 30

    b. Kompresor rotary centrifugal 31

    c. Kompresor helical-rotary screw 33

    d. Kompresor scroll 34

    B. Kondensor 35

    1. Air Cooled Condenser 36a. Remote condenser 37

    b. Condensing unit 38

    2. Water Cooled Condenser 39

    a. Shell and Tubes Condenser 40

    b. Shell and Coil Condenser 41

    c. Tubes in Tube Condenser 41

    3. Evaporative Condenser 42

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    5/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    6/200

    vi

    3. Refrigerant R-22, CHCLF 2 Chloro Difluoro Methane 61

    4. Refrigerant R-113, C 2Cl2F3, Trichloro Trifluoro Ethane 62

    5. Refrigerant R-114 C 2Cl2F4, Dichloro Tetrafluoro Ethane 62

    6. Refrigerant R-500, CCL 2F2/CH 3-CHF 2 Azeotrope 63

    7. Refrigerant R-502, ChCLF 2/CClF 2-CF 3 Azeotrope 64

    8. Amonia R-717. NH3 65

    9. Carbon Dioxide, R-744, CO 2 66

    10. Sulfur Dioxide, R-764, SO 2 67

    11. Methylchloride, R-40, CH 3CL 67

    C. Minyak Pelumas 68

    D. Kekentalan (Viscosity) Minyak Pelumas 69

    BAB IV SISTEM KOMPRESI UAP 71

    A. Siklus kompresi uap 71

    B. Model siklus kompresi uap 72

    C. Diagram tekanan-entalpi 73

    D. Proses pendinginan 75

    1. Proses ekspansi 76

    2. Proses evaporasi 77

    3. Proses kompresi 77

    4. Proses kondensasi 77

    E. Pengaruh superheating refrigeran uap pada siklus refrigerasi 78

    F. Pengaruh subcooling refrigerant cair pada siklus refrigerasi 80

    BAB V PSYCHROMETRIC 83

    A. Definisi Psychrometric 83

    B. Letak Garis dan Skala Pada Grafik 85

    C. Hubungan antara Bagian-bagian Psychrometric 87D. Penggunaan Praktis Kandungan Uap Air (Humidity) 96

    1. Pengkondisian Udara Di Musim Dingin 96

    2. Pengkondisian Udara Di Musin Panas 98

    3. Kondensasi atau Pengembunan Di Musim Dingin 99

    E. Aplikasi Term Pengembunan/Kondensasi Secara Praktis 100

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    7/200

    vii

    BAB VI ESTIMASI BEBAN PENDINGINAN 103

    A. Macam-macam beban pendinginan 103

    B. Waktu operasi (equipment running time) 103

    C. Perhitungan beban pendinginan 105

    1. Beban panas dari dinding (the wall gain load) 105

    2. Beban panas dari pertukaran udara (the air change load) 105

    3. Beban panas dari produk 106

    4. Beban panas dari alat-alat (beban tambahan) 107

    D. Faktor perpindahan panas melalui dinding (wall gain load) 107

    E. Menentukan harga faktor U (determination of the U faktor) 108

    F. Perbedaan temperatur diantara dinding ruangan pendingin 111

    G. Perbedaan temperatur diantara lantai dan langit-langit 111

    H. Pengaruh radiasi matahari 112

    I. Perhitungan beban panas dari dinding 112

    J. Perhitungan beban panas dari udara 115

    K. Perhitungan beban panas dari produk 117

    L. Faktor pendinginan mula (chilling rate faktor) 119

    M. Panas respirasi 120

    N. Beban panas dari pembungkus produk 121

    O. Perhitungan beban tambahan (miscellaneous load) 121

    P. Penggunaan faktor keselamatan (safety faktor) 121

    Q. Cara pendek untuk menghitung beban pendinginan 122

    BAB VII SISTEM AIR CONDITIONING 123

    A. Gambaran umum Air Conditioning 123

    B. Jenis-jenis Air Conditioning 124

    1. AC Window 1242. AC Mini split 124

    3. AC Split Duct 125

    4. VRV System 126

    C. Prinsip Kerja Air Conditioning 127

    1. Siklus Aliran Refrigeran 127

    2. Siklus Aliran Udara 129

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    8/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    9/200

    ix

    K. Swaging Copper Tubing 149

    L. Bending Copper Tubing 150

    M. Brazing Copper Tubing 150

    N. Dental Mirror 151

    O. Alat Pembuntu pipa (Pinch-Off tool) 151

    1. Pembuntu pipa jenis Vise-Grip 151

    2. Pembuntu pipa jenis plat (Imperial) 152

    3. Pembuntu pipa jenis ragum (Robin air) 152

    P. Katup Servis (Service Valve) 153

    DAFTAR PUSTAKA 154

    GLOSSARY 155

    LAMPIRAN 159

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    10/200

    x

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1 Skala temperatur 1

    Gambar 1.2 Proses perpindahan kalor 2

    Gambar 1.3 Proses penambahan kalor 2

    Gambar 1.4 Nilai Kalor sensibel dan laten 3

    Gambar 1.5 Perubahan wujud zat dari cair ke gas 4

    Gambar 1.7 Tekanan atmosfir 6

    Gambar 1.8 Skala pengukuran tekanan atmosfir dan manometer 6

    Gambar 1.9 Skala pengukuran tekanan absolut 7

    Gambar 1.10 Kandungan uap air relativ 10

    Gambar 1.11 Proses tekanan konstan 11

    Gambar 1.12 Proses temperatur konstan 12

    Gambar 1.13 Proses volume konstan 13

    Gambar 1.14 Hubungan tekanan-volume pada proses adiabatik 19

    Gambar 1.15 Hubungan tekanan-volume pada proses politropik 20

    Gambar 1.16 Uap jenuh (saturated vapor) 22

    Gambar 1.17 Uap panas lanjut (superheated vapor) 23

    Gambar 1.18 Grafik hubungan tekanan dan temperatur uap jenuh air 24

    Gambar 1.19 Pengaruh tekanan pada temperatur jenuh cairan 25

    Gambar 2.1 Kompresor Open-Type 28

    Gambar 2.2 Kompresor Semi hermetic 29Gambar 2.3. Hermetic-Type Compressor 30

    Gambar 2.4 Kompresor resiprocating 31

    Gambar 2.5 Rotary-Centrifugal Compressor 31

    Gambar 2.6 Impeller blade, passage, diffuser passage dan volute 32

    Gambar 2.7 Multistage Centrifugal Compressor 32

    Gambar 2.8 Kompresor twin screw dan single screw 33

    Gambar 2.9 Mekanisme refrigeran di kompresor 34

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    11/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    12/200

    xii

    Gambar 4.8 Ph diagram untuk perbandingan siklus satarusi dengansiklus superheated

    79

    Gambar 4.9 Ph diagram untuk perbandingan siklus satarusi dengansiklus subcooled

    80

    Gambar 5.1 Grafik psychrometric 83Gambar 5.2 Ilustrasi Grafik psychrometric 86

    Gambar 5.3 Garis temperatur kering dan basah 86

    Gambar 5.4 Garis temperatur kondensasi dan kanduangan uap air relatif 87

    Gambar 5.5 Garis tetes uap air (grains of moisture) 87

    Gambar 5.6 Cara menentukan kandungan uap air relatif (RH) 88

    Gambar 5.7 Cara menentukan temperatur basah 89

    Gambar 5.8 Cara menentukan temperatur kering 90Gambar 5.9 Cara menentukan temperatur pengembunan kesatu 91

    Gambar 5.10 Cara menentukan temperatur pengembunan kedua 92

    Gambar 5.11 Cara menentukan temperatur pengembunan ketiga 93

    Gambar 5.12 Cara menentukan jumlah tetes air 94

    Gambar 5.13 Cara menentukan jumlah tetes air per ft udara 95

    Gambar 5.14 Cara menentukan kondisi nyaman di musim dingin 97

    Gambar 5.15 Cara menentukan kondisi nyaman di musim panas 98

    Gambar 5.15 Cara menentukan temperatur pengembunan di musim dingin 100

    Gambar 5.16 Cara menentukan temperatur pengembunan pada permukaan saluran udara (duct)

    101

    Gambar 6-1 blok beton 109

    Gambar 6.2 Denah toko 113

    Gambar 7.1 Skema sistem air conditioning 123

    Gambar 7.2. AC windows 124

    Gambar 7.3 AC Split 125

    Gambar 7.4 AC Split Duct 125

    Gambar 7.5 VRV system 126

    Gambar 7.6 siklus air conditioning 128

    Gambar 7.7 siklus aliran udara 129

    Gambar 7.8 Tampilan Precision Air Conditioning (PAC) 129

    Gambar 7.9 PAC tipe Air cooled system 132

    Gambar 7.10 PAC tipe Water cooled system 133

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    13/200

    xiii

    Gambar 7.11 PAC tipe Glycool system 133

    Gambar 7.12 PAC tipe Chilled water system 134

    Gambar 7.13 Dual cooling system 134

    Gambar 7.14 Arah Aliran udara PAC 135

    Gambar 7.15 AC Sentral 136

    Gambar 7.16 Chiller 137

    Gambar 7.16 Air Coold Chiller 138

    Gambar 7.17 Water coold chiller 138

    Gambar 7.18 Absoption Chiller 139

    Gambar 7.19 Air Handling Unit 140

    Gambar 7.19 Cooling Tower 141

    Gambar 7.20 Natural draft 141

    Gambar 7.21 Force Draft 141

    Gambar 8.1 Manifold gauge 142

    Gambar 8.2 Pompa vakum 143

    Gambar 8.3 Elektronik Leak Detector 144

    Gambar 8.4 Thermometer 145

    Gambar 8.5 Multitester 145

    Gambar 8.5 Tang ampere 146

    Gambar 8.6 Capasitor Tester 147

    Gambar 8.7 Mesin 3R 148

    Gambar 8.8 Tubing Cutter 148

    Gambar 8.9 Flaring Tools 149

    Gambar 8.10 Swaging Tools 149

    Gambar 8.11 Bending 150

    Gambar 8.12 Brazzing Tools 151Gambar 8.13 Dental Mirror 151

    Gambar 8.14 Pembuntu pipa jenis vise grip 152

    Gambar 8.15 Pembuntu pipa jenis plat 152

    Gambar 8.16 Pembuntu pipa jenis ragum 152

    Gambar 8.17 Katup servis 153

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    14/200

    xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan kompresor open type 28

    Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan kompresor semi hermetic 29

    Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan kompresor hermetic 30

    Tabel 2.4 Patokan penentuan suhu kondensasi 43

    Tabel 3.1 Beberapa Merk dagang refrigeran 58

    Tabel 3.2 Warna tabung Refrigeran 58

    Tabel 3.3 Pedoman Kekentalan Minyak Pelumas 70

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    15/200

    xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Tabel 6.1 Heat transfer coefficient (U) for cold storage rooms 159

    Lampiran 2 Tabel 6.2 Heat transfer coefficient (U) for cold storage rooms 160

    Lampiran 3 Tabel 6.3 Heat transfer coefficient (U) for cold storage rooms 161

    Lampiran 4 Tabel 6.4 Thermal conductivity of materials used in cold storagerooms

    162

    Lampiran 5 Tabel 6.5 Faktor U untuk kaca atau gelas dan Tabel 6.5A SurfaceConductance (f) for building structures

    163

    Lampiran 6 Tabel 6.6 Refrigerations design ambient temperature guide 164

    Lampiran 7 Tabel 6.7 Allowance for solar radiation 170

    Lampiran 8 Tabel 6.8A Btu/ft of air removed in cooling to storage conditionsabove 30 0F dan Tabel 6.8B Btu/ft 3 of air removed in cooling tostorage conditions below 30 0F

    171

    Lampiran 9 Tabel 6.9A Average air changes per 24 hours for storage roomsabove 32 0F due to door opening and infiltration dan Tabel 6.9BAverage air changes per 24 hours for storage rooms below 32 0Fdue to door opening and infiltration

    172

    Lampiran 10 Tabel 6.10 Design data for fruit storage 173

    Lampiran 11 Tabel 6.11 Design data for vegetable storage 175

    Lampiran 12 Tabel 6.12 Design data for meat storage 177

    Lampiran 13 Tabel 6.13 Design data for miscellaneous storage 179

    Lampiran 14 Tabel 6.14 Reaction heat from fruits and vegetables 181Lampiran 15 Tabel 6.15 Heat equivalent of electric motors 182

    Lampiran 16 Tabel 6.16 Heat equivalent of occupancy 183

    Lampiran 17 Tabel 6.17 Usages heat gain, Btu/24 Hr for one cubic feetinterior capacity

    184

    Lampiran 18 Tabel 6.18 Wall heat gain 185

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    16/200

    1

    BAB I

    DASAR-DASAR REFRIGERASI DAN TATA UDARA

    A. Kalor

    Kalor adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat diciptakan atau

    dimusnahkan. Kalor dapat diubah bentuknya menjadi energi lain. Kalor adalah energi

    yang berpindah jika terdapat perbedaan temperatur. Kalor akan mengalir dari benda

    yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah. Kejadian ini akan terus

    berlangsung sampai diperoleh keseimbangan temperatur (termal).

    Gambar 1.1 Skala temperaturSumber : http://www.nc-climate.ncsu.edu/edu/k12/.Temperature

    Temperatur adalah tingkatan atau derajat panas atau dingin dari suatu benda yang

    umumnya diukur dalam satuan derajat Fahrenheit ( 0F) atau Celcius ( 0C), seperti

    ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Jika kalor ditambahkan pada suatu benda maka

    temperatur benda itu akan naik. Begitu pula sebaliknya jika kalor dikurangi/dipindahkan

    dari suatu benda maka temperatur benda itu akan turun atau menjadi rendah.

    Temperatur rendah itulah yang disebut dingin.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    17/200

    2

    Gambar 1.2 Proses perpindahan kalorSumber: https://www.educate-sustainability.eu

    Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.2, proses perpindahan kalor pada suatuzat terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Perpindahan kalor

    secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang sama tanpa disertai

    perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Contoh: besi yang dipanaskan. Konveksi adalah

    perpindahan kalor melalui media gas atau cairan, sebagai contoh udara di dalam lemari

    es dan air yang dipanaskan di dalam cerek. Radiasi adalah perpindahan kalor dari suatu

    bagian yang yang lebih tinggi suhunya ke bagian lain yang lebih rendah suhunya tanpa

    melalui zat perantara, contohnya: cahaya matahari, panas lampu dan tungku api.

    Perpindahan kalor secara radiasi hanya dapat terjadi melalui gas, benda yang transparan,

    dan ruang yang hampa udara ( vacum ).

    Pada sistem refrigerasi dan air conditioning, satuan energi kalor dinyatakan

    dalam British Thermal Unit (BTU) . BTU adalah sejumlah kalor yang diperlukan untuk

    menaikkan temperatur 1 pon air sebesar 1 0F. Air digunakan sebagai standar untuk

    menghitung jumlah kalor. Pada gambar 1.3 ditunjukkan ilustrasi dari proses

    penambahan kalor pada air.

    Gambar 1.3 Proses penambahan kalor

    https://www.educate-sustainability.eu/https://www.educate-sustainability.eu/https://www.educate-sustainability.eu/https://www.educate-sustainability.eu/
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    18/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    19/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    20/200

    5

    berupa fluida yang digunakan untuk menyerap kalor melalui perubahan phasa cair ke

    gas (menguap) dan membuang kalor melalui perubahan phasa gas ke cair (mengembun).

    C. Gaya (Force)

    Gaya didefinisikan sebuah dorongan atau tarikan. Sesuatu yang cenderung

    mendorong benda untuk melakukan suatu gerakan atau untuk membantu gerakan benda

    untuk berhenti, atau untuk mengubah arah gerakan. Gaya juga dapat merubah ukuran

    atau bentuk sebuah benda. Benda tersebut dapat berupa belitan, belokan, rentangan,

    yang ditekan atau yang lainnya yang berubah bentuk oleh gerakan akibat sebuah gaya.

    Gaya lebih dikenal sebagai berat (weight). Berat suatu benda dapat diukur dengan gaya

    yang didesakan pada benda oleh tarikan gravitasi bumi (Gambar 1.7). Ada banyak gaya

    selain gaya gravitasi, semua gaya diukur dengan satua berat. Namun demikian,

    kebanyakan gaya diberi satuan dalam pound (lb) dan satuan lain juga dapat digunakan.

    D. Tekanan

    Cara memahami air conditioning terlebih dahulu harus memahami tekanan.

    Tekanan adalah gaya per satuan luas. Semua benda padat, cair dan gas mempunyai

    tekanan. Benda padat memberikan tekanan kepada benda lain yang menunjangnya.

    Misalnya kaki lemari es memberikan tekanan kepada lantai. Cairan di dalam bejana

    memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu. Gas di dalam tabung

    memberikan tekanan kepada tabung. Tekanan gas di dalam tabung dipengaruhi oleh

    suhu dan jumlah gasnya. Kerja suatu AC sebagian besar tergantung dari perbedaan

    tekanan di dalam sistem. Kita harus mengerti arti macam-macam tekanan yang

    berhubungan dengan air conditioning. Tekanan tersebut ada tiga macam yaitu tekanan

    atmosfir, tekanan manometer (pengukuran) dan tekanan absolut (mutlak).

    1. Tekanan AtmosfirBumi kita diselimuti udara (21% oksigen, 78% nitrogen dan 1% unsur lain) yang

    disebut atmosfir, yang tebalnya diperkirakan lebih dari 600 mil (965,6 km) diukur dari

    permukaan bumi. Udara itu mempunyai berat dan berat itulah yang dikenal sebagai

    tekanan atmosfir. Besarnya tekanan atmosfir diukur mulai dari permukaan air laut,

    besarnya kira-kira 14,7 psi, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.7.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    21/200

    6

    Gambar 1.7 Tekanan atmosfirSumber : http://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.html

    2. Tekanan Manometer (Pengukuran)

    Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel atau

    tekanan gas dalam suatu tabung. Tekanan yang ditunjukkan oleh jarum manometer

    disebut tekanan manometer (pengukuran). Sebagai standar tekanan manometer, tekanan

    atmosfir pada permukaan air laut diambil sebagi 0, dengan satuan psig atau kg/cm 2. jadi

    pada permukaan air laut tekanan atmosfir 14,7 psi = 0 psig tekanan manometer,

    sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.8.

    Gambar 1.8 Skala pengukuran tekanan atmosfir dan manometer

    3. Tekanan Absolut

    Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya. Jumlah tekanan manometer

    dan tekanan atmosfir pada setiap saat disebut tekanan absolut. Titik nol (0) pada tekanan

    http://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.htmlhttp://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.htmlhttp://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.htmlhttp://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.html
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    22/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    23/200

    8

    W : Kerja yang dilakukan

    F : Gaya

    I : Jarak sejauh gaya yang bekerja

    Kerja yang dilakukan selalu dinyatakan dalam bentuk satuan yang sama dengan yang

    digunakan untuk menyatakan besarnya gaya dan jarak. Untuk jarak, jika gaya

    dinyatakan dalam pound (lb) dan jarak dinyatakan dalam feet (ft), kerja yang dilakukan

    dnyatakan dalam foot-pound (ft-lb). Foot-pound satuan yang sering digunakan untuk

    mengukur kerja.

    F. Daya

    Daya adalah jumlah kerja yang dilakukan. Daya adalah kerja yang dilakukan

    yang didapat dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kerja. Satuan daya adalah

    tenaga kuda (Horsepower, Hp). Satu tenaga kuda didefinisikan daya yang diperlukan

    untuk melakukan kerja sejumlah 33.000 ft-lb per menit atau 33.000/60 sama dengan

    550 ft-lb per detik. Daya yang dibutuhkan dalam tenaga kuda dapat ditentukan dengan

    persamaan 1-2.

    Hp = xt

    W

    000.33 (1-2)

    dimana :Hp : Tenaga kuda

    W : Kerja yang dilakukan (foot-pound)

    t : Waktu (menit)

    G. Hukum konservasi energi

    Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat

    diciptakan ataupun dimusnahkan, tapi dapat diubah bentuknya menjadi bentuk energilain. Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa perpindahan energi panas

    berlangsung jika terdapat perbedaan-perbedaan temperatur. Panas itu akan mengalir dari

    benda bertemperatur tinggi ke benda bertemperatur rendah, kejadian ini akan

    berlangsung sampai dicapai keseimbangan temperatur.

    H. Jumlah panas

    Ukuran jumlah panas dinyatakan dalam British thermal unit (Btu). Air

    digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah panas, karena untuk menaikkan

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    24/200

    9

    temperatur 1 0 F untuk tiap 1 lb air diperlukan panas 1 Btu (pada permukaan air laut).

    Dua Btu artinya menaikkan temperatur air sebanyak 1 lb untuk 2 0 F atau menaikkan

    temperatur air sebanyak 2 lb sebesar 1 0 F. Oleh karenanya untuk menghitung jumlah

    panas yang dibutuhkan/dibuang digunakan persamaan1-3.

    Btu = W x t (1-3)

    Di mana:

    W : jumlah air (lb)

    t : perbedaan temperatur ( 0F)

    I. Panas jenis

    Panas jenis suatu benda artinya jumlah panas yang diperlukan benda itu agar

    temperaturnya naik 1 0 F. Panas jenis air adalah 1, untuk mendapatkan panas jenis benda

    lain panas jenis air dijadikan sebagai pembanding. Harga panas jenis benda tentu saja

    tergantung pada perubahan temperaturnya. Berdasarkan hal itu maka jumlah panas yang

    diberikan/dibuang dari suatu benda dapat dihitung dari persamaan1-4.

    Btu = W x c x t (1-4)

    Di mana c : panas jenis benda.

    Panas jenis benda akan berubah jika fase benda itu berubah. Air adalah salah

    satu contoh yang baik dimana kita dapat lihat perubahan panas jenisnya pada fase yang

    lain. Air pada fase cair panas jenisnya 1, tetapi pada fase gas dan padat nilai panas

    jenisnya hampir 0,5. udara bila dipanaskan dan bergerak bebas pada tekanan tetap panas

    jenisnya 0,24. uap refrigeran R-12 pada tekanan konstan dan temperatur 70 0 F

    mempunyai panas jenis 0,148, padahal pada temperatur 86 0 F adalah 0,24. untuk

    menghitung jumlah perpindahan panas yang terjadi pada kombinasi beberapa benda

    digunakan persamaan1-5.

    Btu = (W 1 x c 1 x t1) + (W 2 x c 2 x t2) + (W 3 x c 3 x t3) + ..... (1-5)

    J. Humidity (Kelembaban)

    Tetes air di udara diukur dengan istilah (terminologi) humidity (kelembaban)

    atau kandungan uap air di udara. Sebagai contoh pada Gambar 1.10, kandungan uap air

    relativ ( relativ humidity ) 50% artinya udara itu mengandung tetes air sebanyak 50%

    dibanding jumlah total yang mampu dikandungnya secara maksimal berdasarkan

    temperatur yang diberikannya. Kandungan uap air relativ yang rendah memungkinkan

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    25/200

    10

    T ruang 70 F

    4 tetes/ft3

    T ruang 70 F

    8 tetes/ft3a b

    tubuh kita untuk mengeluarkan kalor dengan cara penguapan (evaporasi). Karena

    kelembaban yang rendah berarti udara itu cenderung kering, sehingga ia dapat dengan

    mudah menyerap uap air. Jika kandungan uap air relativ itu tinggi, maka akan berakibat

    sebaliknya. Proses penguapan akan berjalan lambat pada kondisi lembab,sehingga

    kecepatan pengeluaran kalor dari tubuh melalui proses penguapan akan menurun sampai

    akhirnya berhenti. Kondisi nyaman yang dapat diterima oleh tubuh manusia berada pada

    kisaran temperatur 72 0 80 0 F (22,2 0 26,6 0 C) dan 45% - 50% kelembaban relativ.

    Gambar 1.10 Kandungan uap air relativ. a) RH 50% dan b) RH 100%

    K. Hubungan temperatur-volume pada tekanan konstan

    Jika gas dipanaskan di bawah satu kondisi dimana tekanan dijaga agar tetap,

    maka volume akan meningkat 1/492 dari volume semula pada temperatur 32 0F untuk

    setiap peningkatan temperatur 1 0F. Demikian juga, jika suatu gas didinginkan pada

    tekanan konstan, maka volume akan menurun 1/492 dari volume semula pada

    temperatur 32 0F untuk setiap penurunan temperatur 1 0F. Supaya penggambaran

    perubahan kondisi pada tekanan konstan lebih baik, diasumsikan bahwa gas disimpandalam silinder dilengkapi dengan alat yang benar-benar pas, seperti ditunjukkan

    Gambar 1.11a. Tekanan gas adalah tekanan yang dihasilkan oleh berat piston dan oleh

    berat atmosfir pada bagian atas piston. Karena piston bebas bergerak ke atas dan ke

    bawah dalam silinder, maka gas dapat mengembang atau mengkerut, yaitu mengubah

    volume dengan cara temperatur gas tetap konstan. Pada waktu gas dipanaskan,

    temperatur dan volume meningkat dan piston bergerak naik dalam silinder. Pada waktu

    gas didinginkan, temperatur dan volume menurun dan piston bergerak turun dalam

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    26/200

    11

    silinder. Pada kasus lain, tekanan gas tetap sama atau berubah selama proses pemanasan

    atau pendinginan.

    Gambar 1.11 Proses tekanan konstan. (a) Gas di dalam selinder. (b) Gasdipanaskan sehingga temperatur dan volumenya naik. (c) Gas didinginkan

    sehingga temperatur dan volumenya turun.

    L. Hukum Charles untuk proses tekanan konstan

    Hukum Charles untuk proses tekanan konstan mempunyai pengaruh, yaitu

    ketika tekanan gas tetap konstan, volume gas langsung berubah dengan temperatur

    absolut. Kemudian, jika temperatur absolut gas digandakan pada waktu tekanan dijaga

    tetap konstan, maka volume juga akan digandakan. Demikian juga, jika temperatur

    absolut gas dikurangi setengah kali pada waktu tekanan konstan, maka volume juga

    akan berkurang setengah kali. Persamaan ini diilustrasikan dalam Gambar 1.11b dan

    1.11c. Hukum Charles untuk proses tekanan konstan ditulis pada persamaan 1-6, jika

    tekanan dijaga tetap konstan, maka :

    T1 V2 = T 2 V1 (1-6)

    Dimana :

    T1 = Temperatur awal gas (o Rankine)

    T2 = Temperatur akhir gas ( o Rankine)

    V1 = Volume awal gas (cu ft)

    V2 = Volume akhir gas (cu ft)

    Jika tiga macam nilai lebih dahulu diketahui, maka yang keempat dapat dihitung

    dengan menggunakan persamaan 1.6.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    27/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    28/200

    13

    tumbukan menjadi besar. Sebaliknya keadaan akan terjadi ketika gas mengembang pada

    temperatur konstan. Pada beberapa proses termodinamika yang terjadi seperti hal di atas

    yaitu temperatur tidak berubah selama proses disebut proses isothermal (temperatur

    konstan).

    Hukum Boyle untuk proses temperatur konstan ditunjukkan oleh persamaan 1-7.

    P1V1 = P 2V2 (1-7)

    dimana :

    P1 = Tekanan absolut awal

    P2 = Tekanan absolut akhir

    V1 = Volume awal (cu ft)

    V2 = Volume akhir (cu ft)

    Contoh 2:

    5 lb udara mengembang pada temperatur konstan dan volume awal 4 cu ft sampai

    volume akhir 10 cu ft. Jika tekanan awal udara 20 psia, berapa tekanan akhir dalam psia

    ?

    Jawab : Gunakan persamaan 1-7

    Tekanan akhir P 2 =2

    11

    V

    xV P =

    10520 x

    = 10 psia

    N. Hubungan tekanan-temperatur pada volume konstan

    Gambar 1.13 Proses volume konstan. (a) Kondisi awal. (b) Tekanan absolut naik berbanding lurus dengan kenaikan temperatur absolut. (c) Tekanan absolut turun

    berbanding lurus dengan penurunan temperatur absolut.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    29/200

    14

    Diasumsikan bahwa suatu gas disimpan dalam silinder tertutup sehingga

    volumenya tidak akan berubah pada waktu dipanaskan atau didinginkan (Gambar

    1.13a). Ketika temperatur gas meningkat oleh penambahan kalor, tekanan absolut akan

    naik berbanding lurus dengan kenaikan temperatur absolut (Gambar 1.13b). Jika gas

    didinginkan, tekanan absolut gas akan menurun berbanding lurus dengan penurunan

    temperatur absolut (Gambar 1.13c). Pada saat temperatur (kecepatan molekul) gas

    ditingkatkan sedangkan volume gas (ruang pada molekul terbatas) tetap sama, besarnya

    tekanan (gaya dan frekuensi molekul menubruk dinding silinder) meningkat.

    Sedangkan, ketika gas didinginkan pada volume konstan, gaya dan frekuensi molekul

    menimpa dinding wadah berkurang dan tekanan gas akan berkurang dari sebelumnya.

    Penurunan gaya dan frekuensi tumbukan molekul disebabkan oleh penurunan kecepatan

    molekul.

    O. Hukum Charles untuk proses volume konstan

    Hukum Charles menguraikan bahwa ketika gas didinginkan atau dipanaskan di

    bawah satu kondisi dimana volume gas tetap tidak berubah atau konstan, tekanan

    absolut berbanding lurus dengan temperatur absolut. Hukum Charles dapat ditulis pada

    persamaan 1-8 jika volumenya sama, maka :

    T1 P2 = T 2 P1 (1-8)

    Dimana :

    T1 = Temperatur awal (o Rankine)

    T2 = Temperatur akhir ( o Rankine)

    P1 = Tekanan awal (psia)

    P2 = Tekanan akhir (psia)

    Contoh 3:

    Sejumlah berat suatu gas disimpan dalam tangki yang mempunyai temperatur awal 80oF dan tekanan awal 30 psig. Jika gas dipanaskan sampai akhir tekanan ukur yaitu 50

    psi, berapakah temperatur akhir dalam derajat Fahrenheit ?

    Jawab : Gunakan persamaan 1-8.

    T2 =1

    21

    P

    xP T =

    7,1430)7,1450()46080( x

    = 782 oR

    Konversi oR ke oF = 782 460 = 322 oF

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    30/200

    15

    P. Hukum Gas Umum

    Kombinasi dari Hukum Charles dan Boyle menghasilkan persamaan 1-9.

    1

    11

    T

    V P =

    2

    22

    T

    V P (1-9)

    Persamaan 1-9 adalah pernyataan bahwa untuk beberapa berat suatu gas

    dihasilkan tekanan psfa dan volume dalam cu ft dibagi oleh temperatur absolut dalam

    derajat Rankine akan selalu konstan. Konstan di sini akan berbeda untuk setiap gas yang

    berbeda dan untuk gas yang lain akan memberikan berat yang berbeda-beda pada setiap

    gas. Jika suatu gas digunakan berat pound, kemudian V aka n menjadi volume spesifik ,

    dan persamaan 1-9 dapat ditulis menjadi:

    T

    Pv

    = R

    Di mana : R = konstanta gas (berbeda untuk setiap gas).

    Jika kedua ruas pada persamaan 1-9 dikalikan dengan M, maka berubah menjadi

    persamaan 1-10:

    PM = MRT

    Tetapi karena : M = V

    Maka PV = MRT (1-10)

    Di mana :P = Tekanan (psfa)

    V = Volume (cu ft)

    M = Massa (lb)

    R = Konstanta gas

    T = Temperatur ( oR)

    Persamaan 1.10 disebut Hukum Gas Umum dan sering digambarkan dalam

    menyelesaikan beberapa persoalan menyangkut gas. Karena nilai R untuk beberapa gasdapat dicari dalam tabel, jika tiga variabel dari empat variabel P, V, M dan T diketahui,

    maka bentuk keempat dapat ditentukan oleh persamaan 1.10. Catatan bahwa tekanan

    harus dalam pound per square foot absolut (psfa).

    Contoh 4:

    Tangki udara kompresor mempunyai volume 5 cu ft dan diisi oleh udara pada

    temperatur 100 oF. Jika alat ukur pada tangki terbaca 151,1 psia, berapakah berat udara

    dalam tangki ?

    Jawab :

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    31/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    32/200

    17

    1) Volume konstan (isometerik)

    2) Tekanan konstan (isobar)

    3) Temperatur konstan (isothermal)

    4) Adiabtik

    5) Proses politropik.

    Upaya menggambarkan gas ideal dapat dikatakan bahwa molekul gas selalu

    terpisah dan molekul teersebut tidak mempunyai gaya tarik satu sama lain, dan tidak ada

    energi yang diserap oleh gas ideal dan tidak mempunyai pengaruh pada energi potensial

    internal. Jelaslah bahwa, ketika panas diserap oleh gas ideal akan menaikan energi

    kinetik internal (temperatur) gas atau akan meninggalkan gas sebagai kerja eksternal

    atau keduanya. Karena perubahan pada energi potensial internal, P, akan selalu

    menjadi nol, persamaan umum energi untuk gas ideal dapat ditulis seperti pada

    persamaan 1-11.

    Q = K + W (1-11)

    Supaya dapat dimengerti lebih baik, perubahan energi terjadi selama berbagai proses

    harus selalu diingat bahwa perubahan pada temperatur gas menunjukkan perubahan

    pada energi kinetik internal gas, sebaliknya, perubahan pada volume gas menunjukkan

    kerja telah dilakukan oleh atau pada gas.

    1. Proses volume konstan

    Ketika gas dipanaskan pada saat itu juga gas ditahan dan volume tidak berubah,

    tekanan dan temperatur akan merujuk pada hukum Charles (Gambar 1.13). Karena

    volume gas tidak berubah, maka tidak ada kerja eksternal yang dilakukan dan W sama

    dengan nol. Karena itu, untuk proses volume konstan ditunjukkan oleh huruf v kecil.

    Q v = K v (1-12)

    Persamaan 1-12 dapat dinyatakan selama proses volume konstan semua energidipindahkan pada gas sehingga energi kinetik internal gas meningkat. Tidak ada energi

    yang hilang pada waktu gas sedang bekerja. Ketika gas didinginkan (kalor dibuang)

    pada waktu volume konstan, semua energi dibuang secara efektif pada pengurangan

    energi kinetik internal gas. Telah ditulis pada persamaan 1-11 , Q menunjukkan panas

    dipindahkan pada gas, K menunjukkan meningkatnya energi kinetik internal, dan W

    menunjukkan kerja yang dilakukan oleh gas. Karena itu, jika panas diberikan oleh gas,

    maka Q negatif. Sebaliknya, jika energi kinetik internal gas menurun, maka K

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    33/200

    18

    negatif, dan jika kerja dilakukan pada gas, maka W negatif. Sebab itu, dalam

    persamaan 1-12 , ketika gas didinginkan Q dan K negatif.

    2. Proses tekanan konstan

    Jika temperatur gas meningkat oleh penambahan panas pada waktu gas mulai

    mengembang dan tekanan dijaga tetap konstan, volume gas akan meningkat sesuai

    dengan hukum Charles (Gambar 1.11). Karena volume gas meningkat selama proses,

    maka kerja dilakukan oleh gas pada waktu yang sama sehingga energi internal

    meningkat. Sebab itu, pada waktu satu bagian dipindahkan, energi meningkat dan

    disimpan sebagai energi kinetik internal. Untuk proses tekanan konstan, ditunjukkan

    oleh huruf p kecil, persamaan energi dapat ditulis seperti pada persamaan 1-13.

    Q p = K p + W p (1-13)

    3. Proses temperatur konstan

    Menurut hukum Boyle, ketika gas ditekan atau mengembang pada temperatur

    konstan, tekanan akan berbanding terbalik dengan volume. Tekanan meningkat pada

    waktu gas ditekan dan tekanan akan menurun pada waktu gas mengembang. Karena gas

    akan melakukan kerja pada waktu mengembang, jika temperatur tetap konstan, energi

    akan melakukan kerja yang harus diserap dari sumber luar (Gambar 1.12b). karena

    temperatur gas tetap konstan, semua energi diserap oleh gas, selama proses gas ke luar

    sebagai kerja, tidak ada yang disimpan oleh gas yang akan meningkatkan energi

    internal. Ketika gas ditekan, kerja dilakukan pada gas, dan jika gas tidak didinginkan

    selama kompresi, energi internal gas akan meningkat oleh sejumlah yang sama dengan

    kerja kompresi. Oleh karena itu, jika temperatur gas tetap konstan selama kompresi, gas

    harus membuang panas ke luar (lingkungan), sejumlah panas yang sama dengan jumlah

    kerja yang dilakukan pada gas selama kompresi (Gambar 1.12c). Tidak ada perubahan

    pada energi kinetik internal selama proses temperatur konstan. Oleh karena itu, dalam

    persamaan 1-13 , K sama dengan nol dan persamaan umum energi untuk proses

    temperatur konstan dapat ditulis seperti pada persamaan 1-14.

    Q t = W t (1-14)

    4. Proses adiabatik

    Proses adiabatik digambarkan sebagai satu perubahan gas pada kondisi di mana

    tidak ada penyerapan atau pembuangan panas, seperti dari atau ke luar benda selama

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    34/200

    19

    proses. Selanjutnya, tekanan, volume dan temperatur gas semuanya selama proses

    adiabatic tidak ada yang konstan. Ketika mengembang secara adiabatik, gas melakukan

    kerja eksternal dan energi dibutuhkan untuk melakukan kerja. Pada proses sebelumnya

    digambarkan, gas menyerap energi untuk melakukan kerja dari sumber luar. Karena

    selama proses adiabatik tidak ada panas yang diserap dari sumber luar, maka gas harus

    melakukan kerja eksternal pada energinya sendiri. Ekspansi adiabatik selalu disertai

    oleh penurunan temperatur gas pada waktu gas memberikan energi internalnya untuk

    melakukan kerja (Gambar 1.14).

    Gambar 1.14 Hubungan tekanan-volume pada proses adiabatik

    Ketika gas ditekan secara adiabatik, kerja dilakukan pada gas oleh benda luar.Energi gas meningkat yang jumlahnya sama dengan yang diberikan oleh gas pada benda

    luar selama kompresi, energi panas ekivalen dengan kerja yang dilakukan pada gas

    sehingga meningkatkan energi internal dan temperatur gas meningkat. Karena tidak ada

    panas, seperti yang dipindahkan ke atau dari gas selama proses adiabatik, Q a selalu nol

    dan persamaan energi untuk proses adiabatik dapat ditulis seperti pada persamaan 1-15.

    K a + W a = 0 (1-15)

    Oleh karena itu ;

    W a = - K a dan K a = - W a

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    35/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    36/200

    21

    memindahkan jumlah panas yang banyak dari gas melewati dinding silinder ke

    sekelilingnya. Pemberian water jacket pada silinder biasnya akan meningkatkan jumlah

    panas yang dibuang keluar dari kompresi mendekati isothermal.

    6. Hubungan PVT selama proses adiabatik

    Karena tekanan, volume dan temperatur semuanya berubah selama proses

    adiabatik, semuanya tidak akan sesuai dengan hukum Charles dan hukum Boyle.

    Hubungan antara tekanan, temperatur dan volume selama proses adiabatik dapat

    dihitung oleh persamaan 1-16 sampai dengan 1-21.

    T2 = T 1 x 1)-(k 2

    1)-(k 1

    V V

    (1-16)

    T2 = T 1 x (1

    2

    PP

    )1)/k -(k

    (1-17)

    P2 = P 1 x (2

    1

    VV

    )k

    (1-18)

    P2 = P 1 x (1

    2

    TT

    )1)-k/(k

    (1-19)

    V2 = V 1 x (2

    1

    TT )

    1)-1/(k

    (1-20)

    V2 = V 1 x (2

    1

    PP

    )1/k

    (1-21)

    S. Titik didih

    Hal yang paling penting pada sistem pendingin adalah pengertian tentang titik

    didih cairan refrigeran dalam sistem. Dengan menurunkan titik didih, refrigeranmengambil panas sambil berubah wujud dan sebaliknya dengan menaikkan titik

    pengembunannya, uap refrigeran menyerahkan panas yang dikandungnya sambil

    berubah wujud pula. Pada dasarnya teknik pendingin bekerja hanya dengan menyetel

    titik didih dari refrigeran. Titik didih dinyatakan sebagai temperatur di mana cairan

    berubah jadi uap atau uap air jadi air kembali, tergantung pada arah mana enegri panas

    itu mengalir.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    37/200

    22

    T. Temperatur jenuh

    Pada bagian yang lalu telah dibahas bahwa titik didih dan temperatur

    pengembunan suatu cairan pada tekanan kerja tertentu adalah sama. Ini berarti bahwa

    cairan itu telah mencapai suatu titik di mana ia akan mulai berubah wujudnya menjadi

    uap, temperatur inilah yang disebut temperatur jenuh cairan ( saturated liquid ) atau

    temperatur didih atau temperatur penguapan. Sebaliknya jika uap didinginkan sampai

    dicapai suatu keadaan uap jadi semakin merapat, akhirnya jadi tetes air, temperatur

    inilah yang disebut temperatur jenuh uap ( saturated vapor ).

    U. Uap Jenuh

    Uap lanjut dari penguapan cairan disebut uap jenuh sepanjang temperatur dan

    tekanan uap sama seperti cairan jenuh yang terjadi. Uap jenuh dapat digambarkan juga

    sebagai uap pada temperatur dimana pendinginan uap lanjut disebabkan oleh sebagian

    uap mengembun dan dengan cara tersebut struktur molekul cairan kembali lagi. Hal

    tersebut penting untuk dipahami bahwa temperatur jenuh benda cair (temperatur pada

    waktu cairan akan menguap jika panas ditambahkan) dan temperatur jenuh uap

    (temperatur pada saat uap akan mengembun jika panas dibuang) akan memberikan

    tekanan yang sama dan cairan tidak akan cair lagi pada temperatur di atas temperatur

    jenuh, sedangkan uap tidak akan tetap uap pada temperatur di bawah temperatur jenuh.

    Gambar 1.16 Uap jenuh ( saturated vapor )

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    38/200

    23

    Contoh dalam Gambar 1.16, air dalam bejana yang dipanaskan akan jenuh dan

    menguap pada 212 oF sebagai panas laten penguapan yang disuplai oleh pemanas. Uap

    (steam) meningkat dari air jenuh dan tetap pada temperatur jenuh (212 oF) sampai

    mencapai kondenser. Uap jenuh memberikan panas pada air yang dingin dalam

    kondenser, air tersebut mengembun kembali menjadi cairan. Karena pengembunan

    terjadi pada temperatur konstan, maka air dihasilkan dari pengembunan uap juga pada

    212 oF. Panas laten penguapan menyerap penguapan air ke dalam uap air (steam) yang

    diberikan oleh uap air sebagai uap air pengembunan yang kembali menjadi air.

    V. Uap panas lanjut dan Cairan dingin lanjut

    Uap pada temperatur di atas temperatur jenuh adalah uap panas lanjut. Jika

    setelah penguapan, uap dipanaskan sehingga temperatur naik di atas penguapan cairan,

    uap dikatakan panas lanjut (superheated). Uap panas lanjut diperlukan untuk

    memisahkan uap dari penguapan caiaran ditunjukkan dalam Gambar 1.17. Sepanjang

    uap tetap berhubungan dengan cairan, maka akan tetap jenuh. Hal tersebut disebabkan

    adanya penambahan panas pada campuran uap-cairan yang hanya akan menguap lebih

    lanjut adalah ciaran dan tidak ada superheating yang terjadi.

    Gambar 1.17 Uap panas lanjut ( superheated vapor )

    Sebelum uap panas lanjut dapat mengembun, uap harus di desuperheated , yaitu

    uap harus didinginkan sampai temperatur jenuh. Panas dibuang dari uap panas lanjut

    yang akan menyebabkan temperatur uap menurun sampai temperatur jenuh tercapai.

    Pada titik ini, pembuangan panas terus-menerus akan menyebabkan bagian dari uap

    akan mengembun (kondensasi). Jika setelah kondensasi, cairan didinginkan sehingga

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    39/200

    24

    temperatur turun di bawah temperatur jenuh, cairan disebut dingin lanjut (subcooled).

    Kemudian cairan pada temperatur di bawah temperatur jenuh dan di atas titik peleburan

    adalah cairan dingin lanjut (subcooled).

    W. Pengaruh tekanan pada temperatur jenuh

    Temperatur jenuh cairan atau uap berbeda tekanannya. Meningkatnya tekanan

    akan menaikan temperatur jenuh dan penurunan tekanan akan menurunkan temperatur

    di bawah temperatur jenuh. Contoh : temperatur jenuh air pada tekanan atmosfir (0 psig

    atau 14,7 psia) adalah 212 oF. Jika tekanan di atas air meningkat dari 0 psig sampai 5,3

    psig (20 psia), temperatur jenuh air meningkat dari 212 oF sampai 228 oF. dilain pihak,

    jika tekanan di atas air berkurang dari 14,7 psia menjadi 10 psia, maka temperatur jenuh

    air yang baru akan menjadi 193,2 oF. Gambar 1.18 menunjukkan grafik hubungan

    antara tekanan dan temperatur uap jenuh air.

    Gambar 1.18 Grafik hubungan tekanan dan temperatur uap jenuh air

    Guna menggambarkan pengaruh tekanan pada temperatur jenuh cairan,diasumsikan bahwa air disimpan dalam bejana tertutup yang dilengkapi dengan katup

    penutup pada bagian atas (Gambar 1.19a). Alat ukur compound digunakan untuk

    menentukan tekanan yang terjadi dalam bejana dan dua termometer dipasang untuk

    mencatat temperatur air dan temperatur uap di atas air. Dengan katup penutup

    membuka, tekanan terjadi di atas air yaitu pada tekanan atmosfir (0 psig atau 14,7 psia).

    Karena temperatur jenuh air pada tekanan atmosfir 212 oF, maka temperatur air akan

    meningkat pada waktu air dipanaskan sampai mencapai 212 oF. Pada titik ini, jika

    dipanaskan lebih lanjut, air akan mulai menguap. Segera ruang di atas air akan terisi

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    40/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    41/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    42/200

    27

    BAB II

    KOMPONEN UTAMA REFRIGERASI DAN TATA UDARA

    A. Kompresor

    Kompresor adalah bagian terpenting dari sistem refrigerasi. Pada tubuh manusia

    kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa darah keseluruh tubuh

    kita. Sedangkan kompresor menekan refrigeran ke semua bagian dari sistem. Pada

    sistem refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan, sehingga refrigeran

    dapat mengalir dari satu bagian ke lain bagian dari sistem. Karena adanya perbedaan

    tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah, maka refrigeran cair dapat

    mengalir melalui alat ekspansi ke evaporator. Tekanan gas di dalam evaporator harus

    lebih tinggi dari teklanan gas di dalam saluran hisap ( suction ), agar gas dingin dari

    evaporator dapat mengalir melalui saluran hisap ke kompresor. Gas dingin tersebut di

    dalam kompresor hermetik berguna untuk mendinginkan kumparan motor listrik dan

    minyak pelumas kompresor. Kompresor pada sistem refrigerasi gunanya untuk:

    1) Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga refrigeran cair di dalam

    evaporator dapat mendidih/menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap

    panas lebih banyak dari ruang di dekat evaporator.

    2) Menghisap refrigeran gas dari evaporator dengan suhu rendah dan tekanan rendah

    lalu memampatkan gas tersebut sehingga menjadi gas suhu tinggi dan tekanan

    tinggi. Kemudian mengalirkannya ke kondensor, sehingga gas tersebut dapat

    memberikan panasnya kepada media pendingin kondensor lalu mengembun.

    Pada sistem refrigerasi kompresi uap, terdapat beberapa macam kompresor yang sering

    dipakai untuk mengkompresikan uap refrigeran. Kompresor dapat dibedakan berdasarkan letak motornya dan cara kerjanya.

    1. Jenis kompresor berdasarkan letak motornya

    a. Kompresor open type

    Kompresor ini disebut juga kompresor tipe terbuka (Gambar 2.1) karena antara

    penggerak eksternal dengan bagian pengkompresinya tidak satu rumah (tidak bersatu),

    sehingga diperlukan belt/flexible coupling sebagai penyambung penggerak ke

    compressor shaft. Penggerak eksternal bisa menggunakan motor listrik, turbin ataupun

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    43/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    44/200

    29

    b. Kompresor semi hermetic

    Kompresor semi hermetic adalah kompresor yang motor penggeraknya berada

    satu rumah dengan housing kompresornya serta didinginkan oleh refrigeran,

    ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Arti semi hermetic di sini adalah seal pada housing

    compressor didesain supaya bisa dibuka untuk perbaikan dan overhaul kompresor atau

    motornya. Sama halnya dengan kompresor hermetic, panas motor didinginkan melalui

    refrigeran dari suction line , refrigeran dari injeksi liquid line dan oli kompresor.

    Kelebihan dan kekurangan kompresor tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.

    Gambar 2.2 Kompresor Semi hermetic

    Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan kompresor semi hermetic

    No. Kelebihan kekurangan1. Memudahkan penggantian motor

    karena seal antara motor dankompresor yang bisa dibuka.

    Ketika terjadi kerusakan mekanis,maka semua sistem harus dibersihkan.

    2. Harga lebih ekonomis dibandingkankompresor open type

    Ketika terjadi pecah katup akibatliquid suction biasanya disertai motorterbakar akibat serpihan logam masukke dalam motor.

    Discharge

    Connecting

    Crank Shaft

    Oil Filter

    Oil Reservoir

    Cylinder

    Piston

    Suction

    Stator Winding

    Rotor

    Housing

    Crank Case

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    45/200

    30

    c. Kompresor hermetic

    Kompresor hermetic adalah kompresor yang motor penggeraknya dipatenkan

    berada satu rumah dengan housing kompresornya, sehingga tidak diperlukan shaft

    coupling , seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.3. Panas motor didinginkan melalui

    refrigeran dari suction line dan oli kompresor. Kelebihan dan kekurangan kompresor

    tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.3.

    Gambar 2.3. Hermetic-Type Compressor

    Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan kompresor hermetic

    No. Kelebihan kekurangan1. Harga murah. Ketika motor terbakar, maka jarang

    diservice biasanya langsung diganti.2. Noise level rendah. Level oli sulit dilihat.

    2.

    Jenis kompresor berdasarkan cara kerjanyaa. Kompresor Reciprocating (Torak)

    Sesuai dengan namanya, kompresor ini menggunakan torak atau piston yang

    diletakkan di dalam silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk

    menimbulkan efek penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian

    atas silinder diletakkan katup yang dapat membuka dan menutup karena mendapat

    tekanan dari gas. Kebanyakan unit kompresor reciprocating memiliki lebih dari satu

    piston-silinder yang berada pada satu crankshaft. Refrigeran yang paling banyak

    digunakan untuk kompresor reciprocating diantaranya refrigeran 12, refrigeran 22,

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    46/200

    31

    refrigeran 500, refrigeran 502 dan refrigeran 717 (Ammonia). Motor pada kompresor

    reciprocating didinginkan melalui gas refrigeran dari suction lain. Pada Gambar 2.4

    ditunjukkan tipe kompresor reciprocating.

    Gambar 2.4 Kompresor resiprocating

    b. Kompresor rotary centrifugal

    Pada Gambar 2.5 ditunjukkan tipe kompresor rotary centrifugal. Kompresi pada

    kompresor sentrifugal menggunakan prinsip kompresi dinamik dengan melibatkan

    perubahan energi untuk menaikkan tekanan dan temperatur refrigeran.

    Gambar 2.5 Rotary-Centrifugal Compressor

    Proses kompresi pada kompresor sentrifugal mengubah energi kinetik (kecepatan)

    menjadi energi statik (tekanan). Pada kompresor sentrifugal penambahan tekanan gas

    dilakukan dengan memutar impeller. Impeller mempunyai sudu-sudu (blade),

    Discharge port

    Discharge line

    Inlet Guide VaneSuction Port

    Volute Diffuser

    RotorImpeller

    Suction

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    47/200

    32

    ditunjukkan oleh Gambar 2.6. Akibat berputarnya impeller ini maka gas yang masuk

    melalului sisi inlet akan menerima gaya sentrifugal, dengan bentuk sudu dan keluar dari

    sekeliling impeller. Setelah gas tersebut keluar dari impeller maka gas yang sudah

    mempunyai tekanan tersebut akan mengalir melalui diffuser dan volute.

    Gambar 2.6 Impeller blade, passage, diffuser passage dan volute

    Pada diffuser dan Volute ini kecepatan gas dikurangi dan akibatnya tekanan gas akan

    bertambah besar. Gas yang sudah mempunyai tekanan tinggi dialirkan melalui keluar

    (discharge line). Kalau tekanan yang keluar dari kompresor kurang besar seperti untuk

    mendapatkan gas dengan tekanan yang tinggi maka dipakai multy-stage centrifugal

    compressor, seperti Gambar 2.7.

    Gambar 2.7 Multistage Centrifugal Compressor

    Pada kompresor multy-stage (bertingkat) centrifugal compressor ini gas dari

    impeller pertama setelah melalui diffuser akan mengalir ke impeller berikutnya. Untuk

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    48/200

    33

    diperbesar tekanannya. Jadi pada setiap impeller gas akan memperoleh tambahan

    tekanan. Makin banyak impeller maka makin besar tekanan didapatkan. Setiap tingkat

    (stage ) mempunyai sebuah impeller dan diffuser. Kompresor sentrifugal dilengkapi

    satu atau lebih impeller untuk mengkompresi refrigeran. Suatu multistage kompresor

    akan menggunakan lebih dari satu impeller untuk menaikkan tekanan refrigeran.

    Refrigeran yang telah dikompresi keluar dari outlet stage pertama impeller kompresor

    dan kemudian masuk ke dalam inlet stage kedua impeller kompresor. Setelah

    berakselarasi, uap refrigeran akan meninggalkan impeller terakhir dan terkumpul di

    volute untuk disalurkan ke kondenser.

    c. Kompresor helical-rotary screw

    Pada Gambar 2.8 ditunjukkan tipe kompresor helical-rotary screw. Kompresor

    tipe ini menggunakan 2 buah screw, seperti rotor, yang berfungsi sebagai alat

    pengkompresi. Male screw merupakan screw yang digerakkan oleh motor, sedangkan

    female screw bergerak mengikuti male screw. Namun ada juga kompresor screw yang

    hanya menggunakan single screw dilengkapi dengan dua buah stargate (rotor gate)

    sebagai alat pengkompresinya.

    Gambar 2.8 Kompresor twin screw dan single screw

    Pada umumnya jenis kompresor twin screw adalah yang lebih banyak digunakan

    dalam sistem refrigerasi. Prinsip utama pengkompresian pada kompresor twin screw

    adalah menjebak refrigeran pada celah-celah screw dengan menyempitkan volume

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    49/200

    34

    ruangnya. Langkah-langkah kompresi pada kompresor twin screw dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    1) sejumlah refrigeran masuk melalui intake port dari sebelah kanan, gas yang masih

    bertekanan suction akan dibatasi oleh housing kompresor, seperti terlihat pada

    Gambar 2.9.

    2) Selanjutnya akibat putaran dari rotor akan menjebak uap refrigeran ke sebelah

    kanan menuju meshing point (titik penjebakan).

    3) Rotor masih terus berputar yang akan menyebabkan meshing point yang berisi uap

    refrigeran bergerak menuju katup discharge diakhir dari kompresor.

    4) Pada akhirnya, celah ulir yang terisi refrigeran yang sudah terkompresi keluar

    menuju discharge port. Pada kompresor twin screw tidak ada katup yang digunakan

    untuk memasukkan dan mengeluarkan refrigeran tetapi menggunakan port.

    Kompresor dengan model ini disebut ported.

    Gambar 2.9 Mekanisme refrigeran di kompresor

    d. Kompresor scroll

    Kompresor scroll bekerja dengan menggunakan prinsip menjebak uap refrigeran

    dan mengkompresikannya dengan penyempitan volume refrigeran secara perlahan-

    lahan. Kompresor scroll menggunakan konfigurasi dua scroll yang dipasang saling

    berhadapan. Kompresor scroll biasanya digunakan untuk sistem heat pump, AC Split,

    Windows AC, Split Duct dan Water Chiller berskala kecil. Sroll paling atas disebut

    stationary scroll , dimana terdapat discharge port. Sedangkan scroll paling atas disebut

    driven scroll , yang dihubungkan dengan motor melalui poros dan bearing . Stationary

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    50/200

    35

    Scroll adalah scroll yang diam sedangkan Driver scroll adalah scrol yang berputar.

    Selengkapnya Gambar 2.10 menampilkan tipe kompresor scroll.

    Gambar 2.10 Kompresor Scroll

    B. Kondensor

    Kondensor gunanya untuk membuang kalor dan mengubah wujud refrigeran dari

    gas menjadi cair. Kondensor seperti namanya adalah alat untuk membuat kondensasi

    refrigeran gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Refrigeran di

    dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas

    yang ditambahkan oleh kompresor. Kondensor ditempatkan antara kompresor dan alat

    ekspansi, jadi pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor ditempatkan di luar

    ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya ke luar kepada

    media pendinginnya. Pemilihan jenis dan ukuran kondensor untuk suatu sistem,

    terutama didasarkan pada yang paling ekonomis, seperti: harga dari kondensor, jumlah

    energi yang diperlukan, harga dan keadaan media pendingin yang akan dipakai untuk

    mendinginkan kondensor. Selain itu tempat atau ruangan yang diperlukan oleh

    kondensor juga harus diperhitungkan. Kondensor dapat dibagi menjadi tiga jenis

    Stationary

    Driven scroll

    Suction

    Discharge

    Suction

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    51/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    52/200

    37

    Air cooled condenser biasanya didesain oleh pabrikannya agar suhu

    kondensingnya berkisar antara 30 sampai 40 0F di atas suhu ambien (udara sekitar).

    Salah satu kelemahan dari air cooled condenser adalah bila suhu ambien meningkat

    tinggi, misalnya mencapai 110 oF, pada kondisi tersebut maka suhu kondensingnya

    menjadi katakanlah 150 F. Untuk sistem yang menggunakan R12 maka tekanan

    kondensingnya dapat mencapai 249 psia atau 369 psia bila menggunakan R22.

    Dibandingkan dengan pemakaian water cooled condenser, pada suhu ambien 110 0F

    maka suhu airnya katakanlah mencapai 75 oF, sehingga suhu dan tekanan kondensing

    untuk R12 adalah 100 0F dan 130 psia atau 210 psia untuk R22, sehingga komsumsi

    daya yang diambil kompresornya juga lebih rendah. Berikut ini diberikan sebuah contoh

    kasus untuk lebih memperjelas untung rugi menggunakan air cooled condenser. Water

    cooled condenser dengan suhu air 75 0F, memperlukan kompresor yang berkapasitas 5

    Hp untuk menghasilkan efek refrigerasi sebesar 5 ton. Bila menggunakan air colled

    condenser maka untuk menghasilkan efek refrigerasi yang sama diperlukan kompresor

    yang berkapasitas 7,5 Hp.

    Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan

    konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai laju aliran

    udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan

    angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk

    unit-unit yang kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah tangga, dan lain-lain.

    Kondensor berpendingin udara yang menggunakan bantuan kipas dalam

    mensirkulasikan media pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara

    konveksi paksa. Secara garis besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok,

    yaitu:

    a. Remote condenser

    Jenis remote air cooled condenser, pada Gambar 2.12, yang dipasang di dalamruangan harus mendapat cukup sirkulasi udara luar. Untuk pemasangan di luar ruangan

    harus diperhatikan orientasi matahari dan arah angin agar kondenser terlindung dan

    mendapat sirkulasi udara yang cukup. Kapasitasnya berkisar antara 1 kW sampai 500

    kW atau lebih. Rancangan yang baik dilihat dari kecepatan aliran udara minimum yang

    menghasilkan aliran turbulen dan koefisien perpindahan panas yang tinggi. Kenaikan

    laju aliran udara dari suatu titik dapat menyebabkan drop tekanan berlebihan sehinggga

    daya motor kipas kondenser harus dinaikan agar sirkulasi udara bertambah besar.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    53/200

    38

    Kecepatan aliran udara yang melewati sebuah air cooled condenser didefinisikan

    sebagai berikut :

    Kecepatan udara normal biasanya berkisar antara 2,5 m/s sampai dengan 6 m/s. Cp

    adalah panas jenis udara sekitar kondensor, T adalah selisih temperatur udara

    melewati kondensor, dan adalah rapat massa udara sekitar kondensor.

    Gambar 2.12 Jenis remote air cooled condenser

    b. Condensing unit.

    Kapasitas kondensor jenis condensing unit pada Gambar 2.13 biasanya cocokuntuk beban mulai < 1 kW s/d 500 kW, bahkan kadang dapat lebih dari 500 kW.

    Keuntungan dari air cooled condenser adalah tersedianya udara yang cukup sebagai

    media pendingin tanpa memerlukan biaya tambahan. Sedangkan kerugiannya adalah

    sistem refrigerasi beroperasi pada tekanan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan

    dengan kondenser berpendingin air, akibatnya kompressor akan memerlukan daya yang

    lebih besar sebagai kompensasi dari kenaikan tekanan dan temperatur kerjanya.

    Gambar 2.13 Condensing unit.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    54/200

    39

    2. Water Cooled Condenser

    Kondeser dengan pendinginan air ( water-cooled condenser ) digunakan pada

    sistem yang berskala besar untuk keperluan komersial di lokasi yang mudah

    memperoleh air bersih. Water Cooled Condenser biasanya menjadi pilihan yang

    ekonomis bila terdapat suplai air bersih secara mudah dan murah. Faktor lain yang perlu

    mendapat pertimbangan adalah adanya tumpukan kotoran dan kerak air di dalam pipa-

    pipa air pendingin bila kualitas airnya tidak bagus. Pada condenser jenis ini seperti

    tampak pada Gambar 2.14, suhu dan banyaknya air sebagai media pendingin kondenser

    akan menentukan suhu dan tekanan kondensing dari sistem refrigerasinya dan secara

    tidak langsung juga akan menentukan kapasitas kompresinya.

    Gambar 2.14 Water Cooled Condenser

    Pada lokasi di mana air perlu dihemat karena kesulitan memperoleh air bersih,

    maka biasanya digunakan Cooling Tower . Efek mengggunakan cooling tower , maka air

    hangat yang keluar dari kondenser dapat didinginkan lagi sampai mendekati tingkat

    suhu wet bulb ambient temperatur. Hal ini memungkinkan untuk terus mensirkulasi air

    dan mengurangi komsumsi penggunaan air. Water cooled condenser dibedakan menjadidua macam, yaitu :

    a. Sistem air buang, digunakan untuk sistem sangat kecil namun bersifat boros.

    b. Sistem air tersirkulasi ulang.

    Pengalaman menunjukkan bahwa laju aliran air untuk sistem air tersirkulasi ulang

    antara 0,045 l/s sampai 0,06 l/s per kW adalah paling ekonomis dan seimbang antara

    daya yang dibutuhkan kompresor dengan yang dibutuhkan pompa. Makin rendah laju

    aliran air, maka makin tinggi kenaikkan temperatur, sehingga dibutuhkan rangkaian

    pipa yang lebih panjang. Faktor yang harus diperhatikan adalah kecepatan air dan

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    55/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    56/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    57/200

    42

    3. Evaporative Condenser

    Pada Gambar 2.18 ditunjukkan jenis evaporative condenser, pada sistem ini

    panas dipindahkan dengan menggunakan air dan udara yang dimodifikasi sedemikian

    rupa sehingga dapat menghasilkan efek yang baik bagi kapasitas kondenser. Kondenser

    jenis ini didinginkan langsung dengan air yang disemburkan dan hembusan udara yang

    menambah efek pendinginan kondenser. Tingkat keefektifan evaporative condenser

    tergantung pada suhu wet bulb dari udara yang masuk ke dalam unitnya, di mana suhu

    wet bulb tersebut ditentukan oleh suhu water spray-nya. Condensing unit dengan jenis

    ini biasanya digunakan untuk sistem yang berkapsitas di atas 100 ton refrigerasi. Selama

    operasinya pompa akan mensirkulasi air pendingin dari water pan menuju ke coil

    condenser melalui spray nozzle, dalam hal ini diperlukan suplai air tambahan untuk

    mencegah kotoran/lumpur masuk dan menempel pada permukaan coil condensernya

    dan disamping itu juga digunakan untuk mengurangi efek keasaman air pendinginnya.

    Gambar 2.18 Evaporative condenser

    Centrifugal fan akan menghisap panas yang dikandung udara dan air. Udara

    ditarik dari bagian bawah (dasar) menuju ke atas melalui rankaian pipa refrigeran

    (condenser), eliminator dan fan. Pipa refrigerannya tidak dilengkapi dengan fin (non

    finned tube) agar tidak terjadi penimbunan kotoran dan debu pada pipanya yang dapat

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    58/200

    43

    mengganggu aliran udaranya. Condenser ini dapat diletakkan di luar ( out door ) ataupun

    di dalam ( indoor ) ruangan. Bila diletakkan di dalam ruangan harus dilengkapi dengan

    sistem ventilasi yang baik dengan menggunakan duct untuk membuang udara panas di

    mana tingkat humiditas relatifnya telah meningkat secara tajam ke luar ruangan.

    Tekanan air yang disirkulasikan oleh suatu pompa biasanya sebesar 15 psi sedang

    kecepatan udara yang melewati coil sebesar 600 fpm. Sebagian kecil airnya akan

    menguap karena proses transfer panas. Air yang tidak menguap akan memperoleh

    pendinginan karena panasnya ditarik oleh fan yang memproduksi adiabatic cooling

    terhadap air tersebut sehingga suhu air dapat diturunkan hingga mencapai titik tertentu.

    Gas panas refrigeran mengalir masuk ke condenser, selanjutnya gas panas tersebut akan

    berubah wujud menjadi liquid refrigeran dan akan ditampung di receiver.

    Gas refrigeran yang keluar dari sisi tekan kompresor disalurkan ke kondenser.

    Gas tersebut mempunyai suhu dan tekanan tinggi dalam kondisi superheat. Selanjutnya

    saat berada di kondenser gas panas lanjut tersebut mengalami penurunan suhu akibat

    adanya perbedaan suhu antara gas dan medium lain yang ada disekitarnya, yang dapat

    berupa udara atau air. Penurunan suhu gas refrigeran tersebut diatur sampai mencapai

    titik embunnya. Akibatnya refrigerannya akan merubah bentuk dari gas menjadi liquid

    yang masih bertekanan tinggi. Dari pengalaman, agar diperoleh performa yang optimal

    dari mesin refrigerasi kompresi gas maka suhu kondensasinya diatur agar mempunyai

    harga 6 sampai 17 derajat celsius di atas suhu ambien tergantung dari suhu

    evaporasinya, seperti tampak pada Tabel 2.4.

    Tabel 2.4 Patokan penentuan suhu kondensasi

    Suhu Evaporasi(0C)

    Suhu Kondensasi(Air Cooled Condenser)

    Suhu Kondensasi(Water Cooled Condenser)

    - 18 sampai -23 Suhu ambien + 9 0C Suhu air + 6 0C

    - 10 sampai -17 Suhu ambien + 11 C Suhu air + 8 C- 4 sampai - 9 Suhu ambien + 14 C Suhu air + 11 C

    di atas - 3 Suhu ambien + 17 C Suhu air + 14 C

    Berdasarkan patokan di atas, maka suhu dan tekanan kondensasi dapat ditentukan

    dengan cepat dan akurat.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    59/200

    44

    C. Evaporator

    Evaporator juga disebut: Boiler, freezing unit, low side, cooling unit atau nama

    lainnya yang menggambarkan fungsinya atau lokasinya. Fungsi dari evaporator adalah

    untuk menyerap panas dari udara atau benda di dalam ruangan yang didinginkan.

    Kemudian membuang kalor tersebut melalui kondensor di ruang yang tidak

    didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja menghisap refrigeran gas dari evaporator,

    sehingga tekanan di dalam evaporator menjadi rendah. Evaporator fungsinya kebalikan

    dari kondensor. Tidak untuk membuang panas ke udara di sekitarnya, tetapi untuk

    mengambil panas dari udara di dekatnya. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang

    sedang didinginkan, sedangkan evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang sedang

    didinginkan. Kondensor tempatnya diantara kompresor dan alat ekspansi, jadi pada sisi

    tekanan tinggi dari sistem. Evaporator tempatnya diantara alat ekspansi dan kompresor,

    jadi pada sisi tekanan rendah dari sistem. Evaporator dibuat dari bermacam-macam

    logam, tergantung dari refrigeran yang dipakai dan pemakaian dari evaporator sendiri.

    Logam yang banyak dipakai: besi, baja, tembaga, kuningan dan aluminium.

    1. Jenis evaporator berdasrkan konstruksinya

    a. Bare tube evaporator

    Evaporator jenis bare-tube pada Gambar 2.19, terbuat dari pipa baja atau pipa

    tembaga. Penggunaan pipa baja biasanya untuk evaporator berkapasitas besar yang

    menggunakan refrigerant ammonia. Pipa tembaga biasa digunakan untuk evaporator

    berkapasitas rendah dengan refrigeran selain ammonia.

    Gambar 2.19 Bare tube evaporator(Sumber: toolboxes.flexiblelearning.net.au)

    b. Finned tube evaporator

    Evaporator jenis finned tube pada Gambar 2.20 adalah evaporator bare-tube

    tetapi dilengkapi dengan sirip-sirip yang terbuat dari plat tipis alumunium yang

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    60/200

    45

    dipasang disepanjang pipa untuk menambah luas permukaan perpindahan panas. Sirip-

    sirip alumunium ini berfungsi sebagai permukaan transfer panas sekunder. Jarak antar

    sirip disesuaikan dengan kapasitas evaporator, biasanya berkisar antara 40 sampai 500

    buah sirip per meter. Evaporator untuk keperluan suhu rendah, jarak siripnya berkisar

    80 sampai 200 sirip per meter. Untuk keperluan suhu tinggi, seperti room AC, jarak fin

    berkisar 1,8 mm.

    Gambar 2.20 Finned tube evaporator(Sumber: www.watcharaaircon.com )

    c. Plate surface evaporator

    Evaporator permukaan plat atau plate-surface pada Gambar 2.21, dirancang

    dengan berbagai jenis. Beberapa diantaranya dibuat dengan menggunakan dua plat tipis

    yang dipres dan dilas sedemikian sehingga membentuk alur untuk mengalirkan

    refrigeran.. Cara lainnya, menggunakan pipa yang dipasang diantara dua plat tipis

    kemudian dipress dan dilas.

    Gambar 2.21 Plate surface evaporator (Sumber: tommyji.en.made-in-china.com)

    2. Jenis evaporator berdasarkan metoda pemasokan refrigerannya

    a. Dry expansion evaporator

    Pada jenis expansi kering ditunjukkan oleh Gambar 2.22, cairan refrigerant yang

    diexpansikan melalui katup expansi, pada waktu masuk ke dalam evaporatot sudah

    http://www.watcharaaircon.com/http://www.watcharaaircon.com/http://www.watcharaaircon.com/http://www.watcharaaircon.com/
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    61/200

    46

    dalam keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan

    uap kering. Oleh sebagian besar dari evaporator terisi oleh uap refrigerant, maka

    perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan keadaan

    dimana evaporator terisi oleh refrigerant cair. Akan tetapi, evaporator jenis expansi

    kering tidak memerlukan refrigerant dalam jumlah yang besar. Disamping itu, jumlah

    minyak pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat kecil.

    Gambar 2.22 Dry expansion evaporator(Sumber: www.tradekorea.com )

    b. Flooded evaporator

    Pada evaporator tipe banjir ditunjukkan oleh Gambar 2.23, gelembung

    refrigerant yang terjadi karena pemanasan akan naik kemudian pecah pada cair atau

    terlepas dari permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam akumulator

    yang memisahkan uap dari cairan maka refrigerant yang ada dalam bentuk uap sajalah

    yang masuk ke dalam kompresor. Bagian refrigerant cair yang dipisahkan di dalam

    akumulator akan masuk kembali ke dalam evaporator, bersama-sama dengan refrigerant

    (cair) yang berasal dari kondensor. Jadi tabung evaporator terisi oleh cairan refrigeran.

    Cairan refrigeran menyerap kalor dari fluida yang hendak digunakan (air larutan garam,

    dsb), yang mengalir di dalam pipa uap refrigeran yang terjadi dikumpulkan di bagian

    atas dari evaporator sebelum masuk ke kompresor.

    Gambar 2.23 Flooded evaporator(Sumber: www.freepatentsonline.com )

    http://www.tradekorea.com/http://www.tradekorea.com/http://www.tradekorea.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.tradekorea.com/
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    62/200

    47

    3. Jenis evaporator berdasarkan sirkulasi udaranya

    a. Natural convection evaporator

    Natural convection evaporator adalah evaporator yang aliran udaranya mengalir

    secara alami tanpa adanya dorongan atau paksaan dari kipas atau blower . Pada

    evaporator jenis ini udara yang telah didinginkan akan jatuh ke bawah karena massa

    jenisnya yang lebih berat dari udara yang lebih panas.

    Gambar 2.24 Natural convection evaporator(Sumber: www.scielo.br )

    b. Forced convection evaporator

    Pada Forced convection evaporator ditunjukkan oleh Gambar 2.25, udara yang

    mengalir melalui evaporator dihembuskan secara paksa menggunakan kipas atau

    blower . Sehingga sirkulasi udara berlangsung secara cepat dan lebih efektif. Pada

    beberapa jenis sistem refrijerasi dan tata udara, kecepatan aliran udara dapat diatur

    dengan mengatur hembusan dari kipas atau blower tersebut.

    Gambar 2.25 Forced convection evaporator (Sumber: ahmedabad.khojle.in)

    http://www.scielo.br/http://www.scielo.br/http://www.scielo.br/http://www.scielo.br/
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    63/200

    48

    4. Jenis evaporator berdasarkan fluida yang didinginkan

    a. Air cooling evaporator

    Evaporator jenis air cooling , adalah evaporator yang mendinginkan produk

    dengan udara dingin yang telah melawati evaporator tersebut, udara yang telah

    didinginkan didistribusikan untuk mendinginkan benda atau udara yang akan

    dikondisikan, penggunaan evaporator jenis ini biasanya seperti AC split, Cold storage

    room dan lemari es.

    b. Liquid chilling evaporator

    Liquid chilling evaporator mendinginkan fluida cair biasanya berupa air atau

    larutan ari dengan garam. Air yang telah didinginkan nantinya akan didistribusikan pada

    wadah yang dinamakan AHU (khusus untuk AC) untuk mendinginkan ruangan, atau

    didistribusikan ke dalam pipa ganda yang memiliki dua lubang untuk mendinginkan

    produk cair seperti susu. Penggunaan liquid chilling evaporator biasanya pada AC

    central, pabrik susu dan pabrik es komersial. Liquid chilling evaporator ada beberapa

    jenis yaitu:

    1) Double pipe cooler (tube in tube cooler)

    Tube in tube cooler seperti Nampak pada Gambar 2.26 adalah evaporator yang

    pipanya terdiri dari dua lubang yang salurannya berbeda, saluran yang satu biasanya

    adalah untuk saluran refrigeran, sedangkan saluran yang satunya lagi biasanya untuk

    fluida yang akan didinginkan, biasanya air. Selain itu, pada tube in tube cooler saluran

    pertama biasanya untuk aliran air dingin dan saluran yang satunya lagi untuk produk

    yang akan didinginkan seperti susu. Aliran kedua fluida yang mengalir biasanya

    berlawanan arah supaya perpindahan kalor menjadi lebih efektif.

    Gambar 2.26 Tube in tube evaporator

    (Sumber: www.packless.com )

    http://www.packless.com/http://www.packless.com/http://www.packless.com/http://www.packless.com/
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    64/200

    49

    2) Baudelot cooler (falling film surface)

    Pada baudelot cooler yang ditunjukkan oleh Gambar 2.27, air diguyurkan

    melalui pipa-pipa evaporator. Sehingga, pada lapisan pipa tersebut membentuk lapisa es

    yang tipis, kemudian air yang jatuh ditampung pada panampungan air dan selanjutnya

    didistribusikan untuk mendinginkan benda atau ruangan.

    Gambar 2.27 Baudelot cooler(Sumber: www.colmaccoil.com )

    3) Shell and coil evaporator

    Shell and coil evaporator pada Gambar 2.28, terbuat dari sebuat tabung yang

    besar. Pada bagian dala tabung tersebut terdapat pipa yang berbentuk seperti lilitan atau

    coil . Pada coil tersebut dialirkan refrigeran, sedangkan pada bagian tabung/ shell

    dialirkan air.

    Gambar 2.28 Shell coil evaporator

    4) Shell and tube evaporator

    Shell and tube evaporator yang nampak pada Gambar 2.29, terdiri dari sebuah

    tabung besar yang di dalamnya dipasang pipa-pipa. Pada pipa-pipa tersebut dialirkan air

    http://www.colmaccoil.com/http://www.colmaccoil.com/http://www.colmaccoil.com/http://www.colmaccoil.com/
  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    65/200

    50

    yang akan didinginkan, selanjutnya air tersebut digunakan untuk mendinginkan ruangan

    atau benda. Penggunaan shell and tube evaporator biasanya pada chiller .

    Gambar 2.29 Shell and tube evaporator

    5. Jenis evaporator berdasarkan sistem kontak refrigerannya

    a. Direct system

    Direct system adalah jenis evaporator yang proses pendinginannya langsung

    mendinginkan produk atau ruangan yang akan dikondisikan, refrigeran yang menguap pada evaporator langsung mengambil kalor dari produk atau ruangan yang akan

    dikondisikan.

    b. Indirect system

    Pada indirect system , uap refrigeran yang menguap mengambil kalor dari fluida

    yang didinginkan, fluida tersebut biasanya disebut dengan secondary refrigerant .

    Refrigeran sekunder tersebut nantinya akan mendinginkan ruangan atau produk yang

    akan dikondisikan. Sistem yang biasanya menggunakan indirect system adalah waterchiller dan pabrik es komersial.

    D. Alat ekspansi

    Alat ekspansi ( metering device ) pada sistem refrigerasi merupakan suatu tahanan

    yang tempatnya diantara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Refrigeran cair

    yang mengalir melalui alat ekspansi, tekanannya diturunkan dan jumlahnya diatur

    sesuai dengan keperluan evaporator. Alat ekspansi harus memberikan kapasitas yang

    maksimum kepada evaporator, tetapi tidak membuat beban lebih kepada evaporator.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    66/200

    51

    Alat ekspansi bekerjanya atas dasar: 1) perubahan tekanan, 2) perubahan suhu, 3)

    perubahan jumlah atau volume refrigeran, 4) gabungan dari perubahan tekanan, suhu

    dan volume refrigeran. Kompresor harus mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk

    menghisap refrigeran dari evaporator. Refrigeran yang dihisap harus lebih besar

    jumlahnya daripada yang dialirkan keluar dari alat ekspansi. Kompresor yang dapat

    melaksanakan hal ini, dapat mempertahankan tekanan yang rendah atau vakum di

    evaporator. Hal ini perlu untuk membuat refrigeran di evaporator menguap pada suhu

    yang rendah. Untuk mengatur jumlah aliran refrigeran dan membuat perbedaan tekanan

    pada sistem, dahulu sistem refrigerasi memakai alat eksapansi yang harus selalu diawasi

    dan dapat diputar dengan tangan. Sekarang setelah mendapat banyak kemajuan dalam

    bidang: perencanaan, pelaksanaan dan perawatan, telah dapat dibuat alat eksapansi pada

    sistem refrigerasi yang bekerjanya: efisien, ekonomis dan otomatis.

    Berdasarkan cara kerjanya alat ekspansi terbagi menjadi enam jenis yaitu:

    1. Keran ekspansi yang diputar dengan tangan (manual)

    Sistem refrigerasi yang memakai keran ekspansi yang diputar dengan tangan

    ditunjukkan oleh Gambar 2.30, harus selalu diawasi oleh seorang penjaga agar dapat

    memberikan jumlah refrigeran yang tertentu, sesuai dengan keperluan dan keadaan

    sistem.

    Gambar 2.30 keran ekspansi yang diputar dengan tangan(Sumber: Handoko, 1981:105)

    Jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator, dapat ditambah atau dikurangi

    dengan membuka atau menutup keran ekspansi tersebut. Jumlah refrigeran cair yang

    mengalir melalui keran ekspansi tergantung dari perbedaan tekanan antara lubang

    orifice dan besarnya lubang pembukaan keran. Besarnya lubang pembukaan keran dapat

    diatur dengan tangan oleh penjaga. Misalkan beda tekanan diantara orifice tetap sama,

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    67/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    68/200

    53

    Sebaliknya jika pelampung diatur pada kedudukan terlalu tinggi, refigeran cair di dalam

    tabung akan menjadi penuh dan dapat mengalir melalui saluran hisap ke kompresor.

    Bagian luar dari saluran hisap akan menjadi es dan refrigeran cair akan masuk ke

    kompresor. Dapat menyebabkan kerusakan pada kompresor.

    3. Keran pelampung sisi tekanan tinggi

    Alat ini disebut juga dengan istilah high pressure side float valve atau high side

    float (HSF), seperti Nampak pada Gambar 2.32. Pelampung dan jarum ditempatkan

    pada bagian sisi tekanan tinggi dari sistem, yaitu pada saluran liquid. Perbedaan dengan

    keran pelampung sisi tekanan rendah, yaitu: tabung, pelampung dan keran ditempatkan

    di luar evaporator, maka dapat diperoleh lebih banyak ruangan kosong di evaporator.

    Alat ini berguna untuk mengatur atau mempertahankan tinggi permukaan refrigeran cair

    pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Mulai dipakai pada tahun 1925 oleh Servel. Pada

    tahun 1930 telah menjadi sangat populer dan dianggap sebagai alat ekaspansi yang

    terbaik pada waktu itu. Refrigeran cair dari kondensor mengalir masuk ke dalam tabung

    ( float chamber ). Permukaan cairan di dalam tabung akan naik, mengangkat pelampung

    ( float ball ) dan membuka jarum ( valve pin ), sehingga refrigeran cair mengalir ke luar

    dari tabung lalu masuk ke evaporator.

    Gambar 2.32 Keran pelampung sisi tekanan tinggi(Sumber: Handoko, 1981:108)

    Sistem dengan keran pelampung sisi tekanan tinggi tidak boleh memakai

    penampung cairan ( liquid receiver ), kecuali jika penampung cairan sendiri dipakai

    sebagai tabung tempat pelampung. Penampung cairan dapat dipakai sebagai tabung

    ( float chamber ), atau memakai lain tabung sendiri. Keran pelampung sisi tekanan tinggi

    ini hanya dipakai pada sistem yang mempunyai jumlah isi refrigeran yang kritis atau

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    69/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    70/200

    55

    tekanan di evaporator 10 psig. Jika hanya sedikit refrigeran yang menguap di evaporator

    , tekanan di dalam evaporator akan turun, karena terus dihisap oleh kompresor. Keadaan

    ini akan terus berlangsung sampai tekanan evaporator P 2 menjadi kurang dari 10 psig.

    Tekanan dari pegas P 3 akan melebihi tekanan evaporator. Jarum akan bergerak kearah

    membukanya lubang saluran refrigeran, sehingga refrigeran cair lebih banyak mengalir

    ke evaporator lalu menguap. Tekanan evaporator akan bertambah sampai mencapai 10

    psig dan membuat membram dalam keadaan seimbang lagi dengan tekanan dari pegas.

    Apabila tekanan evaporator naik sampai lebih dari 10 psig, membram akan mendapat

    tekanan ke atas, sehingga jarum bergerak ke atas menutup lubang saluran refrigeran ke

    evaporator. Refrigeran yang menguap berkurang dan membuat tekanan di evaporator

    menurun, sehingga terjadi kesimbangan lagi pada membram.

    5. Keran ekspansi thermotatis

    Alat ini juga disebut Thermostatic expansion valve , disingkat TEV atau TXV,

    seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.34.

    Gambar 2.34 Keran ekspansi thermostatis, Sporlan tipe G(Sumber: Handoko, 1981:111)

    Keran ekspansi thermostatis adalah suatu alat yang secara otomatis mengukur jumlah

    aliran refrigeran cair yang masuk ke evaporator, sambil mempertahankan gas panas

    lanjut pada akhir evaporator seperti yang telah direncanakan. Karena tekanan di

    evaporator rendah, maka sebagian refrigeran cair waktu melalui keran ekspansi masuk

    ke dalam evaporator wujudnya berubah dari cair menjadi gas dingin. Keran ekspansi

    thermostatis sampai saat ini merupakan alat ekspansi yang terbanyak dipakai untuk

    refrigerasi dan air conditioning. Kapasitas keran ekspansi harus tepat. Keran ekspansi

    dengan kapasitas yang terlalu besar, dapat menyebabkan control yang tidak menentu.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    71/200

    56

    Kapasitas yang terlalu kecil, dapat menjadikan kapasitas dari sistem berkurang.

    Perbedaannya dengan keran ekspansi otomatis dari luar keran ekspansi thermostatis

    mempunyai sebuah thermal bulb yang dihubungkan dengan pipa kapiler kepada keran

    tersebut.

    6. Pipa kapiler

    Alat ini disebut juga Impedance tube, Restrictor tube atau Choke tube . Pipa

    kapiler dibuatdari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil. Panjang dan

    lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator.

    Pipa kapiler gunanya untuk :

    a. Menurunkan tekanan refrigeran cair yang mengalir di dalamnya.

    b. Mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir melaluinya.c. Membangkitkan tekanan refrigeran di kondensor.

    Pipa kapiler banyak sekali macamnya dan ukurannya. Yang diukur diameter dalam

    ( Inside Diameter = ID ), lain dengan pipa tembaga yang diukur diameter luar ( outside

    diameter ). Mula-mula dipakai pada tahun 1920 untuk lemari es dengan refrigeran

    Methyl Chloride. Sekarang telah dipakai untuk semua sistem refrigerasi yang kecil

    kapasitasnya, terutama lemari es untuk rumah tangga. Pipa kapiler dapat dipakai untuk

    refrigeran R-12, R-22, R-500, R-502 dan lain-lain. Pipa kapiler tidak boleh dibengkokterlalu tajam, karena dapat menyebabkan lubang pipa kapiler tersebut menjadi buntu.

    Pipa kapiler menghubungkan saringan dan evaporator, merupakan batas antara sisi

    tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dari sistem. Pada bagian tengahnya sepanjang

    mungkin dilekaktkan dengan saluran hisap dan disolder. Bagian yang disolder ini

    disebut penukar kalor ( Heat exchanger ).

    Sistem yang memakai pipa kapiler berbeda dengan yang memakai keran

    ekspansi atau keran pelampung. Pipa kapiler tidak dapat menahan atau menghentikanaliran refrigeran pada waktu kompresor sedang bekerja maupun waktu kompresor

    sedang berhenti. Waktu kompresor dihentikan, refrigeran dari sisi tekanan tinggi akan

    terus mengalir ke sisi tekanan rendah, sampai tekanan pada kedua bagian tersebut

    menjadi sama disebut waktu penyama tekanan ( Equalization time ). Lemari es

    memerlukan waktu lima menit untuk menyamakan tekanan tersebut. Keuntungan

    penggunaan pipa kapiler adalah harganya murah dibandingkan dengan alat ekspansi

    yang lain. Kerugiannya pipa kapiler tidak sensitif terhadap perubahan beban, seperti

    pada alat ekspansi yang lain.

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    72/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    73/200

  • 8/12/2019 Modul Teknik Pendingin

    74/200

    59

    B. Jenis-jenis Refrigeran

    1. Refrigerant R-11, CC1 3F, Trichloro Monofluora Methane

    Kompresor: Sentrifugal yang besar sampai 100 ton lebih. Pemakaian: (0 0C s/d

    20 0C) termasuk pada air conditioning yang besar dari 200 - 2000 TR, untuk kantor,

    hotel, pabrik da lain-lain. Juga sebagai pembersih dan aerosol. Titik didih 23,8 0C pada

    1 atmosfir, titik didih ini tinggi, maka tidak dapat dipakai untuk mendinginkan ruangan

    di bawah 23,8 0C. Tekanan penguapan 24 in Hg vakum pada 5 0F dan tekanan

    kondensasi hanya 3,5 psig pada 86 0F. Tekanan kondensasi ini rendah sekali. maka

    R-11 hanya dapat dipakai untuk kompresor sentrifugal. kalor laten uap 78,3 Btu/lb pada

    titik didih. R-11 juga disebut golongan fluorocarbon yang lain, sangat stabil, tidak

    beracun, tidak korosif, tidak dapat terbakar atau meledak. R-11 dapat melarutkan karet

    alam, tetapi tidak bereaksi dengan karet sintetis yang dipakai sebagai gasket. R-11 juga

    dipakai sebagai bahan peniup (blowing agent) dalam pembuatan polystyrene,

    polyurethane yang keras maupun lunak. R-11 adalah bahan isolator yang baik dan sifat

    isalator ini masih ada busa dari polyurethane tersebut. R-11 mempunyai kekuatan

    dielektronika yang besar. R-11 juga sering dipakai sebagai bahan pembersih (cleaning

    solvents) atau flushing agent. Utuk membersihkan bagian dalam dari sistem yang

    banyak airnya dan lain-lain. R-11 untuk aerosol sering dicampur dengan R-12, untuk

    menaikan tekanan R-11 tersebut. Kebocoran dapat