Modul Teknik Pendingin
-
Upload
riski-suhardinata -
Category
Documents
-
view
1.125 -
download
320
Transcript of Modul Teknik Pendingin
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
1/200
MODUL PLPG
TEKNIK PENDINGIN
KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU2013
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
2/200
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Illahi Robbi yang telah memberikan
kekuatan dan kelapangan kepada kami, sehingga kami mampu menyusun buku ajar ini.
Buku ajar ini berisi tentang pengetahuan teknik pendingin yang meliputi: dasar-dasar
refrigerasi dan tata udara, komponen utama refrigerasi dan tata udara, refrigeran dan
minyak pelumas, sistem kompresi uap, psychrometric, estimasi beban pendingin, sistem
air conditioning, dan peralatan kerja refrigerasi dan tata udara.
Buku ajar tentang teknik pendingin yang diperlukan di Indonesia masih langka,
apalagi yang ditulis dalam bahasa Indonesia lebih sukar lagi mendapatkannya.
Berdasarkan hal tersebut penulis menyusun buku ajar tentang teknik pendingin guna
menambah perbendaharaan buku tentang teknik pendingin dalam bahasa Indonesia.
Buku ajar ini dipersiapkan dalam waktu yang relatif singkat dan juga karena
keterbatasan pada kemampuan dan pengalaman yang dimiliki penulis, sehingga isi buku
ini masih jauh dari baik dan sempurna. Namun demikian penulis telah berusaha sekuat
tenaga agar dapat menyajikan sesuatu yang kiranya cukup memadai untuk dibaca. Besar
harapan penulis agar buku ini dapat menambah pengetahuan, meningkatkan kecerdasan
dan memperdalam kepandaian kita dalam bidang teknik pendingin.
Kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan sehingga
buku ini dapat tersusun dengan rapih, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya. Segala saran dan kritik demi kesempurnaan buku ini akan penulis terima
dengan senang hati.
Jakarta , 27 April 2013
Penulis,
Ega Taqwali Berman
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
3/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
4/200
iv
Q. Gas ideal atau gas sempurna 16
R. Proses-proses untuk gas ideal 16
1. Proses volume konstan 17
2. Proses tekanan konstan 18
3. Proses temperatur konstan 18
4. Proses adiabatik 18
5. Proses politropik 20
6. Hubungan PVT selama proses adiabatik 21
S. Titik didih 21
T. Temperatur jenuh 22
U. Uap Jenuh 22
V. Uap panas lanjut dan Cairan dingin lanjut 23
W. Pengaruh tekanan pada temperatur jenuh 24
BAB II KOMPONEN UTAMA REFRIGERASI DAN TATA UDARA 27
A. Kompresor 27
1. Jenis kompresor berdasarkan letak motornya 27
a. Kompresor open type 27
b. Kompresor semi hermetic 29
c. Kompresor hermetic 30
2. Jenis kompresor berdasarkan cara kerjanya 30
a. Kompresor Reciprocating (Torak) 30
b. Kompresor rotary centrifugal 31
c. Kompresor helical-rotary screw 33
d. Kompresor scroll 34
B. Kondensor 35
1. Air Cooled Condenser 36a. Remote condenser 37
b. Condensing unit 38
2. Water Cooled Condenser 39
a. Shell and Tubes Condenser 40
b. Shell and Coil Condenser 41
c. Tubes in Tube Condenser 41
3. Evaporative Condenser 42
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
5/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
6/200
vi
3. Refrigerant R-22, CHCLF 2 Chloro Difluoro Methane 61
4. Refrigerant R-113, C 2Cl2F3, Trichloro Trifluoro Ethane 62
5. Refrigerant R-114 C 2Cl2F4, Dichloro Tetrafluoro Ethane 62
6. Refrigerant R-500, CCL 2F2/CH 3-CHF 2 Azeotrope 63
7. Refrigerant R-502, ChCLF 2/CClF 2-CF 3 Azeotrope 64
8. Amonia R-717. NH3 65
9. Carbon Dioxide, R-744, CO 2 66
10. Sulfur Dioxide, R-764, SO 2 67
11. Methylchloride, R-40, CH 3CL 67
C. Minyak Pelumas 68
D. Kekentalan (Viscosity) Minyak Pelumas 69
BAB IV SISTEM KOMPRESI UAP 71
A. Siklus kompresi uap 71
B. Model siklus kompresi uap 72
C. Diagram tekanan-entalpi 73
D. Proses pendinginan 75
1. Proses ekspansi 76
2. Proses evaporasi 77
3. Proses kompresi 77
4. Proses kondensasi 77
E. Pengaruh superheating refrigeran uap pada siklus refrigerasi 78
F. Pengaruh subcooling refrigerant cair pada siklus refrigerasi 80
BAB V PSYCHROMETRIC 83
A. Definisi Psychrometric 83
B. Letak Garis dan Skala Pada Grafik 85
C. Hubungan antara Bagian-bagian Psychrometric 87D. Penggunaan Praktis Kandungan Uap Air (Humidity) 96
1. Pengkondisian Udara Di Musim Dingin 96
2. Pengkondisian Udara Di Musin Panas 98
3. Kondensasi atau Pengembunan Di Musim Dingin 99
E. Aplikasi Term Pengembunan/Kondensasi Secara Praktis 100
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
7/200
vii
BAB VI ESTIMASI BEBAN PENDINGINAN 103
A. Macam-macam beban pendinginan 103
B. Waktu operasi (equipment running time) 103
C. Perhitungan beban pendinginan 105
1. Beban panas dari dinding (the wall gain load) 105
2. Beban panas dari pertukaran udara (the air change load) 105
3. Beban panas dari produk 106
4. Beban panas dari alat-alat (beban tambahan) 107
D. Faktor perpindahan panas melalui dinding (wall gain load) 107
E. Menentukan harga faktor U (determination of the U faktor) 108
F. Perbedaan temperatur diantara dinding ruangan pendingin 111
G. Perbedaan temperatur diantara lantai dan langit-langit 111
H. Pengaruh radiasi matahari 112
I. Perhitungan beban panas dari dinding 112
J. Perhitungan beban panas dari udara 115
K. Perhitungan beban panas dari produk 117
L. Faktor pendinginan mula (chilling rate faktor) 119
M. Panas respirasi 120
N. Beban panas dari pembungkus produk 121
O. Perhitungan beban tambahan (miscellaneous load) 121
P. Penggunaan faktor keselamatan (safety faktor) 121
Q. Cara pendek untuk menghitung beban pendinginan 122
BAB VII SISTEM AIR CONDITIONING 123
A. Gambaran umum Air Conditioning 123
B. Jenis-jenis Air Conditioning 124
1. AC Window 1242. AC Mini split 124
3. AC Split Duct 125
4. VRV System 126
C. Prinsip Kerja Air Conditioning 127
1. Siklus Aliran Refrigeran 127
2. Siklus Aliran Udara 129
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
8/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
9/200
ix
K. Swaging Copper Tubing 149
L. Bending Copper Tubing 150
M. Brazing Copper Tubing 150
N. Dental Mirror 151
O. Alat Pembuntu pipa (Pinch-Off tool) 151
1. Pembuntu pipa jenis Vise-Grip 151
2. Pembuntu pipa jenis plat (Imperial) 152
3. Pembuntu pipa jenis ragum (Robin air) 152
P. Katup Servis (Service Valve) 153
DAFTAR PUSTAKA 154
GLOSSARY 155
LAMPIRAN 159
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
10/200
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Skala temperatur 1
Gambar 1.2 Proses perpindahan kalor 2
Gambar 1.3 Proses penambahan kalor 2
Gambar 1.4 Nilai Kalor sensibel dan laten 3
Gambar 1.5 Perubahan wujud zat dari cair ke gas 4
Gambar 1.7 Tekanan atmosfir 6
Gambar 1.8 Skala pengukuran tekanan atmosfir dan manometer 6
Gambar 1.9 Skala pengukuran tekanan absolut 7
Gambar 1.10 Kandungan uap air relativ 10
Gambar 1.11 Proses tekanan konstan 11
Gambar 1.12 Proses temperatur konstan 12
Gambar 1.13 Proses volume konstan 13
Gambar 1.14 Hubungan tekanan-volume pada proses adiabatik 19
Gambar 1.15 Hubungan tekanan-volume pada proses politropik 20
Gambar 1.16 Uap jenuh (saturated vapor) 22
Gambar 1.17 Uap panas lanjut (superheated vapor) 23
Gambar 1.18 Grafik hubungan tekanan dan temperatur uap jenuh air 24
Gambar 1.19 Pengaruh tekanan pada temperatur jenuh cairan 25
Gambar 2.1 Kompresor Open-Type 28
Gambar 2.2 Kompresor Semi hermetic 29Gambar 2.3. Hermetic-Type Compressor 30
Gambar 2.4 Kompresor resiprocating 31
Gambar 2.5 Rotary-Centrifugal Compressor 31
Gambar 2.6 Impeller blade, passage, diffuser passage dan volute 32
Gambar 2.7 Multistage Centrifugal Compressor 32
Gambar 2.8 Kompresor twin screw dan single screw 33
Gambar 2.9 Mekanisme refrigeran di kompresor 34
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
11/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
12/200
xii
Gambar 4.8 Ph diagram untuk perbandingan siklus satarusi dengansiklus superheated
79
Gambar 4.9 Ph diagram untuk perbandingan siklus satarusi dengansiklus subcooled
80
Gambar 5.1 Grafik psychrometric 83Gambar 5.2 Ilustrasi Grafik psychrometric 86
Gambar 5.3 Garis temperatur kering dan basah 86
Gambar 5.4 Garis temperatur kondensasi dan kanduangan uap air relatif 87
Gambar 5.5 Garis tetes uap air (grains of moisture) 87
Gambar 5.6 Cara menentukan kandungan uap air relatif (RH) 88
Gambar 5.7 Cara menentukan temperatur basah 89
Gambar 5.8 Cara menentukan temperatur kering 90Gambar 5.9 Cara menentukan temperatur pengembunan kesatu 91
Gambar 5.10 Cara menentukan temperatur pengembunan kedua 92
Gambar 5.11 Cara menentukan temperatur pengembunan ketiga 93
Gambar 5.12 Cara menentukan jumlah tetes air 94
Gambar 5.13 Cara menentukan jumlah tetes air per ft udara 95
Gambar 5.14 Cara menentukan kondisi nyaman di musim dingin 97
Gambar 5.15 Cara menentukan kondisi nyaman di musim panas 98
Gambar 5.15 Cara menentukan temperatur pengembunan di musim dingin 100
Gambar 5.16 Cara menentukan temperatur pengembunan pada permukaan saluran udara (duct)
101
Gambar 6-1 blok beton 109
Gambar 6.2 Denah toko 113
Gambar 7.1 Skema sistem air conditioning 123
Gambar 7.2. AC windows 124
Gambar 7.3 AC Split 125
Gambar 7.4 AC Split Duct 125
Gambar 7.5 VRV system 126
Gambar 7.6 siklus air conditioning 128
Gambar 7.7 siklus aliran udara 129
Gambar 7.8 Tampilan Precision Air Conditioning (PAC) 129
Gambar 7.9 PAC tipe Air cooled system 132
Gambar 7.10 PAC tipe Water cooled system 133
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
13/200
xiii
Gambar 7.11 PAC tipe Glycool system 133
Gambar 7.12 PAC tipe Chilled water system 134
Gambar 7.13 Dual cooling system 134
Gambar 7.14 Arah Aliran udara PAC 135
Gambar 7.15 AC Sentral 136
Gambar 7.16 Chiller 137
Gambar 7.16 Air Coold Chiller 138
Gambar 7.17 Water coold chiller 138
Gambar 7.18 Absoption Chiller 139
Gambar 7.19 Air Handling Unit 140
Gambar 7.19 Cooling Tower 141
Gambar 7.20 Natural draft 141
Gambar 7.21 Force Draft 141
Gambar 8.1 Manifold gauge 142
Gambar 8.2 Pompa vakum 143
Gambar 8.3 Elektronik Leak Detector 144
Gambar 8.4 Thermometer 145
Gambar 8.5 Multitester 145
Gambar 8.5 Tang ampere 146
Gambar 8.6 Capasitor Tester 147
Gambar 8.7 Mesin 3R 148
Gambar 8.8 Tubing Cutter 148
Gambar 8.9 Flaring Tools 149
Gambar 8.10 Swaging Tools 149
Gambar 8.11 Bending 150
Gambar 8.12 Brazzing Tools 151Gambar 8.13 Dental Mirror 151
Gambar 8.14 Pembuntu pipa jenis vise grip 152
Gambar 8.15 Pembuntu pipa jenis plat 152
Gambar 8.16 Pembuntu pipa jenis ragum 152
Gambar 8.17 Katup servis 153
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
14/200
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan kompresor open type 28
Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan kompresor semi hermetic 29
Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan kompresor hermetic 30
Tabel 2.4 Patokan penentuan suhu kondensasi 43
Tabel 3.1 Beberapa Merk dagang refrigeran 58
Tabel 3.2 Warna tabung Refrigeran 58
Tabel 3.3 Pedoman Kekentalan Minyak Pelumas 70
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
15/200
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel 6.1 Heat transfer coefficient (U) for cold storage rooms 159
Lampiran 2 Tabel 6.2 Heat transfer coefficient (U) for cold storage rooms 160
Lampiran 3 Tabel 6.3 Heat transfer coefficient (U) for cold storage rooms 161
Lampiran 4 Tabel 6.4 Thermal conductivity of materials used in cold storagerooms
162
Lampiran 5 Tabel 6.5 Faktor U untuk kaca atau gelas dan Tabel 6.5A SurfaceConductance (f) for building structures
163
Lampiran 6 Tabel 6.6 Refrigerations design ambient temperature guide 164
Lampiran 7 Tabel 6.7 Allowance for solar radiation 170
Lampiran 8 Tabel 6.8A Btu/ft of air removed in cooling to storage conditionsabove 30 0F dan Tabel 6.8B Btu/ft 3 of air removed in cooling tostorage conditions below 30 0F
171
Lampiran 9 Tabel 6.9A Average air changes per 24 hours for storage roomsabove 32 0F due to door opening and infiltration dan Tabel 6.9BAverage air changes per 24 hours for storage rooms below 32 0Fdue to door opening and infiltration
172
Lampiran 10 Tabel 6.10 Design data for fruit storage 173
Lampiran 11 Tabel 6.11 Design data for vegetable storage 175
Lampiran 12 Tabel 6.12 Design data for meat storage 177
Lampiran 13 Tabel 6.13 Design data for miscellaneous storage 179
Lampiran 14 Tabel 6.14 Reaction heat from fruits and vegetables 181Lampiran 15 Tabel 6.15 Heat equivalent of electric motors 182
Lampiran 16 Tabel 6.16 Heat equivalent of occupancy 183
Lampiran 17 Tabel 6.17 Usages heat gain, Btu/24 Hr for one cubic feetinterior capacity
184
Lampiran 18 Tabel 6.18 Wall heat gain 185
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
16/200
1
BAB I
DASAR-DASAR REFRIGERASI DAN TATA UDARA
A. Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Kalor dapat diubah bentuknya menjadi energi lain. Kalor adalah energi
yang berpindah jika terdapat perbedaan temperatur. Kalor akan mengalir dari benda
yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah. Kejadian ini akan terus
berlangsung sampai diperoleh keseimbangan temperatur (termal).
Gambar 1.1 Skala temperaturSumber : http://www.nc-climate.ncsu.edu/edu/k12/.Temperature
Temperatur adalah tingkatan atau derajat panas atau dingin dari suatu benda yang
umumnya diukur dalam satuan derajat Fahrenheit ( 0F) atau Celcius ( 0C), seperti
ditunjukkan oleh Gambar 1.1. Jika kalor ditambahkan pada suatu benda maka
temperatur benda itu akan naik. Begitu pula sebaliknya jika kalor dikurangi/dipindahkan
dari suatu benda maka temperatur benda itu akan turun atau menjadi rendah.
Temperatur rendah itulah yang disebut dingin.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
17/200
2
Gambar 1.2 Proses perpindahan kalorSumber: https://www.educate-sustainability.eu
Sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.2, proses perpindahan kalor pada suatuzat terjadi dengan tiga cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Perpindahan kalor
secara konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang sama tanpa disertai
perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Contoh: besi yang dipanaskan. Konveksi adalah
perpindahan kalor melalui media gas atau cairan, sebagai contoh udara di dalam lemari
es dan air yang dipanaskan di dalam cerek. Radiasi adalah perpindahan kalor dari suatu
bagian yang yang lebih tinggi suhunya ke bagian lain yang lebih rendah suhunya tanpa
melalui zat perantara, contohnya: cahaya matahari, panas lampu dan tungku api.
Perpindahan kalor secara radiasi hanya dapat terjadi melalui gas, benda yang transparan,
dan ruang yang hampa udara ( vacum ).
Pada sistem refrigerasi dan air conditioning, satuan energi kalor dinyatakan
dalam British Thermal Unit (BTU) . BTU adalah sejumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 pon air sebesar 1 0F. Air digunakan sebagai standar untuk
menghitung jumlah kalor. Pada gambar 1.3 ditunjukkan ilustrasi dari proses
penambahan kalor pada air.
Gambar 1.3 Proses penambahan kalor
https://www.educate-sustainability.eu/https://www.educate-sustainability.eu/https://www.educate-sustainability.eu/https://www.educate-sustainability.eu/ -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
18/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
19/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
20/200
5
berupa fluida yang digunakan untuk menyerap kalor melalui perubahan phasa cair ke
gas (menguap) dan membuang kalor melalui perubahan phasa gas ke cair (mengembun).
C. Gaya (Force)
Gaya didefinisikan sebuah dorongan atau tarikan. Sesuatu yang cenderung
mendorong benda untuk melakukan suatu gerakan atau untuk membantu gerakan benda
untuk berhenti, atau untuk mengubah arah gerakan. Gaya juga dapat merubah ukuran
atau bentuk sebuah benda. Benda tersebut dapat berupa belitan, belokan, rentangan,
yang ditekan atau yang lainnya yang berubah bentuk oleh gerakan akibat sebuah gaya.
Gaya lebih dikenal sebagai berat (weight). Berat suatu benda dapat diukur dengan gaya
yang didesakan pada benda oleh tarikan gravitasi bumi (Gambar 1.7). Ada banyak gaya
selain gaya gravitasi, semua gaya diukur dengan satua berat. Namun demikian,
kebanyakan gaya diberi satuan dalam pound (lb) dan satuan lain juga dapat digunakan.
D. Tekanan
Cara memahami air conditioning terlebih dahulu harus memahami tekanan.
Tekanan adalah gaya per satuan luas. Semua benda padat, cair dan gas mempunyai
tekanan. Benda padat memberikan tekanan kepada benda lain yang menunjangnya.
Misalnya kaki lemari es memberikan tekanan kepada lantai. Cairan di dalam bejana
memberikan tekanan kepada dinding dan alas bejana itu. Gas di dalam tabung
memberikan tekanan kepada tabung. Tekanan gas di dalam tabung dipengaruhi oleh
suhu dan jumlah gasnya. Kerja suatu AC sebagian besar tergantung dari perbedaan
tekanan di dalam sistem. Kita harus mengerti arti macam-macam tekanan yang
berhubungan dengan air conditioning. Tekanan tersebut ada tiga macam yaitu tekanan
atmosfir, tekanan manometer (pengukuran) dan tekanan absolut (mutlak).
1. Tekanan AtmosfirBumi kita diselimuti udara (21% oksigen, 78% nitrogen dan 1% unsur lain) yang
disebut atmosfir, yang tebalnya diperkirakan lebih dari 600 mil (965,6 km) diukur dari
permukaan bumi. Udara itu mempunyai berat dan berat itulah yang dikenal sebagai
tekanan atmosfir. Besarnya tekanan atmosfir diukur mulai dari permukaan air laut,
besarnya kira-kira 14,7 psi, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.7.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
21/200
6
Gambar 1.7 Tekanan atmosfirSumber : http://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.html
2. Tekanan Manometer (Pengukuran)
Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan uap air dalam ketel atau
tekanan gas dalam suatu tabung. Tekanan yang ditunjukkan oleh jarum manometer
disebut tekanan manometer (pengukuran). Sebagai standar tekanan manometer, tekanan
atmosfir pada permukaan air laut diambil sebagi 0, dengan satuan psig atau kg/cm 2. jadi
pada permukaan air laut tekanan atmosfir 14,7 psi = 0 psig tekanan manometer,
sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1.8.
Gambar 1.8 Skala pengukuran tekanan atmosfir dan manometer
3. Tekanan Absolut
Tekanan absolut adalah tekanan yang sesungguhnya. Jumlah tekanan manometer
dan tekanan atmosfir pada setiap saat disebut tekanan absolut. Titik nol (0) pada tekanan
http://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.htmlhttp://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.htmlhttp://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.htmlhttp://hendrix2.uoregon.edu/~imamura/102/section2/chapter14.html -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
22/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
23/200
8
W : Kerja yang dilakukan
F : Gaya
I : Jarak sejauh gaya yang bekerja
Kerja yang dilakukan selalu dinyatakan dalam bentuk satuan yang sama dengan yang
digunakan untuk menyatakan besarnya gaya dan jarak. Untuk jarak, jika gaya
dinyatakan dalam pound (lb) dan jarak dinyatakan dalam feet (ft), kerja yang dilakukan
dnyatakan dalam foot-pound (ft-lb). Foot-pound satuan yang sering digunakan untuk
mengukur kerja.
F. Daya
Daya adalah jumlah kerja yang dilakukan. Daya adalah kerja yang dilakukan
yang didapat dari waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kerja. Satuan daya adalah
tenaga kuda (Horsepower, Hp). Satu tenaga kuda didefinisikan daya yang diperlukan
untuk melakukan kerja sejumlah 33.000 ft-lb per menit atau 33.000/60 sama dengan
550 ft-lb per detik. Daya yang dibutuhkan dalam tenaga kuda dapat ditentukan dengan
persamaan 1-2.
Hp = xt
W
000.33 (1-2)
dimana :Hp : Tenaga kuda
W : Kerja yang dilakukan (foot-pound)
t : Waktu (menit)
G. Hukum konservasi energi
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan, tapi dapat diubah bentuknya menjadi bentuk energilain. Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa perpindahan energi panas
berlangsung jika terdapat perbedaan-perbedaan temperatur. Panas itu akan mengalir dari
benda bertemperatur tinggi ke benda bertemperatur rendah, kejadian ini akan
berlangsung sampai dicapai keseimbangan temperatur.
H. Jumlah panas
Ukuran jumlah panas dinyatakan dalam British thermal unit (Btu). Air
digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah panas, karena untuk menaikkan
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
24/200
9
temperatur 1 0 F untuk tiap 1 lb air diperlukan panas 1 Btu (pada permukaan air laut).
Dua Btu artinya menaikkan temperatur air sebanyak 1 lb untuk 2 0 F atau menaikkan
temperatur air sebanyak 2 lb sebesar 1 0 F. Oleh karenanya untuk menghitung jumlah
panas yang dibutuhkan/dibuang digunakan persamaan1-3.
Btu = W x t (1-3)
Di mana:
W : jumlah air (lb)
t : perbedaan temperatur ( 0F)
I. Panas jenis
Panas jenis suatu benda artinya jumlah panas yang diperlukan benda itu agar
temperaturnya naik 1 0 F. Panas jenis air adalah 1, untuk mendapatkan panas jenis benda
lain panas jenis air dijadikan sebagai pembanding. Harga panas jenis benda tentu saja
tergantung pada perubahan temperaturnya. Berdasarkan hal itu maka jumlah panas yang
diberikan/dibuang dari suatu benda dapat dihitung dari persamaan1-4.
Btu = W x c x t (1-4)
Di mana c : panas jenis benda.
Panas jenis benda akan berubah jika fase benda itu berubah. Air adalah salah
satu contoh yang baik dimana kita dapat lihat perubahan panas jenisnya pada fase yang
lain. Air pada fase cair panas jenisnya 1, tetapi pada fase gas dan padat nilai panas
jenisnya hampir 0,5. udara bila dipanaskan dan bergerak bebas pada tekanan tetap panas
jenisnya 0,24. uap refrigeran R-12 pada tekanan konstan dan temperatur 70 0 F
mempunyai panas jenis 0,148, padahal pada temperatur 86 0 F adalah 0,24. untuk
menghitung jumlah perpindahan panas yang terjadi pada kombinasi beberapa benda
digunakan persamaan1-5.
Btu = (W 1 x c 1 x t1) + (W 2 x c 2 x t2) + (W 3 x c 3 x t3) + ..... (1-5)
J. Humidity (Kelembaban)
Tetes air di udara diukur dengan istilah (terminologi) humidity (kelembaban)
atau kandungan uap air di udara. Sebagai contoh pada Gambar 1.10, kandungan uap air
relativ ( relativ humidity ) 50% artinya udara itu mengandung tetes air sebanyak 50%
dibanding jumlah total yang mampu dikandungnya secara maksimal berdasarkan
temperatur yang diberikannya. Kandungan uap air relativ yang rendah memungkinkan
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
25/200
10
T ruang 70 F
4 tetes/ft3
T ruang 70 F
8 tetes/ft3a b
tubuh kita untuk mengeluarkan kalor dengan cara penguapan (evaporasi). Karena
kelembaban yang rendah berarti udara itu cenderung kering, sehingga ia dapat dengan
mudah menyerap uap air. Jika kandungan uap air relativ itu tinggi, maka akan berakibat
sebaliknya. Proses penguapan akan berjalan lambat pada kondisi lembab,sehingga
kecepatan pengeluaran kalor dari tubuh melalui proses penguapan akan menurun sampai
akhirnya berhenti. Kondisi nyaman yang dapat diterima oleh tubuh manusia berada pada
kisaran temperatur 72 0 80 0 F (22,2 0 26,6 0 C) dan 45% - 50% kelembaban relativ.
Gambar 1.10 Kandungan uap air relativ. a) RH 50% dan b) RH 100%
K. Hubungan temperatur-volume pada tekanan konstan
Jika gas dipanaskan di bawah satu kondisi dimana tekanan dijaga agar tetap,
maka volume akan meningkat 1/492 dari volume semula pada temperatur 32 0F untuk
setiap peningkatan temperatur 1 0F. Demikian juga, jika suatu gas didinginkan pada
tekanan konstan, maka volume akan menurun 1/492 dari volume semula pada
temperatur 32 0F untuk setiap penurunan temperatur 1 0F. Supaya penggambaran
perubahan kondisi pada tekanan konstan lebih baik, diasumsikan bahwa gas disimpandalam silinder dilengkapi dengan alat yang benar-benar pas, seperti ditunjukkan
Gambar 1.11a. Tekanan gas adalah tekanan yang dihasilkan oleh berat piston dan oleh
berat atmosfir pada bagian atas piston. Karena piston bebas bergerak ke atas dan ke
bawah dalam silinder, maka gas dapat mengembang atau mengkerut, yaitu mengubah
volume dengan cara temperatur gas tetap konstan. Pada waktu gas dipanaskan,
temperatur dan volume meningkat dan piston bergerak naik dalam silinder. Pada waktu
gas didinginkan, temperatur dan volume menurun dan piston bergerak turun dalam
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
26/200
11
silinder. Pada kasus lain, tekanan gas tetap sama atau berubah selama proses pemanasan
atau pendinginan.
Gambar 1.11 Proses tekanan konstan. (a) Gas di dalam selinder. (b) Gasdipanaskan sehingga temperatur dan volumenya naik. (c) Gas didinginkan
sehingga temperatur dan volumenya turun.
L. Hukum Charles untuk proses tekanan konstan
Hukum Charles untuk proses tekanan konstan mempunyai pengaruh, yaitu
ketika tekanan gas tetap konstan, volume gas langsung berubah dengan temperatur
absolut. Kemudian, jika temperatur absolut gas digandakan pada waktu tekanan dijaga
tetap konstan, maka volume juga akan digandakan. Demikian juga, jika temperatur
absolut gas dikurangi setengah kali pada waktu tekanan konstan, maka volume juga
akan berkurang setengah kali. Persamaan ini diilustrasikan dalam Gambar 1.11b dan
1.11c. Hukum Charles untuk proses tekanan konstan ditulis pada persamaan 1-6, jika
tekanan dijaga tetap konstan, maka :
T1 V2 = T 2 V1 (1-6)
Dimana :
T1 = Temperatur awal gas (o Rankine)
T2 = Temperatur akhir gas ( o Rankine)
V1 = Volume awal gas (cu ft)
V2 = Volume akhir gas (cu ft)
Jika tiga macam nilai lebih dahulu diketahui, maka yang keempat dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan 1.6.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
27/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
28/200
13
tumbukan menjadi besar. Sebaliknya keadaan akan terjadi ketika gas mengembang pada
temperatur konstan. Pada beberapa proses termodinamika yang terjadi seperti hal di atas
yaitu temperatur tidak berubah selama proses disebut proses isothermal (temperatur
konstan).
Hukum Boyle untuk proses temperatur konstan ditunjukkan oleh persamaan 1-7.
P1V1 = P 2V2 (1-7)
dimana :
P1 = Tekanan absolut awal
P2 = Tekanan absolut akhir
V1 = Volume awal (cu ft)
V2 = Volume akhir (cu ft)
Contoh 2:
5 lb udara mengembang pada temperatur konstan dan volume awal 4 cu ft sampai
volume akhir 10 cu ft. Jika tekanan awal udara 20 psia, berapa tekanan akhir dalam psia
?
Jawab : Gunakan persamaan 1-7
Tekanan akhir P 2 =2
11
V
xV P =
10520 x
= 10 psia
N. Hubungan tekanan-temperatur pada volume konstan
Gambar 1.13 Proses volume konstan. (a) Kondisi awal. (b) Tekanan absolut naik berbanding lurus dengan kenaikan temperatur absolut. (c) Tekanan absolut turun
berbanding lurus dengan penurunan temperatur absolut.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
29/200
14
Diasumsikan bahwa suatu gas disimpan dalam silinder tertutup sehingga
volumenya tidak akan berubah pada waktu dipanaskan atau didinginkan (Gambar
1.13a). Ketika temperatur gas meningkat oleh penambahan kalor, tekanan absolut akan
naik berbanding lurus dengan kenaikan temperatur absolut (Gambar 1.13b). Jika gas
didinginkan, tekanan absolut gas akan menurun berbanding lurus dengan penurunan
temperatur absolut (Gambar 1.13c). Pada saat temperatur (kecepatan molekul) gas
ditingkatkan sedangkan volume gas (ruang pada molekul terbatas) tetap sama, besarnya
tekanan (gaya dan frekuensi molekul menubruk dinding silinder) meningkat.
Sedangkan, ketika gas didinginkan pada volume konstan, gaya dan frekuensi molekul
menimpa dinding wadah berkurang dan tekanan gas akan berkurang dari sebelumnya.
Penurunan gaya dan frekuensi tumbukan molekul disebabkan oleh penurunan kecepatan
molekul.
O. Hukum Charles untuk proses volume konstan
Hukum Charles menguraikan bahwa ketika gas didinginkan atau dipanaskan di
bawah satu kondisi dimana volume gas tetap tidak berubah atau konstan, tekanan
absolut berbanding lurus dengan temperatur absolut. Hukum Charles dapat ditulis pada
persamaan 1-8 jika volumenya sama, maka :
T1 P2 = T 2 P1 (1-8)
Dimana :
T1 = Temperatur awal (o Rankine)
T2 = Temperatur akhir ( o Rankine)
P1 = Tekanan awal (psia)
P2 = Tekanan akhir (psia)
Contoh 3:
Sejumlah berat suatu gas disimpan dalam tangki yang mempunyai temperatur awal 80oF dan tekanan awal 30 psig. Jika gas dipanaskan sampai akhir tekanan ukur yaitu 50
psi, berapakah temperatur akhir dalam derajat Fahrenheit ?
Jawab : Gunakan persamaan 1-8.
T2 =1
21
P
xP T =
7,1430)7,1450()46080( x
= 782 oR
Konversi oR ke oF = 782 460 = 322 oF
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
30/200
15
P. Hukum Gas Umum
Kombinasi dari Hukum Charles dan Boyle menghasilkan persamaan 1-9.
1
11
T
V P =
2
22
T
V P (1-9)
Persamaan 1-9 adalah pernyataan bahwa untuk beberapa berat suatu gas
dihasilkan tekanan psfa dan volume dalam cu ft dibagi oleh temperatur absolut dalam
derajat Rankine akan selalu konstan. Konstan di sini akan berbeda untuk setiap gas yang
berbeda dan untuk gas yang lain akan memberikan berat yang berbeda-beda pada setiap
gas. Jika suatu gas digunakan berat pound, kemudian V aka n menjadi volume spesifik ,
dan persamaan 1-9 dapat ditulis menjadi:
T
Pv
= R
Di mana : R = konstanta gas (berbeda untuk setiap gas).
Jika kedua ruas pada persamaan 1-9 dikalikan dengan M, maka berubah menjadi
persamaan 1-10:
PM = MRT
Tetapi karena : M = V
Maka PV = MRT (1-10)
Di mana :P = Tekanan (psfa)
V = Volume (cu ft)
M = Massa (lb)
R = Konstanta gas
T = Temperatur ( oR)
Persamaan 1.10 disebut Hukum Gas Umum dan sering digambarkan dalam
menyelesaikan beberapa persoalan menyangkut gas. Karena nilai R untuk beberapa gasdapat dicari dalam tabel, jika tiga variabel dari empat variabel P, V, M dan T diketahui,
maka bentuk keempat dapat ditentukan oleh persamaan 1.10. Catatan bahwa tekanan
harus dalam pound per square foot absolut (psfa).
Contoh 4:
Tangki udara kompresor mempunyai volume 5 cu ft dan diisi oleh udara pada
temperatur 100 oF. Jika alat ukur pada tangki terbaca 151,1 psia, berapakah berat udara
dalam tangki ?
Jawab :
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
31/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
32/200
17
1) Volume konstan (isometerik)
2) Tekanan konstan (isobar)
3) Temperatur konstan (isothermal)
4) Adiabtik
5) Proses politropik.
Upaya menggambarkan gas ideal dapat dikatakan bahwa molekul gas selalu
terpisah dan molekul teersebut tidak mempunyai gaya tarik satu sama lain, dan tidak ada
energi yang diserap oleh gas ideal dan tidak mempunyai pengaruh pada energi potensial
internal. Jelaslah bahwa, ketika panas diserap oleh gas ideal akan menaikan energi
kinetik internal (temperatur) gas atau akan meninggalkan gas sebagai kerja eksternal
atau keduanya. Karena perubahan pada energi potensial internal, P, akan selalu
menjadi nol, persamaan umum energi untuk gas ideal dapat ditulis seperti pada
persamaan 1-11.
Q = K + W (1-11)
Supaya dapat dimengerti lebih baik, perubahan energi terjadi selama berbagai proses
harus selalu diingat bahwa perubahan pada temperatur gas menunjukkan perubahan
pada energi kinetik internal gas, sebaliknya, perubahan pada volume gas menunjukkan
kerja telah dilakukan oleh atau pada gas.
1. Proses volume konstan
Ketika gas dipanaskan pada saat itu juga gas ditahan dan volume tidak berubah,
tekanan dan temperatur akan merujuk pada hukum Charles (Gambar 1.13). Karena
volume gas tidak berubah, maka tidak ada kerja eksternal yang dilakukan dan W sama
dengan nol. Karena itu, untuk proses volume konstan ditunjukkan oleh huruf v kecil.
Q v = K v (1-12)
Persamaan 1-12 dapat dinyatakan selama proses volume konstan semua energidipindahkan pada gas sehingga energi kinetik internal gas meningkat. Tidak ada energi
yang hilang pada waktu gas sedang bekerja. Ketika gas didinginkan (kalor dibuang)
pada waktu volume konstan, semua energi dibuang secara efektif pada pengurangan
energi kinetik internal gas. Telah ditulis pada persamaan 1-11 , Q menunjukkan panas
dipindahkan pada gas, K menunjukkan meningkatnya energi kinetik internal, dan W
menunjukkan kerja yang dilakukan oleh gas. Karena itu, jika panas diberikan oleh gas,
maka Q negatif. Sebaliknya, jika energi kinetik internal gas menurun, maka K
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
33/200
18
negatif, dan jika kerja dilakukan pada gas, maka W negatif. Sebab itu, dalam
persamaan 1-12 , ketika gas didinginkan Q dan K negatif.
2. Proses tekanan konstan
Jika temperatur gas meningkat oleh penambahan panas pada waktu gas mulai
mengembang dan tekanan dijaga tetap konstan, volume gas akan meningkat sesuai
dengan hukum Charles (Gambar 1.11). Karena volume gas meningkat selama proses,
maka kerja dilakukan oleh gas pada waktu yang sama sehingga energi internal
meningkat. Sebab itu, pada waktu satu bagian dipindahkan, energi meningkat dan
disimpan sebagai energi kinetik internal. Untuk proses tekanan konstan, ditunjukkan
oleh huruf p kecil, persamaan energi dapat ditulis seperti pada persamaan 1-13.
Q p = K p + W p (1-13)
3. Proses temperatur konstan
Menurut hukum Boyle, ketika gas ditekan atau mengembang pada temperatur
konstan, tekanan akan berbanding terbalik dengan volume. Tekanan meningkat pada
waktu gas ditekan dan tekanan akan menurun pada waktu gas mengembang. Karena gas
akan melakukan kerja pada waktu mengembang, jika temperatur tetap konstan, energi
akan melakukan kerja yang harus diserap dari sumber luar (Gambar 1.12b). karena
temperatur gas tetap konstan, semua energi diserap oleh gas, selama proses gas ke luar
sebagai kerja, tidak ada yang disimpan oleh gas yang akan meningkatkan energi
internal. Ketika gas ditekan, kerja dilakukan pada gas, dan jika gas tidak didinginkan
selama kompresi, energi internal gas akan meningkat oleh sejumlah yang sama dengan
kerja kompresi. Oleh karena itu, jika temperatur gas tetap konstan selama kompresi, gas
harus membuang panas ke luar (lingkungan), sejumlah panas yang sama dengan jumlah
kerja yang dilakukan pada gas selama kompresi (Gambar 1.12c). Tidak ada perubahan
pada energi kinetik internal selama proses temperatur konstan. Oleh karena itu, dalam
persamaan 1-13 , K sama dengan nol dan persamaan umum energi untuk proses
temperatur konstan dapat ditulis seperti pada persamaan 1-14.
Q t = W t (1-14)
4. Proses adiabatik
Proses adiabatik digambarkan sebagai satu perubahan gas pada kondisi di mana
tidak ada penyerapan atau pembuangan panas, seperti dari atau ke luar benda selama
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
34/200
19
proses. Selanjutnya, tekanan, volume dan temperatur gas semuanya selama proses
adiabatic tidak ada yang konstan. Ketika mengembang secara adiabatik, gas melakukan
kerja eksternal dan energi dibutuhkan untuk melakukan kerja. Pada proses sebelumnya
digambarkan, gas menyerap energi untuk melakukan kerja dari sumber luar. Karena
selama proses adiabatik tidak ada panas yang diserap dari sumber luar, maka gas harus
melakukan kerja eksternal pada energinya sendiri. Ekspansi adiabatik selalu disertai
oleh penurunan temperatur gas pada waktu gas memberikan energi internalnya untuk
melakukan kerja (Gambar 1.14).
Gambar 1.14 Hubungan tekanan-volume pada proses adiabatik
Ketika gas ditekan secara adiabatik, kerja dilakukan pada gas oleh benda luar.Energi gas meningkat yang jumlahnya sama dengan yang diberikan oleh gas pada benda
luar selama kompresi, energi panas ekivalen dengan kerja yang dilakukan pada gas
sehingga meningkatkan energi internal dan temperatur gas meningkat. Karena tidak ada
panas, seperti yang dipindahkan ke atau dari gas selama proses adiabatik, Q a selalu nol
dan persamaan energi untuk proses adiabatik dapat ditulis seperti pada persamaan 1-15.
K a + W a = 0 (1-15)
Oleh karena itu ;
W a = - K a dan K a = - W a
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
35/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
36/200
21
memindahkan jumlah panas yang banyak dari gas melewati dinding silinder ke
sekelilingnya. Pemberian water jacket pada silinder biasnya akan meningkatkan jumlah
panas yang dibuang keluar dari kompresi mendekati isothermal.
6. Hubungan PVT selama proses adiabatik
Karena tekanan, volume dan temperatur semuanya berubah selama proses
adiabatik, semuanya tidak akan sesuai dengan hukum Charles dan hukum Boyle.
Hubungan antara tekanan, temperatur dan volume selama proses adiabatik dapat
dihitung oleh persamaan 1-16 sampai dengan 1-21.
T2 = T 1 x 1)-(k 2
1)-(k 1
V V
(1-16)
T2 = T 1 x (1
2
PP
)1)/k -(k
(1-17)
P2 = P 1 x (2
1
VV
)k
(1-18)
P2 = P 1 x (1
2
TT
)1)-k/(k
(1-19)
V2 = V 1 x (2
1
TT )
1)-1/(k
(1-20)
V2 = V 1 x (2
1
PP
)1/k
(1-21)
S. Titik didih
Hal yang paling penting pada sistem pendingin adalah pengertian tentang titik
didih cairan refrigeran dalam sistem. Dengan menurunkan titik didih, refrigeranmengambil panas sambil berubah wujud dan sebaliknya dengan menaikkan titik
pengembunannya, uap refrigeran menyerahkan panas yang dikandungnya sambil
berubah wujud pula. Pada dasarnya teknik pendingin bekerja hanya dengan menyetel
titik didih dari refrigeran. Titik didih dinyatakan sebagai temperatur di mana cairan
berubah jadi uap atau uap air jadi air kembali, tergantung pada arah mana enegri panas
itu mengalir.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
37/200
22
T. Temperatur jenuh
Pada bagian yang lalu telah dibahas bahwa titik didih dan temperatur
pengembunan suatu cairan pada tekanan kerja tertentu adalah sama. Ini berarti bahwa
cairan itu telah mencapai suatu titik di mana ia akan mulai berubah wujudnya menjadi
uap, temperatur inilah yang disebut temperatur jenuh cairan ( saturated liquid ) atau
temperatur didih atau temperatur penguapan. Sebaliknya jika uap didinginkan sampai
dicapai suatu keadaan uap jadi semakin merapat, akhirnya jadi tetes air, temperatur
inilah yang disebut temperatur jenuh uap ( saturated vapor ).
U. Uap Jenuh
Uap lanjut dari penguapan cairan disebut uap jenuh sepanjang temperatur dan
tekanan uap sama seperti cairan jenuh yang terjadi. Uap jenuh dapat digambarkan juga
sebagai uap pada temperatur dimana pendinginan uap lanjut disebabkan oleh sebagian
uap mengembun dan dengan cara tersebut struktur molekul cairan kembali lagi. Hal
tersebut penting untuk dipahami bahwa temperatur jenuh benda cair (temperatur pada
waktu cairan akan menguap jika panas ditambahkan) dan temperatur jenuh uap
(temperatur pada saat uap akan mengembun jika panas dibuang) akan memberikan
tekanan yang sama dan cairan tidak akan cair lagi pada temperatur di atas temperatur
jenuh, sedangkan uap tidak akan tetap uap pada temperatur di bawah temperatur jenuh.
Gambar 1.16 Uap jenuh ( saturated vapor )
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
38/200
23
Contoh dalam Gambar 1.16, air dalam bejana yang dipanaskan akan jenuh dan
menguap pada 212 oF sebagai panas laten penguapan yang disuplai oleh pemanas. Uap
(steam) meningkat dari air jenuh dan tetap pada temperatur jenuh (212 oF) sampai
mencapai kondenser. Uap jenuh memberikan panas pada air yang dingin dalam
kondenser, air tersebut mengembun kembali menjadi cairan. Karena pengembunan
terjadi pada temperatur konstan, maka air dihasilkan dari pengembunan uap juga pada
212 oF. Panas laten penguapan menyerap penguapan air ke dalam uap air (steam) yang
diberikan oleh uap air sebagai uap air pengembunan yang kembali menjadi air.
V. Uap panas lanjut dan Cairan dingin lanjut
Uap pada temperatur di atas temperatur jenuh adalah uap panas lanjut. Jika
setelah penguapan, uap dipanaskan sehingga temperatur naik di atas penguapan cairan,
uap dikatakan panas lanjut (superheated). Uap panas lanjut diperlukan untuk
memisahkan uap dari penguapan caiaran ditunjukkan dalam Gambar 1.17. Sepanjang
uap tetap berhubungan dengan cairan, maka akan tetap jenuh. Hal tersebut disebabkan
adanya penambahan panas pada campuran uap-cairan yang hanya akan menguap lebih
lanjut adalah ciaran dan tidak ada superheating yang terjadi.
Gambar 1.17 Uap panas lanjut ( superheated vapor )
Sebelum uap panas lanjut dapat mengembun, uap harus di desuperheated , yaitu
uap harus didinginkan sampai temperatur jenuh. Panas dibuang dari uap panas lanjut
yang akan menyebabkan temperatur uap menurun sampai temperatur jenuh tercapai.
Pada titik ini, pembuangan panas terus-menerus akan menyebabkan bagian dari uap
akan mengembun (kondensasi). Jika setelah kondensasi, cairan didinginkan sehingga
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
39/200
24
temperatur turun di bawah temperatur jenuh, cairan disebut dingin lanjut (subcooled).
Kemudian cairan pada temperatur di bawah temperatur jenuh dan di atas titik peleburan
adalah cairan dingin lanjut (subcooled).
W. Pengaruh tekanan pada temperatur jenuh
Temperatur jenuh cairan atau uap berbeda tekanannya. Meningkatnya tekanan
akan menaikan temperatur jenuh dan penurunan tekanan akan menurunkan temperatur
di bawah temperatur jenuh. Contoh : temperatur jenuh air pada tekanan atmosfir (0 psig
atau 14,7 psia) adalah 212 oF. Jika tekanan di atas air meningkat dari 0 psig sampai 5,3
psig (20 psia), temperatur jenuh air meningkat dari 212 oF sampai 228 oF. dilain pihak,
jika tekanan di atas air berkurang dari 14,7 psia menjadi 10 psia, maka temperatur jenuh
air yang baru akan menjadi 193,2 oF. Gambar 1.18 menunjukkan grafik hubungan
antara tekanan dan temperatur uap jenuh air.
Gambar 1.18 Grafik hubungan tekanan dan temperatur uap jenuh air
Guna menggambarkan pengaruh tekanan pada temperatur jenuh cairan,diasumsikan bahwa air disimpan dalam bejana tertutup yang dilengkapi dengan katup
penutup pada bagian atas (Gambar 1.19a). Alat ukur compound digunakan untuk
menentukan tekanan yang terjadi dalam bejana dan dua termometer dipasang untuk
mencatat temperatur air dan temperatur uap di atas air. Dengan katup penutup
membuka, tekanan terjadi di atas air yaitu pada tekanan atmosfir (0 psig atau 14,7 psia).
Karena temperatur jenuh air pada tekanan atmosfir 212 oF, maka temperatur air akan
meningkat pada waktu air dipanaskan sampai mencapai 212 oF. Pada titik ini, jika
dipanaskan lebih lanjut, air akan mulai menguap. Segera ruang di atas air akan terisi
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
40/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
41/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
42/200
27
BAB II
KOMPONEN UTAMA REFRIGERASI DAN TATA UDARA
A. Kompresor
Kompresor adalah bagian terpenting dari sistem refrigerasi. Pada tubuh manusia
kompresor dapat diumpamakan sebagai jantung yang memompa darah keseluruh tubuh
kita. Sedangkan kompresor menekan refrigeran ke semua bagian dari sistem. Pada
sistem refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan, sehingga refrigeran
dapat mengalir dari satu bagian ke lain bagian dari sistem. Karena adanya perbedaan
tekanan antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah, maka refrigeran cair dapat
mengalir melalui alat ekspansi ke evaporator. Tekanan gas di dalam evaporator harus
lebih tinggi dari teklanan gas di dalam saluran hisap ( suction ), agar gas dingin dari
evaporator dapat mengalir melalui saluran hisap ke kompresor. Gas dingin tersebut di
dalam kompresor hermetik berguna untuk mendinginkan kumparan motor listrik dan
minyak pelumas kompresor. Kompresor pada sistem refrigerasi gunanya untuk:
1) Menurunkan tekanan di dalam evaporator, sehingga refrigeran cair di dalam
evaporator dapat mendidih/menguap pada suhu yang lebih rendah dan menyerap
panas lebih banyak dari ruang di dekat evaporator.
2) Menghisap refrigeran gas dari evaporator dengan suhu rendah dan tekanan rendah
lalu memampatkan gas tersebut sehingga menjadi gas suhu tinggi dan tekanan
tinggi. Kemudian mengalirkannya ke kondensor, sehingga gas tersebut dapat
memberikan panasnya kepada media pendingin kondensor lalu mengembun.
Pada sistem refrigerasi kompresi uap, terdapat beberapa macam kompresor yang sering
dipakai untuk mengkompresikan uap refrigeran. Kompresor dapat dibedakan berdasarkan letak motornya dan cara kerjanya.
1. Jenis kompresor berdasarkan letak motornya
a. Kompresor open type
Kompresor ini disebut juga kompresor tipe terbuka (Gambar 2.1) karena antara
penggerak eksternal dengan bagian pengkompresinya tidak satu rumah (tidak bersatu),
sehingga diperlukan belt/flexible coupling sebagai penyambung penggerak ke
compressor shaft. Penggerak eksternal bisa menggunakan motor listrik, turbin ataupun
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
43/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
44/200
29
b. Kompresor semi hermetic
Kompresor semi hermetic adalah kompresor yang motor penggeraknya berada
satu rumah dengan housing kompresornya serta didinginkan oleh refrigeran,
ditunjukkan oleh Gambar 2.2. Arti semi hermetic di sini adalah seal pada housing
compressor didesain supaya bisa dibuka untuk perbaikan dan overhaul kompresor atau
motornya. Sama halnya dengan kompresor hermetic, panas motor didinginkan melalui
refrigeran dari suction line , refrigeran dari injeksi liquid line dan oli kompresor.
Kelebihan dan kekurangan kompresor tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Gambar 2.2 Kompresor Semi hermetic
Tabel 2.2 Kelebihan dan kekurangan kompresor semi hermetic
No. Kelebihan kekurangan1. Memudahkan penggantian motor
karena seal antara motor dankompresor yang bisa dibuka.
Ketika terjadi kerusakan mekanis,maka semua sistem harus dibersihkan.
2. Harga lebih ekonomis dibandingkankompresor open type
Ketika terjadi pecah katup akibatliquid suction biasanya disertai motorterbakar akibat serpihan logam masukke dalam motor.
Discharge
Connecting
Crank Shaft
Oil Filter
Oil Reservoir
Cylinder
Piston
Suction
Stator Winding
Rotor
Housing
Crank Case
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
45/200
30
c. Kompresor hermetic
Kompresor hermetic adalah kompresor yang motor penggeraknya dipatenkan
berada satu rumah dengan housing kompresornya, sehingga tidak diperlukan shaft
coupling , seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.3. Panas motor didinginkan melalui
refrigeran dari suction line dan oli kompresor. Kelebihan dan kekurangan kompresor
tipe ini ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Gambar 2.3. Hermetic-Type Compressor
Tabel 2.3 Kelebihan dan kekurangan kompresor hermetic
No. Kelebihan kekurangan1. Harga murah. Ketika motor terbakar, maka jarang
diservice biasanya langsung diganti.2. Noise level rendah. Level oli sulit dilihat.
2.
Jenis kompresor berdasarkan cara kerjanyaa. Kompresor Reciprocating (Torak)
Sesuai dengan namanya, kompresor ini menggunakan torak atau piston yang
diletakkan di dalam silinder. Piston dapat bergerak bebas turun naik untuk
menimbulkan efek penurunan volume gas yang berada di bagian atas piston. Di bagian
atas silinder diletakkan katup yang dapat membuka dan menutup karena mendapat
tekanan dari gas. Kebanyakan unit kompresor reciprocating memiliki lebih dari satu
piston-silinder yang berada pada satu crankshaft. Refrigeran yang paling banyak
digunakan untuk kompresor reciprocating diantaranya refrigeran 12, refrigeran 22,
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
46/200
31
refrigeran 500, refrigeran 502 dan refrigeran 717 (Ammonia). Motor pada kompresor
reciprocating didinginkan melalui gas refrigeran dari suction lain. Pada Gambar 2.4
ditunjukkan tipe kompresor reciprocating.
Gambar 2.4 Kompresor resiprocating
b. Kompresor rotary centrifugal
Pada Gambar 2.5 ditunjukkan tipe kompresor rotary centrifugal. Kompresi pada
kompresor sentrifugal menggunakan prinsip kompresi dinamik dengan melibatkan
perubahan energi untuk menaikkan tekanan dan temperatur refrigeran.
Gambar 2.5 Rotary-Centrifugal Compressor
Proses kompresi pada kompresor sentrifugal mengubah energi kinetik (kecepatan)
menjadi energi statik (tekanan). Pada kompresor sentrifugal penambahan tekanan gas
dilakukan dengan memutar impeller. Impeller mempunyai sudu-sudu (blade),
Discharge port
Discharge line
Inlet Guide VaneSuction Port
Volute Diffuser
RotorImpeller
Suction
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
47/200
32
ditunjukkan oleh Gambar 2.6. Akibat berputarnya impeller ini maka gas yang masuk
melalului sisi inlet akan menerima gaya sentrifugal, dengan bentuk sudu dan keluar dari
sekeliling impeller. Setelah gas tersebut keluar dari impeller maka gas yang sudah
mempunyai tekanan tersebut akan mengalir melalui diffuser dan volute.
Gambar 2.6 Impeller blade, passage, diffuser passage dan volute
Pada diffuser dan Volute ini kecepatan gas dikurangi dan akibatnya tekanan gas akan
bertambah besar. Gas yang sudah mempunyai tekanan tinggi dialirkan melalui keluar
(discharge line). Kalau tekanan yang keluar dari kompresor kurang besar seperti untuk
mendapatkan gas dengan tekanan yang tinggi maka dipakai multy-stage centrifugal
compressor, seperti Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Multistage Centrifugal Compressor
Pada kompresor multy-stage (bertingkat) centrifugal compressor ini gas dari
impeller pertama setelah melalui diffuser akan mengalir ke impeller berikutnya. Untuk
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
48/200
33
diperbesar tekanannya. Jadi pada setiap impeller gas akan memperoleh tambahan
tekanan. Makin banyak impeller maka makin besar tekanan didapatkan. Setiap tingkat
(stage ) mempunyai sebuah impeller dan diffuser. Kompresor sentrifugal dilengkapi
satu atau lebih impeller untuk mengkompresi refrigeran. Suatu multistage kompresor
akan menggunakan lebih dari satu impeller untuk menaikkan tekanan refrigeran.
Refrigeran yang telah dikompresi keluar dari outlet stage pertama impeller kompresor
dan kemudian masuk ke dalam inlet stage kedua impeller kompresor. Setelah
berakselarasi, uap refrigeran akan meninggalkan impeller terakhir dan terkumpul di
volute untuk disalurkan ke kondenser.
c. Kompresor helical-rotary screw
Pada Gambar 2.8 ditunjukkan tipe kompresor helical-rotary screw. Kompresor
tipe ini menggunakan 2 buah screw, seperti rotor, yang berfungsi sebagai alat
pengkompresi. Male screw merupakan screw yang digerakkan oleh motor, sedangkan
female screw bergerak mengikuti male screw. Namun ada juga kompresor screw yang
hanya menggunakan single screw dilengkapi dengan dua buah stargate (rotor gate)
sebagai alat pengkompresinya.
Gambar 2.8 Kompresor twin screw dan single screw
Pada umumnya jenis kompresor twin screw adalah yang lebih banyak digunakan
dalam sistem refrigerasi. Prinsip utama pengkompresian pada kompresor twin screw
adalah menjebak refrigeran pada celah-celah screw dengan menyempitkan volume
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
49/200
34
ruangnya. Langkah-langkah kompresi pada kompresor twin screw dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) sejumlah refrigeran masuk melalui intake port dari sebelah kanan, gas yang masih
bertekanan suction akan dibatasi oleh housing kompresor, seperti terlihat pada
Gambar 2.9.
2) Selanjutnya akibat putaran dari rotor akan menjebak uap refrigeran ke sebelah
kanan menuju meshing point (titik penjebakan).
3) Rotor masih terus berputar yang akan menyebabkan meshing point yang berisi uap
refrigeran bergerak menuju katup discharge diakhir dari kompresor.
4) Pada akhirnya, celah ulir yang terisi refrigeran yang sudah terkompresi keluar
menuju discharge port. Pada kompresor twin screw tidak ada katup yang digunakan
untuk memasukkan dan mengeluarkan refrigeran tetapi menggunakan port.
Kompresor dengan model ini disebut ported.
Gambar 2.9 Mekanisme refrigeran di kompresor
d. Kompresor scroll
Kompresor scroll bekerja dengan menggunakan prinsip menjebak uap refrigeran
dan mengkompresikannya dengan penyempitan volume refrigeran secara perlahan-
lahan. Kompresor scroll menggunakan konfigurasi dua scroll yang dipasang saling
berhadapan. Kompresor scroll biasanya digunakan untuk sistem heat pump, AC Split,
Windows AC, Split Duct dan Water Chiller berskala kecil. Sroll paling atas disebut
stationary scroll , dimana terdapat discharge port. Sedangkan scroll paling atas disebut
driven scroll , yang dihubungkan dengan motor melalui poros dan bearing . Stationary
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
50/200
35
Scroll adalah scroll yang diam sedangkan Driver scroll adalah scrol yang berputar.
Selengkapnya Gambar 2.10 menampilkan tipe kompresor scroll.
Gambar 2.10 Kompresor Scroll
B. Kondensor
Kondensor gunanya untuk membuang kalor dan mengubah wujud refrigeran dari
gas menjadi cair. Kondensor seperti namanya adalah alat untuk membuat kondensasi
refrigeran gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Refrigeran di
dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari evaporator dan panas
yang ditambahkan oleh kompresor. Kondensor ditempatkan antara kompresor dan alat
ekspansi, jadi pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor ditempatkan di luar
ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat membuang panasnya ke luar kepada
media pendinginnya. Pemilihan jenis dan ukuran kondensor untuk suatu sistem,
terutama didasarkan pada yang paling ekonomis, seperti: harga dari kondensor, jumlah
energi yang diperlukan, harga dan keadaan media pendingin yang akan dipakai untuk
mendinginkan kondensor. Selain itu tempat atau ruangan yang diperlukan oleh
kondensor juga harus diperhitungkan. Kondensor dapat dibagi menjadi tiga jenis
Stationary
Driven scroll
Suction
Discharge
Suction
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
51/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
52/200
37
Air cooled condenser biasanya didesain oleh pabrikannya agar suhu
kondensingnya berkisar antara 30 sampai 40 0F di atas suhu ambien (udara sekitar).
Salah satu kelemahan dari air cooled condenser adalah bila suhu ambien meningkat
tinggi, misalnya mencapai 110 oF, pada kondisi tersebut maka suhu kondensingnya
menjadi katakanlah 150 F. Untuk sistem yang menggunakan R12 maka tekanan
kondensingnya dapat mencapai 249 psia atau 369 psia bila menggunakan R22.
Dibandingkan dengan pemakaian water cooled condenser, pada suhu ambien 110 0F
maka suhu airnya katakanlah mencapai 75 oF, sehingga suhu dan tekanan kondensing
untuk R12 adalah 100 0F dan 130 psia atau 210 psia untuk R22, sehingga komsumsi
daya yang diambil kompresornya juga lebih rendah. Berikut ini diberikan sebuah contoh
kasus untuk lebih memperjelas untung rugi menggunakan air cooled condenser. Water
cooled condenser dengan suhu air 75 0F, memperlukan kompresor yang berkapasitas 5
Hp untuk menghasilkan efek refrigerasi sebesar 5 ton. Bila menggunakan air colled
condenser maka untuk menghasilkan efek refrigerasi yang sama diperlukan kompresor
yang berkapasitas 7,5 Hp.
Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi alamiah dan
konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai laju aliran
udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan
angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk
unit-unit yang kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah tangga, dan lain-lain.
Kondensor berpendingin udara yang menggunakan bantuan kipas dalam
mensirkulasikan media pendinginannya dikenal sebagai kondensor berpendingin udara
konveksi paksa. Secara garis besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
a. Remote condenser
Jenis remote air cooled condenser, pada Gambar 2.12, yang dipasang di dalamruangan harus mendapat cukup sirkulasi udara luar. Untuk pemasangan di luar ruangan
harus diperhatikan orientasi matahari dan arah angin agar kondenser terlindung dan
mendapat sirkulasi udara yang cukup. Kapasitasnya berkisar antara 1 kW sampai 500
kW atau lebih. Rancangan yang baik dilihat dari kecepatan aliran udara minimum yang
menghasilkan aliran turbulen dan koefisien perpindahan panas yang tinggi. Kenaikan
laju aliran udara dari suatu titik dapat menyebabkan drop tekanan berlebihan sehinggga
daya motor kipas kondenser harus dinaikan agar sirkulasi udara bertambah besar.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
53/200
38
Kecepatan aliran udara yang melewati sebuah air cooled condenser didefinisikan
sebagai berikut :
Kecepatan udara normal biasanya berkisar antara 2,5 m/s sampai dengan 6 m/s. Cp
adalah panas jenis udara sekitar kondensor, T adalah selisih temperatur udara
melewati kondensor, dan adalah rapat massa udara sekitar kondensor.
Gambar 2.12 Jenis remote air cooled condenser
b. Condensing unit.
Kapasitas kondensor jenis condensing unit pada Gambar 2.13 biasanya cocokuntuk beban mulai < 1 kW s/d 500 kW, bahkan kadang dapat lebih dari 500 kW.
Keuntungan dari air cooled condenser adalah tersedianya udara yang cukup sebagai
media pendingin tanpa memerlukan biaya tambahan. Sedangkan kerugiannya adalah
sistem refrigerasi beroperasi pada tekanan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kondenser berpendingin air, akibatnya kompressor akan memerlukan daya yang
lebih besar sebagai kompensasi dari kenaikan tekanan dan temperatur kerjanya.
Gambar 2.13 Condensing unit.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
54/200
39
2. Water Cooled Condenser
Kondeser dengan pendinginan air ( water-cooled condenser ) digunakan pada
sistem yang berskala besar untuk keperluan komersial di lokasi yang mudah
memperoleh air bersih. Water Cooled Condenser biasanya menjadi pilihan yang
ekonomis bila terdapat suplai air bersih secara mudah dan murah. Faktor lain yang perlu
mendapat pertimbangan adalah adanya tumpukan kotoran dan kerak air di dalam pipa-
pipa air pendingin bila kualitas airnya tidak bagus. Pada condenser jenis ini seperti
tampak pada Gambar 2.14, suhu dan banyaknya air sebagai media pendingin kondenser
akan menentukan suhu dan tekanan kondensing dari sistem refrigerasinya dan secara
tidak langsung juga akan menentukan kapasitas kompresinya.
Gambar 2.14 Water Cooled Condenser
Pada lokasi di mana air perlu dihemat karena kesulitan memperoleh air bersih,
maka biasanya digunakan Cooling Tower . Efek mengggunakan cooling tower , maka air
hangat yang keluar dari kondenser dapat didinginkan lagi sampai mendekati tingkat
suhu wet bulb ambient temperatur. Hal ini memungkinkan untuk terus mensirkulasi air
dan mengurangi komsumsi penggunaan air. Water cooled condenser dibedakan menjadidua macam, yaitu :
a. Sistem air buang, digunakan untuk sistem sangat kecil namun bersifat boros.
b. Sistem air tersirkulasi ulang.
Pengalaman menunjukkan bahwa laju aliran air untuk sistem air tersirkulasi ulang
antara 0,045 l/s sampai 0,06 l/s per kW adalah paling ekonomis dan seimbang antara
daya yang dibutuhkan kompresor dengan yang dibutuhkan pompa. Makin rendah laju
aliran air, maka makin tinggi kenaikkan temperatur, sehingga dibutuhkan rangkaian
pipa yang lebih panjang. Faktor yang harus diperhatikan adalah kecepatan air dan
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
55/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
56/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
57/200
42
3. Evaporative Condenser
Pada Gambar 2.18 ditunjukkan jenis evaporative condenser, pada sistem ini
panas dipindahkan dengan menggunakan air dan udara yang dimodifikasi sedemikian
rupa sehingga dapat menghasilkan efek yang baik bagi kapasitas kondenser. Kondenser
jenis ini didinginkan langsung dengan air yang disemburkan dan hembusan udara yang
menambah efek pendinginan kondenser. Tingkat keefektifan evaporative condenser
tergantung pada suhu wet bulb dari udara yang masuk ke dalam unitnya, di mana suhu
wet bulb tersebut ditentukan oleh suhu water spray-nya. Condensing unit dengan jenis
ini biasanya digunakan untuk sistem yang berkapsitas di atas 100 ton refrigerasi. Selama
operasinya pompa akan mensirkulasi air pendingin dari water pan menuju ke coil
condenser melalui spray nozzle, dalam hal ini diperlukan suplai air tambahan untuk
mencegah kotoran/lumpur masuk dan menempel pada permukaan coil condensernya
dan disamping itu juga digunakan untuk mengurangi efek keasaman air pendinginnya.
Gambar 2.18 Evaporative condenser
Centrifugal fan akan menghisap panas yang dikandung udara dan air. Udara
ditarik dari bagian bawah (dasar) menuju ke atas melalui rankaian pipa refrigeran
(condenser), eliminator dan fan. Pipa refrigerannya tidak dilengkapi dengan fin (non
finned tube) agar tidak terjadi penimbunan kotoran dan debu pada pipanya yang dapat
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
58/200
43
mengganggu aliran udaranya. Condenser ini dapat diletakkan di luar ( out door ) ataupun
di dalam ( indoor ) ruangan. Bila diletakkan di dalam ruangan harus dilengkapi dengan
sistem ventilasi yang baik dengan menggunakan duct untuk membuang udara panas di
mana tingkat humiditas relatifnya telah meningkat secara tajam ke luar ruangan.
Tekanan air yang disirkulasikan oleh suatu pompa biasanya sebesar 15 psi sedang
kecepatan udara yang melewati coil sebesar 600 fpm. Sebagian kecil airnya akan
menguap karena proses transfer panas. Air yang tidak menguap akan memperoleh
pendinginan karena panasnya ditarik oleh fan yang memproduksi adiabatic cooling
terhadap air tersebut sehingga suhu air dapat diturunkan hingga mencapai titik tertentu.
Gas panas refrigeran mengalir masuk ke condenser, selanjutnya gas panas tersebut akan
berubah wujud menjadi liquid refrigeran dan akan ditampung di receiver.
Gas refrigeran yang keluar dari sisi tekan kompresor disalurkan ke kondenser.
Gas tersebut mempunyai suhu dan tekanan tinggi dalam kondisi superheat. Selanjutnya
saat berada di kondenser gas panas lanjut tersebut mengalami penurunan suhu akibat
adanya perbedaan suhu antara gas dan medium lain yang ada disekitarnya, yang dapat
berupa udara atau air. Penurunan suhu gas refrigeran tersebut diatur sampai mencapai
titik embunnya. Akibatnya refrigerannya akan merubah bentuk dari gas menjadi liquid
yang masih bertekanan tinggi. Dari pengalaman, agar diperoleh performa yang optimal
dari mesin refrigerasi kompresi gas maka suhu kondensasinya diatur agar mempunyai
harga 6 sampai 17 derajat celsius di atas suhu ambien tergantung dari suhu
evaporasinya, seperti tampak pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Patokan penentuan suhu kondensasi
Suhu Evaporasi(0C)
Suhu Kondensasi(Air Cooled Condenser)
Suhu Kondensasi(Water Cooled Condenser)
- 18 sampai -23 Suhu ambien + 9 0C Suhu air + 6 0C
- 10 sampai -17 Suhu ambien + 11 C Suhu air + 8 C- 4 sampai - 9 Suhu ambien + 14 C Suhu air + 11 C
di atas - 3 Suhu ambien + 17 C Suhu air + 14 C
Berdasarkan patokan di atas, maka suhu dan tekanan kondensasi dapat ditentukan
dengan cepat dan akurat.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
59/200
44
C. Evaporator
Evaporator juga disebut: Boiler, freezing unit, low side, cooling unit atau nama
lainnya yang menggambarkan fungsinya atau lokasinya. Fungsi dari evaporator adalah
untuk menyerap panas dari udara atau benda di dalam ruangan yang didinginkan.
Kemudian membuang kalor tersebut melalui kondensor di ruang yang tidak
didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja menghisap refrigeran gas dari evaporator,
sehingga tekanan di dalam evaporator menjadi rendah. Evaporator fungsinya kebalikan
dari kondensor. Tidak untuk membuang panas ke udara di sekitarnya, tetapi untuk
mengambil panas dari udara di dekatnya. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang
sedang didinginkan, sedangkan evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang sedang
didinginkan. Kondensor tempatnya diantara kompresor dan alat ekspansi, jadi pada sisi
tekanan tinggi dari sistem. Evaporator tempatnya diantara alat ekspansi dan kompresor,
jadi pada sisi tekanan rendah dari sistem. Evaporator dibuat dari bermacam-macam
logam, tergantung dari refrigeran yang dipakai dan pemakaian dari evaporator sendiri.
Logam yang banyak dipakai: besi, baja, tembaga, kuningan dan aluminium.
1. Jenis evaporator berdasrkan konstruksinya
a. Bare tube evaporator
Evaporator jenis bare-tube pada Gambar 2.19, terbuat dari pipa baja atau pipa
tembaga. Penggunaan pipa baja biasanya untuk evaporator berkapasitas besar yang
menggunakan refrigerant ammonia. Pipa tembaga biasa digunakan untuk evaporator
berkapasitas rendah dengan refrigeran selain ammonia.
Gambar 2.19 Bare tube evaporator(Sumber: toolboxes.flexiblelearning.net.au)
b. Finned tube evaporator
Evaporator jenis finned tube pada Gambar 2.20 adalah evaporator bare-tube
tetapi dilengkapi dengan sirip-sirip yang terbuat dari plat tipis alumunium yang
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
60/200
45
dipasang disepanjang pipa untuk menambah luas permukaan perpindahan panas. Sirip-
sirip alumunium ini berfungsi sebagai permukaan transfer panas sekunder. Jarak antar
sirip disesuaikan dengan kapasitas evaporator, biasanya berkisar antara 40 sampai 500
buah sirip per meter. Evaporator untuk keperluan suhu rendah, jarak siripnya berkisar
80 sampai 200 sirip per meter. Untuk keperluan suhu tinggi, seperti room AC, jarak fin
berkisar 1,8 mm.
Gambar 2.20 Finned tube evaporator(Sumber: www.watcharaaircon.com )
c. Plate surface evaporator
Evaporator permukaan plat atau plate-surface pada Gambar 2.21, dirancang
dengan berbagai jenis. Beberapa diantaranya dibuat dengan menggunakan dua plat tipis
yang dipres dan dilas sedemikian sehingga membentuk alur untuk mengalirkan
refrigeran.. Cara lainnya, menggunakan pipa yang dipasang diantara dua plat tipis
kemudian dipress dan dilas.
Gambar 2.21 Plate surface evaporator (Sumber: tommyji.en.made-in-china.com)
2. Jenis evaporator berdasarkan metoda pemasokan refrigerannya
a. Dry expansion evaporator
Pada jenis expansi kering ditunjukkan oleh Gambar 2.22, cairan refrigerant yang
diexpansikan melalui katup expansi, pada waktu masuk ke dalam evaporatot sudah
http://www.watcharaaircon.com/http://www.watcharaaircon.com/http://www.watcharaaircon.com/http://www.watcharaaircon.com/ -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
61/200
46
dalam keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan
uap kering. Oleh sebagian besar dari evaporator terisi oleh uap refrigerant, maka
perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan keadaan
dimana evaporator terisi oleh refrigerant cair. Akan tetapi, evaporator jenis expansi
kering tidak memerlukan refrigerant dalam jumlah yang besar. Disamping itu, jumlah
minyak pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat kecil.
Gambar 2.22 Dry expansion evaporator(Sumber: www.tradekorea.com )
b. Flooded evaporator
Pada evaporator tipe banjir ditunjukkan oleh Gambar 2.23, gelembung
refrigerant yang terjadi karena pemanasan akan naik kemudian pecah pada cair atau
terlepas dari permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam akumulator
yang memisahkan uap dari cairan maka refrigerant yang ada dalam bentuk uap sajalah
yang masuk ke dalam kompresor. Bagian refrigerant cair yang dipisahkan di dalam
akumulator akan masuk kembali ke dalam evaporator, bersama-sama dengan refrigerant
(cair) yang berasal dari kondensor. Jadi tabung evaporator terisi oleh cairan refrigeran.
Cairan refrigeran menyerap kalor dari fluida yang hendak digunakan (air larutan garam,
dsb), yang mengalir di dalam pipa uap refrigeran yang terjadi dikumpulkan di bagian
atas dari evaporator sebelum masuk ke kompresor.
Gambar 2.23 Flooded evaporator(Sumber: www.freepatentsonline.com )
http://www.tradekorea.com/http://www.tradekorea.com/http://www.tradekorea.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.freepatentsonline.com/http://www.tradekorea.com/ -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
62/200
47
3. Jenis evaporator berdasarkan sirkulasi udaranya
a. Natural convection evaporator
Natural convection evaporator adalah evaporator yang aliran udaranya mengalir
secara alami tanpa adanya dorongan atau paksaan dari kipas atau blower . Pada
evaporator jenis ini udara yang telah didinginkan akan jatuh ke bawah karena massa
jenisnya yang lebih berat dari udara yang lebih panas.
Gambar 2.24 Natural convection evaporator(Sumber: www.scielo.br )
b. Forced convection evaporator
Pada Forced convection evaporator ditunjukkan oleh Gambar 2.25, udara yang
mengalir melalui evaporator dihembuskan secara paksa menggunakan kipas atau
blower . Sehingga sirkulasi udara berlangsung secara cepat dan lebih efektif. Pada
beberapa jenis sistem refrijerasi dan tata udara, kecepatan aliran udara dapat diatur
dengan mengatur hembusan dari kipas atau blower tersebut.
Gambar 2.25 Forced convection evaporator (Sumber: ahmedabad.khojle.in)
http://www.scielo.br/http://www.scielo.br/http://www.scielo.br/http://www.scielo.br/ -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
63/200
48
4. Jenis evaporator berdasarkan fluida yang didinginkan
a. Air cooling evaporator
Evaporator jenis air cooling , adalah evaporator yang mendinginkan produk
dengan udara dingin yang telah melawati evaporator tersebut, udara yang telah
didinginkan didistribusikan untuk mendinginkan benda atau udara yang akan
dikondisikan, penggunaan evaporator jenis ini biasanya seperti AC split, Cold storage
room dan lemari es.
b. Liquid chilling evaporator
Liquid chilling evaporator mendinginkan fluida cair biasanya berupa air atau
larutan ari dengan garam. Air yang telah didinginkan nantinya akan didistribusikan pada
wadah yang dinamakan AHU (khusus untuk AC) untuk mendinginkan ruangan, atau
didistribusikan ke dalam pipa ganda yang memiliki dua lubang untuk mendinginkan
produk cair seperti susu. Penggunaan liquid chilling evaporator biasanya pada AC
central, pabrik susu dan pabrik es komersial. Liquid chilling evaporator ada beberapa
jenis yaitu:
1) Double pipe cooler (tube in tube cooler)
Tube in tube cooler seperti Nampak pada Gambar 2.26 adalah evaporator yang
pipanya terdiri dari dua lubang yang salurannya berbeda, saluran yang satu biasanya
adalah untuk saluran refrigeran, sedangkan saluran yang satunya lagi biasanya untuk
fluida yang akan didinginkan, biasanya air. Selain itu, pada tube in tube cooler saluran
pertama biasanya untuk aliran air dingin dan saluran yang satunya lagi untuk produk
yang akan didinginkan seperti susu. Aliran kedua fluida yang mengalir biasanya
berlawanan arah supaya perpindahan kalor menjadi lebih efektif.
Gambar 2.26 Tube in tube evaporator
(Sumber: www.packless.com )
http://www.packless.com/http://www.packless.com/http://www.packless.com/http://www.packless.com/ -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
64/200
49
2) Baudelot cooler (falling film surface)
Pada baudelot cooler yang ditunjukkan oleh Gambar 2.27, air diguyurkan
melalui pipa-pipa evaporator. Sehingga, pada lapisan pipa tersebut membentuk lapisa es
yang tipis, kemudian air yang jatuh ditampung pada panampungan air dan selanjutnya
didistribusikan untuk mendinginkan benda atau ruangan.
Gambar 2.27 Baudelot cooler(Sumber: www.colmaccoil.com )
3) Shell and coil evaporator
Shell and coil evaporator pada Gambar 2.28, terbuat dari sebuat tabung yang
besar. Pada bagian dala tabung tersebut terdapat pipa yang berbentuk seperti lilitan atau
coil . Pada coil tersebut dialirkan refrigeran, sedangkan pada bagian tabung/ shell
dialirkan air.
Gambar 2.28 Shell coil evaporator
4) Shell and tube evaporator
Shell and tube evaporator yang nampak pada Gambar 2.29, terdiri dari sebuah
tabung besar yang di dalamnya dipasang pipa-pipa. Pada pipa-pipa tersebut dialirkan air
http://www.colmaccoil.com/http://www.colmaccoil.com/http://www.colmaccoil.com/http://www.colmaccoil.com/ -
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
65/200
50
yang akan didinginkan, selanjutnya air tersebut digunakan untuk mendinginkan ruangan
atau benda. Penggunaan shell and tube evaporator biasanya pada chiller .
Gambar 2.29 Shell and tube evaporator
5. Jenis evaporator berdasarkan sistem kontak refrigerannya
a. Direct system
Direct system adalah jenis evaporator yang proses pendinginannya langsung
mendinginkan produk atau ruangan yang akan dikondisikan, refrigeran yang menguap pada evaporator langsung mengambil kalor dari produk atau ruangan yang akan
dikondisikan.
b. Indirect system
Pada indirect system , uap refrigeran yang menguap mengambil kalor dari fluida
yang didinginkan, fluida tersebut biasanya disebut dengan secondary refrigerant .
Refrigeran sekunder tersebut nantinya akan mendinginkan ruangan atau produk yang
akan dikondisikan. Sistem yang biasanya menggunakan indirect system adalah waterchiller dan pabrik es komersial.
D. Alat ekspansi
Alat ekspansi ( metering device ) pada sistem refrigerasi merupakan suatu tahanan
yang tempatnya diantara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah. Refrigeran cair
yang mengalir melalui alat ekspansi, tekanannya diturunkan dan jumlahnya diatur
sesuai dengan keperluan evaporator. Alat ekspansi harus memberikan kapasitas yang
maksimum kepada evaporator, tetapi tidak membuat beban lebih kepada evaporator.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
66/200
51
Alat ekspansi bekerjanya atas dasar: 1) perubahan tekanan, 2) perubahan suhu, 3)
perubahan jumlah atau volume refrigeran, 4) gabungan dari perubahan tekanan, suhu
dan volume refrigeran. Kompresor harus mempunyai kapasitas yang cukup besar untuk
menghisap refrigeran dari evaporator. Refrigeran yang dihisap harus lebih besar
jumlahnya daripada yang dialirkan keluar dari alat ekspansi. Kompresor yang dapat
melaksanakan hal ini, dapat mempertahankan tekanan yang rendah atau vakum di
evaporator. Hal ini perlu untuk membuat refrigeran di evaporator menguap pada suhu
yang rendah. Untuk mengatur jumlah aliran refrigeran dan membuat perbedaan tekanan
pada sistem, dahulu sistem refrigerasi memakai alat eksapansi yang harus selalu diawasi
dan dapat diputar dengan tangan. Sekarang setelah mendapat banyak kemajuan dalam
bidang: perencanaan, pelaksanaan dan perawatan, telah dapat dibuat alat eksapansi pada
sistem refrigerasi yang bekerjanya: efisien, ekonomis dan otomatis.
Berdasarkan cara kerjanya alat ekspansi terbagi menjadi enam jenis yaitu:
1. Keran ekspansi yang diputar dengan tangan (manual)
Sistem refrigerasi yang memakai keran ekspansi yang diputar dengan tangan
ditunjukkan oleh Gambar 2.30, harus selalu diawasi oleh seorang penjaga agar dapat
memberikan jumlah refrigeran yang tertentu, sesuai dengan keperluan dan keadaan
sistem.
Gambar 2.30 keran ekspansi yang diputar dengan tangan(Sumber: Handoko, 1981:105)
Jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator, dapat ditambah atau dikurangi
dengan membuka atau menutup keran ekspansi tersebut. Jumlah refrigeran cair yang
mengalir melalui keran ekspansi tergantung dari perbedaan tekanan antara lubang
orifice dan besarnya lubang pembukaan keran. Besarnya lubang pembukaan keran dapat
diatur dengan tangan oleh penjaga. Misalkan beda tekanan diantara orifice tetap sama,
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
67/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
68/200
53
Sebaliknya jika pelampung diatur pada kedudukan terlalu tinggi, refigeran cair di dalam
tabung akan menjadi penuh dan dapat mengalir melalui saluran hisap ke kompresor.
Bagian luar dari saluran hisap akan menjadi es dan refrigeran cair akan masuk ke
kompresor. Dapat menyebabkan kerusakan pada kompresor.
3. Keran pelampung sisi tekanan tinggi
Alat ini disebut juga dengan istilah high pressure side float valve atau high side
float (HSF), seperti Nampak pada Gambar 2.32. Pelampung dan jarum ditempatkan
pada bagian sisi tekanan tinggi dari sistem, yaitu pada saluran liquid. Perbedaan dengan
keran pelampung sisi tekanan rendah, yaitu: tabung, pelampung dan keran ditempatkan
di luar evaporator, maka dapat diperoleh lebih banyak ruangan kosong di evaporator.
Alat ini berguna untuk mengatur atau mempertahankan tinggi permukaan refrigeran cair
pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Mulai dipakai pada tahun 1925 oleh Servel. Pada
tahun 1930 telah menjadi sangat populer dan dianggap sebagai alat ekaspansi yang
terbaik pada waktu itu. Refrigeran cair dari kondensor mengalir masuk ke dalam tabung
( float chamber ). Permukaan cairan di dalam tabung akan naik, mengangkat pelampung
( float ball ) dan membuka jarum ( valve pin ), sehingga refrigeran cair mengalir ke luar
dari tabung lalu masuk ke evaporator.
Gambar 2.32 Keran pelampung sisi tekanan tinggi(Sumber: Handoko, 1981:108)
Sistem dengan keran pelampung sisi tekanan tinggi tidak boleh memakai
penampung cairan ( liquid receiver ), kecuali jika penampung cairan sendiri dipakai
sebagai tabung tempat pelampung. Penampung cairan dapat dipakai sebagai tabung
( float chamber ), atau memakai lain tabung sendiri. Keran pelampung sisi tekanan tinggi
ini hanya dipakai pada sistem yang mempunyai jumlah isi refrigeran yang kritis atau
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
69/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
70/200
55
tekanan di evaporator 10 psig. Jika hanya sedikit refrigeran yang menguap di evaporator
, tekanan di dalam evaporator akan turun, karena terus dihisap oleh kompresor. Keadaan
ini akan terus berlangsung sampai tekanan evaporator P 2 menjadi kurang dari 10 psig.
Tekanan dari pegas P 3 akan melebihi tekanan evaporator. Jarum akan bergerak kearah
membukanya lubang saluran refrigeran, sehingga refrigeran cair lebih banyak mengalir
ke evaporator lalu menguap. Tekanan evaporator akan bertambah sampai mencapai 10
psig dan membuat membram dalam keadaan seimbang lagi dengan tekanan dari pegas.
Apabila tekanan evaporator naik sampai lebih dari 10 psig, membram akan mendapat
tekanan ke atas, sehingga jarum bergerak ke atas menutup lubang saluran refrigeran ke
evaporator. Refrigeran yang menguap berkurang dan membuat tekanan di evaporator
menurun, sehingga terjadi kesimbangan lagi pada membram.
5. Keran ekspansi thermotatis
Alat ini juga disebut Thermostatic expansion valve , disingkat TEV atau TXV,
seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.34.
Gambar 2.34 Keran ekspansi thermostatis, Sporlan tipe G(Sumber: Handoko, 1981:111)
Keran ekspansi thermostatis adalah suatu alat yang secara otomatis mengukur jumlah
aliran refrigeran cair yang masuk ke evaporator, sambil mempertahankan gas panas
lanjut pada akhir evaporator seperti yang telah direncanakan. Karena tekanan di
evaporator rendah, maka sebagian refrigeran cair waktu melalui keran ekspansi masuk
ke dalam evaporator wujudnya berubah dari cair menjadi gas dingin. Keran ekspansi
thermostatis sampai saat ini merupakan alat ekspansi yang terbanyak dipakai untuk
refrigerasi dan air conditioning. Kapasitas keran ekspansi harus tepat. Keran ekspansi
dengan kapasitas yang terlalu besar, dapat menyebabkan control yang tidak menentu.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
71/200
56
Kapasitas yang terlalu kecil, dapat menjadikan kapasitas dari sistem berkurang.
Perbedaannya dengan keran ekspansi otomatis dari luar keran ekspansi thermostatis
mempunyai sebuah thermal bulb yang dihubungkan dengan pipa kapiler kepada keran
tersebut.
6. Pipa kapiler
Alat ini disebut juga Impedance tube, Restrictor tube atau Choke tube . Pipa
kapiler dibuatdari pipa tembaga dengan lubang dalam yang sangat kecil. Panjang dan
lubang pipa kapiler dapat mengontrol jumlah refrigeran yang mengalir ke evaporator.
Pipa kapiler gunanya untuk :
a. Menurunkan tekanan refrigeran cair yang mengalir di dalamnya.
b. Mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir melaluinya.c. Membangkitkan tekanan refrigeran di kondensor.
Pipa kapiler banyak sekali macamnya dan ukurannya. Yang diukur diameter dalam
( Inside Diameter = ID ), lain dengan pipa tembaga yang diukur diameter luar ( outside
diameter ). Mula-mula dipakai pada tahun 1920 untuk lemari es dengan refrigeran
Methyl Chloride. Sekarang telah dipakai untuk semua sistem refrigerasi yang kecil
kapasitasnya, terutama lemari es untuk rumah tangga. Pipa kapiler dapat dipakai untuk
refrigeran R-12, R-22, R-500, R-502 dan lain-lain. Pipa kapiler tidak boleh dibengkokterlalu tajam, karena dapat menyebabkan lubang pipa kapiler tersebut menjadi buntu.
Pipa kapiler menghubungkan saringan dan evaporator, merupakan batas antara sisi
tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dari sistem. Pada bagian tengahnya sepanjang
mungkin dilekaktkan dengan saluran hisap dan disolder. Bagian yang disolder ini
disebut penukar kalor ( Heat exchanger ).
Sistem yang memakai pipa kapiler berbeda dengan yang memakai keran
ekspansi atau keran pelampung. Pipa kapiler tidak dapat menahan atau menghentikanaliran refrigeran pada waktu kompresor sedang bekerja maupun waktu kompresor
sedang berhenti. Waktu kompresor dihentikan, refrigeran dari sisi tekanan tinggi akan
terus mengalir ke sisi tekanan rendah, sampai tekanan pada kedua bagian tersebut
menjadi sama disebut waktu penyama tekanan ( Equalization time ). Lemari es
memerlukan waktu lima menit untuk menyamakan tekanan tersebut. Keuntungan
penggunaan pipa kapiler adalah harganya murah dibandingkan dengan alat ekspansi
yang lain. Kerugiannya pipa kapiler tidak sensitif terhadap perubahan beban, seperti
pada alat ekspansi yang lain.
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
72/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
73/200
-
8/12/2019 Modul Teknik Pendingin
74/200
59
B. Jenis-jenis Refrigeran
1. Refrigerant R-11, CC1 3F, Trichloro Monofluora Methane
Kompresor: Sentrifugal yang besar sampai 100 ton lebih. Pemakaian: (0 0C s/d
20 0C) termasuk pada air conditioning yang besar dari 200 - 2000 TR, untuk kantor,
hotel, pabrik da lain-lain. Juga sebagai pembersih dan aerosol. Titik didih 23,8 0C pada
1 atmosfir, titik didih ini tinggi, maka tidak dapat dipakai untuk mendinginkan ruangan
di bawah 23,8 0C. Tekanan penguapan 24 in Hg vakum pada 5 0F dan tekanan
kondensasi hanya 3,5 psig pada 86 0F. Tekanan kondensasi ini rendah sekali. maka
R-11 hanya dapat dipakai untuk kompresor sentrifugal. kalor laten uap 78,3 Btu/lb pada
titik didih. R-11 juga disebut golongan fluorocarbon yang lain, sangat stabil, tidak
beracun, tidak korosif, tidak dapat terbakar atau meledak. R-11 dapat melarutkan karet
alam, tetapi tidak bereaksi dengan karet sintetis yang dipakai sebagai gasket. R-11 juga
dipakai sebagai bahan peniup (blowing agent) dalam pembuatan polystyrene,
polyurethane yang keras maupun lunak. R-11 adalah bahan isolator yang baik dan sifat
isalator ini masih ada busa dari polyurethane tersebut. R-11 mempunyai kekuatan
dielektronika yang besar. R-11 juga sering dipakai sebagai bahan pembersih (cleaning
solvents) atau flushing agent. Utuk membersihkan bagian dalam dari sistem yang
banyak airnya dan lain-lain. R-11 untuk aerosol sering dicampur dengan R-12, untuk
menaikan tekanan R-11 tersebut. Kebocoran dapat