Modul Suspensi LPPK UNHAS

38
LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ( L K P P ) LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL Judul : SEDIAAN BENTUK SUSPENSI Oleh : DRA. ERMINA PAKKI, M.Si,Apt Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 12608/H4.23/TU.19/2007 Tanggal 05 November 2007 JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2007

Transcript of Modul Suspensi LPPK UNHAS

Page 1: Modul Suspensi LPPK UNHAS

i

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ( L K P P )

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Judul :

SEDIAAN BENTUK SUSPENSI

Oleh :

DRA. ERMINA PAKKI, M.Si,Apt

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan

Nomor : 12608/H4.23/TU.19/2007 Tanggal 05 November 2007

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2007

Page 2: Modul Suspensi LPPK UNHAS

ii

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008

Judul : SEDIAAN BENTUK SUSPENSI Nama Lengkap : Dra. Ermina Pakki, M.Si, Apt N I P : 131 792 011 Pangkat/Golongan : Lektor/III/c Jurusan : Farmasi Fakultas/Universitas : Farmasi/Universitas Hasanuddin Jangka Waktu Kegiatan : 1 (Satu) Bulan Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008 Biaya : Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah) Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin

sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 469/H4.23/PM.15/2008, tanggal 04 Januari 2008.

Makassar, 04 Februari 2008 Mengetahui : Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin PD I, Pembuat Modul,

Dr.rer.nat. Marianti A. Manggau, Apt Dra. Ermina Pakki, M.Si, Apt NIP. 132 010 567 NIP. 131 792 011

Page 3: Modul Suspensi LPPK UNHAS

iii

KATA PENGANTAR

Pengadaan Modul Sedaan Bentuk Suspensi adalah dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan para Mahasiswa Jurusan Farmasi dalam Mata Kuliah

Teknologi Sediaan Farmasi 2.

Materi modul ini penguraiannya lebih diutamakan pada kuliah interaktif

yaitu sesudah pengantar kuliah dilanjutkan presentase oleh masing-masing

kelompok di depan kelas, kemudian dilakukan diskusi dan tanya-jawab. Topik-

topik materi perkuliahan, meliputi : Definisi dan Pengertian Suspensi; Formulasi

Suspensi; Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi; Pembuatan Suspensi dan

Evaluasi Kestabilan Suspensi.

Diharapkan modul ini dapat membantu para Mahasiswa memahami Sediaan

Bentuk Suspensi. Namun disadari sedalam-dalamnya bahwa isi modul ini masih

banyak kekuranganya. Demi perbaikan modul ini dalam proses pembelajaran

yang berbasis learning, kami sangat senang menerima apabila ada kritik-kritik dan

saran-saran membangun demi kesempurnaannya.

Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada Pimpinan LKPP yang telah membiayai penyusunan modul ini. Juga

disampaikan terima kasih kepada Bapak reviewer yang telah bersusah payah

mengoreksi dan memberi saran perbaikan modul ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan modul ini, kami

mengucapkan terima kasih.

Wassalam

Makassar, 04 Februari 2008

Ermina Pakki

Page 4: Modul Suspensi LPPK UNHAS

iv

RINGKASAN

Sediaan Bentuk Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung

partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fasa cair. Parikel yang tidal larut

tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorbsi yang digunakan sebagai

obat dalam atau untuk pemakaian luar dengan tujuan penyalutan. Diameter

partikel suspensi >1µm, umumnya 10 – 50µm. Sasaran utama didalam merancang

sediaan berbentuk suspensi adalah untuk memperlambat kecepatan sedimentasi

dan mengupayakan agar partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensi

dengan baik, jadi tidak untuk mencegah terjadinya pemisahan fasa.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi formulasi sediaan suspensi

antara lain adalah: ukuran partikel dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia

sediaan suspensi, ditinjau dari Hukum Stokes :

2r2 ( ρL – ρS ) g

V =

Dapat dilihat bahwa besarnya partikel dapat mempercepat kecepatan sedimentasi

partikel didalam larutan; Permukaan padat – cair : zat padat yang tidak larut

umumnya mempunyai sifat mudah dibasahi (hidrofil) yang dengan mudah dapat

terdispersi dengan sedikit pengocokan, tetapi ada juga zat padat yang sukar

dibasahi (hidrofob). Beberapa sifat zat padat yang harus diperhatikan antara lain

adalah : pembasahan, sudut kontak dan tegangan permukaan. Untuk memodifikasi

sifat pembasahan serbuk digunakan surfaktan yang berfungsi sebagai zat yang

dapat mengurangi tegangan antar permukaan zat padat – cair.

Pertimbangan segi rheologi penting dalam pembuatan suspensi a.l.

viskositas sebagai pengaruhnya terhadap pengendapan dari partikel terdispersi

serta perubahan sifat-sifat alir dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila

hasilnya dituang dari botol. Penggunaan bahan pensuspensi dalam suspensi

dimaksudkan untuk memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat padat yang

tidak larut dalam medium pendispersi. Berbagai macam bahan pensuspensi dapat

Page 5: Modul Suspensi LPPK UNHAS

v

digunakan a.l. golongan derivat sellulosa seperti na cmc, metil sellulosa;

polisakarida seperti tragakan dan dari golongan silikat terhidrasi seperti bentonit,

veegum, dll. Bahan tambahan lain yang dapat ditambahkan dalam formulasi a.l

dapar, pemanis, flavor, zat warna, pengawet, bahan untuk flokulasi, dll.

Pada fase awal formulasi harus dibuat keputusan mengenai tipe suspensi

yang diinginkan apakah sistem flokulasi atau sistem dispersi/deflokulasi yang

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sistem flokulasi bisa

tampak kasar karena terbentuknya flokul/agregat dan cepat mengendap tetapi

dapat dengan mudah disuspensi, sistem dispersi/deflokulasi lambat mengendap

tetapi partikel-partikel cenderung untuk membentuk endapan yang keras atau cake

yang sukar disuspensikan kembali. Karakteristik rheologis suatu suspensi penting

dalam mengoptimisasi stabilisasi fisika, khususnya karakteristik rheologis

tiksotropik yang diinginkan dalam sistem suspensi.

Evaluasi/pengujian kestabilan suspensi memungkinkan formulator/pembuat

formulasi menyeleksi penyiapan awal yang dibuat dan juga menentukan formulasi

yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Parameter pengujian yang dilakukan

a.l. volume sedimentasi, derajat flokulasi, ukuran partikel, redispersibilitas.

Demikian gambaran ringkasan tentang sediaan bentuk suspensi, banyak hal-

hal yang menarik dapat dijumpai di dalam modul ini, namun mungkin pada awal

studinya mendapat kesukaran. Oleh karena itu, disarankan bahwa keinginan untuk

memahami bentuk sediaan suspensi ini sebaiknya didiskusikan di dalam kelas.

Page 6: Modul Suspensi LPPK UNHAS

vi

PETA KEDUDUKAN MODUL

Pengertian Sediaan Bentuk Suspensi

Formulasi Suspensi

Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi

Pembuatan Sediaan Suspensi

Evaluasi Kestabilan Sediaan Suspensi

Page 7: Modul Suspensi LPPK UNHAS

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

RINGKASAN ............................................................................................... iv

PETA KEDUDUKAN MODUL .................................................................. vi

DAFTAR ISI................................................................................................. vii

MODUL I..................................................................................................... 1

MODUL II ................................................................................................... 8

MODUL III .................................................................................................. 14

MODUL IV.................................................................................................. 20

MODUL V ................................................................................................... 26

LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Mata Kuliah : Teknologi Sediaan Farmasi 2

Page 8: Modul Suspensi LPPK UNHAS

1

MODUL I JUDUL : Pengertian Sediaan Bentuk Suspensi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

• Sistem heterogen

• Sasaran utama didalam merancang formulasi suspensi

• Dispersi kasar

B. RUANG LINGKUP ISI

1. Definisi dan Pengertian Suspensi

• Bentuk suspensi farmasetik

• Fasa dispersi dan pendispersi

• Diameter partikel padat

• Rute pemberian suspensi farmasetik

• Kelebihan dan kekurangan bentuk suspensi

2. Sifat Fisik formulasi suspensi

• Homogen

• Redispersibilitas

• Kecepatan Sedimentasi Lambat

• Partikel Padat Kecil dan Seragam

3. Penggunaan Suspensi Dalam Famasi

• Zat berkhasiat tidak larut dalam air

• Penguraian zat aktif didalam air

• Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat

• Penggunaan medium non air

• Zat berkhasiat larut dalam air dibuat tidak larut

• Pelepasan obat diperpanjang

Page 9: Modul Suspensi LPPK UNHAS

2

C. KAITAN MODUL

1. Modul ini merupakan modul pertama yang akan menjelaskan secara

meluas definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi dan alasan

mengapa zat aktif dibuat dalam bentuk sediaan suspensi serta bagaimana

sifat fisik formulasi suspensi yang baik. Materi ini diberikan mendahului

teori formulasi suspensi (Modul II) dengan maksud agar mahasiswa

mampu menjabarkan materi tersebut sebelum memasuki materi

berikutnya.

2. Modul pertama ini menyajikan definisi dan pengertian sediaan bentuk

suspensi dan akan dijelaskan formulasi, pembuatan dan evaluasinya pada

Modul II, III dan IV.

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan pengertian sediaan bentuk suspensi.

2. Menjelaskan rute pemberian sediaan bentuk suspensi

3. Menjelaskan sasaran didalam merancang formulasi suspensi.

4. Menjelaskan alasan penggunaan suspensi dalam farmasi.

5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sediaan bentuk suspensi.

6. Menjelaskan sifat-sifat fisik formulasi suspensi yang baik.

7. Menyebutkan diameter partikel baik untuk oral maupun non oral

Page 10: Modul Suspensi LPPK UNHAS

3

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Definisi dan Pengertian Bentuk Sediaan Suspensi, menurut :

- Lieberman, dkk ( disperse systems )

- Lachman, dkk ( Theory and Practice of Industrial Pharmacy )

- Ansel, dkk ( Pharmaceutical Dosage Forms )

- Aulton, dkk ( Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design )

- Winfield, dkk ( Pharmaceutical Practice )

- Latihan dan tanya-jawab.

- Soal-soal.

B. Rute Pemberian Sediaan Bentuk Suspensi

- Oral, contoh : suspensi kloramfenikol, rifampicin

- Ocular, contoh : suspensi hidrokortison asetat

- Otic, contoh : suspensi hidrokortison

- Parenteral, contoh : suspensi penicilin G ( i.m )

- Rectal, contoh : suspensi paranitro sulfathiazol

- Topical, contoh : caladin losio

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

C. Alasan Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi

- Zat berkhasiat tidak larut dalam air

- Zat berkhasiat tidak enak atau pahit

- Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air

- Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat

- Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembewa minyak

- Latihan dan tanya-jawab.

- Soal-soal.

Page 11: Modul Suspensi LPPK UNHAS

4

D. Sifat fisik formulasi suspensi yang baik

- Suspensi harus tetap homogen

- Harus mudah didispersikan kembali

- Mudah dituang

- Partikel suspensi harus kecil dan seragam

- Latihan dan tanya jawab

- Soal-soal.

E. Diameter dan tipe Partikel Suspensi

- Suspensi kasar : >1µm, umumnya :10 – 50 µm

- Suspensi koloid : <1 µm, umumya : 1,0 dan 0,5 µm

- Partikel individu

- Partikel berbentuk jaringan atau agregat

- Latihan dan tanya jawab

- Soal-soal.

F. Sasaran Utama Dalam Merancang Formulasi Suspensi

- Memperlambat kecepatan sedimentasi

- Mengupayakan partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensidengan

baik

- Tidak untuk mencegah terjadinya pemisahan fasa

- Latihan dan tanya jawab

- Soal-soal.

G. Indikator Penilaian

- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.

- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.

- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.

- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.

Page 12: Modul Suspensi LPPK UNHAS

5

- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

Page 13: Modul Suspensi LPPK UNHAS

6

BAB III

PENUTUP

1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul Satu (I) ini, diharapkan mampu :

- Menjelaskan pengertian sediaan bentuk suspensi.

- Menjelaskan alasan penggunaan suspensi dalam farmasi.

- Menjelaskan sifat fisik formulasi suspensi yang baik.

- Menjelaskan sasaran utama didalam merancang sediaan bentuk suspensi.

- Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sediaan bentuk suspensi.

2. Modul Satu (I) ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk

melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book,

jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.

3. Modul ini dapat menjadi media pembelajaran untuk berdialog interaktif,

hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

Page 14: Modul Suspensi LPPK UNHAS

7

DAFTAR PUSTAKA

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004

2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001

3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,

Philadelphia,1999.

4. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New

York, 1996

5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,

Philadelphia, 1996

6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,

1986

Page 15: Modul Suspensi LPPK UNHAS

8

MODUL II JUDUL : FORMULASI SUSPENSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

• Partikel padat

• Medium cair

B. RUANG LINGKUP ISI

• Sifat partikel

• Permukaan partikel padat – cair

- Pembasahan

- Sudut kontak

- Tegangan permukaan

- Energi bebas permukaan

• Bahan Pembasah ( wetting agent )

C. KAITAN MODUL

1. Modul ini merupakan Modul Kedua setelah Mahasiswa memahami modul

definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi.

2. Sebelum Mahasiswa mempelajari modul kedua, yaitu Teori Formulasi

Suspensi.

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa diharapkan dapat :

1. Menjelaskan sifat partikel padat yang dapat mempengaruhi sifat fisika dan

kimia dari sediaan suspensi.

2. Menjelaskan proses pembasahan permukaan partikel ( antarmuka padat-

cair ) :

Page 16: Modul Suspensi LPPK UNHAS

9

- Fenomena pembasahan

- Sudut kontak

- Tegangan permukaan

3. Menjelaskan ketidakstabilan termodinamikan sistem suspensi

4. Menjelaskan mekanisme kerja surfaktan dan koloid hidrofilik didalam

memodifikasi pembasahan partikel.

Page 17: Modul Suspensi LPPK UNHAS

10

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Sifat Partikel

- Morfologi partikel : sferis dan nonsferis

- Ukuran partikel ( luas permukaan sfesifik )

- Interaksi partikel

- Laju sedimentasi

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

B. Fenomena Pembasahan

- Proses pembasahan

- Partikel hirofilik dan hidrofobik

- Tahap pembasahan

- Cara mengukur kemampuan terbasahi serbuk

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

C. Sudut Kontak dan Tegangan Permukaan

- Sudut kontak antara cairan dan zat padat

- Tegangan permukaan dan energi bebas permukaan

- Contoh-contoh sudut kontak beberapa bahan aktif

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

D. Bahan Pembasah ( wetting agent )

- Pengertian surfaktan dan mekanisme kerja surfaktan

- Penggolongan surfaktan beserta contoh-contoh

- Koloid hidrofilik dan mekanisme kerjanya

- Contoh-contoh hidrokoloid

Page 18: Modul Suspensi LPPK UNHAS

11

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

E. INDIKATOR PENILAIAN

- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.

- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.

- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.

- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.

- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa

(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam

menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

Page 19: Modul Suspensi LPPK UNHAS

12

BAB III

PENUTUP

Modul II ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk

melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book,

jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.

Penyampaian modul pembelajaran untuk pembahasan topik-topik suatu

bahasan akan mendorong mahasiswa untuk hal yang lebih detail, dan hal ini

menuntut kemandirian mahasiswa.

Diharapkan bahwa pembelajaran yang dilengkapi dengan modul dengan

berbasis learning dapat memungkinkan terjadi dialog interaktif, hingga

mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

Page 20: Modul Suspensi LPPK UNHAS

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004

2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001

3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,

Philadelphia,1999.

4. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New

York, 1996

5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,

Philadelphia, 1996

6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,

1986

Page 21: Modul Suspensi LPPK UNHAS

14

MODUL III JUDUL : SIFAT ALIRAN SUSPENSI DAN BAHAN PENSUSPENSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

• Sifat Aliran Suspensi Non Newtonian

• Tipe Aliran yang Tidak Tergantung Waktu

• Tipe Aliran yang Tergantung Waktu

• Pengaruh Temperatur

• Maksud Penambahan Bahan Pensuspensi

B. RUANG LINGKUP ISI

1. Tipe Aliran yang Tidak Tergantung Waktu

• Aliran Plastik

• Aliran Pseudoplastik

• Aliran Dilatan

2. Tipe Aliran yang Tergantung Waktu

• Aliran Tiksotropik pseudoplastik/plastik

• Aliran Tiksotropik dilatan

3. Bahan Pensuspensi

• Maksud Penambahan Bahan Pensuspensi

• Bahan Pensuspensi yang Ideal

C. KAITAN MODUL

1. Modul ini merupakan Modul Ketiga yang akan menjelaskan secara meluas

tentang Sifat Aliran Suspensi dan Pemilihan Bahan Pensuspensi. Sebelum

mempelajari Modul III ini, diharapkan mahasiswa lebih dahulu

mempelajari Formulasi Suspensi. Formulasi Suspensi merupakan dasar

Page 22: Modul Suspensi LPPK UNHAS

15

perancangan formula yang mendasari pemilihan bahan pensuspensi dan

kaitannya dengan tipe aliran suspensi.

2. Modul Ketiga (III) ini menjadi dasar untuk memahami pembuatan

suspensi (Modul IV).

D. DASAR PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan sifat aliran suspensi non Newtonian

2. Menjelaskan tipe aliran plastik serta membuat rheogramnya

3. Menjelaskan tipe aliran pseudoplastik serta membuat rheogramnya

4. Menjelaskan tipe aliran dilatan serta membuat rheogramnya

5. Menjelaskan tipe aliran tiksotropik pseudoplastik/plastik serta membuat

rheogramnya

6. Menjelaskan tipe aliran tiksotropik dilatan serta membuat rheogramnya

7. Menjelaskan maksud penggunaan bahan pensuspensi dan menyebutkan

beberapa penggolongan bahan pensuspensi beserta contohnya masing-

masing

Page 23: Modul Suspensi LPPK UNHAS

16

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Sifat Aliran Suspensi

- Sifat aliran non Newtonian

- Viskositas larutan berubah dengan adanya kecepatan kocok

- Pengaruh temperatur

- Latihan-latihan soal.

- Soal-soal.

B. Tipe Aliran Plastik

- Nilai ambang gerak ( yield value )

- Suspensi konsentrasi tinggi, viskositas tinggi, partikel terdeflokulasi

- Rheogram aliran plastik

- Latihan-latihan soal.

- Soal-soal.

C. Tipe Aliran Pseudoplastik

- Tidak ada nilai ambang gerak

- Larutan polimer

- Rheogram aliran pseudoplastik

- Latihan-latihan soal.

- Soal-soal.

D. Tipe Aliran Dilatan

- Perbedaan keadaan partikel pada saat istirahat dan pada saat pengocokan

- Suspensi deflokulasi

- Rheogram aliran dilatan

- Latihan-latihan soal.

- Soal-soal.

Page 24: Modul Suspensi LPPK UNHAS

17

E. Aliran Tiksotropik Pseudoplastik/plastik

- Hysteresis loop

- Sediaan bersifat koloidal dan partikel makromolekul

- Rheogram aliran tiksotropik pseudoplastik/plastik

- Latihan-latihan soal.

- Soal-soal.

F. Aliran Tiksotropik Dilatan

- Rheogram aliran tiksotropik dilatan

- Soal-soal.

G. Bahan Pensuspensi

- Maksud penambahan bahan pensuspensi dalam sediaan suspensi

- Kriteria bahan pensuspensi yang ideal

- Penggolongan bahan pensuspensi

- Suspensi Farmasi yang ideal berkaitan dengan tipe alir bahan pensuspensi

- Latihan-latihan soal.

- Soal-soal.

H. INDIKATOR PENILAIAN

- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.

- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.

- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.

- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.

- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa

(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam

menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

Page 25: Modul Suspensi LPPK UNHAS

18

BAB III

PENUTUP

1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul III diharapkan mampu :

- Menjelaskan sifat aliran suspensi non newtonian dan kaitannya terhadap

sediaan suspensi.

- Menjelaskan berbagai tipe aliran sistem suspensi beserta kelebihan dan

kekurangannya

- Menggambarkan rheogram berbagai tipe aliran sistem suspensi

- Menjelaskan maksud penambahan bahan pensuspensi dan menyebutkan

penggolongan bahan pensuspensi beserta contohnya masing-masing.

2. Modul III ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk

melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book,

jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.

3. Modul III ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog

interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi

lebih kreatif.

Page 26: Modul Suspensi LPPK UNHAS

19

DAFTAR PUSTAKA

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004

2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001

3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,

Philadelphia,1999.

5. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New

York, 1996

5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,

Philadelphia, 1996

6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,

1986

Page 27: Modul Suspensi LPPK UNHAS

20

MODUL IV JUDUL : PEMBUATAN SUSPENSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

• Sistem Deflokulasi dan Flokulasi

• Metode Presipitasi dan Dispersi

• Bahan Penambah Dalam Suspensi

B. RUANG LINGKUP ISI

1. Sistem Deflokulasi dan Flokulasi

- Partikel deflokulasi dan partikel flokulasi

- Sifat-sifat relatif partikel deflokulasi dan flokulasi

- Caking

- Flokulasi terkontrol

- Flokulasi dalam bahan pembawa terstruktur

- Bahan pemflokulasi

2. Metode Presipitasi dan Dispersi

- Presipitasi dengan pelarut organik

- Presipitasi dengan perubahan pH darri medium

- Dispersi

3. Bahan Penambah dalam Suspensi

- Modifikasi densitas

- Pengawet

- Dapar

- Memperbaiki rasa

- Pewarnaan sediaan

- Peningkat bau

Page 28: Modul Suspensi LPPK UNHAS

21

C. KAITAN MODUL

1. Modul ini merupakan Modul Keempat yang akan menjelaskan secara

meluas tentang Pembuatan Suspensi. Sebelum mempelajari Modul IV ini,

sebaiknya mahasiswa lebih dahulu mempelajari Sifat Aliran Suspensi dan

Bahan Pensuspensi (Modul III). Dalam Modul IV ini mempelajari sistem

deflokulasi dan flokulasi sebelum menentukan tipe suspensi yang akan

dibuat dan beberapa metode pembuatan suspensi dapat digunakan untuk

menghasilkan suspensi yang diinginkan.

2. Modul Keempat (IV) ini menjadi dasar penilaian dalam evaluasi kestabilan

sediaan suspensi (Modul V).

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan sistem deflokulasi dan flokulasi.

2. Menjelaskan sifat-sifat relatif partikel deflokulasi dan flokulasi.

3. Menjelaskan tentang bahan pemflokulasi dan bahan pembawa terstruktur.

4. Menjelaskan tentang metode presipitasi dan dispersi.

5. Menjelaskan tentang caking dan penyebab serta mekanisme caking.

6. Menjelaskan tentang bahan tambahan dalam sediaan suspensi.

Page 29: Modul Suspensi LPPK UNHAS

22

BAB II

PEMBELAJARAN

A. Sistem Deflokulasi dan Flokulasi Dalam Suspensi

- Pengantar

- Sistem Deflokulasi

- Sistem Flokulasi

- Teori DLVO

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

B. Sifat Relatif Partikel Deflokulasi dan Flokulasi

- Pengantar.

- Partkel individu, sedimentasi lambat, sedimen cake

- Partikel aggregat, sedimentasi cepat, sedimen longgar

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

C. Pembentuk Flokulasi

- Pengantar.

- Elektrolit

- Surfaktan

- Polimer

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

D. Metode Presipitasi

- Pengantar.

- Presipitasi dengan pelarut organik

- Presipitasi dengan peru dari mediumbahan pH

- Presipitasi dengan dekomposisi rangkap

Page 30: Modul Suspensi LPPK UNHAS

23

- Metode dispersi

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

E. Skematis Formulasi Suspensi

- Pengantar.

- Suspensi deflokulasi dalam zat pembawa tersusun sebagai produk akhir.

- Suspensi flokulasi sebagai produk akhir.

- Suspensi flokulasi dalam zat pembawa tersusun sebagai produk akhir.

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

F. Indikator Penilaian

- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.

- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.

- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.

- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.

- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa

(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam

menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

BAB III

Page 31: Modul Suspensi LPPK UNHAS

24

PENUTUP

1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul IV diharapkan mampu :

- Menjelaskan sistem deflokulasi dan flokulasi beserta kelebihan dan

kekurangannya masing-masing.

- Menjelaskan pembentukan suspensi flokulasi dengan mekanisme masing-

masing.

- Menjelaskan metode pembuatan suspensi serta syarat-syarat

pembuatannya.

- Menjelaskan tentang caking beserta penyebab terbentuknya caking.

- Menjelaskan secara skematis formulasi suspensi

2. Modul Keempaet (IV) ini diharapkan dapat menjadi dapat menjadi acuan bagi

mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam

bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain.

3. Modul IV ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog

interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi

lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Modul Suspensi LPPK UNHAS

25

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004

2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001

3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,

Philadelphia,1999.

6. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New

York, 1996

5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,

Philadelphia, 1996

6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,

1986

Page 33: Modul Suspensi LPPK UNHAS

26

MODUL V JUDUL : EVALUASI KESTABILAN SUSPENSI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

• Pengantar.

• Metode evaluasi suspensi

• Parameter evaluasi

B. RUANG LINGKUP ISI

1. Stress condition

2. Volume sedimentasi

3. Derajat flokulasi

4. Kontrol ukuran partikel

5. Redispersibilitas

6. Rheologi

a. Viskositas

b. Tipe alir

7. Mudah tidaknya suspensi dituang

C. KAITAN MODUL

1. Modul ini merupakan Modul Kelima (V) yang akan menjelaskan secara

meluas tentang penilaian stabilitas suspensi. Sebelum mempelajari modul

ini, sebaiknya mahasiswa lebih dahulu mempelajari Pembuatan Suspensi

(Modul IV). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pendekatan metode

yang tepat dalam pembuatan suspensi karena akan mempengaruhi hasil

akhir produk.

Page 34: Modul Suspensi LPPK UNHAS

27

2. Modul Kelima (V) ini merupakan akhir dari materi bentuk sediaan suspensi

yang merupakan penentu apakah suspensi yang dibuat sesuai yang

diharapkan/diinginkan bardasarkan formulasi yang rasional dan tepat yang

telah dipaparkan pada Modul I, II, III dan IV.

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL

Setelah mahasiswa mempelajari modul ini, diharapkan mampu :

1. Menjelaskan metode evaluasi suspensi

2. Menjelaskan cara evaluasi volume sedimentasi

3. Menjelaskan cara evaluasi derajat flokulasi

4. Menjelaskan cara evaluasi kontrol ukuran partikel

5. Menjelaskan cara evaluasi redispersibilitas

6. Menjelaskan cara evaluasi rheologi

a. Viskositas

b. Tipe alir

BAB II

PEMBELAJARAN

Page 35: Modul Suspensi LPPK UNHAS

28

A. Metode Evaluasi

- Pengantar

- Stress condition

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

B. Volume Sedimentasi

- Pengantar.

- Volume sedimen

- Kriteria penerimaan

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

Derajat Flokulasi

- Pengantar.

- Volume sedimen suspensi flokulasi dan deflokulasi

- Kriteria penerimaan

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

C. Kontrol Ukuran Partikel

- Pengantar.

- Aggregat/pertumbuhan kristal

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

D. Redispersibilitas

- Pengantar.

- cake / endapan keras

- Latihan-latihan.

Page 36: Modul Suspensi LPPK UNHAS

29

- Soal-soal.

E. Rheologi

- Pengantar.

- Viskositas

- Tipe alir

- Latihan-latihan.

- Soal-soal.

F. INDIKATOR PENILAIAN

- Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh.

- Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka.

- Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi.

- Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.

- Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa

(20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam

menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

BAB III

PENUTUP

Page 37: Modul Suspensi LPPK UNHAS

30

1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul V diharapkan mampu :

- Menjelaskan alasan-alasan memilih metode evaluasi suspensi.

- Menerangkan penggunaan rumus volume sedimentasi (F).

- Menjelaskan penggunaan rumus derajat flokulasi.

2. Modul Kelima (V) ini diharapkan dapat menjadi menjadi acuan bagi

mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam

bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain

3. Modul V ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog

interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi

lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Page 38: Modul Suspensi LPPK UNHAS

31

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004

2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001

3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems,

Philadelphia,1999.

3. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New

York, 1996

5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design,

Philadelphia, 1996

6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia,

1986