Modul Praktikum Rangkaian Listrik
-
Upload
achmadbudiprakoso -
Category
Documents
-
view
152 -
download
33
Embed Size (px)
description
Transcript of Modul Praktikum Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
TATA TERTIB
LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA
DAN RANGKAIAN LISTRIK
1. Praktikan WAJIB datang 15 menit sebelum jadwal yang telah ditentukan.
2. Praktikan yang terlambat hadir dari jadwal yang ditentukan tidak diizinkan untuk
mengikuti praktikum dan dipersilakan mengganti jadwal praktikum ke hari yang
lain dengan persetujuan dari asisten.
3. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan diperbolehkan mengganti jadwal dengan persetujuan dari asisten.
4. Praktikan WAJIB berpenampilan bersih, rapi, dan sopan.
5. Praktikan DILARANG merokok, makan dan minum selama berada didalam
laboratorium.
6. Sebelum praktikum dimulai praktikan harus melalui persetujuan dari asisten.
7. Praktikan diwajibkan mengganti alat-alat yang rusak akibat kelalaiannya.
8. Praktikan yang tidak berkepentingan dilarang memasuki ruang praktikum.
9. Praktikan tidak boleh meninggalkan ruang praktikum tanpa seizin asisten.
10. Hal-hal khusus lainnya ditentukan oleh asisten.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
FORMAT LAPORAN
Laporan diketik menggunakan format sebagai berikut :
Menggunakan Kertas A4 80 gram
Spasi : 1,5
Jarak ketikan :
Atas : 4 cm
Kiri : 4 cm
Kanan : 3 cm
Bawah : 3 cm
ISI LAPORAN :
1. Tujuan Percobaan
2. Daftar Alat dan Komponen
3. Dasar Teori
4. Prosedur Percobaan
5. Data Hasil Percobaan
6. Analisa Hasil Percobaan
7. Kesimpulan
8. Tugas dan Jawaban
9. Lampiran
Lampiran Gambar Grafik
Lampiran Gambar Alat
10. Daftar Pustaka
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
LAPORAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK
JUDUL PRAKTIKUM
Nama :
N I M :
Group :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Nama Asisten :
Tanggal Praktikum :
LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA DAN RANGKAIAN LISTRIK
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
DAFTAR ISI
TATA TERTIB PRAKTIKUM 1
FORMAT LAPORAN 2
CONTOH KOP LAPORAN 3
DAFTAR ISI 4
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM
Multimeter 5
Power Supply 6
Osiloskop 7
Signal Generator 8
PERCOBAAN I
Tegangan, Arus dan Hambatan 9
PERCOBAAN II
Induktansi dan Kapasitansi Pada Rangkaian AC 16
PERCOBAAN III
Kapasitansi Seri dan Paralel 24
PERCOBAAN IV
Nilai RMS Untuk Bentuk Gelombang Kompleks 33
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
PENGENALAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM
Untuk mempelajari elektronika maka kita memerlukan alat-alat ukur
elektronika dalam menganalisa besaran-besaran elektronika. Dalam elektronika
dikenal berbagai macam alat ukur tetapi berbagai macam alat ukur pada praktikum ini
dan praktikum selanjutnya anda akan banyak menggunakan alat-alat seperti
Multimeter, Power Supply, Osiloskop, dan Signal Generator.
Multimeter
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan
listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter
secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa
digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan
sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
Multimeter terdiri dari ohmmeter, ampermeter, dan voltmeter yang
terintegrasi. Bahkan ada pula yang dilengkapi dengan kemampuan mengukur
transistor dan nilai kapasitansi. Satu hal yang penting yaitu batas ukur
ammpermeter pada multimeter sangat kecil untuk multmeter tipe jarum atau
analog jadi disarankan untuk berhati-hati menggunakan multimeter ini, dan
janganlah merasa segan untuk bertanya bila ada masalah yang tidak diketahui
khususnya mengenai batas ukur multimeter ini. Multimeter dibagi menjadi
dua yaitu :
1. Multimeter Analog
Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat
pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang
bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe . Multimeter ini tersedia
dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus
(mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran
nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk memeriksa
suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi
multimeter digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital
pembacaan pengukuran besaran listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan
multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur
suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai
dengan besaran yang diinginkan.

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Power Supply/Sumber Tenaga
Power supply adalah peranti elektronika yang mengubah tegangan ac
menjadi tegangan dc yang nilainya dapat ditentukan dengan batas-batas yang
akan dipakai. Dimana tegangan ac tinggi diubah menjadi tegangan ac rendah
dengan menggunkan transformator penurun tegangan, setelah tegangan ini
diturunkan pada batas-batas yang akan dipakai maka tegangan ini diubah
menjadi tegangan dc dengan menggunkan dioda sebagai penyearah. Dengan
melalui dioda ini tegangan ac dapat diubah menjadi tegangan dc. Perbandingan
antara tegangan AC dan DC yang keluar akan menghasilkan gelombang
(ripple). Power supply atau catu daya adalah sebuah peralatan penyedia
tegangan atau sumber daya untuk peralatan elektronika dengan prinsip
mengubah tegangan listrik yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi
listrik ke level yang diinginkan sehingga berimplikasi pada pengubahan daya
listrik. Dalam sistem pengubahan daya, terdapat empat jenis proses yang telah
dikenal yaitu sistem pengubahan daya AC ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan
AC ke AC. Masing masing sistem pengubahan memiliki keunikan aplikasi
tersendiri, tetapi ada dua yang implementasinya kemudian berkembang pesat
dan luas yaitu sistem pengubahan AC ke DC (DC power supply) dan DC ke
DC (DC-DC converter) .
Osiloskop
Osiloskop adalah alat yang dapat mengukur besaran-besaran elektronika seperti
tegangan ac atau tegangan bolak-balik maupun tegangan dc atau tegangan searah, frekuensi
suatu sumber tegangan ac dan beda fasa antara dua tegangan yang berlainan, bahkan kita dapat
melihat bentuk isyarat tegangan terhadap waktu. Pola-pola gelombang isyarat yang terlihat
pada layar osiloskop sebenarnya adalah tumbukan-tumbukan elektron yang lepas dari sumber
elektron di dalam tabung dengan layar, yang diatur sedemikian rupa oleh medan-medan yang
dihasilkan keping-keping sejajar vertikal dan horizontal. Keeping-keping ini menimbulkan
medan listrik yang besarnya tergantung pada tegangan inputnya, sehingga bila ada elektron
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
yang lewat diantara keduanya maka akan dibelokkan sesuai dengan besar tegangan inputnya,
sehingga pada layar akan terlihat pola-pola isyarat masukan. Ada beberapa kegunaan osiloskop
lainnya, yaitu:
- Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
- Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
- Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
- Membedakan arus AC dengan arus DC.
- Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung
panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip
kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan
tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan
keterbatasan.
Signal Generator/Generator Isyarat
Generator isyarat adalah peranti pembangkit isyarat. Isyarat yang dihasilkan dapat berupa
isyarat berbentuk sinusoidal atau square yang dapat diatur frekuensinya. Pada praktikum kali ini
alat tersebut merupakan sumber isyarat bagi rangkaian yang akan kita uji. Osilator adalah piranti
elektronik yang menghasilkan keluaran berupa isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan
terhadap waktu ada bermacam-macam, yaitu bentuk sinusoida, persegi (square), segitiga
(triangular), gigi gergaji (sawtooth), atau denyut (pulsa). Osilator berbeda dengan penguat, oleh
karena penguat perlu ada isyarat masukan untuk menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator tak
ada isyarat masukan, hanya ada isyarat keluaran saja, yang frekuensi dan amplitudonya dapat
dikontrol. Sering kali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan keluaran walaupun tak
diberi isyarat masukan. Penguat ini dikatakan berosilasi dengan frekuensi yang nilainya tak dapat
dikontrol. Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat yang menguji suatu rangkaian
elektronik. Osilator seperti ini disebut generator isyarat, atau generator fungsi bila isyarat
keluarannya dapat mempunyai berbagai bentuk. Osilator juga digunakan pada pemancar radio
dan televisi, dan juga dalam komunikasi radio, gelombang mikro, maupun optik untuk
menghasilkan gelombang elektromagnetik yang dapat ditumpangi berbagai informasi. Isyarat
gelombang yang dihasilkan pada alat ini berbentuk sinus, persegi, dan segitiga yang dapat
digunakan sesuai dengan kebutuhan praktikum.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
PERCOBAAN I
1. Judul Percobaan
Tegangan, Arus dan Hambatan
2. Tujuan
Mengukur tegangan dan arus dari suatu rangkaian tertutup.
Menganalisa rangkaian berdasarkan hukum Kirchhoff Arus dan Kirchhoff
Tegangan.
3. Daftar Alat
Modul EEC470
Multimeter
Power Supply DC
Kabel Penghubung (jumper)
4. Pendahuluan
Tegangan
Tegangan merupakan beda potensial di antara dua titik yang dihasilkan oleh
1 joule perpindahan 1 coulomb dari satu titik ke titik lainnya (1 volt = 1
joule/coulomb). Tegangan didefinisikan sebagai energi per satuan muatan listrik.
Muatan 1 coulomb akan memerlukan atau melepaskan energi sebesar 1 joule
dalam perjalanannya melalui tegangan 1 volt. Dalam pernyataan matematis ditulis
sebagai :
V =
WQ
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Volt =
JouleCoulomb
Antara titik A dan B yang memiliki perbedaan tegangan dibedakan dengan
mengatakan bahwa titik yang memiliki potensial lebih tinggi mempunyi polaritas
positif (+) dibandingkan titik lain, sedangkan titik berikutnya dikatakan
mempunyai polaritas negatif (-). Sumber tegangan pada percobaan ini
ditunjukkan sebagai berikut:
Tanda positif (+) dan (-) menyatakan polaritas terminal-terminalnya.
Unit
Beda potensial adalah kerja yang diperlukan (dengan sumber dari luar)
untuk membawa satu satuan muatan positif dari suatu titik ke titik yang lain di
dalam medan listrik.
Beda potensial = - ∫awal
akhirE . dL
Bila VAB menyatakan beda potensial antara titik A dan B merupakan kerja
yang diperlukan untuk membawa satu satuan muatan dari titik B ke A, maka
untuk menentukan VAB, B merupakan titik awal dan A merupakan titik akhir.
Jadi beda potensial antara titik A dan B adalah :
VAB = - ∫B
A
E . dL
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Jika VAB positif, kerja harus dilakukan untuk membawa satu satuan muatan positif
dari B ke A, maka A disebut berada pada potensial yang lebih tinggi dari B. Bila
potensial pada titik A adalah VA dan di titik B adalah VB, maka :
VAB = VA - VB
Misalkan, sebuah muatan Q1 kita letakkan pada suatu titik dalam sebuah
ruangan yang hanya berisikan muatan Q1. Maka, pada setiap muatan selanjutnya,
sesuai dengan Hukum Coulomb, akan selalu ada gaya bekerja dimanapun muatan
ini kita letakkan dalam ruangan ini.
Jadi pada setiap titik dalam ruang, ada gaya yang bekerja pada suatu muatan
listrik. Oleh karena itu dalam ruangan tadi dapat disebut terdapat medan listrik,
dan medan ini dicirikan oleh adanya gaya yang bekerja pada setiap muatan listrik
yang diletakkan di dalamnya. Dan sebagai ukuran untuk medan, digunakan
besaran kuat medan yang didefinisikan sebagai :
E A = FQ
Jadi kuat medan adalah gaya persatuan muatan positif. Dan karena Q
merupakan besaran skalar, arah E akan sama dengan arah F.
Setelah mengetahui sedikit penjelasan diatas akan lebih baik jika kita lebih
memahami parameter-parameter dalam kelistrikan seperti arus, tegangan, daya
dan hambatan berikut. Parameter-parameter tersebut antara lain untuk membantu
kita dalam memahami konsep-konsep dalam hukum-hukum yang akan kita bahas
berikutnya.
Arus
Dalam suatu bahan, jika ada pengaruh dari luar sehingga menyebabkan elektron-
elektron bergerak ke satu arah, maka dikatakan terjadi arus listrik yang arahnya
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
berlawanan dengan arah gerakan elektron-elektron tadi. Arus listrik didefinisikan
sebagai kecepatan aliran muatan listrik. Arus sebesar 1 ampere adalah aliran
muatan listrik sebanyak 1 coulomb/detik.[Prinsip Dasar Elektroteknik, hal. 5]. Dalam
pernyataan matematis ditulis sebagai :
I =
Qt
Ampere =
Coulombsec ond
Unit satuan dari arus adalah ampere yang direpresentasikan dari rata-rata
aliran elektron. Untuk menghasilkan arus 1 ampere dibutuhkan 628 x 1016
elektron yang mengalir melewati satu titik dari suatu rangkaian.
Hambatan
Jika luas penampang A yang diperhatikan cukup kecil dan tegak lurus ke arah J
(misalnya panjang konduktor besar sekali dibanding dengan luas penampangnya),
maka J dapat dianggap sama pada seluruh bagian penampang.
Sehingga ;
I = J . A = J . A
Maka untuk beda potensial berlaku :
ΔV =∫ E . dl
Dan jika integrasi diambil sepanjang suatu garis gaya :
ΔV =∫ E . dl = ∫ Jσ
. dl
= I ∫ 1
σ . Adl
Karena untuk arus yang konstan, I sama pada seluruh penampang. Jadi dapat
dituliskan :
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Vba = -Vab = I ∫a
b1
σ . Adl
Terlihat bahwa faktor yang berupa integrasi hanya tergantung dari konduktornya
dan merupakan sifat khusus konduktornya, dan biasa disebut sebagai tahanan (R)
atau resistansinya. Jadi dapat dituliskan :
V = I . R (Hukum Ohm)
Jadi, beda potensial antara dua titik dalam konduktor yang dialiri arus adalah
sebanding dengan besarnya arus dikalikan dengan tahanan konduktornya.
Dan :
R =
VI
[ R ] = VoltAmpere
= ohm (Ω )
Atau :
I =
VR
= G . V
Dimana;
G =
1R = konduktansi
[ G ] = 1ohm
= mho
Semua jenis alat atau piranti yang memiliki sifat ini disebut resistor.
Resistansi sebanding dengan panjang kawat logam (l) dan berbanding terbalik
dengan luas penampang melintang A, dengan kata lain:
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
R= ρ lA
Dimana ρ dikenal sebagai resistivitas dari logam itu.
Daya
Daya adalah besarnya energi tiap satuan waktu. [Pintar Fisika, hal. 98]. Atau dapat
dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut:
P =
Wt
Watt =
Joulesec ond
Satuan lain dari daya adalah HP (Horse Power), dimana 1 HP = 746 Watt.
P = I . t .
Vt = V.I
Watt = Volt . Ampere
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
5. Prosedur Percobaan
Buatlah rangkaian berikut ini pada modul EEC470
Catatlah hasil pengukuran dengan mengunakan multimeter dan isilah tabel berikut
ini:
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Resistor (Ω ) Tegangan (volt) Arus (mA)
PERCOBAAN II
1. Judul Percobaan : Induktansi dan Kapasitansi pada Rangkaian AC
2. Tujuan
Untuk mengenal sifat impedansi pada jaringan kerja AC
Untuk mempelajari reaktansi dan induktansi
3. Daftar Alat
Modul BEE 421C
Function Generator
Power Supply
Kabel Penghubung (jumper)
Oscilloscope
4. Pendahuluan
Impedansi
Impedansi (disebut juga hambatan dalam, Z) adalah gabungan dari nilai
resistor dan reaktansi (R dan X) dalam rangkaian AC (alternating current). Nilai
reaktansi berasal dari nilai hambatan yang ada pada kapasitor dan inductor.
Rangkaian R
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Perhatikan rangkaian AC dengan sebuah hambatan (R), rangkaian ini
dinamakan rangkaian resistif.
Misalkan
Artinya
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff, arus pada rangkaian adalah :
atau
Kaitan antara arus maksimum dengan tegangan maksimum adalah :
Grafik VR(t) dan IR(t)
Rangkaian L
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Perhatikan rangkaian AC dengan komponen induktor (L), rangkaian
ini dinamakan rangkaian induktif.
Misalkan
Maka,
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff
Bila diintegralkan akan diperoleh
Besaran wL dinamakan reaktansi induktif (Xl) yang menyatakan
resistansi efektif pada rangkaian induktif :
Jadi
Grafik VL(t) dan IL(t) pada induktor
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Rangkaian C
Perhatikan rangkaian AC dengan komponen kapasitor (C), rangkaian
ini dinamakan rangkaian kapasitif.
Misalkan
Maka
Dengan menggunakan aturan Kirchhoff
Besaran 1/ωC dinamakan reaktansi kapasitif (XC) yang menyatakan
resistansi efektif pada rangkaian kapasitif.
Jadi
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Grafik VC(t) dan IC(t)
Rangkaian RLC seri
Perhatikan rangkaian AC yang terdiri dari hambatan (R), induktor (L)
dan kapasitor (C) yang tersusun seri.
Impedansi pada rangkaian RLC seri
Misalkan tegangan sumber adalah :
sedangkan arus pada rangkaian adalah :
menyatakan beda fasa antara arus dan tegangan. Karena rangkaian seri,
maka arus pada setiap komponen sama dengan arus total, yaitu
Tegangan pada masing-masing komponen
Dengan :
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Sehingga
Rangkaian RLC paralel
Perhatikan rangkaian AC yang terdiri dari hambatan (R), induktor (L)
dan kapasitor (C) yang tersusun paralel.
Impedansi pada rangkaian RLC paralel
Misalkan tegangan sumber adalah :
sedangkan arus pada rangkaian adalah :
Karena rangkaian paralel, maka tegangan pada setiap komponen sama
dengan tegangan sumber, yaitu
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Arus pada masing-masing komponen :
Dengan :
Induktansi
Sebelum kita membahas tentang induktansi , ada baiknya kita
mempelajari tentang konsep fluks. Sebuah toroida dengan N lilitan dialiri arus I
sehingga menimbulkan fluks total 0. Fluks total linkage didefinisikan sebagai
jumlah perkalian dari lilitan dan fluks 0 yang bertautan dengan masing-masing
lilitan.
Sekarang kita definisikan induktansi atau induktansi diri sebagai hasil
bagi fluks total dengan arus I. Arus total I yang mengalir dalam kumparan N
menimbulkan 0 dan pertautan fluks NO, disini kita anggap fluks bertautan
dengan masing-masing lilitan. Induktansi dilambangkan dengan L dengan
satuan Henry.
L= NφI
.. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .. .. .(1)
Dimana:
φ = Jumlah fluks yang menembus setiap permukaan yang kelilingnya ialah
setiap lintasan yang berimpit dengan salah satu lintasan N.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
5. Prosedur Percobaan
Gunakan modul BEE 421C untuk menghubungkan rangkaian seperti pada
gambar 4.1
Atur fuction generator pada gelombang sinus pada output frekuensi 400 Hz
dengan tegangan 5 V peak to peak.
Sekarang pindahkan channel 2 (Y2) oscilloscope ke titik 1 pada gambar dan
ukur amplitude dari bentuk gelombang Vz.
Dari besar arus hasil pengukuran saudara, gunakan hukum Ohm untuk
menghitung tegangan pada resistor 1000 ohm.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
PERCOBAAN III
1. Judul Percobaan
Kapasitansi Seri dan Paralel
2. Tujuan
Untuk menentukan nilai-nilai dari susunan kapasitor baik secara seri maupun
paralel.
Untuk menguji bentuk gelombang dari arus yang dihubungkan dengan
pengisian dan pelepasan.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik
Y2

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
3. Daftar Alat
1 unit komputer
Software livewire
4. Pendahuluan
Kapasitor adalah komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan
muatan listrik, dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan
oleh bahan penyekat (bahan dielektrik). Atau dengan kata lain, kapasitor
terbentuk dari dua konduktor sembarang yang dipisahkan oleh sebuah isolator
(atau ruang hampa). Suatu kapasitor memiliki lambang berikut ini :
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya
udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu
kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama, muatan-muatan negatif
terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir
menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke
ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif.
Muatan elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, fenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya
muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Dalam rangkaian listrik, kapasitor dapat digunakan sebagai :
1. Pencari gelombang radio (tuning)
2. Salah satu komponen pengapian
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
3. Penyimpan energi dalam rangkaian penyala elektronik
4. Filter dalam catu daya
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk
dapat menampung muatan elektron. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan
muatan listrik dinyatakan oleh besaran kapasitas atau kapasitansi (yang
dinotasikan dengan “C”), dan didefinisikan sebagai perbandingan antara muatan
listrik Q yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial V antara kedua
keping.
C = QV
Dimana :
Q = muatan elektron, satuan C (coulombs)
C = nilai kapasitansi, satuan F (farad)
V = besar tegangan, satuan V (volt)
Satuan kapasitansi dalam SI adalah farad, sehingga dari persamaan di atas
dapat diperoleh hubungan :
1 farad = 1 coulomb
volt
Kita definisikan kapasitansi C dengan hubungan tegangan arus, di mana v
dan i memenuhi konvensi untuk sebuah elemen pasif, sehingga :
W C=∫ v . i . dt
Jika i = C . dv/dt dan v = 0 pada t = 0 ;
Maka:
W C=∫0
t
v ⋅(C ⋅ dv/dt )⋅ dt =∫0
v
C ⋅ v ⋅dv =12
C⋅ v2
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Jadi, pada kapasitor pun terjadi penyimpanan energi dalam bentuk medan listrik.
Hubungan Kapasitor
Salah satu pertimbangan penting dalam menggunakan sebuah kapasitor
adalah pemilihan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan. Apabila sebuah
kapasitor tunggal dengan kapasitas dan tegangan kerja yang diinginkan tidak
tersedia, maka pada umumnya kita dapat mengkombinasikan dua atau lebih
kapasitor untuk memperoleh kapasitas maupun tegangan yang dibutuhkan. Ada
dua cara yang umum untuk menghubungkan beberapa kapasitor, yaitu seri dan
paralel.
a. Hubungan Seri
Jika beberapa kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan cara
menghubungkan keping – keping yang bermuatan berlawanan seperti pada
gambar, hubungan tersebut dinamakan hubungan seri. Setelah seimbang,
semua kapasitor akan mempunyai muatan yang sama. Akibatnya, muatan
ekivalen di dalam garis putus – putus adalah nol sehingga muatan gabungan
sama dengan muatan setiap kapasitor, sama dengan q. Sumber tegangan V
yang dihubungkan pada kapasitor hanya akan mengakibatkan pergeseran
muatan. Pada hubungan seri diperoleh:
Karena, qtotal = q = q1 = q2 = q3
Vtotal = V1 + V2 + V3
Maka,
q tot
C tot= q
C1
+ qC2
+ qC3 atau
1Ctot
= 1C1
+ 1C2
+ 1C3
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Secara umum, untuk n buah kapasitor yang disusun seri, kapasitas gabungan
(Ctot) dirumuskan sebagai:
1Ctot
= 1C1
+ 1C2
+¿⋅¿⋅¿⋅¿⋅ 1Cn
Catatan:
Khusus untuk dua kapasitor yang dirangkai secara seri berlaku:
C tot =C1C2
C1 +C2
Khusus untuk n buah kapasitor yang kapasitasnya sama dan dirangkai
secara seri berlaku:
C tot = Cn
Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas pengganti susunan seri
beberapa buah kapasitor selalu lebih kecil dari kapasitas terkecil kapasitor
dalam rangkaian tersebut. Perbandingan potensial pada masing – masing
kapasitor seri adalah:
V 1 : V 2 : V 3 = 1C1
:1
C2
:1
C3
b. Hubungan Paralel
Jika beberapa kapasitor dihubungkan satu sama lain dengan cara
menghubungkan keping – keping yang bermuatan sejenis seperti pada
gambar, maka hubungan tersebut dinamakan hubungan paralel.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Setelah seimbang, tegangan semua kapasitor adalah sama. Maka tegangan
kapasitor hubungan paralel didefinisikan :
Vtot = V1 = V2 = V3
Akan tetapi, karena muatan – muatan yang sejenis saling dihubungkan, maka
muatan total (qtot) merupakan penjumlahan dari muatan seluruh kapasitor yang
dirangkai paralel.
qtot = q + q1 + q2 + q3
Ctot V = C1 V + C2 V + C3 V atau Ctot = C1 + C2 + C3
Secara umum, untuk n buah kapasitor yang disusun parallel, kapasitas total
(Ctot) dirumuskan sebagai:
C tot = C1 + C2 +¿⋅¿+ Cn
Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas pengganti susunan paralel
beberapa buah kapasitor selalu lebih besar dari kapasitas terbesar kapasitor
dalam rangkaian tersebut.
Perbandingan muatan pada masing – masing kapasitor paralel adalah
q1 : q2 : q3 = C1 : C2 : C3
Menghitung Kapasitansi Kapasitor Dalam Ruang Hampa
+Q A
Vab d -Q
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
2T
Apabila pada rangkaian tersebut diberikan beda potensial V, akan
terbentuk medan listrik, dan kapasitor mendapat muatan. Semakin besar beda
potensial, semakin besar pula muatannya.
Meskipun besaran Q dan V dalam persamaan tersebut tampak menentukan
nilai C, namun kapasitas itu sendiri bernilai konstan. Kapasitas suatu kapasitor
tergantung pada jenis konstruksi fisiknya, yaitu luas keping kapasitor, jarak antara
keduanya, dan bahan jenis dielektrik yang digunakannya.
Jika sebuah kapasitor keping sejajar diberi beda potensial V, sehingga
setiap kapasitor mendapat muatan listrik Q, kemudian dengan menggunakan
hukum Gauss, kuat medan listrik (E) dapat diperoleh dari :
Ǿ = E.A =
qΕ
Dimana, E = permitivitas dielektrik yang digunakan, berarti….
E =
qE . A , karena E =
Vd
Maka :
qA =
Vd
Sehingga :
C =
Εr . Εo . A
d
Dengan:
E = Εr . Εo
Εr = permitivitas relatif bahan dielektrik
Εo = permitivitas vakum (8,54 x 10-12 C2 N-1 m-2)
Jika ruang diantara kedua keping kapasitor adalah vakum atau udara,
besarnya kapasitas adalah:
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Co =Εo . A
d
C = Ε r . Co
Permitivitas relatif suatu bahan dielektrik dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara kapasitas dalam bahan dielektrik dan kapasitas dalam vakum
(udara).
Beda Potensial Kedua Keping
Jika pada suatu kapasitor keping sejajar beda potensial antar kepingnya
diijinkan berubah, maka prinsip yang kita pegang: muatan adalah kekal. Jadi,
muatan kapasitor sebelum disisipkan bahan penyekat (q0) sama dengan muatan
kapasitor sedudah disisipkan bahan penyekat (qb).
q0 = qb
C0V0 = CbVb V0 =
Cb
C0
V b
V0 = Er Vb
Jadi, beda potensial kedua keping setelah disisipkan bahan penyekat Vb,
berkurang dibandingkan dengan beda potensial dalam vakum atau udara V0.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
5. Prosedur Percobaan
Dalam percobaan ini kita akan mengukur harga kapasitansi yang didasarkan
pada sistem time konstan baik yang panjang maupun yang pendek,
penggambaran hasil oscilloscope dan gelombang persegi.
Untuk lebih memudahkan perhitungan, perhatikan gambar C1 dan C2
mengenai rangkaian proses pengisian dan pelepasan yang berbanding
langsung dengan time constant, dimana :
T (time constant) = C (kapasitansi) x R (resistansi)
Set-lah function generator pada gelombang persegi dengan 5 Vpeak to peak.
Catat pada tabel hasil time constant yang didapat berdasarkan inputan yang
diberikan.
Gambar C1
Rangkaian Seri Kapasitor
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Gambar C2
Rangkaian parallel kapasitor
Percobaan C1(µF) C2 (µF) R (Ω) Frekuensi (Hz) Vpeak-peak Vc Vx
seri 5 10 10
Parallel 5 10 10
PERCOBAAN IV
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
1. Judul Percobaan : Nilai RMS Untuk Bentuk Gelombang Kompleks
2. Tujuan
Untuk menentukan nilai RMS tegangan yang merupakan jumlah dari dua
tegangan lain yang diketahui.
3. Daftar Alat
Modul BEE 421B
Multimeter Analog
Function Generator
Power Supply DC
Kabel Penghubung (jumper)
Oscilloscope
4. Dasar Teori
Setiap jenis gelombang tentu saja memiliki suatu nilai yang disebut sebagai
nilai RMS (Root Mean Square) atau lebih dikenal sebagai nilai atau harga efektif.
Harga ini sangatlah diperlukan dalam melakukan suatu perhitungan terhadap nilai
dari suatu tegangan atau arus yang ada, karena pada dasarnya arus yang masuk ke
dalam alat elektronik yang ada di rumah-rumah bukanlah harga maksimum dari
gelombang tersebut melainkan harga efektiflah yang akan terbaca.
Nilai-nilai akar kuadrat rata-rata (rms root mean square) sering digunakan
dalam teknik listrik untuk mengukur tegangan dan arus. Selain memberikan informasi
amplitudo, penggunaan nilai-nilai rms menawarkan beberapa keuntungan
komputasional, terutama ketika kita berurusan dengan daya. Untuk melihat ini, kita
menghitung disipasi daya rata-rata, Pav dalam sebuah resisitor yang resistansinya
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
adalah R. Asumsikan bahwa tegangan yang membentangi resistor ini adalah v (t) dan
arus di dalamnya adalah i (t).
Harga efektif ini dicari dengan menggunakan jenis gelombang DC,
gelombang AC, dan jenis gelombang impuls. Untuk beberapa bentuk dari jenis
gelombang tersebut biasanya lebih berbentuk gelombang sinusoidal, gelombang
kotak, gelombang pulsa, gelombang segitiga dan gergaji kecuali untuk bentuk
gelombang DC tidak berbebentuk seperti gelombang yang telah disebutkan akan
tetapi hanya berbentuk suatu yang memiliki polaritas yang sama jadi hanya seperti
sebuah garis lurus saja seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gelombang sinusoidal tentunya sudah sering kita jumpai dalam keseharian
kita. Gelombang sinus adalah gelombang yang memiliki bentuk jenis fungsi sinus
seperti yang digunakan dalam trigonometri. Di dalam elektronika, gelombang sinus
memiliki peranan yang besar dalam melakukan pengujian dan menganalisa di dalam
suatu rangkaian. Berikut bentuk dari gelombang sinus secara detail :
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Bentuk suatu harga efektif dari suatu gelombang sinusoidal dapat diketahui
dengan menggunakan rumus :
sehingga dari rumus tersebut juga didapatkan suatu rumus akhir yaitu berupa :
sehingga dari rumus tersebut juga didapatkan rumus :
atau
dengan :
Vrms adalah nilai tegangan efektif
Vp adalah tegangan puncak atau tegangan maksimum
Gelombang kotak merupakan bentuk umum gelombang yang lain. Pada
dasarnya gelombang kotak adalah tegangan yang dihidupkan dan dimatikan
(kondisi high dan low) yang terdapat pada interval yang teratur. Rangkaian
elektronika digital, seperti yang terdapat pada komputer, TV, radio dan lain
sebagainya seringkali menggunakan gelombang kotak sebagai sinyal pewaktu
(timing signals). Gelombang kotak ini memiliki bentuk sebagai berikut :
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Untuk bentuk gelombang pulsa memiliki bentuk yang hampir mirip dengan
bentuk gelombang kotak akan tetapi bentuk agak sedikit berbeda.Gelombang
pulsa semuanya terletak di atas sumbu x.. Pada awalnya tegangan berubah
mendadak dari level low dekat sumbu x ke level high, biasanya dekat dengan
tegangan catu daya.
Bentuk gelombang pulsa ini adalah :
Gelombang segitiga terdiri dari gelombang ramp yang berubah – ubah dari
positif ke negatif secara bergantian. Sedangkan gelombang ramp adalah jenis
gelombang yang naik dan turun seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Pada gelombang segitiga laju perubahan tegangan dari ramp positif dan ramp
negatif dalam setiap siklus sama besar, sedangkan pada gelombang gigi gergaji
tidak sama besar.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Dari kesemua gelombang tersebut terdapat satu gelombang lagi, yaitu bentuk
gelombang kompleks yang merupakan gabungan dari beberapa buah gelombang
seperti gabungan dari gelombang AC dan gelombang DC seperti yang ditunjukan
pada gambar berikut ini :
Untuk nilai RMS dari gelombang kompleks ini bisa di dapat dengan
menggunakan rumus yaitu :
[dikutip dari “Modul Praktikum Rangkaian Listrik“,hal. 5-10]
Hubungan antara nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik dengan nilai
maksimum arus dan tegangan adalah :
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

+2V
-2V t
(a)
+1V(b)
+3V
-1V
(c)
MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
I ef =Im
√2=0 ,707 Im⇔ Im=1 ,414 I ef
V ef =V m
√2=0 ,707 V m⇔V m=1 , 414 V ef
Dengan kata lain, nilai rms suatu gelombang sinus yang disebut juga nilai
efektif atau nilai panas, ditetapkan sebagai tegangan dc yang menghasilkan
sejumlah panas yang sama dengan yang dihasilkan oleh tegangan gelombang
sinus.
Untuk setiap bentuk gelombang tegangan ’e’ kita mendefinisikan nilai RMS-
nya (Erms) sehingga daya yang sama akan dihasilkan oleh bentuk gelombang ’e’
dan oleh sumber tegangan DC steady sama dengan E rms. Bila ’n’ sumber tegangan
yang identik dengan ’e’ dihubungkan secara seri, maka tegangan sekarang akan
’n’ kali lebih besar dan karena daya rata-rata akan n2 kali lebih besar. Hasil yang
sama didapat dengan menaikkan Erms oleh faktor ’n’. Jadi pada kasus ini tegangan
RMS dari gabungan sumber sama dengan jumlah tegangan RMS masing-masing.
Hasil ini tidak akan sama dan terjdi bila tegangan dari bentuk gelombang yang
berbeda digabung seperti contoh di atas. Gambar di bawah menunjukkan :
a. Gelombang segi empat amlitudo 2 volt
b. Gelombang DC 1 volt
c. Hasil gabungan keduanya
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
No Power (W) in R(Ω) RMS Voltage (V)
a22
R= 4
R4
b12
R= 1
R1
c9+12 R
= 5R √5=2 , 24
Pada data di atas ditunjukkan perhitungan daya pada resistansi R dan
perhitungan tegangan RMS untuk tiap kasus. Terlihat bahwa tegangan RMS tidak
bertambah secara sederhana tetapi angka-angka dayanya bergabung dengan
penambahan tadi. Terlihat bahwa bila dua bentuk gelombang digabung maka
yang tidak menpunyai frekuensi bagi, dayanya akan bertambah dengan cara
sebagai berikut yakni resultan tegangan RMS adalah akar kuadrat dari jumlah
tegangan persegi RMS individu
5. Prosedur Percobaan
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2015
Hubungkan modul BEE 421B dan sumber ac dari function generator seperti
yang tampak pada Gambar 2, tetapi dilarang membuat hubungan yang
ditunjukkan oleh garis putus-putus.
Set function generator pada gelombang sinus dengan frekuensi antara 100 s/d
1 kHz.
Set saklar COS (Change Over Switch) modul BEE 421B pada posisi ac input
kemudian atur output function generator sampai voltmeter menunjukkan 1,5
volt.
Biarkan output generator bila telah terukur sebesar 1,5 volt. Pindahkan posisi
saklar COS pada posisi dc input kemudian perhatikan lampu pada Power
Monitor menunjukkan terang yang sama pada saat posisi saklar COS di ac
input.
Laboratorium Dasar Elektronika & Rangkaian Listrik
V