Modul Praktikum Rangkaian Digital

60
MODUL I GERBANG DASAR A. Maksud dan Tujuan Maksud : Memperkenalkan gerbang-gerbang dasar kepada para praktikan. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui komponen penyusun gerbang nalar dalam teori sistem digital, serta dapat menyusun untai digital sederhana. B. Teori 1. Komponen dasar sistem digital. Untai digital pada taraf awal adalah relay dan saklar. Operasi dari saklar atau relay dapat dilihat dengan mudahnya hakekatnya yang bersifat biner; ini berarti saklar bisa dalam keadaan on (1) atau off (0). Untai digital modern saat ini adalah transistor, dimana transistor pada suatu saat dapat bekerja (on=1) atau tidak bekerja (off=0) tergantung dari kendali basisnya. 2. Sistem bilangan Seperti yang telah diuraikan di atas, maka komponen digital hanya terdiri dari dua buah nilai yaitu nilai on (1) dan off (0). Angka 0 desimal jika dilambangkan dengan bilangan biner adalah bernilai 0, angka 1 desimal dilambangkan dengan 1, angka 2 desimal dilambangkan dengan 10, angka 3 dilambangkan dengan 11, begitu seterusnya. 3.Opreasi bilangan biner Operasi dasar bilangan biner meliputi operasi AND (perkalian) yang dilambangkan dengan tanda titik (.), OR (penjumlahan) yang dilambangkan dengan tanda plus (+), NOT(pembalik) yang dilambangkan dengan tanda minus (-) atau tanda strip diatas nilai yang akan dibalik, dan pengembangannya operasi NOR yang terdiri atas untai OR dan NOT, operasi NAND yang terdiri atas untai AND yang digabungkan dengan NOT. Selain itu juga ada operasi XOR (Exclusive OR) yang merupakan modifikasi dari gerbang OR. Gerbang AND Gambar Gerbang AND 2 masukan : Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 1

description

Modul TKJ Rangkaian digital

Transcript of Modul Praktikum Rangkaian Digital

Page 1: Modul Praktikum Rangkaian Digital

MODUL IGERBANG DASAR

A. Maksud dan TujuanMaksud : Memperkenalkan gerbang-gerbang dasar kepada para praktikan.Tujuan : Praktikan dapat mengetahui komponen penyusun gerbang nalar dalam

teori sistem digital, serta dapat menyusun untai digital sederhana.

B. Teori

1. Komponen dasar sistem digital.

Untai digital pada taraf awal adalah relay dan saklar. Operasi dari saklar atau relay dapat dilihat dengan mudahnya hakekatnya yang bersifat biner; ini berarti saklar bisa dalam keadaan on (1) atau off (0). Untai digital modern saat ini adalah transistor, dimana transistor pada suatu saat dapat bekerja (on=1) atau tidak bekerja (off=0) tergantung dari kendali basisnya. 2. Sistem bilangan

Seperti yang telah diuraikan di atas, maka komponen digital hanya terdiri dari dua buah nilai yaitu nilai on (1) dan off (0). Angka 0 desimal jika dilambangkan dengan bilangan biner adalah bernilai 0, angka 1 desimal dilambangkan dengan 1, angka 2 desimal dilambangkan dengan 10, angka 3 dilambangkan dengan 11, begitu seterusnya. 3.Opreasi bilangan biner

Operasi dasar bilangan biner meliputi operasi AND (perkalian) yang dilambangkan dengan tanda titik (.), OR (penjumlahan) yang dilambangkan dengan tanda plus (+), NOT(pembalik) yang dilambangkan dengan tanda minus (-) atau tanda strip diatas nilai yang akan dibalik, dan pengembangannya operasi NOR yang terdiri atas untai OR dan NOT, operasi NAND yang terdiri atas untai AND yang digabungkan dengan NOT. Selain itu juga ada operasi XOR (Exclusive OR) yang merupakan modifikasi dari gerbang OR.

Gerbang ANDGambar Gerbang AND 2 masukan :

Gerbang AND adalah suatu untai digital yang mempunyai beberapa masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang AND adalah keluaran akan bernilai 1 jika semua masukan bernilai 1.

Gerbang ORGambar Gerbang OR 2 masukan

A

BY

Gerbang OR adalah suatu untai digital yang mempunyai beberapa masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang OR adalah keluaran akan bernilai 0 jika semua masukan bernilai 0, atau dengan kata lain jika salah satu atau beberapa atau semua masukan bernilai 1 maka keluaran akan bernilai 1.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 1

Page 2: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Gerbang NOTGambar Gerbang NOT

A Y

Gerbang NOT atau yang sering disebut inverter atau pembalik adalah suatu untai digital yang mempunyai sebuah masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang NOT adalah keluaran akan merupakan kebalikan dari masukannya. Gerbang XORGambar Gerbang XOR

BA

Y

Gerbang XOR adalah suatu untai digital yang mempunyai dua masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang OR adalah keluaran akan bernilai 0 jika kedua nilai sama nilainya ( 0 semua atau 1 semua) dan akan bernilai 1 jika kedua masukan tidak bernilai sama. Gerbang NANDGambar Gerbang NAND 2 masukan

B

AY

Gerbang NAND akan merupakan gabungan dari gerbang AND dan gerbang NOT, dimana hasil keluaran gerbang AND akan disambungkan dengan gerbang NOT, keluaran gerbang NOT inilah yang menjadi keluaran gerbang NAND.

Gerbang NORGambar Gerbang NOR 2 masukan

B

AY

Gerbang NOR akan merupakan gabungan dari gerbang NOR dan gerbang NOT, dimana hasil keluaran gerbang OR akan disambungkan dengan gerbang NOT, keluaran gerbang NOT inilah yang menjadi keluaran gerbang NOR.

B. Soal1. Susunlah dan amatilah gerbang nalar berikut ini beserta tabel kebenarannya :

a. gerbang ORb. gerbang ANDc. gerbang NOTd. gerbang NORe. gerbang NAND

2. Susunlah dan amatilah untai-untai di bawah ini beserta tabel kebenarannya :a. untai NOT dengan menggunakan gerbang NORb. untai NOT dengan menggunakan gerbang NAND

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 2

Page 3: Modul Praktikum Rangkaian Digital

c. untai NOR tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NOR 2 masukand. untai NAND tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NAND 2 masukan.

3. Susunlah dan amatilah untai XOR dibawah ini berserta tabel kebenarannya.a. gerbang XORb. persamaan XOR, Y = A B = (A + B) . (A . B)

c. persamaan XOR, Y = A B = (A . B) + (A . B)

d. persamaan XOR, Y = A B = (A . B) + (A . B)

e. persamaan XOR, Y = A B = (A + B) . (A + B)

Keterangan :1. Masukan gerbang dihubungkan dengan Saklar biner.2. Keluaran gerbang dihubungkan dengan penampil LED.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 3

Page 4: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL I. Gerbang Dasar

Nomor : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : .........

1.a. Gerbang OR Tabel kebenaran

Simbol gerbang ORJenis IC OR yang digunakan : SN ........ 1.b. Gerbang AND Tabel kebenaran

Simbol gerbang ANDJenis IC AND yang digunakan : SN ........ 1.c. Gerbang NOT Tabel kebenaran

Simbol gerbang NOTJenis IC AND yang digunakan : SN ........ 1.d. Gerbang NOR Tabel kebenaran

Simbol gerbang NORJenis IC NOR yang digunakan : SN ........

1.e. Gerbang NAND Tabel kebenaran

Simbol gerbang NANDJenis IC NAND yang digunakan : SN ........

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 4

A B Y = A + B0 00 11 01 1

A B Y = A . B0 00 11 01 1

A Y = A01

A B Y = A + B0 00 11 01 1

A B Y = A . B0 00 11 01 1

Page 5: Modul Praktikum Rangkaian Digital

2.a. Untai NOT dengan menggunakan gerbang NOR Gambar untai Tabel kebenaran

2.b. Untai NOT dengan menggunakan gerbang NAND Gambar untai Tabel kebenaran

A Y = A01

2.c. Untai NOR tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NOR dua masukan.

Gambar untai

2.d. Untai NAND tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NAND dua masukan.

Gambar untai

MODUL II

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 5

A Y = A01

A B C Y=A+B+C0 0 00 0 10 1 00 1 11 0 01 0 11 1 01 1 1

A B C Y=A.B.C0 0 00 0 10 1 00 1 11 0 01 0 11 1 01 1 1

Page 6: Modul Praktikum Rangkaian Digital

UNTAI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

A. Maksud dan Tujuan1. Maksud : Memperkenalkan untai penjumlahan dan pengurangan kepada para

praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui dan menyusun untai penjumlahan Half

Adder, Full Adder, Untai penjumlahan 2-bit, Untai penjumlahan dan pengurangan 8-bit.

B. Teori

Dalam sistem digital dikenal beberapa untai penjumlahan (addder), antara lain adalah untai penjumlah setengah (half adder), untai penjumlah penuh (full adder), untai penjumlah biner sejajar. 1. Untai penjumlah setengah (half adder)

Untai penjumlah setengah (half adder) adalah suatu untai yang terdiri atas dua buah masukan (bilangan yang akan dijumlahkan) dan dua buah keluaran terdiri atas hasil penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai half adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul sebelumnya.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

A : Terminal masukanB : Terminal keluaranA dan B adalah bilangan yang dijumlahkanS : Hasil penjumlahan C : Hasil bawaan (luapan/carry)S = A BC = A . B

2. Untai penjumlah penuh (full adder)

Untai penjumlah penuh (full adder) adalah suatu untai yang terdiri atas tiga buah masukan dan dua buah keluaran. Masukan terdiri atas dua buah bilangan yang akan dijumlahkan dan sebuah luapan yang berasal dari full adder sebelumnya. Keluaran terdiri atas sebuah hasil penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai full adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul sebelumnya.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

An : Terminal masukanBn : Terminal keluaranCn-1 : Luapan dari full adder sebelumnyaAn dan Bn adalah bilangan yang dijumlahkanSn : Hasil penjumlahanCn : Hasil luapan (bawaan / carry)Sn = (An Bn) Cn-1

Cn = (An Bn). Cn-1 + (An . Bn)

3. Untai penjumlah sejajar

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 6

A B

HA

S C

An Bn Cn-1

FA Sn Cn

Page 7: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Untai penjumlah sejajar ini adalah merupakan pengembangan dari untai full adder yang telah dibahas sebelumnya. Penyusunan dari untai penjumlah sejajar tersebut adalah sebagai berikut :

Jika diinginkan suatu untai yang dapat berfungsi sebagai penjumlahan dan pengurangan, maka perlu ditambahkan lagi untai EXOR pada masing-masing kaki input bilangan B. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Jika akan digunakan sebagai untai penjumlahan maka "Sub" diberi nilai 0 (dihubungkan dengan Ground), jika akan digunakan sebagai untai pengurangan maka "Sub" diberi nilai 1 (dihubungkan dengan Vcc), dimana A adalah bilangan yang akan dikurangi bilangan B.

D. Soal

1. Buatlah untai half adder dengan menggunakan gerbang EXOR dan gerbang AND dengan persamaan di bawah. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasil penjumlahan.

A dan B adalah bilangan yang akan dijumlahkan S adalah hasil penjumlahan C adalah luapan Persamaan : S = A B C = A . B

2. Buatlah untai full adder dengan menggunakan gerbang EXOR dan gerbang AND, gerbang OR dengan persamaan di bawah. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasil penjumlahan.

An dan Bn adalah bilangan yang akan dijumlahkan Cn-1 adalah luapan dari full adder sebelumnya

Sn adalah hasil penjumlahanCn adalah luapan

Persamaan : Sn = (An Bn) Cn-1

Cn = ((An Bn) . Cn-1) + (An . Bn)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 7

Page 8: Modul Praktikum Rangkaian Digital

3. Buatlah untai penjumlahan 2-bit biner dengan menggunakan dua buah untai full

adder. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasil penjumlahan. Gambar untainya adalah sebagai berikut :

4. Buatlah untai penjumlahan dan pengurangan 8-bit biner dengan menggunakan dua

buah untai full adder 4-bit. Untai tersebut dapat digunakan untuk penjumlahan dan pengurangan, dimana A adalah bilangan pertama dan B adalah bilangan kedua. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasilnya untuk berbagai contoh bilangan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan (buatlah masing masing 5 buah). Gambar untainya adalah sebagai berikut:

Keterangan :1. Jalur masukan dihubungkan dengan saklar biner2. Untuk soal 1-3, jalur keluaran dihubungkan dengan penampil LED3. Untuk soal 4, keluaran dihubungkan dengan penampil 7-segmen.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 8

Page 9: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL II. Penjumlahan dan Pengurangan

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : ......... 1. Untai Half Adder Gambar Untai Tabel Kebenaran

A B S C0 00 11 01 1

2. Full Adder Gambar Untai Tabel Kebenaran

An Bn Cn-1 Sn Cn0 0 00 0 10 1 00 1 11 0 01 0 11 1 01 1 1

3. Penjumlahan 2-bit Gambar Untai Tabel Kebenaran

A1 A0 B1 B0 C1 S1 S00 0 0 00 0 0 10 0 1 00 0 1 10 1 0 00 1 0 10 1 1 00 1 1 11 0 0 01 0 0 11 0 1 01 0 1 11 1 0 01 1 0 11 1 1 01 1 1 1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 9

Page 10: Modul Praktikum Rangkaian Digital

4. Penjumlahan dan Pengurangan 8-bitGambar Untai

Pengamatan Hasil Penjumlahan

Bilangan A Bilangan B Tampilan8 7 6 5 4 3 2 1 Nil 8 7 6 5 4 3 2 1 Nil Hasil

Pengamatan Hasil Pengurangan

Bilangan A Bilangan B Tampilan8 7 6 5 4 3 2 1 Nil 8 7 6 5 4 3 2 1 Nil Hasil

MODUL IIIUNTAI LATCH

A. Maksud dan Tujuan1. Maksud : Memperkenalkan untai Latch kepada kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai Latch dan menyusun untai

Latch dengan berbagai macam untai Latch.

B. Teori

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 10

Page 11: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Peranti dasar yang dipakai dalam operasional atau bagian penghitung komputer digital adalah gerbang-gerbang dan peranti yang disebut flip-flop. Flip-flop menyiapkan memori dan gerbang menyiapkan operasi atau fungsi dari harga variabel yang tersimpan dalam peranti memori ini.

1. Flip-Flop

Rangkaian dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi disebut flip-flop. Karakteristik flip-flop adalah sebagai berikut :a. Flip-flop merupakan peranti yang dwimantap, yaitu rangkaian yang

memiliki dua keadaan yang diberi simbol keadaan 0 dan 1. Rangkaian flip-flop dapat menyimpan 1 bit biner dari informasi karena sifatnya yang dwimantap. Flip-flop menanggapi masukannya. Jika suatu masukan menyebabkannya berpindah ke keadaan 1, peranti itu akan tetap dalam keadaan itu dan "mengingatnya" sebagai 1 sampai signal lainnya menyebabkannya. Demikian juga sebaliknya jika suatu masukan menyebabkannya berpindah ke keadaan 0, peranti itu akan tetap dalam keadaan itu dan "mengingatnya" sebagai 0 sampai signal lainnya menyebabkannya. Sifat dasar ini, yaitu mempertahankan keadaannya merupakan dasar penyimpanan informasi dalam bagian pengoperasian atau penghitungan suatu komputer digital.

b. Flip-flop mempunyai dua signal keluaran, yang satu merupakan komplemen dari yang lainnya. Gambar 3.1. menunjukkan diagram blok suatu jenis flip-flop, yaitu flip-flop RS. Terdapat dua masukan yaitu S (set) dan R (reset), dan dua buah keluaran yang diberi simbol Q1 dan Q2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh tabel logika flip-flop RS pada tabel 3.1.

S Q1 Flip-Flop

R SR Q2

Gambar 3.1. Diagram blok flip-flop RS

Tabel 3.1. Contoh tabel hasil operasi flip-flop RSS R Q1 Q2 Keterangan1 0 1 0 Q1 diset 10 0 1 0 tidak berubah0 1 0 1 Q1 direset 00 0 0 1 tidak berubah0 1 0 1 Q1 direset 00 0 0 1 tidak berubah1 0 1 0 Q1 diset 10 0 1 0 tidak berubah0 1 0 1 Q1 direset 0

Catatan : 1. Masukan R dan masukan S pada tabel diatas adalah mempunyai sifat aktif tinggi, yaitu akan aktif jika diberi nilai 1 dan sebaliknya tidak akan aktif jika diberi nilai 0.2. Pada jenis flip-flop yang lain ada juga yang bersifat aktif rendah, yaitu akan aktif jika diberi nilai 0 dan sebaliknya tidak akan aktif jika diberi nilai 1.Suatu untai flip-flop dapat dibuat dengan menggunakan beberapa gerbang dasar. Gambar 3.2.a menunjukkan suatu untai Flip-Flop yang dirangkai dengan menggunakan gerbang NAND dan gambar 3.2.b menunjukkan suatu untai Flip-

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 11

Page 12: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Flop yang dirangkai dengan menggunakan gerbang NOR. Sedangkan Tabel 3.2.a menunjukkan tabel kebenaran Untai Flip-flop yang yang disusun dengan gerbang NAND dan Tabel 3.2.b menunjukkan tabel kebenaran Untai Flip-flop yang yang disusun dengan gerbang NOR.

(a)

(b)

Gambar 3.2. (a) Flip-flop RS dengan NAND (b) Flip-flop RS dengan NOR Tabel 3.2. Kebenaran Untai Flip-flop

a. dengan NAND

S R Output Q10 0 Tidak Dipakai0 1 11 0 01 1 Tidak Berubah

b. dengan gerbang NOR

S R Output Q10 0 Tidak Berubah0 1 11 0 01 1 Tidak Dipakai

2. Flip-Flop RS tergerbang

Dari uraian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, masih terdapat kekurangan dalam unjuk kerja pada untai flip-flop. Sebagai contoh jika masukan R dan masukan S aktif dalam waktu yang bersamaan maka akan terdapat keadaan yang tidak diinginkan (keadaan tidak dipakai). Untuk mengatasi keadaan yang tidak dipakai inilah dibutuhkan suatu untai tambahan, hal ini seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 12

Page 13: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh tabel hasil operasi Flip-flop RS tergerbang pada tabel 3.3. dibawah ini : Tabel 3.3. Contoh tabel hasil

Clk A B Q1 Q2 Keterangan0 1 0 0 1 keadaan awal1 1 0 1 0 Q1 diset 10 1 1 1 0 tidak berubah1 0 0 0 1 tidak berubah0 0 1 0 1 tidak berubah1 0 1 0 1 Q1 direset0 0 1 1 0 tidak berubah1 0 0 0 1 tidak berubah

D. Soal

1. Susunlah untai flip-flop RS dengan menggunakan gerbang NAND, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.

2. Susunlah untai flip-flop RS dengan menggunakan gerbang NOR, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.

3. Susunlah untai flip-flop RS tergerbang dengan menggunakan gerbang NAND, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.

4. Susunlah untai flip-flop RS tergerbang dengan menggunakan gerbang NOR, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.

5. Jawablah pertanyaan di bawah ini dalam laporan sementara :a. Pada flip-flop input A atau S disebut sebagai SET input, dan input B atau R disebut

sebagai RESET input. Apa sebabnya.b. Bagaimanakan arah perubahan output Q1 untuk A = B = 0 untuk masing masing

jenis flip-flop RS ?c. Bagaimanakan arah perubahan output Q1 untuk A = B = 1 untuk masing masing

jenis flip-flop RS ?d. Bagaimanakah hubungan nalar antara Q1 dan Q2.e. Pada flip-flop RS tergerbang untuk Clock = 0, bagaimanakah keadaan output untuk

sembarang kombinasi input ?

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 13

Page 14: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL III. Untai Latch atau Flip-flop

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : ......... 1. Untai flip-flop RS dengan gerbang NAND.Gambar rangkaian Tabel hasil pengamatan

A B Q1 Q20 11 11 01 10 11 00 00 11 1

2. Untai flip-flop RS dengan gerbang NOR.Gambar rangkaian Tabel hasil pengamatan

A B Q1 Q20 11 11 01 10 11 00 00 11 1

3. Untai flip-flop RS tergerbang dengan gerbang NAND.Gambar rangkaian Tabel hasil pengamatan

Clk A B Q1 Q2

0 0 11 0 10 0 01 0 00 1 01 1 00 1 11 1 1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 14

Page 15: Modul Praktikum Rangkaian Digital

4. Untai flip-flop RS tergerbang dengan gerbang NOR.Gambar rangkaian Tabel hasil pengamatan

Clk A B Q1 Q20 0 11 0 10 0 01 0 00 1 01 1 00 1 11 1 1

5. Jawaban soal : ………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..………………………………………………………………………………………………..

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 15

Page 16: Modul Praktikum Rangkaian Digital

MODUL IVUNTAI DEKODER

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan untai dekoder kepada kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai dekoder dan menyusun untai

dekoder dengan berbagai macam kombinasinya.

B. TeoriBagian terpenting dari sistem yang memilih lokasi sel yang akan dibaca atau

ditulisi adalah dekoder. Rangkaian khusus ini disebut dekoder banyak-ke-satu, matriks dekoder, atau dekoder, dan memiliki karakteristik sedemikian sehingga untuk masing-masing bilangan masukan biner dari 2n yang mungkin diambil oleh n-sel masukan, matriks itu akan mempunyai satu saluran yang unik dari 2n saluran keluaran.

Dalam pelaksanaan praktikum, yang digunakan adalah IC dengan fungsi dekoder tersebut. Gambar 4.1. menunjukkan diagram kotak IC dekoder 2-bit) dengan masukan 2 buah dan keluaran berjumlah 4 buah, serta sebuah kendali. Hubungan antara masukan dan keluaran adalah jumlah keluaran merupakan 2 pangkat masukannya (keluaran = 2masukan). Sebagai contoh jika masukannya 2, maka keluarannya adalah 22 = 4. Tabel 4.1. menunjukkan hasil keluaran dari dekoder pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Diagram kotak Dekoder 2-bit.

Tabel 4.1. Fungsi keadaan dekoder 4.1Masukan Keluaran

FE B A Y3 Y2 Y1 Y01 x x 1 1 1 10 0 0 1 1 1 00 0 1 1 1 0 10 1 0 1 0 1 10 1 1 0 1 1 1

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa FE berfungsi sebagai masukan untuk membolehkan (men-enable) dekoder tersebut bekerja, jika aktif (=0=aktif rendah), maka dekoder baru memperhatikan masukan A dan B. Jika A=0 dan B=0, maka keluaran Y0 akan aktif (=0=aktif rendah), demikian seterusnya untuk masukan yang lain dapat dilihat pada tabel 4.1. tersebut. D. Soal

1. Susunlah untai dekoder 4-bit dengan menggunakan dua dekoder biner 2-bit, seperti pada gambar dibawah. Amatilah hasil keluarannya, dan isilah pada tabel yang telah disediakan pada lembar kerja.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 16

Page 17: Modul Praktikum Rangkaian Digital

2. Susunlah untai dekoder 10-bit ( yang digunakan hanya 3-bit saja) dengan

menggunakan dekoder biner 3-bit, gerbang NAND 8-masukan, dan beberapa gerbang NOT, seperti pada gambar di bawah. Amatilah hasil keluarannya, dan isilah pada tabel yang telah disediakan pada lembar kerja.

Keterangan : - AEN dan -IOW dihubungkan dengan Ground (aktif rendah).- Vcc dihubungkan dengan Vcc 5 Volt dari sumber daya.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 17

Page 18: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL IV.Dekoder

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : .........

1. Dekoder 4-bit dengan menggunakan dua buah dekoder 2-bit.

Gambar untai dekoder

Tabel pengamatan :Masukan Keluaran

D C B A Y3 Y2 Y1 Y00 1 X X1 0 X X1 1 X X0 0 0 00 0 0 10 0 1 00 0 1 1

2. Dekoder 10-bit dengan menggunakan dekoder 3-bit, gerbang NAND 8-masukan, gerbang NOT. Gambar untai dekoder

Masukan KeluaranA9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Y7 Y6 Y5 Y4 Y3 Y2 Y1 Y01 x x x x x x x x X0 0 1 1 1 1 1 0 0 00 0 1 1 1 1 1 0 0 10 0 1 1 1 1 1 0 1 00 0 1 1 1 1 1 0 1 10 0 1 1 1 1 1 1 0 00 0 1 1 1 1 1 1 0 10 0 1 1 1 1 1 1 1 00 0 1 1 1 1 1 1 1 1

MODUL V

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 18

Page 19: Modul Praktikum Rangkaian Digital

UNTAI PENCACAH

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan untai pencacah kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai pencacah dan menyusun untai

pencacah dengan berbagai macam kombinasinya. B. Teori

Untai pencacah merupakan suatu untai digital yang digunakan untuk mencatat banyaknya kejadian dari masukan tertentu. Hal ini yang digunakan sebagai dasar dari pencacahan dan dipakai berulang-ulang. Untuk pengembangan lebih lanjut maka pencacah dapat berupa pencacah naik atau pencacah turun.

Pencacah naik maksudnya adalah akan menambah nilai cacahan dengan nilai tertentu jika suatu keadaan menyebabkannya bertambah, demikian juga pencacah turun adalah akan mengurangi nilai cacahan dengan nilai tertentu jika suatu masukan menyebabkannya berkurang. 1. Pencacah Biner

Pencacah biner adalah suatu jenis untai pencacah yang nilainya dimulai dari keadaan 0 pada semua keluaran sampai dengan semua keluaran bernilai 1. Pada saat semua keluaran bernilai 1 maka untuk keadaan selanjutnya akan mengambil keadaan awalnya, demikian seterusnya.

Tabel 5.1.a menunjukkan hasil dari untai pencacah naik 3-bit dan tabel 5.1.b menunjukkan hasil dari untai pencacah turun 3-bit.

Tabel 5.1. pencacah biner 3-bita. pencacah naik

Keadaan X2 X1 X0 Nilai Biner1 0 0 0 02 0 0 1 13 0 1 0 24 0 1 1 35 1 0 0 46 1 0 1 57 1 1 0 68 1 1 1 79 0 0 0 0... .. .. .. dan seterusnya

b. pencacah turunKeadaan X2 X1 X0 Nilai Biner

1 0 0 0 02 0 0 1 73 0 1 0 64 0 1 1 55 1 0 0 46 1 0 1 37 1 1 0 28 1 1 1 19 0 0 0 0... .. .. .. dan seterusnya

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 19

Page 20: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Untai pencacah dapat dibuat dengan berbagai macam cara, ada yang menggunakan untai kombinasional antara gerbang-gerbang dasar atau juga sudah ada keping (chip = IC) khusus yang memang sudah dirancang untuk keperluan pembuatan untai pencacah. Beberapa untai pencacah akan dibahas dalam teori ini.

a. Untai Pencacah dengan Flip-flop JKIC SN 7476 merupakan suatu IC (Integrated Circuit=rangkaian terintegrasi) keluaraga IC TTL (transistor transistor logic) yang didalamnya terdapat dua buah Flip-flop JK. Untai flip-flop JK merupakan pengembangan dari untai flip-flop RS. Lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 5.1.

a) b)

Gambar 5.1. Flip flop JK. (a). JK Flip-flop dibentuk dari flip flop RS. (b). JK flip flop.

Tabel kebenaran dari untai flip-flop tipe JK dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Tabel kebenaran flip-flop JK

MasukanJ K

Keadaan Berikutnya

0 0 Q10 1 01 0 11 1 Q2

Untai pencacah naik 3-bit dan pencacah turun 3-bit dengan Flip-flop JK adalah seperti telihat pada gambar 5.2 berikut ini.

Gambar 5.2. Untai pencacah dengan Flip-flop JK

Jika diinginkan membuat untai pencacah naik maka keluaran yang digunakan (dihubungkan dengan penampil) adalah keluaran dari Q1, demikian juga jika diinginkan membuat untai pencacah turun maka keluaran yang digunakan (dihubungkan dengan penampil) adalah keluaran dari Q2. b. Untai pencacah dengan IC pencacah

Seperti telah disebutkan diatas bahwa terdapat keping (Chip=IC) khusus yang digunakan untuk pencacah ini. Untuk itu maka akan dibahas komponen IC tersebut, dalam hal ini adalah IC SN 7493 (pencacah biner). IC ini termasuk dalam keluarga IC TTL. Gambar 5.3. menunjukkan gambar diagram IC SN 7493 yang digunakan sebagai pencacah biner.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 20

Page 21: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Gambar 5.3 Untai pencacah dengan IC SN 7493.

2. Pencacah jangkau tertentu.

Dalam aplikasi yang lain, seringkali diinginkan suatu nilai yang perputaran nilainya pada nilai tertentu, contohnya suatu pencacah yang nilainya antara 0 sampai dengan 9, atau nilainya antara 0 sampai dengan 4 (pencacah modulo 5) seperti pada digit menit dan jam pada suatu jam digital dan lain-lain. Bahkan jika diinginkan suatu pencacah yang nilainya antara 0 sampai dengan 23 (modulo 24) maka harus dibuat suatu untai pencacah BCD bertingkat dengan modulo 24.

Untuk lebih memudahkan pembuatan atau perancangan pencacah maka digunakan IC yang khusus digunakan untuk pencacah yaitu IC SN 7493 (pencacah biner) seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan suatu IC SN 7490 (pencacah BCD atau biner).

Pada perancangan untai pencacah dengan modulo tertentu maka yang harus diperhatikan adalah pola bit biner dari bilangan tertinggi dari nilai yang bisa dicapai. Selain itu juga fungsi masing masing kaki IC yang digunakan. Pada bagian selanjutnya telah dibahas contoh aplikasi IC SN 7493 sebagai pencacah biner. Kaki R01 dan R02 berfungsi sebagai RESET Counter dihubungkan dengan ground, hal ini berarti kaki tersebut tidak pernah aktif (karena mempunyai aktif tinggi).Jika diinginkan suatu pencacah yang mencacah pada jangkauan nilai tertentu saja maka kaki R01 dan kaki R02 haruslah digunakan.

Contoh : Jika diinginkan suatu pencacah yang berfungsi sebagai pencacah modulo 5, maka yang diperhatikan adalah pola bit biner 5 adalah 0101 (4-bit). Disini dilihat bahwa bit ke-0 adalah 1, bit ke-1 adalah 0, bit ke-2 adalah 1, dan bit ke-3 adalah 0. Untuk mengaktifkan reset counter (aktif tinggi) dapat kita gunakan bit ke-0 dan bit ke-2, oleh karena itu maka salah satu reset counter dihubungkan dengan bit ke-0 dan reset yang lain dihubungkan dengan bit ke-2 dari keluaran pencacah (counter).Gambar untai pencacah modulo 5 adalah sebagai berikut :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 21

Page 22: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Selanjutnya akan dibahas tentang IC SN 7490 sebagai pencacah BCD. Gambar 5.4. menunjukkan diagram kotak IC SN 7490. Tabel 5.2. menunjukkan tabel fungsi pencacah BCD.

Gambar 5.4. Diagram kotak IC SN 7490

Tabel 5.2 Fungsi pencacah BCD SN 7490

Reset Input OutputR01 R02 R91 R92 Qd Qc Qb QaH H x L L L L LH H L x L L L Lx x H H H L L Hx L x L COUNTL x L x COUNTL x X L COUNTx L L x COUNT

Contoh : Susunlah pencacah modulo 24 (nilainya 0 - 23) dengan pencacah BCD 7490.

Gambar untai pencacah modulo 24

D. Soal

1. Susunlah untai pencacah biner dengan flip-flop JK.a. pencacah naikb. pencacah turun

2. Susunlah untai pencacah biner dengan IC pencacah biner SN 7493.3. Susunlah untai pencacah dengan modulo tertentu dengan IC SN 7493.a. modulo 10b. modulo 64. Susunlah untai pencacah yang berfungsi seperti halnya menit pada suatu jam. 5. Susunlah untai pencacah yang berfungsi seperti halnya kerja suatu jam (menit dan

detik saja).

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 22

Page 23: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 23

Page 24: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL V. Untai Pencacah

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : ......... 1. Untai pencacah Biner dengan Flip-flop JKa. pencacah naik Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

b. pencacah naik Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

2. Untai pencacah Biner dengan IC pencacah Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

3. Untai pencacah dengan modulo tertentua. modulo 10 Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen b. modulo 6

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 24

Page 25: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

4. Untai pencacah yang berfungsi sebagai menit Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

5. Untai pencacah yang berfungsi menit dan jam Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

MODUL VI

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 25

Page 26: Modul Praktikum Rangkaian Digital

APLIKASI LALULINTAS SISTEM DIGITAL

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan salah satu aplikasi sistem digital kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui penerapan sistem dalam kehidupan sehari-hari

dan mampu untuk dilaksanakan dalam praktikum. B. Teori

Salah satu aplikasi sistem digital yang akan dipraktikkan pada modul ini adalah untai Lampu pengatur lalu lintas pada suatu pemberhentian simpang tiga, seperti telihat pada gambar 6.1. Pada suatu saat hanya ada kendaraan dari satu arah saja yang diperbolehkan lewat ke arau tujuan (dari arah A saja atau dari arah B saja).

Dalam aplikasi pada sistem digital nantinya dianggap bahwa kalau lampu hidup maka akan berlogika atau bernalar 1 dan sebaliknya jika lampu padam maka akan bernalar 0.Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah pembuatan tabel keadaan lampu lalu lintas tersebut, seperti terlihat pada tabel 6.1.

Arah A Arah Bm M K H M K H0 1 0 0 1 0 01 0 0 1 1 0 02 0 0 1 1 0 03 0 1 0 1 0 04 1 0 0 1 0 05 1 0 0 0 0 16 1 0 0 0 0 17 1 0 0 0 1 0

Keterangan : M = Merah, K = Kuning, H = Hijau Dari Tabel tersebut kemudian dibuat peta Karnaugh (dibaca pada buku catatan kuliah) untuk masing-masing lampu.

Peta Karnaugh untuk arah A

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 26

Page 27: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau

C C C C C CA.B 1 0 A.B 0 0 A.B 0 1A.B 0 0 A.B 0 1 A.B 1 0A.B 1 1 A.B 0 0 A.B 0 0A.B 1 1 A.B 0 0 A.B 0 0

Dengan penyederhanaan peta karnaugh di dapat persamaan sebagai berikut :

Y Merah = A + (B . C) Y Kuning = A.B.C Y Hijau = A.B.C + A.B.C Keterangan : Bit A adalah bit MSB, bit C adalah bit LSB. Peta Karnaugh untuk arah B Lampu Merah Lampu Kuning Lampu Hijau

C C C C C CA.B 1 1 A.B 0 0 A.B 0 0A.B 1 1 A.B 0 0 A.B 0 0A.B 0 0 A.B 0 1 A.B 1 0A.B 1 0 A.B 0 0 A.B 0 1

Dengan penyederhanaan peta karnaugh di dapat persamaan sebagai berikut : Y Merah = A + (B . C) Y Kuning = A.B.C Y Hijau = A.B.C + A.B.C Keterangan : Bit A adalah bit MSB, bit C adalah bit LSB.

Setelah semua rangkaian dibuat, maka sebenarnya kerja dari lampu tersebut hanya mengulang-ulang keadaan seperti terlihat dalam tabel 6.1 di atas. Sehingga untuk merealisasikannya dibutuhkan suatu untai pencacah biner 3-bit yang mempunyai keadaan keluaran sebanyak 8 buah. Gambar 6.2 menunjukkan hubungan antara dekoder lampu lalu-lintas dengan untai pencacah biner 3-bit.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 27

Page 28: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Gambar 6.2. Untai Pengatur lampu lalu-lintas simpang tiga.

D. Soal

1. Buatlah untai pengatur lalu-lintas simpang tiga seperti terlihat pada gambar 6.2 di atas. Gambarlah sekali lagi untai masing-masing dekoder secara lebih detail berserta untai pencacahnya dan hubungan antara keluaran pencacah (A, B, C) dengan masukan pada dekoder (A, B, C).

2. Buatlah analisa tentang hasil yang telah anda kerjakan pada saat praktikum pada modul ini. Buatlah analisa tentang hasil pengamatan sementara. Buatlah juga analisa secara lebih lengkap pada Laporan resmi.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 28

Page 29: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL VI. Aplikasi Lalulintas Sistem Digital

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : ......... 1. Untai pengatur lampu lalu-lintas. a. Gambar untai secara lengkap.

b. Analisa hasil pengamatan.………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...………………………………………………………………………………………………...

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 29

Page 30: Modul Praktikum Rangkaian Digital

MODUL VIIMULTIPLEKSER

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan multiplekser kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi multiplekser dan berbagai

kombinasinya.

B. Teori

Multiplekser adalah suatu untai digital yang berguna untuk menyalurkan sejumlah n-masukan ke dalam satu atau dua jalur keluaran dengan mengatur jalur alamat (address)-nya dan jalur select atau strobe. Gambar 7.1. menunjukkan diagram blok multiplekser 8-kanal masukan dan 2-kanal output.

Gambar 7.1.

Jalur E0-E7 (8-kanal) adalah jalur masukan digital merupakan data yang akan disalurkan ke jalur keluaranY, keluaran W merupakan jalur keluaran yang mempunyai nalar berlawanan dengan jalur Y (W = -Y). Jalur A, B, C merupakan pemilih saluran. Jalur ST atau strobe digunakan untuk mngendalikan keluaran Y dan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kebenaran multiplekser berikut ini:

INPUT OUTPUTST C B A Y WH X X X L HL L L L E0 -E0L L L H E1 -E1L L H L E2 -E2L L H H E3 -E3...L H H H E7 -E7

Keterangan: Untuk semua masukan A, B, C bernilai sembarang, jika ST diberikan nilai ‘1’ atau ‘H’ maka Y akan bernilai ‘0’ atau ‘L’ dan W bernilai ‘1’ atau ‘H’.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 30

Page 31: Modul Praktikum Rangkaian Digital

C. Percobaan1. Susunlah untai multiplekser seperti pada Gambar 7.1. Jalur E0 sampai E7

disambungkan dengan jalur masukan saklar biner. Jalur A, B, C, dan ST disambungkan dengan jalur masukan saklar biner. Jalur Y dan W disambungkan dengan penampil LED biner. Amati hasilnya dan diisikan pada tabel kebenaran yang tersedia pada lembar pengamatan.

D. PERTANYAAN

1. Bagaimana hubungan antara jumlah masukan En terhadap jalur kendali pemilih saluran ?2. Bagaimanakah cara untuk mendapatkan multiplekser dengan jumlah masukan 16, jika

yang tersedia adalah dua buah multiplekser dengan jumlah masukan 8 ?

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 31

Page 32: Modul Praktikum Rangkaian Digital

MODUL VII. MULTIPLEKSER Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : .........

1. Pengamatan Multipleksera. Gambar Rangkaian

b. Tabel Pengamatan

INPUT OUTPUTST C B A Y W1 X X X0 0 0 00 0 0 10 0 1 00 0 1 10 1 0 00 1 0 10 1 1 00 1 1 1

Jawaban pertanyaan1.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

2.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

MODUL VIII

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 32

Page 33: Modul Praktikum Rangkaian Digital

ENKODER (PENYANDI)

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan enkoder (penyandi) kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi enkoder (penyandi) dan berbagai

kombinasinya.

B. TeoriEnkoder atau penyandi adalah untai digital yang mempunyai fungsi yang

berlawanan dengan untai dekoder. Untai enkoder atau penyandi mempunyai sejumlah masukan yang pada satu saat hanya ada satu masukan yang boleh aktif. Keluaran enkoder ini adalah bit jamak terkode yang akan dibangkitkan tergantung pada masukan yang diaktifkan.

Aplikasi enkoder ini misalnya papan ketik yang terdiri atas karakter, angka, dan karakter khusus yang kira-kira terdiri atas 84 karakter. Setiap karakter dipilih dengan menekan sebuah tombol pada papan ketik (keyboard), selanjutnya penyandi akan mengubah setiap masukan ke sandi biner tertentu. Gambar 8.1. menunjukkan aplikasi enkoder untuk papan ketik atau keyboard.

Gambar 8.1. Aplikasi Enkode untuk keyboard.

Diperlukan sandi 7-bit untuk menyadikan 84 karakter yang ada menjadi kode biner (27 = 128).

Enkoder yang digunakan dalam praktikum adalah jenis 74148, yang mempunyai masukan sebanyak 8-buah, dan keluaran sebanyak 3-buah. Berikut ini adalah gambar simbol Enkoder 74148.

Tabel Kebenaran Enkoder 74148

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 33

Page 34: Modul Praktikum Rangkaian Digital

INPUT OUTPUT__EI

_ _ _ _ _ _ _ _0 1 2 3 4 5 6 7

__ __ __A2 A1 A0

__ __GS EO

HLLLLLLLLL

X X X X X X X XH H H H H H H HX X X X X X X LX X X X X X L HX X X X X L H HX X X X L H H HX X X L H H H HX X L H H H H HX L H H H H H HL H H H H H H H

H H HH H HL L LL L HL H LL H HH L LH L HH H LH H H

H HH LL HL HL HL HL HL HL HL H

C. Percobaan1. Susunlah untai enkoder dan amatilah masukan dan keluarannya pada tabel kebenaran.

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL VIII. ENKODER

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 34

Page 35: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : ......... 1. Gambar untai enkoder.

Tabel Kebenaran Enkoder 74148

INPUT OUTPUT__EI

_ _ _ _ _ _ _ _0 1 2 3 4 5 6 7

__ __ __A2 A1 A0

__ __GS EO

HLLLLLLLLL

X X X X X X X XH H H H H H H HX X X X X X X LX X X X X X L HX X X X X L H HX X X X L H H HX X X L H H H HX X L H H H H HX L H H H H H HL H H H H H H H

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… …… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

…… ……

MODUL IXPEMBANDING (KOMPARATOR) DIGITAL

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 35

Page 36: Modul Praktikum Rangkaian Digital

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan untai pembanding kepada para praktikan.2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai pembanding dan berbagai

kombinasinya.

B. TeoriPengertian mendasar dari pembanding atau comparator adalah membandingkan

suatu data dengan data yang lain. Besarnya data dapat bervariasi asalkan keduanya mempunyai besaran yang sama (misalnya volt dengan volt, bilangan biner 1-bit dengan bilangan biner 1-bit, bilangan biner 2-bit dengan bilangan biner 2-bit, dan lain-lain). Pembahasan lebih lanjut dalam praktikum ini adalah untai pembanding data biner.

1. Pembanding 1-bitPembanding 1-bit adalah membandingkan 1-bit data dengan 1-bit data lainya. Tabel berikut ini menunjukkan tabel kebenaran untai pembanding 1-bit.

A B Fungsi 1 Fungsi 20 0 0 10 1 1 01 0 1 01 1 0 1

Dilihat dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa untuk hasil Fungsi 1 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai sama, dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai berbeda. Untai pembanding demikian dinamakan dengan untai pembanding 1-bit dengan keluaran aktif rendah. Gerbang yang sesuai dengan tabel Fungsi 1 adalah gerbang EXOR.

Untuk hasil Fungsi 2 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai berbeda dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai sama. Untai pembanding demikian dinamakan dengan untai pembanding 1-bit dengan keluaran aktif tinggi. Gerbang yang sesuai dengan tabel Fungsi 1 adalah gerbang EXNOR. Gambar 8.1. menunjukkan untai pembanding 1-bit.

Gambar 8.1. Untai pembanding 1-bit.

2. Pembanding 2-bitUntai pembanding 2-bit merupakan pengembangan dari untai pembanding 1-bit. Tabel berikut menunjukkan tabel kebenaran untai pambending 2-bit.

A1 A0 B1 B0 Fungsi 1 Fungsi 20 0 0 0 0 10 0 0 1 1 00 0 1 0 1 0

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 36

Page 37: Modul Praktikum Rangkaian Digital

0 0 1 1 1 00 1 0 0 1 00 1 0 1 0 10 1 1 0 1 00 1 1 1 1 01 0 0 0 1 01 0 0 1 1 01 0 1 0 0 11 0 1 1 1 01 1 0 0 1 01 1 0 1 1 01 1 1 0 1 01 1 1 1 0 1

Dilihat dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa untuk hasil Fungsi 1 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai sama, dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai berbeda. Untuk hasil Fungsi 2 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai berbeda dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai sama. Perlu diingat bahwa gerbang EXOR dan gerbang EXNOR hanya mempunyai dua buah masukan. untuk itu diperlukan gerbang lain yang digunakan untuk menggabungkan kedua hasil keluaran. Gambar 8.2. menunjukkan untai pembanding 2-bit.

(a)

(b)

Gambar 8.2. Untai pembanding 2-bit. (a). Aktif Rendah (b). Aktif Tinggi

3. Pembanding 8-bitPembanding 8-bit dapat disusun dengan menambah atau memodifikasi dari untai pembanding 2-bit, namun hal ini terasa kurang praktis dan rangkaiannyapun relatif banyak. Untuk mengatasi hal ini digunakan IC pembanding (comparator) dengan tipe 74688. Di dalam IC ini terdapat untai pembanding 8-bit dengan keluaran aktif rendah (artinya keluaran akan bernilai rendah atau 0 jika kedua masukan bernilai sama dan dakan bernilai tinggi atau 1 jika kedua masukan berbeda nilainya).

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 37

Page 38: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Gambar 8.3. menunjukkan IC 74688.

C. Percobaan

1. Susunlah untai pembanding atau comparator 1-bit dengan keluaran aktif rendah. Amatilah hasilnya dalam sebuah tabel kebenaran.

2. Susunlah untai pembanding atau comparator 2-bit dengan keluaran aktif rendah. Amatilah hasilnya dalam sebuah tabel kebenaran.

3. Susunlah untai pembanding atau comparator 8-bit dengan mengggunakan IC comparator 74688.

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL IX. PEMBANDING (KOMPARATOR) DIGITAL

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 38

Page 39: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : .........

1. Untai pembanding atau comparator 1-bit dengan keluaran aktif rendah.a. Gambar Rangkaian

b. Tabel KenenaranA B Fungsi0 00 11 01 1

2. Untai pembanding atau comparator 2-bit dengan keluaran aktif rendah. a. Gambar Rangkaian

b. Tabel Kenenaran

A1 A0 B1 B0 Fungsi0 0 0 00 0 0 10 0 1 00 0 1 10 1 0 00 1 0 10 1 1 00 1 1 11 0 0 01 0 0 11 0 1 01 0 1 11 1 0 01 1 0 11 1 1 01 1 1 1

3. Untai pembanding atau comparator 8-bit dengan mengggunakan IC comparator 74688.a. Gambar rangkaian

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 39

Page 40: Modul Praktikum Rangkaian Digital

b. Tabel kebenaran

A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 B7 B6 B5 B4 B3 B2 B1 B0 Fungsi0 X X X X X X X 1 X X X X X X X

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1

0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0

X 1 X X X X X X X 0 X X X X X X

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0

X X X X X X X 0 X X X X X X X 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

MODUL XREGISTER GESER

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud : Memperkenalkan untai register geser kepada praktikan.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 40

Page 41: Modul Praktikum Rangkaian Digital

2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai register geser dan berbagai kombinasinya.

B. TeoriRegister geser merupakan salah satu untai sekuensial dalam sistem digital. Register

geser digunakan untuk mencatat data yang masuk secara berurutan. Adapun jenis-jenis register geser tersebut adalah :

a) Serial IN serial OUT (SISO) Masukan dari register ini adalah serial dan output dari register ini juga serial.

Ilustrasi :

Data In Data Out

b) Serial IN paralel OUT (SIPO) Masukan dari register ini adalah serial dan output dari register ini paralel.

Ilustrasi :

Data In

Data Out (paralel)

c) Paralel IN serial OUT (PISO) Masukan dari register ini adalah paralel dan output dari register ini serial.

Ilustrasi :

Data In Data Out

d) Paralel IN paralel OUT (PIPO) Masukan dari register ini adalah paralel dan output dari register ini juga paralel.

Ilustrasi : Data In (paralel)

Data Out (paralel)

Register geser yang digunakan untuk praktikum ini adalah jenis SN 74LS194 yang mempunyai Input serial maupun paralel (4-bit), dengan Output Paralel (4-bit). Register geser dengan menggunakan IC jenis ini dapat digunakan untuk operasi penggeseran ke kiri (left shift) atau untuk operasi penggeseran ke kanan (right shift). Berikut ini adalah gambar IC 74LS194.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 41

Page 42: Modul Praktikum Rangkaian Digital

Gambar 10.1. Susunan kaki IC 74LS198

Jalur-jalur yang ada pada register IC 74LS198 dapat dilihat pada tabel berikut ini:Input Output

Clear Mode Clock Serial Paralel QA QB QC QD KeteranganS1 S0 Left Right A .. D

L X X X X X X L L L L ClearH X X L X X X QA0 QB0 QC0 QD0 No ChangeH H H X X a .. h a b c d Par. LoadH L H X H X H QAn QBn QCn Sh. RightH L H X L X L QAn QBn

QCnSh. Right

H H L H X X QBn QCn QDn H Sh. LeftH H L L X X QBn QCn QDn

LSh. Left

H L L X X X X QA0 QB0 QC0 QD0 No Change

Keterangan :Jalur Clear digunakan untuk mereset keluaran atau output paralel.Jalur Mode S1 dan S0 digunakan untuk mengendalikan operasi penggeseranJalur Clock (T) digunakan untuk memberikan sinyal pulsa.Jalur Serial Left (SEl) digunakan untuk memberikan data serial terhadap data yang akan digeser ke kiriJalur Serial Right (SEr) digunakan untuk memberikan data serial terhadap data yang akan digeser ke kananJalur Paralel Input (A .. D) digunakan untuk memberikan data masukan paralel terhadap regsiter.Jalur Paralel Output (QA .. QD) merupakan jalur keluaran dari register (8-bit paralel)

C. PercobaanC.1. Serial IN Serial OUTLangkah percobaan (Shift Right/geser kanan)

1. Hubungkan jalur S1 dan S0 dengan masukan saklar (beri logika 0 untuk S1 dan logika 1 untuk S0) menjadi mode shift right (geser kanan).

2. Hubungkan jalur QD dengan penampil LED sebagai keluaran serial3. Hubungkan jalur SEr dengan saklar biner sebagai masukan serial4. Berilah data pada SEr diikuti dengan penekanan tombol clock (catatlah data

tersebut).5. Ulangi langkah 4 sebanyak delapan kali6. Amati tampilan LED biner diikuti dengan penekanan tombol clock.

Tabel PengamatanInput Serial SEr Output Serial (QD)1 0 1 00 0 1 1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 42

Page 43: Modul Praktikum Rangkaian Digital

1 1 0 00 1 0 1

TUGAS A. Setelah melakukan percobaan C.1., maka buatlah register geser tersebut sedemikian sehingga berfungsi sebagai register geser kiri (Shift Left). Jalur mana saja yang digunakan, data serial dapat diubah sesuai dengan keinginan anda.

C.2. Paralel IN Paralel OUTLangkah percobaan 1. Hubungkan jalur S1 dan S0 dengan masukan saklar (beri logika 1 untuk S1 dan

logika 1 untuk S0) menjadi mode paralel in.2. Hubungkan jalur QA sampai QD dengan penampil LED sebagai keluaran paralel3. Hubungkan jalur A sampai H dengan saklar biner sebagai masukan paralel

(catatlah data tersebut).

Tabel PengamatanInput Paralel (A B C D)

Output Paralel (QA..QD)

1 0 1 00 0 1 11 1 0 00 1 0 1

TUGAS B. 1. Buatlah register dengan masukan serial dan output paralel (geser kiri).2. Buatlah register dengan masukan serial dan output paralel (geser kanan).3. Gunakan tabel pengamatan pada percobaan C2. (data masukan dapat diganti)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 43

Page 44: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITALMODUL X. REGISTER GESER

Nomor Mhs : ........ Paraf Asisten : .........Nama Praktikan : .................. tanggal : .........

1. Serial Input Serial OutputTabel PengamatanInput Serial SEr Output Serial (QD)1 0 1 00 0 1 11 1 0 00 1 0 1

2. Paralel Input Paralel OutputTabel Pengamatan

Input Paralel (A B C D)

Output Paralel (QA..QD)

1 0 1 00 0 1 11 1 0 00 1 0 1

TugasA.............................................................................................................

B1.............................................................................................................

B2.............................................................................................................

B3.............................................................................................................

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 44

Page 45: Modul Praktikum Rangkaian Digital

B4.............................................................................................................

B5.............................................................................................................

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 45

Page 46: Modul Praktikum Rangkaian Digital

PANDUAN PRAKTIKUMRANGKAIAN DIGITAL

UPT LABORATORIUMSEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AKAKOMYOGYAKARTA

Page 47: Modul Praktikum Rangkaian Digital