MODUL PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAHpendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/MODUL... ·...

84
MODUL PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH Disusun oleh : Dr. Kistiono, M.T. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

Transcript of MODUL PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAHpendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id/userfiles/file/MODUL... ·...

MODUL

PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH

Disusun oleh :

Dr. Kistiono, M.T.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017

Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Rabbi atas karunia-Nya, kami

dapat menyelesaikan materi mata kuliah Praktikum Fisika Sekolah. Shalawat serta salam kami

limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para

sahabatnya dan kepada umatnya yang turut dan setia kepada ajaran-Nya sampai akhir zaman.

Materi ini disusun untuk membantu mahasiswa mendapatkan materi untuk mata

kuliah Praktikum Fisika Sekolah. Bahan ajar ini disusun sesuai kompetensi yang dibutuhkan

oleh calon guru fisika sebagai guru IPA di SMP dan guru fisika di SMA serta sebagai tenaga

pengelola laboratorium sekolah. Bahan ini sudah divalidasi oleh validator DR. Ketang

Wiyono,M.Pd

Dengan kerendahan hati, kami menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari

sempurna dan lengkap, oleh karena itu keritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan bahan ajar ini dimasa yang akan datang.

Besar harapan kami semoga bahan ajar ini bermanfaat, khusunya bagi penulis dan

umumnya bagi pembaca agar dapat bermanfaat bagi kepentingan dunia pendidikan.

Inderalaya, Juli 2017

Penulis

1

Denah Laboratorium

2

BAB I

DESAIN LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH

Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau

kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau

pelatihan. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting. Pendidikan juga harus sesuai

dengan perkembangan zaman dan teknologi saat ini. Untuk meningkatkan mutu

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman tersebut, maka

diperlukan peningkatan di segala bidang misalnya terpenuhinya semua fasilitas-

fasilitas penunjang pendidikan.

Salah satu fasilitas penunjang pendidikan khususnya fisika yang sangat penting

adalah adanya laboratorium di sekolah.Tujuan pengadaan laboratorium di sekolah

tersebut adalah meningkatkan kemampuan psikomotor siswa di laboratorium.

Laboratorium sekolah haruslah memenuhi standar pembelajaran di sekolah dengan kata

lain harus memperhatikan kualitas maupun kwantitas di bidang fisik dan material baik

itu berupa sarana gedung, desain gedung, peralatan maupun bahan-bahan praktek, dan

tenaga laboratorium yang kesemuanya merupakan komponen penunjang pendidikan

praktek siswa di laboratorium.

Kompetensi yang diharapkan

1. Mengetahui dasar hukum tentang desain laboratorium IPA dan Fisika

2. Memahami tata letak laboratorium yang sesuai dengan standar laboratorium IPA

atau Fisika sesuai standar Nasional.

Uraian Materi

Pembelajaran IPA yang efektif menuntut pembelajaran konsep dan sub-konsep

yang berfokus pada pengembangan keterampilan proses melalui penelitian sederhana,

percobaan, demontrasi dan sejumlah kegiatan praktis lainnya. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan

3

bahwa standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan kriteria minimal, salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang sangat penting

adalah adanya laboratorium di sekolah.

Menurut Pella 1696, Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan

kepastian atau menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat,

menunjukkan gejala, memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan

keterampilan proses, membantu siswa belajar menggunakan metoda ilmiah dalam

memecahkan masalah dan untuk melaksanakan penelitian. Sedangkan, Menurut

Konsorsium Ilmu Pendidikan (Moh. Amien,1988:1), laboratorium diartikan sebagai

sarana, prasarana dan mekanisme kerja yang menunjang secara unik satu atau lebih

dharma perguruan tinggi melalui pengalaman langsung dalam membentuk

ketermapilan, pemahaman, dan wawasan dalam pendidikan dan pengajaran serta dalam

pengembangan ilmu dan teknologi dan pengabdian pada masyarakat. Sedangkan

menurut PP No.25/1980, pasal 27, laboratorium/studio adalah sarana penunjang

jurusan dalam satu atau seni tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang

bersangkutan.

Fungsi Laboratorium

Berdasarkan pengertian laboratorium diatas dapat berarti bahwa peranan atau

fungsi laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar fisika di

sekolah, atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di

sekolah, dan laboratorium dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai

kompetensi siswa yang menjadi tujuan proses pembelajaran fisika di sekolah.

Sebagai tambahan, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 40 Tahun 2008, adapun fungsi laboratorium fisika yaitu sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan

khusus yang tidak mudah dihadirkan di ruang kelas sehingga pembelajaran fisika dapat

berlangsung dengan baik.

Standar Laboratorium Fisika di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

1. Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan

pembelajaran IPA secara praktik yang memerlukan peralatan khusus

2. Ruang laboratorium IPA hanya dapat menampung minimum satu rombongan

belajar

4

3. Rasio minimum luas ruang laboratorium 2,4 m2 per pes erta didik. Untuk

rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum

ruang yang diperl ukan adalah 48 m2 termasuk ruang penyimp anan dan persiapan

18 m2 , dengan lebar minimum sebesar 5m.

4. Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan pencahayaan ya ng memadai untuk

membaca buku da n mengamati obyek percobaan.

5. Dilengkapi dengan air bersih

6. Ruang labratorium IPA dilengkapi dengan sarana yang lengkap.

5

Standar Laboratorium Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Untuk standar laboratorium Fisika di Sekolah Menengah Atas diatur dalam

Permendiknas No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), yakni:

1. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar.

2. Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan

belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang

laboratorium 48 m2termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m

2. Lebar

ruang laboratorium fisika minimum 5 m.

3. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan

memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

4. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel

berikut.

Desain Laboratorium Fisika

Agar fungsi utama laboratorium dapat berjalan dengan baik, maka laboratorium

fisika sekolah sebaiknya memiliki fasilitas – fasilitas ruangan untuk kegiatan proses

pembelajaran fisika. Fasilitas ruangan laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari

ruang praktikum, ruang guru, ruang persiapan dan ruang peminjaman. Bentuk, ukuran,

denah atau tata letak dan fasilitas diruangan tersebut dirancang dengan baik, sehingga

semua kegiatan dapat berjalan dengan baik dan nyaman. Penataan ruangan yang baik

juga memudahkan dalam akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainya,

memudahkan pengontrolan, menjaga keamanan alat – alat, dan memelihara

keselamatan kerja.

Desain laboratorium mencakup berbagai jenis, ukuran dan denah ruangan,

berbagai fasilitas inslatalasi laboratorium seperti instalasi listrik, instalasi air, dan

instalasi gas, serta berbagai fasilitas mebeler laboratorium. Fasilitas ruangan

laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang guru, ruang

persiapan, dan ruang penyimpanan.

Sebelum merancang atau membangun suatu ruang laboratorium, pihak

manajemen sekolah perlu mengadakan diskusi antara arsitek dengan guru yang

bersangkutan untuk mendapatkan masukan mengenai persyaratan yang perlu

dipertimbangkan bagi laboratorium yang akan dibangun. Pada awal perencanaan

6

pembangunan ruangan laboratorium, perlu ditentukan terlebih dahulu mengenai konsep

laboratorium yang akan digunakan, jenis ruang laboratorium, serta jenis dan banyaknya

alat dapat ditentukan setelah diputuskan konsep laboratorium yang akan dipakai.

a. Ruang Pratikum

Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika

sekolah yang merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika ,Luas

ruang praktikum lebih bear dari ruang kelas idealnya antara satu setengah sampai dua

kali luas ruang kelas.

Penyebab lebih luasnya ruanga lab di banding kelas karena ruang praktikum

harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama

melakukan proses pembelajaran selain itu jugaagar siswa yang duduk dibelakang

dapat melihat bila sedang dilakukan demonstrasi di depan, atau kegiatan siswa paling

belakang mudah diawasi oleh guru.

Berikut sketsa denah untuk desain ruangan laboratorium fisika : Berikut salah

satu desain denah laboratorium yang sesuai :

8 m

18 m

RUANG GURU

RUANG PRAKTIKUM

Ruang Ruang Penyimpanan Gudang

6 m

GAMBAR DESAIN DENAH LABORATORIUM FISIKA

7

Gam bar 1. Desain denah laboratorium fisika

8

Sumber Bacaan

Hadiat (Ed.). 1984. Pedoman Pengelolaan Laboratorium IPA : Pegangan Guru.

Proyek Pengadaan Buku. Depdikbud.

Sutrisno.2010.“Modul Laboratorium Sekolah”.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031SUT

RISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/Laboratorium_Fisika_Sekolah_I/MODUL_LABOR

ATORIUM_FISIKA_SEKOLAH_I.pdf. Fakultas Matematika dan IPA : Universitas

Pendidikan Indonesia. (diakses tangga 22 januari 2014)

Suyitno.’’tata letak alat-alat

lab”http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/tata- letak-alat-lab.pdf (diakses tanggal 22 januari 2014)

-.2012.http://physicslaboratory.blogspot.com/2012/03/desain-laboratorium-

fisika.html (diakses tanggal 22 januari 2014)

9

10

BAB II

FASILITAS LABORATORIUM

Kompetensi yang diharapkan

1. Mengetahui definisi dan fungsi Laboratorium. 2. Mengetahui fasilitas apa saja yang harus ada dalam ruang praktikum. 3. Mengetahui fasilitas apa saja yang harus ada dalam ruang persiapan. 4. Mengeahui fasilitas apa saja yang harus ada dalam ruang penyimpanan. 5. Mengetahui fasilitas apa saja yang harus ada pada ruang guru.

Uraian Matari

Telah dijelaskan bahwa fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu

sumber belajar fisika di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran

fisika di sekolah. Agar fungsi utama itu dapat berjalan dengan baik, maka laboratorium fisika

sekolah sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan proses pembelajaran

fisika, kegiatan administrasi dan pengelolaan laboratorium, kegiatan pemeliharaan dan

persiapan (setting) alat-alat aboratorium, dan penyimpanan alat-alat laboratorium. Fasilitas

ruangan laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari ruang praktikum, ruang guru, ruang

persiapan, dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas dari

setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap kegiatan yang

dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman, memudahkanakses dari

ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan pengontrolan, menjaga keamaan

alat-alat dan memelihara keselamatan kerja.

Berikut ini adalah salahsatu contoh gambaran umum dari setiap ruangan-ruangan itu:

a. Ruang praktikum.

Ruang praktikum merupakan bagian utama dari sebuah laboratorium fisika

sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses pembelajaran fisika

di laboratorium.Proses pembelajaran fisika di dalam ruang praktikum dapat berupa

peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok, dan penelitian. Proses

pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari pada proses

pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang praktikum harus

dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan proses

pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa dan

guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang

praktikum dibagi jumlah siswa biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang

kelas.

11

Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum dapat berjalan

dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas utama sebagai

berikut :

a) Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain), instalasi air

dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.

Instalasi Listrik

Kebutuhan instalasi listrik dalam laboratorium adalah untuk :

a. Memberikan penerangandi semua ruangan laboratorium yaitu di ruang praktikum, di

ruang guru, di ruang persiapan, dan di ruang penyimpanan atau gudang.

b. Memfasilitasi proses pembelajaran di laboratorium yaitu demonstrasi, eksperimen

dan penelitian, atau penggunaan OHP, LCD dan amplifier.

c. Memfasilitasi pekerjaan administrasi laboratorium, yaitu untuk pemasangan

mesin tik elektronik atau komputer.

d. Komponen instalasi listrik laboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring,

lampu, saklar dan stop kontak, lebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser.

e. Jaringan instalasi listrik di laboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan,

dinding ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan.

Instalasi air

a. Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperluan proses pembelajaran yaitu

eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang dapat

dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium, dan untuk mencuci tangan.

b. Komponen Instalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam

laboratorium, salurang air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya.

c. Bak Cuci dapat dipasang di bagian ruangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh dari

lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak listrik.

Biasanya bak cuci di pasang di ruang guru, di bagian pinggir ruang praktikum, di dekat

meja demonstrasi, dan dapat juga di dekat meja praktikum. Bak cuci sebaiknya tidak usah

dipasang di ruang persiapan dan di gudang.

Instalasi gas

Instalasi gas di laboratorium dibutuhkan untuk percobaan-percobaan yang

menggunakan kompor/pemanans bunsen seperti untuk memanaskan air dan

sebagainya. Instalasi gas di laboratorium dapat dibuat dengan menggunakan tabung

gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas melalui pipa instalasi gas yang

12

dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas. Dengan adanya instalasi

gas ini, harus diperhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk

membuang kebocoran gas yang mungkin terjadi. Harus diingat bahwa kalau

menggunakan gas LPG maka gas itu lebih berat dari udara sehingga lubang

pembuangan kebocoran gas itu harus di bagian bawah dinding atau cukup rendah.

b) Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi

untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari penyimpanan alat-alat praktikum.

Meja praktikum

a. Untuk siswa melakukan praktikum atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.

b. Satu meja untuktuk satu percobaan dan satu percobaan dapat dilakukan oleh dua

sampai 4 orang siswa.

c. Ukuran meja praktikum kira-kira dua kali meja belajar di kelas dengan atau

misalnya tinggi 75 cm, lebar 70 cm dan panjang 120 cm.

d. Dilengkapi dengan instalasi listrik.

e. Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang

lainnya.

Gb.1.1. Meja Praktikum

13

Kursi Praktikum

Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi

praktikumuntuk siswa melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di

laboratorium.

a. Kursi praktikum biasanya dibuat tanpa sandaran punggung dan tangan.

b. Kursi praktikum umumnya dibuat dari rangka besi tingginya sekita 50 cm dan

tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter sekitar 25 cm.

c. Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika

digeser, bagian bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau

karet.

Gb.1.2. Kursi Praktikum

Meja demonstrasi

a. Untuk guru melakukan demonstrasi atau kegiatan pembelajaran di laboratorium.

b. Dipasang di bagian depan ruang praktikum di depan papan tulis.

c. Ukuran panjangnya kira-kira dua kali meja praktikum dengan lebar dan tinggi

yang sama atau bisa juga tinggi 75 cm, lebar 80 cm dan panjang 200 cm.

d. Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.

e. Di samping meja demonstrasi dapat dipasang bak cuci.

14

Gb.1.3. Meja Demonstrasi

Loker

a. Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk

menyimpan buku dan tas siswa di dalam laboratorium.

b. Loker ditempatkan dibagian pinggir depan atau belakang ruang praktikum.

c. Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat

dan tahap-tahap tanpa pintu.

d. Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal untuk siswa.

e. Sebaiknya disediakan satu kotak untuk tiap satu siswa.

Gb.1.4. Loker Siswa

15

Lemari Alat

a. Dibuat dan disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat laboratorium.

b. Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas lemari tinggi yang disimpan di ruang

penyimpanan, dan lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang

praktikum..

c. Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat

digunakan sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang

menggunakan instalasi gas.

d. Semua lemari laboratorium, terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan

yang kuat untuk menahan beban yang cukup berat, sebaiknya tidak dari partikel

blok atau tripleks dan multiplek yang terlalu tipis.

e. Agar tidak menyita tempat yang lebar, pintu lemari alat-alat biasanya berupa

pintu geser.

f. Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca,

agar mudah dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.

g. Pintu lemari alat-alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan

alat-alat di dalamnya.

h. Alas tahapan lemari alat sebaiknya dapat dibongkar-pasang untuk memudahkan

penyimpanan alat-alat yang lebih tinggi dari tinggi tahap yang tersedia.

Gb.1.5. Lemari Alat

16

c) Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.

Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang

praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

a) Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup

rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).

b) Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.

c) Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat

teramati dari kedua ruangan itu.

d) Kotak P3K.

e) Fasilitas pemadam kebakaran.

b. Ruang guru

Ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi penanggung jawab

laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di laboratorium.

a) Ruang guru terdapat di dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar

yang sama melalui ruang praktikum.

b) Ruang guru memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.

c) Memiliki fasilitas mebeler seperti :

1) Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.

Laboratorium ukurannya sama dengan ukuran meja tulis pada umumya, lengkap

dengan laci-lacinya.

Gb.1.6. Meja dan Kursi Guru.

17

2) Lemari atau rak buku.

a. Digunakan untuk menyimpan berbagai buku kepustakaan laboratorium.

b. Lemari ini sebaiknya berninding kaca, dan tidak dikunci, agar setiap

pengguna laboratorium dapat menggunakan buku yang disimpan di

dalamnya.

c. Lemari ini dapat disimpan diruang guru.

Gb.1.7. Lemari Buku

3) Lemari untuk keperluan administrasi.

a. Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan

segala format administrasi laboratorium.

b. Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam, dengan ukuran yang

dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.

c. Jumlah lemari administrasi jangan terlalu banyak dibandingkan dengan

jumlah lemari alat.

18

d. Lemari ini disimpan di ruang guru, dan diberi kunci.

Gb.1.8.Lemari Administrasi

4) Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa

oleh guru.

c. Ruang persiapan

Ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan

persiapan alat-alat laboratorium.

a) Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik. b) Memiliki fasilitas mebeler seperti :

1) Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat

laboratorium.

Meja persiapan

a. Untuk guru dan atau laboran untuk mempersiapkan alat-alat yang akan

digunakan untuk proses pembelajaran.

b. Dipasang di ruang persiapan.

c. Ukurannya kira-kira sama dengan meja demonstrasi.

d. Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak.

19

Gb.1.9. Meja Persiapan.

2) Lemari atau rak alat-alat.

a. Rak adalah lemari tanpa dinding, yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.

b. Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki

kotak khusus, atau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca

dan debu.

c. Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat, di ruang persiapan, dan di ruang

guru.

Gb.1.10. Rak Alat

20

3) Loket peminjaman alat-alat.

d. Ruang penyimpanan

Ruang penyimpanan di laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium,

adalah ruang yang disediakan khusus untuk menyimpan alat-alat yang sedang tidak

digunakan.

a) Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium disebelah dalam ruang persiapan.

b) Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang

penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar

melalui ruang persiapan.

c) Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara

yang baik.

d) Memiliki fasilitas mebeler seperti :

1) Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.

Lemari alat pada ruang penyimpanan sama dengan lemari atau rak-rak alat yang

ada pada ruang praktikum dan juga ruang persiapan.

2) Macam-macam rak untuk alat-alat.

Rak alat pada ruang penyimpanan sama dengan lemari atau rak-rak alat yang ada

pada ruang persiapan.

21

Sumber Bacaan

Dikmenum. 1999. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Dasar dan

Menengah. Direktorat Menengah Umum Sekolah Menengah Umum Diklat Teknisi

Jakarta.

Natalia, Reni Widya. 2012. Desain Laboratorium Fisika. ”

http://physicslaboratory.blogspot.com/2012/03/desain-laboratorium-fisika.html”.

Diakses tanggal 1 Februari 2014.

Pudak Scientific. 2013. Furnitur Laboratorium. “http://www.pudak-

scientific.com/image/furnitur_laboratorium01(1).pdf”. Diakses tanggal 1 Februari

2014.

Sutrisno. 2010. Modul Laboratorium Fisika Sekolah

I.“http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-

SUTRISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/Laboratorium_Fisika_Sekolah_I/MODUL_LABO

RATORIUM_FISIKA_SEKOLAH_I.pdf”. Diakses tanggal 1 Februari 2014.

22

23

BAB III

BAHAN HABIS PAKAI DAN ALAT LABORATORIUM

Kompetensi yang Diharapkan

Mahasiswa diharapkan mampu:

1. Membedakan antara bahan habis pakai dengan alat laboratorium

2. Membedakan antara alat permanen dengan alat bukan permanen

3. Mengelompokan alat permanen dan bukan permanen

4. Mengelompokan alat-alat untuk perbaikan

Uraian Materi

Alat-Alat Laboratorium

Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu memperhatikan

karakteristik dan spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan pencarian dan

pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan, ataupun sekedar kerapihan penyimpanan.Oleh

karena itu alat-alat laboratorium perlu dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan

kritria yang sesuai dengan tujuan pengelonpokkannya. Kriteria klasifikasi alat-alat

laboratrorium antara lain adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan volume, pabrik

pembuat, usia pakai, konsep fisika, fungsi atau kegunaan. A. Bahan Pembuatan

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bahan

utama pembuatannya, misalnya kayu, plastik, kaca, logam, dan sebagainya. B. Massa

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bobot dan

massanya apakah alat-alat itu ringan atau berat. C. Bentuk Dan Volume

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bentuk dan

ukuran volumenya, misalnya besar, kecil, bola, kubus, balok, silinder dan sebagainya. D. Pabrik Pembuat

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan produser

atau pabrik yeng membuatnya. Pengelompokkan ini tentu dengan menyebutkan nama PT

pabrik pembuat dan negaranya.

24

E. Letak Dan Cara Penyimpanannya

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan Letak dan

cara penyimpanan atau cara pemasangannya. Berdasarkan kriteria ini alat dikelompokkan

atas alat-alat permanen dan alat-alat tidak permanen.Alat-alat permanen adalah alat-alat

yang terpasang tetap di bagian tertentu dalam laboratorium, dan alat-alat tidak permanen

adalah alat-alat yang dapat disimpan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan

penggunaannya. F. Usia Pakai

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan usia

pakainya. Usia pakai adalah waktu yang menyatakan berapa lama atau berapa kali alat itu

dapat digunakan dan berfungsi dengan baik dan benar sesuai dengan spesifikasinya

pembuatannya. G. Konsep Fisika

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan konsep

atau materi fisika yang berkaitan dengannya, misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-

magnet, alat-alat optik dan sebagainya. H. Fungsi/Kegunaan

Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan fungsinya

ketika digunakan apakah sebagai alat ukur yang dapat digunakan pada lebih dari satu

percobaan, sebagai satu set percobaan, sebagai alat peraga, sebagai alat perbaikan, atau

yang lainnya. Pada prakteknya sering terjadi bahwa pengelompokkan alat-alat didasarkan

kepada lebih dari satu kriteria.Berikut ini adalah alat-alat fisdika dikelompokkan atas

bahan habis, alat permanen, alat tidak permanen dan alat perbaikan.

Bahan Habis

Bahan habis di laboratorium fisika dapat terdiri dari bahan material dan alat-alat yang

umur pakainya pendek atau bahkan sekali pakai habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi.

Bahan habis yang benar-benar berupa bahan material misalnya adalah timah patri, pita kertas

ticker timer, kertas karbon, benang, tali, paku keling, spritus, alkohol, minyak tanah, bensin,

pelumas dan sebagainya, sedangkan bahan habis yang berupa alat yang usia pakainya pendek

misanya adalah berbagai komponen elektronika seperti hambatan, kapasitor, transistor dan

sebagainya, pegas dan neraca pegas, termometer, hidrometer, batu baterai, dan sebagainya.

25

Bahan Habis

Berupa Bahan

Material

Timah Patri

Pita kertas ticker

timer

Kertas karbon

Tali

Benang

Paku keling

Fungsi

Untuk mematri atau merekatkan

kompo nen alat elektronika

tempat hasil cetakan yang berupa

titik-ti tik yang berasal dari kertas

karbon

tempat cetak ketikan-ketikan pada

kertas pita (ticker tape)

Sebagai pengikat

Sebagai pengikat

Sambu ngan kuat dan rapat, pada

konstr uksi boiler (boiler, tangki

dan pi pa-pipa tekanan tinggi).

Sambu ngan kuat, pada konstruksi

baja (bangunan, jembatan dan

crane).

Sambu ngan rapat, pada tabung dan

tangki ( tabung pendek, cerobong,

pipa-pipa tekanan). Sambu ngan pengikat, untuk

penutu p chasis (misalnya ; pesawat

terban g, kapal).

G ambar

26

bahan pendingin anti beku, pelarut,

spiritus bahan bakar dan sebagai bahan

additif bagi etanol industri.

Bahan Habis F ungsi

Gambar

Berupa Alat

mengh ambat arus

listrik dan

resistor mengh asilkan

nilai resistansi

tertentu

Keterangan

Jika kedua sisi besi

sud ah terpotong habis

Jika kedua sisi besi

kapasitor

pegas

Neraca pegas

Alat untuk menyi

mpan muata n

listrik

Sebag ai

penyim pan

energi mekanis Timbangan

sederhana yang

mengg unakan

pegas yang diguna

kan untuk mengu

kur massa benda dalam

kilogra m dan

besar gaya benda

dalam newton

sud ah terpotong habis

D apat habis ketika

elst isitasnya telah tidak

akurat.

Saama seperti pegas,

da pat dikatakan habis

k etika pegas pada

bagian dalam neraca

sudah tidak elastis lagi

dan penunjuknya s

udah tidak tepat

b erada di nol (tidak

kalibrasi)

27

Sebag i penghasil Batu baterai

tegangan

Alat yang

hidrometer diguna kan untuk

mengu kur berat

jenis

Alat ini habis

dikaarenakan pengguna

alat yang kurang teliti.

Seperti dalam

termometer Alat untuk pem akaian pengguna

tidak boleg menyentuh

meng ukur suhu

lang sung bagian

term ometer. Hal ini

dise babkan karena alat

yang sangat peka.

Hal-hal yang harus d iperhatikan berkaitan dengan bahan habis antara lain adalah

sebagai berikut ini: 1. Pemilihan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam kelompok bahan habis.

2. Pemberian label nama da n atribut yang jelas bagi setiap bahan habis, agar tidak tertukar

penyimpanan dan pemak aiannya. 3. Cantumkan catatan, perin gatan dan perhatian cara menggunakan yang tepat dan aman. 4. Penyimpanan yang sesua i dengan karakteristik alat misalnya 5. Tempat penyimpanan yan g tepat apakah dari kayu, plastik, kaca dan s ebagainya.

a. Ditutup dengan rapat.

b. Tidak ditutup rapat ata u bahkan terbuka

c. Suhu dan kelembaban tempat tempat penyimpanan yang sesuai, apakah bahan harus

disimpan di tempat yang kering, di tempat yang sejuk, jangan di tempat yang lembab,

atau harus dalam le mari es atau frezer, di tempat yang teran g atau gelap dan

sebagainya.

28

d. Bila bahan habis term asuk bahan yang mudah terbakar, maka h arus disimpan jauh dari

sumber api atau sumber panas, atau bahkan membelinya jan gan terlalu banyak, cukup

sekali pakai hab is saja. 6. Perhatikan batas waktu p emakaian dan kadaluarsanya. 7. Pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai berlebi han sehingga sisa

menjadi lewat bataas wak tu pemakaian atau kadaluarsa. 8. Termasuk ke dalam bahan habis adalah bahan-bahan (padat, cair, gas) pembersih seperti

sabun dan pembersih lantai, cairan khusus pembersih lensa, lap, tissue dan sebagainya.

Alat-Alat Permanen

Alat-alat permanen adalah alat-alat fisika yang disimpan dan sekaligus dipasang (siap

digunakan) di tempat tertentu, tidak harus atau bahkan tidak boleh d ipindah-pindahkan

tempatnya. Beberapa contoh alat yang dapat dipandang sebagai alat p ermanen misalnya adalah

:

Alat Permanen Fungsi Gambar

mengukur tekanan udara di Barometer

laboratorium

mengukur suhu udara di Termometer suhu ruangan

laboratorium

Untuk mengukur kelembaban

Higrometer udara dalam ruangan

laboratorium

29

benda yang terikat pada

sebuah tali dan dapat berayun

Bandul secara bebas dan

periodik yang digunakan

dalam percobaan ayunan

Untuk percobaan gerak jatuh Pesawat Athwood

bebas

Pemasangan alat-alat permaneen hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Pemilihan tempat yang stategis untuk pengamatan atau bahkan melaku kan percobaan. b. Ketepatan posisi pemasan gan di tempat yang sudah ditentukan. c. Tempat pemasangan dan alat yang dipasang ditempat itu harus terhindar dari faktor-faktor

yang dapat mengg anggu atau merusak alat seperti panas matahari, kelembaban, banyak

getaran dan sebag ainya. d. Setiap alat permanen dap at diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan atribut-atribut

lain alat tersebut seperti j umlah, spesifikasi, asesoris dan tempat penyimpanannya.

Alat-Alat Tidak Perman en

Sebagian besar alat-alat fisika adalah alat-alat tidak permane n. Alat-alat tidak

permanen adalah alat-alat yang penyimpanan dan pemakaiannya dapat b erpindah – pindah

tempat sesuai dengan kebutuh an dan tujuan penyimpanan atau penggunaan ya. a. Alat-alat tidak permanen dapat dikelompokkan berdasarkan kriteri a pengklasifikasian

yang pernah dijelaskan se belumnya. b. Alat-alat tidak permane n dapat berupa alat ukur yang dapat disettin g dalam lebih dari

satu macam percobaan, a sesoris yang dapat digunakan pada lebih dari satu alat yang lain,

asesoris khusus untuk sa tu alat tertentu, satu set percobaan yang tidak dapat dipisah-

pisahkan lagi komponen-komponennya, satu set peraga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi

komponen-komponennya. c. Alat-alat tidak permane n hendaknya disimpan berdasarkan kriteria pengklasifikasian

yang sudah ditentukan.

30

d. Alat-alat tidak permane n yang berupa set percobaan atau set per aga jangan sampai

komponen-komponen ata u asesoris-asesorisnya tercerai berai. Untuk itu maka setiap set

percobaan atau set perag a dapat disimpan disatu tempat sekaligus, misalnya disimpan

dalam satu kotak atau dus . e. Setiap alat tidak perman en dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan atribut-

atribut lain alat tersebu t seperti jumlah, spesifikasi, kondisi, asesoris dan tempat

penyimpanannya.

Pengelompokan alat-ala t berdasarkan konsep fisika

1. Alat Optik

Nama Alat Fungsi

Optik

Gambar

Kotak cahaya

Diafragma celah

lebar dan 5

celah

Diafragma 1 dan

3 celah

Seba gai sumber cahaya

Seba gai penyekat cahaya atau

pemb entuk benda dalam perco

baan

Seba gai penyekat atau

pemb entuk benda dalam

perco baan

Diafragma anak

panah

Cermin

kombinasi

Pembbentuk bayangan berbentuk

anak panah

Digunkan untuk mengetahui

jalan nya sinar yang dlakukan

dala m percobaan

31

lup

Kaca plan

paralel

Cermin datar

Digunakan untuk mengamati

benda kecil agar tampak lebih

besar

Keping kaca tiga dimensi yang

kedua sisinya dibuat sejajar

untuk mengamati pembiasan

cahaya yang dibentuk oleh benda

Digunakan untuk membentuk

bayangan atau memantulkan

cahaya

Digunakan untuk membiaskan Lensa

cahaya

Cermin cekung

Cermin

cembung

prisma

Digunakan untuk membentuk

bayangan yang diperbesar

Digunakan untuk membentuk

bayangan yang dikecil

Bangun ruang tiga yang dibatasi

oleh alas dan

tutupidentikberbentuk segi-n dan

sisi-sisi tegak berbentuk segi

empat

untuk mengamati lintasan

Meja optik cahaya, kompatibel dengan rel

presisi

32

2. Alat Mekanika

Nama Alat Fungsi

Gambar

Mekanika

Statif Untuk menjepit kan suatu benda

Mistar biasa digunakan oleh

pelajar untuk mengukur panjang

penggaris suatu benda.

Mistar mempunyai ketelitian

1mm. Nilai ketelitian adalah

nilai terkecil yang dapat diamati

digunakan untuk mengukur

Rol Meter panjang kayu,bangunan, dan

lain-lain

Alat ini ada yang mempunyai

tingkat ketelitian 0, 05 mm, dan

ada yang tingkat ketelitiannya

Jangka sorong 0,1 mm . alat ukur ini dapat

digunakan untuk mengukur

ketebalan, diameter dalam, dan

lebar dari sebuah benda.

alat ini dapat digunakan untuk

Mikrometer mengukur ketebalan benda

mulai dari 0,01 mm sampai

skrup

dengan batas ukur terbesar 2,54

mm (1 inci)

33

Neraca o’hauss

stopwatch

Neraca pegas

Busur derajat

Neraca Ohauss ini berguna

untuk mengukur massa benda

atau logam dalam praktek

laboratorium. Kapasitas beban

yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini

adalah311 gram. Batas ketelitian

neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.

alat untuk mengukur selang

waktu peristiwa berlangsung

Untuk mengukur gaya atau berat

Untuk menggambar dan

mengukur besar sudut digunakan

sebuah alat yang dinamakan

busur derajat. Busur derajat

adalah alat pengukur yang menggunakan derajat

sebagai satuan. Busur derajat

biasanya berbentuk setengah

lingkaran besarnya 180⁰.

34

Catu daya Sebagai sumber arus/PLN

Tempat meluncurnya kereta Rel presisi

dinamika

3. Alat Listrik Magnet

Nama Alat Fungsi Gambar

Listrik-Magnet

Galvanometer Alat untuk mengukur kuat arus

yang lemah

Amperemeter Alat untuk mengukur kuat arus

Alat untuk mengukur basarnya

Voltmeter tegangan dalam suatu rangkaian

listrik

Alat untuk mengukur hambatan Ohmmeter

listrik

35

alat pengukur listrik yang sering

dikenal sebagai VOAM (VolT,

Ohm, Ampere meter) yang dapat Multimeter

mengukur tegangan (voltmeter),

hambatan (ohm-meter), maupun

arus (amper-meter).

Batu baterai

resistor

alat untuk mengubah energi

kimia menjadi energi listrik.

untuk menahan arus

listrik dengan

memproduksi tegangan listrik di

antara kedua kutubnya, nilai

tegangan terhadap resistansi

berbanding dengan arus yang

mengalir.

kapasitor

Generator

Alat untuk menyimpan muatan

listrik

Alat yang digunakan untuk

memproduksi energi listrik dari

sumber energi mekanik,

biasanya dengan menggunakan

induksi elektromagnetik

36

Kawat tembaga

potensiometer

kompas

basicmeter

kabel dengan penghantar

tembaga dan biasanya dipakai

dalam instalasi tenaga listrik dan alat-alat kontrol, sehingga

biasanya disebut kabel instalasi.

sebagai resistor variable atau

Rheostat.

alat navigasi untuk menentukan

arah berupa sebuah panah

penunjuk magnetis yang bebas

menyelaraskandirinyadengan me

dan magnet bumi secara akurat.

sebagai alat ukur arus dan

tegangan DC dengan shunt dan

pengganda terpasang pada alat.

Nama Alat Fisika Modern

Tabung sinar katode

suatu tabung ruang hampa yang berisi suatu

senapan elektron (Electron guns) dan suatu

elemen pemanas (heater), yang berfungsi untuk

mempercepat dan membelokkan berkas elektron

(Electron beams)

Gambar

37

Kisi difraksi

Tempat lampu bertangkai

Rel p resisi

Kak i rel

Penyam bung rel

38

Piranti prisma

Amm eter

4. Alat Getaran, gelombang dan bunyi

Nama Alat Getaran

Gelombang dan Fungsi Gambar

Bunyi

a lat bantu yang biasa digunakan

Osiloskop u ntuk menganalisa frekuensi yang

terdapat

didalam perangkat

e lektronika

u ntuk menala atau menyetém

instrumen lain, termasuk vokal

Garpu tala manusia agar mencapai nada yang

s esuai dengan yang terkandung

d alam garpu tersebut

a lat tes elektronik yang berfungsi

s ebagai pembangkit sinyal atau

Audio Generator g elombang listrik. Bentuk

g elombang pada umumnya terdiri

d ari tiga jenis, yaitu sinusoida,

p ersegi, dan segitiga.

39

adalah alat tes elektronik yang

berfungsi sebagai pembangkit Generator

sinyal atau gelombang listrik

sistem speaker merupakan sebuah

transduser elektroacoustical yang

mengubah sinyal listrik ke bentuk

getaran suara. Speaker adalah mesin

pengubah terakhir atau

Loudspeaker kebalikan dari mikropon. Speaker

membawa sinyal elektrik dan

mengubahnya kembali menjadi

vibrasi-vibrasi fisik untuk

menghasilkan gelombang-

gelombang suara.

Kabel merah-hitam Sebagai penghubung ke rangkaian

Alat-Alat Perbaikan

Alat-alat perbaikan adalat alat-alat (“tools”) yang digunakan untuk memperbaiki atau

bahkan membuat alat-alat laboratorium.

a. Alat-alat perbaikan mutlak harus ada di laboratorium. b. Alat-alat perbaikan diinventarisir dan disimpan di tempat yang mudah dicari. c. Alat-alat perbaikan harus selalu diambil dan disimpan dari dan ke tempat yang sudah

ditentukan. d. Jumlah, jenis dan kualitas alat perbaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan

mengadakannya namun hendaknya memadai dan memenuhi kebutuhan. e. Tidak usah mengadakan, membeli atau memiliki alat perbaikan yang personalia

laboratorium tidak dapat menggunakannya. f. Alat-alat perbaikan harus terpelihara dan terawat dengan baik jumlah, jenis dan

kualitasnya sehingga selalu ada dan siap dapat berfungsi dengan benar ketika digunakan

untuk memperbaiki.

40

g. Sebagian dari alat-alat perbaikan dapat merupakan bahan habis, misalnya adalah mata

bor, mata gergaji, pisau cutter, dan sebagainya. h. Alat perbaikan berupa tools kit dapat dianggap sebagai contoh minimal dari alat

perbaikan yang harus ada di laboratorium.

Untuk alat perbaikan yang juga biasa dipakai untuk alat praktikum seperti solder, bor,

cutter, dan tang berbeda dengan alat praktikum. Untuk alat perbaikan itu disimpan di suatu

tempat dan tidak bisa disamakan dengan alat praktikum. Untuk alat praktikum, alat itu

disimpan di tempat alat-alat praktikum dan di siapkan dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk

alat perbaikan itu disiapkan satu saja, karena alat perbaikan di pakai pada saat memperbaiki

alat-alat praktikum yang berada dalam kondisi yang kurang baik.

Berikut beberapa contoh alat-alat perbaikan, diantaranya:

Nama Alat Fungsi Gambar

Gunting Untuk memotong bahan

yang tipis

alat bantu dalam merakit

atau membongkar

Solder rangkaian elektronika

pada rangkaian yang

terdapat pada papan pcb

Bor

Cutter

Untuk membuat lobang

baik pada meja atau papan

rangkaian

Untuk mengiris atau

memotong bahan yang

tidak terlalu tebal

41

alat yang digunakan untuk

mengencangkan

Tang baut, menjepit dan

sekaligus mengelupas

kabel

Jenis-Jenis Tang, Obeng, Bor, dan Kunci

1. Tang adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan baut, menjepit dan sekaligus

mengelupas kabel. Ada beberapa macam tang, yaitu :

Nama Tang Fungsi Gambar

Untuk menjepi kawat atau

Tang Jepit/Tang kabel, namun bagian rahang

yang tajam bisa

Cucut/Tang Buaya bawahnya

untuk memotong

digunakan

kawat

Untuk memotong kawat, kabel

plastik dan fiber tipis namun Tang Potong

tidak mampu memotong

ukuran bidang yang tebal

Digunakan untuk memotong Tang kombinasi

kawat atau kabel

untuk menjepit atau mencabut Tang kakaktua

paku

42

2. Obeng adalah alat yang digunakan untuk membuka atau memutar skru p.

Nama Obeng Fungsi Gambar

Untuk mengendorkan/

Obeng biasa mengencangkan sekrup atau baut

s esuai ukurannya.

mengencangkan baut dangan

Obeng offset k epala beralur atau sekrup yang

letaknya tidak dapat dijangkau

o leh jenis obeng biasa.

u ntuk mengeraskan atau

mengendorkan baut kepala beralur

Obeng ketok a tau sekrup yang momen

p engencangannya relatif lebih

tinggi

Obeng plus/blimbing

Obeng minus/

gepang

Obeng aksesori

memutar skrup atau baut yang

b erbentuk plus (+) di lubangnya

u ntuk memutar skrup atau baut

y ang berbentuk minus (-)

d ilubangnya

u ntuk memutar sekrup yang

melekang dari benda-benda

a ksesori, seperti kaca mata, arloji,

d an handphone

Alat pemutar sekrup memakai Obeng elektrik

tenaga elektrik

43

3. Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam yang berfungsi untuk

membuat ataupun memperbesar lobang.

Nama

Geared Head Drill Press/ Bor tekan

Bor ini dirancang untuk tenaga yang lebih besar

dengan putaran mata bor yang lebih rendah dari bor

bangku biasa

Bor radial

Bor radial bisa membuat lubang hingga diameter

4″,sehingga ini adalah mesin yang bisa

mengerjakan tugas sangat berat.

Bor dada/bor pistol

Untuk membuat lobang dengan car memutar tuas

Gambar

Kunci adalah alat yang digunakan untuk memasang atau melepas mur/baut atau sekrup.

Nama Kunci Fungsi Gambar

Kunci pas Untuk mengencangkan atau

melepas mur yang tidak

terlalu kuat

pengencangannya

Kunci ring Untuk memasang atau

melpas mur diruang yang

terbatas dimana kunci pas

tidak dapat digunakan

44

Kunci inggris Untuk melepas atau

mengganti mur/ baut dimana

ukuran kunci pas/ring yang

sesuai tidak ada

Kunci kombinasi

Kunci soket/sok

Berguna saat menyetel

pengikat (fastener) dengan

ukuran yang sama dan posisi

yang berbeda

Untuk melepas/ memasang

baut atau mur

Beberapa alat dala m bentuk KIT untuk mendukung percobaan fisika di SMP/SMA berbagai sumber dan gam bar

1. Kit mekanika

2. Kit optik

45

3. Kit listrik-magnet

4. Kit gelombang dan termodinamika

5. Kit hidrostatika dan panas

46

Sumber Bacaan

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Dasar 1 (Terjemahan).Jakarta : Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Schaum’s outline . 2008 . Termodinamika Teknik . Jakarta : Erlangga.

Sutrisno.2010. Modul Laboraturium Fisika Sekolah I. Bandung : UPI

47

BAB IV

ADINISTRASILABORATORIUM FISIKA SEKOAH

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

MAHASISWA DIHARAPKAN:

1) Memahami cara menginventaris alat-alat laboratorium 2) Memahami cara pengusulan alat dan bahan untuk laboratorium 3) Memahami cara pengelolaan penggunaan laboratorium

URAIAN MATERI

INVENTARISASI ALAT DAN FASILITAS LABORATORIUM

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan fasilitas laboratorium

adalah sarana fisik laboratorium seperti fasilitas ruangan, fasilitas instalasi listrik, air dan gas

serta fasilitas mebeler dan sebagainya, sedangkan alat-alat laboratorium terdiri dari bahan-

bahan habis, alat-alat permanen, alat-alat tidak permanen serta peralatan (tools) perbaikan.

Semua fasilitas dan alat-alat tersebut setiap saat dapat berubah keadaan jenis, kualitas, dan

kuantitasnya karena banyak faktor seperti tingginya frekuensi penggunaan, usia pakai,

kerusakan, kehilangan dan sebagainya. Untuk memudahkan pengontrolan dan analisis

kebutuhan atas semua fasilitas dan alat-alat tersebut, maka pengelolaan laboratorium harus

dilengkapi dengan tindakan inventarisasi secara rutin dan teratur dengan instrument

inventarisasi yang jelas, mudah dipahami, dan mudah diakses namun tidak dapat diubah secara

sembarang oleh orang atau pihak yang tidak berwenang. Instrument yang dimaksud antara lain

adalah daftar inventaris alat, kartu alat dan label alat.

1.1 Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium

Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium adalah catatan atas semua alat-alat dan

fasilitas laboratorium.

1. Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium dapat dibuat dalam bentuk buku catatan

dengan tulisan tangan, file cetakan, ataupun dalam bentuk file elektronik seperti dalam

disket, hardisk, CD, dan flashdisk. 2. Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium memuat nama dan berbagai atribut alat-

alat dan fasilitas laboratorium. 3. Yang dimaksud dengan atribut alat-alat dan fasilitas laboratorium dalam daftar inventaris

adalah catatan keterangan mengenai nama alat, nomor kode alat, spesifikasi, jumlah,

48

keadaan baik atau rusak, tanggal pembelian atau penerimaan, pabrik pembuat, nomor

seri/tipe/model, tempat penyimpanan bahkan mungkin juga sumber dana pembelian atau

pengadaan serta keterangan lain yang dianggap perlu sesuai dengan kondisi dan sistem

manajemen di laboratorium sekolah yang bersangkutan.

4. Perhatikan mungkin ada dan biasanya ada aturan resmi dari pemerintah, dinas pendidikan

atau sekolah mengenai tatacara pembuatan daftar inventaris dan pemberian berbagai

atribut alat dan fasilitas laboratorium. 5. Daftar inventaris selalu diperbaharui setiap dalam batas perioda tertentu, sehingga daftar

inventaris selalu sesuai dengan keadaan alat dan fasilitas laboratorium dalam perioda

waktu yang bersangkutan. 6. Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium sebaiknya dapat dibaca oleh semua pihak

yang berhak dan dianggap memerlukan, tetapi jangan sampai bisa diberi perubahan oleh

siapapun kecuali yang berwenang. 7. Daftar inventaris alat dan fasilitas laboratorium harus memudahkan penyimpanan dan

pengambilan serta pemeriksaan alat dan fasilitas laboratorium.

Berikut ini adalah salah satu contoh daftar inventaris yang dapat dibuat tetapi tidak harus

digunakan di sekolah.

Daftar Inventaris Laboratorium Fisika

Nama Sekolah :

Alamat Sekolah :

No. Nama Assesoris Kode Spesi Jml Tgl Pabrik No. Tempat Alat fikasi Diterima Seri Menyimpan

Palembang, .......2013

Kepala Laboratorium

Ttd

Nama

NIP

49

Keterangan dari setiap judul kolom pada daftar inventaris di atas adalah sebagai berikut ini.

1. No. adalah nomor urut masuknya alat ke dalam daftar inventaris. 2. Nama adalah nama alat, nama ini biasanya sama dengan nama yang diberikan oleh

pabrik pembuatnya. Nama alat dapat juga diberikan sesuai dengan konsep materi fisika. 3. Asesoris adalah kelengkapan kecil atau bagian-bagian alat yang dapat dibuka dan

dipasang pada alat yang bersangkutan. 4. Kode atau nompor kode adalah nomor yang diberikan oleh pembuiat daftar inventaris

kepada setiap alat yang termasuk di dalam daftar inventaris. Pengkodean ini hendaknya

mengacu (jika ada) kepada peraturan pemerintah mengenai pengkodean inventaris barang-

barang negara. Biasanga dua angka terakhir menyatakan nomor urut dari jumlah alat

sejenis, misalnya ……/……/……/2/6, berarti alat itu adalah alat yang ke 2 dari jumlah 6

yang ada. 5. Spesifikasi adalah data-data teknis alat baik dari tampilannya seperti bentuk, massa,

ukuran panjang x lebar x tinggi, warna, bahan utama, ataupun data-data pengukuran jenis

besaran yang diukur (jika listrik misalnya ac, dc, atau ac-dc) seperti batas ukur, skala

makasimum, skala terkecil, ketelitian dan sebagainya. 6. Jumlah adalah banyaknya alat yang ada dan terdaftar dalam daftar inventaris, biasanya

dinyatakan pada angka terakhir dari kode (lihat keterangan kolom 4). 7. Tanggal penerimaan adalah tanggal bulan dan tahun alat itu diterima. 8. Pabrik pembuat adalah pabrik atau perusahaan atau pihak yang memproduksi alat. 9. Nomor seri adalah nomor produk yang diberikan oleh pabrik pembuat berkaitan dengan

serial atau model produksinya. 10. Tempat Penyimpanan adalah nomor lemari, laci atau rak tempat alat disimpan.

1.2 Kartu alat

Kartu alat adalah kartu yang bertuliskan identitas dan segala atribut alat.

1. Kartu alat dibuat dari kertas yang tebal agar tidak cepat sobek. 2. Kartu alat digantungkan pada setiap alat. 3. Kartu alat dapat dibedakan warnanya untuk setiap laboratorium yang berbeda. 4. Sebaiknya selalu ada persedian kartu kosong untuk alat baru

50

LABORATORIUM FISIKA

NAMA SEKOLAH :

Alamat Sekolah :

Nama : ………………………………...

Asesoris : ………………………………...

Kode : ………………………………...

Spesifikasi : ………………………………...

Pabrik : ………………………………...

No. Seri : ………………………………...

Tempat simpan : ………………………………...

Kondisi Alat :

No. Tanggal Jumlah TTD

Baik Rusak Total

Label alat

Label alat adalah label atau kartu kecil yang bertuliskan nnama dan kode alat,

ditempel secara permanen pada alat. 1. Label alat ditempel pada setiap alat dan asesoris alat. 2. Warna label alat dapat dibedakan untuk setiap laboratorium atau setiap klasifikasi alat

tertentu. 3. Sistem pengkodean pada label alat sama dengan sistem pengkodean pada daftar

inventaris dan kartu alat.

........Nama Alat.....

......../kode/........

51

2. ADMINISTRASI PENGGUNAAN LABORATORIUM

Administrasi penggunaan alat terutama ditujukan untuk mengetahui kapan, berapa

lama, dan untuk apa dan oleh siapa laboratorium dan alat-alat laboratorium digunakan. Data

ini penting berkaitan dengan efisiensi dan efektifitas penggunaan laboratorium dan alat-alat

laboratorium serta kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat, karena setiap alat memiliki

usia pakai yang dapat berbeda satu sama lain. Pada garis besarnya, kegiatan laboratorium dapat

dibedakan atas kegiatan rutin dan kegiatan non rutin atau insidental. Kegiatan rutin adalah

kegiatan yang dilaksanakan dengan jadwal teratur dan berkala menurut perioda tertentu,

sedangkan kegiatan non ruitn atau insidental adalah kegiatan yang dilaksanakan sewaktu-

waktu jika diperlukan. Walaupun hanya dilaksanakan sewakltu-waktu jika diperlukan saja,

kegiatan non rutin tetap harus direncakan dengan baik hingga pada saatnya dapat dilaksanakan

dengan lancar. Untuk kegiatan rutin maka perencanaannya harus melibatkan semua guru yang

terlibat didalamnya dengan pembagian tugas dan penjadwalan yang disepakati bersama.

Jadwal kegiatan rutin harus menunjukkan dengan jelas hari, tanggal dan jam serta jenis

kegiatan, peserta dan guru penanggung jawabnya. Untuk kegiatan pembelajaran yang rutin

menggunakan laboratorium serta alat-alat laboratorium, jadalnya dapat dibuat misalnya seperti

pada contoh di bawah ini. LABORATORIUM FISIKA

NAMA SEKOLAH :

Alamat Sekolah :

JADWAL PENGGUNAAN LABORATORIUM

No. Hari Jam Kelas Guru

Palembang, .........2013

Ttd

Nama

NIP

52

Untuk pelaksanaan semua kegiatan rutin dan kegiatan non rutin, administrasi

penggunaan laboratorium dan alat-alat laboratorium dapat dilakukan misalnya dengan

menggunakan tabel di bawah ini. LABORATORIUM FISIKA

NAMA SEKOLAH :

Alamat Sekolah :

DAFTAR PEMAKAIAN LABORATORIUM

No. Tanggal Jam Pemakai Jml Kegiatan Alat Yg Tanda

Peserta Dipakai Tangan

Pemakai

Palembang ............. 2013

Ttd

Nama

NIP

Keterangan :

1. No. adalah nomor urut pemakai, dimulai dengan nomor satu untuk pemakai pertama,

nomor dua , tiga dan seterusnya secara berurutan.

2. Tanggal adalah tanggal bulan dan tahun pemakai melaksanakan kegiatan

3. Jam adalah waktu pelaksanaan kegiatan.

4. Pemakai atau pengguna adalah personal/individu guru, siswa atau pihak penanggunbg

jawab kegiatan yang menggunakan laboratorium dan atau alat-alat laboratorium

termasuk bahan habis.

5. Jumlah peserta adalah banyaknya perserta yang memngikuti kegiatan.

6. Kegiatan adalah nama atau jenis kegiatan yang dilaksanakan dengan menggunakan

laboratorium dan atau alat-alat laboratorium, misalnya adalah kegioatan pembelajaran,

demonstrasi, praktikum atau yang lainnya..

53

7. Alat yang dipakai adalah nama dan jumlah bahan habis dan atau alat-alat yang

digunakan.

8. Tanda tangan pemakai adalah tanda tangan dari siswa/orang yang memakai alat

3. ADMINISTRASI PEMINJAMAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

Pada prinsipnya, laboratorium beserta segala bahan habis dan alat-alat labnoratorium

di dalamnya adalah diperuntukkan bagi setiap dan semua guru dan siswa yang

membutuhkannya dalam proses pembelajaran di dalam sekolah. Dengan demikian setiap dan

semua guru dan siswa berhak menggunakannya untuk kepentingan proses pembelajaran di

dalam sekolah yang bersangkutan, namun tidak berarti bahwa semua berlangsung tanpa kontrol

dan tanpa kendali, dan bukan tidak mungkin terjadi pemakaian di luar laboratorium atau

bahkan di luar sekolah. Agar tanggung jawab atas resiko kehilangan dan kerusakan tidak

tertumpu pada seseorang atau akhirnya saling menyalahkan tanpa bukti, maka diperlukan

administrasi peminjaman alat-alat yang tertib dan dapat memberikan bukti atas peminjaman

alat-alat untuk berbagai kepentingan baik di dalam maupun diluar laboratorium dan sekolah

yang bersangkutan. Yang Juga penting dalam administrasi peminjaman alat-alat laboratorium

adalah adanya kebijakan yang jelas (bila perlu tertulis) mengenai alat-alat yang boleh dan yang

tidak boleh dipinjamkan, serta tata tertib dan prosedur peminjaman. Pelaksanaannya,

administrasi peminjaman alat-alat dapat dilakukan dengan menggunakan bon atau bukti

peminjaman alat dan buku catatan peminjaman alat-alat, seperti contoh di bawah ini

54

LABORATORIUM FISIKA

NAMA SEKOLAH :

Alamat Sekolah :

BUKTI PEMINJAMAN ALAT

Pada hari ini ………., tanggal …………………..……, telah dipinjam alat-alat yang

tercantum dalam tabel berikut ini.

No. Nama Alat Kode Jumlah

Palembang, ……………………….

Mengetahui dan Menyetujui Peminjam Peminjam

Kepala Laboratorium

Nama Nama

NIP NIP/NIS

Bon pinjaman tersebut di atas diisi dengan jelas oleh peminjam. Peminjaman harus

mendapat persetujuan paling tidak dari kepala/ketua/penanggung jawab laboratorium.

Peminjaman di catat dalam buku pinjaman alat-alat dan bon/bukti peminjaman ditahan oleh

petugas laboratorium yang melayani peminjaman itu. Bon peminjaman diserahkan kembali

kepada peminjam pada saat peminjam mengembalikan alat-alat yang dipinjamnya dalam

keadaan utuh. Selama bon peminjaman masih berada di tangan petugas laboratorium, berarti

peminjam belum mengembalikan alat yang dipinjamnya.

ADMINISTRASI PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ALAT-ALAT

LABORATORIUM

Pemeliharaan dan perawatan alat-alat merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan

laboratorium yang paling penting dilakukan untuk menjaga agar alat-alat laboratorium dapat

digunakan sesuai dengan batas usia pakainya. Kegiatan memelihara dan merawat alat-alat

laboratorium dapat meliputi kegiatan-kegiatan membersihkan alat-alat, memeriksa hasil kerja

dan unjuk kerja alat, memperbaiki bagian-bagian alat yang rusak, mengganti bagian-bagian

55

alat yang hilang, menyimpan alat-alat sesuai dengan daftar inventaris, memeriksa ketersediaan

dan kebutuhan sehingga memeberikan informasi bagi pengadaan alat-alat. Kegiatan

pemeliharaan dan perawatan itu sebaiknya dijadwalkan dan dicatat sehingga dapat memberikan

informasi tentang riwayat alat sejak dari pembelian, pemakaian, pemeliharaan sampai habis

usia pakainya. Catatan pemeliharaan dan perawatan alat-alat itu misalnya adalah seperti pada

contoh format isian untuk pemeliharaan dan perawatan alat-alat seperti di bawah ini. LABORATORIUM FISIKA

NAMA SEKOLAH :

Alamat Sekolah :

CATATAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ALAT-ALAT

No. Tgl Nama Pembersihan Perbaikan Penggantian Ket

alat

sudah Belum Bagian Sudah Belum Bagian Sudah Belum

56

SUMBER BACAAN

http://wanmustafa.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-laboratorium/diakses 15

feb 2013

http://www.scribd.com/doc/23744903/DESAIN-LABORATORIUM diakses 15 feb 2013

57

BAB V

PERENCANAAN KEGIATAN LABORATORIUM

Kompetensi Yang Diharapkan

Mahasiswa diharapkan mampu:

1. Merencanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium sebagai guru bidang studi

2. Melaksanakan pembelajaran di laboratorium

3. Merencanakan kegiatan laboratorium sebagai tenaga teknisi laboratorium

4. Mengelola laboratorium sebagai tempat pembelajaran

5. Membuat usulan dan laporan keperluan laboratorium untuk pembelajaran

Uraian Materi

Perencanaan Kegiatan Laboratorium

Beberapa hal penting dalam perencanaan kegiatan laboratorium adalah seperti yang

akan dikemukakan berikut ini. 1. Perencanaan kegiatan laboratorium dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali setiap

sebelum satu semester dan satu tahun ajaran baru 2. Perencanaan kegiatan laboratorium harus sesuai dan mendukung program kerja sekolah. 3. Perencanaan kegiatan laboratorium harus didahului dengan evaluasi dan analisis keadaan

serta peluang dan hambtan yang dimiliki laboratorium. 4. Perencanaan kegiatan laboratorium dikembangkan berdasarkan hasil analisis keadaan

pada semester berjalan atau yang lalu. 5. Perencanaan kegiatan laboratorium harus menyebutkan secara eksplisit segala kebutuhan

yang diperlukan untuk pelaksanaannya. 6. Perencanaan kegiatan laboratorium harus mencantumkan secara eksplisit frekuensi dan

jadwal kegiatan yang akan dilakukan. 7. Perencanaan kegiatan laboratorium harus mencantumkan secara eksplisit wewenang,

kewajiban dan tugas serta tanggung jawab setiap personalia dan guru yang terlibat dalam

kegiatan laboratorium, jika perlu sampai kepada hak-hak yang dapat diperoleh oleh setiap

individu tersebut. 8. Perencanaan kegiatan laboratorium harus disampaikan kepada pihak sekolah sebagai

proposal kegiatan laboratorium untuk semester atau tahun ajaran yang akan datang.

58

9. Setelah proposal perencanaan kegiatan laboratorium itu disetujui oleh pihak sekolah,

hendaknya segera diinformasikan kembali kepada semua pihak yang terlibat sebagai

program kerja laboratorium yang resmi akan dilaksanakan. 10. Semua pihak yang terlibat hendaknya dapat mentaati dan malaksanakan segala yang

sudah direncanakan secara maksimal.

Tahapan perencanaan praktikum

Program kerja laboratorium IPA SMP dan fisika SMA yang realistik dan disusun sesuai

dengan kondisi sekolah merupakan syarat utama untuk mencapai pengajaran laboratorium IPA

SMP dan fisika SMA yang berorientasi kepada orientasi dan eksperimen untuk mencapai

tujuan tersebut diatas, maka ada tahapan praktikum dilaboratorium,antara lain : a) Perencanaan/Persiapan

Perencanaan / Persiapan yang matang dan sesuai dengan kondisi sekolah sangat perlu

disusun dengan baik,sehingga pelaksanaan praktikum di laboratorium tidak

terlambat.Penyusunan perencacaan kegiatan labor disusun diawal tahun pelajaran.Yang

diperlukan dalam praktikum, antara lain

1) menetapkan jadwal kegiatan laboratorium

2) menyusun program tahunan

3) menyusun program kebutuhan alat dan bahan

4) ceking alat dan bahan yang dibutuhkan

5) pembelian dan perbaikanalat / bahan b) Pengorganisasian Kegiatan dan Pemberian Tugas

Bertitik tolak pada hasil yang dicapai, perlu adanya keterlibatan seluruh personil

laboratorium, untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan laboratorium IPA SMP

maupun Laboratorium Fisika SMA justru itu sangat diperlukan pengorganisasian dan

pemberian tugas guru – guru Laboratorium IPA SMP maupun Laboratorium Fisika SMA. c) Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar IPA ( biologi, kimia, dan fisika ) haruslah berorientasi pada

kepada observasi dan eksperimen, maka hendaknya perlu adanya persiapan yang matang,

sehingga diharapkan setiap siswa benar - benar aktif dan kreatif dalam pembelajaran

laboratorium IPA SMP maupun Laboratorium Fisika SMA.Ada beberapa hal yang harus

59

kita perhatikan dalam pelaksanaan dilaboratorium IPA SMP maupun Laboratorium

Fisika SMA antara lain :

1) mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada setiap pokok bahasan atau

tatap muka .

2) uji coba cara kerja sesuai penuntun praktikum

3) melaksakan lab kepada siswa sebelum kegiatan dimulai

4) memberikan petunjuk kepada siswa sebelum kegiatan dimulai

5) menetapkan jumlah kelompok belajar siswa

6) melaksanakan kegiatan dengan serius, tenaga, tertib, dan aman

7) menyampaikan tata tertib kegiatan lab kepada siswa

8) melaksanakan diskusi kelompok dan diskusi kelas setiap selesai melaksanakan

kegiatan

9) menyusun laporan hasil diskusi

10) membersihkan, menyimpan/ menyusun, mengajar/ memelihara alat dan bahan lab

IPA SMP maupun Laboratorium Fisika SMA sebelum dan sesudah kegiatan

11) melaksanakan kegiatan K3 sebelum dan sesudah kegiatan lab

12) mengisi bahan- bahan administrasi labor sebelum dan sesudah kegiatan d) Administrasi Laboratorium IPA SMP maupun Laboratorium Fisika SMA

Kelancaran pelaksanaan kegiatan laboratorium IPA SMP maupun Laboratorium Fisika

SMA sangat bertumpu pada teratur tidaknya administrasi lab dengan ketentuan

administrasi itu maka kita dapat mengetahui kebutuhan yang diperlukan, persediaan yang

ada terlaksana atau tidaknya kegiatan lab. Adapun masalah - masalah yang harus

dipecahkan dalam administrasi laboaratorium antara lain:

1) kelengkapan administrasi lab ini meliputi

2) bahan penerimaan barang / alat

3) bahan pembelian barang / alat

4) bahan inventaris

5) bahan persediaan ( bahan stok barang / alat )

6) bahan kegiatan lab IPA ( bio, kimia, fisika )

7) bahan permintaan alat / bahan

8) bahan pemeliharaan dan perbaikan

9) buku notulen rapat

10) buku tamu pembinaan

60

Persiapan alat-alat laboratorium

Persiapan alat-alat untuk proses pembelajaran meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

berikut ini. a. Memeriksa kelengkapan dan asesories dari setiap alat yang akan digunakan. b. Melakukan pemeliharaan alat-alat laboratorium yang akan digunakan. c. Melakukan perbaikan bila memang dibutuhkan dan dapat dilakukan. d. Mengganti bagian yang tidak dapat diperbaiki dengan pengganti yang tepat. e. Memeriksa unjuk kerja atau kinerja dari setiap alat yang akan digunakan. f. Menguji coba setting alat-alat yang akan digunakan seperti pada percobaan atau

demonstrasi yang sesungguhnya akan dilakukan. g. Menganalisis data hasil uji coba sesuai dengan tujuan praktikum atau demonstrasi yang

akan dilakukan. h. Menyimpan alat-alat yang sudah diseting dan sudah diuji coba di tempat yang

memudahkan penggunaannya. i. Menggunakan alat-alat pada jadwal yang sudah ditentukan.

Sering kali laboratorium fisika sekolah atau sekolah tidak memiliki alat-alat yang

dibutuhkan untuk menjelaskan konsep melalui kegiatan percobaan dan demonstrasi. Untuk

membantu mangatasi hal itu, guru dapat memanfaatkan kreatifitasnya untuk membuat alat

fisika sederhana. a. Alat fisika sederhana adalah alat fisika yang dibuat (sedapat mungkin) dengan bahan-

bahan yang mudah diperoleh di sekitar sekolah. b. Alat-alat fisika sederhana itu dimaksudkan untuk mempermudah guru dan siswa untuk

mengajarkan dan memahami konsep fisika baik melalui percobaan maupun demostrasi. c. Membuat alat fisika sederhana dapat berarti menciptakan, meniru, atau memodifikasi d. Menciptakan alat sederhana berarti membuat alat fisika sederhana yang belum pernah

ada alat standar atau alat baku buatan pabriknya. e. Meniru berarti membuat tiruan alat yang sudah ada dengan mengganti bahan-bahan

pembuatanya dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh di sekitar sekolah. Dalam hal

meniru ini harus diperhatikan mengenai “hak cipta” alat yang ditiru, dan tujuan pembuatan

tiruannya.

61

f. Memodifikasi berarti membuat berdasarkan kepada alat yang sudah ada dengan

mengubah, menyederhanakan, atau menyempurnakannya, disesuaikan dengan maksud

pembuatan modifikasinya.

Tugas -tugas

Selain itu agar program kerja lab IPA SMP maupun Laboratorium Fisika SMA

terlaksana dengan baik,maka perlu adanya pembagian tugas bagi guru dan laboran,misalkan: 1. Koordinat Laboratorium IPA

Koordinat Laboratorium adalah seorang guru yang ditunjuk sebagai penanggung jawab

atas segala sesuatu yang berada di laboratorium IPA. Adapun tugas-tugas dari seorang

koordinat Laboratorium IPA

a. Koordinator lab IPA SMP /Laboratorium Fisika SMA

b. Koordinator penyusunan program kerja lab IPA

c. Koordinator penyusunan pembagian tugas

d. Supervisor pelaksanaan kegiatan lab IPA ( membuat laporan bulanan dan tahunan )

kepada kepala sekolah dan kantor dinas pendidikan kota

e. Mengontrol, memonitor, dan mengawasi administrasi lab IPA

f. Mengisi buku kegiatan lab setiap kegiatan belajar mengajar

g. Mempersiapkan, mempergunakan, membersihkan dan menyimpanalat/ bahan selesai

praktikum.

h. Memelihara, mempersiapkan, dan perbaikan alat

i. Membersihkan, menyusun, menyimpan, dan memelihara alat- alat lab IPA SMP

/Laboratorium Fisika SMA

j. Memelihara dan menjaga K3 2. Laboran

Laboran mempunyai tugas yang sangat penting dalam kegiatan lab. Dengan laboran kita

dapat mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan dengan lancer . Tugas laboran itu

sendiri baik antara lain:

a. mempersiapkan alat/ bahan yang diperlukan setiap kegiatan

b. mengisi buku kegiatan sebelum dan sesudah kegiatan

c. membersihkan ruangan, alat- alat dan menyimpan dengan susunan yang baik pada

tempat yang ditetapkan

62

d. mengklasifikasikan alat / bahan yang disimpan (menghindari kecelakaan

dan kebakaran )

e. membantu guru dalam persiapan, pelaksanaaan kegiatan lab

f. membuat lap kegiatan lab

g. membuat lap kegiatan lab setiap bulan dan setiap tahun bersama guru 3. Laporan

Laporan lab IPA SMP /Laboratorium Fisika SMA merupakan penentu pengambilan

tindak lanjut kegiatan mendatang. Dengan laporan yang akurat kita dapat mengevaluasi

kegiatan yang sudah dilaksanakan, memecahkan masalah yang timbul, serta langkah-

langkah apa yang perlu kita lakukan untuk masa mendatang.Laporan kegiatan lab ini

dilakukan sekali sebulan kepada kepala sekolah dan sekali setahun kepada kantor dinas

pendidikan kota padang yang disusun koordinator lab IPA SMP /Laboratorium Fisika

SMA bersama guru dan laboran.Laporan ini dapat dilakukan dalam bentuk matrik yang

kegiatannya disesuaikan dengan rencana dan pelaksanaan program kerja lab IPA

SMP/Laboratorium Fisika SMA,urutan dari matrik tersebut adalah:

a. Nomor urut

b. Rencana kegiatan

c. pelaksanaan kegiatan

d. hasil.

e. Masalah

f. pemecahan masalah

Tindak lanjut laporan kegiatan laboratorium ini dapat dibuat dalam buku folio yang

ditandatangani setiap bulan oleh koordinator lab IPA SMP /Laboratorium Fisika SMA dan

kepala sekolah untuk kelancaran dan keteraturan lab ini maka ditandatangani setiap

minggu pertama setiap bulannya.

Pelaksanaan Kegiatan Laboratorium

Pelaksanaan kegiatan laboratorium merupakan bukti konkrit dari segala perencanaan

kegiatan laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya. Agar itu dapat dilaksanakan, maka

pelaksanaan kegiatan laboratorium hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut ini.

1. Pelaksanaan kegiatan laboratorium tidak boleh menyimpang apalagi dengan sengaja

disimpangkan dari perencanaannya, kecuali penyesuaian untuk hal-hal kecil yang tidak

terperhitungkan pada saat perencanaannya.

63

2. Pelaksanaa kegiatan laboratorium harus sesuai dengan jadwal kegiatan laboratorium

yang telah dibuat dan disepakati pada saat perencanaannya. 3. Setiap pelaksana kegiatan laboratorium harus sudah memahami betul dan mau

melaksnakan kewajibannya sesuai dengan yang direncanakan. 4. Setiap pelaksana kegiatan laboratorium harus memenuhi tata tertib dan prosedur

laboratorium yang berlaku dan disepakati. 5. Pelaksanaan kegiatan laboratorium harus tercatat datanya, misalnya dalam bentuk daftar

hadir, daftar pemakaian laboratorium, daftar penggunaan alat-alat laboratorium, bahkan

jika memang perlu dapat dibuat berita acara pelakasanaan kegiatan laboratorium.

Dalam tahapan pelaksanaan beberapa hal yang perlu dikondisikan agar kegiatan yang

telah direncanakan dapat berjalan secara baik Kegiatan prakondisi ini memang diperlukan

untuk memastikan tidak ada kendala dalam pelaksanaan kegiatan praktikum atau lainnya

adapun hal-hal yang perlu dikondisikan antara lain 1. Penataan tempat dan bahan praktikum

Penataan tempat dan bahan praktikum sangat penting khususnya untuk mengecek setelah

praktikum dan untuk persiapan praktikum baru. Unutk bahan kimia disediakan ruangan

khususu dan ditata berdasarkan jenisnya asam/basa didalam rak. Unutk alat-alat praktek

lainnya ditempatkan dalam loker dengan diberikan kode untuk masing-masing 2. Penataan administrasi kegiatan laboratorium

Penataan administrasi kegiatan laboratorium meliputi penataan agenda/ jurnal harian di

tiap mata pelajaran, format laporan dan pengumpulan, daftar penilain praktikum, prosedur

peminjaman alat, dan pengarsipan surat keluar dan masuk, dan tata tertib penggunaan

laboratorium. 3. Pengamanan/perawatan peralatan

Pengaman dan perawatan perlatana yang ada di laboratorium merupakan satu rangkaiaan

kegiatan yang berlangsung saling terkait. Sebelum dan sesudah pemakaian peralatan guru-

guru benar-benar tahu kondisi bahan dan peralatan yang telah dipakai, yang selama ini

masih kurang. Sehingga tanggung jawab masalah pengamanan dan perwatan peralatan

tidak terfokus pada laboran saja, tetapi seluruh komponen pengguna Laboratorium.

64

Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Laboratorium

Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium dilakukan untuk mengetahui keterlakasanaan

ketercapaian tujuan kegiatan laboratorium yang telah direncanakan dan sedang dilaksanakan. 1) Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium diperlukan untuk mengontrol dan

mengendalikan serta memotivasi kegiatan laboratorium yang sedang dilaksanakan dalam

semeter atau tahun ajaran berjalan. 2) Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh data

mengenai keterlakasanaan kegiatan laboratorium yang seharus dilaksanakan sesuai dengan

perencanaannya, kendala atau hambatan dan peluang pelaksanaan kegiatan yang

dilaksanakan. 3) Data yang diperoleh dari evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium semester atau

tahaun ajaran yang lalu dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memeperhitungkan

peluang dan kendala dalam meerencanakan kegiatan semester atau tahun ajaran yang akan

datang. 4) Evaluasi kegiatan laboratorium dapat dilakukan berdasarkan data-data dari pelaksanaan

kegiatan laboratorium seperti daftar hadir, dafdtar pemakaian laboratorium, daftar

penggunaan alat-alat laboratorium, daftar peminjaman alat-alat, berita acara, dan

sebagainya. Laporan laboratorium

Laporan lab IPA SMP /Laboratorium Fisika SMA merupakan penentu pengambilan

tindak lanjut kegiatan yang akan datang. Dengan laporan yang akurat kita dapat mengevaluasi

kegiatan yang sudah dilaksanakan, memecahkan masalah yang timbul, serta langkah-langkah

apa yang perlu kita lakukan untuk masa mendatang.Laporan kegiatan lab ini dilakukan sekali

sebulan kepada kepala sekolah dan sekali setahun kepada kantor dinas pendidikan Kota Padang

yang disusun koordinator lab IPA SMP /Laboratorium Fisika SMA bersama guru dan laboran

.Laporan ini dapat dilakukan dalam bentuk matrik yang kegiatannya disesuaikan dengan

rencana dan pelaksanaan program kerja lab IPA SMP /Laboratorium Fisika SMA,urutan dari

matrik tersebut adalah: a. Nomor urut b. Rencana kegiatan c. pelaksanaan kegiatan d. hasil. e. Masalah f. pemecahan masalah

65

SUMBER BACAAN

Merancang Pengelolaan Kegiatan Laboratorium IPA Di Sekolah.

(kimia.unnes.ac.id/manlab/kegiatan-lab.pdf .(Diakses Pada 24Februari 2014.

Perencanaan Penggunaan Laboratorium Fisika SMP dan SMA.

(http://physicslaboratory.blogspot.com/2012/03/perencanaan-penggunaan-

laboratorium.html). Diakses pada 24 Februari 2014.

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/download/672/647

Perencanaan Penggunaan Laboratorium IPA SMp dan Fisika SMA. (http://phys-

edc.blogspot.com/2011/12/perencanaan-penggunaan-laboratorium-ipa.html). Diakses

Pada 24 Februari 2014. Merancang Pengelolaan Kegiatan Laboratorium. (http://www.m-

edukasi.web.id/2013/03/merancang-pengelolaan-kegiatan.html). Diakse Pada 24

Februari 2014.

66

67

BAB VI

KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

MAHASISWA DIHARAPKAN

1. Mengetahui pengertian keselamatan kerja. 2. Mengetahui hal-hal mendasar pra-kerja di dalam laboratorium 3. Mengetahui dan memahami tata tertib di dalam laboratorium. 4. Mengetahui dan memahami pedoman kegiatan laboratorium. 5. Mengetahui dan memahami manual penggunaan alat laboratorium. 6. Mengetahui dan memahami penuntun percobaan serta manfaatnya. 7. Mengetahui dan memahami alat-alat keselamatan kerja baik di laboratorium IPA maupun

Fisika. 8. Mengetahui kecelakaan yang bisa terjadi di laboratorium 9. Mengetahui apa saja symbol-simbol keselamatan kerja di laboratorium

URAIAN MATERI

Pengertian Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta

cara-cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1989). Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 dalam

(Budiono, 2003) menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang

berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberikan perlindungan sumber-sumber

produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas.

Menurut Suma’mur, (1996), keselamatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan

beserta prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh

derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif

dan kuratif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan

lingkungan serta terhadap penyakit umum. Menurut Felton (1990) dalam (Budiono dkk, 2003)

mengemukakan pengertian tentang kesehatan kerja adalah “Occupational Health is the

extension of the principles and practice of occupational medicine, to include the conjoint

preventive or constructive activities of all members of the occupational health team.”

68

Menurut Koesmadji (2004), kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia.

Namun, pada hakekatnya dapat dihindari dan dicegah. Tidak ada kecelakaan yang terjadi

begitu saja tanpa sebab-sebab yang mendahuluinya.

Menurut Moh. Amien (1988), faktor keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium

mutlak harus diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan,

kebakaran. Pada dasarnya keaman dan keselamatan kerja di laboratorium sangat ditentukan

oleh baik buruknya pengelolaan dan penggunaan laboratorium.

Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu keilmuwan

multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,

keamanan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, serta melindungi tenaga kerja

terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat

kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan

kerja.

Keselamatan kerja di laboratorium adalah menyangkut keselamatan orang yang

melakukan kegiatan di laboratorium dan keselamatan alat-alat laboratorium yang

digunakannya. Keselamatan kerja di laboratorium perlu diperhatikan dalam rangka mencegah

terjadinya kecelakaan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan atau perkerjaan di

laboratorium dan mencegah terjadinya kerusakan alat laboratorium yang digunakannya.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat kesalahan cara dan prosedur

melakukan pekerjaan, maka perlu diadakan tata tertib laboratorium dan pedoman kegiatan

laboratorium yang jelas, sedangkan untuk mencegah terjadinya kerusakan alat-alat

laboratorium akibat kesalahan pengoperasian alat-alat maka manual penggunaan alat dan

penuntun percobaan, harus selalu tersedia bagi setiap yang akan menggunakan alat-alat itu.

Akan tetapi, walaupun segala upaya telah dilakukan, kecelakaan kerja dan kerusakan alat tetap

bisa terjadi. Untuk mengatasi kecelakan kerja dan kerusakan alat yang terjadi maka diperlukan

alat keselamatan, dan alat-alat untuk perbaikan.

Hal-hal mendasar pra-kerja

Hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan sebagai persiapan kerja adalah :

1. Adanya kesepakatan (kontrak) tentang keselamatan bersama antara guru, siswa dan bila

memungkinkan orang tua. Dalam hal ini, upayakan keterlibatan siswa dalam menyusun

atau membuat aturan, prosedur, dan rencana tindakan darurat. 2. Sosialisasi prosedur keselamatan dan kebijakan regulasi lainnya melalui model atau

poster.

69

3. Mengenal baik keberadaan sistem keamanan dan keselamatan kerja di sekolah, seperti

jalur evakuasi/penyelamatan, letak pemadam api/kebakaran, instalasi air, dll. 4. Pengetahuan keberadaan tempat-tempat perlindungan, catatan atau peringatan penting,

termasuk kontak darurat (polisi, RS, dokter, pemadam kebakaran, dll). 5. Pastikan bahwa seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan praktik di laboratorium

terlindungi dari risiko kecelakaan, seperti panas, bahan kimia, proyektil logam, debu

alergik, parasit, dll, dengan mengenakan pakaian dan alat pelindung. 6. Perhitungkan ukuran atau jumlah siswa (dalam kelompok) yang terlibat dalam aktivitas

laboratorium secara proporsional. Hal ini juga perlu mempertimbangkan kapasitas ruang

laboratorium dan sarana pendukung seperti meja, kursi atau alat-alat lab. 7. Pastikan ada larangan untuk tidak makan dan minum di dalam laboratorium (terlebih

ketika kegiatan pengamatan, percobaan atau investigasi sedang berlangsung). 8. Jangan menyimpan bahan-bahan kimia dan biologis (termasuk spesimen) di dalam

lemari penyimpan (lemari es) yang sama dengan penyimpan makanan. 9. Pastikan siswa memahami larangan minum menggunakan gelas/ plastik yang digunakan

untuk kegiatan. 10. Beri label (penanda) peralatan-peralatan dan bahan-bahan kimia, termasuk informasi

tentang kandungan dan risiko-risikonya. 11. Simpan bahan-bahan kimia di tempat yang sesuai. 12. Pastikan siswa memahami bahwa bahan-bahan kimia tidak bisa/ boleh dicampur hanya

untuk bersenang-senang. Hal serupa juga berlaku untuk perangkat listrik atau yang

menggunakan aliran listrik. 13. Hati-hati dalam penggunaan ekstensi kabel. Upayakan untuk tidak menggunakannya. 14. Pahami risiko bahaya baik dari bahan atau perangkat sebelum memulai aktivitas. Guru

hendaknya melakukan preparasi sebelum siswa melaksanakan kegiatan laboratorium.

Selain itu, juga lakukan pemeriksaan petunjuk keamanan kimia atau toksisitas. 15. Pastikan alat-alat dan perangkat laboratorium dalam keadaan baik sebelum digunakan. 16. Pastikan ketersediaan perangkat pertolongan pertama (P3K) untuk penanganan awal

darurat. 17. Upayakan memeriksa kesehatan atau identifikasi kelainan kesehatan, seperti alergi,

epilepsi, dll. 18. Perhatikan pakaian dan penampilan, seperti rambut panjang, sepatu atau sandal, dan

pakaian. Selain itu, pergunakan alat-alat pelindung tubuh.

70

19. Pahami dan coba prosedur atau prinsip kerja berbagai alat, termasuk pengetahuan tentang

kandungan zat bahan dan penanganannya

Tata Tertib Laboratorium

Tata tertib laboratorium dapat dibedakan tata tertib umum dan tata tertib khusus. Tata

tertib umum adalah tata tertib yang berlaku bagi semua orang yang bekerja di laboratorium

baik itu siswa, guru ataupun pegawai lain yang memasuki laboratorium. Tata tertib khusus

adalah tata tertib yang berhubungan dengan prosedur kerja dan berlaku di kalangan tertentu

misalnya para guru atau pimpinan sekolah, tidak perlu diketahui oleh siswa. Yang perlu diatur

dan dikemukakan dalam tata tertib umum adalah hal-hal yang berhubungan dengan :

a. Disiplin waktu melaksanakan dan mengikuti kegiatan di laboratorium b. Cara berpakaian untuk bekerja di laboratorium c. Cara betutur kata, dan berperilaku di dalam laboratorium d. Baarang bawaan ynag boleh dan yang tidak boleh dibawa ke dalam dan keluar

laoratorium e. Prosedur peminjaman, pemakaian dan pengembalian alat-alat laboratorium f. Keselamatan kerja dan keselamatan alat-alat laboratorium g. Pemeliharaan keamanan, kebersighan dan kenyamana laboratorium

Pedoman Kegiatan Laboratorium

Pedoman kegiatan laboratorium adalah petujuk teknis perencanaan, pelaksnaan dan

evaluasi serta monitoring laboratorium. Kegiatan laboratorim yang dimaksud dapat berupa

kegiatan rutin seperti kegiatan pembelajaran maupun kegiatan non rutin sepert perlombaan

karya ilmiah, perlombaan kreatifitas siswa dan guru dalam bidang fisika, paeran dan

seagainya. Pedoman kegiatan laboratorium ini ditujukan kepada merekan yang akan

melaksanalan legiatan laboratorium. Pedoman kegiatan laboratorium ini antara lain meliputi: a. Informasi dan pejelasan tentang organisasi laboratorium b. Prosedur dan tata tertib laboratorium c. Berbagai peluang dan kendala yang dimilii laboratorium d. Rencana kerja dan dan jadwal kegiatan rutin laboratorium e. Jadwal kosong laboratorium yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan

laboratorium non rutin f. Petunjuk teknis pengorganisasian kegiatan laboratorium

71

g. Petunjuk pelaksanaan kegiata yang harus dipenuhi, serta pembagian tugas dan tanggung

jawab perencanaan pelaksanaan dan evaluasi serta monitoring kegiatan laboratorium

yang akan dilaksanakan.

Manual Penggunaan Alat

Buku manual alat atau bias disebut secara singkat sebagai manual alat adalah buku

atau lembaran kertas yang berisi informasi mengenai spesifikasi alat, fungsi alat, teknik

pengoperasian dan cara menggunakannya. Manual alat diterima dengan penerimaan alat yang

dibeli atau dipesan atau dikirim/ alat-alta yang berasal dari luar negeri, manualnya biasa ditulis

dalam bahasa inggris atau bahkan ada yang ditulis dengan huruf kanji.

Apapun bentuk dan isinya, manual alat harus selalu ada selama alat yang bersangkutan

itu ada dan masih berfungsi. Ketika alat baru diterima, manuanya harus seger di fotocopy,

manual aslinya disimpan dan diamankan dan yang kemudian digunakan adalah fotocopynya.

Dmanual alat pertama kali figuankan oleh penerima alat untuk memeriksa kelengkapan alay

ayang diterima bersamanya. Manual alat kemusian digunakan untuk memeriksa

keberfungsian alat yang baru diterima. Selanjutnya manual ini dipelajari dan digunakan oleh

setia pengguna alat.

Manual alat yang ditulis dalam bahasa inggris bahkana ada yang ditulis dengan huruf

kanji hendaknya dibuat versi bhasa indonesianya agar setiap pengguna alat dapat

memahaminya.

Penuntun Percobaan

Kegiatan percobaan dapat dilakukan oleh siswa sebagai peserta pembelajaran, maupun

oleh guru sebagai pengajar baik ketika ia mempelajari sendiri maupun ketika memperagakan

atau mendemonstrasikan alat percobaan. Agar kegiatan percobaan berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya, diperlukan penuntun percobaan yang

disusun sesuai dengan tujuan percobaan dan tujuan pembelajarannya. Jumlah dan jenis

percobaan direncanaan dan diperhitungkan bersama-sama oleh semua guru fisika sebelum

semerter berjalan dimulai. Jumlah dan jenis percobaan disesuaikan dengan tuntutan kurikulum

dan kemampuan laboratorium menyediakan alat-alat dan bahan-bahannya. Penentuan jumlah

dan jenis percoaban ini juga menentukan pengajuan ususlan atau permohonan kebutuhan

bahan-bahan dan alat-alat laboratorium tiap semerter. Setelah jumlah dan jenis percoaban

dtentukan, tahap berikutnya adalah pembagian tugas

72

diantara guru fisika untuk menulis dan menyusun penuntun percobaan atau memperbaiki

penuntun percobaan yang mungkin sudah ada sebelumnya.

Penuntun percobaan yang disusun oleh seorang guru fisika sebaiknya dreviu guru fisika

yang lain. Penuntun percobaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan berpikir siswa yang

akan menggunalannya. Penutun percobaaan ini disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran

atau indikator pembelajaran yang hendak dicapai dengan kegiatan percobaan yang

bersangkutan. Penuntun percobaan harus meneyebutkan dengan jelas bahan dan alat yang

digunakan, bila perlu lengkap dengan spesifikanya. Penuntun percobaan harus jelas

melatrihkan keterampilan melakukan penyelidikan/penelitian. Penuntun percobaan tidak harus

selalu berbentuk “resep”. Penuntun percobaan hendaknya harus sudah dapat dipelajari anak

sebelum melakukan percobaan.

Alat-Alat Keselamatan Kerja

Alat-alat keselamatan dapat dibedakan atas alat-alat bantu yang digunakan dalam

percobaan untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja percobaan itu, dan alat-alat

atau bahan-bahan yang digunakan untuk memberikan semacam pertolongan pertama kepada

kecelakaan kerja yang terjadi di dalam laboratorium. Beberapa alat-alat bantu yang digunakan

untuk menjaga keselamatan alat dan keselamatan kerja di laboratorium misalnya adalah

sebagai berikut ini : a. Tang penjepit dari kayu atau logam berlapis kasa untuk menjepit dan memegang benda

(misalnya tabung reaksi) yang dipanaskan.

73

b. Statif dan klem untuk menjaga atau menggantungkan.

c. Benang atau tali untuk mengikat atau menggantungkan.

d. Capit buaya yang dihubungkan dengan penghantar untuk dipasang pada kaki komponen

elektronik yang akan disolder sehingga komponen elektronik tidak terlalu kena panas solder.

74

e. Hambatan geser untuk menjaga agar arus tidak terlalu besar.

Selalin alat-alat tersebut diatas dan banyak alat lain yang belum disebutkan, pelaku

percobaan atau kegiatan laboratorium juga perlu memeperhatikan pakaian yangdikenakan

ketika melakukan percobaan. Pakaian yang dikenakan harus simpel dan memberikan

kemudahan bergera. Pada percobaan-percobaan tertentu mungkin perlu digunakan

laboratorium jas, sarung tangan dari bahan tertentu, kaca mata, alas kaki, masker dan

sebagainya.

Untuk menanggulangi atau memberikan semacam pertolongan pertama pada kecelakaan,

maka setiap laboratorium hendaknya memiliki instalasi keselamatan seperti berikut ini :

a. Kotak PPPK (P3K) yaitu kotak yang berisi alat-alat dan obat-obatan untuk pertolongan

pertama pada kecelakaan Kotak ini biasanya berwarna putih dan diberi tanda palang

merah, disimpan di tempat yang strategis dan mudah dijangkau.

75

b. Tissu, lap pembersih serta alat-alat untuk membersihkan zat cair atau bahan lain yang

tumpah atau tercecer, serta alat-alat kebersihan yang lain.

c. Tissu, lap perbersih, atau kertas dan lap khusus serta bahan-bahan atau zat-zat yang

tertentu untuk membersihkan alat-alat yang tertentu pula. d. Tabung pemadam kebakaran atai sekurang-kurangnya lap basah dan lebar atau kotak berisi

pasir untuk memadamkan api sesegera mungkin, bahkan dalam laboratorium yang

cangging terdapat instalasi keselamatan berupa sensor asap dan sprayer serta sistem

hidram dan alarm kebakarannya.

2.7.1 Alat-alat Keselamatan Kerja di Laboratorium SMP (IPA) dan Fisika SMA

Laboratorium Sains (Lab IPA) saat ini dilengkapi dengan semua fasilitas peralatan yang

semakin berkembang. Contohnya Laboratorium Fisika berisi mengenai alat-alat dan instrumen

seperti KIT IPA, kalorimeter, papan sirkuit, galvanometer, ammeter, multimeter, voltmeter dan

bahan-bahan seperti kabel-kabel dan sebagainya. Lalu lab Kimia terdapat bahan-bahan kimia

seperti asam pekat dan encer, buret, pipet-pipet, alat titrasi dan sebagainya. Sedangkan di Lab

Biologi terdapat mikroskop, spesimen-spesimen yang dikumpulkan dari tumbuhan dan hewan,

instrument untuk menyiapkan slide dan sebagainya. Siswa murid melaksanakan percobaan dan

melengkapi jurnal mereka dengan bimbingan guru di laboratorium. Keselamatan Laboratorium

adalah penting dan pihak pembimbing, guru

76

serta laboran harus memastikan bahwa aturan keselamatan di laboratorium telah ditaati dan

dilaksanakan oleh semuanya.

Ketika kita melakukan percobaan di dalam Lab, kita harus menjaga area kerja kita di

lab agar selalu bersih dan tertata rapi. Jangan terburu-buru untuk menyelesaikan tugas kita.

Jangan sampai ada yang menyentuh kabel dalam keadaan terhubung listrik, jangan melakukan

hal-hal yang tidak terkait dengan percobaan anda. Berhati-hatilah saat menggunakan air panas

untuk percobaan termodinamika misalnya karena akan berakibat pada luka panas pada tubuh.

Gunakan sarung tangan saat berhubungan dengan benda panas. Harus ada pengawasan dari

pembimbing (guru) untuk penyambungan kabel listrik ke alat karena setiap kesalahan kecil

pada sambungan bisa menimbulkan bahaya. Matikan dahulu catu daya seperti saat kita

merubah koneksi dalam pembuatan papan rangkaian hal ini berguna untuk menghindari adanya

sengatan listrik (walaupun kecil). Jangan pernah membawa bahan-bahan yang mudah

“menangkap” api karena ini berbahaya untuk keselamatan semuanya. Untuk semua

pembimbing, guru, laboran dan siswa harus menggunakan pakain jas Lab, sarung tangan dan

lainnya selama itu berkaitan dengan materi praktikum yang sedang dijalankan itu semata untuk

berjaga-jaga atas hal-hal yang tidak diinginkan. Semua yang ada di Lab saat melakukan

praktikum harus mengetahui tempat alat pemadam kebakaran dan pintu darurat. Jika terjadi

kecelakaan segera laporkan kepada pembimbing/ guru dan siswa disarankan untuk tidak

dibiarkan membuat macam kerusakan di laboratorium. Prosedur keselamatan Lab di tempel di

dinding dan ada di setiap tempat praktium seperti meja kerja, lemari dan sebagainya. Pastikan

kepada siswa/ mahasiswa untuk menjalankan semua prosedur keselamatan di Laboratorium

ini.

Pada dasarnya peralatan keselamatan kerja SMP dan SMA mempunyai persamaan.

Peralatan ini digunakan sesuai kebutuhan ketika praktikum berlangsung, meliputi :

a) Jas laboratorium

Setiap orang yang bekerja dilaboratorium harus menggunakan alat ini untuk

mencegah bahaya kontaminasi atau menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan bahan-

bahan kimia yang berbahaya. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu diperlukan pakaian

berupa “disposable protective garment”, yaitu pakaian pelindung yang dibuang atau

dimusnahkan sesudah digunakan. Misalnya untuk perlindungan dari mikroorganisme

(bakteri, virus, dan jamur) pada pekerjaan “Bioassay” untuk anti bakteri, anti virus dan anti

jamur serta alelopati (herbisida).

Untuk laboratorium nuklir maka jas laboratoriumnya harus tahan radiasiyang terbuat

dari timbal namun bukan merupakan ‘disposable protective garment”.

77

b) Pemadam kebakaran

Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air (water extinguisher), tepung

(dry powder extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher), Halon, Busa, pasir, dll

c) Sarung tangan

Sarung tangan sangat penting karena daya tahan terhadap bahan kimia dan suhu yang

tinggi. d) Pelindung mata dan pelindung muka

Disamping mencegah muka dan mata dari percikan bahan kimia maka penggunaan

pelindung mata dan muka juga untuk mencegah muka dari kontak dengan cahaya Ultra

Violet (UV), sinar laser dan api pengelasan. Untuk mencegah muka dari pengelasan ini

maka digunakan kaca mata khusus. Jangan menggunakan kontak lensa bila bekerja

dilaboratoriun karena asap/uap dapat menumpuk dibawah kontak lensa yang dapat

menimbulkan kerusakan mata. e) Kran pencuci mata

Mata yang terkena cairan kimia, debu dan butir-butiran yang terbang sebagai

pertolongan pertama harus dicuci dengan alat pencuci mata. f) Alat pernapasan

Alat pernapasan adalah melindungi saluran pernapasan dari debu, serat kecil dan uap

atau gas dari bahan kimia. g) Selimut Api

Selimut api digunakan saat waktu terjadi kebakaran khususnya untuk meroboskan

api kebakaran. h) Tangga

Tangga digunakan untuk mengambil alat atau bahan yang terdapat di tempat tinggi,

untuk menghindari bahaya akibat jatuhnya benda tersebut. i) Tanda peringatan keselamatan

Tanda ini perlu untuk menghindari kecelakaan dan wajib dipatuhi setiap orang yang

melakukan aktivitas di laboratorium.

78

2.1 Kecelakaan yang bisa terjadi

Kecelakaam bisa saja terjadi di laboratorium IPA SMP atau Fisika SMA. Beberapa

jenis kecelakaan yang sering terjadi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti :

Percobaan Jenis

Cara Pencegahannya Pertolongan yang Diberikan

Kecelakaan

Menggunakan sandal

Matikan sumber listrik, cabut

sambungan dari sumber, jangan

atau sepatu saat

Listrik Magnet Syok Listrik memegang korban saat kena

menghubungkan

strum, tenagkan korban, dan

listrik ke sumbernya

bawa kedokter.

Basahi handuk dan kurungkan

Jauhkan zat yang

ke atas api yang menyala,

Pemuaian Zat

siapkan tabung pemadam

Kebakaran mudah terbakar dari

Padat/Gas kebakaran dan jauhkan dari

api

jangkauan bahan-bahan lain

yang mudah terbakar dari api.

Jangan menghirup Usahakan pasien untuk muntah,

gas sembarangan.

Asam dan Terhirup gas bawa ke tempat yang tenang dan

Gunakan masker

Basa beracun udara bersih, dan berikan minum

jika hendak

air hangat

praktikum kimia

Jangan taruh zat

kimia ditepi meja.

Gunakan pakaian

Penggunaan khusus ketika akan Jangan langsung di lab bagian

Tersiram zat bekerja dengan kulit yang terkena cairan tetapi

Termometer

kimia mengunakan bahan- alirkan air yang ke atas kulit

Air Raksa

bahan kimia. ynag terkena tumpahan cairan.

Bacalah dengan teliti

label yang ada di

botol

79

Jika tangan terkena tumpahan HCl maka langkah yang harus ditempuh adalah :

1. Jangan gunakan lap untuk menghilangkan HCl dari permukaan kulit. 2. Alirkan air pada tempat yang terkena HCl dalam waktu yang agak lama, hal ini dilakukan

untuk mengurangi konsentrasi HCl.

Menurut Nuryani (2005), jenis-jenis bahaya dalam laboratorium adalah sebagai

berikut : 1) Kebakaran 2) Ledakan 3) Keracunan zat kimia 4) Iritasi kulit dan saluran pernafasan 5) Luka gores / sayat 6) Sengatan listrik

2.2 Simbol-Simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium Fisika

80

SUMBER BACAAN

http://alatlabperaga.com/info/laboratorium-sains-lab-ipa/ (Diakses pada tanggal 22 Februari

2014) http://smpn5solo.net/wp-uploads/fisika/MP_189.html (Diakses pada tanggal 22 Februari

2014)

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031-

SUTRISNO/Perkuliahan/Bahan_ajar/Laboratorium_Fisika_Sekolah_I/MODUL_LABORA

TORIUM_FISIKA_SEKOLAH_I.pdf (Diakses pada tanggal 22 Februari 2014)

Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : FMIPA UPI

Moh. Amien. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum IPA. Jakarta : Depdikbud

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UNM

81

DAFTAR PUSTAKA

Dikmenum. 1999. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Dasar

dan Menengah. Direktorat Menengah Umum Sekolah Menengah Umum Diklat Teknisi

Jakarta.

Hadiat (Ed.). 1984. Pedoman Pengelolaan Laboratorium IPA : Pegangan Guru. Proyek

Pengadaan Buku. Depdikbud.

Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Dasar 1 (Terjemahan).Jakarta : Erlangga.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : FMIPA UPI

Moh. Amien. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum IPA. Jakarta :

Depdikbud

Natalia, Reni Widya. 2012. Desain Laboratorium Fisika. ”

http://physicslaboratory.blogspot.com/2012/03/desain-laboratorium-fisika.html”.

Diakses tanggal 1 Februari 2014.

Perencanaan Penggunaan Laboratorium Fisika SMP dan SMA.

(http://physicslaboratory.blogspot.com/2012/03/perencanaan-penggunaan-

laboratorium.html). Diakses pada 24 Februari 2014.

Perencanaan Penggunaan Laboratorium IPA SMP dan Fisika SMA. (http://phys-

edc.blogspot.com/2011/12/perencanaan-penggunaan-laboratorium-ipa.html). Diakses

Pada 24 Februari 2014.

Sutrisno.2010.“Modul Laboratorium Sekolah”.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/195801071986031SUTRISNO/

Perkuliahan/Bahan_ajar/Laboratorium_Fisika_Sekolah_I/MODUL_LABORATORIUM_FIS

IKA_SEKOLAH_I.pdf. Fakultas Matematika dan IPA : Universitas Pendidikan Indonesia.

(diakses tangga 22 januari 2014)

Suyitno.’’Tata Letak Alat-alat

Lab”http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/tata-letak- alat-lab.pdf (diakses tanggal 22 januari 2014)

Schaum’s outline . 2008 . Termodinamika Teknik . Jakarta : Erlangga.

http://www.scribd.com/doc/23744903/DESAIN-LABORATORIUM diakses 15 feb 2013

82

Zakiya, Keyha Hani. 2012. Desain Laboratorium Fisika SMP dan SMA.

“http://physichlearning.blogspot.com/2012/09/desain-laboratorium-fisika.html”. Diakses tanggal 1 Februari 2014.

83