MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang...

37
1 MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PM-UMM-02-12/L1 Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan 2017 Visi Menjadi program studi Farmasi (S1) yang unggul dalam bidang Farmasi Bahan Alam yang berlandaskan nilai- nilai Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mampu bersaing di tingkat Nasional

Transcript of MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang...

Page 1: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

1

MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PM-UMM-02-12/L1 Program Studi S1 Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

2017

Visi Menjadi program studi Farmasi (S1) yang unggul dalam bidang Farmasi Bahan Alam yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang

mampu bersaing di tingkat Nasional

Page 2: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

2

MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Disusun oleh : Widarika Santi H, M.Sc., Apt

PM-UMM-02-12/L1

Program Studi S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Magelang 2017

Page 3: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

3

PENGESAHAN

Modul Praktikum Farmakologi

PM-UMM-02-12/L1

Revisi : 00 Tanggal : Maret 2017 Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi Dikendalikan Oleh : Gugus Kendali Mutu Fakultas Disetujui Oleh : Dekan

NO. DOKUMEN : PM-UMM-02-22 TANGGAL : Maret 2017

NO. REVISI : 00 NO. HAL : - Disiapkan Oleh :

Koordinator Praktikum

Widarika Santi H, M.Sc.,Apt NIDN. 0618078401

Diperiksa Oleh: Ka. Prodi S1 Farmasi

Tiara Mega Kusuma, M.Sc., Apt NIDN. 0607048602

Disahkan Oleh : Dekan

Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep NIDN. 0621027203

Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan alasan apapun membuat salinan tanpa seijin

Dekan

Page 4: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

4

PENGANTAR

Assalamualaikum, wr, wb

Alhamdulillah, buku petunjuk praktikum Farmakologi berhasil disusun.

Buku petunjuk ini disusun sebagai sarana untuk membantu mahasiswa dalam

menunjang tercapainya kompetensi S1 Farmasi di bidang pelayanan farmasi

klinik dan komunitas dengan mengaplikasikan teori farmakologi dalam

praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang

diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami

materi sebelum pelaksanaan praktikum agar berjalan lancar dan tertib.

Buku petunjuk praktikum Farmakologi dibuat dengan harapan pada akhir

pelaksanaan praktikum ini mahasiswa mampu memahami konsep absorpsi,

distribusi, metabolisme dan eskresi obat.

Penyusun menyadari bahwa buku ini tidak terlepas dari kekurangan, oleh

karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan buku ini. Penyusun berharap semoga buku ini dapat

bermanfaat. Amiin.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Magelang, Maret 2017

Koordinator Praktikum

Page 5: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

5

Tata Tertib Pelaksanaan Praktikum

1. Mahasiswa wajib hadir di ruang praktikum sesuai jadwal praktikum yang berlaku.

2. Mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum.

3. Mahasiswa wajib membawa farmasi kit disetiap kegiatan praktikum. 4. Mengikuti pretest sebelum praktikum dimulai. 5. Bila nilai pretest memenuhi standar (≥60) mahasiswa dapat mengikuti

praktikum sesuai prosedur dan aturan yang berlaku (untuk mata praktikum tertentu).

6. Sebelum praktikum dimulai mahasiswa wajib mengenakan jas laboratorium.

7. Mahasiswa meminjam peralatan ke laboran dengan mengisi Daftar Bon Alat.

8. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa wajib menjaga ketertiban dan ketenangan laboratorium.

9. Selama pelaksanaan praktikum mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang praktikum tanpa ijin dosen atau asisten pembimbing praktikum.

10. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan dan tempat praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.

11. Mahasiswa wajib absen dijurnal praktikum dan mengisi kartu kendali praktikum.

12. Mahasiswa wajib membuang sampah praktikum sesuai ketentuan yang berlaku.

13. Mahasiswa wajib melaporkan alat-alat yang rusak dan pecah ke laboran. 14. Mahasiswa wajib mengganti peralatan yang rusak atau pecah sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. 15. Mahasiswa wajib membuat laporan resmi praktikum sesuai dengan hasil

praktikum.

Kepala Laboratorium Farmasi

Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt

Page 6: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

6

Format Laporan dan Kriterian Penilaian

Laporan Resmi :

1. Cover laporan: nama mata praktikum, judul pertemuan, logo universitas, nama dan NIM penyusun, nama prodi, nama fakultas, nama universitas, tahun.

2. Isi a. Judul praktikum b. Tujuan praktikum c. Dasar teori d. Metode praktikum/cara kerja e. Hasil praktikum f. Pembahasan disertai jurnal ilmiah g. Kesimpulan h. Daftar pustaka

Kriteria Penilaian :

Indikator Point Pretest/posttest 20 Skill Lab 40 Laporan 10 Responsi 30

Page 7: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

7

PERTEMUAN KE-1 PENANGANAN HEWAN UJI

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi

b. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, riset, dan pengembangan diri

c. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

d. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktikum ini maka mahasiswa mampu menguasai penanganan hewan uji meliputi :

a. Pemilihan hewan uji b. Pemeliharaan hewan uji c. Pengambilan spesimen hewan uji d. Pembuatan larutan stok

3. Dasar Teori

Uji pada manusia diperbolehkan jika obat telah diujikan sebelumnya pada hewan uji dan memperoleh hasil yang cukup mengenai keamanannya dimana hal ini merupakan syarat etik baik nasonal maupun internasional dalam kode etik penelitian pada manusia (Isbagio, 1992). Hewan uji adalah hewan yang sengaja dipelihara untuk digunakan sebagai model dalam penelitian laboratorium (Malole dan Pramono, 1989). Penggunaan hewan uji dilakukan dengan syarat kondisi fisik hewan uji sehat dan bebas dari mikroorganisme untuk menjamin hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan (Endi, 2013).

Namun penggunaan hewan uji sebagai model dalam penelitian tetap diperlukan, hal ini disebabkan karena : a. Jenis subyek penelitian dapat ditentukan b. Peneliti dapat mengontrol variabel penelitian sesuai keinginan peneliti c. Biaya terjangkau d. Pada penelitian uang bersifat resiko tinggi, dapat digunakan hewan uji

Page 8: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

8

e. Dapat digunakan untuk uji diagnostik, keamanan, dan toksisitas (Stevani, 2016)

Penelitian yang melibatkan hewan uji harus memperhatikan 3R yaitu

a. Replacement yaitu jumlah hewan uji yang digunakan dalam penelitian sudah diperhitungkan

b. Reduction yaitu pemanfaatan hewan uji dalam penelitian seminimal mungkin, namun tetap mendapatkan hasil optimal. Jumlah minimal menggunakan rumus Frederer yaitu (n-1)(t-1) > 15 dimana n adalah jumlah hewan yang diperlukan dan t adalah jumlah kelompok perlakuan

c. Refinement yaitu memperlakukan dan memelihara hewan uji dengan baik, tidak menyakiti hewan, serta meminimalisir perlakuan yang menyakitkan sehingga menjamin kesehatan hewan hingga akhir penelitian (Stevani, 2016)

Beberapa hewan uji beserta karakteristiknya seperti berikut : a. Rodent (binatang pengerat)

a) Tikus Biobreeding Merupakan tikus rentan DM tipe 1, sehingga tikus ini banyak digunakan terutama dalam penelitian obat DM

b) Tikus putih galur Sprague Dawley Ciri hewan uji adalah tenang dan jinak. Berat tikus dewasa 250-300 gram (betina) dan 450-520 gram (jantan). Usia antara 2,5-3,5 tahun. Tikus ini paling banyak digunakan dalam penelitian farmakologi.

c) Tikus putih galur Wistar Memiliki bobot lebih ringan dan lebih galak daripada galur Sprague Dawley. Tikus ini banyak digunakan pada penelitian toksikologi, penyakit infeksi, efikasi dan antiaging.

d) Tikus mungil atau mencit Mencit berkembangbiak cepat dan 99% gennya mirip manusia. Sehingga banyak digunakan sebagai model penelitian pada manusia. Keuntungan mencit adalah mudah dalam penanganan, penyimpanan, serta harga relatif murah (Stevani, 2016)

b. Kelinci Kelinci merupakan hewan uji yang banyak digunakan selain tikus dalam penelitian. Contoh uji pada kelinci adalah uji iritasi mata (Stevani, 2016)

Page 9: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

9

Komite Penanganan Hewan Universitas McGill (UACC) merekomendasikan penggunaan Penilaian Kondisi Tubuh (BCS) untuk menilai kondisi kesehatan hewan uji. Berikut cara menilai BCS hewan uji

BCS Nilai 1 Mencit kurus Tuang tubuh sangat kelihatan. Jika diraba tidak

teraba lemak atau daging. Tampak atas tidak nampak daging atau lemak

BCS Nilai 2 Mencit di bawah kondisi standar

Tikus tampak kurus. Tulang masih terlihat jelas. Namun jika diraba masih teraba lemak atau daging. Tampak atas agak berisi

BCS 3 Mencit dalam kondisi baik

Tubuh tidak terlihat tonjolan tulang, namun jika diraba terasa adanya tulang. Tampak atas tubuh tampak lebih berisi

BCS 4 Mencit di atas kondisi standart

Tidak tampak tulang dan jika dirasa tulang susah teraba karena timbunan lemak. Hewan uji tampak berisi dan tampak lipatan d bawah kulit

BCS 4 Mencit obesitas Tulang sangat sulit teraba karena timbunan lemak

Berbagai volume maximal pemberian obat untuk hewan uji sebagai berikut : a. Intravenous (i.v) ( volume max. : 0.5 ml ) b. Intraperitoneal, (i.p) ( volume max. : 1.0 ml ) c. Subcutaneous, (s.c) ( volume max. : 0.5 - 1.0 ml) d. Intramuskular, (i.m) ( volume max. : 0.05 ml) e. Peroral, (p.o) ( volume max. : 1.0 ml) Catatan :

Volume pemberian pada hewan uji adalah ½ dari volume maksimum. Berbagai konversi dosis: SpeciesWt

Mouse20 g

Rat200 g

Gui- pig 400 g

Rabbit1.5 kg

Monkey4 kg

Dog12 kg

Human70 kg

Mouse20 g

1.0 7.0 12.25 27.8 64.1 124.2 387.9

Rat200 g

0.14 1.0 1.74 3.9 9.2 17.8 56.0

Gui-pig400 g

0.08 0.57 1.0 2.25 5.2 10.2 31.5

Rabbit1.5 kg

0.04 0.25 0.44 1.0 2.4 4.5 14.2

Monkey4 kg

0.016 0.11 0.19 0.42 1.0 1.9 6.1

Dog12 kg

0.008 0.06 0.10 0.22 0.52 1.0 3.1

Human70 kg

0.0026 0.018 0.031 0.07 0.16 0.32 1.0

Page 10: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

10

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan : Alat : spuit 1 ml, spuit sonde, keranjang mencit, kapas Bahan : alkohol 70%, pakan mencit, mencit

b. Cara Kerja : 1) Dosen pengampu membagi kelompok mahasiswa 2) Dosen menjelaskan SOP penanganan mencit sebagai hewan uji lewat

video dan praktek 3) Praktikan mempraktekkan cara menangani mencit 4) Mahasiswa membuat laporan dari hasil pengamatan mikroskopis

5. Latihan 1) Mahasiswa melakukan praktek penanganan terhadap hewan uji 2) Mahasiswa melaporkan hasil praktikum

Page 11: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

11

PERTEMUAN KE-2 EFEK FARMAKOKINETIKA OBAT PADA HEWAN UJI

(ABSORPSI)

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi

b. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, riset, dan pengembangan diri

c. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

d. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur 2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan menguasai

a. Mahasiswa mampu menguasai perhitungan konversi dosis luminal manusia ke mencit

b. Mahasiswa mampu menguasai onset dan durasi luminal pada mencit c. Mahasiswa mampu menguasai onset dan durasi luminal melalui berbagai

rute pemberian obat

3. Dasar Teori

Farmakokinetika adalah ilmu yang mempelajari efek tubuh terhadap obat yang meliputi fase absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi (Nugroho, 2014). Fase farmakokinetik meliputi waktu setelah obat dilepaskan dari sediaan, selanjutnya diabsorpsi dan didistribusikan ke masing-masing jaringan tubuh. Sediaan yang diberikan dalam bentuk ekstravaskular (per oral, intramuskular, intraperitoneal, subkutan atau melalui rektum) obat akan mengalami proses absorpsi, distribusi, metaolisme dan ekskresi (Hakim, 2017). Pada fase ini terjadi ikatan antara obat dengan protein darah yang bersifat reversible. Obat bebas atau obat yang tidak berikatan dengan protein yang akan

Page 12: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

12

memberikan efek (Mutschler, 1991). Ikatan obat dengan reseptor memicu reaksi kimia dalam sel sehingga muncul efek obat (Hakim, 2012).

Absorpsi adalah proses terjadinya perpindahan obat dari tempat pemberian ke sirkulasi sistemik (Nugroho, 2012). Pada pemberian obat secara ekstravaskular, obat harus terlepas dari bahan pembawa. Absorpsi terjadi melalui beberapa mekanisme yaitu difusi aktif, transport konvektif, transpor aktif, transpor fasilitas, transpor pasangan ion, dan pinositosis (Hakim, 2012). Pada pemberian oral obat akan mengalami first-pass effect metabolism dan selanjutnya mengalami distribusi (Nugroho, 2012).

Distribusi merupakan proses perpindahan obat dari sirkulasi sistemik menuju cairan atau jaringan. Obat bebas (tidak terikat protein) dapat menembus jaringan karena obat yang berikatan dengan protein mempunyai ukuran yang lebih besar sehingga tidak bisa menembus membran jaringan (Nugroho, 2012). Obat yang bersifat asam lemah terikat oleh albumin, obat basa lemah terikat oleh glikoportein dan obat netral terikat oleh lipoprotein. Luas distribusi tergantung pada sifat fisikokimiawi obat, rasio ikatan obat dengan protein baik darah maupun jaringan, vaskularisasi dan kecepatan aliran darah di jaringan, sifat kimiawi jaringan, dan keberadaan protein penolak di dalam jaringan misalnya PgP (Hakim, 2012).

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan : Alat : spuit 1cc, spuit sonde, kapas, kandang mencit, beaker gelas, gekas ukur, timbangan, stopwatch Bahan : alkohol 70%, mencit, luminal, Na CMC, aqua

b. Cara kerja : (Stevani, 2016)

1) Pembuatan Na CMC 1%

a) Panaskan 200 ml air hingga mendidih b) Timbang Na CMC sebanyak 1 gram c) Tambahkan 50 ml air panas pada Na CMC dan aduk hingga

homogen d) Tambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml

Page 13: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

13

2) Pembuatan larutan Luminal pada pemberian per oral

Dosis lazim Luminal untuk manusia : 30 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 30 mg x 0,0026 : 0,078 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,078 mg : 0,117 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml

Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Luminal yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,117 mg

: 23,4 mg atau 0,0234 g

% kadar Luminal : (0,0234 g/100 ml) x 100% : 0,0234 %

3) Pembuatan Luminal 0,0234%

Berat 1 tablet Luminal misalnya : 198 mg Berat serbuk Luminal yang ditimbang : (23,4 mg/30 mg) x 198 mg : 154,44 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Luminal sebanyak 23,4 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Luminal. Timbang berat 1 tablet Luminal Misal : berat 1 tablet Luminal 198 mg

Maka serbuk tablet Luminal yang dibutuhkan sebanyak

: (23,4 mg/30 mg ) x 198 mg

: 154,44 mg Pembuatan Luminal 0,0234% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Luminal sejumlah yang dibutuhkan : campur serbuk dengan Na CMC 1%

sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen : tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Page 14: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

14

1. Pelaksanaan percobaan

a) Mencit dibagi menjadi 5 kelompok kelompok 1 : kelompok perlakuan diberikan Luminal per oral

dengan dosis 0,078 mg/20 g BB Kelompok 2 : kelompok perlakuan diberikan injeksi Luminal

intravena dengan dosis 0,078 mg/20 g BB Kelompok 3 : kelompok perlakuan diberikan injeksi Luminal

secara intraperitoneal dengan dosis 0,078 mg/20 g BB Kelompok 4 : kelompok perlakuan diberikan injeksi Luminal

secara subkutan dengan dosis 0,078 mg/20 g BB Kelompok 5 : kelompok perlakuan diberikan injeksi Luminal

intramuskular dengan dosis 0,078 mg/20 g BB b) Mencit ditimbang berat badan masing-masing c) Mencit diamati waktu tidur (onset) dan lama mencit tidur (durasi)

yang dilihat dari reflek balik badan. 5. Latihan

1) Mahasiswa membuat larutan Luminal 2) Mahasiswa memberikan obat pada hewan uji 3) Mahasiswa melaporkan hasil pengamatan

4) Mahasiswa membuat laporan praktikum

Kelompok BB Mencit (g)

Volume Pemberian (ml)

Jam Pemberian

Reflek Balik Badan (pada jam)

Durasi

Hilang Kembali Per oral IV IP IM SC

Page 15: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

15

PERTEMUAN KE-3

EFEK FARMAKOKINETIKA OBAT PADA HEWAN UJI (METABOLISME)

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi

klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP (Drug Related

Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan

Obat Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi

b. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

kefarmasian, riset, dan pengembangan diri

c. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara

berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

d. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur

2. Tujuan Praktikum

a. Mahasiswa mengetahui cara menghitung konversi dosis manusia ke mencit

b. Mahasiswa mengetahui onset dan durasi serta perbedaan pada kelompok yang diberikan obat tunggal dan pada kelompok yang diberikan secara kombinasi

c. Mahasiswa mengetahui apakah terjadi inhibisi atau induksi enzim pada pemberian kombinasi obat

3. Dasar Teori

Metabolisme merpakan proses perubahan senyawa menjadi metabolit yang terjadi dalam tubuh (Nugroho, 2012). metabolisme terjadi di seluruh bagian tubuh kecuali di tulang atau jaringan lemak namun dalam jumlah kecil. Kapasitas metabolisme terjadi paling banyak di hati karena organ ini mempunyai jenis dan jumlah enzim yang lengkap dibandingkan organ lain (Hakim, 2012).

Proses metabolisme melibatkan reaki biokimia fase 1 (oksidasi, reduksi, hidroksilasi dan hidrolisis) dan dilanjutkan fase 2 (konjugasi sulfat, asetat, glukuronat, glisin dan glutation). Enzim sitokrom P450 (CYP) merupakan

Page 16: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

16

enzim oksidase yang banyak berperan dalam metabolisme obat. Enzim ini mempunyai bentuk yang mirip namun yang paling berperan dalam metabolisme obat adalah CYP3A (memetabolisme 50%-60% obat) disusul CYP2D6, CYO2C, CYP1A2 (Hakim, 2012).

First pass-effect atau efek lintas pertama merupakan peristiwa yang terjadi sebelum obat masuk ke sistem sirkulasi. Hal ini menyebabkan jumlah obat yang masuk ke dalam tubuh lebih kecil dari dosis yang diberikan. FPE merupakan gabungan peristiwa yang terjadi sebelum obat masuk sirkulasi misalnya peristiwa pelepasan dan pelarutan obat dimana tidak semua obat melarut sehingga tidak terabsorpsi. Obat yang sudah larut dapat juga terpengaruh oleh adanya makanan atau obat lain sehingga mengurangi jumlah obat ayng terabsorpsi. Kemudian obat yang terlarut juga mengallami metabolisme baik di usus maupun hati sehingga mengurangi jumlah obat utuh mencapai sirkulasi sistemik. Semua peristiwa pra-sistemik ini mempengaruhi ketersediaan hayati obat (Hakim, 2012).

Pada umumnya jumlah obat akan berkurang setelah metabolisme sehingga peningkatan kemampuan enzim memetabolisme obat akan menyebabkan meningkatnya penurunan jumlah obat dan sebaliknya. Induksi (peningkatan) dan inhibisi (penghambatan) enzim terjadi saat obat diberikan secara bersamaan. Jika obat diberikan bersama dengan obat lain, maka dapat mempengaruhi kerja enzim yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan metabolisme, sehingga akan mempengaruhi kadar obat dalam tubuh yang dapat dilihat melalui efek yang terjadi (Stevani, 2016).

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan : Alat : spuit 1cc, spuit sonde, kapas, kandang mencit, beaker gelas, gelas ukur, timbangan, stopwatch Bahan : alkohol 70%, mencit, luminal, Cimetidine, Na CMC, Diazepam, Ciprofloxacin, aqua

b. Cara kerja : (Stevani, 2016) 1) Pembuatan larutan CMC Na 1%

a) Panaskan 200 ml air hingga mendidih b) Timbang Na CMC sebanyak 1 gram c) Tambahkan 50 ml air panas pada Na CMC dan aduk hingga

homogen d) Tambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml

Page 17: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

17

2) Pembuatan larutan Luminal untuk pemberian per oral Dosis lazim Luminal untuk manusia : 30 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 30 mg x 0,0026 : 0,078 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,078 mg : 0,117 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Luminal yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,117 mg

: 23,4 mg atau 0,0234 g

% kadar Luminal : (0,0234 g/100 ml) x 100% : 0,0234 %

3) Pembuatan Luminal 0,0234%

Berat 1 tablet Luminal misalnya : 198 mg Berat serbuk Luminal yang ditimbang : (23,4 mg/30 mg) x 198 mg : 154,44 mg Atau Karena dib utuhkan tablet Luminal sebanyak 23,4 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Luminal. Timbang berat 1 tablet Luminal Misal : berat 1 tablet Luminal 198 mg

Maka serbuk tablet Luminal yang dibutuhkan sebanyak

: (23,4 mg/30 mg ) x 198 mg

: 154,44 mg Pembuatan Luminal 0,0234% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Luminal sejumlah yang dibutuhkan : campur serbuk dengan Na CMC 1%

sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen : tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

4) Pembuatan larutan Cimetidine untuk pemberian oral

Dosis lazim Cimetidine untuk manusia : 300 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 300 mg x 0,0026 : 0,78 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,78 mg : 1,17 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Cimetidine yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,17 mg

: 234 mg atau 0,234 g

% kadar Cimetidine : (0,234 g/100 ml) x 100%

Page 18: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

18

: 0,234 %

5) Pembuatan Cimetidine 0,234%

Berat 1 tablet Cimetidine misalnya : 298 mg Berat serbuk Cimetidine yang ditimbang : (234 mg/300 mg) x 298 mg : 232,44mg Atau Karena dibutuhkan tablet Cimetidine sebanyak 234 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Cimetidine. Timbang berat 1 tablet Cimetidine Misal : berat 1 tablet Cimetidine 298 mg

Maka serbuk tablet Cimetidine yang dibutuhkan sebanyak

: (234 mg/300 mg ) x 298 mg

: 232,44 mg Pembuatan Cimetidine 0,234% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Cimetidine sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml 6) Pembuatan Ciprofloksasin untuk pemberian oral

Dosis lazim Ciprofloksasin untuk manusia : 500 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 500 mg x 0,0026 : 1,3 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 1,3 mg : 1,95 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Ciprofloksasin yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,95 mg

: 390 mg atau 0,39 g

% kadar Ciprofloksasin : (0,39 g/100 ml) x 100% : 0,39 %

7) Pembuatan Ciprofloksasin 0,39%

Berat 1 tablet Ciprofloksasin misalnya : 510 mg Berat serbuk Ciprofloksasin yang ditimbang

: (390 mg/500 mg) x 510 mg

: 397,8 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Ciprofloksasin sebanyak 390 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Ciprofloksasin. Timbang berat 1 tablet Ciprofloksasin

Page 19: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

19

Misal : berat 1 tablet Ciprofloksasin 390 mg Maka serbuk tablet Ciprofloksasin yang dibutuhkan sebanyak

: (390 mg/500 mg ) x 510 mg

: 397,8 mg Pembuatan Ciprofloksasin 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Ciprofloksasin sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

8) Pembuatan Diazepam untuk penggunaan oral Dosis lazim Diazepam untuk manusia :5 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 5 mg x 0,0026 : 0,013 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,013 mg : 0,0195 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Diazepam yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,0195 mg

: 3,9 mg atau 0,0039 g

% kadar Diazepam : (0,0039 g/100 ml) x 100% : 0,0039 %

9) Pembuatan Diazepam 0,0039%

Berat 1 tablet Diazepam misalnya : 5,3 mg Berat serbuk Ciprofloksasin yang ditimbang

: (3,9 mg/5 mg) x 5,3 mg

: 4,134 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Diazepam sebanyak 390 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Diazepam. Timbang berat 1 tablet Diazepam Misal : berat 1 tablet Diazepam 390 mg

Maka serbuk tablet Diazepam yang dibutuhkan sebanyak

: (3,9 mg/5 mg ) x 5,3 mg

: 4,134 mg Pembuatan Diazepam 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Diazepam sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Page 20: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

20

10) Pelaksanaan praktikum a) Mencit dibagi menjadi 5 kelompok

Kelompok 1 : kelompok kontrol diberikan Na CMC 1% Kelompok 2 : kelompok perlakuan diberikan Diazepam po

dengan dosis 0,013 mg/20 g BB Kelompok 3 : kelompok perlakuan diberikan Luminal +

Diazepam po Kelompok 4 : kelompok perlakuan diberikan Cimetidine +

Diazepam po Kelompok 5 : kelompok perlakuan diberikan Ciprofloksasin +

Diazepam po b) Mencit ditimbang berat badan masing-masing c) Obat masing-masing diberikan dengan dosis 0,5ml/20g BB d) Mencit diamati waktu tidur (onset) dan lama mencit tidur (durasi)

yang dilihat dari reflek balik badan.

5. Latihan

1) Mahasiswa membuat larutan uji 2) Mahasiswa memberikan obat ke hewan uji 3) Mahasiswa melaporkan hasil pengamatan

Kelompok BB Mencit (g)

Volume Pemberian (ml)

Jam Pemberian

Reflek Balik Badan (pada jam)

Durasi

Hilang Kembali Na CMC 1%

Diazepam po Luminal + Diazepam

Cimetidin + Dizepam

Ciprofloksasin + Diazepam

4) Mahasiswa membuat laporan praktikum

Page 21: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

21

PERTEMUAN KE-4 HIPOGLIKEMIA

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi

klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP (Drug Related

Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan

Obat Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi

b. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

kefarmasian, riset, dan pengembangan diri

c. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara

berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

d. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem syaraf

3. Dasar Teori

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolsime yang ditandai dengan hiperglikemia dan abnormalitas metabolisme karbohidrat, protein dan lemak (Wells et al, 2015). Diabetes melitus dibagi menjadi dua macam yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 menduduki 10% kasus diabetes melitus yang disebabkan oleh defisiensi insulin absolut karena kerusakan sel beta pankreas. Diabetes melitus tipe 2 menduduki 90% kasus diabetes melitus merupakan kombinasi dari resistensi insulin dan defisiensi insulin (Wells et al, 2015).

Pankreas merupakan kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon peptida insulin, glukagon dan somatostatin dan enzim pencernaan. Kekurangan atau ketiadaan insulin yang dapat menyebabkan hiperglikemia jika tidak diatasi maka akan menyebabkan komplikasi yang baik mikrovaskular maupun makrovaskular (Stevani, 2016).

Page 22: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

22

Hiperglikemia ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah dan ditandai dengan poliuria, polifagia, polidipsi, fatigue (Anonim, 2005).

(Wells et al, 2015)

Obat diabetes melitus oral terdiri dari golongan : Sulfonilurea Short-acting insulin secretagogues Biguanid Thiazolidindion Golongan alfa-glukosidase-inhibitors (Stevani, 2016)

(Anonim, 2005)

Page 23: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

23

4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan : Alat : spuit 1cc, spuit sonde, kapas, kandang mencit, beaker gelas, gelas ukur, timbangan, stopwatch Bahan : mencit, aqua, Na CMC, glukosa, Metformin, Glibenklamid, Akarbosa, Glimepirid

b. Cara kerja : 1) Pembuatan glukosa 5%

a) Ambil 5 gram gula kemudian larutkan dalam 100 ml air 2) Pembuatan Na CMC 1%

a) Panaskan 200 ml air hingga mendidih b) Timbang Na CMC sebanyak 1 gram c) Tambahkan 50 ml air panas pada Na CMC dan aduk hingga

homogen d) Tambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml

5) Pembuatan suspensi Metformin p.o

Dosis lazim Metformin untuk manusia : 500 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 500 mg x 0,0026 : 1,3 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 1,3 mg : 1,95 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Metformin yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,95 mg

: 390 mg atau 0,39 g

% kadar Metformin : (0,39 g/100 ml) x 100% : 0,39 %

Berat 1 tablet Metformin misalnya : 512 mg Berat serbuk Metformin yang ditimbang : (390 mg/ 500 mg) x 512 mg : 399,36 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Metformin sebanyak 390 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Metformin Timbang berat 1 tablet Metformin Misal : berat 1 tablet Metformin 512 mg

Maka serbuk tablet Metformin yang dibutuhkan sebanyak

: (390 mg/ 500 mg) x 512 mg

: 399,,36 mg

Page 24: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

24

6) Pembuatan suspensi Glibenklamid p.o

Pembuatan Metformin 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang serbuk Metformin sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Dosis lazim Glibenklamid untuk manusia : 5 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 5 mg x 0,0026 : 0,013 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,013 mg : 0,0195 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Glibenklamid yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,0195 mg

: 3,9 mg atau 0,0039 g

% kadar Glibenklamid : (0,0039 g/100 ml) x 100% : 0,0039 %

Berat 1 tablet Glibenklamid misalnya : 6,3 mg Berat serbuk Glibenklamid yang ditimbang

: (3,9 mg/ 5 mg) x 6,3 mg

: 4,914 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Glibenklamid sebanyak 3,9 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Glibenklamid Timbang berat 1 tablet Glibenklamid Misal : berat 1 tablet Glibenklamid 6,3 mg

Maka serbuk tablet Glibenklamid yang dibutuhkan sebanyak

: (3,9 mg/ 5 mg) x 6,3 mg

: 4,914 mg Pembuatan Glibenklamid 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Glibenklamid sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Page 25: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

25

7.Pembuatan suspensi Akarbosa p.o

8. Pembuatan Glimepirid p.o

Dosis lazim Akarbosa untuk manusia : 50 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 50 mg x 0,0026 : 0,13 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,13 mg : 0,195 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Akarbosa yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,195 mg

: 39 mg atau 0,039 g

% kadar Akarbosa : (0,039 g/100 ml) x 100% : 0,039 %

Berat 1 tablet Akarbosa misalnya : 63 mg Berat serbuk Akarbosa yang ditimbang : (39 mg/ 50 mg) x 63 mg : 49,14 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Akarbosa sebanyak 39 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Akarbosa Timbang berat 1 tablet Akarbosa Misal : berat 1 tablet Akarbosa 63 mg

Maka serbuk tablet Akarbosa yang dibutuhkan sebanyak

: (39 mg/ 50 mg) x 63 mg

: 49,14 mg Pembuatan Akarbosa 0,039% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Akarbosa sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Dosis lazim Glimepirid untuk manusia : 3 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 3 mg x 0,0026 : 0,0078 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,0078 mg : 0,0117 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml

Page 26: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

26

7) Pelaksanaan praktikum a. Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok b. Kelompok 1 diberikan Metformin p.o c. Kelompok 2 diberikan Akarbosa p.o d. Kelompok 3 diberikan Glimepirid p.o e. Kelompok 4 diberikan Glibenklamid p.o f. Pada awal percobaan, kadar gula darah mencit diukur

menggunakan vena ekor. g. Kemudian mencit diberikan glukosa 5% secara oral h. Kemudian 5 menit kemudian kadar gula darah mencit diukur

kembali i. 5 menit setelah pengukuran kadar gula kedua masing-masing

menit diberikan perlakuan obat j. Kadar gula darah diukur pada menit ke 20,40 dan 60

5. Latihan

1) Mahasiswa mengukur kadar gula darah mencit 2) Mahasiswa melaporkan hasl pengamatan

Jumlah Glimepirid yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0, 0117 mg : 2,34 mg atau 0,00234 g

% kadar Glimepirid : (0,00234 g/100 ml) x 100% : 0,00234 %

Berat 1 tablet Glimepirid misalnya : 5 mg Berat serbuk Glimepirid yang ditimbang : (2,34 mg/ 3 mg) x 5 mg : 3,9 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Glimepirid sebanyak 2,34 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Glimepirid Timbang berat 1 tablet Glimepirid Misal : berat 1 tablet Glimepirid 5 mg

Maka serbuk tablet Glimepirid yang dibutuhkan sebanyak

: (2,34 mg/ 3 mg) x 5 mg

: 3,9 mg Pembuatan Glimepirid 0,0234% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Glimepirid sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Page 27: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

27

PERTEMUAN KE-5

ANTIDIARE

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP (Drug Related Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan Obat Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi

b. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, riset, dan pengembangan diri

c. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

d. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan menguasai a. Mahasiswa mampu menguasai perhitungan konversi dosis manusia ke

mencit b. Mahasiswa mampu menguasai cara dan mekanisme induksi diare pada

mencit

3. Dasar Teori

Page 28: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

28

Perangsangan Simpatis Perangsangan Parasimpatis

Meningkatkan Tekanan Darah Menurunkan tekanan darah

Meningkatkan Denyut nadi Menurunkan denyut nadi Relaksasi Bronkus Kontraksi Bronkus Dilatasi Pupil Kontraksi Pupil

Relaksasi uterus Meningkatkan kontraksi saluran kemih

Meningkatkan gula darah Meningkatkan kontraksi GI Meningkatkan tonus otot 4. Pelaksanaan Praktikum

a. Alat dan bahan : Alat : spuit 1cc, spuit sonde, kapas, kandang mencit, beaker gelas, gelas ukur, timbangan, stopwatch Bahan : mencit, aqua, Na CMC, propanolol

b. Cara kerja (Stevani, 2016) 1) Pembuatan Na CMC 1%

a) Panaskan 200 ml air hingga mendidih b) Timbang Na CMC sebanyak 1 gram c) Tambahkan 50 ml air panas pada Na CMC dan aduk hingga

homogen d) Tambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml

2) Pembuatan asam asetat 1% v/v a) 1 ml asam asetat 100% dilarutkan dalam aquades 100 ml

3) Pembuatan suspensi Ibuprofen p.o Dosis lazim Ibuprofen untuk manusia : 400 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 400 mg x 0,0026 : 1,04 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 1,04 mg : 1,56 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Ibuprofen yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,56 mg

: 312 mg atau 0,312 g

% kadar Ibuprofen : (0,312 g/100 ml) x 100% : 0,312 %

Page 29: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

29

Berat 1 tablet Ibuprofen misalnya : 432 mg Berat serbuk Ibuprofen yang ditimbang : (312 mg/ 400 mg) x 432 mg : 336,96 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Ibuprofen sebanyak 312 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Ibuprofen Timbang berat 1 tablet Ibuprofen Misal : berat 1 tablet Ibuprofen 432 mg

Maka serbuk tablet Ibuprofen yang dibutuhkan sebanyak

: (312 mg/ 400 mg) x 432 mg

: 336,96 mg Pembuatan Ibuprofen 0,312% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Ibuprofen sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

4) Pembuatan suspensi Parasetamol p.o Dosis lazim Parasetamol untuk manusia : 500 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 500 mg x 0,0026 : 1,3 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 1,3 mg : 1,95 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Parasetamol yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,95 mg

: 390 mg atau 0,39 g

% kadar Parasetamol : (0,39 g/100 ml) x 100% : 0,39 %

Berat 1 tablet Parasetamol misalnya : 512 mg Berat serbuk Parasetamol yang ditimbang : (390 mg/ 500 mg) x 512 mg : 399,36 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Parasetamol sebanyak 390 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Parasetamol Timbang berat 1 tablet Parasetamol Misal : berat 1 tablet Parasetamol 512 mg

Maka serbuk tablet Parasetamol yang dibutuhkan sebanyak

: (390 mg/ 500 mg) x 512 mg

: 399,,36 mg Pembuatan Parasetamol 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Parasetamol sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Page 30: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

30

5) Pembuatan suspensi Antalgin p.o

Dosis lazim Antalgin untuk manusia : 500 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 500 mg x 0,0026 : 1,3 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 1,3 mg : 1,95 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Antalgin yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,95 mg

: 390 mg atau 0,39 g

% kadar Antalgin : (0,39 g/100 ml) x 100% : 0,39 %

Berat 1 tablet Antalgin misalnya : 512 mg Berat serbuk Antalgin yang ditimbang : (390 mg/ 500 mg) x 512 mg : 399,36 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Antalgin sebanyak 390 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Antalgin Timbang berat 1 tablet Antalgin Misal : berat 1 tablet Antalgin 512 mg

Maka serbuk tablet Antalgin yang dibutuhkan sebanyak

: (390 mg/ 500 mg) x 512 mg

: 399,,36 mg Pembuatan Antalgin 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Antalgin sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

6) Pembuatan suspensi Asam Mefenamat p.o Dosis lazim Asam Mefenamat untuk manusia

: 500 mg

Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi : 500 mg x 0,0026 : 1,3 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 1,3 mg : 1,95 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Asam Mefenamat yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,95 mg

: 390 mg atau 0,39 g

% kadar Asam Mefenamat : (0,39 g/100 ml) x 100% : 0,39 %

Berat 1 tablet Asam Mefenamat misalnya : 512 mg Berat serbuk Asam Mefenamat yang : (390 mg/ 500 mg) x 512 mg

Page 31: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

31

ditimbang : 399,36 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Asam Mefenamat sebanyak 390 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Asam Mefenamat Timbang berat 1 tablet Asam Mefenamat Misal : berat 1 tablet Asam Mefenamat 512 mg

Maka serbuk tablet Asam Mefenamat yang dibutuhkan sebanyak

: (390 mg/ 500 mg) x 512 mg

: 399,36 mg Pembuatan Asam Mefenamat 0,39% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Asam Mefenamat sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

7) Pelaksanaan praktikum a) Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok

Kelompok 1 : kelompok kontrol diberikan Ibuprofen p.o Kelompok 2 : kelompok perlakuan diberikan Parasetamol p.o Kelompok 3 : kelompok perlakuan diberikan Antalgin p.o Kelompok 4 : kelompok perlakuan diberikan Asam Mefenamat

p.o Kelompok 5 : kelompok perlakuan diberikan Na CMC 1% p.o

b) Setiap kelompok ditempatkan pada kandang yang berbeda dan dibiarkan selama 7 hari sebelum percobaan

c) Pada awal praktikum masing-masing hewan uji ditimbang d) 7,5 menit setelah perlakuan, hewan uji diberikan larutan asam asetat 1%

secara ip dengan dosis 0,2 ml/ 20 g BB e) Amati dan catat jumlah geliat setelah pemberian asam asetat 1%,

pengamatan dilakukan setiap 5 menit selama 60 menit i. Torsi pada salah satu sisi ii. Kontraksi otot yang terputus putus iii. Kaki belakang dan kepala tertarik ke arah belakang iv. Penarikan kembali kepala dan kaki belakang ke arah abdomen

5. Latihan 1) Mahasiswa membuat larutan uji 2) Mahasiswa memberikan obat ke hewan uji 3) Mahasiswa melakukan pengamatan hasil percobaan 4) Mahasiswa melaporkan hasil pengamatan 5) Analisa data

Page 32: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

32

PERTEMUAN KE-6 HIPOKOLESTEREMIA

1. Capaian Pembelajaran :

a. Menguasai konsep teoritis farmasetika, farmakologi, farmakoterapi, farmasi

klinik, toksikologi, farmakoekonomi, farmakovigilance, DRP (Drug Related

Problems), Interaksi obat, EBM (Evidence-based Medicine), POR (Pengobatan

Obat Rasional), Undang-Undang kefarmasian, Kode etik profesi farmasi

b. Menguasai konsep teoritis berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang

kefarmasian, riset, dan pengembangan diri

c. Mampu menerapkan IPTEK dalam melakukan riset, pengembangan diri secara

berkelanjutan di bidang kefarmasian, khususnya terkait farmasi bahan alam

d. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan terukur

2. Tujuan Praktikum :

Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa memiliki kemampuan memahami anatomi dan fisiologi sistem reproduksi

3. Dasar Teori

Dislipidemia merupakan kejadian peningkatan kadar kolesterol, LDL atau trigliserida, penurunan kadar HDL atau kombinasinya. Tujuan terapi dislipidemia adalah menurunkan kadar kolesterol total dan LDL untuk menurunkan resiko kejadian baik pertama maupun kejadian berulang dari infark miokard, angina, gagal jantung, stroke iskemik (Wells B.G. et all, 201

5

). (Priyanto dan Batubara, 2010)

Kondisi Total

Kolesterol

(mg/dl)

LDL (mg/dl) HDL

(mg/dl)

Trigliserida

(mg/dl)

Optimal < 150 < 100 > 60 -

Mendekati optimal 150-200 100-129 40-60 < 150

Perbatasan 200-239 130-159 <40 150-190

Resiko tinggi > 240 160-189 <35 200-499

Sangat beresiko > 190 <30 >500

Page 33: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

33

Macam obat dislipidemia antara lain :

a. Golongan asam fibrat

Meliputi gemfibrozil, fenofibrat,

b. Golongan resin

Meliputi kolesteramin, kolestipol, kolesevelam

c. Golongan penghambat HMG CoA reduktase

Pravastatin, lovastatin, simvastatin,fluvastatin, atorvastatin, rosuvastatin

d. Golongan lain lain

Meliputi probukol (Priyanto dan Batubara, 2010)

4. Pelaksanaan Praktikum a. Alat dan bahan :

Alat : seperangkat alat tulis; laptop a. Cara kerja :

1. Pembuatan larutan Na CMC 1% a. Panaskan 200 ml air hingga mendidih b. Timbang Na CMC sebanyak 1 gram c. Tambahkan 50 ml air panas pada Na CMC dan aduk hingga

homogen d. Tambahkan air panas sedikit demi sedikit hingga volume 100 ml

2. Pembuatan suspensi PTU 3. Pembuatan suspensi Simvastatin p.o

Dosis lazim Simvastatin untuk manusia : 10 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 10 mg x 0,0026 : 0,026 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,026 mg : 0,039 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Simvastatin yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,039 mg

: 7,8 mg atau 0,0078 g

% kadar Simvastatin : (0,0078 g/100 ml) x 100% : 0,0078 %

Berat 1 tablet Simvastatin misalnya :15 mg Berat serbuk Simvastatin yang ditimbang : (7,8 mg/ 10 mg) x 15 mg : 11,7 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Simvastatin

Page 34: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

34

sebanyak 7,8 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Simvastatin Timbang berat 1 tablet Simvastatin Misal : berat 1 tablet Simvastatin 15 mg Maka serbuk tablet Simvastatin yang dibutuhkan sebanyak

: (7,8 mg/ 10 mg) x 15 mg

: 11,7mg Pembuatan Simvastatin 0,0078% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Simvastatin sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

8) Pembuatan suspensi Gemfibrozil p.o Dosis lazim Gemfibrozil untuk manusia : 300 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 300 mg x 0,0026 : 0,78 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,78 mg : 1,17 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Gemfibrozil yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,17 mg

: 234 mg atau 0,234 g

% kadar Gemfibrozil : (0,234 g/100 ml) x 100% : 0,234 %

Berat 1 tablet Gemfibrozil misalnya :315 mg Berat serbuk Gemfibrozil yang ditimbang : (234 mg/ 300 mg) x 315 mg : 245,7 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Gemfibrozil sebanyak 7,8 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Gemfibrozil Timbang berat 1 tablet Gemfibrozil Misal : berat 1 tablet Gemfibrozil 15 mg

Maka serbuk tablet Gemfibrozil yang dibutuhkan sebanyak

: (234 mg/ 300 mg) x 315 mg

: 245,7 mg Pembuatan Gemfibrozil 0,0078% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Gemfibrozil sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

Page 35: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

35

9) Pembuatan suspensi Fenofibrat

Dosis lazim Fenofibrat untuk manusia : 300 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 300 mg x 0,0026 : 0,78 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,78 mg : 1,17 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml Jumlah Fenofibrat yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 1,17 mg

: 234 mg atau 0,234 g

% kadar Fenofibratl : (0,234 g/100 ml) x 100% : 0,234 %

Berat 1 tablet Fenofibrat misalnya :315 mg Berat serbuk Fenofibratl yang ditimbang : (234 mg/ 300 mg) x 315 mg : 245,7 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Fenofibratl sebanyak 7,8 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Fenofibrat Timbang berat 1 tablet Fenofibrat Misal : berat 1 tablet Fenofibrat 15 mg

Maka serbuk tablet Fenofibrat yang dibutuhkan sebanyak

: (234 mg/ 300 mg) x 315 mg

: 245,7 mg Pembuatan Fenofibrat 0,0078% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Fenofibrat sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml 10) Pembuatan suspensi Atorvastatin p.o

Dosis lazim Atorvastatin untuk manusia : 10 mg Konversi dosis untuk mencit BB 20 gr : Dosis Lazim x Faktor Konversi

: 10 mg x 0,0026 : 0,026 mg

Untuk mencit dengan BB 30 gr : (30 g/20 g) x 0,026 mg : 0,039 mg

Dosis diberikan dalam volume : 0,5 ml Dibuat larutan persediaan : 100 ml

Page 36: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

36

Jumlah Atorvastatin yang digunakan : (100 ml/0,5 ml) x 0,039 mg : 7,8 mg atau 0,0078 g

% kadar Atorvastatin : (0,0078 g/100 ml) x 100% : 0,0078 %

Berat 1 tablet Atorvastatin misalnya :15 mg Berat serbuk Atorvastatin yang ditimbang : (7,8 mg/ 10 mg) x 15 mg : 11,7 mg Atau Karena dibutuhkan tablet Atorvastatin sebanyak 7,8 mg maka dibutuhkan kira2 1 tablet Atorvastatin Timbang berat 1 tablet Atorvastatin Misal : berat 1 tablet Atorvastatin 15 mg

Maka serbuk tablet Atorvastatin yang dibutuhkan sebanyak

: (7,8 mg/ 10 mg) x 15 mg

: 11,7mg Pembuatan Atorvastatin 0,0078% : ambil 1 tablet, gerus kemudian timbang

serbuk Atorvastatin sejumlah yang dibutuhkan

: campur serbuk dengan Na CMC 1% sebanyak 50 ml kemudian aduk homogen

: tambahkan Na CMC 1% hingga 100 ml

5. Latihan

1. Mahasiswa mengamati organel sel

2. Mahasiswa melaporkan bagian bagian sel hasil pengamatan

Page 37: MODUL PRAKTIKUM FARMAKOLOGI...praktikum Farmakologi terutama konsep farmakologi pada manusia yang diujikan pada hewan uji. Mahasiswa diharapkan dapat membaca dan memahami materi sebelum

37

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus, Direktorat

Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan RI

Edwin, R, 2013, Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan, J Indon Med Assoc Vol. 63, Jakarta

Hakim, L., 2012, Farmakokinetik Klinik, Bursa Ilmu, Yogyakarta Hakim, L., 2017, Farmakokinetik Edisi 2, Bursa Ilmu, Yogyakarta Isbagio, D.W., 1992, Euthanasia Pada Hewan Percobaan, Media Litbangkes

Vol. II No. 01 Malole, M.B.M., Pramono, C.S., 1989, Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan

Laboratorium, Departemen Pendidikan dna Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Mutschler, E, 1991, Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi Edisi Kelima, Penerbit ITB,Bandung

Nugroho, A.E., 2014, Farmakologi, Obat-Obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Priyanto, Batubara, L., 2010, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan ed III, Leskonfi

Siswandono, Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinal Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya

Stevani, H, 2016, Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Praktikum Farmakologi, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academis Press, New York

Wells,B.G., DiPiro,J.T., Schwinghammer,T.L., DiPiro,C.V., 2015, Pharmacotherapy Handbook. Ninth Edition, McGraw-Hill Education