Modul Praktikum Analisis Fisikokimia

53
Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 1 REAKSI WARNA UMUM (Clark’s Isolation and Identification of Drugs) Banyak senyawa memberikan warna yang berbeda jika dicampurkan dengan ragensia kimia. Dalam beberapa kasus, warna yang dihasilkan mungkin spesifik untuk senyawa yang sedang dianalisa, tetapi lebih sering warna hasil reaksi diberikan oleh senyawa satu golongan, atau diluar golongan senyawa tersebut. Uji ini dirancang untuk 1 mg obat dalam bentuk sediaan padat kecuali dinyatakan lain. Jika larutan tidak dinyatakan dibuat dengan pelarut tertentu, buatlah larutan dalam air. Aromatisitas METODE. Tambahkan 2 atau 3 tetes asam nitrat ke dalam sampel, panaskan dalam penangas air 100 o C selama 1 menit, dinginkan, encerkan 3 sampai 4 kali volume dengan air, dan basakan dengan penambahan larutan NaOH 40%. INDIKASI. Perubahan dari tidak berwarna atau kuning menjadi warna yang lebih gelap menunjukkan adanya cincin benzen dalam molekul. Kecuali dinyatakan lain. Asam Amalat METODE. Tambahkan kedalam sampel beberapa tetes HCl 10M yang diikuti dengan penambahan KClO3 kristal. Uapkan campuran hingga kering. Amati warna residu dan kemudian tambahkan 2 atau 3 tetes NH4OH 2 M dan amati kembali perubahan warna. INDIKASI. Residu berwarna merah, rosa, jingga atau kuning, yang berubah menjadi rosa, merah atau ungu setelah penambahan NH4OH menunjukkan adanya turunan ksantin. Asam kromotropat REAGENSIA. Larutkan 20 mg asam kromotropat dalam 10 ml H2SO4. METODE. Tambahkan sedikit sampel, baik sampel padat atau larutan, ke dalam reagensia. Catat perubahan warna yang terjadi dan kemudian tambahkan larutan tetes demi tetes ke dalam 0,5 ml air, dengan pendinginan. Senyawa yang membentuk warna dengan H2SO4 dingin tidak dapat dimasukakan ke dalam kelompok ini. INDIKASI. Asam sulfat METODE. Tambahkan asam sulfat langsung kedalam sampel di atas pelat tetes atau tabung reaksi INDIKASI. KUNING untuk berbagai steroid dan tioksanten Asam sulfat-Asam sulfat berasap REAGENSIA. Campurkan 7 ml asam sulfat dan 3 asam sulfat berasap METODE. Larutkan sampel dalam sedikit toluen dan tambahkan 1 atau 2 tetes reagensia Benedict REAGENSIA. Larutkan 1,73 g CuSO4 dalam 10 ml air. Larutkan 17,3 g Na3Sitrat dan 10 g Na2CO3 anhidrat dalam 80 ml air, dengan bantuan pemanasan; tuangkan larutan ini kedalam larutan CuSO4 dan encerkan hingga 100 ml. METODE. Tambahkan 0,5 ml reagensia ke dalam sampel dan panaskan dalam penangas air 100 o C selama 3 menit. INDIKASI. Pembentukan endapan merah Cu2O terjadi akibat reaksi dengan zat-zat pereduksi, misalnya asam askorbat, ditionit, beberapa senyawa fenol yang mengandung gugus hidroksil dalam posisi para- dan senyawa-senyawa yang mengandung paling sedikit 4 gugus hidroksil pada rantai alifatik seperti glukosa, tetrasiklin. Besi (III) Klorida REAGENSIA. Larutan feri (III) klorida 5%.

description

a

Transcript of Modul Praktikum Analisis Fisikokimia

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 1

REAKSI WARNA UMUM

(Clark’s Isolation and Identification of Drugs)

Banyak senyawa memberikan warna yang berbeda jika dicampurkan dengan ragensia

kimia. Dalam beberapa kasus, warna yang dihasilkan mungkin spesifik untuk senyawa

yang sedang dianalisa, tetapi lebih sering warna hasil reaksi diberikan oleh senyawa

satu golongan, atau diluar golongan senyawa tersebut.

Uji ini dirancang untuk 1 mg obat dalam bentuk sediaan padat kecuali dinyatakan lain.

Jika larutan tidak dinyatakan dibuat dengan pelarut tertentu, buatlah larutan dalam air.

Aromatisitas

METODE. Tambahkan 2 atau 3 tetes asam nitrat ke dalam sampel, panaskan dalam

penangas air 100 oC selama 1 menit, dinginkan, encerkan 3 sampai 4 kali volume

dengan air, dan basakan dengan penambahan larutan NaOH 40%.

INDIKASI. Perubahan dari tidak berwarna atau kuning menjadi warna yang lebih gelap

menunjukkan adanya cincin benzen dalam molekul. Kecuali dinyatakan lain.

Asam Amalat

METODE. Tambahkan kedalam sampel beberapa tetes HCl 10M yang diikuti dengan

penambahan KClO3 kristal. Uapkan campuran hingga kering. Amati warna residu dan

kemudian tambahkan 2 atau 3 tetes NH4OH 2 M dan amati kembali perubahan warna.

INDIKASI. Residu berwarna merah, rosa, jingga atau kuning, yang berubah menjadi rosa,

merah atau ungu setelah penambahan NH4OH menunjukkan adanya turunan ksantin.

Asam kromotropat

REAGENSIA. Larutkan 20 mg asam kromotropat dalam 10 ml H2SO4.

METODE. Tambahkan sedikit sampel, baik sampel padat atau larutan, ke dalam

reagensia. Catat perubahan warna yang terjadi dan kemudian tambahkan larutan

tetes demi tetes ke dalam 0,5 ml air, dengan pendinginan. Senyawa yang membentuk

warna dengan H2SO4 dingin tidak dapat dimasukakan ke dalam kelompok ini.

INDIKASI.

Asam sulfat

METODE. Tambahkan asam sulfat langsung kedalam sampel di atas pelat tetes atau

tabung reaksi

INDIKASI. KUNING untuk berbagai steroid dan tioksanten

Asam sulfat-Asam sulfat berasap

REAGENSIA. Campurkan 7 ml asam sulfat dan 3 asam sulfat berasap

METODE. Larutkan sampel dalam sedikit toluen dan tambahkan 1 atau 2 tetes reagensia

Benedict

REAGENSIA. Larutkan 1,73 g CuSO4 dalam 10 ml air. Larutkan 17,3 g Na3Sitrat dan 10 g

Na2CO3 anhidrat dalam 80 ml air, dengan bantuan pemanasan; tuangkan larutan ini

kedalam larutan CuSO4 dan encerkan hingga 100 ml.

METODE. Tambahkan 0,5 ml reagensia ke dalam sampel dan panaskan dalam

penangas air 100oC selama 3 menit.

INDIKASI. Pembentukan endapan merah Cu2O terjadi akibat reaksi dengan zat-zat

pereduksi, misalnya asam askorbat, ditionit, beberapa senyawa fenol yang

mengandung gugus hidroksil dalam posisi para- dan senyawa-senyawa yang

mengandung paling sedikit 4 gugus hidroksil pada rantai alifatik seperti glukosa,

tetrasiklin.

Besi (III) Klorida

REAGENSIA. Larutan feri (III) klorida 5%.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 2

Coniferyl Alcohol

REAGENSIA. Hangatkan 0,1 g coniferyl alcohol hingga melelah (74oC) larutkan dalam 3

ml etanol, dan encerkan hingga 10 ml dengan etanol.

METODE. Tempatkan 1 tetes larutan sampel di atas kertas saring, tambahkan 1 tetes

reagensia, dan eksposur kertas di atas asam HCl.

INDIKASI. Warna jingga menunjukkan adanya amin aromatis primer yang mana gugus

aminya langsung terikat dengan cincin benzen.

Diazotasi

METODE. Larutkan sampel dalam HCl 2M dan ke dalam 1 tetes larutan sampel pada

pelat tetes tambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1%, dan 1 tetes larutan 2-naftol 4% dalam

NaOH 4M.

INDIKASI. Warna merah atau merah jingga yang terang menunjukkan adanya amin

aromatik primer.

Difenilamin

REAGENSIA. Larutan difenilamin 0,5% dalam H2SO4 60% v/v.

METODE. Tambahkan reagensia ke dalam sampel di atas pelat tetes atau dalam tabung

reaksi.

INDIKASI. Warna biru menunjukkan adanya zat-zat pengoksidasi seperti bromat, klorat,

kromat, dikromat, iodat, timbal (IV), mangan (III, IV, VII), nitrat, nitrit, permanganat atau

vanadat.

p-Dimetilaminobenzaldehida (p-DAB)

REAGENSIA. Larutkan 0,5 g p-DAB dalam 50 ml larutan yang mengandung 60 bagian

volume etanol dan 40 bagian volume H2SO4 berasap. Reagensia harus dibuat segar.

METODE. Tambahkan reagensia ke dalam sampel dalam tabung reaksi, hangatkan jika

perlu. Amarti warna yang dihasilkan dan encerkan dengan air secara hati-hati.

INDIKASI. Warna-warni diberikan oleh berbagai senyawa termasuk alkaloid ergot,

kanabinoid dan indol yang cincinnya tidak terikat dengan gugus konjugat lain, fenol

dan amin fenolat.

Dragendorf

REAGENSIA. Larutkan 1 g Bi(NO3)3 dalam 3 ml HCl 10M dengan bantuan pemanasan,

encerkan hingga 20 ml dengan air, dan larutkan di dalam campuran 1 g KI. Jika BiI3

terpisah, tambahkan HCl 2M dan lebih banyak KI untuk melarutkannya.

METODE. Larutkan sampel dalam 3 tetes HCl 2M, tambahkan 2 hingga 3 ml reagensia,

dan encerkan hingga 10 ml.

INDIKASI. Warna jingga, merah-jingga, coklat-jingga menunjukkan adanya alkaloid base

(mengendap sebagai alkaloidal-bismut iodida). Positif untuk amina primer, sekunder,

tersier dan kuarterner.

Duquenois

REAGENSIA. Larutkan 2g vanilin dan 0,3 ml asetaldehid dalam 100 ml etanol. Reagen

harus disimpan di tempat gelap.

METODE. Tempatkan sampel dalam tabung reaksi dan tambahkan 0,5 ml reagensia dan

sejumlah volume yang sama HCl 10M. Hangatkan perlahan dan catat perubahan

warna yang terjadi, ekstraksi dengan kloroform, dan catat jika warna dapat terekstraksi.

INDIKASI. Perubahan warna dari abu-abu ke hijau melalui warna biru ke biru ungu

menunjukkan adanya senyawa kanabis.

Feri Klorida

METODE. Tambahkan larutan FeCl3 kedalam larutan etanolat sampel.

INDIKASI. Warna merah, jingga, hijau, biru dan ungu menunjukkan adanya senyawa

fenolat, asam lemak, atau fenilpirazolin

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 3

Fero Sulfat

REAGENSIA. Ke dalam 1 volume larutan FeSO4.7H2O 10% tambahkan 5 bagian volume

H2SO4 dengan pendinginan.

METODE. Tambahkan sampel ke dalam 0,5 ml ragensia.

INDIKASI. Warna merah atau rosa menunjukkan adanya nitrat atau nitrit.

Folin-Ciocalteu

REAGENSIA. Larutan stok. Larutkan 100 g natrium tungstat dan 25 g natrium molibdat

dalam 800 ml air menggunakan labu 1000 ml, tambahkan 50 ml H3PO4 dan 100 ml HCl

dan reflux selama 10 jam. Dinginkan dan tambahkan 150 ml Li2SO4, 50 ml air, dan 4

hingga 6 tetes larutan brom dan biarkan selama 2 jam. Didihkan selama 15 menit untuk

menghilangkan kelebihan brom, dinginkan, saring, dan encerkan hingga 1000 ml

dengan air. Larutan stok ini harus disimpan pada suhu tidak lebih dari 4oC dan

digunakan paling lama 4 bulan setelah preparasi; mempunyai warna kuning dan tidak

boleh digunakan jika sudah tercemar warna hijau. Untuk penggunaan, encerkan 1

bagian volume larutan ini dengan 2 bagian volume air.

METODE. Tambahkan reagen yang sudah diencerkan ke dalam sampel dan basakan

dengan NaOH 2M.

INDIKASI. Warna biru menunjukkan adanya senyawa fenolat. Reaksi ini makin terinhibisi

dengan meningkatnya halogenasi pada inti fenol.

Formaldehida-Asam Sulfat

REAGENSIA. Ke dalam 4 bagian volume H2SO4 tambahkan 6 bagian volume larutan

formaldehid, menggunakan pipet dengan ujungnya di bawah permukaan asam sulfat,

degan pengadukan dan pendinginan. Ketika reagensia dipanaskan, larutannya akan

tetap jernih selama 1 jam. Jika terbentuk kekeruhan, dapat dihilangkan dengan

pemanasan 100oC selama 1 menit.

METODE. Campurkan sampel dengan reagensia dan panaskan pada 100oC selama 1

menit

INDIKASI. Benzodiazepin pada umumnya memberikan warna jingga. Indikasi lainnya

untuk fenotiazin, tetrasiklin, tioksanten.

Forrest

REAGENSIA. Campurkan sejumlah volume yang sama larutan K2CrO4 0,2%, H2SO4 30%,

HClO4 20% dan HNO3 50%

METODE. Larutkan sampel dalam sedikit HCl 2M dan tambahkan volume yang sama

reagensia.

INDIKASI. Warna merah, rosa, jingga, biru,a tau ungu menunjukkan adanya

benzodiazepin. Warna biru diperoleh dari benzodiazepin tertentu. Warna biru terinhibisi

dengan adanya fenotiazin, dan reagensia berlebih harus ditambahkan untuk mengatasi

masalah ini.

FPN

REAGENSIA. Campurkan 5 ml larutan FeCl3, 45ml HClO4 20%, dan 50 ml larutan asam

nitrat 50%.

METODE. Larutkan sampel dalam sedikit HCl 2M dan tambahkan volume yang sama

reagensia.

INDIKASI. Indikasi untuk reagensia ini sama dengan indikasi untuk reagensia Forrest.

Fujiwara

REAGENSIA. Larutan NaOH yang dibuat segar.

METODE. Campurkan 2 ml reagensia dan 1 ml piridin, tambahkan sampel, panaskan

dalam penangas air 100oC selama 2 menit dengan pengocokan.

INDIKASI. Warna merah pada lapisan piridin menunjukkan adanya senyawa yang

memiliki paling tidak dua atom halogen yang terikat pada satu atom karbon.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 4

Furfuraldehida

REAGENSIA. Larutan furfuraldehid 10% dalam etanol

METODE. Larutkan sampel dalam etanol, teteskan larutan ini diatas kertas saring,

tambahkan 1 tetes pereaksi, dan eksposur kertas di atas asam HCl selama 2 hingga 3

menit.

INDIKASI. Noktah hitam menunjukkan adanya karbamat non aromatik. Karbamat

tersubstitusi pada N tidak memberikan reaksi.

Kalium Hidroksida-Metanolat

REAGENSIA. Larutan 20% kalium hidroksida dalam metanol

METODE. Tambahkan beberapa tetes pereaksi ke dalam larutan sampel dalam metanol

dan panaskan hingga tebentuk warna, jika perlu hingga mendidih

INDIKASI. Perubahan dari tidak berwarna atau pucat menjadi merah, jingga, kuning,

hijau atau biru diberikan oleh senyawa kuinon, dion yang memiliki satu cincin aromatik,

fenol dengan gugus hidroksil pada atom C yang berdampingan, dan senyawa yang

mengandung gugus nitro pada cincinnya. Kebanyakan senyawa sudah merupakan

larutan berwarna atau pucat di dalam metanol.

Kalium Dikromat

METODE 1. Larutkan sampel dalam 0,5 ml HCl 2M dan tambahkan beberapa kristal

kalium dikromat, kocok.

INDIKASI. Warna coklat segera, atau warna hijau yang berubah menjadi coklat

menunjukkan adanya aminofenol yang memiliki dua atau lebih gugus hidroksil pada

posisi bersebelahan pada cincin. Monofenol, fenol terhalogenasi, dan fenol dengan

gugus hidroksil pada posisi meta bereaksi lambat atau tidak sama sekali.

METODE 2. Jika sampel berupa larutan, tambahkan 1 atau 2 tetes ke dalam 1 ml air

yang diikuti dengan 1 ml larutan kalium dikromat jenuh dalam 50% asam sulfat v/v.

INDIKASI. Warna hijau diberikan oleh asetaldehid, isopropanol, alkohol, metanol, dan

propanol.

REAKSI

K2Cr2O7 + 4H2SO4 + 3CH3CH2OH = Cr2(SO4)3 + K2SO4 + 7H2O + 3CH3CHO

(Vogel, p 395)

Karbon disulfida

METODE. Campurkan sampel dengan 1 ml air dan 0,1 ml larutan boraks 1%, tambahkan

0,2 ml larutan CS2 10% dalam etanol, panaskan di atas penangas air 100oC selama 3

menit. Dinginkan larutan dan tambahkan 3 tetes AgNO3 0,1M.

INDIKASI. Warna coklat menunjukkan adanya ditiokarbamat, membuktikan bahwa

sampel merupakan senyawa amina primer atau sekunder alifatik atau heterosiklik.

Koppayi-Zwikker

REAGENSIA. Larutan kobal nitrat 1% dalam etanol

METODE. Larutkan sampel dalam 1 ml etanol, tambahkan 1 tetes reagen dan 10 l

pirolidin. Kocok campuran.

INDIKASI. Warna ungu diberikan oleh senyawa yang mengandung struktur berikut. Imida,

yang gugus karbonil dan amina pada karbon yang berdampingan. Senyawa dengan

gugus SO2NH.

Kupri Sulfat

METODE. Larutkan sampel dalam sejumlah minimum NaOH 0,1M dan tambahkan larutan

CuSO4 1% tetes demi tetes hingga perubahan warna sempurna.

INDIKASI. Warna hijau, biru atau coklat menunjukkan adanya sulfonamida.

Liebermann

REAGENSIA. Tambahkan 5 g NaNO2 ke dalam 50 ml H2SO4 dengan pendinginan dan

pengadukan untuk menyerap asap.

METODE. Tambahkan 2 atau 3 tetes reagen ke sampel di atas pelat tetes. Kadang-

kadang perlu memanaskan reaksi di atas penangas air 100oC.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 5

Berbagai senyawa memberikan warna dengan asam sulfat, sehingga perlu dilakukan

pengujian dengan menggunakan asam sulfat selain dengan reagen untuk memastikan

bahwa reaksi terjadi.

INDIKASI. Warna jingga diberikan oleh senyawa yang mengandung cincin benzen

tersubstitusi tunggal yang tidak bergabung dengan gugus karbonit, amida, atau C=N-O.

Warna jingga atau coklat diberikan oleh beberapa senyawa yang mengandung dua

cincin benzen tersubstitusi mono yang tergabung dengan satu atom karbon atau atom

karbon yang berdampingan. Beragam warna diberikan oleh senyawa yang

mengandung gugus hidroksil, O-alkil, atau O-CH2-O yang terikat pada cincin benzen

atau terikat pada struktur yang mengandung cincin benzen. Cincin benzen harus tidak

mengikat NO2, halogen, atau substituen –O- pada posisi orto terhadap substituen oksi.

Senyawa yang mengandung sulfur memberikan reaksi serupa.

Mandelin

REAGENSIA. Larutkan 0,5 g amonium vanadata dalam 1,5 ml air dan encerkan hingga

100 ml dengan asam sulfat. Saring menggunakan gelas wul.

METODE. Tambahkan 1 tetes reagensia ke dalam sampel dalam pelat tetes

INDIKASI. Ketika menginterpretasikan hasil uji ini, reaksi dengan asam sulfat harus

diperhitungkan. Hidroklorida memberikan warna merah dengan uji ini. Jika warna

berbeda dengan hasil reaksi dengan asam sulfat, Uji Liberman menunjukkan adanya

cincin aromatik yang tergabung dengan cincin jenuh dengan 5,6,7 atom karbon yang

mengandung hanya satu atom nitrogen. Cincin heterosiklik tidak boleh mengandung

atom nitrogen kedua, atom oksigen, tersubstitusi, atau terikat dengan gugus cincin

aromatik dengan CO-NH. Cincin aromatik tidak boleh mengandung gugus CF3. Warna

juga dihasilkan jika sulfur terikat pada cincin.

Marquis

REAGENSIA. Campurkan 1 bagian larutan formaldehid dalam 9 bagian asam sulfat

METODE. Tambahkan 1 tetes reagensia ke dalam sampel dalam pelat tetes

INDIKASI. Berbagai senyawa dengan struktur kimia berbeda memberikan reaksi

terhadap reagensia ini. Sturktur yang cenderung mempertahankan respons terhadap

reagensia pada ujung spektrum ungu, dengan urutan yang menurun adalah cincin

sulfur (dengan atau tanpa cincin aromatik), cincin oksigen (dengan cincin aromatik),

cincin oksigen atau sulfur luar (dengan cincin aromatik); senyawa aromatik yang

seluruhnya terdiri dari C, H dan N. Sehingga terdapat kecenderungan respons terhadap

reagen Marquis bergerak secara bertahap ke arah panjang gelombang yang lebih jauh

yaitu melalui warna hijau, jingga dan merah, karena rasio C, H dan N terhadap gugus

lain dalam molekul meningkat.

McNally

REAGENSIA. (i) Larutan kufri sulfat 0,5% dalam asam asetat 10% (ii) Larutan segar natrium

nitri 2%

METODE. Kedalam sampel dalam 1 ml air, tambahkan 0,2 ml etanol atau aseton, 3 tetes

larutan kufri sulfat volume yang sama larutan natrium nitrit, kocok dan panaskan dalam

tangas air 100oC selama 3 menit.

INDIKASI. Warna merah menunjukkan adanya asam salisilat bebas. Aminosalisilat

memberikan warna coklat.

Millon

REAGENSIA. Larutkan 3 ml Merkuri dalam 27 ml asam nitrat berasap dan tambahkan

sejumlah volume yang sama air dengan pengadukan

METODE. Tambahkan 0,5 ml kedalam sampel dan hangatkan campuran

INDIKASI. Warna merah atau jingga-merah menunjukkan adanya senyawa fenolat. Aril

amin primer juga bereaksi. Beberapa senyawa basa yang mengandung gugus fenol

tidak bereaksi terhadap reagen ini.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 6

Naftol-Asam sulfat

REAGENSIA. Campurkan 1 g 2-naftol dengan 40 ml asam sulfat dan panaskan di atas

tangas air 100oC dengan pengadukan hingga larut

METODE. Campurkan sampel dengan 1 ml reagensia, panaskan dalam tangan air 100oC

selama 2 menit, dan catat perubahan warna yang terjadi. Dinginkan, tambahkan 1 ml

air, dan catat kembali perubhan warna.

INDIKASI. Warna-warni diberikan oleh struktur steroid. Respons poisitif uji ini dibandingkan

dengan uji dengan asam sulfat.

Natrium Nitroprusida

REAGENSIA. Larutan 1% natrium nitroprusida

METODE 1. Tambahkan sampel ke dalam 2 ml pereaksi ditambah dengan 1 tetes

natrium hidroksida 2M

INDIKASI. MERAH atau JINGGA untuk asetaldehid dan keton yang mengandung paling

sedikit satu gugus alkil

METODE 2.Campurkan sampel dengan sedikit natrium hidroksida, uapkan hingga kering,

larutkan residu dalam 2 tetes air, dan tambahkan 0,5 ml reagensia

INDIKASI. Warna ungu untuk senyawa yang mengandung sulfur dalam molekul

METODE 3Lakukan seperti pada metode 2, tetapi setelah kering, residu dipanaskan

hingga berwarna kuning sebelum proses selanjutnya

INDIKASI. UNGU untuk senyawa yang mengandung sulfur yang tidak stabil

Natrium Pikrat.

REAGENSIA. Ke dalam larutan jenuh pikrat tambahkan secukupnya natrium karbonat

sehingga larutan menjadi basa.

METODE. Campurkan sampel dengan sedikit mangan dioksida dan panaskan hingga

kemerahan sambil ditutup dengan kertas saring yang sudah dijenuhkan dengan reagen.

INDIKASI. Warna kuning kertas saring yang berubah dari jingga ke jingga coklat atau

merah jingga atau merah menunjukkan adanya sianida.

Nessler

REAGENSIA. Kedalam larutan merkuri klorida jenuh tambahkan kalium iodida padat

hingga endapan yang terbentuk larut kembali; kemudian tambahkan sejumlah volume

yang sama larutan natrium hidroksida 40% yang baru dibuat.

METODE. Tambahkan pereaksi ke dalam sampel dan panaskan campuran pada 100oC

dalam penangas air dan periksa setiap 10 menit. Larutan blanko harus diperlakukan

sama pada saat yang bersamaan.

INDIKASI. Warna coklat jingga dihasilkan dari amida alifatik dan tioamida. Adanya cincin

aromatik memperlambat reaksi ini, dan semakin dekat amida dengan cincin aromatik,

semakin lambat reaksinya. Warna hitam segera diberikan oleh senyawa yang

mengandung gugus hidroksil pada posisi orto dan para dan senyawa yang

mengandung gugus -NH-NH2 dan –NH-NH- pada rantai samping alifatik. Beberapa

senyawa harus dipanaskan pada 100oC untuk menghasilkan warna hitam.

Ninhidrin

REAGENSIA. Larutkan 0,5 g ninhidrin dalam 40 ml air

METODE. Larutkan sampel dalam metanol, tempatkan 1 tetes sampel di kertas saring,

tambahkan 1 tetes pereaksi dan keringkan dengan aliran udara panas.

INDIKASI. Warna ungu yang muncul segera menunjukkan adanya gugus amina primer

alifatik atau asam amino. Jika gugus amina berikatan dengan cincin jenuh, reaksi positif

tetapi lambat dapat juga terjadi.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 7

Perak Nitrat Amoniakal

REAGENSIA. Ke dalam 20 ml AgNO3 0,1 M tambahkan larutan amonia kuat secukupnya

hingga endapan yang terbentuk larut kembali.

METODE. Larutkan sampel dalam sejumlah kecil air, dengan penambahan etanol jika

perlu, tambahkan reagensia dalam jumlah sama, catat perubahan warna yang terjadi.

INDIKASI. Warna merah, kuning, coklat atau hitam menunjukkan adanya daya reduksi.

Reaksi ini terjadi jika atom karbon yang berdampingan dalam cincin mengikat gugus

hidroksil. Tidak terjadi reaksi bila gugus hidroksil dalam posisi meta-, tetapi daya reduksi

muncul lagi jika posisi para-

Simon

REAGENSIA. Larutkan 1 g natrium nitroprusida dalam 50 ml air dan tambahkan 2 ml

asetaldehid kedalam larutan dengan pengadukan yang sempurna

METODE. Tambahkan sampel kedalam 1 ml reagensia

INDIKASI. Warna biru menunjukkan adanya amina alifatik sekunder dan amina

heterosiklik taktersubstitusi sebagai basa bebasnya.

Thalleioquin Test

METODE. Larutkan sampel dalam sedikit HCl 2M, tambahkan 2 tetes larutan brom,

tempatkan campuran di atas kertas saring, dan paparkan kertas terhadap uap amonia.

INDIKASI. Warna hijau menunjukkan adanya struktur jenis kuinin.

Vanilin

REAGENSIA. Larutkan 1 g vanilin dalam 20 ml asam sulfat, panaskan jika perlu.

METODE. Tambahkan 2 tetes pereaksi kedalam sampel, panaskan dalam penangas air

100oC selama 30 detik, dan catat perubahan warna yang terjadi. Encerkan hasil reaksi

yang sudah dingin dengan menambahkan beberapa tetes air dana amati perubahan

warna yang terjadi.

INDIKASI. Berbagai senyawa dengan struktur kimia berbeda memberikan reaksi

terhadap reagensia ini

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 8

MODUL

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN ALKOHOL

PRINSIP DAN REAKSI

Golongan alkohol adalah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksil yang

terikat pada rantai alifatik.

Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan alkohol

Terbentuk ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari

aromanya.

R1 OH R COOH+ R COOR1

BAHAN DAN ALAT

Pelat tetes, tabung reaksi, penjepit kayu, pembakar bunsen

Sampel etanol, gliserin, mentol,

Etanol (CH3CH2OH) BM 46,07 Titik didih 78oC

Cairan tidak berwarna, jernih, higroskopik, mudah terbakar, mudah menguap.

PROSEDUR

1. Menggunakan tabung reaksi, masukkan 1 ml etanol. Tambahkan asam salisilat

atau asam benzoat, kemudian perlahan-lahan melalui dinding tabung,

tambahkan H2SO4. Tutup mulut tabung dengan sumbat kapas. Panaskan di atas

penangas air. Amati aroma pada penutup kapas.

2. Menggunakan tabung reaski, Lakukan reaksi iodoform. Amati aroma hasil reaksi

3. Menggunakan tabung reaksi, tambahkan larutan jenuh K2Cr2O7 jenuh dalam

H2SO4 50%. Amati perubahan yang terjadi.

H2SO4

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 9

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Esterfikasi

2 Iodoform

3 K2Cr2O7

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Gliserin (C3H8O3) BM 92,05 Jarak lebur 0-20oC

Cairan yang tidak berwarna, kental, dan berasa manis.

CH2OH

HOHC

CH2OH

Struktur kimia gliserol

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 10

PROSEDUR

1. Campurkan larutan gliserin dengan 1 tetes CuSO4 dan basakan dengan NaOH.

Amati perubahan warna yang terjadi.

2. Kisatkan sampel di atas penangas air. Amati perubahan yang terjadi.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 CuSO4 +

NaOH

2 Dikisatkan

3

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 11

Mentol (C10H20O) BM 156,27 Jarak lebur 43-44oC

Serbuk kristal putih, aroma pepermin, rasa dingin.

OH

PROSEDUR

1. Letakkan mentol di atas pelat tetes. Amati aromanya.

2. Menggunakan pelat tetes, tambahkan H2SO4 dan salisilaldehid. Amati

perubahan warna yang terjadi.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1

2 H2SO4 +

salisilaldehid

3

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 12

MODUL

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN FENOL

PRINSIP DAN REAKSI

Golongan fenol adalah senyawa yang memiliki paling tidak satu gugus hidroksil yang

terikat pada cincin aromatik.

Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan fenol

Ditambah larutan FeCl3 terbentuk kompleks berwarna.

Pengkopelan dengan reagensia diazotasi

Ditambah Marquis terbentuk kompleks berwarna

OH

H

OH

H

R

O

H

OH OH

R H

H2SO4

BAHAN DAN ALAT

Pelat tetes, tabung reaksi, penjepit kayu, pembakar bunsen, kaca objektif

Sampel Fenol, Nipagin, Hidrokinon, Resorsinol

Fenol (C6H5OH) BM 94,11 Rentang titik leleh 40-41oC

Kristal tidak berwarna atau agak rosa pada penyimpanan.

OH

PROSEDUR

1. Tambahkan larutan FeCl3 ke dalam larutan sampel di atas pelat tetes. Amati

perubahan warna yang terjadi.

2. Buat larutan zat dalam air. Teteskan di atas pelat tetes. Tambahkan pereaksi p-

DAB, amati perubahan yang terjadi.

3. Lakukan uji Lieberman. Amati perubahan warna yang terjadi.

4. Lakukan uji Kalium Dikromat metode 1. Amati perubahan warna yang terjadi

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 13

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 FeCl3

2 p-DAB

3 Lieberman

4 K2Cr2O7

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 14

Nipagin (C8H8O3) BM 152,2 Jarak lebur 125-128oC

Bubuk kristal putih, rasa agak pahit

C

OH

O

C2H5

O

PROSEDUR

1. Dalam tabung reaksi, buat larutan zat dengan pemanasan, lalu dinginkan.

Tambahkan larutan FeCl3, amati perubahan warna yang terjadi.

2. Dalam tabung reaksi, panaskan jumlah yang sama banyak larutan zat dalam

alkohol dan pereaksi Millon, biarkan 10 menit. Amati perubahan yang terjadi.

3. Di atas pelat tetes di lemari asam, tambahkan HNO3 pekat ke dalam sampel.

Amati perubahan warna yang tejadi

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 FeCl3

2 Millon

3 HNO3

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 15

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Hidrokinon (C6H6O2) BM 110,1 Jarak lebur 172-174oC

Serbuk halus kristal putih, menjadi gelap jika terkena cahaya.

OH

OH

PROSEDUR

1. Dalam tabung reaksi, larutkan zat dengan air. Tambahkan larutan Perak Nitrat

Amoniakal. Amati perubahan warna yang terjadi.

2. Menggunakan pelat tetes, tambahkan larutan FeCl3 ke dalam sampel. Amati

perubahan yang terjadi.

3. Menggunakan pelat tetes, tambahkan larutan timbal asetat dan NH4OH ke

dalam sampel. Amati perubahan yang terjadi.

4. Menggunakan pelat tetes, tambahkan larutan NaOH ke dalam sampel, amati

perubahan yang terjadi.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 16

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Ag(NH3)NO3

2 FeCl3

3 Pb(CH3COO)2

+ NH4OH

4 NaOH

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Resorsinol (C6H6O2) BM 110,1 Jarak lebur 109-112oC

Serbuk kristal putih, menjadi merah jika terkena cahaya.

OH

OH

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 17

PROSEDUR

1. Buat larutan zat dalam air. Teteskan di atas pelat tetes. Tambahkan pereaksi p-

DAB, amati perubahan yang terjadi.

2. Tambahkan larutan FeCl3 ke dalam larutan sampel di atas pelat tetes. Amati

perubahan warna yang terjadi.

3. Lakukan uji Lieberman. Amati perubahan warna yang terjadi.

4. Dalam tabung reaksi, larutkan zat dengan air. Tambahkan larutan Perak Nitrat

Amoniakal. Amati perubahan warna yang terjadi.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 p-DAB

2 FeCl3

3 Lieberman

4 Ag(NH3)NO3

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 18

MODUL

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN ASAM KARBOKSILAT

PRINSIP DAN REAKSI

Golongan asam karboksilat adalah senyawa yang memiliki gugus karboksilat pada

rantai alifatikm atau aromatik.

Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan asam

Asam dapat memerahkan lakmus biru.

Senyawa asam dapat tersublimasi jika dipanaskan

Asam dapat teresterfikasi dengan alkohol

BAHAN DAN ALAT

Pelat tetes, tabung reaksi, penjepit kayu, pembakar bunsen

Sampel asam tartrat, asam sitrat, asam benzoat

Asam Tartrat (C4H6O6) BM 150 Titik lebur 168-170oC

Serbuk kristalin tidak berwarna dan tidak berbau berasa asam.

COOH

COOH

HO

HO

Struktur Kimia Asam Tartrat

PROSEDUR

4. Jika larutan senyawa tartrat dalam air direaksikan dengan larutan besi (II) sulfat

dan larutan hidrogen peroksida, akan terjadi pewarnaan kuning sepintas. Jika

kemudiaan ditambahkan larutan natrium hidroksida secara bertetes, amati

perubahan warnanya. (Ph Eur.I).

5. Jika suatu larutan senyawa tartrat dengan kondisi tertentu dipanaskan dengan

larutan kalium bromida, resorsin dan asam sulfat, akan terjadi pewarnaan biru

tua yang setelah pendinginan dan larutannya dituangkan (dialirkan) ke dalam

air akan berubah warna. Amati (Ph.Eur.I).

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 19

6. dengan mereaksikan larutan senyawa tartrat dengan larutan tembaga (II) sulfat

dan kemudiaan dibasakan dengan larutan natrium hidroksida, akan terjadi

larutan berwarna. Amati warna larutan.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1

2

3

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 20

Sitrat (C6H8O7) BM 192,02 Titik lebur 154oC

PROSEDUR

1. Jika larutan netral senyawa sitrat dalam keadaan dingin direaksikan dengan

kalsium klorida, tidak akan terjadi endapan. Dengan penidihan, amati

perubahanapan putih yang larut dalam asam asetat (Ph.Eur.I).

2. Larutan sitrat direaksikan dengan larutan raksa(II) sulfat berlebih, dipanaskan

sampai mendidih, jika terjadi endapan disaring. Kepada larutan yang sudah

dipanaskan sampai mendidih ini ditambahkan tetes larutan kalium

permanganat dengan konsentrasi tertentu. Amati perubahan warna yang

terjadi (Ph.Eur.I)

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1

2

3

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 21

Asam Benzoat (C7H6O2) BM 122,1 Jarak lebur 121-124oC

Serbuk kristal putih atau tidak berwarna, tidak berbau atau sedikit berbau.

COOH

Struktur Kimia Asam Benzoat

PROSEDUR

1. Jika suatu senyawa benzoat dipanaskan dengan asam sulfat dalam tabung

reaksi, akan terjadi hasil sublimasi putih, yang akan mengendap pada dinding

tabung . Amati hasil sublimasinya (Ph.Eur.I)

2. Jika larutan senyawa benzoat direaksikan dengan asam korida encer, akan

terjadi endapan kristal putih, yang setelah dikristalisasidari air panas dan

dikeringkan, akan meleleh pada suhu antara 120-124C. Amati bentuk kristalnya

(Ph.Eur.I).

3. Jika larutan netral senyawa benzoat direaksikan dengan larutan besi(III) klorida,

akan terjadi pewarnaan. Amati perubahan warna (Ph.Eur.I).

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1

2

3

4

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 22

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Laktat (C3H6O3) BM 90,1

1. Jika larutan laktat direaksikan dengan asam sulfat encer dan larutan kalium

permanganat dan dipanaskan, akan terjadi asetaldehida. Amati dari baunya

(Ph.Eur.I).

2. Jika suatu laktat direksikan dengan larutan iod dan natrium hidroksida encer

sedikit berlebih, akan terjadi endapn kuning iodoform, yang setelah dikocok

dengan eter dan penguapan pelarutnya, akan dapat dikarakterisasi dari

bentuk kristalnya, baunya, dan dari titik leleh antara 188-124C (Ph.Eur.I).

3. Jika suatu senyawa laktat dikocok dengan beberapa tetes air, asam sulfat dan

larutan guaikol. Amati perubahan warna(Ph.Eur.I).

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1

2

3

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 23

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 24

MODUL

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN ALKALOID DAN BASA NITROGEN

PRINSIP DAN REAKSI

Golongan alkaloid adalah senyawa yang mengandung amina dalam struktur

molekulnya sehingga bersifat basa.

Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan alkaloid

Dapat bereaksi dengan reagensia Dragendorf; dapat diamati dari terbentuknya

endapan.

BAHAN DAN ALAT

Pelat tetes, tabung reaksi, penjepit kayu, pembakar bunsen

Sampel kinin, papaverin, efedrin, heksamin

Kinin HCl (C20H24N2O2.2HCl BM 397,3 Titik leleh 173oC

Serbuk mikrokristalin putih, sedikit berfluoresensi.

N

H3CO

HO

N

H

H

CH2CH3

H

PROSEDUR

7. Di atas pelat tetes. Larutkan zat dalam air atau alkohol, tambahkan asam sulfat

H2SO4. Amati fluoresensi di bwah sinar ultraviolet

8. Lakukan reaksi thaleioquin. Amati perubahan warna yang terjadi

9. Dalam tabung reaksi. Sejumlah 10 mg zat ditambah sedikit HCl, kemudian

dilarutkan dalam air. Tambahkan 1 ml larutan Br2 0,8%, kocok, tambahkan larutan

kalium ferisianida 5% dan 1 ml NaOH. Tuangi 2 ml kloroform dengan hati-hati.

Amati lapisan kloroform.

10. Buat kristal dalam Hg2Cl2.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 25

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 H2SO4

2 Thaleioquin

3 Kloroform

4 Kristal

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 26

Papaverin HCl (C20H21NO4.HCl) BM 375,9 Jarak lebur 220oC

Serbuk kristalin putih

N

H3CO

H3CO

OCH3

OCH3

Struktur kimia papaverin

PROSEDUR

3. Tambahkan reagensia Liebermann. Amati perubahan warna yang terjadi.

4. Tambahkan reagensia Mandelin. Amati perubahan warna yang terjadi.

5. Sejumlah 10 mg zat ditambah 1 ml anhidrid asam asetat dan tiga tetes asam

sulfat pekat, kemudian dipanaskan. Amati fluoresensi di bwah sinar ultraviolet

6. Buat kristal dengan HgCl2

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Liebermann

2 Mandelin

3 Fluoresensi

4 Kristal

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 27

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Efedrin (C10H15NO) BM 174,2 Jarak lebur 40-43oC

Serbuk kristal tidak berwarna atau putih terurai jika terkena cahaya.

CH3

HN

CH3

HH

OH

PROSEDUR

3. Lakukan uji Lieberman. Amati perubahan warna yang terjadi

4. Menggunakan pelat tetes, tambahkan larutan CuSO4 dan NaOH encer ke

dalam serbuk sampel. Amati perubahan warna yang terjadi.

5. Lakukan reaksi kristal dengan HgCl2.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Lieberman

2 CuSO4 +

NH4OH

3 Kristal

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 28

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Heksamin (C6H12N4) BM 140,2 Sublimasi 260oC tanpa meleleh

Serbuk kristalin putih

N

N

N

N

PROSEDUR

1. Di dalam tabung reaksi, campurkan 100 mg sampel dengan asam salisilat dalam

jumlah sama, panaskan dengan 1 ml H2SO4. Amati perubahan warna yang

terjadi.

2. Menggunakan tabung reaksi, sampel ditambah dengan H2SO4 encer dan satu

tetes formaldehid. Ujung tabung ditutup kapas dan kertas lakmus merah yang

sudah dibasahi. Amati perubahan warna lakmus.

3. Menggunakan 2 kaca objek dan ring sublimasi, buat kristal dengan cara

sublimasi.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 29

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Asam

Salisilat

2 Lakmus

3 Kristal

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 30

MODUL

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN SULFONAMIDA DAN BARBITURAT

PRINSIP DAN REAKSI

Golongan sulfonamida adalah senyawa yang memiliki gugus fungsi seperti pada struktur

berikut

H2N SO2NH R

Asam barbiturat adalah senyawa yang mengandung gugus fungsi urea sebagai berikut.

NH

NH

O

O

O

R

R1

Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan sulfonamida

Pengkopelan dengan reagensia pDAB menghasilkan endapan dengan spektrum

warna kuning hingga merah.

Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan barbiturat

Pembentukan kompleks berwarna dengan reagensia Parri. Caranya: zat, harus

bebas air, di atas kertas saring, tambahkan pereaksi Parri (larutan kobal nitrat

dalam alkohol), paparkan kertas saring di atas uap amonia)

BAHAN DAN ALAT

Pelat tetes, tabung reaksi, penjepit kayu, pembakar bunsen, kertas saring.

Sampel sulfanilamid, sulfamerazin, luminal, barbital.

Sulfanilamid (C6H8N2O2S) BM 172,2 Titik leleh 165oC

Serbuk kristalin putih

H2N SO2NH2

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 31

PROSEDUR

11. Sampel dilarutkan dalam HCl encer, tambahkan pereaksi p-DAB, amati

perubahan warna.

12. CuSO4

13. Vanilin + asam sulfat

14. Koppayi-Zwikker

15. Kristal aseton air

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 p-DAB

2 CuSO4

3 Vanilin

Asam Sulfat

4 Koppayi

Zwikker

5 Kristal

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 32

Sulfamerazin (C11H12N4O3S) BM 264,3 Jarak lebur 234-239oC

Serbuk kristalin putih atau putih kekuningan.

H2N SHO2NH2

N

N

CH3

Struktur kimia sulfamerazin

PROSEDUR

7. pDAB

8. CuSO4

9. Vanilin ditambah asam sulfat

10. Koppayi-Zwikker

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 p-DAB

2 CuSO4

3

Vanilin

Asam

Sulfat

4 Koppayi

Zwikker

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 33

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Luminal (C12H12N2O3) BM 232,2 Jarak lebur 174-178oC

Serbuk kristal tidak berwarna atau putih yang berbentuk polimorfism.

NH

HN OO

O

C2H5

Struktur Kimia Luminal

PROSEDUR

6. Asam sulfat + -naftol

7. Koppayi-Zwikker

8. Liebermann

9. Merkuronitrat

10. Reaksi kristal aseton-air

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 34

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Asam sulfat-

-naftol

2 Koppayi-

Zwikker

3 Liebermann

4 HgNO3

5 Kristal

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 35

Barbital (C8H12N2O3) BM 184,2 Jarak lebur 188-192oC

Serbuk kristal tidak berwarna atau putih.

NH

NH

O

O

O

C2H5

C2H5

PROSEDUR

4. Asam sulfat + -naftol

5. Koppayi-Zwikker

6. Merkuronitrat

7. Reaksi kristal aseton-air

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1

Asam

sulfat--

naftol

2 Koppayi-

Zwikker

4 HgNO3

5 Kristal

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 36

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 37

MODUL

REAKSI-REAKSI PENDAHULUAN

GOLONGAN ANTIBIOTIKA

PRINSIP DAN REAKSI

Golongan ini termasuk golongan antibiotik dengan berbagai gugus fungsi yang

berbeda; terdiri dari golongan obat yang mengandung cincin beta laktam, turunan

aminoglikosida, turunan tetrasiklin dll, yang secara kimia berbeda.

Prinsip reaksi identifikasi

Reaksi dengan asam pekat atau basa pekat.

BAHAN DAN ALAT

Pelat tetes, tabung reaksi, penjepit kayu, pembakar bunsen

Sampel ampisilin, streptomisin, kloramfenikol, tetrasiklin.

Ampisilin (C16H19N3O6S) BM 365,4

Serbuk kristalin putih H

NH2

O

NH

N

O

H HS

H

COOH

CH3

CH3

PROSEDUR

16. Panaskan di atas nyala api bunsen. Amati aroma yang terbentuk

17. Di atas pelat tetes, tambahkan asam sulfat pekat, amati fluoresensi di bawah

sinar ultraviolet.

18. Menggunakan kaca objek, buat reaksi kristal aseton-air.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 38

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Aroma/Bau

2 H2SO4

3 Kristal

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 39

Streptomisin sulfat (C21H30N7O12)2.3H2SO4 BM 581,6

Serbuk putih higroskopis.

O

O

OH

OH

HN

NH2

HN

HO

NH

H2N

HNO

O H

CH3

OH

O

HOH2C

HO

HO HN CH3

Struktur kimia streptomisin

PROSEDUR

11. Lakukan Uji Benedict. Amati perubahan warna yang terjadi

12. Di lemari asam, tambahkan asam sulfat pekat ke dalam sampel di atas pelat

tetes. Amati perubahan warna yang terjadi.

13. Buat reaksi kristal aseton-air.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Benedict

2 H2SO4

3 Kristal

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 40

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Kloramfenikol (C11H12Cl2N2O5) BM 1323,1 Jarak lebur 149-151oC

Serbuk kristal halus, putih hingga putih abu-abu atau kekuningan.

O2N

OH

H

OH

HN

O

CHCl2

H

Struktur Kimia kloramfenikol

PROSEDUR

11. Uji Fujiwara

12. Reagensia Nessler.

13. Buat kristal aseton air atau sublimasi.

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Uji Fujiwara

2 Nessler

3 Kristal

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 41

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Tetrasiklin (C22H24N2O3.HCl) BM 444,4 Titik lebur 214oC

Serbuk kristal kuning, menjadi gelap jika terkena cahaya.

OH O OOH

HCH3

HO

OH

H

N

CH3H3C

OH

O

NH2

PROSEDUR

8. Benedict

9. Formalin-Asam sulfat

10. Liberman

11. Mandelin

12. Marquis

13. Asam sulfat

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 42

PENGAMATAN

NO REAGENSIA PENGAMATAN

1 Benedict

2

Formalin

Asam

Sulfat

3 Liberman

4 Mandelin

5 Marquis

6 Asam

sulfat

REAKSI

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 43

IDENTIFIKASI SENYAWA OBAT DENGAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET

(SPEKTROSKOPI DERIVATIF)

PRINSIP

Pada spektroskopi derivatif, kurva serapan sampel (A) dibuat turunannya

terhadap panjang gelombang () agar diperoleh turunan orde pertama, kedua, dan

seterusnya.

fA

'fd

dA

"2

2

fd

Ad

TEORI

Spektrum derivatif seringkali menghasilkan profil yang khas, yang mana

perubahan kemiringan dan lengkungan yang sulit dibedakan pada spektrum normal

(orde nol) dapat diamati sebagai pola dwikutub yang begitu berbeda.

Turunan pertama spektrum absopsi, menunjukkan kemiringan pada setiap titik

spektrum dan dapat digunakan untuk menempatkan puncak ‘tersembunyi’, karena

dA/d=0 pada titik maksimum. Tetapi, orde kedua dan seterusnya lebih berguna dalam

analisis.

Turunan orde genap merupakan fungsi dwikutub dari tanda yang berganti-ganti

(yaitu negatif untuk orde kedua, positif untuk orde ke empat), yang posisinya bertepatan

dengan titik maksimum puncak orde nol.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 44

Gambar 3. Turunan pertama hingga ke empat dari puncak Gaussian, dan beberapa

ukuran amplitudo dertivatif (D). Dp, puncak ke puncak. Ds, puncak ke satelit

pada panjang gelombang kecil. Dz, puncak ke derivatif nol. Du, puncak

satelit ke derivatif nol.

REAGENSIA

Larutan baku. Asam salisilat, sulfanilamid, amfetamin, dan sifrofloksasin

PROSEDUR

1. Instruktur telah menyiapkan stok larutan baku dengan konsentrasi 2 mg/mL. Dari stok

larutan baku ini, buat empat larutan baku yang memiliki konsentrasi 0,05; 0,1; 0,15;

dan 0,2 mg/mL dalam labu ukur 25 mL, saring.

2. Injeksikan masing-masing larutan baku dan larutan sampel yang belum diketahui

konsentrasinya dan buat spektrum ultravioletnya.

3. Peroleh spektrum derivatif pertama dan kedua untuk masing-masing konsentrasi, dan

buat kurva baku hasil derivatif terhadap konsentrasi. Dari kurva ini, tentukan titik zero

crossing untuk sampel, dan bilamana memungkinkan hitung konsentrasi sampel yang

belum diketahui.

HASIL PENGAMATAN

0

1st

2nd 3rd

4th

Dp

Dp

Ab

sorb

an

s

dA

/d

d2A

/d

2

d3A

/d

3

d4A

/d

4

Ds

Dz

Du

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 45

SPEKTRUM ULTRAVIOLET

SPEKTRUM DERIVAT PERTAMA

SPEKTRUM DERIVAT KEDUA

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 46

PERHITUNGAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

PEMBAHASAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

KESIMPULAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 47

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA OBAT

DENGAN SPEKTROMETRI INFRAMERAH

PRINSIP

Radiasi inframerah (2500-50000 nm atau 4000-200 cm-1) dapat menyebabkan

terjadinya vibrasi dan/rotasi suatu gugus fungsional dalam molekul sehingga gugus

fungsi yang berlainan dalam suatu struktur kimia masing-masing akan menunjukkan

spektrum serapan inframerah yang karakteristik.

TEORI

Spektrum inframerah dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Spektrum

inframerah sangat bermanfaat untuk identifikasi suatu zat atau menentukan gugus

fungsi yang ada dalam suatu senyawa. Spektrum inframerah sering digunakan dalam

pemastian struktur suatu zat dengan cara membandingkan spektrum IR yang analit

dengan spektrum baku pembanding.

Identifikasi juga dapat dilakukan dengan membandingkan spektrum inframerah dengan

tabel korelasinya.

Gambar 4. Diagram korelasi sektrum inframerah sederhana

PERCOBAAN

Pembuatan spektrum analit padat dengan metode cakram KBr

Region III

Below 1500 cm-1

Fingerprint

Region I

3600-2700 cm-1

Bond stretching

O H

N H

C H

C C

C N

Region II

1800-1600 cm-1

C O

C C

C N

Tra

nsm

ita

ns

(%)

100

80

60

40

20

0 4000 3000 2000 1500 1400 1300 1200 1100 1000 900

Frekuensi (cm-1)

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 48

PROSEDUR

1. Kira-kira 250 mg KBr kering (yang baru dipanaskan dalam oven 105oC selama paling

tidak 2 jam) dan 5 mg zat sampel digerus sampai halus dan homogen selama 5

menit di tempat yang kelembabannya rendah

2. Siapkan pencetak sebelum diisi serbuk:

Lepaskan bagian D, E dan G dari bagian utama B. Bersihkan bagian B, D dan E

dengan kuas atau segumpal kapas.

Gabungkan bagian G dan B

Masukkan silinder E (bagian mengkilap ke atas) ke lubang di B

3. Isikan serbuk sampel dengan cara sebagai berikut:

Masukkan serbuk ke lubang B

Goyangkan pencetak sampai serbuk tersebar merata

Untuk menyempurnakan penyebaran serbuk, masukkan silinder D ke lubang di B

dan putar beberapa kali menggunakan jari sambil ditekan perlahan-lahan

Keluarkan silinder D perlahan-lahan. (Bila D ditarik dengan cepat, ada

kemungkinan sebagian serbuk terbawa D. Permukaan serbuk harus sangat rata

dan tidak ada celah)

Masukkan silinder E dengan hati-hati ke lubang B (Bagian mengkilap mengarah

ke bawah) dan tekan perlahan-lahan dengan D.

4. Vakumkan dan tekan pencetak sebagai berkut:

Simpan pencetak di penekan hidraulik, turunkan penekan sampai kedudukan

pencetak kuat.

Hubungkan pompa vakum dengan pipa di B dan hidupkan pompa tekanannya

hingga 2 cmHg, kemudian pompa terus sampai 5 menit.

Penekan hidraulik dipompa hingga D tertekan 10 ton, pertahankan penekanan

ini selama 5 menit.

Setelah ditekan selama 5 menit, tekanan dikendurkan perlahan-lahan dan

lepaskan pipa vakum dari B.

5. Keluarkan cakram KBr dari pencetak sebagai berikut:

Keluarkan G, balikkan pencetak cakram dan simpan di penekan hidraulit (D

menjadi penyangga pencetak cakram)

Letakkan ring plastik di atas silinder B

Menggunakan penekan hidraulik, tekan perlahan-lahan D agar bergerak

mendorong E sampai cakram keluar dari lubang B.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 49

6. Pegang cakram KBr bagian tepinya (permukaan cakram jangan sampai kena kulit

jari), letakkan di alat pemegang cakram dan letakkan pada spektrofotometer.

7. Periksa ketebalan cakram

8. Bila ketebalan cocok, buat spektrumnya

9. Berdasarkan spektrum yang diperoleh, perkirakan gugus fungsi yang terdapat dalam

analit.

HASIL PENGAMATAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

PEMBAHASAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

KESIMPULAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 50

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

PRINSIP

Pemisahan campuran senyawa pada kolom yang diisi dengan partikel kecil (kurang dari

10 m) melalui elusi dengan cairan dibawah tekanan tinggi. Pemisahan terjadi akibat

interaksi spesifik antara molekul sampel dengan fasa diam dan fasa gerak

TEORI

EKSPERIMEN 1

MEMPELAJARI PENGARUH KOMPOSISI FASA GERAK TERHADAP RESOLUSI DALAM HPLC

FASA BALIK

Pendahuluan

Komposisi fase gerak merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan

pemisahan. Misalnya, pada eksperimen dengan menggunakan fasa normal dan fasa

balik, kelarutan komponen suatu campuran, baik dalam fasa diam maupun fasa gerak

akan menentukan derajat keterpisahan komponen dalam campuran tersebut.

Komponen yang sangat mudah larut dalam fasa diam tetapi sukar larut dalam fasa

gerak akan memiliki waktu retensi yang lama. Sebaliknya, komponen yang mudah larut

dalam fasa gerak tetapi sukar larut dalam fasa diam akan memiliki waktu retensi yang

singkat. Karena ketergantungan kelarutan terhadap polaritas molekul, polaritas

komponen dibandingkan dengan polaritas fasa gerak dan fasa diam merupakan faktor

yang sangat penting. Pada percobaan ini, campuran teofilin dan kafein akan

dipisahkan dengan HPLC fasa balik. Komposisi fasa gerak dengan polaritas yang

bervariasi dan pengaruhnya terhadap resolusi akan dipelajari.

Prosedur

Note: Safety glasses are required

1. Komposisi fasa gerak untuk percobaan ini merupakan campuran pelarut polar

dengan asetonitril/air dalam perbandingan 35/65, 25/75, dan 15/85 v/v. Fasa diam

merupakan bahan non polar fasa balik. Buat masing-masing 200 mL fasa gerak dan

lakukan penyaringan dan degassing.

2. Saring sampel dengan bantuan syringe filter kit. Sampel adalah teofilin dan kafein

dalam metanol.

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 51

3. Pisahkan campuran dengan menggunakan instrumen HPLC dengan mengulang run

sebanyak 3 kali, masing-masing dengan fasa gerak yang berbeda (mulai dengan

perbandingan 35/65)., dan amati pengaruh perubahan komposisi fasa gerak

terhadap resolusi. Pastikan supaya fasa gerak telah melewati sistem dengan

sempurna sebelum injeksi. Laju alir harus 1 mL/menit.

4. Hitung R, k dan berdasarkan arahan instruktur.

EKSPERIMEN 2

PENETAPAN KADAR KAFEIN DAN TEOFILIN DALAM SAMPEL SEDIAAN FARMASI

Pendahuluan

Pada percobaan ini, konsentrasi kafein dalam sampel akan ditentukan. Satu

deret larutan baku kafein dan teofilin dalam air akan dibuat. Kurva baku akan dibuat

dengan meninjeksikan baku dengan volume yang sama.

Prosedur

Note: Safety glasses are required

4. Percobaan ini menggunakan fasa gerak yang digunakan pada Eksperimen 1. Pilih

fasa gerak yang memberikan resolusi terbaik dan, jika tidak dalam sistem, alirkan

dengan kecepatan 1 mL per menit selama 8 menit.

5. Instruktur telah menyiapkan stok larutan baku dengan konsentrasi 2 mg/mL. Dari stok

larutan baku ini, buat empat larutan baku yang memiliki konsentrasi 0,05; 0,1; 0,15;

dan 0,2 mg/mL dalam labu ukur 25 mL. Saring seperti pada Eksperimen 1.

6. Injeksikan masing-masing larutan baku dan larutan sampel yang belum diketahui

konsentrasinya dan cata luas puncak kromatogramnya.

7. Peroleh luas puncak untuk masing-masing puncak dalam kromatogram, dan buat

kurva baku luas puncak terhadap konsentrasi. Dari kurva ini, hitung konsentrasi

sampel yang belum diketahui.

EKSPERIMEN 3

PENETAPAN KADAR KAFEIN DAN NATRIUM BENZOAT DALAM TABLET

Pendahuluan

Komposisi fase gerak merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan

pemisahan. Misalnya, pada eksperimen dengan menggunakan fasa normal dan fasa

balik, kelarutan komponen suatu campuran, baik dalam fasa diam maupun fasa gerak

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 52

akan menentukan derajat keterpisahan komponen dalam campuran tersebut.

Komponen yang sangat mudah larut dalam fasa diam tetapi sukar larut dalam fasa

gerak akan memiliki waktu retensi yang lama. Sebaliknya, komponen yang mudah larut

dalam fasa gerak tetapi sukar larut dalam fasa diam akan memiliki waktu retensi yang

singkat. Karena ketergantungan kelarutan terhadap polaritas molekul, polaritas

komponen dibandingkan dengan polaritas fasa gerak dan fasa diam merupakan faktor

yang sangat penting. Pada percobaan ini, campuran teofilin dan kafein akan

dipisahkan dengan HPLC fasa balik. Komposisi fasa gerak dengan polaritas yang

bervariasi dan pengaruhnya terhadap resolusi akan dipelajari.

Prosedur

Note: Safety glasses are required

1. Komposisi fasa gerak untuk percobaan ini merupakan campuran pelarut polar

dengan asetonitril/air dalam perbandingan 35/65, 25/75, dan 15/85 v/v. Fasa diam

merupakan bahan non polar fasa balik. Buat masing-masing 200 mL fasa gerak dan

lakukan penyaringan dan degassing.

2. Saring sampel dengan bantuan syringe filter kit. Sampel adalah teofilin dan kafein

dalam metanol.

3. Pisahkan campuran dengan menggunakan instrumen HPLC dengan mengulang run

sebanyak 3 kali, masing-masing dengan fasa gerak yang berbeda (mulai dengan

perbandingan 35/65)., dan amati pengaruh perubahan komposisi fasa gerak

terhadap resolusi. Pastikan supaya fasa gerak telah melewati sistem dengan

sempurna sebelum injeksi. Laju alir harus 1 mL/menit.

4. Hitung R, k dan berdasarkan arahan instruktur.

HASIL PENGAMATAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

PERHITUNGAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

Panduan Praktikum Analisis Fisikokimia *** Halaman 53

PEMBAHASAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

KESIMPULAN

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................

............................................................................................................................................................