Modul Praktikum

27
PENUNTUN PRAKTIKUM E L E K T R O M E T R I Oleh : Tim Kimia Analisa JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 1

description

Modul praktikum elektrometri yang berisi mengenai petunjuk praktikum elektrometri.

Transcript of Modul Praktikum

PENUNTUN PRAKTIKUME L E K T R O M E T R I

Oleh :

Tim Kimia Analisa

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Sebelum percobaan dilakukan bacalah prosedur dengan teliti.2. Pakailah jas laboratorium dan sepatu selama dalam praktikum.3. Jangan membawa buku penuntun praktikum kedalam meja kerja tetapi buatlah diagram kerja dalam kertas lain.4. Bekerjalah dengan teliti dan yakin.5. Jangan makan dan minum dalam laboratorium.6. Bersihkan dan keringkan meja kerja, jangan buang sampah dalam bak pencuci.7. Bacalah etiket botol dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan pengambilan pereaksi.8. Selama pemanasan jangan mendekatkan wajah pada zat yang sedang dipanaskan.9. Zat yang menghasilkan gas beracun, kerjakan dalam lemari asam

10. Setelah selesai praktikum, bersihkan alat dan periksa kembali apakah peralatan yang digunakan telah lengkap. Jika rusak, pecah atau hilang segera melapor pada petugas.

11. Sebelum meninggalkan ruang periksa dulu apakah meja kerja, ruangan dan sampah telah dibersihkan.Selamat bekerja !PERCOBAAN 1

IDENTIFIKASI ASAM LEMAH DENGAN TITRASI POTENSIOMETRI1. Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi sampel asam lemah dengan menentukan massa molekul relatif dari senyawa asam lemah.2. Teori

2.1 Asam Lemah

Asam lemah monoprotik (HA) didalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan ion-ionnya (H30+ dan A-)

dengan tetapan disosiasi (Ka)

atau jika dinyatakan dalam log Ka = pKa

Nilai Ka atau pKa sangat karakteristik untuk asam-asam lemah sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah asam lemah. pKa akan sama dengan pH larutan jika [HA] = [A]. Keadaan ini terpenuhi pada titik tengah titrasi penetralan asam lemah oleh basa kuat (volume titran = 1/2volume titra pada titik ekivalen), sehingga nilai pKa dari asam lemah dititrasi dapat ditentukan dari pH larutan pada titik tengah titrasi tersebut.

Disiosiasi asam lemah poliprolitik didalam larutan melibatkan beberapa kesetimbangan. Oleh karena itu asam lemah poliprolitik meiliki beberapa ketetapan disosiasi (Ka1, Ka2dst ) yang juga sangat karakteristik untuk asam tersebut, asam diprolitik memliliki dua nilai tetapan disosiasi: Ka1 dan Ka2. Nilai Ka1 dari asam dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti diatas, sementara nila Ka2 dapat dihitung dengan persamaan berikut:pKa = 2pHekv pKa1dimana pHekv adalah pH larutan pada titik ekivalensi pertama. Dengan mengetahui pH larutan pada titik tengah titrasi proton pertama dari pH larutan pada titik ekivalen pertama maka nilai Ka1 dan Ka2 dapat ditentukan.

2.2 Titrasi Potensiometri

Nilai pH larutan yang diperlukan untuk menetapkan nilai-nilai tetapan disosiasi asam lemah tersebut dapat ditentukan secara langsung dari kurva titrasi asam-basa.Kurva asam basa berbentuk sigmoid dan dapat dibuat dengan mudah melalui titrasi potensometri.

Gambar 1. Kurva titrasi asam basa

Titrasi potensiometri mancakup pengukuran potensial sel (yang terdiri dari sebuah elektroda selektif dan sebuah elektroda pembanding) sebagai fungsi volume titran. Karena selama titrasi asam-basa konsentrasi ion hidrogen berubah sebagai fungsi volume titran maka pada titrasi potensiometri yang akan dilakukan, elektroda selektif yang digunakan adalah elektroda selektif ion hidrogen. Elektroda ion hidrogen yang umum digunakan adalah elektroda gelas. Potensial elektroda gelas merupakan fungsi linier dari pH, sehingga potensial sel yang diukur juga merupakan fungsi linier dari pH larutan.

Pada pengukuran ini, pH larutan langsung dapat dibaca pada alat pH meter, untuk keperluan tersebut pH meter harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan dua buah larutan buffer yang memiliki nilai pH yang diketahui dengan pasti. Melalui proses kalibrasi, pH meter akan menentukan nilai Konstanta (intersep) dan kemiringan kurva kalibrasi (slope senilai 0,059I V pada 250C) secara otomatis sehingga pada pengukuran potensial yang terbaca langsung diubah menjadi nilai pH larutan.2.3 Masa Molekul Relatif

Untuk memperkuat kesimpulan pada identifikasi asam lemah perlu diketahui massa molekul relatif (Mr) dari asam lemah tersebut. Masa molekul relatif dari asam lemah dapat dihitung dari volume titran pada titik ekivalen titrasi jika berat asam yang dititrasi diketahui dengan tepat. Untuk keperluan ini ditentukan titik ekivalen titrasi secara teliti dapat juga ditentukan dari turunan pertama dan turunan kedua kurva titrasi tersebut. Penentuan titik ekivalen titrasi dari kurva turunan ini umumnya lebih mudah dan lebih teliti penentuan titik kivalen dari kurva sigmoid.

3. Peralatan

Labu takar 250 ml

Pipet seukuran 25 dan 50 ml

Buret 25 ml atau 10 ml Peralatan gelas umum

pH meter

Elektroda gelas elektroda pembanding

Pengaduk magnetik Batang magnet

4. Bahan Kimia

Larutan Baku NaOH 0,1 M

Larutan buffer baku pH 4, pH 7 dan pH 10

Senyawa asam lemah monoprotik ( CH3COOH).5. Prosedur Kerja

Timbang dengan teliti 0,300 gram sampel asam lemah murni kedalam gelas piala 250 ml, kemudian tambahkan 175 ml air bebas mineral, tutup dengan kaca arloji dan panaskan pada 40oC. Aduk larutan hingga sampel asam terlarut sempurna. Dinginkan dan pindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 250 ml kemudian encerkan hingga tanda batas.

Kalibrasi pH meter dengan larutan buffer baku pH 7 dan pH 4 atau dengan buffer baku pH 7 dan pH 9.

Pipet 50 ml larutan sampel ini kedalam gelas piala 150 ml dan tempatkan di atas alat pengaduk megnetik. Celupkan elektroda gelas dan elektroda pembanding kedalam larutan ini.

Ukur pH sambil mengaduk larutan. Kemudian tambahkan 0,5 ml larutan NaOH 0,1 M dan catat pH larutan. Ulangi pengukuran pH pada setiap penambahan 0,5 ml larutan basa (0,1 ml disekitar titik ekivalen). Hentikan pengukuran bila pH larutan antara 10 sampai 12. Pipet sekali lagi larutan sampel asam dan ulangi pekerjaan ini. Namun sekarang gunakan porsi yang lebih besar untuk menghemat waktu. Dari data yang anda peroleh buat kurva antara volume titran dan pH larutan, gambarkan juga kurva titrasi turunan pertama dan turunan kedua dari data yang anda peroleh. Dari kurva-kurva tersebut tentukan massa molekul relatif asam yang anda titrasi, tentukan pH larutan pada titik tengah titrasi. Identifikasi asam yang anda titrasi dengan membandingkan massa molekul relatif yang nada peroleh dengan data literatur.

6. Tugas

Jelaskan prinsip terbentuknya potensial pada elektroda gelas. Gambarkan kurva titrasi antara pH terhadap volume titran.7. Pustaka

1. Skoog,D.A., West, D.M., Holler, F.J., Analytical Chemistry An Introduction, 6th ed, Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994.

2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Priciples, 2nded, Saunders College Publishing, New York, 1990.

PERCOBAAN II

TITRASI KONDUKTOMETRI1. Tujuan Percobaan

Untuk mempelajari pengaruh penambahan basa kuat pada titrasi konduktometri antara asam kuat dengan basa kuat dan menentukan konsentrasi sampel asam kuat melalui titik ekivalen titrasi.

2. Teori

2.1 Daya Hantar Larutan

Arus listrik mengalir didalam larutan karena adanya pergerakan ion-ion bermuatan didalam larutan untuk menghantarkan arus listrik disebut dengan daya hantar larutan. Daya hantar larutan bergantung pada jumlah, ukuran, dan muatan ion-ion yang terdapat didalam larutan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa daya hantar larutan akan semakin besar dengan bertambahnya ion-ion yang terdapat didalam larutan. Dilain pihak kemampuan sebuah ion untuk menghantarkan arus listrik akan semakin besar jika ukurannya semakin kecil. Didalam hal ini, ukuran sebuah ion termasuk lapisan permanen pelarut yang melingkupi ion tersebut. Karena arus listrik dibawah oleh muatan ion maka kemampuan menghantarkan arus listrik akan lebih besar bagi ion-ion yang memiliki muatan yang besar. Sebagai contoh, ion magnesium akan menghantarkan arus listrik lebih baik dari pada ion natrium.

Jika ion-ion yang terdapat dalam sebuah larutan digantikan oleh ion-ion yang lain maka kemampuan larutan untuk menghantarkan arus litrik akan berubah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan titik ekivalen sebuah titrasi karena pada proses titrasi ion-ion yang terdapat didalam larutan akan bereaksi dengan ion-ion titran sehingga mengubah komposisi ion-ion dalam larutan. Oleh karena itu selama proses titrasi hantaran larutan akan berubah dan kurva titirasi konduktometri merupakan hubungan antara daya hantar dan volume titran.

Sebagai gambaran dapat dilihat titrasi penentuan perak didalam AgNO3 denga larutan LiCl. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

(Ag+ + NO3-) + (Li + + Cl -)AgCl (5) + (Li+ + NO3-) (1)

Sebelum larutan LiCl ditambahkan kedalam larutan AgNO3, ion-ion yang terdapat dalam larutan hanyalah ion Ag+ dan ion NO3 karena AgNO3 terdisosiasi secara sempurna didalam air maka hantaran listrik merupakan kontribusi kedua ion ini. Pada penambahan LiCl akan terjadi reaksi pengendapan AgCl ion Ag+ yang mengendap digantikan ion Li+ sementara ion NO3- tetap selama titrasi.

Kemampuan ion Li+ menghantarkan arus listrik jauh lebih kecil dari ion Ag+ sehingga daya hantar larutan akan berkurang. Penambahan lebih lanjut LiCl kedalam larutan AgNO3 akan menyebabkan daya hantar larutan semakin berkurang. Pada titik ekivalen daya hantar larutan mencapai minimum karena seluruh ion Ag+telah digantikan oleh Li+ hantaran larutan hanya merupakan kontribusi dari ion Li+ dan NO3-. Ketika titik ekivalen terlewati terdapat penambahan ion Li+ dan NO3- akibatnya daya hantar larutan akan meningkat dengan bertambahnya jumlah titran yang ditambahkan. Kurva titrasi pengendapan ini akan berbentuk sebagai berikut:

Gambar 1. Kurva titrasi konduktometri AgNO3-LiCl

2.2 Tetapan Disosiasi Asam Lemah

Disamping dapat digunakan menentukan titik ekivalen titrasi, data titrasi konduktometri dapat juga digunakan untuk menentukan tetapan disosiasi asam lemah. Sebagai ilustrasi, untuk menentukan tetapan disosiasi asam asetat (HOAc) diperlukan data titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida dan data titrasi asam klorida dengan natrium hidroksida.

Asam asetat didalam larutan akan terdisosiasi sebagai menjadi ion hidrogen dan ion asetat menurut reaksi berikut:

(2)

Oleh karena asam asetat tidak bermuatan, hanya ion hidrogen dan ion asetat yang memberikan kontribusi pada hantaran larutan. Oleh karena itu nilai hantaran yang terbaca merupakan gambaran dari jumlah ion hidrogen dan ion asetat yang terdisosiasi. Jika asam asetat terdisosiasi sempurna maka seluruh ion hidrogen dan ion asetat yang menyusun asam asetat akan memberikan kontribusi pada hantaran larutan. Nilai tetapan disosiasi asam asetat, , oleh karnanya dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(3)dimana LHOA, adalah daya hantar dari asam asetat dan LHOAC(100%) adalah daya hantar dari larutan asam asetat seandainya asam asetat tersebut terurai sempurna. Nilai LHOAc(100%) dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(4)

dimana LNaOAC, LHCl dan LNaCl adalah daya hantar NaOAc, HCi dan NaCl yang telah dikoreksi terhadap konsentrasi asam asetat yang digunakan untuk menentukan LHOAC, dan LNaOA, ditentukan dari nilai hantaran pada titik ekivalen titrasi.

Setelah nilai diketahui melalui persamaan (3), maka Ka asam asetat dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(5)dimana C adalah konsentrasi analitik asam asetat.3. Peralatan

Buret 10 ml

Gelas piala 250 ml

Gelas ukur 100 ml

Pipet seukuran 25 ml

Konduktonmeter

Sel daya hantar ( elektroda ). Pengaduk magnetik Batang magnet

4. Bahan Kimia

Larutan baku NaOH 0,20 M

Larutan sampel HCl Larutan KCl 0,1 M

5. Prosedur Kerja

Nyalakan konduktometer dan kalibrasi dengan larutan KCl 0,1 M . Encerkan larutan sampel sampai tanda batas dan kocok dengan baik, pipet 25,0 ml larutan sampel HCl yang telah diencerkan kedalam gelas piala 250 ml dan tambahkan 150 ml air bebas mineral. Tempatkan larutan tersebut diatas pengaduk magnetik, jalankan pengaduk dan celupkan sel daya hantar kedalam larutan. Hentikan pengadukan dan catat daya hantar awal larutan. Tambahkan 1,0 ml larutan baku NaOH dan aduk larutan. Hentikan pengadukan lalu catat daya hantar larutan. Lakukan pencatatan daya hantar larutan setiap penambahan 1,0 ml larutan NaOH hingga volume larutan NaOH mencapai 10,0 ml( ingat hentikan pengadukan setiap kali anda akan membaca daya hantar larutan. Pengadukan hanya diperlukan untuk membuat larutan menjadi homogen.)

Buat kurva titrasi konduktometri dengan mengalurkan nilai daya hantar lalu tentukan konsentrasi HCl dalam larutan sampel tersebut.6. Tugas Dari data daya hantar pada pengenceran tak terhingga, perkirakan bentuk kurva titrasi konduktometri dari titrasi.

a. HCl NaOH

b. HCl NH4OH

Pada titrasi 100 ml, asam asetat dengan

larutan NaOH 1,0 diperoleh data sebagai berikut :NoTitran (ml)HantaranNoTitran (ml)Hantaran

10,000.2211.601.47

20.100.1921.801.73

30.200.2332.002.21

40.400.3942.202.71

50.600.5652.403.21

60.800.7462.603.70

71.000.9273.004.70

81.201.1083.405.69

Hitung konsentrasi asam asetat tersebut !7. Pustaka

1. Christhian, G. D.; OReilly, J.E. Instrumental Analysis, 2ndEd., Ailyn and Bacon, Inc., Boston, 19862. Skoog, D.A. Principles of Instrumental Analysis, 3rdEd., Saunders College Publ., Philadelphia, 1985.PERCOBAAN III

TITRASI ASAM BASA KUAT SECARA POTENSIOMETRI1. Tujuan Percobaan

a) Menggambarkan kurva titrasi asam basa

b) Menentukan titik ekivalen titirasi asam basa2. Teori

Potensiometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada hubungan antara potensial dengan konsentrasi larutan dalam suatu sel kimia. Metoda ini berguna untuk menentukan titik ekivalen suatu titrasi baik pada titrasi asam-basa, titrasi redoks, kompleksometri maupun titrasi pengendapan.

Elektroda pembanding adalah suatu elektroda yang harga potensial setengah sel nya diketahui, konstan dan tidak peka terhadap larutan yang dianalisis, sedangkan elektroda indikator, potensialnya tergantung pada konsentrasi larutan yang di analisis. Elektroda indikator dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu elektroda logam dan elektroda membran. Elektroda kalomel merupakan contoh elektroda pembanding, sedangkan elektroda kaca merupakan contoh elektroda indikator. Titrasi potensiometri melibatkan pengukuran perbedaan potensial antara elektroda indikator dan elektroda pembanding selama titrasi. Selisih potensial tersebut dapat diukur dengan potensiometri atau pH meter.pH meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan. Selain itu dapat juga digunakan untuk mengikuti titrasi asam basa atau menentukan titik akhir titrasi asam basa pengganti indikator. Elektroda pH meter yang digunakan dalam percobaan ini selain memiliki elekrtoda indikator berupa membran gelas selektif ion H+ juga telah dilengkapi elektroda pembanding dalam satu kemasan alat, sehingga disebut sebagai elektroda kombinasi.3. Peralatan

pH meter

pengaduk magnetik buret 25 ml

statif

klem buret

pipet gendok 25 ml

erlenmeyer 250 ml

4. Bahan Kimia

NaOH 0,1 N

HCl 0,1 N

Aquades

Indikator PP

5. Prosedur KerjaTitrasi asam kuat-basa kuat

Masukan larutan NaOH 0,1 M kedalam buret

Pipet 25 ml larutan HCl 0,1 N dan masukan kedalam erlenmeyer 250 ml, encerkan dengan aquades sampai volumenya 100 ml

Celupkan elektroda kedalam larutan dan atur kedudukan pengaduk dan buret Ukur dan catat pH larutan sebelum penambahan basa

Tambahkan dari buret larutan basa dan ukur pH nya. Penambahan basa mula-mula selang volume 5 ml, lalu selang volume 1 ml dan menjelang titik ekivalen selang volume 0,1 ml demikian pula setelah titik ekivalen mula-mula ditambahkan basa selang 0,1 ml lalu 1 ml dan terakhir 5 ml

Buatlah kurva titrasi : pH terhadap ml NaOH, pH/V terhadap ml NaOH dan 2pH/V2 terhadap ml NaOH. Ulangi titrasi terhadap asam dengan menambahkan 2 tetes indicator PP.6. Tugas

Tuliskan perubahan warna dan trayek pH indicator PP. Tuliskan persamaan reaksi percobaan diatas

Jelaskan keunggulan titrasi potensiometri dibandingkan dgn. titrasi konvensional.7. Pustaka

1. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J. Amalytical Chemistry An Introduction, 6th ed, Saunders College Publishing. Philadelphia, 1994,328-356.

2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Principles, 2nded, Saunders College Publising, 1985.

PERCOBAAN IV

TITRASI ASAM POLIBASIS1. Tujuan Percobaan

a) Membandingkan titik akhir reaksi netralisasi secara potensiometri dengan titrasi menggunakan indikator

b) Menyelidiki sifat asam lemah polibasis dan garamnya

2. Teori

Asam polibasis adalah asam yang didalam laruan akan mengalami lebih dari satu tingkat ionisasi dengan masing-masing tetapan-tetapan ionisasi. Misalnya untuk suatu asam lemah berbasa n, tingkat-tingkat dan tetapan-tetapan ionisasinya adalah sebagai berikut:

Dan seterusnya sampai akhirnya :

sehingga apabila asam tersebut dititrasi dengan larutan suatu basa kuat berasam satu (missal NaOH), maka akan diperoleh lebih dari satu titi ekivalen yang persamaan reaksi serta pH titik ekivalennya adalah sebagai berikut:

HnA + NaOH NaHn-1A + H2O dengan pH1 = pKa1 + pKa2

NaHn-1A + NaOH Na2 Hn-2A + H2O dengan pH2 = 1/2 pKa1+ 1/2 pKa2Dan seterusnya sampai akhirnya :

NaHn-1A + NaOH NanA + H2Odengan :

pHa= pKw + pKan + log [G]

Apabila harga Kan sangan kecil (asamnya sangat lemah) maka tidak ada indikator yang dapat dipergunakan untuk menentukan saat tercapainya titik ekivalen yang terakhir. Hal ini dapat diatasi dengan jalan antara lain titrasi potensiometri.

Titrasi potensiomentri adalah suatu titrasi dimana titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan menggunakan indikator melainkan ditentukan dengan mengukur perubahan potensial elektroda atau perubahan pH larutan selama titrasi (atau pada setiap penambahan tertentu larutan titran). Oleh karna itu maka pada titirasi potensiometri tujuan utamanya adalah menentukan lokasi titik ekivalen dan ini dapat dilakukan dengan jalan :

a) Membuat grafik pH terhadap V kemudian dari grafik tersebut dicari titik ekivalennya.b) Membuat grafik 2pH terhadap V kemudian dicari titik ekivalennya.1. Alat pH meter buret, erlenmeyer, pipet, gelas piala, pengaduk magnet

2. Bahan

Larutan H3PO4 0,2 N

Larutan NaOH 0,5 N Larutan indikator p.p

Akuades

Kertas tisu3. Prosedur Kerja Ambilah dengan pipet 10 ml H3PO4 0,2 N sebanyak 2 kali dan masukan masing-masing kedalam erlenmeyer yang berbeda.

Kedalam 2 buah enlenmeyer tambahkan masing-masing 2 tetes indikator PP dan 50 ml akuades kocoklah masing-masing larutan sehingga menjadi homogen.

Masukan larutan NaOH 0,5 N kedalam buret dan titrasilah ke 2 larutan tersebut sampai tercapai titik ekivalen. Untuk 2 larutan dengan indikator PP sampai mulai tepat timbul warna merah. Catatlah banyaknya volume larutan NaOH yang diperlukan pada tiap titrasi. CATATAN : setiap selesai titrasi untuk masing-masing larutan dalam erlenmeyer ( setelah volume NaOH yang diperlukan dicatat) maka tambahkan volume NaOH dalam buret sehingga penuh kembali, kemudian dilakukan titrasi berikutnya.

Hidupkan alat pH meter, setelah 15 menit kalibrasi alat tersebut dengan menggunakan buffer pH 4,01 dan 6,86 sehingga jarum penunjuk pada pH meter menunjukan pembacaan skala yang tepat pada pH 4,01 dan 6,86. Ambillah dengan pipet gendok 10 ml larutan H3PO4 0,2 N sebanyak 2 kali dan masukkan masing-masing kedalam gelas piala yang berbeda. Tambahkan akuades kedalam masing-masing larutan tersebut sehingga jumlah volume larutan menjadi kurang lebih setengah dari volume gelas piala dan aduklah dengan pengaduk magnet sehingga homogen. Masukan kedua elektorda kedalam larutan encer tersebut kemudian tentukan dan catat nilai pH. Melalui buret tambahkan NaOH 0,5 N, sebanyak 1 ml kedalam larutan tersebut dan setelah beberapa menit ukur dan catat pH larutan. Lanjutkan penambahan larutan NaOH 0,5 N (setiap penambahan sebanyak 1 ml) kemudian lakukan pengukuran , pembacaan dan catat pH pada setiap penambahan tersebut. Penambahan larutan NaOH 0,5 N dilakukan sampai diperoleh pH larutan 11. Kerjakan pula untuk larutan yang kedua.

Setelah semua pekerjaan selesai matikan alat pH meter dan rendamlah elektrodanya-elektrodanya dalam akuades dan buatlah grafik-grafiknya serta tentukan titik ekivalen dari reaksi netralisasi tersebut.

4. Tugas

Bagaimana menentukan titik ekivalen titrasi asam basa secara potensiometri? Mengapa dalam larutan yang mengandung cukup buffer, perubahan pH terhadap penambahan larutan asam relatif kecil?

5. Pustaka

1. Skoog, D.A., West, D.M., Holler, F.J., Analytical Chemistry An Introduction, 6th Ed, Saunders College Publishing, Philadelphia, 1994,328-356.2. Kennedy, J.H., Analytical Chemistry Principles, 2nd Ed, Saunders College Publishing, New York, 1990.PERCOBAAN V

ANALISIS KONDUKTOMETRI AIR

1. Tujuan

Mempelajari penggunaan metode konduktometri untuk analisis air.

Menentukan daya hantar berbagai air.2. Teori

Daya hantar jenis k, merupakan sebuah pengukuran dari kemampuan larutan berair untuk mengemban arus listrik. Kemampuan ini bergantung pada kehadiran ion, konsentrasi total, mobilitas, valensi, CO2 dan temperatur pada saat pengukuran. Molekul senyawa organik dalam larutan dapat mengalirkan arus dengan lemah.Daya hantar, G, merupakan kebalikan dari resistansi, R, G = 1/R dimana satuan R merupakan ohm dan G adalah ohm -1 (kadang kadang ditulis mho atau Siemens). Daya hantar larutan, G, sebanding dengan permukaan area elektroda, A cm2, dan berbanding terbalik dengan jarak antara elektroda, L, cm.

G = k (A/L)

Daya hantar jenis (k) (konduktivitas), yang merupakan sifat karakteristik dari suatu larutan yang ada di antara elektroda. Satuan konduktivitas biasanya dalam mikromhos per sentimeter (mho/cm). dalam satuan internasional (SI), ohm ditulis sebagai Siemens (S) dan konduktivitas ditulis sebagai millisiemens per meter (mS/m); 1 mS/m = 10mho/cm dan 1S/cm = 1 mho/cm. untuk menentukan konduktivitas, terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran terhadap konstanta sel (C), yang dihitung dari hasil pengukuran daya hantar jenis,kKCI, dan hambatan (resistensi), RKCI larutan standar KCI 0,01M atau berdasarkan rumusan

C.cm-1 = (0,001412) (RKCI) [1 + 0,0191 (t-25)]

dimana RKCI merupakan resistensi sel (ohm) dan t adalah temperatur (C), 3. Alat

Konduktometer

Elektroda

Thermometer

Gelas beaker4. Bahan

Air dari beberapa sumber : air suling, air ledeng, air kemasan dan air sungai. Larutan standar potasium chloride KCl 0,0100M, larutan 745,6 mg padatan KCl diencerkan sampai 1000 mL dalam labu beker pada suhu 25oC. 5. Prosedur kerja

Kalibrasi alat dengan merendam elektroda dalam larutan KCl 0,01M. Ulangi prosedur sampai meter konstan.

Menghitung harga sel konstan. Tentukan harga hambatan larutan KCl (RKCl) dan thermometer untuk harga t, harga C ditentukan dari perumusan.

Menentukan daya hantar. Celupkan elektroda ke dalam air. Lakukan masing masing 3 kali dan catat hasilnya. 6. Tugas

Jelaskan kegunaan dari hasil pengukuran daya hantar.

Buatlah tabel daya hantar berbagai sumber air.

7. Pustaka

1. Willard, H.H., Dean, J.A 1974. Instrumental Methods of, Analysis, 5th ed. D. Van Nostrand Co., New York.

2. American Society for testing and Materials. 1982. Standard Test Methods for Electrical and Resistivity of water, ASIM Designation D1125-82.

8