MODUL PRAKTIKUM

download MODUL PRAKTIKUM

of 27

Transcript of MODUL PRAKTIKUM

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Teori Gravitasi Newton

    Beberapa teori dapat membandingkan ketelitian ramalannya dengan teori gravitasi

    universal Newton. Ramalan mekanika benda angkasa untuk posisi planet sesuai dengan

    pengamatan. Penemuan Neptunus dan Ceres adalah diantara kesuksesan spektakuler yang

    memberikan dukungan untuk ketelitian teori ini. Tetapi teori Newton tidak sempurna :

    ramalan gerak untuk planet dalam (inner) menyimpang sedikit dari nilai yang di amati.

    Dalam kasus merkurius kelebihan presesi perihelion sebanyak 43 detik-sudut per abad.

    Penyimpangan kecil ini diamati melalui perhitungan oleh Le Verrier pada 1845 dan

    diperhitungkan kembali oleh Newcomb pada 1882. Penjelasan dari presesi adalah salah

    satu kesuksesan awal dari teori gravitasi relativistik Einstein. (Hans C. Ohanian, 1976)

    Walaupun teori Newton tidak sempurna, teori ini adalah suatu pendekatan yang

    luar biasa dalam limit kasus gerak pada kecepatan rendah dan dalam suatu medan

    gravitasi lemah. Setiap teori relativistik gravitasi harus sesuai dengan teori Newton dalam

    limit kasus ini. Oleh karena itu, akan dimulai dengan suatu penjelasan singkat beberapa

    aspek dari teori Newton yang telah beliau kemukakan dalam tulisanya seperti hukum

    gravitasi Newton yang diaplikasikan untuk memprediksi dan menghitung secara teliti

    gerak planet, bulan, satelit dan objek lain di alam semesta ini.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.1 Hukum Gravitasi Universal Newton

    Hukum gravitasi Newton bersama dengan hukum gerak Newton telah diaplikasikan untuk

    memprediksi dan menghitung secara teliti gerak planet, bulan, satelit, dan objek lain di

    alam semesta. Berdasarkan Newton, hukum yang menentukan interaksi gravitasi adalah

    Gaya tarik gravitasi antara setiap dua benda di alam semesta secara langsung

    sebanding pada perkalian massanya dan berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak

    antara kedua benda . Jika salah satu massa berada pada titik asal dan yang lain berada

    pada suatu jarak radial r , maka persamaan gaya mengambil bentuk matematika :

    = 2

    (2.1)

    dengan G = 6,67 x 10-11 N m2/Kg2 , adalah vektor satuan. Gaya gravitasional termasuk

    gaya sentral yaitu gaya yang bergantung pada jarak radial dan beraksi sepanjang arah

    radial. (Atam P. Arya, 1990)

    Berdasarkan hukum Newton, gravitasi adalah aksi pada suatu jarak: massa pada

    suatu titik beraksi secara langsung dan seketika pada massa lain, bahkan walaupun massa

    tersebut tidak bersentuhan dengannya. Newton mempunyai rasa khawatir yang serius

    tentang tarik-menarik khayal yang demikian dari massa yang jauh dan menyarankan

    bahwa interaksi akan disampaikan oleh material medium. Pandangan modernnya adalah

    bahwa gravitasi beraksi secara lokal melalui medan: suatu massa pada suatu titik

    menghasilkan suatu medan, dan medan ini beraksi pada massa apapun yang berhubungan

    dengannya. Medan gravitasi mungkin dipandang sebagai material medium yang dicari

    Newton; medan adalah material karena memiliki suatu rapat energi. Gambaran interaksi

    dengan memakai medan lokal mempunyai keuntungan lanjutan yang membimbing pada

    teori relativistik yang mana efek gravitasional merambat pada kecepatan berhingga.

    Dalam sistem tata surya, teori Newton adalah suatu penaksiran yang luar biasa.

    Persamaan gaya (2.1) dapat diturunkan dari suatu energi potensial

    Universitas Sumatera Utara

  • () =

    (2.2)

    Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa efek relativistik akan menjadi kecil, jika energi

    potensial jauh lebih kecil dari energi massa diam dan kecepatannya jauh lebih kecil

    daripada kecepatan cahaya. Untuk suatu massa m yang bergerak dengan kecepatan v

    sekitar suatu pusat massa kita dapat menggambarkan kondisi ini sebagai

    || 2 dan

    Dimana adalah kecepatan cahaya. Perhatikan bahwa pembentuk kondisi adalah

    ekuivalen pada /2. Oleh karena itu, penyimpangan dari teori Newton diharapkan menjadi sangat kecil jika jarak dari pusat massa cukup besar dan

    kecepatannya cukup rendah. Untuk matahari, dengan suatu massa = 2 1033 , dengan /2 2 dan kondisi 2 adalah dengan jelas sangat memuaskan, bahkan untuk komet dengan suatu perihelion yang begitu dekat terhadap

    permukaan matahari. (Hans C. Ohanian, 1976)

    2.1.2 Potensial Gravitasi

    Medan gravitasi yang kita pandang sebagai pembawa interaksi didefenisikan sebagai

    gaya persatuan massa,

    () = 1

    () (2.3)

    Potensial gravitasi yang bersesuaian didefenisikan sebagai

    () 1

    () = | |

    (2.4)

    Defenisi ini membuat potensial negatif, seperti yang diperkirakan untuk suatu gaya tarik.

    Potensial gravitasi kadang-kadang didefenisikan dengan tanda yang berlawanan dari

    Universitas Sumatera Utara

  • persamaan (2.4), tetapi lebih baik untuk dipilih tanda ini dengan menganalogikannya

    terhadap elektrostatik. Untuk distribusi massa kontinu seperti persamaan dibawah ini :

    () = ()| |3 (2.5)

    Dengan () adalah rapat massa. Persamaan (2.5) menyatakan bahwa mematuhi persamaan poisson

    2() = +4 () (2.6) 2.2 Prinsip Relativitas

    Pada intinya, teori relativitas Einstein (baik teori relativitas khusus maupun teori

    relativitas umum) adalah teori fisika modern dari ruang dan waktu, yang telah mengganti

    konsep ruang dan waktu absolut Newton dengan ruang-waktu.

    Semula dalam fisika, relativitas berarti penghapusan ruang absolut, suatu

    penyelidikan yang telah dikenal sebagaimana yang diinginkan sejak Newton. Dan ini

    tentu saja apa yang disempurnakan dua teori Einstein : relativitas khusus, teori ruang

    waktu datar, menghapuskan ruang mutlak dalam peranan Maxwellian sebagai eter yang

    membawa medan elektromagnetik, dan khususnya gelombang cahaya, sedangkan

    relativitas umum, teori ruang-waktu lengkung, menghapuskan ruang waktu mutlak juga

    dalam peranan Newtonian-nya mengenai standar ada dimana-mana dan tidak dapat

    dipengaruhi dari gerak seragam atau diam. Anehnya, dan tidak secara terencana tetapi

    agak sebagai satu hasil sampingan yang tidak dapat dihindarkan, teori Einstein juga

    menghapuskan konsep waktu mutlak Newton.

    Defenisi yang lebih modern dan positif dari relativitas telah disusun dari teori

    relativitas yang sebenarnya. Berdasarkan pandangan ini, relativitas dari setiap teori fisika

    menggambarkan dirinya sendiri dalam grup transformasi yang menentukan hukum teori

    invariant dan oleh karena itu menggambarkan kesimetrian, sebagai contoh ruang dan

    Universitas Sumatera Utara

  • waktu dari teori ini. Maka seperti yang akan dilihat, mekanika Newton memiliki

    relativitas yang disebut grup Galilean, relativitas khusus memiliki relativitas dari grup

    Poincar (atau grup Lorentz), relativitas umum memiliki relativitas grup lengkap

    transformasi ruang-waktu. Dan berbagai ilmu kosmologi memiliki relativitas simetri

    yang bermacam-macam dengan skala besar alam semesta yang dipercaya. Bahkan suatu

    teori yang hanya berlaku pada ruang Euclidean mutlak, memberikan bahwa secara fisik

    homogen dan isotropik, akan memiliki relativitas, yang dinamakan grup rotasi dan

    translasi. (Wolfgang Rindler, 2006)

    2.2.1 Hukum Newton Dan Kerangka Inersial

    Ketika menggambarkan fenomena fisika di bumi, biasanya digunakan sistem koordinat

    dengan titik asal pada pusat bumi. Tetapi, sistem koordinat ini tidak ideal untuk

    menggambarkan gerak planet disekitar matahari. Sistem koordinat dengan titik asal pada

    pusat matahari lebih natural. Karena matahari bergerak sekitar pusat galaksi, tidak ada

    yang spesial tentang sistem koordinat dengan titik asal pada pusat matahari.

    Kerangka acuan fundamental Newton disebut ruang mutlak. Sifat geometri dari

    ruang ini diberikan oleh geometri Euclidean biasa. Ruang ini dapat didekati oleh sistem

    koordinat kartesian. Kerangka acuan non-rotasi yang diam, atau yang bergerak secara

    seragam dalam ruang mutlak disebut kerangka acuan Galilean. Dengan memilih titik asal

    dan orientasi, sistem telah ditetapkan. Newton juga mengenalkan waktu universal yang

    berdetik pada laju yang sama pada semua posisi dalam ruang. (Grn ., Hervik S., 2007)

    Relatif terhadap kerangka acuan Galillean, semua mekanika berkelakuan

    berdasarkan tiga hukum Newton:

    (i) Partikel bebas bergerak dengan vektor kecepatan konstan.

    =

    = Universitas Sumatera Utara

  • dengan r adalah vektor posisi.

    (ii) Vektor gaya pada suatu partikel sama dengan hasil kali massanya dengan

    vektor percepatan : F = m.a

    (iii) Gaya dari aksi dan reaksi adalah sama dan berlawanan; sebagai contoh, jika

    partikel A memberikan gaya F pada partikel B, maka B memberikan suatu

    gaya F pada A.

    Hukum fisika biasanya dinyatakan relatif terhadap kerangka acuan, yang

    mengijinkan kuantitas fisika seperti kecepatan, medan listrik dan lain-lain, untuk

    didefinisikan. Diantara kerangka yang lebih disukai adalah kerangka tegar yang inersial.

    Selanjutnya hukum Newton diaplikasikan didalamnya.

    Hukum pertama Newton menyajikan untuk memilih kerangka inersial di antara

    kerangka tegar : kerangka tegar disebut kerangka inersial jika partikel bebas bergerak

    tanpa percepatan relatif terhadapnya. Dan selama kehadirannya, hukum Newton

    digunakan secara sama dalam semua kerangka inersial. Bagaimanapun, Newton

    mempostulatkan keberadaan dari ruang mutlak dimana dia berpikir pusat massa dari

    sistem tata surya adalah dalam keaadaan diam dan baginya, ini adalah daerah utama untuk

    mekanikanya. Bahwa hukum-hukum yang secara sama sah dalam semua kerangka acuan

    lain yang bergerak secara seragam terhadap ruang mutlak (kerangka inersial) adalah

    teorema yang menarik baginya. (Wolfgang Rindler, 2006)

    2.2.2 Relativitas Newton

    Dengan mengingat bahwa suatu kerangka inersial adalah suatu kerangka tegar yang mana

    hukum pertama Newton berlaku. Anggap kerangka S pada Gambar 2.1 adalah inersial.

    Karena, menurut transformasi Galileo kecepatan tetap dalam S bertransformasi ke

    Universitas Sumatera Utara

  • kecepatan konstan dalam , dapat dilihat bahwa semua partikel bebas dalam S bergerak

    secara seragam dalam , yang oleh karena itu juga inersial. Dengan kata lain, hanya

    kerangka yang bergerak secara seragam relatif ke S yang dapat menjadi inersial. Untuk

    titik tetap dalam setiap kerangka inersial adalah partikel bebas potensial, sehingga

    semuanya harus bergerak secara seragam relatif terhadap S.

    Sv

    (x,y,z,t) (x,y,z,t)

    Y

    X

    y

    x

    xvt

    x

    Sz Z

    O O

    Gambar 2.1 Kerangka S Bergerak dengan Kecepatan Konstan Terhadap Kerangka

    S. (Ronald Gautreau, 2002)

    Dalam transformasi koordinat Galilean, hubungan antara pengukuran (,, , ) milik O dengan pengukuran (,, , ) milik O untuk sebuah kejadian tertentu dipeoleh dengan mengkaji gambar (2.1) diatas adalah :

    = ; = ; = = (2.7)

    Sekarang, dari invariansi percepatan dapat dilihat bahwa semua yang dibutuhkan

    agar tiga hukum Newton invarian diantara kerangka inersial adalah (i) suatu aksioma

    bahwa massa m adalah invarian, dan (ii) aksioma bahwa setiap gaya adalah invarian.

    Kedua asumsi ini tentu saja bagian dari teori Newton. Menghasilkan sifat dari mekanika

    Newton bahwa hal ini berlaku sama pada semua kerangka inersial yang disebut relativitas

    Newtonian (atau Galilean). (Wolfgang Rindler, 2006)

    Universitas Sumatera Utara

  • Dalam mekanika Newton, dianggap bahwa massa inersial dari benda tidak

    bergantung pada kecepatan benda. Maka massa benda di S sama seperti di . Sehingga

    gaya , diukur dalam adalah

    =

    =

    = (2.8)

    Oleh karena itu, gaya di sama seperti di S. Hasil ini mungkin digambarkan dengan

    mengatakan bahwa hukum kedua Newton invarian dibawah transformasi Galliean; yaitu

    ditulis dalam cara yang sama dalam setiap kerangka acuan Galilean (inersial). Dengan

    kata lain, prinsip relatvitas Newtonin (Galilean) menyatakan bahwa setiap sistem

    mekanika akan berkelakuan dalam cara yang sama dalam semua kerangka Galilean

    (inersial). (Grn ., Hervik S., 2007)

    2.3 Teori Relativitas Umum Einstein

    Untuk setiap sistem fisis, setiap hukum yang menghubungkan besaran fisis tidak akan

    bergantung kepada sistem pemilihan sistem koordinat. Hal ini berarti, persamaan gerak

    sistem akan memiliki bentuk yang tetap (tidak berubah) di dalam semua sistem

    koordinat. Persamaan yang tidak berubah bentuknya terhadap transformasi koordinat

    dikatakan memiliki sifat kovarian terhadap transformasi tersebut. Sifat inilah yang

    menyebabkan tensor banyak digunakan untuk menelaah suatu sistem fisis.

    Tensor adalah besaran yang merupakan perluasan dari vektor, seperti halnya

    vektor merupakan perluasan dari besaran skalar. Tensor memiliki komponen-komponen

    seperti halnya vektor. Besaran vektor sangat penting dalam fisika karena ia menyatakan

    objek dengan kaedah-kaedah yang tetap sama meskipun kerangka acuan yang dipilih

    berubah-ubah. Perubahan kerangka acuan memang menyebabkan nilai komponen tensor

    berubah pula, namun kaedah-kaedah yang berlaku bagi komponen tensor tetap tidak

    berubah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Teori relativitas umum adalah salah satu teori fisika modern yang cukup besar

    peranannya dalam menerangkan struktur ruang waktu dan jagad raya. Teori ini adalah

    teori yang indah memiliki daya pikat ramalan terhadap gejala alam yang cukup menarik,

    namun memiliki persyaratan matematika berupa analisis tensor. Karena itu akan disajikan

    analisis tensor sebagai jembatan untuk memahami teori relativitas umum.

    2.3.1 Analisis Tensor

    Tensor adalah besaran yang merupakan perluasan besaran vektor seperti halnya vektor

    adalah perluasan besaran skalar. Yang terakhir disebut ini adalah besaran yang hanya

    ditentukan oleh angkanya saja, seperti harga barang, ukuran panjang, suhu dan lain-lain.

    Sedangkan vektor adalah besaran yang selain ditentukan oleh besar (angkanya) dan juga

    oleh arahnya. Misalnya kecepatan, kekuatan tarik, gaya, dan lain-lain. Sebagai contoh bila

    kita mengatakan tiupan angin yang berkecepatan sepuluh kilometer per jam, maka kita

    harus menyebut pula angin itu bertiup dari mana kemana, misalnya dari arah barat ke

    timur. Jadi faktor arah juga harus disertakan untuk melengkapi pernyataan kecepatan.

    Begitu juga dengan gaya, kita harus menyebut pula kemana arah dorongannya.

    Sedangkan tensor lebih luas dari vektor, yaitu besaran yang selain ditentukan oleh besar

    (angkanya) dan arahnya juga ditentukan oleh sejumlah faktor lain.

    Semua sifat-sifat vektor yang telah dikenal akan dimiliki juga oleh tensor dan

    penggunaan tensor juga didalam fisika, umumnya akan membuat hukum-hukum fisis

    yang mempunyai bentuk yang lebih umum dan sederhana. Besaran tensor sangat penting

    dalam geometri karena mereka menyatakan objek geometri yang sebagaimana diketahui

    pada hakikatnya tetap sama walaupun sistem koordinat yang kita pilih untuk menyatakan

    objek geometri tersebut dalam ungkapan analisis atau koordinat. (Hans. J. Wospakrik,

    1972). Untuk setiap sistem fisis, setiap hukum yang menghubungkan besaran fisis tidak

    akan bergantung kepada pemilihan sistem koordinat. Hal ini berarti, persamaan gerak

    sistem (baik zarah maupun medan) akan memiliki bentuk yang tetap (tidak berubah)

    Universitas Sumatera Utara

  • didalam semua sistem koordinat. Persamaan yang tidak berubah bentuknya terhadap

    transformasi koordinat dikatakan memiliki sifat kovarian terhadap transformasi tersebut.

    Sifat inilah yang menyebabkan tensor banyak digunakan untuk menelah sistem fisis.

    Didalam analisis tensor ada tiga indeks yang digunakan, yang jika semua indeks berada

    diatas disebut dengan tensor kontravarian, sebaliknya jika semua indeks berada dibawah

    disebut dengan tensor kovarian dan apabila indeks berada diatas dan dibawah disebut

    dengan tensor campuran. Jumlah indeks menyatakan rank dari tensor.

    Teori Relativitas Umum (TRU) merupakan teori fisika modern yang cukup besar

    peranannya dalam menerangkan struktur ruang waktu dan jagad raya. Teori ini

    merupakan salah satu teori yang indah, memiliki daya pikat ramalan terhadap gejala alam

    yang cukup menarik, namun memiliki persyaratan matematik berupa analisis tensor,

    karena itulah sangat dibutuhkan analisis tensor sebagai jembatan untuk memahami teori

    relativitas umum. Namun demikian, tensor juga dapat dibedakan berdasarkan hukum

    transformasi yang dimilikinya yaitu :

    1. Vektor Kontravarian

    Fungsi dalam sistem koordinat (1,2, ,) disebut vektor kontravarian jika pada suatu transformasi koordinat , sehingga fungsi akan ditransformasikan menjadi

    =

    , = 1, 2, ,=1

    dimana merupakan fungsi dalam sistem koordinat (1, 2, ,). =

    (2.9)

    disebut komponen vektor kontravarian atau tensor kontravarian rank satu.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2. Vektor Kovarian

    Fungsi dalam sistem koordinat (1,2, , ) disebut vektor kovarian jika pada suatu transformasi koordinat , sehingga fungsi akan ditransformasikan menjadi

    = , = 1, 2, ,=1

    dimana merupakan fungsi dalam sistem koordinat (1, 2, ,). = (2.10)

    disebut komponen vektor kovarian atau tensor kovarian rank satu atau order satu.

    3. Invarian

    Suatu fungsi = (1,2, ,) disebut invarian jika pada suatu transformasi koordinat , sehingga fungsi akan ditransformasikan menjadi

    () () = () (2.11)

    4. Tensor Campuran

    Dalam konsep tensor, suatu tensor campuran adalah tensor yang bukan jenis kovarian

    kuat maupun kontravarian kuat. Fungsi dalam sistem koordinat (1,2, ,) disebut

    tensor campuran yang memiliki komponen kontravarian rank satu dan komponen

    kovarian rank satu. Jika pada suatu transformasi koordinat , maka fungsi ditransformasikan menjadi

    =

    =1

    =1

    , , = 1, 2, ,

    Universitas Sumatera Utara

  • dimana merupakan fungsi dalam sistem koordinat (1,2, ,). Diperoleh

    =

    (2.12)

    yang menyatakan komponen tensor campuran.

    Dengan menggunakan defenisi dari tensor campuran di atas akan ditunjukkan

    bahwa juga merupakan suatu tensor campuran. Sekarang perhatikan persamaan

    transformasi berikut

    =

    =

    = (2.13)

    dimana = {0, 1, = dan = {0, 1, = . Jadi diketahui bahwa merupakan tensor

    campuran dengan kontravarian dan kovarian masing-masing ber-rank satu atau biasa

    dinamakan dengan delta kronecker.

    2.3.1.1 Transformasi Koordinat

    Misalkan koordinat-koordinat tegak lurus (x, y, z) dari sebarang titik dinyatakan sebagai

    fungsi-fungsi sehingga

    = (1,2, 3), = (1,2,3), = (1,2,3) (2.14)

    Andaikan bahwa bentuk di atas dapat dipecahkan untuk 1,2,3 dalam ,, , yakni 1 = 1(, , ), 2 = 2(,, ), 3 = 3(,, ) (2.15)

    Universitas Sumatera Utara

  • Fungsi-fungsi dalam persamaan (2.14) dan (2.15) dianggap tunggal dan memiliki

    turunan-turunan yang kontinu sehingga kaitan (,, ) dengan (1,2,3) adalah tunggal.

    Misalkan diketahui sebuah titik P dengan koordinat-koordinat tegak lurus (,, ) maka dari persamaan (2.14) dapat diasosiasikan suatu himpunan koordinat-koordinat (1,2, 3) yang tunggal yang disebut koordinat-koordinat kurvilinier dari P. Himpunan persamaan (2.14) dan (2.15) mendefenisikan suatu transformasi koordinat.

    y

    x

    z

    Gambar 2.2 Kurva-kurva dan garis koordinat. (J. D. Anand, 2003)

    Selanjutnya, akan didefenisikan transformasi koordinat menyangkut sistem koordinat lain

    dengan dimensi yang lebih tinggi. Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu mengetahui

    ruang dengan sebarang dimensi dan membahas sifat-sifat transformasi daripada ruang

    tersebut.

    Sebuah ruang berdimensi n, dimana n adalah sembarang bilangan bulat positif,

    adalah merupakan himpunan daripada susunan yang teratur,

    = (1, 2, , ) (2.16)

    kurva 1

    P

    kurva 2

    kurva 3

    3 = 3 1 = 1

    2 = 2

    Universitas Sumatera Utara

  • dan yang memenuhi sifat-sifat daripada sebuah ruang vektor. Komponen sebuah vektor

    dalam ruang berdimensi n tersebut akan dinyatakan dengan indeks tertentu. Suatu kurva

    di dalam sebuah ruang berdimensi n adalah himpunan dari titik-titik x yang memenuhi n

    buah persamaan, yaitu = (), dimana t adalah parameter dan = 1, 2, ,. Jika dianggap sebagai subruang dari (n < N) maka ditunjukkan oleh

    = 1, 2, , dengan , = 1, 2, , menyatakan n buah parameter dan = 1, 2, ,.

    Kemudian diberikan sistem koordinat mencakup ruang tersebut, yaitu

    1, 2, 3, 4 yang membentuk sistem koordinat di . Setiap = (1, 2, , ) menyatakan titik pada ruang . Misalkan ada transformasi dari suatu sistem koordinat ke

    sistem yang lain maka bentuk perubahan koordinatnya dinyatakan sebagai berikut:

    1 = 1 (1, 2, 3, 4)

    2 = 2 (1,2, 3, 4)

    . . .

    . . .

    . . .

    = (1,2, , )

    Dengan demikian, diferensial untuk 1,2,3,4 dapat ditulis sebagai berikut: 1

    = 11

    1 + 12 2 + 13 3 + 14 4 2

    = 21

    1 + 22 2 + 23 3 + 24 4 . . .

    . . .

    . . .

    =

    11 + 2 2 + +

    Atau dapat juga disederhanakan menjadi

    Universitas Sumatera Utara

  • =

    =1

    (2.17) dengan = 1,2,3,4, ,

    2.3.2 Koordinat Kurvalinier

    2.3.2.1 Koordinat Kurvalinier Ortogonal

    Jika diperhatikan pada Gambar 2.2 permukaan-permukaan 1 = 1, 2 = 2, 3 = 3 dimana 1, 2, 3 adalah konstanta, disebut permukaan-permukaan koordinat, dan setiap pasangan permukaan-permukaan ini berpotongan melalui kurva-kurva yang disebut

    kurva-kurva dan garis-garis koordinat (Gambar 2.2). Bila permukaan-permukaan

    koordinat ini berpotongan tegak lurus, maka sistem koordinatnya disebut ortogonal.

    Kurva-kurva koordinat 1, 2 3 dari sistem kurvalinear ini analog dengan sumbu-sumbu koordinat (,, ) dalam sistem koordinat tegak lurus.

    2.3.1.2 Vektor Satuan dalam Sistem Koordinat Kurvalinier

    Misalkan = + + adalah vektor kedudukan dari sebuah titik P. maka persamaan (2.14) dapat ditulis sebagai = (1,2,3). Sebuah vektor singgung pada kurva 1 di P (dengan 2 dan 3 adalah konstanta) adalah

    1, 2

    , 3

    (2.18)

    masing-masing adalah vektor singgung terhadap kurva dengan koordinat: 1,2,3. Maka vektor-vektor satuan dalam masing-masing arah koordinat kurvalinier ini adalah:

    1 = 1 1 = 11 1 , 2 =

    2 2 = 12 2 , 3 =

    3 3 = 13 3 (2.19)

    Universitas Sumatera Utara

  • dengan

    1 = 1 , 2 = 2 , 3 = 3 adalah panjang vektor-vektor singgung yang bersangkutan atau disebut juga sebagai

    faktor skala.

    Uraian di atas memberikan bentuk pernyataan untuk sistem koordinat ortogonal

    yang ditinjau dengan berlaku syarat: 1. 2 = 2. 3 = 3. 1 = 0 (2.20)

    yang ketiga vektor satuan 1, 2, 3 ini membentuk himpunan vektor satuan koordinat kurvalinier (Gambar 2.3). Dalam hal seperti ini penggunaan sistem koordinat kurvalinier

    yang sesuai seperti koordinat bola ternyata mengalihkan persoalan menjadi sederhana

    untuk ditangani.

    2.3.2.3 Koordinat Kurvalinier Umum

    z

    y

    x

    u1

    u2

    er

    e

    e

    r

    P(r,,)

    Gambar 2.3 Sistem koordinat kurvalinier bola. (Melly Frizha, 2012)

    Universitas Sumatera Utara

  • Dari = (1,2,3) kita peroleh =

    11 + 2 2 + 3 3

    = 111 + 222 + 333

    Maka diferensial dari panjang busur ditentukan dari 2 = .. Untuk sistem ortogonal,

    2 = 1212 + 2222 + 3232 2 = 23

    =1

    2 (2.21)

    Untuk sistem-sistem kurvalinier yang tak ortogonal maka bentuk 2 tidak akan memiliki

    bentuk yang sederhana seperti sebelumnya. Tapi secara umum dapat dituliskan sebagai

    berikut:

    2 = 1112 + 1212 + 1313 + 2121 + 2222 + 2323 + 3131 + 3232 + 3333

    dimana komponen pada persamaan merepresentasikan koefisien-koefisien yang

    muncul dalam perhitungan 2 + 2 + 2. Bentuk 2 dapat juga disederhanakan menjadi

    2 = 3=1

    3

    =1

    (2.22)

    Dalam bentuk matriks dapat dituliskan dengan

    2 = (1 2 3)11 12 1321 22 2331 32 33

    123

    (2.23)

    Persamaan (2.23) adalah representasi lainnya yang dinyatakan dalam bentuk matriks.

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.3 Prinsip Ekuivalensi

    Salah satu ciri kerangka inersial adalah suatu partikel diam akan tetap diam bila tidak ada

    gaya yang bekerja padanya. Biasanya gravitasi dianggap gaya, tetapi gravitasi memiliki

    sifat yang unik, karena semua partikel dan energi akan terkena gravitasi, dan semua

    partikel yang memiliki kecepatan awal yang sama akan memiliki lintasan yang sama

    dalam medan gravitasi, tak bergantung pada susunan internal partikelnya. Untuk gaya-

    gaya lain seperti gaya elektromagnetik, interaksi kuat, interaksi lemah beberapa partikel

    ada yang kena dan ada yang tidak. Misalnya gaya elektromagnetik hanya terkena pada

    partikel bermuatan.

    Pada partikel netral tidak terkena gaya ini, jadi untuk gaya-gaya ini selalu dapat

    didefinisikan secara eksperimen bagaimana lintasan partikel yang tidak terkena gaya.

    Tetapi tidak halnya untuk gravitasi, tidak ada partikel untuk membedakan lintasan

    partikel yang tidak terkena medan gravitasi (karena semua pasti terkena dan tidak ada

    yang terbedakan). Tetapi ada kerangka dimana partikel-partikel memiliki kecepatan yang

    seragam. Kerangka ini jatuh bebas dalam medan gravitasi dan semua partikel bebas akan

    memiliki kecepatan relatif sama terhadapa kerangka ini.

    Ketika Newton merumuskan hukum gerak dan hukum gravitasinya, ia

    mendefenisikan massa inersial dan massa gravitasi. Massa inersial diukur berdasarkan

    ukuran kelembaman suatu benda terhadap gaya dorong atau gaya tarik yang bekerja,

    sedangkan massa gravitasi diukur berdasarkan pengaruh gaya gravitasi pada benda

    tersebut. Para eksperimentalis sejak zaman Newton hingga pertengahan abad ke-20 telah

    berusaha membuktikan kesetaraan antara kedua jenis massa tersebut. Dengan percobaan

    yang paling terkenal adalah percobaan Eotvos yang membuktikan bahwa kedua massa

    tersebut setara. Berdasarkan bukti eksperimen tersebut, akhirnya Einstein menyimpulkan

    dalam postulatnya yang terkenal dengan nama Prinsip Ekuivalensi Massa bahwa,Gaya

    gravitasi dan gaya inersial yang bekerja pada benda tunggal adalah sama dan tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • terbedakan (indistinguisable) satu sama lain. Konsekuensinya adalah bahwa tidak ada

    lagi kerangka acuan inersial.

    2.3.4 Prinsip Kovariansi Umum

    Akibat prinsip ekuivalensi massa yang menyebabkan tidak adanya kerangka acuan

    inersial, maka prinsip relativitas khusus menyatakan bahwa hukum-hukum fisika berlaku

    sama pada kerangka acuan inersial tidaklah berlaku umum. Oleh karena itu, Einstein

    merumuskan postulat keduanya yang terkenal dengan nama Prinsip Kovariansi Umum

    yang menyatakan bahwa,Semua hukum-hukum fisika berlaku sama pada semua

    kerangka acuan tanpa kecuali. Konsekuensinya adalah setiap besaran fisika haruslah

    dinyatakan dalam bentuk umum dan tidak bergantung pada koordinat dimana ia

    didefenisikan. Artinya semua besaran fisika harus dinyatakan dalam bentuk tensor.

    Seperti telah dinyatakan sebelumnya dalam relativitas khusus, hukum-hukum gerak

    dinyatakan dalam bentuk yang invarian terhadap transformasi Lorentz dengan

    konsekuensi diperkenalkannya konsep ruang dan waktu dimensi 4 dengan metrik

    Minkowski. Generalisasinya, teori relativitas umum menyatakan bahwa hukum-hukum

    fisika harus invarian terhadap transformasi umum dengan konsep ruang-waktu 4 dimensi.

    2.3.5 Kelengkungan Ruang-Waktu

    Menurut Einstein, ruang dan waktu bersifat relatif. Ruang tergantung pada pengamatnya.

    Ruang merupakan semacam hubungan antara benda-benda yang diukur dengan cara-cara

    tertentu. Dengan demikian apabila pengukurannya dilakukan dengan cara yang berbeda,

    maka hasilnyapun akan berbeda. Waktu juga bersifat relatif karena hasil pengukuran

    terhadap hubungan-hubungan yang menyangkut waktu tergantung pada pengertian

    keserampakan, karena apabila sesuatu terjadi, misalnya ledakan, maka kuatnya bunyi

    ledakan akan berbeda di berbagai tempat. Selanjutnya H.A. Lorentz membuat suatu teori

    Universitas Sumatera Utara

  • persamaan transformasi yang melukiskan hubungan antara cara-cara pengukuran jarak

    juga cara-cara pengukuran waktu yang menyangkut dua pengamat yang mempunyai

    kerangka acuan yang berbeda dan berada dalam keadaan bergerak secara lurus, yang

    saling mendekati.

    Di sini didapatkan sebenarnya jarak merupakan sekedar ukuran untuk menentukan

    ruang, demikianpun dengan transformasi dengan waktu dan hubungannya dengan ruang

    tidak akan pernah diketahui waktu secara tepat apabila tidak memperhitungkan koordinat

    ruang dan sebaliknya tidak akan diketahui ruang dari suatu obyek bila tidak

    memperhitungkan koordinat waktu. Sesungguhnya tidak ada waktu yang bersifat

    mandiri/mutlak, tidak ada ruang yang terpisah dari waktu atau waktu yang terpisah dari

    ruang yang ada hanyalah ruang-waktu. Akhirnya mulai saat ini kita harus memandang

    ruang dan waktu secara kontinum, jalin-menjalin secara tidak terpisahkan yang satu tidak

    mungkin ada tanpa yang lainnya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang menyebabkan

    timbulnya segenap kenyataan. Dengan demikian waktu, ruang merupakan sekedar matra

    dari ruang-waktu.

    Dari teori relativitas khusus, baik waktu atau ruang adalah bergerak relatif

    terhadap gerak pengamat dengan interval panjang dan waktu diukur oleh seorang

    pengamat secara umum tidak sama dengan interval panjang dan waktu yang diukur oleh

    pengamat yang berbeda. Karena panjang dan waktu relatif dan keduanya bergantung pada

    gerak relatif pada lintasan yang sama maka perlu untuk menyatakan kembali bahwa ruang

    berdimensi 3 dan 1 dimensi waktu tidak terpisah, dan lebih dari itu juga keduanya

    merupakan komponen yang setara dari suatu ruang-waktu 4 dimensi yang tunggal. Untuk

    menggambarkannya memang sulit tapi kita masih dapat merepresentasikannya secara

    matematis dengan menggunakan pertimbangan persamaan yang sesuai.

    Beberapa contoh penggambaran kelengkungan ruang-waktu ditunjukkan pada

    Gambar 2.4 yang mengilustrasikan ruang datar berimensi 1 yang berupa garis lurus.

    Untuk melengkungkannya, harus dibengkokkan pada arah yang lain. Tapi, kelengkungan

    Universitas Sumatera Utara

  • yang ditunjukkan dalam 1 dimensi tidak cukup dan memerlukan 2 dimensi untuk

    mengilustrasikannya lebih lanjut. Gambar 2.5 menyajikan suatu ruang 2 dimensi dan

    ilustrasi bagaimana ruang itu dilihat jika dibengkokkan.

    (a)

    (b)

    Gambar 2.4 Ruang 1 dimensi (a) yang datar (b) yang lengkung. (Rinto Anugraha, 2005)

    (a) (b)

    Gambar 2.5 Ruang 2 dimensi (a) yang datar (b) yang lengkung. (Rinto Anugraha, 2005)

    2.4 Asas Kesetaraan

    Dalam teori kerelativan umum Albert Einstein mengemukakan asas kesetaraan, yang

    merintis jalan pencetusan teori kerelativan umum lima tahun kemudian. Teori ini pada

    dasarnya menyatakan, bahwa semua hukum fisika bersifat mutlak atau tak ubah terhadap

    setiap pengamat, termasuk yang bergerak dengan percepatan. Salah satu hukum fisika

    sederhana untuk menyatakan ini, yakni hukum kelembaman. Menurut hukum ini,

    apabila semua gaya yang bekerja pada semua benda yang meniadakan pengaruh, maka

    Universitas Sumatera Utara

  • benda tersebut akan berada pada keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan yang arah

    atau besarnya tetap.

    Einstein mengemukakan asas kesetaraan pada tahun 1911 yang mengatakan

    bahwa: dalam sistem pengamatan yang jatuh bebas dalam gaya berat (sistem

    ketaklemabaman), hukum fisika tetap berlaku seperti halnya dalam sistem pengamatan

    tanpa medan gaya berat (Sistem kelembaman) dan bahwa gaya kelembaman (atau khayal)

    setara dengan gaya berat. Karena gaya kelembaman bergantung pada massa ukuran dan

    gaya berat bergantung pada massa ukuran berat , maka asas kesetaraan diatas

    mengungkapkan bahwa kedua jenis massa ini sebenarnya adalah setara, atau lebih tegas

    lagi sama besar.

    2.4.1 Asas kesetaraan dan geodesik ruang waktu lengkung

    Asas kesetaraan Einstein dengan demikian mempertegas kembali hasil percobaan Galileo

    Galilei mengenai peristiwa jatuh bebas, bahwa semua benda bergerak dengan percepatan

    yang sama dibawah pengaruh gaya berat, yakni percepatan gaya berat, yang sama sekali

    tidak bergantung pada massanya masing-masing. Jadi dapat kita lihat bahwa gerak benda

    yang secara geometri dinyatakan oleh geodesik ruang waktu lengkung, padanan fisikanya

    adalah gerak dibawah pengaruh medan gaya berat. Nah, karena melengkungnya ruang

    waktu mengakibatkan geodesiknya berupa garis lengkung dan dipihak lain percepatan

    gaya berat disebabkan oleh gaya berat.

    Maka pada tahun 1916, Albert Einstein mengemukakan dalam teori kerelatifan

    umumnya bahwa hadirnya medan gaya berat di alam ini sebagai akibat melengkunghya

    ruang waktu. Bila didalam teori gaya berat Newton yang menyatakan gaya berat Newton

    melalui hukum gaya beratnya, maka dalam teori kerelatifan umum yang secara geometri

    adalah teori tentang geometri ruang waktu lengkung, medan gaya berat dinyatakan

    melalui komponen-komponen tensor metrik dari kuadrat metrik 2.

    Universitas Sumatera Utara

  • Ketergantungan tensor metrik ini pada titik dalam ruang waktu tidaklah dipilih

    seenaknya, melainkan harus memenuhi suatu aturan atau persamaan medan Einstein yang

    sangat terkenal dalam teori kerelatifan umumnya. Persamaan ini adalah merupakan suatu

    persamaan tensor yang menyatakan hubungan antara penyebaran materi disuatu pihak dan

    kelengkungan ruang waktu yang dinyatakan melalui tensor Riemannya dipihak lain. Jadi

    didalam persamaan medan Einstein memperlihatkan bahwa setiap benda bermassa

    mengakibatkan ruang waktu disekitarnya melengkung, yang didalam fisikanya

    dinyatakan bahwa disekitar benda bermassa akan timbul medan gaya berat atau gravitasi.

    (Hans. J. W, 1978 )

    2.4.2 Metrik Schwarzschild

    Karl Schwarzschild adalah seorang ilmuan astronomi Jerman yang pertama kali

    memecahkan persamaan medan gravitasi Einstein secara eksak pada tahun 1916, yang

    dimaksud dengan pemecahan medan gravitasi Einstein adalah beliau mendapatkan

    komponen-komponen tensor metrik dari kuadrat metriknya 2 ruang waktu lengkung

    yang memenuhi hubungan antara persamaan medan Einstein. Metrik yang didapat

    Schwarzschild ini dalam teori kerelatifanya disebut dengan metrik Schwarzschild.

    Schwarzschild juga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori lubang hitam.

    Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan

    gaya gravitasi yang sangat besar.

    Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apapun lolos darinya kecuali

    melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga kecepatan

    lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi

    elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk

    tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata hitam. Istilah lubang

    hitam telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa,

    tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa dimana semua tidak dapat kembali. Secara

    Universitas Sumatera Utara

  • teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran

    alam raya yang dapat diamati.

    Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John

    Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman

    bernama Karl Schwarzschild pada tahun 1916 dengan berdasar pada teori relativitas

    umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking.

    Pada saat ini banyak astronom seperti charis yang percaya bahwa hampir semua galaksi

    dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi. John Archibald Wheeler

    pada tahun 1967 yang memberikan nama Lubang Hitam sehingga menjadi populer di

    dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat

    lubang hitam, akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik/tersedot ke arahnya.

    Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang

    hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa

    dihiasi oleh jutaan lubang hitam.

    Lubang Hitam tercipta ketika suatu objek tidak dapat bertahan dari kekuatan

    tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak objek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan

    pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak

    mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya

    melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk objek yang bermassa sangat besar,

    tekanan gravitasilah yang menang.

    Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi

    didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu

    dekat. Jadi objek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan

    terhisap. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa

    lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap

    material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. Dia hanya bisa menarik materi yang

    lewat sangat dekat dengannya.

    Universitas Sumatera Utara

  • Kita dapat mengambil salah satu contoh bayangkan matahari kita menjadi lubang

    hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak

    ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam

    itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak terhisap masuk

    kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang

    hitam, hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari.

    Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang

    hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.

    2.4.2.1 Teori Relativitas Umum dalam Metrik Schwarzschild

    Penerapan Teori Relativitas Umum dalam persamaan gravitasi Einstein yang

    mengabaikan tetapan kosmologi yang dirumuskan sebagai berikut :

    12 = 84 (2.24)

    Dengan persamaan diatas akan diterapkan untuk menelaah beberapa gejala alam. Pertama

    kali akan diturunkan solusi persaam gravitasi Einstein untuk objek statik bermassa M

    yang diletakkan pada pusat koordinat dengan pemilihan koordinat empat dimensi berupa

    tiga dimensi koordinat ruang polar ( r , , ) dan satu dimensi koordinat waktu (t), yang dikenal sebagai solusi Schwarzschild.

    Berikut ini akan diturunkan metrik yang mendiskripsikan medan gravitasi

    isotropik statik. Agar lebih mudah diperoleh, metrik ruang waktu 4 dimensi ( 3 dimensi

    ruang dan 1 dimensi waktu ) akan dirumuskan dalam wakilan koordinat bola. Dalam

    koordinat bola, 3 koordinatnya adalah

    = (1 , 2 , 3) = ( r , , ) (2.25)

    Metrik ruang waktu datar dalam wakilan koordinat bola diberikan oleh

    2 = 22 + 2 + 22 + 222 (2.26) Universitas Sumatera Utara

  • Dalam mengikuti penulisan Weinberg, nilai c sementara diisikan sama dengan 1

    sehingga metrik diatas menjadi

    2 = 2 + 2 + 22 + 222 (2.27)

    Selanjutnya akan ditinjau metrik untuk medan gravitasi isotropik statik. Tensor metrik

    untuk medan tersebut, yang dalam hal ini untuk komponen dan hanya merupakan

    fungsi radial . Bentuk metriknya menjadi

    2 = ()2 + ()2 + 2(2 + 22) (2.28)

    Dimana metrik diatas akan kembali ke metrik Minkowski jika sumber medan gravitasi

    dilenyapkan. Dari metrik diatas, komponen tensor metrik kovarian yang tak lenyap adalah

    = (), = (), , = 2, = 22 (2.29)

    Mengingat bersifat diagonal, komponen tensor metrik kontravarian bernilai

    = 1() , = 1() , = 12 , = 122 (2.30)

    Selanjutnya determinan matriks yang menyajikan komponen tensor metrik adalah g yang

    bernilai

    = ()() 42 (2.31)

    2.4.2.2 Medan gravitasi dalam ruang waktu Schwarzschild like

    Medan gravitasi adalah manifestasi dari kelengkungan ruang waktu. Ruang waktu datar

    artinya tidak ada medan gravitasi. Medan gravitasi dalam ruang waktu Schwarzschild-like

    seperti medan gravitasi statik non-rotasi yang meliputi metrik Schwarzschild-De Sitter,

    metrik Reissner-Nordstrom-De Sitter (Nailul Hasan, 2005). Secara umum penulisan

    elemen garis keempat metri tersebut sering ditulis dalam koordinat (t , r , , ) atau dalam bentuk persamaanya seperti persamaan berikut :

    Universitas Sumatera Utara

  • 2 = ()22 ()12 22 222 (2.32)

    Dimana kita tau

    () = 1 (2.33)

    Untuk metrik Schwarzschild, menggambarkan ruang waktu disekitar sebuah sumber

    massa yang statik, yang tak berotasi dan tak bermuatan. Misalkan sebuah bintang masif

    yang tak berotasi dan tak bermuatan, sebagai salah satu contoh matahari. Maka untuk

    persaamaan metrik Reissner-Nordstrom adalah

    () = 1 +2

    2 (2.34)

    Persaaman metrik diatas menggambarkan ruang waktu disekitar sebuah sumber massa

    bermuatan yang statik, tak berotasi. Maka untuk persamaan metrik De-Sitter adalah

    () = 1 32 (2.35)

    Dan untuk persamaan metrik Schwarzschild-De Sitter adalah

    () = 1

    32 (2.36)

    Sedangkan persamaan sebuah metrik untuk Reissner-Nordstrom-De Sitter adalah

    () = 1 +2

    23 2 (2.37)

    Sedangkan ruang waktu yang menggambarkan disekitar sebuah sumber massa bermuatan

    yang statik, dan tak berotasi adalah

    = 22 dan 2 = 2404 (2.38)

    Dengan G adalah konstanta gravitasi Newton, sedangkan M adalah massa sumber medan

    gravitasi, q adalah muatan sumber medan gravitasi, 0 adalah permitivitas ruang hampa.

    Universitas Sumatera Utara