MODUL PRAKTIKUM · 2020. 12. 23. · 2 KATA PENGANTAR Om Swastiastu. Puji syukur kita haturkan pada...

30
MODUL PRAKTIKUM STASE KARDIOVASKULAR 2019 PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Transcript of MODUL PRAKTIKUM · 2020. 12. 23. · 2 KATA PENGANTAR Om Swastiastu. Puji syukur kita haturkan pada...

  • MODUL PRAKTIKUM STASE KARDIOVASKULAR

    2019

    PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI

    DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

    UDAYANA

  • 1

    MODUL PRAKTIKUM

    Stase Kardiovaskular

    Program Studi Profesi Fisioterapi Fk Unud

    Tim Penyusun :

    Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Om Swastiastu.

    Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul

    Praktikum Stase Kardiovaskular Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.

    Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam :

    1. Melaksanakan proses praktik dalam ilmu fisioterapi kardiovaskular

    2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi kardiovaskular

    Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran

    pendidikan

    Om santih, santih, santih, om.

    Denpasar, 17 September 2016

    Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud

    Tim Penyusun

  • 3

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3

    Definisi ....................................................................................................................................... 4

    Tujuan ........................................................................................................................................ 4

    Sasaran ....................................................................................................................................... 4

    Sumber Pembelajaran ................................................................................................................ 4

    Sumber daya............................................................................................................................... 4

    Ruang Lingkup........................................................................................................................... 5

    Alat dan kelengkapan:................................................................................................................ 5

    Pengendalian dan Pemantauan ................................................................................................... 5

    Pelaksanaan ................................................................................................................................ 5

    1. Persiapan alat .............................................................................................................. 5

    2. Pelaksanaan Praktik .................................................................................................... 5

    A. PENYAKIT JANTUNG KORONER – CORONARY ARTERY DISEASE ........... 5

    B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – CONGENITAL HEART DISEASE............ 8

    C. GANGGUAN KATUP JANTUNG - VALVULAR HEART DISEASE................ 10

    D. PERIKARDITIS – PERICARDITIS ....................................................................... 12

    E. INFARK MIOKARDIUM - MYOCARDIAL INFARCTION ............................... 14

    F. GANGGUAN VASKULAR TEPI – PERIPHERAL ARTERY DISEASE............ 17

  • 4

    Definisi

    Manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah ilmu yang mempelajari penanganan fisioterapi

    pada kasus kardiovaskular. Manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah gabungan dari

    beberapa ilmu seperti fisiologi, anatomi, patologi, manajemen fisioterapi, dll yang bertujuan

    untuk memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang

    kardiovaskular.

    Tujuan

    Tujuan instruksional umum

    1. Memahami kasus-kasus fisioterapi kardiovaskular

    2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi kardiovaskular

    3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus

    kardiovaskular

    Tujuan intruksional khusus

    Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik

    seperti:

    1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang kardiovaskular dalam kasus penyakit

    jantung koroner, penyakit jantung bawaan, gangguan katup jantung,

    pericarditis, miocard infark, dan gangguan vaskuler tepi.

    2. Memberikan program latihan untuk proses rehabilitasi pada kasus-kasus

    kardiovaskular

    3. Pemberian pelatihan untuk meningkatkan kebugaran dan aktivitas sehari-hari

    pasien.

    Sasaran

    Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah mahasiswa

    Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata

    kuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual

    therapy, terapi latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang

    pembelajaran sebelumnya.

    Sumber Pembelajaran

    Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah :

    A. Buku Text dan ebook :

    1. Aaronson & Ward. (2010). At Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.

    2. American Heart Association. (2012).Heart Disease and Stroke Statistics.

    Circulation.

    B. Narasumber :

    1. Dosen Matakuliah

    Sumber daya

    A. Sumber daya manusia:

    1. Dosen pemberi mata kuliah : 1 orang

  • 5

    B. Sarana dan Prasarana:

    1. RSUP Sanglah Denpasar

    Ruang Lingkup

    Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah melakukan

    penatalaksanaan fisioterapi pada kasus kardiovaskular mulai dari pemeriksaan hingga

    intervesi pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pasien.

    Alat dan kelengkapan:

    1. Bed atau matras

    2. Formulir pemeriksaan

    3. Alat-alat exercise (trampoline, bola, terabands, dll.)

    Pengendalian dan Pemantauan

    1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani

    2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur

    yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan

    3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.

    Pelaksanaan

    1. Persiapan alat

    a. Menyiapakan bed/alat/kursi/alat-alat latihan

    b. menyiapkan formulir responsi

    2. Pelaksanaan Praktik

    A. PENYAKIT JANTUNG KORONER – CORONARY ARTERY DISEASE

    Definisi

    Penyakit jantung koroner terutama terjadi karena aterosklerosis dan perkembangannya

    berhubungan dengan faktor lingkungan dan genetik. Aterosklerosis adalah proses

    kronis ditandai dengan akumulasi lipid yang progfresif, fibrous elements, dan

    inflamasi di dinding arteri besar.

    Pemeriksaan

    - Anamnesis : usia, jenis kelamin (pria lebih rentan), riwayat penyakit keluarga,

    merokok/tidak, diabetes/tidak, kolesterol, hipertensi, obesitas

    - Pemeriksaan umum : vital sign (HR, BP, RR, Suhu)

    - Inspeksi : raut wajah

    - Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

    - Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut

    nadi, frekuensi denyut jantung

    - Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung

  • 6

    - Pemeriksaan khusus :

    -Framingham Risk Score

    Framingham Risk Score adalah salah satu skoring yang digunakan untuk

    mengetahui faktor risiko klasik penyakit kardiovaskular seperti usia, jenis

    kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan kadar

    kolesterol dalam darah. Instrumen ini dibentuk untuk usia > 30 tahun tanpa

    diketahui riwayat penyakit jantung sebelumnya. Instrumen Framingham Risk

    Score pada penelitian ini memiliki tujuh item penilaian yaitu jenis kelamin, usia,

    tekanan darah, kadar kolesterol total atau LDL, kadar kolesterol HDL, diabetes

    mellitus, dan perokok. Namun karena keterbatasan penelitian yaitu pada item

    pemeriksaan kadar kolesterol LDL dan HDL maka instrumen ini di modifikasi

    sehingga hanya item selain kolesterol LDL dan HDL yang diteliti.

    - Exercise stress test (tes treadmill)

    Kontraindikasi tes treadmill :

    1. Pasien dengan infark miokard akut.

    2. Pasien yang menderita miokarditis akut atau perikarditis.

    3. Pasien menunjukkan tanda-tanda angina progresif yang tidak stabil.

    4. Pasien yang dalam waktu dekat memiliki riwayat angina saat istirahat.

    5. Pasien dengan aritmia ventrikel atau atrium yang cepat pada saat uji.

    6. Pasien dengan heart block derajat kedua atau ketiga.

    7. Pasien sakit akut, seperti infeksi, hipertiroidisme,atau anemia berat.

    8. Pasien dengan gangguan gerak.

    9. Stenosis aorta simtomatik yang parah.

  • 7

    Penatalaksanaan : tubuh pasien dipasangkan elektroda yang dihubungkan dengan

    EKG kemudian pasien diminta untuk berjalan diatas treadmill dimulai dengan

    langkah yang lambat. Kemudian pasien akan diberikan peningkatan kecepatan

    pada treadmill setiap tiga menit. Selama tes treadmill akan dilakukan pemantauan

    tekanan darah, denyut jantung, dan EKG. Selanjutnya treadmill akan diperlambat

    secara bertahap hingga treadmill berhenti. Tes dihentikan apabila pasien merasa

    nyeri dan lelah.

    - Pemeriksaan penunjang

    - Echocardiography stress test

    - MSCT (Multislice CT scan) untuk mendeteksi adanya penumpukan plak pada

    bagian pembuluh darah

    Hasil Pemeriksaan

    - Adanya angina pectoris (rasa sakit seperti adanya tekanan, berat, meremas, sesak,

    terbakar di bagian substernal, rahang, bahu, epigastrium, punggung atau lengan

    yang berdurasi 3 hingga 15 menit.)

    - EKG : ST segment depression with possible T-wave inversion

    Prognosis

    Ad vitam : dubia ad bonam

    Ad sanationam : dubia ad bonam

    Ad fungsionam : dubia ad bonam

    Tujuan Intervensi

    1. Peningkatan kekuatan otot

    2. Penurunan kejadian hipotensi ortostatik

    3. Peningkatan kapasitas olahraga

    4. Peningkatan fungsi sistem saraf otonom (interval QTc, variabilitas detak jantung,

    dan BRS)

    5. Peningkatan fungsi endotel vaskular

    6. Peningkatan faktor mental / psikologis seperti kualitas hidup terkait kesehatan dan

    depresi

    7. Peningkatan fungsi jantung

    Intervensi

    - Pasien penyakit jantung yang stabil dapat melakukan aerobic exercise dengan

    intensitas moderate (60% of peak VO2, 50% dari maximum exercise intensity, 70%

    dari maximum heart rate. Borg scale 11~13 dengan durasi 20~60 menit/sesi dan

    frekuensi 2-5 sesi/minggu)

    - Pasien penyakit jantung yang stabil dapat melakukan resistance training

    menggunakan thera band atau alat bantu lainnya dengan intensitas 40~60% dari

    1RM, 12-15 repetisi, 2-3 set, dan dengan frekuensi 3sesi/minggu

    - Edukasi gizi dan pola makan

    - Edukasi faktor risiko

  • 8

    - Edukasi gaya hidup sehat

    - Edukasi obat-obatan

    Sumber :

    - Themistocleous, I.C., Stefanakis, M., Douda, H. 2017. Coronary Heart Disease

    Part I: Pathophysiologi and Risk Factors. Journal of Physical Activity, Nutrition

    and Rehabilitation

    - Ellestad, M.H. 2003. Stress Testing Principles and Practice Fifth Edition. Oxford

    University Press

    B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – CONGENITAL HEART DISEASE

    Definisi

    Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan selama perkembangan embriologis

    pada jantung. Hal tersebut dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, atau interaksi antara

    keduanya. Penyakit jantung bawaan terdiri dari Persistent Ductus Arteriosus (PDA),

    Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), dan Tetralogi Fallot.

    PDA adalah penyakit jantung bawaan dimana duktus arteriosus tidak menutup

    sehingga terdapat hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis. ASD adalah Adalah

    penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septuminter atrial, akibat

    kegagalan fusi septuminter atrial semasa janin. VSD adalah penyakit jantung bawaan

    berupa satu lubang pada septum interventrikuler atau lebih (Swiss Cheese VSD) yang

    terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin.

    Problem Fisioterapi

    1. Adanya sesak napas

    2. Adanya feeding problem

    3. Adanya toleransi aktivitas berkurang

    4. Adanya sputum pada bayi yang berada di incubator

    Pemeriksaan

    - Anamnesis

    - Pemeriksaan umum :

    - Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)

    - Inspeksi : raut wajah, mata, bibir/kulit

    - Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

    - Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut

    nadi, frekuensi denyut jantung

    - Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung

    - Pemeriksaan penunjang : EKG dan radiologi

    Hasil Pemeriksaan

    - Persistent Ductus Arteriosus

  • 9

    - Pola pernafasan cepat, sianosis pada kuku jari tangan kiri & kedua kaki bila

    terjadi sindrom Eisenmenger.

    - Nadi perifer terasa menghentak, akibat tekanan yang besar

    - Terdengar murmur

    - Bunyi jantung II mengeras

    - Keluhan timbul bila aliran ke paru cukup besar, sehingga penderita sering batuk,

    tampak lelah waktu minum susu, sesak nafas & pertumbuhan fisik yang lambat

    - Atrial Septal Defect:

    - Anamnesis : kesulitan menyusu, cepat lelah

    - Sesak napas

    - Takipnea

    - Sianosis

    - Sering sekali disertai bentuk tubuh yang tinggi & kurus, dengan jari - jari tangan

    & kaki yang panjang

    - Aktivitas ventrikel kanan meningkat

    - Auskultasi: splitting BJ II, P2 mengeras, ejection sistolik murmur di sela iga 2

    para sternal kiri, mid diastolik murmur di katup tricuspid

    - Ventricular Septal Defect

    - Anamnesis : Kesulitan mengisap susu

    - Sesak napas

    - Takipnea

    - Aktivitas ventrikel kiri meningkat

    - Auskultasi jantung:

    - Bunyi jantung dua komponen pulmonal mengeras bila ada hipertensi pulmonal.

    - Bising pansistolik di sela iga 3-4 parasternal kiri, menyebar ke apeks

    - Bising mid-diastolik di daerah katup mitral akibat aliran yang deras.

    - Tetralogi Fallot

    - Pertumbuhan badan kurang dibandingkan anak sebayanya

    - Anak tiba - tiba tampak lebih biru,

    - Sianosis (central cyanosis) : sekitar bibir, ujung kuku

    - Pernafasan lebih cepat

    - kesadaran menurun & kadang - kadang disertai kejang

    - Clubbing finger : bila severe

    - Tekanan darah dan nadi normal

    - Auskultasi : Bunyi jantung II tunggal

  • 10

    Intervensi

    - Breathing exercise

    Meningkatkan volume paru selama bed rest, dan pemberian breathing

    exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan. Breathing exercise dapat

    dilakukan dengan teknik breathing control yaitu mengatur pola pernafasan baik

    saat aktivitas ataupun istirahat.

    - Passive movement

    Gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini

    adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan

    meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan

    jaringan.

    - Active movement

    Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga

    mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan

    penurunan nyeri.

    - Latihan gerak fungsional

    Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan aktivitas kesehariannya seperti duduk,

    berdiri, jalan sehingga penderita mampu secara mandiri dapat melakukan

    perawatan diri sendiri.

    - Edukasi tentang perawatan sehari-hari: pembatasan cairan, pembatasan garam,

    menjaga kebersihan mulut dan gigi, mencegah infeksi.

    Sumber:

    Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition.

    Saunders Elsevier

    C. GANGGUAN KATUP JANTUNG - VALVULAR HEART DISEASE

    Definisi

    Gangguan katup jantung bisa disebabkan oleh infeksi, kelainan bawaan, penuaan, atau

    penyakit. Abnormalitas katup sering tidak menunjukkan gejala akan tetapi akhirnya

    fungsi jantung menjadi terganggu, mengakibatkan disfungsi diastolik, disfungsi

    sistolik, atau keduanya, akibat kongesti vaskuler paru atau sistemik,serta penurunan

    curah jantung. Ketika penyakit katup jantung parah, dapat terjadi gagal jantung dan

    kematian mendadak. Terdapat dua jenis gangguan katup jantung yaitu stenosis dan

    regurgitasi. Stenosis terjadi saat pembukaan katup terbatas sedangkan regurgitasi

    terjadi saat katup tidak menutup dengan benar.

    Pemeriksaan

    - Anamnesis

    - Pemeriksaan umum :

    - Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)

    - Inspeksi : raut wajah, pola nafas

    - Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

  • 11

    - Palpasi : Thrill (getaran) melihat adanya bising jantung, irama denyut nadi,

    frekuensi denyut jantung

    - Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung

    - Pemeriksaan Khusus: Skala Borg

    Skala Borg adalah suatu skala ordinal dengan nilai-nilai dari 0 hingga 10 yang

    digunakan untuk mengukur sesak napas selama melaksanakan kegiatan. Indikasi

    nilai pada skala yang digunakan adalah besarnya perasaan kelelahan, kesakitan,

    ataupun kadar berkurangnya kemampuan tubuh dalam melakukan pekerjaan.

    Prinsip dasar penggunaan skala borg adalah pada saat melakukan suatu pekerjaan,

    peneliti akan menanyakan presepsi tingkat keluhan yang dirasakan pada otot yang

    bekerja atau otot yang diteliti.

    - Pemeriksaan penunjang : EKG, radiologi, echocardiography

    Hasil Pemeriksaan :

    - Stenosis Aorta

    - Anamnesis : keluhan cepat lelah, nafas pendek atau sesak nafas seperti dyspneu,

    takipneu, sinkope, gangguan peredaran darah sepintas, kadang mengeluh sakit dada

    seperti angina pektoris

    Pemeriksaan fisik : trill sistolik, bunyi jantung dua lemah, bising ejeksi sistolik, bruit

    pd arteri karotis (menjalar ke leher).

    Pemeriksaan penunjang :

    - EKG : deviasi aksis kiri, LVH

    - Foto rontgen dada : segment aorta menonjol

    - Laboratorium : tidak ada kelainan spesifik

    - Echocardiography : hyperthrophy ventrikel kiri, dooming sistolik katup aorta,

    kekakuan dan ketebalan katup aorta

    - Regurgitasi Aorta

    - Anamnesis : keluhan berupa pusing, sinkope, sakit dada, nafas pendek dan cepat,

    riwayat demam rheumatic

  • 12

    - Pemeriksaan fisik : tanda Quincke, Durozeis’s, de Musset’s, trill diastolik, auskultasi

    bising diastolik awal, bising Austin Flint murmur, tekanan darah diastolik rendah atau

    nol

    - Pemeriksaan penunjang :

    - EKG : normal, hyperthrophy ventrikel kiri dan dilatasi ventrikel kiri

    - Foto Roentgen dada : kardiomegali, pembesaran ventrikel kiri, segment aorta

    menonjol, apex jantung ke bawah

    - Mitral Stenosis

    - Anamnesis : keluhan dapat berdebar-debar karena takikardia/fibrilasi atrial, dyspneu,

    tachypneu

    - Pemeriksaan fisik : facies mitral, trill diastolik, bunyi jantung satu keras, opening

    snap, bising mid diastolik

    - Pemeriksaan penunjang :

    - EKG : p mitral, deviasi aksis kanan, hypertrofi ventrikel kanan

    - Foto Rontgen dada : pembesaran atrium kiri, ventrikel kanan, segmen pulmonal

    menonjol, tanda bendungan vena pulmonalis

    - Echocardiography : dilatasi atrium kiri, ventrikel kanan, dooming katup mitral,

    mencari ada tidaknya trombus

    Intervensi

    - Breathing exercise

    - Mobilisasi dini

    - Walking exercise

    - Edukasi modifikasi gaya hidup (Pembatasan garam, penghindaran kafein, alkohol,

    dan nikotin

    Exercise dibawah ini kontraindikasi untuk kasus Regurgitant Valvular Heart yang

    membutuhkan pembedahan/surgery.

    - Aerobic exercise bisa dilakukan dengan menggunakan cycle ergometer atau

    treadmill. Pasien harus memulai dengan durasi 10-20 menit terlebih dahulu dan

    meningkat hingga 30-40 menit. Intensitas yang digunakan yaitu 50-70% VO2peak

    atau 60-80% heart rate reserve (HRR) dan dengan frekuensi latihan 3-5 kali/minggu.

    Sumber:

    Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition.

    Saunders Elsevier

    D. PERIKARDITIS – PERICARDITIS

    Definisi

    Perikarditis terjadi karena adanya peradangan pada perikardium. Hal tersebut dapat

    terjadi dalam kondisi penyakit ganas, operasi jantung, pasca TBC. Cairan menumpuk

    di ruang perikardial yang menghasilkan efusi jantung. Efek hemodinamik pun terjadi

    seperti penurunan aliran balik vena dan penurunan pengisian diastolik menyebabkan

    penurunan curah jantung dan syok.

  • 13

    Pemeriksaan

    - Pemeriksaan umum :

    - Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)

    - Inspeksi : raut wajah

    - Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

    - Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut

    nadi, frekuensi denyut jantung

    - Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung

    - Pemeriksaan Penunjang :

    - Elektrokardiogram

    - Laboratorium: darah perifer lengkap (termasuk ESR, CRP, LDH), enzim

    jantung (CK-CKMB dan TroponinI), serum antinuclear antibody pada pasien

    perempuan muda.

    - RontgenThoraks

    - Ekokardiografi

    Hasil Pemeriksaan

    1. Nyeri dada: timbul tiba-tiba, terasa di area retrosternal dan semakin memberat

    bila bergerak atau menarik napas dalam, nyeri berkurang bila pasien duduk

    membungkuk,

    2. Sesak nafas (disebabkan oleh nyeri)

    3. Demam

    4. Sinus takikardi

    5. Auskultasi :

    - Pericardial friction rub, paling baik terdengar diapeks jantung atau left sterna

    border; terdengar jelas saat pasien duduk membungkuk atau menarik napas.

    - Bila ada efusi perikard luas, suara jantung terdengar menjauh.

    - Beck’striad-pada tampona dekordis:

    - Suara jantung menjauh,

    6. Hipotensi,

    7. Peningkatan tekanan vena sentral disertai distensi vena jugular.

    8. Pulsus paradoksus (penurunan TD sistolik >10 mmHg saat inspirasi)

    9. Elektrokardiogram

    - Perubahan segmen ST dan gelombang T di hampir seluruh lead.

    - Bila efusi cukup banyak bisa ditemukan EKG low voltage

    10. RontgenThoraks

    - Pada perikarditis akut, umumnya normal.

    - Bila terjadi efusi perikard 200 mL akan terjadi pembesaran bayangan jantung

    (water bottle shape).

    - Pada perikarditis kronik bisa ditemukan kalsifikasi.

    11. Ekokardiografi:

    - Eksklusi adanya efusi yang tersembunyi, swinging heart.

  • 14

    - Pada efusi yang cukup luas, tampak adanya bagian yang kosong (echo-free

    space).

    - Bila terjadi tamponadekordis, RV free-wall tampak kolaps

    Intervensi

    - Mobilisasi dini

    - Breathing exercise

    Meningkatkan volume paru selama bed rest, dan pemberian breathing

    exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan. Breathing exercise dapat

    dilakukan dengan teknik breathing control yaitu mengatur pola pernafasan baik

    saat aktivitas ataupun istirahat.

    - Passive movement

    Gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini

    adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan

    meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan

    jaringan.

    - Active movement

    Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga

    mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan

    penurunan nyeri.

    Sumber

    1. Reid, WD., Chung, F. 2004. Clinical Management Notes and Case Histories in

    Cardiopulmonary Physical Therapy. SLACK Incorporated

    2. Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second

    Edition. Saunders Elsevier

    E. INFARK MIOKARDIUM - MYOCARDIAL INFARCTION

    Definisi

    Infark miokardium adalah keadaan saat suplai darah ke otot jantung terhenti atau

    berkurang. Infark miokardium terjadi karena ketidakseimbangan perfusi antara

    penyuplaian dan kebutuhan yang menyebabkan nekrosis miosit berkembang secara

    progresif bergantung pada beberapa faktor yaitu organ, kerja jantung, durasi iskemi,

    aliran darah kolateral, dll.

    Pemeriksaan

    - Pemeriksaan Umum :

    - Vital Sign

    - Inspeksi : raut wajah, pola nafas

    - Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)

    - Palpasi : Thrill (getaran) melihat adanya bising jantung, irama denyut nadi,

    frekuensi denyut jantung

    - Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung

  • 15

    - Pemeriksaan penunjang : EKG, Electrocardiogram

    Hasil Pemeriksaan

    - ektremitas pucat di sertai keringat dingin

    - Nyeri seperti tertekan benda berat, tercekik, tertinju, ditikam, diremas, atau rasa

    terbakar yang dirasakan di sisi kiri sternum menyebar ke seluruh dada

    - nyeri dada substernal >30 menit dan banyak keringat - angina, dyspnea, serangan

    syncope, malaise dan sesak nafas

    - bunyi jantungS4 dan S3 gallop, penurunan intensitas jantung pertama dan split

    paradoksikal bunyi jantung kedua

    - murmur midsistolik atau late sistolik apikal yangbersifat sementara

    - EKG : adanya elevasi ST kurang lebih 2mm

    - Electrocardiogram : didapatkan gelombang LBBB baru

    - Pemeriksaan enzim jantung, terutama troponin T yang meningkat

    Tujuan Intervensi

    Latihan (exercise) yang dilakukan secara teratur memiliki efek positif terhadap fungsi

    kardiovaskuler yakni :

    - Meningkatkan stroke volume dan ejection fraction

    - Meningkatkan fungsi otot jantung dengan mengurangi “afterload”

    - Mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung dengan menurunkan tekanan darah dan

    denyut jantung pada waktu istirahat dan selama latihan sub maksimal

    - Mengurangi viskositas darah dan agregasi platelet

    - Meningkatkan kepadatan kapiler pada otot skelet

    - Menurunkan sirkulasi catecholamine selama latihan sub maksimal

    Intervensi

    Dalam menyusun program penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi jantung perlu

    diperhatikan beberapa hal penting yaitu faktor usia, pekerjaan, riwayat penyakit,

    keadaan mental, keadaan jantung, dan keparahan penyakit. Tanda–tanda dan gejala

    yang perlu perhatian khusus dalam memberikan rehabilitasi pasien gangguan jantung

    adalah dyspnea, denyut nadi, nyeri dada, kelelahan, pusing, kram dan

    elektrokardiogram yang abnormal. Hal–hal yang perlu dinilai selama program latihan

    terhadap pasien dengan gangguan jantung adalah : tekanan darah, denyut nadi,

    pernafasan dan electrocardiogram monitoring.

    Program fisioterapi dapat dibagi berdasarkan lima masa atau periode yaitu :

    1. Complete bed rest sampai hari ke-2

    2. Parsial bed rest sampai hari ke-4

    3. Di rumah sakit mulai hari ke empat sampai 2 minggu. Total di rumah sakit 2

    sampai 3 minggu.

    4. Setelah keluar dari rumah sakit (3 - 12 minggu).

    5. Rehabilitasi rawat jalan (3 sampai 9 bulan).

    - Complete Bed Rest

    Pada fase ini tujuan penatalaksanaan fisioterapi adalah :

  • 16

    1. Mencegah akumulasi cairan atau lendir pada paru–paru.

    2. Mencegah deep vein thrombosis.

    3. Mengajari dan memotivasi pasien untuk rileksasi.

    4. Mencegah pressure sores.

    5. Menjelaskan tujuan program latihan aktif.

    Tekhnik yang dilakukan adalah :

    1. Latihan rileksasi

    2. Latihan pernafasan

    3. Latihan gerakan pasif

    4. Latihan aktif

    - Partial Bed Rest

    Pasien telah duduk selama 1-2 jam per hari. Makan, membersihkan diri dan

    penggunaan kamar kecil dibolehkan.

    Tujuan Fisioterapi adalah :

    1. Mempertahankan kebersihan lapangan paru.

    2. Mengajarkan pasien untuk mengenali tanda dan gejala latihan yang berlebihan.

    3. Memulai membangun kepercayaan diri pasien.

    4. Melatih kesadaran/adaptasi postural.

    5. Meningkatkan kekuatan otot tungkai dan trunk.

    - Selama di Rumah Sakit

    Pasien diijinkan untuk mandi, makan, ke toilet dan mandi dengan pengawasan. Pada

    fase ini kadang pasien sebaiknya berpakaian seperti pakaian yang dipakai di rumah

    setiap hari.

    Tujuan fisioterapi adalah:

    1. Melanjutkan peningkatan hipertropi otot jantung untuk menguatkan trunk dan

    otot-otot tungkai.

    2. Melanjutkan upaya peningkatan kepercayaan diri pasien.

    3. Meningkatkan toleransi latihan.

    4. Mengajarkan kesadaran dan kepekaan pada kapasitas latihan.

    - Setelah Keluar Dari Rumah Sakit

    Pasien sebaiknya meninggalkan rumah sakit dengan instruksi seorang spesialis

    kardiologi untuk pengaturan aktivitas di rumah (home management). Contohnya,

    pasien disarankan untuk istirahat pada malam hari selama 8-10 jam dan sore hari

    selama 1-2 jam. Biasanya pasien disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan

    sebelum 4-8 minggu setelah keluar dari rumah sakit.

    - Rehabilitasi setelah keluar dari rumah sakit biasanya dilakukan secara grup atau

    aktivitas di gymnasium. Pasien dapat bertemu dengan sesama penderita dalam grup

    tersebut.

    Tujuan fisioterapi :

    1. Meningkatkan toleransi latihan.

    2. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan diri.

    3. Memberikan support dan motivasi.

    4. Membantu mengurangi faktor resiko dan kemungkinan berulangnya serangan

    jantung.

  • 17

    Sumber

    Kingma, JG. 2018. Myocardial Infarction: An Overview of STEMI and NSTEMI

    Physiopathology and Treatment. World Journal of Cardiovascular Diseases

    F. GANGGUAN VASKULAR TEPI – PERIPHERAL ARTERY DISEASE

    Definisi

    Peripheral arterial diseases biasanya ditemukan pada pasien dengan aterosklerosis dan

    penyakit arteri koroner. Aterosklerosis pada arteri perifer menyebabkan adanya

    occlusive plaques dan obstruksi arteri perifer khususnya di ekstremitas bawah. Oklusi

    progresif menyebabkan berkurangnya suplai darah ke ekstremitas yang terkena dan

    memicu iskemia.

    Pemeriksaan

    - Anamnesis

    Pemeriksaan Umum

    - Vital Sign (HR, BP, RR, Suhu)

    - Pemeriksaan Penunjang :

    - Ankle Brachial Pressure Index (ABPI)

    - ultrasound, magnetic resonance (MR), magnetic resonance angiography (MRA)

    atau computed tomography (CT) untuk menyelidiki etiologi dan patologi ( lokasi

    dan keparahan lesi).

    - Penatalaksanaan :

    Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) adalah test non invasive untuk mengukur rasio

    tekanan darah sistolik kaki (ankle) dengan tekanan darah sistolik lengan (brachial).

    Tekanan darah sistolik diukur dengan menggunakan alat yang disebut simple hand

    held vascular Doppler ultrasound probe dan tensimeter (manometer mercuri atau

    aneroid). Pemeriksaan ABPI sebaiknya dilakukan pada pasien yang mengalami luka

    pada kaki untuk mendeteksi adanya insufisiensi arteri sehingga dapat menentukan

    jenis luka apakah arterial ulcer, venous ulcer atau mixed ulcer. Sehingga dapat

    memberikan intervensi secara tepat.

    Direkomendasikan menggunakan probe dengan frekuensi 8 MHz untuk ukuran

    lingkar kaki normal dan 5 MHz untuk lingkar kaki obesitas atau edema.

    Prosedur:

    1. Anjurkan pasien berbaring terlentang, posisi kaki sama tinggi dengan posisi

    jantung.

    2. Pasang manset tensimeter di lengan atas dan tempatkan probe vascular Doppler

    ultrasound diatas arteri brachialis dengan sudut 45 derajat.

    3. Palpasi nadi radialis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas tekanan

    darah sistolik palpasi.

    4. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya

    merupakan tekanan darah systolic brachialis.

    5. Ulangi pada lengan yang lain.

  • 18

    6. Pasang manset tensimeter di pergelangan kaki dan tempatkan probe vascular

    Doppler ultrasound diatas arteri dorsalis pedis atau arteri tibilias dengan sudut 45

    derajat.

    7. Palpasi nadi dorsalis pedis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas

    tekanan darah sistolik palpasi.

    8. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya

    merupakan tekanan darah systolic ankle.

    9. Ulangi pada kaki yang lain.

    10. Pilih tekanan darah systolic brachialis tertinggi (diantara lengan kanan dan kiri)

    dan tekanan darah systolic ankle teritnggi (diantara kaki kanan dan kaki kiri).

    Hasil Pemeriksaan

    - Adanya nyeri dan pembengkakan minimal.

    - Pada kasus kronis, adanya rasa nyeri, kram, atau perasaan lelah yang terjadi saat

    berjalan dan terasa di kaki bagian bawah.

    - Rasa nyeri diperparah saat berjalan cepat atau menanjak tetapi berkurang dengan

    istirahat.

    - Interpretasi nilai ABPI :

    1. ABPI = > 1.2 berarti arteri tidak dapat terkompresi, Diabetes mellitus, penyakit

    ginjal atau kalsifikasi arteri berat.

    2. ABPI = 1.2-0.8 berarti sirkulasi arteri normal.

    3. ABPI = 0.8-0.5 berarti insufisiensi arteri ringan.

    4. ABPI =

    5.ABPI=0.2 berarti ischemic kaki kritis.

    Dalam penentuan nilai ABPI kadang ditemukan tekanan darah sistolik false tinggi

    ditemukan pada pasien diabetic. Hal ini disebabkan tekanan manset tidak mampu

    menekan pembuluh darah distal yang mengalami kalsifikasi.

    Intervensi

    - Program latihan diawali dengan warm-up, walking exercise, dan cool-down (warm-

    up dan cool-down dapat dilakukan 5-10 menit)

    - Treadmill walking dengan kecepatan 2.4 km/jam hingga pasien merasakan nyeri

    pada kaki (pasien harus pada skala New Borg 6-8/10. Ketika pasien dapat berjalan

    dengan intensitas di atas 10 menit, latihan harus ditingkatkan ke kecepatan 3,2

    km/jam atau lebih tinggi. Ketika pasien dapat berjalan dengan kecepatan yang

    lebih tinggi, kecepatan tersebut dapat ditingkatkan lagi menjadi 4,8 km / jam. Satu

    sesi treadmill walking dilakukan selama 30-60 menit dengan frekuensi 3-5

    kali/minggu. Walking exercise dilakukan selama 3-6 bulan dan harus selalu

    dipantau dengan EKG.

    - Edukasi modifikasi gaya hidup dan pencegahan sekunder (Obat-obatan, perawatan

    kaki dan sepatu yang tepat, dan penghentian merokok sangat penting untuk

    pasien)

  • 19

    - Edukasi untuk melakukan walking exercise di rumah selama 30 menit/hari tiap 5

    hari/minggu dengan skor New Borg 6-8/10.

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)

    HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

    EVALUASI AFEKTIF

    No NIM Nama Mahasiswa

    Nilai Nilai

    Total Tanggung

    Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun

    1

    2

    3

    4

    5

    EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL

    No NIM Nama Mahasiswa

    Nilai Nilai

    Total Keamanan Prilaku

    Profesional Akuntabilitas Komunikasi

    Kompetensi

    Budaya

    Pengembangan

    Profesional

    1

    2

    3

    4

    5

    Kriteria penilaian: Penilai, 1 = sangat kurang

    2 = kurang

    3 = cukup

    4 = baik

    5 = sangat baik ___________________________________

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    No Materi Nilai Maksimal Nilai

    1 Format presentasi (power point) 10

    2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

    penalaran 10

    3 Penguasaan metodelogi penelitian 10

    4 Review jurnal

    - Materi jurnal 20

    - Diskusi dan kemampuan argumentasi 20

    - Kelayakan (feasibility) 20

    5 Performance presentator

    - Bahasa dan sopan santun 10

    Jumlah 100

    Penilai,

    ( )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    No Materi Nilai Maksimal Nilai

    1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir

    penalaran 20

    2 Penguasaan metodelogi penelitian 10

    3 Review jurnal

    - Materi jurnal 30

    - Kelayakan (feasibility) 30

    - Format penulisan 10

    Jumlah 100

    Penilai,

    ( )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai

    Penilaian Status Klinis

    1 Pemeriksaan Subjektif 4

    2 Pemeriksaan Objektif

    - Vital Sign 2

    - Pemeriksaan Per-Kompetensi 4

    3 Diagnosis

    - Impairment 2

    - Activity Limitation 2

    - Participation Restriction 2

    - Contextual Factor 2

    4 Prognosis 2

    5 Planning

    - Jangka Panjang & Pendek 2

    - Clinical Reasoning 3

    6 Prosedur Intervensi

    - Metode Pelaksanaan & Dosis 4

    - Clinical Reasoning 6

    7 Edukasi & Home Program 2

    8 Evaluasi 3

    Format Penilaian Presentasi

    1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25

    2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25

    3 Format presentasi dan bahasa 10

    TOTAL 100

    Penilai,

    ( )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN

    NAMA MAHASISWA :

    NIM :

    STASE :

    TEMPAT :

    HARI/TANGGAL :

    Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai

    Assessment 0-100 25%

    Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%

    Planning 0-100 25%

    Intervensi 0-100 25%

    Total Nilai

    Penilai,

    (

    )

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE

    STASE KARDIOVASKULAR

    NAMA PESERTA :

    NIM :

    TEMPAT :

    TANGGAL :

    PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE)

    N

    o Komponen Penilaian Kinerja

    Subjektif Jumla

    h Poin 0 1 2 3 4

    1 Keamanan (Safety)

    2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)

    3 Akuntabilitas (Accountability)

    4 Komunikasi (Communication)

    5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)

    6 Pengembangan Profesional (Professional

    Development)

    TOTAL POIN

    MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)

    N

    o Komponen Penilaian Kinerja

    Objektif Subjektif Jumla

    h Poin 0 1 0 1 2 3 4

    ASSESMENT

    Anamnesis Umum

    1 Peserta memperkenalkan diri

    2 Peserta menanyakan identitas pasien

    Anamnesis Khusus

    1 Peserta menanyakan keluhan utama

    pasien

    2 Menanyakan Riwayat Penyakit

    Sekarang (RPS)/S7

    3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu

    (RPD)

    4 Menanyakan Riwayat Penyakit

    Keluarga (RPK)

    5 Menanyakan Riwayat Penyakit

    Penyerta (RPP)

    6 Menanyakan Riwayat Sosial

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    Pemeriksaan Umum

    1 Pemeriksaan Vital Sign

    2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien

    3 Pemeriksaan Fisik

    Inspeksi Statis

    Inspeksi Dinamis

    Palpasi

    Auskultasi

    Pemeriksaan Khusus

    1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar

    Aktif

    Pasif

    Isometrik Resisted

    2 Pengukuran Kekuatan Otot

    3 Pengukuran ROM

    4 Pengukuran Antropometri

    5 Pengukuran Nyeri

    6 Pemeriksaan Spesifik

    Untuk mendukung penegakan

    diagnosis

    Untuk menentukan diagnosis banding

    7 Melakukan Pengukuran terkait

    Diagnosis

    DIAGNOSIS

    1 Diagnosis Medis (penjelasan)

    2 Diagnosis Fisioterapi

    Impairment

    Functional Limitation

    Disability/Participant Restriction

    PLANNING

    1 Rencana Jangka Pendek

    2 Rencana Jangka Panjang

    INTERVENSI

    1 Penerapan Intervensi Modalitas

    2 Penerapan Intervensi Manual Terapi

    3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan

    EDUKASI & HOME PROGRAM

    1 Modifikasi faktor internal

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    2 Modifikasi faktor eksternal

    3 Home Program

    EVALUASI

    1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan

    awal

    Total Poin

    PERHITUNGAN NILAI AKHIR

    N

    o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai

    1 Praktik Profesional (Professional

    Practice)

    (Jumlah Poin : 24) x

    100 30%

    2 Manajemen Pasien (Patient

    Management)

    (Jumlah Poin : 157)

    x 100 70%

    Total Nilai Akhir

    Interpretasi :

    Objektif …...………….,

    …………………………

    0 Tidak Dilakukan

    1 Dilakukan Mengetahui,

    Subjektif Penguji Bagian

    0 Tidak Dilakukan

    1 Kurang Baik

    2 Cukup Baik

    3 Baik (

    )

    4 Sangat Baik

    http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]

  • KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS UDAYANA

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656

    Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]

    FORM PENILAIAN MORNING REPORT

    HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________

    No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi

    Aktif

    Berpikir

    Kritis

    Kemampuan

    Komunikasi

    Time

    Manajemen

    Tata

    Krama Nilai Total

    1

    2

    3

    4

    5

    Keterangan Penilaian

    No Keterangan Nilai

    1 Kehadiran

    Hadir tepat waktu 4

    Terlambat