MODUL PRAKTIKUM · 2020. 12. 23. · 2 KATA PENGANTAR Om Swastiastu. Puji syukur kita haturkan pada...
Transcript of MODUL PRAKTIKUM · 2020. 12. 23. · 2 KATA PENGANTAR Om Swastiastu. Puji syukur kita haturkan pada...
-
MODUL PRAKTIKUM STASE KARDIOVASKULAR
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI
DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
UDAYANA
-
1
MODUL PRAKTIKUM
Stase Kardiovaskular
Program Studi Profesi Fisioterapi Fk Unud
Tim Penyusun :
Ari Wibawa, S.St.Ft., M.Fis
-
2
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu.
Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul
Praktikum Stase Kardiovaskular Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.
Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam :
1. Melaksanakan proses praktik dalam ilmu fisioterapi kardiovaskular
2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi kardiovaskular
Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran
pendidikan
Om santih, santih, santih, om.
Denpasar, 17 September 2016
Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud
Tim Penyusun
-
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 3
Definisi ....................................................................................................................................... 4
Tujuan ........................................................................................................................................ 4
Sasaran ....................................................................................................................................... 4
Sumber Pembelajaran ................................................................................................................ 4
Sumber daya............................................................................................................................... 4
Ruang Lingkup........................................................................................................................... 5
Alat dan kelengkapan:................................................................................................................ 5
Pengendalian dan Pemantauan ................................................................................................... 5
Pelaksanaan ................................................................................................................................ 5
1. Persiapan alat .............................................................................................................. 5
2. Pelaksanaan Praktik .................................................................................................... 5
A. PENYAKIT JANTUNG KORONER – CORONARY ARTERY DISEASE ........... 5
B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – CONGENITAL HEART DISEASE............ 8
C. GANGGUAN KATUP JANTUNG - VALVULAR HEART DISEASE................ 10
D. PERIKARDITIS – PERICARDITIS ....................................................................... 12
E. INFARK MIOKARDIUM - MYOCARDIAL INFARCTION ............................... 14
F. GANGGUAN VASKULAR TEPI – PERIPHERAL ARTERY DISEASE............ 17
-
4
Definisi
Manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah ilmu yang mempelajari penanganan fisioterapi
pada kasus kardiovaskular. Manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah gabungan dari
beberapa ilmu seperti fisiologi, anatomi, patologi, manajemen fisioterapi, dll yang bertujuan
untuk memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang
kardiovaskular.
Tujuan
Tujuan instruksional umum
1. Memahami kasus-kasus fisioterapi kardiovaskular
2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi kardiovaskular
3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
kardiovaskular
Tujuan intruksional khusus
Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik
seperti:
1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang kardiovaskular dalam kasus penyakit
jantung koroner, penyakit jantung bawaan, gangguan katup jantung,
pericarditis, miocard infark, dan gangguan vaskuler tepi.
2. Memberikan program latihan untuk proses rehabilitasi pada kasus-kasus
kardiovaskular
3. Pemberian pelatihan untuk meningkatkan kebugaran dan aktivitas sehari-hari
pasien.
Sasaran
Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah mahasiswa
Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata
kuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual
therapy, terapi latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang
pembelajaran sebelumnya.
Sumber Pembelajaran
Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah :
A. Buku Text dan ebook :
1. Aaronson & Ward. (2010). At Glance Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.
2. American Heart Association. (2012).Heart Disease and Stroke Statistics.
Circulation.
B. Narasumber :
1. Dosen Matakuliah
Sumber daya
A. Sumber daya manusia:
1. Dosen pemberi mata kuliah : 1 orang
-
5
B. Sarana dan Prasarana:
1. RSUP Sanglah Denpasar
Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi kardiovaskular adalah melakukan
penatalaksanaan fisioterapi pada kasus kardiovaskular mulai dari pemeriksaan hingga
intervesi pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional pasien.
Alat dan kelengkapan:
1. Bed atau matras
2. Formulir pemeriksaan
3. Alat-alat exercise (trampoline, bola, terabands, dll.)
Pengendalian dan Pemantauan
1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani
2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur
yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan
3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.
Pelaksanaan
1. Persiapan alat
a. Menyiapakan bed/alat/kursi/alat-alat latihan
b. menyiapkan formulir responsi
2. Pelaksanaan Praktik
A. PENYAKIT JANTUNG KORONER – CORONARY ARTERY DISEASE
Definisi
Penyakit jantung koroner terutama terjadi karena aterosklerosis dan perkembangannya
berhubungan dengan faktor lingkungan dan genetik. Aterosklerosis adalah proses
kronis ditandai dengan akumulasi lipid yang progfresif, fibrous elements, dan
inflamasi di dinding arteri besar.
Pemeriksaan
- Anamnesis : usia, jenis kelamin (pria lebih rentan), riwayat penyakit keluarga,
merokok/tidak, diabetes/tidak, kolesterol, hipertensi, obesitas
- Pemeriksaan umum : vital sign (HR, BP, RR, Suhu)
- Inspeksi : raut wajah
- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)
- Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut
nadi, frekuensi denyut jantung
- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung
-
6
- Pemeriksaan khusus :
-Framingham Risk Score
Framingham Risk Score adalah salah satu skoring yang digunakan untuk
mengetahui faktor risiko klasik penyakit kardiovaskular seperti usia, jenis
kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan kadar
kolesterol dalam darah. Instrumen ini dibentuk untuk usia > 30 tahun tanpa
diketahui riwayat penyakit jantung sebelumnya. Instrumen Framingham Risk
Score pada penelitian ini memiliki tujuh item penilaian yaitu jenis kelamin, usia,
tekanan darah, kadar kolesterol total atau LDL, kadar kolesterol HDL, diabetes
mellitus, dan perokok. Namun karena keterbatasan penelitian yaitu pada item
pemeriksaan kadar kolesterol LDL dan HDL maka instrumen ini di modifikasi
sehingga hanya item selain kolesterol LDL dan HDL yang diteliti.
- Exercise stress test (tes treadmill)
Kontraindikasi tes treadmill :
1. Pasien dengan infark miokard akut.
2. Pasien yang menderita miokarditis akut atau perikarditis.
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda angina progresif yang tidak stabil.
4. Pasien yang dalam waktu dekat memiliki riwayat angina saat istirahat.
5. Pasien dengan aritmia ventrikel atau atrium yang cepat pada saat uji.
6. Pasien dengan heart block derajat kedua atau ketiga.
7. Pasien sakit akut, seperti infeksi, hipertiroidisme,atau anemia berat.
8. Pasien dengan gangguan gerak.
9. Stenosis aorta simtomatik yang parah.
-
7
Penatalaksanaan : tubuh pasien dipasangkan elektroda yang dihubungkan dengan
EKG kemudian pasien diminta untuk berjalan diatas treadmill dimulai dengan
langkah yang lambat. Kemudian pasien akan diberikan peningkatan kecepatan
pada treadmill setiap tiga menit. Selama tes treadmill akan dilakukan pemantauan
tekanan darah, denyut jantung, dan EKG. Selanjutnya treadmill akan diperlambat
secara bertahap hingga treadmill berhenti. Tes dihentikan apabila pasien merasa
nyeri dan lelah.
- Pemeriksaan penunjang
- Echocardiography stress test
- MSCT (Multislice CT scan) untuk mendeteksi adanya penumpukan plak pada
bagian pembuluh darah
Hasil Pemeriksaan
- Adanya angina pectoris (rasa sakit seperti adanya tekanan, berat, meremas, sesak,
terbakar di bagian substernal, rahang, bahu, epigastrium, punggung atau lengan
yang berdurasi 3 hingga 15 menit.)
- EKG : ST segment depression with possible T-wave inversion
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Tujuan Intervensi
1. Peningkatan kekuatan otot
2. Penurunan kejadian hipotensi ortostatik
3. Peningkatan kapasitas olahraga
4. Peningkatan fungsi sistem saraf otonom (interval QTc, variabilitas detak jantung,
dan BRS)
5. Peningkatan fungsi endotel vaskular
6. Peningkatan faktor mental / psikologis seperti kualitas hidup terkait kesehatan dan
depresi
7. Peningkatan fungsi jantung
Intervensi
- Pasien penyakit jantung yang stabil dapat melakukan aerobic exercise dengan
intensitas moderate (60% of peak VO2, 50% dari maximum exercise intensity, 70%
dari maximum heart rate. Borg scale 11~13 dengan durasi 20~60 menit/sesi dan
frekuensi 2-5 sesi/minggu)
- Pasien penyakit jantung yang stabil dapat melakukan resistance training
menggunakan thera band atau alat bantu lainnya dengan intensitas 40~60% dari
1RM, 12-15 repetisi, 2-3 set, dan dengan frekuensi 3sesi/minggu
- Edukasi gizi dan pola makan
- Edukasi faktor risiko
-
8
- Edukasi gaya hidup sehat
- Edukasi obat-obatan
Sumber :
- Themistocleous, I.C., Stefanakis, M., Douda, H. 2017. Coronary Heart Disease
Part I: Pathophysiologi and Risk Factors. Journal of Physical Activity, Nutrition
and Rehabilitation
- Ellestad, M.H. 2003. Stress Testing Principles and Practice Fifth Edition. Oxford
University Press
B. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN – CONGENITAL HEART DISEASE
Definisi
Penyakit jantung bawaan terjadi akibat gangguan selama perkembangan embriologis
pada jantung. Hal tersebut dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, atau interaksi antara
keduanya. Penyakit jantung bawaan terdiri dari Persistent Ductus Arteriosus (PDA),
Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), dan Tetralogi Fallot.
PDA adalah penyakit jantung bawaan dimana duktus arteriosus tidak menutup
sehingga terdapat hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis. ASD adalah Adalah
penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada septuminter atrial, akibat
kegagalan fusi septuminter atrial semasa janin. VSD adalah penyakit jantung bawaan
berupa satu lubang pada septum interventrikuler atau lebih (Swiss Cheese VSD) yang
terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin.
Problem Fisioterapi
1. Adanya sesak napas
2. Adanya feeding problem
3. Adanya toleransi aktivitas berkurang
4. Adanya sputum pada bayi yang berada di incubator
Pemeriksaan
- Anamnesis
- Pemeriksaan umum :
- Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)
- Inspeksi : raut wajah, mata, bibir/kulit
- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)
- Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut
nadi, frekuensi denyut jantung
- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung
- Pemeriksaan penunjang : EKG dan radiologi
Hasil Pemeriksaan
- Persistent Ductus Arteriosus
-
9
- Pola pernafasan cepat, sianosis pada kuku jari tangan kiri & kedua kaki bila
terjadi sindrom Eisenmenger.
- Nadi perifer terasa menghentak, akibat tekanan yang besar
- Terdengar murmur
- Bunyi jantung II mengeras
- Keluhan timbul bila aliran ke paru cukup besar, sehingga penderita sering batuk,
tampak lelah waktu minum susu, sesak nafas & pertumbuhan fisik yang lambat
- Atrial Septal Defect:
- Anamnesis : kesulitan menyusu, cepat lelah
- Sesak napas
- Takipnea
- Sianosis
- Sering sekali disertai bentuk tubuh yang tinggi & kurus, dengan jari - jari tangan
& kaki yang panjang
- Aktivitas ventrikel kanan meningkat
- Auskultasi: splitting BJ II, P2 mengeras, ejection sistolik murmur di sela iga 2
para sternal kiri, mid diastolik murmur di katup tricuspid
- Ventricular Septal Defect
- Anamnesis : Kesulitan mengisap susu
- Sesak napas
- Takipnea
- Aktivitas ventrikel kiri meningkat
- Auskultasi jantung:
- Bunyi jantung dua komponen pulmonal mengeras bila ada hipertensi pulmonal.
- Bising pansistolik di sela iga 3-4 parasternal kiri, menyebar ke apeks
- Bising mid-diastolik di daerah katup mitral akibat aliran yang deras.
- Tetralogi Fallot
- Pertumbuhan badan kurang dibandingkan anak sebayanya
- Anak tiba - tiba tampak lebih biru,
- Sianosis (central cyanosis) : sekitar bibir, ujung kuku
- Pernafasan lebih cepat
- kesadaran menurun & kadang - kadang disertai kejang
- Clubbing finger : bila severe
- Tekanan darah dan nadi normal
- Auskultasi : Bunyi jantung II tunggal
-
10
Intervensi
- Breathing exercise
Meningkatkan volume paru selama bed rest, dan pemberian breathing
exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan. Breathing exercise dapat
dilakukan dengan teknik breathing control yaitu mengatur pola pernafasan baik
saat aktivitas ataupun istirahat.
- Passive movement
Gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini
adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan
meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan
jaringan.
- Active movement
Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga
mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan
penurunan nyeri.
- Latihan gerak fungsional
Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan aktivitas kesehariannya seperti duduk,
berdiri, jalan sehingga penderita mampu secara mandiri dapat melakukan
perawatan diri sendiri.
- Edukasi tentang perawatan sehari-hari: pembatasan cairan, pembatasan garam,
menjaga kebersihan mulut dan gigi, mencegah infeksi.
Sumber:
Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition.
Saunders Elsevier
C. GANGGUAN KATUP JANTUNG - VALVULAR HEART DISEASE
Definisi
Gangguan katup jantung bisa disebabkan oleh infeksi, kelainan bawaan, penuaan, atau
penyakit. Abnormalitas katup sering tidak menunjukkan gejala akan tetapi akhirnya
fungsi jantung menjadi terganggu, mengakibatkan disfungsi diastolik, disfungsi
sistolik, atau keduanya, akibat kongesti vaskuler paru atau sistemik,serta penurunan
curah jantung. Ketika penyakit katup jantung parah, dapat terjadi gagal jantung dan
kematian mendadak. Terdapat dua jenis gangguan katup jantung yaitu stenosis dan
regurgitasi. Stenosis terjadi saat pembukaan katup terbatas sedangkan regurgitasi
terjadi saat katup tidak menutup dengan benar.
Pemeriksaan
- Anamnesis
- Pemeriksaan umum :
- Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)
- Inspeksi : raut wajah, pola nafas
- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)
-
11
- Palpasi : Thrill (getaran) melihat adanya bising jantung, irama denyut nadi,
frekuensi denyut jantung
- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung
- Pemeriksaan Khusus: Skala Borg
Skala Borg adalah suatu skala ordinal dengan nilai-nilai dari 0 hingga 10 yang
digunakan untuk mengukur sesak napas selama melaksanakan kegiatan. Indikasi
nilai pada skala yang digunakan adalah besarnya perasaan kelelahan, kesakitan,
ataupun kadar berkurangnya kemampuan tubuh dalam melakukan pekerjaan.
Prinsip dasar penggunaan skala borg adalah pada saat melakukan suatu pekerjaan,
peneliti akan menanyakan presepsi tingkat keluhan yang dirasakan pada otot yang
bekerja atau otot yang diteliti.
- Pemeriksaan penunjang : EKG, radiologi, echocardiography
Hasil Pemeriksaan :
- Stenosis Aorta
- Anamnesis : keluhan cepat lelah, nafas pendek atau sesak nafas seperti dyspneu,
takipneu, sinkope, gangguan peredaran darah sepintas, kadang mengeluh sakit dada
seperti angina pektoris
Pemeriksaan fisik : trill sistolik, bunyi jantung dua lemah, bising ejeksi sistolik, bruit
pd arteri karotis (menjalar ke leher).
Pemeriksaan penunjang :
- EKG : deviasi aksis kiri, LVH
- Foto rontgen dada : segment aorta menonjol
- Laboratorium : tidak ada kelainan spesifik
- Echocardiography : hyperthrophy ventrikel kiri, dooming sistolik katup aorta,
kekakuan dan ketebalan katup aorta
- Regurgitasi Aorta
- Anamnesis : keluhan berupa pusing, sinkope, sakit dada, nafas pendek dan cepat,
riwayat demam rheumatic
-
12
- Pemeriksaan fisik : tanda Quincke, Durozeis’s, de Musset’s, trill diastolik, auskultasi
bising diastolik awal, bising Austin Flint murmur, tekanan darah diastolik rendah atau
nol
- Pemeriksaan penunjang :
- EKG : normal, hyperthrophy ventrikel kiri dan dilatasi ventrikel kiri
- Foto Roentgen dada : kardiomegali, pembesaran ventrikel kiri, segment aorta
menonjol, apex jantung ke bawah
- Mitral Stenosis
- Anamnesis : keluhan dapat berdebar-debar karena takikardia/fibrilasi atrial, dyspneu,
tachypneu
- Pemeriksaan fisik : facies mitral, trill diastolik, bunyi jantung satu keras, opening
snap, bising mid diastolik
- Pemeriksaan penunjang :
- EKG : p mitral, deviasi aksis kanan, hypertrofi ventrikel kanan
- Foto Rontgen dada : pembesaran atrium kiri, ventrikel kanan, segmen pulmonal
menonjol, tanda bendungan vena pulmonalis
- Echocardiography : dilatasi atrium kiri, ventrikel kanan, dooming katup mitral,
mencari ada tidaknya trombus
Intervensi
- Breathing exercise
- Mobilisasi dini
- Walking exercise
- Edukasi modifikasi gaya hidup (Pembatasan garam, penghindaran kafein, alkohol,
dan nikotin
Exercise dibawah ini kontraindikasi untuk kasus Regurgitant Valvular Heart yang
membutuhkan pembedahan/surgery.
- Aerobic exercise bisa dilakukan dengan menggunakan cycle ergometer atau
treadmill. Pasien harus memulai dengan durasi 10-20 menit terlebih dahulu dan
meningkat hingga 30-40 menit. Intensitas yang digunakan yaitu 50-70% VO2peak
atau 60-80% heart rate reserve (HRR) dan dengan frekuensi latihan 3-5 kali/minggu.
Sumber:
Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second Edition.
Saunders Elsevier
D. PERIKARDITIS – PERICARDITIS
Definisi
Perikarditis terjadi karena adanya peradangan pada perikardium. Hal tersebut dapat
terjadi dalam kondisi penyakit ganas, operasi jantung, pasca TBC. Cairan menumpuk
di ruang perikardial yang menghasilkan efusi jantung. Efek hemodinamik pun terjadi
seperti penurunan aliran balik vena dan penurunan pengisian diastolik menyebabkan
penurunan curah jantung dan syok.
-
13
Pemeriksaan
- Pemeriksaan umum :
- Vital sign (HR, BP, RR, Suhu)
- Inspeksi : raut wajah
- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)
- Palpasi : Thrill (getaran) karena adanya bising jantung yang kuat, irama denyut
nadi, frekuensi denyut jantung
- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung
- Pemeriksaan Penunjang :
- Elektrokardiogram
- Laboratorium: darah perifer lengkap (termasuk ESR, CRP, LDH), enzim
jantung (CK-CKMB dan TroponinI), serum antinuclear antibody pada pasien
perempuan muda.
- RontgenThoraks
- Ekokardiografi
Hasil Pemeriksaan
1. Nyeri dada: timbul tiba-tiba, terasa di area retrosternal dan semakin memberat
bila bergerak atau menarik napas dalam, nyeri berkurang bila pasien duduk
membungkuk,
2. Sesak nafas (disebabkan oleh nyeri)
3. Demam
4. Sinus takikardi
5. Auskultasi :
- Pericardial friction rub, paling baik terdengar diapeks jantung atau left sterna
border; terdengar jelas saat pasien duduk membungkuk atau menarik napas.
- Bila ada efusi perikard luas, suara jantung terdengar menjauh.
- Beck’striad-pada tampona dekordis:
- Suara jantung menjauh,
6. Hipotensi,
7. Peningkatan tekanan vena sentral disertai distensi vena jugular.
8. Pulsus paradoksus (penurunan TD sistolik >10 mmHg saat inspirasi)
9. Elektrokardiogram
- Perubahan segmen ST dan gelombang T di hampir seluruh lead.
- Bila efusi cukup banyak bisa ditemukan EKG low voltage
10. RontgenThoraks
- Pada perikarditis akut, umumnya normal.
- Bila terjadi efusi perikard 200 mL akan terjadi pembesaran bayangan jantung
(water bottle shape).
- Pada perikarditis kronik bisa ditemukan kalsifikasi.
11. Ekokardiografi:
- Eksklusi adanya efusi yang tersembunyi, swinging heart.
-
14
- Pada efusi yang cukup luas, tampak adanya bagian yang kosong (echo-free
space).
- Bila terjadi tamponadekordis, RV free-wall tampak kolaps
Intervensi
- Mobilisasi dini
- Breathing exercise
Meningkatkan volume paru selama bed rest, dan pemberian breathing
exercise dapat memperlancar jalannya pernafasan. Breathing exercise dapat
dilakukan dengan teknik breathing control yaitu mengatur pola pernafasan baik
saat aktivitas ataupun istirahat.
- Passive movement
Gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada latihan ini
adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan
meningkatkan LGS, mencegah pemendekan otot, mencegah perlengketan
jaringan.
- Active movement
Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan berusaha hingga
mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan menghasilkan
penurunan nyeri.
Sumber
1. Reid, WD., Chung, F. 2004. Clinical Management Notes and Case Histories in
Cardiopulmonary Physical Therapy. SLACK Incorporated
2. Watchie, J. 2010. Cardiovascular and Pulmonary Physical Therapy, Second
Edition. Saunders Elsevier
E. INFARK MIOKARDIUM - MYOCARDIAL INFARCTION
Definisi
Infark miokardium adalah keadaan saat suplai darah ke otot jantung terhenti atau
berkurang. Infark miokardium terjadi karena ketidakseimbangan perfusi antara
penyuplaian dan kebutuhan yang menyebabkan nekrosis miosit berkembang secara
progresif bergantung pada beberapa faktor yaitu organ, kerja jantung, durasi iskemi,
aliran darah kolateral, dll.
Pemeriksaan
- Pemeriksaan Umum :
- Vital Sign
- Inspeksi : raut wajah, pola nafas
- Tekanan vena jugularis (fungsi jantung kanan)
- Palpasi : Thrill (getaran) melihat adanya bising jantung, irama denyut nadi,
frekuensi denyut jantung
- Auskultasi : bunyi jantung, bising jantung
-
15
- Pemeriksaan penunjang : EKG, Electrocardiogram
Hasil Pemeriksaan
- ektremitas pucat di sertai keringat dingin
- Nyeri seperti tertekan benda berat, tercekik, tertinju, ditikam, diremas, atau rasa
terbakar yang dirasakan di sisi kiri sternum menyebar ke seluruh dada
- nyeri dada substernal >30 menit dan banyak keringat - angina, dyspnea, serangan
syncope, malaise dan sesak nafas
- bunyi jantungS4 dan S3 gallop, penurunan intensitas jantung pertama dan split
paradoksikal bunyi jantung kedua
- murmur midsistolik atau late sistolik apikal yangbersifat sementara
- EKG : adanya elevasi ST kurang lebih 2mm
- Electrocardiogram : didapatkan gelombang LBBB baru
- Pemeriksaan enzim jantung, terutama troponin T yang meningkat
Tujuan Intervensi
Latihan (exercise) yang dilakukan secara teratur memiliki efek positif terhadap fungsi
kardiovaskuler yakni :
- Meningkatkan stroke volume dan ejection fraction
- Meningkatkan fungsi otot jantung dengan mengurangi “afterload”
- Mengurangi kebutuhan oksigen otot jantung dengan menurunkan tekanan darah dan
denyut jantung pada waktu istirahat dan selama latihan sub maksimal
- Mengurangi viskositas darah dan agregasi platelet
- Meningkatkan kepadatan kapiler pada otot skelet
- Menurunkan sirkulasi catecholamine selama latihan sub maksimal
Intervensi
Dalam menyusun program penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi jantung perlu
diperhatikan beberapa hal penting yaitu faktor usia, pekerjaan, riwayat penyakit,
keadaan mental, keadaan jantung, dan keparahan penyakit. Tanda–tanda dan gejala
yang perlu perhatian khusus dalam memberikan rehabilitasi pasien gangguan jantung
adalah dyspnea, denyut nadi, nyeri dada, kelelahan, pusing, kram dan
elektrokardiogram yang abnormal. Hal–hal yang perlu dinilai selama program latihan
terhadap pasien dengan gangguan jantung adalah : tekanan darah, denyut nadi,
pernafasan dan electrocardiogram monitoring.
Program fisioterapi dapat dibagi berdasarkan lima masa atau periode yaitu :
1. Complete bed rest sampai hari ke-2
2. Parsial bed rest sampai hari ke-4
3. Di rumah sakit mulai hari ke empat sampai 2 minggu. Total di rumah sakit 2
sampai 3 minggu.
4. Setelah keluar dari rumah sakit (3 - 12 minggu).
5. Rehabilitasi rawat jalan (3 sampai 9 bulan).
- Complete Bed Rest
Pada fase ini tujuan penatalaksanaan fisioterapi adalah :
-
16
1. Mencegah akumulasi cairan atau lendir pada paru–paru.
2. Mencegah deep vein thrombosis.
3. Mengajari dan memotivasi pasien untuk rileksasi.
4. Mencegah pressure sores.
5. Menjelaskan tujuan program latihan aktif.
Tekhnik yang dilakukan adalah :
1. Latihan rileksasi
2. Latihan pernafasan
3. Latihan gerakan pasif
4. Latihan aktif
- Partial Bed Rest
Pasien telah duduk selama 1-2 jam per hari. Makan, membersihkan diri dan
penggunaan kamar kecil dibolehkan.
Tujuan Fisioterapi adalah :
1. Mempertahankan kebersihan lapangan paru.
2. Mengajarkan pasien untuk mengenali tanda dan gejala latihan yang berlebihan.
3. Memulai membangun kepercayaan diri pasien.
4. Melatih kesadaran/adaptasi postural.
5. Meningkatkan kekuatan otot tungkai dan trunk.
- Selama di Rumah Sakit
Pasien diijinkan untuk mandi, makan, ke toilet dan mandi dengan pengawasan. Pada
fase ini kadang pasien sebaiknya berpakaian seperti pakaian yang dipakai di rumah
setiap hari.
Tujuan fisioterapi adalah:
1. Melanjutkan peningkatan hipertropi otot jantung untuk menguatkan trunk dan
otot-otot tungkai.
2. Melanjutkan upaya peningkatan kepercayaan diri pasien.
3. Meningkatkan toleransi latihan.
4. Mengajarkan kesadaran dan kepekaan pada kapasitas latihan.
- Setelah Keluar Dari Rumah Sakit
Pasien sebaiknya meninggalkan rumah sakit dengan instruksi seorang spesialis
kardiologi untuk pengaturan aktivitas di rumah (home management). Contohnya,
pasien disarankan untuk istirahat pada malam hari selama 8-10 jam dan sore hari
selama 1-2 jam. Biasanya pasien disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan
sebelum 4-8 minggu setelah keluar dari rumah sakit.
- Rehabilitasi setelah keluar dari rumah sakit biasanya dilakukan secara grup atau
aktivitas di gymnasium. Pasien dapat bertemu dengan sesama penderita dalam grup
tersebut.
Tujuan fisioterapi :
1. Meningkatkan toleransi latihan.
2. Mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan diri.
3. Memberikan support dan motivasi.
4. Membantu mengurangi faktor resiko dan kemungkinan berulangnya serangan
jantung.
-
17
Sumber
Kingma, JG. 2018. Myocardial Infarction: An Overview of STEMI and NSTEMI
Physiopathology and Treatment. World Journal of Cardiovascular Diseases
F. GANGGUAN VASKULAR TEPI – PERIPHERAL ARTERY DISEASE
Definisi
Peripheral arterial diseases biasanya ditemukan pada pasien dengan aterosklerosis dan
penyakit arteri koroner. Aterosklerosis pada arteri perifer menyebabkan adanya
occlusive plaques dan obstruksi arteri perifer khususnya di ekstremitas bawah. Oklusi
progresif menyebabkan berkurangnya suplai darah ke ekstremitas yang terkena dan
memicu iskemia.
Pemeriksaan
- Anamnesis
Pemeriksaan Umum
- Vital Sign (HR, BP, RR, Suhu)
- Pemeriksaan Penunjang :
- Ankle Brachial Pressure Index (ABPI)
- ultrasound, magnetic resonance (MR), magnetic resonance angiography (MRA)
atau computed tomography (CT) untuk menyelidiki etiologi dan patologi ( lokasi
dan keparahan lesi).
- Penatalaksanaan :
Ankle Brachial Pressure Index (ABPI) adalah test non invasive untuk mengukur rasio
tekanan darah sistolik kaki (ankle) dengan tekanan darah sistolik lengan (brachial).
Tekanan darah sistolik diukur dengan menggunakan alat yang disebut simple hand
held vascular Doppler ultrasound probe dan tensimeter (manometer mercuri atau
aneroid). Pemeriksaan ABPI sebaiknya dilakukan pada pasien yang mengalami luka
pada kaki untuk mendeteksi adanya insufisiensi arteri sehingga dapat menentukan
jenis luka apakah arterial ulcer, venous ulcer atau mixed ulcer. Sehingga dapat
memberikan intervensi secara tepat.
Direkomendasikan menggunakan probe dengan frekuensi 8 MHz untuk ukuran
lingkar kaki normal dan 5 MHz untuk lingkar kaki obesitas atau edema.
Prosedur:
1. Anjurkan pasien berbaring terlentang, posisi kaki sama tinggi dengan posisi
jantung.
2. Pasang manset tensimeter di lengan atas dan tempatkan probe vascular Doppler
ultrasound diatas arteri brachialis dengan sudut 45 derajat.
3. Palpasi nadi radialis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas tekanan
darah sistolik palpasi.
4. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya
merupakan tekanan darah systolic brachialis.
5. Ulangi pada lengan yang lain.
-
18
6. Pasang manset tensimeter di pergelangan kaki dan tempatkan probe vascular
Doppler ultrasound diatas arteri dorsalis pedis atau arteri tibilias dengan sudut 45
derajat.
7. Palpasi nadi dorsalis pedis kemudian pompa manset hingga 20 mmHg diatas
tekanan darah sistolik palpasi.
8. Kempiskan manset, perhatikan suara pertama yang dideteksi oleh probe hasilnya
merupakan tekanan darah systolic ankle.
9. Ulangi pada kaki yang lain.
10. Pilih tekanan darah systolic brachialis tertinggi (diantara lengan kanan dan kiri)
dan tekanan darah systolic ankle teritnggi (diantara kaki kanan dan kaki kiri).
Hasil Pemeriksaan
- Adanya nyeri dan pembengkakan minimal.
- Pada kasus kronis, adanya rasa nyeri, kram, atau perasaan lelah yang terjadi saat
berjalan dan terasa di kaki bagian bawah.
- Rasa nyeri diperparah saat berjalan cepat atau menanjak tetapi berkurang dengan
istirahat.
- Interpretasi nilai ABPI :
1. ABPI = > 1.2 berarti arteri tidak dapat terkompresi, Diabetes mellitus, penyakit
ginjal atau kalsifikasi arteri berat.
2. ABPI = 1.2-0.8 berarti sirkulasi arteri normal.
3. ABPI = 0.8-0.5 berarti insufisiensi arteri ringan.
4. ABPI =
5.ABPI=0.2 berarti ischemic kaki kritis.
Dalam penentuan nilai ABPI kadang ditemukan tekanan darah sistolik false tinggi
ditemukan pada pasien diabetic. Hal ini disebabkan tekanan manset tidak mampu
menekan pembuluh darah distal yang mengalami kalsifikasi.
Intervensi
- Program latihan diawali dengan warm-up, walking exercise, dan cool-down (warm-
up dan cool-down dapat dilakukan 5-10 menit)
- Treadmill walking dengan kecepatan 2.4 km/jam hingga pasien merasakan nyeri
pada kaki (pasien harus pada skala New Borg 6-8/10. Ketika pasien dapat berjalan
dengan intensitas di atas 10 menit, latihan harus ditingkatkan ke kecepatan 3,2
km/jam atau lebih tinggi. Ketika pasien dapat berjalan dengan kecepatan yang
lebih tinggi, kecepatan tersebut dapat ditingkatkan lagi menjadi 4,8 km / jam. Satu
sesi treadmill walking dilakukan selama 30-60 menit dengan frekuensi 3-5
kali/minggu. Walking exercise dilakukan selama 3-6 bulan dan harus selalu
dipantau dengan EKG.
- Edukasi modifikasi gaya hidup dan pencegahan sekunder (Obat-obatan, perawatan
kaki dan sepatu yang tepat, dan penghentian merokok sangat penting untuk
pasien)
-
19
- Edukasi untuk melakukan walking exercise di rumah selama 30 menit/hari tiap 5
hari/minggu dengan skor New Borg 6-8/10.
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)
HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________
EVALUASI AFEKTIF
No NIM Nama Mahasiswa
Nilai Nilai
Total Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun
1
2
3
4
5
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
No NIM Nama Mahasiswa
Nilai Nilai
Total Keamanan Prilaku
Profesional Akuntabilitas Komunikasi
Kompetensi
Budaya
Pengembangan
Profesional
1
2
3
4
5
Kriteria penilaian: Penilai, 1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik ___________________________________
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Materi Nilai Maksimal Nilai
1 Format presentasi (power point) 10
2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir
penalaran 10
3 Penguasaan metodelogi penelitian 10
4 Review jurnal
- Materi jurnal 20
- Diskusi dan kemampuan argumentasi 20
- Kelayakan (feasibility) 20
5 Performance presentator
- Bahasa dan sopan santun 10
Jumlah 100
Penilai,
( )
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Materi Nilai Maksimal Nilai
1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir
penalaran 20
2 Penguasaan metodelogi penelitian 10
3 Review jurnal
- Materi jurnal 30
- Kelayakan (feasibility) 30
- Format penulisan 10
Jumlah 100
Penilai,
( )
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai
Penilaian Status Klinis
1 Pemeriksaan Subjektif 4
2 Pemeriksaan Objektif
- Vital Sign 2
- Pemeriksaan Per-Kompetensi 4
3 Diagnosis
- Impairment 2
- Activity Limitation 2
- Participation Restriction 2
- Contextual Factor 2
4 Prognosis 2
5 Planning
- Jangka Panjang & Pendek 2
- Clinical Reasoning 3
6 Prosedur Intervensi
- Metode Pelaksanaan & Dosis 4
- Clinical Reasoning 6
7 Edukasi & Home Program 2
8 Evaluasi 3
Format Penilaian Presentasi
1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25
2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25
3 Format presentasi dan bahasa 10
TOTAL 100
Penilai,
( )
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai
Assessment 0-100 25%
Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%
Planning 0-100 25%
Intervensi 0-100 25%
Total Nilai
Penilai,
(
)
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE
STASE KARDIOVASKULAR
NAMA PESERTA :
NIM :
TEMPAT :
TANGGAL :
PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE)
N
o Komponen Penilaian Kinerja
Subjektif Jumla
h Poin 0 1 2 3 4
1 Keamanan (Safety)
2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)
3 Akuntabilitas (Accountability)
4 Komunikasi (Communication)
5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)
6 Pengembangan Profesional (Professional
Development)
TOTAL POIN
MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)
N
o Komponen Penilaian Kinerja
Objektif Subjektif Jumla
h Poin 0 1 0 1 2 3 4
ASSESMENT
Anamnesis Umum
1 Peserta memperkenalkan diri
2 Peserta menanyakan identitas pasien
Anamnesis Khusus
1 Peserta menanyakan keluhan utama
pasien
2 Menanyakan Riwayat Penyakit
Sekarang (RPS)/S7
3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
(RPD)
4 Menanyakan Riwayat Penyakit
Keluarga (RPK)
5 Menanyakan Riwayat Penyakit
Penyerta (RPP)
6 Menanyakan Riwayat Sosial
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
Pemeriksaan Umum
1 Pemeriksaan Vital Sign
2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien
3 Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Statis
Inspeksi Dinamis
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Khusus
1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Aktif
Pasif
Isometrik Resisted
2 Pengukuran Kekuatan Otot
3 Pengukuran ROM
4 Pengukuran Antropometri
5 Pengukuran Nyeri
6 Pemeriksaan Spesifik
Untuk mendukung penegakan
diagnosis
Untuk menentukan diagnosis banding
7 Melakukan Pengukuran terkait
Diagnosis
DIAGNOSIS
1 Diagnosis Medis (penjelasan)
2 Diagnosis Fisioterapi
Impairment
Functional Limitation
Disability/Participant Restriction
PLANNING
1 Rencana Jangka Pendek
2 Rencana Jangka Panjang
INTERVENSI
1 Penerapan Intervensi Modalitas
2 Penerapan Intervensi Manual Terapi
3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan
EDUKASI & HOME PROGRAM
1 Modifikasi faktor internal
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
2 Modifikasi faktor eksternal
3 Home Program
EVALUASI
1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan
awal
Total Poin
PERHITUNGAN NILAI AKHIR
N
o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai
1 Praktik Profesional (Professional
Practice)
(Jumlah Poin : 24) x
100 30%
2 Manajemen Pasien (Patient
Management)
(Jumlah Poin : 157)
x 100 70%
Total Nilai Akhir
Interpretasi :
Objektif …...………….,
…………………………
0 Tidak Dilakukan
1 Dilakukan Mengetahui,
Subjektif Penguji Bagian
0 Tidak Dilakukan
1 Kurang Baik
2 Cukup Baik
3 Baik (
)
4 Sangat Baik
http://www.unud.ac.id/mailto:[email protected]
-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman : www.unud.ac.id, E-mail : [email protected]
FORM PENILAIAN MORNING REPORT
HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________
No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi
Aktif
Berpikir
Kritis
Kemampuan
Komunikasi
Time
Manajemen
Tata
Krama Nilai Total
1
2
3
4
5
Keterangan Penilaian
No Keterangan Nilai
1 Kehadiran
Hadir tepat waktu 4
Terlambat