Modul Plc Fix

26
D3 Teknik Elektro Fakultas Teknologi Insdustri Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 Website: http://iarc2012.weebly.com 1. PENGANTAR PLC sangat vital keberadaannnya untuk meningkatkan efisiensi dalam dunia perindustrian. Apalagi sekarang persaingan di dunia industri sudah sangat ketat misalkan persaingan perusahaan otomotif di dunia misal PT.Astra (Honda, Toyota, Daihatsu), PT. GM (General Motor ), dan perusahaan Otomotif lainnya bersaing untuk memberikan performa yang baik dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya seperti misalnya meliputi hal-hal berikut : a) Meningkatkan kualitas (Quality), b) Meminimkan Harga (Cost), c) Pengiriman produk (Delivery) yang sangat cepat sehingga tidak ada waktu tunggu, d) Keamanan dan keselamatan kerja (Safety) bagi pekerja sangat tinggi sehingga tidak rawan kecelakaan, e) Mengurangi operasi-operasi manual yang bisa membahayakan operator bahkan menimbulkan kematian dan beberapa aspek vital lainnya. Untuk memberikan kriteria kinerja seperti yang dipaparkan diatas, PLC sangat bias memberikan kendali yang besar untuk mewujudkannya. Meskipun dipasaran sudah banyak beredar berbagai macam merek PLC yang dipakai misalnya PLC merek Siemens, Allan Bradley, Omron, Mitsubishi dan merek lainnya. Pada kesempatan ini, kita akan membahas Cara menggoperasikan PLC Mitsubishi Q series mulai dari pengenalan hardware, dan bagaimana memrogramannya menggunakan modul simulator. 1.1. Sejarah Perkembangan Programmable Logic Controller pertama kali dikembangkan oleh General Motor tahun 1968. Sistem kontrol ini digunakan sebagai alternatif untuk mengganti sistem relay control yang kompleks. Aplikasi PLC ini banyak digunakan dalam proses permesinan, pengepakan, material handling, assembly terotomasi dan sebagainya. Menurut IEC61131 bagian 1, pengertian PLC merupakan sistem elektronik yang beroperasi secara digital, menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan data sesuai keinginan pengguna, untuk melakukan fungsi khusus seperti logic, sequencing, timing, arithmetic; untuk melalui input baik analog maupun digital. Kontroler yang dapat diprogram dengan perangkat yang dirancang secara khusus mudah dapat diintegrasikan dengan sistem kontrol industri dan digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi yang diharapkan. Kontroler yang dapat diprogram sangat berguna bila dipergunakan pada operasi yang berulang-ulang dalam proses industri secara sekuensial. Pada pengontrolan secara sekuensial dilengkapi dengan relay, timer, dan counter. Sistem ini akan sangat sulit dilakukan untuk sistem produksi yang sering berubah dan dibongkar untuk kemudian dirancang kembali secara lengkap. 1.2. Sistem Kontrol yang Menggunakan PLC Gambar 1.5, adalah sebuah aplikasi Machine Robot Gantry Control. Digunakan dalam operasi memilih dan tempat. Urutan Seluruh proses ini dikendalikan oleh PLC. Berbagai perangkat input seperti saklar pemilih, tombol, switch logika, sensor yang terhubung ke input PLC melalui terminal blok input. Perangkat output seperti cahaya bergulir, indikator, relay, kontaktor dan katup solenoida dihubungkan ke terminal output dari PLC. Seluruh proses ini dikendalikan oleh sebuah program tangga dimuat ke memori CPU PLC. Program ini akan mengeksekusi urutan

description

PLC

Transcript of Modul Plc Fix

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

1

Website: http://iarc2012.weebly.com

1. PENGANTAR

PLC sangat vital keberadaannnya untuk meningkatkan efisiensi dalam dunia

perindustrian. Apalagi sekarang persaingan di dunia industri sudah sangat ketat misalkan

persaingan perusahaan otomotif di dunia misal PT.Astra (Honda, Toyota, Daihatsu), PT. GM

(General Motor ), dan perusahaan Otomotif lainnya bersaing untuk memberikan performa yang

baik dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya seperti misalnya meliputi hal-hal

berikut :

a) Meningkatkan kualitas (Quality),

b) Meminimkan Harga (Cost),

c) Pengiriman produk (Delivery) yang sangat cepat sehingga tidak ada waktu tunggu,

d) Keamanan dan keselamatan kerja (Safety) bagi pekerja sangat tinggi sehingga tidak

rawan kecelakaan,

e) Mengurangi operasi-operasi manual yang bisa membahayakan operator bahkan

menimbulkan kematian dan beberapa aspek vital lainnya.

Untuk memberikan kriteria kinerja seperti yang dipaparkan diatas, PLC sangat bias memberikan

kendali yang besar untuk mewujudkannya. Meskipun dipasaran sudah banyak beredar berbagai

macam merek PLC yang dipakai misalnya PLC merek Siemens, Allan Bradley, Omron,

Mitsubishi dan merek lainnya. Pada kesempatan ini, kita akan membahas Cara menggoperasikan

PLC Mitsubishi Q series mulai dari pengenalan hardware, dan bagaimana memrogramannya

menggunakan modul simulator.

1.1. Sejarah Perkembangan

Programmable Logic Controller pertama kali dikembangkan oleh General Motor tahun

1968. Sistem kontrol ini digunakan sebagai alternatif untuk mengganti sistem relay control yang

kompleks. Aplikasi PLC ini banyak digunakan dalam proses permesinan, pengepakan, material

handling, assembly terotomasi dan sebagainya. Menurut IEC61131 bagian 1, pengertian PLC

merupakan sistem elektronik yang beroperasi secara digital, menggunakan memori yang dapat

diprogram untuk penyimpanan data sesuai keinginan pengguna, untuk melakukan fungsi khusus

seperti logic, sequencing, timing, arithmetic; untuk melalui input baik analog maupun digital.

Kontroler yang dapat diprogram dengan perangkat yang dirancang secara khusus mudah dapat

diintegrasikan dengan sistem kontrol industri dan digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi

yang diharapkan. Kontroler yang dapat diprogram sangat berguna bila dipergunakan pada

operasi yang berulang-ulang dalam proses industri secara sekuensial. Pada pengontrolan secara

sekuensial dilengkapi dengan relay, timer, dan counter. Sistem ini akan sangat sulit dilakukan

untuk sistem produksi yang sering berubah dan dibongkar untuk kemudian dirancang kembali

secara lengkap.

1.2. Sistem Kontrol yang Menggunakan PLC

Gambar 1.5, adalah sebuah aplikasi Machine Robot Gantry Control. Digunakan dalam operasi

memilih dan tempat. Urutan Seluruh proses ini dikendalikan oleh PLC. Berbagai perangkat input

seperti saklar pemilih, tombol, switch logika, sensor yang terhubung ke input PLC melalui

terminal blok input. Perangkat output seperti cahaya bergulir, indikator, relay, kontaktor dan

katup solenoida dihubungkan ke terminal output dari PLC. Seluruh proses ini dikendalikan oleh

sebuah program tangga dimuat ke memori CPU PLC. Program ini akan mengeksekusi urutan

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2

Website: http://iarc2012.weebly.com

secara otomatis menurut urutan yang telah ditentukan. Operasi manual juga disediakan untuk

memungkinkan operator untuk mengaktifkan mesin secara manual oleh switch, tombol darurat

untuk tujuan keselamatan yang diperlukan menghentikan operasi mendadak. Pada aplikasi ini,

sistem kontrol beroperasi sebagai operasi yang berdiri sendiri.

Hasil dari kemajuan pesat teknologi, tugas kontrol rumit dilakukan dengan sistem control sangat

otomatis, yang mungkin dalam bentuk Programmable Logic Controller (PLC) & mungkin

sebuah host komputer. Selain itu sinyal interfacing ke peralatan lapangan (seperti operator panel,

motor, sensor, switch, katup solenoid dan lain-lain), kemampuan dalam komunikasi jaringan

memungkinkan implementasi skala besar dan proses koordinasi selain memberikan fleksibilitas

yang lebih besar dalam mewujudkan sistem kontrol terdistribusi. Setiap komponen dalam system

kontrol memainkan peran penting tanpa ukuran. Misalnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6

PLC tidak akan tahu kejadian di sekitarnya tanpa alat indera. Dan jika perlu, sebuah computer

harus diletak untuk mengkoordinasikan kegiatan di daerah tertentu seperti di shopfloor suatu

pabrik..

Gambar 1. Panel Kontrol Mesin Robot Pengangkat

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

3

Website: http://iarc2012.weebly.com

1.3. Bagian-bagian Sistem Kontrol Menggunakan PLC

Dalam sebuah sistem otomatis, PLC umumnya dianggap sebagai jantung dari system

kontrol. Dengan program aplikasi kontrol (tersimpan dalam memori PLC) dalam pelaksanaan,

PLC selalu memantau keadaan sistem melalui sinyal umpan balik perangkat input lapangan. Ini

kemudian akan didasarkan pada logika program untuk menentukan tindakan yang akan

dilakukan di lapangan perangkat output. PLC dapat digunakan untuk mengontrol sebuah tugas

yang sederhana dan berulang-ulang, atau beberapa dari mereka mungkin saling berhubungan

bersama-sama dengan pengontrol lain atau komputer pusat melalui semacam jaringan

komunikasi, dalam rangka mengintegrasikan kontrol proses yang kompleks.

Input Device

Kepintaran sistem kontrol otomatis sangat tergantung pada kemampuan sebuah PLC untuk

membaca status sinyal input melalui perangkat lapangan.

Gambar 2. Sistem Kontrol menggunakan PLC

Gambar 3. Komponen Peralatan Kontrol yang Terhubung pada

Input PLC

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

4

Website: http://iarc2012.weebly.com

Push-buttons, keypad dan toggle switch, yang merupakan antarmuka manusia-mesin,

adalah jenis alat manual input. Di sisi lain, untuk mendeteksi benda kerja, pemantauan

bergerak mekanisme, memeriksa tekanan dan atau ketinggian cairan dan banyak lainnya,

maka PLC akan menerima sinyal dari perangkat tertentu penginderaan otomatis seperti

proximity switch, limit switch, photoelectric sensor, level sensor dan sebagainya. Jenis

sinyal masukan ke PLC akan ON/OFF atau logika analog. Sinyal-sinyal input yang

dihubungkan ke PLC melalui berbagai jenis modul masukan PLC.

Output Devices

Sebuah sistem otomatis atau sistem PLC hampir lumpuh tanpa sarana antarmuka ke

peralatan lapangan. Beberapa perangkat yang paling sering dikendalikan motor, solenoida,

indikator relay, buzzers dan beberapa peralatan lain. Aktivasi motor dan solenoida PLC

dapat mengontrol sistem servo posisi lebih kompleks. Ini jenis perangkat output adalah

mekanisme sistem otomatis dan begitu berpengaruh langsung terhadap kinerja sistem.

Namun, perangkat output lain seperti lampu pilot, buzzers dan alarm yang hanya

dimaksudkan untuk memberi tahu informasi telah tercapai.

1.4. Pengertian Programmable Logic Controller (PLC)

Sebuah PLC terdiri dari Central Processing Unit (CPU) yang berisi program aplikasi dan

Input dan Output Interface modul, yang terhubung langsung ke bagian I/O peralatan. Program ini

mengontrol PLC sehingga ketika sinyal input dari perangkat input ternyata ON, respon yang

tepat dibuat. Respons biasanya akan menyalakan sebuah sinyal keluaran ke beberapa perangkat

output.

Gambar 5. Diagram Fungsional

PLCTerhubung pada Output PLC

Gambar 4. Komponen Peralatan Kontrol yang Terhubung pada Output

PLC

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

5

Website: http://iarc2012.weebly.com

Central Processing Unit

Central Processing Unit (CPU) adalah sebuah mikroprosesor yang mengkoordinasikan

kegiatan PLC sistem. Hal ini mengeksekusi program, proses I/O & sinyal berkomunikasi

dengan perangkat eksternal.

Memori

Ada berbagai jenis unit memori. Ini adalah wilayah yang memegang sistem operasi dan

memori pengguna. Sistem operasi sebenarnya adalah sebuah perangkat lunak sistem yang

mengkoordinasikan PLC. Program Ladder, Timer dan Counter Nilai disimpan dalam

memori pengguna.

Perangkat Input dan Output

Bagian dari PLC yang berinteraksi dengan yang di kontrol.

2. PERANGKAT PEMROGRAMAN

Perangkat ini dipergunakan untuk memasukkan program kedalam memori PLC. Ada

beberapa alat untuk pemrograman.

2.1. Graphic Programming Console (GPC)

Perangkat pemrograman ini mirip Laptop. Peralatan ini software sudah termasuk di

dalamnya.

Gambar 6. GPC PLC Allen

Bradley

Gambar

Gambar 7. Handheld PLC

Micrologix Allen Bradley

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

6

Website: http://iarc2012.weebly.com

2.2. Handheld Programming (Pemrograman lewat Console)

Perangkat pemrograman ini lebih praktis untuk dibawa. Tidak memerlukan battery maupun

software.

2.3. Komputer/Laptop

Perangkat pemrograman ini berupa komputer bisa tipe desktop atau yang portable (Laptop).

Keuntungan komputer adalah satu komputer bisa dipakai pada bermacam macam PLC yang

berbeda-beda dengan program pabrik pembuat PLC tersebut. Fungsi yang tersedia

tergantung pada software yang di berikan oleh pabrik pembut PLC. Komputer tidak dapat

melakukan komunikasi dengan PLC apapun tanpa program yang benar. Perangkat ini

memerlukan software dan sistem operasi komputer, jadi jika ada perubahan di sistem operasi

softwarenya belum tentu sesuai.

2.4. Pemrograman PLC

Menurut IEC 61131-3 bahasa pemrograman yang digunakan untuk memprogram suatu PLC

antara lain Ladder Diagram, Function Block Diagram, Statement List, Structure Text, dan

Sequential Functional Chart. Tetapi dalam aplikasi nyatanya bahasa pemrograman PLC

yang paling banyak digunakan adalah jenis ladder diagram. IEC 61131-3 menetapkan lima

bahasa pemrograman:

Representasi gambar/simbol, dapat berupa

Ladder Diagram (LAD)

Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram / FBD)

Urutan Chart Fungsi (Sequential Function Chart / SFC)

Tabel perintah, dapat berupa

Daftar Instruksi (Statement List / STL)

Teks Terstruktur (Structured Text / ST)

Ladder logic diagram (LD) Graphical Discrete control

Function Block Diagram (FBD) Graphical Continuous control

Sequential Function Chart (SFC) Graphical Sequencing

Statement List (STL) Textual Similar to ladder diagrams

Structured Text (ST) Textual Complex logic, computations

Gambar 8. Personal Komputer Sebagai Alat Pemrograman.

Tabel Bahasa Pemrogaman PLC

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

7

Website: http://iarc2012.weebly.com

3. PLC OMRON

Otomasi sistem adalah “suatu proses dimana sistem diharapkan dapat bekerja pada

nilai efektifitas dan efesiensi waktu, tenaga manusia dan sebagainya, mudah dalam

pengoperasian serta menghasilkan suatu hasil proses yang baik”. Untuk merealisasikan hal

tersebut di atas, maka digunakanlah suatu kontrol pemrograman yang disebut PLC

(Programmable Logic Controller). Dan dalam percobaan kali ini digunakan tipe konfigurasi

PLC, yaitu PLC Omron dengan Software CX Programmer. Tipe konfigurasi dari PLC Omron

bermacam-macam yakni jenis CPM1, CQM1 atau C200H. Namun, untuk pelatihan ini, tipe PLC

yang dipakai adalah jenis CQM1 yang menggunakan software CX Programmer.

3.1 Konfigurasi system

Prosedur Online

1. Nyalakan

2. Pilih menu start kemudian program pilih Cx Programmer. Pilih menu File pada

tampilan window Cx Programmer kemudian New, maka akan muncul tampilan seperti

gambar berikut ini.

Gambar.9 konfigurasi system

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

8

Website: http://iarc2012.weebly.com

3. Lalu pada Device Name ketik sesuai PLC yang anda gunakan dengan bahasa anda

sendiri.

4. Pilih Device Type CQM1 karena pada praktikum ini PLC yang digunakn adalah tipe

CQM1. Lalu tekan Settings maka akan tampak jendela sebagai berikut.

5. Pilih CPU type sesuai PLC yang anda gunakan, yaitu CPU21

6. Pada File Memory pilih None, dan tekan OK

7. Maka akan kembali ke jendela sebelumnya, pilih Network Type yaitu Sysmac Way lalu

tekan Settings sehingga akan muncul jendela seperti pada gambar

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

9

Website: http://iarc2012.weebly.com

8. Pada Driver tab, masukkan Port Name sesuai Port pada CPU yang anda pergunakan,

lalu pilih Baud Rate 9600, Data Bits, Parity, dan Stop Bits berurut bernilai 7, Even, 2.

Lalu tekan OK maka akan kembali ke jendela sebelumnya.

9. Tekan OK dan kertas kerja siap dipergunakan dalam pembuatan Ladder Diagram.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

10

Website: http://iarc2012.weebly.com

3.2 Instruksi dasar pemrograman

Instruksi Input – Output

1) Normaly open

2) Normaly Close

3) OR

4) Out

Instruksi Pewaktu dan Pencacah

a. Pewaktu

Diagram pewaktu:

Fungsi : Instruksi TIM (Timer) dapat digunakan sebagai pewaktu delay-ON juga sebagai

rangkaian delay

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

11

Website: http://iarc2012.weebly.com

b. Pencacah/Counter

Fungsi : Instruksi CNT (Counter) dapat digunakan sebagai pencacah penurunan yang

diset awal.

3.3. Latihan

Langkah percobaan :

1. Buat diagram ladder diatas dengan menggunakan software CX-Programmer.

2. Check kondisi input PLC dalam kondisi off ,lalu nyalakan PLC.

3. Ubah mode kedalam RUN

4. Nyalakan tombol start (00000) dan amati keadaan output.

5. Nyalakan input (00003) dan amati keadaan output.

6. Nyalakan input (00002) sebanyak 10 kali dan amati keadaan output.

7. Ulangi kembali baris ke-5 untuk beberapa percobaan dan amati hasilnya.

8. Matikan proses dengan menyalakan input stop (00001).

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

12

Website: http://iarc2012.weebly.com

4. PLC SIMENS

4.1. Pengalamatan S7-300 Plc Siemens

1. Alamat Input

Input pada PLC dimulai dari alamat I 0.0 sampai I 65535.7. Akan tetapi pada PLC Siemens

S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral (ditampilkan di led) dimulai

dari I 124.0 sampai I 124.7 dan I 125.0 sampai dengan I 125.1. Alamat-alamat yang tidak

berhubungan dengan peripheral (peralatan) tersebut dapat digunakan sebagai alamat

perantara.

2. Alamat Output

Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q 0.0 sampai dengan Q 65535.7. Dan yang

terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di led) dimulai dari alamat Q124.0

sampai dengan Q 124.5

3. Alamat Memory address

Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi memori yang

berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita dapat memilaih memori mana

yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu memilih spesifikasi address, yang meliputi

memory area, address Byte-nya dan bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam

yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double

Word.

Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :

Addressing Input Register (I) :

Format :

Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I 124.0

Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4

Addressing Output Register (Q) :

Format :

Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q 124.0

Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4

Addressing Variabel Memory area (V) :

Format :

Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V 124.0

Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4

Addressing Bit Memory area (M) :

Format :

Bit M[alamat byte].[alamat bit] = M25.7

Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

13

Website: http://iarc2012.weebly.com

4.2. Konfigurasi Sistem

The figures show the following CPU elements :

(1) Status and error displays

(2) Slot for the Micro Memory Card (MMC)

(3) Connections of the integrated I/O

(4) Power supply connection

(5) Interface X2 (PtP or DP)

(6) Interface X1 (MPI)

(7) Mode selector switch

The figure shows the following integrated I/Os

(1) Analog I/Os

(2) each with 8 digital inputs

(3) each with 8 digital outputs

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

14

Website: http://iarc2012.weebly.com

1. Nyalakan

2. Pilih menu start kemudian program pilih Simatic kemudian pilih Step 7 Lite, maka akan

muncul tampilan seperti gambar berikut ini.

3. Untuk memulai membuat program baru pilih File – New – OB1:CYCL_EXC, sedangkan

untuk membuka kembali program yang sudah tersimpan maka pilih File – Open Project –

Pilih direktori tempat program tersebut disimpan. Ada beberapa tipe dalam menuliskan

program pada STEP 7 Lite yaitu, bentuk FBD (Function Block Diagram), STL (Statement

List), LAD (Ladder Diagram). Pada praktikum otomasi akan dipilih salah satu tipe

penulisan program yaitu dalam bentuk LAD. Untuk mendapatkan bentuk penulisan

program dalam format LAD pilih View – LAD atau dengan shortkey ctrl+1. Maka jendela

program akan terlihat seperti pada gambar berikut.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

15

Website: http://iarc2012.weebly.com

4. Klik Hardware pada toolbar Project yang terdapat pada sebelah kiri jendela program.

Jendela program akan berubah seperti pada gambar 3. Pada slot no 2 rack 0 pilih tipe

CPU 312 C : 6ES7 312-5BD01-0AB0 dan pada slot no 4 pilih tipe SM AI/O tipe SM 334

AI4/AO2x12 bit : 6ES7 334-0KE00-0AB0.

5. Maka akan kembali ke jendela sebelumnya dan kertas kerja siap dipergunakan dalam

pembuatan Ladder Diagram.

4.3. Instruksi Dasar

4.3.1 Instruksi Input – Output

a. Normaly Open Contact --| |--

Instruksi ini digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya

adalah terbuka.

Penjelasan :

Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “1“

atau hanya sinyal dari input I 124.2 saja yang bernilai “1’.

b. Normally Closed Contact --|/|--

Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan

normalnya adalah tertutup.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

16

Website: http://iarc2012.weebly.com

Penjelasan :

Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “1“

atau hanya sinyal dari input I 124.2 saja yang bernilai “0“.

c. Invert Power Flow --| NOT|--

Fungsi dari instruksi ini adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.

Penjelasan :

Nilai sinyal output Q 124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I 124.0 bernilai “1“ atau input I

124.1 dan I 124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal output Q 124.0 bernilai “1“ saat

kondisi input I 124.0 bernilai “0“ atau input I 124.1 dan I 124.2 bernilai “0“

d. Output Coil ---( )

Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-

instruksi yang ada di depannya.

Penjelasan :

Nilai sinyal output Q 124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “1“

atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk sinyal output Q 124.1

akan bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “0“ atau hanya sinyal input

I 124.2 bernilai “1“.

e. Set Coil ---( S )

Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik keluaran

(output) maupun timer ataupun counter.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

17

Website: http://iarc2012.weebly.com

Penjelasan :

Pada contoh di atas, output Q 4.0 akan di set bila saklar I 0.0 dan I 0.1 berlogic atau

saklar I 0.2 berlogic 0. Output Q 4.0 tersebut akan aktif walaupun saklar yang ada di

depannya masih terbuka.

f. Reset Coil

Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik keluaran (output)

maupun timer ataupun counter.

Penjelasan :

Output Q 124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I 124.0 bernilai “1“. Jika

inputan I 124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan akan mereset alamat Q

124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“ meskipun input I 124.0 yang

mengaktifkannya masih aktif.

4.3.2. Instruksi Pewaktu dan Pencacah

a. Pewaktu

Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay). Dengan adanya

timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif setelah kita berikan input. Selain itu

kita juga dapat mengatur seberapa lama output tersebut harus aktif.

1. S-Pulse

T no. = no indikasi timer

S = input awal

TV = nilai timer

R = reset

BI = nilai timer dengan format interger

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

18

Website: http://iarc2012.weebly.com

BCD = nilai timer dengan format BCD

Q = status keluaran timer

Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya menghitung (delay

time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)

berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali

ke awal saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer

menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“. Timer

akan direset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode

BCD.

Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai

”1”. Jika nilai nilai input (I 124.0) berubah dari “1“ ke “0“ maka hitungan timer akan

berhenti. Jika nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan

berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika

timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti

saat direset.

2. S-Pext

T no. = no indikasi timer

S = input awal

TV = nilai timer

R = reset

BI = nilai timer dengan format interger

BCD = nilai timer dengan format BCD

Q = status keluaran timer

Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung

sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0”

ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)

berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal

lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

19

Website: http://iarc2012.weebly.com

selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan direset (timer bernilai

”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode

BCD.

Contoh aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah

berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum

hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I

124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5

bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika

telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.

3. S_ODT (On Delay Timer)

T no. = no indikasi timer

S = input awal

TV = nilai timer

R = reset

BI = nilai timer dengan format interger

BCD = nilai timer dengan format BCD

Q = status keluaran timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat

menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti.

Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi

menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer

menghitung adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”. Timer

akan direset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode

BCD.

Contoh Aplikasi :

S_ODT

S Q

TV BI

R BCD

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

20

Website: http://iarc2012.weebly.com

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah

berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum

hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I

124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5

bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika

telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.

4. S_OFFDT (Off Delay Time)

T no.

T no. = no indikasi timer

S = input awal

TV = nilai timer

R = reset

BI = nilai timer dengan format interger

BCD = nilai timer dengan format BCD

Q = status output timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus

menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai

menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input

awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai

dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika

timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan direset (timer

bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.

Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode

BCD.

Contoh Aplikasi :

S_OFFDT

S Q

TV BI

R BCD

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

21

Website: http://iarc2012.weebly.com

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah

berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum

hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I

124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5

bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika

telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.

5. ( SP ) Pulse Timer Coil

< T no. >

---( SP )

< Time Value >

T no. = no indikasi timer

Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input (”1”). Jika input

berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka timer akan berhenti menghitung.

Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah

menjadi ”0”.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I 124.0) bernilai ”1”. Timer bekerja

selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0” sebelum nilai hitungan timer

selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal output bernilai ”1” selama timer bekerja.

Jika nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti

dan timer T5 bernilai “0“ (direset).

6. ( SE ) Extended Pulse Timer Coil

< T no. >

---( SE )

< Time Value >

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

22

Website: http://iarc2012.weebly.com

T no. = no indikasi timer

Time Value = nilai timer

Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat ada inputan awal

bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung walaupun nilai inputan berubah

menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan

selesai nilai timer berubah menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)

berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali

ke awal saat nilai S menjadi “1“.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah

berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum

hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I

124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5

bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika

telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.

7. ( SD ) On-Delay Timer Coil

< T no. >

---( SD )

< Time Value >

T no. = no indikasi timer

Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat

menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti

Contoh Aplikasi :

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

23

Website: http://iarc2012.weebly.com

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai

”1”. Nilai output (Q 124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai

menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari “1“

menjadi “0“ maka timer akjan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai

input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan

timer T5 bernilai “0“ (direset).

8. ( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil

< T no. >

---( SS )

< Time Value >

T no. = no indikasi timer

Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus

menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi

”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal

berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal

lagi. Timer akan bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

24

Website: http://iarc2012.weebly.com

Contoh Aplikasi:

Penjelasan : : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0)

telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1”

sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika

nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti

dan timer T5 bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “0“ ketika timer

menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.

9. ( SF ) Off-Delay Timer Coil

< T no. >

---( SF )

< Time Value >

T no. = no indikasi timer

Time Value = nilai timer

Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus

menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi

”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal

berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal

lagi. Nilai sinyal output akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai

menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai ”0” ketika nilai

Reset bernilai ”1”.

Contoh Aplikasi :

Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai

hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah

berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum

hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I

124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5

bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika

telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

25

Website: http://iarc2012.weebly.com

b. Pencacah/Counter

Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini terdiri dari 16 bit

word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini memungkinkan insruksi ini sebanyak 256

counter. Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory area. Nilai

counter seharga 0 sampai 999

1. S_CUD

S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input untuk CU

semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari ”999“. Namun untuk

CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per satu dan nilai input counter-nya

harus lebih dari satu. Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari

nol dan 0 jika menghitung sehingga menjadi nol.

Contoh

Penjelasan

Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat dijalankan Counter Up

atau Counter Down jika input diset. Nilai counter dicontohkan dengan format binary

coded decimal ( C#995) jika count up maka q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count

down maka diakhir perhitungan akan bernilai 0.

2. ( SC )

( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.

Jika I 0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100

3. ( CU )

( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.

D3 Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Insdustri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

26

Website: http://iarc2012.weebly.com

( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.

a. Latihan

Langkah percobaan :

1. Buat diagram ladder diatas dengan menggunakan software Step7 Profesional.

2. Check kondisi input PLC dalam kondisi off ,lalu nyalakan PLC.

3. Ubah mode kedalam RUN

4. Nyalakan tombol start (00000) dan amati keadaan output.

5. Nyalakan input (00003) dan amati keadaan output.

6. Nyalakan input (00002) sebanyak 10 kali dan amati keadaan output.

7. Ulangi kembali baris ke-5 untuk beberapa percobaan dan amati hasilnya.

8. Matikan proses dengan menyalakan input stop (00001).