Modul Plc Fix
-
Upload
basuki-rachmad -
Category
Documents
-
view
108 -
download
3
description
Transcript of Modul Plc Fix
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1
Website: http://iarc2012.weebly.com
1. PENGANTAR
PLC sangat vital keberadaannnya untuk meningkatkan efisiensi dalam dunia
perindustrian. Apalagi sekarang persaingan di dunia industri sudah sangat ketat misalkan
persaingan perusahaan otomotif di dunia misal PT.Astra (Honda, Toyota, Daihatsu), PT. GM
(General Motor ), dan perusahaan Otomotif lainnya bersaing untuk memberikan performa yang
baik dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya seperti misalnya meliputi hal-hal
berikut :
a) Meningkatkan kualitas (Quality),
b) Meminimkan Harga (Cost),
c) Pengiriman produk (Delivery) yang sangat cepat sehingga tidak ada waktu tunggu,
d) Keamanan dan keselamatan kerja (Safety) bagi pekerja sangat tinggi sehingga tidak
rawan kecelakaan,
e) Mengurangi operasi-operasi manual yang bisa membahayakan operator bahkan
menimbulkan kematian dan beberapa aspek vital lainnya.
Untuk memberikan kriteria kinerja seperti yang dipaparkan diatas, PLC sangat bias memberikan
kendali yang besar untuk mewujudkannya. Meskipun dipasaran sudah banyak beredar berbagai
macam merek PLC yang dipakai misalnya PLC merek Siemens, Allan Bradley, Omron,
Mitsubishi dan merek lainnya. Pada kesempatan ini, kita akan membahas Cara menggoperasikan
PLC Mitsubishi Q series mulai dari pengenalan hardware, dan bagaimana memrogramannya
menggunakan modul simulator.
1.1. Sejarah Perkembangan
Programmable Logic Controller pertama kali dikembangkan oleh General Motor tahun
1968. Sistem kontrol ini digunakan sebagai alternatif untuk mengganti sistem relay control yang
kompleks. Aplikasi PLC ini banyak digunakan dalam proses permesinan, pengepakan, material
handling, assembly terotomasi dan sebagainya. Menurut IEC61131 bagian 1, pengertian PLC
merupakan sistem elektronik yang beroperasi secara digital, menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan data sesuai keinginan pengguna, untuk melakukan fungsi khusus
seperti logic, sequencing, timing, arithmetic; untuk melalui input baik analog maupun digital.
Kontroler yang dapat diprogram dengan perangkat yang dirancang secara khusus mudah dapat
diintegrasikan dengan sistem kontrol industri dan digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi
yang diharapkan. Kontroler yang dapat diprogram sangat berguna bila dipergunakan pada
operasi yang berulang-ulang dalam proses industri secara sekuensial. Pada pengontrolan secara
sekuensial dilengkapi dengan relay, timer, dan counter. Sistem ini akan sangat sulit dilakukan
untuk sistem produksi yang sering berubah dan dibongkar untuk kemudian dirancang kembali
secara lengkap.
1.2. Sistem Kontrol yang Menggunakan PLC
Gambar 1.5, adalah sebuah aplikasi Machine Robot Gantry Control. Digunakan dalam operasi
memilih dan tempat. Urutan Seluruh proses ini dikendalikan oleh PLC. Berbagai perangkat input
seperti saklar pemilih, tombol, switch logika, sensor yang terhubung ke input PLC melalui
terminal blok input. Perangkat output seperti cahaya bergulir, indikator, relay, kontaktor dan
katup solenoida dihubungkan ke terminal output dari PLC. Seluruh proses ini dikendalikan oleh
sebuah program tangga dimuat ke memori CPU PLC. Program ini akan mengeksekusi urutan
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2
Website: http://iarc2012.weebly.com
secara otomatis menurut urutan yang telah ditentukan. Operasi manual juga disediakan untuk
memungkinkan operator untuk mengaktifkan mesin secara manual oleh switch, tombol darurat
untuk tujuan keselamatan yang diperlukan menghentikan operasi mendadak. Pada aplikasi ini,
sistem kontrol beroperasi sebagai operasi yang berdiri sendiri.
Hasil dari kemajuan pesat teknologi, tugas kontrol rumit dilakukan dengan sistem control sangat
otomatis, yang mungkin dalam bentuk Programmable Logic Controller (PLC) & mungkin
sebuah host komputer. Selain itu sinyal interfacing ke peralatan lapangan (seperti operator panel,
motor, sensor, switch, katup solenoid dan lain-lain), kemampuan dalam komunikasi jaringan
memungkinkan implementasi skala besar dan proses koordinasi selain memberikan fleksibilitas
yang lebih besar dalam mewujudkan sistem kontrol terdistribusi. Setiap komponen dalam system
kontrol memainkan peran penting tanpa ukuran. Misalnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6
PLC tidak akan tahu kejadian di sekitarnya tanpa alat indera. Dan jika perlu, sebuah computer
harus diletak untuk mengkoordinasikan kegiatan di daerah tertentu seperti di shopfloor suatu
pabrik..
Gambar 1. Panel Kontrol Mesin Robot Pengangkat
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3
Website: http://iarc2012.weebly.com
1.3. Bagian-bagian Sistem Kontrol Menggunakan PLC
Dalam sebuah sistem otomatis, PLC umumnya dianggap sebagai jantung dari system
kontrol. Dengan program aplikasi kontrol (tersimpan dalam memori PLC) dalam pelaksanaan,
PLC selalu memantau keadaan sistem melalui sinyal umpan balik perangkat input lapangan. Ini
kemudian akan didasarkan pada logika program untuk menentukan tindakan yang akan
dilakukan di lapangan perangkat output. PLC dapat digunakan untuk mengontrol sebuah tugas
yang sederhana dan berulang-ulang, atau beberapa dari mereka mungkin saling berhubungan
bersama-sama dengan pengontrol lain atau komputer pusat melalui semacam jaringan
komunikasi, dalam rangka mengintegrasikan kontrol proses yang kompleks.
Input Device
Kepintaran sistem kontrol otomatis sangat tergantung pada kemampuan sebuah PLC untuk
membaca status sinyal input melalui perangkat lapangan.
Gambar 2. Sistem Kontrol menggunakan PLC
Gambar 3. Komponen Peralatan Kontrol yang Terhubung pada
Input PLC
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
4
Website: http://iarc2012.weebly.com
Push-buttons, keypad dan toggle switch, yang merupakan antarmuka manusia-mesin,
adalah jenis alat manual input. Di sisi lain, untuk mendeteksi benda kerja, pemantauan
bergerak mekanisme, memeriksa tekanan dan atau ketinggian cairan dan banyak lainnya,
maka PLC akan menerima sinyal dari perangkat tertentu penginderaan otomatis seperti
proximity switch, limit switch, photoelectric sensor, level sensor dan sebagainya. Jenis
sinyal masukan ke PLC akan ON/OFF atau logika analog. Sinyal-sinyal input yang
dihubungkan ke PLC melalui berbagai jenis modul masukan PLC.
Output Devices
Sebuah sistem otomatis atau sistem PLC hampir lumpuh tanpa sarana antarmuka ke
peralatan lapangan. Beberapa perangkat yang paling sering dikendalikan motor, solenoida,
indikator relay, buzzers dan beberapa peralatan lain. Aktivasi motor dan solenoida PLC
dapat mengontrol sistem servo posisi lebih kompleks. Ini jenis perangkat output adalah
mekanisme sistem otomatis dan begitu berpengaruh langsung terhadap kinerja sistem.
Namun, perangkat output lain seperti lampu pilot, buzzers dan alarm yang hanya
dimaksudkan untuk memberi tahu informasi telah tercapai.
1.4. Pengertian Programmable Logic Controller (PLC)
Sebuah PLC terdiri dari Central Processing Unit (CPU) yang berisi program aplikasi dan
Input dan Output Interface modul, yang terhubung langsung ke bagian I/O peralatan. Program ini
mengontrol PLC sehingga ketika sinyal input dari perangkat input ternyata ON, respon yang
tepat dibuat. Respons biasanya akan menyalakan sebuah sinyal keluaran ke beberapa perangkat
output.
Gambar 5. Diagram Fungsional
PLCTerhubung pada Output PLC
Gambar 4. Komponen Peralatan Kontrol yang Terhubung pada Output
PLC
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
5
Website: http://iarc2012.weebly.com
Central Processing Unit
Central Processing Unit (CPU) adalah sebuah mikroprosesor yang mengkoordinasikan
kegiatan PLC sistem. Hal ini mengeksekusi program, proses I/O & sinyal berkomunikasi
dengan perangkat eksternal.
Memori
Ada berbagai jenis unit memori. Ini adalah wilayah yang memegang sistem operasi dan
memori pengguna. Sistem operasi sebenarnya adalah sebuah perangkat lunak sistem yang
mengkoordinasikan PLC. Program Ladder, Timer dan Counter Nilai disimpan dalam
memori pengguna.
Perangkat Input dan Output
Bagian dari PLC yang berinteraksi dengan yang di kontrol.
2. PERANGKAT PEMROGRAMAN
Perangkat ini dipergunakan untuk memasukkan program kedalam memori PLC. Ada
beberapa alat untuk pemrograman.
2.1. Graphic Programming Console (GPC)
Perangkat pemrograman ini mirip Laptop. Peralatan ini software sudah termasuk di
dalamnya.
Gambar 6. GPC PLC Allen
Bradley
Gambar
Gambar 7. Handheld PLC
Micrologix Allen Bradley
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
6
Website: http://iarc2012.weebly.com
2.2. Handheld Programming (Pemrograman lewat Console)
Perangkat pemrograman ini lebih praktis untuk dibawa. Tidak memerlukan battery maupun
software.
2.3. Komputer/Laptop
Perangkat pemrograman ini berupa komputer bisa tipe desktop atau yang portable (Laptop).
Keuntungan komputer adalah satu komputer bisa dipakai pada bermacam macam PLC yang
berbeda-beda dengan program pabrik pembuat PLC tersebut. Fungsi yang tersedia
tergantung pada software yang di berikan oleh pabrik pembut PLC. Komputer tidak dapat
melakukan komunikasi dengan PLC apapun tanpa program yang benar. Perangkat ini
memerlukan software dan sistem operasi komputer, jadi jika ada perubahan di sistem operasi
softwarenya belum tentu sesuai.
2.4. Pemrograman PLC
Menurut IEC 61131-3 bahasa pemrograman yang digunakan untuk memprogram suatu PLC
antara lain Ladder Diagram, Function Block Diagram, Statement List, Structure Text, dan
Sequential Functional Chart. Tetapi dalam aplikasi nyatanya bahasa pemrograman PLC
yang paling banyak digunakan adalah jenis ladder diagram. IEC 61131-3 menetapkan lima
bahasa pemrograman:
Representasi gambar/simbol, dapat berupa
Ladder Diagram (LAD)
Diagram Blok Fungsi (Function Block Diagram / FBD)
Urutan Chart Fungsi (Sequential Function Chart / SFC)
Tabel perintah, dapat berupa
Daftar Instruksi (Statement List / STL)
Teks Terstruktur (Structured Text / ST)
Ladder logic diagram (LD) Graphical Discrete control
Function Block Diagram (FBD) Graphical Continuous control
Sequential Function Chart (SFC) Graphical Sequencing
Statement List (STL) Textual Similar to ladder diagrams
Structured Text (ST) Textual Complex logic, computations
Gambar 8. Personal Komputer Sebagai Alat Pemrograman.
Tabel Bahasa Pemrogaman PLC
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
7
Website: http://iarc2012.weebly.com
3. PLC OMRON
Otomasi sistem adalah “suatu proses dimana sistem diharapkan dapat bekerja pada
nilai efektifitas dan efesiensi waktu, tenaga manusia dan sebagainya, mudah dalam
pengoperasian serta menghasilkan suatu hasil proses yang baik”. Untuk merealisasikan hal
tersebut di atas, maka digunakanlah suatu kontrol pemrograman yang disebut PLC
(Programmable Logic Controller). Dan dalam percobaan kali ini digunakan tipe konfigurasi
PLC, yaitu PLC Omron dengan Software CX Programmer. Tipe konfigurasi dari PLC Omron
bermacam-macam yakni jenis CPM1, CQM1 atau C200H. Namun, untuk pelatihan ini, tipe PLC
yang dipakai adalah jenis CQM1 yang menggunakan software CX Programmer.
3.1 Konfigurasi system
Prosedur Online
1. Nyalakan
2. Pilih menu start kemudian program pilih Cx Programmer. Pilih menu File pada
tampilan window Cx Programmer kemudian New, maka akan muncul tampilan seperti
gambar berikut ini.
Gambar.9 konfigurasi system
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
8
Website: http://iarc2012.weebly.com
3. Lalu pada Device Name ketik sesuai PLC yang anda gunakan dengan bahasa anda
sendiri.
4. Pilih Device Type CQM1 karena pada praktikum ini PLC yang digunakn adalah tipe
CQM1. Lalu tekan Settings maka akan tampak jendela sebagai berikut.
5. Pilih CPU type sesuai PLC yang anda gunakan, yaitu CPU21
6. Pada File Memory pilih None, dan tekan OK
7. Maka akan kembali ke jendela sebelumnya, pilih Network Type yaitu Sysmac Way lalu
tekan Settings sehingga akan muncul jendela seperti pada gambar
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
9
Website: http://iarc2012.weebly.com
8. Pada Driver tab, masukkan Port Name sesuai Port pada CPU yang anda pergunakan,
lalu pilih Baud Rate 9600, Data Bits, Parity, dan Stop Bits berurut bernilai 7, Even, 2.
Lalu tekan OK maka akan kembali ke jendela sebelumnya.
9. Tekan OK dan kertas kerja siap dipergunakan dalam pembuatan Ladder Diagram.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
10
Website: http://iarc2012.weebly.com
3.2 Instruksi dasar pemrograman
Instruksi Input – Output
1) Normaly open
2) Normaly Close
3) OR
4) Out
Instruksi Pewaktu dan Pencacah
a. Pewaktu
Diagram pewaktu:
Fungsi : Instruksi TIM (Timer) dapat digunakan sebagai pewaktu delay-ON juga sebagai
rangkaian delay
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
11
Website: http://iarc2012.weebly.com
b. Pencacah/Counter
Fungsi : Instruksi CNT (Counter) dapat digunakan sebagai pencacah penurunan yang
diset awal.
3.3. Latihan
Langkah percobaan :
1. Buat diagram ladder diatas dengan menggunakan software CX-Programmer.
2. Check kondisi input PLC dalam kondisi off ,lalu nyalakan PLC.
3. Ubah mode kedalam RUN
4. Nyalakan tombol start (00000) dan amati keadaan output.
5. Nyalakan input (00003) dan amati keadaan output.
6. Nyalakan input (00002) sebanyak 10 kali dan amati keadaan output.
7. Ulangi kembali baris ke-5 untuk beberapa percobaan dan amati hasilnya.
8. Matikan proses dengan menyalakan input stop (00001).
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
12
Website: http://iarc2012.weebly.com
4. PLC SIMENS
4.1. Pengalamatan S7-300 Plc Siemens
1. Alamat Input
Input pada PLC dimulai dari alamat I 0.0 sampai I 65535.7. Akan tetapi pada PLC Siemens
S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral (ditampilkan di led) dimulai
dari I 124.0 sampai I 124.7 dan I 125.0 sampai dengan I 125.1. Alamat-alamat yang tidak
berhubungan dengan peripheral (peralatan) tersebut dapat digunakan sebagai alamat
perantara.
2. Alamat Output
Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q 0.0 sampai dengan Q 65535.7. Dan yang
terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di led) dimulai dari alamat Q124.0
sampai dengan Q 124.5
3. Alamat Memory address
Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi memori yang
berbeda – beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita dapat memilaih memori mana
yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu memilih spesifikasi address, yang meliputi
memory area, address Byte-nya dan bit numbernya. Memory area pada PLC ada 5 macam
yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word ataupun Double
Word.
Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :
Addressing Input Register (I) :
Format :
Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I 124.0
Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4
Addressing Output Register (Q) :
Format :
Bit Q[alamat byte].[alamat bit] = Q 124.0
Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte] = QW4
Addressing Variabel Memory area (V) :
Format :
Bit V[alamat byte].[alamat bit] = V 124.0
Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4
Addressing Bit Memory area (M) :
Format :
Bit M[alamat byte].[alamat bit] = M25.7
Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
13
Website: http://iarc2012.weebly.com
4.2. Konfigurasi Sistem
The figures show the following CPU elements :
(1) Status and error displays
(2) Slot for the Micro Memory Card (MMC)
(3) Connections of the integrated I/O
(4) Power supply connection
(5) Interface X2 (PtP or DP)
(6) Interface X1 (MPI)
(7) Mode selector switch
The figure shows the following integrated I/Os
(1) Analog I/Os
(2) each with 8 digital inputs
(3) each with 8 digital outputs
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
14
Website: http://iarc2012.weebly.com
1. Nyalakan
2. Pilih menu start kemudian program pilih Simatic kemudian pilih Step 7 Lite, maka akan
muncul tampilan seperti gambar berikut ini.
3. Untuk memulai membuat program baru pilih File – New – OB1:CYCL_EXC, sedangkan
untuk membuka kembali program yang sudah tersimpan maka pilih File – Open Project –
Pilih direktori tempat program tersebut disimpan. Ada beberapa tipe dalam menuliskan
program pada STEP 7 Lite yaitu, bentuk FBD (Function Block Diagram), STL (Statement
List), LAD (Ladder Diagram). Pada praktikum otomasi akan dipilih salah satu tipe
penulisan program yaitu dalam bentuk LAD. Untuk mendapatkan bentuk penulisan
program dalam format LAD pilih View – LAD atau dengan shortkey ctrl+1. Maka jendela
program akan terlihat seperti pada gambar berikut.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
15
Website: http://iarc2012.weebly.com
4. Klik Hardware pada toolbar Project yang terdapat pada sebelah kiri jendela program.
Jendela program akan berubah seperti pada gambar 3. Pada slot no 2 rack 0 pilih tipe
CPU 312 C : 6ES7 312-5BD01-0AB0 dan pada slot no 4 pilih tipe SM AI/O tipe SM 334
AI4/AO2x12 bit : 6ES7 334-0KE00-0AB0.
5. Maka akan kembali ke jendela sebelumnya dan kertas kerja siap dipergunakan dalam
pembuatan Ladder Diagram.
4.3. Instruksi Dasar
4.3.1 Instruksi Input – Output
a. Normaly Open Contact --| |--
Instruksi ini digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan normalnya
adalah terbuka.
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “1“
atau hanya sinyal dari input I 124.2 saja yang bernilai “1’.
b. Normally Closed Contact --|/|--
Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan
normalnya adalah tertutup.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
16
Website: http://iarc2012.weebly.com
Penjelasan :
Nilai akhir pengoperasian bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “1“
atau hanya sinyal dari input I 124.2 saja yang bernilai “0“.
c. Invert Power Flow --| NOT|--
Fungsi dari instruksi ini adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q 124.0 bernilai “0“ saat kondisi input I 124.0 bernilai “1“ atau input I
124.1 dan I 124.2 bernilai “1“, sedangkan Nilai sinyal output Q 124.0 bernilai “1“ saat
kondisi input I 124.0 bernilai “0“ atau input I 124.1 dan I 124.2 bernilai “0“
d. Output Coil ---( )
Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh instruksi-
instruksi yang ada di depannya.
Penjelasan :
Nilai sinyal output Q 124.0 bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “1“
atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai “0“. Sedangkan untuk sinyal output Q 124.1
akan bernilai “1“ jika sinyal input I 124.0 dan I 124.1 bernilai “0“ atau hanya sinyal input
I 124.2 bernilai “1“.
e. Set Coil ---( S )
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik keluaran
(output) maupun timer ataupun counter.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
17
Website: http://iarc2012.weebly.com
Penjelasan :
Pada contoh di atas, output Q 4.0 akan di set bila saklar I 0.0 dan I 0.1 berlogic atau
saklar I 0.2 berlogic 0. Output Q 4.0 tersebut akan aktif walaupun saklar yang ada di
depannya masih terbuka.
f. Reset Coil
Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik keluaran (output)
maupun timer ataupun counter.
Penjelasan :
Output Q 124.0 akan aktif dan bernilai “1“ jika nilai input I 124.0 bernilai “1“. Jika
inputan I 124.1 aktif atau bernilai “1“ maka reset akan aktif dan akan mereset alamat Q
124.0 sehingga nilainya berubah menjadi “0“ meskipun input I 124.0 yang
mengaktifkannya masih aktif.
4.3.2. Instruksi Pewaktu dan Pencacah
a. Pewaktu
Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay). Dengan adanya
timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif setelah kita berikan input. Selain itu
kita juga dapat mengatur seberapa lama output tersebut harus aktif.
1. S-Pulse
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
18
Website: http://iarc2012.weebly.com
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”, dan lamanya menghitung (delay
time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali
ke awal saat nilai S menjadi “1“. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer
menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“. Timer
akan direset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode
BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai
”1”. Jika nilai nilai input (I 124.0) berubah dari “1“ ke “0“ maka hitungan timer akan
berhenti. Jika nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan
berhenti dan timer T5 bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika
timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti
saat direset.
2. S-Pext
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus menghitung
sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai menjadi ”0”
ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal
lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
19
Website: http://iarc2012.weebly.com
selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan direset (timer bernilai
”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode
BCD.
Contoh aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah
berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum
hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.
3. S_ODT (On Delay Timer)
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status keluaran timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat
menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti.
Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi
menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer
menghitung adalah ”0”, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi ”1”. Timer
akan direset (timer bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode
BCD.
Contoh Aplikasi :
S_ODT
S Q
TV BI
R BCD
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
20
Website: http://iarc2012.weebly.com
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah
berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum
hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
4. S_OFFDT (Off Delay Time)
T no.
T no. = no indikasi timer
S = input awal
TV = nilai timer
R = reset
BI = nilai timer dengan format interger
BCD = nilai timer dengan format BCD
Q = status output timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai ”1”. Timer akan terus
menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah nilai
menjadi ”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input
awal (S) berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai
dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika
timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi “0“.Timer akan direset (timer
bernilai ”0”) ketika nilai Reset (R) bernilai ”1”.
Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode
BCD.
Contoh Aplikasi :
S_OFFDT
S Q
TV BI
R BCD
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
21
Website: http://iarc2012.weebly.com
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah
berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum
hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.
5. ( SP ) Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SP )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input (”1”). Jika input
berubah menjadi ”0” pada saat timer menghitung maka timer akan berhenti menghitung.
Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah
menjadi ”0”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I 124.0) bernilai ”1”. Timer bekerja
selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi ”0” sebelum nilai hitungan timer
selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal output bernilai ”1” selama timer bekerja.
Jika nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti
dan timer T5 bernilai “0“ (direset).
6. ( SE ) Extended Pulse Timer Coil
< T no. >
---( SE )
< Time Value >
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
22
Website: http://iarc2012.weebly.com
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat ada inputan awal
bernilai positif atau ”1” . Timer akan terus menghitung walaupun nilai inputan berubah
menjadi negatif atau ”0”. Output bernilai ”1” saat timer menghitung, setelah hitungan
selesai nilai timer berubah menjadi ”0”. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S)
berubah menjadi “0“ maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali
ke awal saat nilai S menjadi “1“.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah
berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum
hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.
7. ( SD ) On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SD )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai ”1” , jika saat
menghitung (S) berubah dari nilai ”1” menjadi ”0” maka hitungan timer akan berhenti
Contoh Aplikasi :
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
23
Website: http://iarc2012.weebly.com
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0) bernilai
”1”. Nilai output (Q 124.0) benilai “0“ ketika timer menghitung, jika telah selesai
menghitung nilai output akan menjadi “1“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari “1“
menjadi “0“ maka timer akjan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi “0“. Jika nilai
input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan
timer T5 bernilai “0“ (direset).
8. ( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SS )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus
menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi
”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal
lagi. Timer akan bernilai ”0” hanya ketika nilai Reset bernilai ”1”.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
24
Website: http://iarc2012.weebly.com
Contoh Aplikasi:
Penjelasan : : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0)
telah berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1”
sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika
nilai input (I 124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti
dan timer T5 bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “0“ ketika timer
menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “1“.
9. ( SF ) Off-Delay Timer Coil
< T no. >
---( SF )
< Time Value >
T no. = no indikasi timer
Time Value = nilai timer
Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai ”1”. Timer akan terus
menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi
”0” ketika ditengah – tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal
berubah menjadi “0“ dan berubah lagi menjadi “1“ maka hitungan akan dimulai dari awal
lagi. Nilai sinyal output akan bernilai “1“ selama timer menghitung, ketika timer selesai
menghitung nilai output akan berubah menjadi “0“.Timer akan bernilai ”0” ketika nilai
Reset bernilai ”1”.
Contoh Aplikasi :
Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai ”1” maka timer T5 akan memulai
hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I 124.0) telah
berubah menjadi “0“. Jika nilai input (I 124.0) berubah dari ”0” menjadi ”1” sebelum
hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai input (I
124.1) bernilai “1“ saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5
bernilai “0“ (direset). Nilai output (Q 124.0) benilai “1“ ketika timer menghitung, jika
telah selesai menghitung nilai output akan menjadi “0“ seperti saat direset.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
25
Website: http://iarc2012.weebly.com
b. Pencacah/Counter
Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini terdiri dari 16 bit
word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini memungkinkan insruksi ini sebanyak 256
counter. Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory area. Nilai
counter seharga 0 sampai 999
1. S_CUD
S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input untuk CU
semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari ”999“. Namun untuk
CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per satu dan nilai input counter-nya
harus lebih dari satu. Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari
nol dan 0 jika menghitung sehingga menjadi nol.
Contoh
Penjelasan
Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat dijalankan Counter Up
atau Counter Down jika input diset. Nilai counter dicontohkan dengan format binary
coded decimal ( C#995) jika count up maka q124.0 akan bernilai 1, sebaliknya jika count
down maka diakhir perhitungan akan bernilai 0.
2. ( SC )
( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.
Jika I 0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100
3. ( CU )
( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.
D3 Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Insdustri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
26
Website: http://iarc2012.weebly.com
( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.
a. Latihan
Langkah percobaan :
1. Buat diagram ladder diatas dengan menggunakan software Step7 Profesional.
2. Check kondisi input PLC dalam kondisi off ,lalu nyalakan PLC.
3. Ubah mode kedalam RUN
4. Nyalakan tombol start (00000) dan amati keadaan output.
5. Nyalakan input (00003) dan amati keadaan output.
6. Nyalakan input (00002) sebanyak 10 kali dan amati keadaan output.
7. Ulangi kembali baris ke-5 untuk beberapa percobaan dan amati hasilnya.
8. Matikan proses dengan menyalakan input stop (00001).