Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir

27
1 MODUL 2 PENGEMBANGAN DESA MARITIM WILAYAH PESISIR MENUJU DESA MANDIRI LESTARI I. PENGEMBANGAN DESA MARITIM MENUJU DESA MANDIRI LESTARI I.1. Latar belakang Negara kepulauan Indonesia merupakan daerah yang memiliki wilayah yang sangat luas terdiri dai daratan dan laut, Sebagai negara kepulauan yang memiliki kurang lebih 17.508 pulau serta garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 3,1 juta km 2 Ini menyebabkan wilayah pesisir pantai di Indonesia memiliki banyak potensi SDA yang harus dikelola . Karna kekayaan akan Sumber daya alam ini , kita harus menjaga kelestarian dan memanfaatkan secara terencana , seimbang dan bertanggung jawab sehingga dapat melestarikan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya . Maka dari itu perlu adanya suatu kebijakan untuk mengatur penyelenggaraan pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia yang mana juga harus memperhatikan kondisi geografisnya , social-budayanya , aspek potensi terbesar dan juga peran masyarakat sekitarnya Indonesia memiliki potensi laut yang sangat besar. Namun, selama ini potensi laut tersebut belum termanfaatkan dengan baik dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa pada Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Transcript of Modul pengembangan kemaritiman daerah pesisir

Page 1: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

1

MODUL 2

PENGEMBANGAN DESA MARITIM WILAYAH PESISIR MENUJU DESA MANDIRI LESTARI

I. PENGEMBANGAN DESA MARITIM MENUJU DESA MANDIRI LESTARI

I.1. Latar belakang

Negara kepulauan Indonesia merupakan daerah yang memiliki wilayah yang

sangat luas terdiri dai daratan dan laut, Sebagai negara kepulauan yang memiliki

kurang lebih 17.508 pulau serta garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar

3,1 juta km 2 Ini menyebabkan wilayah pesisir pantai di Indonesia memiliki banyak

potensi SDA yang harus dikelola . Karna kekayaan akan Sumber daya alam ini , kita

harus menjaga kelestarian dan memanfaatkan secara terencana , seimbang dan

bertanggung jawab sehingga dapat melestarikan lingkungan serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya . Maka dari itu perlu adanya suatu kebijakan untuk

mengatur penyelenggaraan pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia yang mana juga

harus memperhatikan kondisi geografisnya , social-budayanya , aspek potensi terbesar

dan juga peran masyarakat sekitarnya

Indonesia memiliki potensi laut yang sangat besar. Namun, selama ini potensi

laut tersebut belum termanfaatkan dengan baik dalam meningkatkan kesejahteraan

bangsa pada umumnya, dan pemasukan devisa negara khususnya. Bahkan, sebagian

besar hasil pemanfaatan laut selama ini justru “lari” atau “tercuri” ke luar negeri oleh

para nelayan asing yang memiliki perlengkapan modern dan beroperasi hingga perairan

Indonesia secara ilegal. Dalam konteks inilah upaya pemanfaatan laut Indonesia secara

maksimal tidak saja tepat tetapi juga merupakan suatu keharusan. Pertanyaan yang

timbul kemudian adalah pemanfaatan laut yang bagaimana? Seharusnya adalah

pemanfaatan laut yang dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya pada masyarakat

secara lestari. Dalam konteks inilah kerjasama dalam pengelolaan potensi sumberdaya

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 2: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

2

tersebut sangat diperlukan, karena yang diinginkan bukan saja peningkatan hasil

pemanfaatan laut, tetapi juga pemerataan hasil pemanfaatan yang dinikmati seluas-

luasnya oleh masyarakat.

Daerah pesisir merupakan wilayah yang unik dan cirri khas sehingga dalam

konteks bentang alam, maka wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan

lautan. Lebih jauh lagi, wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari

berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan. Departemen Kelauatan dan

Perikanan dalam rancangan Undang-undang Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

mendefenisikan wilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan

ekosistem darat dan ekosistem laut yang terletak antara batas sempadan kea rah darat

sejauh pasang tertinggi dan ke arah laut sejauh pengaruh aktivitas dari daratan. Wilayah

pesisir memiliki nilai ekonomi tinggi, namun terancam keberlanjutannya. Dengan potensi

yang unik dan bernilai ekonomi tadi maka wilayah pesisir dihadapkan pada ancaman yang

tinggi pula, maka hendaknya wilayah pesisir ditangani secara khusus agar wilayah ini dapat

dikelola secara berkelanjutan.

Untuk menggambarkan arti pentingnya wilayah pesisir tersebut maka secara tidak

langsung perlu direkontruksi suatu perencanaaan pengembangan desa yang memiliki

kemandirian melalui perbaikan dan penataan sarana prasarana mendukung keberhasilan

dalam Pembangunan dimulai dari pinggiran.Adanya Undang – Undang Desa No 6 Tahun

2014 mengamanatkan bahwa pembangunan kemandirian desa dalam merencanakan

pembangunan diberikan wewenang lebih besar oleh pemerintah pusat.Oleh karena itu

perlu disusun modul model pengembangan desa maritim pada desa- desa terluar sebagai

pedoman perencanaan pemerintah pusat dan daerah khusus daerah –daerah yang terdiri

dari kepulauan dan pulau terpencil.

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 3: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

3

I.2. Tujuan Pengembangan Model Desa Maritim menuju kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar

Tujuan dari penyusunan modul Pengembangan Model Desa Maritim menuju

kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar adalah

1. Memberikan panduan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah

wilayah pesisir dan pulau terluar dalam pengembangan desa mandiri.

2. Merekontruksi potensi – potensi daerah pesisir dan pulau – pulau terluar sebagai

daerah yang memiliki nilai ekonomis.

3. Melakukan penataan sarana dan prasarana dalam pendukung pelaksanaan UUD NO

6 TH 2014.

I.3. Sasaran Pengembangan Model Desa Maritim menuju kemandirian daerah pesisir

Adapun yang menjadi sasaran Pengembangan Model Desa Maritim menuju

kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar adalah desa-desa yang terletak di

daerah pesisir pantai dan daerah terluar memiliki potensi sumber daya alam yang

sangat besar untuk dikembangkan. Disamping sasaran diatas modul ini dapat

dimanfaatkan oleh pemerintah pusat dalam menyusun regulasi kebijakan

pembangunan kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar.

I.4. Manfaat Pengembangan Model Desa Maritim

Sebagai modul Pengembangan Model Desa Maritim menuju kemandirian

daerah pesisir dan pulau terluar adapun manfaat dari penyusunan modul ini adalah

sebagai berikut :

1. Memberikan pedoman pemerintah daerah dalam merencanakan pembangunan

desa-desa yang terletak pada wilayah pesisir dan pulau terluar pada desa-desa yang

memiliki potensi alam.

2. Mengembangkan kemandirian potensi ekonomi pada desa – desa pesisir pantai

melalui pengembangan ekonomi berbasis maritime.

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 4: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

4

3. Sebagai alat menjaga keutuhan kedaulatan wilayah republik Indonesia pada daerah

pesisir dan pulau terluar melalui pembangunan sarana prasarana pada desa – desa

yang akses mobilisasi nya sangat terpencil.

II. KONSEP DAN PEMAHAMAN PENGEMBANGAN DESA MARITIM WILAYAH PESISIR MENUJU DESA MANDIRI LESTARI

II.1. Pengertian Konsep Wilayah Pesisir

Berbicara tentang pengertian konsep dan pemahaman terhadap

pengembangan desa maritim pada wilayah pesisir dan pulau terluar tidak terlepas

dengan pengertian arti dan makna yang terkandung dari kata-kata tersebut diatas.

Memperhatikan UU No. 6/1996 Pada Pasal 3 maka bentuk dari Perairan

Indonesia, meliputi dari :

1. Laut territorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil laut diukur dari garis

pangkal kepulauan Indonesia,

2. Perairan Kepulauan, adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis

pangkal lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan jarak dari pantai,

3. Perairan Pedalaman adalah semua peraiaran yang terletak pada sisi darat dari garis

air rendah dari pantai-pantai Indonesia, termasuk didalamnya semua bagian dari

perairan yang terletak pada sisi darat pada suatu garis penutup.

Perairan pedalaman adalah perairan yang terletak di mulut sungai, teluk yang

lebar mulutnya tidak lebih dari 24 mil laut dan di pelabuhan. Karakteristik umum dari

wilayah laut dan pesisir dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Laut meruapakan sumber dari “common property resources” (sumber daya milik

bersama), sehingga kawasan memiliki fungsi public/kepentingan umum.

2. Laut merupakan “open access regime, memungkinkan siapa pun untuk

memanfaatkan ruang untuk berbagai kepentingan.

3. Laut persifat “fluida”, dimana sumber daya (biota laut) dan dinamika

hydrooceanography tidak dapat disekat/dikapling.

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 5: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

5

4. Pesisir merupakan kawasan yang strategis karena memiliki trografi yang relative

mudah dikembangkan dan memiliki akses yang sangat baik (dengan memanfaatkan

laut sebagai “prasarana” pergerakan.

5. Pesisir merupakan kawasan yang akan sumber daya alam, baik yang terdapat di

ruang daratan maupun ruang lautan, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

manusia.

Pada daerah pesisir dan sumber daya alamnya mempunyai arti yang strategis

terhadap pengembangan ekonomi Indonesia, karena posisir pesisir yang memiliki

sumber daya laut merupakan salah satu pilar ekonomi nasional. Disamping itu, fakta-

fakta yang telah dikemukakan beberapa ahli dalam berbagai kesempatan, juga

mengindikasikan hal yang serupa. Fakta-fakta tersebut antara lain adalah :

1. Secara sosial, wilayah pesisir dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa atau 60% dari

penduduk Indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km dari garis pantai.

Dapat dikatakan bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal perkembangan urbanisasi

Indonesia pada masa yang akan datang.

2. Secara administratif kurang lebih 42 Daerah Kota dan 181 Daerah Kabupaten

berada di pesisir, dimana dengan adanya otonomi daerah masing-masing daerah

otonomi tersebut memiliki kewenangan yang lebih luas dalam pengolahan dan

pemanfaatan wilayah pesisir.

3. Secara fisik, terdapat pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi yang tersebar mulai

dari Sabang hingga Jayapura, dimana didalamnya terkandung berbagai asset sosial

(Social Overhead Capital) dan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi dan financial

yang sangat besar.

4. Secara ekonomi, hasil sumberdaya pesisir telah memberikan kontribusi terhadap

pembentuka PDB nasional sebesar 24% pada tahun 1989. Selain itu, pada wilayah

ini juga terdapat berbagai sumber daya masa depan (future resources) dengan

memperhatikan berbagai potensinya yang pada saat ini belum dikembangkan

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 6: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

6

secara optimal, antara lain potensi perikanan yang saat ini baru sekitar 58,5% dari

potensi lestarinya yang termanfaatkan.

5. Wilyah pesisir di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen (exporter)

sekaligus sebagi simpul transportasi laut di Wilayah Asia Pasifik. Hal ini

menggambarkan peluang untuk meningkatkan pemasaran produk-produk sektor

industri Indonesia yang tumbuh cepat (4%-9%).

Menurut Dahuri menyatakan bahwa Wilayah pesisir merupakan daerah

pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan,

baik kering maupun terendam air yangmasihmendapat pengaruhsifat-sifat laut seperti

angin laut,pasangsurut, dan perembesan air laut/intrusi, serta dicirikan oleh vegetasi

yang khas, sedangkan batas ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar daripada

daerah paparan benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih

dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air

tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti

pengundulan hutan dan pencemaran (Bengen, 2002). Umumnya kegiatan

pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap

ekosistem perairan pesisir(Dahuri,et.al,1996).

Jones &Westmacott (1993) menyatakan bahwa wilayah pesisir ditentukan

berdasarkan tujuan kegunaannya,yang telah ditandai secara administratif dan menjadi

tanggng jawab politik dan administratif untuk pengelolaannya menjadi tanggung jawab

politik dan administratif untuk pengelolaannya. Misal ; penanganan polusi dari

pengelolaan sumber daya dasar laut sebagai satu ekositem didasarkan daerah sebagai

rekreasi,pembuangan limbah atau transportasi

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 7: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

7

II.2. Pengertian Desa Pesisir

Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati

dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan UU

No. 32/2004 Desa. Sejenis dengan Desa adalah Kelurahan, yang berada di perkotaan

dan bersifat administrative.Dan menurut Peraturan Pengganti Undang Undang No 43

Tahun 2014 menyebutkan bahwa pengertian Desa adalah desa dan desa adat atau

yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sedangkan Desa pesisir memiliki karakteristik yang berbeda dengan desa di wilayah

pedalaman. Perbedaan tersebut tidak semata pada aspek geografis-ekologis, tetapi juga pada

karakteristik ekonomi dan sosial-budaya. Secara geografis, desa pesisir berada di perbatasan

antara daratan dan lautan. Desa pesisir memiliki akses langsung pada ekosistem pantai (pasir

atau berbatu), mangrove, estuaria, padang lamun, serta ekosistem terumbu karang.

Desa pesisir merupakan wilayah daratan terdepan yang berhadapan dengan

wilayah perbatasan. Oleh karena itu desa pesisir rentan terhadap gangguan keamanan,

baik secara politik maupun ekonomi. Secara politik, desa pesisir, khususnya di pulau

kecil perbatasan, sangat rentan terhadap masuknya pengaruh asing yang dapat

mempengaruhi nasionalisme. Kasus di Miangas, menggambarkan pengaruh budaya dan

spirit kebangsaan Filipina sudah mulai terjadi. Secara ekonomi, gangguan terlihat dalam

berbagai aktivitas ilegal baik dalam pertambangan, perikanan, maupun perdagangan.

Berdasar pengertian dan pemahaman serta fungsi dari desa pesisir, maka secara tidak

langsung memiliki nilai strategi dan menempatkan daerah pesisir wilayah atau daerah dan

subjek dari pembangunan ekonomi. Dengan demikian penempatan desa pesisir sebagai lokasi

lokomotif dari pengembangan kekuatan kemaritiman negara republik Indonesia dan

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 8: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

8

penyanggah keamananan negara serta daerah yang mempunyai sumber daya. Walaupun

Demikian terkadang desa-desa yang terletak di daerah pesisir masih lemah terhadap sarana

prasaran infrastruktur namun desa tersebut aset kekayaan yang belum dikembangkan

dengan potensi hasil-hasil laut yang belum dikembangkan

III. PROGRAM KEGIATAN PADA WILAYAH PESISIR

Wilayah pesisir di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua tipe ekosistem, yaitu

pesisir yang terendam air baik secara berkala maupun permanen dan pesisir yang tidak

terendam air. Pesisir yang terendam air dapat dibedakan lagi menjadi hutan payau,

vegetasi terna rawa payau (salt marsh), hutan rawa air payau (rapak), dan hutan rawa

gambut.

Adapun pesisir yang tidak terendam meliputi wilayah dengan formasi tumbuhan

Pescarpae dan Baringtonia serta daratan pantai (Anonim 1983 & 1987). Pesisir yang

tidak terendam air kecuali pada daerah shore zone berupa pantai pasir dangkal dan

pantai batu.

Jika dilihat dari wilayah pesisir yang ada di Indonesia dilihat dari tipe ekosistem

yang dikemukan diatas maka banyak program – program kegiatan yang dapat

dikembangkan dalam pembangunan desa – desa yang terletak di wilayah pesisir dan

pulau terluar dari wilayah Indonsia sebagai desa maritim.Program dan kegiatan yang

dapat dilakukan bagi pembangunan desa desa tersebut sebagai Berikut

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 9: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

9

Pemetaan Program dan Kegiatan Pengembangan Model Desa Maritim Mandiri Lestari

Lokasi DesaJenis Program

kegiatan

Tujuan Kegiatan atau

PerogramHasil Kegiatan

Memfaat dari program atau

kegiatan

Desa Pesisir Pengembangan

hutan mangrove

- Meningkatankan

ketahanan daerah

pesisir dari abrasi

pantai dan pengikisan

gelombang pasang air

laut

- Meningkatkan

produksi hasil

budidaya laut dengan

menempatkan

mangrove sebagai

tempat berkembang

biak

- Mengembangkan

bahan produksi dari

- Masyarakat dapat

memfaatkan

mangrove sebagai

sumber ekonomi

dengan memfaat

hasil –hasil yang di

hasilkan dari

pohon mangrove

seperti buah

mangrove dapat

dimemfaatkan

bahan pangan

serta kayu dari

pohon mangrove

sebagai bahan

mobiler

- Mangrove melindungi

masyarakat desa pesisir

dari gelombang air laut

dan abrasi pantai.

- Meningkatkan

penghasilan

masyarakat melalui

pengelolaan hasil hasil

dari pohon mangrove

dan peningkatan hasil

tangkapan sumber

daya laut seperti ikan

dan udang

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 10: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

10

Lokasi DesaJenis Program

kegiatan

Tujuan Kegiatan atau

PerogramHasil Kegiatan

Memfaat dari program atau

kegiatan

pohon mangrove

seperti pohon dan

buah pohon

mangrove

Pengembangan

Sistim

pengelolaan

Penyulingan air

laut sebagai air

minum

- Memberikan akses

pelayanan air minum

melalui penyediaan

sarana penyulingan

air laut sebagai

sumber air minum

- Terpasangnya

sistem air minum

memfaatkan

bahan baku dari

sumber air laut

-

- Masyarakat desa

pesisir dapat

memfaatkan dari

sarana penyulingan air

laut sebagai air bersih

memenuhi kebutuhan

untuk air minum,masak

dan cuci.

Pengembangan

lahan kolam tepi

pesisir pantai

sebagai tempat

pembuatan

garam rakyat

- Memberikan nilai

ekonomis dan

pendapatan

masyarakat desa

Pesisir dengan

memfaatkan air laut

sebagai bahan baku

- Peningkatan

produksi garam

rakyat melalui

pembinaan

masyarakat daerah

wilayah pesisir

- Masyarakat desa

pesisir memperoleh

tambahan pendapatan

melalui penguatan

ekonomi rakyat

pembuatan garam

- Mengurangi

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 11: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

11

Lokasi DesaJenis Program

kegiatan

Tujuan Kegiatan atau

PerogramHasil Kegiatan

Memfaat dari program atau

kegiatan

pembuatan garam

-

ketergantungan impor

garam melalui

pembudidayaan

pengunaan lahan

kolam di pesisir pantai

Wisata Kampung

atau desa

Nelayan pesisir

pantai sebagai

Desa Wisata

Maritim

- Meningkatakan daya

tari wisata lokal dan

manca negara

terhadap objek wisata

kampung nelayan

sebagai kampung atau

desa Maritim

Terbentuknya desa

desa nelayan di

pesisir pantai

sebagai objek

daya tarik wisata

melalui penyedian

sarana kuliner

khas kampung

nelayan atau

pemandangan

hutan mangrove

- Masyarakat

memperoleh

pendapatan ekonomi

dari hasil produksi yang

dijual pada turis lokal

atau manca negara

- Membuka akses desa

desa pesisir terbuka

dari keisoliran

Pelatihan

Peningkatan

pendapatan ibu –

- Meningkatkan

pemamfaatan bahan

pangan pangan buah

- Buah mangrove

dijadikan bahan

olahan pembuatan

- Masyarakat dspat

memperoleh bahan

pangan baru melalui

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 12: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

12

Lokasi DesaJenis Program

kegiatan

Tujuan Kegiatan atau

PerogramHasil Kegiatan

Memfaat dari program atau

kegiatan

ibu desa pesisir

pantai

pemanfaatan

buah mangrove

sebagai bahan

pengangan

mangrove sebagai

bahan baku

pengelolaan bahan

makanan

kue atau makanan

ringan

pengelolaan buah

pohon mangrove

Pelatihan dan

pembinaan

peningkatan

penyediaan

sarana

transportasi antar

desa di pesisir

pantai

- Memberikan

peningkatan

pengetahuan kepada

masyarakat pesisir

pantai tentang

penyedian sarana

transportasi antar

desa pesisir dengan

memfaatkan sumber

daya manusia yang

tersedia di desa

tersebut

- Terbentuknya

kelompok –

kelompok

masyarakat desa

pesisir dalam

penyedian sarana

transportasi antar

desa pesisir

- Masyarakat desa

pesisir pantai atau

pemudanya

memperoleh pekerjaan

sampingan dari

kegiatan ini

-

Kegiatan - Memberikan - Terbangunnya - Masyarakat desa dan

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 13: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

13

Lokasi DesaJenis Program

kegiatan

Tujuan Kegiatan atau

PerogramHasil Kegiatan

Memfaat dari program atau

kegiatan

sosialisasi

pemahaman

pengetahuan

masyarakat

tentang Desa

pesisir dan pulau

terluar

pengetahuan

masyarakat arti

penting desa pesisir

sebagai desa maritim

yang memiliki potensi

sumber daya yang

patut dikembangkan

- Meningkatkan

kesadaran masyarakat

dalam menjaga

ekosistem terutama

magrove sebagai

penyanggah dari

pasang air laut dan

abrasi

kesadaran

masyarakat

tentang arti

penting daerah

pesisir sebagai

daerah yang

memilik potensi

sumber daya alam

- Tersusunnya

kebijakan atau

regulasi desa

terhadap larangan

merusak hutan

mangrove sebagai

aset desa yang

sangat penting dan

bermanfaat

aparat desa serta

pemerintah daerah

dalam penyusunan

kebijakan

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 14: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

14

IV. KEBERLANJUTAN DAN PENGEMBANGAN DESA MARITIM PADA WILAYAH PESISIR

IV.1. Keberlanjutan

Keberhasilan pengembangan model Desa Maritim pada daerah wilayah pesisir pantai

dan pulau terluar tidak terlepas oleh ada kemauan dari pemerintah daerah untuk melakukan

identifikasi dan melakukan pemetaan potensi potensi yang patut untuk dikembangkan sebagai

akses daerah.

Cara dan model pengembangan untuk keberlanjutan program atau kegiatan tersebut

tidak terlepas adanya rasa memiliki dan tanggung jawab bahwa daerah persisir dan pulau

terluar masih masih banyak yang masih harus dibenahi sehingga akan meningkatan akses

mobilisasi dan ekonomi daerah tersebut.

Keberlanjutan setiap gagasan pengembangan model desa maritim tersebut yang patut

untuk digaris baweahi antara lain :

1. Adanya respobilitiy dan sense belongi pemerintah pusat dan ditindak lanjuti oleh

pemerintah daerah untuk melakukan gerakan pembangunan desa maritim di daerah pesisir

dengan melibatkan lintas sektor

2. Adanya peran serta dan dukungan masyarakat desa untuk melakukan kegiatan

pengembangan desa pesisir membangun kemandirian dengan kesadaran perubahan

prilaku melihat hutan hutan mangrove sebagai potensi yang harus dijaga kelestarian dan

kelangksungan ekosistemnya

Dengan demikian keberlanjutan pengembangan model desa maritim pada daerah

pesisir pantai dan pulau terluar terletak antara peran pemerintah pusat, pemerintah daerah

dan desa.

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 15: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

15

V. KONSEP DASAR MODUL

A. PENGEMBANGAN DESA MARITIM MENUJU KEMANDIRIAN DAERAH PESISIR MENUJU DESA MANDIRI LESTARI

1) KISI-KISI MATERI

a) Latar belakang

b) Tujuan Pengembangan Model Desa Maritim menuju kemandirian daerah pesisir

dan pulau terluar

c) Sasaran Pengembangan Model Desa Maritim menuju kemandirian daerah pesisir

dan pulau terluar

d) Manfaat Pengembangan Model Desa Maritim menuju kemandirian daerah pesisir

dan pulau terluar

2) TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI

a) Menyampaikan Latar belakang dari Pengembangan Model Desa Maritim menuju

kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar

b) Menyampaikan tujuan dari Pengembangan Model Desa Maritim menuju

kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar

c) Menjabarkan Sasaran dari Pengembangan Model Desa Maritim menuju

kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar

d) Menjabarkan mengenai manfaat Pengembangan Model Desa Maritim menuju

kemandirian daerah pesisir dan pulau terluar

B. KONSEP DAN PEMAHAMAN PENGEMBANGAN DESA MARITIM PADA WILAYAH PESISIR

1) KISI-KISI MATERI

a) Pengertian Konsep Wilayah Pesisir

b) Pengertian Desa Pesisir

2) TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI

a) Memberikan penjelasan dan pengertian konsep wilayah pesisir

b) Memberikan penjelasan Pengertian Desa Pesisir

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 16: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

16

C. PROGRAM KEGIATAN PADA WILAYAH PESISIR

1) KISI-KISI MATERI

a) Pemetaan Program dan Kegiatan Pengembangan Model Desa Pesisir

b) Keberlanjutan Dan Pengembangan Desa Maritim Pada Wilayah Pesisir Dan Pulau

Terluar

2) TUJUAN PENYAMPAIAN MATERI

a) Memberikan penjabaran secara detil tentang pemetaan program dan kegiatan

pengembangan model desa pesisir

b) Memberikan pemahaman mengenai keberlanjutan dan pengembangan desa

maritim pada wilayah pesisir dan pulau terluar

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar

Page 17: Modul pengembangan  kemaritiman daerah pesisir

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Robert M. Delinom. (2007). Pulau-Pulau Kecil di Indonesia, Indonesian Institute of Sciences

(LIPI) Pusat Penelitian Geoteknologi

2. Bengen, Dietriech G. (2002). Sinopsis: Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut

serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat kajian Sumberdaya Pesisir danLautan.Bogor:

InstitutPertanianBogor.

3. Dahuri, Rokhmin. (2001). “The Challenges of Public Policy for Sustainable Oceans and

Coastal Development: New Directions In Indonesia”. The Global Conferenceon Ocean sand

Coasts. UNESCO,Paris,December3-7, 2001.

4. Dahuri, Rokhmin, Jacub Rais, Sapta Putra Ginting, dan M.J. Sitepu. (1996). Pengelolaan

Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta:PT.PradnyaParamita.

Modul Pengembangan Desa Maritim Menuju Kemandirian Daerah Pesisir Pulau Terluar