MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

77
PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN KATA PENGANTAR Anak usia dini adalah masa emas seorang manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan yang luar biasa pada perkembangan otak anak, yang tidak terjadi pada periode berikutnya. Untuk mengoptimalkan potensi perkembangan itu, setiap anak membutuhkan asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan, dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Para ahli telah meneliti bahwa sekitar 50% perkembangan otak anak terjadi pada usia 0 – 4 tahun. Dengan demikian momen otak anak yang sangat penting ini, harus diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik- 1

Transcript of MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Page 1: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN

KATA PENGANTAR

Anak usia dini adalah masa emas seorang

manusia. Pada masa itu terjadi lonjakan yang luar biasa

pada perkembangan otak anak, yang tidak terjadi pada

periode berikutnya.

Untuk mengoptimalkan potensi perkembangan itu,

setiap anak membutuhkan asupan gizi, perlindungan

kesehatan, pengasuhan, dan rangsangan pendidikan

yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Para ahli telah meneliti bahwa sekitar 50%

perkembangan otak anak terjadi pada usia 0 – 4 tahun.

Dengan demikian momen otak anak yang sangat penting

ini, harus diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya

untuk menjadikan anak lebih berkualitas. Tentunya

dengan memberikan rangsangan pendidikan yang tepat,

sejak anak dalam kandungan.

Seiring dengan bertambahnya usia anak tentunya

membutuhkan rangsangan yang lebih lengkap sehingga

memerlukan tambahan pendidikan layanan Pendidikan

1

Page 2: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

baik dirumah maupun di luar rumah. Rangsangan

pendidikan di luar rumah sudah dapat dimulai setelah

anak berusia 3 bulan.

Salah satu bentuk layanan pendidikan anak usia

dini ini adalah layanan pendidikan anak usia dini bentuk

Taman Penitipan Anak. Dalam pelayanan Taman

Penitipan Anak (TPA) salah satu bentuk pembelajarannya

adalah MAIN KEAKSARAAN. Untuk mempermudah para

Pendidik memahami dan melaksanakan pembelajaran

tersebut, penting sekali disusun modul main keaksaraan.

PENDAHULUAN

Anak usia dini tidak mengatur pikiran dan

pengetahuan mereka dalam bentuk mata pelajaran seperti

membaca, berhitung, dan menulis. Karena pada usia dini,

otak kanan telah berfungsi terlebih dahulu sampai 80%

(Tony Buzan), sehingga cara memberikan main

keaksaraan tentunya dengan optimalisasi fungsi otak

kanan; bermain, menyanyi, eksplorasi, dan bercerita.

Kegiatan membaca, menulis, berhitung, itu ada

sepanjang hari dan ada di dalam pengalaman main yang

2

Page 3: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

disediakan melalui hubungan terus menerus dengan

buku, bahasa, pengalaman motorik kasar dan halus.

Untuk itulah Pendidik perlu membaca buku,

dongeng, menyanyi, dan bicara dengan anak sepanjang

hari, menempatkan buku dan bahan menulis di semua

sentra kegiatan belajar.

POKOK BAHASAN

1. AWAL MUNCULNYA KEAKSARAAN

Anak akan benar-benar tertarik huruf dan angka

saat mereka sudah pada tahap perkembangan usia empat

tahun. Hal ini didasari pada kuatnya enam tulang

pergelangan tangan yang diperlukan untuk menulis pada

buku tulis, yang pada masa ini, belum sepenuhnya

berkembang sampai usia tujuh tahun. Untuk itulah

diperlukan konsep main keaksaraan yang dapat

memenuhi kebutuhan anak tersebut, namun tetap sesuai

dengan karakteristik perkembangan anak usia dini.

Komponen keaksaraan mencakup juga pemahaman

bahwa setiap kata yang diucapkan dapat ditulis dan

dibaca. Menulis mengikuti aturan (kiri ke kanan, atas ke

bawah, huruf besar & kecil)

3

Page 4: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

TUJUAN POKOK BAHASAN :

Tujuan Umum :

Memahami awal munculnya keaksaraan pada anak

usia dini, dan menyiapkan main keaksaraan yang

berkualitas.

Tujuan Khusus

1. Pendidik dapat membuat perencanaan kegiatan

awal munculnya keaksaraan

2. Pendidik dapat melaksanakan kegiatan main

keaksaraan

3. Pendidik dapat membuat evaluasi kegiatan main

keaksaraan

A. KONSEP

Pengertian keaksaraan sering dikaitkan dengan

kegiatan yang berhubungan dengan baca-tulis-hitung.

Hasil penelitian menyebutkan, untuk membangun

kemampuan keaksaraan pada anak usia dini yang berarti

membangun kemampuan anak untuk mengenal huruf-

huruf dan kata, sebenarnya dapat dilakukan jauh sebelum

4

Page 5: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

anak mulai tertarik dengan huruf dan kata, yaitu sejak

anak lahir.

Pada bayi yang baru lahir, kemampuan inderanya

masih belum berkembang dengan baik kecuali indera

pendengarannya. Melalui rangsangan yang setiap saat

diterima anak dari lingkungannya, membuat anak belajar

membedakan suara-suara yang didengarnya,

membedakan wajah orang atau benda yang dilihatnya,

membedakan benda-benda yang disentuhnya,

membedakan bau benda-benda yang diciumnya, dan

membedakan rasa benda-benda yang masuk ke

mulutnya. Kemampuan anak untuk bisa membeda-

bedakan ini, merupakan awal munculnya kemampuan

untuk bisa mengklasifikasi/mengelompokan, yang menjadi

dasar untuk membangun kemampuan anak untuk dapat

membaca dan menulis. Bila kita amati, huruf –huruf yang

terdiri dari A, B, C, ...Z, (Alfabet) juga mempunyai bentuk-

bentuk yang berbeda. Sebuah kata yang terdiri dari

beberapa huruf akan bisa dibaca oleh anak apabila ia

mempunyai pengetahuan membedakan dan

mengelompokan hurruf-huruf, seperti membedakan dan

mengelompokan mana yang merupakan huruf ”B” dan

5

Page 6: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

”C”, mengelompokan misalnya huruf ”B” dengan ”A” dan

”C” dengan ”A” dalam kata ”Baca.”

Anak-anak yang banyak kaya pengalaman

klasifikasi bentuk, warna dan ukuran, maka kemampuan

berpikir akan semakin matang dan pengetahuan

klasifikasi juga semakin luas. Pemahaman akan klasifikasi

atau pengelompokan dapat dimengerti secara luas,

misalnya untuk ”Binatang” , dapat mengelompokan

boneka binatang harimau, buaya, singa, dan ular sebagai

kelompok binatang buas. Sedangkan untuk boneka

binatang kucing, anjing, dan ayam sebagai hewan

peliharaan. Disamping itu, dalam pengelompokan dapat

menggunakan benda-benda yang tidak sejenis, seperti

benda-benda yang berhuruf awal k kita bisa kelompokkan

kuda-kuda, kupu-kupu, kacang, kancing.

Pengalaman keaksaraan yang disediakan untuk

anak juga harus melalui kegiatan bermain yang

menyenangkan dan memberi kesempatan pada anak

untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan

keaksaraannya melalui hubungan terus menerus dengan

buku, bahasa, pengalaman motorik kasar, dan motorik

halus. Saat anak mulai dapat menjumput benda-benda

6

Page 7: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

yang dilihatnya, maka orang tua perlu menyediakan

mainan atau benda-benda yang aman untuk dijumput

anak, misalnya pada anak usia 1 tahun bisa disediakan

sepotong kue di piring kecil untuk dijumput anak

menggunakan ujung ibu jari dan telunjuk, dan pada anak

usia yang lebih besar, misalnya usia 3 tahun bisa

disediakan biji-bijian atau buah-buahan terbuat dari kayu

dengan wadah dan penjepit. Pengalaman ini dapat

melatih otot-otot ibu jari dan telunjuk anak, disamping juga

melatih koordinasi mata dan tangan serta gerakan kasar

yang sangat berguna pada saat anak memegang pensil.

Pengalaman main tersebut perlu diberikan secara

berulang-ulang agar anak dapat terus mengolah dan

menganalisa pengalaman mainnya, sehingga mampu

membangun pengertian terhadap hasil mainnya sendiri.

Orang tua atau Pendidik diharapkan juga memiliki

kesempatan untuk membacakan cerita kepada anak.

Buku-buku yang disediakan adalah yang bisa diperkirakan

anak, yaitu buku-buku yang apabila seorang anak sedang

membuka buku misalnya halaman 2, maka anak tersebut

sudah dapat memperkirakan gambar atau isi cerita di

halaman berikutnya.

7

Page 8: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Pada umumnya anak baru benar-benar tertarik

pada huruf-huruf dan kata ketika ia berada pada tahap

perkembangan usia 4 tahun. Menurut hasil penelitian,

kata pertama yang diperkenalkan pada anak adalah kata

yang merupakan bagian dari dirinya, misalnya namanya

sendiri, nama boneka kesayangannya, dsb. Untuk itu

Pendidik bisa menyediakan kertas, krayon, pensil dan

bolpoin di semua sentra agar minat anak untuk mengenal

huruf dan kata ini bisa disalurkan. Dari semua sentra,

maka sentra persiapan merupakan sentra yang paling

banyak menyediakan kegiatan main yang

mengembangkan kemampuan kognisi (daya pikir) dan

motorik halus anak, yang menjadi dasar bagi anak untuk

dapat membaca dan menulis. Sentra persiapan sering

disebut sebagai sentra ”kerja”, karena di sentra ini anak-

anak diharapkan untuk bisa ”kerja”, yaitu lebih tekun dan

konsentrasi dalam menyelesaikan kegiatan mainnya. Oleh

karena itu alat dan bahan main bisa ditata berdekatan

sebab anak tidak terlalu banyak melakukan gerakan

kasar karena lebih banyak berkonsentrasi dalam

menyelesaikan tugasnya.

8

Page 9: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

B. PENGETAHUAN YANG DIBANGUN DALAM MAIN

KEAKSARAAN

Anak usia dini (0-8 tahun) mempunyai cara belajar

yang berbeda dengan manusia dewasa. Bermain menjepit

buah-buahan dan meletakan pada suatu wadah, akan

mengembangkan kemampuan matematika anak.

Demikian juga ketika berperan menjadi seorang ibu yang

sedang menggendong boneka bayi, anak

mengembangkan kemampuan sosial-emosinya. Untuk

itu, pembelajaran keaksaraan untuk anak usia dini perlu

dilakukan dengan penataan lingkungan main yang tepat,

yang memungkinkan anak untuk bisa mempraktekan

keterampilan baca-tulis huruf dan kata dalam pengalaman

hidup yang sebenarnya, disertai dengan pemberian

konsep-konsep dasar yang jelas, sehingga kemampuan

dasar yang diharapkan bisa dimiliki anak dapat tercapai.

Dalam lingkungan yang mendukung anak untuk

main keaksaraan, maka anak bisa belajar banyak hal,

yaitu :

9

Page 10: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

I. Bahasa

Konsep pembelajaran keaksaraan semestinya mencakup

empat kemampuan yaitu mendengar, berbicara,

membaca dan menulis yang bertujuan agar :

1. Anak bertambah kosa-kata baru dan dapat

menggunakan dalam percakapan

Pendidik dapat menyediakan kesempatan antara lain:

a. mengajak anak bicara satu persatu

b. memberikan kesempatan kepada anak untuk

berbicara tentang apa yang dikerjakannya

c. mengenalkan kosa kata baru pada anak. Misalnya

saat membacakan cerita, mendongeng, field-trip

(jalan-jalan) dengan menggunakan berbagai cara,

misalnya dengan menjelaskan, menunjukan melalui

gambar-gambar, menggunakan ekspresi wajah,

bahasa tubuh atau tekanan suara.

2. Anak dapat mendengar dan membedakan bunyi

Pendidik bekerja sama dengan orang tua dalam hal ini

dapat :

a. mengajak anak bernyanyi sambil mengenalkan

huruf dan angka (menunjukan huruf-huruf dan

10

Page 11: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

menyediakan kartu huruf untuk digunakan anak

dalam bermain)

b. Mengajak anak berbicara dengan lafal yang jelas.

c. Menyuarakan nada-nada atau ritme/irama.

d. mengajak anak melakukan permainan yang

menggunakan bahasa. (menyediakan puzzle

huruf (alfabet), huruf-huruf bermagnet, kertas dan

pensil dalam kegiatan main di sentra)

e. membacakan buku cerita yang didalamnya

mengandung kata-kata yang dapat disuarakan

dikaitakan dengan pengenalan konsep huruf dan

angka (membantu anak menceritakan kembali

dan menuliskan kata-kata yang diinginkan)

1. Anak memahami kata/kalimat dan mengikuti alur cerita

dari buku yang dibacakan atau dari suatu percakapan

Pendidik dalam hal ini dapat :

a. Setelah membacakan buku cerita, Pendidik atau

Pendidik mengajukan pertanyaan yang bersifat

terbuka (maksudnya pertanyaan yang jawabannya

bukan “ya” atau “tidak”), misalnya: ”Menurut kamu,

bagaimana kisah selanjutnya ?” atau ”Bagaimana

kalau hal itu terjadi padamu ?”

11

Page 12: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

b. Memberi dorongan kepada anak untuk mengingat

kembali kejadian-kejadian dalam suatu cerita,

misalnya :”Kamu masih ingat apa yang terjadi

ketika srigala mengetuk pintu rumah nenek si

kerudung merah?”

2. Anak dapat belajar cara menggunakan buku atau

media baca lainnya (seperti rambu-rambu, menu,

majalah, koran, dll)

Pendidik dalam hal ini dapat :

a. memberi gagasan pada anak tentang cara merawat

buku dengan baik

b. membantu anak menemukan buku-buku dan

majalah yang berkaitan dengan tema hari itu

c. melengkapi pusat kegiatan anak dengan majalah,

tanda-tanda, poster, buku telepon, menu, dan

koran, dll

d. mendiskusikan dengan anak tentang penulis buku

dan penyusun gambar buku cerita yang sedang

dibacakan ke anak

12

Page 13: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

3. Anak senang membaca, mendengarkan dan menulis

- Membaca :

a. Anak dapat menggunakan ”phonic” (bunyi

huruf)

b. Anak dapat menggunakan kata bermakna

c. Anak mampu mengucapkan kata bermakna

dengan mengucapkan bunyi setiap huruf

- Menulis :

Anak mampu menguan benarngkapkan gagasan

dalam bentuk coretan

Pendidik dalam hal ini dapat :

a. membuat perpustakaan yang menarik (dapat

melibatkan orang tua) sehingga mampu

memunculkan :

- anak senang membaca

- anak mampu memilih dan meletakkan

buku

- anak mampu membuat buku sederhana

b. Membacakan buku cerita kepada anak dan

memotivasi anak untuk mau bercerita

tentang isi buku.

13

Page 14: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

c. Menempatkan buku-buku cerita yang

mudah dijangkau semua anak.

d. Mengajak anak untuk membuat buku cerita

sederhana, untuk menambah koleksi.

e. Melibatkan orang tua untuk membuat buku

dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas.

f. melengkapi sentra/Taman Penitipan Anak

dengan alat-alat yang mendukung

kemampuan baca tulis anak.

g. Pendidik mengenalkan posisi.

h. Pendidik mengenalkan bentuk, warna.

i. Pendidik mengenalkan bentuk huruf

j. Pendidik melengkapi alat yang mendukung

kemampuan menulis

14

Page 15: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

II. Matematika

Matematika sebetulnya ada di mana-mana,

dekat kehidupan sehari-hari kita. Ketika seorang anak

memasukkan telur ke dalam lemari es, mengambil

baju dari lemari pakaian, memasangkan baju dan

celana, memakai sepatu, pergi ke suatu tempat, dan

lain - lain sebetulnya anak sudah belajar matematika.

Kesukaan terhadap matematika harus

dimunculkan sejak usia dini. Pembelajaran

matematika sambil bermain akan memberikan

kenikmatan bagi anak usia dini dalam mengenal

matematika. Pembelajaran yang sederhana,

menggunakan benda yang konkret dan sesuai dengan

usia anak dapat menstimulasi anak dalam

bermatematika.

Mengajarkan matematika kepada anak usia dini

sangat dimungkinkan bila pendidik memiliki konsep

dasar yang jelas dalam memahami dan

mengimplementasikannya secara bertahap dengan

pendekatan kebiasaaan yang biasa dilakukan anak

dalam kehidupan kesehariannya. Pembelajaran

matematika harus dijadikan sesuatu yang

15

Page 16: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

menyenangan. Menjadikan matematika sebagai

bagian dari kehidupan merupakan langkah yang tepat.

Dengan mencintai matematika dapat membuat daya

analisa anak kelak menjadi tajam.

Konsep-konsep matematika yang perlu

dikenalkan pada anak usia dini adalah :

a. Mencocokkan / Memasangkan (Matching)

1). Mencocokkan/ memasangkan diartikan sebagai

seperangkat benda-benda yang memiliki

konsep yang menyatu.

2). Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pendidik/

Pendidik antara lain:

(1) Memasangkan perangkat yang sama

16

Page 17: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

(2) Memasangkan perangkat yang sejenis.Anak diberi bahan-bahan yang memiliki beberapa bentuk & warna. Anak diminta untuk mengambil warna merah & biru dalam jumlah yang sama

(3) Memasangkan benda-benda yang cocok. Anak diminta untuk mencocokkan antara gambar binatang dengan gambar makanannya

(4) Mencocokkan bagian ke keseluruhan

17

Page 18: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

(5). Memasangkan gambar yang sama

(6). Memasangkan polaSusunan pola yang di sebelah kiri merupakan contoh pola. Kantong di bawahnya adalah tempat penyimpanan lembar-lembar pola. Di sebelah kanan berupa kotak-kotak (4x4), yang bisa ditempelkan pola-pola yang cocok dengan pola-pola di sebelah kiri.

18

Page 19: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

(7). Memasangkan benda setengahcontoh : Menggunakan 2 batang stik es krim dan digambar menyatu.

(8). Memasangkan “jumlah”

b. Perbandingan dan Serasi /Urutan

1). Perbandingan adalah kegiatan

membedakan dan menyamakan satu

obyek dengan obyek lain.

19

Page 20: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

2). Seriasi/urutan : ketika 2 benda atau 2

kelompok benda dibandingkan.

Ada 4 tipe seriasi/urutan, yaitu :

(1) Urutan melalui ukuran, bunyi, posisi,

dsb.

(2) Bilangan ordinal seperti ke-1, ke-2, ke-3,

dsb.

(3) Meletakkan sejumlah benda mulai dari

yang paling sedikit jumlahnya sampai

yang paling banyak.

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh pendidik/

Pendidik:

a). Mulailah dengan membandingkan 2

benda yang berbeda. Diskusikan dengan

anak tentang perbedaannya.

b). Untuk anak yang lebih tua usianya,

dorong mereka untuk membandingkan

persamaannya juga.

c). Pendidik/ Pendidik perlu memberikan

kosa kata dari ciri-ciri yang dimiliki benda

itu.

20

Page 21: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

d). Untuk urutan atau seriasi, mulailah

dengan urutan ukuran, kemudian tinggi,

volume, berat, dst.

e). Contoh kegiatan mengurutkan

berdasarkan ukuran dari yang paling

besar ke yang paling kecil, adalah

sebagai berikut :

(1) Siapkan 2 simpai/ tampah.

(2) Tempatkan semua benda dalam 1

simpai/ tampah dan bertanyalah

kepada anak, ”Ambil benda yang

paling besar”

KONSEP LABELUkuran Besar x kecilPanjang Panjang x pendekTinggi Tinggi x rendahJumlah Lebih banyak x lebih

sedikitKetebalan Tebal x tipisKecepatan Cepat x lambatTemperatur Panas x dinginLuas Lebar x sempit

21

Page 22: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

(3) Bimbing anak untuk meletakkan

benda terbesar ke dalam simpai

lainnya.

(4) Bertanyalah kembali kepada anak,

“Ambil benda yang terbesar dan

letakkan di simpai lainnya!”

(5) Bimbing anak untuk meletakkan

benda terbesar selanjutnya ke dalam

simpai lainnya.

(6) Ulangi pertanyaan itu sampai semua

benda diletakkan di simpai lainnya

dari yang paling besar sampai paling

kecil.

f). Biarkanlah anak-anak mendapatkan konsep

urutan lebih dulu sebelum mengenalkan

kata seperti besar, lebih besar, dan paling

besar

Contoh kegiatan membandingkan

(1) Urutan

22

Page 23: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

(2) Serupa tapi tak sama

23

Page 24: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

c. Klasifikasi (Mengelompokkan)

1).Mengelompokkan adalah kegiatan meletakkan

benda-benda ke dalam sebuah kelompok

dengan cara memilah benda-benda yang

memiliki satu atau lebih ciri yang sama atau

menyerupai.

2).Memilah adalah kegiatan yang dilakukan anak

pada saat melakukan pengelompokkan.

3) Benda-benda bisa dipilah atau dikelompokkan

berdasarkan pada ciri-ciri berikut :

a). Warna

b). Bentuk

c). Ukuran (besar/kecil, tebal/tipis, dsb)

d). Bahan (kayu, plastic, kertas, dsb)

e). Tekstur (halus/kasar, dsb)

f). Pola (bergaris, bulat-bulat, dsb)

g). Fungsi (alat tulis, pertukangan, dsb)

h). Asosiasi (memasangkan tongkat/lilin,

susu/gelas, dsb)

i). Kelompok kelas (binatang berkaki empat,

binatang berkaki dua, binatang buas,

24

Page 25: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

binatang piliharaan, binatang air, buah-

buahan, dsb)

j). Ciri umum ( misalnya: memiliki pegangan,

memiliki lubang, memiliki rambut keriting,

dsb).

Contoh pengelompokan berdasarkan warna.

25

Page 26: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

d. Konsep Bilangan

Pengenalan konsep bilangan bertujuan agar

anak memahami konsep bilangan/angka dan

hubungan antara bilangan. Hal tersebut dapat

terlihat saat anak melakukan kegiatan, antara

lain:

Ketika anak bermain pasir, anak bisa

mencatat secara lisan atau tertulis bahwa

diperlukan 5 sekop pasir untuk mengisi

satu wadah pasir.

Ketika anak main balok, anak dapat

memperkirakan bahwa diperlukan 10

balok untuk membuat sebuah pagar,

kemudian menghitungnya untuk

mengetahui apakah perkiraannya benar.

Ketika anak bermain peran makro, anak

dapat menghitung jumlah anak yang ada,

misalnya 5 anak, kemudian menata meja

dengan 5 piring, 5 serbet, 5 sendok dan 5

garpu.

26

Page 27: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

e. Pola

Pengenalan konsep pola bertujuan agar anak

dapat mengenal dan menganalisa pola-pola

sederhana, mencatat, dan membuat perkiraan

dalam menyusun pola-pola lain. Konsep-

konsep tersebut bisa diterapkan saat anak

melakukan kegiatan, antara lain:

* meronce, anak menyusun roncean dengan

susunan silinder merah, hitam, merah,

hitam, merah, hitam

* bernyanyi, anak membuat pola ritme

seperti tepuk tangan 2 kali, tepuk kaki 1

kali, tepuk tangan 2 kali, tepuk kaki 1 kaki,

tepuk tangan 2

* bermain lego, anak memasang lego

dengan susunan lego warna putih,biru,

hijau, putih, biru dan hijau.

f. Geometri dan konsep ruang.

Anak-anak dikenalkan bentuk-bentuk geometri

dengan tujuan agar anak dapat:

27

Page 28: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

1. Mengenal bentuk-bentuk geometris

sederhana seperti segitiga, lingkaran,

empat persegi panjang dan bujur sangkar.

2. Mengenal ciri-ciri dari bentuk-bentuk

geometri, misal sebuah persegi memiliki 4

sisi yang panjangnya sama.

3. Menerapkan pengetahuan sebab-akibat

ketika bekerja dengan bentuk-bentuk

geometri tadi. Sebagai contoh: Anak

mengatakan, ”Ini pasti bentuk segitiga

karena sisinya ada tiga”. Pendidik dalam

hal ini dapat memperkuat pemahaman

anak dengan menjelaskan bentuk-bentuk

yang dibuat anak.

4. Anak memperoleh pengetahuan tentang

konsep ruang ketika ia sadar tentang

dirinya berkaitan dengan dunia

disekitarnya. Pendidik dalam hal ini dapat

menyediakan kegiatan main yang

mendukung anak anak untuk belajar

tentang :

28

Page 29: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

- lokasi dan posisi, misalnya: di atas, di

bawah, di dalam, di luar, di samping,

di depan, di belakang, diantara .

- Arah gerakan, misalnya : kebelakang,

ke depan, ke kiri, ke kanan, sekeliling,

melalui, menyilang, ke atas, dan ke

bawah

- Jarak, misalnya : dekat, jauh.

Selain itu, anak juga perlu diberi

pengalaman dalam kegiatan main ‘mereka-

reka’ macam-macam benda dan bentuk

sehingga anak akan belajar membuat

perkiraan, misal: Anak akan berpikir, ”Apa

yang terjadi kalau saya balikan segitiga

ini”.

Konsep bentuk geometri dan ruang bisa

diterapkan saat anak melakukan kegiatan,

misalnya :

Ketika anak di sentra persiapan, anak

membuat bentuk-bentuk segitiga,

29

Page 30: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

persegi atau lingkaran, menggunakan

papan Geo dan karet.

Ketika anak sedang main peran mikro,

anak mengatakan ”letakkan kudamu di

dalam pagar, kuda saya akan saya

letakkan di luar pagar”

Ketika anak mencatat bahwa

gelembung busa sabun bentuknya

seperti lingkaran

Ketika anak membangun sebuah taman

hayalan menggunakan kotak kardus-

kardus kosong, botol-botol plastik

bekas.

Ketika anak disediakan kertas, krayon,

dan pola-pola bentuk, anak dapat

menggambar atau menjiplak pola-pola

tersebut.

g. Pengukuran

Konsep pengukuran diajarkan pada anak

dengan tujuan agar anak bisa :

30

Page 31: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

1. mengamati benda-benda dan peristiwa

dengan penuh rasa ingin tahu

2. melakukan kegiatan pengukuran secara

luwes

3. mengelompokan dan membandingkan

benda-benda.

4. menyusun benda-benda berdasarkan

urutan, misal: besar-sedang-kecil,

panjang-sedang-pendek, dll

5. menunjukan kesadaran akan konsep dan

urutan waktu

6. menggunakan angka dan menghitung

Konsep-konsep yang perlu diajarkan pada

anak yaitu:

- panjang - lebih panjang - cepat

- lebih cepat

- pendek - lebih pendek - lambat

- lebih lambat

- berat - lebih berat - sebelum

- sesudah

31

Page 32: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

- berikutnya - kemarin - ringan

- lebih ringan

- hari ini - besok

Pendidik dalam hal ini bisa menyediakan kegiatan,

antara lain :

1) Mengajak anak-anak untuk mengukur benda-

benda disekitar seperti kursi, meja, rak buku, dll

menggunakan alat ukur seperti tali, balok,

sendok, buku, potongan kayu, dll. Misalnya

Pendidik dapat mengatakan ”Lihat, Meja ini

panjangnya sama dengan 5 balok”

2) Mengajak anak menghitung waktu yang

diperlukan menggunakan jam dinding, untuk

melakukan kegiatan, misalnya waktu untuk

membuat kue, dan waktu untuk beres-beres.

3) Mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka

kepada anak, seperti : ”Kira-kira berapa gelas

air yang diperlukan untuk mengisi teko ini

sampai penuh ?”

4) Menggunakan kosa-kata seperti: sebelum,

sesudah, hari ini, besok, kemarin, dalam

kalimat, misalnya ”Besok adalah hari ulang

32

Page 33: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

tahunku”, Hari ini hari Kamis, besok hari .......,

kemarin hari........

h. Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan

Pada umumnya anak menyenangi konsep

penjumlahan dan pengurangan, terutama ketika

berusia 6 tahun

Jenis -jenis penjumlahan dan pengurangan

1. Menggabungkan unsur-unsur dijumlahkan

jadi satu

2. Memisahkan unsur-unsur dihilangkan

3. Part-part whole – hubungan antara set dan

subset

4. Membandingkan antara 2 set yang terpisah

33

Page 34: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

PERAN PENDIDIK DALAM MENGELOLA

KEGIATAN MAIN KEAKSARAAN

Tujuan Pokok Bahasan :

Pendidik mampu mengelola kegiatan main keaksaraan

yang menarik bagi anak usia dini yang disuh di TPA.

Tujuan Khusus :

1. Pendidik memahami pentingnya pijakan

pengalaman keaksaraan

2. Pendidik dapat melaksanakan kegiatan

pembelajaran

Uraian Materi :

A. Dukungan Lingkungan Keaksaraan

Pengelolaan awal lingkungan keaksaraan,

merencanakan pengalaman untuk intensitas dan

densitas

34

Page 35: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Menata tempat untuk dua anak atau lebih agar mereka

dapat bekerja dan saling belajar satu sama lain

dengan teman sebayanya

Hindari penataan tempat kerja yang diarahkan oleh

guru sehingga membuat guru tidak bebas melakukan

percakapan dengan anak satu per satu

Pilih bahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan

Menyediakan berbagai bahan yang mendukung

keterampilan keaksaraan

Menyediakan berbagai kegiatan yang memungkinkan

anak untuk melatih perkembangan motorik halus

Menyediakan berbagai bahan dan tempat untuk

menulis

Menyediakan berbagai macam bahan bacaan yang

dapat membantu anak dalam menulis: kamus, daftar

kata, resep, kartu kata dari kosa kata mereka sendiri

Buku, buku, buku!!

35

Page 36: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Pastikan ada cukup tempat untuk anak dapat memilih

(dua setengah - tiga tempat untuk setiap anak di

sentra)

Dukungan Lingkungan Keaksaraan

Keberhasila

n pelaksanaan

kegiatan munculnya

keaksaaran sangat

tergantung pada

kemampuan

Pendidik dalam

memberi dukungan

pada anak.

Dukungan berguna untuk perkembangan munculnya

keaksaraan pada diri anak.

Bentuk-bentuk dukungan dapat berupa

pertanyaan, komentar, memberi gagasan melalui cerita,

gambar, buku, benda-benda langsung, cara main dengan

alat atau bahan, arahan.

36

Page 37: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Peran Pendidik dalam memberikan pijakan dapat

dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu: menata lingkungan

main, memberikan pijakan sebelum main, memberikan

pijakan pengalaman main setiap anak, dan memberikan

pijakan sesudah main.

Penataan lingkungan main meliputi :

- Penataan alat dan bahan main

Pe

Pendidik menyiapkan tempat dan alat yang akan

digunakan anak.

37

Page 38: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Penataan tempat dan alat main harus sesuai dengan

jumlah anak untuk menghindari terjadinya suasana

bermain yang tidak nyaman. Penataan main dapat

dilakukan di luar maupun dalam ruangan, disesuaikan

dengan kondisi tiap daerah.

Pendidik bisa menyediakan bahan-bahan dan alat,

seperti: huruf-huruf dari busa dan wadah air warna;

pensil, spidol, krayon dan kertas; balok warna, balok

unit, lego; buku; puzzle; penjepit besar dan buah-buahan

dari kayu; peralatan elektronik rusak; cat dan kuas;

papan paku dan karet gelang; kantong kata; penjepit

pakaian; cap dan kertas; papan jahit; gunting dan kertas,

dll.

Alat-alat dan bahan main dikelompokan

berdasarkan warna, bentuk, ukuran atau dasar

pengelompokan lainnya, dan ditempatkan dalam wadah-

wadah plastik polos serta diberi nama atau gambar

sebagai simbol dari alat dan bahan main tadi.

Tujuannya memudahkan anak untuk mengambil dan

meletakan kembali alat dan bahan main ketempatnya,

dan sekaligus merupakan suatu cara bagi anak untuk

38

Page 39: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

mengingat nama atau gambar alat main pada wadah

dan bentuk dari alat dan bahan main tersebut.

Khus

us untuk

alat-alat

main yang

tidak

menggun

akan

wadah

seperti

balok unit, bisa ditempatkan langsung pada raknya.

-Penempatan rak-rak

mainan

Wadah-wadah yang

berisi alat dan bahan

main disusun pada rak-

rak yang mudah

dijangkau anak. Rak-rak

diletakan menempel

39

Page 40: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

pada dinding atau dapat juga ditempatkan sebagai

pembatas antar ruangan.

Rak-rak tempat mainan juga bisa diberi roda agar dapat

dipindah-pindahkan, misalnya ketika Pendidik ingin

mengganti tempat kegiatan main anak yang semula di

dalam ruangan menjadi di luar ruangan.

- Penggunaan warna cat

Dinding ruang bermain anak sebaiknya diberi warna

terang tetapi tidak yang menyilaukan atau yang

menyerap panas. Warna-warna tersebut, misalnya putih

atau krem, atau biru muda terang. Dinding tidak perlu

dilukis dengan gambar-gambar, seperti gambar Donald

bebek, pemandangan, dll, yang dapat mengganggu

konsentrasi anak ketika sedang bermain. Demikian

pula halnya dengan warna rak-rak mainan, sebaiknya

tidak menggunakan warna-warna yang bisa

mengalihkan perhatian anak dari kegiatan bermainnya.

40

Page 41: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

- Penataan kesempatan main anak

Setiap anak

mempunyai 3

kesempatan main,

artinya setiap anak

bisa berpindah dari

satu mainan

kemainan lainnya

sebanyak 3 kali. Bila

jumlah anak ada 20

maka jumlah

kesempatan main

yang disiapkan

Pendidik adalah 60.

Dari 1 jenis bahan main, misalnya biji-bijian, maka bisa

disiapkan untuk beberapa kegiatan main seperti

menuang-isi biji-bijian kedalam wadah, menjepit biji-bijian

dengan pinset, supit, atau penjepit pakaian, atau

meletakan biji-bijian ke kartu yang memuat pola bilangan.

Dalam 1 kegiatan main, misalnya menuang – isi

bijian-bijian, maka Pendidik dapat menata untuk 2, 3

atau 4 kesempatan main, tergantung pada rencana

41

Page 42: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

pembelajaran yang Pendidik susun. Namun, sebaiknya

dalam menata kesempatan main anak, Pendidik juga

memperhatikan kebutuhan perkembangan sosial anak.

Jadi, untuk anak-anak usia 0-2 tahun, dimana mereka

masih bermain sendiri-sendiri atau berdampingan, maka

alat dan bahan main ditata untuk main sendiri dan main

berdampingan. Sedangkan, untuk anak-anak berusia 2-

6 tahun, dimana mereka sudah dapat main

berdampingan, main bersama atau main bekerjasama,

maka alat dan bahan main ditata untuk main

berdampingan, bersama, atau main bekerjasama.

- Sikap dan perilaku orang-orang di sekitar anak.

Orang-orang dewasa perlu menjaga perilaku dan sikap

ketika mereka berada disekitar anak, karena anak akan

meniru atau mencontoh apa saja yang dilihatnya. Dalam

usianya yang masih muda, anak-anak usia dini belum

mampu menyaring secara baik ucapan, sikap atau

tindakan dari orang –orang dewasa yang mereka lihat

dan mereka dengar.

42

Page 43: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Untuk itu, anak-

anak

memerlukan

model atau

contoh yang

positif dari

orang-orang

dewasa

disekitarnya.

Oleh karenanya, antara satu Pendidik dengan Pendidik

lainnya harus memiliki satu persamaan baik dalam

ucapan, sikap maupun tindakan ketika berhadapan

ataupun ketika menghadapi suatu persoalan dengan

anak.

Misalnya antara Pendidik-Pendidik dan anak-anak sudah

memiliki peraturan tentang meletakan sepatu pada

tempatnya, dan ketika ada anak yang meletakan sepatu

tidak pada tempatnya, maka Pendidik A, B, atau C

memilki ucapan dan tindakan yang senada ketika

menghadapi anak yang tidak meletakan sepatu pada

tempatnya.

43

Page 44: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

B. Memberi Dukungan sebelum main

Peran Pendidik

yang kedua

adalah

memberikan

pijakan sebelum

main.

Pemberian pijakan ini dilakukan Pendidik saat anak-

anak duduk di karpet atau di tikar membentuk

lingkaran. Pada saat lingkaran tersebut, Pendidik

menjelaskan tema dan sub tema hari itu. Pendidik

juga membacakan cerita dengan buku, poster atau

media lain kepada anak-anak yang tujuannya untuk

memperjelas sub tema.

Pendidik kemudian dapat mengenalkan huruf-huruf

tertentu melalui nama-nama anak atau benda yang

mempunyai huruf awal yang sama.dengan huruf

tersebut. Selain itu, Pendidik juga mengenalkan alat-alat

dan bahan main yang sudah disiapkan kepada anak dan

jumlah kesempatannya, serta memberikan gagasan

tentang cara penggunaan alat dan bahan main tersebut.

44

Page 45: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Disamping itu, Pendidik juga mendiskusikan

dengan anak tentang aturan-aturan yang harus dipatuhi

anak selama dan sesudah main. Setelah itu, Pendidik

memberikan arahan tentang langkah-langkah yang

harus dilakukan anak ketika akan main, yaitu: ”pilih satu

mainan, selesaikan kegiatan mainnya, tunjukan ke

Pendidik apa yang sudah dilakukan, rapikan mainannya,

setelah itu silahkan pilih mainan lainnya.” Selanjutnya,

Pendidik bisa menyuruh anak untuk memilih mainan

dengan menyebutkan ”transisi”, yang berupa perintah

sederhana yang perlu didengarkan dan dilaksanakan

anak sebelum masuk ke sentra. Misalnya, ”Anak

perempuan yang berbaju biru silahkan ambil mainan

duluan.” Tujuan ”transisi” ini agar anak belajar untuk

konsentrasi mendengarkan dan memahami perintah

sederhana. Pemberian perintah ini sifatnya bertahap,

mulai dari satu perintah, dua perintah, sampai tiga

perintah sederhana, sesuai dengan tahap

perkembangan anak. Anak-anak kemudian satu per satu

masuk ke sentra untuk bermain.

Pemberian dukungan sebelum main yang dilakukan

Pendidik dengan cara duduk membentuk lingkaran

45

Page 46: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

bersama anak, umumnya dilakukan pada anak usia 3 ke

atas. Pada anak kelompok usia 0-2 tahun cara ini belum

dilakukan. Di usia tersebut, Pendidik memberikan

dukungan langsung pada saat anak main. Namun bila

anak sudah berusia 2 ½ tahun, kegiatan ini bisa mulai

bertahap dikenalkan pada anak.

C. Memberi dukungan pengalaman main setiap

anak

Pemberia

n dukungan ini

dilakukan

Pendidik pada

setiap anak

ketika ia

sedang

bermain di

sentra.

Pendidik mengamati apa yang dilakukan masing-

masing anak dan berpindah ketempat lain dimana ada

anak yang membutuhkan pijakan yang berupa arahan

46

Page 47: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

atau bimbingan, misalnya dengan memberikan

gagasan pada kegiatan anak.

Pada kelompok anak usia 0-2 tahun, dimana orang

tua atau pengasuh biasanya mendampingi anak, maka

peran Pendidik adalah memberikan contoh-contoh

pijakan ketika menghadapi anak kepada orang tua atau

pengasuh anak. Misalnya bagaimana memberikan

komentar positif ketika anak menggigit temannya,

mengambil mainan teman, atau bagaimana

membimbing anak yang baru belajar berjalan, dsb.

Pada kelompok anak usia 2-6 tahun, Pendidik

mencatat kegiatan main yang dipilih anak dan

bagaimana cara bermain dengan alat dan bahan

tersebut. Pencatatan tersebut menjadi dasar bagi

Pendidik dalam mengetahui tahap perkembangan anak.

Jika pertama kali anak memilih kegiatan main yang

mengarah pada membaca dan menulis, maka hal itu

menunjukan bahwa anak sudah mulai tertarik dan

mampu bekerja dengan huruf dan angka.

Beberapa contoh dukungan yang bisa dilakukan

Pendidik ketika mendampingi anak main:

47

Page 48: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

- Anak memperlihatkan kepada Pendidik hasil

roncean dari manik-manik yang mempunyai warna

sama. Pendidik dapat berkata, ”Wah, kamu

membuat semua manik-manik merah pada

ronceanmu. Maukah kamu mencoba membuat

roncean dari manik-manik yang bentuknya sama

semua ?”

- Anak mengelompokan buah-buahan kecil dari kayu

berdasarkan warna, yang diletakan pada masing-

masing wadah. Pendidik bisa berkata, ”Kamu telah

mengelompokan buah-buahan berdasarkan warna.

Warna mana yang paling banyak buah-buahannya.

Ada berapa ?. Warna mana yang paling sedikit

buah-buahannya ? Ada berapa ?”

- Anak membuat bentuk persegi panjang dari karet

gelang pada papan paku. Pendidik bisa berkata,

”Kamu sudah membuat persegi panjang. Bisakah

kamu membuat bentuk segitiga ?”

48

Page 49: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

D. Memberi dukungan sesudah main

Pemberian

dukungan

sesudah main

dilakukan

Pendidik

setelah anak-

anak selesai

bermain di

sentra.

Anak-anak duduk bersama Pendidik membentuk

lingkaran. Pendidik kemudian memberi pijakan, yaitu:

- meminta setiap anak, satu per satu untuk

menceritakan pengalaman mainnya selama di

sentra.

Tujuannya adalah agar anak belajar mengingat

kembali apa-apa yang sudah dikerjakannya, dan

anak belajar untuk dapat bercerita secara runtut.

- mengajak anak untuk bersama-sama

membereskan mainannya dan meletakan

ketempatnya semula.

49

Page 50: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Ringkasan Materi

1. Peran Pendidik

dalam memberikan

dukungan dapat

dikelompokan

menjadi 4 bagian,

yaitu: menata

lingkungan main,

memberikan pijakan

sebelum main, memberikan pijakan pengalaman

main setiap anak, dan memberikan pijakan

sesudah main.

2. Sebelum anak-anak mulai bermain, Pendidik perlu

menata lingkungan main anak, baik lingkungan di

dalam ruangan maupun lingkungan di luar ruangan

/di halaman.

3. Penataan lingkungan main meliputi: penataan alat

dan bahan main, penempatan rak-rak mainan,

penggunaan warna cat, penataan kesempatan

main anak, sikap dan dan perilaku orang-orang di

sekitar anak.

50

Page 51: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

4. Dukungan sebelum main dilakukan Pendidik saat

anak-anak duduk di karpet atau di tikar

membentuk lingkaran.

5. Pemberian dukungan sebelum main yang

dilakukan Pendidik dengan cara duduk

membentuk lingkaran bersama anak, umumnya

dilakukan pada anak usia 3 ke atas. 6.

Pemberian pijakan pada anak

kelompok usia 0-2 tahun dilakukan langsung pada

saat anak main. Ketika anak sudah berusia 2 ½

tahun, pemberian dukungan dengan cara duduk

membentuk lingkaran bisa mulai bertahap

dikenalkan pada anak.

6. Dukungan pengalaman main setiap anak

dilakukan Pendidik ketika anak sedang bermain di

sentra.

7. Pemberian dukungan sesudah main dilakukan

Pendidik setelah anak-anak selesai bermain di

sentra.

51

Page 52: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

Evaluasi

1. Apa peran Pendidik dalam mengelola kegiatan main

anak ?

2. Apa saja yang harus diperhatikan Pendidik pada saat

menata lingkungan main?

3. Apa saja yang dibicarakan Pendidik kepada anak

saat dukungan sebelum main ?

4. Bagaimana cara Pendidik memberikan dukungan

pengalaman main setiap anak ?

5. Apa saja yang dilakukan ketika memberikan

dukungan sesudah main ?

52

Page 53: MODUL PENGELOLAAN MAIN KEAKSARAAN.docx

MODUL PENGELOLAAN

MAIN KEAKSARAAN

DIREKTORAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DIREKTORAT JENREAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALTH. 2009

53