Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

35
14 Bab 2 Managemen Jaringan Komputer 2.1 Pendahuluan Sebelum memulai manajemen jaringan komputer, pertama-tama menentukan IP statis kartu jaringan Server yang menuju jaringan LAN. Tentukan IP sesuai dengan segment IP yang akan dipasang dijaringan komputer yang telah atau akan di bentuk. Gambar 2.1 Windows Network Connection Gambar 2.2 IP Properties 2.2 Instal Active Directory Managemen user jaringan komputer dengan server Windows Server 2003 dilakukan melalui Active Directory. Install Active Directory melalui menu “Start”, pilih “Administrative tools” kemudian pilih “Manage Your Server”.

Transcript of Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

Page 1: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

14

Bab 2

Managemen Jaringan Komputer

2.1 Pendahuluan

Sebelum memulai manajemen jaringan komputer, pertama-tama menentukan IP statis kartu

jaringan Server yang menuju jaringan LAN. Tentukan IP sesuai dengan segment IP yang

akan dipasang dijaringan komputer yang telah atau akan di bentuk.

Gambar 2.1 Windows Network Connection

Gambar 2.2 IP Properties

2.2 Instal Active Directory

Managemen user jaringan komputer dengan server Windows Server 2003 dilakukan

melalui Active Directory. Install Active Directory melalui menu “Start”, pilih “Administrative

tools” kemudian pilih “Manage Your Server”.

Page 2: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

15

Gambar 2.3 Memilih menu manage your server

Setelah keluar jendela Manage Your Server, klik menu “Add or remove a role”.

Gambar 2.4 Jendela Manage Your Server

Setelah di klik menu “Add or remove a role” akan keluar wizard untuk konofigurasi server.

Klik “Next” untuk lanjut ke tahap selanjutnya, yaitu memilih konfigurasi “typical” atau “custom”

pada tipe typical maka role yang akan diinstal yaitu Active Directory (AD), DNS server dan

DHCP server. Pilih “custom configuration” agar kita dapat memilih role yang akan di instal.

Kemudian klik “next”.

Gambar 2.5 Configuration Option

Page 3: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

16

Setelah keluar jendela “server role” pilih role yang akan di instal. Pilih Active Directory (AD)

kemudian klik “next” dan pada saat keluar summery of selection tinggal klik next untuk dapat

melanjutkan proses instal AD

Gambar 2.6 Menu instal role

Gambar 2.7 Summery of Selections

Tahap selanjutnya akan keluar jendela Active Directory Installation Wizard, klik tombol next

untuk lanjut ke proses selanjutnya.

Gambar 2.8 Active Directory Installation wizard

Klik “Next” pada jendela kompatibilitas yang terbuka setelah menetak tombol “Next” pada

jendela Active Directory Installation wizard.

Page 4: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

17

Gambar 2.9 Operating System Compatibility

Pilih salah satu menu pada jendela tipe domain controller yang akan di instal, untuk yang

pada jaringannya baru di buat domain pilih yang “Domain Controller for New Domain”

sedangkan apa bila telah ada dan mau membuat bacup dari Domain controller yang telah

ada pilih yang “ addtional domain controller for an existing domain”. Untuk kasus sekarang

pilih yang pertama kemudian klik “Next”

Gambar 2.10 Domain Controller Type

Pada jendela selanjutnya untuk domain yang baru pilih “Domain in New Forest” sedangkan

apabila sudah terdapat domain dan mau membuat child dari domain yang telah ada pilih

yang kedua dan apabila ingin membuat domain baru namun terpisah dari domain yang telah

ada, pilih yang ketiga. Untuk kasus sekarang pilih yang pertama. Kemudian tekan tombol

“Next”.

Page 5: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

18

Gambar 2.11 Menu Create New Domain

Masukan nama domain yang akan di buat, misal “biomaterial.lipi.go.id”, kemudian klik next.

Gambar 2.12 New Domain Name

Masukan nama netbios dari domain yang di buat misal “biomaterial”, kemudian klik “Next”.

Gambar 2.13 Netbios Domain Name

Tahap selanjutnya yaitu menentukan folder tempat menyimpan data base dan log active

directory, default database ini ada di drive C, namun di sarankan untuk di simpan di hardisk

yang terpisah dari system windows, misal drive D. Setelah menentukan folder tempat

menyimpan database dan log active directory kemudian klik “Next”. Setelah itu lanjut dengan

Page 6: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

19

menentukan folder tempat menyimpan shared system volume,dan kalau sudah selesai

tinggal klik “Next”

Gambar 2.14 folder database dan log active directory

Gambar 2.15 Shared system volume

Karena pada jaringan belum ada DNS server maka Active Directory Wizard akan meminta

untuk instal DNS server. Klik “Next” untuk lanjut proses instal Active Directory. Tahap

selanjutnya dari istall active directory ini yaitu memilih default permition for user dan group

objek. Pilih yang option pertama jika klien ada yang menggunakan versi windows di bawah

windows 2000, jika tidak ada pilih option yang kedua. Setelah menentukan option yang di

pilih, klik next.

Gambar 2.16 DNS Registration Diagnostics

Page 7: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

20

Gambar 2.17 Default permissions for user and groups object

Untuk me-restrore di perlukan adanya password khusus, menu tersebut ada setelah tahap

default permissions selesai di lewati. Masukan password yang diinginkan kemudian klik

“Next”. Proses selanjutnya akan berjalan secara otomatis. Tunggu sampai proses instal

active directory selesai. Setelah selesai akan keluar jendela “Completing the Active directory

Installation Wizard” dan tinggal klik “Finish”.

Gambar 2.18 Active Directory Restore password

Gambar 2.19 Proses Install Active Directory

Page 8: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

21

Gambar 2.20 Install Active Directory Selesai

Pada saat klik “finish” proses install akan meminta server untuk di restart, klik “Restart” untuk

merestart server.

Gambar 2.21 Restart server

Setelah server restart, login menggunakan User Administrator, setelah login akan muncul

jendela pemberitahuan kalau server yang digunakan sudah berfungsi sebagai domain

kontroler. Klik “Finish”, dan installasi dari active directory selesai.

Gambar 2.22 Jendela informasi server berfungsi sebagai domain kontroler

Page 9: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

22

2.3 Instal DHCP Server

DHCP server diperlukan Untuk memudahkan konfigurasi IP pada komputer klient.

Dengan adanya DHPC server network administrator tidak perlu repot – repot datang ke

komputer klient untuk konfigurasi IP, cukup dengan menghubungkan komputer klient dengan

jaringan yang telah tersedia maka komputer klient akan secara otomatis mendapatkan IP

dari DHCP server. Dengan catatan komputer klient sebelumnya belum pernah di konfigurasi

Ipnya, apa bila sudah pernah di konfigurasi tinggal di kembalikan ke defaultnya yang

otomatis.

Instal DHCP server pada Windows Server 2003 cukup mudah, pertama buka jendela

“Manage Your Server” kemudian klik menu “add or remove role”

Gambar 2.23 Manage your Server

Setelah keluar jendela “manage your server wizard” klik “Next”

Gambar 2.24 Manage your server wizard

Pada jendela “Server Role” pilih “DHCP Server” kemudian klik “Next”.

Page 10: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

23

Gambar 2.25 Server role

Setelah keluar jendela “summery selections” klik next, untuk lanjut ke proses selanjutnya.

Tunngu sampai keluar jendela “New scope wizard” kemudian klik “Next”

Gambar 2.26 Summery Selections

Gambar 2.27 New Scope wizard

Tulis nama scope yang akan dibuat, kemudian klik “Next”.

Page 11: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

24

Gambar 2.28 Scope name

Masukan range IP address yang akan didistibusikan ke klien, kemudian klik Next

Gambar 2.29 IP Address range

Apabila diantara range IP address yang akan didistribusikan ada IP Address yang tidak akan

didistribusikan maka isi IP Address tersebut padakolom yang tersedia di jendela “Add

exclusions”. Apabila tidak ada, biarkan kolom dalam keadaan kosong kemudian klik “Next”.

Gambar 2.30 Add exclussions

Masukan lama waktu berlakunya IP address yang didistribusikan ke klient. Setelah selesai

tinggal klik “Next”

Page 12: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

25

Gambar 2.31 Waktu masa berlakunya IP address yang didistribusikan ke klien

Selanjutnya akan muncul jendela yang menentukan pilihan apakah DHCP server tersebut

akan di konfigurasi untuk gateway, dns atau wins. Pilih yang pertama kemudian klik “Next”.

Gambar 2.32 Configuration DHCP Option

Pada kolom yang tersedia di jendela router (Default Gateway) masukan IP address gateway

dari jaringan, kemudian klik “add” dan teruskan dengan klik “Next”.

Gambar 2.33 Add IP Address Router (Default Gateway)

Page 13: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

26

Gambar 2.34 Jendela Router (Default Gateway)

Setelah memasukan IP Address Default gateway tahap selanjutnya yaitu memasukan IP

address DNS Server. Tulis IP Address DNS Server kemudian klik “Add” teruskan dengan klik

“Next”.

Gambar 2.35 Add IP Address DNS Server

Gambar 2.36 Jendela DNS Server

Setelah memasukan IP Address DNS Server tahap selanjutnya yaitu memasukan IP address

WINS Server. Tulis IP Address Wins Server kemudian klik “Add” kemudian klik “Next”.

Page 14: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

27

Gambar 2.37 Add IP Address WINS Server

Tahap akhir dari instal DHCP Server yaitu mengaktifkannya. Pilih “Yes, i want to activate this

scope now” kemudian klik “Next” dan klik “Finish” dan sekali lagi klik “Finish”.

Gambar 2.38 Activate DHCP Server

Gambar 2.39 Jendela Completing the New Scope Wizard

Page 15: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

28

Gambar 2.40 Jendela informasi Server sekarang berfungsi sebagai DHCP Server

Server belum dapat mendistribusikan IP Address ke klient apabila belum di authorized

dengan Active Directory. Tanda kalau DHCP Server tidak aktif yaitu adanya tanda panah

kebawah warna merah pada nama DHCP Server. Klik Star Menu pilih Administrative Tool

kemudian klik DHCP. Pada jendela DHCP, klik kanan mouse dengan posisi kursor pada

nama server DHCP yang terdapat pada jendela Manage DHCP, kemudian klik Authorize.

Setelah di Authorize tanda panah ke bawah berwarna merah tadi akan berubah menjadi

tanda panah keatas yang berwarna hijau.

Gambar 2.41 Membuka jendela DHCP

Gambar 2.42 Authorize DHCP Server

Page 16: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

29

Apabila server sudah terhubung dengan jaringan komputer atau LAN dan di LAN tersebut

ada klien yang terhubung ke jaringan dengan seting IP address secara auto maka klien

tersebut akan secara otomatis mendapat IP dari server, dan terdaftar d DHCP server pada

menu “address leases.

Gambar 2.43 Daftar klien yang mendapat IP address dari DHCP Server.

2.4 Managemen User

Management user pada windows server 2003 terdapat pada active directory. Untuk

membuka jendela Active directory managemen, klik start menu pilih administratif tools

kemudian klik “Active Directory Users and Computers”.

Gambar2.44 Membuka jendela Active Directory Users and Computers

User domain secara default terdapat Kelompok atau Organizational Unit Users yang terdapat

pada jendela Active directory Users and Computer. Supaya User tersusun rapih sebaiknya

User Domain di tempatkan pada kelompok atau organizational unit yang baru. Untuk

membuat organizational unit yang baru caranya, klik kanan mouse dengan kursor maouse

pada nama domain yang terdapat pada jendela AD yang telah terbuka sebelumnya.

Kemudian pilih “New” dan kemudian klik Organizational Unit.

Page 17: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

30

Gambar 2.45 Membuat Organizational User Baru

Tulis nama Organizational User pada kolom yang tersedia, kemudian klik “Next”. Maka

organizational baru akan muncul pada tree dari nama domain.

Gambar 2.46 Nama Organizational User baru

Apabila diperlukan untuk pengelompokan yang lebih terperinci lagi, dalam Organizational

User yang baru tersebut dapat membuat Organizational User baru lagi. Caranya sama, klik

kanan mouse pada nama Organizational User yang di dalamnya akan dibuat Organizational

User baru atau di kolom sebelah kanan pada jendela Organizational User yang baru.

Kemudian pilih “New” dan klik “Organizational User”. Buat beberapa nama organizational

user sesuai dengan unit atau divisi yang ada.

Gambar 2.47 Membuat Organzational User dalam Organizational User

Page 18: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

31

Gambar 2.48 Organizational User yang telah di buat

Setelah selesai membuat Organizational User, tahap selanjutnya yaitu membuat User.

Penempatan user disesuaikan antara tempat unit dia bekerja dan Organizational usernya.

Misal User tersebut bekerja di bagian administrasi maka user tersebut disimpan atau dibuat

pada Organizational User Administrasi. Untuk membuat User Baru, pada jendela Active

directory Users and Computers yang telah terbuka klik kanan pada Organization User yang

akan dibuat usernya kemudian pilih “New” dan klik “User”.

Gambar 2.49 Membuat User baru

Masukan nama lengkap user yang akan di buat pada kolom yang tersedia jangan lupa isi

pula “User Logon Name”, user logon name tersebut akan di gunakan oleh user untuk login

ke domain. Klik “Next” apabila telah selesai mengisinya.

Gambar 2.50 New Object User

Page 19: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

32

Masukan password standar yang mudah untuk diingat dengan syarat minimal 7 karakter dan

karakternya kompleks, karena itu merupakan persyaratan password yang ada pada

Windows Server 2003. Jangan lupa untuk memberi tanda centang pada menu “User must

change password at next logon”, tujuannya agar pada saat user pertamakali logon dia akan

diminta untuk mengganti passwordnya. Apabila sudah diisi klik “Next” kemudian klik “Finish”.

Gambar 2.51 Set Password user

Gambar 2.52 Password tidak memenuhi persyaratan

Gambar 2.53 Password sesuai dengan persyaratan

Page 20: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

33

Apabila suatu saat memerlukan pengaturan keamanan per kelompok atau Organizational

User, sebaiknya pada masing organizational user di buat group. Caranya, klik kanan mouse

pada Organizational user yang akan di buat groupnya kemudian pilih “New” dan pilih “Group”

Gambar 2.54 Membuat Group

Setelah keluar jendela “New object – Group” tulis nama group pada kolom yang tersedia

kemudian klik “Ok”.

Gambar 2.55 Nama group baru

Setelah membuat group untuk masing – masing organizational user, masukan setiap user

yang ada pada organizational user tersebut ke dalam group tersebut. Caranya, klik kanan

nama group yang ada pada organizational user tersebut, kemudian klik “Properties”.

Gambar 2.56 Properties group

Page 21: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

34

Pada jendela “Properties” yang telah terbuka pilih menu “Members”.

Gambar 2.57 Jendela properties group

Gambar 2.58 Menu member group

Setelah menu “members” terbuka klik “Add”, kemudian klik “Advance” dan klik “Find now”.

Setelah muncul daftar usernya, klik user yang akan di masukan kedalam group tersebut dan

klik “Ok”. Kemudian klik “Ok” lagi dan sekali lagi klik “OK”. Maka user sekarang sudah

termasuk dalam “members” dari “group” tersebut.

Gambar 2.59 Memilih user yang akan di masukan kedalam group.

Page 22: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

35

Gambar 2.60 Daftar user member group user

User yang dibuat secara default akan masuk dalam group “Domain users”, group tersebut

memilik akses yang terbatas seperti tidak memiliki akses untuk login ke server, serta tidak

akan dapat menginstal program pada komputer klien yang telah joint domain ke server. User

yang telah dibuat dapat memiliki akses penuh di jaringan apabila termasuk dalam group

“Domain Admins”. Caranya, pada jendela Active Directory Users and Computers, klik kanan

user yang akan di ubah hak aksesnya, kemudian pilih “properties”.

Gambar 2.61 memilih properties user

Pada jendela properties user yang telah terbuka pilih menu “Member of”.

Gambar 2.62 Properties User

Page 23: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

36

Setelah menu “member of” klik “add” kemudian klik “advance”

Gambar 2.63 Menu Member of pada jendela User properties

Gambar 2.64 jendela memilih group

Gambar 2.65 menu advace pada jendela memilih group

Setelah menu advace terbuka klik “Find now”, nanti akan muncul daftar group yang terdapat

pada domain, pilih group “Domain Admins”. Kemudian klik “Ok”, kemudian klik lagi “Ok”.

Page 24: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

37

Gambar 2.66 jendela memilih group

User yang telah dibuat primary groupnya pertamakali berada pada group “Domain Users”,

untuk itu primari groupnya perlu di ubah ke Domain Admins. Caranya, pilih group “Domain

Admins” pada daftar member of dari user properties, kemudian klik “set primary group”.

Kemudian klik “Ok”, maka sekarang user tersebut mempunyai hak akses penuh pada

jaringan komputer dengan domain tersebut.

Gambar 2.67 Set primary group

Apabila diperlukan, jam akses user ke domain termasuk login di komputer klien dapat

dibatasi. Buka jendela user properties, kemudian pilih menu “Account” dan klik “Logon

Hours”

Gambar 2.68 Menu Account

Page 25: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

38

Set jam akses user sesuai dengan kebutuhan, klik atau blok kotak yang terdapat pada

jendela “logon hours” kemudian klik “logon denied” maka kotak yang tadinya ber warna biru

akan berubah menjadi putih. Kotak - kotak yang berwarna biru menandakan jam user dapat

akses ke domain, dan yang berwarna putih menandakan jam user tidak dapat mengakses

ke domain. Apabila telah selesai tinggal klik “Ok” dan Ok sekali lagi.

Gambar 2.69 Set Logon hours user

Selain waktu akses, user juga dapat diatur hanya dapat akses dari komputer – komputer

tertentu saja. Pada menu “Account” jendela user properties, klik “Log on to”.

Gambar 2.70 Menu account

Masukan nama komputer yang boleh diakses kemudian klik “Add”, nama komputer dapat

lebih dari satu. Apabila telah selesai klik “Ok” dan “Ok sekali lagi.

Page 26: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

39

Gambar 2.71 Add komputer

Gambar 2.72 daftar komputer yang dapat diakses

2.5 Managemen Folder Server

Kumpulkan data pada server untuk memudahkan pencarian data bilamana suatu saat

diperlukan. Buat beberapa folder sesuai dengan kebutuhan pada server kemudian disharing

dan diatur hak aksesnya. Misal :

Nama Folder Hak Akses Keterangan

Profiles Semua user domain

memiliki hak akses penuh.

Folder tempat menyimpan profile

user, sehingga apabila user log

on dari komputer manapun yang

telah joint domain ke domain

akan memiliki profile yang sama,

misal tampilan desktop. Di dalam

folder tersebut akan otomatis

muncul folder dengan nama

folder sama dengan username

masing – masing user

Page 27: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

40

Data User Folder “Data User” Semua

User domain memiliki hak

akses penuh, tetapi folder –

folder yang terdapat

dalamnya hanya dapat

diakses oleh masing-

masing user dan Network

administrator

Merupakan Folder yang

didalamnya terdapat folder –

folder lagi, dengan nama folder

sesuai dengan username untuk

log on ke domain. Folder tersebut

merupakan tempat menyimpan

data pribadi user, sehingga

hanya dapat diakses oleh user

yang bersangkutan dan tentunya

network administrator.

Data Umum Sumua user memiliki hak

akses penuh folder

tersebut.

Folder ini dibuat dengan tujuan

untuk sharing data.

Program Hanya network

administrator yang dapat

menambahkan folder atau

file kedalam folder ini, user

domain hanya dapat

membuka dan

mengkasesnya tanpa dapat

menambah atau menhapus

folder atau file didalamnya

Sharing program atau update

antivirus

Musik Semua user domain

memiliki hak akses penuh

terhadap isi dari folder

tersebut.

Sharing file – file musik, dengan

tujuan agar user tidak

menyimpan file musik di

sembarangan tempat dan juga

untuk mencegah tidak terjadi

penggandaan file musik yang

sama.

Page 28: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

41

Buat folder baru untuk menyimpan properties user

Gambar 2.73 Membuat foder baru

Foder harus disharing supaya dapat diakses dari jaringan, sharing folder dengan cara

membuka jendela properties folder tersebut.

Gambar 2.74 Membuka menu properties folder

Untuk sharing folder tersebut , pada jendela folder proserties klik “Share this folder”,

kemudian atur share permission-nya dengan mengklik “permissions”

Gambar 2.75 Sharing folder

Pada jendela “Share permissions” ada daftar groups atau nama user dengan aturan

permissionnya. Hapus group “Everyone” yang ada pada daftar dengan cara klik nama group

tersebut kemudian klik remove.

Page 29: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

42

Gambar 2.76 Hapus group everyone

Masukan group “Domain Admins” dan “Domain user” kedalam daftar tersebut dengan

permission “Full Controll”. Klik “Add”, kemdian “Advance” dan “Find now”. Pilih group user

yang akan dimasukan dalam daftar “Share permission”.

Gambar 2.76 Add User akses

Gambar 2.77 Select Users, computers or groups

Page 30: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

43

Gambar 2.78 Menu advance

Setelah group atau user di beri tanda klik “Ok” dan sekali lagi klik “Ok”

Gambar 2.79 Memilih group atau user

Gambar 2.80 Daftar group dan user yang akan di masukan ke share permission

Pada daftar group share permission, atur share permission “full controll” untuk semua group.

Kemudian klik “Ok”

Page 31: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

44

Gambar 2.81 Share permission Domain Admins

Gambar 2.82 Share permission Domain Users

Setelah selesai dengan share permission selanjutnya pengaturan sekuriti, pada jendela

folder properties yang terbuka klik menu “Security”. Untuk menghapus group atau user dari

daftar yang ada tidak dapat langsung dilakukan, karena group dan user yang terdapat pada

daftar merupakan inherit dari security folder diatasnya. Klik “Advance” kemudian hilangkan

tanda centang pada option “Allow inharitable peromission from....”. Begitu tanda centang

dihilangkan akan keluar task security, pilih option “Copy”, kemudian klik “Ok”.

Gambar 2.83 Menu Security

Page 32: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

45

Gambar 2.84 Advance Security setting for Profiles

Gambar 2.85 Task Security

Gambar 2.86 Daftar objek permissions

Sekarang groups atau user dapat dihapus dari daftar groups atau username sekuriti.

Tambahkan group atau user sesuai kebutuhan, serta tentukan pula hak akases untuk

masing – masing group atau user yang bersangkutan.

Page 33: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

46

Gambar 2.87 Remove group

Gambar 2.88 Daftar group dan user setelah sebagian dihapus

Gambar 2.89 Daftar Group dan user setelah perubahan

Buat folder – folder yang lain sesuai dengan kebutuhan dan atur pula sekuritinya.

Page 34: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

47

Gambar 2.90 Folder – folder yang disharing di server

2.6 Profiles dan Home Folder User

User dapat log on dari semua komputer yang telah join domain ke domain yang telah

di buat. Hanya pada saat mereka lon on, profile mereka akan berbeda – beda antara satu

komputer dengan komputer lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, profile user harus

disimpan di folder yang telah disharing di jaringan, misal di simpan di folder sharing yang

terdapat di server. Untuk merubah tempat menyimpan profile tersebut ada di profile user,

buka jendela Active Directory Users and Computer, kemudian klik kanan User yang akan di

set profile foldernya dan pilih properties.

Gambar 2.91 Membuka jendela properties user

Setelah jendela Properties user terbuka, pilih menu “Profile”, pada profile path, masukan

folder tempat profile user di simpan. Sekaligus juga buat home folder, home folder ini tempat

menyimpan data pribadi user yang terdapat di server. Yang mana foldr tersebut hanya dapat

di akses oleh user tersebut dan network administrator (Network administratornya harus

dapat dipercaya semua user). Setelah selesai klok “Ok”.

Page 35: Modul Pelatihan Windows Server 2003 Bab2

48

Gambar 2.92 Set folder tempat menyimpan profile dan home folder

Profile user secara otomatis akan terbentuk pada saan user log on dari komputer klien.

Sedangkan home folder akan terbentuk secara otomatis pada saat selesai set profile dan

home folder pada user properties. Setelah terbentuk folder home folder tersebut jangan lupa

untuk set securitynya agar hanya user tersebut dan network administrator yang dapat

mengakses folder tersebut.

Gambar 2.93 membuka properties folder home folder user

Gambar 2.94 Set security home folder user

Lakukan hal yang sama untuk user yang lain.