MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... ·...

49
MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT PENYUSUN : FRIDA LINA TARIGAN, M.Kes PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2019/2020 JALAN KAPTEN MUSLIM NO 79 MEDAN

Transcript of MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... ·...

Page 1: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

MODUL MATA KULIAH

PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

PENYUSUN :

FRIDA LINA TARIGAN, M.Kes

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2019/2020

JALAN KAPTEN MUSLIM NO 79 MEDAN

Page 2: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga karya tulis ini

dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimaksih atas bantuan

dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirnya.

Modul ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas saya sebagai dosen di Universitas

Sari Mutiara Indonesia pada Mata Kuliah Pengembangan dan pengorganisasian.

Modul mata kuliah ini berisi uraian singkat tentang konsep dasar dan ruang lingkup

Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku ini dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat

memperbaiki bentuk maupun menambah isi karya tulis agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya,saya yakin masih banyak

kekurangan dari karya tulis ini.oleh karna itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan buku ini

Page 3: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

ii

VISI DAN MISI

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

VISI

Menjadi program studi kesehatan yang unggul, berkarakter, berdaya saing global khususnya

dibidang kesehatan lingkungan tahun 2038

MISI

1. Melaksanakan pendidikan yang efektif, efesien dalam kesehatan masyarakat, khususnya

kesehatan linkungan sesuai dengan SN Dikti dan KKNI level 6 (enam)

2. Melaksanakan kregiatan penelitian dalam rangka memberikan solusi dalam berbagai

persoalan kesehatan khususnya kesehatan lingkungan

3. Melaksanakan kegiatan pengabdian maysarakat secara provesional untuk meningkatkan

status kesehatan masyarakat yang mendukung pencapaian progam pemerintah dalam bidang

kesehatan khususnya kesehatan lingkungan.

4. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta institusi,

asosiasi profesi dalam dan luar negeri dalam rangka pelaksanaan tridarma perguruan tinggi

Page 4: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

VISI DAN MISI PRODI KESEHATAN MASYARAKAT .............................................. ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB I Konsep dasar Pengembangan masyarakat .............................................................. 1

1.1 definisi pengembangan masyarakat .............................................................................. 1

1.2 model pengembangan masyarakat ............................................................................... 1

BAB II Mengkaji Pengembangan masyarakat sebagai proses perubahan social ............... 2

2.1 Pengertian perubahan sosial budaya sebagai gejala umum .......................................... 2

2.2 Teori Perubahan social .................................................................................................. 2

2.3 Hubungan antara perubahan sosial & budaya ............................................................... 3

2.4 Bentuk Perubahan sosial budaya .................................................................................. 4

2.5 Pengembangan masyarakat di Indonesia ...................................................................... 6

BAB III Konsep dan strategi pemberdayaan dalam pengembangan masyarakat ............... 7

3.1 Konsep pemberdayaan .................................................................................................. 7

3.2 Berbagai indikator pemberdayaan ................................................................................ 7

3.3 Strategi pemberdayaan masyarakat............................................................................... 8

3.4 Unsur ( 5 P ) Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ....................................... 9

BAB IV Mengkaji Konsep pengorganisasian Masyarakat ................................................. 9

4.1 Konsep dasar pengorganisasian masyarakat ................................................................. 9

4.2 Perencanaan Pengorganisasian masyarakat .................................................................. 10

4.3 Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat ......................................................... 20

BAB V Konsep persiapan sosial, partisipasi dan kaderisasi dalam PPM ........................... 21

5.1 Konsep Persiapan social ............................................................................................... 21

5.2 Konsep Partisipasi ......................................................................................................... 22

5.3 kaderisasi....................................................................................................................... 22

BAB VI Konsep dan langkah pengembangan poskesdes ................................................... 26

6.1 konsep dasar poskesdes................................................................................................. 26

6.2 strategi pemberdayaan individu .................................................................................. 29

6.3 strategi pemberdayaan kelompok ................................................................................ 32

6.4 Prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan ............................................. 33

Page 5: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

1

BAB I

Konsep dasar Pengembangan masyarakat

1.1 definisi pengembangan masyarakat

adalah konsep dasar yang menggarisbawahi sejumlah istilah yang telah digunakan sejak

lama seperti community resource development, rural area development dll. Community

development menggambarkan makna yg penting dari dua konsep: community, bermakna kualitas

hubungan social dan development yang bermakna perubahan ke arah kemajuan yang terencana

dan bersifat gradual (Blackburn, 1989).

1.2 model pengembangan masyarakat

a. Model Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)

Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan secara optimal apabila

melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam

tahap penetuan perubahan.PML adalah proses yang dirancang untuk mendapatkan kondisi sosial

ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka

serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang

digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah usahan penciptaan dan pengembangan

partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML

mencakup penggunaan prosedur demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan,

keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML

pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi

oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan

kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

b. Model Perencanaan Sosial (PS)

Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis terhadap masalah sosial

substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.Selain itu,

model PS ini mengungkap pentingnya menggunakan cara perencanaan yang matang dan

perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan akhir secara sadar dan rasional dan

dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-

perubahan yang terjadi. Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah

Page 6: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

2

denagn mengumpulkan atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu

permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan mempunyai kemungkinan-

kemungkin yang dapat dilaksanakan. Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan

tugas”.Sistem klien PML umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

c. Model Aksi Sosial (AS)

Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara terorganisasi, terarah, dan

sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang

memadai bagi masyarakat yang lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan

yang lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi. Tujuan yang ingin dicapai

adalah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah secara langsung dalam rangaka

menanggulangi masalah yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto (1996)

menjelaskan tujuan dan sasaran utama AS adalah perubahan-perubahan fundamental dalam

kelembagaan pada stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of

resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison making).

BAB II

Mengkaji Pengembangan masyarakat sebagai proses perubahan sosial

2.1 Pengertian perubahan sosial budaya sebagai gejala umum

Selo Soemardjan Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga

kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosial termasuk di dalamnya

nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.

2.2 Teori Perubahan sosial

1. Teori Evolusioner

Perubahan sosial memiliki arah yang mantap yang dilalui masyarakat. Semua masyarakat

melewati urutan fase yang sama serta mulai dari tahap perkembangan awal sampai

Page 7: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

3

perkembangan terakhir. Bila tahap terakhir sudah tercapai, maka perubahan evolusioner telah

berakhir. Prinsip teori evolusi yang paling penting merupakan bahwa tahap-tahap masyarakat

berasal dari kelahiran, pertumbuhan, serta kesempurnaan.

2. Teori Konflik

Teori konflik memaparkan bahwasanya konflik atau pun perselisihan berasal dari perselisihan

kelas antara kelompok yang mengendalikan modal atau pemerintahan dengan kelompok tertindas

secara materi, sehingga mengarah pada perubahan sosial. Sumber perubahan sosial yang paling

penting di dalam perspektif ini merupakan konflik kelas sosial di masyarakat. Perspektif ini

memiliki prinsip bahwa konflik sosial serta perubahan sosial merupakan hal-hal yang selalu

melekat pada struktur masyarakat. Teori ini didasarkan pada pemikiran Karl Marx bahwa konflik

kelas sosial merupakan sumber terpenting serta berpengaruh di dalam semua perubahan sosial.

3. Teori Fungsional

Teori ini menganggap bahwa setiap elemen masyarakat memberikan fungsi pada elemen

masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di bagian masyarakat juga akan menyebabkan

perubahan di bagian lain.

4. Teori Siklus

Teori ini memiliki perspektif yang menarik di dalam melihat perubahan sosial karena

mengasumsikan bahwa perubahan sosial tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh siapapun,

bahkan orang-orang yang terampil sekalipun. Di setiap masyarakat, terdapat siklus yang harus

diikuti. Kebangkitan serta penurunan peradaban (budaya) tidak terelakkan serta perubahan sosial

tidak selalu baik.

2.3 Hubungan antara perubahan sosial & budaya

Menurut Kingsley Davis, perubahan-perubahan sosial merupakan bagian dari

perubahan-perubahan kebudayaan. Perubahan-perubahan dalam kebudayaan mencakup semua

Page 8: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

4

bagian kebudayaan, termasuk didalamnya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan segala

wujud budaya. Misalnya, Kingsley Davis mengemukakan peubahan logat bahasa yang terjadi

pada bahasa-bahasa orang Aria setelah terpisah dengan induknya, perubahan-perubahan tersebut

tidak memengaruhi organisasi sosial dari masyarakat-masyarakat yang menggunakan bahasa

tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan daripada perubahan sosial. Perubahan-

perubahan dalam kebudayaan memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Sudah tentu, ada unsur-

unsur kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan dalam kebudayaan

tidak perlu memengaruhi sistem sosial.

2.4 Bentuk Perubahan sosial budaya

1. Dilihat dari proses/waktu

1. Perubahan secara lambat (evolusi)

Perubahan evolusi adalah perubahan yang berlangsung lama dengan rentetan perubahan kecil

yang saling mengikuti dengan lambat. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa

ada tekanan terlebih dahulu. Hal ini terjadi karena rakyat berusaha untuk menyesuaikan diri

dengan keperluan – keperluan, dan kondisi – kondisi baru yang timbul mengikuti perubahan

masyarakat.

Contoh : Perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern

2. Perubahan secara cepat (revolusi)

Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung relative cepat dan mengenai dasar –

dasar atau sendi – sendi pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan –

perubahan yang terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu.

Secara umum, revolusi dapat terjadi apabila terdapat hal-hal seperti berikut ini.

· Harus ada keinginan untnk mengadakan suatu perubahan. Hal ini terjadi karena di

masyarakat terdapat perasaan tidak puas terhadap suatu keadaan sehingga ada keinginan untuk

mencapai perbaikan dengan perubahan dari keadaan tersebut.

· Adanya seorang pemimpin atau kelompok orang yang dianggap mampu memimpin

masyarakat tersebut.

Page 9: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

5

· Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat tersebut, untuk

kemudian meneruskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat untuk dijadikan

program dan arah bagi gerakan masyarakat.

· Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan tujuan gerakan revolusi kepada masyarakat.

· Harus ada momentum (pemilihan waktu yang tepat) untuk terjadinya revolusi.

Contoh : Revolusi industry, revolusi kemerdekaan

2. Dilihat dari pengaruh

1. Perubahan yang pengaruhnya kecil

Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang kurang membawa pengaruh langsung

atau kurang berarti bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan yang demikian ini tidak

sampai membuat keguncangan-keguncangan dalam masyarakat

Contoh : Perubahan mode pakaian, rambut, dan sebagainya

2. Perubahan yang pengaruhnya besar

Perubahan dikatakan memiliki pengaruh besar bagi masyarakat apabila perubahan tersebut dapat

mengubah sendi-sendi kehidupan masyarakat yang penting, seperti sistem kepemilikan tanah,

stratifikasi sosial, sebagainya.

Contoh : Industrialisasi

3. Dilihat dari penyebab

1. Perubahan yang dikehendaki/direncanakan

Perubahan yang direncanakan adalah perubahan - perubahan yang diperkirakan atau yang telah

direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam

masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu

seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat

sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu

perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of

change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki

Contoh : Proses pembangunan, program KB, pekan imunisasi nasional

2. Perubahan yang tidak dikehendaki/direncanakan

Page 10: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

6

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan

terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan

ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan ataukendala-kendala dalam

masyarakat pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan.

Contoh : Bencana alam

4. Dilihat dari hasil

1. Perubahan yang membawa ke arah kemajuan (progress)

Perubahan sebagai suatu kemajuan merupakan perubahan yang memberi dan membawa

kemajuan pada masyarakat. Hal ini tentu sangat diharapkan karena kemajuan itu bisa

memberikan keuntungan dan berbagai kemudahan pada manusia. Perubahan kondisi masyarakat

tradisional, dengan kehidupan teknologi yang masih sederhana, menjadi masyarakat maju

dengan berbagai kemajuan teknologi yang memberikan berbagai kemudahan merupakan sebuah

perkembangan dan pembangunan yang membawa kemajuan.

Contoh : Penemuan alat – alat transportasi, penemuan alat alat komunikasi

2. Perubahan yang membawa ke arah kemunduran (regres)

Tidak semua perubahan yang bertujuan kea rah kemajuan selalu berjalan sesuai rencana.

Terkadang, dampak negatof yang direncanakan pun muncul dan bisa menimbulkan masalah

baru. Jika, perubahan itu ternyata tidak menguntungkan bagi masyarakat, maka perubahan itu

dianggap sebagai suatu kemunduran.

Contoh : Penggunaan handphone karena secara tidak langsung telah mengurangi komunikasi

fisik dan sosialisasi secara secara langsung, penyalahgunaan narkotika, penggunaan transportasi

menyebabkan polusi

2.5 Pengembangan masyarakat di Indonesia

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena rendahnya

tingkat sosial ekonomi masyarakat, yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan

dalam berbagai hal, khususnya dalam bidang kesehatan guna memelihara diri mereka

sendiri (self care). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap

individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dampak dari

permasalahan ini adalah menurunnya status kesehatan keluarga dan masyarakat secara

Page 11: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

7

keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan

masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya

membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah, demikian seterusnya

berputar sebagai suatu siklus yang tidak berujung seperti yang terdapat dalam gambar di bawah

ini.

BAB III

Konsep dan strategi pemberdayaan dalam pengembangan masyarakat

3.1 Konsep pemberdayaan

Konsep Pemberdayaan Istilah Pemberdayaan semakin populer dalam konteks

pembangunaan dan pengetasan kemiskinan di era globalisasi sekarang ini. Konsep

pemberdayaan ini 14 berkembang dari realitas individu atau masyarkat yang tidak berdaya atau

pihak yang lemah (powerless). Pemeberdayaan (empowerment) konsep yang berkaitan dengan

kekuasaan (power). Istilah kekuasaan identik dengan kemampuan individu untuk membuat

dirinya atau pihak lain melakukan apa yang di inginkannya. Kemampuan tersebut untuk

mengatur dirinya, mrengatur orang lain sebagai invidu atau kelompok, terlepas dari kebutuhan,

potensi, dan keinginan orang lain.

3.2 Berbagai indikator pemberdayaan

UNICEF mengajukan 5 dimensi sebagai tolak ukur keberhasilan pemberdayaan

masyarakat, terdiri dari kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Lima

dimensi tersebut adalah kategori analisis yang bersifat dinamis, satu sama lain berhubungan

secara sinergis, saling menguatkan dan melengkapi. Berikut adalah uraian lebih rinci dari

masing-masing dimensi:

1. Kesejahteraan Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan masyarakat yang diukur dari

tercukupinya kebutuhan dasar seperti sandang, papan, pangan, pendapatan, pendidikan dan

kesehatan.

2. Akses Dimensi ini menyangkut kesetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan manfaat

yang dihasilkan oleh adanya sumber daya. Tidak adanya akses merupakan penghalang terjadinya

peningkatan kesejahteraan. Kesenjangan pada dimensi ini disebabkan oleh tidak adanya

Page 12: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

8

kesetaraan akses terhadap sumber daya yang dipunyai oleh mereka yang berada di kelas lebih

tinggi dibanding mereka dari kelas rendah, yang berkuasa dan dikuasai, pusat dan pinggiran.

Sumber daya dapat berupa waktu, tenaga, lahan, kredit, informasi, keterampilan, dan sebagainya.

3. Kesadaran kritis Kesenjangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat bukanlah tatanan

alamiah yang berlangsung demikian sejak kapanpun atau semata-mata memang kehendak Tuhan,

melainkan bersifat struktural sebagai akibat dari adanya diskriminasi yang melembaga.

Keberdayaan masyarakat pada tingkat ini berarti berupa kesadaran masyarakat bahwa

kesenjangan tersebut adalah bentukan sosial yang dapat dan harus diubah.

4. Partisipasi Keberdayaan dalam tingkat ini adalah masyarakat terlibat dalam berbagai lembaga

yang ada di dalamnya. Artinya, masyarakat ikut andil dalam proses pengambilan keputusan dan

dengan demikian maka kepentingan mereka tidak terabaikan.

5. Kontrol Keberdayaan dalam konteks ini adalah semua lapisan masyarakat ikut memegang

kendali terhadap sumber daya yang ada. Artinya, dengan sumber daya yang ada, semua lapisan

masyarakat dapat memenuhi hakhaknya, bukan hanya segelintir orang yang berkuasa saja yang

menikmati sumber daya, akan tetapi semua lapisan masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat

dapat mengendalikan serta mengelola sumber daya yang dimiliki.

3.3 Strategi pemberdayaan masyarakat

1. Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan pengelola

(acceptable);

2. Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

(accountable);

3. Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola

kegiatan secara ekonomis (profitable); Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri

sehingga menciptakan pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat

(sustainable); dan

4. Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan

dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (replicable).

3.4 Unsur ( 5 P ) Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat

Page 13: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

9

a. Pemungkinan

yaitu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang

secara optimal.

b. Penguatan

yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan

masa dan memenuhi kebutuhan- kebutuhannya.

c. Perlindungan

merupakan melindungi masyarakat terutama kelompok- kelompok lemah dan mencegah

terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.

d. Penyokongan

yaitu memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan perannya dan

tugas-tuags kehidupanya.

e. Pemeliharaan

yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distiribusi kukuasaan

antara berbagai kelompok dalam masyarakat dengan menjamin keselarasan dan keseimbangan

yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan barusaha.

BAB IV

Mengkaji Konsep pengorganisasian Masyarakat

4.1 Konsep dasar pengorganisasian masyarakat

Pengorganisasian masyarakat Menurut Notoatmodjo (1997, dalam Effendi, 2009) adalah suatu

proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan dan menentukan

prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha

memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan sumber-sumber yang

ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong royong.

4.2 Perencanaan Pengorganisasian masyarakat

A. Pengertian Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)

Page 14: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

10

Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara keseimbangan antara

kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat

tertentu atau suatu bidang kegiatan tertentu (Arthur Dunham, 1958)

Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk memperbaiki masyarakatnya

melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama (Alan Twevetrees, 1993)

Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan sebagai sebuah

‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama (Mayo, 1998), misalnya

RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.

Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu masayarakat berusaha

menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau menyusun,

mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya, menentukan sumber-sumber (dari

dalam ataupun dari luar masyarakat), mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan

pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas

dan mengembangkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di dalam

masyarakat

Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari penentuan masalah

atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau tercapainya tujuan di dalam masyarakat.

Berbagai proses dapat ditemukan dalam penanggulangan masalah-masalah

kemasyarakatan.Dalam kaitan ini proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat agarb berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh dan

berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang dilakukan masyarakat dalam

menanggulangi masalah-masalahnya.

b) Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam pengelompokkan orang, yaitu:

· Keseluruahan orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya: desa, kota, propinsi,

negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan di daerah geografis yang sempit, tetapi juga

dapat diterapkan untuk daerah-daerah yang lebih luas.

· Kelompok orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama, misalnya di bidang:

kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.

c) Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara yang dilakukan

warga masyarakat untuk menentukan dan memusatkan perhatian pada masalah yang menganggu

Page 15: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

11

mereka serta menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai.Namun, dalam hal ini tidak seluruh

warga masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan.

d) Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti, perlunya usaha

untuk menentukan prioritas.Diantara berbagai jenis masalah dan tujuan, beberapa diantaranya

berhubungan langsung dengan apa yang dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar

warga masyarakat.Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian utama.Pada tahap ini

petugas profesional dapat memberikan sumbangannya yang besar untuk proses pengungkapan

keinginan atau kebutuhan masyarakat.

e) Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat), mencakup upaya

menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-bahan dan sebagainya yang

diperlukan untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan.

f) Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan rangkaian kegiatan yang telah disebutkan

sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya suatu hasil, meski hanya sebagian saja

dari keseluruhan hasil yang diingankan.

g) Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif dan

kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:

· Pada saat proses berlangsung dan mengalami kemajua, warga masyarakat akan memulai

memahami, menerima, dan saling bekerjasama.

· Pada saat berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan masalah bersama,

kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya akan berusaha saling bekerjasama dalam

kegiatan bersama, dan akan mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan

kesulitan-kesulitan dan konflik yang dihadapi masyarakat.

B. Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Tujuan utama metode COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui

pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi

social.

C. Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

a. Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan

melakukan tindakan yang sehat

Page 16: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

12

b. Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha kesejahteraan untuk

memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara sumber-sumber dan kebutuhan

c. Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas kerja dari lembaga-

lembaga

d. Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan koordinasi antara

organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat dalam program dan usaha

kesejahteraan social

e. Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode pekerjaan social

f. Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas kesejahteraan

sosial

D. Prinsip Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

`Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan

kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan

mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan

skala prioritas tadi berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun

yang berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong. Tiga aspek dalam pengorganisasian

masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya masyarakat. Pengertian Proses dalam

Pengorganisasian masyarakat merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin

pula merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat. Sedangkan pengertian Masyarakat,

dapat diartikan sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula

diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dan berada

dalam kelompok yang besar tadi.

Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan keberhasilan mengajak orang-

orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, membuat rencana kerja yang dapat diterima

dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, serta melakukan usaha-usaha/kampanye untuk

menggolkan rencana tersebut public health problem Perencanaan dalam pengorganisasian

masyarakat, berdasarkan aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan

tidak langsung (inderect). Perencanaa yang bersifat langsung mengandung langkah-langkah

Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta menggunakan nilai-nilai sosial yang

sama dalam mengekspresikan hal-hal tersebut di atas.

Page 17: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

13

Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan adanya orang-orang yang

benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah dalam masyarakat yang jika diambil

tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat

berupa badan perencanaan yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menampung apa yang

direncanakan secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek samping terhadap

mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.

Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut :

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat terbagi dalam beberapa

jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli. (Murray G-Ross). Sebagai pembimbing

(guide) maka petugas berperan untuk membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai

tujuan yang sudah ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan

cara dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas. Sebagai

enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan keresahan yang ada

dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli (expert), menjadi tugasnya untuk memberikan

keterangan dalam bidang-bidang yang dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :

· Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan mengajaknya untuk

kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat.

· Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam yang ada di

masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang dapat dimintakan bantuan.

· Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode dan teknik

khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan, dimengerti dan diamalkan oleh

masyarakat.

· Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan masyarakat

melalui kelompok-kelompok tertentu.

· Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

· Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang dapat segera

diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara menyeluruh.

· Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

Pengembangan masyarakat Di dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan

yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung yang menghambat perkembangan

masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan sosial ekonomi rendah yang

Page 18: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

14

mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini

selanjutnya mengakibatkan produktivitas secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah

selanjutnya membuat keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.

Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat, hendaknya

menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan

2. Pertinggi mutu potensi yang ada

3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat,

membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai

lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-

program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya.

Unsur-unsur program pengembangan masyarakat

· Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan menyeluruh (total needs)

dari masyarakat yang bersangkutan.

· Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)

· Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau organisasi-

organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan, bahan ataupun dana

· Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan, kesehatan masyarakat,

pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat.

Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat

Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan masyarakat, yaitu :

· Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-dinas teknis

· Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada salah satu

kementrian.

· Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu dan program

disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan masyarakat ini

sebagai berikut

Page 19: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

15

· Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang dihadapi secara

perorangan atau kelompok.

· Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya menyusun

rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

· Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha

perbaikan tersebut.

· Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau

betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat

· Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri

· Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja

· Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun

· Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

E. Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)

Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan sosial yang

dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri (sosialis-Marxis) dan kanan

(kapitalis-demokratis) dalam spektrum politik.Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya

sistem ekonomi pasar bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung

strategi penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi partisipasi

dan pemberdayaan masyarakat.

Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni pendekatan

profesional dan pendekatan radikal.Pendekatan profesional menunjukupaya untuk meningkatkan

kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi

sosial.Sementara berpijak pada teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan

radikal lebih terfokus pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-

sebab kelemahan mereka,serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.Sebagaimana

diungkapkan oleh Payne,“This the type of approach which supports minority ethnic

communities, for example, in drawing attention to inequalities in service provision and power

which lie behind severe deprivation”.Pendekatan profesional dapat diberi label sebagai yang

Page 20: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

16

bermatra tradisional, netral dan teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai

pendekatan yanng bermatra transformasional.

Dua perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Pendekatan Perspektif Tujuan/asumsi

Profesional (tradisional,

netral, teknikal)

- Perawatan masyarakat

- Pengorganisasian

masyarakat

- Pembangunan masyarakat

- Meningkatkan inisiatif

dan kemandirian

masyarakat

- Memperbaiki

pemberian pelayanan

sosial dalam kerangka

relasi sosial yang ada

Radikal (transformasional) - Aksi masyarakat

berdasarkan kelas

- Aksi masyarakat

berdasarkan jender

- Aksi masyarakat

berdasarkan ras

- Meningkatkan

kesadaran dan inisiatif

masyarakat

- Memberdayakan

masyarakat guna mencari

akar penyebab

ketertindasan dan

diskriminasi

- Mengembangkan

strategi dan membangun

kerjasama dalam

melakukan perubahan

sosial sebagai bagian dari

upaya mengubah relasi

sosial yang menindas,

deskriminatif, dan

eksporatif.

F. Model Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Page 21: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

17

Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang berjudul “Approaches to community

intervention”, mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang PPM:

1) Pengembangan masyarakat lokal (PML)

2) Perencanaan sosial (PS)

3) Aksi sosial (AS)

Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk tujuan analisis dan

konseptualisasi.Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling bersentuhan satu dengan yang

lainnya.Setiap komponennnya bisa digunakan secara kombinasi dan stimultan sesuai dengan

kebutuhan dan situasi yang ada.

a. Model Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)

Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan secara optimal apabila

melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum masyarakat tingkat lokal, baik dalam

tahap penetuan perubahan.PML adalah proses yang dirancang untuk mendapatkan kondisi sosial

ekonomi yang lebih maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka

serta berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi dasar yang

digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah usahan penciptaan dan pengembangan

partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML

mencakup penggunaan prosedur demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan,

keswadayaan, pengembangan, kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML

pada dasarnya merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi

oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan mengembangkan

kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.

b. Model Perencanaan Sosial (PS)

Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis terhadap masalah sosial

substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, kebodohan dll.

Selain itu, model PS ini mengungkap pentingnya menggunakan cara perencanaan yang matang

dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai tujuan akhir secara sadar dan rasional dan

dalam pelaksanaannya dilakukan pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-

perubahan yang terjadi.

Page 22: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

18

Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah denagn mengumpulkan

atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu permasalahan.Kemudian, mengambil

tindakan yang rasional dan mempunyai kemungkinan-kemungkin yang dapat dilaksanakan.

Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem klien PML umumnya

kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

c. Model Aksi Sosial (AS)

Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara terorganisasi, terarah, dan

sistematis terhadap kelompok yang tidak beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang

memadai bagi masyarakat yang lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan

yang lebih sesuai dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.

Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem atau kebijakan pemerintah secara langsung

dalam rangaka menanggulangi masalah yang mereka hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto

(1996) menjelaskan tujuan dan sasaran utama AS adalah perubahan-perubahan fundamental

dalam kelembagaan pada stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan

(distribution of resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison making).

G. Bias Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Pelaksanaan PPM sebaiknya didasari oleh masalah dan kebutuhan sesuia dengan karakteristik

geografis, idiografi , potensi, teknologi, dan sumberdaya lokal serta pelibatan aktif masyarakat

secara integral.Namun, dalam realitasnya PPM seringkali terjebak oleh bias, miskonsepsi, atau

kesalahan pemikiran.PPM perlu menghindari bias ini.

Robert Chambers sebagaimana dikutip oleh Suharto (1996 :4) mengemukakan lima bias yang

sering terjadi dalam pelaksanaan PPM, terutama dipedesaan: spatial bias, project bias, person

bias, dry season bias,dan profesional bias.

a. Spatial Bias

PPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi

seperti di daerah pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau lokasi-lokasi yang dekat dengan kantor

pemerintahan.

b. Project Bias

Page 23: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

19

Kebanyakan PPM dilakukan pada masyarakat yang telah menerima proyek sebelumnya, karena

dipandang telah mampu dan berhasil menjalankan proyek.

c. Person Bias

Kelompok elite dalam masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para penerima, dan pengguna

inovasi serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan pembangunan adalah mereka yang kerap

menerima program dan berkah pembangunan.Sementara kelompok masyarakat kelas bawah

yang kurang memiliki akses terhadap jaringan sumber-sumber yang ada.

d. Dry Sesion Bias

Kesulitan dan masalah yang dihadapi masyarakat umumnya mencapai puncaknya pada musim

hujan.Kegagalan panen, banjir, kelaparan, masalah kesehatan diri dan terjadi pada musim sulit.

e. Profesional Bias

Bias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok masyarakat kurang

beruntung sebagai kelompok lemah, memiliki pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis, serta

ciri-ciri lain budaya kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para ahli, penguasa, dan

pengusaha adalah raja yang memegang hegemoni dan kendali pembanguan.

f. Physical Bias

Umumnya masyarakat hanya mengenal dan mengakui program atau proyek yang bersifat fisik,

seperti pembangunan, gedung, jembatan, dll.

g. Financial Bias

Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen kerapkali dipandang sebagai bukti

keberhasilan suatu progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh kesalahan pemikiran yang

membaurkan prinsip efisiensi vis a vis prinsip efektivitas sebagai tolak ukur keberhasilan proyek.

h. Indicator Bias

Page 24: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

20

Bias ini terutama berkaitan dengan aspek uncountability pada program yang berorientasi

sosial.Dampak keberhasilan program sulit diukur secara langsung dan kuantitatif, serta

banyaknya eksternal variabel yang terkontaminasi kedalammainstream proyek.

4.3 Pendekatan dalam Pengorganisasian Masyarakat

Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam

Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu :

1. Spesific Content Objective Approach

Adalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau Badan tertentu

yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan

kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk

mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program

penanggulangan sampah.

2. General Content Objective Approach

Adalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam

suatu wadah tertentu.

Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan

sekaligus.

3. Process Objective Approach

Adalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat

sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun

perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan

pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya

sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah

Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.

4 Peran petugas dalam pengorganisaian Masyarakat

Page 25: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

21

BAB V

Konsep persiapan sosial, partisipasi dan kaderisasi dalam PPM

5.1 Konsep Persiapan sosial

1. Tahap Pengenalan Masyarakat

Datang ke masyarakat dengan hati terbuka, tanpa prasangka dan sikap apriori. Sebaiknya datang

ke masyarakat melalui jalur formal, yaitu melalui sistim pemerintahan setempat, atau melalui

jalur non formal, yaitu melalui tokoh masyarakat atau tokoh agama. Di Indonesia, karena

menganut sistim paternalistik, maka sebaiknya dimulai dari jalur fornal dahulu baru datang ke

jalur informal. Dengan melalui jalur formal dan informal tersebut diharapkan penyebaran

gagasan dapat dilakukan secara efektif

2. Tahap Pengenalan Masalah

Pada tahap ini petugas dituntut untuk mampu mengenal masalah yang benar-benar menjadi

kebutuhan masyarakat sendiri. Untuk itu dibutuhkan interaksi yang mendalam dengan anggota

masyarakat sehingga bisa menggali kebutuhan yang dirasakan masyarakat. Pada saat proses

pengenalan masalah, mungkin petugas akan menemukan beberapa masalah yang dianggap cukup

penting. Untuk menyelesaikannya perlu dilakukan prioritas.

Beberapa pertimbangan yang dapat dipergunakan untuk menyusun prioritas penyelesaian

masalah adalah :

Beratnya masalah

Seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat. Misalnya bila di

masyarakat terdapat beberapa penyakit, seperti flu burung dan panu, maka yang diprioritasnya

tentunya flu burung

Kemudahan mengatasi masalaho

Perlu dipertimbangakan pula masalah mana yang paling mudah di atasi. Misalnya pada daerah

pengahsil pasir dan batu akan lebih mudah melaksanakan usaha pemugaran rumah daripada

peningakatan gizi

Pentingnya masalah bagi masyarakat.

Page 26: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

22

Pada tahap ini yang berperan ialah subyektivitas & budaya setempat. Misalnya daerah dengan

fanatisme agama yang kuat, maka usaha yang banyak berkaitan dengan bidang keagamaan akan

dianggap penting, seperti perbaikan masjid

Banyaknya warga yang merasakan masalah tsb

Usaha perbaikan gizi lebih efektif dilakukan di daerah yang banyak anak balitanya

1. Tahap Penyadaran Masyarakat

Tujuan tahap ini adalah agar masyarakat sadar akan :

– keadaaan dan kebutuhan mereka

– perlunya mereka ikut serta memenuhi kebutuhan tsb

– potensi mereka untuk memenuhi kebutuhan

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan kegiatan dalam bentuk diskusi, penyuluhan, survey,

dll

Dalam usaha penyadaran diperlukan pengarahan agar kesadaran yang timbul untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Sifat Paternalistik yang ada di

masyarakat dapat dimanfaatkan dengan cara menggunakan jalur kepemimpinan setempat untuk

turut memberikan motivasi kepada masyarakat.

5.2 Konsep Partisipasi

1. Cosmetic Label

Sering digunakan agar proyek yang diusulkan terlihat lebih cantik sehinga lembaga donor

maupun pihak pemerintah akan mau membiayai proyek tersebut.

2. Coopting Practice

Digunakan untuk memobilisasi tenaga-tenaga di tingkat lokal dan mengurangi pembiayaan

pryek.

3. Empowering Process

Dimaknai sebagai suatu proses yang memampukan masyarakat lokal untuk melakukan analisis

masalah mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mndapatkan rasa percaya diri untuk

mengatasi masalah, mengambil keputusan sendiri tentang alternatif pemecahan masalah apa

yang ingin mereka pilih.

5.3 kaderisasi

Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari

kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan

Page 27: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

23

sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan

dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri

dan berkelanjutan.

Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap

melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang

yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia

memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Bung Hatta pernah menyatakan

kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit.

Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus

menanam.”

Dari sini, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan

menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi (subyek). Dan kedua, sasaran

kaderisasi (obyek). Untuk yang pertama, subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah

individu atau sekelompok orang yang dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-

kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi.

Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah

individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi. Sifat

sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi ini sejatinya harus memenuhi beberapa fondasi

dasar dalam pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal, cerdas dan

matang secara intelektual dan psikologis.

Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang

pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi, pendidikan! Pendidikan

tidak harus selalu diartikan pendidikan formal, atau dalam istilah Hatta “sekolah-sekolahan”,

melainkan dalam pengertian luas. Tugas pertama-tama seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi,

seorang pemimpin hendaklah seorang yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik.

Peran kaderisasi:

1. Pewarisan nilai-nilai organisasi yang baik

Proses transfer nilai adalah suatu proses untuk memindahkan sesuatu (nilai) dari

satu orang keorang lain (definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia). Nilai-nilai ini bisa berupa hal-

hal yang tertulis atau yang sudah tercantum dalam aturan-aturan organisasi (seperti Konsepsi,

AD ART, dan aturan-aturan lainnya) maupun nilai yang tidak tertulis atau budaya-budaya baik

Page 28: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

24

yang terdapat dalam organisasi (misalnya budaya diskusi) maupun kondisi-kondisi terbaru yang

menjadi kebutuhan dan keharusan untuk ditransfer.

2. Penjamin keberlangsungan organisasi

Organisasi yang baik adalah organisasi yang mengalir, yang berarti dalam setiap

keberjalanan waktu ada generasi yang pergi dan ada generasi yang datang (ga itu-itu aja, ga

ngandelin figuritas). Nah, keberlangsungan organisasi dapat dijamin dengan adanya sumber daya

manusia yang menggerakan, jika sumber daya manusia tersebut hilang maka dapat dipastikan

bahwa organisasinya pun akan mati. Regenerasi berarti proses pergantian dari generasi lama ke

generasi baru, yang termasuk di dalamnya adanya pembaruan semangat.

3. Sarana belajar bagi anggota

Tempat di mana anggota mendapat pendidikan yang tidak didapat di bangku

pendidikan formal.Pendidikan itu sendiri berarti proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau sekelompok orang dalam proses mendewasakan manusia melalui proses

pengajaran dan pelatihan.

Pendidikan di sini mencakup dua hal yaitu pembentukan dan pengembangan.

Pembentukan karena dalam kaderisasi terdapat output-output yang ingin dicapai, sehingga setiap

individu yang terlibat di dalam dibentuk karakternya sesuai dengan output. Pengembangan

karena setiap individu yang terlibat di dalam tidak berangkat dari nol tetapi sudah memiliki

karakter dan skill sendiri-sendiri yang terbentuk sejak kecil, kaderisasi memfasilitasi adanya

proses pengembangan itu.

Pendidikan yang dimaksudkan di sini terbagi dua yaitu dengan pengajaran (yang

dalam lingkup kaderisasi lebih mengacu pada karakter) dan pelatihan (yang dalam lingkup

kaderisasi lebih mengacu pada skill).

Dengan menggunakan kata pendidikan, kaderisasi mengandung konsekuensi adanya pengubahan

sikap dan tata laku serta proses mendewasakan. Hal ini sangat terkait erat dengan proses yang

akan dijalankan di tataran lapangan, bagaimana menciptakan kaderisasi yang intelek untuk

mendekati kesempurnaan pengubahan sikap dan tata laku serta pendewasaan.

Posisi Kaderisasi:

Page 29: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

25

1. Strategis

Definisi dalam KBBI, rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus.Perlu ada perencanaan yang matang dalam organisasi agar tujuannya tercapai, salah

satunya adalah kaderisasi yang baik. Bila kaderisasi baik, berarti internal organisasi tersebut

baik. Bila internal kaderisasinya sudah baik, semua tujuan organisasi bisa tercapai dan bisa

‘ekspansi’ ke wilayah eksternal.

2. Vital

Ini menunjukkan urgensi dari kaderisasi. Jika, kaderisasi mati, cepat atau lambat organisasi pun

akan mati karena organisasi tidak berkembang dan tidak mampu mengaktualisasi dirinya.

Fungsi kaderisasi:

1. Melakukan rekrutmen anggota baru

Penanaman awal nilai organisasi agar anggota baru bisa paham dan bergerak menuju tujuan

organisasi.

2. Menjalankan proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan anggota

Membina anggota dalam setiap pergerakkannya. Menjaga anggota dalam nilai-nilai

organisasi dan memastikan anggota tersebut masih sepaham dan setujuan. Mengembangkan skill

dan knowledge anggota agar semakin kontributif.

3. Menyediakan sarana untuk pemberdayaan potensi anggota sekaligus sebagai pembinaan dan

pengembangan aktif

Kaderisasi akan gagal ketika potensi anggota mati dan anggota tidak terberdayakan.

4. Mengevaluasi dan melakukan mekanisme kontrol organisasi

Kaderisasi bisa menjadi evaluator organisasi terhadap anggota. Sejauh mana nilai-nilai itu

terterima anggota, bagaimana dampaknya, dan sebagainya. (untuk itu semua, diperlukan

perencanaan sumber daya anggota sebelumnya)

Aspek kaderisasi:

Kaderisasi haruslah holistik. Banyak aspek yang harus tersentuh oleh kaderisasi untuk

menghasilkan kader yang ideal. Aspek tersebut adalah

1. Fisikal (kesehatan)

2. Spiritual (keyakinan, agama, nilai)

Page 30: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

26

3. Mental (moral dan etika, softskill, kepedulian)

4. Intelektual (wawasan, keilmuan, keprofesian)

5. Manajerial (keorganisasian, kepemimpinan)

Dari setiap aspek, harus ada sinergi dan keseimbangan agar tiap aspek bisa menunjang

aspek yang lainnya sehingga potensi si kader teroptimalisasi.

Bentuk kaderisasi:

1. Kaderisasi pasif

Kaderisasi pasif dilakukan secara insidental dan merupakan masa untuk kenaikan jenjang

anggota. Pada momen ini, anggota mendapatkan pembinaan ‘learning to know’ dan sedikit

‘learning to be’. Pembinaan pasif sangat penting dan efektif dalam pembinaan dan penjagaan.

2. Kaderisasi aktif

Yaitu kaderisasi yang bersifat rutin dan sedikit abstrak, karena pada kaderisasi ini, anggotalah

yang mencari sendiri ‘materi’-nya. Pada momen ini, anggota mendapatkan pembinaan ‘learning

to know’, ‘learning to do’, dan ‘learning to be’ sekaligus. Maka dalam hal ini sangat penting

untuk dipahami, bahwa setiap rutinitas kegiatan, haruslah memberdayakan potensi anggota

sekaligus menjadi bentuk pembinaan dan pengembangan aktif bagi anggota. Kaderisasi ini

sangat baik dalam proses pembinaan, penjagaan, dan pengembangan secara sistematis.

BAB VI

Konsep dan langkah pengembangan poskesdes

6.1 konsep dasar poskesdes

A. Pengertian poskesdes

Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa

dalam rangka mendekatkan atau menyediakan pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa.

Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat serta

sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan

pemerintah.

Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela.

Page 31: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

27

B. Tujuan poskesdes

Tujuan poskesdes antara lain:

1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di wilayah

desanya

2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan

3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka meningkatkan

kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi

menimbulkan kejadian luar biasa atau KLB serta factor- factor resikonya

4. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan

5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat dan tenaga

professional kesehatan

6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa

C. Ruang lingkup polindes

Ruang lingkup poskesdes meliputi: upaya kesehatan yang menyeluruh mencakup upaya

promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan

melibatkan kader atau tenaga sukarela.

D. Kegiatan utama poskesdes

1. Pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi, surveilans perilaku

beresiko dan surveilans lingkungan dan masalah kesehatan lainnya), penanganan

kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan

dasar

2. Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dll. Kegiatan dilakukan berdasar pendekatan

edukatif atau pemasyarakatan yang dilakukan melalui musyawarah mufakat yang disesuaikan

kondisi dan potensi masyarakat setempat

E. Fungsi poskesdes

1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan

Page 32: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

28

2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah kesehatan

3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan kepada masyarakat serta

meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan kesehatan

4. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa

F. Prioritas pengembangan poskesdes

1. Desa/ kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan. Adapun desa yang terdapat puskesmas

pembantu masih memungkinkan untuk diselenggarakan poskesdes

2. Desa di lokasi terisolir, terpenci, tertingal, perbatasan atau kepulauan

G. Manfaat poskesdes

1. Bagi masyarakat

a. Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat dan diselesaikan,

sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang ada

b. Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat

2. Bagi kader

a. Mendapat informasi awal di bidang kesehatan

b. Mendapat kebanggaan, dirinya lebih berkarya bagi masyarakat

3. Bagi puskesmas

a. Memperluan jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan sumber data secara

efektif dan efisien

b. Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama

4. Bagi sector lain

a. Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan

b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan efisien

H. Pengorganisasian

1. Tenaga poskesdes

a. Tenaga masyarakat

1) Kader

2) Tenaga sukarela lainnya

Tenaga masyarakat minimal 2 orang yang telas mendapat pelatihna khusus

b. Tenaga kesehatan

Page 33: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

29

Minimal terdapat seorang bidan yang menyelenggarakan pelayanan

2. Kepengurusan

Kepengurusan dipilih melalui musyawarah mufakat masyarakat desa, serta ditetapkan oleh

kepala desa. Struktur minilmal terdiri dari Pembina ketua, sekretaris, bendahara dan anggota

3. Kedudukan dan hubungan kerja

a. Poskesdes merupakan kooedinator dari UKBM yang ada (misalnya: posyandu, poskestren,

ambulan desa).

b. Pokesdes dibawah pengawasan dan bimbingan puskesmas setempat. Pelaksanan poskesdes

waib melaporkan kegiatannya kepada puskesmas, adapun pelaporan yang menyangkut

pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada kepala desa

c. Jika wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka poskesdes berkoordinasi dengan

puskesmas pembantu yang ada tersebut

d. Poskesdes di bawah pimpinan kabupaten/ kota melalui puskesmas. Pembinaan dalam aspek

upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan

I. Sumber daya poskesdes

1. Diselenggarakan oleh tenaga kesehatan minimal 1 bidan, minimal dibantu 2 kader

2. Terdapat sarana fisik bangunan, perlengkapan, alat kesehatan, sarana komunikasi

3. Tahanan pembangunan poskesdes

a. Mengembangkan polindes (pos bersalin desa) yang telah ada menjadi poskesdes

b. Memanfaatkan bangunan yang suudah ada (seperti balai desa, RW) untuk dijadikan poskesdes

c. Membangun baru, dengan sumber dana dari pemerintah, donator, dunia usaha atau swadaya

dari masyarakat Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya

6.2 strategi pemberdayaan individu

1. Definisi bimbingan

Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan

dan mengembangkan kemampuannya sehingga menemukan kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial.

Prayitno dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau

beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang

Page 34: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

30

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan

berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Definisi konseling

Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:105) adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli

(disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut

klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai

serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu

konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung

jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling

adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien

dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah

khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.

3. Manajemen Stress

A. Pengertian Manajemen Setres

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan

kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai

macam gejala Stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Stres dapat juga

membantu atau fungsional, tetapi juga dapat berperan salah atau merusak prestasi kerja. Secara

sederhana hal ini berarti bahwa Stres mempunyai potensi untuk mendorong atau mengganggu

pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat Stres yang dialami oleh karyawan tersebut.

Adapun menurut Robbins (2001:563) Stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi

yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk

mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan apabila pengertian Stres

dikaitkan dengan penelitian ini maka Stres itu sendiri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi

keadaan fisik atau psikis seseorang karena adanya tekanan dari dalam ataupun dari luar diri

seseorang yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. Jadi, Stres dapat dilihat dari dua

Page 35: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

31

sisi yaitu sisi positif dan negatif tergantung dari sudut pandang mana seseorang atau karyawan

tersebut dapat mengatasi tiap kondisi yang menekannya untuk dapat dijadikan acuan sebagai

tantangan kerja yang akan memberikan hasil yang baik atau sebaliknya.

4. Manajemen krisis

Krisis diproduksi oleh dua sumber peristiwa yaitu kejadian eksternal seperti bencana, kematian

dalam keluarga, pengangguran tiba-tiba, atau sakit parah, dan kejadian internal. Sumber internal,

sementara diperburuk oleh peristiwa eksternal, adalah kondisi seperti perasaan bunuh diri,

alkoholisme akut, putus asa, atau perjalanan obat buruk. Krisis yang ditandai oleh stres yang

parah, gangguan rutinitas kehidupan, frustrasi akut dan perasaan cemas dan tidak berdaya.

Dalam masyarakat Barat krisis biasanya dilihat sebagai masalah berat untuk dipecahkan,

sedangkan di beberapa masyarakat Timur misalnya, Cina simbol bahasa merupakan krisis. Dari

sudut pandang aktualisasi, konselor perlu menanyakan bagaimana metode krisis mendapatkan

klien dari kenyamanan dan ekuilibrium ke tingkat yang lebih tinggi dari pertumbuhan.

Setidaknya ketika krisis telah berlalu klien harus bertanya pada diri sendiri apa yang mereka

pelajari dari pengalaman itu.

Keterampilan untuk mengelola krisis disajikan secara rinci dalam Hubungan konseling yaitu:

Proses dan Keterampilan (Brammer 1979). Lavelle (1979) membandingkan dua gaya berurusan

dengan krisis-perilaku dan afektif. Gaya afektif menekankan klarifikasi sebab dan akibat,

menghubungkan perilaku sekarang dan masa lalu, dan meringkas tema umum. Gaya perilaku

menekankan menyelidik, perintah terfokus, analisis formal kesulitan klien dan potensi

menyarankan. Gaya perilaku menimbulkan pernyataan signifikan lebih alternatif-terkait masa

depan, namun pernyataan mengatasi secara signifikan lebih sedikit dibandingkan dengan gaya

afektif. Salah satu implikasi untuk gaya konseling adalah stres fleksibilitas dan peran ganda

untuk intervensi krisis.

Krisis intervensi metodologi dan strategi konseling telah menjadi bidang khusus untuk

membantu. Selain keterampilan konseling biasa, terapi obat dapat menjadi tambahan medis

berguna dalam rasa sakit emosional yang parah. Tujuannya biasanya restorasi ke ekuilibrium

precrisis. Aguilera dan Messick (1974) meringkas langkah dalam intervensi krisis sebagai: (1)

Penilaian orang dan masalah (misalnya, bahaya bagi diri sendiri atau orang lain?), (2)

Perencanaan intervensi (misalnya, untuk mengembalikan keseimbangan), (3) intervensi untuk

mengeksplorasi perasaan, mendapatkan pemahaman intelektual, mengesplorasi mekanisme

Page 36: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

32

koping dan membuka kembali dunia sosial, (4) resolusi krisis ( misalnya, memperkuat

mekanisme bertahan).

6.3 strategi pemberdayaan kelompok

2. Strategi dan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Proses pemberdayaan umumnya

dilakukan secara kolektif dan tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan

terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan

perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan

kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian, tidak

semua intervensi pekerja sosial dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi,

strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara induvidual, meskipun pada giliranya strategi

ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau

sistem lain di luar dirinya (Suharto, 2005). 15 Pelaksanaan proses dan pencapaiaan tujuan

pemberdayaan dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat

menjadi 5 P menurut Suharto, 1997 ( dalam Jadmiko, 2011) yaitu: a. Pemungkinan: menciptakan

suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.

Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekar-sekar kultural dan struktural

yang hambat. b. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat

salam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhankebutuhannya. Pemberdayaan harus

mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang

menunjang kemandirian mereka. c. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-

kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan

yang tidak sempurna (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya

eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada

penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil. d.

Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan

peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat

agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. e.

Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi

kekuasaan antara berbagai kelompok dalam 16 masyarakat. Pemberdayaan harus mampu

menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh

Page 37: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

33

kesempatan berusaha. Dubois dan Miley (1992) memiliki beberapa cara atau teknik yang lebih

spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat:

a. Membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati, menghargai pilihan dan

hak klien menentukan nasibnya sendiri (selfdetermination), menghargai perbedaan dan keunikan

individu, menekankan kerja sama klien (client partnerships)

b. Membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri dari klien,

mempertimbangkan keragaman individu, berfokus pada klien, dan menjaga kerahasiaan klien.

c. Memecahkan masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses

pemecahan masalah, memnghargai hak-hak klien, merangkai tantangan-tantangan sebagai

kesempatan belajar dan melibatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.

d. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui ketaatan terhadap kode etik

profesi, keterlibatan dalam pengembangan profesional, riset, dan perumusan kebijakan,

penerjemah kesulitan-kesulitan pribadi ke dalam isu-isu publik, penghapusan segala bentuk

diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan.

6.4 Prinsip monitoring dan evaluasi program pemberdayaan

PENGERTIAN MONITORING & EVALUASIVALUASI

Kegiatan monitoring lebih berpunpun (terfokus) pada kegiatan yang sedang dilaksanakan.

Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan informasi secara regular

berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud mengetahui apakah kegiatan yang sedang

berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati. Indikator monitoring

mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada perencanaan program. Apabila

monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan

tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi

kepada pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan

dalam melakukan evaluasi.

Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang berlangsung guna memastikan

kesesuain proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau

kelambanan maka segera dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan

Page 38: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

34

targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya. Sementara

Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari kegiatan

atau program. Hasil Evaluasi bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu

dan tempat lainnya.

Seperti terlihat pada gambar Siklus Majamen Monev, fungsi Monitoring (dan evaluasi)

mnerupakan satu diantara tiga komponen penting lainnya dalam system manajelemen program,

yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindakan korektif (melalui umpan balik). Sebagai siklus,

dia berlangsung secara intens keaarah pencapaian target-target antara dan akhirnya tujuan

program.

FUNGSI MONITORING DAN EVALUASI

Menurut Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu:

1. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua

yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan

bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.

3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil

perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode

waktu tertentu.

4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan

bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak

cocok

Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring, karena

kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam

merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan,

sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk

mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil

informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah

Page 39: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

35

evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi dapat

menjawab pertanyaan “Apa pebedaan yang dibuat” (William N Dunn : 2000).

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang diharapkan

atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru bisa

dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam suatu periode (tahapan), sesuai

dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dalam perencanaan dan dilaksanakan.

TUJUAN MONEV

Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam perbaikan dan penyesuaian

komponen-komponen yang tidak maksimal dalam pelaksanaan program. Bila memungkinkan

perubahan scenario dan konsolidasi sumberdaya (proses manajemen) dapat dilakukan dalam

pelaksanaan program sehingga lebih menjamin keberhasilan program.

Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan,

untuk mengetahui kesenjangan antara perencanaan dan terget. Dengan mengetahui kebutuhan ini

pelaksanaan program dapat membuat penyesuaian dengan memanfaatkan umpan balik tersebut.

Kesenjangan yang menjadi kebutuhan itu bisa jadi mencakup faktor biaya, waktu, personel, dan

alat, dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat diketahui misalnya berapa jumlah tenaga yang perlu ditambahkan atau

dikurangi, alat atau fasilitas apa yang perlu disiapkan untuk melaksanakan program tersebut,

berapa lama tambahan waktu dibutuhkan, dan seterusnya. Sementara itu, Evaluasi bertujuan

memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan

tentang perencanaan program, keputusan tentang komponen input pada program, implementasi

program yang mengarah kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan

dampak dari program kegiatan, dan terutama apa yang dapat diperbaiki pada program yang sama

yang akan dilaksanakan di waktu dan tempat lain.

Secara umum tujuan pelaksanaan M&E adalah;

Page 40: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

36

1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana

2. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi

3. Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah tepat untuk

mencapai tujuan proyek.

4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan,

5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari tujuan.

Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:

1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;

2. Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;

3. Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;

4. Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan;

5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan selama

kegiatan;

6. Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;

7. Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

FUNGSI MONEV

Proses pengambilan keputusan berjalan atau berhentinya/perubahan sebuah atau beberapa

program yang berkaitan dilakukan melalui proses evaluasi.

Fungsi Pengawasan dalam kerangka kegiatan monitoring dan evaluasi terutama kaitannya

dengan kegiatan para pimpinan dalam tugas dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:

1. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap orang / manejer/ pejabat yang diserahi tugas dan

wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Membidik para pekerja atau pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan.

3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelainan dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian

yang tidak diinginkan.

Page 41: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

37

4. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami

hambatan dan pemborosan-pemborosan yang tidak perlu.

Dalam kaitannya dengan monitoring Moh. Rifai (1986) menjelaskan fungsinya sebagai berikut:

1. Evaluasi sebagai pengukur kemajuan;

2. Evaluasi sebagai alat perencanaan;

3. Evaluasi sebagai alat perbaikan.

Berdasarkan uraian uraian di atas dapat disimpulkan fungsi utama monitoring terkait dengan

perihal: mengukur hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan program dengan alat ukur

rencana yang sudah dibuat dan disepakati, menganalisa semua hasil pemantauan (monitoring)

untuk dijadikan bahan dalam mempertimbangkan keputusan lanjutan.

MANFAAT MONEV

Secara umum manfaat dari penerapan sistem monitoring dan evaluasi dalam suatu program

adalah sebagai berikut:

1. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mendukung perencanaan:

ü Penerapan sistem M&E yang disertai dengan pemilihan dan penggunaan indikator

akan memperjelas tujuan serta arah kegiatan untuk pencapaian tujuan tersebut.

ü Pemilihan indikator program yang melibatkan berbagai pihak secara partisipatif tidak

saja berguna untuk mendapatkan indikator yang tepat tetapi juga akan mendorong

pemilik proyek dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk mendukung

suksesnya program.

2. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mengetahui kemajuan program:

Page 42: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

38

ü Adanya sistem M&E yang berfungsi dengan baik memungkinkan pelaksana program

mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal yang tidak diduga yang secara

potensial dapat menghambat jalannya program secara dini. Hal terakhir bermanfaat

bagi pelaksana program untuk melakukan tindakan secara tepat waktu dalam

mengatasi masalah.

ü Informasi hasil M&E dapat memberikan umpan balik kepada pelaksana program

tentang hasil capaian program, dalam arti sesuai atau tidak sesuai dengan yang

diharapkan

ü Bilamana hasil program belum sesuai dengan harapan maka pelaksana program dapat

melakukan tindakan penyesuaian atau koreksi secara tepat dan cepat sebelum

program terlanjur berjalan tidak pada jalurnya. Dengan demikian informasi hasil

M&E bermanfaat dalam memperbaiki jalannya implementasi program.

3. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat akuntabilitas program dan advokasi:

ü M&E tidak hanya memantau aktivitas program tetapi juga hasil dari aktivitas tersebut.

Informasi pemantauan terhadap luaran dan hasil (output dan outcome) program yang

dipublikasikan dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan akan meningkatkan

akuntabilitas program.

ü Informasi hasil M&E dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk advokasi program

kepada para pemangku kepentingan.

ü Informasi tersebut akan memicu dialog dan pembelajaran serta memacu keikutsertaan

PERUMUSAN MANFAAT M&E

Manfaat M&E dapat dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu manfaat bagi pihak Penanggung Jawab

Program dan manfaat bagi Pengelola Proyek, yaitu:

1. Bagi pihak Penanggung Jawab dan Pengelola Program :

ü Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.

Page 43: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

39

ü Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja

ü Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan

ü Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan kegiatan proyek

selanjutnya.

ü Sebagai dasar untuk melakukan M&E selanjutnya.

ü Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang singkat

ü Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan menjaga kinerja yang

sudah baik.

ü Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi proyek.

2. Bagi pihak penerima dana BOSDA:

ü Meringankan beban biaya operasional sekolah

ü Memacu diri untuk meningkatkan prestasi

ü Memacu semangat untuk meraih cita-cita

PRINSIP-PRINSIP MONEV

Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah acuan kegiatan

monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan, selanjutnya

sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan

dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu sendiri.

Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:

1. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus

2. Monitoring harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan program organisasi

3. Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap pengguna

produk atau layanan.

4. Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi

5. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku

6. Monitoring harus obyektif

Page 44: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

40

7. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.

Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996) mengemukakan ada 6 prinsip,

yaitu:

1. Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.

2. Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus dievaluasi

3. Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.

4. Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang seharusnya

diukur.

5. Prinsip penggunaan kritis

6. Prinsip kegunaan atau manfaat

Prinsip dasar lainnya:

1. Sistem M&E dibuat sederhana; disesuaikan dengan kapasitas dan sumber daya yang

tersedia. Hal ini untuk menghindari kesulitan implementasi di lapangan.

2. Tujuan yang jelas. Kegiatan M&E difokuskan pada hal-hal yang relevan dengan tujuan dari

monitoring itu sendiri yang dikaitkan dengan aktivitas dan tujuan program. Jangan

mengumpulkan data yang tidak relevan dengan kebutuhan program. Perlu dibuat

logframe, intervention logic model, dan rencana kerja M&E yang antara lain mencakup

rincian indicator kinerja yang akan dipantau.

3. Dilakukan tepat waktu; ini merupakan esensi monitoring karena ketersediaan data on-time

diperlukan bagi pihak manajemen/pengguna data untuk penyelesaian masalah secara tepat

waktu. Selain itu ketepatan waktu monitoring juga penting untuk mendapatkan data akurat

dalam memantau obyek tertentu pada saat yang tepat.

4. Informasi hasil M&E harus akurat dan objektif; informasi tidak akurat dan objektif bisa

menyebabkan false alarm. Perlu mekanisme untuk check konsistensi dan akurasi data.

5. Sistem M&E bersifat partisipatif dan transparan; perlu pelibatan semua stakeholders dalam

penyusunan design dan implementasinya, serta hasilnya dapat diakses oleh semua pihak.

Page 45: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

41

6. Sistem M&E dibuat flexible; dalam artian tidak kaku tapi bisa disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi tapi masih dalam batas koridor SOP.

7. Bersifat action-oriented; monitoring diharapkan menjadi basis dalam pengambilan

keputusan dan tindakan. Oleh karena itu sejak awal perlu dilakukan analisa kebutuhan

informasi untuk menjamin bahwa data monitoring akan digunakan untuk melakukan

tindakan.

8. Kegiatan M&E dilakukan secara cost-effective.

9. Unit M&E terdiri dari para specialists yang tidak hanya bertugas mengumpulkan data tetapi

juga melakukan analisa masalah dan memberikan rekomendasi pemecahan masalah secara

praktis.

PENDEKATAN DAN TEKNIK MONEV

Teknik dalam pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan melalui kegiatan observasi

langsung atas proses, wawancara kepada sumber/pelaku utama, dan kegiatan diskusi terbatas

melalaui forum group discussion untuk memperoleh klarifikasi pelaksanaan program.

1. Pendekatan

Ada empat cara untuk memonitor keluaran dan dampak. Keempat cara atau pendekatan itu

adalah pelaporan sistem sosial (social accounting), eksperimentasi sosial (social

experimentation), pemeriksaan sosial (social auditing) dan pengumpulan bahan untuk penelitian

sosial (social research cumulation). Pendekatan ini masingmasing mempunyai dua aspek yaitu

aspek yang berhubungan dengan jenis informasi yang diperlukan (Dunn, 1981).

Keempat pendekatan ini mempunyai ciri yang bersamaan yaitu bahwa keempatnya:

ü TERPUSAT KEPADA KELUARAN KEBIJAKSANAAN, sehingga dalam monitoring ini

sangat diperhatikan variabel yang mempengaruhi keluaran, baik yang tidak dapat dikontrol

Page 46: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

42

oleh pembuat kebijaksanaan (misalnya kondisi sekarang yang sudah ada), dan variabel yang

dapat dimanipulasikan atau diramalkan sebelumnya;

ü BERPUSAT PADA TUJUAN, yaitu untuk memberikan pemuasan kebutuhan, nilai atau

kesempatan kepada klien atau target;

ü BERORIENTASI PADA PERUBAHAN. Tiap-tiap pendekatan itu berusaha untuk

memonitor perubahan dalam suatu jangka waktu tertentu, baik dengan menganalisis

perubahan unjuk kerja antara beberapa program yang berbeda atau yang sama beberapa

variabelnya, atau kombinasi antara keduanya;

ü MEMUNGKINKAN KLASIFIKASI SILANG KELUARAN DAN DAMPAK berdasarkan

variabel-variabel lain termasuk variabel yang dipergunakan untuk memonitor masukan

kebijaksanaan (waktu, uang, tenaga, perlengkapan) dan proses kebijaksanaan (aktivitas, dan

sikap administratif, organisasi dan politis yang diperlukan untuk transformasi masukan

kebijaksanaan menjadi keluaran), dan

ü BERHUBUNGAN DENGAN ASPEK PELAKSANAAN KEBIJAKSANAAN secara

obyektif maupun subyektif. Indikator obyektif didasarkan atas data baru yang diperoleh

melalui survei sampel atau studi lapangan (Dunn, 1981).

2. Teknik

ü OBSERVASI: Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehigga

semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang ada diobservasi dan dapat

dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta kondisi penunjang yang ada mendapat

perhatian secara langsung

ü WAWANCARA DAN ANGKET: Wawancara adalah cara yang dilakukan bila monitoring

ditujukan pada seseorang. Instrumen wawancara adalah pedoman wawancara.

Page 47: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

43

Wawancara itu ada dua macam, yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak

langsung.

ü FORUM GROUP DISCUSSION (FGD): FGD adalah proses menyamakan persepsi

melalaui urun rembug terhadap sebuah permasalahan atau substansi tertentu sehingga

diperoleh satu kesamaam (frame) dalam melihat dan mensikapi hal-hal yang dimaksud.

Page 48: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

44

DAFTAR PUSTAKA

Abu Hurairah, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat Model Dan Strategi

Pembangunan Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora, 2011).

Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung, PT. Refika Aditama, 2012.

Ali Arifin, Ringkasan Desertasi Strategi Inovasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Perbankan Syariah, Studi Kasus Pengembangan Sumber Daya Manusia Di PT. BPRS

Madinah Kabupaten Lamongan, Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya,

2012.

Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia (dari retrobusi ke reformasi),

PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1983.

Burhan Bungin, penelitian kualitatif, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010).

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.

Engking Soewarman Hasan, Strategi Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya

Unggul, (Bandung: Pustaka Rosda Karya, 2002).

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat & JPS, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1999).

Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Edisi Revisi, Bandung, Humaniora

Utama Press, Cet, ke 5 2010.

Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajahmada

University, Yogyakarta, 1995.

Hasami dan Purnomo Setiadi, Metode Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Bandung, 1996.

Irawan Soeharto, metode Penelitian Sosial, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997.

Jim IFE, Frank Teroriero, Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006).

Jhon McKnight, The Careless Society: The Community and Its Counterfeits (New York;

Basic Books,2010).

Jo Han Tan & Roem Topatimasang, Mengorganisir Rakyat, Refleksi Pengalaman

Pengorganisasian Rakyat Di Asia Tenggara, (Yogyakarta: SEAPCP, 2003).

K Suhendra, Peran Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: alfabeta,

2006).

Page 49: MODUL MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN …kesmas.sari-mutiara.ac.id/.../file/pengembangan_dan... · Pengembangan dan Pengorganisasian serta penjelasannya. Dan harapan saya semoga buku

45

136

137

Koentjaningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, Gramedia, 1986.

Lexy J. Moleong, Metodologo Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya,

2001).

Mubyarto, Membangun Sistem Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 2000).

Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafei, Pengembangan Masyarakat

Islam,(Bandung: Rosda Karya, 2001).

Nany Noor Kurniyati , Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Pada Sektor Industri Genteng Studi di Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan,

Kabupaten Sleman, Propinsi DIY, AKMENIKA UPY, Volume 7, 2011.

Nur Syam, metode penelitian dakwah, (sketsa pemikiran pengembangan ilmu dakwah),

(Solo, CV. Rhamadani, 1994).

Pengantar Penologi (ilmu pengetahuan tentang pemasyarakatan khusus terpidana),

Penerbit Menara Medan,1976.

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, PT Rajagrafindo

Persada, 2006.

Roem Topatimasang, Merubah Kebijakan Publik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Soetomo, Pembangunan Masyarakat Merangkai Sebuah Kerangka, Pustaka Belajar,

Yogyakarta, 2009.

Sheila Espine, Manual Advokasi Kebijakan Strategis, (Jakarta : Ameepro.2004).

Soeharsono dan Ana Retnoningsih, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Bintang Jaya,

Semarang.

Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Penerbit Alumni, Bandung, 1986

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2009).

Tumpal Simanjuntak, Action Reseach And Development Strategi, (Jakarta: Tanpa

Penerbit, 2002).

Valentina Sagala, Advokasi Perempuan Akar Rumput, (Bandung : Institut Perempuan.

2011).

Http://hukumham.info/index.php?option=com_content&task=view&id=585&Ite mid=43

(10 Juni 2013).