Modul Manajerial Perencanaan Anggaran

166
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 93/PMK.02/2011 /PMK.02/ 2010 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BAB 1 SISTEM PENGANGGARAN Penyusunan anggaran dalam dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) merupakan bagian dari penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penyusunan APBN tersebut meliputi penyusunan dokumen RKA-K/L termasuk Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-Bendahara Umum Negara). Karena ada perbedaan dalam tata cara penyusunan antara anggaran Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dan anggaran Bendahara Umum Negara (BUN) maka dokumen anggaran dalam Lampiran Peraturan Menteri Keuangan (PMK) ini, dibedakan menjadi: 1. RKA-K/L adalah dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga; 2. RDP-Bendahara Umum Negara adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Penganggaran sebagai suatu sistem mengatur kedua proses penyusunan dokumen anggaran tersebut di atas, terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: pendekatan penyusunan anggaran, klasifikasi anggaran, dan proses penganggaran. Pendekatan yang digunakan dalam penganggararan terdiri dari pendekatan: penganggaran terpadu, penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM). Klasifikasi anggaran yang digunakan dalam penganggaran meliputi klasifikasi: organisasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi). Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. 1.1 Pendekatan Penyusunan Anggaran Pendekatan penyusunan anggaran yang digunakan dalam proses penganggaran meliputi pendekatan: penganggaran terpadu, PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunan anggaran tersebut menjadi acuan bagi pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan menyusun anggaran. 1.1.1 Pendekatan Penganggaran Terpadu Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan penyusunan anggaran lainnya yaitu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.

Transcript of Modul Manajerial Perencanaan Anggaran

LAMPIRANPERATURANMENTERIKEUANGANNOMOR: 93/PMK.02/2011 /PMK.02/ 2010TENTANGPETUNJUKPENYUSUNANDANPENELAAHANRENCANAKERJADANANGGARANKEMENTERIANNEGARA / LEMBAGAMENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABAB 1SISTEMPENGANGGARANPenyusunananggarandalamdokumenRencanaKerjadanAnggaranKementerianNegara/Lembaga(RKA-K/L)merupakanbagiandaripenyusunanAnggaranPendapatandanBelanjaNegara(APBN). PenyusunanAPBN tersebut meliputipenyusunandokumenRKA-K/L termasuk Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BendaharaUmumNegara). Karena adaperbedaandalam tatacarapenyusunanantaraanggaranKementerian Negara/Lembaga (K/L) dan anggaran Bendahara Umum Negara (BUN) makadokumenanggaran dalamLampiranPeraturanMenteriKeuangan(PMK) ini, dibedakanmenjadi:1. RKA-K/L adalahdokumenrencanakeuangantahunan K/L yangdisusunmenurutBagian Anggaran Kementerian/Lembaga;2. RDP-BendaharaUmumNegara adalahrencanakerjadananggaranBagianAnggaranBendaharaUmumNegarayangmemuatrinciankebutuhandanabaikyangberbentukanggaranbelanjamaupunpembiayaandalamrangkapemenuhankewajibanPemerintahPusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepadaMenteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.Penganggaransebagaisuatusistemmengaturkeduaprosespenyusunandokumenanggarantersebutdiatas,terutama berkenaandenganprosespenyiapan penganggaran(budgetpreparation) yang mengatur3 (tiga)materi pokok, yaitu: pendekatanpenyusunananggaran, klasifikasianggaran,danprosespenganggaran.Pendekatan yangdigunakandalampenganggararanterdiridari pendekatan: penganggaranterpadu,penganggaranberbasiskinerja(PBK), dan kerangkapengeluaranjangkamenengah(KPJM). Klasifikasianggaranyangdigunakandalampenganggaranmeliputiklasifikasi:organisasi, fungsi, danjenisbelanja(ekonomi).Prosespenganggaranmerupakanuraianmengenaiprosesdanmekanismepenganganggarannya dimulaidariPaguIndikatifsampaidenganpenetapanPagu AlokasiAnggaran K/Lyangbersifatfinal.Sistempenganggaraniniharusdipahamisecara baik danbenar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBNyang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.1.1 Pendekatan Penyusunan AnggaranPendekatan penyusunananggaran yangdigunakandalamprosespenganggaranmeliputipendekatan: penganggaranterpadu,PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunananggaran tersebutmenjadiacuanbagipemangkukepentinganbidangpenganggarandalammerancang dan menyusun anggaran.1.1.1 PendekatanPenganggaranTerpaduPenganggaranterpadumerupakanunsuryangpalingmendasarbagi penerapanpendekatanpenyusunananggaran lainnyayaitu, PenganggaranBerbasisKinerja(PBK) danKerangkaPengeluaranJangkaMenengah(KPJM).Dengankatalainbahwapendekatananggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.- 2 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAPenyusunananggaranterpadudilakukandenganmengintegrasikanseluruhprosesperencanaandanpenganggarandilingkungan K/L untukmenghasilkandokumen RKA-K/L dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi atauketerpaduanprosesperencanaandanpenganggarandimaksudkanagartidakterjadiduplikasidalampenyediaandanauntukK/Lbaikyangbersifatinvestasimaupununtukkeperluan biaya operasional.Padasisiyanglainpenerapanpenganggaranterpadujugadiharapkandapatmewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggungjawabterhadapasetdankewajiban yangdimilikinya,sertaadanyaakun (pendapatandan/ataubelanja) untuksatu transaksisehingga dipastikantidakadaduplikasi dalampenggunaannya.Mengacupada pendekatanpenyusunananggaran terpadutersebutdiatas,penyusunan RKA-K/L menggunakanhasil restrukturisasiprogram/kegiatandalamkaitannyadenganklasifikasianggaranmenurutprogramdankegiatan,sertapenataanbagian anggaran dan satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasianggaran menurut organisasi.1.1.2 PendekatanPBKPenganggaranBerbasisKinerja(PBK) merupakansuatupendekatandalamsistempenganggaranyangmemperhatikanketerkaitanantarapendanaandan kinerja yangdiharapkan,sertamemperhatikanefisiensidalampencapaian kinerja tersebut. Yangdimaksud kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu Kegiatan atau hasildari suatu Program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.Landasan konseptual yang mendasari penerapan PBK meliputi:1. Pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented);2. Pengalokasian anggaranProgram/Kegiatandidasarkanpadatugas-fungsiUnitKerjayang dilekatkan pada struktur organisasi (Money follow function);3. Terdapatnyafleksibilitaspengelolaananggarandengantetapmenjagaprinsipakuntabilitas (let the manager manages).Landasan konseptual tersebut di atas dalam rangka penerapan PBK bertujuan untuk:1. Menunjukanketerkaitanantarapendanaandengankinerjayangakandicapai (directlylinkages between performance and budget);2. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam penganggaran (operational efficiency);3. Meningkatkanfleksibilitasdanakuntabilitasunitdalammelaksanakantugasdanpengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).AgarpenerapanPBKtersebutdapatdioperasionalkan maka PBKmenggunakaninstrumen sebagai berikut:1. Indikator kinerja, merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur Kinerja;2. Standar biaya, adalah satuan biaya yang ditetapkan baik berupa standar biaya masukanmaupun standar biaya keluaran sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran;- 3 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA3. EvaluasiKinerja,merupakanpenilaianterhadapcapaianSasaranKinerja,konsistensiperencanan dan implementasi, serta realisasi penyerapan anggaran.Berdasarkanlandasankonseptual,tujuanpenerapanPBK,daninstrumen yangdigunakan PBK dapat disimpulkan bahwa secara operasional prinsip utama penerapan PBKadalahadanyaketerkaitanyangjelasantarakebijakanyangterdapatdalamdokumenperencanaan nasional dan alokasi anggaran yang dikelola K/L sesuai tugas-fungsinya (yangtercermin dalam struktur organisasi K/L). Dokumen perencanaan tersebut meliputi RencanaKerjaPemerintah(RKP)danRenja-K/L.SedangkanalokasianggaranyangdikelolaK/LtercermindalamdokumenRKA-K/LdanDIPAyangjugamerupakandokumenperencanaan danpenganggaranyangbersifattahunansertamempunyaiketerkaitanerat.Hubungan antara dokumen tersebut digambarkan di bawah ini.Diagram1.1 Hubungan antara Dokumen Perencanaan dan PenganggaranPemerintah menentukan prioritas pembangunan beserta kegiatan-kegiatan yang akandilaksanakan dalamdokumenRKP. Hasilyangdiharapkanadalah hasilsecaranasional(nationaloutcomes) sebagaimanaamanatUndang-UndangDasar.Selanjutnyaberdasarkantugas-fungsi yang diemban dan mengacu RKP dimaksud, K/L menyusun :1. Program,IndikatorKinerjaUtama(IKU)Program,dan hasilpada UnitEselonI sesuaidengan tugas-fungsinya;2. Kegiatan,IndikatorkinerjaKegiatan(IKK), dan keluaranpadaUnitpengeluaran(spendingunit) padatingkatSatkeratauEselonIIdi lingkunganUnitEselonIsesuaiProgram yang menjadi tanggung jawabnya.K/Lmerumuskanprogramdankegiatanmengacu SuratEdaranBersamaantaraMenteriNegaraPerencanaanPembangunanNasional/KepalaBadanPerencanaanPembangunanNasional(Bappenas)danMenteriKeuangantanggal19Juni2009No.0142/MPN/06/2009danNo.SE-1848/MK/2009perihalPedomanReformasiPerencanaandanPembangunan.Rumusan programdan kegiatanyang dihasilkanmencerminkantugas-fungsiK/Lataupenugasantertentudalamkerangka PrioritasPembangunan Nasionalsecarakonsisten.Hasilrestrukturisasitersebuttelahdiimplementasikan dalam dokumen RKP, Renja K/L, RKA-K/L, dan DIPA pada tahun 2011.Hal-hal yang telahdilaksanakan pada tahun 2011 (penerapan PBK, KPJM, dan Format BaruRKA-K/Lsecara penuh)merupakandasarpenerapanPBKtahun2012dantahun-tahunselanjutnya.Namundemikianterdapatbeberapapenyesuaian/perubahanyangdilakukandalam rangka pengembangan penerapan PBK.- 4 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAPerumusan HasilpadaprogramdanKeluaranpadakegiatan dalampenerapanPBKmerupakanhalpenting disamping perumusanindikatorkinerjaprogram/kegiatan.Rumusan indikator kinerja ini menggambarkan tanda-tanda keberhasilan program/kegiatanyangtelahdilaksanakanbeserta Keluaran/Hasil yangdiharapkan.Indikator kinerja inilahyang akan digunakan sebagai alat ukur setelah berakhirnya program/kegiatan, berhasil atautidak. Indikatorkinerjayangdigunakanbaikpadatingkatprogramataukegiatandalampenerapan PBK dapat dilihat dari sisi:1. Masukan (input)Indikator input dimaksudkanuntukmelaporkanjumlahsumberdayayangdigunakandalammenjalankan suatu kegiatan atau program;2. Keluaran (output)Indikator output dimaksudkan untuk melaporkanunitbarang/jasayangdihasilkansuatu kegiatan atau program.3. Hasil (outcome)Indikator outcome dimaksudkanuntukmelaporkanhasil(termasukkualitaspelayanan)suatu program atau kegiatan.Berdasarkanbeberapahaltersebutdiatas,perlupemahamanmendasardalampenyusunan anggaran mengenai alur pemikiran:1. Keterkaitan antara kegiatan dengan program yang memayungi;2. Keterkaitan keluaran kegiatan dengan cara pencapaiannya melalui Komponen.Keterkaitanantar komponensebagaitahapandalamrangkapencapaian Keluaran,sehinggatidakditemukan adanya tahapankegiatan (komponen)dalamrangka pencapaiankeluaran yang tidak relevan.1.1.3 Pendekatan KPJMKPJMadalah pendekatanpenyusunananggaran berdasarkankebijakan,denganpengambilankeputusanyangmenimbulkanimplikasianggarandalamjangkawaktulebihdari 1 (satu) tahun anggaran.Secaraumum penyusunanKPJMyangkomprehensifmemerlukansuatutahapanproses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi:a. penyusunanproyeksi/rencanakerangka(asumsi)ekonomimakrountukjangkamenengah;b. penyusunanproyeksi/rencana/target-targetfiskal(seperti taxratio,defisit,danrasioutang pemerintah) jangka menengah;c. rencanakerangkaanggaran(penerimaan,pengeluaran,danpembiayaan)jangkamenengah(mediumtermbudgetframework),yangmenghasilkanpagutotalbelanjapemerintah (resources envelope);d. pendistribusiantotalpagubelanjajangkamenengahkemasing-masingK/L(lineministriesceilings).IndikasipaguK/Ldalamjangkamenengahtersebutmerupakanperkiraan batas tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah;- 5 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAe. penjabaranpengeluaranjangkamenengah(lineministriesceilings)masing-masingK/Lkemasing-masingprogramdankegiatanberdasarkanindikasipagujangkamenengah yang telah ditetapkan.Tahapanpenyusunanproyeksi/rencana(a)sampaidengan(d)merupakanprosestopdown sedangkantahapan(e)merupakanproses bottomup.Prosesestimasi bottomupseringkalidipisahatasproyeksimengenaibiayadaripelaksanaankebijakanyangsedangberjalan (ongoingpolicies) danpenyesuaiannyasehubungandenganupaya-upayarasionalisasiprogram/kegiatanmelaluiprosesevaluasiprogram/kegiatan,sertaprakiraanatas biaya dari kebijakan baru (new policies).DalamrangkapenyusunanRKA-KLdenganpendekatanKPJM,K/Lperlumenyelaraskankegiatan/programdengan RencanaPembangunanJangkaMenengahNasional (RPJM Nasional) dan Rencana Strategi (Renstra) K/L, yang pada tahap sebelumnyajuga menjadi acuan dalam menyusun RKP dan Renja-KL.1.2 Klasifikasi AnggaranKlasifikasianggaranmerupakanpengelompokan anggaranberdasarkanorganisasi,fungsi,danjenisbelanja(ekonomi).PengelompokantersebutbertujuanuntukmelihatbesaranalokasianggaranmenurutorganiasasiK/L,tugas-fungsipemerintah,danbelanjaK/L.1.2.1 Klasifikasi Menurut OrganisasiKlasifikasiorganisasimerupakanpengelompokanalokasianggaranbelanjasesuaidenganstrukturorganisasiK/L.YangdimaksudorganisasiadalahK/Lyangdibentukuntuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturanperundangan yang berlaku. Suatu K/L dapat terdiri dari unit-unit organisasi (Unit Eselon I)yangmerupakanbagiandarisuatuK/L.Dan suatu unitorganisasibisadidukungolehsatuankerja(Satker)yang bertanggungjawabmelaksanakankegiatandariprogramuniteselon I atau kebijakan pemerintah dan berfungsi sebagai Kuasa Pengguna Anggaran.KlasifikasianggaranbelanjaberdasarkanorganisasimenurutK/LdisebutBagianAnggaran (BA). Dilihat dari apa yang dikelola, BA dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis.Pertama, Bagian Anggaran K/L yang selanjutnya disebut BA-KL adalah kelompok anggaranyangdikuasakankepadaMenteri/PimpinanLembagaselakuPenggunaAnggaran.Kedua,BagianAnggaranBendaharaUmumNegara,yangselanjutnyadisebutBA-BUNadalahkelompok anggaran yang dikelola oleh Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal.Penetapansuatuorganisasisebagai BagianAnggaran dalamhubungannyadenganpengelolaan keuangan negara mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :1. Pengelolaan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (K/L):a. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang bagi K/Lyangdipimpinnya(Pasal4ayat1,UUNomor1tahun2004tentangPerbendaharaanNegara);- 6 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAb. Presidenselakupemegangkekuasanpengelolaankeuangannegaramenguasakanpengelolaankeuangannegaratersebutkepadamenteri/pimpinanlembagaselakuPengguna Anggaran/Penggguna Barang K/L yang dipimpinnya (Pasal 6 ayat 2 hurufb, UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara);c. LembagaadalahLembagaNegaradanLembagaPemerintahNonKementerianNegara (LPNK);d. DilingkunganLembagaNegara,yangdimaksuddenganPimpinanLembagaadalahPejabatyangbertanggungjawabataspengelolaankeuanganlembagayangbersangkutan(penjelasanPasal6ayat2hurufb,UUNo.17tahun2003tentangKeuangan Negara);e. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PenggunaAnggaran wajib menyusun RKA-K/LatasBagianAnggaranyangdikuasainya(Pasal4Ayat2,PPNo.90tentangPenyusunan RKA-K/L);f. BagianAnggaranmerupakankelompokanggaranmenurutnomenklaturK/L,olehkarenanya setiap K/L mempunyai kode bagian anggaran tersendiri.Berdasarkan hal tersebut di atas disimpulkan bahwa:a. Menteri, Pimpinan LPNK, dan Sekretaris Jenderal Lembaga Negara adalah PenggunaAnggaran yang mendapat kuasa dari Presiden untuk mengelola keuangan negara dariK/L yang dipimpinnya;b. SelakuPenggunaAnggaran,parapejabatpadahurufatersebutdiatasbertanggungjawablangsungkepadaPresidendanwajibmenyusunRKA-K/Latasbagian anggaran yang dikuasainya.2. Pengelolaan Keuangan Lembaga Non Struktural (LNS):a. Lembaga selain LPNK disebut Lembaga Non Struktural (LNS);b. PengelolaankeuanganLNSdapatdiselenggarakansebagaibagiananggaranyangmandiri atau sebagai satuan kerja dari K/L;c. UntukmenentukanstatuspengelolaankeuangansuatulembagaPemerintahyangbaru maka perlu dilakukan:1) penelitianlandasanhukumpembentukannya,berupaPeraturanPemerintah(PP)atauPeraturanPresiden(Perpres).PPatauPerpresdimaksudmenyatakanbahwapimpinanlembagabertanggungjawabkepadaPresiden;danstatuslembagasebagai LPNK atau bukan;2) Apabilabutir 2.c.1 diatas terpenuhimakalembagatersebuttermasukLPNKsehinggaberhakdiberikanbagiananggarandengankodetersendiri;atauApabilatidakmenyebutkansebagaiLPNKmaka lembagatersebutdapatdiberikan:KodeSatuanKerja,atauKodeBagianAnggaransepanjangpadadokumenpembentukannya telah dicantumkan sebagai Pengguna Anggaran.SelanjutnyayangdimaksuddenganunitorganisasipadaK/LsebagaimanauraiantersebutdiatasadalahUnitEselonIyangbertanggungjawabataspencapaiansasaranprogram/hasil (outcome) dan pengkoordinasian atas pelaksanaan kegiatan oleh satuan kerja.- 7 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIADalam hal ini yang bertanggung jawab terhadap suatu program sebagian besar adalah UnitEselon IA.Berkenaan dengantanggungjawabsuatuprogramteknis, K/LdanUnitEselon IA-nya dikelompokkandengan aturan umum sebagai berikut:1. KelompokLembagaTinggiNegaradapatmenggunakanlebihdari1(satu)programteknis sesuai dengan lingkup kewenangannya;2. Kelompok Kementerian untuksetiap 1(satu)unitEselonIAyangbersifatpelayananeksternal akan menggunakan 1 (satu) Program Teknis;3. KelompokKementerianNegaradanKementerianKoordinatormenggunakan1(satu)Program Teknis untuk seluruh unit Eselon IA-nya;4. Kelompok Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dan Lembaga Non-Strukturalmenggunakan 1 (satu) Program Teknis untuk Lembaganya.SedangkansatuankerjapadaunitorganisasiK/LadalahsatkerbaikdikantorpusatmaupunkantordaerahatausatuankerjayangmemperolehpenugasandariunitorganisasiK/L. Suatu satker ditetapkan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran dalam rangka pengelolaananggaran.SuatuK/LdalamrangkapengelolaananggarandapatmengusulkansatkerbarusebagaiKPAuntukmelaksanakankewenangandantanggungjawabpengelolaananggaranyang berasal dari kantor pusat K/L apabila memenuhi kriteria1sebagai berikut:1. Harus/wajibmemilikiunit-unityanglengkapsebagaisuatuentitas(unit yangmelaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan dan akuntansi);2. MerupakanbagiandaristrukturorganisasiK/Ldan/ataumelaksanakantugasfungsiK/L;3. Lokasisatkeryangbersangkutanberadapadapropinsi/kabupaten/kotayangberbedadengan kantor induknya;4. Karakteristiktugas/kegiatanyangditanganibersifatkompleks/spesifikdanberbedadengan kantor induknya;5. Adanya penugasan secara khusus dari Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna AnggaranEselon I satker yang bersangkutan.Sedangkanusulan/penetapan BagianAnggarandansatuankerjaK/Ldapatdilakukan dengan tata cara sebagai berikut:1. DirektoratJenderalAnggaranc.q.DirektoratAnggaranI,DirektoratAnggaranII, danDirektorat Anggaran III menganalisis/menilai usulan permintaanBagian Anggaran atauSatuan Kerja sebagai KPA dari K/L berdasarkan kriteria tersebut di atas.2. Apabila berdasarkanhasilpenilaianusulantersebutdianggapmemenuhipersyaratandandapatdipertimbangkanuntukdisetujui,makaDirektoratAnggaranI,DirektoratAnggaranII, danDirektoratAnggaranIIImenyampaikannotarekomendasiserta1Kriteria nomor 1 dan 2 adalah kriteria yangwajib dipenuhi; sedangkan kriteria 3, 4, dan 5 adalah kriteriatambahan (boleh salah satu saja dari kriteria tambahan yang terpenuhi).- 8 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAmeminta kode Bagian Anggaran atau Satuan Kerja sebagai KPA kepada Direktorat SistemPenganggaran.3. DirektoratJenderalAnggaranc.q.DirektoratAnggaranI,DirektoratAnggaranII, danDirektoratAnggaranIIImemberitahukanpersetujuan/penolakanatasusulandimaksudkepada K/L yang bersangkutan secara tertulis.1.2.2 Klasifikasi Menurut FungsiKlasifikasianggaranmenurutfungsi, merincianggaranbelanjamenurutfungsidansubfungsi.Fungsiadalahperwujudantugaskepemerintahandibidangtertentuyangdilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Subfungsi merupakanpenjabaran lebih lanjut dari fungsi.Penggunaanfungsidansubfungsidisesuaikandengantugaspokokdanfungsimasing-masingK/L.Penggunaannyadikaitkandengankegiatan (merupakanpenjabaranprogram) yangdilaksanakan,sehinggasuatuprogramdapatmenggunakanlebihdarisatufungsi.YangdimaksudprogramadalahpenjabarankebijakanK/LdibidangtertentuyangdilaksanakandalambentukupayayangberisisatuataubeberapakegiatandenganmenggunakansumberdayayangdisediakanuntukmencapaihasilyangterukursesuaidenganmisinyayangdilaksanakaninstansiataumasyarakatdalamkoordinasiK/Lyangbersangkutan.1.2.3 Klasifikasi Jenis Belanja (Ekonomi)Jenisbelanjadalamklasifikasibelanja digunakandalamdokumenanggaranbaikdalamprosespenyusunananggaran,pelaksanananggaran,danpertangungjawaban/pelaporan anggaran. Namun penggunaan jenis belanja dalam dokumen tersebut mempunyaitujuan berbeda. Berkenaan dengan proses penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-K/L,tujuan penggunaan jenis belanja ini dimaksudkan untuk mengetahui pendistribusian alokasianggaran kedalam jenisjenis belanja. Jenis-jenis belanja yang digunakan dalam penyusunanRKA-K/L adalah berikut:1. Belanja PegawaiBelanja Pegawai adalah kompensasidalambentuk uang maupun barang yang diberikankepadapegawaipemerintah(pejabatnegara,pegawainegerisipil,danpegawaiyangdipekerjakanolehpemerintahyangbelumberstatusPNS) yangbertugasdidalammaupundiluarnegeri sebagaiimbalanataspekerjaanyangtelahdilaksanakan, kecualipekerjaanyangberkaitandenganpembentukanmodaldan/ataukegiatanyangmempunyai output dalam kategori belanja barang.2. Belanja BarangBelanjaBarangyaitupengeluaranuntukmenampungpembelianbarangdanjasayanghabispakaiuntukmemproduksibarangdanjasayangdipasarkanmaupunyangtidakdipasarkansertapengadaanbarangyangdimaksudkanuntukdiserahkanataudijualkepada masyarakatdan belanja perjalanan. Dalam pengertian belanja tersebut termasukhonorariumyangdiberikandalamrangkapelaksanaankegiatanuntukmenghasilkan- 9 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAbarang/jasa.BelanjaBarangdapatdibedakanmenjadiBelanjaBarang(OperasionaldanNon-Operasional), Belanja Jasa, Belanja Pemeliharaan, serta Belanja Perjalanan Dinas.3. Belanja ModalBelanjamodalmerupakanpengeluarananggaranyangdigunakandalamrangkamemperolehataumenambah nilai assettetapdanassetlainnyayangmemberi manfaatlebihdarisatuperiodeakuntansisertamelebihibatasanminimalkapitalisasiasettetapatauasetlainnyayangditetapkanpemerintah.Asettetaptersebutdipergunakanuntukoperasionalkegiatansehari-harisuatusatuankerja ataudipergunakanolehmasyarakat/publiknamuntercatatdalamregistrasiasetK/Lterkaitserta bukanuntukdijual.4. Bunga UtangBungayaitupembayaranyangdilakukanataskewajibanpenggunaanpokokutang(principal outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang dihitungberdasarkanposisipinjaman.Jenisbelanjainikhususdigunakandalam kegiatandariBagian Anggaran BUN.5. SubsidiSubsidiyaitualokasianggaranyangdiberikankepadaperusahaan/lembagayangmemproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa untuk memenuhihajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau olehmasyarakat.Belanjainiantaralaindigunakanuntukpenyaluransubsidikepadaperusahaannegaradanperusahaanswasta.Jenisbelanjainikhususdigunakandalamkegiatan dari Bagian Anggaran BUN.6. Bantuan sosialBelanjaBantuan SosialyaitutransferuangataubarangyangdiberikanolehPemerintahPusat/Daerahkepadamasyarakatgunamelindungidarikemungkinanterjadinyaresikososial.Bantuansosialdapatlangsungdiberikankepadaanggotamasyarakatdan/ataulembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintahbidangpendidikan, keagamaan,danbidanglainyangberperanuntukmelindungiindividu, kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.Belanjabantuansosialdiberikandalambentukuang,barang,danjasa.Belanjabantuansosialbersifatsementaraatauberkelanjutangunamemberikanrehabilitasisosial,perlindungansosial,jaminansosial,pemberdayaansosial,danpenanggulangankemiskinanagardapatmeningkatkantarafkesejahteraan,kualitaskelangsunganhidup,danmemulihkanfungsisosialdalamrangkamencapaikemandirian. Belanjabantuansosialdiberikandalambentuk:(1)bantuanlangsung;(2)penyediaanaksessibilitas,dan/atau (3) penguatan kelembagaan.7. HibahMerupakan belanjapemerintahpusatkepadapemerintahnegaralain,organisasiinternasional, dan pemerintah daerah yang bersifat sukarela, tidak wajib, tidak mengikat,dan tidak perlu dibayar kembali serta tidak terus menerus dan dilakukan dengan naskahperjanjianantarapemberihibahdanpenerimahibahdenganpengalihanhakdalam- 10 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAbentuk uang, barang, atau jasa. Termasuk dalam belanja hibah adalah pinjaman dan/atauhibah luar negeri yang diterushibahkan ke daerah8. Belanja lain-lainPengeluarannegarauntukpembayaranataskewajibanpemerintahyangtidakmasukdalamkatagoribelanjapegawai,belanjabarang,belanjamodal,belanjapembayaranutang,belanjasubsidi,belanjahibah,danbelanjabantuansosialsertabersifatmendesakdan tidak dapat diprediksi sebelumnya.1.3 Proses Penganggaran RKA-K/LProses penganggaranRKA-K/L dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:Januari1. Presiden menetapkan arah kebijakan dan prioritas anggaran.2. K/L mengevaluasi baseline.3. K/L dapat menyusun rencana inisiatif baru.4. Kementerian PerencanaanPembangunanNasional/BappenasdanKementerianKeuangan mengevaluasi baseline dan mengkaji usulan inisiatif baru.Februari - Juli5. Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskalKementerianKeuanganmenyusunperkiraankapasitasfiskal untukpenyusunanPaguIndikatiftahunanggaranyangdirencanakan,termasukpenyesuaianindikasipaguanggaran jangka menengah paling lambat pertengahan bulan Februari.6. MenteriKeuangandanMenteriPerencanaanPembangunanNasional/KepalaBappenasmenyusun Pagu Indikatif.PenyusunanPaguIndikatiftersebutmemperhatikankapasitasfiskaldanpemenuhanprioritaspembangunannasional.PaguIndikatifdimaksuddirincimenurutunitorganisasi,program,kegiatan,danindikasipendanaanuntukmendukungArahKebijakanyangtelahditetapkanolehPresiden.PaguIndikatifyangsudahditetapkanbesertaprioritaspembangunannasionalyangdituangkandalamrancanganawalRencanaKerjaPemerintah(RKP)disampaikankepadaK/Ldengansuratyangditandatangani Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan pada bulan Maret.7. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun Rencana Kerja K/L (Renja-K/L)PenyusunanRenja-K/LiniberpedomanpadasuratmengenaPaguIndikatif. Renja-K/LdimaksuddisusundenganpendekatanberbasisKinerja, kerangkapengeluaranjangkamenengah, dan penganggaran terpadu yang memuat:a. kebijakan;b. program; danc. kegiatan.- 11 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA8. Trilateral MeetingProsespenyusunanRenja-K/Ldilakukan pertemuan 3(tiga)pihakantaraKementerian/Lembaga, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuangan.9. K/LmenyampaikanRenja-K/LkepadaKementerianPerencanaanPembangunanNasional/Bappenas dan Kementerian Keuangan.Menteri/PimpinanLembagamenyampaikanRenja-K/Lkepada KementerianPerencanaan dan Kementerian Keuangan untuk bahan penyempurnaan rancangan awalRKPdanpenyusunanrincianpagumenurutunitorganisasi,fungsi,program,dankegiatan sebagai bagian dari bahan pembicaraan pendahuluan Rancangan APBN.10. Menteri Keuangan menetapkan Pagu Anggaran K/LMenteriKeuangandalamrangkapenyusunanRKA-K/L,menetapkanPaguAnggaranK/Ldenganberpedomankapasitasfiskal,besaranPaguIndikatif,Renja-K/L,danmemperhatikanhasilevaluasiKinerjaKementerian/Lembaga.PaguAnggaranK/LsebagaimanadimaksudmenggambarkanArahKebijakanyangtelahditetapkanolehPresiden yang dirinci paling sedikit menurut unit organisasi dan program.PaguAnggaranK/LdisampaikankepadasetiapKementerian/Lembagapalinglambatakhir bulan Juni.11. Menteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/LMenteri/Pimpinan Lembaga menyusun RKA-K/L berdasarkan:a. Pagu Anggaran K/L;b. Renja-K/L;c. RKPhasilkesepakatanPemerintahdanDPRdalampembicaraanpendahuluanRancangan APBN; dand. Standar biaya.Penyusunan RKA-K/L dimaksud termasuk menampung usulan Inisiatif Baru. RKA-K/Lmerupakanbahan penyusunan RancanganUndang-UndangtentangAPBNsetelahterlebih dahulu ditelaah dalam forum penelaahan antara Kementerian/Lembaga denganKementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan.12. K/L melakukan pembahasan RKA-K/L dengan DPRDalamhalK/Lmelakukanpembahasan RKA-K/LdenganDPRdalamrangkapembicaraanpendahuluanRancanganAPBN,pembahasantersebutdifokuskanpadakonsultasi atas usulan Inisiatif Baru.13. Penyesuaian atas usulan inisiatif baruDalam hal pembahasan RKA-K/L dengan DPR dilakukan, dapat dilakukan penyesuaianatas usulan inisiatif baru sepanjang:a. Sesuai RKPb. Pencapaian sasaran kinerja K/Lc. Tidak melampaui Pagu Anggaran K/L- 12 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA14. Penelaahan RKA-K/LPenelaahanRKA-K/LtersebutdiselesaikanpalinglambatakhirbulanJuli. PenelaahanRKA-K/L dilakukan secara terintegrasi, yang meliputi:a. Kelayakan anggaran terhadap sasaran kinerja;b. Konsistensi sasaran kinerja K/L dengan RKP.MenkeumengoordinasikanpenelaahanRKA-K/LdalamrangkapenetapanPaguRKA-K/L yang bersifat final.Agustus Desember15. Penggunaan RKA-K/L dalam RAPBNKementerianKeuanganmenghimpunRKA-K/Lhasilpenelaahanuntukdigunakansebagai:a. bahanpenyusunanNotaKeuangan,RancanganAPBN,danRancanganUndang-Undangtentang APBN; danb. dokumen pendukung pembahasan Rancangan APBN.NotaKeuangan,RancanganAPBN,danRancangan Undang-UndangtentangAPBNdibahasdalamSidangKabinetuntukkemudianhasilnyadisampaikanolehPemerintahkepada DPR pada bulan Agustus.16. Pembahasan anggaran dengan DPRPemerintahmenyelesaikanpembahasanRancangan APBNdanRancanganUndang-UndangtentangAPBNdenganDPRpalinglambatakhirbulanOktober.DalamhalpembahasanRancanganAPBNdanRancanganUndang-UndangtentangAPBNmenghasilkanoptimalisasipaguanggaran, optimalisasipaguanggarantersebutdigunakanolehPemerintahsesuaidenganArahKebijakanyangtelahditetapkanolehPresiden.17. Penyesuaian RKA-K/LHasilpembahasanRancanganAPBNdanRancangan Undang-UndangtentangAPBNdituangkandalamberitaacarahasilkesepakatanpembahasanRancanganAPBNdanRancanganUndang-UndangtentangAPBNdanbersifatfinalyangdisampaikanolehMenteriKeuangankepadaKementerian/LembagauntukdilakukanpenyesuaianRKA-K/L.18. Penetapan alokasi anggaran Kementerian/LembagaAlokasi anggaran Kementerian/Lembaga dirinci menurut:a. kebutuhan Pemerintah Pusat; danb. transfer kepada daerah.PresidenmenetapkanalokasianggaranKementerian/Lembaga danKementerianKeuangan selaku Bendahara Umum Negara paling lambat tanggal 30 November.- 13 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA19. Penyusunan dokumen pelaksanaan anggaranMenteriKeuanganmengesahkan dokumenpelaksanaananggaranyangdisusunolehMenteri/PimpinanLembaga menggunakanRKA- K/Lyangtelahdisepakatidalampembahasan dengan DPR paling lambat tanggal 31 Desember.1.4 RDP-Bendahara Umum Negara dan Proses PenganggarannyaRDP-BendaharaUmumNegaramerupakandokumenpenganggaranyangkhususdisusunolehMenteriKeuangansebagaipengelolafiskaldansecaraoperasionaldilaksanakanolehunitorganisasidilingkunganKementerianKeuangansebagaiPembantuPengguna Anggaran Bendahara Umum Negara.PenyusunanRDP-BendaharaUmumNegarajugamenggunakan pendekatanpenyusunan anggaran dan klasifikasi anggaran sebagaimana digunakan dalam penyusunanRKA-K/Ldenganbeberapapengecualian/kekhususan.Pengecualian/kekhususaniniberkenaan dengan klasifikasi anggaran, terutama klasifikasi organisasi dan fungsi.Berkenaandenganklasifikasiorganisasi,BABUNyangterdapatdalamdokumenRDP-BendaharaUmumNegaradibagidalambagian-bagiananggaran. Penanggungjawabmasing-masingBAtersebutdiatasdisebutPembantuPenggunaAnggaran(PPA)yangmerupakanunitorganisasidilingkunganKementerianKeuangansesuaidengantugas-fungsinya. Sedangkansatuankerjapada masing-masingPPA adalahsatkerbaikdikantorpusatmaupunkantordaerahatausatuankerjayangmemperolehpenugasandariPPAsebagaikepanjangantanganMenteriKeuangan.Suatu PPA dalamrangkapengelolaananggarandapatmengusulkansatkerbarusebagaiKPAuntukmelaksanakankewenangandantanggungjawabpengelolaananggaranyangberasaldari BABUN apabila terdapatpenugasan secara khusus dari PPA.PPAdapatmengusulkanadanyasatkerbarudalamrangkapengelolaanRDP-BendaharaUmumNegarakepadaDirektoratJenderalAnggaranc.q.DirektoratAnggaranIII. Selanjutnya Direktorat Jenderal Anggaranmemberitahukan persetujuan/penolakan atasusulan dimaksud kepada PPA yang bersangkutan.Berkenaan dengan klasifikasi fungsi, penerapan fungsi dan subfungsi dalam kerangkaRDP-BendaharaUmumNegaramengacupadatugas-fungsiKementerianKeuangan:fungsi01(pelayananumum) dansubfungsi0101 (LembagaEksekutifdanLegislatif,MasalahKeuangan dan Fiskal, serta Urusan Luar Negeri). Dalam proses penyusunan RDP-BendaharaUmum Negara, penerapan fungsi dan sub-fungsi dimaksud dihubungkan dengan kegiatan.ProsespenganggaranRDP-BendaharaUmumNegaradimulaisatutahunsebelumtahunanggaranyangdirencanakan,tepatnyapadaawaltahun.Alurprosespenganggarannya meliputi 5 (lima) tahap utama:1. Penyusunan Indikasi Kebutuhan Dana Pengeluaran Bendahara UmumPenggunaAnggaranBendaharaUmumNegaradapatberkoordinasidenganMenteri/PimpinanLembagaataupihaklainterkaitmenyusunindikasikebutuhandana- 14 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIApengeluaranBendaharaUmumNegara untuktahunanggaranyangdirencanakandenganmemperhatikanprakiraanmajudan rencanastrategisyangtelahdisusun.Indikasi kebutuhan dana merupakan indikasi dana dalam rangka pemenuhan kewajibanPemerintah yang penganggarannya hanya ditampung pada Bagian Anggaran BendaharaUmum Negara Kementerian Keuangan. Kebutuhan dana pengeluaran Bendahara UmumNegara dimaksud antara lain:a. transfer ke daerah;b. bunga utang;c. subsidi;d. hibah (dan penerusan hibah);e. kontribusi sosial;f. dana darurat/penanggulangan bencana alam;g. kebutuhan mendesak (emergency),h. cadangan untuk mengantisipasi perubahan kebijakan (policy measures);i. dana transito;j. cicilan utang;k. dana investasi Pemerintah;l. penyertaan modal negara;m. dana bergulir;n. dana kontinjensi;o. penerusan pinjaman (on-lending); danp. kebutuhan lain-lain yang tidak dapat direncanakan.Sedangkanpihaklainterkait tersebutdiatas yaitu PemerintahDaerah,BadanUsahaMilikNegara,BadanUsahaMilikDaerah,Lembaga Non-Kementerianyangterkaitdengan penyelenggaraan urusan pemerintahan.2. Penetapan Pagu Dana Pengeluaran Bendahara Umum NegaraMenteriKeuanganmenetapkanpagudanapengeluaranBendaharaUmumNegaradengan berpedoman pada:a. arah kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden;b. prioritas anggaran;c. RKPhasilkesepakatanPemerintahdanDPRdalampembicaraanpendahuluanpembahasan Rancangan APBN;d. indikasi kebutuhan dana pengeluaran Bendahara Umum Negara; dane. evaluasi Kinerja penggunaan dana Bendahara Umum Negara.3. Penyusunan RDP-Bendahara Umum NegaraPembantuPenggunaAnggaran-BendaharaUmumNegarayangtelahditunjukMenteriKeuanganmenyusunRDP-BendaharaUmumNegaraberdasarkanpagudana- 15 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIApengeluaranBendaharaUmumNegaradimaksud.PenyusunanRDP-BendaharaUmumNegaradapatdilakukandenganberkoordinasidenganKementerian/Lembagaataupihak lain yang terkait.4. Pengusulan Alokasi Dana Pengeluaran Bendahara Umum NegaraKuasaPenggunaAnggaranBendaharaUmumNegaramengusulkanalokasidanapengeluaranBendaharaUmumNegarakepadaMenteriKeuangandenganberpedomanpadaRDP-BendaharaUmumNegarayangtelahdisesuaikandenganberitaacarahasilkesepakatan pembahasan APBN.5. Penetapan Alokasi Dana Pengeluaran Bendahara Umum NegaraMenteriKeuanganmenetapkanalokasidanapengeluaranBendaharaUmumNegaraberdasarkanKeputusanPresidenyangditetapkanpalinglambattanggal30Novemberdan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran dana pengeluaran Bendahara UmumNegarasebelumdimulainyatahunanggaranpalinglambatakhirbulanDesember.PenetapanalokasidanapengeluaranBendaharaUmumNegaratertentuyangalokasidananyabelumdapatditetapkanpadasaatditetapkannyaAPBNdapatdilakukanpadatahun anggaran berjalan.MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABAB 2PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA2.1. Tingkatan Penerapan PBKPenerapanPBKmengacupadastrukturorganisasiK/L.HubunganantarastrukturorganisasidankinerjayangakandicapaimerupakankerangkaPBKsebagaimanaDiagram2.1.Diagram2.1 Kerangka PBKBerdasarkan Diagram2.1, penerapanPBK dapat dilihatdalam dalam2(dua)tingkatan, yaitu penerapanPBKTingkatNasional danPenerapanPBKTingkatK/L.Penerapan PBK pada tingkat Nasional dilaksanakan melalui langkah sebagai berikut:1. Pemerintah menentukantujuan(dalambentukPrioritasdan Fokus Prioritaspembangunannasional beserta target kinerjanya) untukwaktu1(satu)tahunyangakandatang dalamdokumenRKP.Hasilyangdiharapkanberupa nationaloutcome yangmengarah kepada gambaran sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar;2. Berdasarkantujuan tersebutPemerintahmerumuskanKegiatan Prioritas dan/atauKegiatandalamkerangkatugas-fungsiyangdiembansuatuK/L, IKK,dan output (jenis,volume, dan satuan ukur). Selanjutnya Pemerintah akan menghitung perkiraan kebutuhananggarannya yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara;3. TujuanPemerintahtersebutakandilaksanakanolehmasing-masingK/L(besertaperangkat organisasi di bawah koordinasinya) dalam bentuk program dan kegiatan sesuaitugas-fungsinya.Sedangkanpenerapan PBK padatingkat K/L dilakukanmelaluilangkah sebagaiberikut:1. SesuaidenganRenstraK/L, UnitEselonIA merumuskan Program, IKUProgramdanhasil;- 17 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA2. Selanjutnya Program dijabarkan dalam Kegiatan, IKK, dan output pada Unit pengeluaran(spendingunit) padatingkatSatkeratauEselonIIdilingkunganUnitEselonIA sesuaidengan tugas dan fungsinya;3. Kegiatan-kegiatan tersebut, disesuaikan pada kategori Fungsi/Sub Fungsi yang didukung,Prioritas Nasional/Bidang atau Non Prioritas;4. HasilrumusanProgram, IKUProgram,hasil, Kegiatan,IKK, dan output dituangkandalam dokumen Renja-K/L, RKA-K/L dan DIPA.2.2. Struktur Anggaran dalam PBKDiagram2.2 Struktur Anggaran Penerapan PBKStrukturAnggarandalampenerapanPBK,lebihmemperhatikanketerkaitansecarajelashubunganantaraperencanaandanpenganggaranyangmerefleksikankeselarasanantarakebijakan (topdown) dan pelaksanaankebijakan (bottomup). GambaranStrukturAnggarandalam rangkapenerapan PenganggaranBerbasisKinerjadapatdigambarkandalam Diagram2.2.Struktur AnggaranmerupakanpenggambaransatukesatuanperencanaandanpenganggarandalamunitorganisasiK/L.Satukesatuanyangdimaksudadalahkesatuandalamkebutuhan sumber dayayangdiperlukanoleh SatkerdalamrangkapelaksanaanKegiatanyangmenjaditanggungjawabnyasebagaimanatugasfungsiyangdiemban Satker(bottom up). Hal ini harus sejalan denganrancangan kebijakan yang diputuskan pada tingkatOrganisasi Pemerintahyangtelahdikoordinasikanoleh Unit-Unit Organisasinya(topdown)yang bertanggung jawab terhadap Program.Bagian-bagian dan fungsi struktur anggaran sebagai berikut:1. Program :a. Program merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi K/L yangrumusannyamencerminkan tugas dan fungsi unit Eselon I atau unit K/L yang berisiKegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur.b. Rumusan Programmerupakan hasil restrukturisasi tahun 2011 dan penyesuaiannya.- 18 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAc. Rumusan Program dalam dokumen RKA-K/L harus sesuai dengan rumusan Programyang ada dalam dokumen Renja-K/L.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Program :a. IKUProgrammerupakan instrumenyangdigunakanuntukmengukurhasil padatingkat Program.b. PendekatanyangdigunakandalammenyusunIKUProgramberorientasipadakuantitas, kualitas, dan/atau harga.c. Dalam menetapkan IKU Program, K/L berkoordinasi dengan Kementerian Keuangandan Kementerian Perencanaan.d. Rumusan IKU Program dalam dokumen RKA-K/L harus sesuai dengan rumusan IKUProgramyang ada dalam dokumen Renja-K/L.3. Hasil (Outcome) :a. Hasilmerupakanprestasikerjayangberupasegalasesuatuyangmencerminkanberfungsinya output dari Kegiatan dalam satu Program.b. Secara umum kriteria dari hasil sebuah Program adalah :1) MencerminkanSasaranKinerjaunitEselonIsesuaidenganvisi,misidantugas-fungsinya;2) Mendukung Sasaran Strategis K/L;3) Dapat dilakukan evaluasi.c. RumusanHasildalamdokumenRKA-K/Lharussesuaidenganrumusanhasilyangada dalam dokumen Renja-K/L.4. Kegiatan :a. KegiatanmerupakanpenjabarandariProgramyangrumusannyamencerminkantugas dan fungsi Satker atau penugasan tertentu K/L yang berisi komponen Kegiatanuntuk mencapai output dengan indikator kinerja yang terukur.b. Rumusan Kegiatan hasil restrukturisasi tahun 2011 dan penyesuaiannya.c. RumusanKegiatandalamdokumenRKA-K/LharussesuaidenganrumusanKegiatan yang ada dalam dokumen Renja-K/L5. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) :a. IKK merupakan instrumenyangdigunakanuntukmengukur output padatingkatKegiatan.b. PendekatanyangdigunakandalammenyusunIKKberorientasipadakuantitas,kualitas, dan/atau harga.c. DalammenetapkanIKK,K/LberkoordinasidenganKementerianKeuangandanKementerian Perencanaan.d. Rumusan IKK dalam dokumen RKA-K/L harus sesuai dengan rumusan IKK yang adadalam dokumen Renja-K/L6. Outputa. Output merupakan prestasi kerja berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatuKegiatanyangdilaksanakanuntukmendukungpencapaiansasarandantujuanprogram dan kebijakan.b. Rumusan output dalamdokumenRKA-K/Lberupabarangataujasa,sedangkanrumusan output dalam dokumen Renja-K/L berupa output statement.c. Rumusan output berupa barang atau jasa berupa :1) Jenis output,merupakan uraianmengenaiidentitasdarisetiap output yangmencerminkan tugas fungsi unit Satker secara spesifik.- 19 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA2) Volume output,merupakandatamengenai jumlah/banyaknyakuantitasOutputyg dihasilkan.3) Satuan output,merupakan uraianmengenaisatuanukuryangdigunakandalamrangkapengukuran kuantitas(volume) output sesuaidengansesuaikarakteristiknya.d. Secara umum kriteria dari output adalah :1) Mencerminkansasarankinerja SatkersesuaiTugas-fungsiataupenugasanprioritas pembangunan nasional;2) Merupakanprodukutama/akhiryangdihasilkanoleh Satkerpenanggungjawabkegiatan;3) Bersifat spesifik dan terukur;4) Untuk Kegiatan Fungsional sebagian besar output yang dihasilkan berupa regulasisesuai tugas-fungsi Satker;5) UntukKegiatanpenugasan(PrioritasPembangunanNasional)menghasilkanoutput prioritas pembangunan nasional yang mempunyai dampak secara nasional;6) Setiap Kegiatan bisa menghasilkan output lebih dari satu jenis;7) Setiap Output didukung oleh komponen masukan dalam implementasinya;8) Revisirumusan output dimungkinkanpadapenyusunan RKA-K/L denganmengacu pada Pagu Anggaran K/L atau Alokasi Anggaran K/L.7. Proses Pencapaian Output terbagi dalam:a. Suboutput :1) Suboutput pada hakekatnya merupakan output2) Output yangdinyatakansebagai Suboutput adalah output-output yangmempunyai kesamaan dalam jenis dan satuannya.3) Suboutput digunakansebagaipenjabarandarimasing-masingbarangataujasadalam kumpulan barang atau jasa sejenis yang dirangkum dalam satu output.4) BanyaknyaSub-suboutput atauakumulasidarivolumeSub-suboutputmencerminkan jumlah volume output.5) Suboutput sifatnya opsional (boleh digunakan, boleh tidak).6) Suboutput hanyadigunakanpada output yangmerupakanrangkumandaribarang atau jasa yang sejenis.7) Output yangsudahspesifikdanberdirisendiri(bukanrangkumandaribarangatau jasa yang sejenis) tidak memerlukan Suboutput.b. Komponen :1) Komponenmerupakantahapandariprosespencapaian output,yangberupapaket-paket pekerjaan.2) Komponen bisa langsung mendukung pada output atau pada Suboutput.3) Komponendisusunberdasarkanrelevansinyaterhadappencapaian output,baikterhadap volume maupun kualitasnya.4) Antarkomponenmempunyaiketerkaitanyangsalingmendukungdalampencapaian output,sehinggaketidakterlaksanaan/keterlambatansalahsatukomponen bisa menyebabkanketidakterlaksanaan/keterlambatankomponenyang lain dan juga bisa berdampak pada penurunan kualitas, penurunan kuantitasmaupun kegagalan dalampencapaian output.c. Subkomponen :1) Subkomponen merupakan kelompok-kelompok detil belanja, yang disusun dalamrangka memudahkan dalam pelaksanaan Komponen- 20 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA2) Subkomponen sifatnya opsional (boleh digunakan, boleh tidak).d. Detil BelanjaDetil Belanja merupakan rincian kebutuhan belanja dalam tiap-tiap jenis belanja yangberisikan item-item belanja.2.3. Standarisasi OutputNo Jenis Output Satuan Suboutput/KomponenKeterangan1. LayananPerkantoranBulanLayanan1. Output LayananPerkantoran,komponennyaterdiridari Komponen001 dan/atau Komponen 002.2. Output LayananPerkantoran,dimungkinkanhanyamempunyai1(satu) komponen saja (Komponen 001atau Komponen 002 saja)1. Komponen 001,Pembayaran Gajidan Tunjangan2.Komponen 002,PenyelenggaraanOperasional danpemeliharaanPerkantorana. Komponen001,hanyadigunakanuntuk output Layanan Perkantoranb. Komponen001adalah anggaranyangdialokasikanuntukmemenuhikebutuhanbiayaoperasionalantaralainpembayarangaji,tunjanganyangmelekatpadagaji,uangmakan,danpembayaranyangterkaitdenganbelanja pegawai.a. Komponen002,hanyadigunakanuntuk output Layanan Perkantoranb. Komponen002adalah anggaranyangdialokasikanuntukmemenuhikebutuhanbiayaoperasionalantaralain kebutuhansehari-hariperkantoran, langganandayadanjasa, pemeliharaankantor,danpembayaranyangterkaitdenganpelaksanaan operasional kantor.2. KendaraanBermotorUnit Sub-Suboutput,antara lain:1. KendaraanPejabat Negara2. KendaraanPejabat Eselon I3. KendaraanPejabat EselonII4. KendaraanRoda 65. KendaraanRoda 46. KendaraanRoda21. Merupakan output yangsifatnyainsidentil(adhoc)dandihasilkanmelalui pengadaan.2. Output KendaraanBermotor,adalah output dalamrangkapemenuhankebutuhansaranatransportasi darat untukpejabat,angkutanpegawai,operasionalkantor/ lapangan.3. Output Kendaraan Bermotor, secaraumumberupaalattransportasi daratyangmerupakanprodukmanufakturdan dipasarkan secara umum/masal.4. SuboutputKendaraanRoda6,4,2merupakansuboutputdalamrangkapemenuhan saranaangkutan pegawai,operasional kantor/ lapangan.- 21 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIANo Jenis Output Satuan Suboutput/KomponenKeterangan5. Alat transportasiyangmempunyaikarakteristikkhusus,spesifikasikhususdan/ataupengadaannyaberdasarkanpesanankhusus dan/atau digunakandalamrangkapelaksanaantusitekniskhusus,makaoutputnyadinyatakantersendiri,terpisahdari Output KendaraanBermotor.3. PerangkatPengolahData danKomunikasiUnitSub-Suboutput,antara lain:1. Laptop2. Komputer/PC3. Printer/PrinterMultiguna4. Scanner/ScannerMultiguna5. Server6. LCD/Proyektor7. Camera/Handycam/CCTV8. MesinFotokopi/Mesin FotokopiMultiguna9. HarddiskEksternal10.PesawatTelepon11.Mesin PABX12.Mesin FAX13.Mesin Handkey1. Merupakan output yangsifatnyainsidentil(adhoc)dan dihasilkanmelalui pengadaan.2. Output PerangkatPengolahDatadanKomunikasi, adalah outputdalamrangka pemenuhankebutuhanmediapemrosesdata,penyimpandata,menampilkanhasilolahandata,dan/ atau media komunikasi.3. Output PerangkatPengolahDatadanKomunikasi, secaraumumberupa peralatanelektronikaldalamrangkapengolahan datadantelekomunikasiyangmenunjangaktivitasadministratifumumsebuahinstansi/perkantoran.4. Peralatanpemenuhankebutuhanmediapemrosesdata,penyimpandata,menampilkanhasilolahandata,dan/atau mediakomunikasiyangmempunyaikarakteristikkhusus,spesifikasikhususdan/ataupengadaannyaberdasarkanpesanankhusussertadigunakandalamrangkapelaksanaantusitekniskhusus,makaoutputnyadinyatakantersendiri,terpisahdari Output PerangkatPengolah Data dan Komunikasi.4. PeralatanFasilitasPerkantoranUnitSub-Suboutput,antara lain:1. Meubelair2. Lift3. Genzet4. Lemari berkas5. Brankas6. AC7. MesinPenghancurKertas1. Merupakan output yangsifatnyainsidentil(adhoc)dandihasilkanmelalui pengadaan.2. Output PeralatanFasilitasPerkantoran, adalah output dalamrangka pemenuhankebutuhansaranakelengkapangedungperkantoranyang memadai dan layak.3. Output PeralatanFasilitasPerkantoran, secaraumumberupaperalatan elektronik/nonelektronikyang disediakan dalam rangka- 22 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIANo Jenis Output Satuan Suboutput/KomponenKeteranganmemenuhiunsurkelayakansecara umumfasilitassebuahgedung/ bangunan perkantoran4. PeralatanFasilitasPerkantoranyangmempunyaikarakteristikkhusus,spesifikasikhususdan/ataupengadaannyaberdasarkanpesanankhusus dan/atau sertadigunakandalam rangkapelaksanaantusitekniskhusus,maka outputnyadinyatakantersendiri,terpisahdari OutputPeralatan Fasilitas Perkantoran.5. Gedung/BangunanM21. Merupakanoutput yangsifatnyainsidentil(adhoc)dandihasilkanmelalui pengadaan.2. Output Gedung/Bangunan, adalahoutput dalamrangka mendirikan/membangun/merehabilitasisaranaprasaranainstansi/perkantoranmaupun rumah dinas.3. Output Gedung/Bangunan, secaraumum berupa mendirikan/membangun/merehabilitasi saranaprasarana instansi/perkantoranmaupunrumahdinas berupagedung/bangunan,taman,tempatparkir, pagar, pos pengamanan.4. ApabiladalamrangkapemenuhanOutputGedung/Bangunandibutuhkanpengadaan tanah terlebihdahulu,maka tanah tersebutdinyatakansebagai komponendalamOutput Gedung/Bangunan.5. PembangunanGedung/Bangunanyang mempunyai karakteristik khusus,spesifikasikhususdan/ataupengadannyaberdasarkanpesanankhususserta digunakandalamrangkapelaksanaantusitekniskhusus,makaoutputnya dinyatakantersendiri,terpisah dari OutputGedung/Bangunan.- 23 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAPeruntukan Komponen 002 (operasional kantor, pemeliharaan, dan perjalanan dinas)Uraian Keterangan1. Kebutuhan sehari-hariperkantoranAntara lain : Alat Tulis Kantor, barang cetak untuk Manajemenkantor, alat kebersihan; Perlengkapan fotokopi/komputer; Langganan surat kabar/berita/majalah; Biaya Satpam/pengaman, cleaning service, sopir,pramubakti (yang dipekerjakan secara kontraktual) Pengurusan sertifikat tanah, pembayaran PBB.2. Langganan daya dan jasa Antara lain : Langganan listrik, telepon, air, gas, termasukpembayaran denda keterlambatannya; Jasa Pos dan Giro; Telex, internet, bandwith, komunikasi khusus diplomat; Sewa kantor/gedung, kendaraan, mesin fotokopi.3. Pemeliharaan kantor Antara lain : Pemeliharaan gedung/bangunan, instalasi jaringan,sarana prasarana kantor; Pemeliharaan kendaraan bermotor.4. Penggantian baranginventarisAlokasi penggantian barang inventaris untuk pegawailama/baru maksimal sebesar 10% dari total jumlahpegawai.5. Pembayaran terkaitpelaksanaan operasionalkantorAntara lain : Honor terkait operasional Satker; Bahan makanan, penambah daya tahan tubuh; Pemeriksaan kesehatan pegawai; Keprotokoleran (termasuk pas dan jasa tol tamu); Operasional Menteri/Ketua, Pimpinan; Pelantikan/pengambilan sumpah jabatan; Pakaian dinas, toga, pakaian kerja; Perjalanan dinas dalam rangka konsultasi/koordinasi.Output yang dilakukan standarisasi adalah :1. Output-output yangdigunakandalamrangkapemenuhankebutuhandasardansaranapenunjang yang secara umum dibutuhkan oleh instansi/perkantoran.2. Output-output sebagaipenunjangpelaksanaantusidanpenunjangaktifitas-aktifitasperkantoran.3. Merupakan output yangdigunakanhanyauntukmemfasilitasisaranadanprasaranaoperasionalisasi perkantoran.4. Output-output inibisadigunakanolehsemuaSatkerpadaumumnya, sedangkanUnitEselonII(pengelolaKegiatantetapibukansatker)yangmemiliki Output jenisinihanyaUnit Eselon II yang melaksanakan fungsi kesekretariatan atau sejenisnya.5. Output-output initidakhanya digunakan untuk Kegiatan-KegiatandalamProgramPeningkatanSaranadanPrasaranaAparaturdan KegiatanDukunganManajemendanDukungan Teknis Lainnya.- 24 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA6. DalamhalunitEselonImempunyai2 (dua)Program,yaituProgram DukunganManajemendanPelaksanaanTugasTeknisLainnyasertaProgramPeningkatanSaranadanPrasaranaAparatur,maka: Output berupaBangunan/Gedung hanya digunakanpadasalahsatuKegiatan saja dalamProgramPeningkatanSaranadanPrasaranaAparatur.7. Standarisasi output tersebutdiatastermasukdalamlingkupperbaikan/penyempurnaanangka dasar.MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABAB 3PENERAPAN KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH (KPJM)KPJMmerupakanpendekatanpenganggaranberdasarkankebijakan,denganpengambilankeputusanterhadapkebijakantersebut dilakukandalamperspektiflebihdarisatutahunanggaran,denganmempertimbangkanimplikasibiayakeputusanyangbersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.KPJMyangdisusunolehsuatuKementerianNegara/Lembagaharusmemperhatikan dokumen-dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Pemerintah (RKP)danRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN).3.1 Penerapan KPJM pada Tingkat Nasional3.1.1. Reviu terhadap Kebijakan Kegiatan PrioritasDalamrangkamelakukanreviu ataskegiatanprioritasnasionalmakaterlebihdahulusetiapKementerianNegara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan prioritas nasional sebagai berikut:Bagan 1 : Kerangka Kerja Kegiatan PrioritasBerdasarkankerangkakerjadiatas, makasetiapKementerianNegara/Lembagadapat melakukan reviu dengan mekanisme sebagai berikut:1. Apakahkebijakantersebutmerupakankebijakanprioritasyangditetapkanberlanjutatauberhentioleh Pemerintah?Cekdokumenterkait,seperti RPJMN, RKPdanRenjaK/L;KegiatanPrioritasOutputKomponenPengelolaanKebijakanHarga VolumeMENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABAB 3PENERAPAN KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH (KPJM)KPJMmerupakanpendekatanpenganggaranberdasarkankebijakan,denganpengambilankeputusanterhadapkebijakantersebut dilakukandalamperspektiflebihdarisatutahunanggaran,denganmempertimbangkanimplikasibiayakeputusanyangbersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.KPJMyangdisusunolehsuatuKementerianNegara/Lembagaharusmemperhatikan dokumen-dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Pemerintah (RKP)danRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN).3.1 Penerapan KPJM pada Tingkat Nasional3.1.1. Reviu terhadap Kebijakan Kegiatan PrioritasDalamrangkamelakukanreviu ataskegiatanprioritasnasionalmakaterlebihdahulusetiapKementerianNegara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan prioritas nasional sebagai berikut:Bagan 1 : Kerangka Kerja Kegiatan PrioritasBerdasarkankerangkakerjadiatas, makasetiapKementerianNegara/Lembagadapat melakukan reviu dengan mekanisme sebagai berikut:1. Apakahkebijakantersebutmerupakankebijakanprioritasyangditetapkanberlanjutatauberhentioleh Pemerintah?Cekdokumenterkait,seperti RPJMN, RKPdanRenjaK/L;PrioritasFokus PrioritasKegiatanPrioritasOutputKomponenkebijakanHarga VolumeKomponenPengelolaanKebijakanHarga VolumeMENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABAB 3PENERAPAN KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH (KPJM)KPJMmerupakanpendekatanpenganggaranberdasarkankebijakan,denganpengambilankeputusanterhadapkebijakantersebut dilakukandalamperspektiflebihdarisatutahunanggaran,denganmempertimbangkanimplikasibiayakeputusanyangbersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.KPJMyangdisusunolehsuatuKementerianNegara/Lembagaharusmemperhatikan dokumen-dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Pemerintah (RKP)danRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN).3.1 Penerapan KPJM pada Tingkat Nasional3.1.1. Reviu terhadap Kebijakan Kegiatan PrioritasDalamrangkamelakukanreviu ataskegiatanprioritasnasionalmakaterlebihdahulusetiapKementerianNegara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan prioritas nasional sebagai berikut:Bagan 1 : Kerangka Kerja Kegiatan PrioritasBerdasarkankerangkakerjadiatas, makasetiapKementerianNegara/Lembagadapat melakukan reviu dengan mekanisme sebagai berikut:1. Apakahkebijakantersebutmerupakankebijakanprioritasyangditetapkanberlanjutatauberhentioleh Pemerintah?Cekdokumenterkait,seperti RPJMN, RKPdanRenjaK/L;KegiatanPrioritasOutputKomponenPengelolaanKebijakanVolumeKomponenKebijakanHarga VolumeMENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABAB 3PENERAPAN KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH (KPJM)KPJMmerupakanpendekatanpenganggaranberdasarkankebijakan,denganpengambilankeputusanterhadapkebijakantersebut dilakukandalamperspektiflebihdarisatutahunanggaran,denganmempertimbangkanimplikasibiayakeputusanyangbersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.KPJMyangdisusunolehsuatuKementerianNegara/Lembagaharusmemperhatikan dokumen-dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Pemerintah (RKP)danRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN).3.1 Penerapan KPJM pada Tingkat Nasional3.1.1. Reviu terhadap Kebijakan Kegiatan PrioritasDalamrangkamelakukanreviu ataskegiatanprioritasnasionalmakaterlebihdahulusetiapKementerianNegara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan prioritas nasional sebagai berikut:Bagan 1 : Kerangka Kerja Kegiatan PrioritasBerdasarkankerangkakerjadiatas, makasetiapKementerianNegara/Lembagadapat melakukan reviu dengan mekanisme sebagai berikut:1. Apakahkebijakantersebutmerupakankebijakanprioritasyangditetapkanberlanjutatauberhentioleh Pemerintah?Cekdokumenterkait,seperti RPJMN, RKPdanRenjaK/L;- 26 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA2. Jikaberlanjut,periksaapakah Output-Output kegiatanprioritastersebutmasihberlanjut (ongoing Output) atauberhenti (terminating Output) sesuaidengankebijakanpemerintah terbaru. Cek dokumen terkait, seperti RPJMN, RKP dan Renja K/L;3. Jikaberlanjut,apakah Output-Output kegiatanprioritastersebutmerupakan Outputdengantargettertentudanbersifatterbatas (cap) atau Output yangmengakomodasisetiapperubahantarget (demanddriven)?Cekdokumenterkait sepertiRPJMN,RKPdan Renja K/L;4. Periksa komponen-komponen, Output sebagai berikut:a. Periksa komponen-komponen, Output terkait apakah berlanjut (ongoing component)atau berhenti (non-ongoing component).b. Jika komponen berlanjut (ongoingcomponent),periksa komponen -komponen,Output terkaitbaik komponen kebijakan maupun komponen pendukungkebijakan.c. Periksa komponen pendukungkebijakan apakahberhargatetap (fixedprice) ataudapatdisesuaikandenganhargariil (priceadjusted) berdasarkanbesaranindeksinflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.d. Periksa komponen kebijakan apakahberhargatetapataudapatdisesuaikanberdasarkan keputusan pemerintah.5. Jikatelahmelakukanreviu sesuaidengankarakteristik output dan komponen padapoint4lakukanpenyesuaianpenghitunganterhadapalokasi AngkaDasar,yaitudengan:a. melakukanindeksasidenganmenggunakanindeksinflasibagi komponen-komponenyangmendukungpencapaian output yangditetapkanolehPemerintahperlu disesuaikan dengan harga riil (real value).b. melakukanpenghitungan komponen-komponenyangmendukungpencapaianoutput-output kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah berharga tetap.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan reviu:1. Output prioritas merupakan output yangdihasilkandarikegiatanprioritasnasionalyangdituangkandalamPerprestentangRencanaPembangunanJangkaMenengahNasional dan Perpres tentang Rencana Kerja Pemerintah yang ditetapkan setiap tahunoleh Pemerintah.a. Output prioritasberlanjut adalah output kegiatanprioritasyangdinyatakanberlanjutpadatahunanggaranberikutnyaberdasarkankeputusanpemerintahyang dituangkan secara resmi baik dalam dokumen RPJMN maupun RKP sehinggaperludiperhitungkanimplikasipendanaannyauntuktahunanggaranberikutnyadalam perhitungan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).b. Output prioritasberhenti adalah output kegiatanprioritasyangdinyatakantelahselesaipadatahunanggarantertentuberdasarkankeputusanpemerintahyangdituangkanbaikdalamdokumenRPJMNmaupunRKPsehinggatidakperludiperhitungkankembaliimplikasipendanaannyauntuktahunanggaranberikutnya.2. Output KegiatanPrioritasNasional terdiriatas komponen utama dan komponenpendukung.- 27 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA3. Struktur Pencapaian Output Struktur pencapaian output mengikuti struktur anggarandalam penerapan PBK.4. Komponen Utamaa. Merupakan komponen pembiayaan langsung dari pelaksanaan suatu kebijakan;b. Komponen utama dinyatakanberlanjutdantetapdihitungpembiayaannyasepanjang output prioritas ditetapkan berlanjut oleh Pemerintah.5. Komponen Pendukunga. Merupakan komponen-komponen, pembiayaan yangdigunakandalam rangkamenjalankan dan mengelola kebijakan tersebut.b. Komponen Pendukung iniharusrelevandengan output prioritas yangakandiimplementasikan.c. Komponen Pendukung bersifatpilihanyaitudapatberlanjutmaupunberhentiterkait dengan relevansi dari pencapaian output prioritas yang bersangkutan.Contoh:a. Output Pemberian Raskin terdiri atas:1) Komponen Utama adalahbiayapembelianberasmiskinnyasebesarRp.2.000/kg dikalikan dengan target/jumlah penerima raskin;2) Komponen Pendukung diantaranyaadalahadministrasipelaksanaan,monitoring dan evaluasi, dan pelaporan.b. Output Pemberian BOS terdiri atas:1) Komponen Utama adalahbiayapemberianBOSkepadamuridsebesarRp.400.000/siswauntukSDPerkotaandikalikandengantarget/jumlahsiswapenerima BOS;2) Komponen Pendukung diantaranyaadalahadministrasipelaksanaan,monitoring dan evaluasi dan pelaporan.6. Perhitunganprakiraanmajusebagaipaguindikasiawaltahunanggaran berikutnyaharus memperhatikan:a. Output prioritasdinyatakantetapberlanjutsesuaidengandokumenRPJMNatauRKP yang masih berlaku;b. Komponen-komponen yangdihitungdalamprakiraanmajuadalah komponen-komponen, yang ditetapkan berlanjut;c. Komponen-komponen yangtidakdihitungdalamprakiraanmajuadalahkomponen-komponeninput, yang ditetapkan berhenti/selesai;d. Penghitunganprakiraanmajumenggunakanangkayangtertuangdalamleveloutput dan komponen yang berlanjut;e. Penghitunganprakiraanmajuawaldilakukandengancaramengalikanjumlahalokasi anggaran dalamkomponen pada tahun dasar dengan indeks;1) Perludiperhatikanuntukindeksasi komponen utama harusmengacupadakeputusan pemerintah.2) Komponen Pendukung dapatsecaralangsungdisesuaikandenganindekskumulatif yang baru.- 28 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAf. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan dengan cara mengalikan jumlahalokasianggarandalam komponen pada masing-masingprakiraanmaju denganindeks kumulatif;g. Indeksyang digunakanuntukmenghitungprakiraanmajuadalahasumsi-asumsiekonomi yang ditetapkan dalam APBN.3.1.2. Tata cara penghitungan proyeksi prakiraan majuSecaraumumprosedurpenghitunganbiayakebijakan/Output kegiatanprioritasadalah menggunakan rumus umum yaitu:Tata cara menghitung prakiraan maju awal (baseline).Rumus untuk menghitung prakiraan maju sebuah Output adalah sebagai berikut:3.2 Penerapan KPJMpada Tingkat Kementerian Negara/Lembaga3.2.1. Reviu terhadap Kebijakan Program/KegiatanDalamrangka melakukanreviu ataskegiatanteknisfungsionalmakaterlebihdahulusetiap Kementerian Negara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan teknis fungsional sebagai berikut:Bagan 2 Kerangka Kerja Program/Kegiatan Teknis FungsionalOutput Prioritas= Komponen kebijakan + Komponen pendukung kebijakanKomponen kebijakan = harga x kuantitas x indeks kumulatifKomponen pendukung kebijakan = harga x kuantitas x indeks kumulatifKegiatanTeknisFunsionalOutputKomponenutamaHarga Volume- 28 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAf. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan dengan cara mengalikan jumlahalokasianggarandalam komponen pada masing-masingprakiraanmaju denganindeks kumulatif;g. Indeksyang digunakanuntukmenghitungprakiraanmajuadalahasumsi-asumsiekonomi yang ditetapkan dalam APBN.3.1.2. Tata cara penghitungan proyeksi prakiraan majuSecaraumumprosedurpenghitunganbiayakebijakan/Output kegiatanprioritasadalah menggunakan rumus umum yaitu:Tata cara menghitung prakiraan maju awal (baseline).Rumus untuk menghitung prakiraan maju sebuah Output adalah sebagai berikut:3.2 Penerapan KPJMpada Tingkat Kementerian Negara/Lembaga3.2.1. Reviu terhadap Kebijakan Program/KegiatanDalamrangka melakukanreviu ataskegiatanteknisfungsionalmakaterlebihdahulusetiap Kementerian Negara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan teknis fungsional sebagai berikut:Bagan 2 Kerangka Kerja Program/Kegiatan Teknis FungsionalHarga x KuantitasOutput Prioritas= Komponen kebijakan + Komponen pendukung kebijakanKomponen kebijakan = harga x kuantitas x indeks kumulatifKomponen pendukung kebijakan = harga x kuantitas x indeks kumulatifOutcomeProgramKegiatanTeknisFunsionalOutputKomponenpendukungHarga VolumeKomponenutamaHarga Volume- 28 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAf. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan dengan cara mengalikan jumlahalokasianggarandalam komponen pada masing-masingprakiraanmaju denganindeks kumulatif;g. Indeksyang digunakanuntukmenghitungprakiraanmajuadalahasumsi-asumsiekonomi yang ditetapkan dalam APBN.3.1.2. Tata cara penghitungan proyeksi prakiraan majuSecaraumumprosedurpenghitunganbiayakebijakan/Output kegiatanprioritasadalah menggunakan rumus umum yaitu:Tata cara menghitung prakiraan maju awal (baseline).Rumus untuk menghitung prakiraan maju sebuah Output adalah sebagai berikut:3.2 Penerapan KPJMpada Tingkat Kementerian Negara/Lembaga3.2.1. Reviu terhadap Kebijakan Program/KegiatanDalamrangka melakukanreviu ataskegiatanteknisfungsionalmakaterlebihdahulusetiap Kementerian Negara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan teknis fungsional sebagai berikut:Bagan 2 Kerangka Kerja Program/Kegiatan Teknis FungsionalOutput Prioritas= Komponen kebijakan + Komponen pendukung kebijakanKomponen kebijakan = harga x kuantitas x indeks kumulatifKomponen pendukung kebijakan = harga x kuantitas x indeks kumulatifKegiatanTeknisFungsionalOutputVolumeKomponenpendukungHarga Volume- 28 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAf. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan dengan cara mengalikan jumlahalokasianggarandalam komponen pada masing-masingprakiraanmaju denganindeks kumulatif;g. Indeksyang digunakanuntukmenghitungprakiraanmajuadalahasumsi-asumsiekonomi yang ditetapkan dalam APBN.3.1.2. Tata cara penghitungan proyeksi prakiraan majuSecaraumumprosedurpenghitunganbiayakebijakan/Output kegiatanprioritasadalah menggunakan rumus umum yaitu:Tata cara menghitung prakiraan maju awal (baseline).Rumus untuk menghitung prakiraan maju sebuah Output adalah sebagai berikut:3.2 Penerapan KPJMpada Tingkat Kementerian Negara/Lembaga3.2.1. Reviu terhadap Kebijakan Program/KegiatanDalamrangka melakukanreviu ataskegiatanteknisfungsionalmakaterlebihdahulusetiap Kementerian Negara/Lembagaharusmemahamikerangkakerjadarikegiatan teknis fungsional sebagai berikut:Bagan 2 Kerangka Kerja Program/Kegiatan Teknis Fungsional- 29 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIABerdasarkankerangkakerjadiatas,makasetiapKementerianNegara/Lembagadapat melakukan review dengan mekanisme sebagai berikut:1. Apakahprogram/kegiatantersebutmerupakanprogram/kegiatanyangditetapkanberlanjutatauberhentiolehKementerianNegara/Lembaga? Cekdokumenterkaitseperti Renstra K/L dan Renja K/L;2. Jikaberlanjut,periksaapakah Output-Output kegiatanteknisfungsionaltersebutmasihberlanjut (ongoing output) atauberhenti (terminating output) sesuaidenganprioritasKementerianNegara/Lembagayang terbaru.Cekdokumenterkait sepertiRenstra K/L dan Renja K/L;3. Jikaberlanjut,apakah output-output kegiatanteknisfungsionaltersebutmerupakanoutput dengantargettertentudanbersifatterbatas (cap) atau output yangmengakomodasisetiapperubahantargetlayanan (demanddriven)?Cekdokumenterkait;4. Periksa komponen-komponen input, output sebagai berikut:a. Periksa komponen-komponen output terkait, apakahberlanjut (ongoingcomponent)atau berhenti (non-ongoing component).b. Jika komponen berlanjut (ongoingcomponent),periksa komponen - komponen,output terkait baik komponen langsung maupun komponen tidak langsung.c. Periksa komponen tidaklangsungapakahberhargatetap (fixedprice) ataudapatdisesuaikan dengan SBM.d. Periksa komponen langsungapakahberhargatetapataudapatdisesuaikanberdasarkan kebijakan terbaru masing-masing Kementerian Negara/Lembaga.5. Jikatelahmelakukanreviu sesuaidengankarakteristik output dan komponen padapoint4lakukanpenyesuaianpenghitunganterhadapalokasi AngkaDasar,yaitudengan:a. melakukan indeksasi dengan menggunakan indeks inflasi bagi output-output yangditetapkan oleh Pemerintah dapat disesuaikan dengan harga riil (real value).b. melakukanpenghitungandenganmengalikanhargadengantargetbaruhasilpenyesuaianbagi output-output kegiatanteknisfungsionalyangditetapkanolehPemerintah berharga tetap.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan reviu:1. Output teknisfungsional merupakan output yangdihasilkandarikegiatanteknisfungsional yang dituangkan dalam Renstra K/L dan Renja K/L yang ditetapkan setiaptahun oleh setiap K/L.a. Output teknis fungsional berlanjut adalah output kegiatan teknis fungsional yangdinyatakanberlanjutpadatahunanggaranberikutnyaberdasarkankeputusanMenteri/Pimpinan K/L yangbersangkutanyangdituangkansecararesmibaikdalamdokumenRenstra K/L maupunRenja K/L sehinggaperludiperhitungkanimplikasipendanaannyauntuktahunanggaranberikutnyadalamperhitunganKerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).b. Output prioritasberhenti adalah output kegiatanteknisfungsionalyangdinyatakantelahselesaipadatahunanggarantertentuberdasarkankeputusanMenteri/Pimpinan K/L yang bersangkutan yang dituangkan baik dalam dokumen- 30 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIARenstra K/L maupunRenja K/L sehinggatidakperludiperhitungkankembaliimplikasi pendanaannya untuk tahun anggaran berikutnya.2. Output KegiatanTeknisFungsional terdiriatas komponen utamalayanandankomponen pendukung layanan.3. Struktur Pencapaian Output Struktur pencapaian output mengikuti struktur anggarandalam penerapan PBK.4. Komponen Utamaa. Merupakan komponen pembiayaanlangsungdaripelaksanaan output layananbirokrasi/publik satker;b. Komponen Utama dinyatakanberlanjutdantetapdihitungpembiayaannyasepanjang output teknisfungsionalyangbersangkutanditetapkanberlanjutolehPemerintah.5. Komponen Pendukunga. Merupakan komponen-komponen, pembiayaanyangdigunakandalamrangkamenjalankan dan mengelola layanan birokrasi/publik satker;b. Komponen Pendukung iniharusrelevandengan output layananbirokrasi/publikyang akan diimplementasikan;c. Biasanyadialokasikandenganakunbelanjabarang(akun52)danakunbelanjamodal (akun 53);d. Komponen Pendukung bersifatpilihanyaitudapatberlanjutmaupunberhentiterkaitdenganrelevansidaripencapaian output teknisfungsionalyangbersangkutan;e. Komponen Pendukung tidakperludialokasikanolehsatkeryangbersangkutansepanjangtelahtercoverdalamalokasi komponen operasionaldanpemeliharaanperkantoran.Contoh:a. Output Dokumen Kerja Sama Penempatan TKI di Luar Negeri terdiri atas:1) Komponen Utama adalahbiaya-biayayangdiperlukandalamrangkamewujudkandokumenkerjasamatersebutsepertibiayaperjalanandinasdanakomodasi dalam rangka penjajakan dan negosiasi dengan negara-negara mitrakerja penempatan TKI di luar negeri.2) Komponen Pendukung diantaranya adalah biaya-biaya yang diperlukan dalamrangkamenunjangterwujudnyadokumenkerjasamatersebutsepertihonorarium(jikadiperlukan),biayakajiankemungkinanpenempatanTKIdisuatu negara tertentu, biaya koordinasi dengan instansi terkait, dll.b. Output Varietas Unggul Tahan Hama terdiri atas:1) Komponen Utama adalahbiayayangdigunakandalamrangkamenelitidanmenguji Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW);2) Komponen Pendukung adalahbiaya-biayayangdigunakandalamrangkamendukungterwujudnyaVUTWtersebutsepertibiayamelakukanreviu ataspenelitian sebelumnya, pencarian referensi, study banding, dll.- 31 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA6. Perhitunganprakiraanmajusebagaipaguindikasiawaltahunanggaranberikutnyaharus memperhatikan:a. Output teknisfungsionaldinyatakantetapberlanjutsesuaidengandokumenRenstra K/L atau Renja K/L yang masih berlaku;b. Komponen-komponen yangdihitungdalamprakiraanmajuadalah komponen-komponen, yang ditetapkan berlanjut.c. Komponen-komponen yangtidakdihitungdalamprakiraanmajuadalahkomponen-komponen input, yang ditetapkan berhenti/selesai.d. Penghitunganprakiraanmajumenggunakanangkayangtertuangdalamleveloutput dan komponen yang berlanjut.e. Penghitunganprakiraanmajuawaldilakukandengancaramengalikanjumlahalokasi anggaran dalamkomponen pada tahun dasar dengan indeks.1) Perludiperhatikanuntukindeksasi komponen utamaharusmengacupadakeputusan terbaru masing Kementerian Negara/Lembaga.2) Komponen pendukungdapatsecaralangsungdisesuaikandenganindekskumulatif yang baru.f. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan dengan cara mengalikan jumlahalokasianggarandalam komponen pada masing-masingprakiraanmaju denganindeks kumulatif.g. Indeksyangdigunakanuntukmenghitungprakiraanmajuadalahasumsi-asumsiekonomi yang ditetapkan dalam APBN.3.2.2. Tata cara penghitungan proyeksi prakiraan majuSecaraumumprosedurpenghitungan output kegiatanteknisfungsionaladalahmenggunakan rumus umum yaitu:Tata cara menghitung prakiraan maju awal pada tingkat K/L adalah:Rumus untuk menghitung prakiraan maju sebuah Output adalah sebagai berikut:3.3 Pemutakhiran Angka Dasar3.3.1. Angka Dasar dan Ruang FiskalPenyusunananggaranuntuktahunyang direncanakan harusdimulaidenganmelihat prakiraanmaju yang telah disusunsaat menyusun anggaran tahunsebelumnya.Kumpulanprakiraanmajuyangdisusun akanmenghasilkanindikasipaguuntuktahundirencanakan sebagai Angka Dasar setelah diperbaiki dan disesuaikan.Harga x KuantitasOutput = Komponen utama + Komponen pendukungKomponen utama = harga x kuantitas x indeks kumulatifKomponen pendukung = harga x kuantitas x indeks kumulatif- 32 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAAngkaDasarmerupakanindikasipaguprakiraanmajudariKegiatan-kegiatanyang berulang dan/atau kegiatan-kegiatan tahun jamak berdasarkan kebijakan yang telahditetapkandanmenjadiacuanpenyusunanPaguIndikatifdaritahunanggaranyangdirencanakanyangdibuatketikamenyusunanggaran. Contoh:padaTahunAnggaran2011, telah disusun prakiraan maju untuk prakiraan maju TA 2012 dan TA 2013:Program 2011TA2012PM 12013PM 2Program A 100.000 110.000 105.000Program B 200.000 190.000 190.000Program C 1.000.000 1.000.000 1.100.000TOTAL 1.300.000 1.300.000 1.395.000RuangFiskal(FiscalSpace) merupakanruanganggaranyangdapatdipergunakanK/Luntukmengajukaninisiatifbaru.Ruangfiskal ini dapatdilihatdariselisihperhitungan prakiraan maju K/L yang telah diperbaiki dan disesuaikan dengan pagu K/Lyang ada pada RKP/RPJMN tahun yang direncanakan.3.3.2. Memperbaiki Angka DasarSebelummelakukanperbaikanAngkaDasardalamrangkapenerapanKPJM,K/Lharus terlebih dahulu memahami rumusan output dan struktur dibawah output.1. Rumusan Output KegiatanRumusan output kegiatanharusmendapatperhatiandalamrangkaevaluasiuntukpenyesuaianAngkaDasartahunyangdirencanakan.Halinidilakukanuntukmemastikanbahwarumusan output kegiatantahunsebelumnyatelahsesuaidenganrambudankriteria output.Padaakhirnya, rumusan output yangbenarakanberdampak terhadap penghitungan angka prakiraan maju tahun yang direncanakan.Penjelasanrumusan output kegiatantelahdijelaskanpada BAB2.Tujuanpenjelasanbagian ini untuk mengingatkan hal-hal mendasar mengenai output kegiatan:a. Output merupakan barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang mengacupadatugas-fungsiunitsatkerataupenugasantertentu.Karenatugas-fungsisatkersebagaipelaksanakegiatanjumlahnyatidakterlalubanyak,seharusnya outputyang dihasilkan juga tidak terlalu banyak.b. Informasiyangterkandungdalam output berupatigahal:jenisbarang/jasa;volumedari barang/jasayangdihasilkan;dansatuanukurdaribarang/jasadimaksudDalam RupiahAngka Dasar- 33 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA2. Penetapan Struktur Anggaran di Bawah OutputAlokasianggarandisusundalamhirarkhi/tingkatanyangdisebutstrukturanggaran.Strukturanggaranyanglengkapterdiridariprogram,kegiatan, output,suboutput,komponen,subkomponen,akunbelanja,danrincian/detilbelanja.Programmempunyaitargetkinerjaberupa hasil. Kegiatanmempunyaitargetkinerjaberupaoutput.Sedangkanstrukturanggarandibawah output (suboutput,komponen,subkomponen,akun,danrincianbiaya) harus diartikansebagaiprosespencapaianoutput.Berkenaandenganstrukturanggarandibawah output iniadabeberapahalyangharus diperhatikan dan dipahami:a. Peran suboutput dan komponen berbeda dan tidak dapat dipertukarkan;b. Sub output padadasarnyamerupakanoutputkarenamempunyaikesamaandalamhaljenisbarang/jasadansatuanukur,tetapibukankomponenyangmerupakan tahapan dalam pencapaian output;c. Komponenharusrelevandengan output yangakandicapai.Relevansidimaksudberkenaan dengan kuantitas dan kualitas output yang akan dicapai;d. Komponenyangberkenaandengankuantitas output dikelompokkandalamkomponen utama yang berpengaruh terhadap penghitungan KPJM suatu output.Pemahaman mengenai struktur anggaran tersebut di atas dan penggunaannya dalamproses penyesuaian angka dasar akan menentukan keakuratan alokasi anggaran yanghendak disusun.Komponenmerupakansalahsatubagiandariprosespencapaian output.Komponendalamkonteks KPJM mendudukiperanpentingdanharusdiartikansebagai tahapanmenghasilkan output. Besar kecilnya alokasi anggaran suatu output tergantung besar-kecinyabiayakomponen.Inilahperanpentingkomponen.Olehkarenaitupadasaatpenghitunganprakiraanmajusuatu output kegiatanmaka,perhatianharustertujupada output dan komponen. Apakah output kegiatan tersebut masih dihasilkan padatahunyangakandatang?Apakahtahapannya(komponen)yangdibutuhkanmasihsama ada/tidak atau ada penambahan atau pengurangan komponen. Dua pernyataaninilah yang mendasari perhitungan KPJM.BerikutinidisajikancontohkasuspenerapanstrukturanggarandalampenyusunanRKA-K/L,terutamaoutputdankomponensuatukegiatan. Contoh,Kegiatanyangmempunyai Output GedungKantorseluas100m2.PenuangandalamkertaskerjaRKA-KLdapatdilakukandengan 2(dua)caradandua-duanyadibenarkan.Carapenuangandalamstrukturanggarandengan2(dua)caratersebutmerupakankeleluasaan para perencana dalam menyusun kertas kerja RKA-KL.Cara pertama:Output : Gedung Kantor 100 M2Sub output: Gedung A (akan dibangun seluas 60 M2)Komponen 1 : PerencanaanKomponen 2 : PembangunanKomponen 3 : Pengawasan- 34 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIASub output: Gedung B (akan dibangun seluas 40 M2)Komponen 1 : PerencanaanKomponen 2 : PembangunanKomponen 3 : PengawasanCara kedua:Output :Gedung Kantor 100 M2Sub output: -- (tanpa suboutput)Komponen 1 : PerencanaanSub komponen 1.1 : Gedung A (luas gedung 60 M2)Sub komponen 1.2 : Gedung B (luas gedung 40 M2)Komponen 2 : PembangunanSub komponen 2.1 : Gedung A (luas gedung 60 M2)Sub komponen 2.2 : Gedung B (luas gedung 40 M2)Komponen 3 : PengawasanSub komponen 3.1 : Gedung A (luas gedung 60 M2)Sub komponen 3.2 : Gedung B (luas gedung 40 M2)Darikeduacontohkasusdiatasterlihatbahwayangnamanyakomponendiletakkandimanasaja,tetapsebagaitahapandalammenghasilkan output kegiatan.Biayakomponen sebagai suatu tahapan dalam proses menghasilkan output dibedakan dalam2(dua)jenis:pendukungdanutama.Biayakomponendikatakansebagaibiayautamaapabilakomponentersebutberpengaruhterhadapvolumesuatu output.Dalamhalbiayakomponentersebuttidakberpengaruhkepadavolume output secaralangsungmaka,dikelompokkandalambiayapendukung.Dalamcontohkasustersebutdiatasyang disebut sebagai biaya komponen utama adalah pembangunan gedung.Setelah memahami rumusanoutputdanstrukturdibawahoutput, tahapselanjutnyaadalah memperbaikiAngkaDasartersebut.Kesalahan-kesalahanyangmungkinterjadidisaatmenetapkanangkadasarawal, harusdiperbaikisehinggamenunjukan angka yang benar.Alasan utama untuk memperbaiki angka dasar antara lain:1. K/Lmelakukankesalahanketikamencantumkan VolumeOutput padaPrakiraanMaju;2. K/Lsalahdalammengklasifikasikanberhentiatauberlanjutuntuk Output ataukomponen;3. K/L salah dalam mengklasifikasikan komponen utama atau pendukung;4. K/Lterlaludetaildalammengelompokanoutput,sehingajumlahoutputdarisuatuK/L terlalu banyak;5. K/Lmendefenisikanoutputterlaluluasyangselanjutnyadibagimenjadibeberapasub output yang seharusnya dapat menjadi output tersendiri;6. Nomenklatur output K/L tidak mencerminkan barang atau jasa;7. Padalevelkomponen, K/Lperlumemunculkan komponenbaru ataumenghapuskomponen yang tidak dibutuhkan; dan/atau8. K/L perlu melakukan penajaman perumusan komponen.- 35 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIALangkah-langkahyangdilakukanK/LuntukmenelusurikesalahanAngkaDasaradalah:1. Pengecekanprogram/kegiatanyangtahun yang direncanakan PrakiraanMajunyajauhlebihbesarataulebihkecildibandingkan pagu tahunsebelumnya (misalnyadengan batas deviasi 10%).a. Jikanilainyajauhlebihbesar,haltersebutmungkinakibatkesalahanmemasukkan Volume Output;b. Jikanilainyajauhlebihrendah,halinidapatdidiakibatkankarena VolumeOutput belumdimasukkankePrakiraanMajuatau output salahdiklasifikasikansebagai berhenti.2. Perencana melakukan reviu terhadap output dan komponen untuk mengecek apakahnomenklatur ouput dan komponen sudah tepat.3. Perencanamelakukanpengecekanterhadapoutputdankomponenapakahperlupenajaman nomenklaturoutput/komponen,atauperubahanklasifikasioutput/komponen.4. Lakukan pengecekan satker mana yang menyebabkan kesalahan tersebut.Setelahpengecekandanpemeriksaansehinggakesalahan-kesalahanyangterjadipadaAngkaDasardapatdiidentifikasi perbaikanAngkaDasardapat dikelompokanmenjadi perbaikan pada level output dan perbaikan pada level komponen.1. Perbaikan pada level output.a. Perbaikan kesalahan Klasifikasi output berhenti atau berlanjutUntukdapatmemperbaikikesalahankarenasalah mengklasifikasikanberhentiatauberlanjut,harusdiketahuiterlebihdahulu Output manayangharusdiklasifikasikan berhenti.Klasifikasi berhenti diberikan kepada:1) Proyekjangkapendekatauproyekdenganwaktuyangterbatas,sepertipembangunangedung baru; atau2) ProyekyangdidanaiolehHutangataupembiayaanolehdonorlainnya,dantidak ada persetujuan untuk meneruskan pembiayaan tersebut.K/L memiliki kesempatan untuk mereklasifikasi output yang telah diklasifikasikansebagai output berhentimenjadi output berlanjutnamunhaliniakanmengurangiruang fiskal K/L dalam mengajukan inisiatif baru.Contoh:Kementerian Keuangan melaksanakanprogram pengelolaananggaran,kegiatanpengembangansistempenganggaranyangsalahsatu outputnya aplikasi RKA-K/L. Kegiataninidirencanakanuntukberulangsetiaptahun,namunkarenakesalahan teknis, outputnya diklasifikasikan sebagai output berhenti di tahun 2011.Kesalahaninimenyebabkanuntuk output tersebuttidakterdapatprakiraanmajuuntuk tahun 2012.Perbaikandilakukandenganmemunculkankembali outputtersebut,yangmenyebabkankenaikandari AngkaDasar awal KementerianKeuangan tersebutdengankonsekuensiberkurangnyaruanggerakfiskaluntukinisiatifbaruditahun2012.- 36 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAb. Penggabungan output.Dalammenentukanoutput, K/Lseringmendefinisikanseluruhbarangyangdihasilkankegiatannyasebagaiouput.Padaketentuannyabeberapa barangataujasayangdihasilkandapatdikelompokkankedalamsatuoutputjikabarangitusejenis.Contoh:1. SuatuK/L memiliki outputberbagaikendaraan roda2,kendaraanroda4dankendaraanroda6. Denganadanyastandarisasioutputmaka rumusan outputdalamrangkapengadaankendaraantersebutmenjadioutputkendaraanbermotor,dimanakendaraanroda2,kendaraanroda4dankendaraanroda6menjadisuboutputnya. Ketentuanmengenaistandarisasioutputsebagaimanatercantum dalam BAB 2.2. Beberapa K/Lmasihmerumuskanoutputdalamukuranyangterlaludetil.Misalnya: pengadaan tangga, lampu, tempat sampah dirumuskan sebagai suatuoutput.Seharusnyauntukhaltersebutbukanberadapadaleveloutputmelainkan pada detil untuk output peralatan kantor.c. Pembentukan output baru dari output yang terlalu luas.K/L seringkali mendefinisikan sebuah ouput terlalu luas sehingga kurang detil atauterlaluumumsehinggakurangmencerminkanpaketpekerjaanapasajayangdilakukan oleh K/L tersebut. Walaupun output tersebut dirinci kedalam suboutputnamunlebih baik K/Ltersebutmemisahkansuboutputtersebutmenjadioutputtersendiri(memunculkanoutputbaru), namunoutputbarutersebutdiluarinisiatifbaru.Contoh:PadaKementerianKesehatan,Poltekesmenghasilkan outputlayananpendidikanyangselanjutnyadidijabarkankedalamsuboutputlayananpendidikankeperawatandanlayanankependidikanparamedis.Dalammenjabarkantahapanpencapaiansuboutputdimaksud(komponen)dimungkinkanterjadiperbedaan.Agarlebihtepatkeduasuboutputtersebutdapatdijadikanoutputtersendiri.Pemunculanoutputtersebut bukan diklasifikasikansebagaiinisiatifbarukarenaoutput baru tersebut berasal dari suboutputyang sudah ada sebelumnya dan tidakada tambahan pendanaan.d. Penyesuaian nomenklatur output.Berdasarkanhasilreviu terhadapnomenklatur-nomenklaturoutputK/Lpadatahun 2011, masih terdapat K/L yang nomenklatur ouputnya tidak mencerminkanbarangataujasa.Dalam rangkaperbaikanangkadasarK/Ldapat dilakukanpenyempurnaan rumusan outputsehinggamencerminkanbarangataujasayangdihasilkan untuk setiap kegiatan.- 37 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAContoh:1) SebuahK/Lmemiliki output Tersusunnya JurnalKesehatanAnak dalamrangkapenyusunanmaterijurnalkesehatananak(outputberupajasa). Katatersusunnya tidak merujuk barang atau jasa sehingga rumusan untuk outputtersebut disesuaikan menjadi Penerbitan Jurnal Kesehatan Anak.2) SebuahK/Lmemilikioutputterlaksananyapengelolaanadministrasikementerian A dansekretariatjenderal,untukoutputinisebaiknyamenjadiLayanan administrasi Kementerian A dan Sekretariat Jenderale. Perbaikan kesalahan dalam pencantuman Volume Output.Beberapa K/L mungkin telah mencantumkan Volume Output lebih besar atau lebihkecildariyangseharusnyadirencanakan.DalammemperbaikiAngkaDasar,K/LdapatmemperbaikipencantumanvolumeOutputtersebut.Pengecekanterhadapvolume Output dapat dibandingkan dengan volume Output yang tercantum dalamRencana Kerja Pemerintah (RKP).Contoh:KementerianAmelakukankegiatanpadatahun2011yangdirencanakanberlanjutsampaitahun 2014.Padatahun2011menghasilkanOutput100denganbiayaperOutput Rp.100.000danuntuktahunberikutnyadirencanakanakandilaksanakan100Outputlaginamunterjadikesalahanteknissehingga Volume Output padaPrakiraanMajutecantum10.000sehinggaterjadipeningkatanyangsangatsiknifikan dari yang seharusnya. Perbaikan dilakukan dengan mencocokkan Outputtersebut dengan Output yang tercantum dalam RKP.2. Perbaikan pada level komponena. Penajaman perumusan komponen.Komponen suatu output harus relevan dengan output yang akan dicapai. Perbaikandalam rangkapenajamankomponentermasuk menyempurnakannomenklaturperumusankomponen. Nomenklaturkomponenmenggunakankalimatkerja aktifyang mencerminkan tahapan pencapaian output.Contoh: (penggunaan komponen yang benar)Output : Kendaraan BermotorSuboutput : Kendaraan Roda 2Komponen : PengadaanKendaraanRoda2(katapengadaanmenunjukankata kerja aktif).b. Memunculkan komponen baru.Memunculkan komponenbaruharusmemperhatikankebijakandariK/Lyangbersangkutan. Komponenbaru tersebut muncul (salahsatunya) karenakesalahanpadasaatawalmenyusunanggaran yangbelum mengakomodir komponentersebut.- 38 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAc. Menghapus komponen.Menghapuskomponendari sebuahoutputdapatdilaksanakansetelahmelakukanreviu terhadapprakiraanmajuyangtelah disusun.Jikaberdasarkanreviukomponen tersebut tidak dibutuhkan K/L dapat menghapus komponen tersebut.Contoh:SebuahK/Lmemilikioutput diklatbidang pendidikanyangakandilaksanakanselama 3 tahun.Komponen Berlanjut/Berhenti Utama/PendukungPelaksanaan Diklat Berlanjut UtamaEvaluasi pelaksanaan Diklat Berlanjut PendukungPenyusunan Modul Berlanjut PendukungPenyeleksian Peserta Berlanjut PendukungBerdasarkanreviu padatahunke-2komponenpenyusunanmodultidakdibutuhkanlagi,sehinggakomponeninidapatdihapusdanmenjadi ruang fiskalbagi K/L tersebut.d. Perbaikan kesalahan-kesalahan klasifikasi berhenti atau berlanjut.Perbaikan kesalahanberhentiatauberlanjutsuatukomponendapatdiperhatikandari hal-hal sebagai berikut:1) KesalahanketikamengolahdatakedalamaplikasiRKA-K/L,komponenyangseharusnyadiklasifikasikanberhentipadatahun tertentudiklasifikasikansebagaikomponenberlanjut atausebaliknya.Kesalahanyangbersifatadministrasiini dapat dilakukan perbaikan.2) Komponenutamaselalusecaraumumselalumengikutioutput,jikaoutputberlanjut komponen utama cenderung berlanjut.3) Komponenpendukungtidakterkaitlangsungdenganoutputsehinggadapatdiklasifikasikan berhenti walaupun outputnya diklasifikasikan sebagai berlanjut.Jika suatu komponen didalam prakiraan maju telah diklasifikasikan berhenti namundilakukanperbaikansehinggakomponentersebutberlanjutbaikyangdisebabkanolehkesalahanadministrasimaupunperbaikansetelahdilakukanreviu terhadapkebutuhan komponentersebutsecaralangsungakanmengurangiruangfiskalkementerian dalam mengajukan inisiatif baru.e. Perbaikan kesalahan klasifikasi komponen utama dan pendukung.Reklasifikasiterhadapkomponendarikomponenutamamenjadikomponenpendukung akan memberikan dampak terhadap angka prakiraan maju yang telahdisusun. Karakteristik komponen pendukungyangharusdiindeksdantidakterkaitlangsungdenganperubahan Volume Output,jikadiubahmenjadikomponenutamayangberkarakteristikterkaitlangsungdenganVolume Output- 39 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAdanbiasanyatidakdiindeksatausebaliknyatentuakanmerubahstrukturdaritahapan dari proses pencapaian Output.Contoh:KementerianDalamNegerimelakukankegiatanpeningkatanKemandirianMasyarakat pedesaaan dengan Output pemberian dana Bantuan Langsung Mandiri(BLM). Komponen untuk kegiatan tersebut adalah:Tahun 2011 2012 2013Output 10 kec. 15 kec. 20 kec.Indeks 1,000 1,053 1,108Komponen Sifat Biaya 2011 2012 2013Pemberian Dana BLM Utama 100 150 200Sosialisai pemberian dana BLM Pendukung 100 105 110Administrasi kegiatan Pendukung 50 52 55Peningkatan kapasitas aparat Pendukung 50 52 55Total 300 359 420Setelahdilakukanevaluasiuntuk,tahun2012kebijakankomponensosialisasipemberiandanaBLMdiklasifikasikansebagaikomponenutamakarenapelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh volume Output.Komponen Sifat Biaya 2011 2012 2013Pemberian Dana BLM Utama 100 150 200Sosialisai pemberian dana BLM Utama 100 150 200Administrasi kegiatan Pendukung 50 52 55Peningkatan kapasitas aparat Pendukung 50 52 55Total 300 404 510Akibat kebijakan tersebut Angka dasar untuk tahun 2012 meningkat sebesar 45 yangakan mengurangi ruang fiskal Kemendagri di tahun 2012.3.3.3. Penyesuaian Angka DasarPenyesuaian Angka Dasar merupakan proses menjadikan Angka Dasar yang telahdisusun pada tahun sebelumtahunyang direncanakan (misaltahun 2011) sesuaidenganasumsi-asumsiatauparameteryangakanterjadi padatahunyangdirencanakan(misaltahun2012).Parameteryangperludisesuaikanyaituparameterekonomiyangsecaraotomatisdiakukanolehsistem aplikasiRKA-KLdanparameternon-ekonomiyangdisesuaikansecaramanualolehperencana.Selainpenyesuaianparameter,penyesuaianAngkaDasarjugameliputipenyusunan Angka PrakiraanMajubaru (3tahundaritahunyang direncanakan).Terdapat tiga halyangmenjadipenyebabdilakukanpenyesuaian terhadap AngkaDasaryaitu Penyesuaianparameterekonomi,Penyesuaianparameternon-ekonomi,danPenyusunan prakiraan maju baru.1. Penyesuaian parameter ekonomiParameterekonomiyangdigunakandalampendekatan KPJMdalammenyusunanggaranadalah asumsi-asumsiekonomiyangadadalamAPBN,namundalampenerapan KPJM saat ini asumsi yang digunakan adalah inflasi.- 40 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIASetiaptahun prakiraan inflasiberbedadaritahunsebelumnya,olehkarenaituperludilakukan update terhadapasumsiinflasi yangakandigunakanpadatahunyangdirencanakan.Asumsiinflasidigunakansebagaiparameterpenyesuaianagarpengeluaran yang direncanakan pada tahun yang direncanakan tepat.Ketika penyesuaiandilakukandenganasumsiparameterinflasi(baru), dalampenyusunan anggaran pada tahunyangdirencanakan, prakiraanpengeluarandapatmeningkatatauberkurangsesuaidengankenaikanataupenurunanasumsiinflasitersebut.Contoh penyesuaian inflasi (inflasi awal 5,3%) :Inflasi 1,00 1,053 1,109Kode B/L TahunAwalTahunAkhirSifatBiayaIndeks Biaya 2011TA2012PM 12013PM 2Program 1aaaa Kegiatanaaaa,bb Output 1Volume Output 10 10 10Tanpa Sub-Outputaaaa,bb,ccc Komponen 1 B 2011 Utama Ya 100 1.000 1.053 1.109Ditahun2011dalammenyusunprakiraanmaju(PM1)untukTahun2012asumsiinflasi(parameter)yangdigunakanadalah5,3%,jikaditahun2012inflasiyangdigunakanadalah4%makaperludilakukanpenyesuaianterhadapanggaran 2012yang akan disusun.Inflasi 1,00 1,04 1,081Kode B/L TahunAwalTahunAkhirSifatBiayaIndeks Biaya 2011 2012TA2013PM 1Program 1aaaa Kegiatanaaaa,bb Output 1Volume Output 10 10 10Tanpa Sub-Outputaaaa,bb,ccc Komponen 1 L 2011 Utama Ya 100 1.000 1.040 1.081Catatan: Penyesuaian inflasi dilakukan secara otomatis oleh sistem.2. Penyesuaian parameter non-ekonomi.Parameterekonomimerupakanparameteryangberkaitandengankebijakanpemerintah atau K/L. Lingkup parameter ekonomi yang harus dilakukan penyesuaianadalah:a. Penyesuaian perhitungan belanja pegawai disesuaikan dengan perubahan databasekepegawaian.b. Penambahan atau pengurangan Volume OutputK/L dapat menaikkan Volume Output untuk setiap kegiatan tapi tanpa menambahanggaran,sedangkanuntukpengurangantargetVolume Output hanyabolehuntuk Output yang merupakan prioritas K/L.1) Penambahan Volume Output dapatdilakukan olehK/Ldengansumberpendanaan dari hasil optimalisasi K/L yang bersangkutan.2) Pengurangan Volume Output dapatdilakukanjikadalamevaluasitahunsebelumnya Volume Output yangmenjaditargettidakmampudicapaiolehK/L.Pengurangan Volume Output hanya dapatdilakukanpadakegiatanprioritas K/L.- 41 -MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIAContoh:DiasumsikanKementerianApadatahun2011hanyamampumerealisasikanpencapaian Outputnyasebesar 70%.Makauntukpenyesuaian AngkaDasartahun2012,volumedanpaguanggarantahunlaluharusdikurangi30%danselanjutnya dihitung kembali prakiraan maju yang baru.Angka Dasar awal:B/L TahunAwalSifatBiayaIndeks Biaya 2011TA2012PM 12013PM 2Program 1KegiatanOutput 1Volume Output 10 10 10Tanpa Sub-OutputKomponen 1 L 2011 Utama Ya 100 1.000 1.053 1.109Penyesuaian (realisasi 70% dan asumsi inflasi tetap)B/L TahunAwalSifatBiayaIndeks Biaya 2011Realisasi2012TA2013PM 1Program 1KegiatanOutput 1Volume Output 7 7 7Tanpa Sub-OutputKomponen 1 L 2011 Utama Ya 100 700 737 776c. Pengurangan anggaran.SesuaiPeraturanMenteriKeuangantentangpenerapanPenghargaandansanksiditahun2011secaralangsungakanmempengaruhiAngkaDasar yangtelahdisusunber