Modul LKK Blok 4sad

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang (FK UMP) menuntut adanya penguasaan materi, baik dari pengetahuan maupun keterampilan. Dari segi keterampilan, mahasiswa mendapatkan Latihan Keterampilan Klinik (LKK) sebagai sarana berlatih keterampilan-keterampilan yang akan menunjang pembelajaran mereka untuk menjadi dokter yang unggul, bermutu, dan islami. Sebagai salah satu blok dasar, Blok IV mempelajari tentang struktur dan fungsi tubuh manusia, salah satu kompetensinya adalah melakukan general survey. Kemampuan general survey ini berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia harus mencapai tingkat 4 yaitu mampu melakukan mandiri. Selain itu, kemampuan seorang dokter umum dalam melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana dan melakukan bedah minor juga harus mencapai kompetensi tingkat 4 (mampu melakukan secara mandiri). Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut maka Latihan Keterampilan Klinik untuk blok ini akan menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan dasar, antara lain: 1. Pemeriksaan Antropometri 2. Penggunaan Mikroskop dan Minor Set 1.2 TUJUAN UMUM Tujuan umum dari latihan keterampilan klinik di Blok IV ini adalah mahasiswa diharapkan mampu: 1. Setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan antropometri tubuh manusia secara sahih dengan melakukan pengukuran tubuh. 1

description

adaa

Transcript of Modul LKK Blok 4sad

Page 1: Modul LKK Blok 4sad

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGPenggunaan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Palembang (FK UMP) menuntut adanya penguasaan materi, baik dari pengetahuan maupun keterampilan. Dari segi keterampilan, mahasiswa mendapatkan Latihan Keterampilan Klinik (LKK) sebagai sarana berlatih keterampilan-keterampilan yang akan menunjang pembelajaran mereka untuk menjadi dokter yang unggul, bermutu, dan islami.

Sebagai salah satu blok dasar, Blok IV mempelajari tentang struktur dan fungsi tubuh manusia, salah satu kompetensinya adalah melakukan general survey. Kemampuan general survey ini berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia harus mencapai tingkat 4 yaitu mampu melakukan mandiri. Selain itu, kemampuan seorang dokter umum dalam melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana dan melakukan bedah minor juga harus mencapai kompetensi tingkat 4 (mampu melakukan secara mandiri).

Berdasarkan kedua pertimbangan tersebut maka Latihan Keterampilan Klinik untuk blok ini akan menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan dasar, antara lain:

1. Pemeriksaan Antropometri2. Penggunaan Mikroskop dan Minor Set

1.2 TUJUAN UMUMTujuan umum dari latihan keterampilan klinik di Blok IV ini adalah mahasiswa

diharapkan mampu:1. Setelah kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan

antropometri tubuh manusia secara sahih dengan melakukan pengukuran tubuh.2. Mempergunakan mikroskop dengan benar3. Mempergunakan instrumen-instrumen minor set bedah dengan benar

1.3 METODE INSTRUKSIONALMetode instruksional dalam pelaksanaan latihan keterampilan klinik di blok IV ini

adalah sebagai berikut:1. Mahasiswa mendapat kuliah singkat mengenai topik LKK.2. Mahasiswa dibagi menjadi sepuluh orang per kelompok dan dibimbing oleh satu

orang instruktur.3. Mahasiswa secara individual diminta untuk melakukan LKK sesuai topik

berdasarkan penuntun LKK. 4. Mahasiswa menerima umpan balik dari instruktur tentang hasil pelaksanaan LKK.5. Diskusi antara instruktur dan mahasiswa.

1

Page 2: Modul LKK Blok 4sad

2

Page 3: Modul LKK Blok 4sad

BAB IIPENUNTUN LATIHAN KETERAMPILAN KLINIK

2.1 PEMERIKSAAN ANTROPOMETRIA. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Mempersiapkan alat-alat pemeriksaan antropometri2. Mengindentifikasi jenis-jenis alat pemeriksaan antropometri3. Menentukan penanda anatomi tubuh yang menjadi patokan pengukuran antropometri

tubuh manusia.4. Melakukan prosedur pemeriksaan antropometri tubuh5. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan antropometri secara benar6. Menginterpretasi hasil pengukuran yang telah dilakukan.7. Memahami berbagai bentuk tubuh secara umum.

B. PELAKSANAAN

1. PANDUAN BELAJAR PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

1.1 Landasan Teori

Pemeriksaan antropometri merupakan serangkaian pemeriksaan umum terhadap fisik seseorang untuk mengukur tinggi badan, berat badan, lingkar perut, lingkar panggul, tinggi duduk, arm span, dan lingkar kepala. Pemeriksaan ini berguna sebagai data pendukung yang diperlukan dokter dalam rangkaian pemeriksaan pasien. Melalui pengukuran antropometri, seorang dokter dapat mengetahui keabnormalan fisik yang terjadi pada pasien sehingga memudahkan dalam proses diagnosis.

Beberapa titik antropometri:1. Vertex (titik paling puncak di kepala)2. Glabella (titik glabellar, titik paling terproyeksi di bagian tengah antara kedua alis mata)3. Acromion (bagian paling lateral dari batas lateral acromia)4. Illiospinale (posisi tulang belakang –SIAS– yang paling terproyeksi ketika dilihat dari

bawah (bukan dari depan))

3

Page 4: Modul LKK Blok 4sad

Gambar 1. Gambaran Anatomis dari Penampang Sagittal

4

Page 5: Modul LKK Blok 4sad

Gambar 2. Gambaran Anatomis dari Penampang Frontal

5

Page 6: Modul LKK Blok 4sad

Gambar 3. Titik Antropometri untuk Pengukuran

6

Page 7: Modul LKK Blok 4sad

1.2 Media Pembelajaran

1. Penuntun LKK Pemeriksaan Antoprometri Blok IV FK UMP2. Antropometer set3. Spreading Caliper 4. Meteran pengukur badan5. Alat Pengukur Tinggi Badan (Toys Meter)6. Timbangan Badan (Beam Balance Scale)

1.2 Langkah Kerjaa. Mahasiswa melihat peragaan pengukuran tinggi duduk dan penggunaan

antropometer oleh Instruktur.b. Mahasiswa melakukan pengukuran sebanyak 3 kali :

- pengukuran rentang lengan menggunakan Spreading Caliper- pengukuran berat badan menggunakan timbangan badan- pengukuran tinggi badan menggunakan Toys Meter- pengukuran lingkar kepala, lingkar perut dan lingkar panggul dengan

menggunakan tali meteran.c. Setiap mahasiswa dalam kelompok bergiliran mengikuti semua kegiatan di atas

secara berurutan.d. Setiap mahasiswa dalam kelompok bergilir berperan sebagai :

Subject : Orang yang akan dilakukan pengukuran Antropometrist : Orang yang melakukan prosedur pengukuran Recorder : Orang yang bertugas menuliskan hasil pengukuran

e. Antropometrist melakukan setiap pengukuran yang terdapat pada lembar kerja terhadap subject. Setelah melakukan pengukuran, antropometrist menyebutkan hasil pengukuran kepada recorder. Kemudian recorder menyebutkan ulang hasil pengukuran tersebut sambil menuliskan dalam lembar laporan kerja.

f. Setelah antopometrist menyelesaikan seluruh pengukuran yang terdapat di lembar kerja, antropometrist mengulang kembali masing-masing pengukuran. Selama pengukuran ulang dilakukan, recorder tidak diperbolehkan memberikan informasi perbandingan hasil pengukuran pertama dengan kedua kepada antropometrist.

g. Setelah pengukuran kedua diselesaikan dan dicatat, jika terdapat perbedaan hasil ≥ 1 cm, antropomentrist harus melakukan pengukuran ketiga.

h. Setiap mahasiswa membuat laporan hasil pengukuran antropometri

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan pengukuran antropometri yang harus dilakukan:1. Pengukuran Tinggi Badan

a. Subject diminta untuk melepaskan sepatu ataupun alas kaki, pakaian luar yang berat dan aksesoris rambut.

7

Page 8: Modul LKK Blok 4sad

b. Antropometris menentukan vertex pada subjectc. Subject diminta untuk berdiri lurus dengan bagian belakang badan menempel pada

dinding yang terdapat alat pengukut tinggi badan. Dinding haruslah bertekstur lurus, tanpa ada bagian yang lebih menonjol. Bagian belakang kepala, punggung, pantat, betis dan tumit haruslah lurus menyentuh dinding dengan posisi kedua kaki merapat.Puncak dari meatus acusticus eksternus (lubang telinga) harus sejajar dengan margin inferior tulang mata (tulang pipi). Subject diminta untuk melihar lurus kedepan.

d. Tarik alat pengukur sampai menyentuh puncak kepala (vertex).e. Catat hasil pengukuran sebanyak 3 kali, hitung rata-ratanya.

2. Pengukuran Berat Badana. Mahasiswa mempersiapkan Beam Balance Scale (timbangan badan)b. Subject diminta untuk melepaskan alas kaki, jam tangan, ponsel, pakaian luar yang

berat, aksesoris rambut , ikat pinggang serta dompet pada saat dilakukan pengukuran. c. Antropometris memastikan jarum penunjuk timbangan menunjukkan angka 0 (nol)d. Subject berdiri tegak tepat di tengah kotak area penimbangan, dengan menumpukan

berat badan pada kedua kaki.e. Mencatat angka yang ditunjukan jarum penunjuk pada timbangan.f. Jika berat badan subject melebihi skala yang terdapat pada timbangan, catat keadaan

tersebut serta catat batas atas skala timbangan pada lembar laporan kerja.g. Melakukan pengukuran berat badan sebanyak 3 kali, hitung rata-ratanya

3. Pengukuran Lingkar Kepalaa. Subject diminta untuk melepaskan topi dan aksesoris rambut.b. Antropometris menentukan penanda anatomi Glabella.c. Subject diminta untuk duduk tegak lurus dan mata menatap lurus ke depan,

menghadap antropometrist.d. Ukur lingkar kepala dengan pita meteran berskala yang flexible dan non-stretchable.

Pengukuran dilakukan dengan kuat sehingga menekan tebalnya rambut, setinggi alis mata, melewati kedua telinga, lalu mengelilingi puncak occipital kepala.

e. Melakukan pengukuran lingkar kepala sebanyak 3 kali dan mencatat masing-masing hasil pengukuran, hitung rata-ratanya

4. Pengukuran Lingkar Perut

a. Subject diminta untuk melepaskan pakaian yang tebal dan ikat pinggang. Kemudian berdiri tegak.

b. Antropometris menentukan SIAS c. Ukur lingkar perut dengan tali meteran berskala yang flexible dan non-stretchable.

Pengukuran dilakukan pada bidang horizontal badan, setinggi pertengahan antara batas tulang costae terakhir dan Crista iliaca.

8

Page 9: Modul LKK Blok 4sad

d. Melakukan pengukuran lingkar perut sebanyak 3 kali dan mencatat masing-masing hasil pengukuran, hitung rata-ratanya

5. Pengukuran Lingkar Panggula. Subject diminta untuk berdiri tegak menghadap pemeriksa.b. Antropometris menentukan puncak dari Musculus Gluteus Maximus.c. Ukur lingkar panggul dengan tali meteran berskala yang flexible dan non-stretchable.

Pengukuran dilakukan pada bidang horizontal badan.d. Melakukan pengukuran lingkar panggul sebanyak 3 kali dan mencatat masing-

masing hasil pengukuran, hitung rata-ratanya

6. Pengukuran Arm Spana. Subject diminta untuk berdiri tegak membelakangi dinding dengan punggung dan

pantat menempel pada dinding.b. Kedua tangan direntangkan horisontal, dengan telapak tangan membuka menghadap

ke arah pemeriksa. c. Ukur jarak antar ujung jari terpanjang kedua tangan dengan tali meteran berskala

yang flexible dan non-stretchable d. Melakukan pengukuran Arm Span sebanyak 3 kali dan mencatat masing-masing

hasil pengukuran, hitung rata-ratanya.

Catatan: Setiap mahasiswa harus mengumpulkan hasil pengukuran yang dilakukannya

2.2 PENGGUNAAN MIKROSKOP DAN MINOR SETA. SASARAN PEMBELAJARAN

Setelah kegiatan ini mahasiswa mampu:1. Mengenali bagian-bagian dan fungsi dari mikroskop cahaya.2. Mempergunakan mikroskop cahaya dengan benar.3. Mengenali hasil pemeriksaan mikroskopik dari:

a. Mikroskop cahayab. Mikroskop elektronc. Mikroskop pindai

4. Mengenali masing-masing instrumen bedah minor dan kegunaannya.5. Mempergunakan masing-masing instrumen bedah minor dengan benar.

B. PELAKSANAAN

1. PANDUAN BELAJAR PENGGUNAAN MIKROSKOP

1.1 Landasan Teori

9

Page 10: Modul LKK Blok 4sad

Panca indera manusia memiliki kemampuan terbatas, padahal banyak masalah mengenai organisme yang ingin dipecahkan. Untuk itu diperlukan penggunaan alat bantu. Salah satu alat yang sering digunakan ialah mikroskop (Latin : mikros = kecil ; scopium = penglihatan), yang memungkinkan seseorang dapat mengamati obyek dan gerakan yang sangat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop adalah suatu alat yang terdiri dari beberapa lensa yang disusun dalam sebuah tabung, jadi suatu mikroskop majemuk.

Ada berbagai macam mikroskop. Beberapa macam mikroskop yang sering ditemui saat ini, antara lain mikroskop cahaya, mikroskop elektron, dan mikroskop pindai. Masing-masing jenis mikroskop ini mempunyai tujuan penggunaan dan perlengkapan yang berbeda-beda. Macam mikroskop majemuk yang biasa digunakan dalam laboratorium Biologi ialah mikroskop monokuler (Latin – mono = satu ; oculus = mata). Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya memiliki panjang dan lebar, dan hanya memberi gambaran lewat tinggi (tebal)nya. Kebanyakan obyek yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran kecil atau tipis dan rata sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan obyak tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian obyek itu lebih banyak menyerap cahaya daripada bagian-bagian yang lain. Cara pengamatan ini menggunakan cahaya yang ditembuskan.

Bagian-bagian mikroskop monokuler :1. Lensa okuler.

Letaknya dibagian atas tabung. Oleh karena jumlahnya satu, maka disebut monokuler dan yang kita gunakan pada praktikum memiliki ukuran 10x. Pada lensa okuler sering tampak garis hitam (tampak seperti sebuah rambut lurus) menuju pusat pandangan, ini merupakan tambahan yang dimaksudkan sebagai penunjuk obyek.

2. Lensa obyektif.Letaknya di bawah tabung dekat dengan meja benda, biasanya pada satu mikroskop terdapat 3 atau 4 buah lensa obyektif yang dipasang pada revolver yang dapat diputar bila ingin mengubah posisi lensa. Lensa obyektif tersebut biasanya memiliki perbesaran 4x, 10x, 40x dan 100x.

3. Revolver untuk memindahkan ukuran lensa objektive.4. Meja benda, merupakan tempat untuk meletakkan preparat5. Tangan/lengan, sebagai pegangan untuk memeindahkan mikroskop.6. Diafragma.

Terletak di bawah meja benda, dapat mengatur banyaknya sinar masuk.7. Sekrup-sekrup penggeser preparat, untuk menggeser preparat.

Ada 2 macam :a. menggeser ke muka dan ke belakang.b. menggeser ke kanan dan ke kiri.

8. Penjepit preparat untuk memastikan preparat tidak bergeser9. Pengatur kasar (makrometer) untuk mencari fokus bayangan preparat

10

Page 11: Modul LKK Blok 4sad

10. Pengatur halus (mikrometer) untuk memfokuskan bayangan preaparat secara detail..11. Cermin, untuk menangkap cahaya.

Biasanya terdiri dari 2 macam yaitu cermin cekung yang digunakan dalam keadaan terang (cahaya lampu mikroskop) dan cermin datar yang digunakan dalam keadaan gelap (cahaya ruangan/sinar matahari).

12. Kaki atau basis, dapat berbentuk atau bentuk tapal kuda atau bentuk lainnya.

Gambar 4. Gambar skematik dari mikroskop cahaya yang memperlihatkan komponen utamanya serta alur cahaya yang berasal dari lampu yang terdapat dibawah “meja”

mikroskop sampai ke mata praktikan

11

Page 12: Modul LKK Blok 4sad

Gambar 5. Gambar Transmission Electron Microscope

13.14.

Gambar 6. Gambar skematis Transmission Electron Microscope dengan lensa lensanya dan memperlihatkan alur aliran electron

Gambar 7. Gambar mikrotom (pengiris mikro) untuk jaringan yang diletakkan dalam

12

Page 13: Modul LKK Blok 4sad

media resin atau faraffin melalui proses tertentu untuk kemudian setelah dilakukan proses pewarnaan dapat diamati dengan mempergunakan mikroskop cahaya (Light Microscope). Putaran dari roda engkol yang berada disamping akan menyebabkan blok faraffin yang mengandung jaringan tersebut naik turun. Setiap kali gerakan maik, blok faraffin tadi akan maju kedepan dengan jarak antara 1 sampai 10 mikrometer (µm) hingga pada waktu gerakan turun, blok karingan akan melewati mata pisau hingga teriris dengan ketebalan yang dikehendaki.

Gambar 8. Autoradiographs dari kelenjar submandibularis dari tikus, yang sebelum dimatikan diberi dulu suntikan 3H-fucose 8h.

Gambar 8.a. Dengan mempergunakan mikroskop cahaya, memungkinkan praktikan warna hitam yang meng indikasikan sel sel yang ter radiasi. Granula granula tampak lebih ter radiasi pada sel sel yang menyusun ductus excretorius kelenjar

Gambar 8.b. Jaringan yang sama untuk Autoradiograph Electron Microscope. Pada sediaan ini tampak pewarnaan gelap dan berbentuk spiral dari granula yang dapat terlihat pada bagian atas sel (G) atau pada lumen ductus (L)

13

Gambar 8.a

Gambar 8.b

Page 14: Modul LKK Blok 4sad

Gambar 9. Gambar skematik sebuah Scaning Electrone Microscope (gambar dalam bentuk 3 dimensi)

Daya Pisah MikroskopDaya pisah suatu mikroskop, yaitu kemampuan memperlihatkan bagian renik dalam

obyek secara terpisah dan jelas. Pada umumnya orang tidak mampu memisahkan dua obyek yang jaraknya kurang dari 0,1 mm. dengan menggunakan mikroskop, terbukalah kemungkinan untuk membedakan dua obyek yang letaknya sangat berdekatan yang dengan mata bugil kelihatannya seakan-akan satu obyek saja.

Daya pisah mata kita dapat kita tentukan sendiri dengan mengamati lampu utama mobil yang bergerak kea rah kita di jalan yang lurus pada malam hari. Mula-mula kelihatannya hanya sebagai satu sumber cahaya saja. Setelah mobil itu lebih dekat , barulah kelihatan adanya pemisahandarisatu menjadi dua sumber cahaya. Pada saat mata kita melihat hal ini, maka kita telah dapat “memisahkan” kedua lampu utama mobil tersebut.

Jadi sebuah mikroskop sebenarnya melakukan dua hal yang penting. Pertama, mikroskop membesarkan bayangan obyek. Kedua, mikroskop mempertinggi daya pisah mata kita.

Persamaan :

14

Page 15: Modul LKK Blok 4sad

Dimana : d = daya pisahλ = panjang gelombang sinarn = indeks bias = ½ apertura (sudut bukaan lensa)

Tabel 1 memberikan gambaran mengenai daya pisah mata dan alat bantunya. Dari tabel 1 tampak bahwa dengan menggunakan alat bantu (mikroskop) daya pisah dapat ditingkatkan

Tabel 1. daya pisah mata dan mikroskop

Alat penglihat Daya pisah Mata 1 mm Mikroskop cahaya tampak 0,2 µm Mikroskop ultra violet 0,1 µm Mikroskop elektron 0,1 nm

Beberapa cara untuk memperkecil daya pisah untuk memperkecil daya pisah/memperkecil nilai d adalah dengan :1. Memperkecil λ (panjang gelombang) cahaya, misalnya dengan menggunakan cahaya

dengan panjang gelombang lebih pendek (cahaya biru/filter biru, sinar ultra violet, sinar elektron).

2. Memperbesar n (indeks bias) medium yang dilalui cahaya, misalnya dengan lensa yang dibuat dengan bahan khusus.

3. Memperbesar sin untuk memperkecil yakni memperkecil bukaan lensa atau difragma.

Sejak ditemukan oleh Antonius va Leewenhoek, mikroskop cahaya digunakan untuk mengungkapkan struktur jaringan dan sel. Perbaikan konstruksi mikroskop sehingga mampu membesarkan sampai 2000 kali serta pengembangan tehnik Histologi dan Sitologi sudah berhasil membantu mengungkapkan rincian struktur renik (mikroskopik). Lompatan di dalam pengungkapan struktur biologi terjadi sejak digunakan mikroskop elektron. Karena adanya daya pisah alat yang sangat tinggi, dengan mikroskop elektron dapat diungkapkan struktur halus (ultrastruktur) bawah renik (sub mikroskopik). Ultrastruktur sel eukariot maupun prokariot dan virus sudah dapat diketahui dengan bantuan mikroskop elektron.

1.2 Media Pembelajaran1. Penuntun LKK Penggunaan Mikroskop dan Minor Set Blok IV FK UMP 2. Mikroskop cahaya

15

λd = n sin

Page 16: Modul LKK Blok 4sad

3. Preparat4. Minyak emersi5. Tisu6. Tisu mikroskop

1.3 Langkah Kerja

1. Mahasiswa mempersiapkan mikroskop yang akan digunakan.

Keluarkan mikroskop dari kotaknya atau tempat penyimpanannya di dalam lemari. Peganglah mikroskoskop itu dengan erat pada lengannya yaitu bagian yang melengkung, dengan satu tangan, sedang tangan yang lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop. Gunakanlah selalu cara ini apabila mengangkat mikroskop. Letakkan mikroskop dengan hati-hati di atas meja laboratorium, sedemikian hingga lengannya mengarah ke tempat duduk kita, sedangkan meja obyek menghadap ke arah yang berlawanan. Letak kakinya jangan terlalu ke tepi meja, supaya mikroskop tidak jatuh.

2. Mahasiswa mengenali bagian-bagian mikroskop

Instruktur menjelaskan bagian-bagian mikroskop dan kegunaannya serta memperagakan cara penggunaan mikroskop.

3. Mahasiswa mengenali cara penggunaan mikroskop secara benar

Atur posisi meja preparat sampai pada posisi terendah Letakkan preparat atau sediaan pada meja preparat dengan memastikan terpasang

dengan penjepit preparat. Posisikan lensa obyektif dengan perbesaran 4 kali berada pada posisi tegak lurus

preparat (terdengar bunyi klik). Naikkan meja preparat dengan menggunakan pengatur kasar, sehingga lensa obyektif

tidak membentur preparat. Turunkan meja preparat perlahan-lahan dengan memutar pengatur kasar (arah

putaran pemutar kasar untuk menurunkan meja preparat sesuai dengan merk mikroskop) sambil melihat pada lensa okuler.

Aturlah diafragma sedemikian hingga yang terlihat melalui okuler itu sebuah lingkaran yang terangnya merata. Jika menyilaukan, kecilkan apertura diafragma (bahasa Latin, apedo = membuka; apertura diafragma = lubang diafragma)

Kalau lensa okuler atau obyektif kelihatannya berkabut atau berdebu, bersihkan bagian yang kotor dengan lap flanel/tissu halus yang bersih dengan cara menggosokkan lap tadi mengikuti gerakan melingkar dan dengan tekanan yang lemah.

Jangan sekali-kali menggunakan kertas atau kain kasar. Apabila cara membersihkan

16

Page 17: Modul LKK Blok 4sad

itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, beritahukan kepada pengajar.

4. Mahasiswa mempersiapkan preparat yang akan diamati- Mahasiswa mengamati preparat yang telah diberikan oleh Instruktur

5. Mahasiswa mengatur fokus mikroskop Naikkanlah tabung mikroskop dengan menggunakan pengatur kasar, sehingga jarak antara

obyektif lemah dengan permukaan meja obyek kira-kira ada 2 cm. Kemudian tempatkanlah preparat di meja obyek sedemikian hingga obyek potongan kertas dengan huruf a terletak di tengah lubang meja obyek. Gunakanlah jepitan obyek untuk menjaga agar preparat tidak bergeser. Sambil mengamati mikroskop dari samping, turunkanlah tabung mikroskop dengan menggunakan pengatur kasar dengan hati-hati sehingga jarak antara ujung obyektif dengan gelas penutup kira-kira hanya 1 mm. Jagalah agar obyektif tidak menyentuh gelas penutup. Beberapa macam mikroskop memiliki suatu lat yang dengan sendirinya akan mengelakkan terjadinya hal ini, akan tetapi tidak semua mikroskop memilikinya.

Sekarang lihatlah melalui okuler dan dengan perlahan-lahan naikkanlah tabung sehingga huruf di atas kertas nampak. Jika setelah tabung dinaikkan lebih dari 1 cm, huruf tadi masih juga tidak nampak, maka hal itu berarti bahwa letak tabung yang tepat untuk mendapatkan fokus mikroskop sudah terlewati. Apabila hal ini terjadi turunkanlah tabung kembali dengan cara di atas, kemudian naikkanlah kembali sambil dilihat melalui okuler. Jangan sekali-kali menurunkan tabung dengan pengatur kasar, bilamana anda sedang melihat ke dalam okuler. Setelah bayangan huruf tampak, putarlah pengatur halus ke depan dan ke belakang untuk mendapatkan fokus mikroskop yang sebaik-baiknya. Setelah itu bayang huruf dapat diperjelas dengan mengatur besarnya apertura diafragma.

Bandingkanlah letak bayangan huruf a di dalam okuler dengan letak huruf a dalam preparat, yaitu obyek yang sedang kita amati.- Apakah letak bayangannya sama, atau terbalik ? Apakah bayangan huruf a tersebut

merupakan bayangan cermin ?........................................................................... (1)- Sambil memandang ke dalam okuler, geserlah preparat dari kanan ke kiri. Ke arah

manakah bayangan huruf tadi bergeser ? ………….......................................…….(2)- Sekarang geserlah preparat ke depan. Ke arah manakah bayangan bergerak..........(3)

Kini putarlah revolver sehingga obyektif kuat (yang lebih panjang) terdapat langsung di bawah okuler. Sewaktu mengerjakan ini jagalah agar obyektif kuat tidak menyentuh gelas penutup. Jika hal ini terjadi, anda harus mengulangi seluruh urtan prosedur, dimulai dengan mencari focus obyektif lemah. Apabila focus obyektif kuat sudah tepat, maka jaraknya dengan gelas penutup akan lebih dekat daripada jarak obyektif lemah. Jarak antara ujung suatu obyektif dengan gelas penutup dinamakan jarak kerja. Untuk mendapatkan fokus obyektif kuat biasanya tidak sampai diperlukan suatu putaran penuh pada pengatur halus ke depan ataupun ke belakang.- Apakah bidang penglihatan menjadi luas ataukah sempit?..…………........................(4)- Apakah penggantian obyektif lemah dengan obyektif kuat mengubah letak bayangan ?

Untuk menjawab pertanyaan ini geser-geserlah sedikit preparat itu untuk melihat seluruh bayangan huruf ? ..…….............................................................………….(5)

17

Page 18: Modul LKK Blok 4sad

- Apakah bayangan terlihat lebih terang ataukah lebih gelap jika dibandingkan dengan waktu penggunaan obyektif lemah ? ..........................................................................(6)

Angkatlah preparat dari mikroskop dan simpanlah untuk latihan yang akan datang.

6. Mahasiswa melakukan pembesaran pada mikroskop Kini akan diterangkan suatu pembesaran lensa apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan

daya pembesaran suatu lensa. Dalam mikroskop sangatlah penting mengetahui berapa kali alat itu membesarkan bayangan obyek yang diamati. Apakah suatu mikroskop membesarkan suatu obyek sebanyak 50 diameter (50x) , maka bayangan yang terlihat akan 50x lebih panjang dan lebih lebar daripada bayangan yang dilihat dengan mata bugil dari jarak 25,4 cm. Pada setiap obyekti dan okuler ada tertera bilangan yang menunjukkan berapa kali pembesarannya. Andaikata bilangan pada okuler adalah 5x sedang pada obyektif lemah 12x, maka pembesaran keseluruhannya ialah 5 x 12 atau 60 diameter. Dengan menggunakan okuler yang sama dan obyektif kuat dengan daya pembesaran 45x akan dicapai suatu pembesaran sebesar 5 x 45 atau 225 diameter.- Catat angka pembesaran okuler dari kedua obyektif pada mikroskop anda, dan hitunglah

daya pembesaran mikroskop anda bila digunakan obyektif lemah ? ...........................(7)- Bila digunakan obyektif kuat ......................................................................................(8)

7. Mahasiswa mengenali cara pemeliharaan mikroskop yang baik dan benar

Seperti alat-alat lainnya dalam laboratorium, mikroskop juga memerlukan pemeliharaan yang cermat. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam keadaan tegak, dengan satu tangan, memegang erat-erat lengan mikroskop dan tangan lainnya menyangga mikroskop pada kakinya. Apabila tabung mikroskop perlu dicondong letaknya, maka hal itu dilakukan dengan menggerakkan lengannya pada engsel inklinasi sebagai titik putar. Setelah pekerjaan selesai maka mikroskop itu harus segera ditegakkan kembali.

Pada akhir praktikum, usahakanlah agar obyektif lemah terdapat di bawah okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian hingga ujung obyektif lemah terdapat kira-kira 1 cm di atas meja obyek. Begitu pula jepitan harus disusun di atas meja obyek sehingga tidak ada bagian yang menonjol keluar dari sisi meja. Kembalikan mikroskop ke dalam tempat penyimpanannya. Bersihkan semua gelas obyek dan gelas penutup.

2. PANDUAN BELAJAR PENGGUNAAN MINOR SET

2.1 Landasan Teori Instrumen bedah minor (minor set) merupakan sekumpulan alat-alat yang digunakan

selama pelaksanaan bedah. Alat-alat ini terdiri dari berbagai macam bentuk dan memiliki kegunaan khusus masing-masing. Keberadaan masing-masing alat saling mendukung satu sama lain sehingga penggunaannya pun tak terpisahkan.

18

Page 19: Modul LKK Blok 4sad

Peralatan untuk bedah minor terdiri dari:- 2 pcs klem lurus- 2 pcs klem bengkok- 1 pcs pinset anatomis- 1 pcs pinset chirugis- 1 pcs gunting TA / TU Lurus- 1 pcs gunting TA / TU Bengkok- 1 pcs Needle holder- 1 pcs scalple- 1 pcs bisturi- 1 pasang sarung tangan- 1 pcs catgut- 1 lusin Jarum Hecting- 1 pcs Bak stainless

Alat-alat yang terdapat di dalam sebuah minor set, yang terdiri dari:a. Bak instrumen b. Pean lurus 14 cm c. Pean bengkok 14 cm d. Mousquito lurus e. Mousquito bengkok f. Kocher lurus g. Naldvouder h. Gunting lurus i. Gunting bengkok j. Pinset anatomisk. Pinset chirugisl. Handlem. Bladen. Slip sondeo. Knob sondep. Cat gutq. Jarum Jahit kulitr. Jarum jahit otot

Kegunaan masing-masing alat dalam minor set, antara lain:

2 Gagang skalpel kecil dipakai untuk diseksi halus. Gagang skalpel sedang dipakai pada beberapa keperluan. Bila ahli bedah bilang "pisau maka yang dimaksud ialah instrumen ini.

19

Page 20: Modul LKK Blok 4sad

3 Gunting diseksi, terkenal dengan eponim Metzenbaum. Ada berbagai ukuran dari "Metz bayi" sampai "Metz panjang". Baik gagang kecil maupun gagang sedang memiliki 10 seri mata pisau. Mata pisau bernomor 10 dipakai untuk penggunaan umum. Mata pisau nomor 11 adalah instrumen untuk menusuk, dan dipakai dengan gerakan menggergaji; misalnya untuk membuka abses. Mata pisau bisturi, yang bernomor 12, dipakai untuk membuka sinus dan fistel. Nomor 15 dipakai untuk diseksi halus. Ada juga gagang panjang yang juga memakai kesepuluh seri mata pisau. Ini dipakai untuk memotong struktur yang dalam misalnya pada pelvis. Ada gagang besar yang memakai mata pisau yang lebih besar (20 seri).

4 Pinset yang bergigi dikenal dengan pinset gigi tikus. Dipakai bila pegangan yang kuat lebih dipentingkan daripada pegangan yang lembut. Sering dipakai untuk memegang fasia penutupan luka abdomen (pinset sirurgik).

5 Pinset datar (anatomik) tak mempunyai daya pegang. Dipakai untuk menutup satu luka atau kavitas.

6 Pinset bergigi kecil sering disebut dengan pinset Adson. Dipakai untuk operasi halus

20

Page 21: Modul LKK Blok 4sad

bila pegangan kuat diperlukan, seperti pada operasi minor. Ada berbagai variasi baris gigi yang lebih kecil, sehingga gaya tersebar, dan karenanya kurang traumatik.

7 Pinset atraumatik dikenal dengan nama Debakey. Matanya yang meruncing dan lentik mempunyai gigi kecil sehingga sedikit mengakibatkan cedera. Dirancang untuk pinset vaskuler, namun secara luas dipakai untuk jaringan lain.

8 Klem Babcock melingkari struktur seperti tabung dan memegang alat dalam dengan lembut. Lidahnya harus dikatupkan sekedar untuk tnemegang jaringan saja. Ini adalah instrumen bercincin dan hanya ujung pemegangnya saja yang diperlihatkan.

9 Klem Allis mempunyai gigi dan agaknya lebih traumatik daripada Babcock.

10 Klem Kocher adalah instrumen penghancur. Dia dipakai untuk memegang struktur vang akan diangkat.

11 Klem mosquito dipakai untuk menjepit pembuluh dan struktur yang halus.

12 Hemostat mungkin lurus atau bengkok dan mungkin sebagian atau seluruh matanya bergigi. Klem Kelly hanya mempunyai gigi pada separuh bagian distal dari matanya; klem Crile mempunyai gigi pada seluruh matanya. Hemostat dipakai untuk (sesuai dengan namanya) menjepit pembuluh darah dan juga dipakai sebagai alat pegang umum.

13 Klem besar mempunyai mata yang panjang dan ujung yang tumpul. Beberapa dokter bedah menggunakan klem untuk diseksi tumpul, cara ini tak boleh terlalu sering dilakukan. Peans dan Carmalts ialah Klem besar yang mempunyai berbagai macam gigi.

14 Klem lurus bersudut ada bermacam-macam ukuran dengan ujung yang tumpul dan sempit. Gunanya ialah untuk mencari struktur yang berbentuk tabung. Sering dipakai untuk melewatkan benang jahit ligasi. Tonsil ialah klem yang sama bentuk dengan klem

21

Page 22: Modul LKK Blok 4sad

lurus bersudut, tapi matanya membengkok dengan mulus. Dia juga dipakai untuk meloloskan benang jahit ligasi, di samping fungsinya yang utama untuk menjepit struktur yang dalam. Ada sejurnlah klem spesialistik yang dipakai pada bedah vaskuler. Ada juga klem saluran cerna atrauniatik, yang akan dibicarakan pada prosedur bedah saluran pencernaan. Klem harus ditutup satu takik sebelum dikembalikan kepada perawat instrumen karena itu mereka tak akan membukanya.

15 Jarum runcing mempunyai profil bundar dan ujung yang runcing sesuai dengan namanya. Jarum mungkin lurus atau bengkok. Jarum bengkok mungkin mempunyai lengkung kecil atau besar (114-518 lingkar) dan tersedia beraneka ukuran. Jarum dengan lengkung yang besar dipakai untuk ruangan yang terbatas. Ratio ideal panjang. diameter agar mempunyai kekuatan maksimal dan trauma minimal ialah 8:1. Jarum runcing dipakai untuk jaringan yang empuk dan halus.

16 Hampir semua benang tersedia sudah tersambung dengan jarumnya. Cara lama yang memerlukan pemasukan benang ke dalam mata jarum sudah jarang dikerjakan. Benang yang menyatu dengan jarum ini menghindarkan adanya trauma, oleh karena tidak perlu lagi menarik dua untai benang melalui jaringan.

17 Jarum pemotong dipakai untuk jaringan yang liat seperti kulit. Profil jarum itu nampak pada gambar. Jarum pemotong terbalik mempunyai bidang datar pada bagian dalam lengkung. Jarum pemotong lurus yang bisa dipegang tangan dibicarakan pada teknik menjahit kulit.

18 Pemegang jarum tersedia, dalam berbagai macam panjang dan permukaan pegangan yang cocok untuk pekerjaan halus atau kasar, Pemegang jarum dengan ujung bersudut baik untuk penjahitan yang dalam dan canggung. Beberapa pemegang jarum mempunyai engsel yang mulus untuk mencegah menyangkut benang pada waktu membuat ikatan. Beberapa tangkainya ada yang diberi berusuk agar searah dengan. permukaan pemegang dan untuk mencegah rotasi. Ada beberapa pemegang jarum spesialistik, seperti instrumen bedah mikro berpegas dan berkancing (Castroviejo) dan instrumen bedah plastik tak berlidah yang mempunyai gunting di belakang permukaan pemegangnya (Gillies).

22

Page 23: Modul LKK Blok 4sad

2.2 Media pembelajaran 1. Panduan LKK Penggunaan Mikroskop dan Minor Set Blok IV FK UMP2. Minor set

2.3 Langkah Kerja1. Mahasiswa diperkenalkan dengan alat-alat yang terdapat di dalam sebuah minor set.2. Mahasiswa diperkenalkan kegunaan masing-masing alat dalam minor set.

23

Page 24: Modul LKK Blok 4sad

BAB III EVALUASI

Mahasiswa akan dievaluasi pada saat pelaksanaan latihan keterampilan klinik dalam bentuk formatif dan akan dievaluasi pada akhir blok dalam bentuk sumatif.

3.1 EVALUASI FORMATIF

3.1.1 Metode EvaluasiEvaluasi formatif dilakukan dengan mengobservasi kegiatan yang dilakukan

mahasiswa selama proses keterampilan klinik oleh instruktur.

3.1.2 Indikator PencapaianIndikator pencapaian berupa pencapaian tujuan pembelajaran yang diperoleh

mahasiswa pada setiap kegiatan latihan keterampilan klinik.

3.1.3 Umpan BalikUmpan balik dilakukan oleh instruktur berupa masukan terhadap hasil kegiatan

latihan keterampilan klinik setiap mahasiswa.

3.2 EVALUASI SUMATIFEvaluasi dilakukan melalui penilaian instruktur pada kinerja mahasiswa selama

melakukan kegiatan LKK dan laporan hasil kerja.

24

Page 25: Modul LKK Blok 4sad

BAB IV PENUTUP

Demikianlah Modul Latihan Keterampilan Klinik Blok IV ini disusun sedemikian rupa agar dapat membantu mahasiswa dan instruktur memahami maksud dan tujuan LKK sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat dan terarah.

25

Page 26: Modul LKK Blok 4sad

DAFTAR REFERENSI

1. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.2. Putz, R. dan Pabst, R. (Eds). 2000. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Jakarta:EGC. 3. Kirk, R.M. 2010. Basic Surgical Techniques (ed.ke-6). Edinburg: Churcill

Livingstone, Elsevier.

26

Page 27: Modul LKK Blok 4sad

LAMPIRAN

LEMBAR LAPORAN KERJALATIHAN KETERAMPILAN KLINIKPENGUKURAAN ANTROPOMETRI

Subject :

Antropometrist :

Recorder :

UKURAN 1 2 3 KETERANGANTINGGI BADAN (cm)BERAT BADAN (kg)LINGKAR PERUT (cm)LINGKAR PANGGUL (cm)ARM SPAN (cm)TINGGI DUDUK (cm)LINGKAR KEPALA (cm)

MengetahuiPembimbing,

……………………..

27

NAMA :NIM :TGL PENGAMBILAN DATA :