Modul Kulit Integumen Smstr 5

61
SKILLS LAB FK UNIZAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZAR LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK (SKILLS LAB) Gd. Skills Lab lt.3 Jl. Unizar No.20 Turida, Cakranegara Mataram BUKU PEGANGAN MAHASISWA SEMESTER 5

Transcript of Modul Kulit Integumen Smstr 5

SKILLS LAB FK UNIZAR

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIZARLABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK(SKILLS LAB)Gd. Skills Lab lt.3Jl. Unizar No.20 Turida, Cakranegara Mataram

BUKU PEGANGAN MAHASISWA SEMESTER 5

MODUL IMUNOHEMATOLOGI

1. PEMERIKSAAN FISIK KULIT,RAMBUT DAN KUKU2.CRYOTHERAPY (TERAPI KOMPRES DINGIN/TERAPI

ES), TERAPI KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

3. JERAWAT, TERAPI KOMEDO4.VARICOSE VEINS, COMPRESSIVE BANDAGE THERAPY

(TERAPI BANDAGE KOMPRESIF UNTUK VARISES)

5. SENI MENULIS RESEP

1. Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan kulit, rambut dan kuku

2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kulit, rambut dan kuku

3. Mahasiswa dapat mengintepretasikan hasil pemeriksaan kulit, rambut dan kuku

1. flashlight/lampu senter

2. loop/kaca pembesar

3. sarung tangan disposibel

SISTEM INTEGUMEN

Kata ini berasal dari bahasa latin "integumentum", yang berarti "penutup“ . Sistem

integumen merupakan organ terbesar tubuh dan sistem organ yang membedakan,

memisahkan, melindungi terhadap lingkungan sekitarnya.

Sistem Integumen terdiri atas : kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya

(keringat).

A.KULIT

Kulit adalah bagian paling luar & terluas dari organ tubuh (kira kira 1,5-2 m persegi),

sebagai barier antara bagian internal tubuh dan eksternal tubuh, menahan berbagai modalitas:

sentuhan, suhu tekanan dll.

• CIRI-CIRI KULIT

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.

PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT, KUKU

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHAN

TEORI

2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.

3. Luas : 1,50 – 1,75 m.

4. Tebal rata – rata : 1,22 mm.

5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan telapak kaki

▪ LAPISAN KULIT

□Kulit terbagi menjadi 3 lapisan

1. Lapisan epidermis

Terbagi atas 4 lapisan :

a. Lapisan tanduk / stratum corneum

b. Lapisan Granular / stratum granulosum

c. Lapisan Malphigi / stratum spinosum

d. Lapisan Basal / stratum germinativum

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu.

Dalam epidermis terdapat 3 sel yaitu :

1. Sel merkel.

Fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini berperan dalam pembentukan

kalus dan klavus pada tangan dan kaki.

2. Sel langerhans.

Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus. Epidermis akan bertambah tebal

jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di

sebut reteridge yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial.

3. Sel Melanosit

Memproduksi pigmen melanin yang memberi warna kulit.

2. Lapisan dermis (korium)

- Merupakan lapisan dibawah epidermis.

- Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:

• pars papilaris terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen.

• retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar

keringat dan kelenjar sebaseus.

3. Lapisan hipodermis (subcutis / subkutan)

- Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak

lemak.

- Merupakan jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan struktur internal

seperti otot dan tulang.

- Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.

- Sebagai bantalan terhadap trauma.

▪ KELENJAR-KELENJAR PADA KULIT

1. Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel

rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan

lunak.

2. Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori:

a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.

Melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu

tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik. Contoh

pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap

stress, nyeri dll.

b. kelenjar Apokrin.

Terdapat di aksila, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folikel

rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar.

Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang

diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar

terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar seruminosa yang

menghasilkan serumen (wax).

▪FUNGSI KULIT SECARA UMUM

1. Berfungsi sebagai proteksi.

- Masuknya benda-benda dari luar (benda asing , invasi bakteri.)

- Melindungi dari trauma yang terus menerus.

- Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.

- Menyerap berbagai senyawa lipid, vitamin A dan D yang larut lemak.

- Memproduksi melanin, mencegah dari UV.

2. Berfungsi sebagai pengontrol/pengatur suhu.

- Vasokonstriksi pada suhu dingin dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah

meningkat terjadi penguapan keringat.

- 3 proses hilangnya panas dari tubuh:

1). Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.

2). Konduksi : pemindahan panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin yang

bersentuhan dengan tubuh.

3). Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi

- Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit

3. Berfungsi sebagai pengindera (sensibilitas)

- Mengindera suhu

- Rasa sakit

- Sentuhan

- Rabaan

4. Menjaga keseimbangan air

- Stratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta

elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan

kelembaban dalam jaringan subcutan.

- Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata) + 600 ml / hari untuk dewasa.

5. Produksi vitamin

Kulit yang terpajan sinar ultaviolet akan mengubah substansi untuk mensintesis

vitamin D.

▪ KULIT DAN HOMEOSTASIS

1. Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh meningkat, hipothalamus

mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat dan menyebabkan pelepasan air sekitar

1-2 liter perjam untuk mendinginkan tubuh.

2. Hipothalamus juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah di kulit membuat lebih

banyak darah mengalir ke area tersebut.

3. Saat suhu tubuh menurun, kelenjar keringat mengkerut dan produksi keringat berkurang.

Jika suhu tubuh terus menerus berkurang, tubuh akan menjaga thermogenesis, dengan cara

meningkatkan laju metabolisme dan dengan menggigil.

4. Kehilangan air lewat kulit berlangsung dalam dua cara:

1). Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal maka diperlukan regulasi suhu tubuh.

2). Pusat pengatur panas dalam tubuh yaitu hipothalamus (terletak di bawah otak).

- Hipotalamus anterior : pelepasan panas

- Hipotalamus posterior : penyimpanan panas

- Suhu tubuh normal menurut WHO adalah 36,5O C – 37,5O C

- Faktor yg mempengaruhi suhu tubuh:

1. Basal Metabolisme Rate (BMR)BMR naik produksi panas naik, suhu tubuh naik.

2. Aktivitas otot Menggigil dapat produksi panas 5x

3. Termogenesis kimia melalui sirkulasi norepineprin-epineprin akan mempengaruhi

hati dan otot Peningkatan hormon tiroksin

5. Demam Setiap peningkatan 1oC suhu tubuh 12% ..peningkatan reaksi kimia

6. Hormon kelamin Hormon kelamin pria akan meningkatkan kecepatan

matabolisme basal 15-20% dari normal. Pada wanita lebih berfluktuasi karena

dipengaruhi oleh hormon progesteron yang terjadi saat ovulasi (0,3-0,6C diatas

suhu basal) .

7. Status gizi Malnutrisi cukup lama dapat meningkatkan kecepatan metabolisme

20-30%.

8. Lapisan lemak sedikit

9. Hormon pertumbuhan Meningkatkan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%

10. Gangguan organ Trauma, keganasan, adanya zat pirogen, jumlah kelenjar

keringat yang sedikit fluktuasi suhu tubuh. .

11. Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan,

artinya panas tubuh dapat hilang

- Suhu Tubuh :

1). Suhu tubuh inti (core temperature) : suhu tubuh yang berada pada jaringan dalam

(kranial, thoraks, rongga abdomen, rongga pelvis)

2). Suhu tubuh permukaan (surface temperature) : suhu tubuh yang berada pada

permukaan (kulit, subcutan, lemak)

▪ MORFOLOGI LESI KULIT

1). Efloresensi / Ujud Kelainan Kulit Primer

Makula : Perubahan warna kulit

Papula : Benjolan keci < 1/2mm

Nodula : Masa padat dibawah dermis

Tumor : Benjolan >1 cm

Plak : Penonjolan kulit flat >1cm

Urtika : Edema pada dermis

Vesikula : Gelembung berisi cairan <1/2cm

Bula : Vesikula yang besar

Pustul : Vesikula berisi nanah

Abses : Kumpulan nanah didalam jaringan kutis/sub kutis.

Kista : Rongga berisi cairan ,sel,sisa sel

2). Efloresensi /Ujud Kelainan Kulit Sekunder

Skuama : Sisik / Lapisan stratum korneum yang lepas

Krusta : Kerak / Cairan badan yang mengering

Erosi : Kehilangan jaringan tidak melampaui stratum basalis

Ekskoriasi : Kehilangan jaringan dibawah epidermis

Ulkus :Kehilangan jaringan lebih dalam dari ekskoriasi punya tepi, dinding, dasardan

isi

Sikatrik : Jaringan yg tak utuh,rilef kulit tak normal, permukaan licin tak ada adneksa

kulit

□ Beberapa Istilah :Ukuran-SusunanKelainan-Lokalisasi

♦ Ukuran

- miliar : sebesar jarum pentul

- lentikuler : sebesar biji jagung

- numuler : sebesar uang logam

- plakat : lebih besar numuler

♦ Susunan kelainan

- linier : seperti garis lurus

- sirsinar: seperti lingkaran

- arsinar: seperti bulan sabit

- polisiklis: bentuk pinggiransambung menyambung

- korimbiformis: lesi indukdikelilingi lesi yg lebih kecil

♦ Penyebaran dan lokalisasi

- sirkumskrip : berbatas tegas

- difus : tidak berbatas tegas

- generalisata : hampir seluruh tubuh

- regional : mengenai baerah badan tertentu

- universalis : seluruh tubuh

- soliter : hanya satu lesi kulit.

- herpetiformis : bergerombol

- konfluens : menyatu / bergabung

- diskret : terpisah satu dengan yang lain

- simetrik : mengenai belahan badan yang sama

- bilateral : mengenai kedua belah

- unilateral : mengenai sebelah badan.

B. RAMBUT

Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang

distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.

Terdapat 2 jenis rambut :

a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)

b. rambut velus ( pendek, halus dan lembut).

▪ PENAMPANG RAMBUT

□ Penampang rambut terdiri atas:

1. Kutikula : terdiri atas lapisan keratin

2. Korteks: terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan, lapisan

ini mengandung pigmen

3. Medula: terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan

rongga udara, rambut velus tidak mempunyai medula

▪ FUNGSI RAMBUT

1. melindungi kulit dari pengaruh buruk, contoh: alis mata melindungi mata dari keringat

agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae).

2. menyaring udara.

3. pengatur suhu.

4. pendorong penguapan keringat.

5. indera peraba yang sensitif.

•Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin )

•Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.

▪ PERTUMBUHAN RAMBUT

□ Terdapat 3 fase :

1. fase pertumbuhan (Anagen)

Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi. Rambut janggut tercepat diikuti kulit

kepala. sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih tua

ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal

mengalami fase pertumbuhan

2. Fase Peralihan (Katagen)

Masa peralihan dimulai dari penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut. Bagian

tengah akar rambut menyempit dan bagian di bawahnya.

3. Fase Istirahat ( Telogen)

Berlangsung ± 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok

dalam tiap harinya.

Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi. Warna rambut

ditentukan oleh jumlah melanin. Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh

hormon seks ( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen).

C. KUKU

Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki terdapat lempeng kreatin yang

keras dan transparan yang tumbuh dari akar yang disebut kutikula.

• Berfungsi mengangkat benda – benda kecil.

• Pertumbuhan rata-rata 0,1 mm / hari.

• Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12-18 bulan.

• Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.

▪ Bagian kuku terdiri dari:

- Matriks kuku : merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru

- Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian

pinggir dan atas

- Dasar kuku (nail bed) : merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku

- Alur kuku (nail grove) : merupakan celah antar dinding dan dasar kuku

- Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding

kuku

- Lunula : merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku

berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit

- Eponikium (kutikula) : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya

menutupi bagian permukaan lempeng kuku

- Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free edge)

menebal

PROSEDUR KERJA

a. Kulit

□Inspeksi

1. warna kulit (normal, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, eritema)

2. vaskularisasi (normal, venektasi, spider nevi)

3. keringat (normal, hiperhidrasi, anhidrasi)

4. edema (positif / negatif)

6. perlukaan/lesi pada kulit (efloresensi / UKK)

□Palpasi

1. perubahan dalam suhu/temperature (normal, panas, dingin)

2. Kelembaban (kering / lembab)

3. Tekstur ( halus atau kasar)

4. Turgor (baik/tidak)

b. Rambut

□ Inspeksi

- Distribusi: normal : kulit kepala, muka, hidung, leher, aksila, dada anterior, punggung,

bahu, lengan, kaki, gluteal, area pubis, dan sekitar nipple.

- Kuantitas:

▪ peningkatan pertumbuhan rambut (Hirsutisme, hipertrikosis, hipotrikosis dan

atrikosis kongenital)

▪ rambut rontok (Efluvium), botak (Alopecia)

▪ kelainan bentuk (trikoleksis nodosa, moniletriks, dll) dan warna rambut (pili anulati,

kanitis)

□ Palpasi

- Kualitas:

▪ Texture : kasar, halus, lurus, keriting, sangat kusut, kuat, berkilauan, mudah rontok.

▪ Warna. Bervariasi mulai dari putih bercahaya sampai hitam. Perubahan warna

dipengaruhi oleh usia, nutrisi, penyakit, dll.

c. Kuku

□Inspeksi

• Bentuk : normal, anonychia (tidak mempunyai kuku), koilonikia/spoon nails (kuku tipis dan

berbentuk cembung dengan pinggir meninggi), onikauksis (kuku menebal tanpa

kelainan bentuk), pakionikia (penebalan pada lempeng kuku), onikolisis

(terpisahnya kuku dari dasarnya terutama bagian distal atau lateral).

• Warna : normal (pink), green nails, black nails, brown nails, blue nails, yellow nails, white

nails.

• Kelengkungan : normal (datar atau sedikit lengkung), clubbing finger / jari tabuh.

□ Palpasi

• Permukaan kuku : normal (lembut dandatar), kuku kasar

• Ketebalan : normal (kuku jari tangan 0,5 mm, jari kaki dua kali lebih tebal), kuku tipis,

kuku tebal.

•Adhesi : normal (kuat tidak mudah dicabut), kuku rapuh dan pecah (onikoreksis), kuku tipis,

lunak dan mudah sobek (hapalonikia).

Check List

Aspek Penilaian Nilai

0 1 2 3

Mengucapkan salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

INSPEKSI

a. Melakukan inspeksi kulit

warna kulit, vaskularisasi, keringat, edema,perlukaan/lesi pada kulit

b.Melakukan inspeksi rambut

Kuantitas: peningkatan pertumbuhan, rambut rontok(Efluvium)/botak (Alopecia), kelainan bentuk dan warna rambut.

c. Melakukan inspeksi kuku

Bentuk, Warna, Kelengkungan

PALPASI

a. Melakukan palpasi kulit

Suhu/temperature, Kelembaban, Tekstur, Turgor

b. Melakukan palpasi rambut

Kualitas:Texture, Warna

c. Melakukan palpasi kuku

CHECKLIST & PENILAIAN

Permukaan kuku, Ketebalan

Membuat catatan pemeriksaan beserta interprestasinya

Menyampaikan hasil pemeriksaan

Mengucapkan Hamdallah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT, DAN KUKU

KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFENilai:0 = tidak melakukan1 = melakukan sebagian2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI: Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent) mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal ( ramah ,

tebuka, kontak mata,salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) menggunakanbahasa yang bisa dimengerti memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:0 = tidak melakukan poin komunikasi1 = melakukan 1 poin komunikasi2 = melakukan 2-3 poin komunikasi3 = melakukan semua poin komunikasiPERILAKU PROFESIONAL:

melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri

memperhatikan kenyamanan pasien melakukan tindakan sesuai dengan prioritas menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional 1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS & KONSULTAN

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Djuanda, A.: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, pp. 253-259 (Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2005)

2. Slemens, H.W.:General Diagnosis and Therapy of Skin Diseases. Translated from the

German Edited by Kurt Wiener (The University of Chicago Press, Chicago 1968)

REFERENSI

1. Mahasiswa mampu merencanakan dan mempersiapkan alat atau bahan

untukmelakukan terapi kompres panas dan dingin (cryotherapy), terapi kompres

terbuka dan tertutup

2. Mahasiswa dapat melakukan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan

3. Mahasiswa dapat memahami indikasi dan cara melakukan terapi kompres panas dan

dingin (cryotherapy), terapi kompres terbuka dan tertutup

4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan terapi kompres panas dan dingin (cryotherapy),

terapi kompres terbuka dan tertutup

A. KOMPRES HANGAT

         Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c)

         Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai

         Kasa perban atau kain segitiga

         Perlak

         Sarung tangan bersih di tempatnya

         Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)

         Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan

         Pinset anatomi 2 buah

         Korentang

B. KOMPRES DINGIN

  Alat:

TERAPI KOMPRES PANAS DAN DINGIN (CRYOTHERAPY), TERAPI KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHAN

a). Bengkok

b). Handuk kering

c). Kom

Bahan:

a). Es batu

b). Kom berisi potongan-potongan kecil es serta satu sendok teh garam agar es tidak

cepat mencair

c). Air dalam kom

   Perlengkapan:

a). Baki dan alas

b). Perlak kecil atau handuk kecil

c). Tempat cuci tangan

d). Alat tulis dan buku catatan

e) . Tempat sampah basah

f). Tempat sampah kering

g). Baskom

Terapi panas dan dingin

Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan

pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres

dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut, kompres panas tentu saja

akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas atau dingin menghasilkan

perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area

permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi

kompres juga mempengaruhi respons.

            Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat berbentuk kering dan basah. Kompres

panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan

botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia , atau kemasan pemanas

disposabel. Kompres panas basah dapat diberikan, melalui konduksi, dengan cara kompres

kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi. Kompres kering dingin diberikan untuk

mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, kolar es, sarung tangan es, dan

TEORI

kemasan pendingin disposabel. Kompres basah dingin diberikan pada bagian tubuh untuk

memberi efek lokal; mandi spons hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik.

Kompres dingin sering kali digunakan untuk meredahkan pendarahan dengan cara

mengkonstriksi pembuluh darah; meredakan inflamasi dengan vasokonstriksi; dan meredakan

nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja

sebagai counterirritant.

         

EFEK FISIOLOGI KOMPRES PANAS DAN DINGIN

KOMPRES PANAS KOMPRES DINGIN

Vasodilatasi

Meningkatkan permeabilitas kapiler

Meningkatkan metabolisme selular

Merelaksasi otot

Meningkatkan inflamasi; meningkatkan aliran

darah kesuatu area

Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot

Efek sedatif

Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan

viskositas cairan synovial

Vasokonstriksi

Menurunkan permeabilitas kapiler

Menurunkan metabolisme selular

Merelaksasi otot

Memperlambat pertumbuhan bakteri,

mengurangi inflamasi

Meredakan nyeri dengan membuat area menjadi

matirasa , memperlambat aliran inpuls nyeri, dan

meningkatkan ambang nyeri

Efek anastesi lokal

Meredakan pendarahan

INDIKASI PILIHAN KOMPRES PANAS DAN DINGINIndikasi Efek Panas Efek Dingin

Spasme

otot

Merelaksasi otot dan meningkatkan

kontraktilitasnya

Merelaksasi otot dan menurunkan

kontraktilitasnya

Inflamasi Meningkatkan aliran darah,

melunakkan eksudat

Vasokontriksi menurunkan permeabilitas

kapiler menurunkan aliran darah,

memperlambat metabolisme soluler

Nyeri Meredakan nyeri, kemungkinan dengan

meningkatkan relaksasi otot,

Meredakan nyeri dengan memperlambat

kecepatan konduksi saraf dan menghambat

meningkatkan sirkulasi, meningkatkan

relaksasai psikologis, dan merasa

nyaman; bekerja sebagai

counterirritant

inpuls saraf, menyebabkan mati rasa,

bekerja sebagai counterirritant,

meningkatkan ambang nyeri.

Kontraktur Mengurangi kontraktur dan

meningkatkan rentang pergerakan

sendi dengan lebih memungkinkan

terjadinya sintesis otot dan jaringan

penyambung.

Kaku

sendi

Mengurangi kaku sendi dengan

menurunkan viskositas dan

meningkatkan distensibilitas

Cedera

traumatik

Meredakan pendarahan dengan konstriksi

pembuluh darah, meredakan edema dengan

mengurangi permeabilitas kapiler

1. Terapi Panas

Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas.Sedangkan kompres

adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak

demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu.Kompres panas membantu meredakan sakit

yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan

melancarkan aliran darah.

a.      Tujuan Terapi Panas

Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan

jaringan.Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan

menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan perubahan fisiologis suhu

jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk

pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga

memengaruhi respons .

b.      Jenis

Kompres panas pada tubuh berbentuk:

1.      Kering

Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan

menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan

pemanas disposabel.

2.      Basah.

Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa,

kemasan pemanas, berendam, atau mandi.

c.       Keuntungan dan Kerugian

A.    Keuntungan :

1.      Memenuhi kebutuhan rasa nyaman pada pasien

2.      Mudah dan Praktis

3.      Memberikan rasa hangat

4.      Mengurangi dan membebaskan rasa nyeri

B. Kerugian :

1. Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik. Panas akan meningkatkan perdarahan dan

pembengkakan

2. Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan perdarahan

3.  Edema non inflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

4.  Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel,

dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase (tumor sekunder)

5. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan

membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

d.       Indikasi

Indikasi Pemberian Kompres Panas

  pasien yang kedinginan (suhu tubuh yang rendah/hipotermi)

     pasien dengan perut kembung

     pasien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian

      spasme otot

    adanya abses, hematoma

     pasien dengan suhu tubuh yang tinggi / hipertermi

     pasien dengan batuk dan muntah darah

     pasca tonsilektomi

     radang, memar

e.      Kontraindikasi

Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:

1.    Kulit yang bengkak dan terjadi perdarahan, karena panas akan meningkatkan perdarahan

dan pembengkakan yang semakin parah.

2.    Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan perdarahan.

3.    Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.

4.   Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan

sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase (tumor sekunder).

5.   Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat

membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.

  Terapi Dingin

a.      Pengertian

Terapi dingin dikenal sebagai cryotherapy yang bekerja pada prinsip pertukaran

panas.Hal ini terjadi ketika menempatkan objek pendingin dalam kontak langsung dengan

objek suhu yang lebih hangat, seperti es terhadap kulit. Objek dingin akan menyerap panas

dari objek yang lebih hangat. Setelah cedera, pembuluh darah akan memberikan oksigen dan

nutrisi kepada sel-sel yang rusak. Sel-sel di sekitar cedera meningkatkan metabolisme dalam

upaya mengkonsumsi lebih banyak oksigen. Ketika seluruh oksigen digunakan, sel-sel akan

mati serta pembuluh darah yang rusak tidak bisa membuang sampah. Sel darah dan cairan

meresap ke dalam ruang di sekitar otot yang mengakibatkan pembengkakan dan memar. Saat

es ditempelkan akan menyebabkan suhu jaringan yang rusak menurun melalui pertukaran

panas dan menyempitkan pembuluh darah lokal. Hal ini memperlambat metabolisme dan

konsumsi oksigen, sehingga mengurangi laju kerusakan. Proses tersebut menghentikan

transfer impuls ke otak yang mendaftar sebagai nyeri. Kebanyakan terapis dan dokter

menyarankan untuk tidak menggunakan terapi panas setelah cedera, karena hal ini akan

memiliki efek sebaliknya dari terapi dingin. Panas meningkatkan aliran darah dan

melemaskan otot-otot. Hal itu baik untuk meredakan ketegangan otot, tetapi hanya akan

meningkatkan rasa sakit dan pembengkakan cedera dengan mempercepat metabolisme.

Terapi dingin harus selalu digunakan sesegera mungkin setelah cedera terjadi.Terapi dingin

dilakukan sekitar 15 hingga 20 menit selama 48 jam.

b.      Tujuan

a.       Mengurangi peradangan dengan cara mengerutkan atau mengecilkan pembuluh darah

b.      Mengurangi rasa sakit

c.       Mengurangi kejang otot

d.      Mengurangi kerusakan jaringan

e.       Mengurangi pembengkakakan

f.       Mengurangi pembentukan udema (Pembekuan darah di bawah kulit)

c. Jenis-jenis

1.       Kantong Es

Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air panas,

kemasan dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain handuk kering di

atas area tersebut untuk mencegah kontak langsung es untuk kulit. Kulit akan melewati empat

tahapan sensasi dalam 10-15 menit. Sensasi ini dalam rangka adalah:

1). Dingin kulit

2). Merasa Burning

3). Sakit

4). Kekebasan

2. Pijat Es

Es merupakan material dari teknik terapi dingin.Es adalah sebuah air bersih yang

dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es sampai benar-benar

beku.Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit demi sedikit

membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan gerakan melingkar

konstan.Jangan meletakkan es di satu daerah selama lebih dari 3 menit karena hal ini dapat

menyebabkan radang dingin.Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa.

d.Keuntungan dan Kerugian

      Keuntungan:

 Alat dan bahan mudah ditemukan dan digunakan di rumah

 Murah

Persiapan yang sedikit

 Baik untuk luka ringan yang hanya memerlukan terapi dingin untuk satu sampai dua hari.

Kerugian:

Es sebagai bahan dari terapi dingin mudah jatuh sendi serta sulit untuk menjaga es di

tempat

Es cepat mencair dan dapat membuat berantakan terutama jika melakukan terapi dingin di

tempat tidur.

 Es diterapkan pada permukaan sendi secara terbatas.

Tidak ada kompresi yang diterapkan.

 Hanya dapat diterapkan untuk jangka waktu yang singkat (10-20 menit).

 Sulit digunakan untuk cedera yang lebih besar atau setelah operasi karena berbagai alasan.

e.   Pemeriksaan Pendahuluan

Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal

yang perlu diketahui dari pasien antara lain:

 Kondisi patologis pasien yaitu berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi patologis pasien

( akut atau kronis ). Di samping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau

kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan.

 Gangguan sensibilitas yang dimaksud adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui

keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti

berikut:

a. Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas

(hangat) yang lain berisi air dingin (air es).

b. Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal

sambil mengenalkan rasa / sensasi yang dirasakan oleh pasien ( pasien diminta untuk

melihat pengujian / pengenalan ini).

c. Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujian sensasi yang sebenarnya dilakukan.

Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal. Pasien bisa

diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan

menghalangi pandangannya.

d.    Indikasi dan Kontra Indikasi

  Indikasi

a. Trauma muskuloskeletal : sprain, strain, tendinitis, tenosinovitis, bursitis, tendinitis,

b. Myofacial pain

c.  Penurunan spastisitas

d. Pengobatan emergency luka bakar ringan

 Kontra Indikasi

a.  Hipersensitivitas terhadap dingin

b.  Cryoglobulinemia

c.  Intoleransi terhadap dingin

d.  Raynaud’s phenomen

e.  Paroxysmal cold hemoglobinuria

f.  HPT

g. Gangguan kognitif atau komunikasi

♦ KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

a. Kompres terbuka

• Dasar : Penguapan cairan kompres disusul absorpsi eksudat atau pus

• Indikasi:

- dermatitis madidans

- infeksi kulit dengan eritema yang mencolok, misalnya erispelas.

- ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta

•Efek pada kulit:

- kulit yang semula eksudatif menjadi kering

- permukaan kering menjadi dingin

- vasokonstriksi

- eritema berkurang

b. Kompres tertutup (kompres impermeabel)

• Dasar : vasodilatasi (bukan penguapan)

• Indikasi : kelainan yang dalam, misalnya limfogranuloma venerium.

• Kompres Hangat

No. Aspek Penilaian Nilai

0 1 2 3

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

5. Cuci tangan

6. Atur posisi pasien yang nyaman

7. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

8. Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban.

Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong.

9. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu

masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.

10. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan

pada area yang akan dikompres.

11. Bila pasien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu

ditutup/dilapisi dengan kasa kering, selanjutnya dibalut dengan

kasa perban atau kain segitiga.

12. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit

13. Lepaskan sarung tangan

14. Atur kembali posisi pasien dengan posisi yang nyaman

CHECKLIST & PENILAIAN

15. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali

16 Cuci tangan

17. Mengucapkan Alhamdulillah

• Kompres Terbuka

No. Aspek penilaian Nilai

0 1 2 3

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

5. Cuci tangan

6. Atur posisi pasien yang nyaman

7. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres

8. Kain kasa dicelupkan ke dalam cairan kompres dan diperas

9. Kain kasa tersebut kemudian dibalutkan ke bagian kulit yang

sakit

10. Balutan didiamkan selama 3 jam

11. Kompres dilakukan 2 kali sehari

12. Mengucapkan Alhamdulillah

• Kompres Tertutup

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan tindakan

5. Cuci tangan

6. Atur posisi pasien yang nyaman

7. Bagian yang sakit dibalut dengan pembalut tebal

8. Kemudian ditutup dengan bahan impermeabel, misalnya

selofan atau plastik

9. Mengucapkan Alhamdulillah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB TERAPI KOMPRES PANAS DAN DINGIN

(CRYOTHERAPY), TERAPI KOMPRES TERBUKA DAN TERTUTUP

KETERAMPILAN KLINIK PENGAMBILAN DARAH VENANilai:0 = tidak melakukan1 = melakukan sebagian2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI: Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent) mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal ( ramah ,

tebuka, kontak mata,salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) menggunakanbahasa yang bisa dimengerti memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:0 = tidak melakukan poin komunikasi1 = melakukan 1 poin komunikasi2 = melakukan 2-3 poin komunikasi3 = melakukan semua poin komunikasiPERILAKU PROFESIONAL:

melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri

memperhatikan kenyamanan pasien melakukan tindakan sesuai dengan prioritas menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional 1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Adhi Djuanda : Pengobatan topikal dalam bidang dermatologi (Yayasan penerbitan

Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta 1994)

2. Griffiths, W.A.D. and Wilkinson, J.D.Z.: Topical therapy ; in Rook, A.; Wilkinson,

D.S. and Ebling, F.J.G.

PENULIS & KONSULTAN

REFERENSI

1. Mahasiswa dapat memahami langkah-langkah terapi jerawat dan komedo

2. Mahasiswa dapat melakukan langkah-langkah terapi jerawat dan komedo

Alat dan Bahan

1. Baskom kecil

2. Waslap / handuk kecil

3. Air bersih

4. Fascial foam anti jerawat (non scrub)

5. Peeling (sulfur 4-8%; resorsinol 1-5%; asam salisilat 2-5%; peroksida benzoil 2,5-

10%; asam vitamin A 0,025-0,1%; asam azeleat 15-20%)

6. Antibiotik topikal (oksi tetrasiklin 1%, eritromisin 1%, klindamisin fosfat 1%)

7. Anti bakteri sistemik (tetrasiklin 250 mg-1,0 g/hr; eritromisin 4x 250 mg/hr;

doksisiklin 50 mg/hr; trimetroprim 3x 100 mg/hr)

No. Aspek Penilaian 0 1 2 3

1. Mengucapkan salam

2. Melakukan Inform consent dan Membaca Basmallah

2. Posisikan pasien (berbaring rilex menggunakan 1 bantal)

3. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik

4. Basahi wajah menggunakan handuk kecil yang sudah di

basahi

JERAWAT, TERAPI KOMEDO

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHAN

CHECKLIST & PENILAIAN

5. Gunakan facial foam anti jerawat non scrub,pijat perlahan

6. Bersihkan dengan waslap hingga bersih

7. Oleskan peeling ke seluruh wajah, biarkan 15-30 menit,

kemudian gosok perlahan

8. Bersihkan dengan waslap hingga bersih

9. Oleskan antibiotik topikal pada jerawat (tipis-tipis)

10. Berikan anti bakteri sistemik (per oral)

11. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun antiseptik

12. Mengucapkan Hamdallah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB JERAWAT, TERAPI KOMEDO

KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN RUMPLE LEEDNilai:0 = tidak melakukan1 = melakukan sebagian2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI: Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent) mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal ( ramah ,

tebuka, kontak mata,salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) menggunakanbahasa yang bisa dimengerti memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:0 = tidak melakukan poin komunikasi1 = melakukan 1 poin komunikasi2 = melakukan 2-3 poin komunikasi3 = melakukan semua poin komunikasiPERILAKU PROFESIONAL:

melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri

memperhatikan kenyamanan pasien melakukan tindakan sesuai dengan prioritas menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional 1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional

3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

Kelenjar Minyak

Kulit manusia memiliki berbagai kelenjar yang dapat menghasilkan cairan yang

berfungsi untuk melindungi kulit dari berbagai kuman.Salah satu kelenjar itu adalah kelenjar

minyak. Pada orang dengan tipe kulit berminyak, produksi minyak dari kelenjar minyak akan

bertambah sehingga kulit akan tampak berminyak terutama di daerah yang mengandung

banyak kelenjar minyak seperti di daerah wajah. Minyak inilah yang apabila tersumbat di

bawah kulit akan menyebabkan komedo terbentuk. Pada mulanya minyak yang tersumbat ini

akan berwarna putih, namun ketika sampai ke permukaan kulit akan bereaksi dengan oksigen

sehingga akan berwarna hitam seperti komedo yang sehari-hari kita jumpai. Selain karena

tipe kulit yang berminyak, produksi kelenjar minyak juga bisa berlebihan karena pengaruh

hormon seks (karena inilah jerawat biasanya muncul pada saat pubertas), stres psikologis,

makanan tinggi lemak, sering berkeringat, dan lain-lain.

Pembentukan Komedo

Mengapa minyak ini dapat tersumbat sehingga akhirnya menjadi komedo? Minyak

pada kulit yang normal akan keluar ke permukaan kulit melalui suatu yang bermuara tepat di

atas permukaan kulit. Hal apapun yang dapat menyebabkan saluran keluar ini tersumbat akan

menyebabkan minyak tersumbat di bawah permukaan kulit dan membentuk komedo. Yang

tersering adalah karena  pertumbuhan kulit ari (kulit yang berada di permukaan paling luar)

yang berlebihan sehingga kulit menjadi bertumpuk dan akhirnya menyumbat muara saluran

kelenjar minyak. Penyebab lain adalah karena pemakaian kosmetik seperti bedak, blush-on,

foundation yang berlebihan sehingga menyumbat saluran kelenjar minyak. Debu dan polusi

udara juga dapat menyumbat muara saluran kelenjar minyak ini.

Pembentukan Jerawat

Lalu mengapa sebuah komedo yang kehitaman  dapat berubah menjadi jerawat yang

merah dan menjendol? Hal ini disebakan karena adanya kuman di kulit yang jumlahnya akan

TEORI

meningkat apabila terdapat komedo. Kuman ini dikenal dengan nama Propiobacterium

acnes disingkat P. acnes yang memiliki sifat dapat memakan minyak yang terkandung di

dalam komedo. Adanya kuman ini di permukaan kulit akan menyebabkan komedo-komedo

tersebut mengalami reaksi peradangan (merah, nyeri, bengkak, dan dapat bernanah) .

Komedo yang mengalami reaksi peradangan inilah yang kita lihat sehari-hari dalam bentuk

jerawat. Beratnya peradangan yang terjadi akan menentukan bentuk jerawat yang muncul,

apakah hanya bintik merah saja, atau sampai bernanah seperti sebuah bisul.

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Wasitaatmadja, S.M.: Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, pp. 181-188 (Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta 1997)

2. Djuanda, A.: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, pp. 253-259 (Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2005)

REFERENSI

VARICOSE VEINS, COMPRESSIVE BANDAGE THERAPY (TERAPI BANDAGE

KOMPRESIF UNTUK VARISES)

PENULIS DAN KONSULTAN

1. Mahasiswa dapat memahami cara terapi bandage kompresif untuk varises

2. Mahasiswa dapat melakukan terapi bandage kompresif untuk varises

1. Handscoon

2. Garmen elastic

A.     Defenisi Varises

Varises adalah suatu keadaan dimana pembuluh darah balik/vena membesar dan

berkelok2. Istilah varises umumnya ditujukan pada daerah tungkai meskipun sebenarnya

dapat terjadi pada daerah-daerah yang lain.

Varises berhubungan erat dengan kelemahan struktur tonus otot pembuluh darah balik

atau vena.Pada dasarnya vena tidak mempunyai cukup kekuatan untuk mendorong darah

kembali ke peredaran, karena arah alirannya ke atas.Untuk membantu darah bergerak ke atas,

vena dilengkapi katup.Katup terbuka untuk membiarkan darah mengalir, kemudian katup

menutup kembali setelah darah melaluinya.Jika tonus otot di sekitar pembuluh vena kurang

kekuatannya/lemah, maka terjadilah stasis (aliran darah terhenti) dan darah cenderung

berkumpul di dasar vena, sehingga vena melebar.Akibatnya, timbul pengendapan-

pengendapan darah pada pembuluh vena yang kemudian membentuk tonjolan-tonjolan besar

berkelok-kelok berwarna kebiru-biruan, yang kemudian kita kenal sebagai varises.

Istilah varises lebih sering digunakan untuk tungkai bawah. Meskipun demikian varises

dapat juga terjadi pada tempat lain seperti pada funikulus spermatikus (varikokel), esofagus

(varises esofagus), anorektal (hemoroid). Pemicu varises sangat berkaitan dengan keturunan.

TUJUAN SKILL LAB

ALAT DAN BAHAN

TEORI

ALAT DAN BAHAN

Varises juga erat kaitannya dengan hormonal. Kejadian varises meningkat pada masa

menstruasi, kehamilan trimester I dan II serta penggunaan obat-obat kontrasepsi. Dimana

keadaan tersebut diatas, diduga menyebabkan tonus vena menjadi berkurang. Selain itu

obesitas juga dapat memicu timbulnya varises karena pada obesitas, struktur vena menjadi

kurang baik dan terjadi peningkatan volume darah. Faktor usia / penuaan juga menjadi

pemicu varises. Pada usia tua terjadi fibroelastis pembuluh darah vena, elastisitas berkurang

dan tonus otot juga berkurang. Pada orang yang banyak bekerja sambil berdiri, ada unsur

gravitasi yang menyebabkan tonus harus bekerja keras untuk mengembalikan darah ke atas.

Ini juga sebab lain yang dapat memicu timbulnya varises. Pemicu varises lainnya adalah

pernah mengalami cedera pada kaki dan mengalami keadaan dimana tekanan dalam perut

meningkat. Penegakan diagnosa varises ditandai dengan adanya gambaran pembuluh darah

balik/vena yang melebar dan berkelok-kelok. Selain itu dijumpai tanda-tanda sebagai

berikut : Gatal, kaki terasa berat, pegal dan cepat lelah (terutama pada malam hari dan setelah

melakukan aktifitas). Pembengkakan pada pergelangan kaki, biasanya akan berkurang bila

kaki dielevasi/ditinggikan. Nyeri kaki terutama pada pagi hari dan berkurang bila dipakai

berjalan. Kram pada malam hari.Perbedaan warna kulit di sekitar pembuluh vena yang

mengalami gangguan.Kemerahan, tampak kering dan sensasi gatal pada area kulit yang

terkena sering dikenal dengan istilah stasis dermatitis atau venous eczema. Jika terjadi trauma

ringan pada daerah yang mengalami gangguan maka dapat terjadi perdarahan lebih banyak

dari normal dan atau mengalami proses penyembuhan yang lebih lama. Sering pada kulit

diatas pergelangan kaki menjadi mengeras. Pemeriksaan lain misalnya pasien diminta untuk

berdiri selama 5-10 menit, maka varises akan terlihat. Selain itu ada pemeriksaan lain yang

dapat dilakukan misalnya beberapa test seperti Test Brodie-trendelenburg yang prinsipnya

menilai aliran vena kembali jika sebelumnya dilakukan penekanan pada vena. Apakah

diameter vena akan tidak berubah / tetap atau akan bertambah besar atau justru besarnya vena

berkurang / hilang. Ultrasonografi dapat mendeteksi adanya varises, dengan cara menilai

anatomi vena yang terkena. Doppler ultrasound , dapat mendeteksi aliran darah vena

sehingga dapat memberikan informasi kompetensi aliran darah yang menuju katup terutama

pada vena-vena yang dalam.

Tindakan ini bermanfaat dilakukan sebelum tindakan operasi. Penatalaksanaan :

1.      Non Operatif Prinsipnya adalah menurunkan aliran darah dan tekanan darah dalam vena.

Dan membuat pembuluh darah vena superfisial menjadi kempes. Dengan cara  :

- Balut tekan

- Elastic stocking / bebat elastik sepanjang hari kecuali tidur. Jalan-jalan dianjurkan tapi

duduk serta berdiri dalam waktu yang lama harus dhindari.

2.      Skleroterapi (injeksi – kompresi) Obat skleroterapi menyebabkan trombosis dan

sklerosis. Biasanya dilakukan pada varises dibawah lutut dan bukan untuk tindakan

kosmetik karena akan menyebabkan kulit berwarna lebih gelap.

3.      Pembedahan – prosedur ligasi-eksisi, saphenous stripping Indikasi pembedahan adalah :

- Pernah mengalami perdarahan akibat ulkus varises

- Nyeri berulang akibat varises

- Pertimbangan kosmetik

Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan tindakan injeksi dan pembedahan seperti

antara lain infeksi tromboflebitis akut, DVT, kehamilan, tumor pelvik. Pada pre-operatif,

lakukan evaluasi terhadap patensi dari sistim vena yang letaknya di dalam / profunda.

Kemudian dilanjutkan dengan ligasi pembuluh darah vena .Tindakan minimal invasif seperti

endovenous thermal ablation, meliputi endovenous laser ablation (ELA) dan radiofrequency

ablation (ERA) sepertinya belum popular dilakukan di Indonesia.ELA dan ERA hanya

dilakukan oleh dokter-dokter yang berpengalaman dan membutuhkan peralatan yang khusus.

Kekambuhan Setelah pembedahan, 10 % pasien mengalami varises kembali. Penyebab

terbanyak adalah kegagalan untuk meligasi / mengikat seluruh vena-vena yang terlibat.

B.     Gejala terjadinya varises

Ada beberapa gejala terjadinya varises antara lain yaitu :

1.      Mula-mula kaki dan tungkai terasa berat, diikuti otot yang mudah pegal, kaku, panas dan

sakit di seputar kaki maupun tungkai. Biasanya rasa sakit dirasakan menjelang malam,

akibat tidak lancarnya aliran darah.

2.      Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.

3.      Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang mirip jaring laba-laba (spider navy).

4.      Perubahan warna kulit (pigmentasi) di seputar mata kaki, akibat tidak lancarnya aliran

darah. Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.

5.      Kaki bengkak (edema) karena adanya pembendungan darah.

6.      Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang tampak urat

kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan gejala varises kronis.

C.     Penyebab varises

1.      Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang menyebabkan pembuluh vena

melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung sebagaimana mestinya. Aliran

darah dari kaki ke jantung sangat melawan gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah

harus kuat, begitu juga dengan dinamisasi otot disekitarnya.

2.      Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep ini bertugas menahan darah

yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali. Katup yang rusak membuat darah

berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang mengganggu aliran darah.

Adapun pemicu terjadinya varises yaitu :

  Faktor keturunan

Varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat

badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan.

  Kehamilan

Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya berat badan saat hamil yang kaki

semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian

bawah pun terhambat.

  Kurang gerak

Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah

vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.

  Merokok

Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah menjadi kaku dan

terjadi penyempitan, sehingga dinding pembuluh tidak elastis lagi.

  Terlalu banyak berdiri

Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban

kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah.Bila profesi Anda mengharuskan banyak

berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak.Misalnya

dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.

  Menderita kolesterol tinggi dan kencing manis

Kedua jenis penyakit ini berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, kelainan

pembuluh darah dan kegemukan yang memicu terjadinya varises.

  Memakai sepatu hak tinggi

Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu

kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.

D.    Faktor risiko

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena varises, diantaranya :

1. Genetik : Varises merupakan penyakit keturunan yang berhubungan dengan faktor

kecenderungan lemahnya katup di pembuluh vena.

2. Jenis kelamin : Perempuan dua kali lebih berisiko menderita varises dibanding laki-

laki. Fluktuasi hormon progesteron dan estrogen sangat berpengaruh terhadap

timbulnya urat-urat halus ini. Risiko ini umumnya lebih sering timbul pada

perempuan hamil, pre-menstruasi atau menopause, sedang mengkonsumsi pil KB

ataupun melakukan terapi sulih hormon.

3. Pekerjaan : Anda yang lebih sering berdiri dan selalu menggunakan high heels dalam

bekerja lebih berisiko terkena varises. Hal ini berpengaruh karena pembuluh darah

vena akan mendapat beban lebih lama hingga munculah varises.

4. Berat badan : Berat badan yang berlebih dapat membuat katup vena mendapat

tekanan berlebih sehingga fungsinya menurun. Inilah sebabnya mengapa orang yang

gemuk cenderung mudah terserang varises.

5. Usia : Semakin berumur maka vena akan makin kehilangan elastisitasnya sehingga

mudah meregang dan melebar. Namun bukan berarti Anda yang masih berusia muda

jauh dari penyakit ini. Bila Anda memiliki faktor-faktro risiko seperti di atas dan

ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat, varises pun dapat menghampiri Anda.

E.     Jenis Varises

1.      Varises jenis spider navy.

Varises ini tergolong ringan, biasanya akibat suhu yang terlalu panas atau dingin,

terpapar sinar matahari terus menerus, sedang hamil, faktor keturunan, kebiasaan makanan

sarat rempah dan pedas, serta pengobatan hormonal.

Varises jenis ini bisa terjadi di beberapa tempat, yaitu di wajah, pangkal lengan, paha,

daerah lutut, pergelangan kaki dan tumit.Terapi yang digunakan biasanya dengan memakai

sinar laser, sehingga pembuluh darah mengering.Ada juga terapi alat listrik dengan

memasukkan zat tertentu ke dalam kulit, untuk mengecilkan atau mengerutkan pembuluh

darah.

2.      Varises dalam kulit

Varises ini terjadi pada pembuluh vena yang halus dan tipis di dalam kulit bagian

kaki.Mengobatinya, dokter memberi obat-obatan yang menguatkan dinding vena dan

memperlancar aliran darah, atau menggunakan stocking khusus varises.

Stocking ini berfungsi menekan pembuluh vena sehingga otot dan dinding vena bisa

kembali bekerja maksimal.Stocking mampu mencegah, mengurangi gejala awal, dan rasa

sakit penderitanya meski hanya temporer. Jadi, tetap harus minum obat.

3.      Varises Reticular Varicose Veins

Ini adalah varises yang lebih parah, karena terjadi di pembuluh vena bawah kulit.

Untuk mengobatinya, dokter akan melakukan beberapa tahap:

  Memberi obat yang diminum untuk menguatkan dinding vena dan melancarkan peredaran

darah.

  Memberikan suntikan zat iritasi ke dalam pembuluh darah yang rusak atau melebar.

  Obat tersebut akan membentuk jaringan ikat sekaligus menutup aliran darah, sehingga

pembuluh darah vena akan menyempit. Darah akan mencari 'jalan lain' melalui pembuluh

vena yang normal.

  Setelah disuntik, Anda harus menggunakan stocking varises dan tidak boleh menggunakan

sepatu hak tinggi.

  Olahraga yang dianjurkan adalah jalan kaki, berenang dan joging, agar otot kaki mampu

berkontraksi dengan baik.

F.      Langkah Pencegahan Varises

Sebelum terjadi langkah atau cara mencegah munculnya Varises:

1. Untuk meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena, lakukan olahraga yang teratur

2. Kurangi menggunakan sepatu hak tinggi karena penggunaan otot betis menjadi tidak

maksimal. Bila memang harus selalu menggunakan sepatu hak tinggi, sering istirahat

dan menggerakkan kaki setiap 15 menit.

3. Hindari berdiri terlalu lama. Bila tuntutan kerja mengharuskan anda banyak berdiri,

pindahkan beban dari satu kaki ke kaki yang lainnya setiap beberapa menit.

4. Jangan duduk sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat menghambat

peredaran darah

5. Jangan sering menggunakan pakaian ketat pada bagian pinggang, paha dan kaki

6. Biasakan mengkonsumsi vitamin C dan E sebab baik untuk pembuluh darah.

7. Banyak mengkonsumsi makanan berserat, buah dan sayur

8. Kurangi konsumsi garam untuk menghindari pembengkakkan

9. Hindari makanan pedas karena dapat merangsang pelebaran pembuluh darah

10. Lakukan senam kaki. Sambil duduk putar pergelangan kaki searah jarum jam dan

sebaliknya

11. Angkat kaki saat beristirahat

12. Berdiri tegak setiap 45 menit setelah anda duduk bekerja seharian

13. Mandi dengan air panas dan dingin bergantian sangat baik untuk peredaran darah.

Selain langkah diatas untuk mencegah terjadinya varesis dapat dilakukan dengan :

        Batasi pemakaian “high heels”

Menghindari tumpuan berlebihan pada tungkai antara lain dengan mengatur berat badan

dan menghindari pemakaian sepatu tumit tinggi yang terlalu lama dan terlalu sering. Bobot

tubuh ekstra membuat kerja tungkai menjadi lebih berat daripada normal, kerja otot-otot

tungkai menjadi lebih giat.Imbasnya, arus aliran balik darah dari tungkai menuju jantung

menjadi lebih besar dan tekanannya menjadi semakin meninggi.

Pemakaian sepatu tumit tinggi menambah jarak yang harus dicapai aliran balik darah dan

membuat beberapa otot tungkai bekerja lebih giat sehingga kompensasinya tekanan arus

aliran balik darah menjadi semakin meninggi.

        Istirahatkan tungkai

Mengatur aktivitas tungkai dan mengatur posisi tungkai saat istirahat dengan

menyempatkan tungkai beristirahat di antara interval aktivitasnya.Julurkan tungkai lurus dan

ganjal dengan satu atau dua bantalan saat duduk istirahat atau saat berbaring agar aliran arus

balik darah mengalir dengan lancar dalam tekanan yang normal.Dalam beberapa keadaan,

memberi rendaman air hangat pada kaki dan tungkai bawah dapat membantu lancarnya aliran

balik darah.

        Selalu bersih dan lembab

Jaga kebersihan dan kelembaban kulit tungkai untuk menghindari kemungkinan

perlukaan dan infeksi.

G.    Penanganan varises

Jika penyakit varises telah terjadi dapat dilakukan penanganan dengan cara :

1.      Pakai “stocking”

Pakailah garmen elastis khusus pada tungkai yang mampu memberi tambahan tekanan

pada pembuluh darah balik (vena) secara merata dari telapak kaki sampai ke pangkal

paha.Bentuk garmen elastis khusus ini biasanya seperti stocking atau celana panjang ketat.

2.      Injeksi zat-zat skleroterapi

Ini dilakukan pada pembuluh-pembuluh darah balik (vena) yang tampak berkelok-

kelok dan bercabang-cabang untuk menciutkan rongga pembuluh darah balik (vena).

3.      Pembedahan

Tindakan operasi stripping ini melepaskan pembuluh darah balik (vena) sepanjang

tungkai dari struktur sekitarnya, kemudian dibuang.

4.      Kombinasi ketiga jenis penanganan tersebut

Penanganan varises yang telah terjadi dilakukan oleh dokter bedah plastik dan

memberi hasil yang cukup baik. Akan tetapi, bagaimanapun juga mencegah akan lebih

mudah dan murah dibandingkan dengan mengobati.

H.    Pengobatan alernatif untuk varises

Selain dengan pengobatan dengan bidang kedokteran, dapat juga dengan pengobatan

alternative.

1.         Minum jus campuran wortel, seledri dan peterseli; atau campuran wortel bayam dan

ketimun; campuran wortel, bit dan ketimun; campuran wortel, bayam dan seledri atau jus

selada air; yang berkhasiat memperlancar sirkulasi darah sekaligus memperkuat dinding

pembuluh darah.

2.         Konsumsi makanan kaya lesitin, seperti kacang kedelai; peterseli, air jahe serta

pepermint yang bermanfaat memperlancar sirkulasi darah dan menguatkan dinding

pembuluh darah.

3.         Minum teh herbal yang terbuat dari bunga jeruk nipis, mint, ginko biloba dan grape

seed (biji anggur).

4.         Pijat aroma terapi dengan bahan minyak cypress yang berkhasiat merangsang sirkulasi

darah dan menguatkan dinding pembuluh darah. Pilihan lainnya: minyak lavender,

rosemary, mint atau lemon.

5.         Berendam bergantian di air panas (suhu 41-43 derajat Celcius) dan air dingin (suhu 15

derajat Celcius), masing-masing selama 15-30 detik dan di ulang selama 30 menit, untuk

melancarkan peredaran darah serta menguatkan dinding pembuluh darah.

6.         Atau semprotkan kaki secara bergantian, terutama di daerah betis bagian belakang,

dengan air panas dan air dingin seperti di atas.

7.         Pijat refleksi di ujung saraf telapak kaki dapat membantu membuang tumpukan kristal

dari sisa metabolisme di ujung-ujung syaraf, atau lakukan akupunktur dan akupresur di

titik-titik tertentu

No. Aspek Penilaian Nilai

0 1 2 3

1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2. Menyampaikan inform consent

3. Membaca Basmallah

4. Memasang garmen elasticdari telapak kaki sampai

ke pangkal paha dengan cara smooth and gentle

5. Menjelaskan aturan pemakaian garmen elastic

(Edukasi)

6. Membaca Hamdallah

ASPEK PENILAIAN SKILLS LAB TERAPI BANDAGE KOMPRESIF UNTUK VARISES

KETERAMPILAN KLINIK PEMERIKSAAN BLEEDING TIMENilai:0 = tidak melakukan1 = melakukan sebagian2 = melakukan seluruhnya namun tidak sempurna3 = melakukan seluruhnya dengan sempurna

KOMUNIKASI: Mendapatkan persetujuan tindakan pemeriksaan fisik dari pasien (consent) mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal dan non verbal ( ramah ,

tebuka, kontak mata,salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) menggunakanbahasa yang bisa dimengerti memberikan kesempatan pasien untuk bertanya

NILAI:0 = tidak melakukan poin komunikasi1 = melakukan 1 poin komunikasi

CEKLIST

2 = melakukan 2-3 poin komunikasi3 = melakukan semua poin komunikasiPERILAKU PROFESIONAL:

melakukan setiap tindakan secara hati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri

memperhatikan kenyamanan pasien melakukan tindakan sesuai dengan prioritas menunjukkan rasa hormat kepada pasien

NILAI:0 = tidak melakukan poin Perilaku Profesional 1 = melakukan 1 poin Perilaku Profesional2 = melakukan 2-3 poin Perilaku Profesional3 = melakukan semua poin Perilaku Profesional

PENULIS : dr. Rizki MuliantiKONSULTAN : dr. Yudha, SpKK

1. Wasitaatmadja, S.M.: Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, pp. 181-188 (Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta 1997)

2. Djuanda, A.: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, pp. 253-259 (Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2005)

PENULIS & KONSULTAN

REFERENSI