Modul Kelistrikan

49
1 A. TUJUAN Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahaai konsep dasar trouble shooting dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Mencari ganggguan dengan menelusuri setiap kemungkinan kerusahan-kerusakan yang terjadi dengan dasar keluhan yang diterima untuk ditangani secara tepat. Setelah diperbaiki motor dalam kondisi baik. Jika diberikan sebuah kendaraan bermotor dengan alat dan bahan yang diperlukan. B. ALAT DAN BAHAN : 1. Kendaraan trainer 2. Engine Tune up Tester 3. Radiator tester 4. Defleksi meter 5. Air gun compressed 6. Battry tester 7. Spark plug tester 8. Alat tangan standar C. KELUHAN YANG DITERIMA OLEH FRONT MAN DARI CUSTOMER Motor tidak dapat dihidupkan, ketika kunci kontak diputarkan ke ON, poros engkol berputar secara Normal; tetapi motor tidak hidup. Hal ini ditulis pada work order disimpan pada kaca kemudi. D. ARAHAN DARI SERVICE ADVISOR TERHADAP FORMAN: Kemungkinan penyebabnya adalah sistem pengapian, sistem bahan bakar atau sistem kompresi. Apabila ketiga elemen motor bakar, nyala busi cukup kuat, campuran udara bahan bakar cukup baik dan tekanan kompresi dari setiap silinder baik, maka motor dapat dihidupkan. E. KESELAMATAN KERJA : 1. Pakai tutup fender, tutup tempat duduk dan sleper agar kendaraan tetap bersih dan terhindar dari ke rusakan. 2. Selama pembongkaran komponen komponen disimpan pada rak troley dengan

Transcript of Modul Kelistrikan

Page 1: Modul Kelistrikan

1

A. TUJUAN

Pada akhir perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahaai konsep dasar

trouble shooting dengan cara yang tepat sesuai buku petunjuk. Mencari ganggguan

dengan menelusuri setiap kemungkinan kerusahan-kerusakan yang terjadi dengan

dasar keluhan yang diterima untuk ditangani secara tepat. Setelah diperbaiki motor

dalam kondisi baik. Jika diberikan sebuah kendaraan bermotor dengan alat dan

bahan yang diperlukan.

B. ALAT DAN BAHAN :

1. Kendaraan trainer

2. Engine Tune up Tester

3. Radiator tester

4. Defleksi meter

5. Air gun compressed

6. Battry tester

7. Spark plug tester

8. Alat tangan standar

C. KELUHAN YANG DITERIMA OLEH FRONT MAN DARI CUSTOMER

Motor tidak dapat dihidupkan, ketika kunci kontak diputarkan ke ON, poros

engkol berputar secara Normal; tetapi motor tidak hidup. Hal ini ditulis pada work

order disimpan pada kaca kemudi.

D. ARAHAN DARI SERVICE ADVISOR TERHADAP FORMAN:

Kemungkinan penyebabnya adalah sistem pengapian, sistem bahan bakar atau

sistem kompresi. Apabila ketiga elemen motor bakar, nyala busi cukup kuat,

campuran udara bahan bakar cukup baik dan tekanan kompresi dari setiap silinder

baik, maka motor dapat dihidupkan.

E. KESELAMATAN KERJA :

1. Pakai tutup fender, tutup tempat duduk dan sleper agar kendaraan tetap bersih dan

terhindar dari ke rusakan.

2. Selama pembongkaran komponen komponen disimpan pada rak troley dengan

Page 2: Modul Kelistrikan

2

teratur agar terhindar dari salah pemasangan karena tertukar

3. Sebelum melakukan pekerjaan kelistrikan lepaskan hubungan kabel dari terminal

positif batere.

4. Pen dan ring o harus selalu diganti dengan yang baru.

5. Sewaktu melakukan pemasangan kembali pergunakan perapat oto sealer pada

gasket untuk mencegah bocor.

6. Perhatikan baik-baik specivikasi momen pengencangan baut dengan menggunakan

kunci momen.

7. Pada waktu melakukan penggantian fuse, periksa besar amper yang cocok jangan

kebesaran atau kekecilan.

8. Penggunaan alat service khusua SSt mungkln diperlukan jika disebutkan harus

menggunakan SSt maka pergunakan.

F. PETUNJUK KHUSUS :

Faktor-faktor Basar untuk mendiagnosa trouble

1. Pelajari dengan seksama pengetahuan mengenai fungsi, konstruksi dan cara kerja

dari berbagai komponen yaag terlibat.

2. Tentukan dimana trouble sebenarnya terjadi

3. Lakukan penapslran yang teliti dari gejala trouble

4. Lakukan diagnosa yang sistematis sesuai dengan keluhan costumer yang diterima.

5. Lakukan test drive untuk meyakinkan, persepsi dari gejala yang dirasakan.

6. Pada yaktu mendiagnosa sebaiknya pergunakan tester atau perangkat lain bila

memungkinkan agar didapat ketelitian yang lebih baik.

7. Pergunakanlah panca indra dengan seampurna dan aktif, melalui pengalaman yang

telah dilakukan untuk mempertajam kemampuan selanjutnya.

8. Setelah mengoreksi trouble, lakukan pemeriksaan ulang termasuk part komponen

yang terlibat.

Page 3: Modul Kelistrikan

3

Perhatian :

Berhati-hati terhadap kelalaian pengisolasian massa, akan mengakibatkan batere

panas, menyebabkan bunga api yang besar menimbulkan luka bakar dan kerusakan

serius pada sistem kelistrikan.

SISTEM PENGAPIAN

Fusible Link

Ignition switch

Distributor

External Resistor

Engine Fuse 15A

To Starter ―IG‖ Termial

Spark Plug

Gambar 1. Rangkaian sistem Pengapian

Sistem pengapian batere terdiri dari dua buah rangkaian rangkaian primer dan

sekunder. Rangkaian primer terdiri dari lilitan primer Ignition coil, batere, Ignition

switch, condenser dan kabel penghubung. Saklar ignition switch berfungsi untuk

menukar posisi pengapian On atau Off dan saklar yang satu lagi adalah breaker point,

membuka dan menutup rangkaian primer yang, disebabkan oleh perputaran poros

distributor dan breaker cam apa-bila ignition switch dihubungkan pada posisi On,

maka arus primer dari batere akan mengalir ke ignition coil terus ke breaker point

selanjutnya ke massa sedangkan bila breaker point terbuka aliran arus primer terputus.

Gambar 2. Rangkaian Primer

Page 4: Modul Kelistrikan

4

Rangkaian kedua adalah rangkaian sekunder terdiri dari lilitan sekunder

Ignition Coil, tutup distributor, rotor dan kabel teggangan tinggi sekunder, kabel busi

serta busi. Terminal pusat pada tutup distributor berhubungan dengan terminal

tegangan tinggi Ignition Coil, terminal luar pada tutup distributor berhubungan dengan

busi dalam urutan pengapian yang ditetapkan. Bekerja saat breaker point membuka,

ketika itu arus listrik tegangan tinggi mengalir melalui kabel high tension cord ke

tutup distributor lewat carbon rotor dibagikan insert terminal kabel tegangan tinggi

tiap busl oleh rotor sesuai firing order yang ditetapkan.

Gambar 3. Rangkaian sekunder

G. PEMERIKSAAN RANGKAIAN SISTEM PENGAPIAN

1. Memeriksa sistem pengapian dan komponen-komponen sistem pengapian (Gbr.

2). Menelusuri tahanan kabel penghantar dari terminal (+) batere sampai Ignition

Switch. Ketika breaker point menutup. Arus listrik mengalir melalui terminal

Ignition Switch BAT dan keluar pada teriinal IGN,arus primer mengalir dari

Ignition Switch melewati external resistor ke ignition coil.

Gambar 4.Komponen sistem pegapian

Page 5: Modul Kelistrikan

5

2. Mengukur arus primer yang mengalir melalui external resistor, melalui salah

satu terminal primer pada Ignition coil kawat penghantar resistor

dihubungkan keterminal bertada IGN atau +selanjutnya kemassa ignition coil

sistem kelistrikan kendaraan.

Gambar 5. Komponen External Resistor

3. Telusuri kabel primer dari terminal ignition Coil Bagian luar sampai

kedistributor. Geserkan pegas tutup distributor, pastikan arus primer berlanjut

kelengan pemutus menyentuh titik kontak stationer yang merupakan

hubungan massa, jika demikian rangkaian primer telah sempurna. Arus listrik

yang mengalir melewati lilitan primer pada Ignition coil, menyebabkan bedan

magnit sumber induksi dan percikan yang terjadi pada busi.

H. RANGKAIAN PENGAPIAN BATERE;

Gambar 6.

Page 6: Modul Kelistrikan

6

a. Cara kerja :

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………...................................................................................

b. Governor advancer

Gambar 7.

Fungsi dari governor advancer:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………

Cara kerja governor advancer:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Page 7: Modul Kelistrikan

7

c. Vacum advancer

Gambar 8.

Fungsi dari Vacum advancer:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……….………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………

Cara kerja Vacum advancer:

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………….……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………….

d. Ignition Coil Resistance

Gambar 9. Pengukuran Tahanan Pada Coil

Page 8: Modul Kelistrikan

8

1. Tahanan Primer :....................ohm, limit: 0,l ohm

Kesimpulan:..................................................................

2. Tahanan Isolasi :,...................ohm

Kesimpulan:.................................................................

3. Tahanan Resistor :..................ohm

Kesimpulan:.................................................................

4. Tahanan Sekunder Coil:............ .ohm

Kesimpulan:.................................................................

I. DIAGNOSTIC CHART

Gambar 10. Rencana Pemeriksaan

TROUBLE SHOOTING berawal dari gejala yang dirasakan oleh pengendara atau

penumpang berupa suara, panas berlebihan atau tenaga berkurang ditelasuri meialui panca

indra dan pengetahuan untuk melakukan largkah penapsiran bagi penentuan gangguan,

selanjutnya dilakukan tindakan perawatan atau perbaikan agar tidak merambah pada

kerusakan yang lebih parah.

Page 9: Modul Kelistrikan

9

J. PENGETESAN PADA NYALA KABEL KOIL:

Lakukan pengetesan kabel koil tegangan tinggi dengan cara mendekatkan

ujung kabel koil tersebut pada ground/massa sambil menstart engine, maka akan

didapatkan hasil pengetesan sebagai berikut:

Gambar 11. Test Nyala Kabel Coil

A. Ada nyala

Jika ada nyala laniutkan dengan pemeriksaan pada kabel busi dengan cara

pengetesan sama seperti pengetesan kabel

Coil, didapatkan hasil:

Nyala, berarti:

-Kondisi dan celah platina dalam keadaan baik.

-Tahanan kabel busi/kabel tegangan tinggi tidak melebihi 25 Q per

kabel.

-Busi ok

-Periksa sistem bahan bakar

Tidak nyala, berarti:

- Periksa tahanan kabel tegangan tinggi /kabel busi dengan

menggunakan Ohm meter.

Tahanan maksimum : 25 Q per kabel.

- Periksa cup distributor dan bersihkan bagian logam yang

bersentuhan dengan ujung rotor.

- Periksa rotor dan bersihkan

Page 10: Modul Kelistrikan

10

B. Tidak Ada Nyala

Jika tidak ada nyala periksa tegangan pada ignition coil, dengan langkah -

langkah sebagai berikut:

- Dengan switch pengapian pada posisi ON dan menggunakan voltmeter,

hubungkan probe (+) ke terminal B dan probe (-) ke masa bodi. Tegangan

kira - kira 12V.

- Dengan switch pengapian pada posisi "STAR" dan menggunakan

voltmeter, hubungkan probe (+) keterminal + dan probe (-) ke masa bodi.

Tegangan kira - kira 12V.

Tegangan Baik

- Periksa tegangan pada breaker arm.

- Jika kondisi breaker arm baik periksa contack point

• Periksa contakc point / titik pemutus dengan menggunakan feeler

gauge, ukurlah celah antara cam dan rubbing block

Celah pada rubbing block : 0,4 - 0,5 mm

- Periksa pegas peredam

• Dengan posisi cam tidak bersentuhan dengan pegas peredam ukur dan

setel celah antara pegas peredam dan cam dengan feeler gauge

Celah pegas peredam : 0,05 - 0,45 mm

Tegangan buruk

- Periksa ignition switch dengan menggunakan multimeter

- Periksa coil resister dengan langkah - langkah sebagai berikut :

PERHATIAN : Kata "Dingin " dan "Panas" pada koil

menunjukan suhu koil itu sendiri . dingin untuk suhu 10°- 50° C (14° -

122° F) , sedangkan "Panas" artinya 500-100

0C(122

0-212°F)

- Periksa tahanan pada koil primer dengan menggunakan ohm meter,

ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-)

Tahanan pada koil primer:

Tahanan Hasil pengukuran

Dingin: 1,35-2,09 Ω

Panas: 1,71 -2,46 Ω

- Periksa tahanan pada koil sekunder dengan menggunakan ohm meter,

ukur tahanan antara terminal B dan terminal tegangan tinggi

Tahanan pada koil sekunder

Page 11: Modul Kelistrikan

11

Tahanan Hasil pengukuran

Dingin: 8,5-14,5 kΩ

Panas: 10,7-17,1 kΩ

- Memeriksa tahanan pada resistor dengan menggunakan ohm meter,

ukur tahanan terminal B dan terminal (+)

Tahanan Resistor

Tahanan Hasil pengukuran

Dingin : 0,8-1,3 Ω

Panas : 1,05-1,52 Ω

Nyala Lemah

Apabila nyala pada kabel koil lemah maka periksalah :

- Breaker Plate Ground, dengan cara :

Putarlah Breaker Plat Ground dan periksa bahwa gesekan

yang terjadi sedikit, dan apabila macet atauterasa berat jika

diputar maka gantilahbreaker platatau plat pemutus tersebut

- Platina

Periksatah permukaan platina. Bila tidak rata gosok dengan

amplas hingga rata.

Periksa kelurusan bagian yang bersentuhan, seteljika perlu

Putar poros engkol melalui baut kipas hihgga blok gesek

tangkai platina bersentuhan dan tepat berhenti pada bagian

tertinggi dari cam (nok).

Sisipkan "feeler Gauge" 0,4 - 0,5 mm diantara cam kontak

platina.

Kendorkan baut penyetel dan geserlah platina hingga

celahnya tercapai.

Kencangkan baut penyetel dan periksa kembali celah

platina tersebut.

Celah Platina 0.4 - 0,5 mm ± 0,05 mm.

- Ignition Coil

- Kabel busi

Tujuh prosedure untuk dilaksanakan dalam menentukan diagnose terhadap trouble yang

terjadi pada sistem kelistrikan ottomotif untuk negatif ground. Pengukuran yang tepat

diperlihatkan pada gainbar dengan mempergunakan alat volt meter untuk salah satu upaya

dalam menentukan satu keputusan.

Page 12: Modul Kelistrikan

12

1. Lepaskan kabel secondary Ignition Coil dari tutup distributor, setelah itu

hubungkan dengan jamper kabel keground. Seperti terlihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar 12. Jamper kabel secondary ignition coil

2. Hubungkan lead positif dari voltmeter terhadap terainal positif batere bukan kabel

diterminalnya, hubungkan lead negatif terhadap ground.

3. Putarkan motor perhatikan volt meter, apabila tegangan yang diperlihatkan 10 Volt

atau lebib besar, tegaogan batere cukup memadai. Sedangkan apabila tegangan batere

mendekati 9,5 Volt, periksa arus yang mengalir pada motor starter selanjutnya beban

batere dan kapasitasnya. Setelah itu periksa tahanan ground secara berurutan,

perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 13.

4. Hubungkan lead positif Volt meter terhadap ground dan lead negatif ke batere

terminal negatif, bukam terhadap kabel diterminalnya.

Page 13: Modul Kelistrikan

13

5. Putarkan motor pehatikan volt meter voltage drop yang terjadi 0,2 volt atau lebih kecil.

Jika tegangan diatas 0,2 perhatikan tahanan tinggi hubungan ground, bersihkan dan

kencangkan hubungan kabel massa batere atau ganti kabel massa.

STEPS 4 & 5

CRANKIN GROUND VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT ATAU KURANG

Gambar 14.

Hasil pengukuran charging ground voltage drop = ……………. Volt

6. Hentakan motor dengan runci kontak motor starter, sampai kontak point menutup,

putar ignition switch ke on.

7. Hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal posilf Ignition Coil dan

kabel lead negatif keground.

8. Hasil pengukuran volt meter diperoleh sekitar setengah dari tegangan batere 5-7

volt. Apabila nilai yang didapat lebih kecil hal ini mengisyaratkan primary circuit

tahanannya tnggi.

9. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point membuka,

hubungkan kabel lead positif volt meter terhadap terminal positif Ignition Coil dan

kabel lead negatif terhadap ground dan catat hasil pengukuran yang diperoleh.

Besaran tegangan yang didapat 12 volt sama dengan tegangan batere yang dipakai

apabila tegangan yang diperoleh dibawah nilai tadi berarti tahanan yang terjadi

lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan terjadi hubungan ground diantara batere dan

Ignition coil.

STEPS 6-9

VOLTAGE = 5.7 VOLTS POINTS CLOSED, VOLTAGE = 12 VOLTS. POINTS OPEN

Gambar 15.

Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt

10. Jika tegangan yang didapat dari langkah 8 dan 9 tidak baik periksa hubungan

rangkaian primary resistor dan ignition coil.

Page 14: Modul Kelistrikan

14

11. Memeriksa hubungan rangkaian tahanan primary, hubungkan lead positif Volt Meter

ke terminal batere positif awas bukan terhadap klem kabel. Sedangkan lead negatif

terhadap terminal positif ignition coil.

12. Putarkan motor perhatikan volt meter penurunan tegangan yang terjadi sekitar 0,5

volt atau lebih kecil. Apabila hasil yang diperoleh lebih besar, periksa tahanan

rangkaian by pass hubungan dari batere sampai ignition switch dan coil.

IGNIT10N RUN DISTRIBUTOR

STEPS 11 8. 12

CRANKING BYPASS VOLTAGE DROP = 0.5 VOLT OR LESS

Gambar 16.

Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt

13. Selanjutnya periksa rangkaian by pass tahanan primary deng an cara menghubungkan

lead positif volt meter dengan terminal negatif ignition coil dan lead negitip ke

ground. Selanjutnya putarkan motor perhatikan volt meter, hasil pengukuran yang

terjadi 0,5 volt selanjutnya laagkah seperti yang dilakukaa so3.

STEP 13 COIL VOLTAGE IS WITHIN 0.5 VOLT OF BATTERY

Gambar 17

Hasil pengukuran tegangan primary = …………. Volt

.

14. Mengukur voltage drop breaker point melintang dengan cara menghubungkan lead

positif terhadap terminal negatif coil atau terminal primary distributor, hubungkan

lead negatif volt meter terhadap ground.

Page 15: Modul Kelistrikan

15

15. Hentakan motor dengan kunci kontak motor starter sampai kontak point menutup

perhatikan besaran angka pada volt meter. Voltage Drop yang terjadi 0,2 volt atau

lebih kecil mendekati yang ideal 0,1 volt, jika didapat nilai yang lebih besar periksa

kontak point darl kemungkinan cacat terbakar atau lekukan, hubungan ground buruk

dan konektor rangkaian primary kendor.

STEPS 14 & 15 BREAKER POINT VOLTAGE DROP = 0.2 VOLT OR LESS

Gambar 18.

Hasil pengukuran voltage drop = …………. Volt

16. Mengukur voltage drop breaker point tahanan melintang dengan motor dihidupkan

hubungkan kembali kabel coil secondary terhadap termial tengah terminal tutup

distributor. Hubungkan lead positif volt meter tcrhadap terminal positif batere serta

lead negatif pada terminal positif ignition Coil.

17. Hidupkan motor, setel putaran pada 1500 rpm perhatikan hasil peagukuran volt

meter, voltage drop yang terjadi berkisar antara 1,5 Volt sampai 5,5 volt tergantung

pada kondisi kendaraan. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari tingkatan yang

ditetapkan, periksa tahanan rangkaian dari kemungkinan short circuit.

STEPS 16 & 17 RUNNING VOLTAGE DROP ACROSS RESISTOR IS TO 1.5 VOLTS

Gambar 19.

Hasil pengukuran voltage drop = …………. Volt

Kesimpulan dari pengukuran :

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

Page 16: Modul Kelistrikan

16

Perhatian : Apabila setelah dilakukan test nyala kabel tegangan tinggi rangkaian sekunder

Ignition Coil,ternyata nyala yang terjadi lemah, lakukan tahapan pemeriksaan

tutup distributor, rotor dan kabel busi dengan, urutan kerja seperti berikut :

BAGIAN I: MEMERIKSA TUTUP DISTRIBUTOR

1. Melepaskan tutup distributor dari distributor, tutup diikat dengan kelem

pegas, pegas dilepaskan dengan mempergunakan sebuah obeng, tusuk ujung

pegas dengan obeng tersebut. Hindari penekanan pada bagian tutup

distributor atau pegas untuk menghindari kerusakan retak atau patah.

2. Memeriksa bagian dalam tutup distributor dari berkas kerak, retak bagian

insert terminal terbuat dari arang carbon retak pada tutup serta terbakar,

usang tejadi karat aluminium atau lekukan pada teraminal sisi. Jika

menemukan beberapa keadaan tersebut pasang tutup distributor yang baru.

BROKEN TOWER

HAIRLINE CRACK

BADLY WORN

ROTOR CONTACT

BURNED TERMINAL CARBON TRACKS

Replace the distributor cap if it has any of these defects

Gambar 20.

3. Memeriksa pegas carbon insert terminal tutup distributor dengan telunjuk,

perhatikan kebebasan pergerakannya. Apabila batang carbon melekat atau

terlalu usang, retak, pasang tutup yang baru.

4. Membersihkan permukaan tutup distributor, jika tutup tersebut kotor atau

berminyak. Bagian dalam dibersihkan dengan kain bersih yang dibilas pelarut

pembersih kemudian keringkan dengan udara kompressor. Periksa kerak

karbon atau hangus kerusakan, berasikan tutup karet, insert terminal, pakai

sikat pembesih kabel tegangan tinggi apabila ditemukan kerusakan berat atau

sebagian seharusnya pasang tutup distributor yang baru.

Page 17: Modul Kelistrikan

17

5. Menguatkan hubungan terminal sisi dengan kabel tegangan melalui sentuhan

tangan terthadap karet terminal yaag dipasang, pada tutup distributor.

Diharapkan setiap kabel dan terminal berhubungan rapat dan rapih terpasang

dengan baik dalam tower tutup distributor sesuai urutan pengapian.

Gambar 21a. 21b

6. Memeriksa kembali keimungkinan adanya kabel lepas didalam tonjolannya,

betulkan kabel yang lepas saat itu juga. Apabila karet dan kabelselalu lepas

atau terlihat jelek karena terjadi karat kecil bersihkan dengan sikat pembersih

kabel distributor, jika menemukan kerusakan besar, retak luka bakar dan bekas

bercak campuran, ganti tutup distributor dengan tutup yaag baru.

Kesimpulan dari pemeriksaan tutup distributor :

…………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………….

A B

Gambar 22. Karet Pengikat Kabel

Page 18: Modul Kelistrikan

18

Gambar 23.

7. Apabila keputusan untuk mengganti tutup distributor harus dilakukan,

tempatkan tutup yang lama berdampingan dengan tutup yang baru dalam

posisi yang relatif sama bagian demi bagian .Pindahkan kabel satu persatu

dari tutup yang lama dan tempatkan pada tutup yang baru pada tonjolan

yang sama. Tekan tiap kabel kebagian bawah tonjola, kemudian karet

perapat pembukus kabel yang mengeliling tonjolan rapihkan satu persatu.

BAGIAN KEDUA : MEMBERIKSA ROTOR DISTRIBUTOR

1. Menbuka rotor distributor dari dudukanya dengan cara menarik keatas, pada

model rotor yang lain ada juga yang diikat dengan dua buah sekrup lepaskan

pengikatnya.

2. Meimeriksa rotor dari keretakandan hangus pada logam ujung penghantar,

rasakan tegangan pegas rotor pada ujung karbon. Apabila ditemukan

beberapa kerusakan yang dapat mengganggu funggi rotor pasang rotor yang

baru.

Carbon Path

Cleaning and inspection of outside of distributor cap

ErodedTower

Inspection ofDistributor capTower

Carbon Path

Cleaning and inspection of inside of distributor cap

Crack

Replacing distributor cap

Rotor tip corroded

InsufficientRotor - Contact Spring tension

Rotor inspection

Blowing out inside of distributor capand inspection of insert terminals

Burned or eroded insert terminal

Cleaning ignition coilCleaning tower insert Inspection of carbon

rotor button

Page 19: Modul Kelistrikan

19

Align the inner lug with the notch or flat spot in

the shaft and press the rotor into place

Gambar 24.

3. Meimbersihkan rotor dengan larutan air pencuci, apabila rotor jenis resistor

bersihkan rotor dengan lap kain yang dibilas dengan larutan pembersih.

Setelah itu keringkan mempergunakan udara kompresor, periksa rotor dari

kemungkinan patah, retak, kerak karbon dan terbakar.

4. Memasang rotor pada poros distributor menurut posisi dudukannya dengan

cara menekan, pada model rotor yang lain- diikat dengan dua sekrup

sebelum mengencangkan sekrup perhatikan tanda pemasangan.

BAGIAN KETIGA : MEMBERIKSA KABEL BUSI

1. Memeriksa hubungas kabel busi dengan tonjolan tower terminal pada tutup

distributor dan hubungan rangkaian kabel ignition coil dengan terminal

secunder, semua kabel harus terpasang dengan baik pada terminalnya.

2. Memeriksa karet pembungkus tower tonjolan pada tutup distributor tonjolan

Ignition Coil dan kabel tegangan tinggi busi, semua karet dan kabel harus

menempel rapat dengan dudukannya, karet pembungkus tidak boleh kasar,

rapuh atau retak sebab kerusakan karet pembung kus akan menyebabkah air

masuk kebagian terminal lihat gambar 8.

3. Membersihkan kabel-kabel busi dengan kain bersih yang dibilas dalam air

pelarut setelah itu lap kering, periksa tahanan kabel-kabel busi, apabila

menemukan kerusakan ganti dengan yang baru.

If resistance is high when measured through the cap, test just the cable to isolate the problem.

Gambar 25.

Rotor

liner lug

Page 20: Modul Kelistrikan

20

4. Memeriksa kabel-kabel tegangan tinggi dari kerusakan pengisolasian dengan

mempergunakan alat oscilloscope, ikuti petunjuk penggunaan alat tersebut.

Apabila terjadi kerusakan bocor atau retak, terlihat bunga api loncat dari

daerah yang difcdeteksi oleh alat pemeriksa.Beberapa kabel yang mengalami

kerusakan sebaiknya diganti.

Kesimpulan dari pemeriksaan tutup distributor :

…………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

5. Memasang kabel busi dan karet pembungkus pada masing-masing

dudukankan kabel, pada kendaraan yang dilengkapi catalytic

converter, dianjurkan jangan membiarkan kabel busi dilepas lebih

lama dari keperluan untuk pengetesan perkiraan tidak lebih dari 10

menit.Pemasangan yang benar pada kabel busi diperlukan untuk

mencegah peyalaan silang. Terjadi ledakan dasyat.

BAGIAN KEEMPAT : PEMASANGAN KONTAK POINT DAN KONDENSOR

BARU

Perhatian :

Lembar kerja bagian keempat, memuat materi perkuliahan pemasangan

kontak point dan kondensor. pada distributor tanpa melepas distributor dari

blok motor.

A. Melepas platina dan kondensor dari rumah diatributor

1. Melepas kabel tegangan tinggi dari busi dan ignition coil, untuk

menghindari cacat tarik dari ujung karet pelindung terminalnya.

2. Melepas tutup rumah distributor dengan melepaskan pemegang tutup

distributor, lihat gambar no.

3. Melepaskan rotor dari dudukan poros distributor, lihat ganbar no

4. Melepaskan pelindung frekuensi radio dari distributor jika

menggunakannya, setelah itu lepaskan sambungan kabel kondensor dari

dudukan lengan platina, lihat gambar no.

Page 21: Modul Kelistrikan

21

5. Melepaskan pelat pengikat platina dari dudukannya dengan melepaskan

sekrup pengikatnya, setelah itu melepaskan pengikat jepitan kondeasor lalu

angkat platina sambil melepas lengan klem dan kondensor, lihat gambar no

6. Membersihkah kontak platina dari minyak dan kotoran yang menempel

dengan kain lap bersih. Apabila kedua titik kontak tidak sejajar, luruskan,

gunakan alat pelurus apabila memingkinkan lihat gambar no

Gambar 26. Prosedur melepaskan platina dan kondensor

B. Memasang kontak platina dan kondensor yang baru

1. Memasang kontak platina dan kondensor yang baru hindari minyak pelumas

pada tempat persentuhannya dengan membersihkan terlebih dahulu pakai

kain lap pembersih.

2. Gunakanlah tang kecil dalam usaha memasang pelat kontak platina, sehingga

sekrup penahan kontak platina dapat dipasang tepat masuk kedalam alur,

jangan lupa pelat ring plastik penyekat massa.

3. Memasang kabel ignition coil pada baut terminal, hubungkan kabel platina

kebaut termainal pasang lengan kondensor pada bagian luar rumah

distributor, sisipkan cincin pelat dan cincin pengunci lalu kencangkan mur

pengunci.

C. Menyetel Celah blok karet lengan kontak platina

1. Putar puli poros engkol dengan tangan, perguanakan kunci ring sampai nok

sejajar dengan blok karet.

1 Mur Dibuka

Baut Terminal

Kendorkan Mur Penbgunci

Lepaskan Kabel koil pengapian(warna Hitam)

Kabel Dilepas4

3

2

Page 22: Modul Kelistrikan

22

Gambar 27. Prosedur penyetelan celah block karet

2. Masukkan alat ukur feeler gauge, yang telah disiapkan deagan ketebalan

tertentu sesuai buku spesivikasi, sisipkan diantara blok karet dan nok

masukan obeng ke slot pada plat lengan kontak platina, lakukan penyetelan

dengan memutarkan pelat platina sampai kedua titik kontak berada pada

posisi akan terbuka.

3. 1akukan pengencangan terakhir terhadap kedua sekrup pada penanan kontak

platina, lalu periksa sekali lagi besarnya celah.

BAGIAN KELIMA : MELEPAS DAN MELEPAS KEMBALI DISTRIBUTOR

Kompetensi meliputi pengetahuan dan pemahaman dari seluruh sistem,

mentalitas kerja yang tinggi dapat mendukung pengetahuan dan keterampilan

sehingga menjadi kekuatan yang memungkinkan teknisi menjadi tangguh dan

REFERENSI

Apabila alat ukur feeler gauge dimasukan diantara dua titik kontak, dalaim usaha

penyetelan celah platina, maka oli minyak pelumas yang melumuri alat ukur akan

menempel pada titik kontak, hal ini akan menyebabkan tempat persentuhan kontak

platina terbakar sebelum waktunya, oleh karcna itu pergunakanlah celah blok karet

untuk menyetel celah platina.

Slot untuk Obeng Plat Platina

Skrup Penahan

Celah blok karet(0,45 mm)

Page 23: Modul Kelistrikan

23

professional, perhatikanlah unit atau sistem yang sedang anda kerjakan

sebelum melepaskan berilah tanda pekerjaan untuk menghasilkan kwalitas

dan kecepatan yang diharapkan.

A. Tahapan pertama: melepas rumah distributor dari blok silinder.

1. Melepaskan pipa karet slang vakum advance diapragma.

2. Melepaskan kabel tegangan tinggi yang menghubungkan terminal secunder

Ignition Coil dengan distributor cup.

3. Melepaskan kabel terminal negatif Ignition Coil dengan dudukan lengan contact

point, perhatikan kedudukan ring plastic penyekat massa.

4. Membuka distributor cup, pisahkan dari rumah distributor lalu simpan diatas

troley selanjutnya lepaskan busi silinder no 1.

5. Memutarkan poros engkol sesuai arah putaran motor sampai pada posisi top

silinder no1, sambil menutup lubang, dudukan dengan jari tangan sampai

tekanan udara kompresi terasa menekan keluar, yakinkankedua push rod dalam

keadaan bebas.

6. Memberi tanda pada blok silinder sesuai arah rotor, untuk memungkinkan ketika

pemasangan kembali distributor posisi rotor pada arah yang sama.

7. Melepaskan baut klem dudukan penjepit rumah distributor, setelah itu lepaskan

rumah distributor dengan menarik keatas sambil digerak-gerakan memutar.

Gambar 28. Pemberian tanda

Page 24: Modul Kelistrikan

24

B. Tahapan kedua: memasang kembali distributor.

Perhatikan tanda-tanda pemasangan yang diberikan pada saat melepas

rumah distributor memasang distributor dengaa alat dan equipment yang

tepat sesuai standard waktu yang ditetapkan, merupakan suatu penguasaan

skill yang harus dilatih untuk dikuasai oleh seorang teknisi ottototif sesuai

standar kompetensi.

1. Memeriksa paking o yang terdapat pada rumah poros distributor,tempatkan

rumah distributor pada blok silinder dengan posisi yang tepat.

Catatan: Posisi yang tepat dari rotor mengarah pada tower teminal sisi untuk

kabel tegangan tinggi busi silinder dari tutup distributor, torak pada

kondisi top dan kedua push rod dalam keadaan bebas tidak menekan.

2. Memeriksa prinsip kerja mekanisme kontak point denga memutarkan rumah

distributor sampai kontak point dapat beroperasi membuka dan menutup, setel

celah gap titik kontak dengan memakai thickness gauge sesuai spesifikasi.

3. Memasang kembali rumah distributor, yakinkan silinder no1 dalam kondisi top

kedua push rod dalam keadaan bebas. Masukan poros rumah distributor ditekan

kebawah sambil di'gerakan memutar, setelah itu periksa arah rotor pada posisi

arah yang sama ketika rumah distributor dilepaskan.

Gambar 29. Pemasangan distributor

Locating Lugand Notch

Clip

Titik Pertemuan(Lubang Oli)

Body pompa

Ujung Poros pompa

Depan

Page 25: Modul Kelistrikan

25

4. Memasang tutup distributor pada posisi yang tepat, yakinkan ujung rotor dapat

menyentuh tower terminal untuk kabel tegangan tinggi busi silinder no 1,

pasang kedua pegas pengunci clip cup distributor.

Gambar 30. Prosedur pemasangan tutup distributor

5. Menghubungkan kabel terminal primary negatip ignition coil, dengan lengan

rumah. distributor, dudukan lengan kontak point awas ingat kedudukan ring

pelastik penyekat massa.

6. Menghubungkan kabel terminal secondary Ignition Coil dengan tower terminal

tengah tutup distributor.

7. Memeriksa pipa karet selang vacum, pasang ujung satu dengan vacuum

advance diapragma ujung yang satunya dengan idle port karburator.

8. Memasang klem penjepit dudukan rumah distributor, ikat longgar dengan baut.

untuk dikeraskan setelah dilakukan penyetelan. Baut hanya dikencangkan

dengan jari sebab harus dilakukan penyetelan saat pengapian.

9. Memeriksa kembali hasil perakitan dari kermungkinan adanya komponen yang

belun terpasang atau masih longgar.

10. Menghidupkan motor dengan memutarkan kunci kontak keposisi On, stel

ignition timing, dwell angle dan periksa selang vakum apakah ketika

pembukaan pedal gas diperbesar terjadi pengajuan pengapian.

11. Apabila motor tidak dapat dihidupkan, periksa kembali posisi kabel busi pada

tutup distributor, jika ada reaksi kegagalan periksa kembali pemasangan

distributor berdasarkan procedure penempatan.

Kabel Tegangan tinggi

Elektroda rottor Tutup distributor

Locating Lug and Notch

Distributor

Page 26: Modul Kelistrikan

26

Masukan

diatas 30 mm

Flens

Blok silinder

Rotor harus menghadap busi no 2

Putar rotor 10o

Pertahankan agardistributo parallel

dengan blok silinder

Tidak boleh ada jarak antara Flens dengan Blok silinder

Gambar 31. Prosedur pemasangan distributor

Catalan : Jika ada reaksi kegagalan terladi ledakan dibagian muffler,

sebagai isyarat pemasangan kabel busi tidak sesuai firing order.

Apabila terjadi jilatan api pada karburator lakukan, penyetelan

katup.

BAGIAN KELIMA : PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN WAKTU

PENGAPIAN

Langkah Kerja :

1. Hidupkan motor sampai suhu kerja dari motor dapat dicapai.

2. Hentikan motor dengan memutar kunci kontak pada posisi off, lalu pasangkan alat

ukur tachometer dan timing light:

a. Hubungkan kabel timing light ke terminal batere lead positif dan

negatip, atu lagi klem kabel tegangan tinggi busi silinder no 1

Page 27: Modul Kelistrikan

27

b. Hubungkan kabel penerima tachometer ke terminal positif ignition coil

dan massa.

c. Tanyakan pada instruktur mengenai cara-cara penggunan timing light

atau tachometer mungkin berbeda tergantung merk pabrik.

3. Hidupkan motor lakukan putaran ldling, jika tachometer menunjukkan rpm yang

berbeda dari rpm spesicvikasi, lakukanlah penyetelan dengan memutarkan sekrup

penyetel kecepatan idling pada karburator.

a. Jika Idling terlalu tinggi mekanisme advancer akan bekerja berarti

penyetelan waktu saat pengapian tidak dapat dilakukan.

b. Sekrup penyetelan idling pada karburator berbeda – beda menurut merk

kendaraan, oleh karena itu tanyakan kepada instruktur apabila akan

melakukan penyetelan.

c. AC sebaiknya dimatikan sewaktu melakukan penyetelan putaran idling.

4. Memeriksa waktu saat pengapian menggunakan timing light.

a. Sorot tanda waktu pengapian menggunakan timing light untuk melihat

tanda alur pada pulli poros engkol, dengan tanda diblok motor. Untuk

kendaraan tertentu tanda waktu pengapian ditempatkan pada flywheel

kalau belum mengetahui tanya instruktur.

Gambar 32. Pengukuran waktu pengapian

b. Apabila tanda pembacaan kotor sehingga sulit dilakukan matikan motor.

Tanda waktu pengapian dibeersihkan dengan kain untuk pembacaan

yang lebih jelas goresan kapur tulispada tanda tersebut.

untuk silinder no 1

Page 28: Modul Kelistrikan

28

c. Jika alur pada puli poros engkol tidak tepat pada masing-masing tanda

yang tersedia tidak sesuai spesivikasi. Kendurkan baut klem distributor

sehingga dapat digeser memutar dengan mudah.

d. Sambil timing ligth menyoroti tanda saat pengapian, putar rumah

distributor sedikit demi sedikit dalam usaha meluruskan alur pada puli

poros engkol dengan tanda waktu pengapian spesivikasi.

Catatan: Jangan menyetel saat pengapian dengan memutarkan alat pemilih Oktan

e. Kencangkan dengan baik baut klem dudukan distributor periksa kembali

saat pengapian.

f. Lakukan test dwell angle dengan alat ukur dwell meter apabila besaran

dwell lebih besar darl sepesivikasi perkecil ukuran celah blok karet.

Tetapi sebaiknya jika besaran dwell lebih kecil dari spesivikasi, perbesar

ukuran celah blok karet.

Gambar 33. Dwell angel

g. Oleskan pada Cam lobe dengan gemuk stempet apabila terlalu banyak

berhamberhamburan keplatina menyebabkan keausan yang lebih cepat,

jumlah yang cocok asal mengenai blok karet saja.

h. Lakukan test, jalan untak memastikan hasil pekerjaan troubel shooting.

Tempatkan blok karet diantara puncak-puncak nok dengan jalan

memutar puli poros engkol

Page 29: Modul Kelistrikan

29

BAGAIAN KEENAM : SISTEM BAHAN BAKAR

A. POMPA BAHAN BAKAR

Gamb 6-1

1. Pompa bahan bakar2. Gasket

3. Isolator

Gamb 6-2 PEMERIKSANAAN KEKEDAPAN UDARA

Perhatian:

Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap

pompa bahan bakar, lakukan hal-hal

berikut:

1. Alirkan sedikit bahan bakar pada pompa untuk

mengetahui bahwa perapat katup terpasang

dengan baik (parapat katup yang kering

mungkin tidak merapat dengan senpurna).

2. Tanpa menutup pipa, gerakan tuas pompa dan

perhatikan besarnya tenaga yang diperlukan

untuk menggerakan pompa dan besarnya gerak

bebas lengan. Tenaga ini harus sama dengan

tenaga yang dipergunakan dalam melakukan

pemeriksaan

LenganPerapat Oli

Membran

Outlet

Katup tekan

Inlet

Kembali

Katup Isap

Lubang Angin

Page 30: Modul Kelistrikan

30

Gamb 6-3

1. Periksa katup hisap.

Tutup pipa tekan dengan jari dan

periksa bahwa gerak bebas atau gerakan

lengan tuas bertambah besar dan bahwa

lengan tuas bergerak dengan bebas (gerakan

bebas tanpa tenaga penghalang).

Gamb 6-4. 2. Periksa katup tekan.

Tutupkan pipa hisap dengan jari dan

periksa bahwa lengan terkunci (tidak

bekerja dengan tenaga yang sama dengan

tenaga waktu pemeriksaan terdahulu di

atas).

Catatan :

Jangan sekali-kali menggunakan tenaga

yang lebih besar dari tenaga yang

digunakan pada waktu pemeriksaan

pendahuluan. (hal ini berlaku untuk

pemeriksaan pada langkah 3 dan 4).

Gamb 6-5 3. Periksa memberan.

Tutup pipa hisap dan pipa tekan

kemudian periksa bahwa lengan pompa

terkunci.

— Catalan —

Jika ketiga pemeriksaan ini tidak

sesuai spesifikasi, perapat body dan bak

atas berarti rusak.

Gamb 6-6

4. Periksa perapat oli.

Tutup lubang angin dengan jari dan

periksa bahwa lengan pompa terkunci.

Terkunci

Bebas

Terkunci

Terkunci

Page 31: Modul Kelistrikan

31

SIRKUIT KARBURATOR

Gamb 6-7

1. Power piston

2. Slow jet

3. Katup solenoid

4. Breaker cuk

5. Nozel utama primer

6. Katup cuk7. Jet pompe

8. Nozel utama sekunder

9. Pemberat (discharge weight)

10. Plunyer pompa

11. Katup termostart

12. Katup jarum

13. Pelampung

14. Power valve (katup tenaga)

15. Jet utama primer

16. Power jet (jet penambah tenaga)

17. Sekrup penyetel campuran idle

18. Sumbat19. Slow port

20. Idle port

21. Katup trotel primer

22. Katup trotel sskunder

23. Katup putaran tinggi

24. Jet utama sekunder

Corong udara

1. Bongkar corong udara (Air Horn) menurut urutan seperti tampak pada gambar.

Gamb. 6.8

1.Slang & katup temostart

2.Sekrup lengan pompa

3.Penghubung pompa

4.Penghubung idle tinggi

5.Corong udara (air horn)

GUNAKAN SST (09560 -11011) UNTUK SERVIS KARBURATOR

Page 32: Modul Kelistrikan

32

3. Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar.

Gamb 6-9

Gamb 6-10

Buka dudukan katup jarum dengan

SST (09860-110111)

Gamb 6-11

Untuk membuka katup cuk, pahatlah

ujung sekrup penyetel.

— Catalan —

Ini hanya dilakukan apabila perlu

menggantikan katup cuk atau porosnya.

12. Sekrup katup13. Katup cuk14. Poros katup cuk15. Pegas pembebas katup cuk

8. Pelampung & pen pivot pelampung9. Katup Jarum10.Plunyer pompa11.Power piston & pegas

Page 33: Modul Kelistrikan

33

BODY

Bongkar komponen berikut menurut urutan aeperti pada gambar

Gamb 6-12

1. Pemberat & bola baja pompa akselerasi2. Pegas penahan pompa & bola baja3. Slow jet4. Katup power & Power jet5. Jet utama Primer

6. Jet utama sekunder7. Venturi kecil Primer8. Venturi Kecil Sekunder9. Tutup Katup termostart10.Katup Selenoid

Gamb 6-13

Baliklah karburator dan keluarkan beban

pemberat pompa A dan bola baja B

- Perhatian-

Hati-hati agar bola baja tidak hilang.

!

Page 34: Modul Kelistrikan

34

Gamb 6-14

Dengan menggunakan penjepit, keluarkan

penahan bola A dari baglan bawah

silinder pompa. Balikkan karburator dan

keluarkan bola baja B.

Gamb 6-15

Buka slow jet menggunakan

SST (09860- 11011)

Gamb 5-16

Buka katup power mengunakan

SST (09860-11011)

Gamb 6-17

Buka jet-jet utama primer dan sekunder

dan gasket

Page 35: Modul Kelistrikan

35

F l e n s

Bongkar komponen berikut menurut urutan seperti tampak pada gambar.

Gamb. 6-18

Gamb. 6 – 19

Buka sekrup penyetel campuran idle dengan

menggunakan obeng

Gamb 6-20

Buka dua baut dengan menggunakan

SST (09860-11011)

1. Sekrup penyetel campuran idle 2. Baut3. Baut saluran vakum

Page 36: Modul Kelistrikan

36

Gamb 6-21

PEMERIKSAAN

Perhatian:

1. Sebelum komponen-kornponen diperiksa,

bersihkan terlebih dahulu dengan bensin.

Dengan menggunakan udara tekan, tiupkan

semua kotoran dan benda lain dari jet dan

komponen lainnya dan dari aliran bahan bakar

serta celah-celah pada body.

2. Jangan sekali-kali membersihkan jet dan

permukaan bagian lain menggunakan kawat atau

mata bor Karena ini dapat menyebabkan

bertambah lebamya lubang serta penggunaan

bahan bakar yang lebih boros.

Gamb 6-22

Periksa komponen berikut; kalau ada yang

rusak harus diganti.

Gamb 6-23

Komponen Corong Udara (Air Horn)

1. Perhatikan bahwa power piston bergerak

dengan lembut.

2. Periksa komponen corong udara

kemungkinan retak, cacat dan aus pada

lubang poros cuk.

Gamb 6-24

Periksa pelampung dan pen pivot

kemungkinan aus atau pecah.

Page 37: Modul Kelistrikan

37

Gamb 6-25

4. Saringan: berkarat, pecah.

5. Permukaan katup jarum.

6. Dudukan katup jarum.

7. Power piston : tergores, aus berlebihan

pegas power piston patah atau bengkok.

Gamb 6-26

Katup cuk : berubah bentuk.

Poros cuk aus bengkok atau terpasang

dengan sempuma pada rumahnya.

Gamb 6-27

Komponen-komponen Body

1. Body: retak, tergores permukaan

dudukan, ulir rusak atau tersumbat.

Gamb 6-28

Venturi : cacat atau tenumbat.

Page 38: Modul Kelistrikan

38

Gamb 6-29

3. Jet: Tempat persinggungan cacat, ulir cacat

atau tersumbat atau celah untuk obeng

rusak.

4. Katup power: membuka dan menutup tidak

sempurna, tempat persinggungan dan ulir

cacat atau tersumbat.

Gamb 6-30

5. Pompa akseterasi

Pegas penahan pornpa: berubah bentuk,

berkarat.

Check Ball pompa: cacat, berkarat plunyer

pompa: aus pada bagian yang

bersinggungan, kulit berubah bentuk atau

rusak.

Gamb 6-31

Componen-komponen Flens

1. Flens: retak, tempat persinggungan dan ulir

cacat atau aus pada bantalan poros trotel.

Gamb 6-32

Katup trotel : katup aus atau berubah bentuk,

aus, bengkok, terpuntir atau gerakan yang

salah di bagian dalam poros rumah.

Page 39: Modul Kelistrikan

39

Gamb 6-33

3. Sekrup penyetel campuran idle:

Ujung bagian yang tirus atau ulir yang

cacat.

Gamb 6-34

Pengatur Posisi Trotel & Breaker Cuk

Hubungkan slang pada memberan lalu hisap.

Memberan harus bergerak. Jika tidak, harus

diganti.

Gamb 6-35

Katup Solenoid.

Periksa kerja katup solenoid. Hubungkan

kawat dengan terminal positif baterai dan

body dihubungkan dengan masa. Katup

jarum harus tertarik.

MERAKIT FLENS

Rakit komponen berikut menurut urutan seperti pada gambar.

Gamb 6-36

1. Baut Baut Saluran vakum3. Sekrup penyetel campuran idle

Page 40: Modul Kelistrikan

40

Gamb 6-37

Rakit baut saluran vakum pada posisi seperti

pada gambar.

Catalan:

Pakailah gasket yang baru.

Gamb 6-38

Kencangkan baut mengggunakan

SST (09860-11011]

Body Rakit komponen berikut menurut urutan seperti berikut

Gamb 6-39

1. Jet utama primer2. Jet utama sekunder3. Power valve & power jet4. Slow jet5. Venturi kecil primer

6. Venturi kecil sekunder7. Pegas penahan pompa & bola baja8. pemberat & bola baja9. Tutup Katup termostart10. Katup selenoid

Page 41: Modul Kelistrikan

41

Gamb 6-40

Pasang jet utama dengan gasket yang baru.

Jet primer - kuningan

Jet sekunder — Chrom

Gamb 6-41

Pasang komponen berikut seperti diperlihatkan

oleh gambar.

Slow jet

Power valve (Katup tenaga)

Gamb 6-42

Pasang bola inlet pompa, bola outlet pompa

dan pemberat (discharge weight)

- Catalan —

Ada 2 ukuran bola:

Bola besar : untuk outlet pompa

Bola kecil : untuk inlet pompa

Gamb 6-43

Tutup pemberat (discharge weight) dengan ibu

jari lalu masukkan sedikit bahan bakar

kedalam ruang pelampung. Tekan pompa

akselerasi lalu periksa apakah ada bahan bakar

yang menyembur dan nozel.

Page 42: Modul Kelistrikan

42

Corong udara (Air Horn)

Rakitlah komponen berikut menurut udara seperti tampak pada gambar.

Gamb 6-44

1. Pegas pembebas katup cuk 2. Poros katup cuk 3. Katup cuk 4. Sekrup cuk 5. Power piston & pegas 6. Katup jarum7. Pelampung & pen pivot pelampung

8. Plunyer pompa 9. Corong udara10.Tuas penghubung idle tinggi 11. Tuas penghubung pompa12. Sekrup pengatur lengan pompa 13. Slang & katup termostart

Page 43: Modul Kelistrikan

43

Gamb 6-45

Pasang katup cuk kemudian kelinglah ujung

sekrupnya.

Gamb 6-46

Pasang power piston dan pegas

Gamb 6-47

Pasang dudukan kaTup, katup jarum, pegas

dan pen pendorong secara berurutan.

Gamb 6-48

Ste! posisi pelampung

1. Usahakan agar pelampung menggantung

dengan beratnya sendiri.

2. Periksa celah antara ujung pelampung dan

corong udara menggunakan SST (09240-

00014)

Celah dalam posisi terangkat:

Serie 2K, 3K-C & '3K 6,0 mm

Serie 4K, 5K 7,5 mm

Page 44: Modul Kelistrikan

44

Gamb 6-49

- Catalan -

Pengukuran ini dilakukan tanpa ada gasket

pada body corong udara (air horn).

3. Stel celah dengan membengkokkan

pelampng di bagian A seperti pada gambar.

Gamb 6-50

Stel posisi rendah dan pelampung.

1. Angkat pelampung dan periksa celah antara

plunyer katup jarum dan ujung pelampung

dengan SST (09240 - 00020]

Celah dalam posisi rendah:

Serie 2K, 3K 0,9 mm

Serie 4K & 5K 0,6 mm

Gamb 6-51

2. Stel cetah dengan membengkokkan bagian

B dari pelampung seperti pada gambar.

Gamb 6-52

Rakit body dan corong udara dengan gasket

yang baru.

Perhatian:

1. Hati-hati jangan merusak kulit plunyer

Pompa.

2. Rakit corong udara dengan jet pompa

terpasang dengan tepat.

A

Page 45: Modul Kelistrikan

45

Gamb 6-53

PENYETELAN

Gunakan SST [09240 - 00014] dan

[0924000020] untuk penyetelan.

Gamb 6-54

1. Pembukaan katup trotel primer.

(1) Buka penuh katup trotel primer

(2) Periksa sudut pembukaan katup trotel

primer.

Sudut pembukaan: 90°

Gamb 6-55

(3) Penyetelan dilakukan dengan

membengkokkan stoper tuas trotel.

Gamb 6-56

2. Pembukaan katup trotel sekunder.

(1) Buka sepenuhnya katup trotel sekunder.

(2) Periksa sudut pembukaan katup trotel

sekunder.

Sudut pembukaan: 90°

Page 46: Modul Kelistrikan

46

Gamb 6-57

(3) Penyetelan dilakukan dengan

membengkokkan link 1 poros trotel.

Gamb 6-58

3. Idle tinggi

(1) Tutup sepenuhnya katup cuk dengan

memutar tuas poros cuk.

Gamb 6-59

(2) Pada saat ini, periksa sudut pembukaan

katup trotel primer dengan SST.

(0924000014)

Sudut idle tinggi: 26°

Gamb 6-60

(3) Stel dengan membengkokkan sekrup

senyetel A dari idle tinggi.

Perhatian:

Masih harus terdapat celah setelah

penyetelan. Pastikan bahwa, masih terdapat

sisa celah setelah

penyetalan.

Page 47: Modul Kelistrikan

47

Gamb 6-61

4. Sekrup penyetel campuran idle

(1). Kencangkan sekrup penyetel campuran

idle hingga posisi tertutup penuh,

kemudian kendorkan kembali dengan

obeng atau SST (MEE)

SST [09243 - 00020]

Kira-kira = 3 putaran

- Perhatian -

Hati-hati jangan mengencangkan sekrup

terlalu kuat, hal ini merusak ujung sekrup.

Gamb 6-62

(2) Pasangkan tutup pembatas pada sekrup

penyetel campuran idle.

(Hanya Swedia)

Gamb 6-63

5. Pompa akselerasi.

Stel langkah pompa dengan

membengkokkan bagian A seperti pada

gambar. Langkah (stroke) pompa gas:

2K.4K&5K 4,85mm

3K-C & 3K-H 3,25 mm

- Catatan -

Setelah penyetelan, jangan lupa memeriksa

tuas apakah bekerja dengan halus.

Gamb 6-64

Choke breaker

(1) Tutup penuh katup cuk-nya.

(2) Berikan vakum pada choke breaker dan

periksa celah katup cuk. Celah choke breaker:

2.22 - 2,32 mm

(0,0874-0,0913 in.)

Page 48: Modul Kelistrikan

48

Gamb 6-65

(3) Setel-lah dengan membengkokan link

penghubung A

Page 49: Modul Kelistrikan

49

MEMO