modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewPerencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan...

23
32 ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI Ahmad Rofhiudin Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta Jl. Raya Meruya Selatan No. 1 Kembangan, Jakarta Barat Email: [email protected] ABSTRAK Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama satu tahun kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level strategy, chase strategy dan mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta beberapa variable lain yang dapat dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi yang paling minim biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana produksi peramalan (forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai permintaan, mengurangi atau menambah tenaga kerja sesuai permintaan, memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan perencanaan mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat dengan chase strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk produksi paling minimum. Setelah semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung membuat jadwal induk produksi. Kata kunci : Peramalan, Perencanaan agregat, dan Jadwal Induk Produksi. ABSTRAK The background of this research is to see production planning optimally for one year planning fore uses aggregate with three methods , namely the level of strategy , chase strategy and mixed strategy. The purpose of this research is to minimize the cost of manufacturing with adapt planning at the level of production labor and supplies as well as some other variable that can be controlled so the company can choose production planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods , the object of his research that is a speedometer .The method of analysis the data used was making the production of forecasting plan by combining production level on demand , reduce or increase the labor on demand ,

Transcript of modul.mercubuana.ac.id INDUSTRI... · Web viewPerencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan...

ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI

Ahmad RofhiudinTeknik Industri Universitas Mercu Buana JakartaJl. Raya Meruya Selatan No. 1 Kembangan, Jakarta BaratEmail: [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama satu tahun kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level strategy, chase strategy dan mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta beberapa variable lain yang dapat dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi yang paling minim biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana produksi peramalan (forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai permintaan, mengurangi atau menambah tenaga kerja sesuai permintaan, memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan perencanaan mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat dengan chase strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk produksi paling minimum. Setelah semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung membuat jadwal induk produksi.

Kata kunci : Peramalan, Perencanaan agregat, dan Jadwal Induk Produksi.

ABSTRAK

The background of this research is to see production planning optimally for one year planning fore uses aggregate with three methods , namely the level of strategy , chase strategy and mixed strategy. The purpose of this research is to minimize the cost of manufacturing with adapt planning at the level of production labor and supplies as well as some other variable that can be controlled so the company can choose production planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods , the object of his research that is a speedometer .The method of analysis the data used was making the production of forecasting plan by combining production level on demand , reduce or increase the labor on demand , fluctuations in the level of supplies or combine production level with the level of demand. So researchers can do the options of planning which would most especially to the company recommended minimum cost .The result of this research sets the author of the analysis and planning strategy chosen on aggregate with chase , because the cost of production required companies to the minimum .After all the planning is chosen to be used by companies and companies to immediately make the master production schedule.

Keywords : Forecasting, Aggregate Planning, and Master Production Scheduling.

I. PENDAHULUAN

Industri manufaktur adalah kelompok perusahaan yang mengolah bahan-bahan atau bahan baku (raw material) menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi yang pada akhirnya akan mempunyai nilai tambah yang lebih besar. (Prawirosentono, 2007).Salah satu contohnya adalah industri manufaktur otomotif yang melakukan produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan manusia akan alat transportasi.

Tingginya permintaan pasar, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, berkualitas, dan sesuai dengan permintaan konsumen, tidak hanya itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor persaingan. Untuk itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar tidak kehilangan pasar. Dalam mengadakan kegiatan produksi perusahaan dituntut untuk dapat memprediksi tingkat permintaan pasar, kapasitas produksi pabrik, tempat dan biaya penyimpanan serta tenaga kerja yang diperlukan, sehingga mengefisiensikan biaya produksi dan operasi namun mengoptimalkan output produk. Untuk memenuhi hal itu perusahaan memerlukan sistem perencanaan produksi yang tepat. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka biaya produksi akan lebih efektif serta permintaan pasar dapat terpenuhi. Oleh karena itu perencanaan produksi merupakan aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan.

Beberapa faktor penting dalam perencanaan produksi adalah forecasting (peramalan) yang merupakan acuan target kapasitas produksi yang akan dicapai untuk memenuhi permintaan konsumen baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kapasitas gudang sebagai stasiun perhentian terakhir produk sebelum menuju konsumen, serta faktor – faktor lain yang mempengaruhi proses produksi. Salah satu metode untuk perencanaan produksi adalah menggunakan Perencanaan Produksi Agregat. Menurut Handoko (2000), Perencanaan Agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaian variabel – variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variabel – variabel yang dapat dikendalikan lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi adalah pernyataan suatu rencana produk dalam bentuk agregat. Perencanaan produksi merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). Empat langkah utama perencanaan produksi yaitu peramalan, pemerataan pengunaan kapasitas, menentukan alternative produksi yang layak dan mengalokasikan permintaan ke periode produksi.

2.2 Definisi Peramalan

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia.

Menurut (Elwood, 1996):

”Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik dalam bentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka historis.

2.3 Teknik Peramalan

Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

A. Metode Time Series (Deret Waktu)

Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi:

1. Metode Averaging (Rata-rata)

Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama sehingga fluktasi random data dapat direndam dengan rata-ratanya. Biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek.

Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain:

a. Simple Average

Rumus yang digunakan:

Dimana :

X bar = F= Hasil ramalan

T= Periode

Xi= Demand pada periode t

b. Simple Moving Average

Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan:

Dimana :

X bar = F= Hasil ramalan

T= Periode

Xi= Demand pada periode t

2. Metode Smoothing (Pemulusan)

Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential yang biasa disebut Exponential Smoothing.

Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan data karena tidak perlu lagi menyimpan data historis. Pengaruh besar kecilnya a berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya tidak leboh dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir. Untuk menentukan a mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan.

Rumus yang digunakan:

Dimana:= Hasil peramalan untuk periose t + 1

a= Konstsnta pemulusan

Xt= Data demand pada periode t

Ft= Periode Sebelumnya

2.4 Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah antara tiga hingga delapan belas bulan. Perencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rencana Produksi = (Permintaan Total – Inventori awal) + Inventori akhir

Tujuan perencanaan produksi agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Fleksibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada. Optimal berarti menggunakan sumber daya yang efektif dan mengeluarkan biaya seminimal mungkin.

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy dan Level Strategy.

1) Chase Strategy

Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama dengan forecast. Ciri-ciri Chase Strategy adalah :

· Memadankan tingkat produksi dengan tingkat permintaan.

· Menambah/mengurangi tenaga kerja sesuai dengan tingkat permintaan.

· Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap.

2) Level Strategy

Level Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat output, produksi, tenaga kerja yang konstan. Ciri-ciri Level Strategy adalah :

· Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.

· Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales

3) Mixed Strategy

Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan antara Chase dan Level Strategy. Ciri-ciri Mixed Strategy adalah :

· Menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan dan tetap.

· Menggabungkan dari dua metode level dan chase tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales

2.5 Jadwal Induk Produksi

Menurut Handoko (2000), suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masing-masing produk akhir dalam setiap periode waktu (biasanya minggu) untuk beberapa bulan yang akan datang. JIP merupakan rencana induk perusahaan dan telah disetujui akan mengendalikan sistem Production Planning Inventory Control (PPIC). Bagaimanapun juga, hal ini dapat diubah secara periodik untuk mencerminkan pesanan-pesanan baru atau ramalan-ramalan baru dengan berjalannya waktu.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penulisan

Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang Banten. Metode penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dalam mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu Data Primer dan Data Sekunder. Setelah data yang diperlukan terkumpul kemudian dilakukan perencanaan produksi agregat, pengolahan data dengan menggunakan metode Chase Strategy, Level Strategy dan Mixed Strategy.

3.2 Skema Penelitian

(Customer Demand(Actual)ForecastWeight Moving AverageExponential SmoothingMoving AveragePerencanaan Produksi(Agregat Planning)Chase StrategyMixed StrategyLevel StrategyJadwal Induk Produksi(Master Production Schedule)Skema 2Skema 1) (Gambar 1. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat)Dalam penelitian ini, penulis membuat skema penelitian agar lebih mudah dimengerti. Untuk skemanya adalah sbb :

(Gambar 2. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat) (Agregat PlanningChase StrategyMixed StrategyLevel StrategyKapasitasInventoryManufakturMaterialMan PowerPurchasingInv. CostTotal BiayaPilih Strategy dengan Biaya Paling MinimumSkema 2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Rencana Produksi

Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik – baiknya, agar menghasilkan laba. Produksi yang modern bersifat kompleks, baik secar teknologi maupun administratif, oleh karena itu harus direncanakan dengan teliti untuk memperhitungkan keterbatasan yang mungkin ada.

Rencana Produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga secara umum formula untuk rencana total adalah:

Plan Produksi = {(Total Demand – Inventori awal) + Inventori akhir}.............(1)

Maka rencana produksi tahun 2015 pada PT. INS dapat dihitung sebagai berikut:

Tabel 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015

Speedometer

Tipe W

Tipe X

Tipe Y

Tipe Z

TOTAL

Total Permintaan

2.661.897 unit

1.532.097 unit

212.235 unit

5.474 unit

4.411.702 unit

Inventory Awal

34.478 unit

27.664 unit

5.906 unit

1.721 unit

69.769 unit

Inventory Akhir

36.572 unit

14.956 unit

3.801 unit

1.721 unit

57.050 unit

Rencana Produksi

2.663.991 unit

1.519.389 unit

210.132 unit

5.474 unit

4.398.986 unit

Sumber : Data forecast hasil (POM) PT.Indonesia Nippon Seiki 2014

32

Keterangan:

Total permintaan : Didapatkan dari total rencana produksi (forecast)

Inventory awal : Diperoleh dari data stock awal bulan Maret 2015

Inventory akhir : Diperoleh dari data stock akhir bulan Maret 2015

Rencana produksi : Rumus diatas

Type speedometer ditentukan berdasarkan nama dari customer diatas

4.2 Prakiraan (Forecasting)

Merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan (Heizer dan Render, 2005). Pada PT. INS menggunakan horizon waktu perkiraan jangka menengah yaitu satu sampai lima tahun. Untuk pendekatan dalam prakiraan, PT. INS menggunakan metode kulitatif dengan tinjauan permintaan pasar (sales force compoite), maksud dari metode ini adalah setiap tenaga penjualanan pada PT. INS yang melakukannya adalah pihak kedua/customer dalam meramalkan berapa jumlah penjualan yang bisa dilakukan pada perusahaan customer dan pesanan ditujukan ke pada PT. INS untuk dibuatnya forecasting oleh PPC pada Tabel 1 dan Tabel 2 hasil perbandingan dari 3 metode time series.

Error

MAD

MAPE

Moving Average

-18.147

491.935

10%

Weight Moving Average

17.418

463.448

12%

Exponential Smoothing

223.346

757.134

20%

Tabel 2. Hasil Perbandingan Forecasting 3 Metode

Tabel 3. Hasil Forecast 2015 Menggunakan Software POM QM Metode Moving Average

Month

Demand(y)

Forecast

Error

|Error|

Error^2

|% Error|

January

389422

February

412499

March

497558

April

507874

433159.7

74714.3

74714.3

5582228000

0.1

May

516300

472643.7

43656.3

43656.3

1905876000

0

June

513921

507244

6677

6677

44582330

0

July

524250

512698.3

11551.7

11551.7

133440800

0

August

572724

518157

54567

54567

2977558000

0

September

361554

536965

-175411

175411

30769020000

0.5

October

521212

486176

35036

35036

1227521000

0

November

495720

485163.3

10556.7

10556.7

111443600

0

December

379730

459495.3

-79765.3

79765.3

6362510000

0.2

TOTALS

5692764

-18417.3

491935.3

49114180000

1.1

AVERAGE

474397

-2046.4

54659.5

5457132000

0.1

Next period

465554

(Bias)

(MAD)

(MSE)

(MAPE)

Std err

83763.4

Table 1. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015

Bulan

UNIT SPEEDOMETER ASSY ANALOG DAN DIGITAL

Type W

Tipe X

Tipe Y

Tipe Z

Total

April

250227

159779.3

21461.67

1691.67

433159.64

Mei

277111.7

172345.7

22308.67

877.67

472643.74

Juni

304492.3

178666

23787

298.67

507243.97

Juli

309288

178608.3

24247

555

512698.3

Agustus

315852.7

177826

23900

578.33

518157.03

September

326971.3

183466.3

25906

621.33

536964.93

Oktober

296785.3

164716

24326.33

348.33

486175.96

Nopember

298035.3

162574.7

24287.33

266

485163.33

Desember

283133.3

154114.3

22010.67

237

459495.27

Sumber: Data forecast PT. Indonesia Nippon Seiki Tahun 2015

Ket: tipe speedometer dari customer yang diproduksi pada mesin & peralatan yang sama

Tipe W: KV, KY, KW, KX, dan KM

Tipe X: XA,XB,XC, dan XD

Tipe Y: S1, S2, dan S3

Tipe Z: C123, C122, dan C121

4.3 Perencanaan Agregat

Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC.

dB= Σ(d).............................................................................................(2)

dB= demand produk/bulan

d= demand masing – masing jenis produk/bulan(d) April= (Tipe W + Tipe X + Tipe Y + Tipe Z)

= (250.227 + 159.779 + 21462 + 1692)

= 433.160 unit Speedometer

Tabel 4. Demand PT. INS Periode Apr - Dec 2015

Bulan

Jumlah Permintaan

Bulan

Jumlah Permintaan

April

433.160

September

536.965

Mei

472.644

Oktober

486.176

Juni

507.244

Nopember

485.163

Juli

512.698

Desember

495.495

Agustus

518.157

Rata-rata

490.189

Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

KOP= Rata – rata (ΣKOT).………...…............................................…(5)

KOP= Kapasitas produksi optimal pekerja

KOT= kapasitas produksi tenaga kerja/bulan

Tabel 5. Kapasitas Produksi Speedometer PT. INS

Lini Produksi

Kapasitas/Jam

Man Power

Lini Produksi

Kapasitas/Jam

Man Power

SA1

218 Unit

22

SA6

100 Unit

17

SA2

212 Unit

22

SA7

212 Unit

22

SA3

212 Unit

22

SD1

168 Unit

8

SA4

218 Unit

22

SD2

93 Unit

8

SA5

212 Unit

22

SD3

106 Unit

9

Tabel 6. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang

No

Keterangan

Harga satuan (Rp)

Jumlah Hari Kerja

Jumlah objek

Σ Biaya (Rp)

1

Upah tenaga kerja

2,020,000

264

24

183,636.36

2

Pembelian air minum galon

17,000

264

16

1,030.30

3

Neon philip 100 watt

79,000

264

65

19,450.76

4

Komputer scan barang

1,700,000

264

2

12,878.79

5

Iuran listrik

1,050,000

264

5

19,886.36

TOTAL

236,882.58

Asumsi Satu Tahun

19,740.21

Asumsi 12 Lokasi Storage

1,645.02

4.4 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy

1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah –ubah

Ciri strategi ini:

· Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.

· Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads.

Tabel 7. Kapasitas Penyimpanan Perbulan Level Strategy

INVENTORY AKHIR (unit)

Apr

126.799

Aug

76.812

Mei

144.344

Sep

30.036

Jun

127.289

Okt

34.049

Jul

104.780

Nop

39.075

Des

69.769

Maka biaya penyimpanan adalah:

April= 126.799 unit x Rp 1.645,-

= Rp 208.584.355,-

Tabel 8. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember 2015

Bulan

Biaya Penyimpanan (Rp)

Bulan

Biaya Penyimpanan (Rp)

Mei

237,445,880

September

49,409,220

Juni

209,390,405

Oktober

56,010,605

Juli

17,236,310

November

64,278,375

Agustus

126,355,740

Desember

114,770,005

Tabel 9. Perhitungan Biaya Level Strategi Periode Apr - Dec 2015

Bulan

Dalam Rupiah (Rp)

Reguler

Biaya Inventory

Total Cost

April

523,180,000

208,584,355

731,764,355

Mei

523,180,000

237,445,880

760,625,880

Juni

523,180,000

209,390,405

732,570,405

Juli

523,180,000

17,236,310

540,416,310

Agustus

523,180,000

126,355,740

649,535,740

September

523,180,000

49,409,220

572,589,220

Oktober

523,180,000

56,010,605

579,190,605

Nopember

523,180,000

64,278,375

587,458,375

Desember

523,180,000

114,770,005

637,950,005

Total Cost

5,792,100,895

Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.792.100.895,-

2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi ini:

· Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order

· Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan

Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic. Namun perbedaan ada pada jumlah kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, Inventori akhir dan total biaya perencanaan.

Tabel 10. Jumlah TK Chase Strategi Periode Apr - Dec 2015

Bulan

Σ Tenaga kerja

Bulan

Σ Tenaga kerja

Mei

250

September

284

Juni

268

Oktober

257

Juli

271

November

256

Agustus

274

Desember

243

· perhitungan biaya pada Chase Strategic:

1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan.

Biaya Tenaga Kerja= TK x Gaji Pokok karyawan…………….….......(6)

Biaya TK bulan April = 229orang x Rp 2.020.000,- = Rp 462.580.000,-

Berdasarkan perhitungan diatas, biaya tenaga kerja dengan metode Chase startegic dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini:

Tabel 11. Biaya TK Chase Strategi Periode Apr-Dec 2015

Bulan

Σ Tenaga kerja

Bulan

Σ Tenaga kerja

Mei

Rp 505.000.000

September

Rp 573.680.000

Juni

Rp 541.360.000

Oktober

Rp 519.140.000

Juli

Rp 547.420.000

November

Rp 517.120.000

Agustus

Rp 553.480.000

Desember

Rp 490.860.000

2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik.

(Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan………...……...........(7)

Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik buffer stock, maka biaya penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya, yaitu :

Inv = 69.769 x Rp 1.645,- = Rp. 114.770.005,-

Maka total biaya penyimpanan pada periode April – Desember adalah:

Rp. 114.770.005,- x 9 = Rp. 1.032.930.045,-

Tabel 12. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015

Bulan

Dalam Rupiah

Reguler

Biaya Inventory

Total Cost

April

462,580,000

114,770,005

577,350,005

Mei

505,000,000

114,770,005

619,770,005

Juni

541,360,000

114,770,005

656,130,005

Juli

547,420,000

114,770,005

662,190,005

Agustus

553,480,000

114,770,005

668,250,005

September

573,680,000

114,770,005

688,450,005

Oktober

519,140,000

114,770,005

633,910,005

Nopember

517,120,000

114,770,005

631,890,005

Desember

490,860,000

114,770,005

605,630,005

Total Cost

5,743,570,045

Berdasarkan perhitungan Chase Strategi pada Lampiran dan Tabel 12, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Case Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp. 5.743.570.045,-

3. Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Case Stategic.Ciri strategi ini:

· Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di tetapkan

· Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan

Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor – faktor tertentu.

Rprod = (Rata – rata dB periode I) + (Rata – rata dB periode II)+dst................(3)

Rprod (3 bulanan) maka dapat di hitung sebagai berikut:

Periode April – Juni= ()

= 471.016

Periode Juli – September = ()

= 522.607

Periode Oktober – Desember = ()

= 476.945

Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

TK = …………………….........…….....................................…(4)

TK April – Juni= = 249 orang

TK Juli – September= = 276orang

TK Oktober- Desember= = 252orang

Maka berdasarkan perhitunganMix strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April – Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran.

Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan.

Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan…………....(5)

Biaya TK bulan April – Juni= 249 orang x Rp 2.020.000

= Rp 502.980.000,-

Biaya TK bulan Juli – Sept= 276 orang x Rp 2.020.000

= Rp 557.520.000,-

Biaya TK bulan Okt – Des= 252 orang x Rp 2.020.000

= Rp 509.040.000,-

Tabel 13. Biaya Penyimapan Mixed Strategi Periode Apr - Dec 2015

Bulan

Biaya Penyimpanan (Rp)

Bulan

Biaya Penyimpanan (Rp)

Mei

174,366,710

September

114,768,360

Juni

114,771,650

Oktober

99,583,365

Juli

131,070,310

November

86,064,755

Agustus

138,388,915

Desember

114,770,005

Tabel 14. Perhitungan Biaya Mixed Strategi periode April-Des 2015

Bulan

Dalam Rupiah

Reguler

Biaya Inventory

Total Cost

April

502,980,000

177,044,770

680,024,770

Mei

502,980,000

174,366,710

677,346,710

Juni

502,980,000

114,771,650

617,751,650

Juli

557,520,000

131,070,310

688,590,310

Agustus

557,520,000

138,388,915

695,908,915

September

557,520,000

114,768,360

672,288,360

Oktober

509,040,000

99,583,365

608,623,365

Nopember

509,040,000

86,064,755

595,104,755

Desember

509,040,000

114,770,005

623,810,005

Total Cost

5,859,448,840

Berdasarkan perhitungan Mix Strategi data pada Lampiran dan Tabel 14 diatas, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Mix Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.859.448.840,-

4.5 Analisa Biaya Masing-masing Strategi

Perbandingan biaya hasil perhitungan masing – masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 16 berikut ini:

Tabel 15. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi

Metode

Level Strategic

Chase Strategic

Mixed Strategic

Biaya Tenaga Kerja (Rp)

4,708,620,000

4,710,640,000

4,708,620,000

Biaya Penyimpanan (Rp)

1,083,480,895

1,032,930,045

1,150,828,840

Total Biaya (Rp)

5,792,100,895

5,743,570,045

5,859,448,840

4.6Analisa Hasil Masing-masing Strategi

Perbandingan hasil perhitungan masing – masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 17 berikut ini:

Tabel 16. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat

Metode

Level Strategic

Chase Strategic

Mix Strategic

Total Biaya

Rp. 5.792.100.895,-

Rp. 5.743.570.045,-

Rp. 5.859.448.840,-

Tingkat Produksi

Tetap

Fluktuatif

Tetap dalam beberapa periode dan fluktuatif

Tingkatan Biaya

Kedua

Pertama

Ketiga

Hasil

· Biaya lebih rendang dari metode chase

· Membatasi permintaan pasar

· Biaya Rendah

· Tidak membatasi permintaan

· Biaya Tinggi

· Tidak membatasi permintaan

Bahwa dalam Perencanaan Agregat periode April – Desember 2015 pada PT. INS metode yang memiliki biaya produksi paling minim adalah Chase dan Level strategi. Maka metode yang paling baik untuk diterapkan adalah Chase strategic karena memiliki biaya lebih kecil di bandingkan Level Strategic.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan perhitungan Perencanaan Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki menggunakan metode Chase, Level dan Mixed Strategy dengan metode peramalan penjualan yang mendapatkan error terkecil dan grafik ramalan penjualanyang paling responsive adalah metode deret berkala (time series methode), yaitu Moving Average. Maka diperoleh hasil biaya yang paling minimum yaitu Chase Strategy sebesar Rp. Rp. 5.743.570.045,-Sehingga perusahaan bisa menentukan dan memilih perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan optimal serta dapat mempertimbangkan biaya yang paling minim.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

· Dari hasil perencanaan produksi yang telah dibuat hendaknya perusahaan menerapkan sistem perencanaan produksi agregat satu tahun kedepan. Sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan yang optimal dan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena perencanaan produksi yang digunakan oleh perusahaan masih berdasarkan pengalaman atau histori.

· Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya berkaitan dengan subjek penelitian yang terbatas pada divisi Production Planning & Inventory Control. Penulis menyarankan melakukan penelitian lebih lanjut pada bagian Purchasing untuk menentukan Kebutuhan Material (Material Requrement Planning) yang akan di produksi dan perencanaan Jadwal Induk Produksi yang lebih mendetail.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Buffa, Elwood S dan Sarin, Rakesh K.1996. Manajemen Operasi & Produksi Modern. Ed ke-8. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kusumah, Hendra.1999. Manajemen Produksi. Ed ke-3. Yogyakarta: Andi.

Makridakis. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Bina Aksara.

Ma’arif, M.S. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Operasi (edisi 3). Jakarta: Grasindo.

3

244

.

507

644

.

472

160

.

433

+

+

3

965

.

536

157

.

518

698

.

512

+

+

3

495

.

459

163

.

485

176

.

486

+

+

KOp

dB

1.892

471.016

1.892

522.607

1.892

476.945