MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share...

39
MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor merupakan materi yang sangat penting dalam Matematika dan Statistika. Untuk membangun ruang vektor, diperlukan pengetahuan tentang sistem bilangan seperti, bilangan real atau bilangan Kompleks, beserta operasi penjumlahan dan perkalian dari bilangan tersebut. Walaupun namanya ruang vektor, tidak berarti obyek-obyek dari ruang tersebut berupa vektor dalam arti yang sebenarnya, tetapi obyek tersebut dapat berperan sebagai vektor asalkan memenuhi sifat dari ruang vektor. Berikut diberikan definisi ruang vektor atas bilangan real R. Definisi 3.1 ( Ruang Vektor ) Diberikan ruang V yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan (+) dan perkalian (.) dengan skalar atas bilangan real R. Selanjutnya misalkan u, v, w V dan , merupakan skalar-skalar dalam R. Ruang V disebut ruang vektor atas bilangan real R, jika memenuhi : A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat : A1. u + v V. ( Tertutup terhadap penjumlahan ) A2. u + v = v + u. ( Komutatif terhadap penjumlahan ) A3. ( u + v ) + w = u + ( v + w ). ( Assosiatif dengan penjumlahan ) A4. Untuk setiap u V terdapat 0 V, sehingga : 0 + u = u + 0. ( Ada elemen netral ) A5. Untuk setiap u V terdapat -u V, sehingga : u + (-u) = (-u) + u = 0. ( Ada invest ) B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat : B1. u V. ( Tertutup terhadap perkalian dengan skalar) B2. (u + v ) = u + v. B3. ( + ) u = u + u. B4. (u) = ()u. B5. 1u = u. Berikut ini diberikan contoh-contoh ruang vektor atas bilangan real R.

Transcript of MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share...

Page 1: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

MODUL III

RUANG VEKTOR

3.1. Ruang Vektor

Ruang vektor merupakan materi yang sangat penting dalam Matematika dan

Statistika. Untuk membangun ruang vektor, diperlukan pengetahuan tentang sistem

bilangan seperti, bilangan real atau bilangan Kompleks, beserta operasi penjumlahan

dan perkalian dari bilangan tersebut. Walaupun namanya ruang vektor, tidak berarti

obyek-obyek dari ruang tersebut berupa vektor dalam arti yang sebenarnya, tetapi

obyek tersebut dapat berperan sebagai vektor asalkan memenuhi sifat dari ruang

vektor. Berikut diberikan definisi ruang vektor atas bilangan real R.

Definisi 3.1 ( Ruang Vektor )

Diberikan ruang V yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan (+) dan perkalian (.)

dengan skalar atas bilangan real R. Selanjutnya misalkan u, v, w V dan ,

merupakan skalar-skalar dalam R. Ruang V disebut ruang vektor atas bilangan real

R, jika memenuhi :

A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :

A1. u + v V. ( Tertutup terhadap penjumlahan )

A2. u + v = v + u. ( Komutatif terhadap penjumlahan )

A3. ( u + v ) + w = u + ( v + w ). ( Assosiatif dengan penjumlahan )

A4. Untuk setiap u V terdapat 0 V, sehingga :

0 + u = u + 0. ( Ada elemen netral )

A5. Untuk setiap u V terdapat -u V, sehingga :

u + (-u) = (-u) + u = 0. ( Ada invest )

B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :

B1. u V. ( Tertutup terhadap perkalian dengan skalar)

B2. (u + v ) = u + v.

B3. ( + ) u = u + u.

B4. (u) = ()u.

B5. 1u = u.

Berikut ini diberikan contoh-contoh ruang vektor atas bilangan real R.

Page 2: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

44

Contoh 3.1

Diberikan vektor-vektor u, v R2 = RxR = { (a,b) ; a R dan b R }.

Penjumlahan dan perkalian dengan skalar didefinisikan sebagai berikut :

u + v = (a, b) + (c, d) = (a+c, b+d), dan

u = (a, b), R.

Perlihatkan bahwa R2 dengan operasi di atas merupakan ruang vektor atas bilangan

real R.

Jawab :

Untuk memperlihatkan R2 merupakan ruang vektor, diselidiki semua sifat A1–A5

dan B1–B5. Ambil sembarang u, v, w R2 dan skalar , R, maka u, v, w dapat

disajikan menjadi :

u = (a, b), v = (c, d), dan w = (e, f),

dengan a, b, c, d, e, f R.

A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :

A1. u + v = (a+c, b+d) R2.

Sebab a, b, c, d R maka a + c R, dan b + d R.

A2. u + v = (a+c, b+d)

= (c+a, d+b). ( penjumlahan bilangan real komutatif )

= (c, d) + (a, b)

= v + u.

A3. ( u + v ) + w = (a+c, b+d) + (e, f)

= ((a+c)+e, (b+d)+f)

= (a+(c+e),b+(d+f)). (penjumlahan assosiatif)

= (a,b) + (c+e, d+f)

= u + ( v + w ).

A4. Untuk setiap u R2 terdapat 0 = (0,0) R

2, sehingga :

0 + u = (0,0) + (a, b) = (a,b) = u

u + 0 = (a, b) + (0,0) = (a,b) = u

A5. Untuk setiap u R2 terdapat -u = (-a, -b) R

2, sehingga :

u + (-u) = (a,b) + (-a,-b)

= (a+(-a), b+(-b))

= (0, 0)

Page 3: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

45

= 0 R2.

(-u) + u = (-a, -b) + (a, b)

= (-a+a, -b+b)

= (0, 0)

= 0 R2.

B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :

B1. u = (a, b) = (a, b) R2.

Sebab : R, dan a,b R maka a R, dan b R.

B2. (u + v ) = (a+c, b+d)

= (a+c, b+d)

= (a, b) + ( c, d)

= (a,b) + (c,d)

= u + v.

B3. ( + ) u = ( + ) (a, b)

= (( + )a, ( + )b)

= (a + a, b + b)

= (a, b) + (a, b)

= (a, b) + (a, b)

= u + u.

B4. (u) = (a, b) = ((a), (b))

= (()a, ()b)= ()(a, b)

= ()u.

B5. 1u = 1(a,b) = (1a, 1b) = (a,b) = u.

Karena syarat A1–A5 dan B1–B5 dipenuhi maka ruang R2 merupakan ruang

vektor atas bilangan real R.

Contoh 3.2

Diberikan vektor u, v Rn = { (a1,a2,…,an) ; aj R, j=1,2,…,n }.

Didefinisikan penjumlahan dan perkalian dengan skalar sebagai berikut :

u + v = (a1,a2,…,an) + (b1,b2,…,bn)

= (a1+b1, a2+b2,…, an+bn), aj R, bj R, j=1,2,…,n dan

u = (a1, a2,…,an), R.

Page 4: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

46

Perlihatkan bahwa Rn dengan operasi-operasi di atas merupakan ruang vektor atas

bilangan real R.

Jawab :

Soal ini merupakan generalisasi dari Contoh 3.1, sehingga penyelesaiannya serupa

dengan contoh tersebut. Coba anda selesaikan sebagai latihan.

Contoh 3.3

Diberikan ruang R(f) yang menyatakan himpunan semua fungsi f pada garis real R.

Untuk setiap f, g R(f) dan skalar R, operasi penjumlahan dan perkalian dengan

skalar, mengikuti :

f+g = (f+g)(x) = f(x)+g(x), dan

f = (f)(x) = f(x), x R.

Apakah R(f) merupakan ruang vektor atas bilangan real R ?.

Jawab :

Untuk memperlihatkan R(f) merupakan ruang vektor, haruslah memenuhi semua

sifat A1-A5 dan B1-B5. Ambil sembarang f,g,h R(f), dan skalar , R maka

f, g, h dapat dinyatakan menjadi :

f = f(x) R, g = g(x) R, dan h = h(x) R, x R.

A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :

A1. f + g = (f+g)(x) = f(x)+ g(x) R(f).

Sebab f(x) R, dan g(x) R, maka f(x) + g(x) R.

B2. f + g = (f+g)(x)

= f(x)+ g(x)

= g(x)+ f(x) ( penjumlahan bilangan real komutatif )

= (g+f)(x)

= g + f.

B3. (f + g) + h = ((f+g) + h )(x)

= (f+g)(x) + h(x)

= (f(x)+g(x)) + h(x)

= f(x)+ (g(x)+ h(x)) (penjumlahan bilangan real assosiatif)

= (f + (g+h))(x)

= f + (g + h)

A4. Untuk setiap f R(f) terdapat 0 = 0(x) R(f), sehingga :

Page 5: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

47

0 + f = (0+f)(x) = 0(x)+ f(x) = f(x) = f.

f + 0 = (f+0)(x) = f(x)+ 0(x) = f(x) = f.

A5. Untuk setiap f R(f) terdapat -f = -f(x) R(f), sehingga :

f + (-f) = (f +(-f))(x)

= f(x) + -f(x)

= 0(x) R(f).

(-f) + f = ((-f) + f)(x)

= -f(x) + f(x)

= 0(x) R(f).

B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :

B1. f = (f)(x) = f(x) R(f). Sebab , f(x) R maka f(x) R

B2. (f + g ) = ((f+g))(x)

= (f+g)(x)

= (f(x) + g(x))

= f(x) + g(x)

= (f)(x) + (g)(x)

= (f + g)(x)

= f + g.

B3. ( + ) f = (( + ) f)(x)

= ( + )f(x)

= f(x) + f(x)

= (f)(x) + (f)(x)

= (f + f)(x)

= f + f.

B4. (f) = ((f))(x)

= ((f)(x))

= (f(x))

= ()f(x)

= ()f.

B5. 1u = (1f)(x) = 1f(x) = f(x) = f.

Page 6: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

48

Karena syarat A1–A5 dan B1–B5 dipenuhi maka ruang R(f) merupakan ruang

vektor atas bilangan real R.

Contoh 3.4

Diberikan ruang M2x2(D) dengan :

M2x2(D) = { Matriks berukuran 2x2, berbentuk

b

a

0

0, dengan a, b R}.

Operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar mengikuti operasi penjumlahan

dan perkalian dengan skalar pada matriks. Apakah M2x2(D) merupakan ruang vektor

atas bilangan real R?

Jawab :

Untuk memperlihatkan M2x2(D) merupakan ruang vektor, diselidiki semua sifat dari

ruang vektor. Ambil sembarang u, v, w M2x2(D) dan skalar , R maka u, v,

w dapat ditulis menjadi :

u =

b

a

0

0, v =

d

c

0

0, dan w =

f

e

0

0, dengan a, b, c, d, e, f R.

A. Terhadap operasi penjumlahan :

A1. u + v =

b

a

0

0+

d

c

0

0 =

db

ca

0

0 M2x2(D).

Sebab a, b, c, d R maka a + c R, dan b + d R.

A2. u + v =

db

ca

0

0

=

bd

ac

0

0 ( penjumlahan bilangan real komutatif )

=

d

c

0

0 +

b

a

0

0

= v + u.

A3. ( u + v ) + w =

db

ca

0

0 +

f

e

0

0

=

fdb

eca

)(0

0)(

Page 7: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

49

=

)(0

0)(

fdb

eca (penjumlahan assosiatif)

=

b

a

0

0 +

fd

ec

0

0

= u + ( v + w ).

A4. Untuk setiap u M2x2(D) terdapat 0 =

00

00 M2x2(D), sehingga

0 + u =

00

00 +

b

a

0

0 =

b

a

0

0 = u.

u + 0 =

b

a

0

0 +

00

00 =

b

a

0

0 = u.

A5. Untuk u M2x2(D), terdapat -u =

b

a

0

0 M2x2(D), sehingga :

u + (-u) =

b

a

0

0 +

b

a

0

0

=

)(0

0)(

bb

aa

=

00

00

= 0 M2x2(D).

(-u) + u =

b

a

0

0+

b

a

0

0

=

bb

aa

)(0

0)(

=

00

00

= 0 M2x2(D).

B. Terhadap operasi perkalian dengan skalar, bersifat :

B1. u =

b

a

0

0 =

b

a

0

0 M2x2(D).

Sebab : R, dan a,b R maka a R, dan b R.

Page 8: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

50

b2. (u + v ) =

db

ca

0

0

=

)(0

0)(

db

ca

=

db

ca

0

0

=

b

a

0

0 +

d

c

0

0

=

b

a

0

0 +

d

c

0

0

= u + v.

B3. ( + ) u = ( + )

b

a

0

0

=

b

a

)(0

0)(

=

bb

aa

0

0

=

b

a

0

0 +

b

a

0

0

=

b

a

0

0 +

b

a

0

0

= u + u.

B4. (u) =

b

a

0

0

=

)(0

0)(

b

a

=

b

a

)(0

0)(

= ()

b

a

0

0

Page 9: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

51

= ()u.

B5. 1u = 1

b

a

0

0 =

b

a

.10

0.1 =

b

a

0

0 = u.

Karena syarat A1–A5 dan B1–B5 dipenuhi maka ruang :

M2x2(D) = { Matriks berukuran 2x2, berbentuk

b

a

0

0, dengan a, b R }

Dengan operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar yang berlaku pada matriks

merupakan ruang vektor atas bilangan real R.

Jika anda perhatikan Contoh 3.1 sampai dengan Contoh 3.4, anda akan melihat

bahwa ruang-ruang vektor tersebut, semuanya merupakan ruang vektor atas bilangan

real R. Pada dasarnya, ruang vektor tidak selalu atas bilangan real R, tetapi ada juga

ruang vektor atas bilangan Kompleks C. Namun tidak akan disajikan pada modul ini.

Mungkin anda bertanya bahwa, apakah semua ruang dengan operasi

penjumlahan dan perkalian dengan skalar merupakan ruang vektor?. Jawabannya

adalah tidak. Apabila ruang yang diberikan dengan operasi penjumlahan dan

perkalian dengan skalar, tidak memenuhi salah satu dari sifat A1–A5 atau B1–B5,

maka ruang tersebut bukanlah ruang vektor. Berikut diberikan beberapa contoh ruang

yang bukan ruang vektor atas bilangan real R.

Contoh 3.5

Diberikan ruang R2+

dengan :

R2+

= { (x,y) R2 ; x 0, y 0, x R, y R },

yaitu himpunan semua pasangan berurutan (x,y) yang terletak pada kuadran pertama.

Selanjutnya operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar mengikuti operasi

penjumlahan dan perkalian pada ruang R2. Apakah R

2+ ruang vektor atas bilangan

real R?.

Jawab :

Ruang R2+

bukan ruang vektor atas bilangan real R, karena syarat B-1 tidak dipenuhi.

Ambil sembarang u R2+

, maka u dapat dinyatakan menjadi :

u = (x,y) R2, dengan x R, y R dan x 0, y 0.

Diberikan skalar - R, >0, maka :

-u = (-x, -y) R2+

,

Page 10: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

52

sebab -x 0, dan -y 0, untuk x 0, y0.

Contoh 3.6

Diberikan ruang M2x2(D*) dengan :

M2x2(D*) = { Matriks berukuran 2x2, berbentuk

b

a

1

1, dengan a,b R}.

Operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar mengikuti operasi penjumlahan

dan perkalian dengan skalar yang ada pada matriks. Apakah M2x2(D*) merupakan

ruang vektor atas bilangan real R?

Jawab :

Ruang M2x2(D*) bukan ruang vektor atas bilangan real R, karena syarat A1 tidak

dipenuhi. Ambil sembarang u, v M2x2(D*), maka u dapat dinyatakan menjadi :

u =

b

a

1

1, v =

d

c

1

1, dengan a, b, c, d R.

u + v =

b

a

1

1 +

d

c

1

1 =

dc

ca

2

2 M2x2(D*).

Dalam banyak persoalan praktis yang menyangkut ruang vektor, sering

diperhatikan ruang-ruang lain yang merupakan bagian dari ruang vektor tersebut,

yaitu subruang (ruang bagian). Himpunan W yang merupakan himpunan bagian dari

ruang vektor V dikatakan subruang V jika W adalah ruang vektor atas operasi

penjumlahan dan perkalian dengan skalar yang didefinisikan pada ruang vektor V.

Anda telah mengetahui dengan baik bahwa untuk memperlihatkan suatu ruang

merupakan ruang vektor, haruslah memenuhi syarat A1-A5 dan B1-B5. Jika anda

ikuti prosedur tersebut secara detail satu persatu, maka akan melibatkan pekerjaan

yang cukup panjang dan kurang praktis. Berikut diberikan suatu teorema untuk

memperlihatkan ruang W merupakan subruang dari ruang vektor V atas bilangan real

R.

Teorema 3.1 ( Subruang )

Jika V ruang vektor dan W himpunan bagian dari V, maka ruang W merupakan

subruang dari V, jika berlaku :

(i). (u,v W) ( u+v W ). ( tertutup terhadap penjumlahan ).

Page 11: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

53

(ii). ( R, u W) (u W ). (tertutup terhadap perkalian skalar).

Contoh 3.7

Diberikan ruang R(f[a,b]), dengan :

R(f[a,b]) = { f ; f fungsi bernilai real pada interval [a,b], a,b R }.

Operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar diberikan oleh :

f + g = (f+g)(x) = f(x) + g(x), dan

f = (f)(x) = f(x), x R.

Selanjutnya diberikan ruang :

C[a,b] = { f ; f fungsi kontinu pada interval [a,b], a,b R }.

Apakan ruang C[a,b] merupakan subruang dari ruang vektor R(f[a,b]).?

Jawab :

Kita telah menunjukkan R(f[a,b]) dengan operasi-operasi yang diberikan merupakan

ruang vektor atas bilangan real (lihat Contoh 3.3). Ruang C[a,b] merupakan subruang

dari R(f[a,b]), sebab :

(i). Ambil sembarang f,g C[a,b] maka :

f = f(x), dan g = g(x) fungsi-fungsi kontinu pada interval

[a,b]. Akibatnya :

f+g = (f+g)(x) = f(x) + g(x) C[a,b].

Sebab penjumlahan dua fungsi yang masing-masing kontinu adalah kontinu.

(ii). Untuk R diperoleh :

f = (f)(x) = f(x) C[a,b].

Sebab perkalian fungsi kontinu dengan skalar bilangan real adalah fungsi

kontinu.

Contoh 3.8

Diberikan ruang-ruang :

M(2x2) = { Matriks berukuran 2x2 }, dan

M(0) = { Matriks berukuran 2x2, berbentuk

0

0

b

a, a, b R }.

Operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar sesuai dengan operasi yang

berlaku pada matriks. Perlihatkan M(0) merupakan subruang dari M(2x2).

Page 12: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

54

Jawab :

Ambil sembarang A,B M(0), dan skalar R, maka :

A =

0

0

b

a, B =

0

0

d

c, dan A =

0

0

b

a

, a,b,c,d R.

(i). A + B =

0

0

b

a +

0

0

d

c=

0

0

db

ca M(0).

Sebab a,b,c,d R, maka a+c R, dan b+d R.

(ii). A =

0

0

b

a

M(0),

Sebab a,b R dan R, maka a R, dan b R.

Karena (i) dan (ii) berlaku, maka M(0) merupakan subruang dari ruang vektor

M(2x2).

Contoh 3.9

Diberikan ruang vektor :

R(f[a,b]) = { f ; f fungsi bernilai real pada interval [a,b], a,bR }.

Selanjutnya diberikan suatu ruang :

],[ ban = { f ; f polinomial derajat n, pada interval [a,b], a,b R }.

Perlihatkan ],[ ban merupakan subruang dari ruang vektor R(f[a,b]).

Jawab :

Ambil sembarang f,g ],[ ban dan skalar R, maka f dan g dapat dinyatakan

menjadi :

f = f(x) = n

n xaxaxaa ...2

210 , dan

g = g(x) = n

n xbxbxbb ...2

210 ,

dengan 0,,...,,, 210 nn aRaaaa , dan 0,,...,,, 210 nn bRbbbb .

(i). f + g = (f+g)(x) = f(x) + g(x)

= ( n

n xaxaxaa ...2

210 ) + ( n

n xbxbxbb ...2

210 )

= n

nn xbaxbaxbaba )(...)()()( 2

221100

],[ ban .

Sebab 0,,...,,, 210 nn aRaaaa dan 0,,...,,, 210 nn bRbbbb , maka

Page 13: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

55

RbaRba nn )(....,,)( 00 , dan 0,0 nn ba , maka 0 nn ba .

Jadi f+g merupakan polinomial derajat n.

(ii). f = (f)(x) = f(x) = ( n

n xaxaxaa ...2

210 ), 0

= n

n xaxaxaa )(...)()()( 2

210

],[ ban .

Sebab 0, dan 0,,...,,, 210 nn aRaaaa , maka :

RaRa n ,....,0 , dan 0na .

Jadi f merupakan polinomial derajat n.

Karena (i) dan (ii) berlaku, maka ],[ ban merupakan subruang dari ruang vektor

R(f[a,b]).

3.2. Basis dan Dimensi Ruang Vektor

Pada pembahasan sebelumnya, anda telah memahami dan dapat

memperlihatkan suatu ruang merupakan ruang vektor, dengan menggunakan definisi

ruang vektor. Pada bagian ini, anda diharapkan mampu memperoleh vektor-vektor

(dengan sifat tertentu) yang membangun dan merupakan kerangka dari ruang vektor

tersebut, beserta dimensinya. Sifat tertentu yang dimaksudkan disini adalah vektor-

vektor yang bebas linear (independent linear). Suatu vektor-vektor yang bebas linear

dan membangun/merentang/span ruang vektor V, disebut basis dari V. Dengan

demikian, untuk mempelajari basis dari ruang vektor diperlukan pengertian tentang

konsep-konsep berikut :

a. Kombinasi linear dari suatu vektor.

b. Vektor-vektor yang membangun suatu ruang vektor.

c. Vektor-vektor yang bebas linear.

Pertama diberikan pengertian tentang kombinasi linear dari suatu vektor dan Vektor-

vektor yang membangun/merentang/span suatu ruang vektor.

Definisi 3.2 (Kombinasi Linear)

Diberikan vektor-vektor nvvv ,...,, 21 . Vektor v dikatakan kombinasi linear dari

nvvv ,...,, 21 , jika v dapat dinyatakan sebagai :

Page 14: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

56

v = nnvvv ...2211 =

n

i

iiv1

dengan i , i =1,2,...,n merupakan skalar bilangan real.

Definisi 3.3 (Membangun)

Diberikan vektor-vektor nvvv ,...,, 21 pada ruang vektor V. Jika vektor-vektor pada V

dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari nvvv ,...,, 21 maka vektor-vektor

nvvv ,...,, 21 dikatakan membangun/ merentang/span dari ruang vektor V.

Contoh 3.10

Diberikan vektor-vektor dalam R3 :

v1 = (1,2,-1), v2 = (6,4,2), dan v = (9,2,7), v* = (4,-1,8).

Perlihatkan :

a. Vektor v merupakan kombinasi linear dari v1 dan v2.

b. Vektor v* bukan merupakan kombinasi linear dari v1 dan v2.

Jawab :

a. Vektor v merupakan kombinasi linear dari v1 dan v2 haruslah

terdapat 1 R dan 2 R, sehingga :

v = 1v1 + 2v2 , yaitu :

(9,2,7) = 1 (1,2,-1) + 2 (6,4,2)

= (1, 21, - 1) + (62, 42, 22)

= (1+62, 21+42, -1+22)

Persamaan ini memberikan :

1+62 = 9 (1)

21+42 = 2 (2)

-1+22 = 7. (3)

Persamaan (1) dan (3) memberikan :

82 = 16, atau 2 = 2.

Dari persamaan (3) dengan mensubstitusikan 2 = 2, memberikan :

1 = -3.

Page 15: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

57

Akibatnya vektor v dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari v1 dan v2, yaitu :

v = -3v1 + 2v2.

b. Vector v* merupakan kombinasi linear dari v1 dan v2 haruslah

terdapat 1 R dan 2 R, sehingga :

v* = 1v1 + 2v2 .

(4,-1,8) = (1+62, 21+42, -1+22)

Persamaan ini memberikan :

1+62 = 4 (1)

21+42 = -1 (2)

-1+22 = 8. (3)

Persamaan (1) dan (3) memberikan :

82 = 12, atau 2 = 1,5. (4)

Persamaan (1) digandakan dengan 2, kemudian dikurangi dengan persamaan (2)

diperoleh :

82 = 9, atau 2 = 9/8. (5)

Persamaan (4) dan persamaan (5) memperlihatkan bahwa, tidak ada 1 dan 2

sehingga :

v* = 1v1 + 2v2.

Jadi v* bukan kombinasi linear dari v1 dan v2.

Contoh 3.11

Diberikan himpunan polinomial { 1, x, x2,...,x

n } yang didefinisikan pada interval

[a,b]. Apakah polinomial ini membangun ],[ ban ?

],[ ban = { f ; f(x) = n

n xaxaxaa ...2

210 , pada [a,b] }.

Jawab :

Polinomial { 1, x, x2,...,x

n } membangun ],[ ban . Sebab untuk sembarang f

],[ ban dapat dinyatakan menjadi :

f(x) = n

n xaxaxaa ...2

210 ,

dengan 0,,...,,, 210 nn aRaaaa .

Contoh 3.12

Page 16: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

58

Diberikan vektor-vektor dalam R2, R

3, dan R

n :

v1 = (1,0), dan v2 = (0,1),

w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w2 = (0,0,1).

x1 = (1,0,...,0), x2 = (0,1,0,...,0), ...., dan xn = (0,0,...,1).

Apakah :

a. { v1 = (1,0), dan v2 = (0,1) }

b. { w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w2 = (0,0,1) }

c. { x1 = (1,0,...,0), x2 = (0,1,0,...,0), ....,xn = (0,0,...,1) }

masing-masing membangun R2, R

3, dan R

n.

Jawab :

a. { v1 = (1,0), v2 = (0,1) } membangun R2.

Untuk sembarang vektor v R2 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari :

v = (a,b)

= a (1,0) + b (0,1)

= a v1 + b v2.

b. { w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w2 = (0,0,1)} membangun R3.

Untuk sembarang vektor w R3 dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari :

w = (a,b,c)

= a (1,0,0) + b (0,1,0) + c (0,0,1)

= a w1 + b w2 + c w3

c. { x1 = (1,0,...,0), x2 = (0,1,0,...,0), ....,xn = (0,0,...,1) }

membangun Rn. Untuk sembarang vektor u R

n dapat dinyatakan sebagai

kombinasi linear dari :

u = (a1, a1, …, an )

= a1 (1,0,…,0) + a2 (0,1,0,…,0) + … + an (0,0,…,1)

= a1x1 + a2x2 + … + anxn.

Setelah anda memahami konsep kombinasi linear, dan membangun, berikut ini

disajikan definisi vektor-vektor yang bebas linear dan sangat berguna dalam

memperoleh basis dari suatu ruang vektor.

Definisi 3.4 ( Vektor Bebas Linear)

Diberikan himpunan vektor { nvvv ,...,, 21 } dalam ruang vektor V.

Page 17: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

59

(i). Vektor { nvvv ,...,, 21 } disebut bebas linear (independent linear)

jika kombinasi linear :

nnvvv ...2211 = 0,

mempunyai penyelesaian 1 = 2 = … = n = 0.

(ii). Vektor { nvvv ,...,, 21 } dikatakan tidak bebas linear (dependent

linear), jika kombinasi linear :

nnvvv ...2211 = 0,

mempunyai penyelesaian paling tidak ada satu j 0,

j = 1,2,…,n.

Definisi 3.5 ( Basis )

Misalkan V ruang vektor dan B = { nvvv ,...,, 21 } merupakan himpunan berhingga dari

vektor-vektor pada ruang vektor V. B disebut basis untuk ruang vektor V, jika :

(i). B = { nvvv ,...,, 21 } bebas linear, dan

(ii). B = { nvvv ,...,, 21 } membangun V.

Contoh 3.13

Diberikan vektor-vektor dalam R2, R

3, dan R

n :

v1 = (1,0), dan v2 = (0,1) R2,

w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w2 = (0,0,1) R3.

x1 = (1,0,...,0), x2 = (0,1,0,...,0), ...., dan xn = (0,0,...,1) Rn.

Apakah :

a. B2 = { v1, v2 } basis untuk R2.

b. B3 = { w1, w2, w2 } basis untuk R3.

c. Bn ={ x1, x2, ....,xn } basis untuk Rn.

Jawab :

Untuk memperlihatkan B2, B3, Bn basis untuk ruang R2, R

3, dan R

n, ditunjukan :

a.(i). B2 = { v1, v2 } bebas linear, sebab kombinasi linear :

2211 vv = 0

1 (1,0) + 2 (0,1) = 0

Page 18: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

60

( 1 , 2 ) = (0,0).

mempunyai penyelesaian 1 = 2 = 0.

Jadi B2 = { v1, v2 } bebas linear.

(ii). B2 = { v1, v2 } membangun ruang R2 (lihat contoh 3.12).

Karena (i) dan (ii) maka B2 = { v1, v2 }, merupakan basis(basis baku) untuk ruang

vektor R2.

b.(i). B3 = { w1, w2, w3 } bebas linear, sebab kombinasi linear :

1 w1 + 2 w2 + 3 w3 = 0

1 (1,0,0) + 2 (0,1,0) + 3 (0,0,1) = 0

( 1 , 2 , 3 ) = (0,0,0).

mempunyai penyelesaian 1 = 2 = 3 = 0.

Jadi B3 = { w1, w2, w3 } bebas linear.

(ii). B3 = {w1, w2, w3} membangun ruang R3 (lihat contoh 3.12).

Karena (i) dan (ii) maka B3 = { w1, w2, w3 }, merupakan basis(basis baku) untuk

ruang vektor R3.

c.(i). Bn={ x1, x2, ....,xn } bebas linear, sebab kombinasi linear :

1 x1 + 2 x2 + … + n xn = 0

1 (1,0,…, 0) + 2 (0,1,…,0) + … + n (0,0,…,1) = 0

( 1 , 2 ,…, n ) = (0,0,…,0).

mempunyai penyelesaian 1 = 2 = … = n = 0.

Jadi Bn={ x1, x2, ....,xn } bebas linear.

(ii). Bn={x1,x2,....,xn} membangun ruang R3 (lihat contoh 3.12).

Karena (i) dan (ii) maka Bn={ x1, x2, ....,xn }, merupakan basis(basis baku) untuk

ruang vektor Rn.

Perlu anda ketahui bahwa basis dari suatu ruang vektor tidaklah tunggal (tidak

satu-satunya). Berikut diberikan suatu contoh yang membenarkan pernyataan ini.

Contoh 3.14

Diberikan vektor-vektor pada ruang vektor R3

:

B1 = { v1 = (a,0,0), v2 = (0,b,0), dan v3 = (0,0,c) }

B2 = { w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w3 = (0,0,1) }

Page 19: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

61

B3 = { u1 = (1,2,1), u2 = (2,9,0), dan u3 = (3,3,4) }

a. Buktikan B1 basis untuk ruang vektor R3.

b. Buktikan B2 basis untuk ruang vektor R3.

c. Buktikan B3 basis untuk ruang vektor R3.

Jawab :

Untuk memperlihatkan B1, B2, B3 basis untuk ruang R3, ditunjukkan

a.(i). B1 = { v1, v2, v3 } bebas linear, sebab kombinasi linear :

1 v1 + 2 v2 + 3 v3 = (0,0,0)

1 (a,0,0) + 2 (0,b,0) + 3 (0,0,c) = (0,0,0)

( 1 a, 2 b, 3 c) = (0,0,0).

1 a = 0, 2 b = 0, dan 3 c = 0.

mempunyai penyelesaian 1 = 2 = 3 = 0.

Jadi B1 = { v1, v2, v3 } bebas linear.

(ii). B1 = {v1, v2, v3} membangun ruang R3.

Sebab untuk sembarang v dalam R3, dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear

:

v = (a,b,c)

= 1(a,0,0) + 1(0,b,0) + 1(0,0,c)

= 1v1 + 1v2 + 1v3

Karena (i) dan (ii) maka B1 = { v1, v2, v3 }, merupakan basis untuk ruang vektor

R3.

b. B2 = { w1 = (1,0,0), w2 = (0,1,0), dan w3 = (0,0,1) }, merupakan basis baku untuk

R3 (lihat contoh 3.12).

c. B3 = { u1, u2, u3 } juga merupakan basis untuk R3, karena B3 membangun R

3 dan

bebas linear. Anda dapat memperlihatkan kebenaran pernyataan ini sebagai

latihan.

Contoh 3.16

Diberikan himpunan B* = { M1, M2, M3, M4}, dengan :

M1 =

00

01, M2 =

00

10, M3 =

01

00, M4 =

10

00.

Page 20: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

62

Misalkan M(2x2) = { Matriks 2x2 berbentuk

dc

ba }.

Tunjukan B* merupakan basis (basis baku) untuk M(2x2).

Jawab :

(i). B* = { M1, M2, M3, M4}, bebas linear, sebab :

1 M1 + 2 M2 + 3 M3 + 4 M4 = 0

1

00

01 + 2

00

10 + 3

01

00+ 4

10

00 =

00

00

00

01 +

00

0 2 +

0

00

3 +

40

00

=

00

00

43

21

=

00

00

1 = 2 = 3 = 4 = 0.

Jadi B*= { M1, M2, M3, M4}, bebas linear.

(ii). B* membangun ruang vektor M(2x2).

Sebab untuk sembarang M =

dc

ba didalam M(2x2),

dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear :

dc

ba =

00

0a +

00

0 b +

0

00

c +

d0

00

= a

00

01 + b

00

10 + c

01

00 + d

10

00

= a M1 + b M2 + c M3 + d M4

Karena (i) dan (ii) maka B* merupakan basis (basis baku) untuk ruang vektor

M(2x2).

Anda telah mengetahui dari contoh-contoh sebelumnya, bahwa basis dari suatu

ruang vektor tidak tunggal. Walaupun demikian, banyaknya vektor dalam basis yang

berbeda-beda tersebut adalah sama. Kebenaran pernyataan ini diberikan oleh teorema

berikut.

Teorema 3.2

Misalkan V suatu ruang vektor atas bilangan real R.

Page 21: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

63

Jika B={ v1, v2, ....,vk } dan B*= { u1, u2, ....,ur } masing-masing merupakan basis

untuk ruang vektor V, maka k = r.

Untuk memperlihatkan kebenaran teorema di atas anda dapat memperhatikan

penjelasan berikut.

Karena B={ v1, v2, ....,vk } dan B*= { u1, u2, ....,ur } merupakan basis untuk ruang

vektor V, maka :

(i). Vektor u1, u2, ....,ur bebas linear. Karena B basis maka r k.

(ii). Vektor v1, v2, ....,vk juga bebas linear. Karena B* juga basis untuk V

maka k r.

Karena (i) dan (ii) maka r = k.

Contoh 3.17

Diberikan vektor-vektor pada ruang vektor R2

:

B1 = { v1, v2 }, dengan v1 = (1,0) dan v2 = (0,1).

B2 = { u1, u2 }, dengan u1 = (4,0), dan u2 = (0,4).

B3 = { w1, w2 }, dengan w1 = (2,0), dan w2 = (0,2).

a. Apakah B1, B2, B3 basis-basis untuk ruang vektor R2.

b. Kesimpulan apa yang anda dapat peroleh dari (a).

Jawab :

a. Anda dapat dengan mudah memperlihatkan bahwa :

B1={ v1=(1,0), v2 = (0,1)}, B2={ u1=(4,0), u2 = (0,4)},

B3 ={ w1=(2,0), w2=(0,2)},

bebas linear dan membangun R2. Sehingga B1, B2, B3 basis-basis untuk R

2. Coba

anda perlihatkan kebenaran ini, sebagai latihan.

b. Terlihat bahwa B1 = { v1, v2 }, B2={ u1, u2 }, dan B3={ w1, w2} masing-

masing memuat sebanyak dua vektor. Jadi B1, B2, B3 basis-basis yang berlainan

dari ruang vektor R2, tetapi ketiganya mempunyai vektor penyusun basis yang

sama yaitu dua vektor.

Banyaknya vektor penyusun suatu basis merupakan hal yang sangat penting dalam

menentukan dimensi dari suatu ruang vektor. Definisi berikut memberikan

pengertian tentang dimensi dari ruang vektor V atas bilangan real R.

Page 22: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

64

Definisi 3.6 ( Dimensi Ruang Vektor )

(i). Jika V ruang vektor maka dimensi V, ditulis dengan dim(V) adalah banyaknya

vektor-vektor yang menyusun basis V.

(ii). Ruang vektor nol mempunyai dim(V) = 0.

Contoh 3.18

Diberikan himpunan-himpunan B, D dan A, dengan :

a. B = {(1,0,0), (0,1,0), (0,0,1)} basis untuk ruang vektor R3.

b. D = { 1, x, x2,…,x

n } basis untuk ruang vektor ],[ ban .

c. A = { v1, v2, ....,vk } basis untuk ruang vektor V.

Tentukan dimensi dari ruang vektor R3, ],[ ban dan V.

Jawab :

a. Karena B = {(1,0,0), (0,1,0), (0,0,1)} basis untuk ruang vektor R3, maka dim(R

3)

=3. Sebab B memuat tiga vektor penyusun, yaitu :

(1,0,0), (0,1,0), dan (0,0,1).

b. Karena D = { 1, x, x2,…,xn } basis untuk ruang vektor ],[ ban maka dim(

],[ ban) = n+1. Sebab D memuat n+1 vektor, yaitu :

1, x, x2, …, x

n.

c. Karena A = { v1, v2, ....,vk } basis untuk ruang vektor V, maka dim(V)=k. Sebab

A memuat k vektor penyusun basis.

Perlu anda ingat bahwa, untuk memperoleh basis dan dimensi suatu ruang

vektor sangat tergantung pada sifat kebebasan linear yang membangun ruang

tersebut. Berikut disajikan beberapa pernyataan penting apakah vektor-vektor dalam

suatu ruang vektor bebas linear atau tidak.

(a). Misalkan R(f) ruang vektor dari himpunan fungsi-fungsi bernilai real. Fungsi-

fungsi f,g,h R(f) mempunyai turunan pertama dan kedua (diferensiabel)

pada xR. Jika Wronskian :

W(x) =

)()()(

)()()(

)()()(

xhxhxh

xgxgxg

xfxfxf

0,

maka f, g, h bebas linear.

Page 23: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

65

(b). Jika B = { v1, v2, ....,vk } basis untuk ruang vektor V, maka setiap himpunan

dengan lebih dari k vektor adalah tidak bebas linear.

Contoh 3.19

Diberikan himpunan B = { 1, x, x2 } dan D = { 1, x, e

x }.

Apakah B dan D masing-masing bebas linear ?

Jawab :

Misalkan B = { f(x) = 1, g(x) = x, h(x) = x2 }, dan

D = { f(x) = 1, g(x) = x, h(x) = ex }.

Untuk memperlihatkan B bebas linear diperhatikan Wronskian :

W(x) =

)()()(

)()()(

)()()(

xhxhxh

xgxgxg

xfxfxf

=

22

01

001

2 xx

x = 2 0.

Jadi B = { 1, x, x2 } bebas linear.

Untuk memperlihatkan D bebas linear diperhatikan Wronskian :

W(x) =

)()()(

)()()(

)()()(

xhxhxh

xgxgxg

xfxfxf

=xxx eee

x 01

001

= ex 0, untuk setiap xR.

Jadi D = { 1, x, ex } bebas linear.

Berikut ini diberikan sebuah konsep yang sangat penting dalam Matematika

dan Statistika, yaitu rank suatu matriks. Rank suatu matriks umumnya dirancang dan

didesain berdasarkan pengertian tentang kebebasan linear, Basis dan vektor-vektor

penyusun dari suatu basis. Berikut diberikan beberapa definisi dan teorema yang

berkaitan dengan rank suatu matriks.

Definisi 3.7. (Ruang Baris dan Ruang Kolom Matriks)

Page 24: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

66

Diberikan matriks A berukuran mxn, vektor baris ri, i = 1,2,...,m dan vektor kolom kj

, j = 1,2,..,n :

A =

mnmm

n

n

aaa

aaa

aaa

...

::::

...

...

21

22221

11211

, K1 =

1

21

11

:

ma

a

a

, ..., Kn =

mn

n

n

a

a

a

:

2

1

,

r1 = naaa 11211 ... , ..., rm = mnmm aaa ...21 .

Vektor-vektor r1 = naaa 11211 ... , ..., rm = mnmm aaa ...21 yang terbentuk

dari baris-baris matriks A disebut vektor-vektor baris A. Sebaliknya vektor-vektor

kolom :

K1 =

1

21

11

:

ma

a

a

, ..., Kn =

mn

n

n

a

a

a

:

2

1

,

yang terbentuk dari kolom-kolom matriks A disebut vektor-vektor kolom A. Sub

ruang Rn yang dibangun oleh vektor-vektor baris dinamakan ruang baris A. Sub

ruang Rm

yang dibangun oleh vektor-vektor kolom dinamakan ruang kolom A.

Definisi 3.8. ( Rank )

Rank matriks A, ditulis dengan simbul rank(A) atau r(A), diberikan oleh :

rank(A) = dim(ruang baris A) = dim(ruang kolom A).

Teorema 3.3 ( Dimensi Ruang Baris dan Ruang Kolom )

Jika A matriks berukuran mxn, maka :

dim(ruang baris A) = dim(ruang kolom A).

Teorema 3.4 (Kekekaran Ruang Baris)

Operasi elementer matriks tidak merubah ruang baris suatu matriks.

Teorema 3.5

Jika A matriks berukuran nxn, maka pernyataan berikut ekuivalen :

(a). A mempunyai invest.

(b). det(A) 0.

(c). rank(A) = n.

Page 25: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

67

(d). Vektor-vektor baris A bebas linear.

(e). Vektor-vektor kolom A bebas linear.

Berdasarkan Definisi 3.7, matriks A berukuran m x n dapat disajikan menjadi

A =

mr

r

r

:

2

1

, atau A = nkkk ...21 .

Contoh 3.20.

Diberikan matriks A berukuran 3x4, berikut :

A =

4

1

1

440

523

101

.

a. Sajikan matriks A dalam bentuk vektor-vektor baris.

b. Sajikan matriks A dalam bentuk vektor-vektor kolom.

c. Tentukan basis dan dimensi ruang baris matriks A.

d. Tentukan basis dan dimensi ruang kolom matriks A.

e. Tentukan rank matriks A.

Jawab :

a. Matriks A disajikan menjadi vektor-vektor baris r1, r2 dan r3 :

A =

4

1

1

440

523

101

=

1

2

:

m

R

R

R

,

dengan r1= [1 0 1 1], r2= [3 2 5 1], dan r3= [0 4 4 -4].

b. Matriks A disajikan menjadi vektor-vektor kolom k1, k2, k3 dan k4 :

A =

4

1

1

440

523

101

= 4321 kkkk ,

dengan k1 =

0

3

1

, k2 =

4

2

0

, k3 =

4

5

1

, dan k4 =

4

1

1

.

Page 26: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

68

c. Untuk memperoleh basis dan dimensi ruang baris dari matriks A,

digunakan operasi baris elementer dari suatu matriks, dan memberikan

0

1

1

000

110

101

=

0

v

u

Coba anda perlihatkan kebenaran ini, sebagai latihan.

Karena ada dua vektor baris, yaitu u dan v :

u = [1 0 1 1], dan v = [0 1 1 -1],

yang tidak sama dengan nol, maka basis ruang baris matriks A :

B = {u = [1 0 1 1], v = [0 1 1 -1]}.

Jadi dim(ruang baris matriks A) = 2.

d. Untuk memperoleh basis dan dimensi ruang kolom matriks A,

digunakan operasi baris elementer matriks. Pertama matriks A diambil

transposnya, diperoleh :

TA =

411

451

420

031

Dengan operasi elementer baris untuk matriks A diperoleh :

000

000

210

031

=

0

0

z

y

Coba anda perlihatkan kebenaran ini, sebagai latihan.

Karena ada dua vektor baris, yaitu y dan z :

y = [1 3 0], dan z = [0 1 2]

yang tidak sama dengan nol, maka basis ruang baris matriks TA :

{ y = [1 3 0], z = [0 1 2]}.

Secara ekuivalen, diperoleh basis ruang kolom dari matriks A adalah :

K = { k1 = Ty =

0

3

1

, k2 = Tz =

2

1

0

}.

Karena ada dua vektor kolom, yaitu k1 dan k2 yang tidak sama dengan

Page 27: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

69

nol, maka dim(ruang kolom matriks A) = 2.

e. rank(A) = dim(ruang baris A)

= dim(ruang kolom A) = 2.

3.3. Basis Ortonormal

Pada pembahasan sebelumnya anda telah mengetahui bahwa basis dari suatu

ruang vektor tidak tunggal, artinya suatu ruang vektor V dapat mempunyai basis

lebih dari satu. Kenyataan ini memberikan peluang kepada anda untuk memilih suatu

basis tertentu dari ruang vektor. Karena Anda bebas memilih suatu basis, diharapkan

akan diperoleh penyelesaikan yang lebih mudah, untuk suatu problem yang berkaitan

dengan ruang vektor. Dalam persoalan-persoalan Matemátika dan Statistika, sering

diperhatikan basis-basis yang ortogonal dan basis yang ortonormal.

Berikut diberikan suatu metode untuk membangun basis yang ortonormal

dalam suatu ruang, tetapi sebelumnya diberikan pengertian tentang inner product

(hasil kali dalam), norm, dan ruang-ruang vektor khusus, seperti ruang inner product

(pre-Hilbert/hasil kali dalam) dan ruang bernorm, ruang Hilbert serta ruang Banach.

Definisi 3.9 (Inner Product)

Diberikan ruang vektor V atas bilangan real R.

a. Inner product < u, v > pada V adalah suatu fungsi bernilai real dari pasangan u

V dan v V yang mempunyai sifat :

I-1. < u, v > = < v, u >.

I-2. < u + v, w > = < u, v > + < u, w > .

I-3. < u, v > = < u, v >, untuk skalar real .

I-4. < u, u > 0, dan < u, u > = 0 u = 0.

b. Ruang vektor V yang dilengkapi dengan inner product < , >, dinamakan ruang

inner product (ruang hasil kali dalam / ruang pre-Hilbert). Ruang ini sering ditulis

dengan simbul :

( V, < ,>), atau disingkat dengan V.

c. Ruang inner product yang lengkap, yaitu setiap barisan Cauchy ruang ini

konvergen, disebut ruang Hilbert.

Page 28: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

70

Definisi 3.10 (Norm)

Diberikan ruang vektor V atas bilangan real R.

a. Norm u adalah suatu funggsi bernilai real pada V, sehingga untuk setiap u V

mempunyai sifat :

N-1. u 0.

N-2. u = 0 u = 0.

N-3. u = u , untuk skalar real .

N-4. vu u + v . ( ketaksamaan segitiga )

b. Ruang vektor V yang dilengkapi dengan suatu norm dinamakan

ruang bernorma. Ruang ini sering ditulis dengan simbul :

( V, ), atau disingkat dengan V.

c. Ruang bernorma yang lengkap, yaitu setiap barisan Cauchy dalam

ruang ini konvergen, disebut ruang Banach.

Berdasarkan definisi diatas, Jika norm didefinisikan sebagai suatu inner product :

u = uu, , maka :

(i). Ruang bernorma menjadi ruang inner product.

(ii). Ruang Banach menjadi ruang Hilbert.

Dalam modul ini hanya diperhatikan inner product saja, sedangkan ruang

bernorma, ruang Hilbert dan ruang Banach, tidak dibahas secara detail.

Apabila anda tertarik untuk untuk memperdalam ruang-ruang tersebut anda

dapat mempelajarinya dalam Analisis Fungsional.

(iii). Jika diberi vektor v = (v1, v2, ....,vn) Rn, maka norm dari v

merupakan panjang vektor v, yaitu :

v = uu, = 2 2 2

1 2 ... nu u u .

Contoh 3.21

Misalkan diberikan vektor-vektor :

u = (u1,u2), dan v = (v1,v2) R2, dan

x = (x1,x2, ....,xn) dan y = (y1,y2, ....,yn) Rn.

Didefinisikan suatu fungsi < ,> pada R2 dan R

n berturut-turut sebagai berikut :

Page 29: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

71

< u, v > = u . v = u1v1 + u2v2 , dan

< x, y > = x . y = x1y1 + x2y2 + ...+ xnyn.

a. Apakah < u, v > merupakan inner product dalam R2.

b. Apakah < x, y > merupakan inner product dalam Rn.

c. Apakah ruang (R2

, < ,>) merupakan ruang inner product.

d. Apakah ruang (Rn

, < ,>) merupakan ruang inner product.

Jawab :

a. Untuk memperlihatkan < u, v > merupakan inner product pada R2, harus

diperlihatkan syarat (I-1)-(I-4), dipenuhi. Untuk setiap u, v R2, diperoleh :

I-1. < u, v > = u1v1 + u2v2

= v1u1 + v2u2 ( perkalian bilangan real komutatif)

= < v, u >.

I-2. < u + v, w > = < [u1+v1] , [u2+v2], [w1 , w2 ] >

= (u1+v1) w1 + (u2+v2) w2

= (u1 w1 + v1 w1) + (u2 w2 + v2 w2)

= (u1 w1 + u2 w2) + (v1 w1 + v2 w2)

= < u, w > + < v, w >.

I-3. Untuk scalar R :

< u, v > = < (u1, u2), (v1, v2) >

= < (u1, u2), (v1, v2) >

= u1v1 + u2v2

= (u1v1 + u2v2)

= < u, v >, untuk skalar .

I-4. < u, u > = u12

+ u22

0, dan

< u, u > = u12

+ u22 = 0

u12 = 0, dan u2

2 = 0.

u1 = 0, dan u2 = 0.

u = 0.

Karena (I-1)-(I-4) dipenuhi, maka < u, v > merupakan suatu inner product pada

R2.

b. Soal ini merupakan generalisasi dari (a), sehingga penyelesaiannya serupa. Coba

anda selesaikan sebagai latihan.

Page 30: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

72

c. Dari (a) diperoleh < u, v > merupakan inner product pada R2. Akibatnya ruang

(R2 , < ,>) merupakan ruang inner product.

d. Dari (b) diperoleh < u, v > merupakan inner product pada Rn. Akibatnya ruang

(Rn , < ,>) merupakan ruang inner product.

Contoh 3.22

Misalkan diberikan vektor-vektor u, v, x, dan y dengan :

u =

2

1

u

u, v =

2

1

v

v R

2, dan x =

nx

x

x

:

2

1

, y =

ny

y

y

:

2

1

Rn.

Diberikan pula matriks-matriks B dan M, dengan :

B =

2

1

0

0

b

b, W =

nw

w

w

...00

:...::

:...::

0...0

0...0

2

1

, b1, b2, wj R+.

Selanjutnya, didefinisikan suatu fungsi terbobot < , > pada R2 dan R

n berturut-

turut sebagai berikut :

< u, v > = b1u1v1 + b2u2v2 , dan

< x, y > = w1x1y1 + w2x2y2 + .... + wnxnyn.

a. Perlihatkan < u, v > merupakan inner product dalam R2.

b. Perlihatkan < x, y > merupakan inner product dalam Rn.

c. Perlihatkan < u, v > merupakan inner product yang dibentuk oleh matriks B,

yaitu :

< u, v > = (Bv ) (Bu) = Bv Bu.

d. Perlihatkan < x, y > merupakan inner product yang dibentuk oleh matriks W,

yaitu :

< x, y > = (Wy ) (Wx) = Wy Wx.

Jawab :

a. Untuk memperlihatkan < u, v > merupakan inner product pada R2, harus

diperlihatkan syarat (I-1)-(I-2), dipenuhi. Untuk setiap u, v R2, diperoleh :

I-1. < u, v > = b1u1v1 + b2u2v2

Page 31: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

73

= b1v1u1 + b2v2u2

= < v, u >.

I-2. < u + v, w > = < (u1+v1 , u2+v2), (w1 , w2 ) >

= b1 (u1+v1) w1 + b2 (u2+v2) w2

= (b1u1w1 + b1v1w1) + (b2u2w2 + b2v2w2)

= (b1u1w1+ b2u2w2) + (b1v1w1+ b2v2w2)

= < u, w > + < v, w >.

I-3. Untuk skalar R :

< u, v > = < (u1, u2), (v1, v2) >

= < (u1, u2), (v1, v2) >

= b1u1v1 + b2u2v2

= (b1u1v1 + b2u2v2)

= < u, v >, untuk skalar real .

I-4. < u, u > = b1u12

+ b2u22 0, sebab b1, b2 R

+ dan

< u, u > = b1u12

+ b2u22 = 0

b1u12 = 0, dan b2u2

2 = 0.

u1 = 0, dan u2 = 0. (Sebab b1, b2 R

+).

u = (u1,u2 ) = (0,0) = 0.

Karena (I-1)-(I-4) dipenuhi, maka fungsi terbobot < u, v > merupakan suatu inner

product pada R2.

b. Soal ini merupakan generalisasi dari (a), sehingga penyelesaiannya

serupa. Coba anda selesaikan sebagai latihan.

c. < u, u > = <

2

1

u

u,

2

1

v

v >

= b1u1v1 + b2u2v2

= (v1 1b )(1b u1) + (v2 2b )(

2b u2)

= [v1 1b , v2 2b ]

22

11

ub

ub

=[ v1, v2]

2

1

0

0

b

b

2

1

0

0

b

b

2

1

u

u

= Bv Bu.

Page 32: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

74

d. Soal ini merupakan generalisasi dari (c). Coba anda perlihatkan

sebagai latihan.

Contoh 3.23

Misalkan diberikan Ruang C[a,b], dengan :

C[a,b] = { g ; g fungsi kontinu pada interval [a,b] }.

Untuk setiap f,g,h C[a,b], didefinisikan suatu fungsi < , > pada C[a,b] dengan :

< f, g > = b

a

dxxgxf )()( .

a. Perlihatkan bahwa ruang (C[a,b], < , >), merupakan ruang

inner product (pre-Hilbert).

b. Jika a = 0, dan b=1, serta fungsi f(x) = 1, g(x) = x, dan h(x) = ex,

Hitung nilai-nilai dari < f, g >, < f, h >, dan < g, h >.

Jawab :

a. Untuk setiap f, g C[a,b], diperoleh :

I-1. < f, g > = b

a

dxxgxf )()(

= b

a

dxxhxg )()(

= < g, f >.

I-2. < f + g, h > =

b

a

dxxhxgxf )()]()([

=

b

a

dxxhxgxhxf )]()()()([

= b

a

dxxhxf )()( + b

a

dxxhxg )()( (sifat integral).

= < f, h > + < g, h >.

I-3. Untuk skalar R :

< f, g > = b

a

dxxgxf )()(

Page 33: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

75

= b

a

dxxgxf )()(

= < f, g >.

I-4. < f, f > = b

a

dxxfxf )()(

= b

a

dxxf 2)]([ 0. (sebab )(2 xf 0 ), dan

< u, u > = b

a

dxxf 2)]([ = 0

)(2 xf = 0 f(x) = 0.

Karena (I-1)-(I-4) dipenuhi, maka < , >, merupakan suatu inner product pada

C[a,b]. Akibatnya ruang ( C[a,b], < , >) merupakan ruang inner product.

b. Untuk a = 0, b=1, dan f(x) = 1, g(x) = x, dan h(x) = ex, diperoleh :

< f, g > = 1

0

.1 dxx = 2

1, < f, h > =

1

0

.1 dxe x = e – 1, dan

< g, h > = 1

0

dxxe x = 1.

Setelah anda mengerti pengertian tentang inner product dan ruang inner

product, selanjutnya dalam modul ini akan disajikan basis khusus dari ruang inner

product, yaitu basis ortogonal dan ortonormal. Berikut diberikan definisi tentang

ortogonal dan basis ortonormal.

Definisi 3.11 (Ortogonal dan Ortonormal)

Misalkan V merupakan ruang inner product.

a. Vektor u,v dalam V dikatakan ortogonal jika < u, v > = 0.

b. Sebuah himpunan vektor dinamakan ortogonal jika semua pasangan vektor-vektor

yang berbeda dalam himpunan tersebut adalah ortogonal.

c. Sebuah himpunan vektor ortogonal yang setiap vektornya mempunyai norm

(panjang) satu, dinamakan ortonormal.

Untuk mendapatkan basis ortogonal dan basis ortonormal dari suatu ruang

inner product, anda dapat menggunakan suatu metode ortogonalisasi dan

Page 34: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

76

ortonormalisasi yang sudah sangat terkenal, yaitu proses Gram-Schmidt. Tetapi

sebelumnya diberikan beberapa konsep penting yang mendasari proses tersebut.

(i). Jika V ruang inner product dan B = {v1,v2, ....,vn} basis ortonormal V, maka

untuk setiap v V dapat disajikan menjadi kombinasi linear :

v = <v,v1> v1 + <v,v2> v2 + ... + <v,vn> vn.

(ii). Jika V ruang inner product dan {v1,v2, ....,vn} himpunan vektor ortonormal dari

V, serta U adalah ruang yang dibangun oleh vektor v1,v2, ....,vn, maka setiap v

V dapat disajikan menjadi :

v = u1 + u2, dengan :

u1 = <v,v1> v1 + <v,v2> v2 + ... + <v,vn> vn, dan

u2 = v – { <v,v1> v1 + <v,v2> v2 + ... + <v,vn> vn }.

(iii). Jika V ruang inner product, maka V mempunyai sebuah basis ortonormal.

Untuk memperoleh basis ortonormal suatu ruang inner product yang

eksistensinya dijamin oleh persamaan (iii), dapat mengikuti proses ortogonalisasi

Gram-Schmidt, berikut :

Misalkan V ruang inner product dengan basis B = {v1,v2, ....,vk}. Ingin dicari suatu

basis ortonormal N untuk ruang vektor V, berdasarkan basis B, yaitu :

N ={n1,n2, ....,nk}.

Langkah 1 : Mencari n1 yang ortonormal, dengan cara komponen

basis B yang pertama v1 dibuat mempunyai panjang satu.

n1 = 1

1

v

v.

Langkah 2 : Mencari n2 yang ortonormal dengan n1.

n2 = 1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

.

Langkah 3 : Mencari n3 yang ortonormal dengan n1 dan n2.

n3 = 1132233

1132233

,,

,,

nnvnnvv

nnvnnvv

.

Langkah di atas, diteruskan sampai dengan k langkah, diperoleh :

Langkah k : Mencari nk yang ortonormal dengan n1,n2,…, nk-1.

nk = 112211

112211

,,...,

,,...,

nnvnnvnnvv

nnvnnvnnvv

kkkkkk

kkkkkk

.

Jadi basis ortonormal untuk ruang inner product V, adalah :

Page 35: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

77

N = { n1= 1

1

v

v, n2 =

1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

, ....,

nk = 112211

112211

,,...,

,,...,

nnvnnvnnvv

nnvnnvnnvv

kkkkkk

kkkkkk

}.

Contoh 3.24

Perlihatkan bahwa himpunan vektor-vektor N = {n1,n2, ....,nk} dalam proses Gram-

Schmidt merupakan vektor dengan norm (panjang) satu.

Jawab :

Proses Gram-Schmidt memberikan vektor-vektor :

n1 = 1

1

v

v 1n =

1

1

v

v

= 1

1

v

v = 1.

n2 = 1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

2n =

1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

= 1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

= 1.

Proses diteruskan sampai k langgkah, diperoleh :

nk = 112211

112211

,,...,

,,...,

nnvnnvnnvv

nnvnnvnnvv

kkkkkk

kkkkkk

.

kn = 112211

112211

,,...,

,,...,

nnvnnvnnvv

nnvnnvnnvv

kkkkkk

kkkkkk

= 112211

112211

,,...,

,,...,

nnvnnvnnvv

nnvnnvnnvv

kkkkkk

kkkkkk

= 1.

Page 36: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

78

Contoh 3.25

Diberikan himpunan B = {v1=(1,1,1), v2 =(0,1,1), v3 = (0,0,1)} yang merupakan

basis untuk ruang inner product R3. Berdasarkan proses Gram-Schmidt dapatkan

basis ortonormal untuk R3.

Jawab :

Proses Gram-Schmidt memberikan :

Langkah 1 : 1v = 111 = 3 .

n1 = 1

1

v

v = )

3

1,

3

1,

3

1( .

Langkah 2 : Mencari n2 yang ortonormal dengan n1.

Dihitung 12 ,nv = 3

2.

n2 = 1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

=

)3

1,

3

1,

3

1(

3

2)1,1,0(

)3

1,

3

1,

3

1(

3

2)1,1,0(

.

=

)9

1

9

1

9

4(

)3

1,

3

1,

3

2(

= )6

1,

6

1,

6

2(

.

Langkah 3 : Mencari n3 yang ortonormal dengan n1 dan n2.

Dihitung 23 ,nv = 6

1, dan 13 ,nv =

3

1.

n3 = 1132233

1132233

,,

,,

nnvnnvv

nnvnnvv

=

)3

1,

3

1,

3

1(

3

1)

6

1,

6

1,

6

2(

6

1)1,0,0(

)3

1,

3

1,

3

1(

3

1)

6

1,

6

1,

6

2(

6

1)1,0,0(

= 4/14/1

)2

1,

2

1,0(

Page 37: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

79

= )2

2,

2

2,0(

.

Jadi basis ortonormal untuk ruang R3 berdasarkan basis B, adalah:

N = { n1 = )3

1,

3

1,

3

1( , n2 = )

6

1,

6

1,

6

2(

, n3 = )2

2,

2

2,0(

}.

Contoh 3.26

Diberikan himpunan B, dengan :

B = {v1=(0,1,0), v2 = )2

1,0,

2

1( , v3 = )

2

1,0,

2

1(

}.

Apakah B himpunan ortonormal dalam R3.

Jawab :

Untuk menunjukan B himpunan ortonormal, haruslah memenuhi sifat :

(i). < vi,vj > = 0, i j = 1,2,3.

< v1,v2 > = (0,1,0). )2

1,0,

2

1( = 0.

< v1,v3 > = (0,1,0). )2

1,0,

2

1(

= 0.

< v2,v3 > = )2

1,0,

2

1( . )

2

1,0,

2

1(

= ½ - ½ = 0.

(ii). jv = 1, j = 1,2,3.

1v = 010 = 1,

2v = 2/102/1 = 1, dan

3v = 2/102/1 = 1.

Karena (i) dan (ii) dipenuhi, maka B himpunan yang ortonormal.

Contoh 3.27

Diberikan ]1,0[2 = {f : f polinomial derajat dua pada [0,1]}.

Untuk setiap f, g ]1,0[2 , didefinisikan inner product pada ]1,0[2 :

< f, g > = 1

0

)()( dxxgxf .

Page 38: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

80

Jika B = { v1 =1, v2 = x , v3 = x2 } merupakan basis untuk ]1,0[2 , Dapatkan basis

ortonormal untuk ]1,0[2 .

Jawab :

Berdasarkan ortogonalisasi Gram-Schmidt diperoleh :

Langkah 1 : 2

1v = 11,vv

= 1

0

1 dx = 1 1v = 1 = 1

n1 = 1

1

v

v =

1

1 = 1.

Langkah 2 : Mencari n2 yang ortonormal dengan n1.

Dihitung : 12 ,nv = 1

0

dxx = ½.

2

2/1x = 2/1,2/1 xx

=

1

0

2)2/1( dxx = 12

1

2/1x = 12

1 =

32

1.

n2 = 1122

1122

,

,

nnvv

nnvv

=

L2/1

2/1

x

x.

= ).12(3 x

Langkah 3 : Mencari n3 yang ortonormal dengan n1 dan n2.

Dihitung : 23 ,nv =

1

0

2 )12(3 dxxx = 6

3,

13 ,nv = 1

0

2 dxx = 3

1.

2

2 6/1 xx =

1

0

22 )6/1( dxxx

= )36(5

1, dan

6/12 xx = 56

1.

Page 39: MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor - Share ITSshare.its.ac.id/.../2031/mod_resource/content/1/Modul3_RuangVektor.pdf · MODUL III RUANG VEKTOR 3.1. Ruang Vektor Ruang vektor

81

n3 = 1132233

1132233

,,

,,

nnvnnvv

nnvnnvv

= 6/1

6/12

2

xx

xx =

56

1

6/12 xx

= )166(5 2 xx .

Jadi basis ortonormal untuk ruang ]1,0[2 berdasarkan basis B, adalah:

N = { n1 =1, n2 = ).12(3 x , n3 = )166(5 2 xx }.

Referensi

Anton, H.,1994, Elementary Linear Agebra, John Wiley and Sons, New York.

Graybill, F.A.,1969, Introduction to Matrics with Applications in Statistics,

Wadsworth Publishing Company Inc, Callifornia.

Kreyszig, E., 1978, Introductory Functional Analysis with Applications, John Wiley

and Sons, New York.

Searle, S.R.,1982, Matrix Algebra Useful for Statistics, John Wiley and Sons, New

York.