Modul i Lapres Wena Revisi i
-
Upload
afri-dwi-jatmiko -
Category
Documents
-
view
230 -
download
6
description
Transcript of Modul i Lapres Wena Revisi i
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik1
LAPORAN RESMI
INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP
I. Tujuan
I.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan Inokulasi Mikroorganisme adalah mempelajari
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril
I.2 Mikroskop
Tujuan dari percobaan Mikroskop antara lain :
- Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur,
yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme
- Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme
- Melatih membuat preparat
II. Data Pengamatan
Gambar II.1 (kiri) Hasil Biakan Pseudomonas fluorescens Gambar II.2 (kanan) Hasil Biakan Entrobacter
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik2
Gambar II.3 (kiri) Hasil Biakan Pseudomonas fluorescens Gambar II.4 (kanan) Blanko PDA
Gambar II.5 (kiri) Hasil Biakan Entrobacter Gambar II.6 (kanan) Blanko NBA
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik3
III. Pembahasan
III.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah mempelajari
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. Inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dalam percobaan ini
mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri Entrobacter dan Pseudomonas
fluorescens.
Dalam melakukan inokulasi, media yang digunakan adalah Potato
Dextrose Agar (PDA) dan Nutrient Broth Agar (NBA). PDA terdiri dari sari
ketang yang sangat mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis jamur.
Bentuk dari PDA yang digunakan sebagai agar awal mulanya adalah padatan yang
kemudian dicairkan, namun ketika dituangkan ke petridish maka dalam beberapa
Gambar II.7 (kiri) Morfologi P. fluorescens Gambar II.8 (kanan) Morfologi Entrobacter
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik4
menit media PDA akan memadat (http://www.neogen.com/) . NBA merupakan
media yang sangat cocok untuk budidaya bakteri. Oleh sebab itu, media itni
banyak digunakan dalam pemeliharan kultur bakteri dan berguna sebagai media
pembelajaran (http://www.mastgrp.com/). Media agar digunakan dengan berbagai
alasan, yaitu Agar tidak dapat diuraikan oleh hampir semua jenis mikroorganisme,
Agar tetap berbentuk padat pada kisaran suhu inkubasi yang luas (0-80oC), dan
Agar mencair pada titik didih air, tetapi tidak segera memadat pada suhu
pendingan 42oC. Hal ini memungkinkan pembuatan suspensi biakan pada suhu
45oC untuk tujuan pengenceran biakan dan isolasi mikroorganisme. (Hendrianie,
2001, halaman 5-8)
Langkah pertama yang dilakukan dalam tahapan inokulasi adalah
mensentrilkan petridish dan tabung reaksi. Tabung reaksi dan petridish dicuci
terlebih dahulu dan dikeringkan. Kemudian Tabung reaksi diberi penyumbat yang
terbuat dari kapas dan petridish dibungkus dengan kertas warna coklat. Tujuan
membungkus kertas coklat adalah mengurangi potensi kontaminasi saat dilakukan
sterilisasi. Bagian kertas yang digunakan pada sisi luar adalah yang licin. Bagian
yang licin ini mengandung lapisan lilis dimana lapisan lilin tersebut menghalangi
uap air dari autoclave masuk ke petridish. Setelah itu, tabung reaksi dan petridish
dimasukan ke dalam autoclave untuk disterilisasi. Proses sterilisasi berlangsung
selama 15 menit dengan suhu 121°C. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk
membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan,
terutama mikroba, sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi
dengan pihak luar. Memasukkan semua alat ke dalam autoclave selama 15 menit
dengan suhu 121oC dan tekanan 15 psi atau 0,01 mPa dapat membunuh semua
organisme sehingga alat dalam keadaan bersih dan steril dan akhirnya tidak
terdapat kontaminan yang berdampak pada pengamatan. (Tortora, 2010, halaman
188)
Langkah kedua yaitu memasukan media (PDA dan NBA) ke dalam tabung
reaksi. Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang
disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media pertumbuhan mikroorganisme
adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang diperlukan
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik5
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi
media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel
(Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya). Dalam hal ini, dua
tabung reaksi berisi PDA, dua tabung reaksi berisi NBA, satu petridish berisi
PDA, dan satu petridish berisi NBA. Tabung reaksi diisikan media agar kurang
lebih sepertiga volume kemudian dimiringkan hingga setengah bagian dasar
tabung reaksi tercelup media agar. Sedangkan petridish diisikan media agar
sebanyak sepertiga volumenya. Kemudian masing media agar dibiarkan hingga
memadat sempurna. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian media agar adalah
kapas penyumbat tidak diperkenankan terkena media agar tersebut.
Langkah ketiga adalah melakukan inokulasi mikroorganisme di dalam
incase. Incase merupakan suatu ruangan yang didesain tertutup untuk melakukan
inokulasi sehingga faktor dari lingkungan luar terhindar karena tertutup. Didalam
incase terdapat biakan induk mikroorganisme, api spirtus, kawat ose. Kawat Ose
digunakan untuk memindahkan mikroorganisme dari biakan induk ke media yang
baru. Sebelum memindahkan biakan, kawat ose dipanaskan terlebih dahulu di atas
api spirtus hingga merah membara. Tujuanya adalah sterilisasi kawat ose yang
akan digunakan. Kemudian membuka kapas penyumbat dan menggoreskan kawat
ose di permukaan media agar miring biakan induk dengan hati-hati, karena
permukaan media agar miring tidak boleh terambil (merusak permukaan media).
Setelah itu menggoreskan kawat ose ke media yang baru yaitu ke dalam tabung
reaksi dan petridish. Namun, tidak semua tabung reaksi yang digunakan. Hanya
salah satu dari setiap jenis media yang dipergunakan. Sedangkan lainnya
digunakan sebagai blanko atau pembanding saat melakukan pengamatan.
Kemudian menutup kembali kapas penyumbat. Yang perlu diperhatikan bahwa
kapas penyumbat tidak boleh tertukar.
Dalam melakukan inokulasi, inokulasi pertama dilakukan terhadap bakteri
Entrobacter pada tabung reaksi dan petridish. Inokulasi bakteri Entrobacter
menggunakan media NBA. Sedangkan inokulasi kedua dilakukan terhadap bakteri
P. fluorescens dengan menggunakan media PDA. Setelah melakukan inokulasi,
kawat ose disterilisasi kembali diatas api spirtus. Selain itu, mulut tabung reaksi
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik6
dan bagian petridish yang dibuka di dekatkan dan digeser-geserkan pada api
spirtus untuk disterilisasi juga.
Langkah keempat yaitu melakukan inkubasi di dalam inkubator. Namun
sebelumnya, petridish dibungkus kembali dengan kertas warna coklat. Kemudian
memasukkan semua hasil inokulasi beserta media blanko ke dalam inkubator.
Proses inkubasi dilakukan selama kurang lebih satu hari (24 jam) pada suhu
kamar karena suhu 300 ini merupakan suhu optimum dalam pertumbuhan
mikroorganisme. Di dalam inkubator, petridish diletakkan dengan posisi terbalik.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kondensasi dari media di dalam
petridish sehingga uap air turun ke media yang dapat menyebabkan pergerakan
koloni di dalam media mikroorganisme yang juga dapat merusak bakteri.
(Tortora, 2010, halaman 158)
Langkah kelima dilakukan keesokan harinya untuk melakukan
pengamatan. Pada saat mengeluarkan semua media dari inkubator, terlihat bahwa
munculnya koloni-koloni bakteri pada media agar PDA dan NBA. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya perbedaan permukaan media agar yang berisi biakan
dengan media agar blanko. Hasil pengamatan ditunjukkan pada gambar II.1 (Hasil
Biakan Pseudomonas fluorescens) pada petridish, gambar II.2 (Hasil Biakan
Entrobacter) pada petridish, gambar II.3 (Hasil Biakan Pseudomonas
fluorescens ) pada tabung reaksi, gambar II.5 ( Hasil Biakan Entrobacter) pada
tabung reaksi. Dimana media blanko ditunjukkan pada gambar II.4 (Media Blanko
PDA) yang digunakan sebagai pembanding untuk bakteri P. fluorescens dan
gambar II.6 (Media Blanko NBA) yang digunakan sebagai pembanding untuk
bakteri Entrobacter. Hasil pengamatan menunjukkan adanya pertumbuhan
mikroorganisme dengan adanya koloni mikroorganisme berwarna putih pada
kedua petridish dan kedua tabung reaksi.
Selama masa inkubasi, satu koloni mikroorganisme murni dapat terdiri
dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk tunggal, dengan kata lain
satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar sel anak. Pertumbuhan bakteri
merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel. Perbanyakan seperti ini
disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual. (Pelczar, 2007, halaman 145).
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik7
Pada percobaan terlihat bahwa hasil inokulasi pada Entrobacter lebih banyak
koloni dibandingkan dengan P. fluorescens. Hal ini dikarenakan media NBA yang
digunakan untuk Entrobacter lebih cocok dibandingkan media PDA yang
digunakan untuk P. fluorescens.
Adanya noda putih pada permukaan media sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa warna dari koloni dari Pseudomonas fluorescens dan
Entrobacter adalah warna putih. (www.wikipedia.id)
III.2 Mikroskop
Tujuan dari percobaan mikroskop adalah melatih menggunakan mikroskop
dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa
mikroorganisme, mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan melatih membuat
preparat. Dalam percobaan ini menggunakan bakteri Entrobacter dan
Pseudomonas fluorescens . Bakteri Entrobacter dan Pseudomonas fluorescens
diambil dari biakan induk yang telah disediakan oleh assisten laboratorium.
Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan mikroskop yang
akan digunakan untuk mengamati bakteri. Mikroskop ditempatkan di atas meja
kerja dan disejajarkan dengan bangku duduk dengan tujuan agar pengamat dapat
dengan mudah mengamati struktur morfologi bakteri dan jamur melalui lensa
okuler. Langkah kedua adalah membersihkan bagian-bagian mikroskop antara
lain, lensa okuler, lensa obyektif, dan meja preparat untuk menghilangkan debu
atau kotoran yang akan menganggu pengamatan.
Fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan yang
dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar
antara 4 - 25 kali. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan
akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan
perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya,
misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura
adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah
spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai
dua benda yang terpisah (http://mikrobiologi.fpik.ub.ac.id).
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik8
Langkah ketiga adalah membuat preparat bakteri Entrobacter dan
Pseudomonas fluorescens. Preparat dibuat dengan cara inokulasi, yaitu
memindahkan biakan induk ke obyek glass di dalam incase. Pertama-tama obyek
glass dan deck glass disterilkan dengan cara memberihkan dengan larutan alkohol.
Kemudian obyek glass di berikan sedikit aquadest. Tujuan memberikan aquadest
adalah agar mikroorganisme yang akan diamati tidak terpusat pada satu koloni,
namun tersebar sehingga dapat diamati struktur morfologinya. Bakteri diambil
dengan menggunakan kawat ose yang telah disterilkan di dalam incase dengan
cara memanaskannya di atas bunsen hingga kawat ose membara. Lalu
mendiamkan beberapa detik agar kawat ose tidak terlalu panas. Selanjutnya
memasukan kawat ose ke dalam tabung reaksi yang berisi biakan induk. Kawat
ose ditempelkan pada permukaan media agar miring dan mengambil biakan induk
dengan hati-hati agar permukan media agar miring tidak rusak. Setelah itu, bakteri
yang berada didalam lup kawat ose diletakkan di atas obyek glass yang telah
berisi aquadest. Lalu menutup dengan deck glass.
Langkah keempat yaitu mengamati preparat dengan mikroskop. Obyek
glass diletakkan pada meja mikroskop. Lalu mengatur pembesaran pada lensa
obyektif. Selain mengatur pembesaran pada lensa obyektif, pengaturan sumber
cahaya juga harus diperhatikan. Setelah mengatur pembesaran, menaik turunkan
tubus untuk memperjelas pengamatan. Pada awalnya pembesaran yang digunakan
adalah 40x pada lensa obyektif. Namun dikarenakan morfologi bakteri dan jamur
tidak terlihat, maka pembesaran dinaikkan menjadi 100x pada lensa obyektif
sehingga pembesaran total menjadi 1000x.
Langkah kelima adalah memotret bentuk morfologi bakteri dan jamur lalu
menggambarkannya di lembar laporan sementara. Cara tersebut dilakukan pula
pada pembuatan preparat dari bakteri lainnya. Dalam pembuatan preparat juga
harus diperhatikan kesterilan dari pengamat dan lingkungan karena bakteri sangat
rawan terkontaminasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka didapatkan
bentuk morfologi bakteri ditunjukkan pada gambar II.7 dan gambar II.8.
Preparat yang pertama kali diamati adalah Bakteri Entrobacter. Pada
gambar II.8 menunjukkan bentuk morfologi Entrobacter seperti kumpulan
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik9
serabut-serabut. Jika dibandingkan dengan bentuk morfologi berdasarkan literatur
yang ditunjukkan pada gambar III.1 (www.microbewiki.kenyon.edu) maka bentuk
Entrobacter seperti batang. Berdasarkan informasi tentang Entrobacter
(http://www.life.umd.edu), Entrobacter adalah bakteri gram-negatif. Entrobacter
memiliki kemampuan memfermentasi glukosa menjadi asam dan mereduksi nitrat
(NO3 menjadi NO2). Semua jenis Entrobacter adalah aerobik namun beberapa
jenis mampu hidup dalam keadaan anaerobic. Perbedaan yang terjadi dikarena
perbesaran yang digunakan pada percobaan kali ini berbeda dengan literatur. Pada
percobaan ini hanya menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x
sehingga masih terlihat dalam bentuk koloninya. Sedangkan pada literatur,
mikroskop yang digunakan merupakan mikroskop elektron yang mampu
mengamati hingga bentuk morfologi satu sel mikroorganisme. Maka dari itu,
dalam percobaan ini hanya terlihat bentuk koloninya saja.
Bakteri kedua yang diamati adalah Pseudomonas fluorescens. Pada
gambar II.7 menunjukkan morfologi Pseudomonas fluorescens masih dalam
bentuk koloninya. Apabila dibandingkan dengan literatur, gambar P. fluorescens
dapat ditunjukkan pada gambar III.2. Berdasarkan informasi yang didapat tentang
P. fluorescens , bakteri ini termasuk dalam jenis gram negatif. Selain itu, bakteri
ini memiliki banyak flagel. Bakteri ini bisa dapat ditemui di tanah dan air dan
memiliki banyak kegunaan untuk metabolisme (http://en.wikipedia.org). Sama
halnya dengan hasil pengamatan pada Entrobacter, hasil yang didapat pada
percobaan memiliki perbedaan dikarenakan mikroskop yang digunakan dan
perbesarannya berbeda. Pada percobaan ini, masih menggunakan mikroskop
cahaya dengan perbesaran 1000x sedangkan pada literatur menggunakan
mikroskop elektron.
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik10
Gambar III.1 (kiri) Morfologi EntrobacterGambar III.2 (kanan) Morfologi P. fluorescens
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik11
IV. Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana cara mold berkembang biak?
Jawab:
Cara mold berkembang biak dapat dengan dua cara, yaitu:
a. Aseksual, yaitu pembelahan, penguncupan (pembentukan spora).
b. Seksual, yaitu peleburan nukleus dari dua sel induknya.
2. Sebutkan penggunaan atau arti mold yang diperiksa diatas?
Jawab:
Mold atau kapang merupakan jamur multiseluler (mempunyai inti lebih
dari satu) yang membentuk benang-benang hifa/filamen.
3. Apa yang disebut hypha?
Jawab:
Hypha atau hifa adalah komponen dasar yang membentuk jamur, hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Hifa mempunyai struktur
seperti benang-benang yang tersusun dari dinding sel yang berbentuk
pipa.
4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan
preparat yang diamati?
Jawab:
Yeast (sel-sel ragi) berkembang biak dengan meningkatkan ukuran sel
individu dan bereproduksi secara aseksual dengan tunas atau fisi untuk
membentuk sel anak yang ukurannya tidak merata. Yeast tumbuh sebagai
distinct koloni pada media agar.
5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?
a. Jawab: Media yang digunakan, mengandung garam NH4+ atau NO3-
maupun sumber nitrogen lain .
b. PH, umumnya yeast akan efektif pada PH optimum yaitu PH 4,0-6,0.
c. Suhu, yeast dalam jaringan dapat tumbuh pada suhu 370C
6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya?
Jawab:
Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik12
a. Kokus (bulat), terbagi menjadi:
- Streptokokus, contohnya streptococcus pyrogenes,
S.thermophillus
- Stafilokokus, contohnya staphylococcus aureus.
- Diplokokus, contohnya pneoniae.
b. Basil (batang), terbagi menjadi:
- Basillus, contohnya E-coli, salmonella thypi, Lactobacillus.
- Streptobasil, contohnya Azotobacter, Bacillus antracis.
c. Vibrio (koma) contohnya Vibrio cholerae.
d. Spirillum (spiral) contohnya Treponema pallidum.
Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak (falgel):
a. Monotrik, berflagel satu pada alah satu ujung.
b. Amfitrik, berflagel masing-masing satu pada kedua ujung.
c. Lofotrik, berflagel banyak di satu ujung.
d. Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi.
Contohnya spirillum.
Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:
a. Bakteri aerob, menbutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan
energi. Contohnya Nitrosomanas, Nitrobacter.
b. Bakteri anaerob, tidak menbutuhkan oksigen bebas untuk
mendapatkan energi. Contohnya Micrococcus Denitrificans.
Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:
a. Autrotop, menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik.
b. Heterotrop, tidak menyusun makanan sendiri tapi memenfaatkan
bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain.
7. Apa tujuan pemakaian imersion oil?
Jawab :
Immersion oil digunakan untuk medium pentransmisi cahaya dan
mencegah pembiasan karena pada pembesaran lebih besar, cahaya akan
dibiaskan saat melewati udara.
8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik13
Jawab :
a. Aseksual, disebut juga vegetatif atau tak kawin yaitu dengan cara
membelah diri (pembelahan biner).
b. Seksual, yaitu dengan cara penyatuan materi gen.
9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
Jawab :
Suhu, PH, konsentrasi garam, sumber nutrisi, zat-zat sisa metabolisme,
serta zat kimia.
V. Kesimpulan
1. Inokulasi dapat dilakukan pada bakteri Entrobacter dan Pseudomonas
fluorescens dengan menggunakan media agar jenis Potato Dextrose Agar
dan Nutrient Broth Agar. Hasil inokulasi pada Entobacter lebih banyak
dibandingkan dengan P. fluorescens.
2. Percobaan mikroskop ini mampu melatih dalam menggunakan mikroskop
secara benar hal ini ditunjukkan dengan pengamatan bentuk bakteri dan
jamur dapat dilihat dan diamati.
3. Bentuk-bentuk mikroorganisme antara yang satu dengan yang lain
berbeda-beda, hal ini terlihat setelah melakukan pengamatan dibawah
mikroskop, perbedaannya tampak secara jelas bila dibandingkan dengan
pengamatan secara mata biasa. Hasil yang didapat dari bentuk bakteri dan
jamur yang diamati adalah
a. Entrobacter : Masih berbentuk koloninya
b. Pseudomonas fluorescens : Masih berbentuk koloninya
Daftar Pustaka
Hendrianie, Nunik. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Pelczar, Michael dan Chan . 2007. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik14
Tim Asisten Mikrobiologi Dasar.2014.Buku Panduan Mikrobiologi
Dasar.Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya
Tortora, G. dkk. 2010. Microbiology : An Introduction, 10th edition. San Francisco
: Pearson Education Inc.
http://www.life.umd.edu/classroom/bsci424/pathogendescriptions/
Enterobacteriaceae.htm Diakses pada tanggal 16 Maret 2014 pukul 10.32
WIB
http://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_fluorescens Diakses pada tanggal 16
Maret 2014 pada pukul 10.45 WIB
http://www.neogen.com/ Diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pada pukul 21.00
WIB (PDF)
http://www.mastgrp.com/ Diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pada pukul 21.03
WIB (PDF)
www.microbewiki.kenyon.edu Diakses pada tanggal 16 Maret 2014 pada pukul
11.00 WIB (PDF)
http://mikrobiologi.fpik.ub.ac.id Diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pada pukul
22.00 WIB (PDF)
Lampiran
Laporan sementara praktikum terlampir