Modul i Lapres Wena Revisi i

20
Laboratorium Mikrobiologi Teknik Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik 1 LAPORAN RESMI INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP I. Tujuan I.1 Inokulasi Mikroorganisme Tujuan dari percobaan Inokulasi Mikroorganisme adalah mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril I.2 Mikroskop Tujuan dari percobaan Mikroskop antara lain : - Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme - Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme - Melatih membuat preparat II. Data Pengamatan

description

Hahaha

Transcript of Modul i Lapres Wena Revisi i

Page 1: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik1

LAPORAN RESMI

INOKULASI MIKROORGANISME DAN MIKROSKOP

I. Tujuan

I.1 Inokulasi Mikroorganisme

Tujuan dari percobaan Inokulasi Mikroorganisme adalah mempelajari

teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril

I.2 Mikroskop

Tujuan dari percobaan Mikroskop antara lain :

- Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur,

yeast, bakteri, dan beberapa mikroorganisme

- Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme

- Melatih membuat preparat

II. Data Pengamatan

Gambar II.1 (kiri) Hasil Biakan Pseudomonas fluorescens Gambar II.2 (kanan) Hasil Biakan Entrobacter

Page 2: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik2

Gambar II.3 (kiri) Hasil Biakan Pseudomonas fluorescens Gambar II.4 (kanan) Blanko PDA

Gambar II.5 (kiri) Hasil Biakan Entrobacter Gambar II.6 (kanan) Blanko NBA

Page 3: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik3

III. Pembahasan

III.1 Inokulasi Mikroorganisme

Tujuan dari percobaan inokulasi mikroorganisme adalah mempelajari

teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril. Inokulasi adalah

pekerjaan memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium

yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dalam percobaan ini

mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri Entrobacter dan Pseudomonas

fluorescens.

Dalam melakukan inokulasi, media yang digunakan adalah Potato

Dextrose Agar (PDA) dan Nutrient Broth Agar (NBA). PDA terdiri dari sari

ketang yang sangat mendukung pertumbuhan mikroorganisme jenis jamur.

Bentuk dari PDA yang digunakan sebagai agar awal mulanya adalah padatan yang

kemudian dicairkan, namun ketika dituangkan ke petridish maka dalam beberapa

Gambar II.7 (kiri) Morfologi P. fluorescens Gambar II.8 (kanan) Morfologi Entrobacter

Page 4: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik4

menit media PDA akan memadat (http://www.neogen.com/) . NBA merupakan

media yang sangat cocok untuk budidaya bakteri. Oleh sebab itu, media itni

banyak digunakan dalam pemeliharan kultur bakteri dan berguna sebagai media

pembelajaran (http://www.mastgrp.com/). Media agar digunakan dengan berbagai

alasan, yaitu Agar tidak dapat diuraikan oleh hampir semua jenis mikroorganisme,

Agar tetap berbentuk padat pada kisaran suhu inkubasi yang luas (0-80oC), dan

Agar mencair pada titik didih air, tetapi tidak segera memadat pada suhu

pendingan 42oC. Hal ini memungkinkan pembuatan suspensi biakan pada suhu

45oC untuk tujuan pengenceran biakan dan isolasi mikroorganisme. (Hendrianie,

2001, halaman 5-8)

Langkah pertama yang dilakukan dalam tahapan inokulasi adalah

mensentrilkan petridish dan tabung reaksi. Tabung reaksi dan petridish dicuci

terlebih dahulu dan dikeringkan. Kemudian Tabung reaksi diberi penyumbat yang

terbuat dari kapas dan petridish dibungkus dengan kertas warna coklat. Tujuan

membungkus kertas coklat adalah mengurangi potensi kontaminasi saat dilakukan

sterilisasi. Bagian kertas yang digunakan pada sisi luar adalah yang licin. Bagian

yang licin ini mengandung lapisan lilis dimana lapisan lilin tersebut menghalangi

uap air dari autoclave masuk ke petridish. Setelah itu, tabung reaksi dan petridish

dimasukan ke dalam autoclave untuk disterilisasi. Proses sterilisasi berlangsung

selama 15 menit dengan suhu 121°C. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk

membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan,

terutama mikroba, sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi

dengan pihak luar. Memasukkan semua alat ke dalam autoclave selama 15 menit

dengan suhu 121oC dan tekanan 15 psi atau 0,01 mPa dapat membunuh semua

organisme sehingga alat dalam keadaan bersih dan steril dan akhirnya tidak

terdapat kontaminan yang berdampak pada pengamatan. (Tortora, 2010, halaman

188)

Langkah kedua yaitu memasukan media (PDA dan NBA) ke dalam tabung

reaksi. Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang

disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media pertumbuhan mikroorganisme

adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang diperlukan

Page 5: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik5

mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi

media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel

(Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya). Dalam hal ini, dua

tabung reaksi berisi PDA, dua tabung reaksi berisi NBA, satu petridish berisi

PDA, dan satu petridish berisi NBA. Tabung reaksi diisikan media agar kurang

lebih sepertiga volume kemudian dimiringkan hingga setengah bagian dasar

tabung reaksi tercelup media agar. Sedangkan petridish diisikan media agar

sebanyak sepertiga volumenya. Kemudian masing media agar dibiarkan hingga

memadat sempurna. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian media agar adalah

kapas penyumbat tidak diperkenankan terkena media agar tersebut.

Langkah ketiga adalah melakukan inokulasi mikroorganisme di dalam

incase. Incase merupakan suatu ruangan yang didesain tertutup untuk melakukan

inokulasi sehingga faktor dari lingkungan luar terhindar karena tertutup. Didalam

incase terdapat biakan induk mikroorganisme, api spirtus, kawat ose. Kawat Ose

digunakan untuk memindahkan mikroorganisme dari biakan induk ke media yang

baru. Sebelum memindahkan biakan, kawat ose dipanaskan terlebih dahulu di atas

api spirtus hingga merah membara. Tujuanya adalah sterilisasi kawat ose yang

akan digunakan. Kemudian membuka kapas penyumbat dan menggoreskan kawat

ose di permukaan media agar miring biakan induk dengan hati-hati, karena

permukaan media agar miring tidak boleh terambil (merusak permukaan media).

Setelah itu menggoreskan kawat ose ke media yang baru yaitu ke dalam tabung

reaksi dan petridish. Namun, tidak semua tabung reaksi yang digunakan. Hanya

salah satu dari setiap jenis media yang dipergunakan. Sedangkan lainnya

digunakan sebagai blanko atau pembanding saat melakukan pengamatan.

Kemudian menutup kembali kapas penyumbat. Yang perlu diperhatikan bahwa

kapas penyumbat tidak boleh tertukar.

Dalam melakukan inokulasi, inokulasi pertama dilakukan terhadap bakteri

Entrobacter pada tabung reaksi dan petridish. Inokulasi bakteri Entrobacter

menggunakan media NBA. Sedangkan inokulasi kedua dilakukan terhadap bakteri

P. fluorescens dengan menggunakan media PDA. Setelah melakukan inokulasi,

kawat ose disterilisasi kembali diatas api spirtus. Selain itu, mulut tabung reaksi

Page 6: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik6

dan bagian petridish yang dibuka di dekatkan dan digeser-geserkan pada api

spirtus untuk disterilisasi juga.

Langkah keempat yaitu melakukan inkubasi di dalam inkubator. Namun

sebelumnya, petridish dibungkus kembali dengan kertas warna coklat. Kemudian

memasukkan semua hasil inokulasi beserta media blanko ke dalam inkubator.

Proses inkubasi dilakukan selama kurang lebih satu hari (24 jam) pada suhu

kamar karena suhu 300 ini merupakan suhu optimum dalam pertumbuhan

mikroorganisme. Di dalam inkubator, petridish diletakkan dengan posisi terbalik.

Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kondensasi dari media di dalam

petridish sehingga uap air turun ke media yang dapat menyebabkan pergerakan

koloni di dalam media mikroorganisme yang juga dapat merusak bakteri.

(Tortora, 2010, halaman 158)

Langkah kelima dilakukan keesokan harinya untuk melakukan

pengamatan. Pada saat mengeluarkan semua media dari inkubator, terlihat bahwa

munculnya koloni-koloni bakteri pada media agar PDA dan NBA. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya perbedaan permukaan media agar yang berisi biakan

dengan media agar blanko. Hasil pengamatan ditunjukkan pada gambar II.1 (Hasil

Biakan Pseudomonas fluorescens) pada petridish, gambar II.2 (Hasil Biakan

Entrobacter) pada petridish, gambar II.3 (Hasil Biakan Pseudomonas

fluorescens ) pada tabung reaksi, gambar II.5 ( Hasil Biakan Entrobacter) pada

tabung reaksi. Dimana media blanko ditunjukkan pada gambar II.4 (Media Blanko

PDA) yang digunakan sebagai pembanding untuk bakteri P. fluorescens dan

gambar II.6 (Media Blanko NBA) yang digunakan sebagai pembanding untuk

bakteri Entrobacter. Hasil pengamatan menunjukkan adanya pertumbuhan

mikroorganisme dengan adanya koloni mikroorganisme berwarna putih pada

kedua petridish dan kedua tabung reaksi.

Selama masa inkubasi, satu koloni mikroorganisme murni dapat terdiri

dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk tunggal, dengan kata lain

satu koloni murni terdiri dari bermilyar-milyar sel anak. Pertumbuhan bakteri

merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel. Perbanyakan seperti ini

disebabkan oleh pembelahan sel secara aseksual. (Pelczar, 2007, halaman 145).

Page 7: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik7

Pada percobaan terlihat bahwa hasil inokulasi pada Entrobacter lebih banyak

koloni dibandingkan dengan P. fluorescens. Hal ini dikarenakan media NBA yang

digunakan untuk Entrobacter lebih cocok dibandingkan media PDA yang

digunakan untuk P. fluorescens.

Adanya noda putih pada permukaan media sesuai dengan literatur yang

menyatakan bahwa warna dari koloni dari Pseudomonas fluorescens dan

Entrobacter adalah warna putih. (www.wikipedia.id)

III.2 Mikroskop

Tujuan dari percobaan mikroskop adalah melatih menggunakan mikroskop

dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa

mikroorganisme, mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan melatih membuat

preparat. Dalam percobaan ini menggunakan bakteri Entrobacter dan

Pseudomonas fluorescens . Bakteri Entrobacter dan Pseudomonas fluorescens

diambil dari biakan induk yang telah disediakan oleh assisten laboratorium.

Langkah pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan mikroskop yang

akan digunakan untuk mengamati bakteri. Mikroskop ditempatkan di atas meja

kerja dan disejajarkan dengan bangku duduk dengan tujuan agar pengamat dapat

dengan mudah mengamati struktur morfologi bakteri dan jamur melalui lensa

okuler. Langkah kedua adalah membersihkan bagian-bagian mikroskop antara

lain, lensa okuler, lensa obyektif, dan meja preparat untuk menghilangkan debu

atau kotoran yang akan menganggu pengamatan.

Fungsi dari lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan yang

dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar

antara 4 - 25 kali. Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.

Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan

akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dengan

perbesaran beraneka macam sesuai dengan model dan pabrik pembuatnya,

misalnya 10X, 40X, dan 100X dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura

adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah

spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai

dua benda yang terpisah (http://mikrobiologi.fpik.ub.ac.id).

Page 8: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik8

Langkah ketiga adalah membuat preparat bakteri Entrobacter dan

Pseudomonas fluorescens. Preparat dibuat dengan cara inokulasi, yaitu

memindahkan biakan induk ke obyek glass di dalam incase. Pertama-tama obyek

glass dan deck glass disterilkan dengan cara memberihkan dengan larutan alkohol.

Kemudian obyek glass di berikan sedikit aquadest. Tujuan memberikan aquadest

adalah agar mikroorganisme yang akan diamati tidak terpusat pada satu koloni,

namun tersebar sehingga dapat diamati struktur morfologinya. Bakteri diambil

dengan menggunakan kawat ose yang telah disterilkan di dalam incase dengan

cara memanaskannya di atas bunsen hingga kawat ose membara. Lalu

mendiamkan beberapa detik agar kawat ose tidak terlalu panas. Selanjutnya

memasukan kawat ose ke dalam tabung reaksi yang berisi biakan induk. Kawat

ose ditempelkan pada permukaan media agar miring dan mengambil biakan induk

dengan hati-hati agar permukan media agar miring tidak rusak. Setelah itu, bakteri

yang berada didalam lup kawat ose diletakkan di atas obyek glass yang telah

berisi aquadest. Lalu menutup dengan deck glass.

Langkah keempat yaitu mengamati preparat dengan mikroskop. Obyek

glass diletakkan pada meja mikroskop. Lalu mengatur pembesaran pada lensa

obyektif. Selain mengatur pembesaran pada lensa obyektif, pengaturan sumber

cahaya juga harus diperhatikan. Setelah mengatur pembesaran, menaik turunkan

tubus untuk memperjelas pengamatan. Pada awalnya pembesaran yang digunakan

adalah 40x pada lensa obyektif. Namun dikarenakan morfologi bakteri dan jamur

tidak terlihat, maka pembesaran dinaikkan menjadi 100x pada lensa obyektif

sehingga pembesaran total menjadi 1000x.

Langkah kelima adalah memotret bentuk morfologi bakteri dan jamur lalu

menggambarkannya di lembar laporan sementara. Cara tersebut dilakukan pula

pada pembuatan preparat dari bakteri lainnya. Dalam pembuatan preparat juga

harus diperhatikan kesterilan dari pengamat dan lingkungan karena bakteri sangat

rawan terkontaminasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka didapatkan

bentuk morfologi bakteri ditunjukkan pada gambar II.7 dan gambar II.8.

Preparat yang pertama kali diamati adalah Bakteri Entrobacter. Pada

gambar II.8 menunjukkan bentuk morfologi Entrobacter seperti kumpulan

Page 9: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik9

serabut-serabut. Jika dibandingkan dengan bentuk morfologi berdasarkan literatur

yang ditunjukkan pada gambar III.1 (www.microbewiki.kenyon.edu) maka bentuk

Entrobacter seperti batang. Berdasarkan informasi tentang Entrobacter

(http://www.life.umd.edu), Entrobacter adalah bakteri gram-negatif. Entrobacter

memiliki kemampuan memfermentasi glukosa menjadi asam dan mereduksi nitrat

(NO3 menjadi NO2). Semua jenis Entrobacter adalah aerobik namun beberapa

jenis mampu hidup dalam keadaan anaerobic. Perbedaan yang terjadi dikarena

perbesaran yang digunakan pada percobaan kali ini berbeda dengan literatur. Pada

percobaan ini hanya menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 1000x

sehingga masih terlihat dalam bentuk koloninya. Sedangkan pada literatur,

mikroskop yang digunakan merupakan mikroskop elektron yang mampu

mengamati hingga bentuk morfologi satu sel mikroorganisme. Maka dari itu,

dalam percobaan ini hanya terlihat bentuk koloninya saja.

Bakteri kedua yang diamati adalah Pseudomonas fluorescens. Pada

gambar II.7 menunjukkan morfologi Pseudomonas fluorescens masih dalam

bentuk koloninya. Apabila dibandingkan dengan literatur, gambar P. fluorescens

dapat ditunjukkan pada gambar III.2. Berdasarkan informasi yang didapat tentang

P. fluorescens , bakteri ini termasuk dalam jenis gram negatif. Selain itu, bakteri

ini memiliki banyak flagel. Bakteri ini bisa dapat ditemui di tanah dan air dan

memiliki banyak kegunaan untuk metabolisme (http://en.wikipedia.org). Sama

halnya dengan hasil pengamatan pada Entrobacter, hasil yang didapat pada

percobaan memiliki perbedaan dikarenakan mikroskop yang digunakan dan

perbesarannya berbeda. Pada percobaan ini, masih menggunakan mikroskop

cahaya dengan perbesaran 1000x sedangkan pada literatur menggunakan

mikroskop elektron.

Page 10: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik10

Gambar III.1 (kiri) Morfologi EntrobacterGambar III.2 (kanan) Morfologi P. fluorescens

Page 11: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik11

IV. Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimana cara mold berkembang biak?

Jawab:

Cara mold berkembang biak dapat dengan dua cara, yaitu:

a. Aseksual, yaitu pembelahan, penguncupan (pembentukan spora).

b. Seksual, yaitu peleburan nukleus dari dua sel induknya.

2. Sebutkan penggunaan atau arti mold yang diperiksa diatas?

Jawab:

Mold atau kapang merupakan jamur multiseluler (mempunyai inti lebih

dari satu) yang membentuk benang-benang hifa/filamen.

3. Apa yang disebut hypha?

Jawab:

Hypha atau hifa adalah komponen dasar yang membentuk jamur, hifa

membentuk jaringan yang disebut miselium. Hifa mempunyai struktur

seperti benang-benang yang tersusun dari dinding sel yang berbentuk

pipa.

4. Bagaimana yeast berkembang biak, dan apakah hal ini sesuai dengan

preparat yang diamati?

Jawab:

Yeast (sel-sel ragi) berkembang biak dengan meningkatkan ukuran sel

individu dan bereproduksi secara aseksual dengan tunas atau fisi untuk

membentuk sel anak yang ukurannya tidak merata. Yeast tumbuh sebagai

distinct koloni pada media agar.

5. Apakah yang mempengaruhi aktifitas yeast?

a. Jawab: Media yang digunakan, mengandung garam NH4+ atau NO3-

maupun sumber nitrogen lain .

b. PH, umumnya yeast akan efektif pada PH optimum yaitu PH 4,0-6,0.

c. Suhu, yeast dalam jaringan dapat tumbuh pada suhu 370C

6. Sebutkan semua pembagian bakteri beserta contoh-contohnya?

Jawab:

Penggolongan bakteri berdasarkan bentuk tubuhnya:

Page 12: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik12

a. Kokus (bulat), terbagi menjadi:

- Streptokokus, contohnya streptococcus pyrogenes,

S.thermophillus

- Stafilokokus, contohnya staphylococcus aureus.

- Diplokokus, contohnya pneoniae.

b. Basil (batang), terbagi menjadi:

- Basillus, contohnya E-coli, salmonella thypi, Lactobacillus.

- Streptobasil, contohnya Azotobacter, Bacillus antracis.

c. Vibrio (koma) contohnya Vibrio cholerae.

d. Spirillum (spiral) contohnya Treponema pallidum.

Penggolongan bakteri berdasarkan alat gerak (falgel):

a. Monotrik, berflagel satu pada alah satu ujung.

b. Amfitrik, berflagel masing-masing satu pada kedua ujung.

c. Lofotrik, berflagel banyak di satu ujung.

d. Peritrik, berflagel banyak pada semua sisi.

Contohnya spirillum.

Penggolongan bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen:

a. Bakteri aerob, menbutuhkan oksigen bebas untuk mendapatkan

energi. Contohnya Nitrosomanas, Nitrobacter.

b. Bakteri anaerob, tidak menbutuhkan oksigen bebas untuk

mendapatkan energi. Contohnya Micrococcus Denitrificans.

Penggolongan bakteri berdasarkan cara memperoleh makanan:

a. Autrotop, menyusun makanan sendiri dari bahan-bahan anorganik.

b. Heterotrop, tidak menyusun makanan sendiri tapi memenfaatkan

bahan organik jadi yang berasal dari organisme lain.

7. Apa tujuan pemakaian imersion oil?

Jawab :

Immersion oil digunakan untuk medium pentransmisi cahaya dan

mencegah pembiasan karena pada pembesaran lebih besar, cahaya akan

dibiaskan saat melewati udara.

8. Bagaimana cara bakteri memperbanyak diri?

Page 13: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik13

Jawab :

a. Aseksual, disebut juga vegetatif atau tak kawin yaitu dengan cara

membelah diri (pembelahan biner).

b. Seksual, yaitu dengan cara penyatuan materi gen.

9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?

Jawab :

Suhu, PH, konsentrasi garam, sumber nutrisi, zat-zat sisa metabolisme,

serta zat kimia.

V. Kesimpulan

1. Inokulasi dapat dilakukan pada bakteri Entrobacter dan Pseudomonas

fluorescens dengan menggunakan media agar jenis Potato Dextrose Agar

dan Nutrient Broth Agar. Hasil inokulasi pada Entobacter lebih banyak

dibandingkan dengan P. fluorescens.

2. Percobaan mikroskop ini mampu melatih dalam menggunakan mikroskop

secara benar hal ini ditunjukkan dengan pengamatan bentuk bakteri dan

jamur dapat dilihat dan diamati.

3. Bentuk-bentuk mikroorganisme antara yang satu dengan yang lain

berbeda-beda, hal ini terlihat setelah melakukan pengamatan dibawah

mikroskop, perbedaannya tampak secara jelas bila dibandingkan dengan

pengamatan secara mata biasa. Hasil yang didapat dari bentuk bakteri dan

jamur yang diamati adalah

a. Entrobacter : Masih berbentuk koloninya

b. Pseudomonas fluorescens : Masih berbentuk koloninya

Daftar Pustaka

Hendrianie, Nunik. 2001. Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri. Surabaya: Institut

Teknologi Sepuluh Nopember.

Pelczar, Michael dan Chan . 2007. DASAR-DASAR MIKROBIOLOGI. Jakarta :

Universitas Indonesia.

Page 14: Modul i Lapres Wena Revisi i

Laboratorium Mikrobiologi TeknikJurusan Teknik Kimia FTI-ITS

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik14

Tim Asisten Mikrobiologi Dasar.2014.Buku Panduan Mikrobiologi

Dasar.Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Brawijaya

Tortora, G. dkk. 2010. Microbiology : An Introduction, 10th edition. San Francisco

: Pearson Education Inc.

http://www.life.umd.edu/classroom/bsci424/pathogendescriptions/

Enterobacteriaceae.htm Diakses pada tanggal 16 Maret 2014 pukul 10.32

WIB

http://en.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas_fluorescens Diakses pada tanggal 16

Maret 2014 pada pukul 10.45 WIB

http://www.neogen.com/ Diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pada pukul 21.00

WIB (PDF)

http://www.mastgrp.com/ Diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pada pukul 21.03

WIB (PDF)

www.microbewiki.kenyon.edu Diakses pada tanggal 16 Maret 2014 pada pukul

11.00 WIB (PDF)

http://mikrobiologi.fpik.ub.ac.id Diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pada pukul

22.00 WIB (PDF)

Lampiran

Laporan sementara praktikum terlampir