Modul Gambar Teknik

19
Third Angle Projection – Proyeksi Amerika 03.28 Yohanor Saputera No comments Proyeksi Kuadran III atau sering disebut sebagai Proyeksi Amerika, merupakan suatu proyeksi yang mengasumsikan suatu obyek benda, berada didepan bidang proyeksi. Bisa diasumsikan bahwa bidang proyeksi, terletak diantara orang yang melihat obyek benda dengan obyek benda itu sendiri. Sedangkan cara untuk memproyeksikan benda tersebut adalah dengan menggambarkan seolah kita menarik benda kearah bidang proyeksi. Langkah proyeksi Amerika Pada proyeksi Amerika ini, merupakan counter terhadap proyeksi Eropa, semuanya merupakan kebalikan dari proyeksi eropa, pembacaan proyeksi ini seperti memasukan suatu obyek benda kerja didalam suatu kubus kaca, sehingga apa yang kita lihat dari arah manapun, itulah proyeksi sebenarnya. Perhatikan tampilan gambar dibawah ini : Langkah penerapan Proyeksi Amerika

Transcript of Modul Gambar Teknik

Third Angle Projection Proyeksi Amerika 03.28 Yohanor Saputera No comments Proyeksi Kuadran III atau sering disebut sebagai Proyeksi Amerika, merupakan suatu proyeksi yang mengasumsikan suatu obyek benda, berada didepan bidang proyeksi. Bisa diasumsikan bahwa bidang proyeksi, terletak diantara orang yang melihat obyek benda dengan obyek benda itu sendiri. Sedangkan cara untuk memproyeksikan benda tersebut adalah dengan menggambarkan seolah kita menarik benda kearah bidang proyeksi.

Langkah proyeksi Amerika

Pada proyeksi Amerika ini, merupakan counter terhadap proyeksi Eropa, semuanya merupakan kebalikan dari proyeksi eropa, pembacaan proyeksi ini seperti memasukan suatu obyek benda kerja didalam suatu kubus kaca, sehingga apa yang kita lihat dari arah manapun, itulah proyeksi sebenarnya. Perhatikan tampilan gambar dibawah ini :

Langkah penerapan Proyeksi Amerika

Pemutaran Proyeksi Amerika

Akhirnya bentuk proyeksi Amerika dapat ditampilkan dengan bentuk seperti huruf L, tampilannya berupa : pandangan atas, pandangan depan dan pandangan sampingkanan, sedangkan 1 sisi kosong difungsikan sebagai tempat garis bantu pengubahan proyeksi. Perhatikanlah tampilan Proyeksi Amerika dibawah ini :

Proyeksi Amerika dari suatu obyek benda kerja

First Angle Projection Proyeksi Eropa 03.26 Yohanor Saputera No comments Proyeksi Kuadran I atau sering disebut sebagai Proyeksi Eropa, merupakan suatu proyeksi yang mengasumsikan suatu obyek benda, berada diantara diantara bidang proyeksi dan orang yang melihat benda tersebut. Sedangkan cara untuk memproyeksikan benda tersebut adalah dengan menggambarkan seolah kita mendorong benda kearah bidang proyeksi.

Langkah Proyeksi Eropa

Dasar dari proyeksi eropa ini adalah bidang proyeksi dari benda kerja (biru) diletakkan pada bagian belakang, sedangkan posisi orang yang melihatnya berada didepan benda kerja, sehingga dapat kita simpulkan bahwa proyeksi pandangan atas berada dibawah benda kerja, proyeksi pandangan depan berada dibelakang benda kerja dan proyeksi pandangan samping kanan terletak di kiri benda kerja. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

Langkah penerapan Proyeksi Eropa

Sajian pada peletakan gambar proyeksi menurut sistem proyeksi eropa adalah dengan memutar hasil proyeksi kebawah dan kekiri, sedangkan pandangan depan difungsikan sebagai pusat proyeksinyanya.

Pemutaran Proyeksi Eropa

Akhirnya bentuk proyeksi Eropa dapat ditampilkan dengan bentuk seperti huruf L terbalik, bila dilihat searah jarum jam tampilannya berupa : pandangan samping kanan, depan dan atas, sedangkan 1 sisi kosong difungsikan sebagai tempat garis bantu pengubahan proyeksi. Perhatikanlah tampilan Proyeksi Eropa dibawah ini :

Proyeksi Eropa dari suatu obyek benda kerja

PROYEKSI ISOMETRI 03.25 Yohanor Saputera No comments Pengertian Proyeksi Tampilan dalam bentuk 3 dimensi, memungkinkan kita dapat melihat secara detail ukuran dan bagian-bagian dari suatu susunan ataupun rangkaian dari suatu obyek kerja. Namun pemahaman suatu gambar tidak selamanya harus ditampilkan dalam bentuk 3D, namun didalam standarisasi ISO, lebih diutamakan suatu gambar berbentuk 2D yang disebut sebagai pandangan.Proyeksi yang akan dibahas disini antara lain : proyeksi piktorial (proyeksi isometri, dimetri, miring dan perspektif) serta proyeksi Amerika dan Eropa.

Jenis Proyeksi Proyeksi Piktorial :Proyeksi IsometriProyeksi isometri ialah suatu proyeksi yang mempunyai perbandingan panjang antara ketiga sumbunya, yaitu x : y : z adalah 1 : 1 : 1, sedangkan jarak antar sumbu membentuk sudut sebesar 120 derajat. Pada proyeksi ini ciri yang paling mendasar adalah besar sudut antara sumbu x dan y terhadap garis mendatar adalah 30 derajat.Didalam proyeksi ini cara menampilkan penggambarannya meliputi 3 sajian tampilan yaitu proyeksi isometri normal, terbalik dan horisontal.Berikut kedudukan persumbuan dari proyeksi isometri :kedudukan sumbu isometri normal

kedudukan sumbu isometri terbalik

kedudukan sumbu isometri horisontal

Kedudukan proyeksi isometri normal adalah kedudukan dimana besar sudut sumbu x dan y terhadap garis horisontal adalah 30 derajat, sedangkan sumbu z, tegak lurus membentuk sudut 90 derajat terhadap garis horisontal dengan nilai negatif.

Obyek dengan kedudukan isometri normal

Kedudukan proyeksi isometri terbalik adalah kedudukan dimana bentuk gambar dari proyeksi isometri normal diputar 180 derajat kearah kanan, sehingga kedudukan sumbu z, tegak lurus membentuk sudut 90 derajat terhadap garis horisontal dengan nilai positif.

Obyek dengan kedudukan isometri terbalik

Kedudukan proyeksi isometri horisontal adalah kedudukan dimana bentuk gambar dari proyeksi isometri normal diputar 270 derajat kearah kanan, sehingga kedudukan sumbu x dan y terhadap garis vertikal membentuk sudut 30 derajat, sedangkan kedudukan sumbu z, sejajar dengan garis horisontal kearah positif.Obyek dengan kedudukan isometri horisontal

Ukuran Huruf dan Angka Gambar Teknik 03.21 Yohanor Saputera No comments Ukuran huruf dan angka untuk gambar sketsa dan gambar teknik mempunyai ketentuan yang sama, yaitu standarisasi ISO menurut type A dan type BUkuran huruf dan Angka standar

Dicontohkan, apabila suatu huruf dan angka mempunyai tinggi huruf besar 7 mm maka didapatkan data sebagai berikut :

Ukuran huruf dan Angka dengan tinggi huruf besar 7 mm

1. Model huruf & angka tegak jenis huruf Arial

2. Model huruf & angka miring 15 derajat jenis huruf Arial3. Model huruf & angka tegak jenis huruf ISOCPEUR4. Model huruf & angka Miring 15 derajat jenis huruf ISOCPEUR

Proyeksi Dimetri 03.20 Yohanor Saputera No comments Proyeksi Dimetri IDibandingkan dengan proyeksi isometri, proyeksi dimetri mempunyai perbedaan mendasar, yaitu : besar sudut sumbu x dan y, terhadap garis horisontal dan perbandingan sumbu x, y dan z. Pada proyeksi dimetri ini, besar sudut sumbu x terhadap garis horisontal adalah 7 derajat, sedangkan besar sudut sumbu y terhadap garis horisontalnya adalah 40 derajat. Tinjauan lain dalam proyeksi dimetri ini adalah, perbandingan antar ketiga sumbu adalah x : y : z = 1 : : 1.Kesimpulannya adalah : dimisalkan, panjang ketiga garis adalah 50 mm, maka pada proyeksi ini, panjang sumbu x = 50 mm, sumbu y = 25 mm dan sumbu z = 50 mm. Tetapi pada angka penunjukan pengukurannya tetap ditulis 50 mm.Berikut gambar skema perbandingan sumbu

Skema sudut proyeksi dimetri

Berikut contoh perubahan pandangan dari proyeksi isometri dengan sudut = 30 derajat dan = 30 derajat dengan perbandingan x : y : z adalah 1 : 1 : 1 menjadi proyeksi dimetri dengan sudut = 7 derajat dan = 40 derajat dengan perbandingan x : y: z adalah 1 : : 1

Proyeksi Isometri menjadi Proyeksi Dimetri

Bila kita perhatikan, proyeksi dimetri sisi sumbu Y-nya mempunyai panjang lebih pendek dibandingkan dengan sisi sumbu Y dari proyeksi isometri, perbandingannya adalah x panjang proyeksi isometri. Namun pengukuran angkanya tetap dituliskan ukuran sebenarnya sebelum dibuat proyeksi.

Proyeksi Dimetri IISebenarnya proyeksi dimetri sendiri mempunyai jenis yang beragam, namun yang biasa digunakan adalah yang bersudut = 7 derajat dan = 40 derajat. Berikut bentuk-bentuk proyeksi dimetri tipe yang lain, dengan besar sudut dan terhadap garis horisontal dengan skala perbandingan sumbu x, y dan z.

Tabel Proyeksi Dimetri II

Proyeksi Dimetri II

Proyeksi Miring & Aksonometri 03.18 Yohanor Saputera No comments Proyeksi Miring IPada proyeksi miring, pada dasarnya perbandingan antar sumbunya baik x, y maupun z, mempunyai perbandingan yang sama dengan proyeksi dimetri, hanya saja yang berbeda adalah besar sudut = 0 derajat dan besar sudut = 45 derajat.Perhatikan contoh dibawah ini, perubahan proyeksi dimetri dengan sudut = 7 derajat dan sudut = 40 derajat menjadi proyeksi miring dengan sudut = 0 derajat dan sudut = 45 derajat.

Proyeksi Dimetri menjadi Proyeksi Miring IProyeksi Miring IIPada prinsipnya, proyeksi miring merupakan suatu proyeksi yang sejajar, akan tetapi garis proyeksinya berkedudukan miring terhadap bidang proyeksinya. Untuk proyeksi miring lain, berikut ini adalah besar sudut dan tetadap garis horisontal dan perbandingan panjang garis tiap-tiap sumbu x, y dan z.Tabel Proyeksi Miring II

Proyeksi Miring IIProyeksi AksonometriProyeksi aksonometri merupakan sebuah pandangan pencerminan dari garis proyeksi benda. Kedudukan garis proyeksi terhadap bidang proyeksinya adalah tegak lurus. Proyeksi ini lebih cocok digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk bangunan baik sebagian, detail maupun keseluruhan. Proyeksi aksonometri merupakan proyeksi sejajar, ini karena garis sejajar objek tetap diproyeksikan sejajar. Proyeksi ini disebut juga proyeksi miring dimana bentuk dan ukurannnya sebanding dengan benda aslinya. Sedangkan kelemahan dari proyeksi ini adalah bagian depan obyek lebih kecil dari bagian belakangnya atau sering disebut sebagai distorsi.

Tabel Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri

Konfigurasi Permukaan 03.14 Yohanor Saputera No comments Untuk mengetahui mutu tiap-tiap bagian dari suatu komponen, kekasaran permukaan dan pengerjaan permukaan merupakan suatu ketentuan mutlak didalam teknik penggambaran sketsa. Pada penunjukkan kekasaran permukaan diperlukan suatu lambang, yang dapat mewakili tingkat kekasaran dari hasil proses suatu benda kerja.Konfigurasi permukaanGambar nomor 1 :Menunjukkan suatu lambang dasar. Lambang ini dapat dipergunakan apabila dijelaskan dengan penambahan suatu catatan.Gambar nomor 2 :Menunjukkan suatu permukaan yang diproses dengan pemesinan tanpa keterangan ataupun detail yang lain.Gambar nomor 3 :Menunjukkan suatu permukaan yang permukaannya tidak diproses (tidak diijinkan untuk dibuang bahannya) Lambang ini dapat dipergunakan pada gambar mengenai proses produksi, yang menjelaskan bahwa sebuah permukaan harus tetap berada pada kondisi awal dari proses sebelumnya, meski keadaan ini diperoleh dari hasil pembuangan bahan maupun cara lain.Penunjukkan kualitas tingkat kekasaran, dapat dilihat pd tabel dibawah ini :

Tabel harga dan kelas angka kekasaranKeterangan lambang konfigurasi permukaan secara lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut :Konfigurasi permukaan secara lengkapHuruf a menunjukkan : Nilai kekasaran Ra (m)Huruf b menunjukkan : cara proses produksi, pengerjaan, pelapisan.Huruf c menunjukkan : panjang contohHuruf d menunjukkan : arah bekas pengerjaanHuruf e menunjukkan : Kelonggaran pemesinanHuruf f menunjukkan : Nilai kekasaran lain (dalam kurung)Contoh Konfigurasi permukaan secara lengkapN6 : Nilai kekasaran 0,8 mMilling : Proses produksi dengan milling machine.2 : kelonggaran pemesinan 2 mm2,5 : panjang contoh 2,5 mmR1 : persyaratan kekasaran lain yang dipakai misal R1= 0,4 mLambang tegaklurus adalah arah bekas pengerjaan : tegak lurus pada bidang proyeksi dari pandangan.Arah bekas pengerjaan dapat diskemakan sebagai berikut :

Tabel Arah bekas pengerjaanToleransi bentuk dan posisiToleransi bentuk adalah batasan suatu penyimpangan yang diijinkan dari bentuk benda kerja yang ideal, sedangakn toleransi posisi adalah batasan penyimpangan posisi yang diijinkan dari suatu benda kerja terhadap sisi suatu pasangan dari dua atau lebih benda kerja yang berpasangan, salah satu benda kerja harus dijadikan suatu bidang patokan atau datum, untuk menentukan jenis posisi terhadap benda pasangannya.Toleransi bentuk dan posisi menurut ISO distandarisasi dengan kode ISO R 1101. Toleransi ini digunakan pada panjang keseluruhan dari bidang yang berpasangan.

Datum feature (I)Datum feature (II)Pada penempatan datum beserta data lainnya, haruslah dibedakan antara penunjukkan terhadap garis sumbu dan terhadap dindingnya.

Jenis penunjukkanDidalam penunjukkan toleransi bentuk dan posisi, diperlukan suatu simbol yang menjelaskan sifat-sifat dari toleransi tersebut, berikut jenis dari sifat toleransi bentuk dan posisi :

Batas Area Gambar & Etiket 03.13 Yohanor Saputera No comments Batas Area Penggambaran :Pada gambar sketsa yang mengacu kepada standarisasi gambar teknik, ketika kita akan melakukan penggambaran pada sebuah kertas, kita harus mempunyai batas wilayah kerja gambar, yang dibatasi dengan garis tepi. Batas garis tepi yang dibuat adalah sisi kiri, kanan, atas dan bawah. Ukuran batas garis tepi sisi kiri biasanya lebih lebar, ini dimaksudkan agar ketika gambar kerja tersebut berjumlah banyak, maka diperlukan suatu penjepitan gambar, sehingga ketika gambar tersebut dibundel atau dijilid, gambar yang dibuat tidak tertutup oleh jilidan tepi kertasnya.Berikut batas margin dari wilayah penggambaran :

Batas Margin kertas gambarPada penggunaan posisi kertas gambar, dikenal dengan 2 posisi kertas yaitu landscape dan portrait. Sedangkan batas dari tepi gambar berubah, yang terpenting batas kiri kertas lebih lebar dibandingkan batas atas, kanan dan bawah kertas. Untuk ukuran kertas A4, posisi yang diperbolehkan hanyalah posisi tegak/portrait, sedang untuk ukuran A3, A2, A1 dan A0, diperbolehkan menggunakan kedua posisi kertas.Berikut tabel data batas margin yang sesuai dengan standar ISO

Batas Margin kertas gambar type AKepala gambar/EtiketKepala gambar atau etiket adalah suatu identitas yang dapat menjelaskan berbagai keterangan pendukung sebagai pelengkap gambar. Didalam etiket biasanya tercantum : nama penggambar, nama pemeriksa gambar, nama instansi yang mengeluarkan/menerbitkan rancangan gambar tersebut, nomor gambar kerja, tahun pembuatan gambar, skala dari gambar kerja, ukuran dari kertas gambar, satuan ukuran yang digunakan, lambang proyeksi yang digunakan, Judul gambar, kebutuhan material beserta jumlah, jenis dan ukurannya dan berbagai data yang diperlukan sebagai pelengkap. Berikut contoh jenis etiket yang sering kita jumpai :

jumpai :