Modul Diklat Medik

27
Kasus Lapangan 1. Mimisan/Epiktasis Definisi: Pendarahan dari rongga hidung. Sebagian besar akan terkena secara spontan atau dengan tindakan sederhana seperti penekanan pada hidung. Etiologi: 1. Penyebab lokal: Di dalam hidung 1. Di atas vena kogenital 2. Trauma 3. Inflamasi 4. Efek jamur 5. Neoplastik 6. Vaskuler (vena varikosa) Sinus Paranasalis Trauma dinding sinus, sinusitis akut, kepanasan, dan penyebab pendarahan membran mukosa lain. Nasofaring Fraktur basioksiput, osisfenoid, instrumentasi, dan post-operatif. 2. Penyebab umum Tingginya teknanan darah: hipertensi, arteriosklerosis Kongesti pasif: tumor servikal, suhu panas, dan dingin yang ekstrem Infeksi akut: influenza, scarlet fever, demam eksantematosa, morbili Diatesis pendarahan: hemofilia, ITP, leukimia, scurve, anemia pornisiosa Penyakit spesifik akut: batuk panjang Keracunan: racun ular, kinin, salisilat Ketidakseimbangan endokrin: menstruasi, menarche, menopause Klasifikasi: 1. Epistaksis anterior: berasal dari pleksus Klesselbach atau arteri etmoidalis anterior. Terjadi terutama pada anak- anak. Epistaksisnya ringan dan mudah diatas. 2. Epistaksis posterior: berasal dari arteri sfenopalarina atau arteri ethmoidalis posterior. Sering pada usia lanjut akibat hipertensi atau anteriosklerosis. Epistaksisnya hebat dan jarang berhenti spontan. Gejala: 1. Serangan pendarahan berulang dari hidung. 2. Gejala anemia pada kehilangan darah yang kronik

description

ooi

Transcript of Modul Diklat Medik

Page 1: Modul Diklat Medik

Kasus Lapangan1. Mimisan/Epiktasis Definisi:

Pendarahan dari rongga hidung. Sebagian besar akan terkena secara spontan atau dengan tindakan sederhana seperti penekanan pada hidung.

Etiologi:1. Penyebab lokal:

Di dalam hidung1. Di atas vena kogenital2. Trauma3. Inflamasi4. Efek jamur5. Neoplastik6. Vaskuler (vena varikosa)

Sinus ParanasalisTrauma dinding sinus, sinusitis akut, kepanasan, dan penyebab pendarahan membran mukosa lain.

NasofaringFraktur basioksiput, osisfenoid, instrumentasi, dan post-operatif.

2. Penyebab umum Tingginya teknanan darah: hipertensi, arteriosklerosis Kongesti pasif: tumor servikal, suhu panas, dan dingin yang ekstrem Infeksi akut: influenza, scarlet fever, demam eksantematosa, morbili Diatesis pendarahan: hemofilia, ITP, leukimia, scurve, anemia pornisiosa Penyakit spesifik akut: batuk panjang Keracunan: racun ular, kinin, salisilat Ketidakseimbangan endokrin: menstruasi, menarche, menopause

Klasifikasi:1. Epistaksis anterior: berasal dari pleksus Klesselbach atau arteri etmoidalis anterior. Terjadi

terutama pada anak-anak. Epistaksisnya ringan dan mudah diatas.2. Epistaksis posterior: berasal dari arteri sfenopalarina atau arteri ethmoidalis posterior.

Sering pada usia lanjut akibat hipertensi atau anteriosklerosis. Epistaksisnya hebat dan jarang berhenti spontan.

Gejala:1. Serangan pendarahan berulang dari hidung.2. Gejala anemia pada kehilangan darah yang kronik

Tanda-tanda:1. Terlihat darah dalam lubang hidung2. Darah terasa menetes ke dalam faring3. Tekanan darah mungkin tinggi

Penatalaksanaan:Prinsip:1. Hentikan pendarahan2. Mencegah komplikasi3. Mencegah agar tidak berulang dengan mencari penyebabnyaSelama pendarahan aktif: Hentikan pendarahan dan hilangkan faktor penyebabnya bila mungkin.Cara menghentikan pendarahan:1. Bersihkan lubang hidung/sisa darah dengan baik2. Jepit lubang hidung selama 10 menit dan lakukan kompres dingin3. Dudukkan korban dengan kepala kedepan, istirahat bersandar di tempat tidur dan kepala ditinggikan4. Longgarkan pakaian di leher dan dada5. Korban disuruh bernafas dari mulut

Page 2: Modul Diklat Medik

6. Jika stelah 30 menit masih berdarah cari pertolongan dokterSelama periode tenang: tidak terdapat pendarahan aktif meskipun sumbatan telah dikeluarkan

2. Luka Definisi:

Putusnya suatu jaringan. Bisa terjadi pendarahan keluar atau didalam tubuh. Klasifikasi:

1. Luka insisi2. Luka laserasi3. Luka tusukan4. Luka lecet5. Luka tembak6. Luka kontusio (memar)

Penanganan:1. Segera usahakan untuk menghentikan pendarahan.2. Bersihkan dari benda kotor dan bilas dengan air bersih.3. Gunakan rivanol (alkohol 70%) untuk mengurangi kemungkinan infeksi.4. Berikan povidon iodine dan segera tutup dengan balutan5. Jika perlu, dijahit dan segera kirim ke rumah sakit6. Untuk luka yang spesifik:

a. Luka dan pendarahan di kepala Kontrol pendarahan dengan penekanan langsung dan luka di balut. Perhatikan pernafasan, nadi, dan kesaran. Bila tidak bernafas lakukan primary survei dan kirim ke rumah sakit.b. Pendarahan telinga Bila korban sadar, posisi duduk, kepala miring ke sisi pendarahan agar darah atau cairan dapat keluar. Tutup telinga dengan pembalutan dan jangan menutup lubang telinga untuk menghentikan aliran darah.c. Penarahan gusi Posisi kepala ke sisi yang berdarah. Tekan lokasi pendarahan dengan kasa tebal, gigit kasa 10-20 menit/ tahan dengar tangan dengan menekan dagu.d. Luka bakar Matikan api dengan air/bahan yang tidak terbakar. Buka pakaian penderita rendam dalam air atau air mengalir selama 10 menit. Dapat diberikan salep sulfasaladzin perak kemudian luka dibungkus dengan kain bersih. Hati-hati pada luka bakar yang luas dapat terjadi dehidrasi.

Hal-hal lain yang terkait dengan luka:1. Kedalaman derajat luka bakar:

a. Derajat pertama : Eritemab. Derajat kedua : Eritema disertai lepuhc. Derajat ketiga : Kerusakan seluruh lapisan kulit hingga bagian dalam

2. Gejala defisiensi cairan pada luka bakar Adanya haus berlebihan, muntah, gelisah, disorientasi, kenaikan denyut nadi, tekanan darah turun, kolaps vena, dan ollgouria mengindikasikan bahwa jumlah cairan yang hilang melebihi jumlah penggantinya.

3. Henti Jantung Overview:

Henti jantung menandakan terhentinya sirkulasi yang efektif secara tiba-tiba. Bila terjadi henti jantung, maka akan timbul iskemia otak yang dapat berakibat kematian pada kebanyakan orang. Waktu yang diperlukan untuk memulihkan sirkulasi darah ke otak hanya 3 menit. Jika sirkulasi otak kembali lancar, penderita akan kembali normal. Jika tidak maka akan terjadi kerusakan otak yang irreversible.

Etilogi:

Page 3: Modul Diklat Medik

1. Infark miokard, hipoksia, hiperkapnea2. Adrenalin, zat anestesia3. Hipotermia, pendarahan dan syok4. Emboli, gangguan eloktrolit, dan asam basa5. Ketakutan, tersengat listrik

Tanda-tanda:1. Penderita biasanya tidak sadar, atau hilang kesadaran secara tiba-tiba2. Tampak pucat dan sianosis pada kulit3. Tidak teraba denyut nadi karotis atau femoralis4. Nafas dangkal atau tidak ada5. Pupil dilatasi dan tidak ada reaksi

Terapi:Tujuan: memulihkan suplai darah yang mengandung oksigen ke otak dan otot jantung.Terapi yang diberikan:1. Satu pukulan keras dengan kepalan tangan diarhkan ke bagian jantung. Hal ini akan menghentakkan denyutan jantung. Tungkai dinaikkan. Jika dalam tempo 15 detik tidak teraba kembali denyutan radialit/femoralis, maka resusitasi jantung paru dimulai.2. Setelah kompresi jantung, denyut nadi karotis harus teraba kembali, harus berkisar 60 kali/menit.3. Berikan pernafasan buatan, jika tidak teraba denyutan pasang endotracheal tube dan beri oksigen. Juga berikan infus Na.Bikarbonat 4.2%.4. Tindakan RJP harus terus dilakukan selama korban belum bernafas dan denyut nadi belum teraba. Paling sedikit 30 menit.

Pada kasus fabrilasi ventrikel:Gunakan defebrilator DC dan beri kejutan 200 Joule. Masase jantung dimulai lagi. Jika tidak ada perubahan arus dinaikkan 300 Joule. Usaha selanjutnya dilakukan setelah diberi 100 ml 8,4% Na.Bikarbonat.

4. Syok Definisi:

Suatu keadaan klinis akibat adanya perbedaan antara volume sirkulasi darah dengan jaringan vasikuler total sehingga menimbulkan gangguan perfusi jaringan. Keadaan ini terjadi akibat gangguan keseimbangan fisiologi normal atau homeostasis.

Etiologi:Tiga faktor utama:

1. Penurunan volume darah. Dapat disebabkan karena: a. Pendarahan atau luka bakar b. Hilangnya cairan akibat muntah, diare, stenosis pilorus2. Peningkatan jaringan vasikuler. Dapat disebabkan karena: a. Rangsangan neurogenik, pada nyeri tiba-tiba b. Toksin bakteri c. Anoksia3. Gagal sirkulasi akut Akibat infark miokard, takikardia paroksimal, tamponade jantung

Faktor tambahan:Yang juga mempresipitasi syok adalah kedinginan, kelelahan yang sangat, dan depresi. Pada orang normal bila kehilangan volumedarah total sebesar 5-10% tidak akan menimbulkan gangguan, 20% akan terjadi syok, 40% akan terjadi syok ireversible.

Jenis-jenis Syok:1. Syok Hipovolemik Syok yang disebabkan pengurangan volume darah karena terjadi kehilangan darah, plasma, atau cairan.

Page 4: Modul Diklat Medik

Contoh: Pendarahan, luka bakar, obstruksi usus, peritonitis, dsb. Faktor yang menyebabkan seseorang peka terhadap syok ini antara lain: Usia (muda&lanjut usia sangat rentan), penyakit kronis, anastesi, kekurangan adrenalin.2. Syok septic Sering disebabkan karena septikemia bakteri gram negatif, walaupun infeksi oleh gram positif juga dapat menyebabkan syok septik. Trauma, diabetes melitus, penyakit hematologis, obat-obat imunosupresif dapat meningkatkan resiko infreksi sehingga terjadi syok septik. Keadaan yang mempercepat terjadinya syok septik adalah seringkali operasi pada sistem urinaria, empedu, dan ginekologi.3. Syok kardiogenik Hal ini sering disebabkan oleh keadaan payah jantung, biasanya ventrikel kiri, dapat diketahui 20-50% penderita mengalami infark jantung akut.4. Syok Neurogenik Disebabkan kegagalan resistensi arteri dari rangsangan syaraf atau psikhis (misalnya rasa sakit atau ketakutan yang mendadak)

Gambaran klinis: Penderita terbaring diam, kesadaran menurun, gelisah, apatis, pucat keabuan pada

wajah, kening berkeringat dingin, keletihan pada mata, cekung, kerutan pada kening disertai ansietas, kulit pucat, dingin dan lembab, vena kaki kolaps.

Ada empat tanda vital:1. Suhu tubuh dibawah normal2. Denyut nadi lemah, volume rendah, tidak teratur, cenderung meningkat3. Pernafasan dangkal dan panjang4. T.D. menurun5. CVP rendah dan pengeluaran urin menurun

Penatalaksanaan:1. Berikan cairan Ringer laktat dengan tetesan yang cepat2. Tungkal diangkat keatas untuk meningkatkan sirkulasi darah ke otak dan jantung3. Follow up T.N.R.S tiap 15 menit, jika membaik setiap jam

Pemulihan terlihat jika: Kening kering, kulit merah muda dan hangat, kesadaran meningkat, suhu meningkat, T.D. meningkat, dan denyut teratur.

5. Keracunan Definisi:

Masuknya racun ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan atau kontak langsung dan menimbulkan gejala/ tanda klinis.

Etiologi:Singkong, jengkol, tempe bongkrek, minyak tanah, endrin, aspirin, alkohol, sabun, dtergen, dsb.

Penatalaksanaan: Prinsip utama:

1. Perawatan supportif C-A-B2. Mencegah atau mengurangi absorpsi lebih lanjut3. Meningkatkan ekskresi racun4. Pemberian antidotum spesifik

Perangsangan muntah dan kuras lambungDilakukan perangsangan muntah jika racun tertelan dan pada bilas lambung dilakukan berulang-ulang menggunakan pipa karet. Penderita ditelungkupkan, dengan kepala lebih rendah dari badan untuk mencegah inhalasi. Jangan dilakukan pada keracunan asam/basa korosif, keracunan hidrokarbon atau minyak tanah, pada penderita tidak sadar dan penderita kejang.

Obat Emetik: hasilnya kurang baik, jangan diberikan pada korban yang tidak sadar. Asupan cairan:

Dehidrasi yang berat akibat muntah dan diare dapat menyebabkan kolaps, haus yang sangat, nyeri anggota gerak, akhirnya delinum dan koma. Penderita harus dianjurkan

Page 5: Modul Diklat Medik

untuk minum air gula dan garam (hampir satu sendok teh) dalam jumlah yang banyak.

Meningkatkan ekskresi racun dengan furosemid atau peritoneal dialysis Antidotum spesifik

- Keracunan singkong: Na Nitrit 3% 0,3ml/kgBB, IV perlahan- Keracunan tempe bongkrek : guanidin hidroklorida 15-35 mg/KgBB/hari- Keracunan jengkol : Na Bikarbonat 1-2 gram/hari oral

6. Gigitan Ular Overview:

Gigitan ular berbisa sangat berbahaya, 11% penderita akan meninggal dunia akibat bisa ular yang bersifat neurotoksik, hematotojksik atau histaminic

Gejala:1. Gejala sistemik: hipotensi, lemas, berkeringat, mual, muntah, sakit kepala2. Gejala akibat hematotoksik: pendarahan pada luka gigitan, ekimosis, petechiae, melena, hematemesis, hemaptoe, hematuria3. Gejala neurotoksik: hipertonik, fascikulasi, paresis, repiratory paralysis, ptosis, kejang, koma Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada tempat gigitan, pasien dapat kolaps atau pingsan, sukar bernafas dan mungkin muntah-muntah.

Tanda:1. Bekas gigitan yang khas, yaitu dua luka tusuk dengan jarak tertentu2. Ecchymosis, ederna dan pendarahan lokal, dapat disertai nyeri stempat3. Gejala lanjut dpat berupa depresi pernafasan dan sirkulasi dan atau gejala neurologik.

Penatalaksanaan:1. Tenangkan penderita dan usahakan jangan banyak bergerak2. Bagian yang tergigit harus lebih rendah dari posisi jantung3. Cucilah luka tersebut dengan sabun dan air untuk membuang racun dari kulit4. Amati tanda vital bila membutuhkan resustasi, berikan5. Segera bawa ke rumah sakit untuk tindakan lanjutan

7. Syncope/ Heat Collapse Definisi:

Keadaan penurunan kesadaran akibat aliran darah ke otak untuk sementara berkurang. Etiologi:

1. Aktivitas fisik yang berlangsung lama2. Nyeri3. Ketakutan4. Lelah5. Stress6. Kurang makan

Gejala dari tanda:1. Gelisah, mungkin disertai penurunan kesadaran.2. Pupil melebar3. Kulit pucat, digin, lembab, dan banyak keringat4. Suhu tubuh masih normal5. Nadi normal, tekanan darah sedikit menurun

Penatalaksanaan:1. Lindungi korban dari bahaya dan cedera2. Evakuasi korban ke tempat teduh dan nyaman. (Hati-hati pada cedera leher dan tulang belakang)3. Buka baju/longgarkan pakaian atas dan ikat pinggangnya4. Baringkan korban, kepala lebih rendah dan kaki ditinggikan serta ditopang5. Buat korban agar mendapat lebih banyak angin segar

Page 6: Modul Diklat Medik

6. Berikan rangsangan dengan bau-bauan yang merangsang7.Kompres kepalanya dengan air dingin8. Bila korban muntah, miringkan kepala korban agar muntahan tidak tersedak masuk ke paru-paru9. Berikan minuman air dingin10. Setelah pulih tenangkan korban dan beri dukungan emosional

8. Hypothermia Definisi:

Penurunan suhu tubuh akibat kontak lama dengan suhu lingkungan yang rendah, yang menyebabkan penurunan kesadaran, kegagalan pernafasan dan/atau sirkulasi.Lebih mudah terjadi pada bayi, orangtua, kelelahan, kelaparan, tubuh basah, angin dingin, dan pada ketinggian. Dapat menimbulkan kematian

Gejala dan tanda:1. Penurunan kesadaran2. Suhu tubuh yang rendah kurang dari 35C(dapat mencapai 27-29C)3. Pernafasan melambat4. Denyut jantung melemah dan tidak teratur

Penatalaksanaan:1. Perhatikan tanda vital, bila perlu lakukan resusitasi2. Pindahkan penderita ke tempat hangat dan kering3. Naikkan suhu tubuh:

- Kompres lengan/tungkai penderita dengan air hangat (45-48C) tak perlu seluruh tubuh- Bila mungkin berikan minuman hangat- Jaga agar tubuh dan pakaian penderita tetap kering

4. Bila perlu beri infus atau oksigen

9. Maag Etiologi:

1. Hiperasiditas lambung2. Makanan yang mengiritasi lambung3. Stress

Gejala dan Tanda:1. Rasa sakit didaerah epigastrium2. Diikuti perasaan mual dan muntah

Penatalaksanaan:1. Tindakan lebih ke preventif dengan menganjurkan untuk tidak telat makan.2. Berikan obat maag seperti antasida 2 jam pp3. Istirahatkan korban

10. Memar Etiologi:

Terjadi akibat pendarahan interstitial dan kerusakan jaringan yang diesbabkan oleh trauma tumpul. Memar yang ringan dan tidak berat, tetapi jika terjadi keretakan tulang didaerah tersebut harus diperiksa. Warna kebiruan disebabkan karena darah masuk kejaringan sekitarnya

Penatalaksanaan:1. Prosedur RICE

a) Rest (istirahatkan) bagian yang sakitb) Ice (es) berikan kompres dinginc) Compress (tekan) bagian yang sakitd) Elevate (tinggikan) bagian yang sakit

2. Hari berkutnya gunakan kompres panas dalam kantung selama 3-5 menit. Setelah itu kompres dengan air dingin 1-2 menit

Page 7: Modul Diklat Medik

3. Lakukan 4-5 kali sehari sampai bengkak menghilang

11. Heat Stroke/ Hyperpirexia Definisi:

Suatu gangguan akibat latihan fisik dilingkungan cuaca yang sangat panas sehingga menimbulkan gangguan hebat papda pengaturan suhu tubuh. Biasanya diderita seteleah hari kedua serangan gelombang udara panas.

Etiologi:Temperatur tinggi, dehidrasi, olahraga yang berlebihan, penggunaan alkohol, kelainan kardiovaskuler.

Gejala dan tanda umum:1. Sakit kepala, pusing2. Mual, muntah dan nyeri epigastrium3. Badan terasa lemas4. Pupil mula-mula mengecil, kemudian melebar5. Tidak berkeringat dan nyari disekitar jantung6. Kulit kemerahan, panas, dan kering7. Denyut nadi cepat8. Takikardi pernafasan cepat9. Penurunan kesadaran10. Kejang setempat/umum

Penatalaksanaan:1. Pindahkan ke tempat teduh dan kaki ditinggikan, gunakan kipas angin, pakaian

ditanggalkan2. Turunkan suhu tubuh dengan segera:

- Mengguyur penderita dengan air dingin- masase kulit untuk mengatasi efek vasokontriksi

3. Kompres dingin dileher korban dengan kipas-kipas tubuh korban4. Berikan penanganan dehidrasi jika terjadi tanda-tanda dehidrasi

12. Migraine Etiologi:

Sering mendadak tanpa sebab-sebab yang jelas Tanda umum:

1. Kepala sakit berdenyut-denyut bisa sebelah atau seluruhnya2. Rasa sakit dapat menjalar ke mata3. Sering diikuti rasa mengantuk

Penatalaksanaan:1. Bawa keruang gelap dan istirahatkan2. Baringkan ditempat tsb min 10 menit3. Sebelumnya, gunakan obat penghilang rasa sakit untuk kurangi nyeri

13. Hipoglikemia Definisi:

Timbul akibat kurangnya asupan glukosa sehingga terjadi penurunan kadar glukosa darah.

Penyebab:1. Olahraga yang berat2. Korban sebelumnya tidak makan terlebih dahulu3. Gangguan pankreas

Gejala:1. Kelelahan2. Gelisah, lemah3. Cemas, mudah emosi4. Gemetar, sakit kepala

Page 8: Modul Diklat Medik

5. Keringat dingin, denyut jantung cepat6. Penglihatan kabur, bingung, pucat7. Penurunan kesadaran dan dapat menyebabkan pingsan

Pentalaksanaan:1. Berikan minuman yang mengandung gula2. Bila terjadi hipoglikemia berat injeksikan larutan glukosa atau hormon glukagon3. Beri makanan roti untuk menaikkan indeks glikemiknya4. Istirahatkan

14. Dehidrasi Definisi:

Tubuh kekurangan cairan untuk fungsi pada tingkat yang optimal. Etiologi:

Bisa karena diare, muntah, demam, atau keringat berlebih. Pada saat kegiatan fisik yang berat dan panas biasanya sering terjadi kasus ini.

Gejala umum:1. Mukosa mulut yang kering2. Mata terlihat sayu dan cekung3. Kulit hilang elastisitasnya4. Berkurangnya air mata5. Nafas yang dalam dan cepat6. Pada dehidrasi yang berat biasanya korban tidak sadar

Klasifikasi:1. Dehidrasi ringan: kehilangan 3-5% BB. Gejala: sadar, nadi-nafas normal, turgor kulit normal, tangan kaki hangat, masih ada rasa haus, urine notmral/turun, mukosa mulut agak kering.2. Dehidrasi sedang: kehilangan 6-10% BB. Gejala: apatis, nadi-nafas agak cepat, turgor kulit sedikit menurun, rasa haus yang sangat, oliguria, mukosa mulut kering.3. Dehidrasi berat: kehilangan >9-15%BB. Gejala: tidak sadar, takikardi, bradipnea, turgor kulit sangat buruk, tangan kaki dingin kebiruan, mukosa mulut sangat kering, tidak ada rasa haus, anuria

Penatalaksanaan:1. Pada dehidrasi ringan berikan cairan yang cukup dan sesering mungkin2. Infus cairan melalui suntikan vena dibutuhkan pada keadaan dehidrasi berat3. Segera kirim ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat4. Lakukan pencegahan dengan menyediakan air minum sebanyak mungkin sebelumnya

15. Fraktura Definisi:

Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan rudapaksa

Etiologi:1. Trauma/ benturan2. Tekanan yang terus dan lama3. Keadaan tidak normal pada tulang dan usia tua

Klasifikasi:1. Fraktura tertutup: jika tulang yang patah tidak menembus kulit ke luar2. Fraktura terbuka: jika tulang menembus kulit, dapat terjadi infeksi

Pemeriksaan:1. Lihat apakah terdapat bengkak/memar (look)2. Apakah tulang dapat terlihat dari luar3. Apakah terdengar nyeri tekan pada daerah cedera (feel)4. Terdengar suara krepitasi (retak) bila fraktur digerakkan (listen)5. Neri bila digerakkan

Penatalaksanaan: tangani dengan hati-hati dan segera cari pertolongan medis

Page 9: Modul Diklat Medik

1. Atasi pendarahan dan tutup seluruh luka2. Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka3. Cegah komplikasi dseperti infeksi, disfungsi neovaskuler4. Kembalikan tulang pada posisi normal5. Lakukan pembidaian/ pembalutan6. Bila terjadi syok atasi dan observasi lebih lanjut

Prioritas dalam penanganan fraktur:1. Fraktur spinal2. Fraktur tulang kepala dan tulang rusuk3. Fraktur ekstrimitas

16. Terkilir Definisi:

Cedera pada ligamen pada atau dekat sendi dan sering disebabkan gerakan memutar sendi yang merobek jaringan sekitar, paling sering dipergelangan kaki.

Gejala dan tanda:1. Rasa sakit yang cukup kuat, gerak yang terbatas2. Bengkak3. Memar

Penatalaksanaan:1. Pastikan ada tidaknya patah utlang2. Istirahkatkan korban dan kendorkan sepatunya3. Balut pergelangan kakinya4. Istirahatkan kakinya selama 24 jam dilunjurkan ke depan5. Cari pertolongan medis

17. Heat Cramps Overview:

Kontraksi otot yang memendek dapat terjadi akibat keletihan, kurngnya aliran darah ke otot atau karena dingin (berenang) dan panas (heat cramps)

Etiologi:Disebabkan oleh hilangnya sejumlah besar NaCl tubuh melalui keringat akibat kerja otot yang berat, terutama dilingkungan bersuhu tinggi.

Gejala dan tanda:1. Kejang otot.

- Sifatnya mendadak, sangat nyeri, dan paroksismal- Terutama mengenai otot fleksor anggota gerak, dapat juga menyerang otot perut

2. Kulit pucat dan basah3. Kesadaran tetap baik4. Suhu dan tensi masih normal

Penatalaksanaan:- Penderita dibaringkan terlentang ditempat sejuk- Pelan-pelan luruskan kainya- -Pijat otot yang terkena/ yang kejang dengan kuat- Beri air garam/oralit secukupnya sampai gejala hilang- Jangan diberi kompres panas

18. Asma Definisi:

Keadaan penyempitan saluran nafas karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu. Harus dengan pengobatan atau dapat sembuh spontan. Biasa timbul pada malam atau pagi hari.

Tanda:1. Sesak nafas2. Suara wheezing (mengi/bengek) yang berulang3. Rasa dada tertekan

Page 10: Modul Diklat Medik

4. Batuk5. Gelisah6. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: retraksi otot-otot tambahan, fase ekspirasi yang memanjang, pulsus paradoksus

Faktor-faktor pencetus:1. Alergen2. Polutan udara3. Infreksisaluran nafas4. Perubahan cuaca5. Stress6. Makanan, obat-obatan

Pentalaksanaan:1. Tenangkan pasien dan jangan dibaringkan atau disuruh menunduk2. Korban duduk bersandar ke depan dan coba untuk tengadahkan kepalanya dengan mulut dibuka.3. Berikan inhaler (bronkodilator). Perhatikan cara pemberiannya4. Pada serangan asma berat perlu diberikan tambahan oksigen5. Bila perlu berikan obat-obat tambahan seperti gliseril guaikolat (ekspektoran)6. Istirahatkan korban dan berikan dukungan moril

19. Tenggelam Overview:

Tenggelam dibagi menjadi tenggelam dalam air tawar dan tenggelam dalam air laut. Pada korban tenggelam terjadi apnea, yang diikuti dengan inspirasi hebat sehingga air akan masuk kedalam alveolus dalam jumlah yang besar. Refleks larings yang timbul menyebabkan spasme laring, yang dalam waktu lama menyebabkan anoksia otak dan berlanjut pada kelumpuhan pusat pernafasan dan penurunan kesadaran.Inhalasi air tawar akan menyebabkan dilus hebat yang menimbulkan gangguan elektrolit dan terjadi fibrialasi ventrikel. Inhalasi air laut akan menyebabkan hemokonsentrasi sehingga beban jantung bertambah, yang tamapk melambatnya denyt nadi, hipotensi dan edema paru.

Gejala:1. Asfiksia dengan atau tanpa kegagalan sirkulasi dan edema otak2. Muntah akibat masuknya air dalam lambung. Dapat menyebabkan aspirasi.

Penatalaksanaan:1. Mengembalikan fungsi ventilasi dan mempertahankan sirkulasi2. Setelah sadar dan pernafasan spontan pulih, jaga agar jalan nafas bebas3. Penderita diletakan miring dengan kepala lebih rendah4. Pada tenggelam di air laut tindakan pernafasan buatan harus diteruskan untuk mencegah edama paru5. Koreksi keseimbangan asam basa6. Bila perlu lakukan transfusi darah untuk mengatasi hemolisis pada air tawar atau plasma pada hemokonsentrasi di air laut

20. Alergi Definisi:

Keadaan dimana terjadi reaksi hipersensitivitas di dalam tubh. Gejala yang umum biasa dijumpai terjadinya urtikaria/biduran

Etiologi:1. Dingin2. Makanan: udang, telur, seafood3. Obat-obatan:aspirin, ciprofloksasin, tetrasiklin

Penatalaksanaan:1. Hindari pencetusnya2. berikan obat antihistamin seperti : Kloferinam maleat3. Pada alergi obat hentikan pemakaian obat tersebut dan ganti dengan obat lain

Page 11: Modul Diklat Medik

4. Istirahatkan

Page 12: Modul Diklat Medik

Bantuan Hidup Dasar & Resusitasi Jantung Paru

BHD RJP ditujukan untuk diberikan pengobatan dan perawatan darurat bagi korban sebelum pertolongan yang lebih baik diberikan oleh dokter atau tenaga ahli yang lebih baik. Pelaksanaannya harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan benar sebelum dirujuk ke rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya.

Prinsip: Memelihara aliran darah untuk tetap mengalir ke organ-organ vital seperti otak dan jantung dengan cara memaksa darah korban yang mengalami henti sirkulasi untuk kembali bersikulasi dengan melakukan komprasi dada eksternal.

Tujuan: 1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang mengalami henti

jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung paru3. Mencegah komplikasi4. Menunjang upaya penyembuhan

Pokok-pokok yang harus dilakukan seorang Tim Medis Asy Syifaa’ adalah:1. Jangan panik2. Perhatikan sekeliling korban dan mintalah bantuan orang lain3. Perhatikan nafas korban (ada napas atau tidak, jika ada lihat nafasnya normal atau abnormal)4. Hentikan pendarahan5. Hentikan tanda-tanda shock6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru

Indikasi1. Henti Nafas:

- Tenggelam- Stroke- Obstruksi jalan nafas- Epiglotitis- Overdosis obat-obatan- Tersengat listrik- Infark miokard- Tersambar petir- Koma akibat berbagai macam kasus

2. Henti jantung

Tahapan resusitasi jantung paru:1. Tahap awal2. Survey primer3. Survey sekunder

1. Tahap awal (DR- Danger and Response)a. DANGER

Lihat apakah situasinya memungkinkan untuk menolong korban Sadar dan periksa keadaan bahaya terhadap diri penolong, orang lain, dan korban Berteriaklah dan minta pertolongan orang lain, telepon ambulan dengan spesifikasi tempat Pindahkan pasien dengan “log roll” (pegang juga kepalanya) dan tempatkan korban pada alas

yang keras dan rata Posisikan korban terlentang, baju dibuka, barang-barang yang mengikat badan segera

dikendorkan

Page 13: Modul Diklat Medik

Utamakan korban yang tidak sadar/ pingsan. Kemudian yang memiliki gangguan nafas, dan selanjutnya yang menangani pendarahan

Hati-hati pada korban yang memiliki trauma leher (lihat apakah membiru kulit pada leher) Posisikan diri penolong sebelm memulai tahapan berikutnya

b. RESPONSE: Korban yang sadar akan memperlihatkan adanya pernafasan dan peredaran darah (denyut

nadi) Guncang tubuh korban atau tepuk pipinya untuk menilai kesadaran korban Cara penilaiannya diklasifikasikan menjadi AVPU:

- A-Alert: Pasien reponsive dan orientasi lingkungan (dapat mengingat nama, waktu, dan tempat dengan baik.

- V-Verbal: Pasien disorientasi tapi masih memberikan respon terhadap rangsangan suara

- P-Pain: Memberi respon jika diberi rangsang nyeri- U-Unresponsive: Tidak sadar dan tidak merespon dengan stimulus apapun

Saat mengecek responsiveness, lihat juga pernapasannya secara visual dari naik turunnya dada

Bila unresponsive dan no breathing atau abnormal breathing, pasien diasumsikan berada pada kondisi cardiac arrest

2. Primary Survey: Think C-A-BA. Chest compression

Apabila menemukan korban yang unresponsive tanpa napas atau pernapasan abnormal, cek nadi karotis hanya selama 10 detik, bila tidak ada nadi jangan menunggu lama segera lakukan chest compression sebanyak 30 kali dengan cepat dan kuat. Kedalaman compression sekitar 2 inci (5 cm) untuk dewasa dan anak, infant selama 1,5 inci. Kecepatan chest compression minimal 100x/menit.Cara:1) Pastikan posisi korban terlentang pada permukaan keras dan rata2) Posisi penolong: Penolong beradadisisi korban dengan lutut dibuka selebar bahu3) Tentukan titik kompresi

Gunakan jari manis untuk menentukan batas bawah dari costae Gerakan jari menelusuri lengkung costai sampai ke sudut pada ujung sternum

(Processus xyphoideus) Dari Processus xyphoideus letakan jari tengah dan telunjuk tangan yang berbeda ke

sebelat atas jari manis tadi. Daerah tersebut merupakan tempat untuk meletakkan tangan penolong dalam memberikan bantuan sirkulasi.

Letakkan kedua tangan pada titik tadi dengan cara menumpukkan satu telapak tangan di atas telapak tangan yang lainnya, hindari jari-jari tangan menyentuh dinding dada korban, jari0jari tangan dapat diluruskan atau menyilang

4) Kompresi Dada Lengan harus lurus 90 derajat dari permukaan bumi, badan tegak lurus, tangan dalam

posisi ekstensi (dilarang menekuk selama melakukan kompresi). Penolong menekan dinding dada korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanak 30 kali dengan kedalaman penekanan beriksar antara 2 inchi (5 cm) dan kecepatan minimal 100 kali/menit

Tekanan pada dada harus dilespaskan keseluruhannya dan dada dibiarkan mengembang kembali ke posisi semula setiap kali melakukan kompresi dada. Namun jangan lepaskan tangan dari titik kompresi atau mengubah posisi tangan pada saat melakukan kompresi karena jika tangan terlepas dari badan korban, penolong harus mencari lagi titik kompresinya. Selang waktu yang dipergunakan untuk melepaskan kompresi harus samadengan pada saat melakukan kompresi.

B. Airway

Page 14: Modul Diklat Medik

Setelah 30 kali chest compression, lakukan head tilt chin Eft untuk membuka jalan napas dan cek apakah ada napas maupun sumbatan pada jalan napasnya.Pernapasan dinilai dengan look, listen, and feel

- Look: lihat pergerakan dada yang menunjukkan adanya pernapasan- Listen and feel: dengar dan rasakan pergerakan udara di sekitar mulut dan hidung

pasien.Apabila tidak terlihat tanda-tanda pernapasan, lihat jalan napasnya apakah ada sumbatan di sana. Sumbatan dapat berupa benda asing maupun lidah pasien sendiri. Apabila terlihat maupun diketahui ada sumbatan, segera keluarkan sumbatan itu dengan teknik:

- Cross finger (jangan lupa gunakan pelindung untuk jari)- Untuk sumbatan parsial lakukan Back Blow, Abdominal thrust, maupun Chest

trust.C. Breathing

Setelah jalan napas terbuka, angkat dagu pasien sampai berada pada posisi sniffing position, kemudian segera berikan bantuan napas 2 kali dengan 1 napas diberikan dalam 1 detik. Untuk melihat pakah pemberian bantuan napas efektif, saat meberikan bantuan napas lihat juga pergerakan dada yang menandakan terisinya volume paru-paru dengan bantuan napas tersebut.

Pertolongan pernafasan dapat dilakukan dengan beberapa cara:1. Mulut ke hidungPertahankan posisi Airway. Tarik nafas dalam, tutpu hidung korban dengan bibir dan hembuskan nafas kedalam hidung. Mulut penolong diangkat dan biarkan korban bernafas secara pasif.2. Mulut ke mulutPertahankan posisi Airway. Pijat hidung korban sampai tertutup. Tarik nafas dalam dan tutup mulut korban dengan bibir penolong. Berikan dua nafas penuh.3. Mulut ke mulut dan hidungDigunakan pada neonatus atau bayi. Mulut penolong dapat menutupi mulut dan hidung secara bersamaan.

D. Stelah bantuan napas 2 kali ini, lakukan kembali chest compression dan breahing sebanyak 5 skilkus. Setelah 4 siklus, nilai kondisi sirkulasi dan pernapasannya. Bila dibutuhkan, lanjutkan BHD RJP sampai:

Terlihat tanda kehidupan Tidak sadar, tidak ada pernapasan spontan, dilatasi pupil (15-30 menit) Bantuan yang lebih ahli datang Penolong kelelahan sampai tidak bisa lagi melakukan BHD RJP ini

Page 15: Modul Diklat Medik

3. Secondary surveyHanya dapat dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis terlatih dan merupakan lanjutan dari

survey primer. Secondary survey menilai tubuh korban dan kepala sampai ibu jari kaki. Survey sekunder dilakukan pada saat nafas spontan dari korban sudah uncul. Biasanya diikuti dengan posisi pemulihan.Posisi pemulihan:

a. Korban non trauma, tak sadar, tapi sudah menunjukan napas spontan dan sirkulsi efektif dapat dimiringkan ke salah satu sisi tubuhnya.

b. Tujuannya agar jalan nafas tidak tertutup oleh lidah atau muntahan dari lambung.c. Teknik ini prinsipnya membuat leher ekstensi sehingga kepala tidak fleksi ke depan dada.d. Pada posisi ini, lidah bergerak ke depan sehingga tidak menyumbat jalan napas dan saliva,

mucus serta muntahan dapat keluar.

Page 16: Modul Diklat Medik

Transportasi dan EvakuasiEvakuasi adalah upaya pemindahan korban dari lokasi kejadian yang berbahaya ke tempat

yang memadai untuk diberi pertolongan atau untuk ditindaklanjuti dengan kondisinya guna kelangsungan hidupnya.Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan evakuasi:

Situasi dan kondisi dalam evakuasi, Kondisi korban, Kondisi penoong sendiri.

Hal utama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan evakuasi yaitu kontrol keadaan korban secara medis, tapi tetap disesuaikan dengan kondisi trauma korban.Aturan umum tentang evakuasi:

Perhatikan kondisi korban, apakah mengalami cedera atau trauma yang membutuhkan kehatia-hatian dalam pengevakuasian.

Bila mungkin, tenangkan kepada korban apa yang akan dilakukan, agar dapat bekerjasama. Jangan pindahkan korban sendiri jika bantuan belum tersedia. Jika beberapa orang melakukan evakuasi, hanya ada 1 orang yang memberikan komando Angkat dan bawa korban dengan benar agar tidak mengalami cedera otot/sendi Jangan abaikan keselamatan penolong sendiri.

Aturan dalam mengangkat dan menurunkan korban: Tempatkan posisi kaki senyaman mungkin, salah satu kaki ke depan guna menjaga

keseimbangan Tegakkan badan dan tekukkan lutu Pegang korban/balut dengan seluruh jari tangan Usahakan berat korban yang diangkat dengan penolong Jika kehilangan keseimbangan/pegangan, letakkan korban, atur posisi kembali, lalu mulai

kembali mengangkat

TEKNIK-TEKNIK EVAKUASII. Angkutan Satu Orang Penolong

Jangan pernah memindahkan korban pada kecelakaan jika tanpa alasan yang jelas. Cari jalan keluar sesingkat dan seaman mungkin sebelum mulai memindah korban dari tempat kecelakaan. Jika penolong sendiri dan harus dipindahkan karena indikasi medis atau ancaman lingkungan berikut ini cara yang bisa dilakukan.

1) Papah Jinjing (Human Crutch)Dilakukan untuk korban sadar dengan cedra ringan yang bisa megamankan dirinya sendiri. Tekniknya:1. Berdiri di samping korban pada sisi yang cedera atau lmeah. Lengan korban dilingkarkan di bahu penolong dan pegang tangan atau pergelangan tangan korban.2. Lengan penolong yang satu lagi melingkar di pinggang korban, dan pegang baju atau pinggangnya.3. Langkahkan kaki yang sebelah dalam dan berjalan disesuaikan dengan kecepatan korban. Tongkat atau dahan kayu dapat menjadi penompang tambahan.

2) Tarik Korban (Drag Carry)Dilakukan untuk korban tidak sadar atau terlampau berat yang harus dipindahkan karena indikasi medis atau ancaman lingkung. Tekniknya:1. Tarik korban ke arah belakang dengan tetap menjaga kepala.2. Posisi tangan ketika menarik korban disesuaikan dengan situasi dan kondisi seperti:3. Saat menarik korban:

Page 17: Modul Diklat Medik

- Posisi panggung penolong tetap lurus- Gunakan kekuatan kaki saat menarik, bukan punggung- Saat menarik, usahakan agar tetap lurus.

menarik bahu/bajuBlanket Brag Shoulder/Shrit drag

3) Gendong (Pick-a-Back/Piggy Back)Dilakukan korban yang sadar dari posisi duduk atau berdiri dibelakang penolong. Jangan dilakukan pada korban tidak sadar dan tidak mengalami cedera tangan. 4) Menuruni Tingkat/Tangga (Removal Downstairs).

Jangan dilakukan pada korban dengan cedera kepala atau spinal. Gunakan alas atau matras dibawah korban jika memungkinkan.5) Bujur Gantung (Firefighter’s Crawl)Penderita ditempat dibawah penolong, fiksasi tangan korban dan tempatkan dileher penolong. Gunakan mitella, sabuk, atau

bahan yang bisa untuk menarik. Tehnik ini digunakan untuk korban tidak sadar yang jauh lebih berat dari penolong. 6) Sampir Pundah (Firefighter’s Carry)

Tehnik ini digunakan untuk mengangkat korban secara cepat dan jaraknya jauh. Tehniknya:1. Korban diangkat diatas satu bahu penolong.2. Lengan penolong berada pada sisi bahu yang mengangkut korban, melingkari kaki korban lalu memegang tangan korban.

II. Angkutan Dua Orang PenolongJika ada 2 penolong untuk memindahkan korban untuk tindakan medis atau menjauhi daerah yang berbahaya gunakan satu tehnik ini:1) Papah Jinjing (Human Crutch)

Seperti Papah Jinjing 1 orang, dilakukan untuk korban sadar dengan cedera ringan yang bisa mengamankan dirinya sendiri. 2) Angkat KursiDapat digunakan pada pasien yang sadar maupun tidak sadar, tapi tidak pada korban dengan suspek cedera kepala/spinal. Untuk pengamanan imobilisasi tangan korban ke dada dan jika korban tidak sadar fiksasi korban ke kursi. 3)Dudukan 2 tangan (Two-hand Seat Carry)Cara yang banyak digunakan pada pasien sadar dimana tidak mampu berjalan atau menjaga bagian atas tubuhnya. Tekniknya:1. Posisi kedua penolong berjongkok di samping pasien.2. Lengan penolong berada di bahu dan bawah lutut. Korban.3. Genggam pergelangan tangan penolong yang lainnya.4. Berdiri dari posisi jongkok dengan hati-hati lalu mulai berjalan dengan tetap menjaga keseimbangan.4) Dudukan 4 tangan (Four-hand Seat Carry)

Page 18: Modul Diklat Medik

Variasi lain dari dudukan 2 tangan yang digunakan pada pasien sadar yang dapat menggerakan tangan untuk membantu dirinya sendiri.

Two-handed seat carry Four-handed seat carry

III. Angkutan Tiga Orang Penolong/LebihIni merupakan cara paling baik untuk memindah korban tanpa menimbulkan komplikasi yang berarti. Korban bisa dipindahkan kesamping, maju kedepan,diturunkan/dinaikan ke tandu. Cara yang banyak digunakan di Indonesia antara lain:1) Lintang Dada (direct ground)Biasanya digunakan untuk memindah ke tandu sehingga disebut juga stretcer lift. Tehniknya:1. Setiap penolong berlutut di satu sisi tubuh korban.2. Dengan komando satu orang (penolong yang berada di samping kepala korban), penolong

mengangkat korban dan meletakan tubuh korban di paha penolong.Jika korban akan diletakan pada strecher yang rendah: Dengan 1 komando, pasen diletakan pada strecher.Jika korban akan diletakan pada kasur yang posisinya tinggi: Penolong memutar posisi tubuh korban sehingga korban menghadap tubuh penolong.

3. Dengan satu komando, semua penolong berdiri dengan hati-hati.4. Untuk berjalan, semua penolong memulainya dengan kaki yang sama dan berjalan dalam suatu gari

yang sejajar.

2) Hammcok CarryDapat digunakan untuk memindah korban spinal tanpa spinal board. Posisi penolong berjongkok pada

kedua sisi korban. Penolong yang terkuat berada di satu sisi dengan paling sedikit penolong. Tehniknya:

1. Posisikan tangan seperti pada gambar.2. Penolong berdiri dengan satu komando dari penolong yang berada di dekat kepala korban.

IV. Angkutan Dengan Alat Tandu diperiksa dari kerusakan, dicoba apa mampu menahan berat korban

Page 19: Modul Diklat Medik

Korban tidak sadar yang dibawa ke tempat jauh, sebaiknya selalu diikat Penolong yang paling berpengalaman, memberi komando untuk tiap gerakan Penolong yang paling berpengalaman, memberi komando untuk tiap gerakan Kaki korban selalu didepan, kecuali pada keadaan: Korban cedera tungkai berat menuruni tangga/ turun di tempat yang miring Korban hipertermia, menuruni tangga/turun di tempat yang miring Korban dengan stroke/kompresi otak tidak boleh di angkat dengan kepala lebih rendah dari

kaki.1) Tandu ImprovisasiJika tandu komersial tidak tersedia maka gunakan tandu dari pintu, selimut atau baju. Jangan gunakan tandu yang alasnya lunak (non-rigid) pada pasien yang suspek cedera spinal atau kepala kecuali korban yang harus segera diamankan atau ada gangguan CAB.

2)Tandu selimut Darurat1. Tempatkan selimut pada bagian yang rata dan bagi selimut menjadi 3 bagian. Temptkan tongkat pertama pada salah satu sisi yang ditekuk2. Tempatkan tongkat kedua padasisi yang berlawanan dari sisi pertama dan lipat kedalam sekitar 15 cm (posisi terkunci).3. Gulung sisa selimut ke dua sisi tongkat sehingga menutup semua permukaan atas tandu.3) Tanda Selimut (Blanket Stretchers)Jangan gunakan selimut untuk memindah korban dengan suspek cedera spinal atau kepala kecuali pada ondisi mengancam jiwa penolong. Selimut harus lebih panjang dari tubuh korban.1. Lipat selimut jika terlalu lebar dan gulung selimut sampai setengah bagian ke samping korban.2. 2 penolong jongkok disamping korban untuk memutar badan korba kesamping sebagai satu

kesatuan (log roll) sedangkan penolong lain memutar dan menjaga tulang belakang dan kepala sebagai satu kesatuan gerak (satu garis) dengan tulang belakang. Putar korban pada bagian yang lebih sehat misalnya pada fraktur ekstrimitas.

3. Masukkan selimut yang digulung dibwah korban, kemudian log roll ke sisi berlawanan dan lepas gulungan. Tempatkan pasien ditengah selimut dan gulung kembali sisi-sisi selimut dan tarik kesisi terluar.

4. Tarik ketat gulungan pada ke dua sisi kanan dan kiri selimut. Korban bisa dipindahkankesamping, maju kedepan, diturunkan/dinaikan ke tandu.

Dalam evakuasi jangka panjang tampa alat-alat Advance Life Support (resusitasi cairan, pakaian anti shock, dst) korban harus diselimut untuk menghindari hipotermi dan shock. Caranya dengan memasang selimut secara diagonal dengan tandu kemudian dilipat keseluruh tubuh korban, kaki, dan kepala.

Page 20: Modul Diklat Medik

Tandu harus dibawa oleh paling sedikit 4 orang dengan posisi kepala korban ditandu searah jalur perjalanan atau dengan kata lain kepala dibagian belakaang tandu (menghindari korbar disorientasi). Namun posisi kepala diltekan pada bagian depan ketika korban menaiki/mneuruni tanjakan/turunan. Dan saat pasien dipindah ke dalam ambulan (posisi tabung )2 dan infus set biasanya pada posisi sisi depan tandu pasien) atau tempat tidur. Jaga posisi tandu rata-rata air/datar ketika melewati tanjakan atau turunan.