Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

91
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS 1. 1. Pengantar Modul ini berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas” yang merupakan kompetensi bidan yang ke 6 dengan pernyataan kompetensi; Bidan memberikan Asuhan pada ibu Nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhada budaya setempat.Yang menjadi fokus pembahasan adalah mengenai: (1) Konsep dasar nifas, (2) Kebutuhan dasar pada masa nifas (3) Menjelaskan konsep dasar masa nifas, (4). proses laktasi dan menyusui, (5). Menjelaskan tentang respon orang tua terhadap BBL, (6). Menjelaskan perubahan fisiologis, (7). Menjelaskan proses adaptasi, (8). Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas, (9). Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas, (10). Menjelaskan program tindak lanjut asuhan nifas di rumah, (11) Menjelaskan cara mendeteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya, (12). Melakukan pendokumentasian asuhan nifas. Mempelajari modul ini diharapkan Anda sebagai mahasiswa memiliki pemahaman tentang Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Modul ini direncanakan dapat Anda pelajari sebelum kegiatan pembelajaran secara tatap muka dimulai. Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan pemanfaatan waktu pembelajaran secara tatap muka untuk (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum sepenuhnya Anda pahami, (2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) melakukan praktik asuhan masa nifas Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 8 x 120 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktik asuhan kebidanan pada masa nifas dan pembimbingan adalah sekitar 8 x 240 menit. Oleh karena itu, Anda diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka

Transcript of Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Page 1: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS

 

1. 1.   Pengantar

Modul ini berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas” yang merupakan kompetensi bidan yang ke 6 dengan pernyataan kompetensi; Bidan memberikan Asuhan pada ibu Nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhada budaya setempat.Yang menjadi fokus pembahasan adalah mengenai: (1) Konsep dasar nifas, (2) Kebutuhan dasar pada masa nifas (3) Menjelaskan konsep dasar masa nifas, (4). proses laktasi dan menyusui, (5). Menjelaskan tentang respon orang tua terhadap BBL, (6). Menjelaskan perubahan fisiologis, (7). Menjelaskan proses adaptasi, (8). Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas, (9). Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas, (10). Menjelaskan program tindak lanjut asuhan nifas di rumah, (11) Menjelaskan cara mendeteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya, (12). Melakukan pendokumentasian asuhan nifas.

Mempelajari modul ini diharapkan Anda sebagai mahasiswa memiliki pemahaman tentang Asuhan Kebidanan pada masa nifas. Modul ini direncanakan dapat Anda pelajari sebelum kegiatan pembelajaran secara tatap muka dimulai. Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan pemanfaatan waktu pembelajaran secara tatap muka untuk (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum sepenuhnya Anda pahami, (2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) melakukan praktik asuhan masa nifas Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 8 x 120 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktik asuhan kebidanan pada masa nifas dan pembimbingan adalah sekitar 8 x 240 menit. Oleh karena itu, Anda diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan. Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

 

Page 2: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Asuhan Kebidanan pada masa nifas dan Pembimbingan. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Anda sebagai mahasiswa memiliki pemahaman tentang  asuhan masa nifas dan termotivasi secara optimal untuk mengembangkan kemampuan Anda memberi asuhan masa nifas.

 

Modul ini direncanakan supaya Anda dapat pelajari sebelum kegiatan pembelajaran secara tatap muka dimulai. Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan pemanfaatan waktu pembelajaran secara tatap muka untuk (1) mendiskusikan materi pembelajaran yang belum sepenuhnya Anda pahami, (2) mendapatkan penjelasan tambahan, dan (3) melakukan praktek asuhan kebidanan pada ibu nifas. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 8 x 120 menit. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk praktik memberi asuhan kebidanan masa nifas dan pembimbingan adalah sekitar 16 x 120 menit. Oleh karena itu, Anda diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan selama kegiatan pembelajaran secara tatap muka dilaksanakan. Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!

 

1. 2.         Tujuan

Tujuan Umum Setelah mempelajar kegiatan belajar satu ini: Mahasiswa mampu  memberikan Asuhan pada ibu Nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhada budaya setempa.

Tujuan Khusus

Setelah nifas Mempelajari kegiatan belajar satu ini mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan konsep dasar,2. Menjelaskan proses laktasi dan menyusui,3. Menjelaskan tentang respon orang tua terhadap BBL,

Page 3: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

4.  Menjelaskan perubahan fisiologis5.  Menjelaskan proses adaptasi,6.  Menjelaskan kebutuhan dasar ibu nifas7.  Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas,8. Menjelaskan program tindak lanjut asuhan nifas di rumah,9.  Menjelaskan cara mendeteksi dini komplikasi pada masa nifas

dan penanganannya10.  Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan masa nifas

 

1. 3.      Manfaat mempelajari modul ini

Sebagai mahasiswa kebidanan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas  dan dengan Pengembang Teknologi Pembelajaran, manfaat yang Anda peroleh setelah selesai mempelajari modul ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah bertambahnya pengetahuan dan kemampuan/keterampilan Anda di bidang asuhan kebidanan pada masa nifas.

 

4.   Petunjuk Umum Belajar

 

Sebagai mahasiswa, Anda haruslah mempelajari Modul ini secara bertahap, yaitu dimulai dari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 dan mengerjakan soal-soal latihannya serta telah benar-benar yakin memahaminya, barulah Anda diperkenankan untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2.

 

Sebelum melanjutkan kegiatan belajar untuk mempelajari materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar-3, Anda haruslah benar-benar telah memahami seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2. Di samping itu, Anda juga

Page 4: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

dituntut untuk setidak-tidaknya berhasil menyelesaikan sebagian besar soal-soal latihannya dengan benar.

 

Keadaan yang sama juga diberlakukan dalam mempelajari materi pembelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-3. Begitu setrusnya sampai kegiatan belajar ke 8 Anda haruslah benar-benar memahami seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran pada Kegiatan Belajar-8 beserta soal-soal latihannya sebelum meminta kesempatan atau waktu kepada koordinator mata kuliah untuk mengerjakan soal-soal atau Tes Akhir Modul (TAM).

 

Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini Anda kerjakan. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan Anda akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahaman Anda terhadap materi pembelajaran yang terdapat di dalam modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah bahwa Anda dapat mengetahui bagian-bagian mana dari materi pembelajaran yang telah Anda pelajari yang masih belum sepenuhnya Anda pahami.

 

Sebagai mahasiswa, Anda akan mendapat kesempatan pada kegiatan belajar secara tatap muka untuk membahas materi pembelajaran yang kemungkinan belum berhasil Anda pahami selama belajar mandiri. Selama kegiatan belajar secara tatap muka, dosen mata kuliah  akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok atau berdasarkan materi pembelajaran yang masih belum Anda pahami atau sulit Anda pahami. Terbuka juga kemungkinan bagi Anda sebagai mahasiswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.

Page 5: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok guna mendapatkan tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, Anda dapat merumuskan sendiri kesimpulan atau merumuskan secara bersama-sama dengan seksama teman-teman atau dapat juga meminta bimbingan dari para dosen.

Dalam mempelajari materi pembelajaran tentang “Asuhan kebidanan pada masa nifas”, porsi waktu untuk kegiatan diskusi dapat saja dikurangi. Sebagai gantinya, porsi waktu untuk kegiatan praktik asuhan kebidanan pada masa nifas secara individual dapat lebih diperbanyak. Dengan demikian, pada akhir kegiatan pembelajaran secara tatap muka, diharapkan setidak-tidaknya Anda telah dapat melakukan simulasi asuhan kebidanan pada masa nifas di laboratorium .

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang dibutuhkan adalah LCD projector, laptop/PC, whiteboard, alat tulisnya, dan seperangkat alat-alat asuhan pada masa nifas, seperti perawatan perineum, perawatan buah dada.

 

B. Uraian Materi

Kegiatan pembelajaran 1.

Konsep dasar nifas

Tujuan(sub kompetensi/Indikator)

Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menjelaskan pengertian masa nifas

2. Menguraikan proses involusi

Page 6: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

3. Perubahan fisiologi nifas.

 

 

 Materi

1. Pengertian masa nifas: Masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup enam minggu berikutnya yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan seperti sebelum hamil.

Puerperium adalah waktu mengenai perubahan besar yang berjangka pada periode transisi dari puncak pengalaman melahirkan untuk menerima kebahagiaan dan tanggungjawab dalam kehidupan keluarga.

Perawatan postnatal yang terintegrasi dengan baik memiliki peranan penting yang digunakan dalam membantu transisi ini dan mengenalkan keluarganya pada kehidupan baru mereka bersama-sama.

Puerperium adalah masa 6 minggu yang dimulai segera setelah plasenta keluar. Selama masa ini sejumlah perubahan fisiologi dan psikologi terjadi:

*        Organ-organ reproduksi kembali ke kondisi tidak hamil.

*        Perubahan fisiologi lain yang terjadi selama kehamilan dikembalikan.

*        Laktasi terbentuk.

*        Dasar hubungan antara bayi dan orang tuanya disiapkan.

*  Ibu pulih dari ketegangan pada waktu kehamilan dan persalinan, dan menerima. tanggung   jawab untuk merawat dan mengasuh bayinya.

 

Page 7: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Tujuan Asuhan Masa Nifas

Menurut Bennett & brown, 1996

Perawatan yang diperlukan ibu dan bayinya selama puerperium sebaiknya didasarkan pada 3 prinsip utama:

1. Meningkatkan kesehatan fisik ibu dan bayi.2. Memberikan penyuluhan mengenai pemberian makanan dan

meningkatkan pengembangan hubungan yang baik antara ibu-anak

3. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri ibu dan membolehkannya mengisi peran sebagai ibu khususnya dalam keluarga sendiri dalam situasi kebudayaannya.

 

Menurut Anggraini,2010

1. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat

3. Memberikan pelayanan KB

 

Peran Bidan dalam Masa Nifas

Memberikan semacam dukungan yg konsisten, baik dan relevan yg secara individual diperlukan ibu agar pulih dari ketegangan fisik krn melahirkan & u/ menumbuhkan percaya diri dalam mengasuh bayinya.

 

Tanggung Jawab Bidan

 

Page 8: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Mendeteksi komplikasi & perlunya rujukan2. Mendukung & memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial.3. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai orang

tua4. Mendorong ibu u/ menyusui bayinya dg meningkatkan rasa

nyaman

 

Tahapan Masa Nifas

1. 1.      Puerperium Dini (24 jam)

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan

1. 2.      Puerperium Intermedial (1-7 hari)

Kepulihan menyeluruh alat2 genetalia yg lamanya 6-8 mggu

1. 3.      Remote Puerperium (1-6 minggu)

waktu yg diperlukan untuk pulih & sehat sempurna trutama bila selama hamil & persalinan mempunyai komplikasi

 

Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Depkes RI, 2003

Sesuai dengan standar pelayanan nifas, yaitu standar 15: Pelayanan bagi ibu & bayi pada masa nifas.Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenamsetelah persalinan.

 

 

2. Proses involusi: dimulai dari autolysis- proses penghancuran diri sendiri yang terjadi dalam otot uterus, enzim proteolitik

Page 9: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

memendekkan jaringan otot yang telah mengendur (selama hamil : 10 x panjang dan 5 x lebar semula)

Hasil akhir autolisis disebabkan oleh tindakan polymorph phagolitik dan macrophagus dalam sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine.

Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin

Menyusui yang terus menerus merangsang pengeluaran oksitosin sehingga membantu involusi

Kontraksi dan retraksi pd otot rahim mengurangi besarnya tempat plasenta, mencegah perdarahan yang banyak dan tempat tersebut tertutup secara bertahap. Pengurangan ukuran uterus tidak akan mengurangi jumlah otot sel, namun ukuran sel-sel yang berkurang akibat proses involusi. Ligamen yang menjadi kendor selama kehamilan dapat menyebabkan uterus setelah persalinan mudah tergeser oleh kandung kemih. Pada akhir masa nifas ligamen tersebut akhirnya akan mencapai kembali panjang dan tegangannya seperti sebelum hamil. Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot panggul, perineum, vagina, vulva. Proses ini membantu pemulihan tonisitas/elastisitas normal ligamentum.

Proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya konstipasi

Pada kehamilan dan persalinan, progesteron meningkatkan pembuluh darah pada vagina dan vulva, yang dapat menimbulkan hematoma dan edema pada vagina, vulva dan perineum.

 

 

  Bobot uterus Diameter uterus Palpasi serviks

Pd akhir pesalinan 900 gram 12,5 cm Lembut/ lunak

Pd akhir 450 gam 7,5 cm 2cm

Page 10: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

mgg I

Pd akhir

mgg II200 gram 5,0 cm 1 cm

Pd akhir

mgg VI60 gram 2,5 cm Membelah

 

 

 

Lokia adalah

Ekskresi cairan uterus selama masa nifas

Merupakan lapisan decidua yang mengelilingi situs (tempat implantasi) plasenta yang menjadi nekrotik (layu/mati) dan akan keluar dengan sisa cairan/darah. Mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisne berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina normal, bau amis. Lokia mengalami perubahan karena involusi uterus

Perubahan Lokia

Lokia rubra: pada hari 1-4 masa nifas, wama merah, mengandung darah dari luka plasenta, serabut decidua dan korion

Lokia serosa keluar pada hari 5-9 masa nifas, warna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, lebih banyak serum, juga terdiri dari lekosit dan laserasi plasenta

Lokia alba, muncul pada hari ke-10 masa nifas, warna lebih pucat, putih kekuningan, mengandung lekosit, selaput lendir serviks & serabut jaringan yang mati

Page 11: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

C. Rangkuman

Secara singkat dapat dikatakan bahwa Asuhan Kebidanan pada masa nifas merupakan asuhan yang diberikan pada perempuan pasca persalinan, yang dilakukan pada perempuan sesuai siklus kehidupannya, yang diberikan sesuai dengan social budayanya masing-masing

Suatu asuhan dianggap bermutu tinggi apabila sesuai dengan standar asuhan kebidanan mulai dari pengkajian (subyektif, obyektif), assesment, dan dilanjutkan dengan penatalaksanaan, dengan tidak mengabaikan kode etik profesi, wewenang bidan serta peran fungsi bidan pada asuahan masa nifas dalam rangka mencegah kematian Ibu maupun bayinya. Ringkasan materi sebagai berikut.

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup 6 mg berikutnya yg diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan seperti sebelum hamil.

Proses involusi terjadi karena adanya proses autolisis. Hasil akhir autolisis lisis digerakkan oleh tindakan polymoiph phagolitik dan macrophages dalam sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine. Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin.

Lokia mengalami perubahan karena involusi uterus

Dua refleks pada ibu yang sangat panting datam proses laktasi adalah refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan putting susu oleh hisapan bayi.

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar atau terbenam (retracted); putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis atau abses

Page 12: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

D. Tugas

 

                                                                        TUGAS

 

 Langkah-langkah

 

 

Terhadap soal-soal tugas yang diberikan di bawah ini, Anda diminta mengerjakannya di lembar kertas tersendiri (tidak di dalam modul). Apabila semua soal tugas sudah selesai Anda kerjakan, barulah Anda dipersilakan untuk melihat Kunci Jawaban dan membandingkannya dengan jawaban Anda.

 

Periksalah hasil pekerjaan Anda. Apabila Anda berhasil menyelesaikan (menjawab) soal-soal tugas dengan 80% benar, maka Anda diperkenan-kan untuk melanjutkan kegiatan belajar Anda untuk mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2.

 

Apabila Anda belum berhasil menjawab 80% benar soal-soal tugas, maka Anda disarankan untuk mempelajari kembali uraian materi Kegiatan Belajar-1 terutama materi pembelajaran yang belum Anda pahami. Setelah selesai mempelajari ulang materi pembelajaran dan yakin telah memahaminya, barulah Anda mengerjakan kembali soal-soal tugas Kegiatan Belajar-1. Semoga kali ini, Anda lebih berhasil dan dapat menyelesaikannya dengan 80% benar atau lebih.

 

Page 13: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Manakala setidak-tidaknya Anda telah berhasil menjawab soal tugas dengan 80% benar, maka Anda dipersilakan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran Anda mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2.

 

 

  Soal-soal Tugas 

 

 

Kerjakanlah soal-soal tugas di bawah ini:

 

Setelah selesai mempelajari materi pelatihan yang diuraikan/dibahas pada Kegiatan Belajar-1 dan sebelum melanjutkan kegiatan pembelajaran yang berikutnya pada Kegiatan Belajar-2, ANDA diharuskan untuk mengerjakan soal-soal latihan berikut ini. Dengan mengerjakan semua soal tugas, ANDA akan dapat mengetahui sampai sejauh mana tingkat penguasaan ANDA terhadap materi pelatihan yang telah ANDA pelajari pada Kegiatan Belajar-1.

 

Soal-soal /Pertanyaan

1. Jelaskan pengertian tentang nifas!2. Uraikan fase-fase nifas3. Uraikan dengan singkat proses involusi uterus!

 

1. Horrnon yang  menekan prolaktin pada saat hamil adalah…1. estrogen2. progesterone

Page 14: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

3. estrogen dan progesterone4. oxytocin

 

2. Proses involusi rahim dipengaruhi oleh beberapa hal. Apa sajakah yang mempengaruhinya?

1. polymorph phagolitik macrophages2. oxytocin3. autolisis4. semua benar

 

3. Berat uterus pada akhir satu minggu masa nifas sudah menurun. Berapakah beratnya?

1. 900 gram2. 450 gram3. 200 gram4. 60 gram

 

4.Lokia yang banyak mengandung serum dan  leukosit disebut apakah?

1. Lochea rubra2. Lochea sanguinolenta3. Lochea serosa4. Lochea alba

 

 

 

Bagaimana menurut ANDA? Apakah ANDA sudah selesai mengerjakan soal-soal latihan tersebut di atas? Jika seandainya

Page 15: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

belum, cobalah lanjutkan sampai semua soal selesai ANDA kerjakan. apabila sudah semua soal selesai ANDA kerjakan, cobalah periksa jawaban ANDA dengan menggunakan Kunci Jawaban Soal-soal Latihan yang tersedia pada bagian akhir Modul ini. Setidak-tidaknya ANDA diharapkan dapat menyelesaikan 80% soal-soal latihan Kegiatan Belajar-1 dengan benar.

 

Pada dasarnya, apabila ANDA mempelajari materi pelatihan yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1, pastilah tidak sulit untuk menjawab kesepuluh soal latihan tersebut di atas.  apabila hasil mengerjakan soal-soal latihan belum mencapai 80% benar, sebaiknya ANDA disarankan untuk mempelajari kembali materi pelatihan Kegiatan Belajar-1 terutama bagian-bagian tertentu yang memang belum sepenuhnya ANDA pahami. Apabila memang ANDA sudah berhasil menjawab 80% benar soal-soal latihan atau bahkan semua soal dapat ANDA selesaikan dengan benar, maka ANDA diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran ke materi pelatihan yang diuraikan/dibahas pada Kegiatan Belajar-2.

 

 

 

                  STOP SEJENAK!

        Periksalah Jawaban Anda!

 

 

Bagaimana hasil jawaban ANDA setelah melihat Kunci Jawaban? Semoga saja semua jawaban benar. Jika demikian, maka SELAMAT bagi ANDA yang telah berhasil mengerjakan soal-soal tugas. Apabila seandainya belum sepenuhnya berhasil atau belum berhasil menjawab dengan 80% benar, maka sebaiknya ANDA pelajari

Page 16: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

kembali materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum ANDA pahami.

 

Setelah selesai mempelajari ulang materi pembelajaran tertentu (yang sebelumnya masih belum benar-benar ANDA pahami), cobalah kerjakan kembali soal-soal tugas Kegiatan Belajar-1. Semoga kali ini, ANDA benar-benar dapat menyelesaikan semua soal tugas Kegiatan Belajar-1 dengan benar.

 

Bagaimana? Apabila memang ANDA telah berhasil menyelesaikan semua soal tugas dengan benar atau setidak-tidaknya 80% benar, maka ANDA diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2.  SELAMAT BELAJAR dan SUKSES tentunya bagi ANDA dalam mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2.

 

 

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 2

Proses Laktasi

1. 1.     Petunjuk Belajar

 

Selamat! ANDA telah berhasil menyelesaikan Kegiatan Belajar-1. Sekarang, materi pelajaran yang akan ANDA pelajari adalah

Page 17: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

mengenai proses laktasi. Pelajarilah materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 ini secara bertahap dimulai dari awal yang membahas tentang proses laktasi.

 

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2 ini, Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan proses laktasi2. Upaya memperbanyak ASI3. Menjelaskan masalah-masalah laktasi

 

Uraian materi

 

.1. Proses Laktasi

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta, meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar, karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca salin kadar estrogen den progesterone turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominant. Pada saat inilah mulai tejadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis sehingga sekresi ASI makin lancar

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi adalah refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan puting susu oleh hisapan bayi.

Refleks prolaktin

Dalam puting susu banyak terdapat ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Harmon ini yang berperan dalam produksi ASI di

Page 18: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan menyusui makin banyak pula produksi ASI

Refleks Aliran (let down refleks)

Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan, alveolus dan saluran makin baik sehingga terjadinya bendungan susu makin kecil dan menyusui akan makin lancar.

Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari pertama menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.

 

 

 

 

 

 

 

1. 2.      Upaya Memperbanyak ASI

Bayi

1.Menyusui bayi setiap 2 jam, dg lama menyusui antara 10-15 menit di setiap payudara.

Page 19: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif

2. Susui bayi ditempat yg tenang dan nyaman

Ibu

1. Ibu harus cukup istirahat dan minum2. Makan makanan yang bergizi3. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yg menyusui bayinya

dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan

4. Susui bayi sesering mungkin.

 

 

  3. Masalah-masalah dalam menyusui :

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula disebabkan karena keadaan khusus. Masalah pada bayi pada umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, sering diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga ASI tidak baik untuk bayinya.

 

Masalah menyusui antenatal

Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah kurang/salah informasi, puting susu terbenam (retracted) atau puting susu datar.

Kurang/salah informasi

Page 20: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih balk dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan tentang penyulit-penyulit yang mungkin terdeteksi selama kehamilan yang ada kaitannya dengan menyusui.

Puting susu datar atau terbenam

Yang paling efisien untuk meperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa selama kehamilan, tunggu saja setelah bayi lahir

Masalah Menyusui pada Pasca Persalinan Dini

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain puting susu datar atau terbenam; puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis atau abses

Puting susu lecet

Pada keadaan ini sering kali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah; cek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, apakah terdapat infeksi kandida.

Pada keadaan puting susu lecet kadang-kadang luka, maka dapat dilakukan cara-cara seperti ini, ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak terlalu sakit.  Olesi puting susu dengan ASI akhir, jangan sekalikali memberikan obat lain seperti krim, salep, dll

Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x 24 jam. Selama puting susu diistirahatkan ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri

Cuci payudara sekali saja sehari, tidak dibenarkan menggunakan sabun

Payudara bengkak dan perawatannya

Page 21: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Dibedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, terasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak: payudara udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat dan bila diperiksa/dipencet ASI tidak keluar, badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, ASI kurang sering dikeluarkan atau mungkin ada pembatasan waktu menyusui. Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui on demand. Apabila terlalu tegang, bayi tidak dapat menyusui, sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun, untuk merangsang refleks oksitosin dilakukan sebagai berikut :

-  kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

-  ibu harus relaks

-  pijat punggung sampai ke leher

Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak, kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan di luarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa  nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif, dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.

 

C. Rangkuman

1. Proses laktasi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain menyusu dini, adanya reflex prolactin dan reflex aliran/ let down reflekx

Page 22: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

2. Memperbanyak ASI dimana ibu harus cukup istirahat, tidak boleh banyak stress, dan cukup gisi

3. masalah-masalah menyusui antara lain, putting susu lecet/ terbenam, buahdada bengkak, mastitis

 

 

 

 

 

D. Tugas/tes

 

1. Putting susu masuk/datar dapat segera dideteksi. Sejak kapankah dapat dideteksi?

2. kehamilan3. persahnan4. nifas5. persalinan dan nifas

 

1. Masalah menyusui pada masa pasca persalinan dini adalah…a2. putting susu lecet3. payudara bengkak4. mastitis5. putting susu datar/terbenam

 

1. Payudara bengkak pada umumnya disebabkan ole beberapa factor. Faktor apakah yang paling dominan?

2. frekuensi menyusui tidak rutin3. produksi air susu banyak

Page 23: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

4. putting susu lecet

d.putting susu masuk

 

1.  Payudara yang bengkak memerlukan asuhan yang benar. Asuhan yang mana yang paling tepat dilakukan?1. kompres air hangat, masase punggung, kompres dingin,

susui bayi2. kompres air hangat, masase punggung, susui bayi, kompres

dingin3. kompres air dingin, masase punggung, susui bayi, kompres

hangat4. kompres air dingin, susui bayi, masase punggung, kompres

hangat

 

1. Faktor predisposisi apakah yang dapat menimbulkan buah dada bengkak?

2. ibu primipara3. ibu grande multi para4. ibu yang gemuk5.  ibu dengan putting susu datar/terbenam

 

 

 

1. Buahdada bengkak dapat dicegah. Asuhan manakah yang paling tepat dilakukan untuk mencegah buah dada bengkak?1. bersihkan  putting susu setiap selesai menyusui2. kosongkan buah dada setelah selesai menyusui3. pakai BH yang menyangga4. Jaga kebersihan payudara dengan air sabun

 

Page 24: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

 

Kegiatan Belajar 6

KEBUTUHAN DASAR PADA PEREMPUAN  MASA NIFAS

1. 1.                                                                          Petunjuk Belajar

 

Selamat! ANDA telah berhasil menyelesaikan Kegiatan Belajar-5. Sekarang, materi pelajaran yang akan ANDA pelajari adalah mengenai kebutuhan dasar perempuan nifas. Pelajarilah materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-6 ini secara bertahap dimulai dari awal yang membahas tentang kebutuhan dasar perempuan nifas.

 

Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-6  ini, Anda diharapkan dapat:

1. Mampu mengidentifikasi mengenai jenis-jenis kebutuhan dasar pada ibu masa nifas meliputi :

1.   Nutrisi dan cairan2. Ambulasi atau mobilisasi dini

1. Eliminasi2. Istirahat3.   Kebersihan diri/perineum4. Seksual5. Latihan/senam nifas.

 

Page 25: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, maka materi pembelajaran yang akan ANDA pelajari dalam Kegiatan Belajar-2 mengenai jenis-jenis kebutuhan dasar pada ibu masa nifas meliputi : (1) Nutrisi dan cairan, (2) Ambulasi atau mobilisasi dini, (3) Eliminasi, (4) Istirahat, (5) Kebersihan diri/perineum, (7) Seksual, (8) Latihan/senam nifas.

A.Tujuan(sub kompetensi/Indikator)

 

B. Uraian Materi 6

 

KEBUTUHAN DASAR PADA PEREMPUAN  MASA NIFAS

1. NUTRISI DAN CAIRAN

Pada ibu yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan ibu diperbolehkan minum dan makan seperti biasa. Namun pelu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil.

Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI serta memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya.  Berdasarkan DKGA SK Menkes,  (2005). Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal (Suradi, 2003).

 

 

Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, produksi ASI. Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya sekitar 2-3liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).

Page 26: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Makanan yang dikonsumsi oleh ibu pada masa nifas juga perlu memenuhi syarat, seperti berikut:

1. Susunannya harus menganut pada menu seimbang2. Banyak serat3. Bervariasi/beranekaragan4. Porsinya  cukup dan teratur5. Hindari makanan yang pedars/merangsang (cabe, merica),

banyak lemak, bahan makan yang bergas (kol, sawi, nangka)6. Jangan mengkonsumsi alcohol, nikotin, serta bahan pengawet

dan pewarna.

Menurut Anggraini (2010) Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.

1. Sumber tenaga (energi)

Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energi adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari pagi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu. Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin.

1. Sumber pembangun (protein)

Protein diperlukan untuk pertumbuhan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara telur, daging, ikan, udang kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan.

1. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)

Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting antara lain

Page 27: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning telor, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran. Ibu menyusui harus mengkonsumsi suplemen zat besi selama 6 minggu atau 40 hari untuk mencegah terjadinya anemia.

2. Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya berasal dari ikan laut dan garam beryodium.

3. Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu dan keju.

4. Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Beberapa vitamin yang penting antara lain :

1)      Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat, nangka.

2)      Vitamin B1 agar napsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk.

3)      Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.

4)      Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan syaraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.

5)      Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi, dan gusi, daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, papaya, dan sayuran.

 

 

 

 

Page 28: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Table 1. Kecukupan Gizi Rata-Rata Untuk Ibu Menyusui

No. Zat Gizi Kebutuhan wanita dewasa

+  ibu menyusui

Bahan makanan

1. Energi (kkal)

1900 500 Bersa, kentang, umbi, jagung sagu, margarin

2 Protein (gr) 50 17 Daging ayam, ikan, tahu, tempe

3 Vitamin A 500 350 Hati, kuning telur, sayur hijau, wortel

4 Thiamin (mg)

1,0 0,3 Gandum, kedelai, kacang-kacangan

5 Riboflavin (B2)

1,1 0,4 Susu, yogurt, ikan, ayam

6 Niacin (mg) 14 3 Gandum, beras

7 B12 (gr) 2,4 0,4 Susu, yogurt, ikan, daging, telur

8 Asam Folat (mg)

400 100 Sayur hijau, sereal

9 Vitamin C (mg)

75 45 Jeruk, jambu, papaya, tomat

10 Calcium (mg)

800 150 Susu, ikan, udang, bayam, kedelai

11 Fe (mg) 26 6 Hati, ikan, daging, telur, sayur hijau

12 Zn (mg) 9,3 4,6 Hati, susu, kacang-kacangan

13 Iodine (mg) 150 50 Ikan laut, susu, rumput laut

14 Se (mg) 30 18 Susu, telur, hati

 

 

Tabel 2. Kebutuhan Bahan Makanan Ibu Menyusui

No. Jenis Makanan Jumlah Jumlah Kalori1 Beras 60 gram (1/2 gelas belimbing) 240 kalori2 Ikan 50 gram ( 1potong) 95 kalori3 Tempe 25 gram (1 potong kecil) 40 kalori

Page 29: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

4 Sayuran 100 gram (1 mangkok penuh) 50 kalori5 Pisang 100 gram (1 buah) 50 kalori6 Minyak 5ml (1 sendok makan) 45 kalori

 

 

2. AMBULASI ATAU MOBILISASI DINI

Pada masa nifas, ibu sebaiknya melakukan ambulasi dini.  Ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan ibu diperbolehkan miring atau segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik Anggarini, Y., (2010). Pada ibu postpartum normal mobilisasi sudah bisa dilakukan 2 jam setelah persalinan, dan pada ibu yang melahirkan melaui seksio secaria dilakukan mobilisasi dini setelah 6 jam pasca persalinan.

Jika tidak ada kelaianan lakukan mobilisasi sedini mungkin dan tetap memperhatikan kondisi pasien. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan memperlancar pengeluaran cairan vagina (lokia).

 

3. ELIMINASI

Rasa nyeri menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi usahakan untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih yang penuh  dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat menimbulkan perdarahan.

Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai hari kelima setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi sewaktu persalinan. Ibu kadang-kadang mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan. Apabila kandung kemih penuh dan ibu sulit kencing, sebaiknya dianjurkan:

1. Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan

Page 30: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

2. Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan menyebabkan terjadinya bendungan pada urin. Akibatnya akan timbul gangguan pada kontraksi rahim sehingga pengeluaran lokia tidak lancar

3. Bila kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi sendiri, maka akan dilakukan kateterisasi.

4. Lakukan mobilisasi secepatnya, tidak jarang kesulitan miksi dapat diatasi

Seperti halnya berkemih, ibu pasca melahirkan sering tidak merasakan sensasi ingin buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jaritan. Sebenarnya kotoran yang tidak dikeluarkan beberapa hari akan mengeras dan dapat menyebabkan terjadinya konstipasi.

Buang air besar harus dilakukan 2-3 hari pascasalin. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi maka ibu dianjurkan :

1. Mobilisasi dini2. Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum3. Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bisa BAB, jika pada hari

ketiga ibu belum BAB, ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk suppositoria.

4. Bila terjadi obstipasi dan timbul koprosstase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin terjadi febris.

5. Lakukan klisma atau berikan laksan per oral.

 

4. ISTIRAHAT

Wanita pascapersalinan harus cukup istirahat yaitu minimal 8 jam sehari, dimana ini dilakukan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan (Anggraini, 2008). Usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama pada saat bayi sedang tidur. Meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi  istirahat untuk menghilangkan rasa lelah dan ketegangan sehabis melahirkan.

Page 31: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

4. KEBERSIHAN DIRI ATAU PERINIUM

Menjaga kebersihan diri pada ibu masa nifas sangat penting untuk menjaga kesehatan dan menghindari infeksi baik pada luka jaritan maupun kulit.

1. Kebersihan alat genetalia

Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi bengkak atau memar dan mungkin ada luka jaritan bekas robekan atau episiotomi. Selain itu perlu juga diperhatikan kebersiahan vagina selama masa nifas karena :

1. Banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina2. Vagina dekat dengan saluran uretra dan rektum3. Adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat

terjadi infeksi4. Vagina merupakan organ yang terbuka yang mudah dimasuki

kuman.

 

Langkah-langkah untuk membersihkan vagina dan perineum :

1. Mencuci tangan sebelum dan setelah membersihkan alat genetalia

2. Bersihkan vagina dengan air bersih setiap kali BAB dan BAK. Basuh dari depan kearah belakang hingga tidak ada sisa kotoran yang menempel disekitar  vagina yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi.

3. Setelah dibersihkan dengan air kemudian daerah genetalia dikeringkan dengan menggunakan handuk, sehingga daerah genetalia tidak lembab dan kotor yang berpotensi terjadinya infeksi

4. Gunakan pembalut yang bersih, ganti pembalut minimal 3 kali sehari. Apabila merasa penuh  atau tidak nyaman segera mungkin pembalut diganti.1. Pakaian

Page 32: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Pakaian yang digunakan ibu terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringan pada ibu postpartum lebih banyak.  Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian yang digunakan agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering, gunakan BH yang dapat menyokong kedua payudara, pada daerah genetalia gunakan pakaian dalam yang longgar, kering dan bersih agar tidak terjadi iritasi dan lecet.

1. Kebersihan rambut.

Setelah bayi lahir, ibu biasanya akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormone sehingga rambut menjadi tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu diperhatikan oleh ibu yaitu mencuci rambut secara teratur, gunakan sisir yang lembut serta jangan menggunakan pengering rambut.

1. Kebersihan kulit

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga agar kulit tetap dalam keadaan kering.

 

5. SEKSUAL

Setelah persalinan ibu menghadapi peran barunya sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai pasangan. Namun segera setelah ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa ia sudah kehilangan aspek lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu memahami perubahan yang terjadi dalam diri istri sehingga tidak mempunyai perasaan diabaikan. Maka anjurkan ibu untuk :

Page 33: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Secara fisik,aman untu memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu merasakan aman untuk mulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai waktu tertentu setelah 42 hari atau 6 minggu pasca persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.

 

6. LATIHAN ATAU SENAM NIFAS

1. Tujuan senam nifas2. Memperbaiki aliran atau sirkulasi darah3. Memperbaiki otot-otot (dada, perut, panggul, tungkai,

pergelangan kaki)4. Membantu pengembalian rahim lebih cepat5. Mempertahankan bentuk tubuh agar tetap seperti sebelum

hamil1. Indikasi senam nifas

Ibu nifas dapat melakukan senam nifas setelah persalinan dengan persyaratan ibu mengalami persalinan normal tanpa adanya komplikasi.

 

1. Kontra indikasi

1)      Perdarahan postpartum

2)      Partus dengan tindakan atau adanya komplikasi selama persalinan dan masa nifas

3)      Ibu dengan penyakit jantung

4)      Trauma perineum yang parah atau nyeri luka abdomen (operasi caesar).

Page 34: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

1. Waktu memulai :

Senam nifas lanjutan dilakukan setelah 6 jam  persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.

1. Langkah-langkah senam nifas2. Latihan I (6-24 jam setelah persalinan

1)      Latihan pernafasan perut

Ambil sikap tidur terlentang, kedua tangan di atas perut dengan kedua lutut ditekuk.

Tarik nafas dari hidung tahan dengan otot perut dikembungkan tidak menggunakan otot dada.

Keluarkan  udara lewat mulut dengan cara meniup perlahan-lahan, perut dikempeskan dan tahan selama 3-5 detik, kemudian istirahat.

Lakukan latihan ini sebanyak 10 kali pada pagi dan sore hari.

 

 

2)      Latihan otot-otot dasar panggul dan bokong

Tidur terlentang dengan kedua tangan disamping badan, kedua lutut ditekuk.

Tekan punggung ke kasur  sambil mengerutkan panggul seperti menahan kencing 3-5 detik

Perlahan-lahan dikendurkan dan bernafas biasa. Ulangi latihan sampai 10 kali dilakukan pagi dan sore hari

 

3)      Latihan pergelangan kaki

Tidur terlentang dengan kedua kaki lurus

Page 35: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Gerakkan kedua kaki ke depan dan kebelakang (fleksi & ektensi) bergantian dengan hitungan 3-5 detik, sampai betis terasa tertarik. Lakukan sebanyak 10 kali.

Beristirahat Lanjutkan dengan gerakan berputar, arahnya 5 kali keluar dan 5

kali kedalam.

 

1. Latihan II (24-48 jam sesudah melahirkan)

Latihan pertama dilanjutkan kemudian diikuti tambahan sebagai berikut :

1)      Latihan otot leher

Tidur terlentang dengan bantal tipis (datar) kedua lengan disisi badan, kedua lutut ditekuk.

Angkat kepala sehingga dagu dapat menyentuh dada sejauh mungkin dan tahan selama 3 detik.

 

2)      Latihan otot punggung dan otot perut

Tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk Sambil tarik nafas dalam, angkat kepala dan bahu, perlahan-

lahan tangan meraih lutut sehingga terangkat 15-20 cm. Setelah hitungan 5 detik, perlahan-lahan kepala dan bahu

diturunkan seperti posisi semula.  Latihan dilakukan 2 kali sehari kemudian istirahat.

 

3)      Latihan otot punggung dan otot dada

Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua tangan lurus di samping kiri dan kanan.

Page 36: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Angkat kedua lengan lurus ke atas dada, tahan 3 detik kemudian kembali ke posisi semula. Ulangi sampai 10 kali kemudian beristirahat.

Angkat kedua lengan ke depan dada, tekuk siku,kemudian kedua telapak tangan saling menekan, pertahankan selama 3 menit, rileks ulangi sampai 10 kali dan istirahat.

 

1. Latihan III (48 jam setelah melahirkan sampai 6 minggu)

Latihan pertama dan kedua dilanjutkan kemudian diikuti dengan latihan sebagai berikut :

1)      Latihan otot pinggang dan otot panggul

Tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk. Pertahankan bahu dan dada datar, secara perlahan-lahan

gerakkan ke arah samping kiri tubuh sampai menyentuh kasur. Pertahankan 3-5 detik.

Pertahankan lutut dengan menggerakkan secara halus kearah kanan/ berlawanan,pertahankan 3-5 detik.

Kembali ke posisi semula dan beristirahat. Lakukan latihan ini 5 ke kanan dan 5 ke kiri

 

2)      Latihan otot pinggang atau otot panggul

Tidur terlentang,  kedua lutut ditekuk,kedua tangan disamping dan telapak kaki rata dengan tempat tidur.

Panggul dinaikkan seperti dalam gambar. Kedua kaki menahan tubuh, dilakukan perlahan-lahan tahan 3-5 detik.

Turunkan panggul ke posisi semula, lakukan latihan ini 2 kali sehari.

 

3)      Latihan otot pinggang dan otot panggul

Page 37: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Tidur terlentang, lutut kiri lurus,lutut kanan ditekuk. Badan bagian atas dipertahankan tetap lurus, gerakan lutut

kanan ke samping kiri secara perlahan sampai menyentuh bagian tepi kiri, pertahankan selama 3 detik.

Kembali ke posisi semula dan istirahat. Ganti lutut kanan lurus dan lutut kiri ditekuk, arahkan lutut kiri

ke tepi kanan, pertahankan selama 3 detik. Kembali ke posisi semula,latihan dilakukan 10x.

 

4)      Latihan otot dada

a)      Latihan pertama

Kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku

Pegang tangan erat-erat dan dorong jauh-jauh bersamaan ke arah siku sampai otot dada terasa tertarik, lalu lepaskan.

 

 

b)      Latihan kedua

Kedua tangan saling berpegangan pada lengan bawah dekat siku

Angkat tangan hingga sejajar dengan kepala. Lakukan gerakan 45x dan berhenti sebentar setiap 15x

 

 

5)      Latihan untuk pengembalian rahim ke bentuk dan tempat semula

Tidur tengkurap, dua bantal menyangga perut, satu bantal

Page 38: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

menyangga punggung kaki. Kepala Menoleh ke samping kiri atau kanan, tangan sedikit

dibengkokkan. Lakukan satu kali setiap hari sampai tertidur

 

 

 

 

C. Rangkuman

 

Perempuan masa nifas perlu dipenuhi kebutuhannya untuk bisa memulihkan kondisi setelah melahirkan dan untuk persiapan laktasi supaya bayinya tumbuh kembangnya berjalan dengan normal. Kebutuhan yang essensial dari perempuan nifas meliputi.

1. Nutrisi dan cairan

2. Ambulasi atau mobilisasi dini

3. Eliminasi

4. Istirahat

5. Kebersihan diri/perineum

6. Seksual

7. Latihan/senam nifas.

 

 

D. Tugas/Pertanyaan

Page 39: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

Tes Lisan

Soal :

1. Sebutkan kebutuhan kalori ibu selama menyusui dan jelaskan unsur-unsur yang harus terdapat pada bahan makanan untuk ibu menyusui?

2. Kapan ibu postpartum normal diperbolehkan melakukan mobilisasi dini dan jelaskan 2 tujuan dilakukan mobilisasi dini?

3. Jelaskan apa yang dapat dianjurkan kepada ibu nifas yang kesulitan mengalami sulit buang air kecil?

4. Jelaskan langkah-langkah membersihkan alat genetalia?

Jelaskan tujuan dilakukan senam nifas

 

 

 

Bagaimana menurut ANDA? Apakah ANDA sudah selesai mengerjakan soal-soal latihan tersebut di atas? Jika seandainya belum, cobalah lanjutkan sampai semua soal selesai ANDA kerjakan. apabila sudah semua soal selesai ANDA kerjakan, cobalah periksa jawaban ANDA dengan menggunakan Kunci Jawaban Soal-soal Latihan yang tersedia pada bagian akhir Modul ini. Setidak-tidaknya ANDA diharapkan dapat menyelesaikan 80% soal-soal latihan Kegiatan Belajar-1 dengan benar.

 

Pada dasarnya, apabila ANDA mempelajari materi pelatihan yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1, pastilah tidak sulit untuk menjawab kesepuluh soal latihan tersebut di atas.  apabila hasil mengerjakan soal-soal latihan belum mencapai 80% benar, sebaiknya ANDA disarankan untuk mempelajari kembali materi pelatihan Kegiatan Belajar-1 terutama bagian-bagian tertentu yang

Page 40: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

memang belum sepenuhnya ANDA pahami. Apabila memang ANDA sudah berhasil menjawab 80% benar soal-soal latihan atau bahkan semua soal dapat ANDA selesaikan dengan benar, maka ANDA diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran ke materi pelatihan yang diuraikan/dibahas pada Kegiatan Belajar-2.

 

 

 

                  STOP SEJENAK!

        Periksalah Jawaban Anda!

 

 

Bagaimana hasil jawaban ANDA setelah melihat Kunci Jawaban? Semoga saja semua jawaban benar. Jika demikian, maka SELAMAT bagi ANDA yang telah berhasil mengerjakan soal-soal tugas. Apabila seandainya belum sepenuhnya berhasil atau belum berhasil menjawab dengan 80% benar, maka sebaiknya ANDA pelajari kembali materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum ANDA pahami.

 

Setelah selesai mempelajari ulang materi pembelajaran tertentu (yang sebelumnya masih belum benar-benar ANDA pahami), cobalah kerjakan kembali soal-soal tugas Kegiatan Belajar-1. Semoga kali ini, ANDA benar-benar dapat menyelesaikan semua soal tugas Kegiatan Belajar-1 dengan benar.

 

Bagaimana? Apabila memang ANDA telah berhasil menyelesaikan semua soal tugas dengan benar atau setidak-tidaknya 80% benar,

Page 41: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

maka ANDA diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2.  SELAMAT BELAJAR dan SUKSES tentunya bagi ANDA dalam mempelajari materi pembelajaran Kegiatan Belajar-2.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 42: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

 

 

Penutup

Selamat bahwa sejauh ini Anda telah berhasil menyelesaikan materi pembelajaran yang diuraikan pada kegiatan belajar satu. Sebagai tindak lanjut dari penyelesaian modul ini, Anda haruslah mengerjakan Tes Akhir Modul (TAM). Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan Anda terhadap keseluruhan materi pembelajarn yang telah ANda pelajari.

Secara garis besar, materi pembelajaran yang diuraikan pada Modul inimencakup bagian yang pertama tentang konsep dasar masa nifas

.

 

Sumber  Pustaka:

1. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Panduan Pengajaran Asuhan

Kebidanan Fisiologi bagi Bidan Dosen D III Kebidanan

 

1. Hamilton, PM. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC, Jakarta

 

1. Suradi, R (2003) . Manajemen Laktasi. Perkumpulan Perinatologi Indonesia,

Page 43: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Jakarta.

 

1. 4.                  Saifuddin, AB. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal

            dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta

 

 

Kunci jawaban

Kunci Jawaban kegiatan belajar 1

1. 1.      c.         2. d          3. d      4.c.

   

kegiatan belajar 2

1. a.    2.c      3. c     4. b.    5. d.    6.  b

 

 

1. as?

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Page 44: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Ambarwati E. R. dan Wulandari.2008 .Asuhan Kebidanan Nifas Cetakan Pertama.Yogyakarta : Mitra Cendikia

2. Anggarini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Rihama

3. Depkes, RI. 2009. Pelatihan Konseling Menyusui. Sesi 31 Gizi Kesehatan & Kesuburan Wanita. Jakarta : Depkes, RI.

4. Suradi,R. 2003. Manajemen Laktasi. Jakarta : Perinansia

 

 

 

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

 

Program Studi

Mata Kuliah

Topik/Sub Topik

 

Waktu

Dosen

:  Jurusan Kebidanan

:  Asuhan Kebidanan pada Ibu III (Nifas)

: Konsep dasar masa nifas dan perubahan yang  terjadi

:  180 menit (3 jam)

:  Ni Nyoman Sumiasih, SKM

1. Standar Kompetensi: Kompetensi lima (Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat)

2. Indikator Hasil belajar

Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu:

Page 45: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Menjelaskan pengertian masa nifas

2. Menguraikan proses involusi

3. Menguraikan proses laktasi

4. Menyebutkan masalah-masalah menyusui

5. Merawat buah dada yang bermasalah

C. Kegiatan Belajar Mengajar

Materi Pokok dan Uraiannya

1. Pengertian masa nifas: Masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup enam minggu berikutnya yg diperlukan utk pulihnya kembali alat kandungan seperti sebelum hamil

2. Proses involusi: dimulai dari autolysis- proses penghancuran diri sendiri yang terjadi dalam otot uterus, enzim proteolitik memendekkan jaringan otot yang telah mengendur (selama hamil : 10 x panjang dan 5 x lebar semula)

Hasil akhir autolisis disebabkan oleh tindakan polymorph phagolitik dan macrophagus dalam sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine.

Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin

Menyusui yang terus menerus merangsang pengeluaran oksitosin sehingga membantu involusi

Kontraksi dan retraksi pd otot rahim mengurangi besarnya tempat plasenta, mencegah perdarahan yang banyak dan tempat tersebut tertutup secara bertahap. Pengurangan ukuran uterus tidak akan mengurangi jumlah otot sel, namun ukuran sel-sel yang berkurang akibat proses involusi. Ligamen yang menjadi kendor selama kehamilan dapat menyebabkan uterus setelah persalinan mudah tergeser oleh kandung kemih. Pada akhir masa nifas ligamen tersebut akhirnya akan mencapai kembali panjang dan tegangannya

Page 46: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

seperti sebelum hamil Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot panggul, perineum, vagina, vulva. Proses ini membantu pemulihan tonisitas/elastisitas normal ligamentum.

Proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya konstipasi

Pada kehamilan dan persalinan, progesteron meningkatkan pembuluh darah pada vagina dan vulva, yang dapat menimbulkan hematoma dan edema pada vagina, vulva dan perineum

 

  Bobot terus Diameter uterus Palpasi serviks

Pd akhir pesalinan 900 gr 12,5 cm Lembut/ lunak

Pd akhir

mgg I450 gr 7,5 cm 2cm

Pd akhir

mgg II200 gr 5,0 cm 1 cm

Pd akhir

mgg VI60 gr 2,5 cm Membelah

 

Lokia :

Ekskresi cairan uterus selama masa nifas

Merupakan lapisan decidua yang mengelilingi situs (tempat implantasi) plasenta yang menjadi nekrotik (layu/mati) dan akan keluar dengan sisa cairan/darah

Mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisne berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina normal, bau amis

Page 47: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Mengalami perubahan karena involusi uterus

Perubahan Lokia

Lokia rubra: pada hari 1-4 masa nifas, wama merah, mengandung darah dari luka plasenta, serabut decidua dan korion

Lokia serosa keluar pada hari 5-9 masa nifas, warna kecoklatan, mengandung lebih sedikit darah, lebih banyak serum, juga terdiri dari lekosit dan laserasi plasenta

Lokia alba, muncul pada hari ke-10 masa nifas, warna lebih pucat, putih kekuningan, mengandung lekosit, selaput lendir serviks & serabut jaringan yang mati

 

  3. Proses Laktasi

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta, meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar, karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca salin kadar estrogen den progesterone turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominant. Pada saat inilah mulai tejadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis sehingga sekresi ASI makin lancar

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi adalah refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan puting susu oleh hisapan bayi.

Refleks prolaktin

Dalam puting susu banyak terdapat ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin. Harmon ini yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan menyusui makin banyak pula produksi ASI

Page 48: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Refleks Aliran (let down refleks)

Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan, alveolus dan saluran makin baik sehingga terjadinya bendungan susu makin kecil dan menyusui akan makin lancar.

Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari pertama menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.

 

  4. Masalah-masalah dalam menyusui :

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan, pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula disebabkan karena keadaan khusus. Masalah pada bayi pada umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi “bingung puting” atau sering menangis, sering diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga ASI tidak baik untuk bayinya.

Masalah menyusui antenatal

Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah kurang/salah informasi, puting susu terbenam (retracted) atau puting susu datar

Kurang/salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih balk dari ASI sehingga cepat menambah susu formula

Page 49: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan tentang penyulit-penyulit yang mungkin terdeteksi selama kehamilan yang ada kaitannya dengan menyusui.

Puting susu datar atau terbenam

Yang paling efisien untuk meperbaiki keadaan ini adalah isapan langsung bayi yang kuat, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa selama kehamilan, tunggu saja setelah bayi lahir

Masalah Menyusui pada Pasca Persalinan Dini

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain puting susu datar atau terbenam; puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis atau abses

Puting susu lecet

Pada keadaan ini sering kali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah; cek bagaimana perlekatan ibu dan bayi, apakah terdapat infeksi kandida.

Pada keadaan puting susu lecet kadang-kadang luka, maka dapat dilakukan cara-cara seperti ini, ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak terlalu sakit.  Olesi puting susu dengan ASI akhir, jangan sekalikali memberikan obat lain seperti krim, salep, dll

Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x 24 jam. Selama puting susu diistirahatkan ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri

Cuci payudara sekali saja sehari, tidak dibenarkan menggunakan sabun

Payudara bengkak dan perawatannya

Page 50: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Dibedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara penuh, terasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar dan tidak ada demam. Pada payudara bengkak: payudara udem, sakit, puting kencang, kulit mengkilat dan bila diperiksa/dipencet ASI tidak keluar, badan bisa demam setelah 24 jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini, perlekatan kurang baik, ASI kurang sering dikeluarkan atau mungkin ada pembatasan waktu menyusui. Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui on demand. Apabila terlalu tegang, bayi tidak dapat menyusui, sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun, untuk merangsang refleks oksitosin dilakukan sebagai berikut :

-  kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

-  ibu harus relaks

-  pijat punggung sampai ke leher

Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak, kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan di luarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa  nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif, dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung

 

1.  Media dan Sarana Pembelajaran :

Sarana:

Page 51: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Komputer dan LCD

2. LKS

3. Alat perawatan buah dada dan model perawatan payudara.

 

1. D.    Metode Pembelajaran: Ceramah, Tanya jawab, Demonstrasi dan redemonstrasi

2. Kegiatan Pembelajaran:1. Pendahuluan selama 5 menit

1. Membuka pembelajaran dengan menyampaikan salam dan ngecek kehadiran mahasiswa

2. Menyampaikan kontrak waktu 3 kali 60 menit3. Apersepsi meriview sub topic sebelumnya, perubahan-

perubahan saat kehamilan dan persalinan, yang diakibatkan oleh sistem hormon, dan anatomi buah dada.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran:

1). Menjelaskan pengertian masa nifas

2). Menguraikan proses involusi

3). Mengurtaikan proses laktasi

4). Menyebutkan masalah-masalah menyusui

5). Merawat buah dada yang bermasalah

1. Memotivasi mahasiswa tentang pentingnya melakukan deteksi dini pada kelainan-kelainan masa nifas.

2. Menjelaskan sintaks pembelajaran sebagai berikut:

1)     Dosen menjelaskan materi tahap demi tahap

2)     Dosen mendemonstrasikan ketrampilan perawatan buah dada

3)     Memberi kesempatan pada mahasiswa un tuk melakukan latihan awal

Page 52: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

4)     Mencek mahasiswa yang melakukan latihan awal apakah sudah berhasil, kemudian memberi umpan balik

5)     Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan latihan lanjutan

1. Kegiatan inti selama 170 menit1. Dosen menggali pengetahuan mahasiswa dan menjelaskan

pengertian masa nifas, proses involusi, selama 30 menit.2. Menyampaikan materi proses laktasi dan masalah-masalah

buah dada selama 30 menit3. Mendemonstrasikan perawatan buah dada yang bermasalah,

selama 30 menit4. Melatih awal mahasiswa melakukan perawatan buah dada

yang bermasalah selama 30 menit5. Mencek keberhasilan mahasiswa melakukan latihan awal dan

memberikan umpan balik6. Memberi kesempatan kepada mahasiswa melakukan latihan

lanjutan 45 menit7. Penutup selama 5 menit

1. Rangkuman; Dosen bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dengan metode tanya jawab (meliputi pengertian masa nifas, proses involusi, proses laktasi, masalah-masalah laktasi dan perawatan buah dada yang bermasalah)

2. Setiap mahasiswa diwajibkan mempelajari kembali tentang masa nifas dan permasalahannya

3. Setiap mahasiswa diwajibkan melakuakan latihan lanjutan dan menerapkan pada kasus nyata.

Evaluasi

 

Sumber  Pustaka:

1. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Panduan Pengajaran Asuhan

Kebidanan Fisiologi bagi Bidan Dosen D III Kebidanan

Page 53: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Hamilton, PM. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC, Jakarta

2. Suradi, R (2003) . Manajemen Laktasi. Perkumpulan Perinatologi Indonesia,

Jakarta.

1. 8.      Saifuddin, AB. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

       dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

170 menit

Pengertian masa nifas :

Masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup enam minggu

berikutnya yg diperlukan utk pulihnyakembali alat kandungan seperti

sebelum hamil.

Konsep dasar masa nifas :

Proses involusi :dimulai dari autolysis- proses penghancuran diri sendiri

yang terjadi dalam otot uterus- enzim proteolitik memendekkan jaringan

otot yg telah mengendur (selarna hamil : 10 x panjang dan 5 x lebar semula)

 

Metode :

Ceramah

-  Tanya

Jawab

-   Curah

Page 54: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Hasil akhir autolisis disebabkan oleh tindakan polymorph  phagolitik dan

macrophages dalam sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui

urine.

Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi       otot uterus

atas pengaruh oksitosin

Menyusui yang terus menerus merangsang pengeluaran oksitosin sehingga

membantu involusi

Kontraksi dan retraksi pd otot rahim mengurangi besarnya tempat plasenta,

mencegah perdarahan yang banyak dan tempat tersebut tertutup secara

bertahap.

Pengurangan ukuran uterus tidak akan mengurangi jumlah otot sel, namun

ukuran sel-sel yang berkurang akibat proses involusi

Ligamen yang menjadi radar selama kehamilan dapat menyebabkan uterus

setelah persalinan mudah tergeser oleh kandung kemih. Pada akhir masa

nifas ligamen tersebut akhirnya akan mencapai kembali panjang dan

tegangannya seperti sebelum hamil

Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot panggul,

perineum, vagina, vulva

Proses ini membartu pemulihan tonisitas/elastisitas normal ligamentum

Proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan ambulasi dini, senam

nifas dan mencegah timbulnya konstipasi.

 

Pada kehamilan dan persalinan, progesteron meningkatkan pembuluh darah

pada vagina dan vulva, yang dapat menimbulkan hematoma dan edema

pada vagina, vulva dan perineum

 

  Bobot terus Diameter uterus Palpasi serviks

Pd akhir pesalinan 900 gr 12,5 cm Lembut/ lunak

pendapat

Page 55: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Pd akhir

mgg I450 gr 7,5 cm 2cm

Pd akhir

mgg II200 gr 5,0 cm 1 cm

Pd akhir

mgg VI60 gr 2,5 cm Membelah

 

Lokia :

Ekskresi cairan uterus selama masa nifas merupakan lapisan decidua yang

mengelilingi uterus (tempat implantasi) plasenta yang inenjadi nekrotik

(jaringan mati) dan akan keluar dengan sisa cairan/darah. Mempunyai reaksi

basa/alkalis yang dapat membuat organisne berkembang lebih cepat

daripada kondisi asam pada vagina normal, bau amis mengalami perubahan

karena involusi uterus.

Perubahan Lokia

Lokia rubra: pada hari 1-4 masa nifas, wama merah, mengandung darah dari

luka plasenta, serabut decidua dan korion

Lokia serosa keluar pada hari 5-9 masa nifas, wama kecoklakatan,

mengandung lebih sedikit darah, lebih banyak serum, juga terdiri dari

lekosit dan laserasi plasenta.

Lokia alba, muncul pada hari ke-10 masa nifas, warna lebih pucat, putih

kekuningan, mengandung lekosit, selaput lendir serviks & serabut jaringan

yang mati.

 Proses Laktasi

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI

biasanya belum keluar, karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang

Page 56: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca salin kadar estrogen den

progesterone turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominant.

Pada saat inilah mulai tejadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini

terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis

sehingga sekresi ASI makin lancar.

    Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi adalah refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan putting susu oleh hisapan bayi.

Refleks prolaktin

Dalam puting susu banyak terdapat ujung saraf sensoris. Bila ini

dirangsang timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke

kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan

hormon prolaktin. Harmon ini yang berperan dalam produksi ASI di

tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering

rangsangan menyusui makin banyak pula produksi ASI

Refleks Aliran (let down refleks)

Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar

hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang

mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi

otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran sehingga ASI

dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan, alveolus dan

saluran makin baik sehingga terjadinya bendungan susu makin kecil dan

menyusui akan makin lancar.

Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi makin

cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari pertama

menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke

bentuk semula.

Masalah-masalah dalam menyusui :

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya

masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu yang

timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan, pada

masa pasca persalinan dini, dan masapasca persalinan lanjut. Masalah

 

Page 57: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

menyusui dapat pula disebabkan karena keadaan khusus. Masalah pada

bayi pada umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi

sering menjadi “bingung putting” atau sering menangis, sering

diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga ASI tidak baik untuk bayinya.

Masalah menyusui antenatal

Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah kurang/salah

informasi, putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar

Kurang/salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah

lebih balk dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa

bahwa ASI kurang.Petugas kesehatan pun masih banyak yang tidak

memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan tentang penyulit-

penyulit yang mungkin terdeteksi selama kehamilan yang ada kaitannya

dengan menyusui

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 58: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

WAKTU URAIAN MATERI METODE

 

 

.

Putting susu datar atau terbenam

Yang paling efisien untuk meperbaiki keadaan ini adalah isapan

langsung bayi yang kuat, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa selama

kehamilan, tunggu saja setelah bayi lahir

Masalah Menyusui pada Pasca Persalinan Dini

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain puting susu datar

atau terbenam; putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu

tersumbat, mastitis atau abses

Putting susu lecet

Pada keadaan ini sering kali seorang ibu menghentikan menyusui karena

putingnya sakit. Yang perlu dilakukan adalah; cek bagaimana perlekatan

ibu dan bayi, apakah terdapat infeksi kandida.

Pada keadaan putting susu lecet kadang-kadang luka, maka dapat

dilakukan cara-cara seperti ini, ibu dapat terus memberikan ASI nya

pada keadaan luka tidak terlalu sakit.  Olesi puting susu dengan ASI

akhir, jangan sekali

 

 

       kali memberikan obat lain seperti krim, salep, dll

Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan sementara waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan

biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x 24 jam. Selama putting susu diistirahatkan

ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri

Cuci payudara sekali saja sehari, tidak dibenarkan menggunakan sabun

 

Page 59: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Payudara bengkak

Dibedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara bengkak. Pada

payudara penuh, terasa berat pada payudara, panas dan keras. Bib diperiksa ASI keluar dan

tidak ada demam. Pada payudara bengkak : payudara udem, sakit, putting kencang, kulit

mengkilat dan bila diperiksa/dipencet ASI tidak keluar, badan bisa demam setelah 24 jam.

Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat menyusukan dini,

perlekatan kurang balk, ASI kurang sering dikeluarkan atau mungkin ada pembatasan

waktu menyusui. Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik,

menyusui on demand. Apabila terlalu tegang, bayi tidak dapat menyusui, sebaiknya ASI

dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun, untuk merangsang refleks oksitosin

dilakukan sebagai berikut :

-  kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

-  ibu harus relaks

-  pijat leher

Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak, kadang kala

diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump),

dan di luarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa  nifas 1-3 minggu

setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini

disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif, dapat

juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH.

Pengeluaran ASI yang kurang  baik pada payudara yang besar, terutama pada bagian

bawah payudara yang menggantung.

 

 

 

 

 

Page 60: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

1. Horrnon di bawah ini menekan prolaktin pada saat hamil adalah…

1. estrogen

2. progesterone

3. estrogen dan progesterone

4. oxytocin

 

1. Proses involusi rahim dipengaruhi oleh hal-hal di bawah ini…

1. polymorph phagolitik macrophages

2. oxytocin

3. autolisis

4. semua benar

 

1. Berat uterus: pada akhir satu minggu masa ilifaS adalah

1. 900 gr

2. 450 gr

3. 200 gr

4. 60 gr

 

1. Lochea yang banvak mengandung serum aan leukosit adalah

1. Lochea rubra

2. Lochea sanguinolenta

3. Lochea serosa

4. Lochea alba

 

1. Putting susu masuk/datar dapat segera dideteksi pada saat…

1. kehamilan

2. persahnan

3. nifas

4. persalinan dan nifas

 

Page 61: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

1. Masaiah menyusui pada masa pasta persaiinan dini adalah

1. putting susu lecet

2. payudara bengkak

3. mastitis

4. putting susu datar/terbenam

 

1. Payudara bengkak pada umumnya disebabkan oleh, kecuali

1. frekuensi menyusui tidak rutin

2. produksi air susu banyak

3. putting susu lecet

4. putting susu masuk

 

1. Asuhan yang dilakukan pada buah dada bengkak adaiah

1. kompres air hangat, masase punggung, kompres dingin, susui bayi

2. kompres air hangat, masase punggung, susui bayi, kompres dingin

3. kompres air dingin, masase punggung, susui bayi, kompres hangat

4. kompres air dingin, susui bayi, masase punggung, kompres hangat

 

 

 

 

1. Faktor predisposisi buah dada bengkak adalah …

1. ibu primipara

2. ibu grande multi para

3. ibu yang gemuk

4. ibu dengan putting susu datar/terbenam

 

Page 62: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

1. Asuhan yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah buah dada bengkak …

1. bersihkan  putting susu setiap selesai menyusui

2. kosongkan buah dada setelah selesai menyusui

3. pakai BH yang menyangga

4. Jaga kebersihan payudara dengan air sabun

 

 

KESIMPULAN (5 menit)

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup 6

mg berikutnya yg diperlukan utk pulihnya kembali alat kandungan seperti

sebelum hamil.

Proses involusi terjadi karena adanya proses autolisis. Hasil akhir autolisis lisis

digerakkan oleh tindakan polymoiph phagolitik danmacrophages dalam sistem

peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine. Proses ini selanjutnya

dibantu oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin.

Lokia mengalami perubahan karena involusi uterus

Dua refleks pada ibu yang sangat panting datam proses laktasi adalah refleks

prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan putting susu oleh hisapan

bayi.

Pada masa antenatal, masalah yang sexing timbul adalah kurang/salah informasi,

putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar atau

terbenam; putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis

atau abses.

Metode :

Ceramah

dan tan ya

jawab

EVALUASI  

CATATAN  

 

Page 63: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

 

 

LESSON PLAN TEORI

 

Program Studi

Mata Kuliah

Topik/Sub Topik

Waktu

Dosen

:  Jurusan Kebidanan

:  Asuhan Kebidanan pada Ibu III (Nifas)

:  Konsep dasar masa nifas dan perubaha yang terjadi

:  180 menit (3 jam)

:  Ni Nyoman Sumiasih, SKM

Objektif dari Silabus :

Setelah mengikuh perkuliahan mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar masa nifas dan perubaban-perubahan yg terjadi

Sumber Pustaka :

1. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Panduan Pengajaran Asuhan

Kebidanan Fisiologi bagi Bidan Dosen D III Kebidanan

10. Hamilton, PM. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC, Jakarta

11. Suradi, R (2003) . Manajemen Laktasi. Perkumpulan Perinatologi Indonesia,

Jakarta.

Page 64: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

12. Saifuddin, AB. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. YBP-SP, Jakarta

Bahan dan Sumber :

1. Hand out2. OHT/OHP3. Papan tulis

  WAKTU ISIMETODE DAN ALAT BANTU

  5 menit

PENDAHULUAN

1. Mengucapkan salam

2. Meriview sub topik sebelumnya : anatomi buah

dada, perubahan-perubahan seat kehamilan dan

persalinan yang diakibatkan sistem hormonal.

1. Menjelaskan OPS dari sub topik yang akan

dibahas

1. Menjelaskan cakupan materi yang akan dibahas

yaitu : pengertian masa nifas, konsep dasar masa

nifas (proses involusi, proses laktasi,  masalah -

masalah  dalam menyusui)

1. Menjelaskan manfaat mempelajari materi ini

 

  Metode :

-     Ceramah

-      Curah pendapat

Page 65: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

-      Tanya jawab

 

Objektif perilaku siswa :

Tanpa melihat hand out, mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengettian masa nifas

1. Menjelaskan konsep dasar masa nifas : proses involusi, proses laktasi, masalah-

masalah claim menyusui.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

WAKTU URAIAN MATERI METODE170 menit Pengertian masa nifas :

Masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir,

mencakup 6 mg berikutnya yg diperlukan utk pulihnya

kembali alat kandungan seperti sebelum hamil.

 

 

Metode :

-  Ceramah

-  Tanya

Jawab

-   Curah

Page 66: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Konsep dasar masa nifas :

 

Proses involusi :

Autolysis

- proses penghancuran diri sendiri yang terjadi dalam

otot uterus

- enzim proteolitik memendekkan jaringan otot yg telah

mengendur (selarna hamil : 10 x panjang dan 5 x lebar

semula)

Basil akhir autolisis lists digerakkan oleh tindakan

Polymorph  phagolitik dan macrophages dalam

sistem peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui

urine.

Proses ini selanjutnya dibantu oleh kontraksi dan retraksi

otot uterus atas pengaruh oksitosin

Menyusui yang terus menerus merangsang pengeluaran

oksitosin sehingga membantu involusi

Kontraksi dan retraksi pd otot rahim mengurangi

besarnya tempat plasenta, mencegah perdarahan yang

banyak dan tempat tersebut tertutup secara bertahap.

Pengurangan ukuran uterus tidak akan mengurangi

jumlah otot sel, namun ukuran sel-sel yang berkurang

akibat proses involusi

Ligamen yang menjadi radar selama kehamilan dapat

menyebabkan uterus setelah persalinan mudah tergeser

oleh kandung kemih. Pada akhir masa nifas ligamen

pendapat

Page 67: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

tersebut akhirnya akan mencapai kembali panjang dan

tegangannya seperti sebelum hamil

Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-

otot panggul, perineum, vagina, vulva

Proses int metnbarttu pemulihan tonisitas/elastisitas

normal ligamentum

Proses bertahap yang berguna bila ibu melakukan

ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya

konstipasi

Pada kehamilan dan persalinan, progesteron

meningkatkan pembuluh darah pada vagina dan vulva,

yang dapat menimbulkan hematoma dan edema pada

vagina, vulva dan perineum

 

 

 

 

 

 

 

WAKTU URAIAN MATERI METODE   

 

 Bobot terus

Diameter uterus

Palpasi serviks

Pd akhir pesalinan

900 gr 12,5 cmLembut/ lunak

 

Page 68: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Pd akhir

mgg I450 gr 7,5 cm 2cm

Pd akhir

mgg II200 gr 5,0 cm 1 cm

Pd akhir

mgg VI60 gr 2,5 cm Membelah

 

Lokia :

Ekskresi cairan uterus selama masa nifas

Mrpk lapisan decidua yang mengetilingi situs (tempat

implantasi) plasenta yang inenjadi nekrotik (layalmati)

dan akan keluar dengan sisa cairan/darah

Mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat

organisne berkembang lebih cepat daripada kondisi asam

pada vagina normal

Bail amis

Mengalami perubahan karena involusi uterus

Perubahan Lokia

Lokia mbrailmenta :

pada haril-4 masa nifas

wama mesh, mengandung data dari luka plasenta,

serabut decidua dan korion

Lokia serosa

Page 69: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

-  pada hari 5-9 masa nifas

-  wama keeoklian, mengandung lebih sedikit darah,

lebih banyak serum, juga terdiri dari lekosit dan laserasi

plasenta

Lokia alba

- muncul pada hari ke-10 masa nifas

- warna lebih pucat, putih kekuningan, mengandung

lekosit, selaput lendir serviks & serabut jaringan yang

mati

 

Proses Laktasi

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta

 

 

 

WAKTU URAIAN MATERI METODE  meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar, karena masih dihambat

oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca salin kadar estrogen den progesterone turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominant. Pada saat inilab mulai tejadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis sehingga sekresi ASI makin lancar

Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi adalah

refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan putting susu

oleh hisapan bayi.

Refleks prolaktin

Dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf sensoris. Bila ini

 

Page 70: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

dirangsang timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke

kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan

hormon prolaktin. Harmon ini yang berperan dalam produksi ASI di

tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering

rangsangan menyusui makin banyak pula produksi ASI

Refleks Aliran (let down refleks)

Rangsangan putting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar

hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang yang

mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu

kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran

sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan,

alveolus dan saluran makin balk sehingga terjadinya bendungan susu

makin kecil dan menyusui akan makin lancar.

Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi makin

cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari

pertama menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk

kembalinya rahim ke bentuk semula.

Masalah-masalah dalam menyusui :

Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya

masalah, baik masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu

yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan,

pada masa pasca persalinan dini, dan masa

 

 

 

 

 

Page 71: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

 

 

 

WAKTU URAIAN MATERI METODE  pasca persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula disebabkan karena

keadaan khusus. Masalah pada bayi pada umumnya berkaitan dengan manajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi “bingung putting” atau sering menangis, sering diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga ASI tidak baik untuk bayinya.

Masalah menyusui antenatal

Pada masa antenatal, masalah yang sering timbul adalah kurang/salah

informasi, putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar

Kurang/salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau

malah lebih balk dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila

merasa bahwa ASI kurang.Petugas kesehatan pun masih banyak yang

tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan tentang

penyulit-penyulit yang mungkin terdeteksi selama kehamilan yang ada

kaitannya dengan menyusui.

Putting susu datar atau terbenam

Yang paling efisien untuk meperbaiki keadaan ini adalah isapan

langsung bayi yang kuat, sebaiknya tidak dilakukan apa-apa selama

kehamilan, tunggu saja setelah bayi lahir

Masalah Menyusui pada Pasca Persalinan Dini      Pada masa ini

kelainan yang sering terjadi antara lain :      putting susu datar atau

terbenam; putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat,

mastitis atau abses

 

Page 72: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Putting susu lecet

Pada keadaan ini sering kali seorang ibu menghentikan menyusui karena

putingnya sakit. Yang periu dilakukan adalah

-  cek bag-aimana perlekatan ibu dan bayi

-  apakah terdapat infeksi kandida

-  Pada keadaan putting susu lecet kadang-kadang luka, maka

dapat dilakukan cara-cara seperti ini, ibu dapat terus

memberikan ASI nya pada keadaan luka tidak terlalu sakit.

- Olesi putting susu dengan ASI akhir, jangan sekali-

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

WAKTU URAIAN MATERI METODE      kali memberikan obat lain seperti krim, salep, dll  

Page 73: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

-  Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan sementara

waktu kurang lebih 1 x 24 jam dan biasanya akan sembuh

sandiri dalam waktu 2 x 24 jam

-   Selama putting susu diistirahatkan ASI tetap dikeluarkan

dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa

karena nyeri

-  Cuci payudara sekali saja sehari, tidak dibenarkan

menggunakan sabun

Payudara bengkak

Dibedakan antara payudara penuh karena berisi ASI dengan payudara

bengkak. Pada payudara penuh, terasa berat pada payudara, panas dan

keras. Bib diperiksa ASI keluar dan tidak ada demam. Pada payudara

bengkak : payudara udem, sakit, putting kencang, kulit mengkilat dan

bila diperiksa/dipencet ASI tidak keluar, badan bisa demam setelah 24

jam. Hal ini terjadi karena antara lain produksi ASI meningkat, terlambat

menyusukan dini, perlekatan kurang balk, ASI kurang sering dikeluarkan

atau mungkin ada pembatasan waktu menyusui. Untuk mencegah maka

diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui on demand.

Apabila terlalu tegang, bayi tidak dapat menyusui, sebaiknya ASI

dikeluarkan dahulu agar ketegangan menurun, untuk merangsang refleks

oksitosin dilakukan sebagai berikut :

-  kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

-  ibu harus relaks

-  pijat leher

Mastitis

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,

Page 74: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

bengkak, kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh

meningkat. Di dalam terasa ada masa padat (lump), dan di luarnya kulit

menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa  nifas 1-3 minggu setelah

persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut.

Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau

pengusapan yang tidak efektif,

dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena

tekanan baju/BH. Pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara

yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang

menggantung.

 

 

 

 

 

 

1. Horn on di bawah ini menekan prolaktin pada saat adalah…

1. estrogen

2. progesterone

3. estrogen dan progesterone

4. oxytocin

 

1. Proses involusi rahim dipengaruhi oleh hal-hal di bawah ini…

1. polymorph phagolitik macrophages

2. oxytocin

3. autolisis

4. semua benar

 

Page 75: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

1. Bent uterus: pada akhir satu minggu masa ilifaS adalah

1. 900 gr

2. 450 gr

3. 200 gr

4. 60 gr

 

1. Lochea yang banvak mengandung serum aan leukosit adalah

1. Lochea rubra

2. Lochea sanguinolenta

3. Lochea serosa

4. Lochea alba

 

1. Putting susu masuk/datar dapat segera dideteksi pada saat…

1. kehamilan

2. persahnan

3. nifas

4. persalinan dan nifas

 

1. Masaiah menyusui pada masa pasta persaiinan dini adalah

1. putting susu lecet

2. payudara bengkak

3. mastitis

4. putting susu datar/terbenam

 

1. Payudara bengkak pada umumnya disebabkan oleh, kecuali

1. frekuensi menyusui tidak rutin

2. produksi air susu banyak

3. putting susu lecet

Page 76: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

4. putting susu masuk

 

1. Asuhail yang dilakukan pada buah dada bengkak adaiah

1. kompres air hangat, masase punggung, kompres dingin, susui bayi

2. kompres air hangat, masase punggung, susui bayi, kompres dingin

3. kompres air dingin, masase punggung, susui bayi, kompres hangat

4. kompres air dingin, susui bayi, masase punggung, kompres hangat

 

 

 

 

1. Faktor predisposisi buah dada bengkak adalah …

1. ibu primipara

2. ibu grande multi para

3. ibu yang gemuk

4. ibu dengan putting susu datar/terbenam

 

1. Asuhan yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah buah dada bengkak …

1. bersihkan  putting susu setiap selesai menyusui

2. kosongkan buah dada setelah selesai menyusui

3. pakai BH yang menyangga

4. Jaga kebersihan payudara dengan air sabun

 

 

KESIMPULAN (5 menit)

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah bayi & plasenta lahir, mencakup 6 mg

berikutnya yg diperlukan utk pulihnya kembali alat kandungan seperti sebelum

Metode :

Ceramah

Page 77: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

hamil.

Proses involusi terjadi karena adanya proses autolisis. Hasil akhir autolisis lisis

digerakkan oleh tindakan polymoiph phagolitik danmacrophages dalam sistem

peredaran darah dan limpa dan dibuang melalui urine. Proses ini selanjutnya dibantu

oleh kontraksi dan retraksi otot uterus atas pengaruh oksitosin.

Lokia mengalami perubahan karena involusi uterus

Dua refleks pada ibu yang sangat panting datam proses laktasi adalah refleks

prolaktin dan refleks aliran timbul akibat rangsangan putting susu oleh hisapan bayi.

Pada masa antenatal, masalah yang sexing timbul adalah kurang/salah informasi,

putting susu terbenam (retracted) atau putting susu datar

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi antara lain : putting susu datar atau

terbenam; putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis

atau abses.

EVALUASI  

CATATAN  

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

LESSON PLAN (ACARA) PRAKTIK

 

Job/Kegiatan                                          :     Latihan Post Partum (Senam Nifas)

Waktu                                                    :     120 menit

Objektif Perilaku Siswa                         :     Setelah membaca dan mempraktikan setiap langkah yang terdapat dalam CD dan menggunakan alat, bahan, dan perlengkapan yang terdapat di laboratorium, mahasiswa mampu melaksanakan senam nifas

Page 78: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Peralatan dan Perlengkapan                   :     Tensi meter, matras

Bahan – bahan                                       :     Air minum

Alat Bantu Mengajar                             :     CD player, layar

Sumber Pustaka                                     :     1.  Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001). Panduan

Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologi bagi

Bidan Dosen D III Kebidanan

2.  Hamilton, P.M. (1995). Dasar – dasar

Keperawatan Maternitas. EGC, Jakarta.

 

Metode                                                   :     Demontrasi

Dosen                                                     :     Ni Nyoman Sumiasih, SKM

 

 

 

A. PENDAHULUAN

Mengucapkan salam dan menanyakan kondisi kesiapan mahasiswa mengikuti kuliah praktik

1. Menjelaskan keterkaitan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan

2. Menjelaskan objektif-perilaku siswa (OPS) atau tujuan mempelajari materi

3. Menjelaskan metode dan sistematika pelajaran yang akan ditempuh mahasiswa dalam kuliah ini

Page 79: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

4. Menjelaskan manfaat atau rasionalisasi mahasiswa mempelajari materi ini sebagai calon bidan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B. PENYAJIAN (100 menit)  Langkah – langkah Key Point  

1. Menyiapkan alat dan ibu

2. Mengukur vital sign

Ragakan pada mahasiswa cara

berkomunikasi yang baik dengan pasien 

Mentinta ibu untuk mengambil posisi tidur telentang untuk melakukan gerakan Kegel

 

A

Kontraksikan otot – otot dasar panggul, sfingter ani, dinding perut. Tahan 5 detik, lepaskan selama 5 detik, ulangi 8 kali.

Dilakukan ± 100 kali/hari secara bertahap  (untuk hari I)

4. Meminta ibu untuk posisi tidur terlentang dengan kedua tangan telentang

Gerakan ini dilakukan setelah melakukan gerakan Kegel (hari I)

Page 80: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

 

Tidur telentang dengan kedua tangan telentang gerakkan kedua tangan ke atas sampai bertemu di tengah – tengah posisi tubuh, diulang sampai 8 kali

5. Posisikan ibu tidur telentang kedua tangan di samping badan

Gerakan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari II

Dengan tidur telentang tekan kedua telapak kaki dan tangan di matras, nagkat bokong perlahan-lahan sampai badan dan lutut lurus, kembali turun perlahan – lahan, diulang sebanyak 8 kali

6.  Posisikan ibu tidur telentang, kedua tangan di atas perut

Gerakan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari III

Tidur telentang dengan tangan di atas perut perlahan – lahan angkat kepala dan paha sampai lutut tertekuk, tahan 5 detik kembali ke posisi semula, ulangi 8 kali

Posisi ibu tidur telentang

 

 

Gerakan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari IV

Posisi ibu tidur telentang angkat kepala, tangan kanan diangkat kekiri ditekuk, kembali ke posisi semula. Kepala diangkat, tangan kiri diangkat, kaki kanan ditekuk.

Lakukan secara bergantian sebanyak 4 kali

Page 81: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

 

 

 

 

 

 

8. Posisi ibu tidur telentang

 

Gerakkan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari V

Posisi tidur telentang kedua tangan di samping badan, tekuk lutut sampai tumit diangkat sampai dengan ujung jari kaki menyentuh matras. Lakukan secara bergantian kaki kanan dan kaki kiri sebanyak 4 kali

9. Posisi ibu tidur telentang, kedua kaki terbuka

Gerakan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari VI

Posisi ibu telentang, kedua kaki terbuka, telapak kaki kanan ditarik ke belakang dan telapak kakikiri ditarik ke depan

Dilakukan bergantian sebanyak 8 kali

 

10. Posisikan ibu merangkak kedua siku dan lutut di lantai

 

Gerakan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari VII

Dengan posisi merangkak, bungkukkan punggung ke atas, kempeskeskan perut tahan selama 5 detik, kemudian lepas, ulangi 8 kali

11. Posisi ibu tidur telentang kedua tangan di samping

Gerakan ini dilakukan setelah melaksanakan senam Kegel dan senam hari VIII

Page 82: Modul Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

badan

Dengan posisi telentang, kedua tangan ditekankan pada matras, kedua kaki diangkat lurus ke atas, tahan 5 detik, turunkan ke posisi semula, ulangi 8 kali

12.  Posisi tidur telentang, kedua telapak tangan di bawah kepala

 

Gerakkan ini dilakukan setelah melaksanakan senam hari IX

Dengan posisi tidur telentang, kedua telapak tangan di bawah kepala, angkat badan dan kepala sampai posisi duduk

Ulangi sampai 8 kali kalau mampu

 

 

 

 

 

C.  APLIKASI (15 menit)

Meminta satu orang mahasiswa untuk mendemonstrasikan ulang senam nifas yang telah

dicontohkan dengan bimbingan dosen

D.  EVALUASI

Penilaian dilakukan pada mahasiswa bersifat obyektif, mahasiswa akan membimbing ibu    nifas melakukan senam nifas secara mandiri sesuai dengan langkah langkah, dosen      mencocokkan dengan menggunakan daftar tilik agar dapat mengetahui kompetensi yang benar      – benar dikuasai mahasiswa