Modul Anggaran SemI 2013

70
I. DEFINISI Beberapa definisi; 1. Pernyataan formal tertulis mengenai rencana pimpinan perusahaan untuk waktu yang akan datang, yang dinyatakan dalam satuan uang. 2. Rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. 3. Rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi selama jangka waktu tertentu. ` 4. Pendekatan secara sistematis dan formal tentang fungsi perencanaan dan pengawasan dari manajemen. Terdiri dari: a. Penetapan tujuan organisasi secara luas. b. Penetapan tujuan organisasi secara spesifik per bagian yang ada dalam organisasi. c. Rencana keuntungan jangka panjang dan jangka pendek secara rinci. d. Penyusunan laporan secara periodik tentang unjuk kerja masing-masing bagian dalam organisasi e. Penyusunan prosedur tindak lanjut dari hasil pengawasan/evaluasi. FUNGSI MANAJEMEN: 1. Planning 2. Organizing 3. Staffing & HRM Planning & Controlling 4. Leading & Interpersonal Influence (Perencanaan dan Pengawasan) 5. Controlling PROSES MANAJEMEN: Planning Modul Anggaran hal 1

description

ABD

Transcript of Modul Anggaran SemI 2013

Page 1: Modul Anggaran SemI 2013

I. DEFINISI

Beberapa definisi;1. Pernyataan formal tertulis mengenai rencana pimpinan perusahaan untuk waktu

yang akan datang, yang dinyatakan dalam satuan uang.

2. Rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.

3. Rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi selama jangka waktu tertentu.

`4. Pendekatan secara sistematis dan formal tentang fungsi perencanaan dan

pengawasan dari manajemen. Terdiri dari:a. Penetapan tujuan organisasi secara luas.b. Penetapan tujuan organisasi secara spesifik per bagian yang ada

dalam organisasi.c. Rencana keuntungan jangka panjang dan jangka pendek secara rinci.d. Penyusunan laporan secara periodik tentang unjuk kerja masing-

masing bagian dalam organisasie. Penyusunan prosedur tindak lanjut dari hasil pengawasan/evaluasi.

FUNGSI MANAJEMEN:1. Planning2. Organizing3. Staffing & HRM Planning & Controlling4. Leading & Interpersonal Influence (Perencanaan dan Pengawasan)5. Controlling

PROSES MANAJEMEN:

Planning

Organizing

Controlling

Staffing & HRM

Leading &Interpersonal Influence

arah proses manajemenarah feedback ketahap sebelumnyaarah feedback langsung terhadap planning

Modul Anggaran hal 1

Page 2: Modul Anggaran SemI 2013

Esensi dari Perencanaan Manajerial (The Essence of Managerial Planning).1. Menghilangkan ketidak efisien-an2. Menyiapkan jawaban yang tepat bagi perkembangan/perubahan situasi

(antisipasi).3. Meraih keuntungan dari perkembangan/perubahan situasi.

Esensi dari Pengawasan Manajerial (The Essence of Managerial Control)Proses evaluasi dan penilaian dari unjuk kerja setiap bagian dalam organisasi, dan melakukan koreksi seperlunya untuk meningkatkan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi.

Tahapan Pengawasan:: 1. Preliminary Control 2. Concurent Control 3. Feedback Control

COMPREHENSIVE BUDGET (BUDGET LENGKAP):

Budget Penjualan XXXXXXXX

Budget Produksi:Budget Biaya Bahan Mentah XXXXXXXX Budget Biaya Tenaga Kerja Langsung XXXXXXXXBudget Biaya Overhead XXXXXXXX (+)Budget Harga Pokok Produksi XXXXXXXX

Budget Biaya Administrasi dan Distribusi XXXXXXXX (+)Budget Harga Pokok Penjualan XXXXXXXX (+)

Budget Laba Operasi Perusahaan XXXXXXXX

Rencana Laporan Laba Rugi

Budget Kas Lengkap

Rencana Neraca Akhir

Modul Anggaran hal 2

Page 3: Modul Anggaran SemI 2013

II. BUDGET PENJUALAN

Budget Penjualan (Sales Budget) disusun berdasarkan Rencana Penjualan (Sales Planning). Tujuan Sales Planning:1. Mengurangi ketidakpastian pendapatan di masa yang akan datang.2. Memberikan bahan/dasar pemikiran bagi manajemen untuk mengambil keputusan

tentang pemasaran, dengan memasukkan unsur pengalaman, keahlian, intuisi, instink, dan menghasilkan suatu kebijakan (judgment).

3. Memberi informasi bagi penyusunan perencanaan bagian-bagian lain dalam organisasi.

4. Memberikan pedoman bagi kegiatan pengawasan dari manajemen.

Tahapan penyusunan Sales Budget :

Sales Forecasting (1): bukan perencanaan. Tentative Sales Budget (3): UsulanSuatu pernyataan dan atau taksiran Budget Penjualan lengkap yangsecara kuantitatif tentang keadaan harus disahkan dalam rapat direksi.dimasa yang akan berdasarkan data historis

Sales Planning (2): Didasarkan pada Sales Budget (4): Budget penjualanforecasting, dengan memasukkan yang sudah disetujui oleh direksiunsur judgment, pertimbangan, naluri, untuk bahan penyusunan Budgetpengalaman, dsb. Lengkap, dan kemudian

dioperasionalkan

Metode Forecasting: Banyak cara, tetapi yang akan dibahas hanya metode least squaredan regresi tunggal.

Modul Anggaran hal 3

Page 4: Modul Anggaran SemI 2013

METODE LEAST SQUAREA. Data Genap

A. Data Ganjil

Modul Anggaran hal 4

Page 5: Modul Anggaran SemI 2013

METODE REGRESI TUNGGAL

Tingkat penjualan padi diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat penjualan jagung. Apabila harga padi naik maka orang akan beralih untuk membeli jagung, dan sebaliknya apabila harga padi turun, maka orang akan membeli kembali padi. Di bawah ini adalah data historis penjualan padi dan jagung dalam ribuan ton:

Kuat tidaknya pengaruh penjualan jagung terhadap penjualan padi dapat diukur dengan koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus:

hasilnya r = .................... kesimpulannya lihat penjelasan di bawah ini.

Apabila r mendekati +1, maka variabel X (jagung) mempunyai pengaruh yang kuat dan positip terhadap variabel Y (padi). Apabila r mendekati -1, maka variabel X (jagung) mempunyai pengaruh yang kuat dan negatif terhadap variabel Y (padi). Apabila r mendekati 0, maka variabel X (jagung) tidak/kurang berpengaruh terhadap variabel Y (padi).

Modul Anggaran hal 5

Page 6: Modul Anggaran SemI 2013

PERTIMBANGAN MARKET SHAREBerikut ini adalah data penjualan 5 jenis mobil hasil rakitan Indonesia:

Jika pada tahun 2013 Honda akan meningkatkan pangsa pasarnya dengan 1,5% dibanding pangsa pasar tahun 2012, berapa unit mobil yang harus dijual oleh Honda?

Modul Anggaran hal 6

Page 7: Modul Anggaran SemI 2013

Forecasting harus dilakukan untuk penjualan industri sbb:

6. PERTIMBANGAN HARGA-BIAYA-VOLUME

Direksi sebuah perusahaan dagang SEDERHANA telah menerima usulan anggaran penjualan (tentative sales budget) sebagai berikut:

Direksi Memandang bahwa tentative budget tersebut belum optimal. Setelah melalui diskusi yang panjang akhirnya diperoleh 3 alternatif pemecahan sbb:

A. Harga dinaikkan 10%B. Volume penjualan dinaikkan 10%, harga dan biaya tidak berubahC. Harga dinaikkan 10%, volume penjualan dinaikkan 5%, dengan akibat biaya tetap

naik dengan Rp65.000,00.Alternatif mana yang akan dipilih?

Modul Anggaran hal 7

Page 8: Modul Anggaran SemI 2013

Kesimpulan: ………………………………………………………………………………..Catatan:1. Hukum penawaran dan permintaan tidak berlaku.2. Biaya tetap bertambah dengan Rp65.000,00 ditujukan untuk menambah anggaran

pemasaran.

Seandainya dalam contoh kasus di atas, dewan direksi tetap memutuskan untuk mempergunakan tentative budget yang disahkan sebagai budget penjualan, dan biaya tetap telah teralokasikan seluruhnya. Perusahaan pada tahun ini akan mendapat pesanan dari luar negeri (yang harus diserahkan pada tahun ini juga) sebesar 1.000 unit dengan harga Rp1.500,00 per unit. Apakah pesanan ini akan diterima?

Kesimpulan: ..................................................................................................................................................................................................................................................................Catatan:1. Biaya Tetap telah teralokasikan seluruhnya2. Pasar pesanan baru benar-benar terpisah dari pasar reguler.

Contoh Budget Penjualan:

Modul Anggaran hal 8

Page 9: Modul Anggaran SemI 2013

ANALISIS VARIAN BUDGET PENJUALAN

Budget penjualan adalah rencana. Setelah rencana tersebut dilaksanakan, seringkali muncul perbedaan antara yang direncanakan dengan realisasinya. Perbedaan atau penyimpangan ini harus diketahui dengan pasti penyebabnya. Oleh karena itu, perbedaan tersebut perlu dianalisis untuk diketahui penyebab utamanya. Perbedaan yang terjadi dan sejak awal sudah diketahui secara pasti mengenai penyebabnya, tidak perlu dianalisis, misalnya:

1. Perbedaan yang terjadi tidak materiil2. Perbedaan yang terjadi karena kesalahan penyusunan laporan.3. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh keputusan manajemen.4. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor diluar kendali manajemen

(uncontrollable factor)

Sehingga yang perlu dianalisis adalah perbedaan yang terjadi cukup besar dan tidak diketahui secara jelas penyebab utamanya, serta tidak jelas pula tentang siapa yang harus bertanggung jawab (untuk penilaian prestasi).

Contoh kasus:

Tabel 1. Ringkasan Laporan Hasil Penjualan untuk Bulan Januari 2010

Dari laporan di atas, diketahui terjadi perbedaan secara total sebesar Rp....................., dan perbedaan tersebut adalah perbedaan yang merugikan (pendapatan sesungguhnya lebih kecil dari yang direncanakan). Laporan tersebut memberi petunjuk kepada manajer

Modul Anggaran hal 9

Page 10: Modul Anggaran SemI 2013

untuk mengarahkan analisis lebih fokus kepada daerah pemasaran yang menghasilkan perbedaan (selisih) paling besar, yaitu daerah pemasaran JAWA BARAT.

Tabel 2. Laporan Hasil Penjualan - JABAR untuk Bulan Januari 2010

Dari Tabel 2. tersebut dapat dilihat bahwa total selisih merugikan sebesar Rp860496.tersebut disebabkan oleh 2 hal yaitu (baik produk A maupun produk B):

1. Selisih kuantitas (Q)2. Selisih harga (P)

Seberapa besar kontribusi selisih kuantitas dan selisih harga tersebut terhadap total selisih? Hal ini dapat dihitung dengan cara:

Kontribusi Selisish Kuantitas (Q) = (Q realisasi - Q budget) x P budgetKontribusi Selisih Harga (P) = (P realisasi - P budget) x Q realisasi

Pedoman: 1. Menghitung kontribusi selisih Q terhadap total selisih pedomannyaadalah P budget

2. Menghitung kontribusi selisih P terhadap total selisih pedomannyaadalah Q realisasi

Sehingga analisis varian untuk contoh kasus di atas:

Kesimpulan: Total selisih merugikan sebesar Rp......................terutama disebabkan oleh selisih kuantitas penjualan produk A senilai Rp.......................dan selisih kuantitas penjualan produk B senilai Rp......................(terdapat selisih menguntungkan karena harga senilai Rp.....................). ………………………………………………TUGAS 1

Modul Anggaran hal 10

Page 11: Modul Anggaran SemI 2013

III. BUDGET PRODUKSIBudget Penjualan digunakan sebagai dasar penyusunan Budget Produksi. Perusahaan manufaktur akan membuat budget produksi berdasarkan budget penjualan yang telah dibuat. Untuk perusahaan dagang dan jasa, budget penjualan digunakan untuk menyusun budget pembelian dan budget kebutuhan kapasitas pelayanan jasa.

Untuk perusahaan Manufaktur dan Dagang, dalam menyusun budget produksi/pembelian termasuk didalamnya menyusun budget persediaan. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada penyusunan budget produksi dan budget pembelian barang dagangan. (perusahaan manufaktur dan dagang).

PERUSAHAAN MANUFAKTURContoh Kasus:Budget Penjualan per bulan untuk tahun 2013 sbb:

Modul Anggaran hal 11

==

= =

--

++

PerusahaanManufaktur

PerusahaanDagang

PerusahaanJasa

Budget PenjualanBudget Penjualan Budget Penjualan

Budget Persediaan Akhir Barang Jadi

Budget Persediaan Akhir Barang Dagangan

Budget Kebuituhan Pelayanan Jasa

Total Kebutuhan Barang Jadi

Total Kebutuhan Barang Dagangan

Budget Persediaan Awal

Barang Jadi

Budget Persediaan Awal Barang Jadi

Budget Produksi Budget Pembelian Barang Dagangan

Budget Bahan Lansung

Budget Tenaga Kerja Lansung

Budget Biaya Overhead

-

Page 12: Modul Anggaran SemI 2013

Berdasarkan budget penjualan tersebut, kalau rencana persediaan akhir tahun 2013 adalah 1.500 unit, dan pada awal Januari di gudang terdapat sisa produksi tahun lalu sebesar 1.200, maka Budget Produksi untuk tahun 2013 dapat disusun sebagai berikut:

Budget Produksi tahun 2013

Untuk menjabarkan Budget Produksi tahunan ke dalam bulanan ada 2 kebijakan yang dapat digunakan: 1. Stabilitas Produksi

2. Stabilitas Persediaan

1. Stabilitas ProduksiKebijakan ini mengatakan bahwa manajer menginginkan tingkat produksi per bulan relatif tetap, tidak berfluktuasi. Apabila manajer memutuskan untuk menggunakan kebijakan stabilitas produksi, maka perhitungannya sbb:Rencana Produksi per tahun = ………….. unitRata-rata produksi per bulan = ................. unit/..... bulan = …………… unit.Karena angka yang diperoleh tidak bulat (pecahan), maka perlu dilakukan pembulatan. Pembulatan (bila perlu) yang dilakukan tidak harus mengikuti kaidah matematik. Budget adalah perencanaan, sehingga pembulatan yang dilakukan diusahakan menghasilkan angka bulat yang mempermudah perhitungan selanjutnya. Misalnya rata-rata produksi tersebut dibulatkan menjadi ............... unit.Rencana Produksi per tahun ............. unitHasil pembulatan Budget Produksi utk. 1 tahun = 11.700 unit x 12 bulan .............. unit

Selisih lebih (kurang) unitJudgment: ............................................................................................................................................................................................................................................................................

Sehingga Budget Produksi per bulan menjadi:

Modul Anggaran hal 12

Page 13: Modul Anggaran SemI 2013

Budget Produksi secara lengkap sebagai berikut:

1. Stabilitas PersediaanApabila manajer memutuskan untuk menggunakan kebijakan stabilitas persediaan, maka perhitungannya sebagai berikut:

Persediaan Awal .............unitPersediaan Akhir ............ unit

Selisih ............ unitJudgment*): .......................................................................................................................................................................................................................................................................*) tergantung keputusan manajer.

Sehingga Budget Persediaan Awal sbb::

Budget Produksi secara lengkap sebagai berikut:

Modul Anggaran hal 13

Page 14: Modul Anggaran SemI 2013

Faktor Barang Setengah Jadi (WIP)

Analisis varian di Bagian Produksi akan dibahas bersama-sama dengan analisis varian di Bagian Pembelian Bahan, Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead. Karena penyimpangan di Bagian Produksi merupakan ikutan dari penyimpangan di ketiga bagian tersebutPERUSAHAAN DAGANG

Modul Anggaran hal 14

Page 15: Modul Anggaran SemI 2013

Budget Penjualan yang sudah disusun, digunakan untuk membuat budget persediaan dan budget pembelian barang dagangan. Pada dasarnya ada 3 budget yang harus disusun, yaitu: 1. Budget Persediaan Awal/Akhir Barang Dagangan

2. Budget Pembelian Barang Dagangan pada harga jual3. Budget Pembelian Barang dagangan pada harga pokok (beli)

Contoh:Budget Penjualan Rp1.000.000,00 (harga jual)Budget Persediaan Akhir 150.000,00Kebutuhan Barang Dagangan 1.150.000,00Budget Persediaan Awal 250.000,00Budget Pembelian Barang Dagangan Rp 900.000,00 (harga jual)

Perusahaan membeli barang dagangan dengan ukuran harga beli, padahal budget pembelian dalam contoh di atas diperoleh dari penjabaran budget penjualan yang perhitungannya menggunakan dasar harga jual. Oleh karena itu, budget pembelian bersdasarkan harga jual tersebut (Rp900.000,00) harus di konversi ke dalam harga beli (pokok)Tahap penyusunan budget pembelian:1. Setelah budget penjualan tersusun, budget persediaan akhir ditentukan lebih

dahulu, sehingga diperoleh seluruh kebutuhan barang dagangan.2. Langkah berikutnya menentukan budget persediaan awal dengan metode stock-

sales ratio.3. Kemudian menyusun budget pembelian barang dagangan (masih berdasarkan

harga jual) dengan memperhitungkan faktor reduksi.4. Mengkonversi budget pembelian barang dagangan ke dalam harga beli, dengan

menggunakan kebijakan mark up yang ditentukan.

Stock-Sales Ratio dapat ditentukan berdasarkan harga jual (at retail) atau berdasarkan harga beli (at cost).

1. Stock-Sales Ratio at Retail (harga jual)

2. Stock-Sales Ratio at Cost (harga beli)

Contoh perhitungan Stock Sales Ratio :

Modul Anggaran hal 15

Page 16: Modul Anggaran SemI 2013

Rencana penjualan 100.000 unit dengan harga jual Rp100,00 per unit. Harga pokok pembelian adalah Rp80,00 per unit. Rencana persediaan awal berdasarkan harga jual adalah Rp7.500.000,00. Berapa Stock-Sales Ratio baik at retail maupun at cost?

Contoh kasus penyusunan budget pembelian barang dagangan secara lengkap:

Rencana Stock-Sales Ratio, penjualan, dan persediaan akhir untuk beberapa macam barang dari toko MELIA sbb:

Dari data tersebut di atas, dapat dihitung rencana persediaan awal barang dagangan sbb:

Setelah budget persediaan awal tersusun, langkah berikutnya adalah menyusun budget pembelian barang dagangan dengan memperhitungkan faktor reduksi yang mungkin terjadi, yaitu penurunan harga, diskon, kerusakan barang, kehilangan, dsb. Faktor reduksi ditentukan berdasarkan data historis (pengalaman periode sebelumnya). Toko MELIA memperkirakan reduksi untuk masing-masing barang sbb:

Modul Anggaran hal 16

Page 17: Modul Anggaran SemI 2013

Budget Pembelian berdasarkan harga jual dapat disusun sbb:

Budget pembelian barang dagangan tersebut adalah berdasarkan harga jual, oleh karena itu harus dikonversi ke dalam harga beli (harga pokok). Diketahui bahwa rencana initial markup sales price:

Sabun Mandi 30% atau 0,30Bedak Bayi 20% atau 0,20Rokok 10% atau 0,10Buku Tulis 25% atau 0,25Kain Batik 30% atau 0,30

Budget Pembelian Barang Dagangan berdasarkan harga beli sbb:

…………………TUGAS 2……….

Modul Anggaran hal 17

Page 18: Modul Anggaran SemI 2013

IV. BUDGET BAHAN MENTAH (MATERIAL)

Pembahasan selanjutnya adalah budget-budget yang harus disusun oleh perusahaan manufaktur. Setelah budget produksi selesai disusun, budget berikutnya yang harus dibuat adalah budget kebutuhan bahan mentah (lihat skema hal 11). Tahap penyusunan budget bahan mentah ini mencakup penyusunan beberap budget, yaitu:1. Budget kebutuhan bahan mentah.2. Budget pembelian bahan mentah.3. Budget persediaan bahan mentah4. Budget biaya bahan yang habis digunakan.Contoh kasus:Budget Produksi untuk bulan Januari s/d Juni 2013:

Budget Kebutuhan Bahan dapat disusun sbb:

Dari Budget kebutuhan Bahan tersebut dapat disusun Budget Pembelian Bahan.

Modul Anggaran hal 18

Page 19: Modul Anggaran SemI 2013

Budget Kebutuhan Bahan xxxxxxBudget Persediaan Akhir Bahan xxxxxx (+)Total Bahan yang dibutuhkan xxxxxxBudget Persediaan Awal Bahan xxxxxx (-)Budget Pembelian Bahan xxxxxx

Informasi tambahan yang diperlukan adalahBahan X Bahan Y

Budget Persediaan AwalJanuari 500 kg 300 LtBudget Persediaan AkhirJanuari 200 kg 400 LtFebruari 300 kg 600 LtMaret 400 kg 500 LtApril 200 kg 300 LtMei 100 kg 400 LtJuni 300 kg 600 Lt Harga beli per unit bahan: X = Rp10,00 per kg Y = Rp15,00 per lt .

Ringkasan Budget Pembelian Bahan Januari s/d Juni (per 6 bulan):

Budget Pembelian Bahan per bulan:

Modul Anggaran hal 19

Page 20: Modul Anggaran SemI 2013

ANALISIS VARIAN PRODUKSI & PEMBELIAN BAHAN

Laporan Kegiatan Bagian Pembelian BahanPembelian Bahan X - Bulan Januari

Laporan Kegiatan Bagian ProduksiDepartemen I - Barang A - Bulan Januari

Modul Anggaran hal 20

Page 21: Modul Anggaran SemI 2013

Analisis Varian Bagian ProduksiUntuk mengetahui berapa sesungguhnya selisih yang terjadi, analisis varian harus dilakukan dengan membandingkan antara realisasi produksi dengan yang seharusnya (budgeted adjusted/disesuaikan dengan tarip budget)

BUDGET PERSEDIAAN BAHAN MENTAH

Nilai persediaan bahan mentah dapat berbeda karena perbedaan metode yang digunakan. Ada 3 metode pengelolaan persediaan:1. FIFO (first in first out/masuk pertama keluar pertama) MPKP2. Rata-rata

Kedua metode tersebut bukan untuk mengelola fisik bahan mentah, tetapi untuk perlakuan harga bahan mentah.

Contoh: Persediaan awal Januari 2013 adalah 1.000 unit dengan harga Rp10,00 per unitRealisasi Pembelian dan Pemakaian Bahan dari segi kuantitas sesuai dengan budget, tetapi dari segi harga berbeda sebagai berikut:

Pembelian bahan tahun 2012 seluruhnya dengan harga Rp10,00 per kgPembelian 1 Januari 2013 sebesar 13.200 kg dengan harga Rp9,00 per kgPembelian 1 Februari 2013 sebesar 15.800 kg dengan harga Rp12,00 per kgPemakaian Bahan: s/d 31 Januari 2013 sebesar 13.000 kg; s/d 28 Februari 2013 sebesar 15.700 kg. Berapakah nilai persediaan pada tanggal 28 Februari 2013?

Metode MPKP (FIFO):

Modul Anggaran hal 21

Page 22: Modul Anggaran SemI 2013

Metode Rata-rata:

Modul Anggaran hal 22

Page 23: Modul Anggaran SemI 2013

BUDGET BIAYA BAHAN YANG HABIS DIGUNAKANBudget lain yang harus disusun sebagai ikutan dari Budget Bahan Mentah adalah Budget Biaya Bahan Yang Habis Digunakan. Budget ini disusun untuk mempermudah manajer mengetahui rencana Harga Pokok Produksi, sebab biaya bahan yang habis digunakan untuk memproduksi barang akan menjadi salah satu unsur pembentuk Harga Pokok Produksi. Budget Biaya Bahan Yang Habis Digunakan disusun sebagai berikut:

………………………………..TUGAS 3………….

Modul Anggaran hal 23

Page 24: Modul Anggaran SemI 2013

V. BUDGET TENAGA KERJA LANGSUNG

Budget Tenaga Kerja Lansung termasuk budget yang harus disusun setelah BudgetProduksi selesai dibuat. Dalam praktek, budget ini meliputi perencanaan yang cukup luas

dan kompleks, yaitu:1. Rencana kebutuhan tenaga kerja lansung2. Deskripsi dan spesifikasi jabatan3. Rencana Rekrutmen4. Rencana Pelatihan (Training)5. Pengukuran unjuk kerja6 Biaya Upah dan GajiSecara ringkas, manajer harus membuat perencanaan mulai dari kebutuhan TKL s/d besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya diketahui rencana produksi sbb:

Maka Budget Biaya Tenaga kerja Langsung dapat disusun sbb:

ANALISIS VARIAN UNTUK TENAGA KERJA LANGSUNG

Modul Anggaran hal 24

Page 25: Modul Anggaran SemI 2013

Hal penting yang harus diperhatikan adalah bahwa selisih jam kerja TKL juga disebabkan oleh 2 hal, yaitu karena volume produksi lebih kecil dari budget dan standar jam kerja per unit juga berbeda (lebih boros dari budget). Oleh karena itu, untuk mengetahui berapa sesungguhnya selisih yang terjadi, analisis varian harus membandingkan antara realisasi dengan yang seharusnya terjadi menurut tarip budget (budgeted adjusted/disesuaikan dengan tarip budget), sbb:

Catatan: Pedoman tetap sama dengan hal 10, hanya kolom budget diganti dengan yang seharusnya terjadi..........................................................................................................................TUGAS 4

VI. BUDGET BIAYA PABRIK TIDAK LANGSUNGManufacturing Overhead BudgetBudget Biaya Overhead

Modul Anggaran hal 25

Page 26: Modul Anggaran SemI 2013

Biaya overhead/biaya pabrik tidak langsung adalah biaya-biaya yang terdapat dan terjadi di lingkungan Departemen Produksi tetapi tidak berhubungan langsung dengan barang yang diproduksi.

Departeman 1. Biaya Bahan (liter, meter, kg)Produksi 2. Biaya TKL (jam/DLH)

3. Biaya Tak Langsung (DMH) (overhead cost) Harga

Pokok Produksi

Departemen 1. Biaya Listrik (watt/KWH) (Rp)Pembantu 2. Biaya Reparasi dan(overhead cost) Pemeliharaan (DRH)

Dari diagram di atas terlihat bahwa budget biaya overhead terkait dengan:1. Penentuan Harga Pokok Produksi2. Dua Departemen (pada umumnya), yaitu: Dept. Produksi dan Dept. Pembantu3. Satuan yang digunakan masing-masing Departemen (activity base)

Contoh kasus:Budget Produksi untuk tahun 2001: Produk A 14.000 liter

Produk B 8.000 kgProses produksi produk A melalui Dept. Produksi I dan Dept. Produksi 2, sedang produk B hanya diproses di Dept. Produksi 2. Ke 2 Dept. Produksi tersebut di dukung oleh Dept Repair dan Maintenance (R&M). Satuan tingkat kegiatan (activity base) dan budget biaya overhead yang telah ditetapkan adalah sbb:

Departemen Satuan Budget Biaya Overhead1 Unit Rp520.000,002 Direct Machine Hours (DMH) Rp320.000,00R&M Direct Repair Hours (DRH) Rp120.000,00

Standar penggunaan masing-masing Departemen Produksi

Dept. 1 Dept. 21 Lt. Produk A 1 unit 4 DMH1 kg Produk B - 3 DMHDept. R&M 0,2 DRH/Unit 0,07 DRH/DMH

Untuk membuat budget biaya overhead hingga diperoleh Harga Pokok Produksi, ada 3 langkah perhitungan sebagai berikut:

1. Menghitung Beban per Departemen dihubungkan dengan budget biayanya.

Modul Anggaran hal 26

Page 27: Modul Anggaran SemI 2013

2. Menghitung tarip biaya overhead per Departemen Produksi (Overhead Rates)

3. Menghitung Harga Pokok Produksi per jenis produk:

ANALISIS VARIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Modul Anggaran hal 27

Page 28: Modul Anggaran SemI 2013

Analisis varian untuk biaya overhead pabrik lebih kompleks dibanding dengan analisis varian untuk penjualan, produksi, bahan mentah, dan tenaga kerja langsung. Untuk biaya overhead pabrik, analisis varian dipengaruhi oleh 2 hal sbb:1. Data Feleksibel Budget. Apabila data ini tersedia, maka analisis dapat dilakukan

dengan lengkap dan informatif.2. Apabila data Fleksibel Budget tidak tersedia, artinya komponen biaya tetap dan

biaya variabel untuk biaya overhead pabrik tidak tersedia secara rinci, maka analisis yang dilakukan akan sangat terbatas.

Contoh Kasus:

Laporan Realisasi Dept. X untuk Bulan Januari 2001:

Dari data di atas perlu diteliti dahulu konsistensi antara tarip budget bulanan dengan tarip budget tahunan. Menurut budget tahunan, tarip biaya overhead secara total (tidak dipisahkan antara biaya tetap dengan biaya variabel) adalah Rp0,65 per DLH. Tarip ini harus sesuai (konsisten) dengan tarip yang dihitung berdasarkan budget bulan. Tarip berdasarkan budget bulanan dapat dihitung sebagai berikut:Misalnya perusahaan memproduksi 100.000 unit, maka biaya overhead berdasarkan data budget bulanan adalah:

Modul Anggaran hal 28

Page 29: Modul Anggaran SemI 2013

Terbukti bahwa tarip biaya overhead tahunan sama dengan tarip biaya overhead bulanan, sehingga tarip tersebut dapat digunakan sebagai tarip budget untuk keperluan analisis varian.Analisis varian dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan yang seharusnya terjadi (adjusted budgeted) sbb:

..............................................................................................................................TUGAS 5

VII. FLEKSIBEL BUDGET

Fleksibel Budget (Flexible Budget) adalah budget biaya yang melengkapi perencanaan tahunan (tactical budget). Fleksibel budget kadang-kadang disebut sebagai Variabel Budget, Dynamic Budget, Activity Budget, dan sebagainya. Istilah Fleksibel Budget akan digunakan dalam pembahasan selanjutnya karena fleksibel budget berbicara tentang biaya variabel, biaya tetap, dan biaya semi variabel, tidak hanya biaya variabel. Penyusunan fleksibel budget mempunyai 3 tujuan:1. Menyusun perencanaan biaya jangka pendek (tahunan)2. Menyusun perencanaan biaya yang digunakan sebagai pembanding bagi biaya

yang sesungguhnya terjadi3. Menyederhanakan proses perencanaan biaya jangka pendek..Konsep dari fleksibel budget adalah: semua pengeluaran (biaya) terjadi karena 3 hal:1. Berjalannya waktu2. Jumlah produksi atau aktivitas3. Kombinasi dari keduanya.

Berdasarkan ke 3 hal tersebut di atas, maka biaya dapat di ekspresikan secara mathematis dengan formula: Y = a + bX. Konstanta a adalah biaya tetap, dan kontanta b adalah tarip biaya variabel. Berdasarkan ekspresi mathematis tersebut, berarti:1. Biaya harus dapat dipisahkan mejadi Biaya Tetap dan Biaya Variabel.2. Ekspresi mathematis tersebut hanya berlaku untuk range tertentu (relevant

range).KARAKTERISTIK BIAYA

Biaya Tetap:

Modul Anggaran hal 29

Page 30: Modul Anggaran SemI 2013

1. Hubungannya dengan output/aktivitas: Perubahan biaya tetap lebih banyak dipengaruhi oleh berjalannya waktu, bukan oleh perubahan output/aktivitas. Sehingga disebut sebagai Time Cost, dan biasanya besarnya biaya per bulan sama untuk jangka waktu 1 tahun. Berarti, dalam jangka panjang biaya tetap tidak secara absolut fixed.

2. Relevant Range: Tarip Biaya tetap hanya berlaku untuk batas batas kapasitas tertentu. Apabila kapasitas produksi berubah, melebihi batas-batas tertentu, maka biaya tetap akan berubah.

3. Keputusan Manajemen: Besarnya biaya tetap tergantung kepada keputusan manajemen. Biaya tetap akan berubah bila keputusan manajemen berubah (contoh: gaji).

4. Tetap secara total, tapi tidak tetap secara per unit.

Biaya Variabel:

1. Hubungannya dengan output/aktivitas: Perubahan biaya variabel proporsional dengan perubahan output/aktivitas. Sehingga disebut sebagai Activity Cost. Biaya variabel per unit dalam jangka pendek tidak akan berubah, tetapi dalam jangka panjang akan berubah, sehingga dalam jangka panjang tidak secara absolut variable.

2. Relevant Range: Tarip Biaya variabel hanya berlaku untuk batas batas kapasitas tertentu. Apabila kapasitas produksi berubah, melebihi batas-batas tertentu, maka tarip biaya variabel akan berubah.

3. Keputusan Manajemen: Besarnya tarip biaya variabel tergantung kepada keputusan manajemen. Biaya variabel akan berubah bila keputusan manajemen berubah (contoh: menggunakan bahan langsung yang lebih murah).

4. Variabel secara total, tetapi tetap secara per unit.relevant range relevant range

Rp Rp

Q Q0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Biaya Tetap Biaya Variabel

Dalam praktik, kadang-kadang ditemui biaya yang karakteristiknya tidak dapat diidentifikasi sebagai biaya tetap atau biaya variabel. Secara grafis, biaya tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Rp Biaya dengan karakteristikseperti grafik tersebut disebut dengan biaya semi variabel.Bagaimanapun juga, agar

Modul Anggaran hal 30

Page 31: Modul Anggaran SemI 2013

ekspresi mathematis dapat di-buat, maka biaya semi variabel tersebut harus dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

0 QBiaya Semi Variabel

Ada 3 methode untuk mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel bagi biaya yang mempunyai karakteristik semi varibel, yaitu:1. Metode Perkiraan Langsung (Direct Estimate Method)2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (Budgeted High and Low Point Method)3. Metode Korelasi (Correlation Method)

1. Metode Perkiraan Langsung ( Direct Estimate Method ) Metode ini sangat sederhana, sehingga dari segi ketepatan juga kurang baik. Dari data historis, di buat grafik yang diperkirakan mewakili data historis tersebut.Rp

Total Biaya

** * * Biaya Variabel

** *

* Biaya Tetap

Q0 1 2 3 4 5 6 7 dst

2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah ( Budgeted High and Low Point Method ) Metode ini menggunakan titik tertinggi dan terendah dalam range tertentu sebagai penentu variabilitas biaya. Contoh: Data historis menunjukkan biaya yang terjadi untuk tenaga kerja tak langsung sebagai berikut:

Modul Anggaran hal 31

Page 32: Modul Anggaran SemI 2013

Contoh soal:Dari data historis sebuah perusahaan diketahui sebagai berikut:

Pertanyaan:1. Tentukan karakter masing-masing jenis biaya tersebut!2. Bila perusahaan memutuskan untuk berproduksi pada tingkat 11.800 unit,

berapakah anggaran biaya yang harus disediakan?

Jawab:

Modul Anggaran hal 32

Page 33: Modul Anggaran SemI 2013

Modul Anggaran hal 33

Page 34: Modul Anggaran SemI 2013

3. Metode Korelasi ( Correlation Method )

.........................................................................................................TUGAS 6VIII. BUDGET KASProses pembuatan budget kas dapat digambarkan sebagai berikut:1. Budget Aliran Kas Masuk

Budget Aliran Kas Keluar (-)Surplus (defisit) Apabila terjadi defisit

2. Menghitung "pinjaman" untuk menutup defisit

3. Membuat skedul rencana 4. Budget Kas pinjaman, pelunasan dan Lengkap pembayaran bunga

1. Budget Aliran Kas Masuk & Aliran Kas Keluar Langkah pertama adalah menentukan saat penerimaan dan pengeluaran kas benar-benar akan terjadi (menjadi tunai). Penerimaan biasanya dari penjualan tunai dan kredit. Sedang pengeluaran dari pembelian bahan secara tunai maupun kredit, dan biaya-biaya yang lain.

Modul Anggaran hal 34

Page 35: Modul Anggaran SemI 2013

Baik penerimaan maupun pengeluaran dibuat skedul waktunya dengan cara yang sama (dengan logika yang sama).

Modul Anggaran hal 35

Page 36: Modul Anggaran SemI 2013

Untuk skedul pengeluaran (pembelian kredit, biaya gaji, pajak, dsb) juga dibuat dengan cara yang sama.Contoh Skedul Pembayaran Utang:

Modul Anggaran hal 36

Page 37: Modul Anggaran SemI 2013

Skedul Pembayaran Utang:

Setelah seluruh skedul penerimaan dan pengeluaran selesai dibuat, maka akan dapat diketahui bahwa pada bulan-bulan tertentu ada kemungkinan perusahaan akan mengalami defisit. Artnya, pada bulan tersebut penerimaan uang lebih kecil dari pada pengeluaran, sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan likuiditas. Apabila ini terjadi, maka pda bulan tersebut perusahaan harus mencari tambahan dana segar, agar tidak mengalami kekurangan uang tunai. Masalah ini akan dijelaskan pada langkah ke 2 di bawah ini.

Modul Anggaran hal 37

Page 38: Modul Anggaran SemI 2013

2. Menghitung "Pinjaman" untuk Menutup DefisitContoh:

Modul Anggaran hal 38

Page 39: Modul Anggaran SemI 2013

Modul Anggaran hal 39

Page 40: Modul Anggaran SemI 2013

3. Skedul Rencana pinjaman, pelunasan dan pembayaran bunga.

...............................................................................................................................TUGAS 7

Modul Anggaran hal 40

Page 41: Modul Anggaran SemI 2013

IX. CONTRIBUTIN MARGIN ANALYSIS & COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS

CONTRIBUTIN MARGIN ANALYSISAnalisis Sensitivitas, analsis untuk mengetahui penagaruh perubahan kebijakan biaya, volume, dan harga terhadap keuntungan. Contoh:

Kasus A: Volume penjualan diturunkan dengan 5%, menjadi 95.000 unit

Kasus B: Harga dinaikkan 5% menjadi Rp10,50

Modul Anggaran hal 41

Page 42: Modul Anggaran SemI 2013

Kasus C: Biaya tetap dinaikkan dengan 10%, menjadi Rp33.000,00

Kasus D: Tarip Biaya Variabel diturunkan dengan 5%, manjadi Rp5,70 per unit

Kasus E: Seluruh perubahan di atas diberlakukan,Volume penjualan diturunkan dengan 5%, menjadi 95.000 unitHarga dinaikkan 5% menjadi Rp10,50Biaya tetap dinaikkan dengan 10%, menjadi Rp33.000,00Tarip Biaya Variabel diturunkan dengan 5%, manjadi Rp5,70 per unit

Modul Anggaran hal 42

Page 43: Modul Anggaran SemI 2013

Kasus F: Dengan mengabaikan perubahan dari A s/d E, berapa unit yang harus dijual sehingga total Contribution Margin sama dengan total biaya tetap?

Agar supaya Total CM = FC (Rp30.000,00) maka unit yang harus dijual: Total FC …………….

Q = ------------- = ---------------------- = ……….. unit CM/unit ……..

Perhitungan tersebut menunjukkan kondisi total pendapatan sama dengan total biaya, sbb

Sehingga Laba Operasi = Rp0,00, hal ini disebut dengan Breakeven Point.

COST-VOLUME-PROFIT ANALYSISAnalisis titik impas (Breakeven Point/BEP)

Kuantitas penjualan (Q) yang menghasilkan Total Pendapatan = Total Biaya. Tujuan analisis ini adalah untuk perencanaan Laba Operasi. Perhitungan pada Kasus F di atas, adalah salah satu rumus BEP sebagai berikut:

Total FC FCBEP (Q) = ------------- atau BEP = ----------------- hasilnya dalam unit CM/unit P/u - VC/u Rumus yang lain:

FCBEP = -------------------------- hasilnya dalam satuan moneter 1 – (VC / Sales)

Modul Anggaran hal 43

Page 44: Modul Anggaran SemI 2013

Untuk perhitungan analisis BEP menggunakan Laporan Laba Rugi yang disusun dengan pendekatan Contribution Margin (Biaya Variabel dan Biaya Tetap dipisahkan)

………………BEP = --------------------------------------------- = Rp………………..atau …………… unit … – (……………. / ………………)

Grafik BEP Rp BEP

Relevant Range TR

Rp……. TC

Rp…….VC

FC

0 Rp…….. Rp……. RpAsumsi dalam Analisis BEP 1. Biaya dapat dipisahkan kedalam Biaya Variabel dan Biaya Tetap2. Berlaku untuk range tertentu (Relevant Range)3. Harga tetap meskipun jumlah penjualan berubah (hukum penawaran dan permintaan tidak berlaku) 4. Hanya ada satu produk, bila terdapat 2 produk penerapan analisis BEP harus dengan perbandingan penjualan dua produk (sales mix) yang konstan.5. Dalam jangka pendek kebijakan manajemen tentang operasi perusahaan tidak berubah.6. Tingkat harga umum (inflasi) dalam jangka pendek tidak berubah.7. Tingkat penjualan dan produksi sinkron (tidak ada perubahan tingkat persediaan).8. Efisiensi dan produktivitas per individu dalam jangka pendek tidak berubah.

Modul Anggaran hal 44

Page 45: Modul Anggaran SemI 2013

BEP 2 Produk

Modul Anggaran hal 45

Page 46: Modul Anggaran SemI 2013

Modul Anggaran hal 46

Page 47: Modul Anggaran SemI 2013

Modul Anggaran hal 47

Page 48: Modul Anggaran SemI 2013

Kesimpulan:

*) Perhitungan dihalaman 48

Seandainya kasus 1. 2. dan 3 merupakan alternatif, maka yang dipilih ……………………….

Margin of Safety (MoS)

Modul Anggaran hal 48

Page 49: Modul Anggaran SemI 2013

Merupakan batas maksimum perubahan/penurunan laba yang dapat ditoleransi, semakin besar (lebar) batas toleransinya berarti semakin aman.

Penjualan - BEPMoS = ----------------------- x 100% Penjualan

……………. – …………….MoS1 = ----------------------------------- x 100% = ……..% ……………..

……………. – …………….MoS2 = ----------------------------------- x 100% = ……..% ……………..

……………. – …………….MoS3 = ----------------------------------- x 100% = ……..% ……………..

Rp Relevant Range TR

Penjualan TC

Margin of safetyBEP

VC

FC

0 Rp3,75 jt Rp5 jt Rp

Perubahan tingkat persediaan (Penjualan dgn Produksi tidak sama/sinkron)

Modul Anggaran hal 49

Page 50: Modul Anggaran SemI 2013

Rencana Penjualan 90.000 unitRencana Persediaan Akhir 20.000 unit Total Kebutuhan 110.000 unit Rencana Persediaan Awal 10.000 unit Rencana Produksi 100.000 unit

BEP dengan Direct Costing:

……………. + ………………BEP = ------------------------------------------------------ = Rp……………..atau ………….. unit ……….. + …………… – ……………

1 - ------------------------------------------------- …………………

Pembuktian:

BEP dengan Full Costing:

Modul Anggaran hal 50

Page 51: Modul Anggaran SemI 2013

……………. + …………… –…………..BEP = ------------------------------------------------------ = Rp……………...atau …………..unit ………… + …………… – …………..

1 - ------------------------------------------------- ………………..

Pembuktian:

Jika yang terjadi sebaliknya:

Rencana Penjualan 100.000 unitRencana Persediaan Akhir 10.000 unit Total Kebutuhan 110.000 unit Rencana Persediaan Awal 20.000 unit Rencana Produksi 90.000 unit

*) Produksi 90.000 unit, persediaan turun 10.000 unit sehingga prosentase penurunan persediaan = 10.0000 unit/90.000 unit = 11.111111111111%

BEP dengan Direct Costing:

Modul Anggaran hal 51

Page 52: Modul Anggaran SemI 2013

……………. + ………………BEP = ------------------------------------------------------ = Rp……………..atau ………….. unit ……….. + …………… – ……………

1 - ------------------------------------------------- …………………

Pembuktian:

BEP dengan Full Costing:

……………. + …………… –…………..BEP = ------------------------------------------------------ = Rp……………...atau …………..unit ………… + …………… – …………..

1 - ------------------------------------------------- ………………..

Pembuktian:

Modul Anggaran hal 52

Page 53: Modul Anggaran SemI 2013

Faktor Lain-lain

Mengabaikan factor lain-lain:

………………BEP = ---------------------------- = Rp……………….atau …………………. unit ………….

1 - -------------------- …………….

Bukti:

Memperhitungkan factor lain-lain:

…………….. – …………..BEP = ------------------------------------- = Rp………………atau ……………… unit …………….

1 - -------------------- ……………...

Bukti:

Jika yang terjadi sebaliknya:

Modul Anggaran hal 53

Page 54: Modul Anggaran SemI 2013

…………… + ……………BEP = ------------------------------------- = Rp………………..atau ………………. unit …………….

1 - -------------------- ……………

Bukti:

…………………………………..……………………………………………TUGAS 8

Modul Anggaran hal 54