Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

31
MODUL AKUNTANSI KEUANGAN Disusun Oleh : XI-Akuntansi 1

Transcript of Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Page 1: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

MODUL

AKUNTANSI KEUANGAN

Disusun Oleh :

XI-Akuntansi 1

Page 2: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

SMKN 10 JAKARTA

TAHUN AJARAN 2014-2015

DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………..i

1. Akuntansi Piutang…………………….…………………………………………..1

a. Pengertian dan Ciri-Ciri Piutang…………………………………………………..1

b. Jenis Piutang……………………………………………………………………..1

c. Pencatatan Data Mutasi ke Kartu Pelanggan………………………………………3

d. Surat Konfirmasi Saldo Piutang…………………………………………………..4

e. Pelaporan Rekapitulasi Piutang…………………………………………………..7

2. Penghapusan Piutang…………………………………………………………….9

a. Metode Langsung………………………………………………………………..9

b. Metode Cadangan……………………………………………………………...10

c. Contoh Penghapusan Piutang……………………………………………………11

d. Metode Pencatatan……………………………………………………………..12

3. Taksiran Piutang Tidak Tertagih……………………………………………….14

a. Penaksiran Kerugian Piutang…………………………………………………….14

b. Pengertian Piutang Wesel……………………………………………………….18

c. Pihak yang Terlibat dalam Wesel Tagih…………………………………………19

4. Pendiskontoan Wesel…………………………………………………………..23

a. Pengertian Pendiskontoan Wesel……………………………………………….23

b. Pengertian Diskonto……………………………………………………………23

c. Perhitungan Diskonto Wesel......................................................................23

d. Hubungan Dalam Pendiskontoan Wesel………………………………………..24

e. Contoh Kasus…………………………………………………………………..25

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..28

Page 3: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

1. Akuntansi Piutang

a. Pengertian Piutang Dagang

Pengertian piutang menurut S.Hadibroto adalah : Piutang merupakan klaim

terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk maksud

akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu merupakan klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang. Penjelasan definisi di atas diketahui bahwa piutang secara luas diartikan sebagai tagihan atas segala sesuatu hak perusahaan baik berupa uang, barang maupun jasa atas pihak ketiga setelah perusahaan melaksanakan

kewajibannya, sedangkan secara sempit piutang diartikan sebagai tagihan yang hanya dapat diselesaikan dengan diterimanya uang di masa yang akan datang.

Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang.

Piutang dapat juga timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel, melakukan suatu jasa atau transaksi lain

yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak berutang kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan

b. Jenis- jenis Piutang

1. Piutang Dagang (Account Receivables) yaitu piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Bila piutang timbul dari penjualan asset perusahaan,

pemberian pinjaman kepada pihak tertentu maka piutang tersebut tidak termasuk golongan piutang dagang.

Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh

sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan

yaitu faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang tidak mencakup bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana

pembayaran tidak dilakukan dalam periode tertentu, dengan kata lain piutang dagang merupakan tipe piutang paling besar.

2. Piutang Wesel

i

Page 4: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Pengertian piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan

barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis Piutang wesel mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji tertulis berupa surat wesel atau surat promes.

Surat wesel dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang atau jasa secara kredit.

Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut.

Pembuat surat wesel = Penarik wesel akan menerima sejumlah uang yang

disebutkan dalam surat wesel tersebut dari debitur ( pihak yang tertarik wesel ) pada tanggal yang telah ditentukan dalam surat wesel tersebut ( tanggal jatuh tempo wesel

) Jika penarik wesel membutuhkan uang sebelum tanggal jatuh tempo maka surat wesel tadi dapat dipindah tangankan ( dijual = didiskontokan ) kepada pihak lain / bank , asal saja surat wesel tersebut sudah ditandatangani oleh pihak tertarik (debitur)

Penandatananan / persetujuan dari debitur terhadap surat wesel yang bersangkutan disebut = AKSEPTASI

Surat promes = surat kesanggupan untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat promes tersebut. Jenis piutang wesel : 1. Piutang wesel tidak berbunga = piutang wesel yang tidak membebani bunga kepada pihak debitur, pada tanggal jatuh tempo jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal ( nilai yang dinyatakan dalam surat wesel)

2. piutang wesel berbunga = jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel / promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan

bunga . Bunga piutang wesel biasanya dinyatakan dalam prosentase ( % ) dari nilai nominal piutang wesel.

3. Piutang Bukan Dagang

Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi-transaksi yaitu :

1) Penjualan surat berharga atau pemilik selain barang dan jasa.

2) Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan Dan perusahaan-perusahaan affiliasi.

3) Setoran-setoran kepada kreditur, perusahaan kebutuhan umum dan instansi – instansi lainnya

4) Pembayaran dimuka pembelian-pembelian. 5) Setoran-setoran untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya.

6) Tuntutan atas kerugian atau kerusakan. 7) Saham yang masih harus disetor.

1

Page 5: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

8) Piutang deviden dan bunga.

Piutang bukan dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan

secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan.

4. Piutang Tak Tertagih

Piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi untuk menangani kerugian piutang tak tertagih, yaitu:

1) Metode Langsung Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada

piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba

Rugi.

2) Metode Cadangan/Penyisihan

Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Piutang dan

mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo

rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang.

Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening

Cadangan dan mengkredit rekening Piutang. Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh karena itu setiap akhir tahun

Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan kerugian piutang dilakukan pada saat: pembentukan Cadangan; dan

penyesuaian saldo Cadangan

c. Prosedur Pencatatan Piutang Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pad atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:

1) Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun

kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum

dalam catatannya 2) Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban debitur pada

awal bulan, (2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur

3) Pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut:

2

Page 6: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. Lembar pertama akan

berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang)

b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.

c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.

d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari

lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar

pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang)

e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar)

diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan

yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang) f. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement

With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi

catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah ebaqgai berikut:

a) Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar. b) Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat

dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang. c) Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan. d) Pada awal blan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar

dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi

dalam bentuk pernyataan piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya.

4) Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur.

d. Membukukan Data Piutang ke masing-masing Kartu Piutang

Pengelolaan Kartu Piutang dilakukanoleh bagian kertu piutang yang berada di bawah bagian akunting. Tugas harian bagian ini adalah mencatat mutasi piutang untuk

stiap debitur. Dari Kegiatan tersebut, secara periodeik harus dapat menghasilkan hal -hal berikut :

3

Page 7: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

a) Surat Pernyataan Piutang

Surat pernyataan utang untuk dikirim kepada debitur (konfirmasi piutang). Pengiriman surat pernyataan piutang bertujuan untuk mengonfirmasi piutang

kepada debitur, dalam arti untuk penegasan apakah besarnya piutang menurut catatan perusahaan sama dengan besarnya piutang menurut catatan debitur sehingga berfungsi juga sebagai alat pengawasan.

b) Daftar saldo Piutang Daftar saldo piutang yang memuat informasi mengenai saldo piutang tiap debitur pada tanggal tertentu. Bertujuan untuk mengetahui saldo piutang tiap

debitur, juga untuk menguji ketelitianpencatatan piutang, yaitu dengan pengecekan atas kesamaan total saldo piutang menurut kartu piutang dengan saldo akun piutang pada tanggal tsb.

c) Daftar Umur Piutang Daftar Umur piutang yang memuat informasi mengenai piutang tiap debitur yang dikelompokkan berdasarkan usia piutang. Daftar umur piutang sangat diperlukan untuk menganalisis bonafiditas tiap debitur sehingga status kredit

masing-masing dapat diketahui.

Contoh Kartu Piutang :

4

Page 8: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

e. Melakukan Konfirmasi Saldo Piutang

Konfirmasi adalah surat pernyataan yang berasal dari perusahaan kepada debitur, untuk memberitahukan secara langsung kepada akuntan public yang mememriksa ikhtisar

keuangannya, mengenai benar atau tidaknyasaldo piutang pada tanggal tertentu sperti yang disebutkan dalam surat tersebut. Terdapat dua jenis surat konfirmasi, yaitu :

5

Page 9: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

1) Konfirmasi positif

Adalah surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan public kepada debitur untuk

kemudian diminta mengirim balasannya kepada akuntan publik. Ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi adalah : a. Jika tidak ada kepastian tentang kesalahan dari akibat hasil penilaian sistem

pengendalian intern atau SPI yang lemah. b. Jika debitur merupakan perusahaan, bukan orang pribadi. c. Jika jumlah saldo debitur sangat besar dibandingankan dengan total piutang.

2) Konfirmasi negative

Adalah surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan public kepada debitur untuk

kemudian pihak debitur diminta mengirim balasannya langsung kepada akuntan public jika tidak setuju atas saldo surat konfirmasi. Cirri-ciri debitur yang perlu

dikirim surat konfirmasi negative adalah: a. Jika hasil penilaian sistem pengendalian intern sangat baik b. Jika debitur banyak jumlahnya, tetapi saldonya relatif kecil c. Jika debitur terdiri atas orang pribadi.

Jenis-jenis surat konfirmasi piutang :

Konfirmasi piutang akhir bulan. Yang diinformasikan kepada debitur hanya saldo akhir bulan tertentu saja.

Konfirmasi saldo satuan piutang yang diinformasikan kepada debitur adalah saldo awal satu bulan.

Konfirmasi elemen terbuka (konfirmasi faktur yang belum terbayar). Yang dikonfirmasikan kepada debitur hanya faktur yang belum dibayar.

1. Konfirmasi piutang akhir bulan

6

Page 10: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

2. Konfirmasi saldo satuan piutang

3. Surat konfirmasi elemen terbuka

7

Page 11: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

2. PENGHAPUSAN PIUTANG

Penghapusan piutang adalah suatu kerugian yang timbul karena adanya piutang yang tak

tertagih oleh perusahaan. Piutang kurang terjamin pelunasannya, karena tidak dibuat dalam suatu

perjanjian khusus seperti yang diatur oleh peraturan hukum. Oleh sebab itu, maka piutang inilah

yang biasanya mengandung penghapusan piutang (bad debt). Adakalanya telah dapat dipastikan

bahwa piutang kepada seorang pelanggan tertentu tidak akan dapat ditagih. Sebabnya macam-

macam, yaitu karena pelanggan yang bersangkutan telah dinyatakan pailit, bangkrut, meninggal

dunia, atau lari ke luar negri.

Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penghapusan piutang ini adalah sebagai berikut:

Penyisihan piutang tak tertagih xxx

Piutang dagang xxx

Untuk itu membukukan penghapusan piutang, dikenal dua metode, yaitu :

a. Metode Langsung (Direct Write Off Method)

Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang berskala kecil atau dapat juga diterapkan pada perusahaan yang tidak dapat menaksirkan kerugian piutang usaha dengan

8

Page 12: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

tepat. Pada akhir periode akuntansi tidak dilakukan perhitungan taksiran kerugian piutang, tetapi

kerugian piutang baru dicatat apabila telah pasti tidak dapat ditagih. Sehingga piutang tersebut akan dihapuskan dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang dan mengkreditkan piutang

usaha.

Apabila pelanggan membayar kembali piutang yang telah dihapus oleh perusahaan sebelum tutup buku, maka piutang yang telah dikreditkan sebelumnya didebetkan kembali dan beban pada

kerugian piutang dikreditkan oleh perusahaan. Sehingga nilai piutang pelanggan tersebut muncul dan akan dikreditkan kembali pada saat pembayaran piutang tersebut.

Lain halnya jika pelanggan membayar piutang yang telah dihapuskan oleh perusahaan setelah tutup buku. Perusahaan akan mendebetkan piutang pelanggan tersebut dan mengkreditkan nilai piutang tersebut sebagai pendapatan lain-lain. Pada saat pembayaran piutang oleh pelanggan maka piutang tersebut akan dikreditkan kembali.

Metode ini digunakan apabila :

1. Perusahaan kesulitan dalam menaksir jumlah piutang tak tertagih secara wajar

2. Sebagian besar penjualan dilakukan dengan tunai

3. Jumlah piutang merupakan bagian yang relatif kecil dalam Aktiva Lancar

4. Jumlah pelanggan sedikit, dan berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, tidak

ada piutang yang tak tertagih.

b. Metode Cadangan (Allowance Method)

Metode ini digunakan oleh perusahaan berskala besar, dimana perusahaan sudah membuat estimasi atau perkiraan mengenai kerugian piutang yang akan diterima akibat tidak dapat ditagih

seluruhnya. Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurangan

tidak langsung pada piutang usaha melalui kenaikan akun penyisihan dalam periode dimana penjualan itu dicatat. Metode penghapusan tidak langsung mencatat beban atas dasar estimasi

dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan atau pada saat munculnya nilai piutang di neraca.

Perusahaan akan mendebetkan kerugian piutang tak tertagih pada cadangan piutang tak

tertagih. Dan apabila piutang tersebut sudah dipastikan tidak dapat ditagih kembali maka perusahaan akan membebankan cadangan piutang tak tertagih pada piutang usaha.

9

Page 13: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai yang tepat atas piutang. Walaupun menggunakan estimasi, persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi penjualan berjalan dan an alisis saldo piutang yang beredar.

Banyak perusahan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan piutang tak tertagih dalam presentase tertentu. Karena ketidak tertagihan piutang dipandang sebagai kontijensi

kerugian, maka metode penyisihan hanya tepat dalam situasi dimana terdapat kemungkinan bahwa nilai aktiva telah menurun dan jumlah penurunan atau kerugian tersebut dapat diestimasi

secara layak. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar presentase penjualan atau piutang yang beredar.

Apabila piutang yang sudah dihapus diterima kembali pembayarannya, maka piutang yang sudah dihapus dimunculkan kembali di debet dan mengkreditkan cadangan kerugian piutang. Pada saat penerimaan piutang dari pelanggan maka perusahaan kembali mengkreditkan piutang tersebut

sesuai dengan nilai nominal yang diterima.

c. Contoh Penghapusan Piutang

1) PT. Kurnia memiliki penjualan kredit bersihnya selama tahun 2009 sebesar Rp.

320.000.000.-, berdasarkan dari pengalaman tahun sebelumnya, pihak manajemen

menetapkan bahwa 0,5 % dari penjualan kredit bersihnya akan tidak dapat tertagih.

Saldo piutang setelah disesuaikan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp.

22.300.000.-. Hitung besarnya taksiram piutang yang tak tertagih dan buat jurnalnya !

Jawab:

Besarnya taksiran piutang tak tertagih:

Rp. 22.300.000 x 0,5% = Rp. 111.500

Jurnalnya :

Beban Kerugian Piutang Rp. 111.500

Cadangan Kerugian Piutang Rp. 111.500

2) Tanggal 10 Januari 2010, salah satu debitur PT Kurnia, yaitu PT. Angkasa dengan jumlah

piutang Rp. 50.000.000, diputuskan untuk dihapuskan dikarenakan PT. Angkasa telah

dinyatakan bangkrut. Buatlah Jurnal Penghapusan Piutangnya !

10

Page 14: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Apabila diketahui pada tanggal 15 Januari 2010, ternyata PT Angkasa kemudian dapat

melunasi hutangnya, buatlah jurnalnya !

Jawab :

Jurnalnya:

Beban Kerugian Piutang Rp. 50.000.000

Cadangan Kerugian Piutang Rp. 50.000.000

3) Pada tanggal 20 Desember 2008, salah satu debitur PT. Dermaga Tua Motor, yaitu PD.

Honda Redbull memiliki piutang yang telah dihapuskan pada bulan oktober 2008

sebesar Rp 24.000.000. Ternyata sekarang ia dapat melunasi kembali piutangnya

sebesar 50% dari saldo piutang. Buatlah jurnalnya !

Jawab :

Jurnalnya :

Kas Rp 12.000.000

Cadangan Kerugian Piutang Rp 12.000.000

d. METODE PENCATATAN PENGHAPUSAN PIUTANG DAN PENERIMAAN KEMBALI PIUTANG

YANG TELAH DI HAPUS

METODE LANGSUNG

(DIRECT METHOD)

METODE TIDAK LANGSUNG

(INDIRECT METHOD)

Kerugian piutang tak tertagih dicatat pada

periode penerimaan piutang, berdasrkan

jumlah piutang yang dihapuskan.

Kerugian Piutang Tak Tertagih dicatat pada

periode terjadinya piutang / penjualan,

berdasarkan taksiran melalui jurnal

penyesuaian. :

Kerugian Piutang xxx

Cadangan Kerugian Piutang xxx

11

Page 15: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Setiap Penghapusan piutang, langsung

dicatat pada rekening kerugian piutang ,

dengan jurnal :

Kerugian Piutang xxx

Piutang xxx

Setiap penghapusan piutang , dibebankan

kerekening Cadangan Kerugian Piutang ,

dengan jurnal :

Cadangan Kerugian Piutang xxx

Piutang xxx

Pernyataan Kesanggupan Debitur untuk

membayar atas piutang yang sudah

dihapuskan : tidak ada jurnal

Pernyataan kesanggupan debitur untuk

membayar atas piutang yang sudah

dihapuskan dicatat dengan jurnal :

Piutang xxx

Cadangan Kerugian Piutang xxx

Waktu menerima pembayaran dari debitur

yang menyatakan kesanggupan membayar

, dicatat dengan jurnal :

Kas xxx

Kerugian Piutang xxx

Waktu menerima pembayran dari debitur

yang menyatakan kesanggupan membayar

, dicatat dengan jurnal :

Kas xxx

Piutang xxx

Jika debitur yang sudah dihapuskan datang

dan langsung membayar dicatat dengan

jurnal :

Kas xxx

Kerugian Piutang xxx

Jika debitur yang sudah dihapuskan datang

dan langsung membayar dicatat dengan

jurnal :

Kas xxx

Cadangan Kerugian Piutang xxx

12

Page 16: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

3. TAKSIRAN PIUTANG DAN WESEL TAGIH

a. Penaksiran Kerugian Piutang

Taksiran kerugian piutang ditentukan pada setiap akhir periode dan diakui sebagai

pertambahan biaya dan cadangan kerugian piutang. Ada beberapa dasar atau

pendekatan untuk menentukan jumlah tersebut. Untuk menentukan dasar atau

pendekatan mana yang akan dipakai tergantung kehendak manajemen terhadap biaya dan

pendapatan, serta terhadap nilai realisasai bersih dari piutang.

Dasar atau pendekeatan yang digunakan untuk menentukan kerugian piutang yaitu sebagai

berikut.

1) Penaksiran Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Neraca

Taksiran kerugian piutang berdasarkan saldo piutang dapat ditentukan secara komposit,

yaitu dengan suatu persentase tertentu dari jumlah saldo piutang. Dapat pula dengan

menganalisa saldo piutang menurut status masing-masing umur piutang bagi masing-

masing debitur, atau yang disebut dengan analisa umur piutang.

13

Page 17: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Persentase Saldo Piutang

Menaksir besarnya kerugian piutang berdasarkan persentase tertentu dari saldo

piutang pada akhir periode. Penentuan besarnya persentase ini didasarkan pada

pengalaman pada tahun-tahun yang lalu. Pendekatan ini menekankan pada nilai realisasi

kas bersih yang dapat diterima dari piutang.

Contoh :

PT NIRWANA mulai tahun 2004 memutuskan untuk menggunakan metode cadangan yang

ditentukan berdasarkan persentase dari saldo piutang. Adapun data kerugian piutang selama 5

tahun terakhir yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya cadangan kerugian

piutang adalah sebagai berikut. Tahun Saldo piutang usaha

per 31 Desember

Jumlah kerugian

piutang

Diperoleh

kembali

1999 Rp 13.600.000 Rp 400.000 20.000

2000 Rp 14.000.000 Rp 350.000 25.000

2001 Rp 15.400.000 Rp 450.000 25.000

2002 Rp 17.000.000 Rp 500.000 30.000

2003 Rp 20.000.000 Rp 650.000 20.000

Jumlah Rp 80.000.000 Rp 2.350.000 120.000

Rata-rata kerugian piutang per tahun adalah :

{(2.350.000 – 120.000) : 80.000} x 100% = 3% (pembulatan)

Jika pada akhir tahun 2004 saldo rekening piutang usaha berjumlah Rp 25.000.000 maka besarnya

taksiran kerugian piutang pada tahun 2004 adalah :

3% x 25.000.000 = Rp 75.000

Analisis Umur Piutang

Kerugian piutang dapat pula ditaksir dengan cara menganalisa umur dari saldo piutang debitur-

debitur perusahaan. Umur piutang masing-masing debitur digolongkan, baik yang belum dan yang

suda jatuh tempo.

Bagi piutang yang sudah jatuh tempo, makin lama jaraknya dengan jatuh tempo, makin besar

pula kemungkinan tak tertagihnya. Dengan demikian, dalam menaksir besarnya kerugian piutang,

masing-masing kelompok umur piutang ditentukan besarnya persentase kerugian.

Analisis piutang selain digunakan untuk menentukan jumlah piutang yang benar -benar tak

tertagih, juga dapat berguna untuk pertimbangan pengambilan keputusan tentang penjualan

kredit oleh bagian penjualan.

14

Page 18: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Contoh :

Saldo piutang usaha CV MAKMUR per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp 30.000.000 yang

terdiri atas : Nama debitur Saldo piutang per 31

Desember 2004

Tanggal jatuh tempo

Ali Rp 4.000.000 19 November 2004

Budi Rp 1.000.000 5 Desember 2004

Candra Rp 3.750.000 3 Juli 2004

Djumai Rp 1.250.000 23 Desember 2004

Edy Rp 1.750.000 20 November 2004

Farida Rp 5.000.000 23 Januari 2004

Gunadi Rp 2.250.000 7 Februari 2004

Hardono Rp 6.250.000 15 Desember 2004

Irawan Rp 1.500.000 5 Agustus 2004

Yusuf Rp 3.250.000 13 Oktober 2004 Jumlah Rp 30.000.000

Adapun penggolongan umur piutang dan besarnya persentase kerugian masing -masing

umur tersebut adalah sebagai berikut : Golongan Umur Piutang % kerugian

a. Belum jatuh tempo 0,5% b. Telah jatuh tempo

(1) Lewat dari 1-30 hari 2,0% (2) Lewat dari 31-60 hari 5%

(3) Lewat dari 61-90 hari 10% (4) Lewat dari 90 hari 20%

Berdasarkan data di atas, besarnya kerugian piutang dapat dihitung dengan langkah -langkah

sebagai berikut :

a. Membuat tabel analisa umur piutang

Langkah pertama dalam menaksir besarnya kerugian piutang dengan analisia umur piutang

adalah membuat tabel analisa umur piutang. Dalam tabel tersebut piutang dari masing -masing

debitur perusahaan dikelompokkan menurut umurnya. Umur piutang dihitung dengan cara

membandingkan tanggal jatuh tempo piutang dengan tanggal saat dilakukan penaksiran kerugian

piutang.

CV MAKMUR

ANALISIS UMUR PIUTANG

15

Page 19: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

31 DESEMBER 2004 (Dalam Ribuan Rupiah) Nama

debitur

Saldo

piutang

Belum

jatuh tempo

Lewat jatuh tempo

1-30 31-60 61-90 >90

Ali 4.000.000 - - 4.000.000 - -

Budi 1.000.000 - 1.000.000 - - -

Candra 3.750.000 - - - - 3.750.000

Djumai 1.250.000 - 1.250.000 - - -

Edy 1.750.000 - - 1.750.000 - -

Farida 5.000.000 5.000.000 - - - - Gunadi 2.250.000 2.250.000 - - - -

Hardono 6.250.000 - 6.250.000 - -

Irawan 1.500.000 - - - - 1.500.000

Yusuf 3.250.000 - - - 3.250.000 -

Jumlah 30.000.000 7.250.000 8.500.000 5.750.000 3.250.000 5.250.000

b. Menghitung besarnya taksiran kerugian piutang

Setelah saldo umur piutang masing-masing debitur digolong-golongkan, maka besarnya

taksiran kerugian piutang dapat dihitung dengan cara sebgai berikut:

0,5% x Rp 7.250.000= Rp 36.250

2,0% x Rp 8.500.000= Rp 170.000

5,0% x Rp 3.250.000= Rp 287.500

10% x Rp 3.500.000= Rp 325.000

20% x Rp 5.250.000= Rp 1.050.000

Rp 1.868.750

1) Penaksiran Kerugian Piutang Dengan Pendekatan Laba-Rugi

Dengan pendekatan laba-rugi, taksiran kerugian piutang dihitung berdasarkan persentase jumlah

penjualan kredit. Taksiran kerugian piutang dinyatakan dalam persentase tertentu dari penjualan

kredit bersih setelah potongan dan retur penjualan berdasar pengalaman periode yang lalu.

Pendekatan ini menitikberatkan pada masalah pembebanan biaya pada periode terjadinya

pendapatan (matching). Contoh :

PT JATI LUHUR menggunakan metode penghapusan cadangan dalam mencatat transaksi kerugian

piutangnya. Di dalam menaksir besarnya kerugian piutang digunakan persentase dari hasil

penjualan kredit bersih. Untuk menentukan persentase kerugian piutang, digunakan data 5 tahun

terakhir sebagai berikut.

16

Page 20: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Tahun Penjualan

bersih

Penjualan

Kredit bersih

Yang dinyatakan

sebagai kerugian

Diperoleh

kembali

1999 60.000.000 48.000.000 300.000 20.000

2000 68.000.000 56.000.000 320.000 25.000

2001 80.000.000 60.000.000 325.000 25.000

2002 100.000.000 75.000.000 350.000 30.000

2003 122.000.000 81.000.000 345.000 20.000

Jumlah 430.000.000 320.000.000 1.640.000 120.000

Persentase dari hasil penjualan bersih :

{(1.640.000.000 - 120.000) : 430.000.000 x 100%} = 0,4% (pembulatan)

Persentase dari hasil penjualan kredit bersih :

{(1.640.000 - 120.000) : 320.000.000} x 100% = 0,5% (pembulatan)

Adapun data mengenai hasil penjualan tahun 2004 adalah sebagai berikut.

Jumlah penjualan bersih Rp 125.000.000

Jumlah penjualan kredit bersih Rp 85.000.000

Berdasarkan data di atas, jurnal penyesuaian yang dibuat oleh PT JATI LUHUR pada akhir 2004

adalah sebagai berikut.

Jika kerugian piutang dari hasil penjualan bersih, maka besarnya laba-rugi piutang adalah :

0,4% x 125.000.000 = Rp 500.000

Jika kerugian piutang dari hasil penjualan kredit bersih, maka besarnya laba-rugi piutang adalah :

0,5 x 85.000.000 = Rp 425.000

b. Pengertian Piutang Wesel Piutang Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak ke pihak lain untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Definisi lain piutang wesel merupakan perintah membayar dan janji membayar

sejumlah uang tertentu.

Piutang Wesel ini yang dinamakan surat aksep atau surat sanggup. Dalam dunia bisnis Piutang Wesel juga bisa disebut sebagai Wesel Tagih, promes,

Aksep dan Promisionary Notes atau Notes receivable.

Piutang wesel dapat dipisahkan menjadi : - Piutang wesel tidak berbunga (non interest bearing) – yaitu piutang wesel yang mempunyai nilai jatuh tempo sebesar nilai nominal.

- Piutang wesel berbunga (interest bearing) – yaitu piutang wesel yang nilai jatuh temponya sebesar nominal ditambah dengan bunga.

Piutang Wesel dapat dipindahtangankan dan ada yang tidak dapat dipindahtangankan.

17

Page 21: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Jika wesel dapat dipindahtangankan artinya adalah yang membuat wesel akan

membayar pada orang (badan) yang memegang wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Wesel yang dapat dipindahtangankan dapat didiskontokan ke bank sebelum jatuh

temponya.

c. Perbedaan Wesel Tagih dan Wesel Bayar

Wesel tagih (notes receivable) yang diterima oleh perusahaan adalah untuk mengganti

utang dagang yang sudah jatuh tempo oleh debitur dan diasumsikan setahun 360 hari.

Wesel Bayar (notes payable) yaitu janji tertulis tanpa syarat yang ditandatangani oleh

seseorang untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditetapkan

dalam surat wesel tersebut.

d. Pihak - Pihak yang Terlibat dalam Wesel Tagih

Dalam wesel tagih ada 2 pihak :

Penarik wesel, yaitu pihak yang memerintahkan pihak untuk membayar. penarik kemudian

menjual wesel ke pihak ketiga, maka penarik tersebut disebut endosan.

Tertarik, yaitu pihak yang diperintah untuk membayar (pengaksep) Ada 2 Macam Wesel

Tagih :

1) Wesel Tagih Tidak Berbunga

Tidak mencantumkan bunga, dengan demikian nilai nominal wesel = nilai nominal pada

jatuh temponya

2) Wesel Tagih Berbunga

Pada hari jatuh tempo nilai wesel = harga nominal wesel + bunga mulai tanggal penarikan

s/d jatuh tempo

Dalam hukum wesel, dikenal beberapa personil wesel, yaitu orang-orang yang terlibat

dalam lalu lintas pembayaran dengan surat wesel.

1. Penerbit, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda trekker, bahasa

Inggrisnya drawee, yaitu orang yang mengeluarkan surat wesel.

2. Tersangkut, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda betrokkene,

yaitu orang diberi perintah tanpa syarat untuk membayar.

3. Akseptan, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda acceptant, bahasa

Inggrisnya acceptor, yaitu tersangkut yang telah menyetujui untuk membayar surat wesel

pada hari bayar, dengan memberikan tanga tangannya.

18

Page 22: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

4. Pemegang Pertama. Adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda nomor,

bahasa Inggrisnya holder, yaitu orang yang menerima surat wesel pertama kali dari

penerbit.

5. Pengganti, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda geendosseerde,

bahasa Inggrisnya indorsee, yaitu orang yang menerima peralihan surat wesel dari

pemegang sebelumnya.

6. Endosan, berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda endosant, bahasa Inggrisnya

indorser, yaitu orang yang memperalihkan surat wesel kepada pemegang berikutnya.

e. Menentukan Nilai Jatuh Tempo Wesel Tagih yang Berbunga dan Tidak Berbunga

Kasus 1 Pendiskontoan Piutang Wesel Tidak Berbunga

Anda asumsikan bahwa di antara wesel-wesel tagih yang dimiliki PT. ASMARA

terdapat wesel tagih tak berbunga yang berjangka waktu 90 hari, tertanggal 21 Agustus 2002 sebesar Rp. 1.350.000,00. Pada tanggal 20 September 2002 wesel

tersebut didiskontokan ke Bank RAKA KENCANA, dengan tingkat diskonto sebesar 8%.

a. Hitunglah berapa uang yang diterima PT. ASMARA dari pendiskontoan wesel ini? b. Catatlah transaksi tersebut dalam jurnal umum!

Jawaban Kasus 1: Data-data: - nominal wesel Rp. 1.350.000 - umur wesel 90 hari

- tgl wesel 21 Agustus 2002

Langkah 1: Mencari tanggal jatuh tempo wesel: Jumlah hari dalam bulan Agustus 2002 = 31 -21 = 10

September = 30 Oktober = 31 November = 19 90 hari Tanggal jatuh tempo : 19 November 2002

Langkah 2: Menghitung nilai wesel pada saat jatuh tempo:

1) Nilai nominal wesel = Rp. 1.350.000

2) Nilai pada saat jatuh tempo (19 November 2002) = Rp. 1.350.000

3) Jangka waktu diskonto (20 Sept 2002 sampai dengan 19 Nov 2002 = 60 hari)

4) Diskonto yang dibebankan oleh Bank:

Rp. 1.350.000 x 8% x 60/360 = (Rp. 18.000)

5) Hasil (proceed) yang diterima = Rp. 1.332.000

19

Page 23: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Jangka waktu diskonto 60 hari dihitung sebagai berikut:

Jumlah hari dalam Sept 2002 = 30 Tanggal wesel didiskontokan = (20)

Jangka waktu diskonto Sept 2002 = 10 Jumlah hari dalam Oktober 2002 = 31 Jangka waktu diskonto selama Nov 2002 = 19

= 60 hari Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel: Kas 1.332.000 Beban Diskonto 18.000

Piutang Wesel 1.350.000

Kasus 2

Pendiskontoan Piutang Wesel Berbunga

Anggaplah bahwa sebuah wesel berjangka waktu 90 hari dengan nominal Rp.

1.800.000,00 tertanggal 8 Nopember, berbunga 5% per tahun, didiskontokan pada tanggal 3 Desember dengan tingkat diskonto sebesar 7%.

a. Hitunglah berapa uang yang diterima dari pendiskontoan wesel tagih berbunga

ini? b. Catatlah transaksi tersebut dalam jurnal umum!

Jawaban Kasus 2 : Data-data: - nominal wesel Rp. 1.800.000

- umur wesel 90 hari - tgl wesel 8 November 2005 - bunga wesel 5% per tahun

Langkah 1:

Mencari tanggal jatuh tempo wesel Jumlah hari dalam bulan November 2005 = 30 - 8 = 22

Desember = 31 Januari 2006 = 31 Februari = 6 90 hari

Tanggal jatuh tempo : 6 Februari 2005

Langkah 2:

Menghitung nilai wesel pada saat jatuh tempo:

20

Page 24: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

1) Nilai nominal wesel = Rp. 1.800.000

2) Nilai pada saat jatuh tempo (19 November 2002)

a) nilai nominal Rp. 1.800.000

b) bunga selama jangka waktu wesel

1,800,000 x 5% x 90/360) = 22.500 = Rp. 1.822.500

3) Jangka waktu diskonto (3 Des 2005 sampai dengan 6 Feb 2006 = 65 hari)

4) Diskonto yang dibebankan oleh Bank:

Rp. 1.800.000 x 7% x 65/360 = (Rp. 22.750)

5) Hasil (proceed) yang diterima = Rp. 1.779.750

Jangka waktu diskonto 65 hari dihitung sebagai berikut:

Jumlah hari dalam Des 2005 = 31

Tanggal wesel didiskontokan = ( 3 )

Jangka waktu diskonto Des 2005 = 28

Jumlah hari dalam Januari 2006 = 31

Jangka waktu diskonto selama Feb 2006 = 6

= 65 hari

Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:

Kas 1.799.750

Beban Diskonto 22.750

Piutang Wesel 1.800.000

Pendapatan Bunga Wesel 22.500

21

Page 25: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

4. PENDISKONTOAN WESEL

a. Pengertian Pendiskontoan Wesel

Mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga yang diperhitungkan dengan selama jangka waktu diskonto, bunga yang diperhitungkan ini disebut juga diskonto.

Syarat pendiskontoan wesel :

Jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untuk melunasi wesel tersebut.

Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara sebagai berikut :

BUNGA (DISKONTO )= NILAI JATUH TEMPO X TARIF DISKONTO X PERIODE DISKONTO

CONTOH:

22

Page 26: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Wesel dengan nominal Rp. 5.000.000,00, jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 Maret 1991

didiskontokan pada tanggal 26 Maret dengan diskonto 10%

Periode diskonto dihitung sebagai berikut :

26 –31 Maret = 5 hari

April = 30 hari

Mei (tanggal jatuh tempo) = 1 hari

Periode diskonto = 36 hari

b. Pengertian Diskonto Diskonto adalah bunga yang dibayar dimuka pada saat penerimaan pinjaman. Perbedaan diskonto dan bunga tunggal yaitu kalau diskonto bunga dibayar dimuka pada saat penerimaan pinjaman, sedangkan bunga tunggal yaitu bunga dibayar setelah jangka waktu tertentu.

c. Perhitungan Pendiskontoan Wesel 1) Wesel tidak berbunga

Jumlah uang yang diterima pada tanggal 26 Maret 1991 adalah : Nilai jatuh tempo wesel Rp. 5.000.000,00

Diskonto : Rp. 5.000.000,00x10%x36/360 50.000,00 Uang yang diterima Rp. 4.950.000,00

Jurnal yang dibuat pihak yang mendiskontokan wesel untuk mencatat pendiskontoan wesel di atas adalah :

Kas Rp. 4.500.000,00 Biaya Bunga 50.000,00

Piutang Wesel Rp. 5.000.000,00 (Piutang wesel didiskontokan)

2) Wesel Berbunga

Misalnya wesel di atas berbunga sebesar 12% setahun dan diskontokan dengan diskonto sebesar 10% setahun. Jumlah yang diterima pada tanggal 26 Maret 1991 adalah:

Nilai nominal wesel Rp. 5.000.000,00 Bunga : 12% x 2/12 x Rp. 5.000.000,00 = Rp 100.000,00 Nilai Jatuh tempo wesel Rp. 5.100.000,00 Diskonto : Rp. 5.100.000,00 x 10% x 36/360 = Rp 51.000,00 Uang yang diterima Rp. 5.049.000,00 Jurnal yang dibuat pihak yang mendiskontokan wesel untuk mencatat pendiskontoan wesel di atas adalah : Kas Rp. 5.049.000,00

Piutang Wesel Rp. 5.000.000,00 (Piutang wesel didiskontokan) Pendapatan Bunga 49.000,00

23

Page 27: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

d. Hubungan Dalam Pendiskontoan Wesel

Apabila pembuat wesel melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka pihak yang mendiskontokan wesel menutup rekening Piutang Wesel dan Piutang Wesel didiskontokan.

Secara skematis ditunjukkan dalam gambar dibawah ini: A B C Pembeli Penjual 2 Bank 1 3 Keterangan : 1) Pembeli menyerahkan wesel pada penjual 2) Penjual mendiskontokan wesel ke Bank dan menerima uang 3) Bank menagih pada pembuat wesel pada tanggal jatuh tempo Apabila pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka bank akan menagih pada pihak yang mendiskontokan wesel (penjual). Penjual akan menagih

sebesar yang dibayarkannya ke Bank pada pembeli (mungkin ditambah bunga). Secara skematis ditunjukkan dalam gambar dibawah ini: A B C Pembeli Penjual Bank 1 2 4 3 Keterangan:

1) Pembeli (A) menyerahkan wesel pada penjual (B) 2) Penjual (B) mendiskontokan wesel ke Bank (C) dan menerima uang

3) Karena A tidak membayar, maka Bank (C) menagih pada B 4) B menagih A sebesar yang dibayarkannya ke bank (mungkin ditambah bunga)

e. Contoh Kasus 1

Pendiskontoan Piutang Wesel Tidak Berbunga Anda asumsikan bahwa di antara wesel-wesel tagih yang dimiliki PT. ASMARA terdapat

wesel tagih tak berbunga yang berjangka waktu 90 hari, tertanggal 21 Agustus 2002 sebesar Rp. 1.350.000,00. Pada tanggal 20 September 2002 wesel tersebut didiskontokan ke Bank

RAKA KENCANA, dengan tingkat diskonto sebesar 8%. a) Hitunglah berapa uang yang diterima PT. ASMARA dari pendiskontoan wesel ini? b) Catatlah transaksi tersebut dalam jurnal umum!

Jawaban:

Data-data:

- nominal wesel Rp. 1.350.000

24

Page 28: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

- umur wesel 90 hari

- tgl wesel 21 Agustus 2002

Langkah 1:

Mencari tanggal jatuh tempo wesel:

Jumlah hari dalam bulan Agustus 2002 = 31 -21 = 10

September = 30 Oktober = 31

November = 19

90 hari Tanggal jatuh tempo : 19 November 2002

Langkah 2:

Menghitung nilai wesel pada saat jatuh tempo:

1. Nilai nominal wesel = Rp. 1.350.000

2. Nilai pada saat jatuh tempo (19 November 2002) = Rp. 1.350.000

3. Jangka waktu diskonto (20 Sept 2002 sampai dengan 19 Nov 2002 = 60 hari)

4.Diskonto yang dibebankan oleh Bank: Rp. 1.350.000 x 8% x 60/360 = (Rp. 18.000)

5. Hasil (proceed) yang diterima = Rp. 1.332.000

Jangka waktu diskonto 60 hari dihitung sebagai berikut:

Jumlah hari dalam Sept 2002 = 30

Tanggal wesel didiskontokan = (20)

Jangka waktu diskonto Sept 2002 = 10

Jumlah hari dalam Oktober 2002 = 31 Jangka waktu diskonto selama Nov 2002 = 19

= 60 hari

Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:

Kas 1.332.000

Beban Diskonto 18.000

Piutang Wesel 1.350.000

Contoh Kasus 2

Pendiskontoan Piutang Wesel Berbunga

25

Page 29: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Anggaplah bahwa sebuah wesel berjangka waktu 90 hari dengan nominal Rp. 1.800.000,00

tertanggal 8 Nopember, berbunga 5% per tahun, didiskontokan pada tanggal 3 Desember dengan tingkat diskonto sebesar 7%.

a.Hitunglah berapa uang yang diterima dari pendiskontoan wesel tagih berbunga ini?

b.Catatlah transaksi tersebut dalam jurnal umum!

Jawaban:

Data-data:

- nominal wesel Rp. 1.800.000

- umur wesel 90 hari

- tgl wesel 8 November 2005

- bunga wesel 5% per tahun

Langkah 1:

Mencari tanggal jatuh tempo wesel

1. Jumlah hari dalam bulan November 2005 = 30 - 8 = 22

Desember = 31

Januari 2006 = 31

Februari = 6

90 hari . Tanggal jatuh tempo : 6 Februari 2005

Langkah 2:

Menghitung nilai wesel pada saat jatuh tempo:

1. Nilai nominal wesel = Rp. 1.800.000

2. Nilai pada saat jatuh tempo (19 November 2002)

a. nilai nominal Rp. 1.800.000

b. bunga selama jangka waktu wesel

(1.800.000 x 5 % x 90/360) = 22.500 = Rp. 1.822.500

3. Jangka waktu diskonto (3 Des 2005 sampai dengan 6 Feb 2006 = 65 hari)

4.Diskonto yang dibebankan oleh Bank: Rp. 1.800.000 x 7% x 65/360 = (Rp. 22.750)

5. Hasil (proceed) yang diterima = Rp. 1.779.750

Jangka waktu diskonto 65 hari dihitung sebagai berikut:

26

Page 30: Modul Akuntansi Keuangan Kelas 11 semester 3 (ganjil)

Jumlah hari dalam Des 2005 = 31

Tanggal wesel didiskontokan = ( 3 )

Jangka waktu diskonto Des 2005 = 28 Jumlah hari dalam Januari 2006 = 31

Jangka waktu diskonto selama Feb 2006 = 6

= 65 hari

Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:

Kas 1.799.750

Beban Diskonto 22.750

Piutang Wesel 1.800.000

Pendapatan Bunga Wesel 22.500

DAFTAR PUSTAKA

http://aryapermana234.blogspot.com/2012/10/10-pengertian-dan-kelasifikasi-piutang.html

http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/sistem-akuntansi-piutang.html

http://lukasnetwork.blogspot.com/2011/01/penghapusan-piutang.html

http://renia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/22430/PIUTANG+DAGANG.doc

http://annisadevani.blogspot.com/2012/10/metode-pencatatan-penghapusan-piutang.html

lana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../bab-8a-piutang-wesel.pdf

http://niahaji.blogspot.com/2013/02/penaksiran-kerugian-piutang_5.html

http://alifahtifanijuliaputri.blogspot.com/2013/01/wesel-tagih.html

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CD0QFjAF&url=http

%3A%2F%2Flana.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F36590%2Fbab-8a-piutang-

27