MODUL 7 PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA ORDE 2 · PDF fileyang berosilasi tanpa gesekan terhadap...
Transcript of MODUL 7 PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA ORDE 2 · PDF fileyang berosilasi tanpa gesekan terhadap...
MODUL 7
PERSAMAAN DIFFERENSIAL BIASA ORDE 2
Muhammad Ilham
10211078
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: [email protected]
Asisten: Fauzia P. Lestari / 10210085
Ulin Nuha / 10210095
Andromeda / 10210097
Tanggal Praktikum: (03-04-2014)
Abstrak
Persoalan PDB orde 2 bisa didapatkan solusinya dengan cara numerik yaitu dengan metode shooting. Metode
shooting bekerja dengan mereduksi persoalan nilai batas menjadi solusi persoalan nilai awal. Dalam metode
shooting ini harus digunakan perubahan step yang dalam persoalan ini adalah dt (perubahan waktu) yang
bernilai kecil untuk mengurangi error. Pada iterasi persoalan yang telah dipecah menjadi dua persoalan nilai
awal dihitung dengan menggunakan metode Euler.
Kata kunci: Persamaan Differensial Biasa Orde 2, Osilasi , Metode Shooting
I. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini ialah
menyelesaikan persamaan differensial biasa
orde 2 dengan metoda numerik menggunakan
metode Shooting.
1.2 Teori Dasar
Metode yang akan digunakan dalam
mencari solusi PDB orde 2 ini adalah metode
Shooting. PDB orde 2 adalah persamaan
differensial yang mempunyai dua peubah
bebas. Metode yang digunakan dalam
menyelesaikan kasus PDB orde 2 adalah
metode Shooting . Metode ini digunakan untuk
menyelesaikan persoalan nilai batas dengan
mereduksi fungsinya menjadi solusi dari
oersoalan nilai awal.
Rumus umumnya dapat ditulis :
(1)
Dari persoalan dua nilai batas , akan
dipecah menjadi dua persoalan nilai awal yang
akan saling berhubungan dan masing – masing
akan dihitung menggunakan metode Euler.
(2)
II. Metode percobaan
2.1 Metode Percobaan Cara pengerjaan dari metode ini adalah
dimasukkan nilai m , k , t serta a dan F0
untuk kasus kedua. Lalu dilakukan iterasi
untuk menentukan X2 dan V2 dengan
menggunakan metode Euler serta E ,
sampai batas waktu peluruhan t yang
ditentukan. Setelah didapatkan hasilnya , di
plot X2 , V2 , E terhadap tiap perubahan
waktu (i) , dengan outputnya berupa grafik.
Gambar 1. Flowchart mencari solusi persoalan
dengan output grafik.
2.2 Hipotesis
Digunakan metode iterasi “For” untuk
memenuhi kondisi batas dalam menentukan
solusi PDB orde 2.
III. Data dan Pengolahan
Persamaan yang digunakan untuk
perhitungan dalam iterasi adalah :
(3)
Diskritisasi :
(4)
(5)
Didapatkan grafiknya osilasinya :
Gambar 2. Grafik osilasi persoalan pertama
dengan dt=0.001.
Untuk kasus tambahan adanya gaya gesek
dan b = 5 , didapatkan kasus osilasi teredam:
(7)
Sehingga didapat untuk kecepatannya:
(8)
Perubahan waktu dt yang digunakan adalah
sebesar 0.001. Nilai faktor b dalam persoalan
kedua sebagai faktor gesekan adalah sebesar 5.
Didapatkan grafiknya osilasinya :
Gambar 3. Grafik osilasi teredam dengan
dt=0.001 dan b = 5.
IV. Pembahasan
Program bekerja dengan pertama
memasukkan input data yang diperlukan, lalu
lakukan iterasi untuk mencari kecepatan
dengan rumusan (4) untuk persoalan pertama
dan rumusan (8) untuk persoalan kedua.
Sedangkan untuk mencari posisi digunakan
rumusan (5) untuk kedua persoalan. Untuk
mendapatkan solusi numerik optimum , maka
dimasukkan nilai dt (iterasi) yang kecil.
Kelebihan metode ini untuk menyelesaikan
masalah nilai batas menggunakan metode
iterasi untuk mencari kemiringan yang
sebenarnya dengan mudah dan cepat. Namun
harus melakukan input tebakan nilai parameter
yang baik untuk mendapat nilai yang
diinginkan.
Pada hasil yang didapatkan pada persoalan
pertama yaitu gerak harmonik sederhana
terbentuk grafik posisi terhadap waktu dan
kecepatan terhadap waktu dengan bentuk
grafik osilasi dengan amplitudo yang tetap dan
ini sesuai dengan gerakan benda pada pegas
yang berosilasi tanpa gesekan terhadap titik
kesetimbangannya.
Pada hasil persoalan kedua yaitu persoalan
osilasi teredam ada faktor pengurang gerakan
benda yaitu berupa gesekan dengan b = 5.
Sebagai hasilnya terlihat pada grafik osilasi x
dan v mengalami perubahan amplitudo yang
berkurang terhadap waktu. Namun hasil
keluaran yang didapatkan tidak membentuk
osilasi namun grafik eksponensial karena
dengan b yang besar menyebabkan hasil v yang
sangat besar sehingga nilai x juga besar.
Nilai perubahan waktu dt yang diberikan
haruslah kecil, ini berhubungan dengan error.
Semakin besar nilai dt yang digunakan maka
error dari hasil yang didapatkan pun akan
semakin besar , hal ini menunjukan bahwa
dengan dt yang besar maka tidak
mencerminkan gerakan osilasi yang seharusnya
sehingga didapatkan gerakan benda yang tidak
merata , maka dt yang diberikan harus kecil
nilainya supaya titik-titik yang dihasilkan dari
tiap iterasi kontinu (berkesinambungan secara
sempurna) sehingga lebih mendekati kejadian
yang seharusnya (dalam hal ini gerakan benda
yang berosilasi) atau mengurangi error.
V. Simpulan
Metode shooting digunakan untuk mencari
solusi dari PDB orde dua dengan membaginya
menjadi persoalan nilai awal biasa yang bisa
dihitung dengan menggunakan metode Euler.
Untuk mendapatkan hasil solusi yang lebih
baik (kontinu) atau mendekati hasil analitik,
dibutuhkan jumlah h (langkah) atau dt yang
kecil.
VI. Daftar Pustaka
[1]http://math.stackexchange.com/questions/704329/matlab-code-help-with-shooting-method-to-solve-differential-equations, diakses pada 08-04-2014 16:00
[2]http://en.wikipedia.org/wiki/Shooting_method , diakses pada 08-04-2014 17:00