MODUL 5 blok 12

download MODUL 5 blok 12

of 22

Transcript of MODUL 5 blok 12

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    1/22

    MODUL 5

    PERAWATAN PADA GIGI ANAK

    Skenario 5 :

    KASUSNYA KOMPLIKASI

    Bandel (7 tahun) terjatuh pada saat bermain sepeda bersama teman-temannya. Gigi

    depannya terbentur aspal sampai copot dan berdarah. Orangtua Bandel dengan panik segera

    membawa Bandel ke Rumah Sakit terdekat agar dokter gigi langsung melakukan

    pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa gigi 14 avulsi dan 21 mengalami

    fraktur setengah mahkota. Dokter gigi meminta keluarga untuk mencari gigi yang hilang

    untuk replantasi dan pada gigi 21 dilakukan perawatan apeksogenesisi.

    Seminggu kemudian Bandel bersama orangtuanya datang untuk kontrol dan orangtua

    Bandel meminta dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada gigi

    Bandel karena mereka khawatir masih banyak gigi anaknya yang harus menerima perawatan

    dari dokter gigi. Dari riwayat gigi terdahulu, Bandel mengalami rampan karies dan sering

    minum susu dari botol sebelum tidur. Ditambah lagi kebiasaan Bandel yang suka makan

    makanan manis dan jarang sikat gigi. Dokter gigi memaklumi dan melakukan pemeriksaan

    pada seluruh gigi di rongga mulut Bandel.

    Orangtua Bandel setuju meskipun kurang mengerti perbedaan semua perawatan

    tersebut. Bagaimanakah saudara menjelaskan hal ini?

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    2/22

    I. TERMINOLOGI

    1. Avulsi : Lepasnya gigi dari soketnya disebabkan trauma.

    2.

    Apeksogenesisi : Perawatan gigi vital dalam masa pertumbuhan untuk

    mendapatkan pertumbuhan selanjutnya dan penutupan

    foramen apikal.

    3.

    Replantasi : Penempatan gigi kembali pada soketnya setelah terlepas,

    baik secara sengaja/trauma.

    4. Rampan karies : Karies secara luas dan dapat berkembang dengan cepat.

    II. IDENTIFIKASI MASALAH

    1. Bagaimana tahapan/ proses perkembangan dari rampan karies ?

    2. Bagaimana cara perawatan dan pencegahan dari rampan karies ?

    3.

    Apa penyebab gigi avulsi?

    4. Bagaimana cara penanganan avulsi dan tindakan emergency lain?

    5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi apeksogenesis ?

    6.

    Apa saja jenis-jenis tindakan yang termasuk dalam apeksogenesis ?

    7.

    Bagaimana cara perawatan/langkah-langkah apeksogenesis ?

    III. ANALISA MASALAH

    1.

    Bagaimana tahapan/ proses perkembangan dari rampan karies ?

    - Awal : warna putih

    -

    Kerusakan

    -

    Lesi dalam : lesi meluas ke pulpa gigi, sakit sewaktu makan

    - Traumatik

    Gejala klinis :

    -

    Konsistensi lesi lunak

    - Karies dalam, mengenai pulpa

    -

    Bila terjadi gangguan penyangga, dilakukan rontgent foto, radiolusen di

    sekitar gigi

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    3/22

    Etiologi :

    -

    Konsumsi makanan

    - Saliva

    -

    Psikologis (kebiasaan buruk)

    -

    Penyakit sistemik

    - Turunan

    - Penyebab utama : penggunaan botol susu yang lama di dalam mulut.

    -

    Mekanisme rampan karies bisa disebabkan oleh susu formula.

    - Baby Bottle Syndrome, penyebabnya karena pemberian susu botol yang

    tidak tepat, kebiasaan menggunakan botol setiap hari.

    -

    2. Bagaimana cara perawatan dan pencegahan dari rampan karies ?

    Pengcegahan :

    -

    Membersihkan gusi anak

    - Sikat gigi

    - Pergunakan botol saat makan saja

    -

    Perbaikan oral hygiene

    - Evaluasi secara periodik

    - Ibu hamil mengkonsumsi gizi yang baik

    Perawatan :

    - Meghilangkan rasa sakit

    3.

    Apa penyebab gigi avulsi?

    - Kecelakaan lalu lintas

    - Perkelahian

    -

    Jatuh

    -

    Kecelakaan olahraga

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    4/22

    - Kerusakan jaringan periodontal

    - Penyakit sistemik

    4. Bagaimana cara penanganan avulsi dan tindakan emergency lain?

    Gigi sulung : gigi sulung yang avulsi akan diganti dengan gigi permanen.

    Gigi permanen : pendarahan dikasi kapas, simpan gigi dalam kassa steril,

    dihindarkan memegang bagian akar, perawatan endodonti, repalntasi (dalam

    waktu 2 jam setelah terlepas).

    Faktor yang mempengaruhi prognosis replantasi : tingkat kerusakan, kualitas

    perawatan, dan evaluasi.

    Perawatan darurat : pertolongan P, bersihkan luka, hentikan pendarahan,

    perawatan darurat.

    5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi apeksogenesis ?

    Indikasi :

    -

    Gigi yang masih dalam masa pertumbuhan dengan foramen apikal yang

    belum tertutup sempurna

    - Adanya kerusakan pulpa koromal, pulpa radikularnya masih sehat

    Kontraindikasi :

    - Gigi yang avulsi

    -

    Gigi dengan fraktur mahkota dan akar yang berat

    - Gigi dengan fraktur akar yang horizontal yang berada dekat dengan

    ginggiva

    -

    Keries yang tidak dapat ditambal lagi

    6. Apa saja jenis-jenis tindakan yang termasuk dalam apeksogenesis ?

    Protektif :

    - Indikasikan gigi dengan pulpa normal

    - Meminimalkan sensitivitas pasca perawatan

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    5/22

    Indirect fulltreatment :

    -

    Restorasi akhir harus dapat menjaga bagia internal gigi

    Pulp capping

    Pulpotomi fasial

    7.

    Bagaimana cara perawatan/langkah-langkah apeksogenesis ?

    Ada beberapa tindakan yang termasuk kedalam apeksogenesis,

    diantaranya protective liner, indirect pulp treatment, direct pulp cap, partial

    pulpotomy for carious exposure, partial pulpotomy for traumatic exposures

    (Cvek pulpotomy).

    Padaprotective liner, diindikasi pada gigi dengan pulpa normal,

    ketika karies disingkirkan dan akan dilakukan pemasangan restorasi, bahan

    protective liner diletakkan pada daerah terdalam preparasi untuk

    meminimalkan injuri pada pulpa, mendukung penyembuhan jaringan, dan/atau

    meminimalkan sensitivitas pasca perawatan. Dengan tujuan untuk memelihara

    kevitalan gigi, mendukung penyembuhan jaringan, dan memfasilitasi

    pembentukan dentin tersier.

    Untuk apeksogenesis dengan indirect pulp treatmentdapat dilakukan

    dengan indikasi gigi permanen dengan diagnosa pulpa normal atau pulpitis

    tanpa keluhan atau dengan diagnosa pulpitis reversibel. Penegakan

    diagnosanya dilakukan dengan pemeriksaan radiografi dan pemeriksaan klinis

    dan prognosis gigi dapat sembuh dari gangguan karies. Tujuannya

    yaitu restorasi akhir harus dapat menjaga bagian interna gigi termasuk dentin

    dari kontaminasi lingkungan oral. Kevitalan gigi harus dipertahankan.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    6/22

    IV. SKEMA

    Bandel 7 tahun

    Kecelakaan

    Pemeriksaan

    Rampan Karies Gigi avulsi Gigi 21 fraktur mahkota

    -

    Gejala

    - Penyebab

    - Mekanisme

    -

    Cara

    pencegahan

    & perawatan

    ReplantasiApeksogenesi

    - Indikasi &

    kontraindikasi

    - Tahapan

    pekerjaan

    -

    Prognosis

    - Indikasi &

    kontraindikasi

    - Tahapan

    pekerjaan

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    7/22

    V. LEARNING OBJECTIVE

    1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang rampan karies

    a.

    Gejala

    b. Penyebab

    c. Mekanisme

    d.

    Cara pencegahan dan perawatan

    2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang replantasi pada gigi

    avulsi

    a. Indikasi dan kontraindikasi

    b. Tahapan pekerjaan

    c. Prognosis

    3.

    Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang apeksogenesis

    a. Indikasi dan kontraindikasi

    b. Tahapan pekerjaan

    VI. MENGUMPULKAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN , INTERNET,

    DLL

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    8/22

    VII. UJI SINTESA YANG DIPEROLEH

    1.

    Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang rampan karies

    a. Gejala

    Gejala klinis dan gambaran radiologi

    Pada umumnya yang terkena adalah anak-anak usia 4-8 tahun atau

    remaja usia 11-19 tahun. Bila anak-anak usia 2-4 tahun sudah

    terserang rampan karies pada gigi sulung, hal ini dihubungkan

    dengan enamel hipoplasia dan kepekaan terhadap karies yang

    tinggi.

    Gigi yang terkena rampan karies biasanya sudah mengalami

    kerusakan hebat, beberapa gigi atau semuanya dapat menjadi

    ganggren atau menjadi radix. Konsistensi lesi karies sangat lunak

    dengan warna kuning sampai coklat muda.

    Pada umumnya karies sudah dalam. Terkenanya pulpa akan

    menyebabkan rasa sakit, terlebih bila disertai abses yang

    mengakibatkan anak susah/tidak mau makan. Hal ini menyebabkan

    kurang optimalnya fungsi pengunyahan sehingga mengakibatkan

    pertumbuhan rahang berkurang terutama arah vertikal.

    Bila terjadi gangguan pada jaringan penyangga, melalui rontgent

    foto terlihat gambaran radiolusen disekitar apeks gigi.

    b. Penyebab

    Rampan karies ialah suatu jenis karies yang proses terjadinya dan

    meluasnya sangat cepat dan tiba-tiba, sehingga menyebabkan lubang pada

    gigi, terlibatnya pulpa dan cenderung mengenai gigi yang imun terhadap

    karies yaitu gigi insisivus depan bawah. Rampan karies sering

    menimbulkan rasa sakit sehingga anak menjadi rewel, karies ini sering

    ditemukan pada anak usia 5 tahun. Seperti yang telah dipaparkan

    sebelumnya bahwa pada anak yang minum susu atau cairan manis lainnya

    melalui botol pada waktu tidur maka cairan dari botol atau susu yang

    diminum anak akan tergenang didalam mulut dalam waktu

    yang lama.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    9/22

    Kecepatan kerusakan gigi akan jelas terlihat dengan timbulnya karies

    menyeluruh dalam waktu singkat (terjadi rampan karies). Selain itu

    keadaan lain yang dapat menyebabkan rampan karies adalah substrat lama

    berada dalam mulut, kebiasaan anak menahan makanan didalam mulut

    dimana makanan tersebut tidak cepat ditelan. Dapat disimpulkan bahwa

    anak minum susu formula melalui botol dengan frekuwensi sering dan

    berlangsung lama maka anak menderita rampan karies.

    Faktor etiologi :

    Konsumsi makanan.

    Seringnya mengkonsumsi makanan dan minuman yang

    mengandung karbohidrat terutama diantara waktu makan. Waktu

    makan merupakan faktor yang dihubungkan dengan perkembangan

    rampan karies.

    Saliva.

    Berkurangnya sekresi serta kekentalan saliva. Saliva dapat

    menghambat karies karena aksi buffer, kandungan bikarbonat,

    amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan penurunan pH

    yang terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan

    sekresi saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas

    buffernya. Bila sekresi berkurang akan terlihat peningkatan

    akumulasi plak sehingga jumlah mikroorganisme (streptococus

    mutans) akan bertambah.

    Faktor psikologis.

    Pada umumnya dapat mengakibatkan timbulnya kebiasaan buruk

    dalam makan atau memilih makanan. Stress juga dihubungkan

    sebagai penyebab berkurangnya sekresi dan kekentalan saliva.

    Faktor sistemik, misalnya penderita diabetes melitus.

    Faktor turunan.

    Orang tua yang peka terhadap karies akan mempunyai anak yang

    juga peka terhadap karies. Hal ini disebabkan karena dalam

    keluarga mempunyai pola kebiasan makan yang sama dan

    pemeliharaan kesehatan gigi yang sama pula.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    10/22

    c. Mekanisme

    Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor yang

    saling mempengaruhi. Ada empat faktor utama yaitu gigi, saliva,

    mikroorganisme dan waktu sebagai. Proses terjadinya rampan karies sama

    dengan karies biasa hanya terjadi lebih cepat, banyak ahli menghubungkan

    dengan kondisi anak itu sendri dimana email gigi sulung lebih tipis. Bila

    rampan karies berlangsung lebih awal terutama pada anak yang minum

    susu botol dalam waktu yang lama akan timbul corak karies tertentu,

    disebut rampan karies atau nursing bottle caries.

    Seperti yang telah kita ketahui bahwa susu formula yang mengandung

    sukrose dan glukosa yang diminum pada anak. Sukrosa dan glukosa yang

    menempel pada gigi apabila tidak dibesihkan akan difermentasi oleh

    mikroorganisme rongga mulut menjadi asam melalui proses glikolisis.

    Mikroorganisme yang berperan dalam proses glikolisis adalah

    lactobacillus dan streptococcus mutants.Asam yang dibentuk dari hasil

    glikolisis akan mengakibatkan larutnya email gigi sehingga terjadi proses

    demineralisasi email gigi dan di awali dengan lesi white-spot pada gigi

    dan kerusakan tersebut akan berlanjut ke dentin dan proses kariespun

    dimulai.

    d. Cara pencegahan dan perawatan

    Hal pertama yang dilakukan dalam penanggulangan rampan karies

    adalah mengurangi aktivitas bakteri untuk menghentikan karies dan mencegah

    penjalaran yang cepat kearah pulpa. Untuk mengurangi perkembangan bakteri

    serta adanya bau mulut perlu pula dilakukan oral profilaksis.Oral profilaksis

    dapat dilakukan dengan menyikat gigi secara benar maupun dengan

    menggunakan alat bur atau alat lainnya yang lebih canggih seperti air scaler

    maupun sand blaster Perawatan rampan karies yang utama adalah

    menhilangkan rasa sakit, adanya rasa sakit perlu segera ditanggulangi karena

    dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak tersebut. Perawatan rasa sakit

    dapat diberikan baik secara lokal di gigi yang sakit maupun secara oral atau

    diminum,pemberian lokal dapat diberikan dengan menumpat secara langsung

    dengan obat-obatan eugenol melalui kapas yang selanjutnya ditumpat

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    11/22

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    12/22

    2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang replantasi pada gigi

    avulsi

    a.

    Indikasi dan kontraindikasi

    Indikasi:

    Tidak ada penyakit periodontal

    Waktu lamanya gigi avulsi tidak lebih dari 2 jam karena

    mempengaruhi prognosis

    Kontraindikasi :

    Gigi sulung

    Adanya fraktur akar

    b. Tahapan pekerjaan

    Syarat- syarat Replantasi

    1.Gigi yang avulsi sebaiknya sehat dan tidak terdapat karies yang luas.

    2.Tulang alveolar harus tetap utuh agar dapat menahan gigi,tidak ada

    fraktur atau penyakit periodontal.

    3.Gigi yang avulsi sebaiknya berada pada posisi yang baik dalam

    lengkungnyatanpakelainan ortodonsi.

    4.Ligamen periodontal tidak tergores

    Teknik melakukan replantasi gigi adalah sebagai berikut :

    1. Pengambilan foto rontgen dapat dilakukan bila keadaan memungkinkan.

    Pengambilanradiografi inisial dapat ditunda sampai gigi ditempatkan

    kembali ke dalam soketnya.Hal ini dapat menghemat waktu dan

    menambah keberhasilan replantasi.

    2. Lakukan anestesi pada regio yang akan direplantasi agar pasien merasa

    nyaman.

    3.Dengan perlahan-lahan bersihkan permukaan akar gigi dengan saline,

    susu, atauHBSS. Gigi dipegang hati-hati pada mahkotanya, bukan pada

    akarnya.

    4.Soket dibersihkan dari darah beku dan benda asing yang mungkin ada

    secara perlahan-lahan dan hati-hati dengan menggunakan kapas yang telah

    dibasahi larutansaline yang steril, atau menggunakan irigasi ringan saline

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    13/22

    dan lakukan aspirasi perlahan. Hindari melakukan kuret atau mengangin-

    anginkan soket karena dapatmerusak ligamen periodontal yang tertinggal

    pada soket.

    5.Gigi dimasukkan ke dalam soket dengan menggunakan jari dan tekanan

    yang ringan.Bila gigi tidak dapat masuk, kemungkinan ada benda asing

    dalam soket, periksakembali soket dan sementara itu, gigi disimpan

    kembali dalam media penyimpanan.Setelah gigi berada dalam posisi yang

    sebenarnya, tulang bagian bukal dan lingualditekan perlahan dengan

    menggunakan telunjuk dan ibu jari, karena kemungkinansoket

    mengembang saat avulsi. Tindakan ini membantu melindungi

    kerusakan perkembangan ligamen periodontal.

    6.Pada jaringan lunak yang mengalami laserasi, dilakukan penjahitan,

    terutama padadaerah servikal untuk mengontrol perdarahan.

    7.Lakukan pembuatan foto rontgen segera setelah replantasi untuk melihat

    posisi gigi.

    8. Setelah melakukan replantasi gigi avulsi, maka untuk

    menstabilisasikannya digunakansplint utuk mencegah kerusakan pulpa dan

    jaringan periodontal selama masa penyembuhan yang dipakai selama

    minggu pertama penyembuhan. Splint yangdiindikasikan pemakaiannya

    adalah fleksibel atau semi rigid.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    14/22

    Instruksi Pasca Replantasi Gigi

    1.Setelah perawatan, aspirin atau asetaminofen dapat diberikan

    sebagaianalgesik sedangkan untuk pengobatan infeksi perlu

    diberikan antibiotik.

    2.Pasien dianjurkan menghindari gigitan pada gigi yang di splint.

    3.Konsumsi makanan yang lunak.

    4.Menjaga oral hygiene dengan menyikat gigi atau menggunakan

    obatkumur klorheksidin selama pemakaian splint.

    5.Pasien harus menghindari kumur-kumur, meludah, selama 24 jam

    setelah replantasi.

    6.Setelah 24 jam pemakaian splint pasien harus berkumur-kumur

    dengan air garamhangat tiap dua jam untuk mencegah

    pembengkakan pada jaringan disekitar gigidengan tujuan untuk

    melancarkan vaskularisasi.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    15/22

    c. Prognosis

    Replantasi yang dilakukan sesudah 2 jam akan lebih memungkinkan

    terjadi resopsiakar di kemudian hari. Karena, itu makin cepat gigi

    dikembalikan ke dalam soket makin baik prognosisnya. Prognosis baik

    bila perawatan dilakukan kurang 20 menit, dan prognosis buruk apabila

    lepasnya gigi sudah lebih dari 60 menit.

    3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang apeksogenesis

    a. Indikasi dan kontraindikasi

    Perawatan Gigi Sulung

    Gigi karena usianya masih dini maka masih prematur dengan keadaan

    ujung apikal yang masih terbuka. pada keadaan ini bisa saja terjadi trauma

    yang menyebabkan gigi mengalami cedera sehingga memerlukan perawatan.

    Gigi immatur yang mengalami karies kemudian dipreparasi untuk dilakukan

    tumpatan bisa saja terjadi kesalahan iatrogenik sehinga terjadi perforasi ke

    ruang pulpa gigi, maka gigi ini mengalami --> pulpitis reversible sehinggamemerlukan perawatan : kaping pulpa. Apabila gigi mengalami perforasi yang

    cukup dalam atau fraktur terbuka karena trauma maka bisa saja menjadi

    pulpitis irrversibel --> sehungga memerlukan pulpotomi, pada keadaan ini

    belum bisa dilakukan pulpektomi karena keadaan ujung akar masih terbuka

    sehingga mengharapkan terjadinya apeksogenesis-pertumbuhan ujung apex.

    Indikasi :

    gigi belum matang, akar belum sempurna, kerusakan pulpa di korona tetapi

    pulpa akar sehat.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    16/22

    Kontra indikasi :

    gigi avulsi dan replantasi belum sempurna, kerusakan pulpa dikorona

    tetapi akar sehat

    fraktur mahkota akar berat

    fraktur horizontal dekat tepi gingiva

    karies tidak dapat direstorasi

    b. Tahapan pekerjaan

    Prosedure :

    anastesi, isolasi

    dentin terbuka dicuci saline/lar. Anestesi

    jar.granulasi diangkat dengan ekskavator

    jar pulpa i 2mm lagi, dengan bur diamond kecepatan tinggi ( untuk

    mengurangi perdarahan)

    cuci pulpa dengan saline sampai terjadi pembekuan darah

    aplikasi CaOH+ZnO+ restorasi MTA

    evaluasi : 1 :6-12 minggu (kontrol vitalitas jaringan, keluhan pasien). II.

    tiap 6 bulan s/d terbentik akar (rongent foto)

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    17/22

    BAHAN Ca(OH)2DALAM PERAWATAN APEKSOGENESIS

    Kalsium hidroksida adalah garam dasar putih, berkristal,mudah larut

    yang terpisah menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan dan

    kandungan alkali yang tinggi (pH 11). Bahan ini digunakan dalam

    bentuk Setting dan Nonsetting pada kedokteran gigi. Codman ialah yang

    pertama menggunakan kalsium hidroksida karena sifat antimikrobanya dan

    kemampuannya merangsang pembentukan jaringan keras.

    Terdapat beberapa teori bagaimana kalsium hidroksida merangsang

    pembentukan jaringan keras. Termasuk kandungan alkali yang tinggi (pH 11),

    yangmenghasilkan lingkungan menguntungkan untuk pengaktifan alkalin

    fosfatase, suatu enzim yang terlibat dalam mineralisasi.4,6Ion kalsium

    mengurangi permeabilitas bentuk kapiler baru dalam jaringan yang diperbaiki,

    menurunkan jumlah cairan intersel dan meningkatkan konsentrasi ion kalsium

    yang diperoleh dari pasokan darah di awal mineralisasi. Hal ini dapat memiliki

    dua efek pada mineralisasi, dapat memberikan sumber ion kalsium untuk

    mineralisasi, dan dapat merangsang aktivitas kalsium pyrophosphatase, yang

    mengurangi tingkat ion pyrophosphatase penghambat mineralisasi dalam

    jaringan.

    Penelitian telah menunjukkan bahwa kalsium hidroksida membentuk

    jembatan dentin ketika ditempatkan berkontak dengan jaringan pulpa. Kalsium

    hidroksida harus berkontak dengan jaringan untuk terjadinya mineralisasi.

    Permulaannya, zona nekrotik dibentuk berbatasan dengan bahan, dan

    tergantung pada pH bahan kalsium hidroksida, jembatan dentin langsung

    dibentuk berlawanan dengan zona nekrotik atau zona nekrotik diresorbsi dandiganti dengan jembatan dentin. Pembatas ini tidak selalu sempurna. Ion

    kalsium dalam kalsium hidroksida tidak menjadi tergabung dalam bentuk

    jaringan keras.

    Perawatan kalsium hidroksi juga telah menunjukkan penurunan efek

    bakteri dihubungkan dengan lipopolisakarida (LPS). Hal ini dapat

    menghidrolisis lipid dari bakteri LPS dan dapat mengeliminasi kemampuan

    LPS menstimulasi produksi nekrosis tumor faktor alpha pada monosit darah

    perifer. Aksi ini menurunkan kemampuan bakteri merusak jaringan.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    18/22

    Kemampuan untuk mencegah penetrasi bakteri ke dalam pulpa mempengaruhi

    pertahanan pulpa secara signifikan.

    Untuk efek antimikroba dari kalsium hidroksida berhubungan dengan

    kemampuan bahan membunuh bakteri yang ada dan mencegah bakteri masuk

    lagi dari rongga mulut ke dalam pulpa. Sifat antimikroba dari kalsium

    hidroksida berasal dari beberapa faktor. pH yang tinggi menghasilkan

    lingkungan yang tidak baik untuk pertumbuhan bakteri. Ada tiga mekanisme

    kalsium hidroksida merangsang lisis bakteri, ion hidroksil menghancurkan

    phospholipids sehingga membran sel dihancurkan, adanya kadar alkali yang

    tinggi merusak ikatan ion sehingga protein bakteri dirubah, dan ion hidroksil

    bereaksi dengan DNA bakteri, menghambat replikasi.

    Kalsium hidroksida diindikasikan untuk gigi permanen anak-anak yang

    melibatkan pulpa dengan apeks akar yang belum terbentuk sempurna. Jika

    perawatan membutuhkan radiopaqsity, gigi permanen anterior pada anak

    dengan apeks terbuka lebar yang mengalami fraktur saat olahraga atau

    kecelakaan, atau gigi posterior dengan apeks terbuka yang juga memiliki

    pembukaan karies kecil yang asimtomatik, dapat digunakan kalsium

    hidroksida.

    TEKNIK PERAWATAN APEKSOGENESIS DENGAN BAHAN Ca(OH)2

    Pulpotomi konvensional pada gigi anterior dengan fraktur mahkota

    mengenai pulpa lebih dari 24 jam dan dalam keadaan apeks terbuka, dapat

    digolongkan ke dalam indikasi apeksogenesis. Sebelum melakukan perawatan

    apeksogenesis, terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan radiografi untuk

    memastikan keadaan gigi baik secara fisiologis dan patologis sehingga dapat

    dilakukan perawatan.

    Untuk gigi yang akan dilakukan perawatan apeksogenesis harus dilakukan

    anestesi lokal terlebih dahulu karena keadaan pulpa yang masih vital, lalu

    lakukan pemasangan isolator karet dan desinfektan pada area kerja dengan

    antiseptik. Buat arah masuk ke kamar pulpa dengan bur steril dengan

    pendingin air secara terus menerus, dimana semua atap pulpa dibuang tidak

    boleh ada dentin yang menggantung ataupun tanduk pulpa yang tertinggal.

    Bagian koronal pulpa di ambil dengan ekskavator yang besar, tajam, dan

    steril atau bisa juga dengan menggunakan kuret periodontal. Pengangkatan

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    19/22

    jaringan dilakukan pada jaringan pulpa yang lunak. Untuk gigi anterior dengan

    morfologi kamar pulpa yang kecil dan saluran akar yang tidak jelas,

    diperlukan suatu bur untuk mengangkat jaringan pulpa bagian mahkota. Dan

    sepertiga dari servikal harus diambil, usahakan sebanyak mungkin jaringan

    yang tertinggal dalam saluran akar untuk memungkinkan maturasi seluruh

    pulpa.

    Setelah selesai pengangkatan jaringan pulpa, lakukan irigasi secara perlahan

    dengan air steril untuk membersihkan sisa dentin yang tertinggal, pendarahan

    yang terjadi dapat dikendalikan dengan meletakan kapas basah steril diatas

    potongan pulpa. Ketika pendarahan berhenti, kamar pulpa disterilkan.

    Sediakan kalsium hidroksida dalam bentuk pasta yang dibuat dengan air atau

    pasta komersial yang terdiri dari kalsium hidroksida dan methyl cellulose

    (pulpdent) kemudian aplikasikan pada pulpa yang telah di amputasi. Padatkan

    dan tekan pada pulpa dengan menggunakan gulungan kapas steril. Dapat juga

    menggunakan kalsium hidroksida yang dalam bentuk pasta cepat mengeras

    (dycal).

    Pengisian dengan kalsium hidroksida pada pulpa paling tidak 1 sampai

    2 mm, lalu aplikasikan suatu bahan dasar semen (seng-oksida-eugenol atau

    seng fosfat), lalu tutup dengan restorasi sementara atau restorasi akhir bisa

    dengan bahan resin komposit atau GIC.

    http://1.bp.blogspot.com/-XJmc9ATnVUI/UJ3wmmZ5ZuI/AAAAAAAAAIs/pu_8mpS8ua0/s1600/ca+oh+2+n+apekxo.jpg
  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    20/22

    Gambar 2.Perawatan apeksogenesis dengan bahan Ca(OH)2, adanya

    karies pada daerah kamar pulpa dan akar yang belum sempurna.

    Evaluasi dari hasil perawatan apeksogenesis dapat dilakukan melalui

    dua cara. Pertama, setelah dilakukan perawatan dan akar tertutup sempurna,

    pulpa vital tetap dapat terjaga dan pulpotomi dengan bahan Ca(OH)2 masih

    dapat dipertahankan dengan syarat pasien rajin melakukan kontrol secara

    berkala setiap 3 atau 6 bulan sekali. Kedua, jika setelah perawatan dan akar

    telah tertutup sempurna, maka pulpotomi dengan bahan Ca(OH)2dapat

    dibongkar dan digantikan dengan teknik pulpektomi dengan bahan gutta perca.

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    21/22

    LAPORAN TUTORIAL

    BLOK XII

    MODUL 5

    PERAWATAN PADA GIGI ANAK

    Kelompok 3 :

    Tutor : drg. Murniwati, MPPM

    Ketua : Risa Widia

    Sekretaris : Nurul Khairiyah

    Venesha Sonia

    Anggota :

    - Dishe Handayani

    - Aulina Refri Rahmi

    - Riri Gustiawarman

    - Hanna Hashufa A

    - Dhira Pratiwi- Andriani Putri

    - Ayesa Rifani

    Fakultas Kedokteran Gigi

    Universitan Andalas

    2014

  • 8/11/2019 MODUL 5 blok 12

    22/22