Modul 5-6 Metoda Routing

36
Metoda Routing 1

description

Uploaded from Google Docs

Transcript of Modul 5-6 Metoda Routing

Metoda Routing

1

Overview

� Routing merupakan proses pencarian path atau jalur guna memindahkan informasi dari host sumber ke host tujuan.

� Device yang digunakan dalam proses perutean

2

disebut Router� Layer jaringan berkenaan dengan pengiriman paket

dari sumber ke tujuan yang melewati sekian banyak hop (lompatan) yaitu layer 3 (network)

� Semakin kompleks topologi dan konfigurasi dari network, semakin penting teknik dan sistem routing yang andal

� Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket-paket ke alamat yang dituju dengan menggunakan jalur paling baik,router menggunakan peta atau table routing

� Pada jaringan connectionless, keputusan perutean dilakukan

3

� Pada jaringan connectionless, keputusan perutean dilakukan pada setiap datagram.

� Pada jaringan connection oriented, keputusan dibuat sekali yaitu pada saat pembentukan circuit (jalur).

Untuk membentuk routing, maka harus mengetahui unsur-unsur routing, antara lain :

Kriteria Kinerja :�Jarak (distance)

4

�Jarak (distance) �Jumlah hop�biaya (cost) �waktu tempuh/tunda (delay) �throughput

Decision Time� Paket (datagram)� Session (virtual Circuit)

5

Decision Place� Each Node (terdistribusi)� Central Node (terpusat )� Originating Node

Routing Strategy� Fixed� Flooding� Random� Adaptive

6

� Adaptive

Adaptive Routing Update Time� Continuous� Periodic� Topology change

Metoda Routing

1.Flooding (pembajiran)� prinsip: setiap paket yang diterima sebuah simpul akan

dikirimkan ke semua simpul tetangga, kecuali ke arah simpul asal. packet lifetime membatasi umur paket supaya tidak berkeliaran

7

� packet lifetime membatasi umur paket supaya tidak berkeliaran di jaringan terus. Diinisialisasi dengan network diameter.

� Keuntungan:

� sederhana, tidak butuh informasi apa pun dalam tiap simpul � Packet pasti sampai ke semua simpul (broadcast)

� Kerugian Beban jaringan besar

8

9

10

Terdapat dua catatan penting dengan penggunaan teknik flooding ini, yaitu :

� Semua rute yang dimungkinkan akan dicoba. Karena itu teknik ini memiliki keandalan yang tinggi dan cenderung memberi prioritas untuk pengiriman-pengiriman paket tertentu.

11

� Karena keseluruhan rute dicoba, maka akan muncul paling tidak satu buah copy paket di titik tujuan dengan waktu paling minimum. Tetapi hal ini akan menyebakan naiknya bebean lalulintas yang pada akhirnya menambah delay bagi rute-rute secara keseluruhan.

2. Statis, fixed (directory) routing � Setiap simpul (node) punya tabel routing dengan field (tujuan,

via) � Tabel routing dibentuk dengan cara terpusat oleh Network

Manager � Statis: perubahan nilai pada tabel routing relatif statis, kecuali

12

� Statis: perubahan nilai pada tabel routing relatif statis, kecuali ada perubahan topologi

� Kelebihan � Rute deterministik � Pengelolaan tabel routing sederhana

� Kerugian: tidak cocok untuk jaringan dengan beban traffic fluktuatif

13

14

� Dinamic Routingmerupakan metode yang paling fleksibel oleh karena dapat secara otomatis beradaptasi atas perubahan-perubahan yang terjadi dalam network.

15

Dua metode: � Random Routing� Dinamic/Adaptif Routing

� Random RoutingPrinsip utama dari teknik ini adalah sebuah node memiliki hanya satu jalur keluaran untuk menyalurkan paket yang datang

16

untuk menyalurkan paket yang datang kepadanya. Pemilihan terhadap sebuah jalur keluaran bersifat acak

� Adaptive (directory) routing: Menggunakan informasi terkini secara dinamis menyangkut topology, load, delay dsb, untuk memilih jalur, berdasarkan kendali kontrol. � Distributed: Setiap simpul dapat menetapkan rute

17

� Distributed: Setiap simpul dapat menetapkan rute berdasarkan informasi tentang beban traffic dan perubahan topologi.

� Centralized: network manager (simpul pusat) mengatur updating tabel di semua simpul jaringan.

� Isolated : setiap router membuat keputusan perutean hanya menggunakan informasi lokal. Tidak ada pertukaran informasi antar router yang bertetangga

� Dinamic routing secara umum dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu Distance vector dan link state.

18

Distance Vector� Mengupdate perubahan topologi setiap 30 detik� setiap router memiliki tabel (vektor) yang berisi informasi jarak

yang bisa diketahui ke setiap tujuan dan saluran yang diketahui yang dipakai untuk menuju ke tujuan tersebut

� Tabel tersebut di-update dengan cara saling bertukar informasi dengan tetangga

19

informasi dengan tetangga

20

Informasi di node Jarak yang ditempuh untuk mencapai node

A B C D E F G

A 0 1 ∞ ∞ 1 ∞ ∞

B 1 0 1 1 ∞ 1 ∞

C ∞ 1 0 ∞ ∞ ∞ ∞

21

D ∞ 1 ∞ 0 ∞ 1 ∞

E 1 ∞ ∞ ∞ 0 ∞ 1

F ∞ 1 ∞ 1 ∞ 0 1

G ∞ ∞ ∞ ∞ 1 1 0

Informasi di node Jarak yang ditempuh untuk mencapai node

A B C D E F G

A 0 1 2 2 1 2 2

22

A 0 1 2 2 1 2 2

B 1 0 1 1 2 1 2

C 2 1 0 2 3 2 3

D 2 1 2 0 3 1 2

E 1 2 3 3 0 2 1

F 2 1 2 1 2 0 1

G 2 2 3 2 1 1 0

Tujuan Biaya Node_berikut

A 2 B

B 1 B

23

1 B

C 2 B

E 3 F

F 1 F

G 2 F

Link state � Membuat tabel routing yang lebih rumit� Mengumpulkan informasi lengkap mengenai topologi dari jaringan.� Memerlukan daya proses yang tinggi dan banyak menggunakan

bandwidthtahapannya:

� Menemukan tetangganya dan mempelajari alamat-alamat

24

� Menemukan tetangganya dan mempelajari alamat-alamatjaringannya.

� Mengukur waktu tunda atau biaya ke masing-masing tetangga.� Membangun paket yang memberitahu semua yang sudah dipelajari.� Mengirimkan paket ke semua router.� Menghitung lintasan terpendek ke setiap router lainnya

Tabel Routing / Routing Table

Setiap mesin yang terhubung kejaringan baik itu host maupun gateway harus membuat suatu keputusan routing.

Bagi host keputusan ini sederhana saja• jika host tujuan berada pada jaringan lokal data dikirim

25

• jika host tujuan berada pada jaringan lokal data dikirim langsung

• jika host tujuan berada pada jaringan remote, data diforward ke gateway.

� Tabel ruting terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute setidaknya terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukkan routing langsung ataupun tak langsung, alamat

26

langsung ataupun tak langsung, alamat router, dan nomor interface.

27

Langkah-langkah proses pencarian pada tabel routing

1. Alamat tujuan datagram di-masking dengan subnet mask host

pengirim dan dibandingkan dengan alamat network host pengirim.

Jika sama, adalah routing langsung dan frame langsung

28

Jika sama, adalah routing langsung dan frame langsung

dikirimkan ke interface jaringan

2. Jika tujuan datagram tidak terletak dalam satu jaringan, periksa

apakah terdapat entri routing yang berupa host dan bandingkan

dengan IP address tujuan datagram. Jika ada entri yang sama,

kirim frame ke router menuju host tersebut

3. Jika tidak terdapat entri host yang cocok pada tabel routing,

gunakan alamat tujuan datagram yang telah di-mask pada

langkah 1 untuk mencari kesamaan pada tabel routing.

29

Periksa apakah ada network/subnetwork di tabel routing yang

sama dengan alamat network tujuan datagram. Jika ada entri

yang sama, kirim frame ke router menuju network/subnetwork

tersebut.

4. Jika tidak terdapat entri host ataupunentri

network/subnetwork yang sesuai dengan tujuan

datagram, host mengirimkan frame ke router default dan

menyerahkan proses routing selanjutnya kepada router

30

menyerahkan proses routing selanjutnya kepada router

default.

5. Jika tidak terdapat router default di tabel routing, semua

host diasumsikan dalam keadaan terhubung langsung.

Dengan demikian host pengirim akan mencari alamat

fisik host tujuan menggunakan ARP.

� membuat tabel routing dapat dilakukan dengan menggunakan protocol routing

� Protocol routing adalah protocol yang digunakan router-router untuk saling bertukar informasi routing setiap selang waktu tertentu

31

setiap selang waktu tertentu� Keunggulan menggunakan protocol routing yang

lain adalah fleksibilitas dan konfigurasi yang umumnya relative sederhana untuk jaringan yang besar

� Protokol routing menggunakan istilah metric dalam menentukan jalur yang terbaik.

� Metric adalah suatu nilai hasil perhitungan algoritma yang dipakai oleh protocol routing

32

algoritma yang dipakai oleh protocol routing� Metric dapat berupa jarak ke tujuan atau

ongkos ke tujuan

Protocol routing yang umum digunakan pada jaringan TCP/IP

� Routing Information Protocol (RIP),Open Shortest Path First (OSPF),

33

� Open Shortest Path First (OSPF), � Border Gateway Protocol (BGP)

� RIP dan OSPF termasuk Interior Gateway Protocol (IGP), yakni protocol yang menangani routing jaringan internet pada sebuah autonomous system, sedangkan BGP termasuk Exterior Gateway Protocol (EGP), yakni menangani routing antar

autonomous system

34

autonomous system

� Autonomous system merupakan jaringan internet yang berada

dalam satu kendali administrasi dan teknis

RIP

� Menggunakan Algorithma distance-vector (Bellman-Ford)

� lambat dalam mengetahui perubahan jaringan � Dapat menyebabkan routing loop

Menggunakan jumlah lompatan dengan 15 hop

35

� Menggunakan jumlah lompatan dengan 15 hop maksimum

� Hanya cocok diimplementasikan untuk network yang kecil

Open Shortest Path First (OSPF)

� Menggunakan algoritma link-state � Tidak menyebabkan routing loop� Cepat mengetahui perubahan pada jaringan dan menjadikan

routing kembali konvergen dalam waktu yang singkat dengan sedikit pertukaran dataSetiap router yang menjalankan OSPF menyimpan peta jaringan

36

� Setiap router yang menjalankan OSPF menyimpan peta jaringan dan menghitung jarak terpendek menuju semua tujuan di jaringan