Modul 4 Membaca Untuk Menulis

27
MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA Membaca untuk Menulis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh TEKNIK TEKNIK SIPIL 04 Drs. Sri Satata, MM Abstract Kompetensi Buku ini akan membahas tentang: pengertian dan jenis-jenis membaca, teknik- teknik membaca cepat, rumus dan cara menghitung KEM, serta berbagai hambatan dalam Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami berbagai

Transcript of Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Page 1: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA

Membaca untuk Menulis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

TEKNIK TEKNIK SIPIL

04 Drs. Sri Satata, MM

Abstract KompetensiBuku ini akan membahas tentang: pengertian dan jenis-jenis membaca, teknik-teknik membaca cepat, rumus dan cara menghitung KEM, serta berbagai hambatan dalam membaca cepat.

Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami berbagai teknik membaca cepat dan menerapkannya dalam lingkungan akademik.

Page 2: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

BAB IV

MEMBACA UNTUK MENULIS

4.1 Standar Kompetensi :

Setelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami

berbagai teknik membaca cepat dan menerapkannya dalam lingkungan akademik.

4.2 Kompetensi Dasar :

(1) Mahasiswa mampu memahami pengertian dan jenis-jenis membaca.

(2) Mahasiswa mampu memahami tahapan-tahapan dan berbagai teknik membaca

cepat.

(3) Mahasiswa mampu memahami cara menghitung Kecepatan Efektif Membaca

(KEM).

(4) Mahasiswa mampu memahami berbagai hambatan dalam membaca cepat serta

mencari solusinya.

4.3 Indikator :

(1) Mampu menjelaskan pengertian membaca.

(2) Mampu menjelaskan jenis-jenis membaca.

(3) Mampu menjelaskan tahapan-tahapan dalam membaca.

(4) Mampu menjelaskan berbagai teknik membaca cepat.

(5) Mampu menjelaskan rumus menghitung Kecepatan Efektif Membaca.

(6) Mampu menghitung Kecepatan Efektif membaca (KEM) yang dicapainya.

(7) Mampu menjelaskan berbagai hambatan dalam membaca cepat.

4.4 Pengertian Membaca

Menurut Anderson dalam Alex dan ahmad HP, membaca ialah suatu proses

untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung

di dalam kata-kata yang tertulis.1

1 Alex dan achmad HP, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, 74.

2012 2

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Adapun menurut Henry Guntur Tarigan, membaca adalah suatu proses yang

dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau media tertulis.2

Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo dalam Alex dan Achmad HP,

membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam

bahan tertulis.3

Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada

hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun

makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut,

pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.

4.5 Tujuan Membaca

Adapun tujuan membaca yang dikemukakan oleh Anderson dalam Alex dan Achmad

HP adalah:

(1) Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk

memperoleh perincian atau fakta-fakta.

(2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic yang baik dan

menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang

dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh

untuk mencapai tujuannya.

(3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan

atau susunan organisasi cerita.

(4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan

seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang

kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka

berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkann atau membaca

inferensi.

2 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008, 7.

3 Alex dan achmad HP, Bahasa Indonesia, 74.

2012 3

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

(5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak

wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita

itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan atau

membaca untuk mengklasifikasikan.

(6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan

ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh

sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh. Ini disebut membaca menilai

atau membaca mengevaluasi.

(7) Membaca untuk menemukan bagaimana cara sang tokoh berubah, bagaimana

hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita

mempunyai persamaan, dan bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini

disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan.4

Sedangkan Nurhadi mengungkapkan bahwa secara umum, tujuan membaca adalah (1)

mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman, (3) memperoleh kesenangan.

Secara khusus, tujuan membaca adalah (1) memperoleh informasi faktual, (2)

memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3)

memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh

kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.5

Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan bahwa

tujuan membaca adalah :

(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;

(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;

(3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;

(4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;

(5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;

(6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.6

4.6 Jenis-jenis Membaca

4 Alex dan achmad HP, Bahasa Indonesia, 76.5 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1987, 11.

6 Nurhadi, Membaca Cepat, 18.

2012 4

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Dari aspek kegiatannya, membaca dibagi menjadi lima macam, yakni:

1. Membaca Keras

Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan

bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti

ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.

2. Membaca dalam Hati

Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk

memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik

membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,

menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.

3. Membaca Cepat

Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan,

akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan

menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu.

4. Membaca Rekreatif

Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan

membaca; biasanya bahan bacaan diambil dari cerpen dan novel.

5. Membaca Analitik

Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis;

menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang

tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.

Menurut Tarigan jenis membaca adalah sebagai berikut7:

(1) membaca nyaring

Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik.

Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat

membaca. 

7 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai, 11.

2012 5

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

(2) membaca dalam hati.

Membaca dalam hati, terdiri atas :

a) membaca ekstensif

Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas.

Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang

digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar

memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan

singkat.

Membaca Ekstensid dibagi menjadi:

membaca survey

membaca sekilas

membaca dangkal

b) membaca intensif

membaca telaah isi:

membaca teliti

membaca pemahaman

membaca kritis

membaca ide-ide

membaca telaah bahasa:

membaca bahasa

membaca sastra

Nurhadi menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah

kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.8

(1) Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan

(a) mengenali ide pokok paragraf;

(b) mengenali tokoh cerita dan sifatnya;

(c) menyatakan kembali ide pokok paragraf;

(d) menyatakan kembali fakta bacaan;

(e) menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter

tokoh, dll.

(2) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:

(a) menafsirkan ide pokok paragraf;

(b) menafsirkan gagasan utama bacaan;

8 Nurhadi, Membaca Cepat, 28.

2012 6

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

(c) membedakan fakta/detail bacaan;

(d) menafsirkan ide-ide penunjang;

(e) memahami secara kritis hubungan sebab akibat;

(f) memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.

(3) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan:

(a) mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;

(b) menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang

problematis;

(c) menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.

(4) Kemampuan menganalisis ditandai dengan:

(a) memeriksa gagasan utama bacaan;

(b) memeriksa detail/fakta penunjang;

(c) mengklasifikasikan fakta-fakta;

(d) membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan;

(e) membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.

(5) Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:

(a) membuat simpulan bacaan;

(b) mengorganisasikan gagasan utama bacaan;

(c) menentukan tema bacaan;

(d) menyusun kerangka bacaan;

(e) menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;

(f) membuat ringkasan.

(6) Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:

(a) menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara

keseluruhan;

(b) menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;

(c) menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau

fantasi pengarang;

(d) menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan;

(e) menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan

yang dibuat; menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran

kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya.

2012 7

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

4.7 Proses Membaca

Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di

antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up

menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu

menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu

menurut Harjasujana9 sama dengan pendapat Flesch yang mengatakan bahwa

membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu.

Begitu juga menurut pendapat Fries dalam Harjasujana bahwa membaca sebagai

kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola

yang terdiri atas lambang-lambang grafis.10

Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian,

yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan

aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan

komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan

penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan

pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8)

mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-

simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang

bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan

maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat

referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari

sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun

asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan

interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk

memahami materi yang dibaca.

4.8 Periode Membaca

1. Prabaca

Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan

materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca,

9 Ahmad S. Harjasujana, Keterampilan Membaca, Jakarta: Karunika, 1986, 34.

10 Ahmad S. Harjasujana, Keterampilan, 35.

2012 8

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya.

Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap

itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.

Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk

membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk.

(1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun

pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar

pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang

dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat

Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa

mengembangkan membaca secara efektif ,dan bisa mengatur waktunya secara

fleksibel.

2. Saat-baca

Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini

dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks

bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal

memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236)

mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-

baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang

dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun.

Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara

menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan

tersebut.

3. Pasca-baca

Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk

membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata

yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran

pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali

dan aplikasi.

2012 9

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

4.9 Teknik-teknik Membaca Cepat

A. Membaca Scanning

Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah

membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui

banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim, membaca memindai

penting untuk meningkatkan kemampuan membaca.11 Teknik membaca ini berguna

untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per

kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai,

seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih

cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk

keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan

sebagainya, perlu lebih detil membacanya.

Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara

cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halaman-halaman buku. Membaca

dengan teknik memindai artinya menyapu halaman buku untuk menemukan sesuatu

yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat

keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu.

Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi

dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata,

kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata

bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata.

Langkah-langkah Scanning :

(1) Perhatikan penggunaan urutan seperti ‘angka’, ‘huruf’, ‘langkah’, ‘pertama’,

‘kedua’, atau ‘selanjutnya’.

(2) Carilah kata yang dicetak tebal, miring atau yang dicetak berbeda dengan teks

lainnya.

(3) Terkadang penulis menempatkan kata kunci di batas paragraf

Langkah atau proses scanning yang lain yakni: Scanning dilakukan dengan

cara:

(1) Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah menemukan

informasi yang telah ditetapkan,

(2) Setelah ditemukan kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap

dari informasi yang dicari, dan

11 Farida Rahim, Pengajaran membaca di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, 18.

2012 10

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

(3) Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik berkaitan dengan karakteristik

yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap

halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan

pembalikan untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya).

Tujuan Adapun tujuan dari membaca scanning yaitu:

(1) Mencari informasi dalam buku secara cepat,

(2) Scanning merupakan teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang

telah ditentukan pembaca,

(3) Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum kegiatan scanning dilakukan,

pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.

(4) Mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks. Biasanya, ini dilakukan jika

Anda telah mengetahui dengan pasti apa yang Anda cari sehingga berkonsentrasi

mencari jawaban yang spesifik.

Contoh Membaca scanning/memindai misalnya membaca mencari arti kta di kamus,

menbaca acara siaran di Telivisi, membaca daftar pejalanan, memcari nomor telepon

di buku telepon,membaca daftar menu makan di rumah makan, membaca jadwal

pelajaran,mencari pada papan pengumuman, mencari topik pada daftar isi sebuah

buku dll

B. Membaca Skimming

Pengertian Membaca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat untuk

mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan.12 Membaca layap dibutuhkan untuk

mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi

paragraf, dan menemukan gagasan umum dengan cepat Mikulecky & Jeffries dalam

Farida Rahim.13

Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau

membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming

dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan

bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat

dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami

tema besarnya.

12 Farida Rahim, Pengajaran membaca, 37.

13 Farida Rahim, Pengajaran membaca, 40.

2012 11

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Selain untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah teks. Untuk mengetahui

apakah suatu artikel sesuai dengan apa yang kita cari. Untuk menilai artikel tersebut,

apakah menarik untuk dibaca lebih lanjut secara mendetail. Kecepatan membaca

secara skimming biasanya sekitar 3-4 kali lebih cepat dari membaca biasa.

Langkah-langkah Skimming :

(1) Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan

teks tersebut.

(2) Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih

jauh tentang topik tersebut.

(3) Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraph.

(4) Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit

luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya.

(5) Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut.

Tujuan Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu halaman,

sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu ketrampilan membaca yang

diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan,

seperti hal berikut:

(1) Untuk mengenali topik bacaan. Apabila anda pergi ke toko buku atau

perpustakaan dan ingin mengetahui pembahasan apa dalam buku yang anda pilih

itu, anda melakukan skimming beberapa menit (atau browsing). Skimming untuk

melihat bahan yang akan dibaca, sekadar untuk mengetahui bahan tersebut, juga

dilakukan orang untuk memilih artikel di majalah dan surat kabar (kliping).

(2) Untuk mengetahui pendapat orang (opini). Disini anda sudah mengetahui topik

yang dibahas, yang anda butuhkan adalah pendapat penulis itu terhadap masalah

tersebut. Misalnya, tulisan tajuk surat kabar; anda mungkin cukup membaca

paragraf pertama atau akhir yang biasanya memuat kesimpulan yang dibuat oleh

penulisnya (redaksi).

(3) Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca

seluruhnya. Anda perlu melihat semua bahan itu untuk memilih ide yang bagus,

tetapi tidak membaca secara lengkap

(a) Untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu

disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antarbagian bacaan itu.

Mungkin secara kronologi, membandingkan, atau bentuk lain. Skimming

berguna untuk memilih bahan yang perlu dipelajari dan didingat. Skimming

2012 12

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

berguna untuk survei buku sebelum dibaca, seperti dapat dilihat pada uraian

SQ3R sebelum ini.

(b) Untuk penyegaran yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan ujian

atau sebelum menyampaikan ceramah. Skimming ini juga disebut sebagai

review (tinjau balik).

Contoh

Skimming untuk mendapatkan gagasan utama dari sebuah halaman buku teks

sehingga dapat memutuskan apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih

pelan dan mendetail. apakah buku tersebut berguna dan perlu dibaca lebih pelan dan

mendetail. scanning untuk menemukan nomor tertentu pada direktori telepon, kata

dalam kamus. Strategi Langkah-langkahskimming: Baca judul, sub judul dan

subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut. Perhatikan

ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang

topik tersebut. Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf Jangan membaca kata per

kata. Biarkan mata Anda melakukan skimmingkulit luar sebuah teks. Carilah kata

kunci atau keyword-nya Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut 

4.10 Rumus Menghitung Kecepatan Efektif Membaca

a.

KWm

× BSI

= . .. . .. .. .. . Kpm

b.

KWd : 60

× BSI

= . . .. .. . .. .. . .. .. Kpm

c.

KWd

(60 ) × BSI

= . . .. .. . .. .. . .. Kpm

Keterangan :

a. K = Jumlah kata yang dibaca

b. Wm = Waktu tempuh baca dalam satuan menit

c. Wd = waktu tempuh baca dalam satuan detik

d. B = Skor dari jawaban yang benar

e. SI = Skor ideal/skor maksimal

f. Kpm = Kata permenit

2012 13

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

4.11 Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat14

A. Rendahnya Motivasi

Sering kali saat  membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan bacaan.

Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita membaca dengan lambat

dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca.

Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah : selalu tanyakan pada diri kita sendiri

AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah 5W1H

untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan.

B. Sulit berkonsentrasi

Ketika kita  tidak berkonsentrasi,  informasi yang diterima oleh mata yang diteruskan

ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan pemahaman

atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan ini disebut

sebagai regresi.

Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang menyenangkan dan

nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan

yang cukup. Agar bisa menyerap informasi dengan maksimal, posisi alfa  (posisi

duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki menyentuh lantai) saat membaca

sangat dianjurkan.

C. Hambatan dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya

1. Vokalisasi ( Membaca dengan bersuara)

Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara lantang,

ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam).

Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan di

leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca dengan

bersuara.

Tips Mengatasinya :

Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan letakkan

tangan di leher.

2. Gerakan Bibir

14 http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/, diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 13.20WIB

2012 14

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan

membuat kecepatan baca menjadi melambat 4 kali dibandingkan jika membaca

dengan diam/tanpa bersuara.

Tips Mengatasinya :

Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas.

Mengunyah permen karet

Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.

3. Gerakan Kepala

Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan menguasai

penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita menggerakkan kepala

dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Saat dewasa,

jangkauan penglihatan kita telah mampu menguasai penampang tersebut secara

optimal, sehingga seharusnya mata saja yang bergerak.

Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak-

gerakkan kepala dengan menggesernya.

Tips Mengatasinya :

Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama

membaca. Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti

Anda masih menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk

menghentikannya.

Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda

bergerak, terasa dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk menghentikan

gerakan itu.

Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan

menyadarinya. Berusahalah untuk menghentikannya.

4. Menunjuk Dengan Jari

Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk kata

demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering

dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca, Karena

gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.

Tips Mengatasinya :

Memasukkan tangan ke saku ketika membaca

Memegang buku selama membaca.

5. Regresi

2012 15

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata yang

terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk

membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang

disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa kurang  yakin

dalam memahami kata atau kalimat sebelumnya.

Tips Mengatasinya :

Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada

detail.

Bila anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.

Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.

6. Subvokalisasi

Yakni melafalkan kata-kata  dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga menghambat

karena konsentrasi akan lebih terfokus pada ‘bagaimana melafalkan dengan benar’,

dan bukannya ‘memahami ide’ yang terkandung dalam kata-kata tersebut.

Tips Mengatasinya :

Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga mata dapat

menangkap beberapa kata sekaligus. Dengan cara ini, otak akan menyerap

informasi berdasarkan ide ‘garis besar’nya yang terdiri dari gabungan kata,

dan tak terpaku pada pelafalannya.

4.12 Ringkasan

Membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca

untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam

proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan

dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.

Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan bahwa tujuan membaca adalah :

(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;

(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih;

(3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;

(4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;

(5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;

(6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.15

15 Nurhadi, Membaca Cepat, 18.

2012 16

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Jenis-jenis membaca:

(1) membaca keras

(2) membaca dalam hati

(3) membaca cepat

(4) membaca rekreatif

(5) membaca analitik

Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu:

(1) mengamati simbol-simbol tulisan,

(2) menginterprestasikan apa yang diamati,

(3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis,

(4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan

pengetahuan yang telah dipunyai,

(5) membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca,

(6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan

dan fakta-fakta baru,

(7) membangun asosiasi,

(8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya,

(9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi

yang dibaca.

Periode membaca terdiri dari:

(1) Pra-baca

(2) Saat-baca

(3) Pacsa-baca

DAFTAR PUSTAKA

Alex dan achmad HP. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Harjasujana,Ahmad S.1986. Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika.

http://supersuga.wordpress.com/2009/08/04/hambatan-membaca-cara-mengatasinya/, diakses tanggal 25 Juli 2012 jam 13.20WIB

2012 17

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id

Page 18: Modul 4 Membaca Untuk Menulis

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan,Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

2012 18

Nama Mata Kuliah dari ModulPusat Bahan Ajar dan eLearning

Dosen Penyusun http://www.mercubuana.ac.id