Modul 4 etikologial

66

Transcript of Modul 4 etikologial

Kebidanan/001/2/2013

MODUL 4a

ASPEK HUKUM PRAKTEK KEBIDANAN

PENULIS:

Siti Patimah ,SST,M.Keb

Sariestiya, SST.,M.Pd.

PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN

PUSDIKLATNAKES BADAN PPSDM KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2013

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

1 1

Daftar Isi

Kata PengantarDaftar isiPendahuluan 3Kegiatan Belajar 1: Hukum kesehatan dalam kebidanan

Tujuan pembelajaran umum 5Tujuan Pembelajaran khusus 5Pokok – pokok materi 5Pengenalan hukum 6Pengantar Hukum Kesehatan 8Aspek hukum dalam praktik kebidanan 10Malpraktik 12Rangkuman 14Tes formatif 15Tugas 19

Kegiatan Belajar 2 : Standar praktek kebidananTujuan pembelajaran umum 20Tujuan Pembelajaran khusus 20Standar praktek kebidanan 22Rangkuman 26Tes formatif 27Tugas 31

Kegiatan Belajar 3 : Standar Pelayanan KebidananTujuan pembelajaran umum

Tujuan Pembelajaran khusus

32

32

Definisi 33Manfaat 33Format 34

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

2

Dasar hukum 34Standar Praktek Kebidanan 35Rangkuman 40Tes formatif 41Tugas 45

Kegiatan Belajar 4 : Peraturan dan Perundang - UndanganTujuan pembelajaran umum 46Tujuan pembelajaran khusus 46Kepmenkes RI No.1464/Menkes/2010 47Undang – undang tentang aborsi 47Undang – undang tentang adopsi 48Undang – undang no. 13 tahun 2003 50Permenkes tentang rekam medis 51Rangkuman 53Tes Formatif 54Tugas 58

Tes akhir 59Acuan pustaka 63Lampiran 64

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

3 3

Pendahuluan

Selamat berjumpa bagi para Mahasiswa Pendidikan Jarak Jauh D3 Kebidanan pada Mata Kuliah Etikole-gal dalam Praktik Kebidanan. Tahukah AndaPerkembangan era globalisasi akan meningkatkan kritisi masyarakat terhadap pelayanan kebidanan. Berb-agai permasalahan yang muncul di seputar praktik profesi bidan terkait dengan etika dan hukum akan men-ciptakan kajian yang mendalam un-tuk tantangan persiapan bidan terkait masalah yang berhubungan dengan hukum. Hal ini karena ada keterkaitan atau daerah bersinggungan antara pe-layanan kebidanan, etika dan hukum atau terdapat “grey area “

Modul 4a berjudul “ Aspek Hu-kum Praktek Kebidanan“ ini merupakan modul ke 7 dari 8 modul untuk mata kuliah ”Etikolegal dalam Praktik Ke-bidanan” Modul ini membahas hukum kesehatan dalam kebidanan, standar praktek kebidanan, standar pelayanan kebidanan, dan Peraturan dan Undang – undang. Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar. Keempat ke-

giatan tersebut disusun dalam urutan sebagai berikut:

1. Kegiatan belajar 1 : Hukum Kese-hatan dalam kebidanan

2. Kegiatan belajar 2 : Standar Praktek Kebidanan

3. Kegiatan belajar 3 : Standar Pe-layanan Kebidanan

4. Kegiatan belajar 4 : Peraturan dan Perundang - undangan

Setelah mempelajari modul ini Anda mampu : 1) Memahami dan Menjelaskan Hukum kesehatan dalam Kebidanan, 2) Menjelaskan dan mem-praktekkan standar praktek kebidanan 3) Memahami dan mempraktekkan standar pelayanan kebidanan, 4) Men-jelaskan Peraturan dan perundang – undangan.Hukum yang dipakai dalam pelayanan kebidanan adalah tatan-an representasi kepentingan nega-ra,bangsa dan masyarakat khususnya perempuan dan anak.Menurut socra-tes,hukum merupakan fondasi paling

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

4

utama sebuah negara, negara akan hancur apabila hukum tidak lagi ber-fungsi. Manusia adalah srigala bagi yang lain,makhluk yang dikuasai oleh nafsu nafsu alamiah untuk memper-juangkan kepentingannya sendiri. Bagi manusia manusia seperti inilah apabi-la tidak hukum,maka demi mengejar kepentingan diri.

Proses pembelajaran untuk ma-teri Hukum Kesehatan dalam layanan kebidanan yang akan Anda ikuti dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti langkah langkah belajar se-bagai berikut :

1) Pahami dulu mengenai kegiatan pembelajaran dari mulai tahap awal sampai akhir

2) Lakukan observasi layanan ke-bidanan yang dilakukan oleh bidan di sarana pelayanan ditinjau dari sudut Aspek hukum dan perundan-gan.

3) Pelajari terlebih dahulu kajian bela-jar 1 dan lakukan tugas yang diber-ikan

4) Keberhasilan proses pembelajaran anda dalam mata kuliah ini sangat tergantung kepada kesungguhan anda dalam mengerjakan tugas.

5) Bila anda menemui kesulitan, si-lahkan hubungi dosen pengajar/pembimbing yang mengampu mata kuliah ini.

Selamat belajar, semoga anda sukses memahami materi yang di-uraikan dalam modul 4 ini.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

5 5

Hukum Kesehatan dalam KebidananKegiatan Belajar I

1. Menjelaskan pengenalan hukum

2. Menjelaskan pengantar hukum keseha-tan

3. Memahami aspek hukum dalam praktik kebidanan

4. Menjelaskan malpraktik

TUJUAN

Pembelajaran Khusus

1. Pengenalan Hukum

2. Pengantar Hukum Kesehatan

3. Aspek Hukum dalam Praktik Kebidanan

4. Malpraktik

POKOK

Materi

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu memahami dan menjelaskan hukum kesehatan dalam kebidanan.

TUJUAN

Pembelajaran Umum

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

6

Uraian Materi

Perkembangan era globalisasi akan meningkatkan kritisi masyarakat terhadap pelayanan kebidanan . Berb-agai permasalahan yang muncul di seputar praktik profesi bidan terkait dengan etika dan hukum akan men-ciptakan kajian yang mendalam un-tuk tantangan persiapan bidan terkait masalah yang berhubungan dengan hukum. Hal ini karena ada keterkaitan atau daerah bersinggungan antara pe-layanan kebidanan, etika dan hukum atau terdapat “grey area “

A. Pengenalan hukum

Apa itu hukum ?

Ilmu hukum adalah kumpulan pengetahuan tentang hukum yang telah dibuat sistematikanya. Kum-pulan peraturan hukum disebut se-bagai hukum. Pengertian lain hukum adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat.

Hukum diperlukan untuk mewu-judkan keadilan, keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya. Hukum

bertujuan untuk memberikan pen-gayoman bagi manusia. Hukum juga bertujuan untuk mewujudkan apa yang berguna atau berfaedah bagi orang, yakni mewujudkan ke-bahagiaan sebanyak – banyaknya.

Indonesia adalah negara hu-kum. Suatu negara hukum mempu-nyai ciri sebagai berikut :

ada super of law

ada landasan hukum untuk setiap kegiatan negara

ada jaminan hak asasi

ada proses peradilan yang bebas

Peranan hukum yaitu memper-lancar dan mendukung :

• Sosial kontrol

• Sosial inter action

• Sosial Enginering

Sumber hukum formal adalah :

Perundang – undangan

Kebiasaan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

7 7

Traktat (perjanjian internasional publik)

Yurisprudensi

Doktrin (pendapat pakar)

Sekarang perhatikan gambar beri-kut ini ! dan jelaskan pendapat anda pada titik – titik di bawah ini.

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

Terima kasih ada sudah memberikan pendapat, untuk memperjelas pema-haman anda marilah kita simak uraian berikut ini.

Pelanggaran norma hukum dike-nai sanksi atau hukuman. Sanksi yang dijatuhkan oleh hakim tidak hanya berupa perintah untuk memulihkan keadaan semula dan mengganti se-gala kerugian yang disebabkan oleh pelanggar hukum itu, tetapi ditambah

hukuman. Pelanggaran norma hukum ditindak dengan pasti oleh negara. Tindakan yang diambil oleh alat nega-ra terhadap pelanggaran hukum tidak boleh sewenang – wenang, tetapi ha-rus menurut hukum yang berlaku. Tata tertib hukum memuat norma – norma tentang pelaksanaan hukum itu sendiri: pertama dapat berupa kewajiban dan kedua menyangkut hukum itu sendiri.

Hukum secara hakiki harus pasti dan adil, pasti sebagai pedoman kelakuan: dan adil karena pedoman kelakuan itu harus menunjang suatu tatanan yang dinilai wajar, karena hanya bersifat adil dan dilaksanakan dengan pasti , hukum dapat menjalankan fungsinya. Disini termasuk bahwa alat – alat neg-ara dalam menjamin pelaksanaan hu-kum bertindak sesuai dengan norma hukum itu sendiri. Kita tentunya tidak ingin keadilan hukum seperti gambar di bawah ini bukan ?

Hukum positif adalah hukum yang berlaku ditempat tertentu pada wak-tu tertentu. Hukum sebagai subsistem dari sistem masyarakat . Macam – ma-cam hukum adalah sebagai berikut ;

• Hukum perdata dan hukum pub-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

8

lik

• Hukum material dan hukum for-mal

• Hukum perdata, hukum pidana, hukum tatanegara/tata usaha negara, hukum internasional

B. Pengantar hukum kesehatan

Apakah hukum kesehatan itu ?

Pernahkah anda mendengar kasus seorang dokter yang dituntut ke pen-gadilan oleh pasien karena di sangka melakukan kelalaian ??.........

Untuk memahami materi ini per-tama marilah kita pelajari pandangan undang – undang terhadap kesehatan.

Kesehatan merupakan hak asasi ma-nusia dan salah satu unsur kesejahter-aan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa indonesia. Setiap hal yang menyebabkan gang-guan kesehatan akan menimbulkan

kerugian bagi ekonomi. Oleh karena itu dalam undang – undang keseha-tan ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan “kesehatan “ adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spriritu-al, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif se-cara sosial dan ekonomis.

Pemerintah Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan melak-sanakan ketertiban dunia (alinea 4 Undang – undang Dasar 1945). Pem-bangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut semua segi kehidupan, baik fisik, mental, maupun sosial ekonomi. Sumber hukum (health law) secara umum dapat kita temukan da-lam :

1. Peraturan hukum tertulis yang dikeluarkan oleh lembaga negara yang berwenang.

2. Kebiasaan sebagai peraturan per-ilaku yang tidak tertulis

3. Yurisprudensi tetap yang berupa putusan pengadilan; dan

4. Doktrin atau ajaran ilmu penge-tahuan yang berupa teori, kon-sep, norma yang dapat ditemu-kan dalam kepustakaan.

Sumber hukum kesehatan di Indo-nesia dapat ditemukan dalam :

1. Peraturan hukum tertulis, seperti undang – undang;

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

9 9

2. Kebiasaan yang tidak tertulis;

3. Yurisprudensi tetap; dan

4. Doktrin/ajaran ilmu pengetahuan

Kesehatan merupakan hak asasi ma-nusia dan salah satu unsur kesejahter-aan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita bangsa indonesia . Hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan manusia dimulai dari tiga hak asasi, yaitu :

1. The right to health care ( hak un-tuk mendapat pelayanan kese-hatan )

2. The right to self determination (hak untuk menentukan nasib sendiri)

3. The right to information ( hak un-tuk mendapat informasi)

Konsep hukum pemeliharaan kese-hatan tidak tumbuh dengan sendirin-ya, melainkan berakar dari ketiga hak asasi tersebut diatas yang diadopsi dari mata rantai pasal 25 The United Nations Universal Declaration of Hu-man Right 1948 dan pasal 1 The United Nation International Concention Civil and Political Rights 1966.

Menurut Leemen hukum kesehatan disusun sebagai berikut :

“Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang langsung ber-hubungan dengan pemeliharaan kes-ehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administratif. dalam hubungan terse-but pula pedoman internasional, hu-kum kebiasaan, dan juga yurisprudensi berkaitan dengan pemeliharaan kese-hatan, hukum otonom, ilmu, dan litera-tur menjadi sumber hukum kesehatan. “

Berdasarkan pendapat Leemen dia-tas, karena Bidan merupakan kelompok profesi kesehatan profesional dan pro-vider dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak yang terkait langsung den-gan upaya kesehatan maka pendapat tersebut patut menjadi bahan kajian.

Meskipun sampai saat ini belum ada Undang – undang praktik bidan, tetapi yang perlu dipersiapkan adalah bagaimana peningkatan pemahaman bidan tentang etika dan aspek hu-kum yang terkait, termasuk didalam-nya mengenai hukum kesehatan. Hal tersebut harus dicermati mengingat pentingnya menjaga mutu dan kuali-tas pelayanan kebidanan serta tuntut-an akan tampilan bidan dalam koridor sikap yang etis profesional, disisi lain tuntutan masyarakat semakin tinggi akan kualitas pelayanan.

Gambaran tentang adanya hubun-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

10

gan antara etika dan hukum berkait dengan ruang lingkup masing – mas-ing dengan jalur yang berbeda. Tetapi pada persoalan yang bersinggungan antara keduanya maka penilainnya ter-diri dari dua jalur yang masing – mas-ing mempunyai sudut pandang dan cara mengidentifikasi atau menilai, tolok ukur dan sangsi – sangsi. Gamba-ran adanya jalur etik dan hukum dapat dideskripsikan di bawah ini :

1. Etika profesi bersifat intern (self imposed regulation)

2. Majelis disiplin bersifat sebagai hukum publik (ada unsur pemer-intah)

3. Hukum bersifat berlaku umum (si-fat memaksa)

Berdasarkan paparan diatas maka pemahaman bidan tentang etika, hu-kum dan hukum kesehatan merupa-kan hal yang penting bagi bidan dalam menjalankan praktik profesinya. Hal ini untuk menghindari bidan dari kesala-han, kelalaian dan sanksi hukum baik perdata atau hukum pidana.

C. Aspek hukum dalam paktik ke-bidanan

Bidan merupakan suatu profe-si yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi. Standar profe-si bidan yang terbaru adalah diatur dalam Kepmenkes RI No.369/Menk-es/SK/III/2007.

Praktik bidan juga didasarkan pada hukum dan peraturan perun-dang – undangan yang mengatur dan berkaitan dengan praktik bidan dan hukum kesehatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh bidan merupa-kan suatu profesi yang didasarkan pada pendidikan formal tertentu, baik untuk mencari nafkah maupun bukan untuk mencari nafkah. Dalam praktik bidan juga terikat oleh suatu etika profesi.

Hubungan hukum (perikatan) antara bidan dengan pasien ter-bentuk atas dasar perjanjian atau undang – undang (pasal 1233 Kitab Undang – Undang Hukum Perda-ta ). Di dalam perikatan selalu ada prestasi. Prestasi adalah member-ikan sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Menurut Chandrawila terdapat dua doktrin hukum perikatan antara, yaitu :

1. Perikatan hasil, prestasinya be-rupa hasil tertentu

2. Perikatan ikhtiar, prestasinya berupa hasil tertentu.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

11 11

Hubungan perikatan antara bidan dengan pasien termasuk dalam kategori perikatan ikhtiar. Bidan berupaya semaksimal mun-gkin, sebagai contoh perikatan atas dasar perjanjian adalah ketika pa-sien datang ke tempat praktik bidan untuk mendapatkan pelayanan kebidanan, maka perikatan yang terjadi atas dasar perjanjian. Perjan-jian adalah ikatan antara satu orang dengan orang lain atau lebih, yang selalu menimbulkan hak dan kewa-jiban timbal balik. Perjanjian selalu merupakan perbuatan hukum.

Perikatan bidan dengan ru-mah sakit adalah dalam hubungan ketenagakerjaan, yaitu terbentuk hubungan antara rumah sakit se-bagai pemberi kerjaan dan bidan sebagai penerima kerja. Berlaku ketentuan tentang ketenagakerjaan (UU No.13/2003). Menurut Chan-drawila hak bidan yang bekerja di rumah sakit adalah :

1. Mendapat kepastian hukum dengan dibuatnya hospital by laws

2. Mendapat imbalan jasa yang sesuai dengan kahlian dan pen-galaman masing – masing

3. Mendapatkan kenyamanan dan keamanan kerja

4. Mendapat perlindungan hukum

Adapun kewajiban bidan di rumah Sakit adalah :

1. Bekerja sesuai standar profesi bidan

2. Mematuhi seluruh ketentuan rumah sakit

3. Bekerja sama dengan dokter atau sejawat lain.

Hak Rumah sakit adalah :

1. Mendapatkan jasa pelayanan kebidanan yang maksimal

2. Dipatuhi seluruh ketentuan Rumah sakit termasuk hospital by laws

Kewajiban Rumah sakit adalah :

1. Membayar imbalan jasa ber-dasarkan kepatutan dan kepan-tasan

2. Menghargai keterampilan dan pengalaman bidan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

12

3. Memberikan perlindungan hukum

4. Memberikan kenyamanan dan keamanan kerja

5. Membuat ketentuan hukum untuk kepastian hukum

D. Malpraktik

Berdasarkan gambar diatas, kemukan pendapat anda tentang situasi tersebut.......!!

Malpraktik berasal dari kata “mal” yang berarti salah dan “prak-tik” yang berarti pelaksanaan atau tindakan, sebagai arti harafiahnya adalah “ pelaksanaan atau tindakan yang salah “. Lazimnya istilah ini ha-nya digunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah dalam

rangka pelaksanaan suatu profesi (profesional misconduct) .

Tidak banyak masyarakat yang paham bahwa perikatan yang terjadi antara health receiver dan health care providemerupakan perikatan upaya. Dengan demikian konsekuensi huk-umnya, bidan atau rumah sakit tidak dibenahi kewajiban untuk mewujud-kan hasil berupa kesembuhan, me-lainkan hanya dibebani kewajiban melakukan upaya benar dan sesuai standar yaitu suatu tingkat kualitas layanan medis yang menggambar-kan telah diterapkan ilmu, pengeta-huan, pertimbangan, dan perhatian yang layak sebagaimana yang telah dilakukan oleh dokter/bidan pada umumnya dalam mengahadapi situ-asi dan kondisi yang sama pula.

Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut legal malpractice. Setiap malpraktik yuridik sudah pasti malpraktik etik, tetapi tidak semua malpraktik etika merupakan malpraktik yuridik.

Kesalahan atau kelalaian dalam praktik kebidanan sering dimaknai sama. Sebenarnya ada perbedaan. Kesalahan berarti ada unsur kesen-gajaan sedangkan kelalaian berarti tidak ada unsur kesengajaan. Dise-but kesalahan atau kelalaian apa-bila menimbulkan kerugian. Tanpa kerugian tidak ada ganti rugi dan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

13 13

tanpa kesalahan atau kelalaian ti-dak ada ganti rugi.

Untuk lebih memperdalam pe-mahaman, terlebih dahulu marilah kita pelajari tentang pengertiannya.

Pengertian

Malpraktik etik adalah bidan melakukan tindakan yang ber-tentangan dengan etika kebidanan. Sedangkan etika bidan merupakan seperangkat standar etis, prinsip,a-turan, dan norma yang berlaku.

Menurut Albert R.Jonsen dkk, empat hal yang harus dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kes-ehatan seperti dokter/bidan untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan moral adalah berikut ini :

1. Menentukan indikasi medisnya

2. Mengetahui apa yang menjadi pilihan pasien untuk dihormati

3. Mempertimbangkan dampak tindakan yang akan dilakukan terhadap mutu pelayanan ke-hidupan pasien.

4. Mempertimbangkan hal – hal konstekstual yang terkait den-gan kondisi pasien, misalnya : aspek sosial, ekonomi, hukum, budaya dan sebagainya.

Legal malpractice

Legal malpractice masih dibagi menjadi tiga kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar :

a. criminal malpractice (malprak-tik pidana)

b. civil malpractice (malpraktik perdata)

c. administrative malpractice (ing-kar janji)

Criminal malpractice (malpraktik pidana )

Malpratik pidana terjadi apabila pasien meninggal dunia atau men-galami cacat akibat dokter atau bidan lainnya kurang hati – hati atau kurang cermat dalam melaku-kan upaya penyembuhan terhadap pasien yang meninggal dunia atau cacat tersebut. Suatu perbuatan dapat dikategorikan Criminal mal-praktice yaitu : pertama, perbuatan tersebut (baik positive act mau-pun negative act ) harus merupa-kan perbuatan tercela (actus reus): kedua dilakukan dengan sikap ba-tin yang salah (means rea), yaitu berupa kesengajaan (intensional), kecerobohan (recleness), atau keal-paan (negligence).

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

14

Selamat anda telah selesai mengi-kuti kegiatan belajar 1. Setelah mengi-kuti pembelajaran maka dapat kita simpulkan :

Hukum adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat. Hukum bertu-juan untuk mewujudkan apa TES FOR-MATIF

1. yang berguna atau berfaedah bagi orang, yakni mewujudkan kebahagiaan sebanyak – banyak-nya.

2. Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan pemeli-haraan kesehatan dan penera-pan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administratif. dalam hubungan tersebut pula pedoman internasional, hukum kebiasaan, dan juga yurisprudensi berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu, dan literatur menjadi sumber hu-kum kesehatan. “

3. Malpraktikmenurut arti hara-fiahnya adalah “ pelaksanaan atau tindakan yang salah “. Kes-

alahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum dise-but legal malpractice.

Rangkuman

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

15 15

Test Formatif

Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan melingkari salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar

1. Himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat.

a. Norma

b. Etika

c. Hukum

d. Peraturan

e. Undang - undang

2. Merupakan sumber hukum formal.

a. Sosial kontrol

b. Traktat

c. Sosial inter action

d. Sosial Enginering

e. Hak asasi manusia

3. Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spriritual, maupun sosial yang me-mungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekono-mis.

a. Produktif

b. sehat

c. Sakit

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

16

d. Kesehatan

e. Normal

4. Konsep hukum pemeliharaan kesehatan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan berakar dari hak asasi berikut ini :

a. The right to health care

b. To self determination

c. The information

d. Right Health

e. Health care

5. Semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan pemeli-haraan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administratif . Merupakan pernyataan hukum kesehatan menurut....

a. The United Nations Universal Declaration of Human Right 1948

b. The United Nation International Concention Civil and Political Rights 1966.

c. Declaration of human right

d. Political right

e. Leemen

6. Standar profesi bidan diatur oleh....

a. Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007.

b. Kepmenkes RI No.1464/Menkes/SK/X/2010

c. Permenkes RI No.369/Menkes/SK/VII/2007

d. Undang – undang No.32 Tahun 1992

e. Undang – undang No. 36 Tahun 2009

7. Ketika pasien datang ke tempat praktik bidan untuk mendapatkan pe-layanan kebidanan, maka perikatan yang terjadi antara pasien dan bidan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

17 17

yaitu.....

a. Perikatan hak

b. Perikatan kewajiban

c. Perikatan hukum

d. Perikatan hasil

e. Perikatan Ikhtiar

8. Ikatan antara satu orang dengan orang lain atau lebih, yang selalu menim-bulkan hak dan kewajiban timbal balik.

a. Hukum

b. Perjanjian

c. Kesepakatan

d. Ikatan

e. Perikatan

9. Bidan atau rumah sakit tidak dibenahi kewajiban untuk mewujudkan hasil berupa kesembuhan, melainkan hanya dibebani kewajiban melakukan up-aya benar dan sesuai standar.

a. Perikatan hak

b. Perikatan kewajiban

c. Perikatan ikhtiar

d. Perikatan hasil

e. Perikatan hukum

10. Suatu perbuatan dikategorikan Criminal malpraktice apabila :

a. Merupakan perbuatan tercela

b. Berupa kesengajaan (intensional),

c. Kecerobohan (recleness)

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

18

d. Kealpaan (negligence).

e. Benar semua

Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang ter-dapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemu-dian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = ----------------------------------------------- X 100

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = Baik sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup

< 70 % = Kurang

Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-giatan belajar 1 ini sampai anda betul-betul menguasai isi dari materi kegia-tan belajar 1. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat. Berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

19 19

Untuk lebih memperdalam pemahaman anda tentang Pokok bahasan ini maka Lakukanlah kajian tentang masalah hukum yang pernah dialami bidan. Kasus dapat diambil dari kejadian yang dimuat media massa atau yang ada di daerah anda sendiri.

Sistematika penulisan sesuai dengan petunjuk praktek pada modul 4b. Se-lamat mengerjakan.....

Tugas

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

20

Standar Praktek KebidananKegiatan Belajar II

1. Menjelaskan tentang pengertian stan-dar praktek kebidanan

2. Menjelaskan tentang standar praktek kebidanan

TUJUANPembelajaran Khusus

1. Praktik kebidanan

2. Standar I - IX

POKOKMateri

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda diharapkan mampu menganalisis, mempraktekkan keterampilan memilah dan berkomunikasi dalam praktek kebidanan.

TUJUANPembelajaran Umum

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

21 21

Sebelum kita membahas ten-tang standar praktek kebidanan marilah kita lihat tentang pengertian – pengertian dasarnya :

Pengertian

Standar adalah ukuran atau parame-ter yang digunakan sebagai dasar un-tuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah ditetapkan.

Praktik kebidanan adalah implementa-si dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga, dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan.

Penentuan standar profesi selalu ber-kaitan erat dengan situasi dan kondisi dari tempat standar profesi itu berlaku. Sebagai tenaga kesehatan yang pro-fesional maka bidan dalam melaku-kan tugasnya wajib memenuhi standar profesi sesuai dengan apa yang din-

yatakan dalam UU No. 23/92 Tentang kesehatan, bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewa-jiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

Menurut pasal 53 UU No.23/92 Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petun-juk dalam menjalankan profesi secara baik. Menurut Chandrawila dalam menjalankan profesinya seorang tena-ga kesehatan perlu berpegang pada tiga ukuran umum yaitu :

1. Kewenangan

2. Kemampuan rata – rata

3. Ketelitian yang umum

Kewenangan bidan diatur dalam Per-menkes No.1464/Menkes/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik bidan. Bidan dalam menjalank-an praktik berwenang untuk memberi-kan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus:

a. Melaksanakan tugas kewenan-gan sesuai standar profesi

Uraian Materi

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

22

b. Memiliki keterampilan dan ke-mampuan untuk tindakan yang dilakukan

c. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya

d. Bertanggungjawab atas pe-layanan yang diberikan dan be-rupaya secara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan atau janin.

Kewenangan seorang tenaga kes-ehatan adalah kewenangan hukum yang dipunyai oleh seorang tenaga kesehatan untuk melaksanakan peker-jaannya. Kewenangan ini memberikan hak kepada tenaga kesehatan untuk bekerja sesuai dengan bidangnya. Ke-wenangan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain yang disah-kan oleh yang berhak mensahkan.

Menurut chandrawila kemampuan rata – rata adalah kemampuan mini-mal yang harus dipunyai oleh seorang tenaga kesehatan dalam melakukan pekerjaannya dan ukuran dari kemam-puan rata –rata seorang tenaga kese-hatan adalah kemampuan yang diukur dengan kemampuan dari tenaga kese-hatan lainnya yang mempunyai keahl-ian di bidang yang sama, pengalaman yang sama dan di tempat yang sama.

Ukuran ketelitian adalah ketelitian

yang umum dari setiap tenaga keseha-tan dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai profesional. Ketelitiannya ti-dak diukur secara ekstrim, tetapi yang umum dilakukan oleh para tenaga kesehatan dengan bidang keahlian di bidang yang sama, pengalaman yang sama dan ditempat yang sama.

Standar praktik kebidanan dibuat dan disusun oleh Organisasi profesi bidan (PP IBI) berdasarkan kompeten-si inti bidan, dimana kompetensi ini lahir sebagai bukti bahwa bidan telah menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dimiliki bidan sebagai hasil belajar dalam pen-didikan.

Berikut ini adalah Standar Prak-tik Kebidanan yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

STANDAR PRAKTIK BIDAN

A. Standar I : Metode Asuhan

Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen asuhan kebidanan dengan langkah : Peng-umpulan data dan analisis data, penentuan diagnosa perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan doku-mentasi.

Definisi operasional :

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

23 23

1. Adanya format manajemen ke-bidanan yang sudah terdaftar pada catatan medis

2. Format manajemen kebidanan terdiri dari : format pengumpu-lan data, rencana format penga-wasan resume dan tindak lanjut catatan kegiatan dan evaluasi.

Berikutnya standar 2 yaitu pengka-jian, sebagai berikut :

B. Standar II : Pengkajian

Pengumpulan data tentang sta-tus kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan di-analisis.

Definisi operasional :

1. Ada format pengumpulan data

2. Pengumpulan data dilakukan secara sistematis, terfokus,yang meliputi data :

a. Demografi identitas klien

b. Riwayat penyakit terdahulu

c. Riwayat kesehatan reproduk-si

d. Keadaan sehat saat ini terma-suk kesehatan reproduksi

e. analisis data

3. Data dikumpulkan dari

a. Klien/pasien, keluarga dan sumber lain

b. Tenaga kesehatan

c. Individu dalam lingkungan terdekat

4. Data diperoleh dengan cara :

a. Wawancara

b. Observasi

c. Pemeriksaan fisik

d. Pemeriksaan penunjang

C. Standar III : Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan.

Definisi Operasional :

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

24

1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien / suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai dengan we-wenang bidan dan kebutuhan klien 2. Diagnosa kebidanan dirumuskan dengan padat, jelas sistematis men-garah pada asuhan kebidanan yang diperlukan oleh klien

D. Standar IV : Rencana Asuhan

Rencana Asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan Definisi Operasional : 1. Ada format rencana asuhan ke-bidanan 2. Format rencana asuhan ke-bidanan terdiri dari diagnosa, ren-cana tindakan dan evaluasi

E. Standar V : Tindakan

Tindakan kebidanan dilak-sanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien : tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien Definisi Operasional : 1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi 2. Format tindakan kebidanan terdi-ri dari tindakan dan evaluasi 3. Tindakan kebidanan dilak-sanakan sesuai dengan rencana dan

perkembangan klien 4. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau tugas kolab-orasi 5. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan etika kebidanan ser-ta mempertimbangkan hak klien aman dan nyaman 6. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia

F. Standar VI : Partisipasi Klien

Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningka-tan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan Definisi Operasional : 1. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang : • status kesehatan saat ini

• rencana tindakan yang akan dilaksanakan

• peranana klien/keluarga dalam tindakan kebidanan

• peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan

• sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

25 25

2. Klien dan keluarga bersama-sa-ma dengan petugas melaksanakan tindakan kegiatan

G. Standar VII : Pengawasan

Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus me-nerus dengan tujuan untuk menge-tahui perkembangan klien

Difinisi Operasional : 1. Adanya format pengawasan klien 2. Pengawasan dilaksanakan se-cara terus menerus sitematis untuk mengetahui keadaan perkemban-gan klien 3. Pengawasan yang dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan

H. Standar VIII : Evaluasi

Evaluasi asuhan kebidanan dilak-sanakan terus menerus seiring dengan tindakan kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari ren-cana yang telah dirumuskan. Definisi Operasional : 1. Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakan tindakan kebidanan. Klien sesuai dengan standar uku-ran yang telah ditetapkan 2. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah diru-

muskan 3. Hasil evaluasi dicatat pada for-mat yang telah disediakan

I. Standar IX : Dokumentasi

Asuhan kebidanan didokumenta-sikan sesuai dengan standar do-kumentasi asuhan kebidanan yang diberikan. Definisi Operasional : 1. Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen ke-bidanan 2. Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang bertanggung jawab 3. Dokumentasi merupakan buk-ti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

26

a. Standar adalah ukuran atau parameter yang digunakan se-bagai dasar untuk menilai ting-kat kualitas yang telah disepa-kati dan mampu dicapai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Sebagai tenaga kesehatan profesional maka bidan harus bekerja sesuai dengan standar profesi.

b. Dalam menjalankan profesinya seorang tenaga kesehatan per-lu berpegang pada tiga ukuran umum yaitu :Kewenangan , Ke-mampuan rata – rata dan Kete-litian yang umum.

c. Standar praktik kebidanan dib-uat dan disusun oleh Organisasi profesi bidan (PP IBI) berdasar-kan kompetensi inti bidan . Standar Praktek Kebidanan ter-diri dari IX standar.

Rangkuman

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

27 27

Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan melingkari salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar

1. Pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik .

a. Standar

b. Praktik kebidanan

c. Standar profesi

d. Kode etik

e. Legal aspek

2. Kewenangan bidan diatur dalam ......

a. Kepmenkes RI No.369/Menkes/SK/III/2007.

b. Kepmenkes RI No.1464/Menkes/SK/X/2010

c. Permenkes RI No.369/Menkes/SK/VII/2007

d. Undang – undang No.32 Tahun 1992

e. Undang – undang No. 36 Tahun 2009

3. Kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain yang disahkan oleh yang ber-hak mensahkan.

a. Kewenangan

b. Ketelitian

c. Kemampuan

Test Formatif

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

28

d. Pengaruh

e. Kewajiban

4. Analisis data.

a. Standar I

b. Standar II

c. Standar III

d. Standar IV

e. Standar V

5. Hal ini dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan , terdiri dari diagnosa, ren-cana tindakan dan evaluasi....

a. Metode asuhan

b. Pengkajian

c. Diagnosa kebidanan

d. Rencana asuhan

e. Implementasi

6. Merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

a. Standar V

b. Standar VI

c. Standar VII

d. Standar VIII

e. Standar IX

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

29 29

7. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah dirumuskan .

a. Standar V

b. Standar VI

c. Standar VII

d. Standar VIII

e. Standar IX

8. Dilaksanakan secara terus menerus sistematis untuk mengetahui keadaan perkembangan klien, selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan.

a. Standar V

b. Standar VI

c. Standar VII

d. Standar VIII

e. Standar IX

9. Standar I

a. Metode asuhan

b. Pengkajian

c. Diagnosa kebidanan

d. Rencana asuhan

e. Implementasi

10. Standar V

a. Metode asuhan

b. Pengkajian

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

30

c. Diagnosa kebidanan

d. Rencana asuhan

e. Tindakan

Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang ter-dapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemu-dian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = ----------------------------------------------- X 100

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = Baik sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup

< 70 % = Kurang

Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-giatan belajar 2 ini sampai anda betul-betul menguasai isi dari materi kegia-tan belajar 2. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat. Berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

31 31

Jika Anda seorang bidan yang ditugaskan di daerah terpencil dengan jarak yang cukup jauh ke pusat rujukan dan menemukan kasus ibu yang mengalami perdar-ahan karena plasenta previa. Apa yang akan anda lakukan berkaitan dengan stan-dar praktek kebidanan yang anda pelajari!

Buatlah pendapat anda dan susun dalam bentuk makalah sesuai acuan dalam modul 4b

Tugas

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

32

Standar Pelayanan KebidananKegiatan Belajar III

1. Menyimpulkan definisi

2. Menyimpulkan manfaat

3. Menyimpulkan format

TUJUANPembelajaran Khusus

1. Definisi2. Manfaat3. Format 4. Dasar hukum5. Standar pelayanan kebidanan

POKOK

Materi

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda diharapkan mampu menyimpulkan dan mempraktekkan standar pelayanan kebidanan.

TUJUAN

Pembelajaran Umum

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

33 33

Kasus :

Seorang perempuan datang ke tempat praktek bidan bermaksud memerik-sakan kehamilannya. Bidan kemudian melakukan pemeriksaan, karena ter-buru – buru bidan tidak cuci tangan terlebih dahulu. Ia juga langsung saja memeriksa tanpa melakukan pengkaji-an data lebih dulu.

Berdasarkan kasus diatas, sekarang kemukakan pendapat anda pada titik – titik dibawah ini apakah bidan tersebut sudah sesuai standar.

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

..............................................................................

Untuk lebih jelasnya mari kita lihat uraian tentang standar pelayanan ke-bidanan beikut ini :

A. DEFINISI

Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) adalah rumusan tentang penampi-

lan atau nilai diinginkan yang mam-pu dicapai, berkaitan dengan pa-rameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatan kes-ehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

B. MANFAAT

Apa saja manfaat standar pe-layanan ?

Standar pelayanan kebidanan mempu-nyai beberapa manfaat sebagai beri-kut:

1. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan

2. Melindungi masyarakat

3. Sebagai pelaksanaan, pemeliha-raan, dan penelitian kualitas pe-layanan

4. Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam men-jalankan praktek sehari-hari.

5. Sebagai dasar untuk menilai pe-

Uraian Materi

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

34

layanan, menyusun rencana pela-tihan dan pengembangan pendi-dikan.

C. FORMAT

Dalam membahas tiap standar pe-layanan kebidanan digunakan for-mat bahasan sebagai berikut:

1. Tujuan merupakan tujuan standar

2. Pernyataan standar berisi per-nyataan tentang pelayanan ke-bidanan yang dilakukan, dengan penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan.

3. Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat diatur.

4. Perasyarat yang diperlukan (mis-alnya, alat, obat, ketrampilan) agar pelaksana pelayanan dapat menerapkan standar.

5. Proses yang berisi langkah-lang-kah pokok yang perlu diikuti un-tuk penerapan standar

D. DASAR HUKUM

Apa saja yang menjadi Dasar hukum penerapan SPK ?

........................................................................

........................................................................

........................................................................

........................................................................

Cocokan jawban anda dengan uraian di bawah ini

1. Undang-undang kesehatan No-mor 23 tahun 1992

Menurut Undang-Undang Kese-hatan Nomer 23 tahum 1992 ke-wajiban tenaga kesehatan adalah mematuhi standar profesi tenaga kesehatan, menghormati hak pa-sien, menjaga kerahasiaan identi-tas dan kesehatan pasien, mem-berikan informasi dan meminta persetujuan (Informed consent), dan membuat serta memeliha-ra rekam medik.Standar pro-fesi tenaga kesehatan adalah pedoman yang harus dipergu-nakan oleh tenaga kesehatan sebagai petunjuk dalam men-jalankan profesinya secara baik. Hak tenaga kesehatan adalah memperoleh perlindungan hu-kum melakukan tugasnya sesuai dengan profesi tenaga kesehatan serta mendapat penghargaan.

2. Pertemuan Program Safe Moth-erhood dari negara-negara di wilayah SEARO/Asia tenggara ta-hun 1995 tentang SPK

Pada pertemuan ini disepaka-ti bahwa kualitas pelayanan ke-bidanan yang diberikan kepada setiap ibu yang memerlukannya

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

35 35

perlu diupayakan agar memenuhi standar tertentu agar aman dan efektif. Sebagai tindak lanjutnya, WHO SEARO mengembangkan Standar Pelayanan Kebidanan. Standar ini kemudian diadapta-sikan untuk pemakaian di Indo-nesia, khususnya untuk tingkat pelayanan dasar, sebagai acuan pelayanan di tingkat masyarakat. Standar ini diberlakukan bagi semua pelaksana kebidanan.

3. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan. Pada BAB I yaitu tentang KETENTUAN UMUM pasal 1 ayat 6 yang berbunyi Standar profe-si adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam melaksanakan profesi se-cara baik.

Pelayanan kebidanan yang ber-mutu adalah pelayanan ke-bidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan serta penyelengga-raannya sesuai kode etik dan standar pelayanan pofesi yang telah ditetapkan. Standar profesi pada dasarnya merupakan kes-epakatan antar anggota profesi sendiri, sehingga bersifat wajib menjadi pedoman dalam pelak-sanaan setiap kegiatan profesi

E. STANDAR PRAKTEK KEBIDANAN

Standar Pelayanan Kebidananan terdiri dari 24 Standar, meliputi :

1. Standar Pelayanan Umum (2 stan-dar)

Standar 1: Persiapan untuk Ke-hidupan Keluarga Sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluar-ga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehami-lan, termasuk penyuluhan keseha-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

36

tan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi ke-hamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang ti-dak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

Standar 2: Pencatatan dan Pelapo-ran

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu registrasi. Semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diber-ikan kepada setiap ibu hamil/bersa-lin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Di samping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya mas-yarakat yang berkaitan dengan ibu hamil dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.

2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memer-iksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pe-mantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4x pe-layanan antenatal. Pemeriksaan me-liput anamnesis dan pemantauan ibu janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenali kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS, infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainn-ya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5 : Palpasi dan Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan ab-dominal dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehami-lan; serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

37 37

janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan dan melakukan ru-jukan tepat waktu.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pence-gahan, penemuan, penanganan dan rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hi-pertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini se-tiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda ser-ta gejala preeklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang te-pat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untu memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di-samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-ti-ba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kun-jungan rumah untuk hal ini.

3. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Bidan menilai secara tepat bahwa persalian sudah mulai, kemudian memberikan asuhan dan peman-tauan yang memadai, dengan mem-perhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman

Bidan melakukan pertolongan per-salinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat

Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

Bidan melakukan penegangan tali

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

38

pusat dengan benar untuk mem-bantu pengeluaran plasenta dan se-laput ketuban secara lengkap

Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui Episi-otomi

Bidan mengenali secara tepat tan-da-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

Standar 13 : Perawatan Bayi Baru La-hir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan per-nafasan spontan mencegah hipok-sia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau meru-juk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menan-gani hipotermia.

Standar 14 :Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komp-likasi dalam dua jam setelah persali-nan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya

kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

Standar 15 :Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan sela-ma masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu pros-es pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta mem-berikan penjelasan tentang keseha-tan secara umum, kebersihan pero-rangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imu-nisasi dan KB.

5. Standar Penanganan Kegawatdaru-ratan Obstetri-Neonatal (9 standar)

Standar 16 : Penanganan Perdarah-an dalam Kehamilan pada Trimester III

Bidan mengenali secara tepat tan-da dan gejala perdarahan pada ke-hamilan, serta melakukan pertolon-gan pertama dan merujuknya.

Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta merujuk dan/atau memberi-

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

39 39

kan pertolongan pertama

Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama/macet serta melakukan penanganan yang me-madai dan tepat waktu atau meru-juknya

Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor

Bidan mengenali kapan diperlu-kan ekstraksi vakum, melakukann-ya dengan benar dalam memberi-kan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.

Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta

Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan perto-longan pertama termasuk plasenta manualdan penanganan perdarah-an, sesuai dengan kebutuhan.

Standar 21 : Penanganan Perdarah-an Post Partum Primer

Bidan mampu mengenali perdara-han yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perda-rahan post partum primer) dan segera melakukan pertolongan per-tama untuk mengendalikan perdar-ahan.

Standar 22 : Penanganan Perdarah-an Post Partum Sekunder

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan per-tama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya.

Standar 23 : Penanganan Sepsis Pu-erperalis

Bidan mampu mengamati secara te-pat tanda dan gejala sepsis puerper-alis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi, mengu-sahakan bantuan medis yang diper-lukan dan memberikan perawatan lanjutan.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

40

SPK merupakan rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan pa-rameter yang telah ditetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan.Standar Pe-layanan Kebidananan terdiri dari 24 Standar.

Rangkuman

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

41 41

Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan melingkari salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar

1. Bukan manfaat SPK :

a. Standar pelayanan berguna dalam penerapan norma tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan

b. Melindungi petugas kesehatan

c. Sebagai pelaksanaan, pemeliharaan, dan penelitian kualitas pelayanan

d. Untuk menentukan kompetisi yang diperlukan bidan dalam menjalankan praktek sehari-hari.

e. Sebagai dasar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan pengembangan pendidikan.

2. Format bahasan SPK, kecuali :

a. Tujuan merupakan tujuan pelayanan kesehatan yang diberikan

b. Pernyataan standar berisi pernyataan tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan, dengan penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan.

c. Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan da-lam bentuk yang dapat diatur.

d. Perasyarat yang diperlukan (misalnya, alat, obat, ketrampilan) agar pelaksa-na pelayanan dapat menerapkan standar.

e. Proses yang berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk penera-pan standar

3. Dasar hukum penerapan SPK, kecuali :

Test Formatif

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

42

a. Permenkes No 900/MENKES

b. Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992

c. Pertemuan Program Safe Motherhood dari negara-negara di wilayah SEA-RO/Asia tenggara tahun 1995

d. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002

e. Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010

4. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat se-cara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur merupakan isi pernyataan standar :

a. 3

b. 4

c. 5

d. 6

e. 7

5. Standar 16 membahas tentang :

a. Persiapan kehamilan

b. Penanganan Retensio plasenta

c. Penanganan Perdarahan Kehamilan Trimester I

d. Penanganan Perdarahan Kehamilan Trimester III

e. Resusitasi Neonatus

6. Penanganan kegawatan pada eklampsia adalah bahasan standar :

a. 15

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

43 43

b. 16

c. 17

d. 18

e. 19

7. Bidan melakukan palpasi abdominal adalah bahasan standar no :

a. 4

b. 5

c. 6

d. 7

e. 8

8. Bahasan standar 20 yaitu :

a. Penanganan Retensio plasenta

b. Penanganan sepsis puerperalis

c. Penanganan anemia dalam kehamilan

d. Pencatatan dan pelaporan

e. Penanganan pada partus lama

9. Penanganan sepsis puerperalis dibahas pada standar :

a. 20

b. 21

c. 22

d. 23

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

44

e. 24

10. Penanganan perdarahan post partum primer dibahas pada standar :

a. 20

b. 21

c. 22

d. 23

e. 24

f.

Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang ter-dapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemu-dian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = ----------------------------------------------- X 100

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = Baik sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup

< 70 % = Kurang

Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-giatan belajar 3 ini sampai anda betul-betul menguasai isi dari materi kegia-tan belajar 3. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat. Berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

45 45

Lakukanlah kajian tentang ketidaksesuaian pelaksanaan standar pertolongan persalinan yang dilakukan oleh bidan.

Buat laorannya dalam bentuk makalah sesuai panduan penyusunan makalah di modul 4b.

Tugas

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

46

Peraturan dan Perundang-undanganKegiatan Belajar IV

1. Menyimpulkan Kepmenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010

2. Menyimpulkan Undang – undang ten-tang aborsi

3. Menyimpulkan Undang – undang ten-tang adopsi

4. Menyimpulkan Undang – undang no. 13 tahun 2003

5. Menyimpulkan Permenkes tentang rekam medis

TUJUAN

Pembelajaran Khusus

1. Kepmenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010

2. Undang – undang tentang aborsi3. Undang – undang tentang adopsi4. Undang – undang no. 13 tahun 20035. Permenkes tentang rekam medis

POKOK

Materi

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda diharapkan mampu memahami dan menyimpulkan peraturan dan perundangan yang melandasi praktek bidan.

TUJUAN

Pembelajaran Umum

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

47 47

Peraturan perundang – undangan dan undang – undang yang terkait dengan praktik bidan diantaranya :

A. Kepmenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010

Merupakan pengganti dari Kepmen-kes RI No.900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Kepmenkes ini terdiri dari 7 Bab dan 30 pasal

a. Bab I Ketentuan umum

b. Bab II Perizinan

c. Bab III Penyelenggaraan praktik

d. Bab IV Pencatatan dan pelapo-ran

e. Bab V Pembinaan dan penga-wasan

f. Bab VI Ketentuan peralihan

g. Bab VII Ketentuan penutup

Untuk lebih lengkapnya silahkan anda mencari di buku atau web-site.

B. Undang – undang tentang Aborsi

Pengguguran kandungan mer-upakan tindak pidana kejahatan ter-hadap kemanusiaan. tidak ada batas umur kehamilan yang boleh digu-gurkan.

Dasar hukum abortus adalah se-bagai berikut :

a. KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa orang

1. KUHP pasal 299 berisi men-genai :

Ayat 1 memberikan harapan untuk pengguguran diancam 4 tahun penjara atau pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.

Ayat 2 Mengambil keuntun-gan dari pengguguran terse-but sebagai pencaharian atau kebiasaan, jika dia seorang tabib, bidan, apoteker, huku-man 4 tahun penjara ditam-bah sepertiganya.

Ayat 3 Menggugurkan kand-ungan orang menjadi suatu profesi atau pencaharian, maka dicabut haknya untuk melakukan pencaharian itu

Uraian Materi

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

48

2. KUHP pasal 346 :

Seorang wanita dengan sen-gaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

3. KUHP pasal 347:

Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seo-rang wanita tanpa persetu-juannya diancam dengan pidana penjara maksimal 12 tahun.

4. KUHP pasal 348:

Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seo-rang wanita dengan persetu-juannya atau mengakibatkan matinya wanita tersebut, di-ancam pidana penjara lima tahun enam bulan, paling lama tujuh tahun.

5. KUHP pasal 349:

Seorang dokter, bidan dan apoteker membantu melaku-kan kejahatan tersebut dalam pasal 346,347,dan 348 maka pidana yang ditentukan da-lam pasal tersebut ditam-bah dengan sepertiga dan dapat dicabut haknya untuk

menjalankan mata pencah-arian dalam mana kejahatan dilakukan.

b. Undang – undang Kesehatan No.36 Tahun 2009

C. Undang – Undang tentang Adop-si

........................................................................

.........................................................................

Adopsi adalah suatu proses pener-imaan seorang anak dari seseorang atau lembaga organisasi ketangan orang lain secara sah diatur dalam perundang – undangan. Adopsi juga berarti memasukkan anak yang diketa-huinya sebagai anak orang lain keda-lam keluarganya dengan status fungsi sama dengan anak kandung.

Adopsi juga diartikan sebagai per-buatan hukum, dimana seseorang yang cakap mengangkat seorang anak orang lain menjadi anak sahnya. Adop-

apa adopsi ?

apa

adopsi ?

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

49 49

si tidak berarti memutuskan hubungan darah dengan orang tua kandungnya, tetapi secara hukum terbentuk hubun-gan hukum sebagai orang tua dan anak.

Pada kasus sehari – hari dalam pe-layanan kebidanan sering terjadi ketika si ibu yang telah ditolong persalinannya dengan sengaja meninggalkan bayinya di rumah bersalin. Maka bidan harus hati – hati dalam mengambil langkah, jan-gan membuat surat kelahiran den-gan mengatasnamakan orang lain yang bukan ibu dari bayi tersebut, karena berarti mengaburkan asal – usul orang.

Menurut anda bagaimana seha-rusnya langkah bidan menghadapi situasi ini ?

Hukum perdata tentang adopsi me-liputi :

a. Anak yang diadopsi; hanya anak laki – laki, terjadi nilai diskrimi-natif dan patriakal.

b. Bahwa yang dapat mengadopsi anak adalah pasangan suami is-

teri, janda atau duda.

c. Kebolehan mengadopsi, baru boleh mengadopsi bila tidak melahirkan keturunan laki – laki.

d. Anak yang boleh diadopsi; anak laki – laki belum kawin, belum diadopsi orang lain, umur leb-ih muda minimal 10 tahun dari ayah angkatnya, jika janda lebih muda 15 tahun dari ibu angkat-nya.

e. Syarat persetujuan adalah meli-puti :

1) Dari suami isteri yang melakukan adopsi

2) Dari orang tua alami anak yang diadopsi

3) Dari ibu anak apabila ayah meninggal

4) Dari anak yang diadopsi sendiri (tidak mutlak)

f. Adopsi berbentuk akta notar-is, yaitu : para pihak datang, jika dikuasakan harus dengan surat kuasa notaris, pernyata-an persetujuan bersama orang tua alami dengan calon orang tua angkat, dengan akta adop-si. Adopsi yang tidak berbentuk notaris, batal secara hukum.

g. Akibat hukum adopsi aadalah sebagai berikut :

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

50

1) Anak mendapat nama keturunan orang tua angkat

2) Anak yang diadopsi diang-gap dilahirkan atauu diang-gap sah

3) Gugur hubungan perdata dengan orang tua alami

4) Adopsi tidak dapat dicabut atas persetujuan bersama

h. Pada hukum perdata adat tidak ada ketentuan jelas, tergantung daerah masing – masing dan garis kekeluargaan yang dianut.

D. Undang – undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Bidan termasuk kategori tenaga kerja, sebagai unsur tenaga ker-ja, bidan juga berhak memperoleh perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat ke-manusiaan. Bidan sebagai tenaga kerja juga berhak mendapat per-lindungan untuk menjamin hak – hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah kerja.

Berikut beberapa pasal yang terdapat dalam Undang – Undang

Ketenagakerjaan :

a. Pasal 81 ayat 1:

Pekerja atau buruh perempuan yang dalam masa haid mera-sakan sakit dan memberitahu-kan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua haid.

b. Pasal 81 ayat 2 :

Pelaksanaan ketentuan se-bagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau per-janjian kerja bersama.

c. Pasal 82 ayat 1:

Pekerja atau buruh perempuan berhak memperoleh istirahat se-lama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.

d. Pasal 82 ayat 2 :

Pekerja atau buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.

e. Pasal 83 :

Pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusu

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

51 51

harus diberi kesempatan sepa-tutnya untuk menyusui anaknya jika hak itu harus dilakukan sela-ma waktu kerja.

f. Pasal 84 :

Setiap pekerja atau buruh yang menggunakan hak waktu istira-hatnya, mendapat upah atau gaji penuh.

E. Rekam medis

Apakah anda tahu tentang rekam medis dan bagaimana adakah keco-cokannya dengan uraian di bawah ini ?

Pengertian

Rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberi-kan kepada pasien selama masa per-awatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat in-formasi yang cukup untuk mengena-li (mengidentifikasi) pasien, mem-benarkan diagnosis & pengobatan serta merekam hasilnya (Huffman EK, 1992 )

Adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pe-layanan lain yang telah diberi-kan kepada pasien (ps 1 ayat (1))Menurut Permenkes No. 269/2008 tentang Rekam Medis / Medical Re-cord

Jenis Rekam Medis.

(Permenkes 269/2008 ps 2 ayat (1)

Ada dua jenis rekam medis yang dikenal saat ini, yaitu :

a. Rekam Medis Konvensional

Merupakan bentuk rekam medis yang ditulis di kertas berupa ber-kas-berkas data

b. Rekam Medik Elektronik

Merupakan bentuk rekam medik yang menggunakan pemanfaatan komputer

Landasan Hukum Penyelengga-raan Rekam Medis :

a. UU no 29 / 2004 tentang Prak-tek Kedokteran,

b. UU no 36 / 2009 tentang Kes-ehatan

c. UU no 44 / 2009 tentang Ru-mah Sakit

d. Kepmenkes no 1333 / 1999 tentang Standar Pelayanan Ru-mah Sakit

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

52

e. PP no 32 /1996 tentang Tena-ga Kesehatan.

f. Kepmenkes no. 034 /1972 ten-tang Perencanaan dan Pemeli-haraan Rumah Sakit

g. Permenkes no 269 /2008 Ten-tang Rekam Medis.

h. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik No. 78 tahun 1991 tentang Penye-lenggaraan Rekam Medik. Surat keputusan ini menjelas-kan rincian penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit

i. Surat Edaran Direktorat Jen-deral Pelayanan Medik No: HK. 00 .06. 1.5.01160 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis

Kegunaan Rekam Medis

1. Sumber informasi medis.

2. Alat komunikasi.

3. Bukti tertulis (documentary evidence)

4. Untuk analisa dan evaluasi kualitas pelayanan.

5. Untuk melindungi kepentingan hokum

6. Untuk penelitian dan pendi-dikan.

7. Untuk perencanaan dan pe-manfaatan sumber daya.

8. Untuk keperluan lain yang ada kaitannya dengan rekam medis.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

53 53

1. Kepmenkes RI No.1464/Menkes/PER/X/2010Merupakan pengganti dari Kepmenkes RI No.900/Menk-es/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Kepmenkes ini terdiri dari 7 Bab dan 30 pasal .

2. Pengguguran kandungan mer-upakan tindak pidana kejahatan terhadap kemanusiaan. tidak ada batas umur kehamilan yang boleh digugurkan. Dasar hukum abor-tus adalah KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa orang KUHP pasal 299 ayat 1,2,3 pasal 346,347,348,349. Undang – un-dang no.36 Tahun 2009

3. Proses penerimaan seorang anak dari seseorang atau lembaga or-ganisasi ketangan orang lain se-cara sah diatur dalam perundang – undangan disebut adopsi.

4. Bidan sebagai tenaga kerja juga berhak mendapat perlindungan untuk menjamin hak – hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta per-lakuan tanpa diskriminasi.

Rangkuman

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

54

Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan melingkari salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar

1. Peraturan perundang – undangan dan undang – undang yang terkait dengan praktik bidan diantaranya.....

a. Undang – undang Aborsi

b. Undang – undang adopsi

c. Undang – undang ketenagakerjaan

d. Rekam media

e. Benar semua

2. Dasar hukum abortus :

a. KUHP Pasal 346

b. KUHP Pasal 343

c. KUHP Pasal 342

d. KUHP Pasal 341

e. KUHP Pasal 340

3. perbuatan hukum, dimana seseorang yang cakap mengangkat seorang anak orang lain menjadi anak sahnya.

a. Abortion

b. Adaptasi

c. Adopsi

d. Actual

Test Formatif

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

55 55

e. Adaption

4. Syarat persetujuan adalah :

a. Dari suami isteri yang melakukan adopsi

b. Dari orang tua alami anak yang diadopsi

c. Dari ibu anak apabila ayah meninggal

d. Dari anak yang diadopsi sendiri (tidak mutlak)

e. benar semua

5. berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pe-meriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

a. Rekaman

b. Catatan

c. Rekam medis

d. dokumentasi

e. CV

6. apabila seorang bidan membantu menggugurkan kandungan seorang perempuan maka pasal yang dikenai pada bidan tersebut adalah :

a. Pasal 349

b. Pasal 348

c. Pasal 347

d. Pasal 346

e. Pasal 345

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

56

7. Seorang bidan menolong persalinan seorang perempuan. Setelah ber-salin perempuan tersebut meninggalkan bayinya di BPM tersebut tanpa sepengetahuan bidan. Langkah yang harus dilakukan bidan adalah.....

a. Mencari perempuan tersebut

b. Menyerahkan bayi ke dinas sosial

c. Memberikan bayi tersebut kepada yang meminta

d. Melapor ke komnas perlindungan anak

e. Melapor ke kantor polisi

8. Yang berhak membuat akta pada pengangkatan anak adalah...

a. Pengacara

b. Kepolisian

c. Notaris

d. Kejaksaan

e. camat

9. Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita den-gan persetujuannya atau mengakibatkan matinya wanita tersebut, dian-cam pidana penjara lima tahun enam bulan, paling lama tujuh tahun.

a. Pasal 349

b. Pasal 348

c. Pasal 347

d. Pasal 346

e. Pasal 345

10 Bidan merupakan tenaga kerja kerja. Bidan juga memiliki hak – hak

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

57 57

dasar pekerja :

a. Wajib bekerja pada hari pertama dan kedua haid.

b. berhak memperoleh istirahat selama 1 bulan sebelum saatnya melahir-kan anak

c. berhak memperoleh istirahat selama dan 2 bulan sesudah melahirkan.

d. berhak mendapat upah atau gaji penuh.

e. tidak diperkenankan menyusukan selama waktu bekerja

Cocokkanlah jawaban Saudari dengan kunci jawaban tes formatif yang ter-dapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Saudari yang benar, kemu-dian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan belajar.

Rumus:

Jumlah jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = ----------------------------------------------- X 100

10

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 – 100 % = Baik sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup

< 70 % = Kurang

Jika tingkat penguasaan Saudari kurang dari 70% silahkan pelajari kembali ke-giatan belajar 3 ini sampai anda betul-betul menguasai isi dari materi kegia-tan belajar 3. Jika tingkat penguasaan Saudari telah 70% atau lebih, selamat. Berarti Saudari telah menguasai seluruh kegiatan belajar ini. Silahkan Saudari lanjutkan ke modul selanjutnya.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

58

Selamat bagi anda para mahasiswa, anda sudah menyelesaikan semua kegiatan belajar. Tugas anda berikutnya adalah :

a. Lakukan pengkajian bagaimana penerapan peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan pelayanan kebidanan.

b. Format pengkajian mengikuti petunjuk pada modul 4b praktikum

Tugas

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

59 59

Test Akhir

Jawablah pertanyaaan dibawah ini dengan melingkari salah satu pilihan jawaban yang anda anggap paling benar

1. Merupakan sumber hukum formal.

a. Sosial kontrol

b. Traktat

c. Sosial inter action

d. Sosial Enginering

e. Hak asasi manusia

2. Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spriritual, maupun sosial yang me-mungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

a. Produktif

b. sehat

c. Sakit

d. Kesehatan

e. Normal

3. Konsep hukum pemeliharaan kesehatan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan berakar dari hak asasi berikut ini :

a. The right to health care

b. To self determination

c. The information

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

60

d. Right Health

e. Health care

4. Kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain yang disahkan oleh yang ber-hak mensahkan.

a. Kewenangan

b. Ketelitian

c. Kemampuan

d. Pengaruh

e. Kewajiban

5. Analisis data.

a. Standar I

b. Standar II

c. Standar III

d. Standar IV

e. Standar V

6. Hal ini dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan , terdiri dari diagnosa, rencana tindakan dan evaluasi....

a. Metode asuhan

b. Pengkajian

c. Diagnosa kebidanan

d. Rencana asuhan

e. Implementasi

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

61 61

7. Merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan.

a. Standar V

b. Standar VI

c. Standar VII

d. Standar VIII

e. Standar IX

8. Peraturan perundang – undangan dan undang – undang yang terkait dengan praktik bidan diantaranya.....

a. Undang – undang Aborsi

b. Undang – undang adopsi

c. Undang – undang ketenagakerjaan

d. Rekam media

e. Benar semua

9. Dasar hukum abortus :

a. KUHP Pasal 346

b. KUHP Pasal 343

c. KUHP Pasal 342

d. KUHP Pasal 341

e. KUHP Pasal 340

10. Bidan merupakan tenaga kerja kerja. Bidan juga memiliki hak – hak dasar pekerja :

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

62

a. Wajib bekerja pada hari pertama dan kedua haid.

b. berhak memperoleh istirahat selama 1 bulan sebelum saatnya melahir-kan anak

c. berhak memperoleh istirahat selama dan 2 bulan sesudah melahirkan.

d. berhak mendapat upah atau gaji penuh.

e. tidak diperkenankan menyusukan selama waktu bekerja.

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

63 63

Chandrawila. (2011) Bahan ajar hukum kesehatan.

Hariningsih W, Nurmayawati D. (2010) Bidan Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.

Irsyad Baitus Salam, Bandung.

Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002

Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010

Setiawan. (2010) Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Trans Info Media, Ja-

karta.

Tammy. (2011).Bahan ajar hukum kesehatan.

Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992

Wahyuni.2009. Etika profesi Kebidanan; Fitramaya; Yogyakarta

Daftar Pustaka

Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan

64

TES FORMATIF 1

TES FORMATIF 2

TES FORMAT-IF 3

TES FORMA-TIF 4

TES

AKHIR

1.C

2.B

3.D

4.A

5.E

6.A

7.E

8.B

9.C

10.E

1.C

2.B

3.A

4.B

5.D

6.E

7.D

8.C

9.A

10.E

1. B

2. A

3.A

4.A

5.D

6.C

7.B

8.A

9.D

10B

1.E

2.A

3.C

4.E

5.C

6.A

7.E

8.C

9.B

10 .A

1.B

2.D

3.A

4.A

5.B

6. D

7.E

8.E

9.A

10 A

Kunci Jawaban